tugas bu agnes

Upload: devy-isela

Post on 26-Feb-2018

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    1/17

    MIKROSKOPIS CANDIDA ALBICANS

    PEWARNAAN GRAM POSITIF

    Pada pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan Gram-positif dapat ditemulan Candida

    albicans dalam bentuk yeast, berbentuk oval dengan diameter kurang lebih 5m dan

    bereproduksi dengan membentuk budding. C. albicans sering juga ditemukan dalam bentuk

    mycelium dengan pseudohyphae dan kadang-kadang dapat ditemukan dalam bentuk septate

    mycelium.

    (a) (b) ()

    Gambar 1. Candida albicans (a) pemeriksaan sputum dengan pewarnaan gram-positif (b)

    bentuk budding yeast ()pseudohyphae (!umber " #a$ser et al, %&&5' ikipedia, %&&5)

    C. albicans dapat tumbuh baik pada media agar !aboroud, tetapi dapat juga tumbuh pada media

    kultur biasa. !etelah proses inkubasi, pada media agar terlihat koloni C. albicans berbentuk

    bulat, berwarna putih dengan permukaan koloni $ang terlihat agak kasar.

    KULTUR

    !pesimen diambil dengan ara swab kemudian dioleskan pada saboraud agar. #ultur tersebutdiinkubasi pada suhu 5-*o+ selama jam. ntuk mengamati germ tube, setelah tumbuh

    koloni, dilakukan pengambilan koloni Candida albicans dengan ose bulat steril kemudian

    dimasukkan ke dalam horse serum &.5ml, digetarkan seara ringan dan diinkubasi selama jam

    pada suhu 5-*o+. /ari larutan tersebut diambil 0 tetes dan diletakkan pada dek glass,

    kemudian ditutup dengan over slip dan diamati dengan mikroskop pada magnifikasi &.

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    2/17

    !pesimen juga ditanam pada corn meal agar untuk mengamati lam$dosphora, luster

    blastoonidia, dan pseudoh$pha. !atu koloni Candida albicans dari biakan primer pada

    !aboraud agar diambil dengan menggunakan ose tajam steril. !elanjutn$a ose ditusukkan pada

    corn mealagar dengan sudut tusukan 5oseban$ak tusukan. 1arak tusukan pertama dan kedua

    adalah 0.5 m. !etiap % tusukan ditutup dengan menggunakan glass over slip dan diinkubasi

    pada suhu &o+ selama jam. 2asil kultur diamati menggunakan mikroskop dengan ara

    mengambil glass over slip dan diletakkan pada glass objek.

    Pertumbuhan Candida albicans ditandai dengan adan$a lam$dosphora $ang merupakan iri

    diagnostik penting dari identifikasi Candida albicans, pseudoh$pha $ang biasa terdapat pada

    sediaan mikroskopik eksudat dan blastoonidia.

    KEROKAN KOH

    /iagnosis andida bisa memakai beberapa spesimen $aitu" kerokan kulit, kuku, dan rambut.

    !elanjutn$a, dalam pemeriksaan mikroskopik digunakan #32 0&-%&4 untuk melihat hifa atau

    artrokonidia. isa dilakukan juga kultur $ang menggunakan agar !aboraud6s kemudian setelah 0-

    minggu diperiksa morfologin$a seara mikroskopik.

    Bahan" kalium hidroksida (#32) 0&4 untuk pemeriksaan langsung, kapas alkohol (*&4), dan

    pewarnaan 7P+ (7atophenol +otton lue) &,&54.

    Cara kerja"

    0. kulit $ang akan diperiksa dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas alkohol *&4.

    %. jika ada kelainan kulit, maka $ang diambil adalah pinggir $ang aktif dari lesi dikerok

    dengan ujung gelas alas atau skalpel. 1ika tak ada kelainan, ambil kerokan kulit dari sela

    jari. 1angan pakai usap kapas untuk mengambil bahan karena bentukn$a mirip hifa

    sehingga akan kesulitan dalam mendeteksi.

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    3/17

    . suspensikan bahan kerokan tadi pada gelas alas $ang sudah dilabel, kemudian berikan 0

    tetes #32 0&4 dan 0 tetes pewarnaan 7P+.

    . tutup dengan kaa penutup.

    5. lalu periksa dibawah mikroskop &8.

    9. dalam pemeriksaan bisa tampak berupa sel ragi, blastospora, atau hifa semu

    SKIN PRICK TEST

    Skin Prick Testadalah salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis $ang ban$ak digunakan

    oleh para klinisi untuk membuktikan adan$a :g; spesifik $ang terikat pada sel mastosit kulit.

