laporan pendahuluan demensia 3
Post on 17-Feb-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
1/47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prevalensi demensia semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Prevalensi
demensia sedang hingga berat bervariasi pada tiap kelompok usia. Pada kelompok usia
diatas 65 tahun prevalensi demensia sedang hingga berat mencapai 5 persen, sedangkan
pada kelompok usia diatas 85 tahun prevalensinya mencapai 20 hingga 40 persen.
Dari seluruh pasien yang menderita demensia, 50 hingga 60 persen diantaranya
menderita enis demensia yang paling sering diumpai, yaitu demensia tipe !l"heimer
#Alzheimers diseases$. Prevalensi demensia tipe !l"heimer meningkat seiring
bertambahnya usia. %ntuk seseorang yang berusia 65 tahun prevalensinya adalah 0,6
persen pada pria dan 0,8 persen pada &anita. Pada usia '0 tahun, prevalensinya mencapai
2( persen. Pasien dengan demensia tipe !l"heimer membutuhkan lebih dari 50 persen
pera&atan rumah #nursing home bed$.
)enis demensia yang paling la"im ditemui berikutnya adalah demensia vaskuler,
yang secara kausati* dikaitkan dengan penyakit serebrovaskuler. +ipertensi merupakan
*aktor predisposisi bagi seseorang untuk menderita demensia. Demensia vaskuler meliputi(5 hingga 0persen dari seluruh kasus demensia. Demensia vaskuler paling sering
ditemui pada seseorang yang berusia antara 60 hingga -0 tahun dan lebih sering pada
lakilaki daripada &anita. /ekitar (0 hingga (5 persen pasien menderita kedua enis
demensia tersebut.
Penyebab demensia paling sering lainnya, masingmasing mencerminkan (
hingga 5 persen kasus adalah trauma kepala, demensia yang berhubungan dengan
alkohol, dan berbagai enis demensia yang berhubungan dengan gangguan pergerakan,
misalnya penyakit +untington dan penyakit Parkinson. arena demensia adalah suatu
sindrom yang umum, dan mempunyai banyak penyebab, dokter harus melakukan
pemeriksaan klinis dengan cermat pada seorang pasien dengan demensia untuk
menegakkan penyebab demensia pada pasien tertentu.
Proses penuaan tidak dapat dihambat, baik penuaan otak maupun *isik. 1tak akan
atropi, sel pyramidal neuron di neokortek dan hipokampus akan mengkerut, pengurangan
dendrit dan sinaps. /eiring dengan itu maka gerakan dan reaksi akan melambat, akan
tetapi kaum tua masih dapat lari ataupun bermain tenis secukupnya. ngatan akan kata
( 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
2/47
berkurang tetapi memori, semantik, pengetahuan, dan vocabulary tidaklah akan menurun
#/ahrir,('''$
Pada umumnya 40 penderita demensia berada di atas 65 tahun dengan angka
insidens (8-(00.000tahunnya. %ntuk demensia tidak ada perbedaan antara pria dan
&anita sedangkan untuk demensia !l"heimer lebih banyak &anita dengan rasio (,6.
nsiden demensia !l"heimer sangatlah berkaitan dengan umur, 5 dari populasi berusia
di atas 65 tahun di !merika dan ropa merupakan penderita !l"heimer, dan ini sesuai
dengan makin banyak populasi orang tua di !merika /erikat dan ropa, maka makin tua
populasinya makin banyak kasus !D, dimana pada populasi umur 80 tahun didapati 50
penderita !D. #/ahrir,('''$
7aporan Departemen esehatan tahun (''8, populasi usia lanut diatas 60
tahun adalah -,2 #populasi usia lanut kurang lebih (5 uta$. Peningkatan angka
keadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu
populasi. irakira 5 usia lanut 65 -0 tahun menderita demensia dan meningkat
dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 pada usia diatas 85 tahun. Pada
negara industri kasus demensia 0.5 (.0 dan di !merika umlah demensia pada usia
lanut (0 (5 atau sekitar 4 uta orang. Demensia terbagi menadi dua yakni
Demensia !l"heimer dan Demensia 9askuler. Demensia !l"heimer merupakan kasus
demensia terbanyak di negara mau !merika dan ropa sekitar 50-0. Demensia
vaskuler penyebab kedua sekitar (520 sisanya (5 5 disebabkan demensia
lainnya. Di )epang dan :ina demensia vaskuler 50 60 dan 0 40 demensia
akibat penyakit !l"heimer.
Peningkatan dengan umlah orang yang mencapai usia tua telah menadi
masalah besar bagi pelayanan psikiatri. 7ebih banyak orang hidup sampai tua, dimana
mereka berisiko untuk demensia serta lebih sedikit orang muda ada untuk
mera&atnya. Proses penuaan secara normal memba&a perubahan mental maupun*isik. Penurunan intelektual mulai terlihat pada de&asa muda, dan semakin elas pada
usia tua. esulitan mengingat berbentuk lambatnya dan buruknya daya ingat, lupa
senilis yang ringan biasanya lupa nama atau hal lain yang relative tidak penting.
Penuaan uga melibatkan perubahan sosial dan psikologi.
Penuaan *isik dan pensiun dari pekeraan menimbulkan penarikan diri
bertahap dari masyarakat sealan dengan itu teradi penyempitan minat dan pandangan
ketakmampuan menerima pemikiran baru, kecenderungan memikirkan hal yang
lampau dan mempunyai pandangan konservati*.peruabahan ini semakin cepat pada
2 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
3/47
orang tua yang menderita penyakit mental. Penyakit mental pada orang tua sangat
bervariasi, maka teradilah masalah besar, seperti masalah social dan ekonomi
maupun medis yang muncul akibat demensia senilis dan demensia multi
in*ark.penyakit ini sering teradi bahkan meningkat karena populasi orang tua
bertambah dan tidak tersedianya tindakan pencegahan atau pengobatan. ;anyak orang
tua yang menderita demensia uga menderita penyakit *isik penyerta lain.
7anut usia atau lansia identik dengan demensia atau pikun dan perlu diketahui bah&a
pikun bukanlah hal yang normal pada proses penuaan. 7ansia dapat hidup normal
tanpa mengalami berbagai gangguan memori dan perubahan tingkah laku seperti yang
dialami oleh lansia dengan demensia. /ebagian besar orang mengira orang bah&a
demensia adalah penyakit yang hanya diderita oleh para lansia, kenyataannya
demensia dapat diderita oleh siapa saa dari semua tingkat usia dan enis kelamin
#+arvey, uuan umum=
?ahasis&a mampu untuk memahami tentang asuhan kepera&atan
lansia dengan gangguan Demensia.
. >uuan khusus=
a$ ?ahasis&a mampu memahami de*inisi demensia pada lansia.
b$ ?ahasis&a mampu memahami klasi*ikasi dari penyakit demensia pada
lansia.
3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
4/47
c$ ?ahasis&a mampu memahami penyebab dan pato*isiologi dari penyakit
Demensia pada lansia.
d$ ?ahasis&a mampu memahami tanda dan geala dari penyakit demensia
pada lansia.
e$ ?ahasis&a mampu memahami pemeriksaan penunang dan
penatalaksanaan dari penyakit demensia pada lansia.
*$ ?ahasis&a mampu memahami aplikasi konsep dasar asuhan
kepera&atan lansia dengan penyakit demensia.
1.. Met!"e Penul#san
Dalam penulisan paper ini ditempuh metodemetode tertentu untuk
mengumpulkan beberapa data dan mengolah data tersebut. %ntuk pengumpulan Data
dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan berbagai sumber yang
memuat materi yang terkait dengan demensia. /umber tersebut seperti internet dan
berbagai buku re*erensi. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan metode deskripti* kualitati*, yaitu suatu metode dengan alan menyusun
data atau *akta*akta yang telah diperoleh secara sistematis dan menuangkannya
dalam suatu simpulan yang disusun atas kalimatkalimat.
BAB II
TIN$AUAN TE%RI
A. &!nse' Dasar Pen(ak#t1. Pengert#an
4 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
5/47
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kogniti* dan memori yang dapat
mempengaruhi akti*itas seharihari. Penderita demensia seringkali menunukkan
beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian #behavioral symptom$
yang mengganggu #disruptive$ ataupun tidak menganggu #non-disruptive$ #9olicer,
7., +urley, !.:., ?ahoney, . (''8$. @rayson #2004$ menyebutkan bah&a demensia
bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan geala yang disebabkan
beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga teradi perubahan kepribadian dan
tingkah laku.
Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya *ungsi intelektual
dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan dis*ungsi hidup sehari
hari. Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya
ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari
hari #Augroho, 2008$. /ementara itu menurut 7umbantobing #(''5$ demensia adalah
himpunan geala penurunan *ungsi intelektual, umumnya ditandai terganggunya
minimal tiga *ungsi yakni bahasa, memori, visuospasial, dan emosional.
Demensia adalah satu penyakit yang menyebabkan selsel otak yang mati
secara abnormal. +anya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan
penyakit otak degenerati* yang progresi*. Daya ingat, pemikiran, tingkah laku dan
emosi tereas bila mengalami demensia. Penyakit ini dapat dialami oleh semua orang
dari berbagai latar belakang pendidikan maupun kebudayaan. Balaupun tidak terdapat
pera&atan khusus untuk demensia, namun pera&atan untuk menangani geala boleh
dilakukan
2. E'#"em#!l!g# "an )ejarah
Pada aman
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
6/47
/ampai abad ke (' istilah demensia dianggap sebagai masa terminal dari
penyakit kei&aan yang memba&a kematian. ;aru pada a&al abad ke 20, yaitu tahun
('0- !l"heimer mempublikasikan suatu kasus yang berudul A Unique Illnes
involving cerebral cortex pada pasien &anita umur 55 tahun. emudian kasus itu
ditabalkan sebagai penyakit !l"heimer. Pasien ini masih relati* muda dan secara
progresi* bertahap mengalami geala seperti psikosis dan demensia kemudian
meninggal 45 tahun setelah onset serangan pertama. Pada otopsi ditemukan ( dari
bagian neuron kortek menghilang dari neuron yang tinggal menggembung berisi
gumpalan *iber dalam sitoplasmanya. !l"heimer menduga adanya perubahan kimia&i
di dalam neuro*ibril. !l"heimer lah yang pertama kali menemukan dan menamakan
neurofibrillary tangles #A>$ dimana A> bersamaan dengan senile plaque #/P$
dianggap sebagai penanda diagnostik !l"heimerDisease. #/ahrir,('''$
Proses penuaan tidak dapat dihambat, baik penuaan otak maupun *isik. 1tak
akan atropi, sel pyramidal neuron di neokortek dan hipokampus akan mengkerut,
pengurangan dendrit dan sinaps. /eiring dengan itu maka gerakan dan reaksi akan
melambat, akan tetapi kaum tua masih dapat lari ataupun bermain tenis secukupnya.
ngatan akan kata berkurang tetapi memori, semantik, pengetahuan, dan vocabulary
tidaklah akan menurun #/ahrir,('''$
Pada umumnya 40 penderita demensia berada di atas 65 tahun dengan angka
insidens (8-(00.000tahunnya. %ntuk demensia tidak ada perbedaan antara pria dan
&anita sedangkan untuk demensia !l"heimer lebih banyak &anita dengan rasio (,6.
nsiden demensia !l"heimer sangatlah berkaitan dengan umur, 5 dari populasi
berusia di atas 65 tahun di !merika dan ropa merupakan penderita !l"heimer, dan
ini sesuai dengan makin banyak populasi orang tua di !merika /erikat dan ropa,
maka makin tua populasinya makin banyak kasus !D, dimana pada populasi umur 80
tahun didapati 50 penderita !D. #/ahrir,('''$
7aporan Departemen esehatan tahun (''8, populasi usia lanut diatas 60
tahun adalah -,2 #populasi usia lanut kurang lebih (5 uta$. Peningkatan angka
keadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu
populasi. irakira 5 usia lanut 65 -0 tahun menderita demensia dan meningkat
dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 pada usia diatas 85 tahun. Pada
negara industri kasus demensia 0.5 (.0 dan di !merika umlah demensia pada usia
lanut (0 (5 atau sekitar 4 uta orang. Demensia terbagi menadi dua yakni
6 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
7/47
Demensia !l"heimer dan Demensia 9askuler. Demensia !l"heimer merupakan kasus
demensia terbanyak di negara mau !merika dan ropa sekitar 50-0. Demensia
vaskuler penyebab kedua sekitar (520 sisanya (5 5 disebabkan demensia
lainnya. Di )epang dan :ina demensia vaskuler 50 60 dan 0 40 demensia
akibat penyakit !l"heimer.
3. Et#!l!g#
Disebutkan dalam sebuah literatur bah&a penyakit yang dapat menyebabkan
timbulnya geala demensia ada seumlah tuuh puluh lima. ;eberapa penyakit dapat
disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan #?ace, A.7. E
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
8/47
c. /indoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam
golongan ini diantaranya =
Penyakit cerebro kardio*askuler
penyakit penyakit metabolik
@angguan nutrisi
!kibat intoksikasi menahun
+idrose*alus komunikans
Demensia #pikun$ adalah kemunduran kogniti* yang sedemikian berat
sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari hari dan aktivitas sosial. emunduran
kogniti* pada demensia biasanya dia&ali dengan kemunduran memori atau daya ingat
#pelupa$. Demensia terutama yang disebabkan oleh penyakit !l"heimer berkaitan erat
dengan usia lanut. Penyakit al"heimer ini 60 menyebabkan kepikunan atau
demensia dan diperkirakan akan meningkat terus.
@eala klasik penyakit demensia al"heimer adalah kehilangan memori #daya
ingat$ yang teradi secara bertahap, termasuk kesulitan menemukan atau menyebutkan
kata yang tepat, tidak mampu mengenali obek, lupa cara menggunakan benda biasa
dan sederhana, seperti pensil, lupa mematikan kompor, menutup endela atau menutup
pintu, suasana hati dan kepribadian dapat berubah, agitasi, masalah dengan daya
ingat, dan membuat keputusan yang buruk dapat menimbulkan perilaku yang tidak
biasa.
@eala ini sangat bervariasi dan bersi*at individual. @eala bertahap penyakit
al"heimer dapat teradi dalam &aktu yang berbeda beda, bisa lebih cepat atau lebih
lambat. @eala tersebut tidak selalu merupakan penyakit al"heimer, tetapi apabila
geala tersebut berlangsung semakin sering dan nyata, perlu dipertimbangkan
kemungkinan penyakit al"heimer #Augroho, 2008$.
. &r#ter#a Derajat Demens#a
riteria deraat demensia
a.
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
9/47
b. /edang=+idup mandiri berbahaya diperlukan berbagai tingkat suportivitas.
c. ;erat*!ktivitas kehidupan seharihari terganggu sehingga tidak
berkesinambungan, inkoheren.
+. Perjalanan Pen(ak#t "an Pr!gn!s#s
Peralanan penyakit yang klasik pada demensia adalah a&itan #onset$ yang
dimulai pada usia 50 atau 60an dengan perburukan yang bertahap dalam 5 atau (0
tahun, yang sering berakhir dengan kematian. %sia a&itan dan kecepatan perburukan
bervariasi diantara enisenis demensia dan kategori diagnostik masingmasing
individu. %sia harapan hidup pada pasien dengan demensia tipe !l"heimer adalah
sekitar 8 tahun, dengan rentang ( hingga 20 tahun. Data penelitian menunukkan
bah&a penderita demensia dengan a&itan yang dini atau dengan ri&ayatkeluarga
menderita demensia memiliki kemungkinan peralanan penyakit yang lebih cepat.
Dari suatu penelitian terbaru terhadap 82( penderita penyakit !l"heimer, ratarata
angka harapan hidup adalah ,5 tahun. /ekali demensia didiagnosis, pasien harus
menalani pemeriksaan medis dan neurologis lengkap, karena (0 hingga (5 persen
pasien dengan demensia potensial mengalami perbaikan #reversible$ ika terapi yang
diberikan telah dimulai sebelum kerusakan otak yang permanen teradi.
