3. kadar crp
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
1/11
PENETAPAN KADAR CRP SECARA KUALITATIF
Oleh :
Nama :
Rombongan : II
Kelompok : 4
LAPORAN PRAKTIKUM IMMUNOLOGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEUDA!AAN"#$"
I% PENDA&ULUAN
A% La'a( elakang
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
2/11
Reaksi terhadap kerusakan jaringan dimiliki oleh semua hewan, bahkan pada
hewan avertebrata air yang berukuran sangat kecil pun mempunyai sel fagosit
substansi antimikroba, termasuk lisozim. Sama halnya seperti sistem sirkulasi yang
efisien, sistem pertahanan pun demikian. Sel fagosit seperti halnya protein plasma
dapat bergerak dengan cepat ke jaringan saat melakukan penyerangan dan dapat
menghadang jalannya patogen sepanjang sistem sirkulasi. Mekanisme yang
digunakan untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup disebut sistem imun (Starr,
!!!".
#munitas adalah kemampuan tubuh untuk menolak substansi asing dan sel$
sel. Respon non spesifik merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama. Respon
yang sangat spesifik merupakan garis pertahanan tubuh yang tergerak yang mengunci
setiap ancaman. Respon imun meliputi respon imun spesifik maupun non spesifik.
Respon imun non spesifik memblokir masuknya dan menyebarnya gen$gen penyebab
penyakit, sedangkan respon spesifik melibatkan dua jenis respon yaitu respon yang
diperantarai antibodi dan sel.
%R& (C-Reaktif Protein" merupakan salah satu protein fase akut yang akan
meningkat kadarnya pada keadaan infeksi. %R& dapat meningkat '!! kali atau lebih
dan berperan dalam imunitas non$spesifik yang dengan bantuan %adapat mengikat
berbagai molekul antara lain fosforilkolin yang ditemukan pada permukaan bakteri
atau jamur, sehingga mengaktifkan komplemen (jalur klasik". %R& juga mengikat
protein % pneumococcus. )leh karena itu, %R& berupa opsonin yang memudahkan
fagositosis. *danya %R& yang tetap tinggi menunjukkan infeksi yang persisten
(+aratawidjaya, !!".
%R& dibentuk oleh badan pada saat infeksi. &eranannya ialah sebagai
opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. %R& dengan bantuan %a dapat
mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan jamur. *ktivitas
%R& beserta cy reseptor berperan dalam memerangi inflamasi dan melingdungi diri
dari penyakit khusus autoimun (Supardi dan Sukamto, '---".
Metode$metode yang lazim untuk mengukur %R& adalah aglutinasi, fiksasi
komplemen, antibodi fluorescens, presipitasi dalam cairan atau gel dan
radioimmunoassay, penurunan kadar %R& serum dapat menunjukkan terapi yang
berhasil pada pielonefritis akut. &eningkatan mendadak kadar %R& serum merupakan
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
3/11
indikasi penolakan jaringan transplan pada pasien$pasien dengan transpalatasi ginjal
(Speicher and Smith, '--".
% T)*)an
/ujuan praktikum ini adalah mendeteksi keberadaan %R& dalam pemeriksaan
serum darah, mengetahui kadar %R& dalam serum darah.
II% TIN+AUAN PUSTAKA
Sistem imun non spesifik terdiri dari pertahanan humoral dan seluler.
&ertahanan humoral dilakukan di luar sel (ekstraseluler", yaitu dalam sistem sirkulasi
oleh antibodi, interferon, komplemen, dan %R& (C-Reactive Protein". Sistem imun
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
4/11
non spesifik tidak diperoleh akibat adanya kontak dengan antigen. Sifatnya
nonspesifik dan dapat melindungi tubuh dari banyak patogen potensial. Mekanisme
tersebut tidak menunjukkan spesifitas dan tidak tergantung pengenalan spesifik
bahan asing. /ermasuk dalam kelompok ini adalah pelindung tubuh dari penyebab
infeksi, seperti kulit dan sistem mukosa, sel 01, mekanisme fagositosis dan
inflamasi. aktor nonspesifik yang lain bervariasi, dipengaruhi oleh usia, faktor$
faktor hormonal atau aktivitas metabolisme (+rooks et al., !!'". 2immerman
(!!-", menambahkan bahwa sistem imun innate merespon dengan cepat
dibandingkan dengan system kekebalan tubuh adaftif yang dapat berlangsung
beberapa hari untuk diaktifkan. Membutuhkan sebelumnya paparan antigen untuk
melakukan respon imunologi penuh, memanfaatkan kedua respon yang diperantarai
sel dan humoral.
