artikel bu rirein

Upload: andi-setiono-mangoenprasodjo

Post on 14-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    1

    1.1. Gaya Hidup Sehat & Pangsa Pangan Organik

    Memasuki abad 21 ini, gaya hidup sehat dengan slogan Back

    to Nature telah menjadi trend baru masyarakat dunia. Orang makin

    menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia non-alami,

    seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis serta hormon tumbuhan,

    dalam produksi pertanian ternyata berdampak negatif terhadap

    kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

    Gaya hidup yang demikian ini telah mengalami pelembagaan

    secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan

    global yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus

    mempunyai atribut aman dikonsumsi (food safety attributes), memiliki

    kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) serta ramah lingkungan

    (eco-labelling attributes).

    Pola makan sehat kini sudah menjadi tren masyarakat dunia

    dengan berbagai macam pilihan. Ada yang memilih untuk tidak

    mengkonsumsi makanan cepat saji, ada yang mengkonsumsi produk

    rendah kalori, ada juga yang memilih untuk menjadi vegetarian.

    Uji Keaslian Produk Organik melaporkan bahwa mereka sedang

    membentuk satu uji yang dapat membantu menjawab pertanyaan

    tersebut. Metode baru tersebut memeriksa sejumlah isotop atau

    bentuk nitrogen tertentu yang terkandung di dalam makanan. Para

    peneliti menemukan adanya perbedaan komposisi isotop nitrogen di

    dalam tomat, selada dan wortel organik dengan produk sejenis dari

    lahan non organik. Laporan tersebut menyatakan bahwa pupuk

    nitrogen yang sering digunakan di dalam pertanian konvensional,

    dilarang untuk digunakan di dalam pertanian organik. Akan tetapi,

    para peneliti menekankan bahwa uji isotop nitrogen hanya dapat

    digunakan untuk memberikan penguatan tambahan di dalam

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    2

    pembuktian legal. Karena itu pulalah, Kelly menekankan bahwa

    pentingnya keberadaan program sertifikasi dan inspeksi untuk

    mendapatkan pembuktian yang nyata terhadap keaslian produk

    organik. Kelihatannya para peneliti telah menemukan satu metode

    baru untuk membuktikan apakah satu produk adalah organik atau

    tidak. Di dalam laporan Jurnal Pertanian dan Kimia Pangan yang

    diterbitkan Simon D Kelly dan timnya di Inggris.

    Pola makan sehat kini sudah menjadi tren masya rakat dunia

    dengan berbagai macam pilihan. Ada yang memilih untuk tidak

    mengkonsumsi makanan cepat saji, ada yang mengkonsumsi produk

    rendah kalori, ada juga yang memilih untuk menjadi vegetarian.

    Pilihan pola makan tersebut ternyata mempengaruhi perilaku makan

    dan belanja, seperti yang terjadi di Negara Ceko. Masyarakat Ceko

    melakukan pola makan sehat dengan mengkonsumsi produk organik

    yang dipercaya sebagai produk aman dan sehat.

    1.2. Perkembangan Pasar Organik di dunia

    Pada saat ini satu dari empat orang di Amerika Serikat

    mengkonsumsi beragam produk organik. Fakta ini merupakan bukti

    meningkatnya kesadaran dan pemahaman untuk mengkonsumsi

    makanan yang sehat. Laju pertumbuhan produk organik di Amerika

    Serikat sangat luar biasa, yakni lebih dari 20 % setiap tahunnya dalam

    sepuluh tahun terakhir, sehingga mendorong pertanian organik

    tumbuh sangat cepat dalam mengisi sektor ekonomi (Wood, Chaves,

    dan Comis, 2002). Pada tataran internasional, pasar sayuran organik

    sangat potensial dan terbuka lebar, karena permintaan yang

    senantiasa mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sebagai

    contoh, Australia telah mengambil peluang ini dengan mengekspor

    sayuran organik ke pasar Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis,

    Jepang, Malaysia, dan Singapura (McCoy, 2001).

