3 korosi fix

Upload: rahmawati-fidya-xi-ak-iii

Post on 23-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    1/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 35

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1. Permasalahan Umum Pada Proses Produksi di Industri Oil

    And Gas

    Dalam suatu proses produksi di Industri Oil And Gas seringkali banyak

    masalah yang dialami, diantaranya adalah korosi, scale, emulsi, parafin,

    kepasiran (Chairul, 2014). Adapun pengertian dari jenis jenis masalah

    tersebut adalah:

    a. Korosi

    Korosi merupakan reaksi redoks spontan antar logam dengan zat yang

    ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki

    biasanya berupa oksida logam. Korosi ini umumnya menyebabkan logam

    pipa yang digunakan menjadi berlubang karena rapuh telah terkorosi.

    b. Scale

    Scale merupakan pengendapan mineral yang berasal dari hasil reaksi ion-

    ion yang terkandung dalam air. Pengendapan dapat terjadi di dalam pori-

    pori batuan formasi, lubang sumur bahkan peralatan permukaan. Scale

    dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran pipa tempat minyak bumi

    mengalir sehingga dengan adanya scale ini dapat menyebabkan

    berkurangnya volume minyak bumi yang teralirkan. Scale juga dapat

    menyebabkan perbedaan tekanan pada saluran pipa, diakibatkan oleh

    pembentukan scale yang tidak merata.

    c. Emulsi

    Emulsi adalah campuran dua macam cairan yang dalam keadaan biasa

    tidak dapat bercampur. Problem emulsi umumnya timbul pada saat air

    mulai terproduksi bersama minyak. Air yang tidak dapat bercampur

    dengan minyak dinamakan air bebas dan dengan mudah dipisahkan

    dengan cara pengendapan. Namun disegi lain ada emulsi yang sulit

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    2/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 36

    berpisah, sehingga diperlukan suatu usaha untuk pemecahannya (Chairul,

    2014)

    d. Parafin

    Parafin adalah unsur-unsur pokok yang banyak terkandung dalam minyak

    mentah. Jenis kerusakan akibat endapan organik ini umumnya

    disebabkan oleh perubahan komposisi hidrokarbon , kandungan wax (lilin)

    di dalam crude oil, turunnya temperatur dan tekanan, sehingga minyak

    makin mengental dan mengendap. Dan endapan ini akan menghambat

    aliran fluida.

    e. Kepasiran

    Seperti diketahui, pasir yang terproduksi bersama fluida formasi antara

    lain akan menyebabkan abrasi di atas permukaan (termasuk

    endapannya), dan juga dapat terjadi penurunan laju produksi, bahkan

    dapat mematikan sumur.

    Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah masalah pada

    proses produksi minyak bumi, umumnya disebabkan oleh fluida itu sendiri

    atau zat zat yang mengalir didalam saluran pipa minyak bumi. Tentu

    saja halhal tersebut dapat menyebabkan banyak masalah baik masalah

    ringan hingga masalah yang serius pada proses produksi itu sendiri,

    sebagai contoh dalam hal keefektifan produksi, pencemaran terhadap

    lingkungan, dan masalah finansial perusahaan. Oleh karena itu, kita harus

    mengantisipasi sebelum terjadinya masalah masalah yang tidak

    diinginkan pada proses produksi minyak bumi.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    3/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 37

    3.1.1. Minyak Bumi

    Petroleum atau biasa dikenal sebagai minyak bumi merupakan suatu

    minyak berbentuk cairan kental hitam berwarna coklat gelap atau hijauyang mudah terbakar. Minyak bumi diambil dari sumur minyak

    dipertambangan pertambangan minyak. Minyak bumi terdiri dari

    berbagai campuran kompleks dari berbagi hidrokarbon (Wikipedia, 2015).

    Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi sebagian besar

    terdiri dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam hidrokarbon aromatik

    juga ditambah dengan sebagian kecil elemen dari Nitogen, oksigen, sulfur,

    dan beberapa jenis logam. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam

    dari berbagai minyak, namun presentasi proporsi elemen kimianya pada

    umumnya adalah sebagai berikut:

    Elemen Rentang Presentase

    Karbon 83% sampai 87%

    Hidrogen 10% sampai 14%

    Nitrogen 0,1% sampai 2%

    Oksigen 0,05% sampai 2%

    Sulfur 0,05% samapi 1,5%

    Logam

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    4/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 38

    ionion seperti sulfat dan karbonat yang dapat menyebabkan suatu scale

    di dalam pipa aliran minyak bumi.

