tugas dasar manajemen
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
1/14
TUGAS DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajer sebagai Pembuat Keputusan
Dosen pengampu :
Vini Arumsari, SP., MP.
Disusun oleh :
1. Kartika Ayu D. (135130047)2. Aghnes Larasati (135130048)3. Amaliya Nur S. (135130049)4.
Fahmi Fadliyansyah (135130060)
5. Atika Andriyani P. (135130061)6. Jihad Abdurrahman (135130062)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UPN VETERAN YOGYAKARTA2013
http://3.bp.blogspot.com/_G9JPTnHYi3Q/SwICfssUMhI/AAAAAAAAABA/X6bey91LFts/s1600/logo-upn+copy.jpg -
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
2/14
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi
keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi
terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,
kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,
kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif,
kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam
organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan
mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
Upaya membangun keterampilan personal tersebut selaras dengan perkembagan
kekinian rumpun kajian Organizational Studies (Teori Organisasi, Perilaku Organisasi,
Manajemen SDM, dan Kepemimpinan), yang menemukan kontekstualisasinya dalam
semangat pendekatan human relations. Organisasi birokrasi publik pun idealnya tidak terlepas
dari arah perkembangan ini. Dalam hal ini, paradigma organisasi birokratik-weberian yang
berkarakter (terlalu) impersonal dan dingin, mendapatkan tantangan serius dari paradigma
post-birokrasi yang lebih humanis.
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambilkeputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat
masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin
dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang sebaiknya.
Makalah ini penulis angkat dengan judul Pengambilan Keputusan : Manajer sebagai
Pembuat Keputusan
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
3/14
BAB II
ISI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Proses Pengambilan KeputusanSebuah ciri umum seorang manajer adalah bahwa ia seorang pembuat
keputusan. Seorang manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan.
Untuk mencapai tujuan ini, manajer harus memutuskan tindakantindakan khusus apa
yang yang perlu, cara-cara baru apa yang diperkenalkan, dan apa yang harus dibuat
untuk mempetahankan hasil kerja yang memuaskan.
Membuat Keputusan adalah memilih suatu alternative dari dua pilihan atau
lebih,untuk menentukan suatu pendapat atau perjalanan suatu tindakan. Dalam
pengambilan keputusan, seorang manajer berurusan dengan nilai-nilai yang akan
datang, yang sampai tingkat tertentu yang masih belum diketahui. Selanjutnya,
penyaringan suatu pilihan selalu didasarkan atas beberapa kriteria, seperti menghemat
ongkos, menghemat waktu atau meningkatkan kualitas para manajer.
Marcus Alexis dan Charles F. Wilson Mengajukan sebuah deskripsi yang agak
terperinci tentang proses pembuatan keputusan sebagai berikut :
1. Keadaan alam
2. Si pembuat keputusan
3. Tujuan-tujuan yang akan dicapai
4. Alternatif-alternatif yang relevan
5. Sebuah hubungan yang menimbulkan suatu pengurutan
6. Pilihan itu sendiri, yakni pilihan salah satu alternatif yang ada.
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
4/14
Burch dan Strater berpendapat bahwa sesuatu proses teratur untuk mencapai
keputusan, yakni:
a. ModelModel tersebut merupakan sebuah deskripsi kuantitatif atau kualitatif tentang
problem yang bersangkutan.
b. KriteriaKriteria yang digariskan mewakili tujuan-tujuan atas sasaran-sasaran tentang
problem keputusan yang bersangkutan.
c. Pembatasan-pembatasanTerdapat adanya faktor-faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam
pemecahan problem keputusan yang besangkutan. Contohnya adalah kekurangan
dana-dana.
d. OptimalisasiSetelah problem keputusan telah diterangkan dengan lengkap (model), maka
manajer yang bersangkutan menetapkan apa yang perlu (Kriteria) dan apa yang
mungkin dicapai (pembatasan-pembatasan). Pada saat ini, pihak pembuat keputusan
siap untuk memilih pemecahan terbaik atau pemecahan optimum.
Selain itu, adapula pengambilan keputusan ini mencakup antara lain:
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya
sulit itemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan
penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus
pertamatama menemukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan
serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara.
Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua,
manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
5/14
normal. Dan barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak
lain yang mampu memberi pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah
atau kesempatan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus memulai
memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus
menentukan data-data apa yang dibutukan untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif-alternatif
Kecenderungan untuk menerima alternative keputusan pertama yang fleksibel
sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk
masalah-masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan
manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan
membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Apakah manajer harus mengidentifikasikan seluruh alternative yang fleksibel?Kalau dalam teori hal ini baik, tetapi dalam praktek hal itu sering sulit dicapai.
Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan padangan yang
sempura, walaupun banyak buku dan latihan pembuat keputusan masih
menyarankan kepada pembuat kepututsan untuk mendapatkan semua data sebelum
mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Menurut Hebert Simon, untuk
masalah ini mengemukakan konsep pemuasan, yang berarti bahwa pembuat
keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun bukan sesuatuyang sempurna atau ideal.
4. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan
Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus
mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu
proses yang bersifat berkelanjutan bagi manajer dan merupakan tantangan yang
harus selalu dihadapinya.
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
6/14
B. Tingkat-tingkat Pembuatan Keputusan
Untuk tujuan klasifikasi, pembuatan keputusan terbagi atas tiga tingkat, yakni:
1. Keputusan Tingkat Strategis
Keputusan-keputusan strategis adalah keputusan yang dicirikan berorientasi pada
masa yang datang. Keputusan-keputusan tersebut menetapkan rencana-rencana jangka
panjang yang mempengaruhi seluruh organisasi yang bersangkutan.
Maka olehnya itu, strategi berkaitan dengan rancana jangka panjang dan ia mencakup
usaha:
a. Menetapkan sasaran-sasaran
b. Penyusunan kebijakan-kebijakan
c. Pengorganisasian
d. Pencapaian efektivitas menyeluruh bagi seluruh organisasi yang bersangkutan.
2. Keputusan-keputusan Tingkat Taktis
Keputusan taktis berhubungan dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek dan aloksi
sumber daya guna mencapai sasaran-sasaran. Jenis pembuatan keputusan berhubungan
dengan bidang-bidang :
a. Penyusunan anggaran-anggaran belanja
b. Analisis arus dana
c. Keputusan tentang tata susunan pabrik
d. Problem-problem personalia
e. Perbaikan-perbaikan produk
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
7/14
f. Riset dan pengembangan
3. Keputusan-keputusan Tingkat Teknis
Pembuat keputusan teknis merupakan proses untuk mengusahakan agar tugas-tugas
spesifik diimplementasikan dengan cara yang efektif dan efisien. Contoh pembuatan
keputusan ini adalah :
a. Menyetujui atau menolak kredit
b. Pengawasan proses
c. Penetapan waktu
d. Penerimaan barang-barang
e. Pengiriman barang-barang
f. Pengawasan persediaan barang-barang
g. Alokasi pekerja-pekerja
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
8/14
BAB III
PERMASALAHAN
CONTOH KASUS :
MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan
tingkat persediaan (stock) barang agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang
(tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan
karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis
kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah yang
menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang terbatas, dalam arti
jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan laku dijual pada hari berikutnya. Jika
diandaikan harga pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan
menjualnya dengan harga $50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu
diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat
keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika informasi
tentang jumlah data penjualan
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
9/14
BAB IV
SOLUSI
Beberapa hari yang lalu telah dicatat untuk membahas kasus ini, selanjutnya
diandaikan data penjualan selama 100 hari yang lalu tercatat sebagai berikut :
Tabel 1. Data Penjualan
Jumlah Strawbary terjual Jumlah Hari
(Dalam Satuan Keranjang)
Penjualan
10 15
11 20
12 40
13 25
Jumlah 100
ANALISIS KEPUTUSAN
Analisis keputusan yang dimaksud disini adalah suatu rangkaian proses dalam membahas
permasalahan yang dikemukakan di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan
konsep jenis kerugian yang ditimbulkan, pemakaian konsep peluang, dan perhitungan
ekspektasi kerugian.
Pendefinisian Jenis KerugianBila dalam membahas permasalahan di atas kita fokuskan terhadap minimisasi kerugian
maka perlu didefinisikan dua jenis kerugian yang akan ditimbulkan dalam kasus tersebut.
Jenis kerugian yang pertama dikenal dengan obsolescence looses. Jenis kerugian ini
disebabkan oleh persediaan yang terlalu banyak sehingga harus dibuang pada hari berikutnya,
(jenis ini hampir sama dengan biaya gudang akibat terlalu lama penyimpanan). Misalnya dari
kasus tersebut di atas, jika jumlah strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 12 keranjang
namun permintaan pada hari itu hanya 10 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian
sebesar $40 (yaitu dari harga pembelian 2 keranjang strawberry yang tidak terjual). Jenis
kerugian yang kedua adalah opportunity looses. Jenis kerugian ini disebabkan oleh kurangnya
persediaan sehingga ada pembeli yang tidak terlayani.
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
10/14
Dengan kata lain, kerugian ini timbul akibat keuntungan yang seharusnya diperoleh tetapi
tidak jadi diperoleh karena kekurangan stock. Misalnya dari kasus di atas, jika jumlah
strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 10 keranjang sedangkan permintaan pada hari
itu mencapai 12 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $60 (yaitu
keuntungan yang tidak diterima dari hasil penjualan 2 keranjang strawberry bila stock ada).