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    3

    Adanya preferensi konsumen inilah yang menyebabkan

    permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh rata-

    rata 20% per tahun. Data WTO menunjukkan bahwa dalam tahun

    2000-2004 perdagangan produk pertanian organik dunia telah

    mencapai nilai rata-rata US$ 17,5 milyar. Diperkirakan pada tahun

    2010 pangsa pasar dunia produk pertanian organik akan mencapai

    US$ 100 milyar.

    Media Organik Inggris memberitakan bahwa pedagang yang

    menjual makanan organik di Asia meningkat 20% setiap tahunnya.

    Angka ini tidaklah mengejutkan mengingat begitu banyaknya tulisan

    tentang krisis keamanan pangan yang menyerang konsumen setiap

    harinya termasuk tentang ikan terkontaminasi, kandungan listeria di

    dalam es krim dan residu pestisida yang tinggi pada sayuran.

    Supermarket Wal-Mart dan Carrefour adalah dua pusat

    perbelanjaan yang mendapatkan keuntungan dari peningkatan

    permintaan produk organik tersebut. Supermarket Wal-Mart di Beijing

    menyatakan penjualan sayur organik meningkat tajam menjadi 88%

    dalam kurun waktu 12 bulan sejak bulan November 2006 dari

    penjualan terakhir tahun 2005-2006 sebesar 13.6%.

    Pilihan pola makan tersebut ternyata mempengaruhi perilaku

    makan dan belanja, seperti yang terjadi di Negara Ceko. Masyarakat

    Ceko melakukan pola makan sehat dengan mengkonsumsi produk

    organik yang dipercaya sebagai produk aman dan sehat. Menurut

    survey tahun 2005, Ceko telah menghabiskan US $ 15,9 juta (Rp 133,878

    milyar) untuk membeli produk organik. Nilai tersebut diperkirakan

    akan mencapai US $ 59 juta (Rp 496,78 milyar) pada tahun 2011. 50%

    dari nilai tersebut berasal dari masyarakat Ceko yang sama sekali

    tidak mengenal produk organik dan hanya 3% saja berasal dari

    konsumen Ceko yang secara teratur membeli produk berlabel ramah

    lingkungan. Survei menyebutkan bahwa umumnya masyarakat Ceko

    cenderung membeli produk organik oleh karena harganya yang tinggi

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    4

    dan kandungan nilai tradisionalnya. Pasar organik Ceko optimis kalau

    permintaan produk organik di Ceko akan menjadi 40% per tahun

    pada lima tahun mendatang meskipun harga produk organik 40

    350% lebih dari produk konvensional, padahal sebelumnya permintaan

    produk organik hanya 1% dari total konsumsi produk makanan.

    50 ribu petani Uganda telah disertifikasi organik. 38 persen atau

    185 ribu hektar lahan produksi organik Afrika berada di Uganda. Hal ini

    menjadikan Uganda sebagai produsen pertanian organik terbesar di

    Afrika. Sementara Jumlah perusahaan eksporter produk organik

    meningkat dari 5 perusahaan di tahun 2001 menjadi 22 perusahaan di

    akhir tahun 2005. Di Afrika, Tanzania menempati posisi kedua dengan

    17%, sementara Afrika Selatan menyusul di posisi ketiga yang

    memproduksi 14 persen produk pertanian organik di Afrika. Produk

    organik utama asal Afrika yaitu nanas segar dan kering, Organically

    produced products include fresh and dried pineapples, markisa,

    mangga kering, vanila dan wijen. Afrika Selatan memiliki 45 ribu hektar

    lahan yang dikelola organik, diikuti oleh Tunisia (18,2 ribu hektar), Mesir

    (15 ribu hektar) dan Maroko (11 ribu hektar).

