abdil

Upload: mandeep-dhillon

Post on 19-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Abdil

    1/14

    1. Bagaimana standar pelayanan imunisasi secara umum? 4, 5, 6

    Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013

    Tentang Penelenggaraan Imunisasi! pengertian Imunisasi adalah suatu upaa

    untuk menimbulkan" meningkatkan kekebalan seseorang se#ara akti$ terhadap

    suatu penakit! sehingga bila suatu saat terpa%an dengan penakit tersebut tidak

    akan sakit atau hana mengalami sakit ringan&

    Sebagaimana pada umumna penusunan sebuah S'P! Standar 'perasional

    Prosedur program imunisasi %uga disusun berdasarkan beberapa sub pokok

    bahasan! seperti Tu%uan! Ruang (ingkup! Prosedur! dan pokok bahasan lainna&

    Tu%uan penusunan S'P Imunisasi! sebagai a#uan dalam pelaanan imunisasi

    bagi bai! balita dan anak sekolah di Posandu! Polindes! Pustu! Puskesmas!Rumah Sakit! maupun di Sekolah& Sedangkan ruang lingkup S'P ini meliputi

    pelaanan imunisasi bagi bai! balita dan anak sekolah! serta )anita *sia Subur

    +)*S,

    Pelaanan imunisasi dimulai dengan adana petugas ang menu%u lokasi

    pelaanan imunisasi! baik di Posandu! sekolah ang ditentukan! dengan terlebih

    dahulu mengambil peralatan imunisasi dan -aksin di Puskesmas& Setelah proses

    penuntikan -aksin selesai! kemudian dilakukan pen#atatan di buku KI.! kohort

    bai! dan register& Setelah pelaksanaan selesai pelaanan imunisasi -aksin ang

    masih utuh belum dibuka dikembalikan ke Puskesmas! sedangkan sisa atau /adah

    dibuang kedalam in#inerator&

    Sarat keterampilan petugas imunisasi dapat berlatar belakang pendidikan okter!

    idan! serta Pera/at& Sedangkan %enis pelaanan imunisasi terdiri dari pelaanan

    imunisasi rutin! tambahan! dan khusus& Imunisasi /a%ib terdiri atas Imunisasi

    rutin Imunisasi tambahan dan Imunisasi khusus&

    Imunisasi /a%ib diberikan sesuai %ad/al! sedangkan imunisasi rutin merupakan

    kegiatan imunisasi ang dilaksanakan se#ara terus menerus sesuai %ad/al! terdiri

    atas imunisasi dasar dan imunisasi lan%utan&

    Imunisasi dasar diberikan pada bai sebelum berusia 1 +satu, tahun! aitu

    1& a#illus almette 5uerin +5,

    2& iphtheria Pertusis Tetanus67epatitis +PT67, atau iphtheria Pertusis

    Tetanus67epatitis 67emophilus In$luen8a tpe +PT6767ib,

  • 7/23/2019 Abdil

    2/14

    3& 7epatitis pada bai baru lahir

    4& Polio dan

    9& ampak&

    Imunisasi lan%utan

    Imunisasi lan%utan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat

    kekebalan atau untuk memperpan%ang masa perlindungan ang diberikan pada

    anak usia ba/ah tiga tahun +atita, anak usia sekolah dasar dan /anita usia

    subur&

    :enis imunisasi lan%utan ang diberikan aitu

    Pada anak usia ba/ah tiga tahun +atita, terdiri atas iphtheria Pertusis

    Tetanus67epatitis +PT67, atau iphtheria Pertusis Tetanus67epatitis

    67emophilus In$luen8a tpe +PT6767ib, dan ampak& Pada anak usia sekolah dasar diberikan pada ulan Imunisasi .nak