C-Reactive Protein (%R&" merupakan serum protein fase akut dan
merupakan anggota dari kelompok protein pentraksin yaitu protein yang berperan
dalam pertahanan yang mendahului fungsi adaptif sistem imun. #nteraksi %R&
dengan komplemen dan cy reseptor memiliki peranan penting untuk menambah
apresiasi dari aliran regulatori %R& dalam inflamasi dan autoimunitas. *ktivitas %R&
beserta cy reseptor berperan dalam memerangi inflamasi dan melingdungi diri dari
penyakit khusus autoimun. %R& diketahui bahwa mempunyai peran penting dalam
proses atherosklerosis (Stuveling et al., !!!".
%R& dibentuk oleh badan pada saat infeksi. &eranannya ialah sebagai
opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen (Supardi dan Sukamto, '---". Sistem
komplemen secara langsung membunuh mikroba, respon suplemen inflamatori dan
bekerja dengan respon ini. Respon komplemen melengkapi kerja sistem imun.
&rotein$protein komplemen dibentuk dalam hati dan menjadi aktif dalam suatu
tahapan (%' mengaktifasi % dan seterusnya" contohnya %R& (3uyton, '--!".
%R& adalah suatu indikator peradangan yang dini dan lebih dapat
diandalkan dibanding reaktan$reaktan fase akut serum lainnya. 4ari diagnosis
banding pneumonia bacterial versus virus, %R& serum dilaporkan bermanfaat karena
kadarnya meningkat secara dramatik pada infeksi bakteri (Speiser dan Smith, '--".
%R& biasanya ditemukan dalam konsentrasi rendah dalam serum, yang kadarnya
cepat meningkat dalam beberapa jam setelah infeksi, kerusakan jaringan. 4i samping
bersifat imunosupresif, %R& dapat meningkatkan fagositosis, menghambat fungsi
trombosit dan mengaktivasi komplemen. ungsinya tidak diketahui, tetapi telah
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
5/11
disarankan bahwa %R& mencegah terjadinya autoimunitas terhadap antigen
intraseluler yang dikeluarkan oleh jaringan rusak (/izard, '-5".
C-Reactive Protein (%R&" yang merupakan protein yang disintesis di hati
sebagai respon terhadap berbagai rangsang inflamasi (Susanto dan *dam, !!-".
Respon inflamatori sering kali sangat kuat untuk menghentikan penyebaran agen$
agen penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan fungi. Responnya dimulai dengan
pelepasan sinyal kimiawi dan mengaktifasi dengan pembersihan oleh sel monosit.
6ika sistem ini tidak cukup kuat menahan penyakit maka sistem komplemen dan
respon imun akan bekerja (3anong, '-57".
