3 tipus stroke

Upload: andyka-prima-pratama

Post on 27-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    1/59

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Stroke merupakan kondisi emergensiyang dapat menyebabkan kematian atau

    dapat menimbulkan defisit neurologis yang bersifat permanen. Stroke merupakan

    penyebab kematian nomor dua di dunia setelah serangan jantung. Data di Indonesia

    menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian,

    kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur adalah sebesar

    15,9 !umur "5#55 tahun$ dan %&,' !umur 55#&" tahun$ serta %(,5 !umur )&5

    tahun$. Insidensi kejadian stroke sebesar 51,&*1++.+++ penduduk dengan 1,&

    kondisi tidak berubah !cacat$ serta ",( semakin memberat. erbandingan antara

    pria dan -anita yaitu 5 " serta serta &+ kematian terjadi pada -anita. /ejadian

    stroke iskemik lebih banyak dari pada stroke hemoragik, yaitu sebesar '+.1

    Dari data Departemen /esehatan 0I !%++9$, prealensi stroke di Indonesia

    mencapai angka ',( per 1.+++ penduduk. Daerah yang memiliki prealensi stroke

    tertinggi adalah 2anggroe Aceh Darussalam !1&,& per 1.+++ penduduk$ dan yang

    terendah adalah apua !(,' per 1.+++ penduduk$. Dari ',( per 1.+++ penderita stroke,

    & diantaranya telah didignosis oleh tenaga kesehatan. 3al ini menujukkan sekitar4%,( kasus stroke di masyarakat telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan, namun

    angka kematian akibat stroke tetap tinggi. Data menunjukkan bah-a stroke

    menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua umur di

    Indonesia. Stroke, bersama#sama dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan

    penyakit jantung lainnya juga merupakan penyakit tidak menular utama penyebab

    kematian di Indonesia.1,%

    Dalam menjalankan fungsinya otak kita ditunjang oleh tiga komponen penting,

    yakni pembuluh darah, oksigen dan glukosa. ika terjadi gangguan dari salah satu

    komponen tersebut, di mana dalam hal stroke ini adalah terdapat gangguan dari

    pembuluh darah, maka ada bagian dari otak yang mengalami gangguan fungsi. ika

    gangguan ini bersifat serius dan berlangsung cukup lama maka dapat menyebabkan

    kematian sel#sel otak yang diikuti kerusakan permanen dari bagian otak yang terkena

    tersebut.%/arena berbagai fungsi gerak dan berbagai macam fungsi tubuh lainnya

    (%

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    2/59

    diatur oleh sel#sel otak maka fungsi#fungsi tersebut juga akan mengalami gangguan

    atau kerusakan tergantung dari bagian sel otak mana yang terkena.%

    Sampai saat ini stroke masih merupakan masalah kesehatan yang serius. Stroke

    dengan serangannya yang akut dapat menyebabkan kematian dalam -aktu singkat.

    Selain itu stroke juga sebagai penyebab utama kecacatan fisik maupun mental pada

    usia produktif dan usia lanjut.(Dilihat dari kelompok umur, di Indonesia, penderita

    stroke tersebut terbanyak pada kelompok umur yang produktif. Apabila mortalitas

    dan cacat yang terjadi dapat diatasi maka penderita stroke yang produktif tersebut

    masih dapat meneruskan kariernya untuk mendapatkan penghasilan dalam

    menghidupi keluarganya, menyumbangkan pikiran dan darma baktinya kepada nusadan bangsa. Dengan penanganan stroke yang baik, cepat dan tepat, berarti dapat

    mengatasi berkurangnya sumber daya manusia yang potensial masyarakat

    Indonesia.",5 Sejumlah faktor risiko stroke telah diketahui, baik yang dapat

    dimodifikasi maupun yang tidak dapat dimodifikasi. 6aktor risiko yang tidak dapat

    dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, herediter dan ras*etnis, sedangkan faktor

    risiko yang dapat dimodifikasi adalah ri-ayat stroke, hipertensi, penyakit jantung,

    D7, stenosis karotis, 8IA, hiperkolesterol, penggunaan kontrasepsi oral, obesitas,

    merokok, alkoholik, penggunaan narkotik, antibodi anti fosfolipid, hiperurisemi,

    peninggian hematokrit dan peninggian kadar fibrinogen.&,4

    ((

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    3/59

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    7enurut 3: !%++5$, stroke adalah gangguan fungsi otak yang

    mengakibatkan defisit neurologik fokal !atau global$, timbul mendadak !akut$,

    berlangsung selama lebih dari %" jam !atau terkadang berakhir dengan kematian

    sebelum %" jam$, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak."

    Stroke atau serangan otak adalah sindrom klinis yang a-al timbulnya

    mendadak, progresif, cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang

    berlangsung %" jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata#

    mata di sebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. "

    Stroke menyebabkan terjadinya hipoksia serebrum sehingga terjadi cedera

    dan kematian sel#sel neuron. /erusakan otak karena stroke terjadi sebagai akibat

    pembengkakan dan edema yang timbul dalam %" ; 4% jam pertama setelah

    kematian sel neuron.%

    B. Faktor Risiko

    tiga kali lipat setiap dekade diatas usia 5+ tahun dan ada data yang

    menyebutkan 1 dari ( orang yang berusia diatas &+ tahun akan menderita

    salah satu jenis stroke.

    b. enis kelamin

    ("

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    4/59

    7enurut hasil penelitian, ternyata pria lebih berisiko terkena serangan

    stroke, tetapi lebih banyak -anita yang meninggal karena stroke. Serangan

    stroke pada pria umumnya terjadi pada usia lebih muda dibanding -anita,

    sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. 7eski -anita jarang

    terkena stroke, namun serangan itu datang pada usia lebih tua, sehingga

    kemungkinan meninggal lebih besar. Selain itu, gejala pada -anita sangat

    berbeda dengan gejala umum sehingga terabaikan.

    c. ?enetik

    0i-ayat stroke pada orang tua !baik ayah maupun ibu$ akan

    meningkatkan resiko stroke. 7enurut penelitian 8song 3ai @ee di 8ai-an

    pada tahun 1994#%++1 ri-ayat stroke pada keluarga meningkatkan risiko

    terkena stroke sebesar %9,(.5 eningkatan resiko stroke ini dapat

    diperantarai oleh beberapa mekanisme, yaitu

    1. penurunan genetis faktor resiko stroke,

    %. penurunan kepekaan terhadap faktor resiko

    stroke,

    (. pengaruh keluarga pada pola hidup danpaparan lingkungan,

    ". interaksi antara faktor genetik dan

    lingkungan.

    d. 0as

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    5/59

    b. 3ipertensi

    /urang lebih 4+ penderita stroke adalah pengidap hipertensi.

    3ipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak empat sampai

    enam kali ini, sehingga sering di sebut the silent killer. ada penderita

    hipertensi, resiko relatif untuk menderita stroke adalah sebesar 1,5#% kali.

    3ipertensi memegang peranan penting dalam patogenesis terjadinya baik

    perdarahan otak, infark otak, serta mikroangiopati intrakranial namun

    kurang berpengaruh pada mikroangiopati ekstrakranial. Dampak hipertensi

    terhadap penyakit pembuluh darah kecil otak akan menyebabkan iskemik

    otak !91$ atau hematoma otak !4%$.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    6/59

    peka terhadap tekanan perfusi dan juga terhadap timbulnya stroke progresif.

    7enurut 3:, D7 yang terkendali tidak mengurangi insidensi strok, akan

    tetapi hiperglikemia yang terkontrol dapat mengurangi kerusakan neuron

    otak pada fase akut stroke.

    e. 7erokok

    Dasar patofisiologinya adalah rokok menaikkan kadar fibrinogen

    darah, hematokrit dan menambah agregasi trombosit dan iskositas darah.

    Secara keseluruhan resiko relatif stroke pada perokok adalah 1,5 hingga "

    kali dibandingkan dengan bukan perokok.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    7/59

    8IA dan ri-ayat stroke adalah faktor resiko yang penting bagi stroke.

    Semakin sering terjadi 8IA, maka semakin tinggi resiko untuk stroke dan

    adanya ri-ayat stroke lebih besar resikonya dari pada 8IA sendiri untuk

    terjadi stroke berikutnya. Satu dari seratus orang de-asa diperkirakan akan

    mengalami paling sedikit satu kali 8IA seumur hidup mereka. ika diobati

    dengan benar, sekitar 1*1+ dari para pasien ini akan mengalami stroke dalam

    (,5 bulan setelah serangan pertama, dan sekitar 1*( akan terkena stroke

    dalam lima tahun setelah serangan pertama.11,1%

    h. :besitas

    :besitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia, dan

    diabetes melitus. realensinya meningkat dengan bertambahnya umur.