    Sekolah +I.S, aitu iphtheria Tetanus +T,! ampak! dan Tetanus

    diphteria +Td,&

    Pada /anita usia subur berupa Tetanus To;oid +TT,&

    Imunisasi Tambahan

    Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu ang paling berisiko

    terkena penakit sesuai ka%ian epidemiologis pada periode /aktu tertentu

    +imunisasi ini tidak menghapuskan ke/a%iban pemberian imunisasi rutin&

    Imunisasi khusus

    Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi ang dilaksanakan untuk

    melindungi masarakat terhadap penakit tertentu pada situasi tertentu! seperti

    persiapan keberangkatan #alon %emaah ha%i"umroh! persiapan per%alanan menu%u

    negara endemis penakit tertentu dan kondisi ke%adian luar biasa& Sedangkan %enis

    imunisasi khusus antara lain imunisasi Meningitis Meningokokus! demam

    kuning! dan .nti Rabies +

  • 7/23/2019 Abdil

    3/14

    %umlah sasaran ang akan diimunisasi& :enis peralatan ang diperlukan untuk

    pelaanan muniasi se#ara lengkap antara lain

    a& Termos"

  • 7/23/2019 Abdil

    4/14

    a& Selama pelaanan imunisasi! -aksin dan pelarut harus disimpan dalam

    -a##ine #arrier dengan menggunakan #ool pa#k! agar suhu tetap ter%aga pada

    temperature 206?0 dan -aksin ang sensiti-e terhadap pembekuan tidak beku&

    b& 7indari -a##ine #arrier ang berisi -a##ine dari #ahaa matahari langsung&

    #& Sebelum sasaran datang -aksin dan pelarut harus tersimpan dalam -a##ine

    #arrier ang tertutup rapat&

    d& :angan membuka -a##ine atau melarutkan -a##ine bila belum ada sasaran

    datang&

    e& Pada saat pelarutan suhu pelarut dan -aksin harus sama&

    $& b& Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka -ial baru sebelum -ial

    lama habis&

    g& ila sasaran belum datang! -aksin ang sudah dilarutkan harus dilindungi dari

    #ahaa matahari dan suhu luar! seharusna dengan #ara diletakkan di lubang busa

    ang terdapat diatas -aksin #arrier +lihat gambar di ba/ah,&

    h& alam setiap -a##ine #arrier sebaikna terdapat empat #ool pa#k&

    i& ila -aksin ang sudah dilarutkan sudah habis! pelarutan selan%utna

    dilakukan bila telah ada anak ang hendak diimunisasi&

    Peniapan Tempat Pelaanan Imunisasi

    eberapa persaratan ruangan pelaanan imunisasi ang menetap +$asilitas

    pelaanan kesehatan,! antara lain

    @ Mudah diakses

    @ Tidak terkena langsung oleh sinar matahari! hu%an atau debu@ ukup tenang

    Sedangkan sarat tempat pelaanan imunisasi lapangan +outrea#h,

    @ :ika di dalam gedung maka harus #ukup terang dan #ukup -entilasi&

    @ :ika di tempat terbuka dan di dalam #ua#a ang panas! tempat itu harus teduh&

    alam mengatur tempat imunisasi! kita %uga harus memperhatikan beberapa hal

    berikut

    Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang6orang dapat masuk

    dan keluar dari pelaanan dengan lebih #epat dan mudah

    Tempat menunggu bersih! naman dan dalam #ua#a ang panas tidak

    terkena sinar matahari

    Mengatur letak me%a dan meniapkan perlengkapan ang diperlukan

    Melaksanakan kegiatan sstem 9 me%a aitu pelaanan terpadu ang

    lengkap ang memberikan pelaanan 9 program +K! KI.! iare!

