presentasi pusat studi kebudayaan jepang_final

Upload: mairo-shiroyama

Post on 06-Feb-2018

270 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    1/64

    PUSAT STUDI KEBUDAYAAN JEPANG

    DI YOGYAKARTA

    Penerapan Selubung Bangunan Hijau di Kawasan Urban denganPrinsip Arsitektur Tropis

    Disusun Oleh : Tri Hesti Milaningrum | 09 512 006

    Dosen Pembimbing : Noor Cholis Idham. ST., M.Arch., Ph.D. 1

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    2/64

    a. Hubungan Negara Indonesia dan Jepang

    - Bidang Politik

    - Bidang Ekonomi

    - Bidang Pertahanan Negara

    - Bidang Industri dan Teknologi

    - Bidang Pendidikan

    b. Minat Masyarakat Indonesia terhadap Budaya Jepang

    - Banyaknya Lembaga Pendidikan bahasa dan budaya Jepang

    yang berdiri di Yogyakarta

    - Festival Budaya Jepang sering di selenggarakan

    - Minat studi ke Jepang meningkat

    c. Pengaruh Iklim Tropis di Yogyakarta

    d. Kondisi Area Urban Yogyakarta

    2

    Latar Belakang

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    3/64

    Rumusan Masalah

    - Permasalahan Umum

    Bagaimana merancang Pusat Budaya Jepang di area urban Yogyakarta yang memiliki fasilitas yang

    dapat menunjang aktivitas dan kreativitas pengguna bangunan?

    - Permasalahan Khusus

    Bagaimana merancang Pusat Budaya Jepang yang mengeksplorasi Green Building Envelope berupa

    Green Facade sebagai penghijau bangunan?

    Tujuan

    Merancang Pusat Budaya Jepang yang dapat menampung aktivitas pembelajaran kebudayaan dan

    bahasa, pertukaran intelektual dan pengembangan studi Jepang, serta kegiatan lain yang menunjang.

    Sasaran

    Merancang Pusat Budaya Jepang yang menekankan Green Building Envelope sebagai penghijau

    bangunan dengan prinsip Arsitektur Tropis yang menunjang kegiatan pembelajaran.

    Lingkup Pembahasan

    - Membahas tentang Arsitektur Tropis yang menyesuaikan iklim di Yogyakarta

    - Membahas tentang pengelolaan Building Envelope yang berupa Green Facade sebagai penghijauan

    bangunan dalam lingkungan urban

    -Membahas tentang sistem penggunaan tanaman yang akan digunakan dalam sistem Green Facade

    dalam bangunan

    -Membahas mengenai macam tanaman yang dipakai dalam Green Facade yang sesuai dengan iklim

    tropis.

    3

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    4/64

    Metode Perancangan

    1. Metode Pengumpulan Data

    Pengungkapan masalah dilakukan dengan menarik kesimpulan berdasarkan fenomena yang ada, sehingga permasalahandapat ditemukan dan kemudian dicari solusinya dalam tugas akhir. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan carasebagai berikut :

    a. Observasi Langsung (Data Primer)

    - Interview

    Interview dilakukan oleh dengan atau pengajar Pusat Studi Budaya Jepang yang ada di Yogyakarta mengenai

    jumlah peminat, macam kegiatan belajar maupun non belajar, dan kebutuhan ruang.

    - Obesrvasi Lapangan

    Melakukan survey pada Pusat Studi Budaya Jepang di Yogyakarta ditinjau dari segi fisik bangunan sebagaipembanding.

    b. Observasi Tidak Langsung (Data Sekunder)- Pengumpulan data yang berkaitan dengan Pusat Studi Budaya Jepang, baik dari kebutuhan ruang, danorganisasi ruang.

    - Studi Literatur mengenai prinsip Arsitektur Jepang yang pada perancangan ditekankan pada prinsip RuangSemi Terbuka.

    - Studi Literatur mengenai sistem Building Envelope yang pada perancangan ditekankan pada Green Facadetanaman rambat dan Green Roof yang sesuai dengan prinsip Ruang Semi Terbuka.

    2. Metode Analisis (Pendekatan Rancangan)

    a. Analisis Pusat Studi Budaya Jepang

    Karakteristik Lingkup Kegiatan Pusat Studi Budaya Jepang

    b. Analisis Arsitektur Tropis terhadap Iklim

    Sistem Green Facade dan Green Roof yang sesuai dengan iklim

    c. Sistem Green Faade dan Green Roof yang sesuai dengan iklim.