Peralanan penyakit yang paling umum dia&ali dengan beberapa tanda yang
samar yang mungkin diabaikan baik oleh pasien sendiri maupun oleh orangorang
yang paling dekat dengan pasien. !&itan yang bertahap biasanya merupakan geala
geala yang paling sering dikaitkan dengan demensia tipe !l"heimer, demensia
vaskuler, endokrinopati, tumor otak, dan gangguan metabolisme. /ebaliknya, a&itan
pada demensia akibat trauma, serangan antung dengan hipoksia serebri, atau
ense*alitis dapat teradi secara mendadak. ?eskipun gealageala pada *ase a&al
tidak elas, akan tetapi dalam perkembangannya dapat menadi nyata dan keluarga
pasien biasanya akan memba&a pasien untuk pergi berobat. ndividu dengan
demensia dapat menadi sensiti* terhadap penggunaan ben"odia"epin atau alkohol,
dimana penggunaan "at"at tersebut dapat memicu agitasi, si*at agresi*, atau perilaku
psikotik. Pada stadium terminal dari demensia pasien dapat menadi ibarat cangkang
kosongF dalam diri mereka sendiri, pasien mengalami disorientasi, inkoheren,
amnestik, dan inkontinensia urin dan inkontinensia alvi.
' 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
10/47
Dengan terapi psikososial dan *armakologis dan mungkin uga oleh karena
perbaikan bagianbagian otak #self-healing$, gealageala pada demensia dapat
berlangsung lambat untuk beberapa &aktu atau dapat uga berkurang sedikit.
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
11/47
-l#n#al Path/a( Dement#a
:edera berat, intoksikasi "at beracun, *actor usia, dll.
erusakan sel otak
+ilangnya memoriingatan angka pendek
emampuan belaar menurun
Dement#a
D. !l"heimer D. 9askular
Peningkatan re*lek tendon
ematian sel otak yg massi* kelemahan anggota gerak
?udah lupa gangguan kogniti* kelainan gaya beralan
>remor, etidakmampuan muncul geala kurang koordinasi gerakan
?enggunakan benda neuropsikiatrik
Penurunan kemampuan perubahan na*su agitasi
?elakukan akti*itas makan
+alusinasi kesulitan tidur
:epat marah,
:uriga, mudah
>ersinggung
0. &las##kas#
(( 3 D e m e n s i a
R#s#k! e"era
&urang
'era/atan "#r#
Peruahan
Pr!ses '#k#r
R#s#k!
'eruahan
nutr#s# le#h
"ar# keutusan
Peruahan
'erse's#
sens!r#
Peruahan
'!la t#"ur
)#n"r!m
stressrel!kas#
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
12/47
?enurut %mur=
(. Demensia senilis #G65th$
2. Demensia prasenilis #H65th$
?enurut peralanan penyakit=
(. ipe !l"heimer
Dari semua pasien dengan demensia, 50 60 memiliki demensia tipe ini.
1rang yang pertama kali mende*inisikan penyakit ini adalah !lois !l"heimer sekitar
tahun ('(0. Demensia ini ditandai dengan geala =
Penurunan *ungsi kogniti* dengan onset bertahap dan progresi*,
Daya ingat terganggu, ditemukan adanya = a*asia, apraksia, agnosia, gangguan
*ungsi eksekuti*,
>idak mampu mempelaari mengingat in*ormasi baru,
Perubahan kepribadian #depresi, obsesitive, kecurigaan$,
ehilangan inisiati*.
Jaktor resiko penyakit !l"heimer =
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
13/47
A/!D
Demensia pada penyakit !l"heimer belum diketahui secara pasti
penyebabnya, &alaupun pemeriksaan neuropatologi dan biokimia&i post mortem
telah ditemukan lose selective neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk
*ungsinya uga teradi perubahan.
Pada makroskopik = penurunan volume gyrus pada lobus *rontalis dan temporal.
Pada mikroskopik = plak senilis dan serabut neuro*ibrilaris
erusakan dari neuron menyebabkan penurunan umlah neurotransmiter. +al
ini sangat mempengaruhi akti*itas *isiologis otak. >iga neurotransmiter yang
biasanya terganggu pada !l"heimer adalah asetilkolin, serotorin dan norepine*rin.
Pada penyakit ini diperkirakan adanya interaksi antara genetic dan lingkungan yang
merupakan *actor pencetus. /elain itu dapat berupa trauma kepala dan rendahnya
tingkat pendidikan.
Stadium demensia alzheimer
Penyakit demensia al"heimer menurut Augroho #2008$ dapat berlangsung
dalam tiga stadium yaitu stadium a&al, stadium menengah, dan stadium lanut.
/tadium a&al atau demensia ringan ditandai dengan geala yang sering diabaikan
dan disalahartikan sebagai usia lanut atau sebagai bagian normal dari proses menua.
%mumnya klien menunukkan geala kesulitan dalam berbahasa, mengalami
kemunduran daya ingat secara bermakna, disorientasi &aktu dan tempat, sering
tersesat ditempat yang biasa dikenal, kesulitan membuat keputusan, kehilangan
inisiati* dan motivasi, dan kehilangan minat dalam hobi dan agitasi.
/tadium menengah atau demensia sedang ditandai dengan proses penyakit
berlanut dan masalah menadi semakin nyata. Pada stadium ini, klien mengalami
kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari hari dan menunukkan geala sangat
mudah lupa terutama untuk peristi&a yang baru dan nama orang, tidak dapat
mengelola kehidupan sendiri tanpa timbul masalah, sangat bergantung pada orang
lain, semakin sulit berbicara, membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri #ke toilet,
mandi dan berpakaian$, dan teradi perubahan perilaku, serta adanya gangguan
kepribadian.
/tadium lanut atau demensia berat ditandai dengan ketidakmandirian dan
inakti* total, tidak mengenali lagi anggota keluarga #disorientasi personal$, sukar
memahami dan menilai peristi&a, tidak mampu menemukan alan di sekitar rumah
( 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
14/47
sendiri, kesulitan beralan, mengalami inkontinensia #berkemih atau de*ekasi$,
menunukkan perilaku tidak &aar dimasyarakat, akhirnya bergantung dikursi roda
atau tempat tidur.
Penyebab demensia alzheimer
Penyebab demensia al"heimer masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa teori menelaskan kemungkinan adanya *aktor genetik, radikal bebas, toksin
amiloid, pengaruh logam alumunium, dan akibat in*eksi virus. /emakin dini penyakit
demensia al"heimer dikenali, semakin baik hasil penanganannya daripada penyakit
yang sudah lanut. Penyakit al"heimer muncul sebagai geala perubahan perilaku,
kognisi, dan perubahan aktivitas hidup sehari hari sehingga anggota keluarga dan
orang terdekat yang mengenali perubahan tersebut.
Jaktor predisposisi dan resiko dari penyakit ini adalah usia, ri&ayat penyakit
al"heimer #keturunan$, kelamin, pendidikan. Jaktor resiko yang kemungkinan uga
berpengaruh ialah adanya keluarga dengan sindrom Do&n, *ertilitas yang kurang,
kandungan alumunium pada air minum, dan de*isiensi kalsium.
Penyakit !l"heimer dibagi atas stadium berdasarkan beratnya deteorisasi
intelektual =
/tadium #amnesia$
;erlangsung 24 tahun
!mnesia menonol
@angguan = Diskalkulis
?emori angka penuh
Perubahan emosi ringan
?emori angka panang baik
eluarga biasanya tidak terganggu
/tadium #;ingung$
;erlangsung 2 (0 tahun
emunduran aspek *ungsi luhur #apraksia, a*asia, agnosia, disorientasi$
pisode psikotik
!gresi*
/alah mengenali keluarga
(4 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
15/47
/tadium #!khir$
/etelah 6 (2 tahun
?emori dan intelektual lebih terganggu
!kinetik
?embisu
nmontinensia urin dan alvi
@angguan beralan
Pedoman diagnostik menurut B+1 #:DK$
7upa keadian yang baru saa dialami,
esulitan dalam melakukan pekeraan seharihari,
esulitan dalam berbahasa,
Diserorientasi &aktu dan tempat,
>idak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat,
esulitan berpikir abstrak,
/alah menaruh barang,
Perubahan suasana hati,
Perubahan perilaku kepribadian,
ehilangan inisiati*.
/ampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit
ini. Pengobatan pencegahan hanya dalam bentuk paliati* yaitu = nutrisi tepat, latihan,
penga&asan akti*itas, selain itu bisa diberikan obat ?emantine #Ametil$ 25 mghr,
propanolol #nderalracine +ydroclorideF
#nhibitor asetilkolinesterose kera sentral$ untuk gangguan kogniti* dan
*ungsionalnya.
