tugas caisson2

Download TUGAS CAISSON2

If you can't read please download the document

Upload: rizka-emilia-lambaga

Post on 22-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hubungan kedalaman laut dengan tekanan

TUGAS KELOMPOK

INDUSTRI DAN KELAUTAN

Oleh :

KELOMPOK V (LIMA)

DEWI NOVIANTI C 121 05 003

HARTATI C 121 05 016

SRI INDRAYANI C 121 05 023

REZKI WAHYUNI C 121 05 038

YULIANA SULAIMAN C 121 05 048

RIZKA AMALIA AZIS C 121 05 051

ELI ZURAIDA C 121 05 063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2008

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Pendahuluan

Manusia adalah makhluk darat; hidup dan bekerja terbaik pada lingkungan sekitar permukaan laut dengan tekanan 1 atm.Bila menyelam setiap bertambah dalam 10 meter, tekanan disekitarnya bertambah 1 atm. Bila menyelam sedalam 40 meter,maka tekanan di sekitarnya sebesar 1 + 4 = 5 atm. Pada tekanan tinggi, yaitu Iebih besar dari 1 atm, disebut hiperbarik, manusia harus melakukan penyesuaian (adjustment). Bila gagal melakukan penyesuaian, maka akan mengalami penyakit penyelaman. Salah satu bentuk penyakit penyelaman adalah penyakit caisson, yang terjadi bila penyelam naik (ascend) dari kedalaman atau dasar laut ke permukaan, tanpa prosedur yang benar.

Untuk mengatasi penyakit Caisson, dikembangkanlah suatu terapi yang disebut terapi oksigen hiperbarik. Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan mutakhir, terapi dengan menggunakan oksigen murni yang mulai marak sekarang, sebenarnya sudah ditemukan sejak hampir empat ratus tahun yang lalu, namun berbagai benturan yang dihadapi membuat dunia kesehatan terkesan kurang mengakui teknik ini. Di Indonesia sendiri terapi oksigen murni dengan mempergunakan ruang hiperbarik mulai dikenal sejak tahun enam puluhan. Namun penggunaannya masih terbatas bagi kalangan penyelam AL yang mengalami penyakit caisson yang terjadi akibat penurunan tekanan yang terlampau cepat dari bawah ke atas permukaan air.

Terapi hiperbarik mungkin baru segelintir orang yang mengenalnya. Di Indonesia, pemanfaatna HBOT pertama kali oleh Lakesla yang bekerja sama dengan RS Angkatan Laut Dr. Ramelan, Surabaya, tahun 1960. Hingga saat ini fasilitas tersebut masih merupakan yang paling besar di Indonesia. Sementara di tempat lain telah tersedia pula fasilitas terapi oksigen hiperbarik, diantaranya adalah RSAL Dr Mintohardjo Jakarta, RSAL Halong Ambarawa, RSAL Midiato, RSP Balikpapan, RSP Cilacap, RSU Makasar, RSU Manado, RSU Sangla Denpasar, dan Diskes Koarmabar.

Dalam perkembangannya barulah terapi oksigen ini dipakai untuk mengatasi penyakit-penyakit seperti luka pada penderita diabetes hingga stroke. Tetapi yang membuatnya menanjak populer sekarang ternyata adalah dengan meningkatnya kebutuhan orang akan hal kecantikan dan kebugaran. Secara perlahan kalangan awam mulai mengenal hal ini hingga baru sekarang teknik terapi ini dikenal orang sebagai terapi modern dalam dunia kesehatan. Sekarang banyak yang menggunakan terapi ini untuk mencegah penuaan, menambah kecantikan dan kebugaran juga mencegah terjadinya kebotakan, dimana melalui sebuah survei mencatat alasan yang cukup tinggi pada pengguna terapi ini.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih jelas mengenai penyakit Caisson dan terapi oksigen hiperbarik sehingga dapat menjadi acuan pembelajaran dan sumber pengetahuan baru bagi mahasiswa ilmu keperawatan..

1.2 Tujuan

Memahami fisiologi penyelaman di laut dalam Mengetahui konsep teori Caisson DiseaseMengetahui perkembangan Terapi Oksigen Hiperbarik

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Fisiologi Penyelaman di Laut Dalam

Bila manusia turun ke dalam laut, tekanan dari sekelilingnya akan meningkat hebat. Untuk menjaga agar paru-paru tidak kolaps, udara yang diberikan juga harus bertekanan tinggi. Darah dalam paru-paru terpapar dengan tekanan gas alveolus yang sangat tinggi, keadaan ini disebut hiperbarik. Bila tekanan yang tinggi ini melebihi batas tertentu, dapat menimbulkan perubahan hebat terhadap fisiologi tubuh.

Hubungan Kedalaman Laut dengan Tekanan.

Sekolom air laut dengan kedalaman 33 kaki akan memberi tekanan terhadap alasnya sama besar dengan tekanan yang diberikan oleh seluruh atmosfer terhadap bumi. Karena itu, seseorang yang berada pada kedalaman 33 kaki di bawah permukaan laut, terpapar oleh tekanan sebesar 2 atmosfer. 1 atmosfer disebabkan tekanan udara di atas laut dan 1 atmosfer lagi berasal dari berat air sendiri. Pada kedalaman 66 kaki tekanannya adalah 3 atmosfer dan seterusnya.

Kedalaman (kaki)

Atmosfer

Permukaan laut

1

33

2

66

3

100

4

133

5

166

6

200

7

300

10

400

13

500

16

Efek Kedalaman Laut terhadap Volume Gas.

Efek penting lain dari kedalaman laut ialah mengecilnya volume gas. Pada kedalaman 33 kaki di bawah permukaan laut, tekanannya menjadi 2 atmosfer, dan volumenya mengecil menjadi setengah liter; dan pada tekanan 8 atmosfer (233 kaki) menjadi seperdelapan liter. Jadi, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. Prinsip fisika ini disebut Hukum Boyle (P1V1 = P2V2), merupakan hukum yang sangat penting pada penyelaman karena tekanan yang meningkat dapat mengecilkan rongga udara dalam tubuh penyelam, termasuk paru-paru, dan sering menimbulkan kerusakan yang serius.