    4

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    5/64

    3. Metode Pengujian

    Pengujian dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif yaitu :

    5

    NO VARIABEL INDIKATOR METODE PENGUJIAN

    1 Orientasi bangunan

    Arah edar matahari,

    Arah dan besar angin, undang-undang

    atau peraturan setempat,

    Bentuk dan ukuran tampak, jaringan

    pembuangan dan utilitas,

    Perbandingan jarak antar bangunan,

    Kondisi lingkungan sekitar tapak

    Menggunakan sunchart

    untuk menganalisa indicator

    orientasi bangunan,Menggunakan tampilan

    visual

    melalui gambar 3D dari

    desain yang telah

    dirancang

    2 Iklim setempat

    Penggunaan tumbuhan dan air

    sebagai pengatur iklim,

    Orientasi terhadap sinar matahari dan

    angin dan

    Penyesuaian pada perubahan suhu

    siang-malam

    Menggunakan tampilan

    visual

    melalui gambar 3D dari

    desain yang telah

    dirancang

    3 Bahan bangunan

    Bahan kontruksi yang dapat digunakan

    kembali,

    Bahan bangunan yang terdapat

    dilingkungan sekitar (local)

    Menggunakan tampilan

    visual

    melalui gambar 3D dari

    desain yang telah

    dirancang

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    6/646

    4 Penggunaan teknologi tepat guna

    Memanfaatkan/ mengguanakan bahan

    bangunan bekas pakai, Menghemat hasil produk bahan bangunan,

    Mudah dirawat dan dipelihara

    Menggunakan tampilan visual

    melalui gambar 3D dari desain

    yang telah

    dirancang

    5 Pencahayaan

    Menggunakan pencahayaan alami,

    menggunakan bukaan-bukaan yang mampu

    menangkap pencahayaan alami secara

    maksimal

    Menggunakan tampilan visual

    melalui gambar 3D dari desain

    yang telah

    dirancang

    6 Penghijauan

    Menggunakan tanaman yang sesuai dengan

    iklim setempat

    Pemilihan tanaman berdasarkan ketersedian

    di daerah sekitar

    Uji desain menggunakan

    tanaman rambat yang ditanam

    sesuai dengan banyaknya

    cahaya matahari yang

    diperlukan

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    7/64

    7

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    8/64

    Pusat Studi Kebudayaan Jepang

    Studi Bahasa

    Kurikulum pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia pada

    umumnya sudah disesuaikan dengan standar sekolah bahasa di Jepang

    sendiri. Kurikulum yang secara umum digunakan adalah :

    o Kelas Umum yang sasarannya adalah pelajar yang ingin

    mengenal bahasa dan budaya Jepang maupun yang

    akan melanjutkan studi ke Jepang. Tingkatannya mulaidari b e g i n n e r (dasar) hingga tingkat a d v a n c e d (mahir).

    Pembelajaran berupa pengenalan tulisan, pengucapan,

    huruf, dan percakapan

    o Kelas Bisnis biasanya disediakan untuk mereka yang akan

    bekerja maupun magang di Jepang.

    o Kelas Budaya, untuk mendukung pengenalan budaya dantradisi Jepang.

    Dalam desain ini, kelas bahasa dan budaya di bedakan. Sehingga

    kelas bahasa dibagi menjadi 3 berdasarkan tingkat kebutuhan

    pendidikan siswa, yaitu :

    o SMP SMA

    o Universitas

    o Kerja / Magang

    1. Arsitektur Jepang

    2. Arsitektur Tropis

    8

    Data dan Teori

    Standar Ruang Kelas dan Laboratorium Bahasa Jepang

    Kenyamanan ruang kelas sangat diperhatikan agar kegiatan

    belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan baik dan

    terjadi interaksi antar guru dan siswa.

    Laboratorium Bahasa sebaiknya diletakkan berdekatan dengan Ruang Kelas Umum, Ruang Media, dan

    Perpustakaan. Apabila menggunakan booth, maka dimensi yang di rekomendasikan 1 x 2 meter.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    9/64

    Studi Budaya

    o Kelas Manga

    Kelas Manga dibagi menjadi 2 level, level anak anak dan dewasa. Pada ruang kelas anak anak menggunakan ruang

    kelas standar dengan posisi duduk di lantai tidak menggunakan kursi. Sedangkan untuk level dewasa dibagi menjadi 3

    kelas, yaitu kelas teori, studio gambar, dan lab komputer.