    Menurut survey tahun 2005, Ceko telah menghabiskan US $ 15,9

    juta (Rp 133,878 milyar) untuk membeli produk organik. Nilai tersebut

    diperkirakan akan mencapai US $ 59 juta (Rp 496,78 milyar) pada

    tahun 2011. 50% dari nilai tersebut berasal dari masyarakat Ceko yang

    sama sekali tidak mengenal produk organik dan hanya 3% saja

    berasal dari konsumen Ceko yang secara teratur membeli produk

    berlabel ramah lingkungan. Survei menyebutkan bahwa umumnya

    masyarakat Ceko cenderung membeli produk organik oleh karena

    harganya yang tinggi dan kandungan nilai tradisionalnya. Pasar

    organik Ceko optimis kalau permintaan produk

    1.3. Prospek Bisnis Organik di Indonesia

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    5

    Sebagai negara yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman

    hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah,

    serta budaya masyarakat yang menghormati alam, maka Indonesia

    memiliki modal dasar yang luar biasa besarnya yang diperlukan untuk

    mengembangkan pertanian organik. Karena itu, diperlukan upaya

    percepatan transformasi keunggulan komparatif ini menjadi

    keunggulan kompetitif agar peluang pasar tersebut dapat benar-

    benar kita rebut untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

    Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian

    berkelanjutan yang diakui oleh Komisi Eropa (European Commission)

    dan Agricultural Council pada Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

    (PBB) tahun 1992. Di Indonesia, pengakuan akan pentingnya

    pengembangan pertanian organik telah dituangkan dalam

    Revitalisasi Pembangunan Pertanian yang dicanangkan oleh Presiden

    Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Agustus 2005.

    Meskipun pertanian organik adalah pertanian yang dilakukan

    nenek moyang kita namun telah berangsur kita tinggalkan sejak

    adanya revolusi hijau di akhir 1960-an. Pertanian organik yang bebas

    pestisida telah dikenalkan kembali di Indonesia lebih dari 10 tahun lalu.

    Namun demikian, bila dibandingkan dengan negara tetangga,

    pengembangannya tampaknya agak lamban. Dengan

    memperhatikan bahwa pertanian organik memilki kelebihan -

    kelebihan baik bagi konsumen maupun produsen maka sistem ini

    layak di perkenalkan kembali dan di sosialisasikan terus menerus.

    Pertanian organik yang dilakukan nenek moyang kita berjalan alami

    sehingga tidak bisa menghasilkan produksi yang tinggi, sedangkan

    pertanian organik modern yang kini dikembangkan adalah pertanian

    organik yang dengan teknologi modern namun menggunakan prinsip

    prinsip alami sehingga produksi diharapkan meningkat sesuai dengan

    kebutuhan peningkatan populasi konsumen.

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    6

    Pertanian organik merupakan teknik pertanian yang tidak

    menggunakan bahan kimia (non sintetik), tetapi memakai bahan-

    bahan organik (Pracaya, 2000) berdasarkan prinsip daur ulang yang

    dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat (Susanto, 2002) dengan

    sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan

    mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman

    hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah.

    Dengan ini diharapkan baik konsumen maupun produsen mulai

    beralih dari produk produk konvensional dan berisiko tinggi ke produk

    produk yang ramah lingkungan dan lebih sehat.

    Pada saat ini pandangan pengembangan pertanian organik

    sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

    persoalan lingkugan sangat diperlukan. Persoalan besar yang terjadi

    disebabkan karena pencemaran tanah, air dan udara, sehingga

    menyebabkan terjadinya degradasi dan kehilangan sumberdaya

    alam serta penurunan produktivitas tanah. Pertanian berbasis kimia

    yang mempunyai ketergantungan cuku besar pada pupuk dan

    pestisida telah mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan yang

    dihasilkan, kesehatan dan kehidupan lainnya. Dengan

    memperhitungkan generasi mendatang, maka pertanian organik

    menghasilkan interaksi yang bersifat dinamis antara tanah, tanaman,

    hewan, manusia, ekosistem dan lingkungan. Dengan demikian

    pertanian organik merupakan suatu gerakan kembali ke alam.

