kpd lapsus 1
Post on 18-Feb-2018
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Ketuban Pecah Dini (KPD) ialah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada
saat belum inpartu, bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal
persalinan. Istilah premature rupture of the membrane (PROM ) yang
dipergunakan pada beberapa literatur sedikit membingungkan. Istilah ini cukup
tepat jika digunakan pada pasien yang usia kehamilannya diatas 37 minggu atau
aterm, datang dengan ketuban yang pecah spontan, dan tanpa tandatanda
persalinan. !edangkan preterm premature rupture of membranes (PPROM" adalah
pecahnya ketuban pada pasien dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.1,2
#ari seluruh kehamilan pre$alensi %P# berkisar antara 3&'. !aat
aterm, '&) *anita hamil datang dengan %P# dan 3)+) dari kasus %P#
merupakan kehamilan preterm atau hanya sekitar &,7 dari seluruh kehamilan.,3
Pecahnya ketuban terlalu dini dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan. -arak antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan disebut
periode laten (lag period /P". 0ila periode laten terlalu panjang dan ketuban
sudah pecah, maka dapat terjadi in1eksi yang dapat meningkatkan angka kematian
ibu dan anak.2
%omplikasi yang dapat ditimbulkan akibat ketuban pecah dini seperti
misalnya ascending in1eksi, prolaps tali pusat, ga*at janin intrapartum dan solusio
plasenta. 0eberapa penelitian menyebutkan morbiditas neonatal berkurang setelah
usia kehamilan 3+ minggu dibandingkan dengan usia kehamilan kurang dari 3+
minggu. Insiden distres perna1asan, lamanya pera*atan bayi, dan
hiperbilirubinemia berkurang secara signi1ikan pada bayi yang lahir setelah usia
kehamilan 3+ minggu. Penanganan %P# memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya in1eksi atau komplikasi pada ibu dan janin serta adanya tandatanda
persalinan.3
#engan pemberian antibiotika pada ketuban pecah dini signi1ikan
memperbaiki morbiditas neonatal maupun morbiditas maternal, dimana kehamilan
dapat dipertahankan lebih lama, risiko in1eksi dapat diturunkan dan penggunaan
terapi oksigen dapat diturunkan. !edangkan menurut ro*ley )), pemberian
kortikosteroid juga menunjukkan penurunan distres perna1asan pada bayi, perdarahan intra$entrikular dan angka kematian neonatal pada persalinan preterm.
&
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 2/30
Penelitian lain oleh 4arding ))&, menyatakan pemberian kortikosteroid juga
berman1aat pada ketuban pecah dini preterm.3
%etuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran berupa prematuritas dan terjadinya in1eksi
korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal dan menyebabkan in1eksi ibu. In1eksi neonatus setelah pecah ketuban
dipengaruhi oleh kolonisasi kuman !treptokokus 5rup 0eta, lama ketuban pecah,
khorioamnionitis, jumlah pemeriksaan $agina, pemberian antibiotika dan lain
lain. 3,+
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya in1eksi atau komplikasi pada ibu dan janin serta adanya tandatanda
persalinan. !aat aterm, '&) *anita hamil datang dengan ketuban pecah dini
yang akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami in1eksi intrauterin jika
jarak *aktu antara pecahnya ketuban dan persalinan memanjang.3,+
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 3/30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
%etuban pecah dini (%P#" atau spontaneus/early/premature rupture of membrans
(PROM) adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum
menunjukkan tandatanda persalinan6inpartu (keadaan inpartu dide1inisikan
sebagai kontraksi uterus teratur dan menimbulkan nyeri yang menyebabkan
terjadinya effacement atau dilatasi ser$iks", atau bila satu jam kemudian tidak
timbul tandatanda a*al persalinan, atau secara klinis bila ditemukan pembukaan
kurang dari 3 cm pada primigra$ida dan kurang dari 2 cm pada multigra$ida.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi kapan saja baik pada kehamilan
aterm maupun preterm. !aat aterm sering disebut dengan aterm prematur rupture
of membrans atau ketuban pecah dini aterm. 0ila terjadi sebelum umur kehamilan
37 minggu disebut ketuban pecah dini preterm / preterm prematur rupture of
membran (PPROM" dan bila terjadi lebih dari & jam maka disebut prolonged
PROM. &,+,2
2.2 Epidemiologi
#ari seluruh kehamilan pre$alensi %P# berkisar antara 3&'. !aat aterm, '&)
*anita hamil datang dengan %P# dan 3)+) dari kasus %P# merupakan
kehamilan preterm atau sekitar &,7 dari seluruh kehamilan.2
%P# diduga dapat berulang pada kehamilan berikutnya, menurut aeye
&8' memperkirakan & rasio berulang, sedangkan penelitian lain yang lebih
baru menduga rasio berulangnya sampai 3. 4al ini juga berkaitan dengan
meningkatnya risiko morbiditas pada ibu atau pun janin.%omplikasi seperti korioamnionitis dapat terjadi sampai 3) dari kasus
%P#, sedangkan solusio plasenta berkisar antara +7. %omplikasi pada janin
berhubungan dengan kejadian prematuritas dimana ') kasus %P# preterm akan
bersalin dalam *aktu kurang dari 7 hari. Risiko in1eksi meningkat baik pada ibu
maupun bayi. Insiden korioamnionitis ),2&,2 dari seluruh kehamilan, 3&2
pada %P# prolonged , &22 pada %P# preterm dan mencapai +) pada
ketuban pecah dini dengan usia kehamilan kurang dari + minggu. !edangkan
3
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 4/30
insiden sepsis neonatus & dari 2)) bayi dan + pada %P# lebih daripada +
jam+,2.
Proporsi %P# di Rumah !akit !anglah periode & -anuari ))2 sampai 3&
Oktober ))2 dari &&3 persalinan, proporsi kasus %P# adalah sebanyak &,8.
!edangkan proporsi kasus %P# preterm dari 3' kasus ketuban pecah dini baik
yang melakukan persalinan maupun dira*at secara konser$ati1 sebanyak &9,77
sedangkan sisanya adalah %P# dengan kehamilan aterm. %ontribusi %P# ini
lebih besar pada sosial ekonomi rendah dibandingkan sosial ekonomi menengah
ke atas+.