Hal ini dapat kita lihat pada gambar berikut ini.

1 liter

33 KAKI

Permukaan Laut

100 KAKI

233 KAKI

liter

1/8 liter

liter

2.2 Efek Tekanan Parsial Gas yang Tinggi terhadap Tubuh

Gas-gas yang sering berkaitan dengan pernapasan seorang penyelam adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida, dan masing-masing dapat menyebabkan efek fisiologik yang serius pada tekanan tinggi.

Narkosis Nitrogen pada Tekanan Nitrogen Tinggi

Kira-kira empat perlima bagian udara terdiri dari nitrogen. Setinggi permukaan laut, nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh, tetapi pada tekanan yang tinggi dapat menimbulkan narkosis dengan derajat yang berbeda. Bila penyelam berdiam di dalam laut selama satu jam atau lebih dan menghirup udara bertekanan, gejala pertama narkosis timbul pada kedalaman 120 kaki. Gejalanya ialah rasa riang dan kurang berhati-hati. Pada kedalaman 150 sampai 200 kai timbul rasa mengantuk. Pada kedalaman 200 sampai 250 kaki kekuatannya akan berkurang sekali, dan penyelam sering terlalu lemah untuk melakukan pekerjaan yang diperlukannya. Pada kedalaman lebih dari 250 kaki (tekanan 8,5 atmosfer) biasanya penyelam hampir tidak dapat melakukan apa-apa akibat narkosis oleh nitrogen bil ia berdiam terlalu lama di kedalaman tersebut.

Narkosis oleh nitrogen mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan keracunan alkohol, oleh sebab itu sering disebut sebagai keriangan akibat kedalaman.

Mekanisme terjadinya narkosis diduga sama dengan narkosis yang ditimbulkan oleh zat anestesi gas. Mekanismenya ialah nitrogen larut dengan bebas dalam lemak tubuh, dan seperti zat anastesi gas lain, diduga nitrogen larut dalam membran saraf dan akibat efek fisiologiknya terhadap aliran listrik yang melewati membran, maka akan menurunkan kepekaan saraf.

Keracunan Oksigen pada Tekanan Tinggi

PO2 yang sangat tinggi terhadap pengangkutan oksigen dalam darah memberikan efek yaitu bila PO2 darah meningkat jauh di atas 100 mmHg, maka jumlah oksigen yang larut dalam cairan darah akan meningkat dengan nyata. Begitupula dengan PO2 alveolus yang tinggi terhadap PO2 jaringan akan memberikan efek dengan meningkatnya PO2 alveolus melewati batas krisis, mekanisme dapar oksihemoglobin tidak dapat lagi mempertahankan PO2 jaringan dalam batas-batas normal yang aman, yaitu antara 20-60 mmHg.

Keracunan Oksigen Akut

Ketika menghirup O2 bertekanan sangat tinggi dapat timbul PO2 yang sangat tinggi pula, hal ini dapt merugikan jaringntubuh terutama otak. Orang yang terpapar O2 bertekana 4 atm (PO2 = 3040 mmHg) akan menglami kejang-kejng diikuti koma setelah 30 menit. Kejang-kejang sering timbul tanpa tanda-tanda pendahuluan, sehingga dapat menyebabkan kematian penyelam di dalam laut. Gejala-gejala lain dari keracunan O2 akut adalah rasa mual, kedutan pada otot-otot, pusing, gangguan penglihatan, mudah tersinggung, dan disorientasi. Gerakan-garakan tubuh akan meningkatkan kecenderunagn terjadinya keracunan O2 pada penyelam, gejala-gejala timbul jauh lebih dini dan lebih hebat dibanding orang yang berada dalam keadaan diam.

b. Keracunan Oksigen Kronik Menyebabkan Gangguan Paru

Orang dapat terpapar tekanan O2 1 atm dengan hampir tidak mengalami keracunan O2 akut pada sistem saraf. Namun hanya setelah terpapar tekanan O2 selama 12 jam atau lebih baru terjadi pembnngkakan di saluran paru, edema paru dan atelektasis akibat kerusakan pada lapisan pembatas bronki dan alveoli. Alasan mengapa efek initerjadi pada paru dan bukan pada jaringan lain adalah bahwa ruang udara paru ecara langsung teropapar oleh tekanan O2 yang tinggi, sementra penghantran O2 ke jaringan lain tetap dalam PO2 normal akibat sistem dapar oksihemoglobin, sepanjang PO2 udara tetap kurang dari 2 atm.

Keracunan CO2 di Laut yang Sangat Dalam

Kalau alat-alat selam dirancang dengan baik dan berfungsi dengan baik pula, penyelam tidak perlu khawatir keracunan CO2, karena faktor kedalaman saja tidak akan meningkatkan teikanan parsial CO2 dalam alveoli. Hal ini terjadi karena kedalaman tidak meningkatkan kecepatan produksi CO2 dalam tubuh; selama penyelam menghirup udar dengan tidal volume normal, ia akan mengeluarkan CO2 yang terbentuik, sehingga teklanan parsial CO2 alveolus akan tetap normal.