    Meja gambar diperlukan untuk melakukan proses menggambar sketsa dan panel panel pada storyboard. Komputer

    digunakan ketika mengedit gambar sketsa dalam pewarnaan.

    o Kelas Bonsai, Ikebana, Origami, Kaligrafi, dan Cha no Yu

    Ruang Kelas menggunakan sistem duduk di lantai dengan

    meja pendek sebagai area kerja. Sistem duduk di lantai

    mengikuti sistem yang berlaku di Jepang. Lantai ruangan

    menggunakan tatami, dan pengguna duduk secara

    bersimpuh

    9

    Standar Dimensi Meja Gambar

    Sumber : Data Arsitek

    Standar Dimesi Meja Pendek dan Manusia dalam keadaan bersimpuh

    Sumber : Data Arsitek

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    10/64

    10

    o Dojo Kendo

    Kendo memiliki ruang latihan bernama Dojo. Dojo umumnya memiliki space yang luas tanpa terhalang kolom, karena

    latihan Kendo menggunakan peralatan pedang dengan pergerakan yang membutuhkan space cukup luas untuk setiap

    individu. Dojo Kendo hampir sama dengan Dojo Karate dan Dojo Judo. Yang membedakan hanya pada teknik

    permainannya.

    o Perpustakaan

    Perpustakaan harus mempertimbangkan kenyamanan kegiatan pengunjung. Pengaturan sirkulasi pengunjung,

    pengaturan rak buku, layout ruang baca, dan lainnya. Pada buku Time Saver Standard, perpustakaan harus dapat

    menampung 20% dari jumlah target pengguna. Dalam luas rak buku 1 m2 dapat menampung 164 buku dengan panjang

    rak 1,28 m2 1,52 m2 berdasarkan buku Data Arsitek. Pencahayaan juga perlu diperhatikan pada perpustakaan.

    Pencahayaan disesuaikan dengan fungsi wilayah pemakaian. Pada pencahayaan banyak menguntungkan untuk

    tempat membaca, namun untuk daerah buku harus dilindungi dari cahaya karena dapat merusak kualitas buku. Suhu

    yang baik pada ruang baca adalah 20-22C pada musim panas, dan 20C pada musim dingin. Kelembapan sekitar 50-60%.

    Standar Dimesi Arena Latihan Judo dan Karate

    Sumber : Data Arsitek

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    11/64

    11

    Standar Jarak Rak Buku dengan Pengunjung yang sedang Duduk dan Berdiri

    Sumber : Data Arsitek

    Standar Pencapaian Manusia dengan Rak Buku

    Sumber : Data Arsitek

    Standar Dimensi Rak Buku

    Sumber : Data Arsitek

    o Ruang AuditoriumRuang Audio Visual sebagai sarana penunjang

    kegiatan belajar harus memperhatikan kenyamanan audio dan

    visual pengguna sehingga penonton merasa nyamanketika

    melakukan kegiatan seperti menonton film, workshop, dan lain

    sebagainya.

    Standar Dimensi Kursi Penonton

    dan Hitungan Pembagian Stage dan

    Area Penonton

    Sumber : Data Arsitek

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    12/64

    12

    Standar Layout Kursi Penonton

    Sumber : Data Arsitek

    Standar Dimensi Pandangan Penonton dari Area Duduk

    Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    13/64

    13

    o Amphiteatre

    Sebuah theater outdoor dirancang dengan dapat menampung

    3.000 orang tanpa menggunakan amplifikasi pada suara artis

    di panggung. Namun yang direkomendasikan adalah 2.500

    orang dengan garis - garis sebagai kursi dapat menampung

    1.500 2.000 orang setiap garis.

    o Ruang Pameran

    Ruang Pameran harus terlindung dari pengrusakan, pencurian, kebakaran, kelembaban, kekeringan, dan penyinaran

    cahaya matahari secara langsung. Benda yang dipamerkan harus dapat dilihat tanpa menglamai kesulitan sehingga

    penataan ruang harus jelas, dan urutan benda yang dipamerkan harus sesuai.

    Luasan yang diperlukan barang yang akan dipamerkan :

    - Lukisan : 3-5m2 luas dinding

    - Patung : 6-10 m2 luas lantai

    - 400 buah berupa kepingan

    : 1 m2 ruang lemari kabinet

    Ukuran dan Jarak PandanganSumber : Data Arsitek

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    14/64

    14

    o Foodcourt

    Foodcourt berupa stand stand makanan yang memiliki dapur bersih dan dapur kotor di masing masing stand makanan.

    Area makan diletakkan jadi satu, tidak dibedakan berdasarkan stand. Pengunjung memesan makanan datang ke stand dan

    langsung membayarnya (self service).

    o Kantor

    Pada bangunan ini membutuhkan 5 ruangan privat dan 8 ruang kerja semi privat (hanya dibatasi partisi). 3 ruangan privat

    untuk Manager, Sekretaris, dan Supervisor. 1 ruangan privat untuk 4 Kepala Bagian, dan 1 ruang privat untuk 2 Karyawan Administrasi.

    Sedangkan untuk 14 Guru menggunakan ruang semi privat. Seluruh ruangan menggunakan komputer kecuali untuk Guru. Juga

    terdapat 1 ruangan untuk menerima tamu dan 1 ruang rapat.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    15/64

    Arsitektur Jepang

    Sifat dari Arsitektur Jepang :

    - Memiliki sifat ringan dan halus

    - Konstruksi kayu lebih menonjol dan diolah sangat halus dengan bentuk-bentuk lengkung dan kesederhanaan.