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    4/17

    o gunakan material $ang belum kedaluwarsa

    o gunakan ekstrak alergen $ang terstandarisasi

    %. Pesiapan Penderita "

    o ?enghentikan pengobatan antihistamin 5-* hari sebelum tes.

    o ?enghentikan pengobatan antihistamin generasi baru B %-9 minggu sebelum tes.

    o sia " pada ba$i dan usia lanjut tes kulit kurang memberikan reaksi.

    o #ontraindikasi " urtikaria, !7; dan adan$a lesi $ang luas pada kulit, keganasan,limfoma,

    sarkoidosis, diabetes neuropati (penurunan terhadap reaktivitas terhadap tes kulit ini)

    Pr+#e%'r Te# C'k!$"

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    5/17

    B B

    Gambar 1. A. +ara menandai ekstrak alergen $ang

    diteteskan pada lengan

    . !udut melakukan ukit pada kulit

    dengan lanet

    +. +ontoh reaksi hasil positif pada tes ukit

    In$er*re$a#!Skin Prick Test )

    ntuk menilai ukuran bentol berdasarkan The Standardization Committee of Northern

    (Scandinaian!Society of "llergology dengan membandingkan bentol $ang timbul akibat alergen

    dengan bentol positif histamin dan bentol negatif larutan kontrol. Adapun penilaiann$a sebagai

    berikut "

    - entol histamin dinilai sebagai DDD (D)

    - entol larutan kontrol dinilai negatif (-)

    - /erajat bentol D (D0) dan DD(D%) digunakan bila bentol $ang timbul besarn$a antara

    bentol histamin dan larutan kontrol.

    - ntuk bentol $ang ukurann$a % kali lebih besar dari diameter bento histamin dinilai DDD

    D (D).

    /i Amerika ara menilai ukuran bentol menurut ousEuet (%&&0) seperti dikutip @usmono

    sebagai berikut "

    - & " reaksi (-)

    - 0D " diameter bentol 0 mm F dari kontrol (-)

    - %D " diameter bentol 0-mm dari kontrol (-)

    - D " diameter bentol -5 mm F dari kontrol (-)

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    6/17

    - D " diameter bentol 5 mm F dari kontrol (-) disertai eritema.

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    7/17

    dilekatkan pada talam tempel setelah lokasi lekatan ditempeli tinta=talam tempel. iarkan

    dalam waktu tertentu tergantung prosedur uji $ang digunakan. #emudian diamati reaksi kulit

    $ang terjadi pada uji tempel tertutup.

    Panel di uji instruksi sebagai berikut "

    1ika terjadi reksi kuli $ang parah dan tidak tertahankan buka talam tempel dari daerah

    lokasi lekatan $ang terasa sangat gatal dan pedih tanpa mengganggu talam tempel $ang lain

    dan untuk mengurangi keradangan daerah lokasi lekatan dapat kompres dengan air dingin

    tanpa menggangu talam tempel $ang lain.

    1ika panel masih terasa sakit boleh menelan obat analgetik

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    8/17

    ahan $ang bias digunakan adalah bahan $ang biasa seara rutin dan dibiarkan

    menempel di kulit, misaln$a kosmetik, pelembab. ila menggunakan bahan $ang seara rutin

    dipakaki dengan air untuk membilasn$a, misaln$a sampo, pasta gigi, harus dienerkan terlebih

    dahulu. ahan $ang tidak larut dalam air dienerkan atau dilarutkan dalam vaselin atau min$ak

    mineral. Produk $ang diketahui bersifat iritan, misaln$a deterjen, han$a boleh diuji bila diduga

    keras pen$ebab alergi. Apabila pakaian, sepatu, atau sarung tangan $ang diurigai pen$ebab

    alergi maka pengujian dilakukan dengan potongan keil bahan tersebut $ang direndam dalam air

    garam $ang tidak dibubuhi bahan pengawet, atau air, dan ditempelkan di kulit dengan memakai

    #inn chamberdan didiamkan jam. 2asil positif dengan bahan bukan standar perlu ontrol (5

    samapi 0& orang) untuk men$ingkirkan kemungkinan karena iritasi.

    2arus diingat bahwa kortikosteroid dan obat imunosupresan dapat menekan reaksi ini

    sehingga memberi hasil negatif palsu. !etelah itu lakukan anamnesis tentang apakah pernah

    berkontak sebelumn$a dengan antigen $ang akan digunakan, tempat di mana mulai terjadin$a

    ruam dan bagaimana perkembangann$a, riwa$at pengobatan sebelumn$a, hal $ang berhubungan

    dengan timbuln$a ruam, seperti pen$akit $ang berhubungan, pekerjaan, lingkungan, kebiasaan,

    dsb.

    Pengujian

    0. Path test harus dilakukan pada kulit dengan dermatitis $ang tidak jelas

    %. Alergen diampur dengan bahan non-alergi (dasar) dengan konsentrasi $ang sesuai.