    :besitas merupakan predisposisi penyakit jantung koroner dan stroke.

    7engukur adanya obesitas dengan cara mencari

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    8/59

    Gg$. 3asil berbagai penelitian terdahulu tentang hubungan antara pemakaian

    kontrasepsi oral dan stroke masih sangat kontroersial. Analisis stratifikasi

    menunjukkan bah-a peningkatan resiko stroke pada pemakai kontrasepsi

    oral terutama teramati pada -anita ) (5 tahun, perokok sigaret, hipertensi,

    D7, penderita migren, dan -anita dengan ri-ayat penyakit tromboembolik.

    l. enyalahgunaan obat

    enyalahgunaan obat merupakan masalah kesehatan yang besar di

    dunia. enelitian terdahulu menunjukkan bah-a penyalahgunaan obat,

    termasuk kokain, amfetamin, dan heroin berhubungan dengan peningkatan

    risiko stroke.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    9/59

    Stroke non hemoragik bisa terjadi akibat suatu dari dua mekanisme

    patogenik yaitu trombosis serebri atau emboli serebri.1% 8rombosis serebri

    menunjukkan oklusi trombotik arteri carotis atau cabangnya, biasanya karena

    arterosklerosis yang mendasari. roses ini sering timbul selama tidur dan bisa

    menyebabkan stroke mendadak dan lengkap. Defisit neurologi bisa timbul

    progresif dalam beberapa jam atau intermiten dalam beberapa jam atau hari.1%

    Hmboli serebri terjadi akibat oklusi arteria karotis atau etebralis atau

    cabangnya oleh trombus atau embolisasi materi lain dari sumber proksimal,

    seperti bifurkasio arteri karotis atau jantung. Hmboli dari bifurcatio carotis

    biasanya akibat perdarahan ke dalam plak atau ulserasi di atasnya di sertaitrombus yang tumpang tindih atau pelepasan materi ateromatosa dari plak sendiri.

    Hmbolisme serebri sering di mulai mendadak, tanpa tanda#tanda disertai nyeri

    kepala berdenyut.1%

    D. Klasifikasi

    Stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu stroke hemoragik

    !perdarahan$ dan stroke iskemik !iskemik$.5

    Stroke iskemik secara patogenesis dapat dibagi menjadi%

    I. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena trombosis

    di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteria serebri media.

    II. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang

    pada umumnya berasal dari jantung.Stroke iskemik laim !di klinik$ dibagi menjadi(

    I. 8IA, semua gejala neurologis sembuh dalam %" jam.

    II. 0I2D, lama defisit neurologis lokal lebih dari %" jam tetapi sembuh sempurna

    dalam -aktu 1#% minggu.

    III. 0I2D, lama defisit neurologis lokal lebih dari %" jam tetapi sembuh

    sempurna dalam -aktu kurang dari % minggu.I.Progressive Stroke, gejala neurologis bertambah lama bertambah berat

    . Completed Stroke, gejala neurologis dari permulaan sudah maksimal !stabil$.

    Sedangkan stroke hemoragik, dibagi menjadi%

    I. IB3, yaitu perdarahan di dalam jaringan otak.

    II. SA3, yaitu perdarahan di spatium subarachnoid, yang disebabkan oleh

    pecahnya suatu aneurisma atau A7.

    "+

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    10/59

    ?ambar D.1. ?ambaran stroke hemoragik dan stroke iskemik1"

    E. Patofisiologi an Patogenesis

    I. Stroke 3emoragik

    enghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran

    dalam -aktu 15#%+ detik dan kerusakan otak yang irreversible terjadi setelah 4#

    1+ menit. enyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di area otak

    yang terbatas !stroke$. 7ekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu defisiensi

    energi yang disebabkan oleh iskemia. erdarahan juga menyebabkan iskemia

    dengan menekan pembuluh darah di sekitarnya.9,1"

    Dengan menambah Na+/+!"#Pase, defisiensi energi menyebabkan

    penimbunan 2aJ dan Ba%J di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi /J

    ekstrasel sehingga menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi menyebabkan

    penimbunan Bl#

    di dalam sel, pembengkakan sel, dan kematian sel.

    Depolarisasi juga meningkatkan pelepasan glutamat, yang mempercepat

    kematian sel melalui masuknya 2aJdan Ba%J.9

    embengkakan sel, pelepasan mediator asokonstriktor, dan

    penyumbatan lumen pembuluh darah oleh granulosit kadang#kadang mencegah

    reperfusi, meskipun pada kenyataannya penyebab primernya telah dihilangkan.

    /ematian sel menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area

    "1

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    11/59

    iskemik !penumbra$. ?ejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu,

    yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.9

    enyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan

    kelemahan otot dan spastisitas kontralateral, serta defisit sensorik

    !hemianestesia$ akibat kerusakangyrus lateralis precentralisdanpostsentralis.

    Akibat selanjutnya adalah deiasi okular, hemianopsia, gangguan bicara

    motorik dan sensorik, gangguan persepsi spasial, apra$ia, dan hemineglect.9

    enyumbatan arteri cerebri anterior menyebabkan hemiparese dan

    defisit sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apra$iapada lengan kiri

    jika corpus callosum anteriordan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks

    motorik kanan terganggu. enyumbatan bilateral pada arteri cerebri anterior

    menyebabkan apatis karena kerusakan dari sistem limbik.9

    enyumbatan arteri cerebri posterior menyebabkan hemianopsia

    contralateral partialdan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan

    terjadi juga kehilangan memori.9,15

    enyumbatan arteri carotis atau arteri basilaris dapat menyebabkan

    defisit di daerah yang disuplai oleh arteri cerebri media dan anterior. ikaarteri choroidales anterior tersumbat, ganglia basalis !hipokinesia$, capsula

    interna !hemiparese$, dan tractus opticus !hemianopsia$ akan terkena.

    enyumbatan pada cabang arteri communicans posteriordi thalamusterutama

    akan menyebabkan defisit sensorik.9

    enyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua

    ekstremitas dan otot#otot mata serta koma. enyumbatan pada cabang arteri

    basilaris dapat menyebabkan infark pada cerebellum% mesencephalon% pons%

    dan medula oblongata. Hfek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi yang

    mengalami kerusakan9

    a. using, nistagmus, hemiata$ia !cerebellum dan jaras aferennya, saraf

    estibular$.

    b. enyakit parkinsonisme !substantia nigra$, hemiplegia kontralateral dan

    tetraplegia !tractus pyramidales$.

    c. 3ilangnya sensasi nyeri dan suhu !hipestesia atau anestesia$ di bagian -ajah

    "%

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    12/59

    ipsilateraldan ekstremitas kontralateral !nervus trigeminusKL dan tractus

    spinothalamicus$.

    d. 3ipakusis !hipestesia auditorikC nervus cochlearis$, ageusis !saraf traktus

    saliarius$,singultus!formatio reticularis$.

    e. tosis, miosis, dan anhidrosis fasial ipsilateral !Horner&s syndrome, pada

    kehilangan persarafan simpatis$.

    f. aralisis palatum molle dan takikardia !nervus vagus KML$. aralisis otot

    lidah !nervus hypoglossusKMIIL$, mulut yang jatuh !nervus facialis KIIL$,

    strabismus !nervus occulomotoriusKIIIL, nervus abducensKL$.

    g. aralisis pseudobulbar dengan paralisis otot secara menyeluruh !namun

    kesadaran tetap dipertahankan$.1&

    atogenesis berdasarkan jenis stroke hemoragik

    a. IB3

    IB3 paling sering terjadi ketika tekanan darah tinggi kronis

    melemahkan arteri kecil, menyebabkannya robek. enggunakan kokain atau

    amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi

    sangat tinggi. ada beberapa orang tua, sebuah protein abnormal yang

    disebut amiloid terakumulasi di arteri otak. Akumulasi ini !disebut angiopati

    amiloid$ melemahkan arteri dan dapat menyebabkan perdarahan.'

    enyebab umum yang kurang termasuk kelainan pembuluh darah saat

    lahir, luka, tumor, peradangan pembuluh darah !askulitis$, gangguan

    perdarahan, dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi.

    endarahan gangguan dan penggunaan antikoagulan meningkatkan resikokematian dari perdarahan intraserebral.'

    b. SA3

    SA3 biasanya hasil dari cedera kepala. 2amun, perdarahan karena

    cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dianggap sebagai

    stroke.'