Pencegahan antara lain bagaimana cara kita lebih a&al untuk mendeteksi !D
#!l"heimer Disease$ serta memperkirakan siapa yang mempunyai *aktor resiko
terkena penyakit ini sehingga dapat dicegah lebih a&al. Pencegahan dapat uga berupa
perubahan dari gaya hidup #diet, kegiatan olahraga, aktivitas mental$
>uuan penanganan !l"heimer =
?empertahankan kualitas hidup yang normal
(5 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
16/47
?emperlambat perburukan
?embantu keluarga yang mera&at dengan memberi in*ormasi yang tepat
?enghadapi kenyataan penyakit secara realita
2. Demensia vascularPenyakit ini disebabkan adanya de*isit kogniti* yang sama dengan
!l"heimer tetapi terdapat gealageala tandatanda neurologis *okal seperti =
Peningkatan re*lek tendon dalam,
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
17/47
dan orang dengan penyakit Parkinsonmenderita demensia yang serupa dengan yang
terlihatpada demensia dengan kumpulan 7e&y.
4. Demensia 7obus *rontaltemporal
ni adalah nama yang diberikan kepada sebuah kelompok demensia ika teradi
proses kemunduran dalam satu atau keduanya dari lobus *rontal atau lobus temporal
otak. >ermasuk dalam kelompok ini adalah Jronto >emporal lobus *rontal dan lobus
temporal$, Progressive nonJluent !phasia #!*asia Progresi* nonJluent, penderita
secara berangsurangsur kehilangan kemampuan berbicara$, /emantic Demensia
#Demensia /emantik, penderita tidak mengerti arti katakata$ dan penyakit Pick.
7ebih dari 50 orang penderita J>7D mempunyai ri&ayat keluarga dengan penyakit
tersebut. ?ereka yang me&arisinya sering mengalami mutasi gen pada protein tau
dalam kromosom (- yang menyebabkan diproduksinya protein tau yang abnormal.
>idak diketahui adanya *aktor risiko lain.
5. Demensia terkait dengan /D!#+9!D/$
6. ?orbus Parkinson
Demensia ini disebabkan adanya penyakit parkinson yang menyertai dengan geala =
Dis*ungsi motorik.
@angguan kogniti* demensia bagian dari gangguan.
7obus *rontalis dan de*isit daya ingat.
Depresi.
-. ?orbus +untington
Demensia ini disebabkan penyakit herediter yang disertai dengan degenoivasi
progresi* pada ganglia basalis dan korteI serebral. >ransmisi terdapat pada gen
autosomal dominan *ragmen @8 dari kromosom 4. 1nset teradi pada usia 5 50
tahun. @ealanya =
Demensia progresi*.
+ipertonisitas mascular.
@erakan korei*orm yang aneh.
8. ?orbus Pick
ntraneunoral yang Penyakit Pick disebabkan penurunan *ungsi mental dan
perilaku yang teradi secara progresi* dan lambat. elainan terdapat pada kortikal *okal
pada lobus *rontalis. Penyakit ini uga sulit dibedakan dengan !l"heimer hanya bisa
dengan otopsi, dimana otak menunukkan inklusi disebut badan PickF yang dibedakan
dari serabut neuro*ibrilaris pada !l"heimer.
(- 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
18/47
Pedoman diagnostik penyakit demensia penyakit Pick
!danya geala demensia yang progresi*.
@ambaran neuropatologis berupa atro*i selekti* dari lobus *rontalis yang
menonol disertai eu*oria, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar,disinhibisi, apatis, gelisah.
?ani*estasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya
ingat.
'. ?orbus )akob:reut"*eldt
Penyakit ini disebabkan oleh degenerati* di*us yang mengenai sistim piramidalis
dan ekstrapiramidal. Pada penyakit ini tidak berhubungan dengan proses ketuaan.
@eala terminal adalah =
Demensia parah.
+ipertonisitas menyeluruh.
@angguan bicara yang berat.
Penyakit ini dsiebabkan oleh virus in*eksius yang tumbuh lambat. #misal
transplantasi kornea$. >rias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini =
Demensia yang progresi* merusak.
Penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus.
lektroensephalogram yang khas.
(0. /indrom @erstmann/trMussler/cheinker
((. Prion disease
(2. Palsi /upranuklear progresi*
(. ?ultiple sklerosis
(4. Aeurosi*ilis
(5. >ipe campuran
?enurut si*at klinis=
(. Demensia proprius
2. Pseudodemensia
. Tan"a "an 4ejala
+al yang menarik dari geala penderita demensia adalah adanya perubahan
kepribadian dan tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas seharihari.. Penderita
yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah 7ansia dengan usia enam puluh lima tahun
keatas. 7ansia penderita demensia tidak memperlihatkan geala yang menonol pada tahap
(8 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
19/47
a&al, mereka sebagaimana 7ansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan
degenerati*. eanggalan a&al dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit
mengingat nama cucu mereka atau lupa meletakkan suatu barang.
?ereka sering kali menutupnutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri
bah&a itu adalah hal yang biasa pada usia mereka. eanggalan berikutnya mulai
dirasakan oleh orangorang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa kha&atir
terhadap penurunan daya ingat yang semakin menadi, namun sekali lagi keluarga merasa
bah&a mungkin 7ansia kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. ?ereka belum
mencurigai adanya sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh
orang tua mereka.
@eala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada 7ansia,
mereka menaga arak dengan lingkungan dan lebih sensiti*. ondisi seperti ini dapat saa
diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah kondisi 7ansia.
Pada saat ini mungkin saa 7ansia menadi sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi.
Di sinilah keluarga memba&a 7ansia penderita demensia ke rumah sakit di mana
demensia bukanlah menadi hal utama *okus pemeriksaan.
/eringkali demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkai oleh tim kesehatan.
>idak semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkai dan
mengenali geala demensia. ?engkai dan mendiagnosa demensia bukanlah hal yang
mudah dan cepat, perlu &aktu yang panang sebelum memastikan seseorang positi*
menderita demensia. /etidaknya ada lima enis pemeriksaan penting yang harus
dilakukan, mulai dari pengkaian latar belakang individu, pemeriksaan *isik, pengkaian
syara*, pengkaian status mental dan sebagai penunang perlu dilakukan uga tes
laboratorium.
Pada tahap lanut demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang semakin
mengkha&atirkan, sehingga perlu sekali bagi keluarga memahami dengan baik perubahan
tingkah laku yang dialami oleh 7ansia penderita demensia. Pemahaman perubahan
tingkah laku pada demensia dapat memunculkan sikap empati yang sangat dibutuhkan
oleh para anggota keluarga yang harus dengan sabar mera&at mereka. Perubahan tingkah
laku #$ehavioral symptom$ yang dapat teradi pada 7ansia penderita demensia di
antaranya adalah delusi, halusinasi, depresi, kerusakan *ungsi tubuh, cemas, disorientasi
spasial, ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, tidak dapat melakukan
(' 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
20/47
aktivitas seharihari secara mandiri, mela&an, marah, agitasi, apatis, dan kabur dari
tempat tinggal #9olicer, 7., +urley, !.:., ?ahoney, . (''8$.
/ecara umum tanda dan geala demensia adalah sbb=
(. ?enurunnya daya ingat yang terus teradi. Pada penderita demensia, lupaF
menadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
2. @angguan orientasi &aktu dan tempat, misalnya= lupa hari, minggu, bulan, tahun,
tempat penderita demensia berada
. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau
cerita yang sama berkalikali
4. kspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah
drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa
takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti
mengapa perasaanperasaan tersebut muncul.
5. !danya perubahan perilaku, seperti = acuh tak acuh, menarik diri dan gelisa
6. /eluruh aaran *ungsi kogniti* rusak.
-. !&alnya gangguan daya ingat angka pendek.
8. @angguan kepribadian dan perilaku, mood s&ings
'. De*isit neurologik motor E *okal
(0. ?udah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan keang((. @angguan psikotik= halusinasi, ilusi, &aham E paranoia
(2. !gnosia, apraIia, a*asia
(. !D7 #!ctivities o* Daily 7iving$susah
(4. esulitan mengatur penggunaan keuangan
(5. >idak bisa pulang ke rumah bila bepergian
(6. 7upa meletakkan barang penting
(-. /ulit mandi, makan, berpakaian, toileting
(8. Pasien bisa beralan auh dari rumah dan tak bisa pulang
('. ?udah teratuh, keseimbangan buruk
20. !khirnya lumpuh, inkontinensia urine E alvi
2(. >ak dapat makan dan menelan22. oma dan kematian.