2.3 Kimia aal Li!"o# Amnii
#i dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion
dan korion terdapat likuor amnii (air ketuban". :olume likuor amnii pada hamil
cukup bulan sebanyak &)))&2)) ml, ber*arna putih agak keruh, serta
mempunyai bau yang khas, agak manis dan amis. %adangkadang pada partus air
ketuban ber*arna kehijauhijauan karena tercampur mekonium.
airan ini dengan berat jenis &,))', terdiri atas 8' air. !isanya terdiri
atas garam anorganik serta bahan organik, dan bila diteliti dengan benar terdapat
lanugo (rambut halus yang berasal dari bayi", selsel epitel, dan $erniks kaseosa
(lemak yang menyelimuti kulit bayi". Protein ditemukan ratarata ,9 gram per liter, sebagian besar sebagai albumin. 0erat jenis likuor menurun dengan tuanya
kehamilan (&,)2&,)&)".
!umber asal likuor ini belum diketahui dengan pasti, masih dibutuhkan
penyelidikan lebih lanjut. ;elah banyak teori dikemukakan mengenai hal ini,
antara lain bah*a air ketuban berasal dari lapisan amnion, terutama dari bagian
pada plasenta. ;eori lain mengatakan kemungkinan berasal dari plasenta. <da juga
teori yang menyebutkan bah*a air ketuban berasal dari gabungan 1etal urin,transudasi darah ibu, dan sekresi dari epitel amnion.
=ungsi air ketuban adalah melindungi janin terhadap trauma dari luar,
memungkinkan janin bergerak dengan bebas, melindungi suhu tubuh janin,
meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga ser$iks membuka, dan
membersihkan jalan lahir dan mempengaruhi keadaan di dalam $agina sehingga
bayi kurang mengalami in1eksi.
+
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 5/30
2.$ E%iologi
Membran 1etus yang normal adalah sangat kuat pada a*al kehamilan. %ombinasi
akibat peregangan membran dengan pertumbuhan uterus, seringnya kontraksi
uterus dan gerakan janin memegang peranan dalam melemahnya membran
amnion. %P# pada kehamilan aterm merupakan $ariasi 1isiologis, namun pada
kehamilan preterm melemahnya membran merupakan proses yang patologis. %P#
sebelum kehamilan preterm sering diakibatkan oleh adanya in1eksi. 0eberapa
penelitian menunjukkan bah*a bakteri yang terikat pada membran melepaskan
substrat seperti protease yang menyebabkan melemahnya membran. Penelitian
terakhir menyebutkan bah*a matriks metaloproteinase merupakan en>im spesi1ik
yang terlibat dalam pecahnya ketuban oleh karena in1eksi,+,2.
Sampai saat ini penyebab KPD belum diketahui secara pasti, tetapi
ditemukan beberapa f aktor predisposisi yang berperan pada terjadinya ketuban
pecah dini antara lain adalah&,3,2?
&. In1eksi
<danya in1eksi pada selaput ketuban (korioamnionitis lokal" sudah cukup
untuk melemahkan selaput ketuban di tempat tersebut. 0ila terdapat bakteri
patogen di dalam $agina maka 1rekuensi amnionitis, endometritis, in1eksi neonatal
akan meningkat &) kali.
%etuban pecah dini sebelum kehamilan preterm sering diakibatkan oleh adanya
in1eksi. 0eberapa penelitian menunjukkan bah*a bakteri yang terikat pada
membran melepaskan substrat seperti protease yang menyebabkan melemahnya
membran. Penelitian terakhir menyebutkan bah*a matriks metaloproteinase
merupakan en>im spesi1ik yang terlibat dalam pecahnya ketuban oleh karena
in1eksi,+,2.
. #e1isiensi $itamin :itamin diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan kolagen.
!elaput ketuban (yang dibentuk oleh jaringan kolagen" akan mempunyai
elastisitas yang berbeda tergantung kadar $itamin dalam darah ibu.
3. =aktor selaput ketuban
Pecahnya ketuban dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan atau
terjadi peningkatan tekanan yang mendadak di dalam ka$um amnion, di
samping juga ada kelainan selaput ketuban itu sendiri. 4al ini terjadi seperti
pada sindroma Ehlers-Danlos, dimana terjadi gangguan pada jaringan ikat oleh
2
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 6/30
karena de1ek pada sintesa dan struktur kolagen dengan gejala berupa
hiperelastisitas pada kulit dan sendi, termasuk pada selaput ketuban yang
komponen utamanya adalah kolagen. 7 penderita dengan sindroma Ehlers-
Danlos ini akan mengalami persalinan preterm setelah sebelumnya mengalami
ketuban pecah dini preterm.
+. =aktor umur dan paritas
!emakin tinggi paritas ibu akan makin mudah terjadi in1eksi cairan amnion
akibat rusaknya struktur ser$iks akibat persalinan sebelumnya.
2. =aktor tingkat sosioekonomi
!osioekonomi yang rendah, status gi>i yang kurang akan meningkatkan
insiden %P#, lebihlebih disertai dengan jumlah persalinan yang banyak, serta
jarak kelahiran yang dekat.
9. =aktor1aktor lain Inkompetensi ser$iks atau ser$iks yang terbuka akan menyebabkan
pecahnya selaput ketuban lebih a*al karena mendapat tekanan yang
langsung dari ka$um uteri.
0eberapa prosedur pemeriksaan, seperti amniosintesis dapat
meningkatkan risiko terjadinya ketuban pecah dini.
Pada perokok secara tidak langsung dapat menyebabkan ketuban pecah
dini terutama pada kehamilan prematur. %elainan letak dan kesempitan panggul lebih sering disertai dengan
%P# namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
=aktor1aktor lain seperti hidramnion, gemeli, koitus, perdarahan
antepartum, bakteriuria, p4 $agina di atas +,2@ stres psikologis, serta
1lora $agina abnormal akan mempermudah terjadinya ketuban pecah
dini.