    SA3 dianggap stroke hanya jika terjadi secara spontan yaitu, ketika

    perdarahannya bukan berasal dari faktor eksternal, seperti kecelakaan atau

    "(

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    13/59

    jatuh. Sebuah perdarahan spontan biasanya hasil dari pecahnya aneurisma

    mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang menonjol

    di daerah yang lemah dari dinding arteri itu.'

    Aneurisma biasanya terjadi di percabangan arteri. Aneurisma dapat

    muncul pada saat kelahiran !ba-aan$, atau dapat berkembang kemudian,

    yaitu setelah bertahun#tahun dimana tekanan darah tinggi melemahkan

    dinding arteri. /ebanyakan SA3 adalah hasil dari aneurisma kongenital.'

    7ekanisme lain yang kurang umum adalah perdarahan subaraknoid

    dari pecahnya koneksi abnormal pada A7 di dalam atau di sekitar otak.

    Sebuah A7 dapat muncul pada saat kelahiran, tetapi biasanya hanya

    diidentifikasi jika gejala berkembang. arang sekali suatu bentuk bekuan

    darah pada katup jantung yang terinfeksi, perjalanan !menjadi emboli$ ke

    arteri yang memasok otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang.

    arteri kemudian dapat melemah dan pecah.',14

    II. Stroke 2on 3emoragik:tak terdiri dari sel#sel otak yang disebut neuron, sel#sel penunjang yang

    dikenal sebagai sel glia%@BS, dan pembuluh darah. Semua orang memiliki

    jumlah neuron yang sama sekitar 1++ miliar, tetapi koneksi di antara berbagi

    neuron berbeda#beda. ada orang de-asa, otak membentuk hanya sekitar %

    !1%++#1"++ gram$ dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar %+

    oksigen dan 5+ glukosa yang ada di dalam darah arterial. Dalam jumlah

    normal darah yang mengalir ke otak sebanyak 5+#&+ ml per 1++ gram jaringan

    otak per menit. umlah darah yang diperlukan untuk seluruh otak adalah 4++#

    '"+ ml*menit. umlah darah itu disalurkan melalui arteri carotis internayang

    terdiri dari arteri carotis interna de$tra et sinistra, yang menyalurkan darah ke

    bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri cerebri anterior, yang kedua

    adalah arteri vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak

    disebut sebagai sirkulasi arteri cerebri posterior, selanjutnya sirkulasi arteri

    cerebri anteriorbertemu dengan sirkulasi arteri cerebri posteriormembentuk

    suatu circulus 'illisi.5,1(,1'

    ""

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    14/59

    ?angguan pasokan darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri#

    arteri yang membentuk circulus willisiserta cabang#cabangnya. Secara umum,

    apabila aliran darah ke jaringan otak terputus 15#%+ menit, otak akan terjadi

    infark atau kematian jaringan. erlu di ingat bah-a oklusi di suatu arteri tidak

    selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut

    dikarenakan masih terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah

    tersebut. roses patologik yang sering mendasari dari berbagi proses yang

    terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak diantaranya dapat

    berupa 11

    a. /eadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti padaaterosklerosisdantrombosis.

    b.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    15/59

    !biasanya kanan$ terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri, kerugian hemisensori

    kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang isual kiri. Sindrom

    belahan tidak dominan juga dapat mengakibatkan pengabaian dan kekurangan

    perhatian pada sisi kiri.1+

    ika cerebellumyang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk terjadi herniasi

    dan kompresi batang otak. 3erniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam

    tingkat kesadaran, apnea, dan kematian. 8anda#tanda lain dari keterlibatan

    cerebellaratau batang otak antara lain ekstremitas ataksia, ertigo atau tinnitus,

    mual dan muntah, hemiparesis atau Nuadriparesis, hemisensori atau kehilangan

    sensori dari semua empat anggota, gerakan mata yang mengakibatkan kelainan

    diplopia atau nistagmus, kelemahan orofaringeal atau disfagia, -ajah ipsilateral

    dan kontralateral tubuh.1+,%+

    I. IB3

    Sebuah perdarahan intraserebral dimulai tiba#tiba. Di sekitar setengah

    dari jumlah penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering

    selama aktiitas. 2amun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau

    tidak ada. ?ejala disfungsi otak menggambarkan perkembangan yang terusmemburuk sebagai perdarahan.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    16/59

    b. Sakit pada mata atau daerah fasial

    c. englihatan ganda

    d. /ehilangan penglihatan tepi

    8anda#tanda peringatan dapat terjadi dalam hitungan menit ke minggu,

    sebelum pecahnya aneurisma. Indiidu harus melaporkan setiap sakit kepala

    yang tidak biasa ke dokter segera.1+,11

    Aneurisma yang pecah biasanya menyebabkan sakit kepala, tiba#tiba

    parah dan mencapai puncak dalam beberapa detik. 3al ini sering diikuti

    dengan kehilangan kesadaran singkat. 3ampir setengah dari orang yang

    terkena meninggal sebelum mencapai rumah sakit.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    17/59

    menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mengantuk, kebingungan, mual,

    dan muntah#muntah dan dapat meningkatkan risiko koma dan kematian.

    b. )asospasme Sekitar ( sampai 1+ hari setelah pendarahan itu, arteri di otak

    dapat kontrak !kejang$, membatasi aliran darah ke otak. /emudian, jaringan

    otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati, seperti pada

    stroke iskemik. )asospasmedapat menyebabkan gejala mirip dengan stroke

    iskemik, seperti kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu sisi tubuh,

    kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, ertigo, dan koordinasi

    terganggu.

    c. ecah kedua /adang#kadang pecah kedua terjadi, biasanya dalam seminggu.%1

    7enurut rof < Bhandra, ada perbedaan klinis antara stroke iskemik dan

    perdarahan yang tercantum dalam tabel berikut

    Ta#el F.$. erbedaan /linis Stroke Iskemik dan Stroke 3emoragik(

    /linis Stroke Iskemik Stroke 3emoragik

    ermulaan serangan Sub akut Akut

    aktu serangan

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    18/59

    pemeriksaan tersebut merupakan gold standartuntuk stroke.52amun bila tidak

    ada peralatan tersebut, bisa digunakan Sirira* Scorring1+dengan rumus

    /eterangan

    D/ derajat kesadaran, +FsadarC 1FmengantukC %Fsemi koma*koma

    78 muntah, +Ftidak muntahC 1FmuntahC

    2/ nyeri kepala, +Ftidak nyeriC 1Fnyeri

    8D tekanan darah diastolik8A tanda aterom, seperti D7, angina, penyakit pembuluh darah perifer.

    +Ftidak adaC 1Fada

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    19/59

    2. Disfagia

    3. Disartria

    4. 0asa baal di -ajah, mulut, atau lidah5. Sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat, disorientasi

    -6. ?angguan penglihatan dan pendengaran

    e. "rteri cerebri posterior1. /oma. Hemiparese kontralateral(. Afasia isual atau buta kata !aleksia$". /elumpuhan saraf kranialis ketiga hemianopsia% koreoatetosis."

    !. DiagnosisI. Ana"nesis

    Diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan ri-ayat dan keluhan

    utama pasien. /eluhan utama pasien biasanya menunjukkan gambaran klinis

    pasien.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    20/59

    &.7engikuti perintah

    Skor penilaian ?BSa$ /oma !?BS F (#'$

    b$ /onfusi, lateragi atau stupor !?BS F 9#1"$c$ Sadar penuh, atentif dan orientatif !?BS F 15$

    %.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    21/59

    III

    )estibulocochlearis

    endengaranC

    keseimbangan

    8uliC tinitus8berdenging

    terus menerus9:

    vertigo:nitagmus

    IM

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    22/59

    1J !berkurang$, %J !normal$, (J !meningkat$, dan "J !hiperaktif$. 0eflek

    hiperaktif merupakan ciri penyakit traktus ekstrapiramidalis, kelainan

    elektrolit, hipertiroidisme dan kelainan metabolik. Sedangkan

    berkurangnya reflek merupakan ciri kelainan sel cornu anterior dan

    miopati. 0eflek superfisial yang abnormal yaitu reflek babinski, reflek

    chaddock% reflek openheim. 0eflek babinskiuntuk menguji radiks saraf

    pada lumbal lima sampai sacrum dua, dengan menggores bagian telapak

    kaki bagian lateral dari tumit ke arah pangkal jari#jari kaki melengkung

    ke medial, maka akan terjadi dorsifleksi ibu jari kakai dengan penyebaran

    jari#jari lainya. 0eflek chaddockakan terjadi dorsofleksi ketika sisi lateral

    kaki di gores. 0eflek openheim dengan penekanan tulang kering yang

    akan menyebabkan dorsofeksi ibu jari kaki.%'

    d. 6ungsi sensorik

    1. Sentuhan ringan

    %. Sensasi nyeri

    (. Sensasi getar

    ". Propriosepsis!sensasi posisi$

    5. @okalisasi taktil.a$ 6ungsi serebelar

    -9 8es jari ke hidung jika terjadi gangguan di serebelum maka akan

    mele-ati sasaran secara terus menerus dan kadang di sertai tremor.9 8es tumit ke lutut, pasien di suruh menggeserkan tumit suatu

    ekstremitas ba-ah menuruni tulang kering ekstremitas ba-ah

    lainya dengan dimulai dari lutut, dalam keadaan penyakit

    serebelum tumitnya bergoyang#goyang dari sisi ke sisi.9 ?erakan yang berganti#ganti dengan cepat.09 8es =omberg dengan cara menyuruh pasien berdiri di depan

    pemeriksa, dengan kaki di rapatkan sehingga kedua tumit dan jari#

    jari kaki saling bersentuhan tes ini positif jika pasien mulai

    bergoyang#goyang dan harus memindahkan kakinya untuk

    keseimbangan.19 ?aya berjalan. 3emiplegi cenderung menyeret kakinya.