Pada beberapa jenis alat selam misalnya helm selam dan beberapa alat selam yang udaranya dihirup ulang, sehingga CO2 tertimbun dalam ruang rugi alat selam dan dihirup kembali oleh penyelam. Penyelam masih dapat menoleransi atau setengah menoleransi PO2 alveolus sampai sekitar 80 mm Hg, yaitu 2 kali keadaan normal, dengan cara meningkatkan volume pernapasan semenitnya sampai maksimum, yaitu 8 sampai 11 kali lipat untuk mengkompensasi peningkatan CO2. Lebih dari 80 mm Hg, keadaan tidak dapt diimbangi lagi, dan pusat pernapasan akhirnya bukan terangsang tetapi malah tertekan karena efek negatif metabolik dari PO2, sehingga pernapasan tidak mencukupi kebutuhan. Selain itu penyelam menglami asidosis respiratorik hebat disertai berbagai tingkatan lethargi, narkosis, dan akhirnya terjadi anestesi.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 CAISSON DISEASE

PENGERTIAN

Caisson Disease adalah suatu penyakit/kelainan yang disebabkan oleh pelepasan dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah/jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya. Fenomena ini sering terjadi di daerah kepulauan yang banyak memiliki sumber daya manusia sebagai penyelam alam, dimana dengan keterbatasan pengetahuan sering terjadi kecelakaan penyelaman. Kecelakaan ini sering tidak teratasi lantaran kurangnya pengetahuan dan tenaga ahli medis dibidang penyakit dekompresi, sehingga banyak jiwa yang tidak tertolong dan mengidap penyakit dekompresi yang membawa cacat pada organ tubuh manusia.

ETIOLOGI

Caisson disease terjadi ketika reduksi tekanan dengan kecepatan tinggi, mis: selama peningkatan tekanan pada saat menyelam, menyebabkan gas terlarut dalam darah atau jaringan membentuk gelembung-gelembung pada pembuluh darah.

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi kliniknya bervariasi dan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu :

Tipe I golongan ini menyerang kulit, sistem limfatic, dan muskuloskeletal. Gejala pada kulit yaitu pruritus, kemerahan, mottling, dan ruam pada kulit. Pada sistem limfatik gejalanya adalah lymphadenopathy, sedangkan pada muskuloskeletal berupa nyeri sendi yang hebat (bertambah setelah 24 jam) dan timbul kelelahan..

Tipe II golongan ini menyerang sistem kardiovaskuler, respirasi, dan sistem saraf pusat.

SSPOtakPenglihatan kaburLumpuh /lemah separuh badanTidak bias bicaraBingung,kejang,komaSerebellumSempoyonganGemetar / tremorSulit berbicaraMedula SpinalisNyeri rujukanLumpuh /lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerakRasa kram,anestesiGangguan BAK / BABVestibulerPusing,muntahTinnitusGangguan pendengaranParu dan JantungSesak NapasBatukNyeri dadaPayah JantungUsusMual muntah (darah)Diare (darah)Kejang ususKulitGatal-gatalBercak

Frekuensi Gejala Pada Kasus Caisson Disease

Gejala

% dari semua gejala

Gatal-gatal

4

Sakit kepala

11

Kelelahan

13

Nyeri tulang/sendi

54

Nyeri punggung

11

Gangguan pada sistem saraf

22

Gangguan pernapasan

21

Source: U.S Navy Diving Manual. Washington D.C, U. S Navy Department 1996

DIAGNOSIS

Adanya riwayat penyelaman dihubungkan dengan gejala klinis yang diperoleh maka diagnosis segera dapat ditegakkan. Pada kebanyakan kasus, gejala timbul setelah 24 jam, maka umumnya tidak akan didiagnosis sebagai penyakit dekompresi, namun pernah dilaporkan paling lama 36 jam .

Penelitian Larn dan Whistler (dikutip Dario 29), onset gejala sebagai berikut : 50 % kasus mempunyai onset 30 menit, 85 % kasus mempunyai onset 1 jam, 95 % kasus mempunyai onset 3 jam dan hanya 1% kasus mempunyai onset lebih dari 6 jam.

Data dari U.S. Navy for developing decompression models sama dengan The Naval Diving and Salvage Training Center sebagai berikut : 42% terjadi dalam 1 jam, 60% terjadi dalam 3 jam, 63 % terjadi dalam 8 jam dan 98% terjadi dalam 24 jam.

Bila diagnosis tidak pasti, dapat dilakukan tes rekompresi yaitu penderita dimasukkan dalam RUBT diberi tekanan 2,8 ATA untuk 20-40 menit, inhalasi oksigen 100% dan 10 menit udara biasa. Bila keluhan tidak berubah atau tetap, maka ini bukan penyakit dekompresi, tetapi bila ada perubahan (nyeri berkurang atau bertambah) maka ini berarti penyakit dekompresi dan dapat dilakukan pengobatan rekompresi.

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM

PENATALAKSANAAN

Walaupun kasus-kasus yang ringan dapat diobati dengan menghirup oksigen 100% pada tekanan permukaan, namun pengobatan terpenting ialah rekompresi dan oksigen.

Tindakan dini

Berikan oksigen 6-10 L/mm dengan masker. Berikan analgesik sedang sesuai kebutuhan. Jika tidak terdapat gagal jantung kongestif, berikan cairan intravena 15% dextrosa dalam normal saline atau ringer laktat untuk mengoreksi dehidrasi dan mempertahankan hidrasi normal.

Rekompresi

Tujuan rekompresi : Memperkecil gelembung-gelembung gas, gejala menghilang saat dekompresi sampai ke permukaan dan gelembung-gelembung gas larut dengan rekompresi yang diikuti dekompresi secara perlahan-lahan.

Tujuan oksigenasi : Memperbaiki hipoksia jaringan dan mengurangi tekanan nitrogen yang terlarut dalam darah dan jaringan.

Setelah diagnosis ditegakkan pengobatan harus dilaksanakan secepatnya, paling lambat 6 jam pertama. Kizer 1982, menganjurkan pengobatan rekompresi paling lama 12 jam setelah gejala-gejala timbul. Menurut The Diver Network di USA memberi batas waktu 24 jam untuk penanganan kecelakaan-kecelakaan penyelam. Namun dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa lebih cepat diobati, hasilnya akan lebih baik. Untuk menghindari keterlambatan dalam penanganan penderita maka pengobatan dapat dimulai dari tempat kejadian (untuk sementara), transportasi ke fasilitas RUBT dan RUBT sendiri.

