surrogate mother (2).docx
Post on 22-Feb-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
1/46
Surrogate Mother (Ibu Titipan)
Memiliki anak adalah dambaan bagi setiap pasangan suami isteri, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ada keadaan
dimana seorang isteri tidak dapat mengandung karena adanya kelainan pada rahim sang isteri. Teknologi kedokteran
telah menemukan program bayi tabung yang dalam perkembangannya dapat dilakukan dengan
menggunakan surrogate mother.Surrogate mother adalah seorang wanita yang mengadakan perjanjian (gestational
agreement) dengan pasangan suami isteri yang mana dalam
perjanjian tersebut si wanita bersedia mengandung benih dari pasangan suami isteri infertil tersebut dengan suatu
imbalan tertentu.
Di Indonesia, peraturan mengenai bayi tabung diatur seara umum dalam pasal !" ## $o. %& Tahun !''% Tentang
kesehatan dan eputusan Menteri esehatan $o. % * Menkes * +er * II * !''' tentang +enyelenggaraan teknologi
eproduksi -uatan. Dari kedua peraturan tersebut dengan jelas dikatakan bahwa praktek surrogay dilarang
pelaksanaannya di Indonesia, hal ini dipertegas dengan
adanya sangsi pidana yang dapat dikenakan bagi yang melakukan (pasal % ## $o.%& Tahun !''% tentang
esehatan). /kan tetapi jika si pasangan suami isteri melakukan praktek surrogay di luar negeri yang mengi0inkan
praktek tersebut dan kemudian anak yang lahir dari praktek surrogay itu dibawa ke Indonesia maka akan
menimbulkan permasalahan hokum mengenai status anak tersebut. ## $o. ! Tahun !'1 tentang +erkawinan tidak
mengatur mengenai status anak yang lahir dari praktek surrogay, dan tidak ada peraturan yang dapat
mengakomodasi apabila terjadi konflik, hal ini memang belum terjadi di Indonesia tetapi bukan berarti Indonesia
dapat menutup mata atas permasalahan ini, karena permasalahan praktek surrogay dilarang di Indonesia.
!. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I 7I82S27I
Menurut 4nsiklopedia
Surrogate mother 9 a woman who agrees, usually by ontrat and for a fee, to bear a hild for a ouple who are
hildless beause the wife is infertile or physially inapable of arrying a de:eloping fetus. 2ften the surrogate
mother is the biologial mother of the hild, onei:ing it by means of artifiial insemination with sperm from the
husband. In gestational surrogay, the wife is fertile but inapable of arrying a growing fetus; the hild is onei:ed
by in :itro fertili0ation using the wife
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
2/46
:agina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun !'>.
+embuahan in=:itro (In=?itro 7ertili0ation) pertama kali dilakukan oleh % dokter asal Inggris +atrik @. Steptoe dan
obert 3. 4dwards pada sekitar tahun !'>=an. Dan bayi tabung pertama yang lahir di dunia adalah 8ouise -rown
pada tahun !'. +ada awalnya teknologi ini ditentang oleh kalangan kedokteran dan agama. edua dokter itu
dianggap mengambil alih peran Tuhan dalam meniptakan manusia (playing 3od). Tapi sekarang, teknologi ini telah
banyak menolong pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak.
Tingkat keberhasilan teknologi pembuahan in=:itro ini memang tidak terlalu besar, biasanya hanya berkisar %>A.
Itulah yang membuat sel telur yang diambil tidak hanya satu (biasanya sekitar "=!>), dan yang dikembalikan ke rahim
setelah dibuahi juga lebih dari satu (biasanya sekitar %=1).
%. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I 7I82S27I 4-ID/$/$
/wal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa
bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam airan nitrogen pada temperatur =&%!
derajat 7ahrenheit.
+ada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki
keturunan seara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. $amun kemudian
mulai ada perkembangan yang mana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau
kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkin untuk memperoleh keturunan.
Dalam melakukan fertilisasi=in=:irto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh
petugas medis, yaitu 9
a. Istri diberi obat pemiu o:ulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang
diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel=sel telurnya matang.
b. +ematangan sel=sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah Istri dan pemeriksaan ultrasonografi.
. +engambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui :agina dengan tuntunan ultrasonografi.
d. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sel sperma suaminya yang
telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
e. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari
pengeram. +emantauan dilakukan !=%> jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
3/46
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
4/46
teknologi memang ada, namun usaha pemikiran etis jauh dari usaha untuk memau dan teknologi. 6ika kita lihat
betapa banyak dana, tenaga dan perhatian dikerahkan untuk menguasai daya=daya alam melalui ilmu dan teknologi,
perlu kita akui bahwa hanya sedikit sekali dilakukan untuk merefleksikan serta mengembangkan kualitas etis dari
usaha=usaha raksasa itu. Situasi di uni:ersitas=uni:ersitas dan institut=institut penelitian lainnya menerminkan
keadaan ini 9 ilmu dan teknologi digalakkan dengan ara mengagumkan, tapi sedikit sekali perhatian diberikan
kepada studi mengenai masalah=masalah etisnya.
-ukan saja sedikit sekali perhatian untuk etika dalam masyarakat, melainkan juga perhatian itu hampir selalu
terlambat datang. +emikiran etis hanya menyusul perkembangan ilmiah=teknologis. -aru setelah problem=problem
etis timbul, etika sebagai ilmu mulai diikutsertakan. efleksi etis tentang persenjataan nuklir baru dimulai, setelah
bom atom pertama diledakkan. efleksi etis tentang reproduksi artifisial baru dikembangkan, sesudah bayi tabung
pertama telah lahir dan eksperimen=eksperimen sudah lama diadakan. +erkembangan ilmiah teknologis selalu
mendahului pemikiran etis. ang ideal adalah bahwa pemikiran etis mendahului dan mengarahkan perkembangan
ilmiah teknologis, tapi ita=ita itu rasanya masih mustahil untuk diwujudkan. $amun demikian, perlu diatat bahwa
disini ada beberapa perkembangan yang menggembirakan dan membesarkan hati. Salah satu diantaranya adalah
munulnya komisi=komisi etika. -anyak negara modern sudah menjadi kebiasaan luas bahwa rumah sakit=rumah
sakit dan proyek=proyek penelitian biomedis mempunyai komisi etika yang mendampingi dan mengawasi rumah sakit
atau proyek penelitian itu dari sudut etis. omisi etika seperti itu bisa menjadi semaam Ehati nuraniB, agar rumah
sakit memberi pelayanan yang sungguh=sungguh manusiawi. omisi dapat dikonsultasi jika direksi dan staf etis
mengalami keraguan etis dalam menjalankan tugasnya, dan komisi sendiri dapat mengambil inisiatif juga, jika
menurut pendapatnya telah terjadi pristiwa yang dari segi moral menimbulkan tanda tanya. omisi etika untuk setiap
penelitian ilmiah yang elibatkan manusia sudah menjadi rutin di banyak negara.
omisi itu harus menyetujui ranangan penelitian dan akan mendampingi seluruh penelitian selama proyek
berlangsung. +erhatian untuk segi etis penelitian menjadi suatu sektor penting diantara masalah=masalah etis yang
disebabkan ilmu dan teknologi. Setelah lebih dulu dibuat eksperimen dengan binatang perobaan atau ditempuh
ara eksperimentasi lain lagi, mau tidak mau timbul saatnya bahwa tidak bisa dihindari lagi mengadakan perobaan
langsung kepada manusia untuk menobai obat, prosedur medis baru, atau sebagainya.
+erobaan=perobaan ini selalu harus dilaksanakan demikian rupa sehingga martabat manusia tetap dihormati.
Dalam hal ini kekejaman=kekejaman yang dilakukan dokter=dokter nasional=sosialis di 6erman waktu re0im 5itler
merupakan peringatan tetap bagi seluruh umat manusia. Tidak pernah bisa diterima kemajuan ilmiah yang diperoleh
dengan memperkosa martabat manusia.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
5/46
Suatu gejala lain yang menggembirakan adalah keikutsertaan etika dalam penelitian genetika tentang gen=gen
manusia. Di /merika Serikat pada tanggal ! 2ktober !''> seara resmi dimulai proyek penelitian raksasa yang
bertujuan mempelajari bentuk dan isi gen=gen manusia. +royek yang diberi nama resmi The 5uman 3enom +rojet.
+rojet ini akan memetakan dan menentukan runtunan seluruh D$/ genom manusia. Melalui proyek besar ini lokasi
yang tepat dan runtunan nukleotida yang menyusun sekitar & biliyun D$/ genom manusia akan diketahui dan
dikataligkan. Telah didirikan suatu institut khusus, yaitu $ational @enter for 5uman 3enome esearh, yang akan
melaksanakan penelitian ini dalam kerjasama dengan organisasi=organisasi lain dalam dan luar negeri. Diperkirakan
penelitian ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu !F tahun. The 5uman 3enome +rojet ini telah dinilai proyek
ilmiah yang tidak kalah ambisiusnya dengan proyek /pollo dalam tahun !'">=an yang bertujuan membawa manusia
ke bulan.Tidak mustahil, informasi yang diperoleh dari penelitian ini menyebabkan re:olusi baru dibidang ilmu=ilmu
biomedis dimasa datang. /kan tetapi, penelitian genetis yang kompleks ini mempunyai banyak implikasi medis yang
berat. -agaimana informasi yang diperoleh disini akan dimanfaatkanC +enelitian seperti ini selalu dibayangi
kekhawatiran bahwa manusia tergoda untuk memanipulasi gen=gennya sendiri dan akhirnya berusaha meniptakan
keturunan yang serba super. Tapi masih ada banyak penyalahgunaan lain lagi yang dimungkinkan dengan penelitian
anggih ini. Tidak mudah disangkal, dengan memulai penelitian genetis seperti itu manusia memikul tanggungjawab
moral itu diakui sepenuhnya. Dari permulaannya seluruh proyek ini didampingi oleh 4thial, 8egal and Soial
Impliations +rogram, suatu program yang menyoroti implikasi moral, yuridis dan sosial dari proyek penelitian ini
(yang konon diberi jatah & A dari seluruh budgetnya). Dengan demikian mungkin untuk pertama kali dalam sejarah
suatu proyek ilmiah besar menyoroti juga aspek=aspek non ilmiah, khususnya aspek=aspek etis. 5al itu merupakan
tanda yang menggembirakan. ita hanya dapat mengharapkan bahwa dengan itu kesulitan=kesulitan etis dalam
wilayah penelitian yang rawan ini dapat diatasi dengan memuaskan.
1. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I /3/M/
1.!. Islam
/da Gadha, ada Godar, diantaranya ada ihktiar. Godha adalah ketetapan /llah yang masih menjadi rahasia$ya,
sementara Godar adalah ketetapan /llah yang telah menjadi fakta kejadian. Ini bagian dari rukun iman.