    3.1.2. Alur Proses Produksi Minyak Bumi

    Proses dalam produksi minyak bumi meliputi pengambilan minyak di

    wellhead manifolds sampai minyak siap untuk dipasarkan, baik dalam

    bentuk crude oil, condensats ataupun gas. Dalam suatu produksi minyak

    bumi sendiri tidak akan lepas dari komponen lain yang ikut tercampur

    seperti air dan gas.

    Dalam suatu produksi minyak bumi banyak hal yang harus dilakukan

    untuk memperoleh minyak bumi yang siap dikonsumsi. Maka dari itu ada

    berbagai urutan proses yang dilakukan untuk mendapatkan produk

    minyak yang diinginkan. Berikut ini tahapan yang dilakukan dalam proses

    produksi minyak bumi:

    a. Penyedotan minyak bumi di wellhead

    Production riser (offshore) atau gathering line(onshore)membawa aliran

    minyak bumi ke manifolds(Havard, 2013). Dengan bantuan pipa, minyak

    teralirkan menuju ke tempat selanjutnya. Pipa yang pendek biasanya

    sangat jarang terjadi masalah, namun untuk pipa yang panjang biasanya

    memiliki beberapa masalah yang biasanya disebabkan oleh aliran yang

    terdiri dari berbagai fasa memisah dan terbentuk sumbatan. Dalam

    tekanan yang tinggi, sumbatan tersebut dapat membeku pada temperatur

    normal di laut ( Harvard,2013). Hal ini bisa diatasi dengan peninjeksian

    berbagai chemical.

    b. Pemisahan Campuran

    Seperti yang telah dibahas sebelumnya, well-stream terdiri dari crude oil,

    gas, condensats, air, dan komponen lainnya. Dengan adanya suatu

    separators campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi fraksi yang

    diinginkan.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    5/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 39

    Gambar 3.1 Alur pemisahan campuran minyak bumi

    Campuran akan masuk kedalam suatu alat separator kemudian didalam

    alat ini juga terdapat alat test separator yang berguna untuk memisahkan

    antara satu cairan dengan cairan lainnya, sehingga pengukuran flow

    dapat diketahui dengan benar. Kemudian terdapat bagian sand cyclone,

    dimana pada bagian ini berfungsi untuk memisahkan pasir yang terdapat

    pada alat tersebut dengan campuran aliran tersebut. Sedangkan padabagian hydro cyclone air akan dipisahkan kemudian air tersebut akan

    diolah di water de-gassing drum untuk dihilangkan dari gas yang

    terkandung didalamnya. Setelah tahap tersebut air kemudian diolah

    kembali dengan parameter tertentu sehingga layak untuk dikembalikan

    kedalam laut. Pada akhirnya didapatlah suatu minyak mentah yang siap

    diolah ditahap selanjutnya.

    c. Gas TreatmentDan Compression

    Selain minyak, air dan pasir, dalam fluida tersebut juga terdapat gas. Gas

    ini harus diolah terlebih dahulu. Pengolahannya pertama adalah melalui

    tahap heat exchanger sehingga pada tahap ini gas akan melalui tahap

    pendinginan, dimana pada tahap yang sebelumnya gas telah mengalami

    pemanasan. Kemudian gas tersebut melewati scrubber untuk

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    6/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 40

    memisahkannya dari minyal dan air yang dikhawatirkan ikut terbawa

    dengan gas tersebut sehingga kemudian gas masuk kedalam compressor.

    d. Penyimpanan Minyak dan Gas

    Dalam dunia industri, terutama minyak bumi sangatlah penting memiliki

    tempat penampung produk maupun bahan baku yang disebut tangki.