    - Bentuk bangunan diatur dalam simetris yang seimbang.

    - Arsitektur tanaman, naturalis dan tidak dapat dipisahkan dengan design bangunan (satu kesatuan)

    - Terlihat kesederhanaan bentuk dan garis.

    - Tidak memiliki kesan megah (kesan horizontal)

    - Pada pengolahan taman lebih wajar, dan tidak banyak pengolahan tangan manusia (lebih wajar)

    - Penghematan terhadap ruang lebih terlihat

    - Sedikit penggunaan warna, kecendrungan menggunakan warna alami material.

    Arsitektur Jepang juga merespon terhadap iklim yang ada di Jepang, yaitu iklim sub tropis. Ciri ciri iklim sub tropis adalah :

    - Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.

    - Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlaludingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.

    - Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

    - Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklimMediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

    15

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    16/64

    Arsitektur Tropis

    Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada

    di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yaitu kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara

    sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk

    menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi

    penghuninya.

    Persyaratan bangunan tropis antara lain :

    1. Harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis

    2. Menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan tropis, seperti sunprotection, sunshading, sunlouvre

    3. Memperhatikan standar bukaan yang disesuaikan dengan lingkungan tropis

    4. Memiliki karakter khas bangunan tropis

    Pada iklim tropis lembab seperti Yogyakarta, sasaran utama desain bangunannya antara lain:

    1. Meminimalkan panas pada bangunan.

    2. Memaksimalkan pendinginan.

    3. Menyediakan ventilasi alami yang efektif.

    4. Mencegah masuknya/perembesan air hujan.

    5. Mencegah masuknya serangga ketika jendela terbuka untuk ventilasi.

    6. Menyediakan ruang untuk aktivitas semi outdoor sebagai bagian dari living space.

    16

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    17/64

    Elemen Pembentuk Arsitektur Tropis

    1. Site

    - Pemilihan Site

    - Orientasi bentuk site

    - Vegetasi sekitar site

    - Water bodies

    - Lebar dan orientasi jalan

    - Ketersediaan Open Space

    - Karakter Lahan

    1. Bangunan

    - Orientasi

    - Bukaan

    - Tipe dinding

    - Material (tekstur dan warna)

    17

    Radiasi matahari diserap oleh air dan

    menghasilkan penguapan yang akan

    meningkatkan kelembaban udara di sekitarnya

    Lebar jalan dan ketinggian bangunan yang dapat menciptakan

    pembayangan

    Perbandingan luas permukaan bangunan

    Posisi bukaan yang baik untuk Pencahayaan dan

    Penghawaan

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    18/64

    4. Building Envelope (Selubung Bangunan)

    Merupakan pemisah fisik antara interior dan eksterior dari sebuah bangunan. Selubung

    bangunan berfungsi sebagai kulit terluar untuk membantu menjaga keadaan lingkungan

    indoor (dibantu sistem pendingin ruangan) dan memfasilitasi nya kontrol iklim.

    Desain selubung bangunan merupakan daerah khusus yang dapat membuat bangunan

    menjadi menarik baik dari segi arsitektur maupun teknik.

    18

    BuildingEnvelope

    GreenFaade

    Green Wall

    Teralis PanelModular

    Sistem Kabeldan Wire Rope-

    Net

    Living WallSistem Vertical

    GreeningModule

    Green Roof

    Ekstensive

    Intensive

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    19/64

    Analisis Kegiatan

    Studi Bahasa

    Studi Budaya

    o Seni Merangkai Bonsai

    o Seni Merangkai Bunga (Ikebana)

    o Seni Menulis Kaligrafi

    19

    Analisis

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    20/64

    20

    o Upacara Minum The (Cha no Yu)

    o Seni Melipat Kertas (Origami)

    o Membuat Komik Jepang (Manga)