2.$ Pa%ogenesis
Pecahnya selaput ketuban saat persalinan disebabkan oleh melemahnya selaput
ketuban karena kontraksi uterus dan peregangan yang berulang. #aya regang ini
dipengaruhi oleh keseimbangan antara sintesis dan degradasi komponen matriks
ekstraseluler pada selaput ketuban3.
9
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 7/30
&am'a# 1. &am'a# s!ema%is da#i s%#"!%"# selap"% !e%"'an saa% a%e#m3.
Pada ketuban pecah dini terjadi perubahanperubahan seperti penurunan
jumlah jaringan kolagen dan terganggunya struktur kolagen, serta peningkatan
akti$itas kolagenolitik. #egradasi kolagen tersebut terutama disebabkan oleh
matriks metaloproteinase (MMP". MMP merupakan suatu grup en>im yang dapat
memecah komponenkomponen matriks ektraseluler. An>im tersebut diproduksi
dalam selaput ketuban. MMP& dan MMP' berperan pada pembelahan triple
heliB dari kolagen 1ibril (tipe I dan III", dan selanjutnya didegradasi oleh MMP
dan MMP8 yang juga memecah kolagen tipe I:. Pada selaput ketuban juga
diproduksi penghambat metaloproteinase 6 tissue inhibitor metalloproteinase
(!MP). ;IMP& menghambat akti$itas MMP&, MMP', MMP8 dan ;IMP
menghambat akti$itas MMP. ;IMP3 dan ;IMP+ mempunyai akti$itas yang
sama dengan ;IMP&3.
%eutuhan dari selaput ketuban tetap terjaga selama masa kehamilan oleh
karena akti$itas MMP yang rendah dan konsentrasi ;IMP yang relati1 lebih tinggi.
!aat mendekati persalinan keseimbangan tersebut akan bergeser, yaitu didapatkan
kadar MMP yang meningkat dan penurunan yang tajam dari ;IMP yang akan
menyebabkan terjadinya degradasi matriks ektraseluler selaput ketuban.
%etidakseimbangan kedua en>im tersebut dapat menyebabkan degradasi patologis
7
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 8/30
pada selaput ketuban. <kti$itas kolagenase diketahui meningkat pada kehamilan
aterm dengan ketuban pecah dini. !edangkan pada preterm didapatkan kadar
protease yang meningkat terutama MMP8 serta kadar ;IMP& yang rendah3.
;erjadinya gangguan nutrisi merupakan salah satu 1aktor predisposisi
adanya gangguan pada struktur kolagen yang diduga berperan dalam ketuban
pecah dini. Mikronutrien lain yang diketahui berhubungan dengan kejadian
ketuban pecah dini adalah asam askorbat yang berperan dalam pembentukan
struktur triple heliB dari kolagen. Cat tersebut kadarnya didapatkan lebih rendah
pada *anita dengan ketuban pecah dini. Pada *anita perokok ditemukan kadar
asam askorbat yang rendah.
Infe!si
In1eksi dapat menyebabkan ketuban pecah dini melalui beberapa mekanisme.
0eberapa 1lora $agina termasuk "trepto#o#us grup $% "tafilo#o#us aureus% dan
ri#omonas &aginalis mensekresi protease yang akan menyebabkan terjadinya
degradasi membran dan akhirnya melemahkan selaput ketuban3.
Respon terhadap in1eksi berupa reaksi in1lamasi akan merangsang
produksi sitokin, MMP, dan prostaglandin oleh netro1il PM dan makro1ag.
Interleukin& dan tumor nekrosis 1aktor D yang diproduksi oleh monosit akan
meningkatkan akti$itas MMP& dan MMP3 pada sel korion3.In1eksi bakteri dan respon in1lamasi juga merangsang produksi
prostalglandin oleh selaput ketuban yang diduga berhubungan dengan ketuban
pecah dini preterm karena menyebabkan iritabilitas uterus dan degradasi kolagen
membran. 0eberapa jenis bakteri tertentu dapat menghasilkan 1os1olipase < yang
melepaskan prekursor prostalglandin dari membran 1os1olipid. Respon imunologis
terhadap in1eksi juga menyebabkan produksi prostaglandin A oleh sel korion
akibat perangsangan sitokin yang diproduksi oleh monosit. !itokin juga terlibatdalam induksi en>im siklooksigenase II yang ber1ungsi mengubah asam
arakidonat menjadi prostalglandin. !ampai saat ini hubungan langsung antara
produksi prostalglandin dan ketuban pecah dini belum diketahui, namun
prostaglandin terutama A dan =D telah dikenal sebagai mediator dalam persalinan
mamalia dan prostaglandin A diketahui mengganggu sintesis kolagen pada
selaput ketuban dan meningkatkan akti$itas dari MMP& dan MMP33.
Indikasi terjadi in1eksi pada ibu dapat ditelusuri metode skrining klasik
yaitu temperatur rektal ibu dimana dikatakan positi1 jika temperatur rektal lebih
'
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 9/30
3'E, peningkatan denyut jantung ibu lebih dari &))B6menit, peningkatan leukosit
dan cairan $aginal berbau.
Ho#mon
Progesteron dan estradiol menekan proses remodeling matriks ekstraseluler pada
jaringan reprodukti1. %edua hormon ini didapatkan menurunkan konsentrasi
MMP& dan MMP3 serta meningkatkan konsentrasi ;IMP pada 1ibroblas ser$iks
dari kelinci percobaan. ;ingginya konsentrasi progesteron akan menyebabkan
penurunan produksi kolagenase pada babi *alaupun kadar yang lebih rendah
dapat menstimulasi produksi kolagen. <da juga protein hormon relaBin yang
ber1ungsi mengatur pembentukan jaringan ikat diproduksi secara lokal oleh sel
desidua dan plasenta. 4ormon ini mempunyai akti$itas yang berla*anan dengan
e1ek inhibisi oleh progesteron dan estradiol dengan meningkatkan akti$itas MMP
3 dan MMP8 dalam membran janin. <kti$itas hormon ini meningkat sebelum
persalinan pada selaput ketuban manusia saat aterm. Peran hormonhormon
tersebut dalam patogenesis pecahnya selaput ketuban belum dapat sepenuhnya
dijelaskan.
