tugas dasar manajemen

Upload: kartika-ayu-damayanti

Post on 10-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    1/14

    TUGAS DASAR-DASAR MANAJEMEN

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    Manajer sebagai Pembuat Keputusan

    Dosen pengampu :

    Vini Arumsari, SP., MP.

    Disusun oleh :

    1. Kartika Ayu D. (135130047)2. Aghnes Larasati (135130048)3. Amaliya Nur S. (135130049)4.

    Fahmi Fadliyansyah (135130060)

    5. Atika Andriyani P. (135130061)6. Jihad Abdurrahman (135130062)

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UPN VETERAN YOGYAKARTA2013

    http://3.bp.blogspot.com/_G9JPTnHYi3Q/SwICfssUMhI/AAAAAAAAABA/X6bey91LFts/s1600/logo-upn+copy.jpg
  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    2/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi

    keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi

    terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja

    organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan

    personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku

    individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,

    kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,

    kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif,

    kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam

    organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan

    mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.

    Upaya membangun keterampilan personal tersebut selaras dengan perkembagan

    kekinian rumpun kajian Organizational Studies (Teori Organisasi, Perilaku Organisasi,

    Manajemen SDM, dan Kepemimpinan), yang menemukan kontekstualisasinya dalam

    semangat pendekatan human relations. Organisasi birokrasi publik pun idealnya tidak terlepas

    dari arah perkembangan ini. Dalam hal ini, paradigma organisasi birokratik-weberian yang

    berkarakter (terlalu) impersonal dan dingin, mendapatkan tantangan serius dari paradigma

    post-birokrasi yang lebih humanis.

    Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambilkeputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat

    masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin

    dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang sebaiknya.

    Makalah ini penulis angkat dengan judul Pengambilan Keputusan : Manajer sebagai

    Pembuat Keputusan

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    3/14

    BAB II

    ISI

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    A. Proses Pengambilan KeputusanSebuah ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia seorang pembuat

    keputusan. Seorang manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan.

    Untuk mencapai tujuan ini, manajer harus memutuskan tindakantindakan khusus apa

    yang yang perlu, cara-cara baru apa yang diperkenalkan, dan apa yang harus dibuat

    untuk mempetahankan hasil kerja yang memuaskan.

    Membuat Keputusan adalah memilih suatu alternative dari dua pilihan atau

    lebih,untuk menentukan suatu pendapat atau perjalanan suatu tindakan. Dalam

    pengambilan keputusan, seorang manajer berurusan dengan nilai-nilai yang akan

    datang, yang sampai tingkat tertentu yang masih belum diketahui. Selanjutnya,

    penyaringan suatu pilihan selalu didasarkan atas beberapa kriteria, seperti menghemat

    ongkos, menghemat waktu atau meningkatkan kualitas para manajer.

    Marcus Alexis dan Charles F. Wilson Mengajukan sebuah deskripsi yang agak

    terperinci tentang proses pembuatan keputusan sebagai berikut :

    1. Keadaan alam

    2. Si pembuat keputusan

    3. Tujuan-tujuan yang akan dicapai

    4. Alternatif-alternatif yang relevan

    5. Sebuah hubungan yang menimbulkan suatu pengurutan

    6. Pilihan itu sendiri, yakni pilihan salah satu alternatif yang ada.

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    4/14

    Burch dan Strater berpendapat bahwa sesuatu proses teratur untuk mencapai

    keputusan, yakni:

    a. ModelModel tersebut merupakan sebuah deskripsi kuantitatif atau kualitatif tentang

    problem yang bersangkutan.

    b. KriteriaKriteria yang digariskan mewakili tujuan-tujuan atas sasaran-sasaran tentang

    problem keputusan yang bersangkutan.

    c. Pembatasan-pembatasanTerdapat adanya faktor-faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam

    pemecahan problem keputusan yang besangkutan. Contohnya adalah kekurangan

    dana-dana.

    d. OptimalisasiSetelah problem keputusan telah diterangkan dengan lengkap (model), maka

    manajer yang bersangkutan menetapkan apa yang perlu (Kriteria) dan apa yang

    mungkin dicapai (pembatasan-pembatasan). Pada saat ini, pihak pembuat keputusan

    siap untuk memilih pemecahan terbaik atau pemecahan optimum.