Salah satu yang sering menjadi kegundahan manusia terkait dengan Hodha dan Hodar adalah seputar jodoh, anak
dan rejeki. hususnya seputar anak. Siapa yang tidak berkehendak dirinya diberi keturunan anak=anak yang insya
allah akan menjadi penerus generasinya.$amun apa daya ada Hadha dan Hodar yang harus diterimanya dengan
keihklasan, yaitu tidak dikaruniai keturunan. /dakah sebuah ikhtiar untuk itu, maka sebagaimana nasehat seorang
ulama kepada diri saya terkait dengan masalah keyakinan, beliau berkata9 kalau kita sakit, yakin kepada obat
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
6/46
adalah syirik, meninggalkan obat adalah haram, maka wajib kita berobat namun harus dilakukan dengan ara
sunnah.
Maka bagi yang belum dikarunai keturunan, ikhtiar perlu juga dilakukan, namun bila berhasil janganlah yakin kepada
hasil ikhtiar, ini bisa berakibat syirik, jangan pula sampai tidak berikhtiar karena selama masih ada usaha terletak
harapan, dan seandainyapun melakukan berbagai maam ikhtiar, maka tetap gunakan prinsip=prinsip syariat dan
sunnah agar kita tetap dalam jalan yang diridhoi$ya.
Salah satu bentuk ikhtiar adalah upaya lewat bantuan teknologi yang kemudian dikenal dengan bayi tabung. Masalah
ini termasuk ke dalam bab fiHih kontemporer, sebuah kajian fiHih yang sedikit rumit, lantaran belum pernah terjadi di
masa lampau. Sehingga para ulama di masa lalu tidak pernah menulisannya. #ntuk itu diperlukan ijtihad yang
bersifat komprehensif, aktual serta tingkat kefaHihan yang mumpuni untuk menjawabnya.-erikut ini adalah petikan
sejumlah pendapat seputar bayi tabung.
Menurut 7atwa M#I (hasil komisi fatwa tanggal !& 6uni !''), Dewan +impinan Majelis #lama Indonesia
memfatwakan sebagai berikut 9
a. -ayi tabung dengan sperma lan o:um dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak
ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidahkaidah agama.
b. -ayi tabung dari pasangan suami=isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan
pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a0=0ari
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
7/46
Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. (GS. 1%9F>)
$amun demikian ada fatwa lain yang dikeluarkan oleh Majelis Mujamma< 7iHih Islami. Majelis ini menetapkan
sebagai berikut9
+ertama9 8ima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali, karena dapat mengakibatkan perampuran
nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara=perkara lain yang dikeam oleh syariat.
a. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian
diangkokkan ke dalam rahim istrinya.
b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil dari pihak lelaki yang bukan
suaminya kemudian diangkokkan ke dalam rahim si wanita.
. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri, kemudian diangkokkan ke
dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut.
d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain kemudian diangkokkan ke dalam
rahim si istri.
e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan istrinya, kemudian
diangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.
edua9 Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat dibutuhkan dan setelah memastikan keamanan
dan keselamatan yang harus dilakukan, sebagai berikut9
a. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya kemudian disemaikan dan
diangkokkan ke dalam rahim istrinya.
b. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau langsung ke dalam rahim
istrinya untuk disemaikan.
Seara umum beberapa perkara yang sangat perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah aurat :ital si wanita harus
tetap terjaga (tertutup) demikian juga kemungkinan kegagalan proses operasi persemaian sperma dan indung telur
itu sangat perlu diperhitungkan. Demikian pula perlu diantisipasi kemungkinan terjadinya pelanggaran amanah dari
orang=orang yang lemah iman di rumah=rumah sakit yang dengan sengaja mengganti sperma ataupun indung telur
supaya operasi tersebut berhasil demi mendapatkan materi dunia. 2leh sebab itu dalam melakukannya perlu
kewaspadaan yang ekstra ketat.
Sementara itu Syaikh $ashiruddin /l=/lbani sebagai tokoh ahli sunnah wal jamaah berpendapat lain, beliau
berpendapat sebagai berikut 9 ETidak boleh, karena proses pengambilan mani (sel telur wanita) tersebut
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
8/46
berkonsekuensi minimalnya sang dokter (laki=laki) akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain
(bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat, sehingga tidak boleh dilakukan keuali
dalam keadaan darurat.
Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang mengharuskan seorang lelaki memindahkan
maninya ke istrinya dengan ara yang haram ini. -ahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami
wanita tersebut, dan ini pun tidak boleh.
8ebih dari itu, menempuh ara ini merupakan sikap taklid terhadap peradaban orang=orang -arat (kaum kuffar)
dalam perkara yang mereka minati atau (sebaliknya) mereka hindari. Seseorang yang menempuh ara ini untuk
mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi ri0ki oleh /llah berupa anak dengan ara alami (yang dianjurkan
syariat), berarti dia tidak ridha dengan takdir dan ketetapan /llah Subhanahu wa Ta
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
9/46
ianya dikira sebagai ara terhormat.
+endapat lain pertama mengatakan hukumnya boleh (ja
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
10/46
penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh ajaran Islam.
Diriwayatkan dari /bu 5urairah / bahwa dia telah mendengar asulullah S/ bersabda ketika turun ayat li
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
11/46
lain. Misalnya suaminya mandul, istrinya tidak, maka dengan adanya bank sperma, boleh memilih. Masih mending
istrinya sendiri yang hamil. /da yang dikandung oleh wanita lain ini yang disebut dengan surrogate mother. Makin
lama berkembang makin aneh=aneh. ang paling elaka lagi adalah pasangan suami istri yang tidak mau susah,
lantas mengambil sperma orang lain, ditanam di orang lain, tapi waktu keluar bayi, karena sudah ada semaam
perjanjian, bayi itu menjadi anak mereka.
Dalam sebuah artikel ada seorang bernama /deley, ia membuat metode oots untuk mengetahui silsilah pribadinya
karena orang tuanya menyembunyikan identitasnya. /khirnya ia bunuh diri karena menemukan dirinya adalah anak
adopsi. Dari sini kita melihat isu yang lain, yaitu kloning, terutama pada manusia. ang non=human sudah lama
dilakukan, yang pertama pada tumbuh=tumbuhan yang dikenal dengan ara stek atau angkok. Ini semua kloning,
asal katanya lone.
@abang atau ranting dikembangbiakkan atau dihidupkan kembali. Dari kloning kita kemudian masuk kepada geneti
engineering. Ini menjadi suatu kesatuan, rekayasa genetika. ita mengenal adanya D$/, bagian dari kromosom dan
gen. Sekedar penambahan informasi saja, manusia, laki=laki atau perempuan ditentukan oleh kromosom. romosom
manusia itu semuanya 1" buah. anita OO, pria O. alau kromosom diumpamakan seperti buku, maka gen adalah
informasi yang ada dalam buku tersebut, dengan sistem yang disebut double heliP. Isi dari gen ini disebut dengan
protein D$/ (deoPyribonulei aid). Ini yang membentuk susunan gen. loning bermain=main dengan kromosom
atau sel khususnya yang disebut dengan kromosom seks. Maka di dalam pembentukan awal hidup ini bukan saja
mereka mau mempunyai anak, menentukan jenis kelaminnya laki=laki atau perempuan, namun juga akhirnya
mengembangkan yang di luar kromosom seks, mau membuat manusia fotokopi. Main=main dengan gen ini membuat
satu proyek yang disebut dengan genome projet. Ini suatu hal yang berkaitan dengan kloning dan geneti
engineering.
loning akhirnya mau membuat manusia fotokopi. ang lebih elaka lagi selain kloning yang paling baru adalah
genome projet ini. 3enome ini dari kata gen dan naming, menamakan gen, atau gene mapping. Tujuan pertamanya
sebenarnya baik, untuk penyakit=penyakit tertentu, seperti kanker=kanker tertentu yang ada kaitan dengan genetik,
penyakit genetik. alau penyakit influen0a, muntaber, itu bukan genetik, itu disebabkan bakteri atau :irus. Tapi ada
penyakit tertentu dari gen. 6adi kalau bisa diketahui mana gen yang salah, bisa diobati dengan terapi seara genetik.
Saya pribadi melihat ide ini baik dan setuju. Tapi kemudian yang menyimpang adalah bukan lagi main=main dengan
genetik, tapi playing 3od. alau dalam kloning kita mengenal proyek Dolly dan +olly. Tapi yang paling baru adalah
proyek yang disebut /ndi. ang terjadi adalah satu embrio kera yang gennya dimanipulasi dengan ara D$/nya
dimasuki dengan D$/ ubur=ubur. Maka lahirlah si /ndi ini, monyet yang jarinya mempunyai sisik seperti bebek atau
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
12/46
katak. Dan mukanya liin berair, seperti kulit ubur=ubur, dan berwarna ungu. 5anya saja semua proses kloning
mempunyai kelemahan yaitu aging proess=nya sangat epat. Sehingga life ePpetation. Tapi kemudian yang
menyimpang adalah bukan lagi main=main dengan genetik, tapi playing 3od.
F.&. 5indu
etut ilamurti, S./g dari +arisada 5indu Dharma Indonesia (+D5I) dan -hikku Dhammasubho Mahathera dari
onferensi Sangha /gung Indonesia (/SI), menyatakan9 Q4mbrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur
dan sperma, ruh -rahman sudah ada didalamnya, tanda=tanda kehidupan ini jelas terlihat. arena itu, menggunakan
sel puna dari embrio sama dengan aborsi, pembunuhan.
F.1. -udha
Seara umum, definisi loning adalah proses memperbanyak materi biologi yang dapat menakup D$/, sel, tissue,
organ, maupun organisme, dimana materi yang diperbanyak tersebut (lone) memiliki D$/ yang sama dengan
induknya. arena D$/ (deoPyribonulei aid) menyimpan informasi genetik, maka lone memiliki informasi genetik
yang sama dengan induknya. /da & jenis loning9
a. D$/ @loning
D$/ loning juga dikenal dengan sebutan moleular loning, reombinant D$/ tehnology, dan gene loning. Sesuai
definisi yang diberikan di atas, maka materi biologi yang dilone dalam proses D$/ loning adalah D$/ itu sendiri.