    Setiap tangki memiliki bentuk serta spesifikasi masingmasing sebagai

    tempat penampungan. Seperti yang kita tahu setiap fraksi yang telah

    diolah memiliki kondisi dan sifat yang berbeda, sehingga pemilihan tempat

    tempat penyimpanan migas haruslah sesuai dengan karakterisktik fraksi

    yang menempatinya.

    Dalam industri migas, pemilihan jenis tangki berpatokan pada standar API

    (American Petroleum Institute) yang telah mengeluarkan spesifikasi yang

    meliputi material, desain, fabrikasi, dan testing (Rev, 2015). Sehingga

    dalam penempatan setiap fraksi haruslah mengikuti ketentuan yang ada

    agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan. Umumnya yang harus

    diperhatikan adalam pemilihan tanki penampung adalah sebgai berikut:

    1. Tekanan uap (Vapor Pressure)

    2. Tekanan operasi ( Operating pressure)

    3. Temperature penyimpanan

    4. Flashpoint

    5. Kapasitas tanki

    6. Kontrol uap yang diijinkan, mengacu pada standar API

    7. Safety dan Fire Hazard

    8. Perlindungan terhadap isi tangki agar tidak terjadi perubahan

    molekul ataupun bentuk fisik lainnya.

    9. Temperature dan tekanan standar

    10. Temperature terhadap perlindungan lingkungan

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    7/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 41

    Tipe tangki dibagi berdasarkan vapour pressure (tekanan uap) dari fraksi

    yang ada didalamnya, sesuai tabel dibawah ini:

    Vapour Pressure Type of tank1,5 psia Fixed Roof

    1,511,1 psia Floating Roof

    11.1 psia Pressure Stroage

    Tabel 3.2 Tipe tangki berdasarkan tekanannya

    Pada unit pengolahan, type tangki dibagi sesuai dengan jenis produk

    seperti tabel dibawah ini:

    Group of Product Type of Tank

    Crude Oil Floating Roof

    Diesel, Gas Oil, Fuel,

    Asphalt

    Fixed Roof

    Kerosene, Avtur, Gasoline,

    Naphta

    Floating Roof

    Hidrokarbon with Vapour

    Pressure >11.1 psia

    High or low pressure

    stroage tank

    Tabel 3.3 Tipe tangki berdasarkan jenis produk

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    8/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 42

    3.2. Korosi

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, korosi merupakan reaksi redoks

    spontan antar logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkansenyawa yang tidak dikehendaki biasanya berupa oksida logam. Korosi

    pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang

    bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan

    diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S (Sunarya, 2009). Bentuk

    bentuk kerusakan pada logam yang diakibatkan oleh korosi adalah

    penipisan, pembentukan retakan, perubahan penampilan pada logam.

    Tipe tipe korosi menurut penyebabnya yang umum dikenal adalah

    sebagai berikut:

    1. Sweet Corrosion

    Yaitu suatu korosi yang disebabkan oleb asam-asam organik dan

    karbon dioksida (CO2). Korosi ini akan menyebabkan terjadinya

    lubang yang besar pada peralatan produksi yang terkena. Kelima

    jenis korosi yang dibahas tersebut hanyalah merupakan sebagian

    jenis korosi yang ada yang dianggap paling banyak terjadi di dalamindustri perminyakan.

    2. Sour Corrosion

    Korosi ini terjadi karena adanya H2S yang dominan dalam fluida.

    Tipe korosi ini terjadi di bawah endapan scale yang tebal yang

    mana endapan scale ini akan ikut membantu terjadinya korosi.

    Umumnya kenampakan adanya H2S akan merusakkan logam baja,sehingga akan menyebabkan terjadinya lubang yang makin lama

    makin besar, hal ini tentulah akan merusakkan peralatan yang

    terkena korosi tersebut. Cara yang termudah untuk mencegah

    terjadinya keadaan ini adalah dengan menghilangkan endapan

    scale secara dini dan selalu melakukan kontrol pada peralatan dan

    indikasi adanya scale.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    9/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 43

    3. Tuberculation Corrosion

    Tipe ini hampir serupa dengan under scale corrosion, dan proses

    yang terjadi juga hampir sama tetapi pada tipe ini daerah yang

    terserang korosi hanya meliputi daerah yang sempit. Jenis korosi ini

    biasa terjadi karena air tawar atau air payau yang mengandung

    oksida besi dan karbonat yang tidak stabil. Nodul-nodul yang terjadi

    umumnya berkomposisi dengan karbonat hydrat oksida besi.