    Imunisasi dan 5i8i,

    :umlah orang ang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi

    sehingga tidak penuh sesak

  • 7/23/2019 Abdil

    5/14

    Segala sesuatu ang anda perlukan berada dalam %angkauan atau dekat

    dengan me%a imunisasi anda&

    6. Bagaimana tatalaksana lanjutan pada pasien ini setelah BHD aman?

    (pilihan rujukan) 4, 5, 6

    Periksa tanda kega/atdaruratan dalam 2 tahap

    Tahap 1 Periksa %alan napas dan pernapasan! bila terdapat masalah segera

    berikan tindakan untuk memperbaiki %alan napas dan berikan napas bantuan&

    Tahap 2 Segera tentukan apakah anak dalam keadaan sok! tidak sadar!

    ke%ang! atau diare dengan dehidrasi berat&

    ila didapatkan tanda kega/atdaruratan

    Panggil tenaga kesehatan pro$esional terlatih bila memungkinkan! tetapi %angan

    menunda penanganan& Tetap tenang dan ker%akan dengan tenaga kesehatan lain

    ang mungkin diperlukan untuk membantu memberikan pertolongan! karena pada

    anak ang sakit berat seringkali memerlukan beberapa tindakan pada /aktu ang

    bersamaan& Tenaga kesehatan pro$esional ang berpengalaman harus melan%utkan

    penilaian untuk menentukan masalah ang mendasarina dan membuat ren#ana

    penatalaksanaanna&

    (akukan pemeriksaan laboratorium kega/atdaruratan +darah lengkap! gula darah!

    malaria,&Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah dan #ross6

    mat#h bila anak mengalami sok! anemia berat! atau perdarahan ang #ukup

    banak&

    Setelah memberikan pertolongan kega/atdaruratan! lan%utkan segera dengan

    penilaian! diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah ang mendasarina&

    engel!laan "na#ilaksis dan sy!k "na#ilaksis

    Se#ara umum terapi ana$ilaksis bertu%uan

    1& Men#egah e$ek mediator

    Menghambat sintesis dan pelepasan mediatorlokade reseptor2& Mengembalikan

    $ungsi organ dari perubahan pato$isiologik akibat e$ek mediator&

    enanganan sy!k ana#ilaktik

    $. %erapi medikament!sa

    Prognosis suatu sok ana$ilaktik amat tergantung dari ke#epatan diagnose dan

    pengelolaanna&

    1& .drenalin merupakan drug o$ #hoi#e dari sok ana$ilaktik& 7al ini disebabkan 3

    $aktor aitu

    .drenalin merupakan bronkodilator ang kuat ! sehingga penderita dengan #epat

    terhindar dari hipoksia ang merupakan pembunuh utama&.drenalin merupakan

    -asokonstriktor pembuluh darah dan inotropik ang kuat sehingga tekanan darah

  • 7/23/2019 Abdil

    6/14

    dengan #epat naik kembali&.drenalin merupakan histamin bloker! melalui

    peningkatan produksi ##li# .MP sehingga produksi dan pelepasan #hemi#al

    mediator dapat berkurang atau berhenti&

    osis dan #ara pemberianna&0!3 A 0!9 ml adrenalin dari larutan 1 1000 diberikan se#ara intramuskuler ang

    dapat diulangi 9 A 10 menit& osis ulangan umumna diperlukan! mengingat lama

    ker%a adrenalin #ukup singkat& :ika respon pemberian se#ara intramuskuler kurang

    e$ekti$! dapat diberi se#ara intra-enous setelah 0!1 A 0!2 ml adrenalin dilarutkan