    Pertanian organik merupakan salah satu pilihan yang dapat

    dilakukan oleh petani-petani kecil Indonesia untuk memperoleh cukup

    pangan di tingkat rumah tangga sambil sekaligus memperbaiki

    kualitas tanah, memperbaiki keanekaragaman hayati dan

    memberikan pangan berkualitas kepada masyarakat kecil di

    sektarnya. Manfaat pertanian organik telah diperlihatkan dengan

    sistem pertanian organik yang terintegrasi, ekonomis, ramah

    lingkungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    7

    skenario ini tampaknya sulit untuk direalisasikan kepada masyarakat

    yang pengetahuannya tentang lingkungan, ekonomi, sosial tidak

    cukup. Pertanian organik ini sangat relevan bagi daerah-daerah

    pedesaan di Indonesia di mana kemiskinan menjadi penyebab

    kekurangan pangan dan lingkungan yang tidak baik misalnya,

    menurunnya kualitas tanah, erosi, berkurangnya keanekaragaman

    hayati, dan polusi baik tanah maupun air.

    Sesuai dengan kesadaran mayarakat pada ketahanan pangan

    dan isu perlindungan lingkungan dan pemberdayaan petani, maka

    pemerintah dan pamangku kepentingan ( stake holder ) seyogyanya

    melakukan upaya memperkenalkan sistem pertanian organik. Para

    petani dan produsen seyogyanya diberi dorongan untuk secara

    bertahap berganti dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

    Hal ini penting karena Indonesia memiliki 20% lahan pertanian tropik

    dengan berbagai plasma inti yang berbeda beda. Sebagai

    tambahan, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar yaitu lebih

    100.juta yang membutuhkan pangan sehat.

    Harga produk pertanian organik di pasar dunia cukup menarik

    dan permintaannya cenderung meningkat seiring dengan adanya

    slogan back to nature. Peluang emas ini tentu dapat menjadi sumber

    devisa bagi Indonesia. Ditunjang dengan ketersediaan lahan yang

    luas dan sumber daya lainnya, produk pertanian organik Indonesia

    diyakini mampu bersaing di pasar global.

    Salah satu komponen penting Revolusi Hijau adalah varietas

    unggul berdaya hasil tinggi dan berumur genjah. Untuk memenuhi

    kebutuhan optimal varietas unggul tersebut petani memberikan pupuk

    kimia dan pestisida kimia sintetis yang takarannya makin tinggi.

    Namun tanpa disadari cara ini telah menimbulkan dampak negatif

    terhadap kualitas produk pangan yang dihasilkan serta merusak

    lingkungan. Oleh karena itu beberapa negara maju khususnya

    Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Jepang terus berupaya

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    8

    mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida sintetis dan

    menggantinya dengan pupuk organik dan pestisida alami. Gerakan

    back to nature ini salah satunya diimplementasikan dengan kegiatan

    pertanian organik, yaitu hanya menggunakan bahan-bahan alami.

    Volume perdagangan produk organik di Indonesia masih rendah,

    meskipun beberapa produk tanaman organik seperti beras dan

    sayuran organik mulai muncul di berbagai pasar swalayan di kota-

    kota besar, bahkan beberapa produk organik seperti kopi organik

    mulai diekspor.

    Meningkatnya permintaan akan pangan organik ini perlu diikuti

    dengan sosialisai tentang sistem pertanian organik ke petani sebagai

    produsen.

    Produk organik sangat beragam, mulai pangan, hortikultura,

    perkebunan, peternakan, perikanan, produk olahan, kehutanan dan

    lainnya.

    Gambar 1.1. Kopi Gayo Organik, mente dan panili organik diminati

    dan terkenal di dunia

    Sebenarnya Indonesia sudah lama dikenal sebagai eksportir kopi

    Gayo organik yang sangat terkenal di dunia. Saat ini terdapat 14

    kelompok tani kopi organik yang beranggotakan sekitar 1.900 petani,

    dan bergabung dalam Persatuan Petani Kopi Gayo Organik (PPKGO).