    Selain itu, adapula pengambilan keputusan ini mencakup antara lain:

    1. Pemahaman dan Perumusan Masalah

    Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya

    sulit itemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan

    penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus

    pertamatama menemukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan

    serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.

    Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara.

    Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua,

    manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    5/14

    normal. Dan barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak

    lain yang mampu memberi pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah

    atau kesempatan.

    2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan

    Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus memulai

    memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus

    menentukan data-data apa yang dibutukan untuk membuat keputusan yang tepat.

    3. Pengembangan Alternatif-alternatif

    Kecenderungan untuk menerima alternative keputusan pertama yang fleksibel

    sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk

    masalah-masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan

    manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan

    membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.

    Apakah manajer harus mengidentifikasikan seluruh alternative yang fleksibel?Kalau dalam teori hal ini baik, tetapi dalam praktek hal itu sering sulit dicapai.

    Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan padangan yang

    sempura, walaupun banyak buku dan latihan pembuat keputusan masih

    menyarankan kepada pembuat kepututsan untuk mendapatkan semua data sebelum

    mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Menurut Hebert Simon, untuk

    masalah ini mengemukakan konsep pemuasan, yang berarti bahwa pembuat

    keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun bukan sesuatuyang sempurna atau ideal.

    4. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan

    Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus

    mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan

    memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu

    proses yang bersifat berkelanjutan bagi manajer dan merupakan tantangan yang

    harus selalu dihadapinya.

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    6/14

    B. Tingkat-tingkat Pembuatan Keputusan

    Untuk tujuan klasifikasi, pembuatan keputusan terbagi atas tiga tingkat, yakni:

    1. Keputusan Tingkat Strategis

    Keputusan-keputusan strategis adalah keputusan yang dicirikan berorientasi pada

    masa yang datang. Keputusan-keputusan tersebut menetapkan rencana-rencana jangka

    panjang yang mempengaruhi seluruh organisasi yang bersangkutan.

    Maka olehnya itu, strategi berkaitan dengan rancana jangka panjang dan ia mencakup

    usaha:

    a. Menetapkan sasaran-sasaran

    b. Penyusunan kebijakan-kebijakan

    c. Pengorganisasian

    d. Pencapaian efektivitas menyeluruh bagi seluruh organisasi yang bersangkutan.

    2. Keputusan-keputusan Tingkat Taktis

    Keputusan taktis berhubungan dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek dan aloksi

    sumber daya guna mencapai sasaran-sasaran. Jenis pembuatan keputusan berhubungan

    dengan bidang-bidang :

    a. Penyusunan anggaran-anggaran belanja

    b. Analisis arus dana

    c. Keputusan tentang tata susunan pabrik

    d. Problem-problem personalia

    e. Perbaikan-perbaikan produk

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    7/14

    f. Riset dan pengembangan

    3. Keputusan-keputusan Tingkat Teknis

    Pembuat keputusan teknis merupakan proses untuk mengusahakan agar tugas-tugas

    spesifik diimplementasikan dengan cara yang efektif dan efisien. Contoh pembuatan

    keputusan ini adalah :

    a. Menyetujui atau menolak kredit

    b. Pengawasan proses

    c. Penetapan waktu

    d. Penerimaan barang-barang

    e. Pengiriman barang-barang

    f. Pengawasan persediaan barang-barang

    g. Alokasi pekerja-pekerja

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    8/14

    BAB III

    PERMASALAHAN

    CONTOH KASUS :

    MASALAH GROSIR

    Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan

    tingkat persediaan (stock) barang agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang

    (tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan

    karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis

    kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah yang

    menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang terbatas, dalam arti

    jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan laku dijual pada hari berikutnya. Jika

    diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan

    menjualnya dengan harga $50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu

    diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat

    keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika informasi

    tentang jumlah data penjualan

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    9/14

    BAB IV

    SOLUSI

    Beberapa hari yang lalu telah dicatat untuk membahas kasus ini, selanjutnya

    diandaikan data penjualan selama 100 hari yang lalu tercatat sebagai berikut :