    dalam spoit 10 ml dengan Nal $isiologis! diberikan perlahan6lahan& Pemberian

    subkutan! sebaikna dihindari pada sok ana$ilaktik karena e$ekna lambat

    bahkan mungkin tidak ada akibat -asokonstriksi pada kulit! sehingga absorbsi

    obat tidak ter%adi&

    2&.mino$ilin

    apat diberikan dengan sangat hati6hati apabila bronkospasme belum hilang

    dengan pemberian adrenalin& 290 mg amino$ilin diberikan perlahan6lahan selama

    10 menit intra-ena& apat dilan%utkan 290 mg lagi melalui drips in$us bila

    dianggap perlu&

    3& .ntihistamin dan kortikosteroid&

    Merupakan pilihan kedua setelah adrenalin& Kedua obat tersebut kurang

    man$aatna pada tingkat sok ana$ilaktik! sebab keduana hana mampu

    menetralkan #hemi#al mediators ang lepas dan tidak menghentikan produksina&

    apat diberikan setelah ge%ala klinik mulai membaik guna men#egah komplikasi

    selan%utna berupa serum si#kness atau prolonged e$$e#t& .ntihistamin ang biasa

    digunakan adalah di$enhidramin 7l 9 A 20 mg I< dan untuk golongan

    kortikosteroid dapat digunakan deksametason 9 A 10 mg I< atau hidro#ortison

    100 A 290 mg I

  • 7/23/2019 Abdil

    7/14

    :ika laring atau bronkospasme menebabkan hipoksi! pemberian '2 3 A 9 ltr "

    menit harus dilakukan& Pada keadaan ang amat ekstrim tindakan trakeostomi atau

    krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan&

    2& Posisi TrendelenburgPosisi trendeleburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat +digan%al

    dengan kursi , akan membantu menaikan -enous return sehingga tekanan darah

    ikut meningkat&

    3&Pemasangan in$us&

    :ika semua usaha6usaha diatas telah dilakukan tapi tekanan darah masih tetap

    rendah maka pemasangan in$us sebaikna dilakukan& airan plasma e;pander

    +e;tran, merupakan pilihan utama guna dapat mengisi -olume intra-askuler

    se#epatna& :ika #airan tersebut tak tersedia! Ringer (aktat atau Nal $isiologis

    dapat dipakai sebagai #airan pengganti& Pemberian #airan in$us sebaikna

    dipertahankan sampai tekanan darah kembali optimal dan stabil&

    4& Resusitasi Kardio Pulmoner +RKP,

    Seandaina ter%adi henti %antung +#ardia# arrest, maka prosedur resusitasi

    kardiopulmoner segera harus dilakukan sesuai dengan $alsa$ah . dan

    seterusna& Mengingat kemungkinan ter%adina henti %antung pada suatu sok

    ana$ilaktik selalu ada! maka se/a%arna ditiap ruang praktek seorang dokter

    tersedia selain obat6obat emergen#! perangkat in$us dan #airanna %uga perangkat

    resusitasi+Resu#itation kit , untuk memudahkan tindakan se#epatna&

    Perangkat ang dibutuhkan

    'ksigenPosisi Trendelenburg +kursi,In$us set dan #airanna Resusitation kit

    B& erlukah pasien ini dirujuk? Bagaimana cara merujuk pasien ini?

    a& Keadaan pasien harus stabil selama di *5&

    b& Mengkon$irmasi indikasi ru%uk pada klinis pasien dan atau atas permintaankerabat pasien&

    b& (engkapi #atatan biodata pasien! serta ri/aat tindakan! pengobatan! serta

    respon ang diberikan selama pasien di *5&

    #& Mengin$omasikan kepada petugas pendamping selama per%alanan mengenai

    stabilisasi pasien +%alan napas! #airan! suhu,! tindakan khusus ang mungkin

    diperlukan! serta perubahan6perubahan ang mungkin akan ter%adi selama di

    per%alanan&

    d& Siapkan surat ru%ukan

  • 7/23/2019 Abdil

    8/14

    &y!k "na#ilaktik

    endahuluan.