Kema%ian Sel Te#p#og#am
Pada ketuban pecah dini aterm ditemukan selsel yang mengalami kematian selterpogram (apoptosis" di amnion dan korion terutama disekitar robekan selaput
ketuban. Pada korioamnionitis telihat sel yang mengalami apoptosis melekat
dengan granulosit, yang menunjukkan respon imunologis mempercepat terjadinya
kematian sel. %ematian sel yang terprogram ini terjadi setelah proses degradasi
matriks ekstraseluler dimulai, menunjukkan bah*a apoptosis merupakan akibat
dan bukan penyebab degradasi tersebut. amun mekanisme regulasi dari
apoptosis ini belum diketahui dengan jelas3
.
Pe#egangan Selap"% Ke%"'an
Peregangan secara mekanis akan merangsang beberapa 1aktor di selaput ketuban
seperti prostaglandin A dan interleukin'. !elain itu peregangan juga merangsang
akti$itas MMP& pada membran. Interleukin' yang diproduksi dari sel amnion
dan korionik bersi1at kemotaktik terhadap neutro1il dan merangsang akti1itas
kolegenase. 4alhal tersebut akan menyebabkan terganggunya keseimbangan
8
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 10/30
proses sintesis dan degradasi matriks ektraseluler yang akhirnya menyebabkan
pecahnya selaput ketuban3.
&am'a# 2. Diag#am 'e#'agai me!anisme m"l%ifa!%o#ial (ang di%eo#i!an
se'agai pen(e'a' !e%"'an pe)a* dini3
2.+ &e,ala Klinis
Pasien dengan ketuban pecah dini umumnya datang dengan keluhan keluarnya
cairan dalam jumlah cukup banyak secara mendadak dari $agina. Mungkin juga
merasakan FkebocoranG cairan yang terus menerus atau kesan FbasahG di $agina
atau perineum. Pemeriksaan yang terbaik untuk diagnosis pasti adalah melaluiobser$asi langsung keluarnya cairan amnion dari lubang $agina.
5ejala klinis dan diagnosis dapat juga ditegakkan dari anamnesis dan
pemeriksaan 1isik antara lain&,7,'?
&. <namnesis?
a. %apan keluarnya cairan, *arna dan baunya.
b. <dakah partikelpartikel dalam cairan (lanugo dan $erniks".
. Inspeksi? keluar cairan per$aginam.
&)
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 11/30
3. Inspekulo? bila 1undus uteri ditekan atau bagian terendah digoyangkan, keluar
cairan dari osteum uteri internum (OHI".
+. Pemeriksaan dalam?
a. <da cairan dalam $agina.
b. !elaput ketuban sudah pecah.
atatan?
0eberapa hal yang perlu diperhatikan pada ketuban pecah dini adalah?
&. !aat ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis diketahui pasti
kapan ketuban pecah.
. 0ila anamnesis tidak dapat memastikan kapan ketuban pecah, maka
saat ketuban pecah adalah saat penderita masuk rumah sakit.
0ila berdasarkan anamnesis pasti bah*a ketuban sudah pecah & jam, maka
dikamar bersalin dilakukan obser$asi selama dua jam. 0ila setelah dua jam tidak
ada tandatanda inpartu dilakukan terminasi kehamilan7,8
2.- Diagnosis
Mendiagnosa ketuban pecah dini dapat dengan berbagai cara. Pertama, dengan
melakukan anamnesis yang baik dan teliti kapan mulai keluar air, jumlahnya,
merembes atau tibatiba banyak, konsistensinya encer atau kental dan baunya.
%emudian dengan melakukan pemeriksaan 1isik, sebagai berikut,7?
!emua *anita dengan keluhan keluar air per$aginam harus dilakukan
pemeriksaan inspekulo steril. Pemeriksaan ser$iks mungkin
memperlihatkan keluarnya cairan amnion dari lubang ser$iks.
-ika meragukan apakah cairan berasal dari lubang ser$iks atau cairan pada
1orniks posterior $agina, dilakukan pemeriksaan p4 dari cairan tersebut(cairan amnion akan merubah lakmus menjadi ber*arna biru karena bersi1at
alkalis". airan $agina dalam keadaan normal bersi1at asam. Perubahan p4
dapat terjadi akibat adanya cairan amnion, adanya in1eksi bahkan setelah
mandi. ;es nitra>ine kuning dapat menegaskan diagnosa dimana indikator
p4 akan berubah ber*arna hitam, *alaupun urine dan semen dapat
memberikan hasil positi1 palsu.
&&
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 12/30
Melihat cairan yang mengering di ba*ah mikroskop, cairan amnion akan
menunjukkan fern-li#e pattern (gambaran daun pakis", *alaupun tes ini
sedikit rumit dan tidak dilakukan secara luas.
0atasi pemeriksaan dalam untuk mencegah ascending infection. /akukan
$aginal s*ab tingkat tinggi. -ika curiga terjadi in1eksi, periksa darah
lengkap, cRP, M!H dan kultur darah. 0erikan antibiotika spektrum luas.
Pemeriksaan lebih lanjut seperti H!5 digunakan untuk melihat organ
interna dan 1ungsinya, juga menilai aliran darah uteroplasenta. H!5 yang
menunjukkan berkurangnya $olume likuor pada keadaan ginjal bayi yang
normal, tanpa adanya IH5R sangat mengarah pada terjadinya ketuban
pecah dini, *alaupun $olume cairan yang normal tidak mengeksklusi
diagnosis.
Pada masa yang akan datang, tes seperti cairan prolaktin atau alpha-
fetoprotein, dan penghitungan 1ibronektin bayi mungkin dapat menentukan
dengan lebih tepat adanya ketuban pecah dini.
2.. Pena%ala!sanaan
Penatalaksanaan %P# dengan kehamilan aterm berdasarkan prosedur tetap R!HP
!anglah adalah8?
• #iberikan antibiotik pro1ilaksis, ampisilin +B2)) mg selama 7 hari
• #ilakukan pemeriksaan admission test, bila hasilnya patologis dilakukan
terminasi kehamilan.
• Obser$asi temperatur rektal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan
meningkat atau sama dengan 37,9 E dilakukan terminasi segera.