Dengan demikian, boleh dikatakan D$/ loning adalah jenis loning yang paling sederhana diantara ketiga jenis
loning. Ilmuwan menggunakan reombinant D$/ tehnology untuk memproduksi protein (protein ePpression R
purifiation) , mentransfeksi sel (transfetion) untuk mempelajari fungsi protein tersebut di dalam sel, dan untuk
berbagai aplikasi biologi lainnya. arena proses D$/ loning sama sekali tidak merugikan makhluk hidup, maka D$/
loning tentunya tidak bertentangan dengan etika -uddhis. D$/ loning merupakan teknik biologi yang digunakan
seara luas dan bebas di laboratori=laborato ri biologi di seluruh dunia.
b. Therapeuti @loning
Therapeuti loning adalah proses loning tissue maupun organ, dimana hasil lone tissue*organ tersebut hanya
akan digunakan untuk keperluan terapi medik. Therapeuti loning diawali dengan proses somati ell nulear
transfer (S@$T), dimana nuleus (inti sel) dari o:um (sel telur) diganti dengan nuleus dari sel somatik yang akan
dilone (induk). Sel somatik menakup sel=sel tubuh keuali sel reproduktif (sperma dan o:um). Dengan kata lain,
S@$T terdiri dari & tahap, yakni !) melenyapkan* membuang nuleus o:um, %) mengambil nuleus somatik, &)
menaruh nuleus somatik tersebut ke dalam o:um yang telah tak bernuleus. 6adi proses mikroskopik S@$T ini akan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
13/46
menghasilkan sel o:um yang nuleusnya berasal dari (telah diganti dengan) sel somatik. Sel o:um yang memiliki
genetik yang sama dengan sel somatik (induk) ini kemudian akan berkembang menjadi blastoyst (tahap awal dalam
pembuahan) yang mengandung stem ell, yakni sel yang mampu berkembang (differentiate) menjadi berbagai jenis
sel tubuh. Stem ell inilah yang akan kemudian dibuat (indued) berkembang mejadi tissue maupun organ.
Singkatnya, bila anda ingin mendapat jantung baru karena jantung lama anda telah rusak, maka ilmuwan akan
mengambil sel tubuh anda (misalnya sel kulit anda), kemudian mengambil inti sel kulit anda tersebut dan
memasukannya ke dalam sel o:um (dari pendonor wanita) yang telah dilenyapkan inti selnya terdahulu. emudian
sel tersebut dibiarkan berkembang, dan stem ell yang dihasilkan akan diambil untuk dibuat tumbuh menjadi jantung
baru anda.
Manfaatnya sangat besar +asien yang mengalami kegagalan jantung, ginjal, dan organ penting lainnya dapat
memperoleh organ baru. Mengapa kita tidak ukup mengambil organ dari pendonorC arena sangat sulit menari
donor yang ook dengan kita (immunohistoompati bility). 2rgan yang tidak ook akan menyebabkan immune
system kita menyerang organ tersebut karena tubuh kita menganggap organ tersebut sebagai asing. /kibatnya
organ tersebut akan mengalami kegagalan. 6adi manfaat therapeuti loning itu jelas, yakni sebagai alternatif baru
untuk terapi medik.
alau belum terdapat kesepakatan antara para ilmuwan biologi dan kaum terpelajar -uddhis lainnya tentang
therapeuti loning ini, akan tetapi jelas bahwa dalam -uddhisme sel=sel tubuh kita tak dianggap sebagai makhluk
hidup. akni, tidak dikenal bahwa masing=masing sel, tissue, maupun organ di tubuh kita itu memiliki unsur batiniah
(+ali9 nama). 6adi sel o:um dan sperma bukanlah termasuk makhluk hidup yang memiliki kesadaran. Tetapi setelah
terjadinya pembuahan (bersatunya o:um dan sperma), maka terbentuklah seara perlahan=lahan sel=sel yang akan
tumbuh menjadi fetus melalui proses yang dikenal sebagai embryogenesis. -ayi yang lahir tersebut memiliki unsur
batiniah (nama) dan fisik (rupa). 6adi pertanyaannya adalah, EDi tahap mana dari embryogenesis ini mulai
terbentuknya kesadaranCB
+ertanyaan ini penting karena dalam pandangan -uddhis, makhluk hidup terdiri dari unsur batiniah (nama) dan fisik
(rupa) (ef9 Samyutta $ikaya !%.%). 5ubungan antara unsur batiniah dan fisik ini adalah sangat erat dan tak bisa
dipisahkan. Tanpa telinga dan sistem syaraf pendengaran, kita tak akan mampu mendengar. Tanpa kesadaran yang
ukup kuat, misalnya sewaktu lagi tertidur, kita juga tak akan mampu mendengar suara=suara halus yang mampu kita
dengar sewaktu kita terjaga. 6adi hubungan antara unsur batiniah dan fisik ini sangatlah erat dan sulit dipisahkan.
Mereka saling membutuhkan. Tapi kapankah terbentuknya unsur batiniah ini dalam proses embryogenesisC
Stem ell terbentuk sekitar 1=F hari setelah pembuahan (fertili0ation) . Dalam tahap ini, tidak ditemukan bukti=bukti
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
14/46
adanya kesadaran. arena kesadaran sangat erat hubungannya dengan sistem syaraf, yakni tanpa sistem syaraf
kesadaran kita tak akan berfungsi, maka patut kita teliti kapan mulai terbentuknya sistem syaraf dalam proses
embryogenesis ini. +roses terbentuknya sistem syaraf dalam embryogenesis dikenal sebagai neurulation, dan
prosesnya dimulai sekitar minggu ketiga setelah pembuahan (ef9 /m 6 Med 3enet @ Semin Med 3enet, !&F@(!)9 %=
). Ini adalah saat yang paling awal embryo tersebut dapat dikatakan memiliki sistem syaraf. Saat ini sistem
syarafnya masih baru saja mulai terbentuk, dan tentunya masih jauh dari selesai. 2leh karena alasan inilah, maka
tahap embryogenesis di hari 1=F post=fertili0ation itu masih belum dapat tergolong sebagai makhluk hidup. Dan
pengambilan stem ell dari tahap embryogenesis ini seharusnya tak dianggap sebagai pembunuhan karena belum
dapat tergolong sebagai makhluk hidup, yakni belum terdapat bukti telah terbentuknya kesadaran. Dari argumen ini,
maka therapeuti loning, andaikata saja dilakukan di minggu pertama pembuahan, tak dapat disebut sebagai
pembunuhan. Dengan sendirinya, praktek therapeuti loning seharusnya tak dianggap bertentangan dengan etika
-uddhis.
. eproduti:e loning
eproduti:e loning adalah proses membuat organisme baru (lone) dimana D$/ lone tersebut memiliki identitas
yang sama dengan D$/ induknya. +roses yang digunakan dalam reproduti:e loning adalah sama dengan proses
therapeuti loning, akan tetapi embryo yang terbentuk tersebut dibiarkan berkembang di dalam rahim (surrogate
mother).
-erbagai manfaat reproduti:e loning antara lain, teraihnya ras unggul di dalam industri peternakan yang akan
menghasilkan hewan=hewan dan produk hewan yang unggul, membangkitkan kembali speies yang telah punah,
dst.
-uddhisme berpendapat bahwa munulnya*terbentuk nya makhluk hidup bukanlah berasal dari hasil iptaan, akan
tetapi berasal dari kegelapan batin (ef9 Samyutta $ikaya !%.%). arena kegelapan batin inilah, makhluk bertumimba
lahir. Dengan lenyapnya kegelapan batin ini, maka lenyap juga tumimba lahir ini. Di sini tak dikenal adanya ego (roh,
inti, keabadian mutlak), dan makhluk hidup terus bertumimba lahir dikarenakan kegelapan batin ini. /jaran ini dikenal
juga sebagai hukum sebab akibat (+ali9 patiasamupada) , yakni terbentuknya segala sesuatu adalah karena
adanya penyebab. Dengan berakhirnya penyebab tersebut, maka berakhir pula akibatnya. 2leh karena itu, konsep
reproduti:e loning tidak dapat dikatakan bertentangan dengan ajaran -uddha. @loning sebenarnya bukanlah
proses ilmiah yang aneh dalam pandangan -uddisme karena -uddhisme selalu memandang segala sesuatu
sebagai rantaian sebab akibat. +roses loning hanya dapat berhasil setelah ilmuwan mengerti sebab akibatnya,
yakni embryo dapat terbentuk dari hasil pembelahan sel o:um yang bernuleus diploid (% set kromosom). Dengan
menyediakan kondisi yang ook untuk perkembangan embryo, maka tak heran bayi akan terbentuk. 6adi bila
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
15/46
kondisi yang tepat ada, maka akan bersatulah unsur batiniah (nama) dan fisik (rupa) yang kemudian akan lahir
menjadi seorang bayi.
alau dalam aspek filsafat, reproduti:e loning tak bertentangan dengan ajaran -uddha, akan tetapi dalam aspek
pragmati, reproduti:e loning masih mengalami banyak permasalahan teknis. -anyak bukti=bukti yang menunjukan
bahwa lone memiliki abnormalitas yang belum jelas penyebabnya. Ilmuwan berpendapat bahwa inti sel yang
diambil dari induk tersebut mungkin tak optimal untuk dipakai dalam loning karena semakin pendeknya telomere
(ujung D$/ akan menjadi semakin pendek setiap kali sel membelah diri). -anyak lone yang tak dapat hidup
sepanjang usia induk mereka. Maka ilmuwan seharusnya memikul tanggung jawab yang berat ini, dan seharusnya
reproduti:e loning tidak dipraktekan, apalagi dalam skala besar, sampai setelah permasalahan teknis ini telah
dapat ditanggani. Tetapi tentunya untuk menanggani permasalahan teknis ini diperlukan perobaan, eksperimen.
Dan eksperimen=eksperimen ini tentunya memiliki keenderungan= keenderungan yang membentrok dengan etika
-uddhis. Seandainya di masa depan proses loning ini sudah tak mengalami permasalahan teknis, maka
reproduti:e loning mungkin akan dijadikan praktek masyarakat umum.
Qthis Dhamma is ompared to a raft, for the purpose of rossing o:er, not for holding onto. ou should let go e:en of
Dhammas, to say nothing of non=Dhammas. Q (Majjhima $ikaya %%)
F. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I 5##M
F.!. +ermasalahan 5ukum +erdata yang Timbul Dalam Inseminasi -uatan (-ayi Tabung)
Inseminasi buatan menjadi permasalahan hukum dan etis moral bila sperma*sel telur datang dari pasangan keluarga
yang sah dalam hubungan pernikahan. 5al ini pun dapat menjadi masalah bila yang menjadi bahan pembuahan
tersebut diambil dari orang yang telah meninggal dunia. +ermasalahan yang timbul antara lain adalah 9
a. -agaimanakah status keperdataan dari bayi yang dilahirkan melalui proses inseminasi buatanC
b. -agaimanakah hubungan perdata bayi tersebut dengan orang tua biologisnyaC /pakah ia mempunyai hak
mewarisC
. -agaimanakah hubungan perdata bayi tersebut dengan surogate mother=nya (dalam kasus terjadi penyewaan
rahim) dan orang tua biologisnyaC Darimanakah ia memiliki hak mewarisC
F.%. Tinjauan dari Segi 5ukum +erdata Terhadap Inseminasi -uatan (-ayi Tabung)
a. 6ika benihnya berasal dari Suami IstriU 6ika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi=in=:itro
transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik seara biologis ataupun yuridis
mempunyai satus sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. /kibatnya memiliki hubungan
mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
b. 6ika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah bererai dari suaminya maka jika
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
16/46
anak itu lahir sebelum &>> hari pereraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. $amun jika
dilahirkan setelah masa &>> hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan
keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. %FF #5+er.