5. D#agn!s#s Ban"#ng
Diagnosis di*okuskan pada halhal berikut ini=
Demens#a T#'e Al6he#mer la/an Demens#a 7askuler
/ecara klasik, demensia vaskuler dibedakan dengan demensia tipe !l"heimer
dengan adanya perburukan penurunan status mental yang menyertai penyakit
serebrovaskuler seiring beralannya &aktu. ?eskipun hal tersebut adalah khas,
20 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
21/47
kemerosotan yang bertahap tersebut tidak secara nyata ditemui pada seluruh kasus.
@eala neurologis *okal lebih sering ditemui pada demensia vaskuler daripada
demensia tipe !l"heimer, dimana hal tersebut merupakan patokan adanya *aktor risiko
penyakit serebrovaskuler.
Demens#a 8askuler la/an Transient Ishemic Attacks
%ransient ischemic attac&s #>!$ adalah suatu episode singkat dari dis*ungsi
neurologis *okal yang teradi selama kurang dari 24 am #biasanya 5 hingga (5 menit$.
?eskipun berbagai mekanisme dapat mungkin teradi, episode >! biasanya
disebabkan oleh mikroemboli dari lesi arteri intrakranial yang mengakibatkan
teradinya iskemia otak sementara, dan geala tersebut biasanya menghilang tanpa
perubahan patologis aringan parenkim. /ekitar sepertiga pasien dengan >! yang
tidak mendapatkan terapi mengalami in*ark serebri di kemudian hari, dengan
demikian pengenalan adanya >! merupakan strategi klinis penting untuk mencegah
in*ark serebri. Dokter harus membedakan antara episode >! yang mengenai sistem
vertebrobasiler dan sistem karotis. /ecara umum, geala penyakit sistem
vertebrobasiler mencerminkan adanya gangguan *ungsional baik pada batang otak
maupun lobus oksipital, sedangkan distribusi sistem karotis mencerminkan geala
geala gangguan penglihatan unilateral atau kelainan hemis*erik. >erapi antikoagulan,
dengan obatobat antipletelet agregasi seperti aspirin dan bedah reksonstruksi
vaskuler ekstra dan intrakranial e*ekti* untuk menurunkan risiko in*ark serebri pada
pasien dengan >!.
Del#r#um
?embedakan antara delirium dan demensia dapat lebih sulit daripada yang
ditunukkan oleh klasi*ikasi berdasarkan D/? 9. /ecara umum, delirium dibedakan
dengan demensia oleh a&itan yang cepat, durasi yang singkat, *luktuasi gangguan
kogniti* dalam peralanannya, eksaserbasi geala yang bersi*at nokturnal, gangguan siklus
tidur yang bermakna, dan gangguan perhatian dan persepsi yang menonol.
Pere"aan kl#n#s "el#r#um "an Demens#a.
Gambaran Delirium Demensia
erdapat penyakit lain #in*eksi, ;iasanya penyakit otak
2( 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
22/47
dehidrasi, gunaputus obat$ kronik #spt !l"heimer,
demensia vaskular$
Lamanya ;erhariminggu ;erbulantahun
Perjalanan sakit Aaik turun ronik Progresi*
ara! "esadaran#rientasi
Aaik turun, terganggu periodik Aormal intak pada a&alnya
A!ek :emas dan iritabel 7abil tapi tak cemas
Alam pikiran /ering terganggu >urun umlahnya
Bahasa daya ingat 7amban. nkoheren, inadekuat,
angka pendek terganggu nyata
/ulit menemukan istilah tepat
)angka pendek dan panang
terganggu
Persepsi +alusinasi #visual$ +alusinasi arang teradi
kecuali sundo&ning
Psikomotoridur
erganggu siklus tidurnya
Aormal
/edikit terganggu siklus
tidurnya
Atensi dan kesadaran !mat terganggu /edikit terganggu
$e%ersibilitas /ering reversibel %mumnya tak reversibel
Penanganan /egera Perlu tapi tak segera
-atatan *pasien dengan demensia amat rentan terhadap delirium, dan delirium yang
bertumpang tindih dengan demensia adalah umum
De'res#
;eberapa pasien dengan depresi memiliki geala gangguan *ungsi kogniti*
yang sukar dibedakan dengan geala pada demensia. @ambaran klinis kadangkadang
menyerupai psuedodemensia, meskipun istilah dis*ungsi kogniti* terkait depresi
#depression-related cognitive dysfunction$ lebih disukai dan lebih dapat
menggambarkan secara klinis. Pasien dengan dis*ungsi kogniti* terkait depresi secara
umum memiliki gealageala depresi yang menyolok, lebih menyadari akan geala
geala yang mereka alami daripada pasien dengan demensia serta sering memiliki
ri&ayat episode depresi.
)k#6!ren#a
?eskipun ski"o*renia dapat dikaitkan dengan kerusakan *ungsi intelektual
yang didapat #acquired$, gealanya lebih ringan daripada geala yang terkait dengan
gealageala psikosis dan gangguan pikiran seperti yang terdapat pada demensia.
Pr!ses 'enuaan (ang n!rmal
22 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
23/47
Proses penuaan yang normal dikaitkan dengan penurunan berbagai *ungsi
kogniti* yang signi*ikan, akan tetapi masalahmasalah memori atau daya ingat yang
ringan dapat teradi sebagai bagian yang normal dari proses penuaan. @eala yang
normal ini terkadang dikaitkan dengan gangguan memori terkait usia, yang dibedakan
dengan demensia oleh ringannya deraat gangguan memori dan karena pada proses
penuaan gangguan memori tersebut tidak secara signi*ikan mempengaruhi perilaku
sosial dan okupasional pasien.
4angguan la#nn(a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
24/47
!namnesa kelainan neurobehavioral penting untuk diagnosis demensia atau
tidaknya seseorang. ni meliputi komponen memori. #memori angka pendek dan
memori angka panang$ orientasi ruang dan &aktu, kesulitan bahasa, *ungsi
eksekuti*, kemampuan mengenal &aah orang, bepergian, mengurus uang dan
membuat keputusan.
4.
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
25/47
lengkap, urinalisis, elektrolit serum, kalsium darah, ureum, *ungsi hati, hormone
tiroid, kadar asam *olat
2. maging
(omputed %omography #:>$ scan dan ?
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
26/47
/ebagai suatu esesmen a&al pemeriksaan /tatus ?ental ?ini #??/$ adalah
test yang paling banyak dipakai. #!sosiasi !l"heimer ndonesia,200
L;oustani,200 L+ouI,2002 Lliegel dkk,2004$ tetapi sensiti* untuk mendeteksi
gangguan memori ringan. #>angBei,200$
Pemeriksaan status mental ??/ Jolstein adalah test yang paling sering
dipakai saat ini, penilaian dengan nilai maksimal 0 cukup baik dalam mendeteksi
gangguan kognisi, menetapkan data dasar dan memantau penurunan kognisi dalam
kurun &aktu tertentu. Ailai di ba&ah 2- dianggap abnormal dan mengindikasikan
gangguan kognisi yang signi*ikan pada penderita berpendidikan tinggi.#!sosiasi
!l"heimer ndonesia,200$
Penyandang dengan pendidikan yang rendah dengan nilai ??/ paling
rendah 24 masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini mengidenti*ikasikan
resiko untuk demensia. #!sosiasi !l"heimer ndonesia,200$. Pada penelitian :rum
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
27/47
Pengukuran tersebut dapat berupa pengaturan diet, olahraga, dan pengontrolan terhadap
diabetes dan hipertensi. 1batobatan yang diberikan dapat berupa antihipertensi,
antikoagulan, atau antiplatelet. Pengontrolan terhadap tekanan darah harus dilakukan
sehingga tekanan darah pasien dapat diaga agar berada dalam batas normal, hal ini
didukung oleh *akta adanya perbaikan *ungsi kogniti* pada pasien demensia vaskuler.