    Parkinsonisme cenderung berjalan dengan langkah pendek, diseret,

    kepala membungkuk dengan punggung membungkuk dan tergesa#

    gesa. "ta$ia cerebellum berjalan dengan langkah kaki berdasar

    5(

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    23/59

    lebar, kedua kakinya sangat jauh terpisah ketika berjalan. ;oot drop

    dengan gaya berjalan seperti menampar yang khas. "ta$ia sensoris

    yaitu berjalan dengan langkah#langkah yang tinggi.%9

    III. Pe"eriksaan Pen&n'ang

    emeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis stroke

    dan menyingkirkan diagnosis bandingnya. Semua pasien dengan suspek stroke

    akut jarus dilakukan beberapa pemeriksaan seperti diba-ah ini saat masuk ke

    unit ga-at darurat yang meliputi

    a. emeriksaan @aboratorium

    emeriksaan labiratorium darah antara lain, hematologi rutin, ?DS,

    fungsi ginjal !ureum, kreatinin$, A88, 8, dan I20 !A3A.ASA, Class >,

    ?evel of @vidence $. emeriksaan laboratorium di ruang ga-at antara lain

    ?D dan ?D%, profil lipid, B0, laju endap darah, dan pemeriksaan atas

    indikasi seperti enim jantung !troponin * B/7

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    24/59

    diameter pembuluh darah otak dan akan mengganggu kelancaran aliran

    darah otak di samping itu, D7 dapat mempercepat terjadinya

    aterosklerosis !pengerasan pembuluh darah$ yang lebih berat sehingga

    berpengaruh terhadap terjadinya stroke.5,%&

    %. rofil lipid

    Ta#el !.)./adar @ipid Serum 2ormal.%%

    /olesterol 8otal !mg*dl$

    :ptimal E %++

    Diinginkan %++ ;%(9

    8inggi Q%"+

    @D@ !mg*dl$

    :ptimal E 1++7endekati optimal 1++ ;1%9

    Diinginkan 1(+ ;159

    8inggi 1&+ ;1'9Sangat tinggi Q19+

    3D@ !mg*dl$

    0endah E "+8inggi Q &+

    8rigliserida !mg*dl$

    :ptimal E 15+Diinginkan 15+ ;199

    8inggi %++ ;""9Sangat tinggi Q5++

    @D@ adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung

    kolesterol. @D@ merupakan komponen utama kolesterol serum yang

    menyebabkan peningkatan risiko aterosklerosis, 3D@ berperan

    memobilisasi kolesterol dari ateroma yang sudah ada dan

    memindahkannya ke hati untuk diekskresikan ke empedu , oleh karena

    itu kadar 3D@ yang tinggi mempunyai efek protektif dan dengan cara

    inilah kolesterol dapat di turunkan, namun penurunan kadar 3D@

    merupakan faktor yang meningkatkan terjadinya aterosklerosis dan

    stroke.%%

    #. emeriksaan 0adiologi

    emeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. encitraan

    otak adalah langkah penting dalam ealuasi pasien dan harus didapatkan

    55

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    25/59

    dalam basis kedaruratan. encitraan otak membantu dalam diagnosis adanya

    perdarahan, serta dapat menidentifikasi komplikasi seperti perdarahan

    intraentrikular, edem otak, dan hidrosefalus.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    26/59

    1. ,uple$/ ,oppler ultrasoundekstrakranial dan transkranial

    %. 70A atau B8A

    (. 70 difusi dan perfusi atau BI perfusi

    ". Hkokardiografi !transthoracic clan* atau transoesophageat$

    5. 6oto rontgen dada

    &. Saturasi oksigen dan analisis gas darah

    4. ungsi lumbal jika dicurigai adanya perdarahan subaraknoid dan B8 scan

    tidak ditemukan adanya perdarahan

    '. HH? jika dicurigai adanya kejang

    9. Skrining toksikologi !alkohol, kecanduan obat$1+. emeriksaan anti kardiolipin

    11. A2A jika dicurigai adanya lupus%1

    H. Penatalaksanaan

    I. Penatalaksaan U"&" Stroke Ak&t

    a. enatalaksanaan di 0uang ?a-at Darurat

    1. Haluasi Bepat dan Diagnosis

    :leh karena jendela terapi dalam pengobatan stroke akut sangat

    pendek, maka ealuasi dan diagnosis harus dilakukan dengan cepat,

    sistematik, dan cermat. Haluasi gejala dan klinik stroke akut meliputia$

    Anamnesis, terutama mengenai gejala a-al, -aktu a-itan, aktiitas

    penderita saat serangan, gejala seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa

    berputar, kejang, cegukan !hiccup$, gangguan isual, penurunan

    kesadaran, serta faktor risiko stroke !hipertensi, D7, dan lain#lain$.1

    b$emeriksaan fisik, meliputi penilaian respirasi, sirkulasi, oksimetri,

    dan suhu tubuh. emeriksaan kepala dan leher !misalnya cedera kepala

    akibat jatuh saat kejang, bruit karotis, dan tanda#tanda distensi ena

    jugular pada gagal jantung kongestif$. emeriksaan torak !jantung dan

    paru$, abdomen, kulit dan ekstremitas.1

    c$emeriksaan neurologis dan skala stroke. emeriksaan neurologis

    terutama pemeriksaan saraf kranialis, rangsang selaput otak, sistem

    motorik, sikap dan cara jalan refleks, koordinasi, sensorik dan fungsi

    54

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    27/59

    kognitif. Skala stroke yang dianjurkan saat ini adalah 2I3SS.

    %. 8erapi =mum

    a$ Stabilisasi alan 2apas dan ernapasan

    1$ emantauan secara terus menerus terhadap status neutologis, nadi,

    tekanan darah, suhu tubuh, dan Saturasi oksigen dianjurkan dalam

    4% jam, pada pasien dengan defisit neurologis yang nyata

    %$ emberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi

    oksigen E 95 .

    ($ erbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada

    pasien yang tidak sadar.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    28/59

    titrasi seperti dopamin dosis sedang* tinggi, norepinefrin atau

    epinefrin dengan target tekanan darah sistolik berkisar 1"+ mm3g.

    &$ emantauan jantung !cardiac monitoring$ harus dilakukan selama

    %" jam pertama setelah serangan stroke iskernik.

    4$

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    29/59

    osisi pasien hendaklah menghindari tekanan ena jugular

    3indari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik

    3indari hipertermia

    aga normoolernia

    :smoterapi atas indikasi

    o 7anitol +.%5 # +.5+ gr*kg

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    30/59

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    31/59

    serebrospinal harus dilakukan untuk mendeteksi meningitis.

    "$ ika didapatkan meningitis, maka segera diikuti terapi antibiotic.

    h$ emeriksaan enunjang

    1$ H/?