. 6ika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka seara yuridis status anak itu adalah
anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 1% ## $o. !*!'1
dan ps. %F> #5+er. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah=
nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes D$/. (-iasanya dilakukan perjanjian antara kedua pasangan
tersebut dan perjanjian semaam itu dinilai sah seara perdata barat, sesuai dengan ps. !&%> dan !&& #5+er).
!) 6ika salah satu benihnya berasal dari donor
a. 6ika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi=in=:itro transfer embrio dengan persetujuan
pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi
pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. /nak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki
hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan melakukan
tes golongan darah atau tes D$/. Dasar hukum ps. %F> #5+er.
b. 6ika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan
anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 1% ## $o. !*!'1 dan ps. %F> #5+er.
%) 6ika semua benihnya dari donor
a. 6ika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada perkawinan, tapi embrio
diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai
status anak sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam
perkawinan yang sah.
b. 6ika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki status sebagai anak luar kawin
karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan seara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya
seara biologis keuali sel telur berasal darinya. 6ika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah seara yuridis
dan biologis sebagai anaknya.
Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di Indonesia terhadap kemungkinan yang terjadi dalam program
fertilisasi=in=:itro transfer embrio ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak rele:an dan tidak dapat
mengo:er kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada khususnya mengenai
status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan kelebihan embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya.
Seara khusus, permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang yang
sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. +erlu segera dibentuk peraturan
perundang=undangan yang seara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi=in=:itro transfer embrio ini pada
manusia mengenai hal=hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal=hal apakah yang dilarang.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
17/46
F.&. asus Inseminasi -uatan di /merika Serikat
Mary -eth hitehead sebagai ibu pengganti (surrogate mother) yang berprofesi sebagai pekerja kehamilan dari
pasangan illiam dan 4li0abeth Stern pada akhir tugasnya memutuskan untuk mempertahankan anak yang
dilahirkannya itu. Timbul sengketa diantara mereka yang kemudian oleh +engadilan $ew 6ersey, ditetapkan bahwa
anak itu diserahkan dalam perlindungan ayah biologisnya, sementara Mrs. Mary -eth hitehead (ibu pengganti)
diberi hak untuk mengunjungi anak tersebut.
F.1. $egara 8ain
$egara yang memberlakukan hukum Islam sebagai hukum negaranya, tidak diperbolehkan dilakukannya inseminasi
buatan dengan donor dan dan sewa rahim. $egara Swiss melarang pula dilakukannya inseminasi buatan dengan
donor. Sedangkan 8ybia dalam perubahan hukum pidananya tanggal Desember !'% melarang semua bentuk
inseminasi buatan. 8arangan terhadap inseminasi buatan dengan sperma suami didasarkan pada premis bahwa hal
itu sama dengan usaha untuk mengubah ranangan iptaan Tuhan.
sumber
!. -arnett 6. #S Italian 4Pperts +lan to @lone 5umansB.4=mail9 http9**daily news. yahoo.om*h*nm*%>>!>&>'*ts*italy=
kloning=d=%.html.
%. ilmut I, Shnieke,/4.Mhir6, ind /6,@ampbell 5S.?iable offspring deri:ed from fetal and adult mammalian
ells,$ature,!''';&F9!>=&.
&. Stillman 6. 5uman loning tehniHues.http9**a.psu.edu*Jgsg !>'*Hs * em >!>>%.html.
1. 4ibert, D.M. 5uman kloning, Myths. Medial -enefits and @onstitutional ights.# R I Maga0ine, inter !'''
4dition.
F. 5uman loning 7oundation. The benefits of human kloning. Internet9 http9 ** www.
humanloning.org*benefits.htm,!''.
". ert0 D@.+roposed anadian E5uman reproduti:e and geneti tehnologies
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
18/46
atB.Internet9**www.geneletter.org*>!'*anadian.ht,!''.
. -eardsley, T., Marh, & !'', / @lone in Sheeps @lothing, http9**www.siam.om *artile. fmCartile
IDV>>>'->D=-D1>=!@F'= -%>'4@F4D'7 R page $umberV!RatIDV1.
. oslin @loning TehniHues, http9**home.hawaii.rr.om*johns*art.htm
'. 5onolulu @loning TehniHues, http9**home.hawaii.rr.om*johns*aht.htm
!>. obinson -/. 4thial aspets of human loning. http9 **www. religioustolerane. org*kloning.htm.8ast updated
!''',7eb=%1.
!!. 5anafiah M6. -eberapa Isu -ioetika Dalam 2bstetri Dan 3inekologi, +idato +urnabakti Sebagai 3uru -esar
Tetap 7=#S#,%>>&9&=.
!%. Shannon T/. /n Introdution to -ioethis (+engantar -ioetika), diterjemahkan oleh -ertens . +enerbit +T.
3ramedia +ustaka #tama, 6akarta9!=", !&!=1&.
!&. @asartelli + +oll9Most /merians Say loningis rong.Internet9 http9 **prineton.edu*+oll.html,!''.
!1. Samil S. Masalah -ioetik dalam rekayasa 3enetika edokteran, +ertemuan $asional II -ioetika dan
5umaniora. -andung &! 2ktober W % $opember %>>%.
!F. The /merian @ollege of 2bstetriians and 3yneologists. 4this in 2bstetris and 3yneology, ashington D@,
%>>%.
!". DiPon, +atrik. /:ailable from9 http9**www.human loning latest news. htm.%>>&.
!. Subiyanto, 4tika dalam Teknologi eproduksi -uatan. +ertemuan $asional II -ioetika dan 5umaniora, -andung,
&! 2kt.=% $o:.%>>%.
!. -ertens, ., 4tika 9 Seri 7ilsafat Seri 9 !F. 3ramedia +ustaka #tama, 6akarta, !''&
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
19/46
!'. Sofyan Mustika., et all (ed), -idan Menyongsong Masa Depan, ++ I-I, 6akarta, %>>&
Perkembangan teknologi di bidang kedokteran, telah menemukan metode baru yaitu
inseminasi buatan yang dikenal dengan sebutanin vitro fertilization(program bayi
tabung). Teknologi kedokteran ini ditemukan pada tahun 1970-an yang
dikembangkandengan tujuan untuk mengatasi masalah bagi pasangan suami istri yang
tidak bisa mendapatkan keturunan (mandul). Sejalan dengan pembuahanin virto
fertilization(IVF)yang semakin pesat, muncul idesurrogate mother(ibu
pengganti/sewa rahim/gestational agreement) yaitu wanita yang bersedia disewa
rahimnya, dengan suatu perjanjian untuk mengandung, melahirkan, dan menyerahkan
kembali bayinya dengan imbalan sejumlah materi kepada pasangan suami istri yang
tidak bisa mempunyai keturunan karena istri tersebut tidak bisa mengandung.
Ditinjau dari aspek teknologi dan ekonomi proses surrogate mother ini cukup
menjanjikan terhadap penanggulangan beberapa kasus infertilitas, tetapi ternyata
proses ini terkendala oleh aturan perundang-undangan yang berlaku serta
pertimbangan etika, norma-norma yang berlaku di Indonesia. Begitu juga dengan
perjanjian yang dibuat, apakah bisa berlaku berdasarkan hukum perikatan nasional,terlebih-lebih objek yang diperjanjikan sangatlah tidak lazim, yaitu rahim, baik sebagai
benda maupun difungsikan sebagai jasa.
Prakteksurrogate motheratau lazim diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia dengan ibu pengganti/sewa rahim tergolong metode atau upaya kehamilan di
luar cara yang alamiah. Dalam hukum Indonesia, praktek ibu pengganti secara implisit
tidak diperbolehkan. Dalam pasal 127 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU
Kesehatan) diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan
oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:a) hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkandalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu;
c) pada fasilitas pelayanan kesehatan tertntu.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
20/46
Hal ini berarti bahwa metode atau kehamilan di luar cara alamiah selain yang diatur
dalam pasal 127 UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti (surrogate mother), secara
hukum tidak dapat dilakukan di Indonesia. Larangan ini juga termuat dalam pasal 16 UU
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (lama), yang menegaskan bahwa kehamilan
di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami
istri mendapat keturunan, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
73/Menkes/Per/II/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi
Buatan : Pasal 4, juga menegaskan bahwa pelayanan teknologi reproduksi buatan
hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah
dan sebagai upaya terakhir untuk memperoleh keturunan serta berdasarkan suatu
indikasi medik. Dari kedua peraturan perundang-undangan tersebut, terdapat
kesamaan yang menegaskan bahwa bayi tabung yang diperbolehkan hanya kepada
pasangan suami isteri yang sah, lalu menggunakan sel sperma dan sel telur dari
pasangan tersebut yang kemudian embrionya ditanam dalam rahim isteri bukan wanita
lain atau menyewa rahim. Bagi masyarakat yang hendak melakukannya
(surrogate mother), diancam sangsi pidana (pasal 82 UU No. 23 Tahun 1992). Hal ini
dilakukan untuk menjamin status anak tersebut sebagai anak sah dari pasangan suami
isteri tersebut.
Bentuk-bentuk Penyewaan Rahim
1. Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami (sperma), kemudian
dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam keadaan isterimemiliki benih yang baik, tetapi rahimnya dibuang kerana pembedahan, kecacatan yang
terus, akibat penyakit yang kronik atau sebab-sebab yang lain.
2. Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telah disenyawakan
dibekukandan dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpang selepas kematian pasangan
suami isteri itu.
3. Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya) dan
dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila suami mandul dan isteri
ada halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih isteri dalam keadaan baik.
4. Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain, kemudian dimasukkan ke
dalam rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila isteri ditimpa penyakit pada ovari
dan rahimnya tidak mampu memikul tugas kehamilan, atau isteri telah mencapai tahap
putus haid (menopause).
5. Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan, kemudian dimasukkan ke dalam rahim
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
21/46
isteri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini isteri yang lain sanggup
mengandungkan anak suaminya dari isteri yang tidak boleh hamil.