    Sering kali tumpukkan scale dan oksidasi besi magnetik pada

    bagian dalamnya. Korosi ini akan menyebabkan terjadinya lubang-

    lubang pada peralatan pipa.

    4. Oxygen Corrosion

    Adalah korosi yang disebabkan karena oksigen yang terdapat pada

    air tawar atau air asin. Kandungan oksigen dalam air biasa

    diperiksa di laboratorium maupun di lapangan. Air asin akan

    bersifat koratif jika kandungan oksigennya mencapai 0,3 sampai

    0,5 mgr/ltr.

    5. Galvanic Corrosion atau Bometallic Corrosion

    Korosi ini biasa terjadi pada sistem-sistem yang mengandung air

    asin dimana ada kontak/hubungan antara metal nonferrous dengan

    baja. Hal ini dapat dijelaskan dengan suatu pengertian, jika plat

    metal yang berbeda dimasukkan ke dalam larutan elektrolit yang

    sama maka akan terjadi beda potensial listrik di antara kedua plat

    tersebut, yang mana hal ini terjadi akan menyebabkan terjadinyakorosi yang sebetulnya korosi ini merupakan gabungan antara

    proses kimia, adanya kandungan garam dan proses listrik karena

    adanya beda potensial listrik antara kedua plat katoda dan anoda.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    10/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 44

    Gambar 3.2 JenisJenis Korosi

    Sedangkan korosi menurut jenisnya, diklasifikasikan sesuai dengan

    gambar 3.2.

    1. Uniform Corrosion

    Uniform Corrosionyaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam

    yang berbentuk pengikisan permukaan logam secara merata

    sehingga ketebalan logam berkurang sebagai akibat permukaan

    terkonversi oleh produk karat yang biasanya terjadi pada peralatan-

    peralatan terbuka misalnya permukaan luar pipa.

    Gambar 3.3 Uniform Corrosion

    2. Pitting Corrosion

    Pitting Corrosion yaitu korosi yang berbentuk lubang-lubang pada

    permukaan logam karena hancurnya film dari proteksi logam yang

    disebabkan oleh rate korosi yang berbeda antara satu tempat

    dengan tempat yang lainnya pada permukaan logam tersebut.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    11/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 45

    Gambar 3.4 Pitting Corrosion

    3. Stress Corrosion Cracking

    Stress Corrosion Crackingyaitu korosi berbentuk retak-retak yang

    tidak mudah dilihat, terbentuk dipermukaan logam dan berusaha

    merembet ke dalam. Ini banyak terjadi pada logam-logam yang

    banyak mendapat tekanan. Hal ini disebabkan kombinasi dari

    tegangan tarik dan lingkungan yang korosif sehingga struktur logam

    melemah.

    Gambar 3.5 SCC

    4. Errosion Corrosion

    Errosion Corrosion yaitu korosi yang terjadi karena tercegahnya

    pembentukan film pelindung yang disebabkan oleh kecepatan alir

    fluida yang tinggi, misalnya abrasi pasir.

    Gambar 3.6 Errosion Corrosin

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    12/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 46

    5. Galvanic Corrosion

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya galvanic corrosionyaitu korosi

    yang terjadi karena terdapat hubungan antara dua metal yang

    disambung dan terdapat perbedaan potensial antara keduanya.

    Gambar 3.7 Galvanic Corrosion

    6. Crevice Corrosion

    Crevice Corrosion yaitu korosi yang terjadi di sela-sela gasket,

    sambungan bertindih, sekrupsekrup atau kelingan yang terbentuk

    oleh kotoran-kotoran endapan atau timbul dari produk-produk karat.

    Gambar 3.8 Crevice Corrosion

    7. Selective Leaching

    Korosi ini berhubungan dengan melepasnya satu elemen dari

    campuran logam. Contoh yang paling mudah adalah desinfication

    yang melepaskan zinc dari paduan tembaga( Aska, 2012).