    Reaksi ana$ilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis +reaksi alergi, ang

    bersi$at sistemik! #epat dan hebat ang dapat menebabkan gangguan respirasi! sirkulasi!

    pen#ernaan dan kulit& :ika reaksi tersebut #ukup hebat sehingga menimbulkan sok disebut

    sebagai sok ana$ilaktik ang dapat berakibat $atal& 'leh karena itu sok ana$ilaktik adalah

    suatu tragedi dalam dunia kedokteran! ang membutuhkan pertolongan #epat dan tepat& Tanpa

    pertolongan ang #epat dan tepat! keadaan ini dapat menimbulkan malapetaka ang berakibat

    ganda& isatu pihak penderita dapat meninggal seketika! dilain pihak dokterna dapat dikenai

    sanksi hukum ang digolongkan sebagai kelalaian atau malprati#e& Test kulit ang merupakan

    salah satu upaa guna menghindari ke%adian ini tidak dapat diandalkan! sebab ternata

    dengan test kulit ang negati$ tidak men%amin 100 C untuk tidak timbulna reaksi ana$ilaktik

    dengan pemberian dosis penuh& Selain itu! test kulit sendiri dapat menimbulkan sok

    ana$ilaktik pada penderita ang amat sensiti$& 'lehna itu upaa menghindari timbulna sok

    ana$ilaktik ini hampir tertutup bagi pro$esi dokter ang selalu berhadapan dengan suntikan&

    Satu6satuna %alan ang dapat menolong kita dari malapetaka ini bukan menghindari

    penuntikan! karena itu merupakan sen%ata ampuh buat kita! tapi bagaimana kita memberi

    pertolongan se#ara lege6artis bila ke%adian itu menimpa kita& *ntuk itu diperlukan

    pengetahuan serta keterampilan dalam pengelolaan sok ana$ilaktik& Makalah ini akan

    memberi petun%uk sederhana tentang usaha6usaha ang harus dilakukan dalam mengelola

    sok ana$ilaktik&

    $nsidens

    Insidens sok ana$ilaktik 40 A D0 persen adalah akibat gigitan serangga! 20640 persen akibat

    8at kontras radiogra$i! dan 10 A 20 persen akibat pemberian obat peni#illin& Sangat kurang

    data ang akurat dalam insiden dan pre-alensi ter%adina sok ana$ilaktik& .na$ilaksis ang

    $atal hana kira6kira 4 kasus kematian dari 10 %uta masarakat pertahun&

    i .merika Serikat insisidens reaksi alergi dan ana$ilaksis ang di#atat dari bagian ga/at

    darurat rumah sakit didapatkan bah/a 0!9persen +9 per 1000, dan 0!02 persen +2 per 10&000,

    ke%adian& Sebagian besar kasus ang serius ana$ilaktik adalah akibat pemberian antibiotikseperti peni#illin dan bahan 8at radiologis& Peni#illin merupakan penebab kematian 100 dari

    900 kematian akibat reaksi ana$ilaksis& Se#ara umum insidens reaksi ana$ilakis 0!01 C

    eksposue di .merika& 5igitan serangga hmenoptera merupakan penebab ang terbanak

    dari sok ana$ilaktik&

    at!#isi!l!gi

    Reaksi ana$ilaksis timbul bila sebelumna telah terbentuk Ig> spesi$ik terhadap alergen

    tertentu& .lergen ang masuk kedalam tubuh le/at kulit! mukosa! sistem perna$asan maupun

  • 7/23/2019 Abdil

    9/14

    makanan! terpapar pada sel plasma dan menebabkan pembentukan Ig> spesi$ik terhadap

    alergen tertentu& Ig> spesi$ik ini kemudian terikat pada reseptor permukaan mastosit dan

    baso$il& Pada paparan berikutna! alergen akan terikat pada Ige spesi$ik dan memi#u

    ter%adina reaksi antigen antibodi ang menebabkan terlepasna mediator akni antara lain

    histamin dari granula ang terdapat dalam sel& Ikatan antigen antibodi ini %uga memi#usintesis SRS6. + Slo/ rea#ting substan#e o$ .naphla;is , dan degradasi dari asam

    ara#hidonik pada membrane sel! ang menghasilkan leukotrine dan prostaglandin& Reaksi ini

    segera men#apai pun#akna setelah 19 menit& >$ek histamin! leukotrine +SRS6., dan

    prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus menebabkan timbulna

    ge%ala perna$asan dan sok&

    >$ek biologis histamin terutama melalui reseptor 71 dan 72 ang berada pada permukaan

    saluran sirkulasi dan respirasi& Stimulasi reseptor 71 menebabkan peningkatan

    permeabilitas pembuluh darah! spasme bronkus dan spasme pembuluh darah koroner

    sedangkan stimulasi reseptor 72 menebabkan dilatasi bronkus dan peningkatan mukusdi%alan na$as& Rasio 71 A 72 pada %aringan menentukan e$ek akhirna&