Sewa Rahim dalam Tinjauan Hukum Perdata
Sewa menyewa rahim pada prakteknya sangat berhubungan dengan hukum perjanjian
atau perikatan. Menurut pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian didefinisikan sebagai
sesuatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang mengikatkan dirinya
kepada seorang atau beberapa orang lain. Dengan kata lain masing-masing orang yang
mengadakan perjanjian mempunyai keterikatan, mengikatkan diri pada sebuah
perjanjian. Kemudian pada pasal 1233 KUH Perdata, perikatan ditegaskan sebagai
sesuatu yang dilahirkan karena perjanjian maupun undang-undang. Karena itu,
berdasarkan kedua pasal tersebut semua yang tercantum atau diperjanjikan merupakan
undang-undang bagi mereka dan termasuk kepada unsur perjanjian.
Selain itu, untuk mengetahui sahnya suatu perjanjian maka persyaratan dari suatu
perjanjian harus dipenuhi oleh para pihak. Dalam pasal 1320 syarat sahnya suatu
perjanjian meliputi bebarapa hal antara lain :
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. Suatu pokok persoalan tertentu.
4. Suatu sebab yang tidak terlarang.
Menurut Desriza Ratman, perjanjian pada praktik surrogate mother dianggap tidak sahjika tidak memenuhi salah satu persyaratan tersebut, antara lain persyaratan tentang
adanya sebab yang halal. Surrogate mother dinyatakan tidak sah dengan alasan
tersebut dengan dalil sebagai berikut :
1. Melanggar peraturan perundang-undangan yang ada (hukum positif):
a. UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 127 ayat (1) yang berbunyi:
upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri
yang sah dengan ketentuan:
1) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan
dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
2) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu;
3) Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
b. Permenkes RI No.73/Menkes/PER/II/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Teknologi Reproduksi Buatan.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
22/46
1) Pasal 4 : Pelayanan teknologi reproduksi buatan hanya dapat diberikan kepada
pasangan suami isteri yang terikat perkawinan yang sah dan sebagai upaya akhir untuk
memperoleh keturunan serta berdasarkan pada suatu indikasi medik.
2) Pasal 10 :
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini
dapat dikenakan tindakan administratif.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
peringatan sampai dengan pencabutan izin penyelenggaraan pelayanan teknologi
reproduksi buatan.
c. SK Dirjen Yan Medik Depkes RI tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi
Tabung di RS, terdapat 10 pedoman:
1) Pelayanan teknologi buatan hanya dapat dilakukan dengan sel telur dan sperma
suami istri yang bersangkutan; (pedoman no.1)
2) Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian dari pelayanan infertilitas sehingga
kerangka pelayanan merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan infertilitas secara
keseluruhan; (pedoman no.2)
3) Dilarang melakukan surrogacy dalam bentuk apapun; (pedoman no.4)
2. Bertentangan dengan kesusilaan:
a. Tidak sesuai dengan norma moral dan adat istiadat atau kebiasaan umumnya
masyarakat Indonesia atau di lingkungannya.
b. Bertentangan dengan kepercayaan yang dianut salah satu agama (Islam) karena
terdapat unsur pokok yang mengharamkan praktik surrogate mother, yaitu unsur zina.
3. Bertentangan dengan ketertiban umum:
a. Akan menjadi pergunjingan di dalam masyarakat sehingga wanita surrogate besar
kemungkinan akan dikucilkan dari pergaulan.
b. Terlebih lagi bila status dari wanita surrogate mother adalah gadis atau janda.
4. Point 1,2, dan 3 diperkuat dengan pasal 1339 KUH Perdata, yang berbunyi
perjanjian-perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan sengaja tegas
dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang sehingga pasal ini
menyatakan bahwa dalam menentukan suatu perjanjian, para pihak tidak hanya terikat
terhadap apa yang secara tegas disetujui dalam perjanjian tersebut, tetapi juga terikat
oleh kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang.
5. Bertentangan juga terhadap pokok-pokok perjanjian atau perikatannya itu sendiri, di
mana rahim itu bukanlah suatu benda (hukum kebendaan) dan tidak dapat disewakan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
23/46
(hukum sewa-menyewa) yang terdapat pada Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUH Perdata).
Sewa Rahim ditinjau dari Hak Asasi Anak
Anak adalah makhluk Tuhan yang memiliki hak sebagaimana hak yang dimiliki orang
dewasa. Hak anak setara dengan hak orang dewasa. Akan tetapi dalam kasus
penyewaan rahim anak diperlakukan sebagaimana barang atau benda yang dapat
berpindah dari ibu yang satu ke ibu yang lain. Hak anak untuk mendapatkan kasih
sayang dari ibu yang melahirkan hilang karena tergerus oleh perjanjian orang dewasa,
yang satu bermotif ekonomi dan yang lainya bermaksud memenuhi segala macam
keinginannya yang tidak mampu ia dapatkan. Akibat dari tarik menarik dua kehendak
ini, anak dijadikan sebagai obyek perdagangan.
Praktek sewa rahim atau ibu pengganti tidak disadari sudah menghancurkan masa
depan kehidupan manusia. Bagaimana mungkin seorang ibu tega memberikan bayi
yang dikandung dan dilahirkannya kepada orang lain, padahal ia sudah
mempertaruhkan nyawanya sendiri. Hanya ada satu jawaban jika itu terjadi yaitu motif
ekonomi. Latar belakang ekonomilah yang paling kuat melandasi praktek sewa rahim
tersebut, sehingga untuk mengadakan perjanjian tidak mempertimbangkan akibat-
akibat yang mungkin akan dialaminya kelak, baik bagi dirinya sediri maupun bagi bayi
yang akan dilahirkannya kelak.
Dalam kasus sewa rahim terdapat sederet pelanggaran terhadap hak asasi anak. Haktersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa pelanggaran :
1. Penelantaran :
a. Anak kehilangan kasih sayang, anak yang dilahirkan oleh si ibu sewa tidak
mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya sendiri.
b. Anak tidak mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya
sendiri.
c. Anak disuramkan asal usulnya.
d. Anak dipisahkan dari ibu kandungnya.
2. Perlakuan salah :
a. Anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum antara lain tidak dilahirkan di
luar pernikahan sah, baik menurut agama maupun negara.
b. Anak dieksploitasi secara ekonomi.
c. Anak membawa beban psikologi yang berat.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
24/46
Dalam prakteknya, sewa rahim atau ibu pengganti membuka peluang lebar adanya
anak yang dilahirkan di luar nikah. Seorang gadis atau janda yang bersedia untuk
melahirkan tanpa nikah dan hanya disewa rahimnya saja, dapat membawa dampak
buruk serta penderitaan terhadap masa depan anak, di antaranya adalah :
1. Anak terlahir dengan status anak di luar nikah.
2. Anak kehilangan hak waris orang tua kandungnya.
3. Anak mendapat stigma buruk di masyarakat.
4. Anak tersebut dapat disangkal oleh orang tua kandungnya maupun oleh orang tua
titipan.
Mengenai point 4 di atas tadi, Penulis berpendapat bahwa dalam pelaksanaannya anak
yang dihasilkan dari proses sewa rahim, sangat memungkinkan adanya penolakan atau
sangkalan dari dua pihak sekaligus. Pertama dari orang tua kandung, kedua dari orang
tua biologis. Di bawah ini akan Penulis kemukakan beberapa kemungkinan terjadinya
penolakan anak :
1. Jika anak terlahir dari ibu kandung (yang disewa rahimnya) dan status ibu tersebut
tidak terikat oleh suatu perkawinan yang sah, maka anak yang dilahirkannya itu dapat
ditolak oleh ayah biologisnya (penitip sperma), apalagi jika anak tersebut terlahir dalam
keadaan cacat, dengan dalil bahwa anak tersebut bukan anaknya karena tidak terlahir
dalam ikatan perkawinan yang sah. Pasal 42 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974
menyatakan bahwa anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai
akibat perkawinan yang sah. Kemudian pasal 250 KUH Perdata menyatakan bahwa
anak yang dilahirkan atau dibesarkan selama perkawinan, memperoleh si suami
sebagai ayahnya.
2. Jika anak terlahir dari ibu kandung (yang disewa rahimnya) dan status ibu tersebut
terikat oleh suatu perkawinan yang sah, maka anak yang dilahirkannya itu dapat ditolak
oleh suami dari ibu tersebut. Dengan dalil pasal 44 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974
yang berbunyi :
1) Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan oleh istrinya bila ia
dapat membuktikan bahwa istrinya telah berzina dan anak itu akibat daripada
perzinaan.
2) Pengadilan memberikan keputusan tentang sah/tidaknya anak atas permintaan pihak
yang berkepentingan.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwasanya begitu menderitanya anak yang
dilahirkan melalui praktek sewa rahim atau ibu pengganti. Anak dapat kehilangan
statusnya sesaat setelah dilahirkan sekaligus kehilangan hak-haknya sebagai manusia.
Perdebatan di seputar sewa menyewa rahim atau ibu pengganti menjadi perdebatan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
25/46
panjang di kalangan masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan karena hukum bayi
tabung, tidak ada pembahasannya dalam nash maupun kitab-kitab klasik. Ada dua
kelompok sehubungan dengan permasalahan ini, yaitu kelompok yang mendukung atau
membolehkan dan kelompok yang menolak atau mengharamkan. Di antara pendapat-
pendapat tersebut adalah :
a. Pendapat yang menolak atau mengharamkan yaitu :
1. Ibrahim Hosein, mantan Ketua Fatwa MUI mengatakan bahwa inseminasi buatan dan
bayi tabung dengan sperma dan sel telur berasal dari pasangan suami istri. Proses
kehamilan tidak dalam rahim wanita atau sel telur dari donor, atau benihnya dari
pasangan suami isteri, tetapi embrio itu diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain,
maka pelaksanaan inseminasi buatan dan bayi tabung demikian itu tidak dapat
dibenarkan oleh hukum Islam.
2. Asy-Syaikh Ali At-Thantawi menyatakan bahwa bayi tabung yang menggunakan
wanita pengganti itu jelas tidak dibenarkan, karena menurut beliau rahim wanita
bukanlah panci dapur yang isinya bisa dipindahkan sekehendak hati dari yang satu ke
yang lainnya, karena rahim wanita yang mengandung memiliki andil dalam proses
pembentukan dan penumbuhan janin yang mengkonsumsi zat makanan dari darah
ibunya.
b. Pendapat yang membolehkan penggunaan sewa rahim, yakni:
1. Ali Akbar menyatakan bahwa : menitipkan bayi tabung pada wanita yang bukan
ibunya boleh, karena si ibu tidak menghamilkannya, sebab rahimnya mengalami
gangguan, sedangkan menyusukan anak wanita lain dibolehkan dalam Islam, malah
boleh diupahkan. Maka boleh pulalah memberikan upah kepada wanita yang
meminjamkan rahimnya.