• 0ila temperatur rektal tidak meningkat, dilakukan obser$asi selama &
jam. setelah & jam bila belum ada tandatanda inpartu dilakukan
terminasi.
• 0atasi pemeriksaan dalam, dilakukan berdasarkan indikasi obstetrik.
• 0ila dilakukan terminasi, lakukan e$aluasi pel&ic score (P!"?
&. 0ila P! lebih atau sama dengan 2, dilakukan induksi denganoksitosin drip.
&
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 13/30
. 0ila P! kurang dari 2, dilakukan pematangan ser$iks dengan
Misoprostol 2) ugr setiap 9 jam oral, maksimal + kali pemberian.
2./ Kompli!asi
%P# berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. jarak antara pecahnya
ketuban dan permulaan persalinan disebut periode laten (lag period /P". Makin
muda umur kehamilan makin memanjang /Pnya.
%P# dapat menimbulkan komplikasi yang ber$ariasi sesuai dengan usia
kehamilan, baik terhadap janin maupun terhadap ibu. %urangnya pemahaman
terhadap kontribusi dari komplikasi yang mungkin timbul dengan peningkatan
morbiditas dan mortalitas perinatal bertanggung ja*ab terhadap kontro$ersi dalam
penatalaksanaannya. 9?
&. ;erhadap janin
Jalaupun ibu belum menunjukkan gejalagejala in1eksi, tetapi
janin sudah terkena in1eksi, karena in1eksi intrauterin lebih dahulu
terjadi (amnionitis, $askulitis" sebelum gejala pada ibu dirasakan. jadi
akan meninggikan morbiditas dan mortalitas perinatal. 0eberapa
komplikasi yang berhubungan dengan %P# antara lain?
In1eksi intrauterin
;ali pusat menumbung
%elahiran prematur
'mniotic $and "yndrome
. ;erhadap ibu
&3
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 14/30
%arena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi in1eksi intrapartal,
apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. !elain itu juga dapat
dijumpai in1eksi puerpuralis (ni1as", peritonitis, septikemia, dan dry-
labor . Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus
akan menjadi lam, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah
gejalagejala in1eksi. halhal tersebut dapat meninggikan angka
kematian dan morbiditas pada ibu.
2.0 P#ognosis
#itentukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasikomplikasi yang mungkin
BAB III
LAPAN KASUS
3.1 IDENTITAS
ama ? P!
Hmur ? 3 tahun
<gama ? 4indu
Pendidikan ? !&
Pekerjaan ? ;idak bekerja
<lamat ? -l. ;ukad yali, 5ang 0atu Permata, o., !anur
;gl. Pemeriksaan ? &7 o$ember )&2 (-am &+.)) JI;<"
2.2 ANANESIS
Kel"*an U%ama
%eluar air per$aginam
Pe#,alanan Pen(a!i%
Pasien mengeluh keluar air per$aginam sejak hari yang lalu. %eluhan keluar air
dimulai dengan kuantitas yang sedikit hari yang lalu tetapi keluar dengan
kuantitas yang banyak sejak sekitar &+ jam !MR! jam 3.3) JI;< (&96&&6)&2".
airan ber*arna jernih, tidak bercampur darah dan tidak berbau dan keluar
&+
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 15/30
sampai membasahi celana yang dipakai *aktu itu. Pasien diba*a ke bidan dan
dilakukan tes lakmus dan dikatakan positi1 ketuban. Pasien kemudian langsung
dirujuk ke R!H# Jangaya untuk penanganan selanjutnya. Ri*ayat sakit perut
hilang timbul dan keluar lendir bercampur darah dikatakan tidak ada, gerak anak
(K" baik.
4ari pertama haid terakhir ( 4P4;" ? +636)&2
;aksiran partus ? &6&6)&2
Menarche ? &3 tahun
!iklus ? ' hari
/amanya haid ? +2 hari
< ? 0idan (teratur"
H!5 (K" ? 3B (Poliklinik"
i4a(a% Ke*amilan5Pe#salinan
&. 4amil ini
i4a(a% Kon%#asepsi
;idak ada
i4a(a% Pe#ni!a*an
Menikah & kali selama & tahuni4a(a% Pen(a!i%
Ri*ayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan asma
disangkal.
2.3 PEEIKSAAN ISIK
S%a%"s P#esen%
%eadaan umum ? 0aik %esadaran ? A+:2M9
;anda :ital ? ;ekanan darah &&)6') mm4g
adi '+B 6 menit
apas )B 6 menit
;emperatur rectal? 37,)o
0erat badan ? 23,2 kg
;inggi badan ? &2' cm
S%a%"s &ene#al
&2
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 16/30
Mata ? <nemis ( 6 ", Ikterus ( 6 "
-antung ? !I! tunggal, regular, murmur ("
Paru ? :esikular(K6K", Rhonki (6" Jhee>ing (6"
<bdomen ? Perut membesar sesuai dengan usia kehamilan
0ising usus (K"
Akstremitas ? 4angat kedua ekstremitas (K", Odem ("
S%a%"s 's%e%#i
<bdomen ? ;=H 7 cm (3 jari bpB"
4is(", #-- (K" &+'B6menit
:; (&++2 JI;<" ? PØ & cm e11 2 %etuban (K" jernih.
0agian ba*ah bayi ? kepala, denominator belum
jelas L 4 I ;idak teraba bagian kecil 6 tali pusat.
A$aluasi panggul normal
2.$ PEEIKSAAN PENUNJAN&6
Pemeriksaan /aboratorium (&76&&6)&2"?
HEATL&I Hasil Uni% Nilai
","!an
Da#a* Leng!ap
/eukosit +,)3 6u/ 2 &)
4itung jenis ?
Ne"%#ofil 78$ 9 +7:7
0aso1il ),) N &
Aosino1il ),7 ) +
/im1osit &,)7 ) +)
&9
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 17/30
Monosit 2,8 '
Aritrosit +,)3 &)96u/ + 2
Hemoglo'in 118- g#5"L 12 ; 1$
Hema%o!#i% 3$87 9 3 ; $
IndeB Aritrosit ?