% Pembaha,an
8asil praktikum menunjukkan bahwa sampel serum kontrol negatif yang diuji
atau pada lingkaran ' tidak terbentuk gumpalan$gumpalan putih (aglutinasi" sehingga
menunjukkan hasil negatif. 9ingkaran ditetesi dengan sampel kontrol positif,
terjadi aglutinasi sehingga dapat diketahui bahwa kontrol mengandung konsentrasi
%R& dalam batas normal di dalamnya. 9ingkaran ke$7 ditetesi dengan sampel plasma
! :l tidak terbentuk gumpalan$gumpalan putih (tidak terjadi aglutinasi". 8al ini
berarti bahwa di dalam plasma tidak mengandung konsentrasi %R& yang
menandakan tidak terjadinya peradangan infeksi atau kerusakan jaringan. Menurut
Speicher dan Smith ('--", dalam konsentrasi %R& dalam keadaan normal adalah
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
6/11
!,!!!5$!,!!; g
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
7/11
Sensitifitasnya yang tinggi menyebabkan pemeriksaan 8s$%R& dapat
digunakan untuk memperkirakan resiko penyakit kardiovaskular dan memperkirakan
adanya inflamasi aktif akibat infeksi bakteri atau virus dan trauma. &enelitian
epidemiologis melaporkan bahwa risiko penyakit kardio vaskuler (%>4"
digolongkan ke dalam rendah, sedang, dan tinggi jika kadar high sensitivity C-
reactive protein (hs%R&" masing masing ?' mg
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
8/11
-% KESIMPULAN DAN SARAN
A% Ke,.mp)lan
+erdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwaE
'. 1adar %R& meningkat saat terjadi infeksi, peradangan akut ataupun kerusakan
jaringan.
. /erjadinya aglutinasi saat pencampuran antara reagen %R& dengan antigen
dalam serum.menunjukkan kadar %R& yang tinggi (di atas kadar normal"
7. Reaksi dalam %R& merupakan reaksi sekunder imunologik humoral
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
9/11
% Sa(an
Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya pendampingan yang lebih
mengenai pengamatan aglutinasi %R& ini.
-
7/24/2019 3. Kadar CRP
10/11
DAFTAR REFERENSI
+aratawidjaya, 1.3. !!. #munologi 4asar Fdisi 1etiga. akultas 1edokteran D#,
6akarta.
3anong, B. . '-57. isiologi 1edokteran. F3%, 6akarta.
3uyton, *. %. '--!. 8uman &hysiology and Mechanism of 4isease 7 rd Fdition.
*cademic &ress #nc, 0ew Cork.
1reirer, 6.& and R.6 Mortensen.'--!. #nection, Resistance and #mmunity. 8arper and
Row &ublishers #nc, 0ew Cork.
Rose, 0.R, Milgrom, and %.6.> )ss. '-=-. &rinciples of #munology. Macmillan
&ublishing %o. #nc, 0ew Cork.
2hang, S. M., 6ennifer 9in, 0ancy R. %ook, #$Min 9ee, 6o*nn F. Manson, 6ulie F.+uring, and &aul M. Ridker. !!=. %$Reactive &rotein and Risk of +reast
%ancer.J Natl Cancer Inst, -- E 5-! @ 5-;.
Soebandrio, *, Suharto, dan Sujudi. '--!. +uku *jar Mikrobiologi 1edokteran Fdisi
Revisi. D# &ress, 6akarta.
Speicher, F.% dan 6.B Smith 6r. '--. &emilihan Dji laboratorium yang Ffektif.
F%3, 6akarta.
Stuveling, F. M, 8illage, 8. 9, +akker, S. 6, 3ans R), 4e 6ong &F, and 4e 2eeuw
4. !!!. %$Reactive &rotein is *ssociated Bith Renal unction
*bnormalities #n * 0on$4iabetic &opulation, httpEeteriner. *irlangga Dniversity &ress,Surabaya.
Bakatsuki, *, 0 #kenoue, 1 shinonara, 1 Batanabe, and / fukaya. !!. Fffect of
9ower 4osage of )ral %onjugated FGuine Fstrogen on #nflamatory markers
and Fndothelia unction in 8ealthy &ostmenopausal Bomen. 4epartment of
)bstretics and 3ynecology. 1ochi Medical School, 1ochi.
Cotis, B. B. and 8. riedman. !!'. *ppleton and 9angeHs Review of Microbiology
fourth Fdition. Mc3raw$8ill %ompanies #nc, 0ew Cork.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ -
7/24/2019 3. Kadar CRP
11/11
2immerman, 9. M. >ogel, 9. * and +owden, R. M, !!-. Dnderstanding the
vertebrate immune systemE insights from the reptilian perspective. School of
+iological Sciences, #llinois State Dniversity, 0ormal, #9 '=-!$;'!, DS*.
The Journal of #$perimental %iology'7, '$='.