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    13/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 47

    Sedangkan beberapa literatur menyebutkan bahwa menurut tempat

    berlangsungnya, korosi dibagi menjadi 2 macam:

    Korosi InternalKorosi internal adalah korosi yang terjadi akibat adanya kandungan

    CO2dan H2S pada minyak bumi, sehingga apabila terjadi kontak

    dengan air akan membentuk asam yang merupakan penyebab korosi.

    Korosi Eksternal

    Korosi Eksternal merupakan korosi yang terjadi pada bagian

    permukaan dari sistem perpipaan dan peralatan, baik yang kontak

    dengan udara bebas dan permukaan tanah, akibat adanya kandungan

    zat asam pada udara dari tanah.

    3.2.1. Permasalahan Korosi di Industri Oil And Gas

    Industri oil and gas tak akan lepas dari masalah korosi. Laju korosi

    maksimum yang diizinkan dalam lapangan minyak adalah 5 mpy (mils per

    year, 1 mpy = 0,001 in/year), sedangkan normalnya adalah 1 mpy atau

    kurang. Umumnya problem korosi disebabkan oleh air, tetapi ada

    beberapa faktor selain air yang mempengaruhi laju korosi) diantaranya:

    a. Oksigen (O2)

    Dengan adanya oksigen yang terlarut pada sample minyak bumi akan

    menyebabkan korosi pada metal yang digunakan seperti laju korosi

    pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya

    kandungan oksigen. Kelarutan oksigen dalam air merupakan fungsidari tekanan, temperatur dan kandungan klorida. Untuk tekanan 1 atm

    dan temperatur kamar, kelarutan oksigen adalah 10 ppm dan

    kelarutannya akan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan

    konsentrasi garam (Aska, 2012)Sedangkan kandungan oksigen dalam

    kandungan minyak-air yang dapat mengahambat timbulnya korosi

    adalah 0,05 ppm atau kurang.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    14/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 48

    Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan

    oksigen adalah sebagai berikut :

    Reaksi Anoda : Fe

    Fe

    2+

    + 2e

    Reaksi katoda : O2+ 2H2O + 4e 4OH-

    b. Karbondioksida (CO2)

    Jika kardondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam

    karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan

    korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara

    umum reaksinya adalah:

    CO2+ H2OH2CO3

    Fe + H2CO3FeCO3+ H2

    FeCO3merupakan corrosion product yang dikenal sebagai sweet

    corrosion (Aska, 2012)

    c. Faktor Temperatur

    Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupunkenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya

    temperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak uniform, maka

    akan besar kemungkinan terbentuk korosi.

    d. Faktor pH

    pH netral adalah 7, sedangkan ph > 7 bersifat basa juga korosif.

    Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13.

    Laju korosi akan meningkat pada pH 13. Dan jika pada keadaan

    asam maka atau pH < 7 maka akan bersifat asam dan laju korosi

    meningkat.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    15/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 49

    Tabel 3.4 Reaksi Korosi Pada Besi Berdasarkan pH

    Pengaruh pH terhadap korosi baja bergantung pada komposisi logam,

    tegangan, konsentrasi O2, dan tipe asam yang mengontrol pH.

    Dalam larutan basa kuat, reaksi korosi dalam kondisi anodic-

    controlled.

    Dalam larutan basa lemah atau netral, laju korosi dalam kondisi

    cathodic-controlled.

    Dalam lingkungan pH asam, korosi dalam kondisi anodic-controlled

    dan komposisi logam mempengaruhi laju korosi secara ekstensif.

    Tipe asam dalam larutan menentukan pH dimana laju korosi

    meningkat pesat seiring dengan reaksi evolusi hidrogen.

    e. Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria(SRB)

    Selain faktorfaktor diatas, suatu laju korosi juga terpengaruh

    dengan adanya suatu bakteri. Adanya bakteri pereduksi sulfat dalam

    aliran sample minyak bumi akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S

    yang bersifat asam ,sehingga jika gas tersebut kontak dengan besi

    akan menyebabkan terjadinya korosi. Contoh bakteri pereduksi sulfat

    adalah Thiobacillus thiooxidansdan Thiobacillus ferroxidans.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    16/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 50

    Gambar 3.9 Koloni Bakteri Thiobacillus Ferroxidans Pada

    Permukaan Besi Yang Terkorosi

    Gambar 3.10 Koloni Bakteri Thiobacillus thiooxidans

    f. Faktor Padatan Terlarut

    Korosi didefinisikan sebagai perusakan atau penurunan kualitas

    material karena bereaksi dengan lingkungannya (Fontana, 1986).