    o Seni Beladiri Kendo

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    21/64

    21

    Festival Budaya Jepang

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    22/64

    22

    Analisis Pengguna

    A. Pengelola

    1. Manager : 1 orang

    2. Supervisor : 1 orang

    3. Sekretaris : 1 orang

    4. KepalaBagianAdministrasi : 1 orang

    5. KepalaBagianPengajaran : 1 orang

    6. KepalaBagianPerpustakaan : 1 orang

    7. KepalaBagianPengelolaan : 1 orang

    8. Pengajar (Sensei) :

    a. Bahasa : 3 orang

    b. Bonsai : 1 orang

    c. Ikebana : 1 orang

    d. Kaligrafi : 1 orang

    e. Minumteh : 1 orang

    f. Origami : 1 orang

    g. Manga : 4 orang

    h. Kendo : 2 orang

    9. Karyawan

    a. Lobby : 2 orang

    b. Administrasi : 2 orang

    10. Cleaning Service : 12 orang

    11. Security : 4 orang

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    23/64

    23

    Analisis Pengguna

    B. Siswa

    1. Bahasa :

    - Level SMP SMA : 30 orang

    - Level PerguruanTinggi : 30 orang

    - Level Kerja / Magang : 30 orang

    2. Budaya :

    - Bonsai : 20 orang

    - Ikebana : 20 orang

    - Kaligrafi : 20 orang

    - Minumteh : 20 orang

    - Origami : 20 orang

    - Manga : 40 orang

    - Kendo : 50 orang

    C. Pengunjung

    1. Area Outdoor : 2000 orang

    2. Auditorium : 200 orang

    3. Perpustakaan : 200 orang

    4. Foodcourt : 200 orang

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    24/64

    24

    Analisis Kebutuhan Ruang

    Pendidikan

    Ruangan Sub Ruangan Kapasitas Standar Luas Total (m2)

    R. Kelas Bahasa R. Kelas SMP - SMA 30 1,8 54

    R. Kelas Mahasiswa 30 1,8 54

    R. Kelas Kerja - Magang 30 1,8 54

    Lab Bahasa SMP - SMA 30 2,5 75

    Lab Bahasa Mahasiswa 30 2,5 75

    Lab Bahasa Kerja - Magang 30 2,5 75

    R. Kontrol 2 6 12

    Gudang 12

    Toilet 8 1,5 12

    423

    R. Pelatihan Budaya Bonsai 20 1,8 36Ikebana 20 1,8 36

    Origami 20 1,8 36

    Manga 40 5,8 232

    Kaligrafi 20 1,8 36

    Cha no Yu 20 1,8 36

    Gudang 12

    Toilet 8 1,5 12516

    Dojo Kendo Area Latihan 50 4 200

    R. Ganti 10 1,5 15

    Gudang 12

    Toilet 8 1,5 12

    239

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    25/64

    25

    Komersial

    Ruangan Sub Ruangan Kapasitas Standar Luas Total (m2)

    Outdoor Amplitheater 2000 1,4 2800

    R. Ganti 10 1 10

    Auditorium Area Duduk 300 0,405 121,5

    Panggung 1 6 32

    R. Kontrol 2 6 12Gudang 12

    Toilet 8 1,5 12

    Foodcourt Kios + Dapur 10 16 160

    Area Makan 200 1,2 240

    Gudang 1 16 16

    Toilet 8 1,5 12Perpustakaan Receptionist 2 1,8 3,6

    Ruang Buku 10000 buku

    164

    buku/m2 60,97560976

    Area Baca 200 1,2 240

    Area Photocopy 6

    Area Komputer 10 2,5 25

    Loker 5

    3742,07561

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    26/64

    26

    Pendukung

    LUAS = 5151,86 m2SIRKULASI = 30 % x 5151,86m2 = 1545,56 m2

    LUAS TOTAL = 5151,86m2 + 1545,56 m2 = 6697,44 m2

    Ruangan Sub Ruangan Kapasitas Standar Luas Total (m2)

    Lobby Lobby 50 0,6 30

    Receptionist 2 1,8 3,6

    Mushola Area Sholat 40 0,6 24

    Area Wudhu 10 0,8 8

    Toilet 2 1,5 3

    Kantor R. Manager 1 12R. Supervisor 1 12

    R. Sekretaris 1 12

    R. Kepala Bagian Pengajaran 1 12

    R. Kepala Bagian Administrasi 1 12

    R. Kepala Bagian Perpustakaan 1 12

    R. Kepala Bagian Pengelolaan 1 12

    R. Guru 12 6

    R. Karyawan 2 2 4

    R. Rapat 10 1,8 18R. Tamu 4 1,8 7,2

    Gudang 12

    R. Cleaning Service 12 2 24

    R. Security 4 2 8

    231,8

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    27/64

    Analisis Hubungan Ruang

    27

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    28/64

    Hubungan Ruang Pengunjung

    Hubungan Ruang Pengelola

    28

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    29/64

    29

    Analisis Site

    a. Lokasi Site

    Lokasi Site : Jalan Pangeran Mangkubumi

    Luas Site : 4805 m2

    Koordinat : 778LS 11036BT

    Tinggi Bangunan Maksimum : 32 meter

    KDB : 80% x 4805 m2 = 3844 m2

    KLB : 6,4 x 3844 m2 = 24.601,6 m2

    KDH : 10% x 4805 m2 = 480,5 m2

    KDH : 10%

    GSB : 4-224

    Batas Site :