Rekompresi di tempat kejadian, menurunkan kembali penderita melalui tali ke air dan memakai oksigen sampai kedalaman 9 meter. Bersama pendamping memakai full face mask dan bernafas dengan oksigen 100% selama 30 menit untuk kasus ringan dan 60 menit untuk kasus berat. Bila ada perbaikan, naik kepermukaan dengan kecepatan 1 meter dalam 12 menit. Bila belum, dapat diperpanjang menjadi 60 menit. Jika dalam perjalanan kepermukaan timbul gejala maka berhenti selama 30 menit. Setelah tiba dipermukaan penderita harus menghirup 02 l00% dan udara selama 90 menit, jika gagal maka penderita harus diangkut ke fasilitas RUBT.

Pengangkutan penderita ke fasilitas RUBT dapat dilakukan dengan kapal laut, kendaraan darat, pesawat terbang dengan kabin bertekanan 1 atm, bila tidak ada maka ketinggian maksimum 1000 feet (300 meter). Selama perjalanan penderita mengisap oksigen 100% 30 menit, udara 5 menit secara berganti.

PENGOBATAN

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, kadang-kadang dibutuhkan obat-obat tambahan yang tujuannya untuk menanggulangi perubahan-perubahan sekunder atau kerusakan lanjut akibat dari gelembung nitrogen dalam pembuluh darah dan jaringan.

Cairan dan Elektrolit.

Biasanya digunakan normal saline, ringer laktat atau dekstrose. Bila rehidiasi tidak berhasil ditambah dengan dekstran 40 atau dekstran 70.

Anti Platelet.Kortikosteroid.Gliserol. (Ini bila terjadi edemaserebri).Digitalis.

Digunakan pada syok akibat penyakit dekompresi, dimana dehidrasi teratasi namun frekwensi jantung tetap cepat. Dilakukan digilitasi cepat dengan sedilanid 0,8-1,6 mg secara intravena.

Antikonvulsan.

Obat pilihan adalah diazepam 10 mg intravena tiap kali dibutuhkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi respon pengobatan .

Berat ringannya proses patologis dan target organ yang terkena. Makin besar kesalahan prosedur dekompresi, makin besar volume gas yang dilepas oleh jaringan. Benda tanpa kelainan neurology lebih mudah disembuhkan daripada emboli gas arteri (serebri).

Makin lama interval waktu antara mulai timbulnya gejala sampai mendapat pengobatan rekompresi makin sulit disembuhkan karena menyebabkan lesi permanen.

Penyakit dekompresi tipe I yang sembuh total dapat menyelam kembali 48 jam kemudian. Namun sebaiknya satu minggu kemudian. Penyakit dekompresi tipe II yang sembuh sempurna setelah pengobatan, dapat menyelam kembali 2-6 minggu kemudian dengan rekomendasi doter penyelam. Jika tetap ditemukan defisit neurology, dianjurkan untuk tidak menyelam lagi.

3.2 HYPERBARIC OXYGEN THERAPY (HBOT)

Dasar dari terapi hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori Toricelli yang mendasari terapi digunakan untuk menentukan tekanan udara 1 atm adalah 760 mmHg. Dalam tekanan udara tersebut komposisi unsur-unsur udara yang terkandung di dalamnya mengandung Nitrogen (N2) 79 % dan Oksigen (O2) 21%. Dalam pernafasan kita pun demikian. Pada terapi hiperbarik oksigen ruangan yang disediakan mengandung Oksigen (O2) 100%. Terapi hiperbarik juga berdasarkan teori fisika dasar dari hukum-hukum Dalton, Boyle, Charles dan Henry.

Sedangkan prinsip yang dianut secara fisiologis adalah bahwa tidak adanya O2 pada tingkat seluler akan menyebabkan gangguan kehidupan pada semua organisme. Oksigen yang berada di sekeliling tubuh manusia masuk ke dalam tubuh melalui cara pertukaran gas. Fase-fase respirasi dari pertukaran gas terdiri dari fase ventilasi, transportasi, utilisasi dan diffusi. Dengan kondisi tekanan oksigen yang tinggi, diharapkan matriks seluler yang menopang kehidupan suatu organisme mendapatkan kondisi yang optimal.

Pengertian dan Gambaran Alat

Hyper = berasal dari bahasa Yunani yang berarti lebih, di atas, besar, terlalu banyak. Baric = suatu istilah fisika yang membahas tentang tekanan atmosfer. Dan Oxygen = sesuatu yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, gas yang terdapat dalam keadaan bebas di atmosfer yang sangat penting untuk pernapasan.

Jadi, terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien menghirup oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atm). Pasien masuk atau berada dalam ruangan khusus yang disebut Recompression Chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) selama 60 atau 90 menit. Terapi hiperbarik bisa dijadikan sebagai terapi utama (drug of choice) atau terapi penunjang untuk berbagai pengobatan penyakit dan dapat dikombinasikan dengan terapi medis konvensional.

Hiperbaric Chamber berbentuk seperti kapsul yang bisa terbuat dari baja aluminium atau acrilik, yang memiliki komponen-komponen pendukung antara lain:

Badan (Hull)Umumnya 2 ruang : # inner lock (dalam) pengobatan

# outer lock (luar) - transfer

# masing-masing dapat ditekan

Medical LookPintu dilapisi karetJendela permanentCat warna terang, tidak pantulkan cahaya, mudah dibersihkan, tidak licin.Perabot

Tepat duduk lipatPeneranganTandu dorongSistem Pipa

Lubang masuk udara tekan, diredamLubang masuk keluar berjauhan -------- sirkulasi udaraPembuangan (exhaust) jauh dari panel control,listrikKlep ekualisasiGas Pernafasan

Kompressor (listrik atau diesel) difiltrasi bank persediaan ke RUBTOksigen, oksigen cair dan nitrogen,helium oksigen dihubungkan system pernapasanGas pernapasan ke klep pengatur eksternal, ke dalam ruangan-ruangan klep pengatur internal kemudian flow meter, masker.Komunikasi

Untuk kedua ruangan dan penel control digunakan telepon atau intercom.