    Kopi organik yang dihasilkan diekspor ke Belanda, Amerika, dan

    Jepang.

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    9

    Di beberapa kota besar kini telah merebak berbagai produk

    pangan organik, seperti beras dan sayuran untuk memenuhi pangsa

    pasar domestik, dengan sasaran konsumen kelas menengah ke atas.

    Pada umumnya produk organik ini belum dihargai secara layak

    (hampir sama dengan produk nonorganik) akibat pemahaman

    masyarakat terhadap produk organik yang relatif rendah. Beberapa

    produk memang telah memperoleh premium yang memadai, namun

    baru terbatas di kota-kota besar dan perlu ditunjang dengan promosi

    yang gencar. Tambahan biaya untuk promosi ini tentu akan

    mengurangi keuntungan, karena produk organik masih dihargai

    dengan rupiah, belum dengan valuta asing (dolar ataupun euro),

    karena produk-produk ini belum berorientasi ekspor.

    Komoditas perkebunan, termasuk rempah sangat diminati oleh

    negara-negara maju. Menurut sejarahpun, Indonesia dijajah Belanda

    dan Portugis karena kaya akan rempah dan produk perkebunan

    lainnya.

    Oleh karena itu, apabila 10% komoditas perkebunan ini dikelola

    secara organik untuk memenuhi permintaan pasar dunia, tentu akan

    memberikan sumbangan devisa yang cukup besar, karena premium

    yang diperoleh dari produk organik ini (dihargai dengan kurs valuta

    asing) akan berlipat ganda.

    Selain kopi organik, beberapa produk perkebunan seperti jambu

    mente dan panili organik juga diminati masyarakat Eropa. Oleh

    karena itu, produk organik perkebunan sangat strategis sebagai

    sumber devisa

    1.4. Pengembangan Pertanian Organik

    Di dalam buku perencanaan pertanian 2006 / 2009 disebutkan

    bahwa salah satu prioritas pengembangan pertanian di Indonesia

    adalah pengembangan pertanian organik. Sejak tahun 2003 Deptan

    telah meluncurkan program go-organic 2010 namun demikian kita

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    10

    tidak tahu sampai di mana kemajuan program tersebut. Berdasarkan

    pada pertumbuhan oulet organik dan supermarket yang

    menyediakan jualan organik, tampak bahwa pertumbuhan pertanian

    organik sangat cepat. Namun demikian kenyataannya data keadaan

    pertanian organik di Indonesia seperti misalnya jumlah, lokasi,

    produsen organik, bisnis inti, besarnya bisnis, pasar, masalah- masalah,

    persepsi konsumen, kebijakan pemerintah dsb belum tersedia.

    Salah satu alasan pentingnya pengembangan pertanian

    organik adalah persoalan kerusakan lahan pertanian yang semakin

    parah. Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus menjadi

    penyebab menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan

    penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati. Hasil penelitian LPT

    menunjukkan bahwa 79 % tanah sawah di Indonesia memiliki Bahan

    Organik (BO) yang sangat rendah (BO < 1). Kondisi ini bermakna

    bahwa tanah sawah di Indonesia sudah sangat miskin bahkan bisa

    dikatakan sakit, sehingga tidak hanya membutuhkan makanan

    (pupuk kimia), namun juga memerlukan penyembuhan. Cara

    penyembuhan adalah dengan menambahkan BO yang telah diolah

    menjadi pupuk organik, sehingga tanah dapat menjadi lebih sehat

    dengan kandungan BO sekitar 3-4 %. Untuk meningkatkan kandungan

    BO, maka dibutuhkan tambahan bahan-bahan organik (pupuk

    organik) berkisar 5-10 ton/ha. Namun demikian, peningkatan

    kandungan BO pada setiap hektar tanah sawah dapat dilakukan

    secara bertahap dengan memberikan asupan pupuk organik pada

    kisaran 3-5 ton.