    - Utara : Lahan kosong dan Kantor PLN Yogyakarta

    - Timur : Pemukiman

    - Selatan : Hotel Toegoe / Kedaung

    - Barat : Jalan Pangeran Mangkubumi

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    30/64

    b. Pencapaian ke Site

    30

    Site terletak di tepi jalan utama, yaitu Jalan P. Mangkubumi yang

    jalurnya merupakan jalur o n e w a y . Jalan dapat diakses dengan

    menggunakan kendaraan bermotor, becak, dan bus kota. Di

    sebelah barat site terdapat Halte Bus Trans Jogja yang dapat

    mempermudah menuju site.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    31/64

    31

    c. View ke Site

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    32/64

    32

    d. Keadaan Site

    Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya dan suhu tertinggi diterima di sebelah Timur, tepatnya di

    titik B karena posisi matahari hampir diatas ubun ubun dan terletak di sebelah Utara karena survey dilakukan disaat

    bulan Mei.

    Kelembapan tertinggi terdapat pada titik D karena terdapat vegetasi yang cukup banyak serta pemukiman yangpadat. Selain itu cahaya matahari yang diterima tidak sebanyak titik B.

    Untuk kebisingan, nilai tertinggi terletak pada titik C karena sumber kebisingan tidak hanya dari suara kendaraan namun

    juga suara yang ditimbulkan dari kegiatan Stasiun Tugu.

    Kemudian kecepatan angin rata rata 1 m/s dan mengalir dari Selatan ke Utara karena mengalami Angin Muson Timur

    yang mengalir dari Benua Australia ke Asia.

    Tanggal

    SurveyRabu, 1 Mei 2013

    Jam 11.00 WIB

    Titik A B C D

    Intensitas

    Cahaya (LUX)

    1111 1534 1004 1213

    Suhu (C) 35,2 37,2 36,8 36,8

    Kelembapan

    (%Rh)36,3 37,3 33,3 41,7

    Kebisingan

    (dB)78,7 47,4 79,6 64,2

    Kecepatan

    Angin (m/s)1,06 1,02 0,98 0,97

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    33/64

    33

    Site terletak di Indonesia yang dekat dengan garis khatulistiwa sehingga menerima cahaya matahari berlebih. Memiliki 2

    musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau mengalami siang yang lebih pendek daripada

    malam hari, dan sebaliknya dengan musim penghujan.

    Berdasarkan posisi geografisnya, Indonesia mengalami 4 kali perpindahan matahari tiap tahunnya, dengan titik terjauh

    pada yaitu pada tanggal 21 Juni, dan 22 Desember.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    34/64

    34

    Analisis terhadap Elemen Pembentuk Arsitektur Tropis

    1. Orientasi Site

    Daerah Penyinaran Matahari terhadap Site

    Sum be r : Sun too ls So ftw a re

    Site menghadap ke barat timur sehingga menerima cahaya matahari banyak

    yang menguntungkan untuk penyinaran sepanjang hari. Namun radiasi yang di terima juga

    semakin banyak.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    35/64

    35

    Analisis Gubahan Massa berdasarkan Orientasi Site

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    36/64

    36

    Kesimpulan

    Dari analisis diatas maka disimpulkan alternatif yang digunakan adalah alternatif nomor 3.

    Dengan mempertimbangkan musim yang dialami di Indonesia pada bulan Juni (titik terjauh

    matahari disebelah utara) adalah musim kemarau dengan suhu lingkungan yang tinggi,

    sehingga radiasi matahari yang diterima bangunan di sisi utara - timur harus diminimalisir agar

    suhu ruangan dalam bangunan lebih rendah.

    Sedangkan pertimbangan untuk bulan Desember (titik terjauh matahari disebelah

    selatan), musim yang dialami adalah musim penghujan dengan suhu lingkungan relatif lebih

    rendah, sehingga ruangan membutuhkan radiasi yang cukup banyak. Maka sisi timur selatan

    diletakkan sisi dengan luas penampang yang besar.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    37/64

    37

    Analisis Shading dan Sirip Bangunan terhadap Orientasi Bangunan

    Pada analisis shading dan sirip, menggunakan asumsi lebar bukaan (Y) = 1 meterdan panjang bukaan (L) =

    0,5 meter. Pencarian data sudut VSA ()dan HSA ()menggunakan Sunchart Lippsmeier dengan kemiringan

    orientasi bangunan sesuai dengan alternatif desain pada analisis. Dan dengan prinsip dasar penggunaan

    shading pada sisi Timur dan Barat karena menghadapi sinar matahari pada jam jam tertentu, dan

    kombinasi shading dan sirip pada sisi Utara Selatan karena menghadapi sinar matahari sepanjang tahun

    tergantung pada posisi matahari di belahan bumi Utara atau Selatan. Pada kasus site ini dengan kemiringan

    bangunan 17 maka sisi Timur Laut dianggap sebagai sisi Timur, Tenggara dianggap sebagai sisi Selatan.