Pemadam kebakaran

3 faktor pencetus kebakaran :

SumberBahan bakerOksigen

Fasilitas pemadam menggunakan air pancuran otomatis atau manual, dengan slang dan tabung.

Instrumentasi dan Pengoperasian

Panel control mudah dibacaPengukuran tekanan / kedalaman didalam dan dipanel controlJam dindingFlow meter untuk megukur kecepatan ventilasiMonitor suhu dan kelembabanMonitor elektro-diagnostik

Manfaat

Terapi hiperbarik berguna untuk tubuh karena membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen. Oksigen adalah kebutuhan vital bagi kesehatan, merupakan elemen yang paling penting yang dibutuhkan oleh tubuh, dan sumber energi utama. Selain itu, oksigen juga menyokong sistem imun dengan merusak substansi-substansi yang bersifat toksik. Bakteri anaerobik, jamur, dan virus pada umumnya intoleran terhadap oksigen, karena tidak dapat bertahan pada lingkungan yang kaya akan oksigen.

Fungsi vital tubuh diperkuat dengan tersedianya oksigen yang cukup. Peningkatan tekanan juga menstimulasi aliran darah dan menurunkan inflamasi, dan memiliki efek yang menenangkan. Pada tingkatan sel, oksigen dibutuhkan untuk fungsi tertentu.

Sistem kerja terapi oksigen terapi hiperbarik pada tubuh, pasien dimasukkan dalam ruagan dengan tekanan 1 atm, setelah mencapai kedalaman tertentu diberikan oksigen murni. Kadar oksigen tersebut akan meningkat 2-3 kali. Oksigen akan larut dalam cairan tubuh dan sebagian lagi diikat oleh sel darah merah.

Seorang ahli terapi hiperbarik, Laksma Dr. dr. M. Guritno S, SMHS, DEA yang telah mendalami ilmu oksigen hiperbarik di Perancis selama 5 tahun menjelaskan bahwa terdapat dua jenis dari terapi hiperbarik, efek mekanik dan fisiologis. Efek fisiologis dapat dijelaskan melalui mekanisme oksigen yang terlarut plasma. Pengangkutan oksigen ke jaringan meningkat seiring dengan peningkatan oksigen terlarut dalam plasma. Oksigen ini berguna untuk :

Mengurangi volume gelembung gas pada penyakit caissonMeningkatkan penyaluran oksigen pada jaringan yang kekurangan oksigen.Mendorong/ merangsang pembentukan pembuluh darah baru.Menekan pertumbuhan kuman.Mendorong pembentukan jaringan dan meningkatkan daya bunuh kuman oleh sel darah putih.Mengeleminasi dan menurunkan zat beracun.

Indikasi

Terapi oksigen hyperbaric berguna untuk pengobatan penyakit antara lain :

Terapi Primer

Penyakit Dekompresi.Emboli Gas.Keracunan CO.Gas Ganggren.Osteoradionerosis.Terapi SekunderKerusakan jaringan akibat radiasi.Akut ischemia dan crush injuries.Luka bakar.Anemia akut.Luka bakar yan sukar sembuh.Cangkokan kulit.Osteomyelitis.Ulcus/ ganggren DM.Tuli mendadak + tinitus.Patah tulang.Rehabilitasi pasca stroke.Alergi.Meningkatkan motilitas sperma pada infertilitas.Kebugaran dan estetika.

Mekanisme Kerja HBOT

Terapi ini memberikan penyembuhan dengan melepaskan oksigen konsentrasi tinggi secara cepat pada bagian tubuh yang akan diberikan terapi. Selama terapi, pasien masuk ke dalam ruang tertutup. Tekanan atmosfer di dalam chamber (ruangan) ditingkatkan. Ketika tekanan mencapai level yang ditentukan untuk terapi, [asien diberika 100 % oksigen untuk bernapas selama beberapa waktu. Pasien menghirup oksigen melalui sungkup dan menghirup udara reguler di dalam chamber. Udara Reguler adalah 21 % oksigen.

Menurut jenisnya,, hiperbaric chamber dapat dibedakan menjadi:

Large Multicompartment Chamber :Lebih 1 orangPenelitian, pengobatan Caisson, penyelamTekanan lebih 5 atmLarge Multicompartement ChamberTekanan 2 4 atmPortable High Pressure Multi-Man Chamber:Dapat dipindahkanPortable One Man High or Low Pressure Chamber :Dekompresi permukaan Satu orang

Durasi untuk setiap terapi, banyaknya terapi, dan tekanan yang digunakan bervariasi tergantung dari kondisi pasien. Terapi oksigen hiperbarik biasanya digunakan di rumah sakit atau klinik pribadi. Pada kasus klinis dan kebugaran, diperlukan waktu lebih kurang 2(dua) jam dengan tekanan 2,4 ATM, terapi ini dilakukan 5X seminggu, kalau diperlukan bisa dilakukan 2X dalam seminggu.

Semua usia bisa masuk chamber untuk terapi oksigen hyperbaric, hanya perlu penyesuaian tekanan yang berbeda tergantung pada kondisi pasien, umpama bayi, penyesuaian tekanan dengan cara disusui, bila tidak bisa harus dilakukan myringotomy (melubangi selaput gendang telinga) anak-anak dan dewasa bila masih bisa diajari cara valsava.

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila masuk Hyperbaric chamber,yaitu sebelum terapi dilaksanakan, anda harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter hyperbaric untuk mengetahui layak atau tidak mengikuti terapi hyperbaric. Untuk keamanan, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum terapi dimulai , karena meningkatnya tekanan dan konsentrasi oksigen, yaitu:

Semua barang elektronik yang berbau batere seperti matches, lighters, hearing aids, jam tangan, tidak boleh dibawa di dalam tabung. Pakaian lebih baik terbuat dari katun. Obat-obatan yang dipakai. Stop merokok, mengurangi efektifitas HBO.