>ekanan darah yang berada diba&ah nilai normal menunukkan perburukan *ungsi
kogniti*, secara lebih lanut, pada pasien dengan demensia vaskuler. Pilihan obat
antihipertensi dalam hal ini adalah sangat penting mengingat antagonis reseptor 2
dapat memperburuk kerusakan *ungsi kogniti*. Angiotensin-converting enzyme #!:$
inhibitor dan diuretik telah dibuktikan tidak berhubungan dengan perburukan *ungsi
kogniti* dan diperkirakan hal itu disebabkan oleh e*ek penurunan tekanan darah tanpa
mempengaruhi aliran darah otak. >indakan bedah untuk mengeluarkan plak karotis dapat
mencegah keadian vaskuler berikutnya padapasienpasien yang telah diseleksi secara
hatihati. Pendekatan terapi secara umum pada pasien dengan demensia bertuuan untuk
memberikan pera&atan medis suporti*, dukungan emosional untuk pasien dan
keluarganya, serta terapi *armakologis untuk gealageala yang spesi*ik, termasuk
perilaku yang merugikan.
Tera'# Ps#k!s!s#al
emerosotan status mental memiliki makna yang signi*ikan pada pasien dengan
demensia. einginan untuk melanutkan hidup tergantung pada memori. ?emori angka
pendek hilang sebelum hilangnya memori angka panang pada kebanyakan kasus
demensia, dan banyak pasien biasanya mengalami distres akibat memikirkan bagaimana
mereka menggunakan lagi *ungsi memorinya disamping memikirkan penyakit yang
sedang dialaminya. dentitas pasien menadi pudar seiring peralanan penyakitnya, dan
mereka hanya dapat sedikit dan semakin sedikit menggunakan daya ingatnya.
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
28/47
penerimaan akan perburukan disabilitas serta perhatian akan masalahmasalah harga
dirinya. ;anyak *ungsi yang masih utuh dapat dimaksimalkan dengan membantu pasien
mengidenti*ikasi aktivitas yang masih dapat dikerakannya. /uatu pendekatan
psikodinamik terhadap de*ek *ungsi ego dan keterbatasan *ungsi kogniti* uga dapat
berman*aat. Dokter dapat membantu pasien untuk menemukan cara berdamaiF dengan
de*ek *ungsi ego, seperti menyimpan kalender untuk pasien dengan masalah orientasi,
membuat ad&al untuk membantu menata struktur aktivitasnya, serta membuat catatan
untuk masalahmasalah daya ingat.
ntervensi psikodinamik dengan melibatkan keluarga pasien dapat sangat
membantu. +al tersebut membantu pasien untuk mela&an perasaan bersalah, kesedihan,
kemarahan, dan keputusasaan karena ia merasa perlahanlahan diauhi oleh keluarganya.
,armak!tera'#
Dokter dapat meresepkan ben"odia"epine untuk insomnia dan kecemasan,
antidepresi untuk depresi, dan obatobat antipsikotik untuk &aham dan halusinasi, akan
tetapi dokter uga harus me&aspadai e*ek idiosinkrasi obat yang mungkin teradi pada
pasien usia lanut #misalnya kegembiraan paradoksikal, kebingungan, dan peningkatan
e*ek sedasi$.
/ecara umum, obatobatan dengan aktivitas antikolinergik yang tinggi sebaiknya
dihindarkan. Done"epil, rivastigmin, galantamin, dan takrin adalah penghambat
kolinesterase yang digunakan untuk mengobati gangguan kogniti* ringan hingga sedang
pada penyakit !l"heimer. 1batobat tersebut menurunkan inaktivasi dari
neurotransmitter asetilkolin sehingga meningkatkan potensi neurotransmitter kolinergik
yang pada gilirannya menimbulkan perbaikan memori. 1batobatan tersebut sangat
berman*aat untuk seseorang dengan kehilangan memori ringan hingga sedang yang
memiliki neuron kolinergik basal yang masih baik melalui penguatan neurotransmisi
kolinergik.
Done"epil ditoleransi dengan baik dan digunakan secara luas. >akrin arang
digunakan karena potensial menimbulkan hepatotoksisitas. /edikit data klinis yang
tersedia mengenai rivastigmin dan galantamin, yang sepertinya menimbulkan e*ek
gastrointestinal #@$ dan e*ek samping neuropsikiatrik yang lebih tinggi daripada
done"epil. >idak satupun dari obatobatan tersebut dapat mencegah degenerasi neuron
progresi*.
?enurut Bitaksana
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
29/47
!ntipsikotika tipik= +aloperidol 0,25 0,5 atau ( 2 mg
!ntipsikotika atipik=
:lo"aril ( I (2.5 25 mg
ra"odone 25 (0 mg atau 50 (00 mg
o*ranil 25 0 mg
!sendin ( I 25 I (00 mg #hati2, cukup keras$
//
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
30/47
1bat antidemensia pada kasus demensia stadium lanut sebenarnya sudah tak
berguna lagi, namun bila diberikan dapat menge*ekti*kan obat terhadap ;P/D
#$ehavioural and sychological.ymptoms of Dementia$=
Aootropika= Pyritinol #ncephabol$ ( I(00 I 200 mg
Piracetam#Aootropil$ ( I 400 I (200 mg
/abelu"ole #
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
31/47
lebih rendah terhadap perkembangan penyakit !l"heimer. 9itamin tidak
menunukkan man*aat dalam pencegahan penyakit.
Behavioural and Psychological Symptoms of Dementia ;BP)Detap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang
memiliki persamaan minat atau hobi
4. ?engurangi stress dalam pekeraan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan seharihari dapat membuat otak kita tetap sehat.
B. &!nse' Dasar Asuhan &e'era/atan1. Pengkaj#an
($
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
32/47
$ /ingkirkan kemungkinan adanya depresi
Dengan alat skrining yang tepat, seperti @eriatric Depression /cale # Cesavage E
brink, untuk perbandigan geala delirium, demensia, depresi.
4$ !ukan pertanyaanpertanyaan pengkaian kepera&atan
5$ Ba&ancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga. 7akukan observasi langsung
terhadap=
a. Perilaku.
(. ;agaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas
hidup seharihariQ
2. !pakah klien menunukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosialQ
. !pakah klien sering meneluyur dan mondar mandirQ
4. !pakah dia menunukkan sundo&n syndrome atau perseveration
phenomenaQ
b. !*ek.
(. !pakah klien menunukkan ansietasQ
2. 7abilitas emosiQ
. Depresi atau apatisQ
4. ritabilitasQ
5. :urigaQ
6. >idak berdayaQ
-. *rustasiQ
c.
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
33/47
b$ denti*ikasi system pendukung yang ada pada pemberi asuhan dan anggota
keluarga yang lain.
c$ denti*ikasi pengetahuan dasar tentang pera&aran klien dan sumber daya
komunitas # catat halhal yang prertlu diaarkan$.
d$ denti*ikasi system pendukung spiritual bagi keluarga.
e$ denti*ikasi kekha&atiran tertentu tentang klien dan kekha&atiran pemberi
asuhan tentang dirinya sendiri.
-ara melakukan 'engkaj#an
(. ?embina hubungan saling percaya dengan klien lansia
%ntuk melakukan pengkaian pada lansia dengan demensia, pertamatama
saudara harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia. %ntuk dapat
membina hubungan saling percaya, dapat dilakukan halhal sebagai berikut=
/elalu mengucapkan salam kepada pasien seperti= selamat pagi siang
sore malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
Perkenalkan nama saudara #nama panggilan$ saudara, termasuk
menyampaikan bah&a saudara adalah pera&at yang akan mera&at pasien.
2. >anyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
. )elaskan tuuan saudara mera&at pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
4. )elaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas
tersebut.
5. ;ersikap empati dengan cara=
Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan
menunukkan perhatian
;icara lambat, sederhana dan beri &aktu klien untuk berpikir dan mena&ab
Pera&at mempunyai harapan bah&a klien akan lebih baik
;ersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
@unakan kalimat yang singkat, elas, sederhana dan mudah dimengerti
#hindari penggunaan kata atau kalimat argon$
;icara lambat , ucapkan kata atau kalimat yang elas dan ika betranya tunggu
respon pasien
>anya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata
kata yang sama.
3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
34/47
9olume suara ditingkatkan ika ada gangguan pendengaran, ika volume
ditingkatkan, nada harus direndahkan.
/ikap komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik
/ikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan
terbuka
:iptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan klien=
R >idak berisik atau ribut
R remor
urang kordinasi gerak
!kti*tas terbatas
/ering mengulang katakata.
;erikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikai oleh pera&at = apakah lansia
mengalami kebingungan, kecemasan, menunukkan a*ek yang labil, datar atau tidak
sesuai. ;ila data tersebut saudara peroleh, data subective didapatkan melalui &a&ancara.