    .kti-asi mastosit dan baso$il menebabkan %uga respon bi$asik dari #.MP intraselluler&

    Ter%adi kenaikan #.MP kemudian penurunan drastis se%alan dengan pelepasan mediator dan

    granula kedalam #airan ekstraselluler& Sebalikna penurunan #5MP %ustru menghambat

    pelepasan mediator& 'bat6obatan ang men#egah penurunan #.MP intraselluler ternata

    dapat menghilangkan ge%ala ana$ilaksis& 'bat6obatan ini antara lain adalah katekolamin

    +meningktakan sintesis #.MP, dan methl ;anthine misalna amino$ilin +menghambat

    degradasi #.MP,& Pada tahap selan%utna mediator6mediator ini menebabkan pula

    rangkaian reaksi maupun sekresi mediator sekunder dari netro$il!eosino$il dan

    trombosit!mediator primer dan sekunder menimbulkan berbagai perubahan patologis pada

    -askuler dan hemostasis! sebalikna obat6obat ang dapat meningkatkan #5MP +misalna

    obat #holinergik, dapat memperburuk keadaan karena dapat merangsang terlepasna

    mediator&

    'eaksi "na#ilakt!id

    Reaksi ana$ilaktoid adalah reaksi ang menebabkan timbulna ge%ala dan keluhan ang

    sama dengan reaksi ana$ilaksis tetapi tanpa adana mekanisme ikatan antigen antibodi&

    Pelepasan mediator biokimia/i dari mastosit mele/ati mekanisme nonimunologik ini belum

    seluruhna dapat diterangkan& Eat68at ang sering menimbulkan reaksi ana$ilaktoid adalah

    kontras radiogra$i +idionated,! opiate! tubo#urarine! de;tran maupun mannitol& Selain itu

    aspirin maupun NS.I lainna %uga sering menimbulkan reaksi ana$ilaktoid ang diduga

    sebagai akibat terhambatna en8im siklooksgenase&

    ani#estasi klinik

    )alaupun gambaran atau ge%ala klinik suatu reaksi ana$ilakis berbeda6beda gradasina sesuai

    berat ringanna reaksi antigen6antibodi atau tingkat sensiti-itas seseorang! namun pada

  • 7/23/2019 Abdil

    10/14

    tingkat ang berat barupa sok ana$ilaktik ge%ala ang menon%ol adalah gangguan sirkulasi

    dan gangguan respirasi& Kedua gangguan tersebut dapat timbul bersamaan atau berurutan

    ang kronologisna sangat ber-ariasi dari beberapa detik sampai beberapa %am& Pada

    dasarna makin #epat reaksi timbul makin berat keadaan penderita&

    Sistem perna$asan

    5angguan respirasi dapat dimulai berupa bersin! hidung tersumbat atau batuk sa%a ang

    kemudian segera diikuti dengan udema laring dan bronkospasme& Kedua ge%ala terakhir ini

    menebabkan penderita nampak dispnue sampai hipoksia ang pada giliranna menimbulkan

    gangguan sirkulasi! demikian pula sebalikna! tiap gangguan sirkulasi pada giliranna

    menimbulkan gangguan respirasi& *mumna gangguan respirasi berupa udema laring dan

    bronkospasme merupakan pembunuh utama pada sok ana$ilaktik&

    Sistem sirkulasi

    iasana gangguan sirkulasi merupakan e$ek sekunder dari gangguan respirasi! tapi bisa %uga

    berdiri sendiri! artina ter%adi gangguan sirkulasi tanpa didahului oleh gangguan respirasi&