M: 8+,9 1/ ' 8
M4 3&,3 pg 7 3
M4 33,) 3 37
;rombosit 32 ribu6u/ &2) +))
/A# &2 mm ) &2
HESTASIS
lotting ;ime && menit 7 &
0leeding ;ime menit & +
KIIA KLINIK
"ngsi Ha%i
<!; (!5O;" 3 H6/ N 37
</; (!5;P" ' H6/ N +&
&7
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 18/30
UINE
U#in Leng!ap
Kimia U#ine
Jarna %uning %uning
%ejernihan -ernih -ernih
p4 2,2 2,) ',)
0erat jenis &.)) &.))2 &.)3)
<lbumin egati1 egati1
5lukosa egati1 egati1
%eton egati1 egati1
Hrobilinogen egati1 HA ),& &
0ilirubin egati1 egati1
#arah samar egati1 egati1
/eukosit esterase egati1 egati1
Ni%#i% 1< Nega%if
i!#os!op U#in
Aritrosit ) & 6lpb N
&'
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 19/30
/eukosit & 6lpb N 2
!ilinder egati1 egati1
Apitel 3+ 5epeng (K"
%ristal egati1 egati1
0akteri egati1 egati1
/ain lain egati1 egati1
2.+ DIA&NSIS
5&P)))), 373' minggu ;64 K %P# & jam
P00? '2)
2.-. PEEN=ANAAN
en)ana Diagnosis
: #/
en)ana Te#api
<moBicilin 2)) mg setiap 9 jam
: ABpectati$e Per$aginam (terminasi kehamilan dengan oksitosin drip ,2
IH dalam 2)) cc dekstrosa 2 "
en)ana moni%o#ing
%elola %P# aterm
Monitoring keluhan, :!, #--, tanda inpartu, obser$asi suhu rectal
setiap 3 jam selama + jam
en)ana ed"!asi
%IA pasien dan keluarga tentang rencana tindakan
Kema,"an Pe#salinan
1 No>em'e# 271+
-am &2.3) JI;< dilakukan oksitosin drip ,2 IH dalam 2)) cc dekstrosa 2 .#engan dosis a*al &) tetes per menit kemudian dinaikkan &) tetes tiap 3) menit
&8
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 20/30
maksimal 9) tetes per menit sampai dikehendaki 4is yang adekuat untuk
melahirkan.
Pk &2.3) 4is (" #-- &+9B6menit &) tts6mnt
Pk.&9.3) 4is (" #-- &+B6menit ) tts6mnt
Pk.&7.3) 4is (" #-- &+7B6menit 3) tts6mnt
Pk.&'.3) 4is (" #-- &+)B6menit +) tts6mnt
Pk.&8.3) 4is (" #-- &+B6menit 2) tts6mnt
Pk.).3) 4is (" #-- &+'B6menit 9) tts6mnt
;emp.rec? 37,)o
P! 22.77
!? Os ingin meneran
O? A$aluasi ?
4is (K" +B6&)G +22)
#jj (K" &38B6menit
:;? PØ lengkap ketuban (" jernih
teraba kepala HH% depan L 4 III (K"
tidak teraba bagian kecil 6 tali pusat.
<? 5&P)))), 373' minggu ;64 K %P# & jam, P% II
P? PdB ?
;B ? Pimpin persalinan
MB ? 4is, #--
%IA cara meneran
Pukul 3.&2 JI;< lahir bayi Q, berat badan '2) gram, panjang 23 cm, segera
menangis, <!? 78, kelainan (", anus (K", injeksi oBytocin IM & ampManajemen <kti1 %ala III. Pukul 3.3) JI;< lahir plasenta komplit, kalsi1ikasi
(", kontraksi 1undus (K" lembek, perdarahan akti1 (K", robekan jalan lahir (K".
%ontraksi 1undus (K" lembek massage, oksitosin, methergin kontraksi (K"
baik, perdarahan akti1 (". Robekan jalan lahir (K" gr II repair
Keadaan i'" pos% pa#%"m6
*o&ember +,% am +.0,
!? %eluhan ("O? !tatus present?
)
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 21/30
%eadaan umum? 0aik %esadaran? compos mentis
;ekanan darah? &&)67) mm4g adi? ')B6menit
Respirasi? )B6menit ;emperatur (aBila"? 39,7 E
!tatus general?
Mata ? an 6, ikterus 6
;ho ? or? !&! tunggal, regular, murmur ("
Pulmo? $esikuler K6K, rhonki 6, *hee>ing 6
<bd ? status obstetric, bising usus
Akstremitas ? edema 6
!tatus obstetri ? <bd? ;=H jari ba*ah pusat, kontraksi uterus baik
:agina ? perdarahan akti1(", lochia(K", sisa plasenta("
<? P&))&, P !pt 0, Post Partum hari )
P? PdB?
;B? OBy drip s6d 9 jam PP
<moBicillin + B 2)) mg
<sam me1enamat 3 B 2)) mg
Metilergometrin 3 B ),&2 mg
!= B & tab
MB? Obser$asi kel, $s, perdarahan jam post partum
%IA? Mobilisasi dini<!I eksklusi1
%0 post partum
Perdarahan kala IIII: &2) ml
'se#>asi 2 ,am PP
?AKTU TENSI
@mmHg
NADI
@!ali5mn%
KNTAKSI
UTEUS
PEDAAHAN
Pk. 3.+2 &&)69) '+ (K" baik ("Pk. )).)) &&)69) '+ (K" baik ("Pk. )).&2 &&)67) '+ (K" baik ("Pk. )).3) &)67) '+ (K" baik ("Pk. )&.)) &)67) ') (K" baik ("
Pk. )&.3) &)6') ') (K" baik ("Pk. ).)) &)6') ') (K" baik ("
&
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 22/30
2.0. 1O22O3 4P RH<5<
1/ No>em'e# 271+
! ? %eluhan (", 0<0 (" 0<% (K" <!I (K"
O ? !t Present ; &&)67) mm4g, ')B6mnt, R )B6mnt
Mata anemi 6, ikterus 6
;horaB cor6po dbn
<bdomen? ;=H jr bpst
%ontraksi (K" baik
:agina ? lochia rubra (K"
<ss ? P&)))& PP hari &
;B ? <moBicilin +B 2))mg
<s me1enamat 3B2)) mg
Methyl Argometrin 3B&
!= B&
Mobilisasi
%IA
10 No>em'e# 271+
! ? %eluhan (", 0<0 (" 0<% (K" <!I (K"O ? !t Present? ; &)67) mm4g, ')B6mnt, R )B6mnt
Mata? anemi 6, ikterus 6
;horaB? cor6po db
<bdomen? ;=H jr bpst
%ontraksi (K" baik
:agina? lochia rubra (K"
<ss ? P&)))& PP hari ;B ? <moBicilin +B 2))mg
<s me1enamat 3B2)) mg
Methyl Argometrin 3B&
!= B&
Mobilisasi
%IA
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 23/30
BAB I
PEBAHASAAN$.1. Diagnosis
#iagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan 1isik dan pemeriksaan penunjang.