2. D#agn!sa ke'era/atan
($ /indrom stress relokasi berhubungan dengan perubahan dalam aktivitas kehidupan
seharihari ditandai dengan kebingungan, keprihatinan, gelisah, tampak cemas,
mudah tersinggung, tingkah laku de*ensive, kekacauan mental, tingkah laku curiga,
dan tingkah laku agresi*.
2$ Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan *isiologis #degenerasi
neuron ireversibel$ ditandai dengan hilang ingatan atau memori, hilang konsentrsi,
tidak mampu menginterpretasikan stimulasi dan menilai realitas dengan akurat.
4 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
35/47
$ Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atau
integrasi sensori #penyakit neurologis, tidak mampu berkomunikasi, gangguan tidur,
nyeri$ ditandai dengan cemas, apatis, gelisah, halusinasi.
4$ Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan ditandai dengan
keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terusmenerus teraga, tidak mampu
menentukan kebutuhan &aktu tidur.
5$ urang pera&atan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas, menurunnya daya
tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas
seharihari.
6$
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
36/47
tingkah laku curiga,
dan tingkah laku
agresi*.
seharihari
cemas dan takut
berkurang
membuat
pernyataan yang
psiti* tentang
lingkungan yang
baru.
akibat
perubahan
status
kesehatan$
d$ >entukan
ad&al
aktivitas yang
&aar dan
masukan
dalam kegiatan
rutin.
e$ ;erikanpenelasan dan
in*ormasi yang
menyenangkan
mengenai
kegiatan
peristi&a.
*$ Pertahankan
keadaan
tenang.
>empatkan
dalam
lingkungan
tenang yang
memberikan
kesempatan
untuk
beristirahatF
g$ !tasi tingkah
laku agresi*
dengan
pendekatan
yamg tenang.
h$
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
37/47
sumber
pendukung
pera&atan diri.
2 Perubahan proses
pikir berhubungan
dengan perubahan
*isiologis
#degenerasi neuron
ireversibel$ ditandai
dengan hilang
ingatan atau
memori, hilang
konsentrsi, tidak
mampu
menginterpretasikan
stimulasi dan
menilai realitas
dengan akurat.
/etelah diberikan
tindakan kepera&atan
diharapkan klien
mampu mengenali
perubahan dalam
berpikir dengan +=
?ampu
memperlihatkan
kemampuan
kogniti* untuk
menalani
konsekuensi
keadian yang
menegangkanterhadap emosi dan
pikiran tentang
diri.
?ampu
mengembangkan
strategi untuk
mengatasi
anggapan diri yang
negative.
?ampu mengenali
tingkah laku dan
*aktor penyebab.
a$ embangkan
lingkungan
yang
mendukung
dan hubungan
klienpera&at
yang
terapeutik.
b$ Pertahankan
lingkungan
yang
menyenangkan
dan tenang.
c$ >atap &aah
ketikaberbicara
dengan klien.
d$ Panggil klien
dengan
namanya.
e$ @unakan suara
yang agak
rendah dan
berbicara
dengan
perlahan pada
klien.
*$ @unakan kata
kata pendek,
kalimat, dan
instruksi
a$ ?engurangi
kecemasan dan
emosional.
b$ ebisingan
merupakan sensori
berlebihan yang
meningkatkan
gangguan neuron.
c$ ?enimbulkan
perhatian, terutama
pada klien dengan
gangguan
perceptual.
d$ Aama adalah bentuk
identitas diri dan
menimbulkan
pengenalan terhadap
realita dan klien.
e$ ?eningkatkan
pemahaman.
%capan tinggi dan
keras menimbulkan
stress yg
mencetuskan
kon*rontasi dan
respon marah.
*$ /eiring
perkembangan
penyakit, pusat
komunikasi dalam
otak terganggu
- 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
38/47
sederhana#taha
p demi tahap$.
g$ :iptakan
aktivitas
sederhana,
berman*aat,
dan tidak
bersi*at
kompetiti*
sesuai
kemampuan
klien.h$ valuasi pola
tidur.
&!la!ras#
i$ ;erikan obat
sesuai indikasi=
!ntipsikotik,
spt=
haloperidol
9asodilator,
spt=
cyclospamol.
sehingga
menghilangkan
kemampuan klien
dalam respons
penerimaan pesan
dan percakapan
secara keseluruhan.
g$ ?emotivasi klien
dalam cara yang
menguatkan
kegunaannya dan
kesenangan diri
serta merangsang
realita.
h$ urang tidur dapat
mengganggu proses
piker dan
kemampuan koping
klien.
i$ ?engontrol
agitasi, halusinasi.
?eningkatkan
kesadaran mental.
Perubahan persepsi
sensori berhubungan
dengan perubahan
persepsi, transmisi
atau integrasi
sensori #penyakit
neurologis, tidak
mampu
berkomunikasi,
gangguan tidur,
nyeri$ ditandai
dengan cemas,
/etelah diberikan
tindakan kepera&atan
diharapkan
perubahan persepsi
sensori klien dapat
berkurang atau
terkontrol dengan
+=
?engalami
penurunan
halusinasi.
?engembangkan
a$ embangkan
lingkungan
yang suporti*
dan hubungan
pera&atklien
yang terapeutik.
b$ ;antu klien
untuk
memehami
halusinasi.
c$ ai deraat
sensori atau
gangguan
a$ ?eningkatkan
kenyamanan dan
menurunkan
kecemasan pada
klien.
b$ ?eningkatkan
koping dan
menurunkan
halusinasi.
c$ eterlibatan otak
memperlihatkan
masalah yang
bersi*at asimetris
8 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
39/47
apatis, gelisah,
halusinasi.
strategi psikososial
untuk mengurangi
stress.
?endemonstrasikan
respons yang sesuai
stimulasi.
persepsi dan
bagaiman hal
tersebut
mempengaruhi
klien termasuk
penurunan
penglihatan atau
pendengaran.
d$ !arkan strategi
untuk
mengurangi
stress.e$ !ak piknik
sederhana,
alanalan
kelilin rumah
sakit. Pantau
aktivitas.
*$ >ingkatkan
keseimbangan
*isiologis
dengan
menggunakan
bola lantai,
tangan menari
dengan disertai
music.g$ 7ibatkan dalam
aktivitas sesuai
indikasi dengan
keadaan
tertentu,
spt=terapi
okupasi.
menyebabkan klien
kehilangan
kemampuan pada
salah astu sisi tubuh.
lien tidak dapat
mengenali rasa
lapar, haus,
Penerima nyeri
eksternal.
d$ %ntuk menurunkan
kebutuhan akan
halusinasi.e$ piknik
menunukkan
realitadan
memberikan
stimulasi sensori
yang menurunkan
perasaan curiga dan
halusinasi yg
disebabkan perasaan
terkekang.
*$?enaga mobilitas
yang dapat
menurunkan risiko
teradinya atro*i
otot osteoporosis
pada tulang.
g$ ?emberikan
kesempatan
terhadap stimulasi
partisipasi dengan
orang lain dan dapat
mempertahankan
beberapa tingkat
' 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
40/47
dari interaksi sosial.
4 Perubahan pola tidur
berhubungan dengan
perubahan
lingkungan ditandai
dengan keluhan
verbal tentang
kesulitan tidur,
terusmenerus
teraga, tidak
mampu menentukankebutuhan &aktu
tidur.
/etelah dilakukan
tindakan kepera&atan
diharapkan tidak
teradi gangguan pola
tidur pada klien
dengan + =
?emahami *aktor
penyebab gangguan
pola tidur.
mampu
menentukan
penyebab tidur
inadekuat.
?elaporkan dapat
beristirahat yang
cukup.