    Sedangkan sisi Barat Daya sebagai sisi Barat, dan Barat Laut sebagai sisi Utara. Berdasarkan penentuan sudut

    jatuh cahaya matahari menggunakan busur, maka perhitungan dilakukan pada sudut jatuh cahaya

    matahari yang paling rendah

    V = sudut cahaya matahari paling rendah

    SisiJuni

    09.00

    Juni

    15.00

    Desember

    09.00

    Desember

    15.00

    Timur Laut V - V -

    Tenggara - - V V

    Barat Daya - V - V

    Barat Laut V V - -

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    38/64

    38

    Perhitungan pada Timur Laut (Horizontal)

    JUNI JAM 9

    = 43

    = 24

    DESEMBER JAM 9

    = 59

    = 43

    SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 43

    = 1 / 0,93

    = 1,075 ~ 1,1 m

    - SIRIP

    Z = L / tg

    = 0,5 / tg 24

    = 0,5 / 0,45

    = 1,1 m

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 59

    = 1 / 1,66

    = 0,6 m

    - SIRIP

    Z = L / tg

    = 0,5 / tg 43

    = 0,5 / 0,93

    = 0,54 ~ 0,6 m

    Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Timur, cahaya paling banyak

    diterima pada saat bulan Juni pukul 09.00 dan Desember pukul 09.00dan diketahui VSA pada bulan Juni lebih rendah dibandingkan dengan

    VSA bulan Desember. Sehingga di dapat panjang shading di bulan Juni

    lebih panjang daripada bulan Desember yang apabila matahari

    berada di posisi bulan Desember, shading dengan perhitungan bulan

    Juni, bukaan otomatis akan terlindungi.

    Ilustrasi Hitungan Dasar Shading

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    39/64

    39

    Perhitungan pada Tenggara (Horizontal & Vertikal)

    Sunchart 8 LS Timur Laut

    DESEMBER JAM 9

    = 60= 50

    DESEMBER JAM 3

    = 80= 82

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 60

    = 1 / 1,73

    = 0,578 ~ 0,6 m

    - SIRIPZ = L / tg

    = 0,5 / tg 50

    = 0,5 / 1,2

    = 0,42 ~ 0,5 m

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 80

    = 1 / 5,67

    = 0,17 ~ 0,2 m

    - SIRIPZ = L / tg

    = 0,5 / tg 82

    = 0,5 / 7,11

    = 0,07~ 0,1 m

    Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Timur, cahaya paling

    banyak diterima pada saat bulan Juni pukul 09.00 dan

    Desember pukul 09.00 dan diketahui VSA pada bulan Juni

    lebih rendah dibandingkan dengan VSA bulan Desember.

    Sehingga di dapat panjang shading di bulan Juni lebih

    panjang daripada bulan Desember yang apabila matahari

    berada di posisi bulan Desember, shading dengan

    perhitungan bulan Juni, bukaan otomatis akan terlindungi.

    Ilustrasi Hitungan Dasar Shading

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    40/64

    40

    Perhitungan pada Barat Daya (Horizontal)

    Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Barat Daya, cahaya paling

    banyak diterima pada saat bulan Juni pukul 15.00 dan Desember pukul15.00 dan diketahui VSA pada bulan Desember lebih rendah

    dibandingkan dengan VSA bulan Juni. Sehingga di dapat panjang

    shading di bulan Desember lebih panjang daripada bulan Juni yang

    apabila matahari berada di posisi bulan Juni, shading dengan

    perhitungan bulan Desember, bukaan otomatis akan terlindungi.

    Ilustrasi Hitungan Dasar Shading

    JUNI JAM 3

    = 43= 49

    DESEMBER JAM 3

    = 40= 9

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 43

    = 1 / 0,93

    = 1,075 ~ 1,1 m

    - SIRIP

    Z = L / tg

    = 0,5 / tg 49

    = 0,5 / 1,15

    = 0,43 ~ 0,5 m

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 40

    = 1 / 0,83

    = 1,2 m

    - SIRIP

    Z = L / tg

    = 0,5 / tg 9

    = 0,5 / 0,15

    = 3,3 m

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    41/64

    41

    Perhitungan pada Barat Laut (Horizontal & Vertikal)