    %$ @aboratorium darah

    ($

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    32/59

    b$

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    33/59

    ". enatalaksanaan 7edis @ain

    a$ emantauan kadar glukosa darah sangat diperlukan. 3iperglikemia

    !kadar glukosa darah )1'+ mg*dl$ pada stroke akut harus diobati

    dengan titrasi insulin. 8arget yang harus dicapai adalah

    normoglikemia. 3ipoglikemia berat !E5+ mg*dl$ harus diobati dengan

    de$trose"+ intraena atau infuse glukosa 1+#%+.

    b$ ika gelisah lakukan terapi psikologi, kalau perlu berikan minor dan

    mayor tranBuiliAer seperti benAodiaAepine short actingatau propofol

    bisa digunakan.

    c$ Analgesik dan antimuntah sesuai indikasi.

    d$

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    34/59

    enurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut sebagai

    tindakan rutin tidak dianjurkan, karena kemungkinan dapat memperburuk

    keluarga neurologis. ada sebagian besar pasien, tekanan darah akan

    turun dengan sendirinya dalam %" jam pertama setelah a-itan serangan

    stroke.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    35/59

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    36/59

    l$ enurunan tekanan darah pada stroke akut dapat dipertimbangkan

    hingga lebih rendah dari target di atas pada kondisi tertentu yang

    mengancam target organ lainnya, misalnya diseksi aorta, A7I, edema

    paru, A06 dan ensefalopati hipertensif. 8arget penurunan tersebut

    adalah 15#%5 pada jam pertama, dan 8DS 1&+*9+ mm3g dalam &

    jam pertama.

    Ta#el H.$.:bat Antihipertensi pada Stroke Akut

    !olongan-#at ,ekanis"e Dosis Ke&nt&ngan Ker&gian

    Tia/i

    Diaoksid Aktiasi A8#

    Sensitive /#channels

    I bolus 5+#

    1++mgC I infuse

    15#(+mg*menit

    A-itan

    E5 menit

    0etensi cairan

    dangaram,

    hiperglikemiaberat, durasi lama

    !1#1% jam$

    ACEI

    Hnalaprilat ABHI +,&%5#1,%5 mg

    I selama 15menit

    A-itan E15

    menit

    Durasi lama !&

    jam$, disfungsirenal

    CCB

    2ikardipin

    Bleidipin

    erapamil

    Diltiaem

    enyekat kanal

    kalsium

    5 mg*jam I

    %,5 ng*tiap15

    menit

    A-itan cepat

    !1#5menit$,

    tidak terjadi

    reboundyangbermakna jika

    dihentikan,

    eliminasi tidak

    dipengaruhi

    oleh disfungsi

    hati atau renal,

    potensi

    interaksi obatrendah, a-itan

    cepat E1

    menit, tidak

    terjadi

    rebound atau

    takiflaksis

    8akikardi atau

    bradikardia,

    hipotensi, durasi

    lama !"#& jam$

    -Blo*ker

    @abetalol Antagonis

    reseptor T1, U1, U%

    1+#'+ mg I

    tiap 1+ menit

    A-itan cepat

    !5#1+ menit$

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    37/59

    sampai (++

    mg*hariCinfuse

    +,5#%mg*menit

    si lama !%#1%jam$, B36,

    bronkospasmeHsmolol Antagonis selektif

    reseptor U1

    +,%5#+,5mg*kg

    I bolus

    disusul dosis

    pemeliharaan

    A-itansegera,

    durasi

    E15menit

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    38/59

    I (menit serebral !dapat

    mengakibatkan

    peningkatan 8I/$,

    refleO takikardia2itrogliserin 2itroasodilat

    or 5#1++

    A-itan 1#%

    menit

    Durasi (#5

    menit

    roduksi

    methemoglobin,

    reflek takikardi

    belum tersedia di Indonesia

    %. enatalaksanaan 3ipotensi ada Stroke Akut

    3ipotensi arterial pada stroke akut berhubungan dengan buruknya

    keluaran neurologis, terutama bila 8DS E1++ mm3g atau 8DD E4+

    mm3g. :leh karena itu, hipotensi pada stroke akut harus diatasi dan

    dicari penyebabnya, terutama diseksi aorta, hipoolemia, perdarahan, dan

    penurunan cardiac outputkarena iskemia miokardial atau aritmia.

    enggunaan obat vasopressordapat diberikan dalam bentuk infuse

    dan disesuaikan dengan efek samping yang akan ditimbulkan seperti

    takikardia. :bat#obat asopressor yang dapat digunakan antara lain,

    fenilephrin, dopamin, dan norepinefrin. emberian obat#obat tersebut

    dia-ali dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan darah

    optimal, yaitu 8DS berkisar 1"+ mm3g pada kondisi akut stroke.

    Ta#el H.%. :bat intraena untuk meningkatkan tekanan darah pada stroke akut

    !olongan-#at ,ekanis"e Dosis Ke&nt&ngan Ker&gian

    2orepinefrin Agonis reseptorT1, T%, U1

    " Gg*ml,dimulai 1

    Gg*ml, titrasi

    0efleksbradikardia,

    asokonstriksi

    sistemik dapat

    memperburuk

    fungsi end organ

    Dopamin Agonis reseptor T1

    pada dosis tinggi

    )1+

    Gg*kg*menit

    8akiaritmia,

    nekrosis

    &9

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    39/59

    ekstremitas

    karena iskemia

    dengan

    ekstraasasi,

    peningkatan 8I:

    6enilefrin Agonis

    reseptor T1

    dan T%

    pada reseptor U

    !tidak

    mempengaruhi

    kontraktilitas dan

    Irama jantung$

    0efleks

    bradikardia

    belum tersedia di Indonesia

    #. Penatalaksanaan !&la Dara3 4aa Stroke Ak&t

    1. Indikasi dan syarat#syarat pemberian insulin

    a$ Stroke hemoragik dan non hemoragik dengan IDD7 atau 2IDD7

    b$

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    40/59

    1$ ?uideline umum

    Sasaran kadar glukosa darah F '+#1'+ mg*dl !9+#11+ untuk

    IB=$

    Standar drip insulin 1++ =*1++ ml +,9 2aBl ia infus

    !I=*1ml$. Infus insulin harus dihentikan bila penderita makan

    dan menerima dosis pertama dari insulin subkutan

    %$ emilihan Algoritma

    Algoritma 1 mulai untuk kebanyakan penderita

    Algoritma % untuk penderita yang tak dapat dikontrol dengan

    algoritma 1, atau untuk penderita dengan diabetes yang

    menerima insulin ) '+ =*hari sebagai outpatieant

    Algoritma ( untuk penderita yang tak dapat dikontrol dengan

    algoritma %.

    Algoritma " untuk penderita yang tak dapat dikontrol dengan

    algoritma (.

    ($ 7emantau penderita

    eriksa gula darah kapiler tiap jam sampai pada sasaran

    glukosa !glucose goal range$ selama " jam kemudian diturunkan

    tiap % jam.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    41/59

    eriksa

    Bat atan

    Seluruh pasien yang memerlukan infus insulin kontinu harus

    mendapatkan sumber glukosa secara kontinu baik melalui I

    !D5 atau 82$ atau melalui asupan enteral.

    Infus insulin dihentikan jika pasien harus meninggalkan IB=

    untuk tes diagnostik ataupun karena memang sudah selesai

    pera-atan IB=.

    c$eralihan dari insulin intraena ke subkutan

    =ntuk mencapai glukosa darah pada tingkat sasaran, berilah

    dosisshort!actingatau rapid!acting insulin subkutan 1#% jam sebelum

    menghentikan infus insulin intraena.Dosis insulin basal dan prandial

    harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan penderita. Bontohnya, bila

    dosis rata#rata dari I insulin 1,+ =*jam selama ' jam sebelumnya dan

    stabil, maka dosis total per hari adalah %" =. Dari jumlah ini, sebesar

    5+ !1% =$ adalah basal sekali sehari atau & = %O*hari dan 5+

    selebihnya adalah prandial, misalnyashort!acting!regular$ atau rapid

    actinginsulin " = sebelum tiap makan.

    Ta#el H.5.emberian insulin subkutan

    ?ula darah

    sebelum makan

    !mg*dl$

    Dosis insulin !unit$

    Algoritma dosis

    rendah

    Algoritma dosis

    sedang

    Algoritma dosis

    tinggi

    15+#199 1 1 %

    %++#%"9 % ( "

    %5+#%99 ( 5 4

    (++#("9 " 4 1+

    4%

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    42/59

    )("9 5 ' 1%

    Batatan

    1$ Algoritma dosis rendah dipakai untuk pasien membutuhkan E "+ =

    insulin*hari.

    %$ Algoritma dosis sedang dipakai untuk pasien membutuhkan "+#'+

    = insulin*hari.