    Tabel 1. Data Penjualan

    Jumlah Strawbary terjual Jumlah Hari

    (Dalam Satuan Keranjang)

    Penjualan

    10 15

    11 20

    12 40

    13 25

    Jumlah 100

    ANALISIS KEPUTUSAN

    Analisis keputusan yang dimaksud disini adalah suatu rangkaian proses dalam membahas

    permasalahan yang dikemukakan di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan

    konsep jenis kerugian yang ditimbulkan, pemakaian konsep peluang, dan perhitungan

    ekspektasi kerugian.

    Pendefinisian Jenis KerugianBila dalam membahas permasalahan di atas kita fokuskan terhadap minimisasi kerugian

    maka perlu didefinisikan dua jenis kerugian yang akan ditimbulkan dalam kasus tersebut.

    Jenis kerugian yang pertama dikenal dengan obsolescence looses. Jenis kerugian ini

    disebabkan oleh persediaan yang terlalu banyak sehingga harus dibuang pada hari berikutnya,

    (jenis ini hampir sama dengan biaya gudang akibat terlalu lama penyimpanan). Misalnya dari

    kasus tersebut di atas, jika jumlah strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 12 keranjang

    namun permintaan pada hari itu hanya 10 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian

    sebesar $40 (yaitu dari harga pembelian 2 keranjang strawberry yang tidak terjual). Jenis

    kerugian yang kedua adalah opportunity looses. Jenis kerugian ini disebabkan oleh kurangnya

    persediaan sehingga ada pembeli yang tidak terlayani.

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    10/14

    Dengan kata lain, kerugian ini timbul akibat keuntungan yang seharusnya diperoleh tetapi

    tidak jadi diperoleh karena kekurangan stock. Misalnya dari kasus di atas, jika jumlah

    strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 10 keranjang sedangkan permintaan pada hari

    itu mencapai 12 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $60 (yaitu

    keuntungan yang tidak diterima dari hasil penjualan 2 keranjang strawberry bila stock ada).

    Tabel.2 Tabel Kerugian Bersyarat

    Kemungkinan

    JumlahYang

    diminta (X)

    Kemungkinan Persediaan yang Dilakukan(X)

    10 11 12 13

    10 $0 $20 $40 $60

    11 30 0 20 40

    12 60 30 0 20

    13 90 60 30 0

    Adopsi Konsep Peluang

    Konsep peluang yang sudah didefinisikan sebelumnya dapat diadopsi untuk data

    persoalan tersebut di atas. Jika tujuan grosir adalah untuk menentukan persediaan jumlah

    strawberry dalam satuan keranjang pada hari tersebut, dimisalkan dengan X, maka

    berdasarkan data di atas X adalah peubah acak diskrit yang dapat mengambil nilai 10, 11, 12,

    dan 13. Dan distribusi Peluang X (jumlah keranjang strawberry) dapat dinyatakan sebagai

    berikut:

    Tabel 3. Distribusi Peluang X

    Jumlah Strawbary

    terjual Dalam Satuan

    Keranjang

    (X)

    Jumlah

    HariPenjualan

    (f)

    FrekwensiRelatif

    (fr)

    P(X=x)

    10 15 0.15

    11 20 0.20

    12 40 0.40

    13 25 0.25

    Jumlah 100 1.00

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    11/14

    Perhitungan Ekspektasi Kerugian

    Mengingat tujuan utama dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah stock

    strawberry agar resiko (kerugian) minimum, maka analisis dilakukan dengan

    memperhitungkan ekspektasi kerugian. Analisis perhitungan ekspektasi ini akan disajikan

    dalam tabel, dengan memperhitungkan semua kemungkinan yang dapat terjadi, dimulai dari

    tabel ekspektasi kerugian bila persediaan 10 keranjang sampai dengan tabel ekspaktasi

    kerugian bila persediaan 13 keranjang.