5ejala klinis ketuban pecah dini yang digunakan sebagai dasar diagnosis,
yaitu
&. <namnesis
. Inspeksi ? keluar cairan per$aginam
3
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 24/30
3. Inspekulo ? tampak keluar cairan dari OHA.
+. Pemeriksaan dalam? tidak teraba selaput ketuban
2. Pemeriksaan Penunjang ? dengan lakmus, menunjukkan reaksi basa
0erdasarkan anamnesis didapatkan bah*a pasien datang dengan keluhankeluar air per$aginam. 5erak anak dirasakan masih baik. #ari anamnesis
diketahui ini merupakan kehamilan yang kedua.
#iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis. Pasien mengatakan ini
adalah kehamilan kedua kali. #ari pemeriksaan 1isik ditemukan adanya
tandatanda kehamilan seperti ditemukannya pembesaran uterus sesuai
dengan umur kehamilan (tinggi 1undus uteri 3 jari di ba*ah prosesus
Byphoideus atau 7cm", adanya hiperpigmentasi areola mammae, adanya
linea gra$idarum pada abdomen dan striae li$ide. #-- ditemukan positi1, dan
pada pemeriksaan palpasi ditemukan adanya bagianbagian janin merupakan
tanda pasti kehamilan. Pada $agina terlihat adanya cairan.
4P4; pasien adalah + Maret )&2 dan ta1siran persalinannya &
#ecember )&2. Pasien datang pada tanggal &9 o$ember )&2, dengan
demikian dapat dihitung umur kehamilan saat ini adalah 3' minggu.
#ari anamnesis gerakan janin dirasakan masih baik oleh pasien.
%emudian pada pemeriksaan 1isik didapatkan #-- positi1. Pasien juga pernah
melakukan H!5 di praktek !p. O5 sebanyak tiga kali dan didapatkan janin
tunggal dengan keadaan masih baik. 4al tersebut menunjukkan janin tunggal
dengan keadaan hidup.
#ari pemeriksaan leopold didapatkan presentasi kepala dan kepala sudah
masuk pintu atas panggul (+62". Pasien mengeluh keluar air sejak pukul jam
yang lalu. Pada pemeriksaan dalam pukul )7.&2 tidak didapatkan adanya
selaput ketuban, Pembukaan ser$iks & jari, e11 2.. Pemeriksaan dengan
kertas /akmus menunjukkan cairan yang keluar dari OHA adalah ketuban
(p4 basa". Pemeriksaan mikroskopik tidak dikerjakan karena pada kasus ini
cukup spesi1ik dan data yang diperoleh dari anamnesis maupun pemeriksaan
1isik telah dapat mendukung diagnosis %etuban Pecah #ini. !elain itu
pemeriksaan mikroskopik bukan merupakan pemeriksaan yang rutin
dilakukan, biasanya dilakukan apabila tes lakmus masih meragukan.
+
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 25/30
0erdasarkan anamnesis, pemeriksaan 1isik, dan pemeriksaan penunjang
tersebut maka pasien ini didiagnosis dengan 5&P)))), 3' minggu,
;unggal64idup K %P#.
$.2 Pena%ala!sanaan
Pada pasien dengan %P# penatalaksanaan dibedakan antara kehamilan
preterm dan kehamilan aterm. Menurut protap Rumah !akit !anglah
penatalaksanaan %P# adalah sebagai berikut ?
&. %P# dengan kehamilan aterm
&" #iberikan antibiotika pro1ilaksis, ampisilin + B 2)) mg selama 7
hari
" #ilakukan pemeriksaan admission test bila hasilnya patologis
dilakukan terminasi kehamilan
3" Obser$asi temperatur rektal setiap 3 jam, bila ada kecendrungan
meningkat lebih atau sama dengan 37,9 derajat celcius. !egera
dilakukan terminasi
+" 0ila temperatur rektal tidak meningkat, dilakukan obser$asi selama
& jam. !etelah & jam bila belum ada tandatanda inpartu
dilakukan terminasi
2" 0atasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan indikasi
obstetrik
9" 0ila dilakukan terminasi, lakukan e$aluasi P!?
0ila P! lebih atau sama dengan 2, dilakukan induksi
dengan oksitosin drip
0ila P! kurang dari 2, dilakukan pematangan ser$ik
dengan Misoprostol 2) Sg setiap 9 jam oral maksimal +
kali pemberian
. %P# dengan kehamilan preterm
&" Penanganan dira*at di R!
2
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 26/30
" #iberikan antibiotika? <mpisilin + B 2)) mg selama 7 hari
3" Hntuk merangsang maturasi paru diberikan kortikosteroid (untuk H%
kurang dari 32 minggu" ? deksametason & mg 6hari
+" Obser$asi di kamar bersalin
& ;irah baring selama + jam, selanjutnya dira*at di ruang obstetri
#ilakukan obser$asi temperatur rektal tiap 3 jam, bila ada kecendrungan
terjadi peningkatan lebih atau sama dengan 37,9 derajat celcius segera
dilakukan terminasi
2" #i ruang Obstetri
& ;emperatur rektal diperiksa setiap 9 jam
#ikerjakan pemeriksaan laboratorium ? leukosit dan laju endap darah
(/A#" setiap 3 jam
9" ;ata cara pera*atan konser*ati1
& #ilakukan sampai janin $iable
!elama pera*atan konser$ati1, tidak dianjurkan melakukan pemeriksaandalam
3 #alam obser$asi selama & minggu, dilakukan pemeriksaan H!5 untuk
menilai air ketuban
0ila air ketuban cukup, kehamilan
diteruskan
0ila air ketuban kurang (oligohidramnion",
dipertiimbangkan untuk terminasi kehamilan
Pada pera*atan konser$ati1, pasien dipulangkan hari ke7
dengan saran sebagai berikut?