?ampu
menciptakan pola
tidur yang adekuat.
a$ )angan
menganurkan
klien tidur siang
apabila berakibat
e*ek negative
terhadap tidur
pada malam hari.
b$ valuasi e*ek
obat klien
#steroid, diuretik$
yang
mengganggu
tidur.
c$ >entukan
kebiasaan dan
rutinitas &aktu
tidur malam
dengan
kebiasaan
klien#memberi
susu hangat$.
d$ ?emberikan
lingkungan yang
nyaman untuk
meningkatkan
tidur#mematikan
lampu, ventilasi
ruang adekuat,
suhu yang sesuai,
menghindari
kebisingan$.
e$ ;uat ad&al
tidur secara
a$ rama sirkadian
#irama tidurbangun$
yang tersinkronisasi
disebabkan oleh
tidur siang yang
singkat.
b$ Deragement psikis
teradi bila terdapat
pangguanaan
kortikosteroid,
termasuk perubahan
mood, insomnia.
c$ ?engubah pola
yang sudah terbiasa
dari asupan makan
klien pada malam
hari terbukti
mengganggu tidur.d$ +ambatan kortikal
pada *ormasi
reticular akan
berkurang selama
tidur, meningkatkan
respon otomatik,
karenanya respon
kardiovakular
terhadap suara
meningkat selama
tidur.
e$ Penguatan bah&a
saatnya tidur dan
mempertahankan
kesetabilan
40 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
41/47
teratur. atakan
pada klien bah&a
saat ini adalah
&aktu untuk
tidur.
*$;erikan makanan
kecil pada sore
hari, susu hangat,
mandi dan
masase
punggung.
g$ >urunkanumlah minuman
sore hari.
lakukan
berkemih
sebelum tidur.
h$ Putarkan musik
yang lembut.
&!la!ras#i$;erikan obat
sesuai indikasi =
!ntidepresi
1ksa"epam,
tria"olam.
$ +indari
penggunaan
Di*enhidramin.
lingkungan.
*$?eninkatkan
relaksasi dengan
perasaan
mengantuk.
g$ ?enurunkan
kebutuhan akan
bangun untuk
berkemih selama
malam hari.
h$ ?enurunkan
stimulasi sensori
dengan menghambat
suara lain dari
lingkungan sekitar
yang akan
menghambat tidur.
i$ *ekti* menangani
pseudodemensia
atau demensia,
meningkatkan
kemampuan untuk
tidur, tetapi
antikolinergik dapat
mencetuskan
bingung,
memperburukkogniti* dan e*ek
samping hipotensi
ortostatik.
*ekti* mengatasi
insomnia.
$ ontraindikasi
karena mempengaruhi
produksi asetilkolin
4( 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
42/47
yang sudah dihambat
dalam otak.
5 urang pera&atan
diri berhubungan
dengan intoleransi
aktivitas,
menurunnya daya
tahan dan kekuatan
ditandai dengan
penurunan
kemampuan
melakukan aktivitas
seharihari.
/etelah diberikan
tindakan kepera&atan
diharapkan klien
dapat mera&at
dirinya sesuai dengan
kemampuannya
dengan + =
?ampu melakukan
aktivitas pera&atan
diri sesuai dengan
tingkat
kemampuan.
?ampu
mengidenti*ikasi
dan menggunakan
sumber pribadi
komunitas yang
dapat memberikan
bantuan.
a$ denti*ikasi
kesulitan
dalam
berpakaian
pera&atan diri,
seperti=
keterbatasan
gerak *isik,
apatis depresi,
penurunan
kogniti* seperti
apraksia.
b$denti*ikasi
kebutuhan
kebersihan diri
dan berikan
bantuan sesuai
kebutuhan
dengan
pera&atan
rambutkuku
kulit, bersihkan
kaca mata, dan
gosok gigi.
c$ Perhatikan
adanya tanda
tanda
nonverbal yang
*isiologis.
d$;eri banyak
&aktu untuk
melakukan
tugas.
a$ ?emahami
penyebab yang
mempengaruhi
intervensi. ?asalah
dapat diminimalkan
dengan
menyesuaikan atau
memerlukan
konsultasi dari ahli
lain.b$ /eiring
perkembangan
penyakit, kebutuhan
kebersihan dasar
mungkin dilupakan.
c$ ehilangan sensori
dan penurunan
*ungsi bahasa
menyebabkan klien
mengungkapkan
kebutuhan
pera&atan diri
dengan cara
nonverbal, seperti
terengahengah,
ingin berkemih
dengan memegang
dirinya.
d$ Pekeraan yang
tadinya mudah
sekarang menadi
terhambat karena
penurunan motorik
42 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
43/47
e$ ;antu
mengenakan
pakaian yang
rapi dan indah.
dan perubahan
kogniti*.
e$ ?eningkatkan
kepercayaan untuk
hidup.
6
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
44/47
ortostatik,
gangguan
penglihatan,
gangguan
gastrointestinal$
.
e$ +indari
penggunaan
restrain terus
menerus.
;erikan
kesempatan
keluarga tinggal
bersama klien
selama periode
agitasi akut.
trauma.
d$ lien yang tidak
dapat melaporkan
tandageala obat
dapat menimbulkan
kadar toksisitas
pada lansia. %kuran
dosis penggantian
obat diperlukan
untuk mengurangi
gangguan.
e$ ?embahayakanklien,
meningkatkan
agitasi dan timbul
risiko *raktur pada
klien lansia
#berhubungan
dengan penurunan
kalsium tulang$.
-
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
45/47
memilih menu.
e$ ;eri Privasi saat
kebiasaan
makan menadi
masalah.
*$ ;eri makanan
kecil setiap am
sesuai
kebutuhan.
g$ +indari
makanan yang
terlalu panas.
olaborasih$ konsultasikan
dengan ahli
gi"i.
hambatan sosial
dari kebiasaan
makan berkembang
seiring
berkembangnya
penyakit.
*$ ?akan makanan
kecil meningkatkan
masukan yang
sesuai.
g$ makanan yang
panasmengakibatkan
mulut terbakar atau
menolak untuk
makan.
h$ ;antuan diperlukan
untukmengembang
kan keseimbangan
diit dan
menemukan
kebutuhan
makanan yang
disukai.
. Im'lementas#
mplementasi kepera&atan dilakukan sesuai dengan intervensi.
+. E7aluas#
($ ?ampu beradaptasi pada perubahan lingkungan dan aktivitas.
2$ ?ampu memperlihatkan kemampuan kogniti* untuk menalani konsekuensi.
$ Perubahan persepsi sensori tidak teradi atau terkontrol.
4$ Perubahan pola tidur tidak teradi atau terkontrol.
5$ Pera&atan diri dapat terpenuhi.
6$ Autrisi klien seimbang
-$
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
46/47
BAB III
PENUTUP
3.1. )#m'ulan
Demensia merupakan kerusakan progresi* *ungsi*ungsi kogniti* tanpa disertai
gangguan kesadaran. >anda dan gealanya yakni seluruh aaran *ungsi kogniti* rusak,
a&alnya gangguan daya ingat angka pendek, gangguan kepribadian dan perilaku, mood
s&ings, de*isit neurologik motor E *okal, mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan
keang, gangguan psikotik= halusinasi, ilusi, &aham E paranoia, agnosia, apraIia, a*asia,
kesulitan mengatur penggunaan keuangan, tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian. Dalam
hal ini kita sebagai pera&at harus memberikan pelayanan kesehatan dan asuhan kesehatan
yang care kepada pasien lansia.
.2. )aran
Demensia adalah suatu kelainan organik yang dalam penegakkan diagnosisnya
membutuhkan ketelitian baik dari anamnesis, pemeriksaan *isik, pemeriksaan penunang dan
harus diingat penatalaksanaan pada pasien demensia bukan hanya *armakologi tetapi bersi*at
holistic yang uga mencakup psikososial dan $ehavioural And sychological .ymptoms /f
Dementia #;P/D$
46 3 D e m e n s i a
-
7/23/2019 Laporan Pendahuluan Demensia 3
47/47
Datar Pustaka
:arpenito, 7ynda )uall,$u&u .a&u Diagnosa 0epera"atanedisi 6 alih bahasa
Casmin!sih, )akarta = @:, (''-.
Doenges, ?arilyn ,*encana Asuhan 0epera"atan edoman untu& erencanaan
dan endo&umentasian era"atan asienedisi alih bahasa ?ade ariasa,
Ai ?ade /umar&ati, )akarta = @:, ('''.
ushariyadi.20(0.As&ep pada 0lien !an1ut Usia' /alemba medikaL )akarta
7uecknote, !nnette @eisler,eng&a1ian 2erontologialih bahasa !niek ?aryunani,
)akarta=@:, (''-.
Augroho,Bahudi.('''. 0epera"atan 2eronti&'+disi3'$u&u 0edo&teran' @:L
)akarta
/tanley,?ickey. 2002.$u&u A1ar 0epera"atan 2eronti&'+disi3. @:L )akarta
top related