    Tabel 4. Ekspektasi kerugian dari Persediaan 10 Keranjang

    Jumlah

    Kemungkinan

    Permintaan (X)

    Kerugian

    Bersyarat

    Peluang

    X P (X)

    Ekspektasi

    Kerugian X.P (X)

    10 $0 0.15 $0.00

    11 30 0.20 6.00

    12 60 0.40 24.00

    13 90 0.25 22.50

    Jumlah 1.00 $52.50

    Kolom kerugian bersyarat pada Tabel 4 di alas diambil, dari tabel 2 untuk kasus

    persediaan 10 keranjang. Kolom ke empat dari Tabel 4 menyatakan bahwa jika 10 keranjang

    disediakan setiap hari selama masa yang panjang (long period), maka kerugian secara rata-

    rata (ekspektasi kerugian) adalah $52.50. Tentu tidak ada jaminan bahwa jika besok diambil

    persediaan 10 keranjang maka sudah pasti akan rugi %52.50. Dengan cara yang sama tabel 5,

    6, dan 7 dapat dibentuk dan diinterpretasikan.

    Tabel 5. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 11 Keranjang

    Jumlah

    Kemungkinan

    Permintaan (X)

    Kerugian

    Bersyarat

    Peluang

    X P (X)

    Ekspektasi

    Kerugian X.P (X)

    10 $20 0.15 $3.00

    11 0 0.20 0.00

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    12/14

    12 30 0.40 12.00

    13 60 0.25 15.00

    Jumlah 1.00 $30.00

    Hasil analisis ekspektasi kerugian yang disajikan dalam tabel 4 sampai dengan 7 dapat

    digunakan untuk mengambit keputusan. Dapat dilihat bahwa minimum kerugian yang terjadi

    adalah $17.50. Hal ini terjadi pada tingkat persediaan 12 keranjang Strawberry. Ini berarti

    grosir lebih baik menyediakan 12 keranjang setiap harinya, untuk kasus tersebut di atas.

    Seandainya untuk membahas permasalahan di atas dilakukan anatisis dengan

    mempertimbangkan keuntungan yang maksimum, maka hasilnya tidak akan berbeda yaitu

    dengan jumlah persediaan 12 keranjang perharinya.

    Tabel 6. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 12 Keranjang

    Jumlah

    Kemungkinan

    Permintaan (X)

    Kerugian

    Bersyarat

    Peluang

    X P (X)

    Ekspektasi

    Kerugian X.P (X)

    10 $40 0.15 $6.00

    11 20 0.20 4.00

    12 0 0.40 0.00

    13 30 0.25 7.50

    Jumlah 1.00 $17.50

    Tabel 7. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 13 Keranjang

    Jumlah

    Kemungkinan

    Permintaan (X)

    Kerugian

    Bersyarat

    Peluang

    X P (X)

    Ekspektasi

    Kerugian X.P (X)

    10 $60 0.15 $9.00

    11 40 0.20 8.00

    12 20 0.40 8.00

    13 0 0.25 0.00

    Jumlah 1.00 $52.50

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    13/14

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.KESIMPULAN

    Pemakaian Teori Peluang untuk membahas persoalan ketidakpastian dapat

    dilakukan apabila suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi relatif.

    Contoh kasus masalah grosir buah telah menunjukkan bagaimana penggunaan konsep

    teori peluang dan ekspektasi digunakan untuk mengambil keputusan. Dan perhitungan

    dapat diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah $17.50, dengan jumlah

    persediaan perharinya 12 keranjang.

    B. SARANHendaknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi

    dapat mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya kepemimpinan sesuai

    dengan situasi dengan berbagai pertimbangan yang telah diperhitungkan secara

    matang.

  • 7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Noviananuryan, 2012,Model Proses Pengambilan Keputusan dengan Contoh Kasus,

    [online], (http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-

    keputusan-dengan-contoh-kasus/, diakses tanggal 17 september 2013)

    Halik, Irwan., 2011, Pengambilan Keputusan, [online],

    (http://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.html, diakses

    tanggal 13 september 2013)

    http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/