    IFOAM (International Federation of Organik Agriculture

    Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian

    yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus

    biologi dan aktivitas biologi tanah. Serifikasi produk organik yang

    dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran

    harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi.

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    11

    Dalam hal ini penggunaan GMOs (Genetically Modified Organisme)

    tidak diperbolehkan dalam setiap tahapan pertanian organik mulai

    produksi hingga pasca panen.

    Gambar 1. 2. Berbagai sayuran dan padi organik

    Gambar 1.3. Tanaman Obat organik juga makin diminati dunia.

    Pertanian Organik dewasa ini semakin dikenal dan dikembangkan

    di Indonesia. Pertumbuhan permintaan dan produksinya terus meningkat,

    meski data statistiknya masih belum tersedia lengkap. Sekedar

    gambaran, di Jakarta pada tahun 2001 hanya ada 2 toko organik;

    namun sekarang tak kurang ada 12 supermarket, 2 restoran, 2 outlet

    khusus dan 6 pedagang organik (Surono & Prawoto, 2005). Ragam

    produksi organik juga semakin beragam tidak saja terbatas pada sayuran

    dan beras, tapi juga produk telur, buah-buahan, daging ayam dan jamur

    (Tjahjadi, 2005). Beberapa produk juga telah diekspor ke luar negeri

    seperti sayuran, kopi, rempah-rempah dan kacang mete.

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    12

    Dari sisi produksi juga mengalami peningkatan. Jawa dikenal

    sebagai produsen organik untuk produk beras dan sayuran. Sumatera

    untuk produk perkebunan, beras dan hasil hutan selain kayu. Kalimantan

    hasil hutan non kayu dan madu. Sulawesi dan NTT untuk produk kacang

    mete. Pelaku pertanian organik pun semakin beragam, mulai dari

    (kelompok) petani, LSM, (akademisi) perguruan tinggi, perusahaan

    swasta, trader (supermarket, outlet) hingga lembaga pelatihan dan

    sertifikasi pertanian organis.

    Pertanian organik sudah sejak lama dikenal oleh manusia dan

    dilakukan secara tradisional dengan menggunakan bahan bahan

    alamiah. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatknya

    populasi penduduk dunia maka kebutuhan akan pangan juga semakin

    meningkat. Perkembangan teknologi dalam pembuatan sarana produksi

    pertanian telah merubah pola tanam menjadi lebih efisien baik pada

    saat penanaman maupun pemanenan. Demikian pula dengan

    diproduksinya pupuk kimia telah mampu meningkatkan produktivitas

    produk tanaman. Penggunaan pupuk anorganik sejak diperkenalkan di

    Indonesia sejalan dengan revolusi hijau, telah meningkatkan produktivitas

    padi gabah kering kering (GKG) sejak Pelita I Pelita VI, dari 2-2,2 ton/ha

    menjadi 2,7- 4,7 ton/ha, dan pada tahun 1984 Indonesia berhasil dalam

    swasembada beras, meskipun tidak berlangsung lama, karena empat

    tahun kemudian Indonesia kembali impor beras.

    Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan

    terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk

    kimia sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi (high yield

    variety), penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami

    peningkatan. Namun belakangan ditemukan berbagai permasalahan

    akibat kesalahan manajemen di lahan pertanian. Pencemaran pupuk

    kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan pemakaian bahan-bahan

    tersebut, ini berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan

    kesehatan manusia akibat selalu tercemar bahan-bahan sintetis tersebut.

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    13

    Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu

    lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang

    dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia

    sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik

    kembali cara pertanian alamiah (back to nature). Namun pertanian

    organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman

    dulu. Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok

    tanam, penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit

    menggunakan agen hayati atau mikroba serta manajemen yang baik

    untuk kesuksesan pertanian organik tersebut.