Efek Saat Penggunaan

Perasaan pada waktu penekanan di dalam chamber. Bila kita masuk terapi oksigen hyperbaric, kita akan merasakan perubahan tekanan pada tubuh, seperti:

Telinga akan terasa tersumbat sampai dengan sakit, seperti naik pesawat terbang, ini sensasi sementara. Sumbatan ini dapat dihilangkan dengan cara minum/menelan ludah, menggerak-gerakkan rahang/menguap/mengunyah permen atau dengan memencet hidung dan menghembuskan udara (berlangsung lebih kurang 10 menit). Bila ada masalah beritahu kepada perawat jangan tunggu timbul rasa sakit pada telinga. Teknisi akan membuat kenaikan tekanan secara perlahan sampai telinga tidak tersumbat.Pada peningkatan tekanan udara akan terasa panas dan pada saat penurunan udara akan terasa dingin. Bila perlu dapat diberi dekongestan, posisi kita dapat tidur atau duduk, tergantung dari posisi pasien. Supaya lebih rileks kita dapat sambil membaca buku atau mendengar musik yang diatur petugas luar.

Efek Samping

Beberapa efek samping akibat pengobatan HBOT adalah sebagai berikut :

Barotrauma telinga

Barotrauma telinga paling sering terjadi, salah satu penyebabnya adalah penderita gagal/sulit melakukan equalisasi tekanan antara udara telinga tengah dengan udara luar saat terapi HBOT. Pemberian obat nasal decongestan akan sangat membantu. Beberapa pasien bahkan perlu miringotomy untuk emergensi saat HBOT (Lamm,1987).

b. Nyeri sinus

sinus adalah rongga-rongga fisiologis disekitar tulang wajah. Hambatan/kebuntuan sinus, sinusitis misalnya, saat penekanan di dalam Chamber akan terasa nyeri. Sinusitis banyak terjadi karena ISNA. Jika hal ini terjadi HBOT harus ditunda. Antibiotik dan nasal decongestan bisa diberikan.

c. Miopia dan katarak

Miopia atau rabun jauh merupakan komplikasi yang reversibel, biasanya terjadi saat awal pengobatan HBOT (Anderson, 1978). Sedang katarak merupakan komplikasi akibat pengobatan jangka panjang (Long term exposure) (Palmquist, 1986)

d. Barotrauma Paru

HBOT dapat memicu terjadinya robek paru (lung rupture), emboli udara, emfisema mediastinum atau pneumotorak (Unsworth, 1973). Tanda robek paru nyeri dada dan sesak nafas juga diikuti pergeseran trakhea dan pergerakan nafas dada asimetris. Jika hal ini terjadi hentikan HBO dan Torakosentesis.

KejangDavis, 1988, melaporkan angka kejadian kejang hanya 0,01% dari 28.700 pengobatan pada tekanan 2,4 ATA. Jika tekanan hanya 1,5 ATA selama kurang dari 40 menit, kejang tak akan timbul. Penanganan yang harus dilakukan adalah :berikan 60- 120 mg Diazepamtekanan dalam chamber harus tetappenurunan tekanan bisa setelah kejang stopPenyakit Dekompresi

Hal ini terjadi bila penderita dalam chamber melepas sungkup 02/ bernafas udara biasa dan penurunan tekanan yang tiba-tiba terjadi di chamber

KlaustrofobiaSuatu bentuk neurosis pada beberapa pasien terutama pada mono place chamber atau multiplace yang sempit. Bantuan Psikiater sangat diperlukan.Keracunan oksigen

Terjadi apabila terlalu banyak menghirup oksigen sehingga mengalami keracunan oksigen. Gejalanya merasa mual dan ingin muntah. Seperti halnya jika makan terlalu banyak, tentunya perut akan terasa enggak enak. Upaya penanganannya adalah segera membuka masker, niscaya dalam beberapa menit, rasa kurang enak itu akan hilang. Setelah itu, pergunakan lagi masker untuk melanjutkan terapi.

Aplikasi HBOT

a. Penyembuhan Luka

Adapun cara HBOT pada prinsipnya adalah diawali dengan pemberianO2 100%, tekanan 2 3 Atm . Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan pengobatan decompresion sickness. Maka akan terjadi kerusakan jaringan, penyembuhan luka, hipoksia sekitar luka. Kondisi ini akan memicu meningkatnya fibroblast, sintesa kolagen, rasio RNA/DNA, peningkatan leukosit killing, serta angiogenesis yang menyebabkan neovaskularisasi jaringan luka. Kemudian akan terjadi peningkatan dan perbaikan aliran darah mikrovaskular. Densitas kapiler meningkat sehingga daerah yang mengalami iskemia akan mengalami reperfusi. Sebagai respon, akan terjadi peningkatan NO hingga 4 5 kali dengan diiringi pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama 2 jam. Hasilnya pun cukup memuaskan, yaitu penyembuhan jaringan luka. Terapi ini paling banyak dilakukan pada pasien dengan diabetes mellitus dimana memiliki luka yang sukar sembuh karena buruknya perfusi perifer dan oksigenasi jaringan di distal. zat polutan lain dalam aliran darah sehingga aliran darah menjadi lebih bersih.suplai oksigen yang rendah (hipoksia) pada daerah luka merupakan salah satu faktor yang sering menghambat penyembuhan. Dasar rasionanlisasi terapi HBO adalah memperbaiki lingkungan mikro di sekitar daerah luka dengan cara menstimulasi pembentukan fibroblast, meningkatkan sintesa kolagen, dan mempercepat epitelisasi sehingga jaringan penutup luka lebih cepat terbentuk.