    5e%ala hipotensi merupakan ge%ala ang menon%ol pada sok ana$ilaktik& 7ipotensi ter%adi

    sebagai akibat dari dua $aktor! pertama akibat ter%adina -asodilatasi pembuluh darah peri$er

    dan kedua akibat meningkatna permeabilitas dinding kapiler sehingga selain resistensi

    pembuluh darah menurun! %uga banak #airan intra-askuler ang keluar keruang interstitiel

    +ter%adi hipo-olume relati$,&5e%ala hipotensi ini dapat ter%adi dengan drastis sehingga tanpa

    pertolongan ang #epat segera dapat berkembang men%adi gagal sirkulasi atau henti %antung&

    5angguan kulit&

    Merupakan ge%ala klinik ang paling sering ditemukan pada reaksi ana$ilaktik& )alaupun

    ge%ala ini tidak mematikan namun ge%ala ini amat penting untuk diperhatikan sebab ini

    mungkin merupakan ge%ala prodromal untuk timbulna ge%ala ang lebih berat berupa

    gangguan na$as dan gangguan sirkulasi& 'leh karena itu setiap gangguan kulit berupa

    urtikaria! eritema! atau pruritus harus di/aspadai untuk kemungkinan timbulna ge%ala ang

    lebih berat& engan kata lain setiap keluhan ke#il ang timbul sesaat sesudah penuntikan

    obat!harus diantisipasi untuk dapat berkembang kearah ang lebih berat&

    5angguan gastrointestinal

    Perut kram!mual!muntah sampai diare merupakan mani$estasi dari gangguan gastrointestinal

    ang %uga dapat merupakan ge%ala prodromal untuk timbulna ge%ala gangguan na$as dan

    sirkulasi&

    engel!laan "na#ilaksis dan sy!k "na#ilaksis

    Se#ara umum terapi ana$ilaksis bertu%uan

    1& Men#egah e$ek mediator

  • 7/23/2019 Abdil

    11/14

    Menghambat sintesis dan pelepasan mediatorlokade reseptor2& Mengembalikan $ungsi

    organ dari perubahan pato$isiologik akibat e$ek mediator&

    enanganan sy!k ana#ilaktik

    I& Terapi medikamentosa

    Prognosis suatu sok ana$ilaktik amat tergantung dari ke#epatan diagnose dan

    pengelolaanna&

    1&.drenalin merupakan drug o$ #hoi#e dari sok ana$ilaktik& 7al ini disebabkan 3 $aktor aitu

    .drenalin merupakan bronkodilator ang kuat ! sehingga penderita dengan #epat terhindar

    dari hipoksia ang merupakan pembunuh utama&.drenalin merupakan -asokonstriktorpembuluh darah dan inotropik ang kuat sehingga tekanan darah dengan #epat naik

    kembali&.drenalin merupakan histamin bloker! melalui peningkatan produksi ##li# .MP

    sehingga produksi dan pelepasan #hemi#al mediator dapat berkurang atau berhenti&

    osis dan #ara pemberianna&

    0!3 A 0!9 ml adrenalin dari larutan 1 1000 diberikan se#ara intramuskuler ang dapat

    diulangi 9 A 10 menit& osis ulangan umumna diperlukan! mengingat lama ker%a adrenalin

    #ukup singkat& :ika respon pemberian se#ara intramuskuler kurang e$ekti$! dapat diberi se#ara

    intra-enous setelah 0!1 A 0!2 ml adrenalin dilarutkan dalam spoit 10 ml dengan Nal

    $isiologis! diberikan perlahan6lahan& Pemberian subkutan! sebaikna dihindari pada sok

    ana$ilaktik karena e$ekna lambat bahkan mungkin tidak ada akibat -asokonstriksi pada kulit!