2. H. Salim Dimyati berpendapat : bayi tabung yang menggunakan sel telur dan sperma
dari suami istri yang sah, lalu embrionya dititipkan kepada ibu yang lain (ibu pengganti),
maka apa yang dilahirkannya tidak lebih hanya anak angkat belaka, tidak ada hakmewarisi dan diwarisi, sebab anak angkat bukanlah anak sendiri, tidak boleh disamakan
dengan anak kandung. Pendapat di atas menyamakan status anak yang dilahirkan
melalui sewa rahim dengan anak angkat, yang tidak mempunyai hak untuk mewarisi
dan diwarisi.
Sewa Rahim Menurut Pandangan Hukum Islam
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
26/46
Diskursus tentang Penentuan Orang yang Paling Berhak Atas Anak.
Selain perdebatan di masyarakat umum, ada pula perdebatan di kalangan ulama yang
yang mempersoalkan siapa sesungguhnya ibu yang paling berhak atas pengakuan
terhadap si anak. Mengenai masalah ini, menarik kiranya Penulis tampilkan tulisannyaRadin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi dalam sebuah makalah yang berjudul
Penyewaan Rahim Menurut Hukum Islam, mengenai penentuan nasab anak terhadap
ibu yang sebenarnya :
Pendapat pertama :
Termasuk golongan ini antaranya, Dr. Muhammad Naim Yasin, Dr. Abdul Hafiz Hilmi,
Dr. Mustafa Al-Zarqa, Dr. Zakaria Al-Bari, Dr. Muhammad As-Surtowi Dekan Fakultas
Syariah University Jordan dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa anak dinasabkan
kepada si ibu pemilik benih, manakala ibu yang mengandung dan melahirkan itu
seumpama ibu susuan yang tidak dinasabkan anak padanya, sekedar dikuatkan atas
hukum penyusuan. Pendapat ini dibina di atas asas bahwa perseyawaan benih di
antara benih suami istri yang diikat oleh ikatan perkawinan yang sah, maka janin itu
dinasabkan kepada mereka. Manakala ibu tumpang tersebut berfungsi sebagai ibu
susuan karena ibu susuan memberi minum susunya, lebih-lebih lagi ibu tumpang
dimana anak tersebut mendapat makanan dari darahnya sejak awal pembentukan
hingga sempurna kejadian sebagai seorang bayi dan lahir. Oleh karena itu, ibu tumpang
tersebut dihukumkan sebagai ibu susuan.Di samping itu, ciri-ciri diri manusia dan sifat yang diwarisinya ditentukan oleh mani dan
benih ibu bapaknya, bukan ibu yang mengandung dan melahirkannya, kerena ibu
tumpang hanya tempat bergantung dan numpang membesar. Hujah ini juga merupakan
hujah kebanyakan doktor.
Pendapat kedua :
Menurut sebahagian besar para ulama dan pengkaji di antaranya Sheikh Abdullah bin
Zaid Ali Mahmud, Dr. Muhammad Yusuf Al-Muhammadi, Sheikh Muhammad Al-Khudri,Qadi Mahkamah Agung di Riyadh dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa ibu
sebenarnya adalah seseorang yang mengandungkan bayi dan melahirkannya,
manakala ibu pemilik benih itu seumpama ibu susuan. Mereka berpendapat bahwa
anak dinasabkan kepada ibu yang melahirkannya karena nasab anak ditentukan
berdasarkan tiga perkara yaitu wanita yang melahirkannya, pengakuan suami, dan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
27/46
saksi. Tiga hal itu, menjadikan seorang ibu yang melahirkan anak tersebut akan dapat
mewarisi harta, dan anak itu dinasabkan kepada suaminya, keranaXYZ[\] ^]_]Y(anak
adalah untuk suami) berdasarkan kaedah syara yang diambil dari hadis Rasulullah saw.
Diskursus Mengenai Nasab dari Jalur Bapak.
Kemudian diskursus yang lainnya mengenai Nasab anak dari jalur Bapak, Bapak yang
mana yang berhak dinasabkan oleh anak tersebut. Di bawah ini kembali Penulis
tampilkan tulisannya Radin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi dalam sebuah makalah
yang berjudul Penyewaan Rahim Menurut Hukum Islam mengenai masalah tersebut :
Dalam persoalan ini, para ulama terbagi kepada 2 pendapat besar yaitu :
Pendapat pertama :
Golongan ini berpendapat bahwa anak dinasabkan kepada suami ibu tumpang pemilik
rahim yang melahirkan anak tersebut, sekalipun beliau tidak memiliki hubungan apa-
apa dilihat dari sudut genetik. Mereka berhujah bersandarkan hadis Rasulullah saw :
:Z`]Y Zc\] X YZ[\] ^]_]Y c \ \ Y \ q]Y Y v c
Artinya : Anak dinasabkan kepada bapaknya, dan bagi pezina terhalang.
Hadis ini merupakan dalil nas yang digunakan untuk menentukan hukuman seorang
hakim dan merupakan kaedah umum syara dalam menetapkan haramnya pernikahan
dan cara untuk menentukan nasab bagi seseorang anak. Oleh karena itu, apabila ibu
tumpang mempunyai suami kemudian melahirkan anak dari rahimnya, ini berarti anak
tersebut dinasabkan kepada suami dari isteri yang melahirkan anak tersebut, sekalipun
tidak memiliki hubungan genetik.
Pendapat kedua :
Termasuk dalam golongan ini ialah Al-Mujamma Al-Fiqhi Al-Islami yang berpusat di
Makkatul Mukarramah, dan lain-lain antaranya Sheikh Mustafa Az-Zarqa, Dr.
Muhammad Naim Yasin, Dr. Muhammad Al-hafiz Hilmi, dan Dr Hashim Jamil. Golongan
ini berpendapat bahwa anak yang dilahirkan dinasabkan kepada suami wanita pemilik
benih yang disewakan tadi, dan tidak dinasabkan kepada suami pemilik rahim. Ini
adalah kerana penyewaan rahim dilakukan di atas dasar persenyawaan benih di antara
kedua suami isteri, kemudian benih yang telah disenyawa tadi dimasukkan ke dalam
rahim wanita lain. Oleh karena itu, janin tersebut terbina dari benih keduanya yang
memiliki ikatan perkawinan yang sah. Justeru, anak itu dinasabkan kepada mereka
berdua selagi kedudukan mereka dalam keadaan ini. Walaupun penyewaan rahim ini
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
28/46
haram dari segi syara, tapi tidak menjadi penghalang bagi dinasabkannya anak itu
kepada mereka, karena pengharaman ini adalah disebabkan mereka menggunakan
rahim wanita lain yang tidak benar secara shari. Hal ini dikarenakan dari segi saintifik,
janin yang telah disenyawakan tidak terkesan dari rahim selain tumpang dalam
memberikan makanan untuk tumbuh menjadi besar, sedangkan sifat-sifat genetik
berasal dari pemilik benih asal ovum dan sperma tadi. Hal tersebut diumpamakan
seperti kedua ibu bapak yang memberi makanan anaknya dengan makanan yang
haram sehingga dewasa, kedua-dua ibu bapaknya berdosa, tetapi hal ini tidak sampai
memutuskan hubungan antara mereka.
Pendapat ketiga :
Golongan ini berpendapat bahwa pemilik benih tidak memiliki hak apapun, dan
benihnya dianggap sia-sia. Mereka berhujah dengan kisah anak Zamah karena
Rasulullah saw telah meletakkan bahwa anak itu adalah anak Zamah sekalipun jelas
bahawa dia bukan anak Zamah dari segi zahirnya berdasarkanXYZ[\] ^]_]Y. Dalam hal
ini, hakikat penentuan hukum berdasarkan kepada zahir karena hakikat sebenarnya
hanya Allahlah yang tahu. Pendapat ini mengatakan bahwa tidak ada nilai bagi pemilik
benih ataupun mani dalam beberapa keadaan karena penentuannya mestilah
berdasarkan kepada penentuan shari yang sah. Hujah ini dijawab bahwa keadaan
penyewaan rahim berbeda dengan kisah anak Zamah karena dalam kisah anak
Zamah tersebut, janin itu terhasil daripada percampuran air mani antara dua orang
lelaki dan perempuan tanpa ikatan yang sah, oleh sebab itu anak itu tidak dinasabkankepada lelaki itu (Atabah). Sedangkan dalam penyewaan rahim, persenyawaan benih
berlaku antara dua orang pasangan suami istri yang diikat oleh ikatan yang sah, maka
anak itu dinasabkan kepada mereka.
Syarat-syarat terjadinya Penyewaan Rahim
Dr. Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa syarat-syarat penyewaan rahim jika hukum
ini sampai diberlakukan dan demi untuk mengurangi kemudaratan serta meringankan
antara lain sebagai berikut :1. Ibu tumpang itu mestilah wanita yang bersuami, bukan anak dara atau janda.
2. Wanita itu juga wajib mendapatkan keizinan suaminya, kerana kehamilan akan
menghalangnya daripada menyempurnakan beberapa hak suaminya sepanjang tempoh
kehamilan dan nifas seperti hubungan seks dan sebagainya.
3. Wajib bagi ibu tumpang beriddah dari suaminya, bimbang
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
29/46
4. masih terdapat benih yang disenyawakan pada rahimnya yang akan menyebabkan
berlaku percampuran nasab
5. Nafkah ibu tumpang, kos rawatan dan penjagaannya
6. sepanjang tempoh kehamilan dan nifas adalah
7. tanggungjawab suami pemilik benih, atau wali selepasnya, kerana janin tersebut
membesar daripada darahnya. Justeru, wajib bagi bapa tersebut membayar kadar
kehilangan darah itu.
8. Thabit kesemua hukum penyusuan pada ibu tumpang dengan menggunakan qias
aula kerana ibu tumpang lebih berat tanggungannya daripada ibu susuan, kecuali
suami ibu tumpang tersebut tidak dikira sebagai bapa susuan kepada bayi itu. Ini
kerana bapa susuan dikira sebagai bapa bagi anak susuannya kerana susu itu terhasil
apabila ibu susuan itu melahirkan anak hasil hubungan mereka suami isteri, berbeza
dengan suami ibu tumpang yang tidak memiliki apa-apa hubungan dengan bayi yang
dilahirkan.
9. Ibu tumpang berhak untuk menyusukan bayi itu jika beliau ingin berbuat demikian
kerana membiarkan susu pada badannya akan memudaratkan fizikal, sebagaimana
perasaannya juga terkesan apabila anak itu diambil daripadanya kerana Allah
menjadikan penyusuan itu berkaitan dengan proses kelahiran
10. Akhirnya, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyatakan pendapatnya bahawa wajar bagi ibu
tumpang ini mendapat keistimewaan yang lebih berbanding ibu susuan, seumpama
nafkah daripada anak ini kepada ibu yang melahirkannya sekiranya beliau
berkemampuan dan ibunya berhajat kepada nafkah kelak.
Posisi Sewa Rahim atau Ibu Pengganti di Indonesia.