"Terapi HBO juga meningkatkan kemampuan sel darah putih menghancurkan bakteri di sekitar luka, ini pun menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru pada jaringan iskemik. Peningkatan suplai oksigen sangat berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidup, mulai dari sel, jaringan, hingga organ. Misalnya pada pencangkokan kulit (skin graft) atau penyambungan jari yang putus. Jaringan yang baru dicangkokkan (replantasi) seringkali dalam kondisi kekurangan oksigen. Padahal, oksigen diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup jaringan di tempat yang baru agar berfungsi dengan baik dan supaya luka operasi dapat segera sembuh.(ign) Hiperbarik diketahui juga dapat mempercepat pertumbuhan jaringan. Beberapa tahun lalu, RSAL dr. Mintohardjo pernah menangani sebuah kasus transplantasi. "Jari seorang pasien terpotong lalu disambung. Sesaat setelah operasi, pasien dimasukkan hiperbarik. Ternyata penyembuhannya lebih cepat, dan sel-sel baru pun tumbuh lebih cepat. Hiperbarik merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru. Dengan hiperbarik, pembuluh darah yang rusak atau tersumbat akan terbentuk sampai 30 kali.

Sebagaimana diketahui bahwa terapi hyperbaric oxygen menaikkan konsentrasi oksigen ke semua jaringan tubuh, sampai ke bagian di mana ada sumbatan aliran darah, memberi simulasi tumbuhnya sel darah baru pada bagian yang kekurangan sirkulasi dan memperbaiki aliran darah ke segala arah di mana arteri tersumbat, melebarkan pembuluh darah yang diakibatkan karena naiknya diameter pembuluh darah saat terapi dimulai, memperbaiki aliran darah ke organ-organ, simulasi satu peningkatan superoxide dismutase (SOD), salah satu body's principal, antioksidan yang diproduksi oleh tubuh dan bebas radical scavengers; dan sangat membantu perawatan infeksi dengan meningkatkan aktivitas sel darah putih dan membuat antibiotik pembunuh kuman lebih kuat.

Oksigen murni akan aktif pada penyakit dengan kuman yang anti terhadap oksigen, misalnya penyakit diabetes karena pembuluh darah sudah mengeras. Dalam keadaan seperti ini, dilakukanlah oksigenisasi sehingga aliran darah lancar kembali. Terapi ini sifatnya hanya melengkapi pengobatan yang telah diterima pasien. Dengan terapi ini, kerja obat menjadi lebih kuat. Sedangkan terapi khelasi, yang juga sedang dipelajarinya, menggunakan suatu cairan khusus yang berfungsi mengangkat logam-logam berat seperti timbal, karbon dioksida dan HBOT memiliki mekanisme dengan memodulasi nitrit okside (NO) pada sel endotel. Pada sel endotel ini HBOT juga meningkatkan intermediet vaskuler endotel growth factor (VEGF). Melalui siklus Krebs terjadi peningkatan NADH yang memicu peningkatan fibroblast. Fibroblast yang diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan memacu kolagen sintesis pada proses remodeling, salah satu tahapan dalam penyembuhan luka.

Mekanisme di atas berhubungan dengan salah satu manfaat utama HBOT yaitu untuk wound healing. Pada bagian luka terdapat bagian tubuh yang mengalami edema dan infeksi. Di bagian edema ini terdapat radikal bebas dalam jumlah yang besar. Daerah edema ini mengalami kondisi hipo-oksigen karena hipoperfusi. Peningkatan fibroblast sebagaimana telah disinggung sebelumnya akan mendorong terjadinya vasodilatasi pada daerah edema tersebut. Jadilah kondisi daerah luka tersebut menjadi hipervaskular, hiperseluler dan hiperoksia. Dengan pemaparan oksigen tekanan tinggi, terjadi peningkatan IFN-, i-NOS dan VEGF. IFN- menyebabkan TH-1 meningkat yang berpengaruh pada B-cell sehingga terjadi pengingkatan Ig-G. Dengan meningkatnya Ig-G, efek fagositosis leukosit juga akan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada luka, HBOT berfungsi menurunkan infeksi dan edema..

b. Kecantikan

Hiperbarik ternyata juga bisa digunakan dalam hal kecantikan. Fungsi lain ini ditenmukan secara tak sengaja. Awalnya, beberapa pasien merasakan perubahan pada kulit mereka, menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dengan terapi hiperbarik, jaringan kolagen menjadi lebih elastis, sehingga membuat kulit lebih kenyal dan lembab. Bahasa sederhananya, sel-sel itu diberi lebih banyak oksigen, sehingga merangsang pertumbuhan kolagen menjadi lebih baik.

Selain kulit, perubahan yang sangat terlihat terjadi pada pertumbuhan rambut. Bagi yang sudah beruban, terapi hiperbarik akan membantu mereka tak lagi mengecat hitam rambutnya, karena berkurangnya jumlah uban. Bagi mereka yang ingin menjaga kecantikan dan kebugaran, terapi hiperbarik terbukti sangat membantu. Namun perlu diingat, hasil yang didapat akan berbeda satu dengan lainnya. Untuk mendapatkan hasil maksimal, terapi paling tidak dilakukan sebanyak 10 kali.

Terapi pada minggu pertama sebanyak 5-6 kali selama 1,5 jam lalu dilanjutkan 2-3 kali seminggu pada minggu kedua dan ketiga hingga mencapai 10 sesi OHB dalam tiga minggu. Setelah itu, dilanjutkan dengan fase pemeliharaan dengan 2-4 sesi OHB per bulan, tergantung kebutuhan.