    ($ Algoritma dosis tinggi dipakai untuk pasien membutuhkan ) '+ =

    insulin* hari.

    d$

    engobatan bila timbul hipoglikemia !glukosa darah E &+ mg*dl$'

    1$ 3entikan insulim drip

    %$

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    43/59

    ulang a-al, menghentikan perburukan deficit neurologi, atau

    memperbaiki keluaran setelah stroke iskemik akut tidak

    direkomendasikan sebagai pengobatan untuk pasien dengan stroke

    iskemik akut.

    b$ Antikoagulasi urgent tidak drekomendasikan pada penderita dengan

    stroke akut sedang sampai berat karena meningkatnya risiko komplikasi

    perdarahan intracranial.

    c$ Inisiasi pemberian terapi antikoagulan dlam jangka -aktu %" jam

    bersamaan dengan pemberian intraena rtA tidak direkomendasikan.

    d$ Secara umum, pemberian heparin, @73 atau heparinoid setelah stroke

    iskemik akut tidak bermanfaat. 2amun, beberapa ahli masih

    merekomendasikan heparin dosis penuh pada penderita stroke iskemik

    akut dengan risiko tinggi terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis

    berat arteri karotis sebelum pembedahan. /ontraindikasi pemberian

    heparin juga termasuk infark besar )5+, hipertensi yang tidak dapat

    terkontrol, dan perubahan mikroaskuler otak yang luas.

    4. emberian antiplateleta$ emberian aspirin dengan dosis a-al (%5 mg dalam %" sampai "' jam

    setelah a-itan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut.

    b$ Aspirin tidak boleh digunakan sebagai pengganti tindakan interensi akut

    pada stroke, seperti pemberian rtA intraena

    c$ ika direncanakan pemberian trombolitik, aspirin jangan diberikan.

    d$ enggunaan aspirin sebagai ad*unctive therapy dalam %" jam setelah

    pemberian obat trombolitik tidak dierkomendasikan.

    e$ emberian klopidrogel saja, atau kombinasi dengan aspirin, pada stroke

    iskemik akut, tidak dianjurkan, kecuali pada pasien dengan indikasi

    spesifik, misalnya angina pectoris tidak stabil, non!D!wave miocard

    infarction, atau recent stenting, pengobatan harus diberikan sampai 9

    bulan setelah kejadian.

    f$ emberian antiplatelets intraena yang menghambat reseptor glikoprotein

    IIb*IIIa tidak dianjurkan.

    4"

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    44/59

    '. 3emodilusi dengan atau tanpa enaseksi dan ekspansi olume tidak

    dianjurkan dalam terpi stroke iskemik akut.

    9. emakaian asodilator seperti pentoksifilin tidak dianjurkan dalam terapi

    stroke iskemik akut.

    1+. Dalam keadaan tertentu, asopressor terkadang digunakan untuk

    memperbaiki aliran darah ke otak !cerebral blood flow$. ada keadaan

    tersebut, pemantauan kondisi neurologis dan jantung harus dilakukan secara

    ketat.

    11. 8indakan endarterektomi carotid pada stroke iskemik akut akut dapat

    mengakibatkan risiko serius dan keluaran yang tidak menyenangkan.

    8indakan endoascular belum menunjukkan hasil yang bermanfaat,

    sehingga tidak dianjurkan.

    1%. emakaian obat#obatan neuroprotektor belum menunjukkan hasil yang

    efekif, sehingga sampai saat ini belum dianjurkan. 2amun, citicolin sampai

    saat ini masih memberikan manfaat pada stroke akut.enggunaan citicolin

    pada stroke iskemik akut dengan dosis %O1+++ mg intraena ( hari dan

    dilanjutkan dengan oral %O1+++ mg selama ( minggu dilakukan dalampenelitian IB8=S.& Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh

    H0D:SSI secara multisenter, pemberian lasmin oral (O5++ mg pada &&

    pasien di & rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan efek positif

    pada penderita strke akut berupa perbaikan motorik, skor 70S danarthel

    inde$.

    1(. BS8

    Diagnosa BS8 tetap sulit. 6aktor risiko yang mendasari baru diketahui

    sebesar '+.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    45/59

    enatalaksanaan BS8 diberikan secara komprehensif, yaitu dengan terapi

    antitrombotik, terapi simptomatik, dan terapi penyakit dasar. emberian

    terapi =63 atau @73 direkomendasikan untuk diberikan, -alaupun

    terdapat infark hemoragik. 8erapi dilanjutkan dengan antikoagulan oral

    diberikan selama (#& bulan,diikuti dengan terapi antiplatelet.

    #. Penatalaksanaan ICH

    1. Diagnosis dan enilaian ?a-at Darurat pada erdarahan Intrakranial dan

    enyebabnya

    a$ emeriksaan pencitraan yang cepat dengan B8 atau 70I

    direkomendasikan untuk membedakan stroke iskemik dengan

    perdarahan intracranial.

    b$ Angiografi B8 dan B8 dengan kontras dapat dipertimbangkan untuk

    membantu mengidentifikasi pasien dengan risiko perluasan

    hematoma.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    46/59

    c$ Apabila terjadi gangguan koagulasi maka dapat dikoreksi sebagai

    berikut

    1$ itamin / 1+ mg I diberikan pada penderita dengan peningkatan

    I20 dan diberikan dalam -aktu yang sma dengan terapi yang lain

    karena efek akan timbul & jam kemudian. /ecepatan pemberian E1

    mg*menit untuk meminimalkan risiko anafilaksis.

    %$ 66 %#& unit diberikan untuk mengoreksi defisiensi factor

    pembekuan darah bila ditemukan sehingga dengan cepat

    memperbaiki I20 atau A88. 8erapi 66 ini untuk mengganti pada

    kehilangan faktor koagulasi.

    d$ 6aktor IIa rekombinan tidak mengganti semua factor pembekuan,

    dan -alaupun I20 menurun, pembekuan bias jadi tidak membaik.

    :leh karena itu, faktor IIa rekombinan tidak secara rutin

    direkomendasikan sebagai agen tunggal untuk mengganti antikoagulan

    oral pada perdarahan intracranial. alaupun faktor II a rekombinan

    dapat membatasi perluasan hematoma pada pasien IB3 tanpa

    koagulopati, risiko kejadian tromboemboli akan meningkat denganfactor IIa rekombinan dan tidak ada keuntungan nyata pada pasien

    yang tidak terseleksi.

    e$ /egunaan dari transfusi trombosit pada pasien perdarahan intracranial

    dengan ri-ayat penggunaan antiplatelet masih tidak jelas dan dalam

    tahap penelitian.

    f$ =ntuk mencegah tromboemboli ena pada pasien dengan perdarahan

    intracranial, sebaiknya mendapat pneumatic intermittent compression

    selain dengan stoking elastis.

    g$ Setelah dokumentai penghentian perdarahan @73 atau =63

    subkutan dosis rendah dapat dipertimbangkan untuk pencegahan

    tromboembolin ena pada pasien dengan mobilitas yang kurang

    setelah satu hingga empat hari pascaa-itan.

    h$ Hfek heparin dapat diatasi dengan pemberian proamin sulfat 1+#5+ mg

    I dalam -aktu 1#( menit. enderita dengan pemberian protamin

    44

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    47/59

    sulfat perlu penga-asan ketat untuk melihat tanda#tanda hipersensitif.

    (. 8ekanan Darah

    ". enanganan di 0umah Sakit dan encegahaan /erusakan :tak Sekunder

    a$ emantauan a-al dan penanganan pasien penrdarahan intracranial

    sebaiknya dilakukan di IB= dengan dokter dan pera-at yang memiliki

    keahlian pera-atan intensif neurosains.

    b$ enanganan ?lukosa

    c$ :bat kejang dan antiepilepsi

    /ejang sebaiknya diterapi dengan obat antiepilepsi. emantauan

    HH? secara kontinu dapat diindikasikan pada pasien perdarahan

    intrakranial dengan kesadaran menurun tanpa mempertimbangkan

    kerusakan otak yang terjadi. asien dengan perubahan status

    kesadaran yang didapatkan gelombang epiloptogenik pada HH?

    sebaiknya diterapi dengan obat antiepilepsi. emberian antikonulsan

    profilaksis tidak direkomendasikan.

    5. rosedur* :perasi

    a$ enanganan dan emantauan 8I/1$ asien dengan skor ?BS E', dengan tanda klinis herniasi

    transtentorial,atau dengan perdarahan intraentrikuler yang luas

    atau hidrosefalus, dapat dipertimbangkan untuk penanganan dan

    emantauan tekanan intrakranial. 8ekanan perfusi otak 5+#4+

    mm3g dapat dipertahankan tergantung pada status otoregulasi

    otak.

    %$ Drainase entrikular sebagai tata laksana hidrosefalus dapat

    dipertimbangkan pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran.

    b$ erdarahan Intraentikuler

    alaupun pemberian r8A untuk melisiskan bekuan darah

    intraentrikuler memiliki tingkat komplikasi yang cukup rendah,

    efikasi dan keamanan dari tata laksana ini masih belum pasti dan

    dalam tahap penelitian.

    c$ Hakuasi hematom

    4'

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    48/59

    1$ ada sebagian besar pasien dengan perdarahan intrakranial,

    kegunaantindakan operasi masih belum pasti.