    Proses korosi pada umumnya sering berupa reaksi elektrokimia

    (Uhlig, 1985). Korosi yang terjadi akibat reaksi elektrokimia,

    melibatkan dua reaksi, yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Korosi

    elektrokimia atau korosi basah dapat terjadi jika terpenuhi empat

    komponen penting (Trethewey, 1991) yaitu :

    1. Adanya reaksi anoda

    2. Adanya reaksi katoda

    3. Hantaran ion melalui elektrolit

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    17/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 51

    4. Hantaran elektron melalui logam

    5. Pengaruh Konsentrasi Elektrolit

    Konsentrasi media korosif berpengaruh terhadap laju korosibergantung dari jenis media tersebut dan jenis logam yang berada di

    media tersebut.

    Klorida (Cl)

    Klorida akan menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless

    steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice

    corrosion, dan juga menyebabkan pecahnya aloys. Klorida

    biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi

    tinggi yang akan menyebabkan proses korosi. Proses korosi juga

    dapat disebabkan oleh kenaikan konduktivity larutan garam,

    dimana larutan garam yang lebih konduktif, laju korosinya juga

    akan lebih tinggi.Ini disebabkan kemampuan klorida yang memiliki

    laju aliran elektron yang kuat sehingga besi akan lebih cepat

    mengalami suatu korosi.

    Karbonat (CO3)

    Kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi

    dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung

    permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung

    menimbulkan masalah scale.

    Sulfat (SO4)Ion sulfat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat

    juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat

    kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi asam

    sulfida yang korosif.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    18/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 52

    Korosi sangat berbahaya jika dibiarkan terus menerus. Di Industri oil and

    gas, jika suatu korosi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan

    kebocoran pada flowline atau pipa tempat mengalirnya minyak bumi

    sehingga akan menyebabkan tercemarnya lingkungan. Pertambangan

    minyak bumi yang umumnya ditengah laut akan meningkatkan potensi

    tercemarnya lingkungan karena minyak akan dengan mudah menyebar di

    laut dan mematikan biota dilaut dan keindahan laut akan rusak. Oleh

    karenanya, korosi di peralatan pertambangan minyak sangat dihindari dan

    dicegah dengan berbagai cara yang ada.

    3.2.2 Cara Mentreatment Korosi

    Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi itu terjadi.

    Dengan berbagai teknologi yang ada sekarang, pengusaha bisa memilih

    metode pencegahan korosi atau dengan mentreatment peralatan sebagai

    upaya pencegahan korosi yang cocok untuk dilakukan didalam

    industrinya. Berikut ini adalah berbagai cara yang dapat dilakukan untuk

    mencegah suatu korosi:

    3.2.2.1 Coating

    Coating adalah suatu cara mencegah korosi dengan cara melapisi

    peralatan dengan menggunakan bahan-bahan pelapis tertentu. Metode

    pelapisan merupakan suatu metode pencegahan korosi dengan cara

    melapisi lapisan logam dengan suatu cat, bisa juga dengan menggunakan

    penyepuhan logam.

    Berikut adalah jenis coating yang umumnya digunakan untuk mengatasi

    masalah korosi:

    a. Metalic Coating

    Metalic coating adalah suatu cara pelapisan pada bahan yang akan

    dilindungi dari korosi dengan menggunakan bahan coating berbahan

    dasar logam. Biasanya digunakan zinc atau aluminium, kerena metal ini

    memberikan hasil yang baik dan ekonomis, sedangkan chromium coating

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    19/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 53

    biasanya digunakan pada sistem-sistem pompa. Sedangkan pada

    penyepuhan suatu besi bisa menggunakan logam krom maupun timah.

    Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap

    karat (pasivasi) sehingga besi akan terlindungi dari suatu korosi. Pasivasi

    sendiri merupakan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil

    oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi

    lebih lanjut (Sunarya, 2009). Pada keadaan ini logam akan menjadi pasif

    dan nantinya akan terhindar dari serangan korosi.

    Gambar 3.11 Struktur lapisan pasif pada permukaan logam

    Suatu logam yang dipasifkan pada potensial tertentu mempunyai 3

    kemungkinan:

    berada pada daerah aktif yang berarti logam mudah terkorosi

    berada pada daerah pasif yang artinya logam terproteksi dari

    korosi

    daerah transpasif, pada daerah ini akan terjadi pelepasan oksigen,

    dan terjadi korosi sumuran atau pitting corrosion.

    Oleh karenanya potensial harus dipilih sesuai yang tepat.

    Selain timah dan krom, ada logam lain yang bisa digunakan sebagai

    coating untuk besi yaitu seng. Namun berbeda prinsip dengan timah

    maupun krom, seng tidak membentuk suatu pasivasi untuk melindungi

    korosi pada besi namun seng akan terkorosi terlebih dahulu dari pada besi

    karena seng merupakan logam yang lebih reaktif daripada besi.

    Zn(s) Zn2+

    (aq) + 2e

    Eo=0,44 V

    Fe(s) Fe2+

    (g) + 2e

    Eo=0,76 V

    Lapisan pasif, lapisan

    oksida atau lapisan

    hidroksida

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    20/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 54

    Oleh karena itu seng akan terkorosi terlebih dahulu dari pada besi. Jika

    pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari

    keadaan normal (tanpa adanya pelapis seng). Selain dengan

    menggunakan coating, logam yang dipadukan dengan logam lainnya (

    alloys) juga dapat diogunakan untuk meminimalkan terjadinya suatu

    korosi. Contoh dari alloys adalah Baja stainless steel yang terdiri atas baja

    yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. (72% Fe, 19%Cr,

    9%Ni)( Ratih, 2011). Kedua logam tersebut dapat membentuk lapisan

    oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam

    mulia.

    b. Plastic Coating

    Berbeda dengan metal coating, plastik coating merupakan jenis

    pencegahan korosi menggunakan bahan dasar berupa plastik. Plastik

    yang digunakan untuk coating/linning yaitu thermoplastic, yang menjadi

    makin lunak jika dipanaskan. Ketebalan coating dibagi menurut

    ketebalannya, coating dengan ketebalan 5 - 7 mils (1/100 inc) digolongkan

    sebagai thin film (lapisan). Coating dengan ketebalan 12 - 25 mils disebutthick mil coating. Thick coating dianjurkan untuk digunakan sistem injeksi

    air.

    c. Organic Coating

    Adalah melapisi peralatan dengan menggunakan cat atau bahan-bahan

    lain seperti coal, tar, asphaltic enamel. Cat dipakai pada udara terbuka,

    sedangkan coal, tar dan asphalt dipakai untuk peralatan di bawah air dan

    di bawah tanah. Dan semuanya merupakan bahan organik (Rika, 2015).

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    21/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 55

    3.2.2.2. Proteksi Katiodik

    Metode proteksi katiodik adalah suatu metode pencegahan korosi dengan

    cara proteksi pengorbanan anoda dan pemberian arus listrik pencegahankorosi. Proteksi pengorbanan anoda yaitu proteksi dengan memberikan

    anoda kepada logam yang akan dilindungi, sehingga logam yang

    dilindungi menjadi katoda. Logam yang dilindungi akan mendapat donor

    elektron dari anoda sehingga katoda terhindar dari korosi, sedangkan

    anoda yang kehilangan elektron yang akan mengalami korosi.

    Umumnya proteksi katiodik digunakan untuk mengendalikan korosi yang

    dipendam didalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki

    penyimpanan BBM. Biasanya digunakan logam Mg sebagi katoda karena

    logam Mg merupakan reduktor yanf lebih reaktif daripada besi, Mg akan

    teroksidais terlebih dahulu. Jika logam magnesium seluruhnya sudah

    terkorosi maka besi yang kemudian akan terkorosi.