Ini mengikuti prinsip pertumbuhan sel kulit yang selalu beregenerasi setiap tiga minggu. Jadi, kalau dioksigenasi sebulan dua kali, sebelum tumbuh sel baru dia akan mendapat Meningkatkan motilitas sperma pada infertilitas oksigen yang baik sehingga pertumbuhannya menjadi lebih baik.

c. Kebugaran

Terapi oksigen hiperbarik (OHB) menurut Dr Muhammad Akbar, Sp.S untuk kebugaran, biasanya dilakukan selama 1,5 jam pada tekanan 2-2,4 ATA (tekanan atmosfer). Terapi tersebut dilakukan selama sepuluh kali dalam waktu tiga minggu. "Program itu biasanya ditujukan bagi orang sehat, pria maupun wanita yang ingin meningkatkan dan mempertahankan kebugaran tubuh sehingga memperoleh kapasitas kerja dan kualitas hidup yang optimal. Program itu merupakan dasar dari terapi OHB untuk kecantikan dan geriattik, terutama bagi peserta yang belum terganggu oleh proses menua pada kulit.

Kebugaran tubuh sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam mengusahakan oksigen dari udara luar, mengangkut serta mendistribusikan ke dalam sel jaringan tubuh dan penggunaannya oleh sel jaringan tersebut dalam pelaksanaan kerja yang berkepanjangan. Efeknya, kebugaran dapat dirasakan dengan tidak mudah lelah.

d. Meningkatkan motilitas sperma pada infertilitas

Bagi lelaki, selain berfungsi sebagai penjaga kebugaran, terapi hiperbarik ternyata mampu meningkatkan kesuburan sperma. "Penelitian di Surabaya menunjukkan, gerakan sperma jadi lebih cepat dan jumlahnya pun bertambah. Dan itu sudah terlihat hanya dengan 5 kali berturut-turut menjalani terapi ini."

e. Autis

Anak yang mengalami autis dapat menjalani terapi hiperbarik. Tentunya bukan sebagai terapi utama, melainkan terapi tambahan. Seperti diketahui, anak autis cenderung memiliki imunitas tubuh yang menurun. Lantaran itu, faktor alergi dan terkena infeksi cukup tinggi. Nah, terapi hiperbarik dapat mengurangi gangguan alergi yang dialami. Selain itu, terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan metabolisme otaknya menuju perkembangan yang lebih baik. Memang tetap harus dilakukan juga terapi-terapi lain dan dengan ditambah terapi hiperbarik hasilnya akan menjadi lebih baik. Namun perlu diingat, hasil yang didapat anak autis tentu akan berbeda satu dengan lainnya.

f. Cerebral palsy (CP)

Dalam hal ini, terapi hiperbarik juga sebagai pengobatan tambahan. Kelumpuhan atau kekakuan yang biasanya dialami anak dengan kondisi CP secara berangsur-angsur dapat dihilangkan melalui terapi hiperbarik. Demikian pula dengan gangguan kejang, setidaknya dapat diminimalkan. Jadi memang terapi hiperbarik dapat membantu mempercepat proses pemulihan.

g. Cedera atau trauma kepala

Pada kasus anak terkena benturan dan sebagainya, dapat dibantu penyembuhannya melalui terapi hiperbarik. Membantu menghindari terjadinya penyumbatan aliran darah di kepala sehingga mengurangi risiko dampak yang lebih parah.

h. Patah tulang

Untuk kondisi patah tulang, terapi hiperbarik membantu mempercepat pemulihan. Dapat pula merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru.

Kontraindikasi

Kontra Indikasi Absolut

Pneumothoraks yang tidak terawat (untreated Pneumothorax)

Kontra Indikasi Relatif Infeksi saluran nafas atas (ISNA)

Faktor predisposisi barotrauma telinga dan Sinus squeeze

Gangguan kejang

Belum dapat dipastikan bahwa kasus kejang merupakan KI HBOT namun 5%

pasien dengan gangguan SSP mengalami kejang saat terapi HBOT.

Emfisema dengan retensi C02

Pasien dengan masalah ini dapat berkembang menjadi pneumotoraks sampai

terjadinya ruptur bulla emfisematus.

Lesi asimtomatik pada paru

Terapi HBOT sebaiknya tidak diteruskan jika foto rontgen dada ada gambaran lesi.

Riwayat pernah bedah thoraks dan telinga

Pasien harus menjalani evaluasi menyeluruh sebelum terapi HBOT

Demam tinggi

Demam dapat memicu kejang, jika HBOT tetap harus dilakukan maka panas

badan harus diturunkan

Tumor (Malignant Disease)

Masih menjadi kontroversi/perdebatan sehubungan pengaruh HBOT terhadap

pertumbuhan tumor (El. Torai dkk, 1987) melaporkan 3 kasus carsinoma yang terproliferasi setelah HBOT

KehamilanPercobaan pada hewan membuktikan peningkatan terjadinya cacat bawaan pada janin bila HBOT harus diberikan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita peroleh yaitu sebagai berikut :

Bila manusia turun ke dalam laut, tekanan dari sekelilingnya akan meningkat hebat dan untuk menjaga agar paru-paru tidak kolaps, udara yang diberikan juga harus bertekanan tinggi. Bila tekanan yang tinggi ini melebihi batas tertentu, dapat menimbulkan perubahan hebat terhadap fisiologi tubuh.Caisson Disease adalah suatu penyakit/kelainan yang disebabkan oleh pelepasan dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah/jaringan akibat penurunan tekanan di sekitarnya, dan terjadi ketika reduksi tekanan dengan kecepatan tinggi, mis: selama peningkatan tekanan pada saat menyelam.Terapi hiperbarik berguna untuk tubuh karena membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen. Dalam perkembangannya, HBOT dapat digunakan sebagai terapi utama, terapi tambahan, maupun terapi alternatif.

4.2 Saran

Saran yang dapat kami sampaikan yaitu:

Sebaiknya keselamatan kerja penyelam lebih mendapatkan perhatian dari pihak terkait untuk menjamin safety dari penyelam tersebut.Sebaiknya pihak rumah sakit ataupun klinik pribadi lebih mempopulerkan penggunaan terapi oksigen hiperbarik.

DAFTAR PUSTAKA