    %$ asien dengan perdarahan serebral yang mengalami perburukan

    neurologis, atau yang terdapat kompresi batang otak, dan atau

    hidrosefalus akibat obstruksi entirkel sebaiknya menjalani operasi

    eakuasi bekuan darah secepatnnya. 8ata laksana a-al pada pasien

    tersebut dengan drainase entrikuler saja tanpa eakuasi bekuan

    darah tidak direkomendasikan.

    ($ ada pasien dengan bekuan darah di lobus ) (+ ml dan terdapat di

    1 cm dari permukaan, eakuasi perdarahan intrakranial

    supratentorial dengan kraniotomi standar dapat dipertimbangkan.

    "$ Hfektiitas eakuasi sumbatan secara inasif minimal

    menggunakan baik aspirasi streotaktik maupun endoskopik dengan

    atau tanpa penggunaantrombolitik masih belum pasti dalam tahap

    penelitian.

    5$ Saat ini tidak terdapat bukti mengindikasikan pengangkatan segera

    dari perdarahan intrakranial supratentorial untuk meningkatakan

    keluaran fungsional atau angka kematian, kraniotomi segera dapat

    merugikankarena dapat meningkatkan faktor resiko perdarahan

    berulang.

    d$ rediksi keluaran dan penghentian dukungan teknologi

    erintah penundaan tidak diresusitasi direkoimendasikan untuk

    tidak melakukan pera-atan penuh dan agresif dilakukan selama % hari.

    /ecuali pada pasien yang sejak semula ada keinginan untuk tidakdiresusitasi.

    e$ encegahan perdarahan intrakranial berulang

    1$ ada perdarahan intrakranial dimana stratifikasi risiko pasien telah

    disusun untuk mencegah perdarahan berulang keputusan

    tatalaksana dapat berubah karena pertimbangan beberapa faktor

    risiko, antara lain lokasi lobus dari perdarahan a-al, usia lanjut,

    49

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    49/59

    dalam pengobatan antikoagulan, terdapat alel H%atau H"

    apolipoprotein dan perdarahan mikro dalam jumlah besar pada

    70I.

    %$ Setelah periode akut perdarahan intrakranial dan tidak ada kontra

    indikasi medis, tekanan darah sebaiknya dikontrol dengan baik

    terutama pada pasien yang lokasi perdarahannya tipikal dari

    askulopati hipertensif.

    ($ Setelah periode akut perdarahan intrakranial, target dari tekanan

    darah dapat dipertimbangkan menjadi E1"+*9+ mm3g atau E1(+*'+

    mm3g jika diabetes penyakit ginjal kronik.

    "$ enghentian pemakaian antikoagulan jangka panjang sebagai

    tatalaksana fibrilasi atrial nonaluler mungkin direkomendasikan

    setelah perdarahan intrakranial lobar spontan karena relatif berisiko

    tinggi untuk perdarahan berulang. emberian antikoagulan dan

    terapi antiplatelet setelah perdarahan intrakranial nonlobar dapat

    dipertimbangkan, terutama pada keadaan terdapat indikasi pasti

    penggunaan terapi tersebut.elanggaran konsusmsi alkohol berat

    sangat bermanfaat

    &. 0ehabilitasi dan pemulihan

    7engingat potensi yang serius dari perdarahan intrakranial berupa

    kecacatan yang berat, serius dan kompleks, semua pasien sebaiknya

    dilakukan rehabilitasi secara multidisiplin. ika memungkinkan,

    rehabilitasi dapat dilakukan sedini mungkin dan berlanjut disarana

    rehabilitasi komunitas, sebagai bagian dari program terkoordinasi yang

    baik antara pera-atan di rumah sakit dengan pera-atan berbasis rumah

    sakit dengan pera-atan berbasis rumah !home care$ untuk meningkatkan

    pemulihan.

    *. Penatalaksanaan SAH

    1. 8atalaksana penegakan diagnosis SA3

    a$ SA3 merupakan salah satu kega-atdaruratan neurologi dengan gejala

    '+

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    50/59

    yang kadangkala tidak khas sehingga sering ditemukan kesulitan

    dalam menegakkan diagnosis. asien dengan keluhan nyeri kepala

    hebat !paling sakit yang dirasakan sepanjang hidup$ yang muncul tiba#

    tiba sebaiknya dicurigai dicurigai sebagaisuatu tanda adanya SA3

    b$ asien yang dicurigai SA3 sebaiknya dilakukan pemeriksaan B8 scan

    kepala Apabila hasil B8 scan tidak menunjukkan adanya tanda#tanda

    SA3 pada pasien yang secara klinis dicurigai SA3 maka tindakan

    pungsi lumbal untuk analisis @BS sangat direkomendasikan.

    c$ =ntuk memastikan adanya gambaran aneurisma pada pasien SA3,

    pemeriksaan angiografi serebral sebaiknya dilakukan. 2amun, apabila

    tindakan angiografi konensional tidak dapat dilakukan maka

    pemeriksaan 70A atau B8 angiografi perlu dipertimbangkan.

    %. 8atalaksana umum SA3

    a$8atalaksana pasien SA3 derajat I atau II berdasarkan 3unt V 3ess

    !3V3$ adalah sebagai berikut

    1$ Identifikasi dan atasi nyeri kepala sedini mungkin

    %$ 8irah baring total dengan posisi kepala ditinggikan (+

    dan

    nyaman, bila perlu berikan :%%#( @*menit

    ($ 3ati#hati dalam pemakaian sedatif !kesulitan dalam penilaian

    tingkat kesadaran$.

    "$ asang infus diruang ga-at darurat, usahakan euolemia dan

    monitor ketat sistem kardiopulmoner dan kelainan neurologi yang

    timbul

    b$ asien SA derajat III, I atau berdasarkan 3V3,pera-atan harus

    lebih intensif1

    1$ @akukan penatalaksanaan A

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    51/59

    terutama apabila didapatkan tanda#tanda tekanan tinggi intrakranial

    "$ 3indari pemakaian obat#obatan sedatif yang berlebihan karena akan

    menyulitkan penialaian status neurologi

    (. 8indakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah SA3

    a$ /ontrol dan monitor tekanan darah untuk mencegah risiko

    perdarahan ulang. 3ipertensi berkaitan dengan terjadinya perdarahan

    ulang. 8ekanan darah sistolik sekitar 1"+#1&+ mm3g sangat

    disarankan dalam rangka pencegahan perdarahan ulang pada SA3.

    b$ Istirahat total di tempat tidur

    c$ 8erapi antifobrinolitik !epsilon!aminocaproic acidE loading 1 g I

    kemudian dilanjutkan 1 g setiap & jam sampai aneurisma tertutup atau

    biasanya disarankan 4% jam$ untuk mencegah perdarahan ulang

    direkomendasikan pada keadaan klinis tertentu. 8erapi antifobrinolitik

    dikontraindikasikan pada pasien dengan koagulopati, ri-ayat infark

    miokard akut, stroke iskemik, emboli paru, atau trombosis ena dalam.

    8erapi antifibrinolitik lebih dianjurkan pada pasien dengan risiko

    rendah terhadapa terjadinya asospasme atau pada pasien denganpenundaan operasi. pada beberapa studi, terapi antifibrinolitik

    dikaitkan dengan tingginya angka kejadian iskemik serebral sehingga

    mungkin tidak menguntungkan pada hasil akhir secara keseluruhan.

    :leh karena itu, studi dengan menggunakan kombinasi antifibrinolitik

    dengan obat#obatan lain untuk mengurangi vasospasme perlu

    dilakukan.

    d$ engikatan !ligasi$ karotis tidak bermanfaat untuk pencegahan

    perdarahan ulang.

    e$ enggunaan koil intraluminal dan balon masih dalam uji coba.

    enelitian lebih lanjut masih diperlukan.

    ". 8indakan operasi pada aneurisma yang ruptur

    a$ :perasi Clipping atau endovaskuler coiling sangat

    direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan ulang setelah ruptur

    aneurisma pada SA3.

    '%

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    52/59

    b$ alaupun operasi yang dilakukan segera akan mengurangi risiko

    perdarahan ulang setelah SA3, banyak penelitian yang meperlihatkan

    bah-asecara keseluruhan hasil akhir tidak berbeda dengan operasi

    yang ditunda. :perasi segera !early danultra early$dianjurkan pada

    pasien dengan derajat yang lebih baik serta lokasi aneurisma yang

    tidak rumit. =ntuk keadaan klinis lain, operasi yang segera atau yang

    ditunda direkomendasikan tergantung pada situasi klinik khusus.