Walaupun teknologi kedokteran di bidang infertilisasi semakin canggih, akan tetapi
untuk dapat diwujudkan di Indonesia masih sangat beresiko, baik dari aspek
perundang-undangannya, aspek sosial budayanya, kultur agamanya, maupun kesiapan
mentalnya. Dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 73 tahun 1999 pasal 10 butir 1 dan
2, memang teknologi reproduksi mempunyai peluang untuk terlaksananya praktek sewa
rahim walaupun hanya ditujukan kepada pasangan suami istri yang sah dan sebagai
upaya akhir untuk memperoleh keturunan serya berdasarkan pada suatu indikasi
medik, namun Penulis berpendapat bahwa Indonesia tidak cukup siap untuk
menerapkan teknologi kedokteran tersebut. Hal ini bukan saja kultur budaya bangsa
Indonesia yang masih menganggap tabu akan tetapi terutama disokong oleh
perangkat aturan yang tidak siap, jauh dari tertib. Menerima praktek sewa rahim ini
berarti merubah sederet pasal-pasal yang terdapat dalam perundang-undangan yang
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
30/46
berlaku. Untuk membenahi hak-hak anak di luar nikah pun selama 35 tahun tidak ada
satu pun draf yang berhasil digolkan sebagai undang-undang, padahal masalah
tersebut merupakan amanat dari undang-undang, lihat pasal 43 butir 2 UU Perkawinan
No. 1 tahun 1974, apalagi ditambah dengan masalah baru yang melibatkan diskursus
panjang tentang nasab, waris, pelanggaran hak asasi manusia, dll. Setidaknya ada
beberapa pasal yang dapat dijadikan rujukan sebagai dasar penolakan adanya sewa
rahim tersebut antara lain adalah :
1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan 127 ayat (1).
2. Permenkes RI No.73/Menkes/PER/II/1999, pasal 4 dan 10.
3. SK Dirjen Yan Medik Depkes RI tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi
Tabung di RS.
4. Kesusilaan dan Ketertiban Umum.
5. Pasal 1339 KUH Perdata.
MUI memberikan fatwa dalam masalah bayi tabung atau sewa rahim ini (hasil komisi
fatwa tanggal 13 Juni 1979), yang menyatakan bahwa Dewan Pimpinan Majelis Ulama
Indonesia memfatwakan sebagai berikut :
a. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh, berdasarkan kaidah agama).
b. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya
dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah
Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannyadengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang
mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan
sebaliknya).
c. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zariah, sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
d. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri
yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar
lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-
zariah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
The Internasional Islamic Center for Population Studies and research, Cairo-Mesir,
November 2000 :
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
31/46
a. In Vitro Fertilization diperbolehkan kecuali menggunakan sperma, ovum atau embrio
dari donor.
b. Pre-Implantation Genetic Diagnosis (PGD) diperbolehkan untuk alasan medik, untuk
menghindari penyakit keturunan.
c. Penelitian-penelitian untuk pematangan folikel, pematangan oosit invirto
diperbolehkan.
d. Implantasi embrio pada suami yang sudah meninggal belum mempunyai keputusan
tetap.
e. IVF pada wanita menapause dilarang karena mempunyai risiko yang tinggi terhadap
kesehatan ibu dan bayinya.
f. Tansplantasi uterus masih dalam pertimbangan; diperbolehkan untuk mengadakan
penelitian pada binatang.
g. Penggunaan sel tunas (stem cell) untuk tujuan pengobatan (Therapeutic cloning)
masih dalam perdebatan, diminta untuk dapat disetujui.
h. Reproduktive cloning atau duplikasi manusia tidak diperbolehkan.
Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Mujamma Fiqih Islamic: Lima perkara berikut ini
diharamkan dan terlarang sama sekali karena dapat mengakibatkan percampuran
nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara-perkara lain yang dikecam oleh
syariat:
a. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak wanita
yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil
dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si
wanita.
c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sperma suami istri,
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung
persemaian benih mereka tersebut.
d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
e. Sperma dari indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan
istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.
Suami dan istri atau salah satu dari keduanya dianjurkan untuk memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan, demi membantu mereka dalam mewujudkan kelahiran
anak. Namun, disyaratkan spermanya harus milik sang suami dan sel telur milik sang
istri, tidak ada pihak ketiga diantara mereka. Misalnya, dalam masalah sewa rahim. Jika
sperma berasal dari laki-laki lain baik diketahui maupun tidak, maka ini diharamkan.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
32/46
Begitu pula jika sel telur berasal dari wanita lain, atau sel telur milik sang istri, tapi
rahimnya milik wanita lain, ini pun tidak diperbolehkan. Ketidakbolehan ini dikarenakan
cara ini akan menimbulkan sebuah pertanyaan yang membingungkan, Siapakah sang
ibu bayi dari bayi tersebut, apakah si pemilik sel telur yang membawa karakteristik
keturunan, ataukah yang mederita dan menanggung rasa sakit karena hamil dan
melahirkan? Padahal, ia hamil dan melahirkan bukan atas kemauannya sendiri. Selain
ibu tumpang anak persenyawaan in vitro juga kemungkinan membawa penyakit
penyakit pada ibu tumpang. Sama sepeti patogen yang memasuki badan embrio
berkemungkinan tidak dipastikan benar bebas dari kuman dan virus yang mana akan
mengubah serba sedikit genetik bayi. Disamping sebab kesehatan emosi ibu tumpang
juga harus diketahui apakah ia benar ikhlas atau pun terpaksa menjadi ibu tumpang.
Emosi yang tidak stabil akan menggangu emosi anak yang dikandung, selain itu, ibu
tumpang juga harus diberikan rawatan sepenuhnya sebelum mengandung dan selepas
mengandung. Ibu tumpang yang sakit melahirkan anak, kemungkinan akan
menyebabkan emosinya terus terganggu, dengan beban pikiran bahwa anaknya itu
akan diberikan pada orang, setiap ibu mempunyai perasaan yang tersendiri dan tidak
pernah ada ibu yang tidak menyayangi anaknya.
Para ahli fiqh sendiri berbeda pendapat jika hal ini benar-benar terjadi. Di antara mereka
ada yang berpendapat bahwa ibu sang bayi tersebut adalah si pemilik sel telur, dan
para ahli fiqih lebih condong kepada pendapat ini. Ada juga yang berpendapat bahwa
ibunya adalah wanita pemilik ilmu pengetahuan dan teknologi. Bayi tabung dengansperma dan ovum yang diambil dari pasangan suami istri yang sah dibenarkan oleh
Islam, selama mereka berdua dalam ikatan perkawinan yang sah. Tetapi kalau bayi
tabung tersebut dari hasil bantuan donor sperma atau ovum dari orang lain yang tidak
ada hubungan perkawinan yang sah atau dari pembuahan percampuran ovum dan
sperma suami istri yang sah, kemudian dimasukkan ke dalam rahim orang lain (sewa
rahim), maka hukumnya haram sama dengan zina dan kedudukan bayi tersebut sama
dengan anak zina. Demikian pula jika sperma suami dan ovum dari salah seorang istri
yang dimasukkan ke dalam rahim istrinya yang lain, maka hukumnya tetap haram,
karena terkait dengan masalah warisan dan nasab dari sebelah ibu, yang mana ibunya,
istri yang pertama atau yang kedua dan seterusnya. Perbuatan tersebut tergolong zina
dan menyulitkan hukum Islam dalam masalah :
1. Mengacaukan hukum Islam untuk menentukan wali anak perempuan dari hasil
inseminasi dan bayi tabung bila ia dikawinkan.
2. Menyulitkan hukum Islam untuk menentukan hak-hak anak tersebut dalam urusan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
33/46
perwarisan dsb.
3. Nabi Salallahu alaihi wassallam mengharamkan penempatan nutfah pada rahim
perempuan yang bukan istrinya.
Kedudukan ibu senantiasa dikaitkan dengan tugasnya sebagai seorang yangmengandung dan melahirkan, seperti yang ditegaskan Al-Quran di dalam beberapa
ayat, misalnya surat Al-Mujadallah ayat 2, ibu-ibu mereka tidak lain adalah perempuan
yang melahirkan mereka, surat Al-Anfal [8]: 15 ibunya mengandung dengan susah
payah dan melahirkan dengan susah payah juga dan surat Al-Baqoroh [2]: 233, Ia
tudharra walidatun bi waladiha (janganlah seorang ibu menderita karena anaknya).
PENGERTIAN PENYEWAAN RAHIM
Penyewaan rahim dalam bahasa Arab dikenali dengan berbagai nama, diantaranya xY
, , , ,xcz{Y Z|}~ {c]Y xZ]Y q]Y xY \ q]Y xY Z|}]Ytetapi lebih dikenali sebagaiZ|}]Y zZ]Ydan\ q]Y xYmanakala dalam bahasa Inggeris pula dikenali sebagai surrogate mother.
Menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah
disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (yang kebiasaannya suami isteri), dan janin
itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan. Kemudian anak itu diberikan
semula kepada pasangan suami isteri itu untuk memeliharanya dan anak tersebut dikira
anak mereka dari sudut undang-undang. Kaedah ini dikenali dengan sewa rahim karena
lazimnya pasangan suami isteri yang ingin memiliki anak ini akan membayar sejumlah
wang kepada ibu tumpang atau syarikat yang menguruskan kerja mencari ibu tumpang(si penyewa rahim) yang sanggup mengandungkan anak percantuman benih mereka
dan dengan syarat ibu tumpang tersebut akan menyerahkan anak tersebut setelah
dilahirkan atau pada masa yang dijanjikan.
SEBAB ATAU TUJUAN PENYEWAAN RAHIM
Terdapat beberapa sebab yang akan menyebabkan sewa rahim dilakukan, antaranya:
1) Seseorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara biasa kerana
ditimpa penyakit atau kecacatan yang menghalangnya dari mengandung dan
melahirkan anak.2) Rahim wanita tersebut dibuang kerana pembedahan Wanita tersebut ingin memiliki
anak tetapi tidak mau memikul bebanan kehamilan, melahirkan dan menyusukan anak
dan ingin menjaga kecantikan tubuh badannya dengan mengelakkan dari terkesan
akibat kehamilan.
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
34/46
3) Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah putus haid (menopause) Wanita yang
ingin mencari pendapatan dengan menyewakan rahimnya kepada orang lain.
C. BENTUK-BENTUK PENYEWAAN RAHIM
Bentuk pertama:Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami(sperma), kemudian dimasukkan
ke dalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam keadaan isteri memiliki benih
yang baik , tetapi tetapi rahimnya dibuang kerana pembedahan , kecacatan yang teruk,
akibat penyakit yang kronik atau sebab-sebab yang lain.
Bentuk kedua:
Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telah disenyawakan
dibekukandan dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpang selepas kematian pasangan
suami isteri itu.