    sehingga absorbsi obat tidak ter%adi&

    2&.mino$ilin

    apat diberikan dengan sangat hati6hati apabila bronkospasme belum hilang denganpemberian adrenalin& 290 mg amino$ilin diberikan perlahan6lahan selama 10 menit intra-ena&

    apat dilan%utkan 290 mg lagi melalui drips in$us bila dianggap perlu&

    3& .ntihistamin dan kortikosteroid&

    Merupakan pilihan kedua setelah adrenalin& Kedua obat tersebut kurang man$aatna pada

    tingkat sok ana$ilaktik! sebab keduana hana mampu menetralkan #hemi#al mediators

    ang lepas dan tidak menghentikan produksina& apat diberikan setelah ge%ala klinik mulai

    membaik guna men#egah komplikasi selan%utna berupa serum si#kness atau prolonged

  • 7/23/2019 Abdil

    12/14

    e$$e#t& .ntihistamin ang biasa digunakan adalah di$enhidramin 7l 9 A 20 mg I< dan untuk

    golongan kortikosteroid dapat digunakan deksametason 9 A 10 mg I< atau hidro#ortison 100

    A 290 mg I

  • 7/23/2019 Abdil

    13/14

    'ksigenPosisi Trendelenburg +kursi,In$us set dan #airanna Resusitation kit

    encegahan

    1& Ke/aspadaan

    Tiap penuntikan apapun bentukna terutama obat6obat ang telah dilaporkan bersi$at

    antigen +serum! penisillin! anestesi lokal dll , harus selalu /aspada untuk timbulna reaksi

    an$ilaktik&Penderita ang tergolong resiko tinggi +ada ri/aat asma! rinitis! eksim! atau

    penakit6penakit alergi lainna, harus lebih di/aspadai lagi& :angan men#oba menuntikan

    obat ang sama bila sebelumna pernah ada ri/aat alergi betapapun ke#ilna& Sebaikna

    mengganti dengan preparat lain ang lebih aman&

    2& Test kulit

    Test kulitmemang sebaikna dilakukan se#ara rutin sebelum pemberian obat bagi penderita

    ang di#urigai& Tindakan ini tak dapat diandalakan dan bukanna tanpa resiko tapi minimal

    kita dapat terlindung dari sanksi hukum& Pada penderita dengan resiko amat tinggi dapat

    di#oba dengan stra#th test dengan ke/aspadaan dan persiapan ang prima&

    3& Pemberian antihistamin dan kortikosteroid &

    Sebagai pen#egahan sebelum penuntikan obat! %uga merupakan tindakan ang aman! selain

    itu hasilnapun dapat diandalkan&

    4& Pengetahuan! keterampilan dan peralatan&

    >arl diagnosis dan earl treatment se#ara lege6artis serta tersediana obata6obatan beserta

    perangkat resusitasi lainna merupakan modal utama guna mengelola sok ana$ilaktik ang

    mungkin tidak dapat dihindari dalam praktek dunia kodokteran&

    &

    .=T.R P*ST.K.

    Pro$& r& 7& Tabrani Rab& 200B& .genda 5a/at arurat +#riti#al are, :ilid 3& Penerbit P&T&

    .lumni andung&

    Sudoo& ) .ru! dkk& 200D& uku .%ar Ilmu Penakit alam %ilid I >disi i-& Pusat Penerbitan

    epartemen Ilmu Penakit alam =akultas Kedokteran& :akarta&

    S/earingen &P(& 1FF9& Manual o$ riti#al are Nursing& Mosb Gear ook! In# St&(ouis

    Missouri&

    5reenberg& Mi#ahael I dkk& Teks .tlas Kedokteran Kedaruratan :ilid I& Penerbit >rlangga :akarta&

  • 7/23/2019 Abdil

    14/14

    Re$$eren#e! antara lain Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun

    2013 Tentang Penelenggaraan Imunisasi