    Perkembangan pertanian organik dunia menunjukkan bahwa

    Australia merupakan negara yang mempunyai kawasan pertanian

    organik terluas sebesar 10 juta ha (41%), kedua Amerika Latin seluas 5,8

    juta ha (25%), dan ketiga Eropa seluas 5,5 juta ha (23%), dan keempat

    Amerika Utara seluas 1,5 juta ha (10,9%). Sementara sisanya (0,1%) areal

    pertanian organik di benua Asia dengan hanya luas 880 ribu ha d(0,07%)

    dan benua Afrika dengan luas 320 ribu ha (0,03). Indonesia sendiri baru

    memiliki lahan pertanian organik sekitar 40 ribu ha.

    Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia

    sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha

    pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan

    perkebunan (BPS, 2000). Potensi pasar produk pertanian organik di dalam

    negeri sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke

    atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain: 1) belum ada insentif

    harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik, 2) perlu

    investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan

    yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum ada kepastian

    pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.

    Perkembangan pertanian organik di Indonesia, sejauh ini, telah

    berkembang diberbagai daerah. Petani di Jawa Barat, Jawa Tengah,

    DIY dan Jawa Timur umumnya lebih maju karena mereka umumnya

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    14

    adalah petani yang sudah mapan, dan yang dikembangkan adalah

    sayuran (cabe, sawi, okra, wortel, kangkung dll) serta buah-buahan

    seperti salak Pondoh, Apel, Stroberi.

    Di Jawa Tengah, selain buah Salak juga sudah dikembangkan padi

    organik. Sedangkan di Jawa Timur, umumnya berkembang kebun

    buahan organik seperti apel organik. Terlepas dari apakah itu benar-

    benar sudah merupakan produk organik ataukah belum, sebagaimana

    akan dibahas nanti, perkembangan pertanian organik ini perlu

    mendapat arahan dan perhatian serius pemerintah.

    Di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi

    Selatan dan Bali juga sudah mulai dikembangkan pertanian Organik.

    Pengembangan padi organik di beberapa daerah dimulai dengan

    pembuatan dan penggunaan pupuk organik yang berasal dari kotoran

    ternak dan penggunaan benih lokal.

    Dunia Barat sebagai penggagas pertanian moderen sudah lama

    menyadari dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan

    kimia sintetis dalam dunia pertanian. Kini mereka sudah beralih kepada

    sistem pertanian tanpa bahan kimia sintetik atau yang dikenal dengan

    pertanian organik. Sistem ini diyakini tidak menurunkan kemampuan dan

    kualitas produksi. Justru yang terjadi adalah sebaliknya terjadi

    peningkatan secara signifikan jumlah produksi dan kualitas produk.

    Didukung oleh tren gaya hidup back to nature yang semakin popular

    membuat produk pertanian organik sangat diminati masyarakat

    setempat. Konon, kenapa ekspor pertanian kita ditolak salah satunya

    karena residu zat kimia yang tinggi dalam produk pertanian kita.

    Konsep dasar dari pertanian organik adalah kegiatan pertanian

    menggunakan bahan-bahan organik sebagai sarana produksinya

    terutama pupuk dan pestisida. Pupuk kimia sintetik dan pestisida kimia

    sintetik tidak digunakan lagi ditambah dalam pengelolaannya

    memperhatikan kelestarian lingkungan. Sangat sederhana, tapi tidak

    mudah mengubah paradigma yang sudah lama.

  • Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS http://www.ririen.widyagama.ac.id

    15

    Untuk memajukan pertanian organik, diperlukan perencanaan dan

    implementasi yang baik secara bersamaan. Perencanaan dan

    implementasi juga dilakukan secara bersama antara pemerintah dan

    pelaku usaha. Sinergisme aktivitas dan pelaku usaha dapat

    mempercepat pencapaian tujuan dari Go Organik 2010 yaitu

    Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik utama dunia.