Tabel.2 Tabel Kerugian Bersyarat
Kemungkinan
JumlahYang
diminta (X)
Kemungkinan Persediaan yang Dilakukan(X)
10 11 12 13
10 $0 $20 $40 $60
11 30 0 20 40
12 60 30 0 20
13 90 60 30 0
Adopsi Konsep Peluang
Konsep peluang yang sudah didefinisikan sebelumnya dapat diadopsi untuk data
persoalan tersebut di atas. Jika tujuan grosir adalah untuk menentukan persediaan jumlah
strawberry dalam satuan keranjang pada hari tersebut, dimisalkan dengan X, maka
berdasarkan data di atas X adalah peubah acak diskrit yang dapat mengambil nilai 10, 11, 12,
dan 13. Dan distribusi Peluang X (jumlah keranjang strawberry) dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Tabel 3. Distribusi Peluang X
Jumlah Strawbary
terjual Dalam Satuan
Keranjang
(X)
Jumlah
HariPenjualan
(f)
FrekwensiRelatif
(fr)
P(X=x)
10 15 0.15
11 20 0.20
12 40 0.40
13 25 0.25
Jumlah 100 1.00
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
11/14
Perhitungan Ekspektasi Kerugian
Mengingat tujuan utama dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah stock
strawberry agar resiko (kerugian) minimum, maka analisis dilakukan dengan
memperhitungkan ekspektasi kerugian. Analisis perhitungan ekspektasi ini akan disajikan
dalam tabel, dengan memperhitungkan semua kemungkinan yang dapat terjadi, dimulai dari
tabel ekspektasi kerugian bila persediaan 10 keranjang sampai dengan tabel ekspaktasi
kerugian bila persediaan 13 keranjang.
Tabel 4. Ekspektasi kerugian dari Persediaan 10 Keranjang
Jumlah
Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang
X P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P (X)
10 $0 0.15 $0.00
11 30 0.20 6.00
12 60 0.40 24.00
13 90 0.25 22.50
Jumlah 1.00 $52.50
Kolom kerugian bersyarat pada Tabel 4 di alas diambil, dari tabel 2 untuk kasus
persediaan 10 keranjang. Kolom ke empat dari Tabel 4 menyatakan bahwa jika 10 keranjang
disediakan setiap hari selama masa yang panjang (long period), maka kerugian secara rata-
rata (ekspektasi kerugian) adalah $52.50. Tentu tidak ada jaminan bahwa jika besok diambil
persediaan 10 keranjang maka sudah pasti akan rugi %52.50. Dengan cara yang sama tabel 5,
6, dan 7 dapat dibentuk dan diinterpretasikan.
Tabel 5. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 11 Keranjang
Jumlah
Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang
X P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P (X)
10 $20 0.15 $3.00
11 0 0.20 0.00
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
12/14
12 30 0.40 12.00
13 60 0.25 15.00
Jumlah 1.00 $30.00
Hasil analisis ekspektasi kerugian yang disajikan dalam tabel 4 sampai dengan 7 dapat
digunakan untuk mengambit keputusan. Dapat dilihat bahwa minimum kerugian yang terjadi
adalah $17.50. Hal ini terjadi pada tingkat persediaan 12 keranjang Strawberry. Ini berarti
grosir lebih baik menyediakan 12 keranjang setiap harinya, untuk kasus tersebut di atas.
Seandainya untuk membahas permasalahan di atas dilakukan anatisis dengan
mempertimbangkan keuntungan yang maksimum, maka hasilnya tidak akan berbeda yaitu
dengan jumlah persediaan 12 keranjang perharinya.
Tabel 6. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 12 Keranjang
Jumlah
Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang
X P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P (X)
10 $40 0.15 $6.00
11 20 0.20 4.00
12 0 0.40 0.00
13 30 0.25 7.50
Jumlah 1.00 $17.50
Tabel 7. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 13 Keranjang
Jumlah
Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang
X P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P (X)
10 $60 0.15 $9.00
11 40 0.20 8.00
12 20 0.40 8.00
13 0 0.25 0.00
Jumlah 1.00 $52.50
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
13/14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Pemakaian Teori Peluang untuk membahas persoalan ketidakpastian dapat
dilakukan apabila suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi relatif.
Contoh kasus masalah grosir buah telah menunjukkan bagaimana penggunaan konsep
teori peluang dan ekspektasi digunakan untuk mengambil keputusan. Dan perhitungan
dapat diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah $17.50, dengan jumlah
persediaan perharinya 12 keranjang.
B. SARANHendaknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi
dapat mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya kepemimpinan sesuai
dengan situasi dengan berbagai pertimbangan yang telah diperhitungkan secara
matang.
-
7/22/2019 Tugas Dasar Manajemen
14/14
DAFTAR PUSTAKA
Noviananuryan, 2012,Model Proses Pengambilan Keputusan dengan Contoh Kasus,
[online], (http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-
keputusan-dengan-contoh-kasus/, diakses tanggal 17 september 2013)
Halik, Irwan., 2011, Pengambilan Keputusan, [online],
(http://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.html, diakses
tanggal 13 september 2013)
http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://irwandihalik.blogspot.com/2011/06/pengambilan-keputusan.htmlhttp://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/http://noviananuryan.wordpress.com/2012/10/12/model-proses-pengambilan-keputusan-dengan-contoh-kasus/