;idak boleh koitus
;idak boleh melakukan manipulasi $agina
!egera kembali ke R! bila ada keluar air lagi
Pada kasus ini dimana usia kehamilan 3' minggu maka seharusnya
dikelola sesuai dengan %P# aterm yaitu Pemberian antibiotik ditujukan sebagai
9
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 27/30
pro1ilaksis pencegahan in1eksi yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari %P#
dan juga sebagai terapi apabila telah terjadi in1eksi. #ilakukan monitoring
temperatur rektal setiap 3 jam dan klinis inpartu & jam setelah ketuban pecah.
Pada pk. &2.3O JI;< pasien diobser$asi dan didapatkan pasien berada dalam
keadaan inpartu kala I 1ase laten. #ilakukan asuhan persalinan normal pada
pasien.
BAB KESIPULAN
KESIPULAN
%etuban pecah dini (%P#" atau spontaneus/early/premature rupture of membrans
(PROM) adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum
menunjukkan tandatanda persalinan6inpartu (keadaan inpartu dide1inisikan
sebagai kontraksi uterus teratur dan menimbulkan nyeri yang menyebabkan
7
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 28/30
terjadinya effacement atau dilatasi ser$iks", atau bila satu jam kemudian tidak
timbul tandatanda a*al persalinan, atau secara klinis bila ditemukan pembukaan
kurang dari 3 cm pada primigra$ida dan kurang dari 2 cm pada multigra$ida
;elah dilaporkan suatu kasus dengan ketuban pecah dini pada kehamilan preterm
pada *anita umur 3 tahun. #iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan 1isik, dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan dilakukan
dengan pemberian e1adroByl gr. I: lanjut oral +B2)) mg dan dilakukan
terminasi kehamilan dengan oksitosin drip karena ketuban telah pecah lama ( &
jam" . #engan adanya tandatanda inpartu, P00 janin 2)) gr, dan umur
kehamilan menurut tinggi 1undus uteri aalah 3' minggu, maka dipertimbangkan
untuk terminasi kehamilan dengan manajemen eBpektati1 per$aginam. Pada kasus
ini tidak terjadi komplikasi pada ibu dan bayi, hal ini dapat dinilai dimana ibu dan
bayi tidak menunjukkan tandatanda in1eksi, dan <pgar skor bayi yang dilahirkan
menunjukkan nilai 78 . Hntuk terapi lanjutan diberikan antibiotika ce1adroBil,
analgetik asam me1enamat, uterotonika misoprostol dan tablet besi. Ibu juga
diberikan %IA mengenai <!I dan %0.
'
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 29/30
DATA PUSTAKA
&. <nonim, %etuban Pecah #ini. In? Prosedur ;etap 0agian6!M= Obstetri dan
5inekologi =% Hnud6R! !anglah #enpasar. 0agian6!M= Obstetri dan
5inekologi =% Hnud6R! !anglah. #enpasar. ))+. p?'&)
. !u*iyoga I%, 0udayasa <<, !oetjiningsih. Peranan =aktor Risiko %etuban
Pecah #ini terhadap Insidens !epsis eonatorum #ini pada %ehamilan <term.
5ermin Dunia 6edo#teran% o &2&. ))9. p? &+&7
3. 5arite ;-, Prematur Rupture o1 the Membrans. In? Maternal=etal Medicine
Principle and Practice. =i1th edition. Aditors? reasy R%, Resnik R, Iams -#@
J.0. !aunders ompany /td. H!<. ))+. p? 7337.
+. 5oep1ert <R, Preterm #eli$ery. In? Obstetrics and 5ynecology Principle 1or
Practice. Aditors? /ing =J, #u11 P@ Mc5ra* 4ill Medical Publishing
#i$ision, H!<. ))&. p? 32797.
2. !$igos -M, Robinson -!, :ignes*aran R@ Prematur Rupture o1 the Membrans.
In? 4igh Risk Pregnancy Management Options. Aditors? -ames #%, !teer P-,
Jeiner P, 5onik 0@ J.0. !aunders ompany /td. /ondon. &88+. p? &937).
9. %o$a$isarach A, !ermsak P@ Risk 1actors related to prematur rupture o1 the
membrans in term pregnant *omen? a casecontrol study. ;he <ustralian and
e* Cealand -ournal o1 Obstetrics and 5ynecology. :ol +), no &, =ebruary))). Aditor? 0rennecke !. ;he Royal <ustralian and e* Cealand ollege o1
Obstetricians and 5ynecologist. ))). p? 3)3.
7. !teer P, =lint . <0 o1 labour care Preterm labour and prematur rupture o1
membrans. 0M- $olume 3&', <pril &888. http?66***.bmj.com. <kses &2 -uni
))'.
'. Parry !, =.!trauss III -. Re$ie* <rticle Mechanism o1 #isease? Prematur
rupture o1 the 1etal membrans. Aditor? Apstein =4. ;he Angland -ournal o1 Medicine. Massachusetts Medical !ociety. March 2 &88'. p?&).
http?66***.nejm.org. <kses &2 -uni ))'.
8. Tale Medical 5roup ;he Physicians o1 Tale Hni$ersity. Prematur Rupture o1
Membrans (PROM" 6 Preterm Prematur Rupture o1 Membrans (PPROM".
Re$ised? October ', ))2. http?66***.in1o.med.yale.edu6ysm6indeB.html.
<kses &2 juni ))'.
8
7/23/2019 KPD Lapsus 1
http://slidepdf.com/reader/full/kpd-lapsus-1 30/30
&). %arkata, IM %ornia et al. Pedoman #iagnosis;erapi dan 0agan <lir
Pelayanan Pasien. /ab6!M= Obgyn =% HH#6R!HP !anglah #enpasar.
))3.
top related