Bentuk ketiga:
Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya) dan dimasukkan
ke dalam rahim wanita lain.Keadaan ini apabila suami mandul dan isteri ada halangan
atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih isteri dalam keadaan baik.
Bentuk keempat:
Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain, kemudian dimasukkan ke
dalam rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila isteri ditimpa penyakit pada ovari
dan rahimnyatidak mampu memikul tugas kehamilan, atau isteri telah mencapai
tahap putus haid (menopause).Bentuk Kelima :
Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan , kemudian dimasukkan ke dalam rahim
isteri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini isteri yang lain sanggup
mengandungkan anak suaminya dari isteri yang tidak boleh hamil.
D. HUKUM PENYEWAAN RAHIM MENURUT ISLAM
Dalam Islam,hukum penyewaan rahim adalah HARAM, hal ini berlandaskan
berdasarkan dalil-dalil dibawah ini:
a) Tidak adanya hubungan perkawinan antara pemilik sperma dengan pemilik rahim
Hal yang selalu diulangi di dalam Islam adalah adanya anak selalu dilandasi melalui
proses perkawinan yang sah antara suami isteri yang tercakup di dalamnya rukun dan
segala syarat.Maka di dalam proses sewa rahim tersebut jelaslah bahwa antara pemilik
sperma dan pemilik rahim tidak memiliki hubungan perkawinan yang jelas. Dalil syariat
telah menetapkan bahwa seorang anak hanya akan lahir dari perkawinan yang sah dan
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
35/46
keturunan baik lelaki dan perempuan adalah merupakan rahmat dari sebuah
perkawinan.(surat Radu 38 dan surat Nahlu 72)
b) Adanya ikatan syari(nikah) antara hak melakukan pembuahan di dalam rahim
seseorang dan hak melakukan jima'( menggauli) dengan pemilik rahim.
Di dalam fiqih Islam terdapat Qaidah, Siapa saja yang berhak melakukan jima dengan
seorang perempuan maka perempuan berhak hamil dari hasil hubungan tersebut. Maka
jelaslah bahwa barang siapa yang tidak berhak untuk melakukan hubungan intim
dengan seorang perempuan maka perempuan tidak berhak menjadikan dirinya hamil.
Dan hak menggauli hanya ada pada suami isteri.
Bagaimana jika perempuan tempat tumpangan pembuahan adalah isteri kedua dari
seorang laki laki???? Jika suami memiliki dua orang isteri lalu dia menggauli isteri
pertama kemudian hasil pencampuran ovum dan sperma dengan isteri pertama
diletakkan pada isteri kedua maka dalam keadaan ini hal tersebut tetap dilarang dan
dihukum haram karena akan menimbulkan pertentangan antara isteri pertama dan
kedua sedangkan pertentangan itu dilarang di dalam Islam ( Surat Al-Anfal ayat 46) Jika
kedua isteri telah bersepakat? Bangaimana jawabannyaKesepakatan ini nantinya
akan membawa penyesalan di dalm diri kedua isteri tersebut dan ini juga memisahkan
antara anak dan isteri padahal hal itu sangatlah terlarang.
c) Tidak sah rahim itu menjadi barang jual beli.
Di dalam Islam terdapat hal hal yang dibenarkan oleh syariat untuk dijadikan barang jual
beli, namun ada juga yang tidak boleh diperjual belikan diantaranya adalah isteri.
Seorang isteri tidak boleh diperjual belikan dan termasuk di dalamnya rahim isteri.
Karena kita hanya dapat memamfaatkan isteri itu bagi diri kita saja dan tidak boleh
menjadikan manfaat yang dibawa isteri itu terhadap orang lain. Seperti menjual isteri
atau menjual rahimnya saja.
Maka tidak bolehnya disewa rahim bagi yang bukan suami adalah agar nasab
seseorang tetap terjaga karena memerhatikan nasab merupakan salah satu asas dari
kehiupan bersyariat. Adanya proses sewa rahim yang demikian itu menunjuki kepada
makna zina, bukan zina hakikat tetapi zina secara maknawi dan pelaku zina dalam
model sewa rahim ini tidak diberlakukan hukuman had karena zina hakikat itu hanya
dianggap zina jika bertemu dua kelamin yang berbeda.
d) Syariat Islam mengharamkan segala hal yang membawa kepada persilisihan diantara
manusia
Islam selalu melarang adanya perselisihan diantara manusia, maka sewa rahim itu akan
membawa manusia berselisih dan tidak jelas nasabnya seperti perselisihan antara dua
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
36/46
orang perempuan yang mana yang menjadi ibu si anak dan juga pertentangan di dalm
warisan.
e) Syariat melarang percampuran nasab.
Dengan sebab penyewaan rahim itu maka nasab anak akan tercampur dan susah untuk
menelitinya apalagi jika sekiranya perempuan yang disewa rahimnya memiliki suami
maka akan terjadi perselisihan anak dari hasil sewa rahim yang terlahir atau anak dari
suami sebenarnya.
Seperti dikisahkan cerita menarik yang terjadi di Jerman , seorang perempuan yang
tidak bisa hamil bersepakat dengan perempuan lainnya untuk melakukan kehamilan
terhadap hasil hubungannnya dengan suaminya, kemudian perempuan yang disewa
rahim tadi hamil dan melahirkan dengan membayar 27 mark jerman. Kemudian setelah
lama maka diteliti rupanya anak yang lahir adalah anak dari hasil hubungan perempuan
yang disewa rahimnya dengan suaminya, bukan anak dari suami isteri yang membayar
tadi.
f) Penyewaan rahim akan mengakibatkan terlantarnya anak dan menyebabkan orang
tua melepaskan tanggung jawab.
Dengan adanya proses penyewaan rahim maka antara orang tua saling melepaskan
tanggung jawab dan akan menjadikan anak tersebut kehilangan pelindung dan
pendidik. Maka hal ini sangat dilarang oleh agama juga undang undang negara
melarang seorang orang tua melepaskan tanggung jawabnya karena anak adalah
amanah dan akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah Swt. Lalu kepada siapa
sang anak di beri nasab??? Jika perempuan yang disewa rahimnya tidak memilki suami
maka anak tadi dinasab langsung kepada suami dari perempuan pemilik ovum. Namun
jika perempuan yang disewa rahimnya memilki suami maka kembali harus diteliti
melalui test DNA lelaki mana yang berhak menjadi ayahnya, apakah pemilik sperma
dari suami perempuan pertama atau lelaki isteri perempuan yang disewa rahimnya.
E. PANDANGAN ULAMA MENGENAI PENYEWAAN RAHIM
Para Ulama bersepakat tentang pengharaman sewa rahim dalam keadaan berikut:
1) Menggunakan rahim wanita lain selain isteri
2) Percampuran benih antara suami dan wanita lain
3) Percampuran benih isteri dengan lelaki lain,
4) Memasukkan benih yang disenyawakan selepas kematian suami isteri,
Adapun bentuk Bentuk penyewaan rahim yang tidak disepakati pengharamannya oleh
para ulama ialah sperma suami dan ovum isteri yang disenyawakan , kemudian
dimasukkan ke dalam rahim isteri yang lain bagi suami yang sama. Keadaan ini berlaku
apabila berlaku hajat seperti rahim isteri tidak dapat berfungsi atau dibuang akibat
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
37/46
pembedahan, tetapi ovumnya baik. Para ulama berselisih pendapat tentang perkara ini
dan terbagi kepada 2 golongan:
Golongan pertama : Golongan yang mengharamkan
Golongan ini berpendapat bahwa penyewaan rahim bentuk ini adalah haram
sepertimana bentuk yang lain. Mereka berhujah dengan mengatakan bahawa ia akan
membawa banyak masalah dan ada kemungkinan isteri (ibu tumpang) tersebut hamil
dalam keadaan suaminya telah bersama dengannya. Keadaan ini akan menyebabkan
kekeliruan tentang siapa ibu sebenar anak tersebut.
Golongan kedua : Golongan yang mengharuskan
Mereka berpendapat penyewaan rahim bagi bentuk ini adalah harus kerana kedua-dua
wanita tersebut adalah isteri bagi suami yang sama dan isteri yang lain secara sukarela
mengandungkan anak bagi madunya. Dalam keadaan ini , bapak anak tersebut telah
pasti dan ikatan kekeluargaan wujud dalam lingkungan yang baik, begitu juga tidak
wujud pencampuran nasab dari sudut suami dan isteri jika sikap berhati-hati diambil kira
bagi memenuhi syarat-syarat yang menjamin tidak berlaku percampuran nasab. Oleh
sebab itu, Al- Mujamma Al-Fiqhi li Rabitoh Al-Alam al-Islami secara majority
mengharuskan penyewaan rahim bentuk ini dalam daurah ketujuhnya, dengan syarat
pengawasan yang betul betul sempurna agar tidak berlaku percampuran benih, kerana
kesilapan dalam percampuran benih dengan yang lain akan member kesan kepada
generasi demi generasi. Mereka juga mensyaratkan untuk tidak menggunakan kaedah
ini melainkan ketika adanya hajat.
Berikut juga dicantumkan beberapa fatwa atau aturan yang terkait dengan hukum
penyewaan rahim:
1. Indonesia melarang penyewaan rahim, hal ini termuat dalam UU Nomor 23 Tahun
1992 tentang kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan.
2. Pakar hukum Universitas Indonesia (UI) Rudi Satrio mengatakan anak hasil bayi
tabung merupakan anak sah. Namun jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita
lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan
penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No.
1/1974 dan pasal 250 KUH Perdata.
3. Frans Hendra Winata, anggota Komisi Hukum Nasional dan Dosen Universitas Pelita
Harapan mengatakan penyewaan rahim melanggar hukum perkawinan dan dapat
dikategorikan hukum pidana dengan pasal perselingkuhan
4. MUI pada 13 Juni 1979 mengeluarkan fatwanya bahwa MUI tidakmelarang setiap
orang mendapatkan keturunan dengan cara bayi tabung. Tapi,cara tersebut tidak
-
7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx
38/46
dengan penyewaan rahim
5. Anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Komisi Fatwa MUI Setiawan Budi
Utomo menyatakan, teknik inseminasi alias pembuahan buatandibenarkan menurut
Islam akan tetapi jika ditanam dibenih wanita lain yang tidak ada hubungan perkawinan,
maka hukumnya sama dengan zina.
6. Penyewaan rahim baik dengan suka rela atau dengan imbalan berupa materi dan
dengan tujuan apapun di hukumi haram dalam islam menurutImam Al Barmawy dalam
kitabnya yang berjudul Hasyiyah Al Barmawy Ala Syarhi Ghoyati Libni Qosim Al Ghuzzy
(selesai th. 1074 H.) dan pendapat Imam Romly (W. 1004 H.)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kami gali,
top related