    Gambar 3.12 Proses Katiodik dengan menggunakan logam Mg

    Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:

    Anode : 2Mg(s) 2Mg2+

    (aq)+ 4e

    Katode : O2(g)+ 2H2O(l)+ 4e 4OH

    (aq)

    Reaksi : 2Mg(s)

    + O2(g)

    + 2H2O

    (l) 2Mg(OH)

    2(s)

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    22/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 56

    3.2.2.3. Penambahan Inhibitor

    Selain dengan proteksi katiodik dan metode pelapisan (coating)

    pencegahan suatu korosi bisa dilakukan dengan penambahan suatuinhibitor. Sesuai namanya, inhibitor merupakan suatu zat kimia

    penghambat korosi. Inhibitor ditambahkan ke dalam suatu lingkungan

    korosif dengan kadar yang sangat kecil (ppm) sehingga ia mampu

    mengendalikan korosi yang mungkin terjadi.

    Berdasarkan mekanisme pengendaliannya, inhibitor dibagi menjadi

    inhibitor aniodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor

    terabsorpsi.

    Inhibitor Aniodik

    Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan

    cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor

    anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa

    molibdat.

    Inhibitor Katodik

    Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi

    dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya

    penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion

    hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam

    sulfit.

    Inhibitor Campuran

    Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat

    proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor

    komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik.

    Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    23/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 57

    Inhibitor Teradsorpsi

    Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi

    permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk filmtipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini

    adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7tetraazaadamantane.

    Berdasarkan bahan yang digunakan inhibitor dibagi menjadi 2 :

    Organik Inhibitor

    Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang mengandung

    unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar dari organik inhibitor

    antara lain:

    a. Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine, amida,

    asetat,oleat, senyawa-senyawa amfoter.

    b. Imdazolines dan derivativnya

    Inorganik Inhibitor

    Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung

    unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar dari inorganik inhibitor

    antara lain kromat, nitrit, silikat, dan pospat.

  • 7/24/2019 3 Korosi Fix

    24/24

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PT EONCHEMICALS PUTRA 2015/2016 58

    3.2.3. Analisa Laboraturium Yang Biasa Digunakan Sebagai Acuan

    Pengujian Korosi

    Dengan menggunakan suatu inhibitor, kita perlu menguji kekuatansuatu inhibitor tersebut untuk menghambat terjadinya suatu korosi. Oleh

    karena itu, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur

    kekuatan suatu inhibitor bahkan sekaligus mengukur efektivitas inhibitor

    yang digunakan agar penggunaannya optimum.

    Metode Statis

    Setelah beberapa tahun percobaan, static test sudah dirumuskan

    sebagai dasar dalam percobaan suatu korosi. Dalam test ini, coupoun

    didiamkan 1 minggu didalam fluida baik menggunakan inhibitor (untuk

    menguji effectiviness inhibitor) maupun tanpa inhibitor (blank) dan dihitung

    weighlossnya.

    Metode Dinamis

    Pertama kali penulisan laporan tentang wheeltest adalah pada tahun

    1963. Stelah 25 tahun penggunaan dan banyak seri mengenai

    perbandingan multi-laboratory inhibitor test (Linda, 1994). Wheeltest

    merupakan suatu metode dinamis dengan cara menaruh fluida dari

    lapangan dalam botol yang terdapat coupon metal. Botol dan isinya telah

    dibersihkan dari CO2dan H2S dan botol tersebut tertutup rapat. Setelah itu

    botol dikocokkocok selama 2 jam dengan menggunakan alat wheelterst

    lalu putarkan. Setelah kocokan di periode pertama, coupon dipindahkan

    ke botol lainnya yang mengandung fluida ditambah inhibitor kemudian

    kocok kembali. Kemudian coupoun dipindahkan kembali ke botol yang

    lainnya lagi yang mengandung fluida korosif saja dan kemudian putarkan

    kembali untuk waktu yang lama, biasanya 24 jam.

    Saat waktunya telah berakhir, coupoun dibersihkan dan dihitung

    weighlossnya. Temperatur maksimum yang dapat digunakan dengan

    aman yaitu 800C atau 180

    0F.