    0ujukan dini ke pusat spesialis sangat dianjurkan. enanganan dan

    pengobatan pasien aneurisma lebih a-al diajurkan untuk sebagian

    besar kasus.

    c$ asien aneurisma yang ruptur tindakan endoaskuler berupa coilling

    and clipping ditentukan tim bedah saraf dan dokter endoaskuler.

    8indakan endovaskulercoiling lebih bermanfaat.

    d$ Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai risiko yang

    tinggi untukperdarahan ulang. :perasi obliterasi aneurisma secara

    komplit dianjurkan kapan saja bila memungkinkan.

    5. encegahan dan tatalaksana asospasmea9 encegahan nimodipin dimulai dengan dosis 1#% mg*jam I pada hari

    ke ( atau secara oral &+ mg setiap & jam setiap %1 hari.%emakaian

    nimodipin oral terbukti meperbaiki defisit neurologi yang ditimbulkan

    oleh asospasme. BB

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    53/59

    yang tidak dilakukan embolisasi atau clipping

    d9 6ibrinolitik intrasisternal, antioksidan dan antiinflamasi tidak tidak

    bermakna

    e9 ada pasien yang gagal dengan terapi konensional , angioplasti

    transluminal dianjurkan untuk pengobatan asospasme

    f9 Bara lain untuk penatalaksanaan asospasme adalah sebagai berikut

    -9 encegahan vasospasme

    2imodipin &+ mg peroral " kali sehari

    2aBl ( intraena 5+ ml ( kali sehari !hati#hati terhadap

    timbulnya komplikasi berupa B7

    aga keseimbangan elektrolit

    9 ,elayed vasospasme

    Stop dimodipin, antihipertensi dan diuretika

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    54/59

    ($8ylanol dengan kodein

    '

    "$

    3indari asetosal

    c$ asien yang sangat gelisah dapat diberikan

    1$ 3aloperidol I7 1#1+ mg setiap & jam

    %$ etidin I7 5+#1++ mg atau morfin atau morfin sc atau i 5#1+ mg*"#&

    jam.

    ($ 7idaolam +,+,1 mg*kg*jam

    "$ ropofol (#1 mg*kg*jam

    . Restorasi an Re3a#ilitasi Stroke

    8ujuan dari pera-atan rehabilitas stroke adalah untuk mencegah

    terjadinya komplikasi stroke dan memaksimalkan fungsional. =ntuk

    mencapai tujuan tersebut, penilaian dan interensi berbasis bukti segera

    diperlukan untuk mengoptimalka proses rehabilitasi secara komprehensif

    dengan menggunakan perlengkapan standar. roses rehabilitasi dilakukan

    dengan melibatkan pasien dan anggota keluarga dan atau pengasuh dalam

    pengambilan keputusan. enanganan ini sebaiknya dilakukan oleh tim

    multidisiplin yang terdiri dari dokter, pera-at, tenaga terapi fisik, tenaga

    terapi okupasi, tenaga terapi kinesi, ahli patologi bicara dan bahasa,

    psikolog, tenaga terapi rekreasi, pasien dan keluarga pasien.%1

    I. Ko"4likasi

    1. Akut

    a. 2eurologis stroke susulan, edema otak, infark berdarah

    !transformasi hemoragik$, hidrosefalus

    b. 2on#2eurologis hipertensi, edem paru, gangguan jantung, infeksi,

    gangguan keseimbangan elektrolit, hiperglikemia

    reaktif

    %. @anjut

    a. 2eurolgis gangguan fungsi luhur

    b. 2on#2eurologis kontraktur, dekubitus, depresi, infeksi

    '5

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    55/59

    /ebanyakan morbiditas dan mortilitas stroke berkaitan dengan komplikasi

    non neurologis yang dapat di minimalkan dengan pera-atan umum, komplikasi#

    komplikasi tersebut yaitu 9

    1. Demam, yang dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus di obati

    secara agresif dengan antipiretik atau kompres dingin. enyebab demam

    biasanya adalah pneumonia aspirasi, kultur darah dan urin kemudian beri

    antibiotik intraena sesuai hasil kultur.%. /ekurangan nutrisi, bila pasien sadar dan tidak memiliki risiko aspirasi maka

    dapat dilakukan pemberian makanan secara oral, tetapi jika pasien tidak sadar

    atau memiliki risiko aspirasi beri makanan secara enteral melalui pipa

    nasoduodenal ukuran kecil dalam %" jam pertama setelah onset stroke.(. Hipovolemia, dapat di koreksi dengan kristaloid isotonis. Bairan hipotonis

    !dekstrosa 5 dalam air, larutan 2aBl +,"5 $ dapat memperberat edema

    serebri dan harus di hindari.". Hiperglikemidan hipoglikemi, ini dapat lakukan terapi setiap & jam selama (#5

    hari sejak onset stoke

    a. E 5+ mg*dl dekstrosa "+ 5+ ml bolus intraena

    b. 5+#1++ mg*dl dekstrosa 5 dalam 2aBl +,9 , 5++ ml dalam & jamc. 1++#%++ mg*dl pengobatan !#$, 2aBl +,9 atau 0inger laktat

    d. %++#%5+ mg*dl insulin " unit intraenae. %5+#(++ mg*dl insulin ' unit intraena

    f. (++#(5+ mg*dl insulin 1% unit intraena

    g. (5+#"++ mg*dl insulin 1& unit intraena

    h. ) "++ mg*dl insulin %+ unit intraena5. ,ecubitus, dicegah dengan perubahan posisi tubuh setiap % jam, kontraktur

    dilakukan latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif " kali sehari,

    pemendekan tendo achiles di lakukan splin tumit untuk mempertahankan

    pergelangan kaki dalam posisi dorsofleksi.&. Defisit sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi serta visuospasial harus di

    lakukan neurorestorasidini.4. D8, di cegah dengan pemberian heparin 5+++ unit atau fraksiparin +,( cc

    setiap 1% jam selama 5#1+ hari.'. Infeksi esika, pembentukan batu, gangguan sfingter esika biasanya di

    karenakan pemasangan kateter urin menetap, latihan esika harus segera di

    lakukan sedini mungkin bila pasien sudah sadar.%%

    J. Pen*ega3an

    '&

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    56/59

    encegahan primer dapat dilakukan dengan menghindari rokok, stres

    mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebih, obat#obat golongan

    amfetamin, kokain dan sejenisnya. 7engurangi kolesterol dan lemak dalam

    makanan. 7enggendaliakan hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,

    penyakit askular aterosklerotik lainya. erbanyak konsumsi gii seimbang dan

    olahraga teratur.9

    encegahan skunder dengan cara memodifikasi gaya hidup yang berisiko

    seperti hipertensi dengan diet dan obat antihipertensi, D7 dengan diet dan obat

    hipoglikemik oral atau insulin, penyakit jantung dengan antikoagulan oral,

    dislipidemia dengan diet rendah lemak dan obat antidislipidemia, berhentimerokok, hindari kegemukan dan kurang gerak.9

    K. Prognosis

    rognosis stroke dipengaruhi oleh sifat dan tingkat keparahan defisit

    neurologis yang dihasilkan. 6aktor risiko usia, penyebab stroke, gangguan medis

    yang terjadi bersamaan juga mempengaruhi prognosis. Secara keseluruhan, kurang

    dari '+ pasien dengan stroke bertahan selama paling sedikit 1 bulan, dandidapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam 1+ tahun sekitar (5. pasien yang

    selamat dari periode akut, sekitar satu setengah samapai dua pertiga kembali

    fungsi independen, sementara sekitar 15 memerlukan pera-atan institusional. Di

    Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 5++.+++ penduduk terkena serangan

    stroke, dan sekitar %5 atau 1%5.+++ orang meninggal dan sisanya mengalami

    cacat ringan atau berat. Sebanyak %',5 penderita stroke meninggal dunia,

    sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total. 3anya 15 saja yang

    dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.%%

    '4

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    57/59

    DAFTAR PUSTAKA

    1. erhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. %+11.

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    58/59

    9. Silbernagl, S., 6lorian @ang. 8eks V Atlas

  • 7/25/2019 3 Tipus Stroke

    59/59

    1'. =tami I7.lmu Penyakit ,alam ;>. usat enerbitan Departemen Ilmu

    enyakit Dalam 6/=I. akarta. %++&.

    %+. 6eigin .Panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan stroke. 8

    skemik. =2DI. Semarang. %+1+.

    http**isjd.pdii.lipi.go.id*admin*jurnal*"511114\+1%&%.pdf

    http://eprints.undip.ac.id/4021/1/2042.pdfhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4511117_0126-1762.pdf%20(2http://eprints.undip.ac.id/4021/1/2042.pdfhttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4511117_0126-1762.pdf%20(2