    #emudian oleskan pada kulit, biasan$a pada punggung atas

    . Gunakan pita perekat digunakan dan tandai lokasi uji oba

    . /iamkan selama jam, selama itu jangan sampai kena air atau berolahraga karena jika

    pita perekat lepas proses harus diulang

    5. Path tidak boleh terkena sinar matahari atau sumber lain seperti sinar ultraviolet ()

    9. !etelah jam path dilepaskan

    *. Pembaaan dilakukan dilakukan % kali. Pembaaan awal dilakukan satu jam kemudian

    setelah pelepasan pembaaan akhir lakukan jam kemudian. Pembaaan lebih dari

    jam akan meningkatkan hasil positif palsu sebesar 4

    In$er*re$a#! Ha#!

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    9/17

    (-) " negatif

    (:@) " iritasi (kulit merah sekali, ontoh " ruam keringat, folliular pustules, purpura dan burn-

    like reations)

    (D=-) " samar-samar, tidak pasti, meragukan (kemerahan ringan saja, ontoh maula

    eritematosa)

    (D) " reaksi lemah (nonvesikular " eritema, infiltrate, papul)

    (D D) " reaksi kuat (edema atau vesikel)

    (D D D) " reaksi sangat kuat (merah intens, bula atau ulkus)

    (H

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    10/17

    D reation DD reation

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    11/17

    METH,LPREDNISOLONE

    K+m*+#!#!)

    METH,LPREDNISOLONE - m&

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    12/17

    Pemberian kortikosterooid $ang lama merupakan kontraindikasi pada ulkus duodenum

    dan peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan riwa$at pen$akit jiwa, herpes.

    Pasien $ang sedang diimunisasi.

    D+#!#)

    De0a#a)

    /osis awal dari metilprednisolon dapat bermaam-maam dari mg - mg per hari, dosis

    tunggal atau terbagi, tergantung keadaan pen$akit.

    /alam multiple sklerosis"

    3ral 09& mg sehari selama 0 minggu, kemudian 9 mg setiap % hari sekali dalam 0 bulan.

    Anakanak)

    :nsufisiensi - adrenokortikal"

    3ral &,00* mg=kg bobot tubuh atau , mg per m %luas permukaan tubuh sehari dalam dosis

    terbagi tiga.

    In%!ka#! a!n)

    3ral &,0* mg - 0,9* mg per kg berat tubuh atau 0%,5 mg - 5& mg per m% luas permukaan

    tubuh sehari dalam dosis terbagi atau .

    E2ek #am*!n&)

    ;fek samping biasan$a terlihat pada pemberian jangka panjang atau pemberian dalam dosis

    besar, misaln$a gangguan elektrolit dan airan tubuh, kelemahan otot, resistensi terhadap infeksi

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    13/17

    menurun, gangguan pen$embuhan luka, meningkatn$a tekanan darah, katarak, gaangguan

    pertumbuhan pada anak-anak, insufisiensi adrenal, cushing syndrome, osteoporosis, tukak

    lambung.

    Per!n&a$an %an *erha$!an)

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    14/17

    Pen&&++n&an men'r'$ USA #(#$em

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    15/17

    /esonide &.&54 (

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    16/17

    Pada pengobatan jangka panjang dengan preparat $ang mengandung kartikosteroid, dapat timbul

    gejala-gejala hipopigmentasi, atropi kulit dan stria. #adang kala juga terjadi iritasi kulit seperti

    rasa gatal dan rasa panas.

    P;@:HGA

  • 7/25/2019 Tugas Bu Agnes

    17/17

    7oratadine merupakan suatu antihistamin trisiklik $ang bekerja ukup lang (long acting),

    mempun$ai selektifitas tinggi pada reseptor histamin -20 periter dan tidak menimbulkan efek

    sedasi atau antikolinergik.

    Posologi"

    /ewasa dan anak-anak usia di atas 0% tahun" 0 tablet sehari.

    Peringatan dan Perhatian"

    - #arena efek pemakaian loratadine selama kehamilan belum diketahui seara pasti, maka

    loratadine diberikan pada wanita hamil han$a nila manfaatn$a lebih besar dari resikon$a

    terhadap janin.

    - 2ati-hati pemakaian loratadine pada pasien dengan gangguan hati dan gagal ginjal.

    - 7oratadine sebaikn$a tidak diberikan pada ibu men$usui karena dieksekresikan melalui air

    susu.

    - Pemberian loratadine pada anak-anak di bawah 0% tahun keamanann$a belum diketahui dengan

    pasti.

    ;fek !amping"

    7oratadine tidak memperlihatkan efek samping $ang seara klinis bermakna, karena rasa mual,

    lelah, sakit kepala, mulut kering jarang dilaporkan. Irekuensi efek-efek ini pada loratadine

    maupun plaebo tidak berbeda seara statistik.

    :nteraksi 3bat"

    Pemberian loratadine bersama alkohol tidak memberikan efek potensiasi seperti $ang terukur

    pada penampilan psikomotor.

    Pemberian loratadine bersama eritromisin, ketokona>ol J simetidine dapat menghambat

    metabolisme loratadine.