    Sunchart 8 LS Timur Laut

    Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Barat Laut, cahaya

    paling banyak diterima pada saat bulan Juni pukul 09.00 dan

    Juni pukul 15.00 dan diketahui VSA dan HSA pada bulan Juni

    pukul 15.00 lebih rendah dibandingkan dengan VSA dan

    HSAbulan Juni pukul 09.00. Sehingga di dapat panjang shading

    dan sirip di bulan Juni pukul 15.00 lebih panjang daripada bulan

    Juni pukul 09.00 yang apabila matahari berada di posisi bulan

    Juni pukul 09.00, shading dengan perhitungan bulan Juni pukul

    15.00, bukaan otomatis akan terlindungi. Ilustrasi Hitungan Dasar Shading

    JUNI JAM 9

    = 66= 67

    JUNI JAM 3

    = 40= 42

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 66

    = 1 / 2,24

    = 0,446 ~ 0,5 m

    - SIRIP

    Z = L / tg

    = 0,5 / tg 67

    = 0,5 / 2,35

    = 0,2 m

    - SHADING

    X = Y / tg

    = 1 / tg 40

    = 1 / 0,84

    = 1,2 m

    - SIRIP

    Z = L / tg

    = 0,5 / tg 42

    = 0,5 / 0,9

    = 0,56 ~ 0,6 m

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    42/64

    42

    Kesimpulan

    Perhitungan dimensi shading dan sirip di setiap sisi menggunakan ukuran yang terpanjang.

    Pada sisi

    Timur Laut = 1,1 m ;

    Tenggara = 0,6 m (shading) dan 0,5 m (sirip) ;

    Barat Daya = 1,2 m ;

    Barat Laut = 1,2 m (shading) dan 0,6 m (sirip).

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    43/64

    43

    Analisis Tanaman terhadap Orientasi Bangunan

    Analisis tanaman menggunakan modeling dengan skala 1:1 sebagai pengujian. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui

    bagaimana respon tanaman terhadap banyaknya sinar matahari yang diterima dari sisi Utara, Timur, Selatan, dan Barat.Berdasarkan survey site yang dilakukan, sisi Timur Laut menerima cahaya matahari paling tinggi.

    Dari data tersebut, penulis melakukan pengujian dengan menggunakan tanaman yang telah dikelompokkan dalam 3 macam

    yaitu menerima cahaya banyak ; menerima cukup cahaya ; menerima sedikit cahaya. Berdasarkan referensi Selubung Bangunan

    Hijau yang sudah ada, penulis menggunakan 2 macam tanaman yaitu tanaman pot dan tanaman rambat. Namun dalam

    pengujian ini penulis menggunakan jenis tanaman rambat dengan pertimbangan pertumbuhan tanaman rambat relatif lebih

    cepat daripada tanaman yang ditanam di pot, selain itu media tanam dan rambat tanaman rambat juga mudah dibuat sebagai

    uji modeling.

    Titik A B C D

    Intensitas

    Cahaya (LUX)1111 1534 1004 1213

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    44/64

    44

    Uji Tanaman

    Tanaman yang digunakan :

    1. Pa ssiflo ra sp(memerlukan cahaya banyak)

    2.Thunb e rg ia g ra nd iflora(memerlukan cahaya cukup)

    3.Clerod end rum thom sona e/Nona Makan Sirih

    (memerlukan cahaya sedikit)

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    45/64

    45

    uji pembuktian dengan merambatkan tanaman

    tersebut pada wiremesh 1 x 1 cm dengan ukuran 0,5

    x 1 meter yang dibingkai dengan batang kayu dan

    meletakkan tanaman di 4 sisi, sisi Utara, Timur,

    Selatan, dan Barat. Tanaman Passiflora diletakkan di

    sebelah Timur dan Barat yang menerima banyak

    cahaya pada pagi dan sore hari. Nona Makan Sirih

    diletakkan di sisi Selatan yang menerima cahayacukup, dan Thunbergia diletakkan di sisi Utara yang

    sedikit menerima cahaya matahari. Penentuan

    banyak sedikitnya cahaya matahari dilakukan

    dengan menggunakan sunchart.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    46/64

    46

    Pada uji ini diketahui bahwa tanaman Passiflora sebelah timur mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, sehingga

    tanaman ini tidak cocok diletakkan disebelah timur yang menerima sinar matahari sangat banyak. Maka dari itu

    dilakukan rotasi tanaman, dan bagian timur digantikan oleh tanaman Nona Makan Sirih, sedangkan tanaman Passiflora

    sebelah timur dipindahkan ke sebelah selatan yang menerima cahaya sedang. Hasilnya tanaman Nona Makan

    Sirihjuga mengalami kekeringan dan pengguguran pada daun. Pada kesimpulan awal ditemukan permasalahan bukan

    ada pada pemilihan tanaman, namun intensitas cahaya yang berlebih pada sisi timur sehingga tidak cocok pada

    tanaman. Penulis melakukan rotasi tanaman kembali dengan meletakkan tanaman Thunbergia di sisi Timur, Nona

    Makan Sirih di Utara, dan Passiflora di Selatan. Hasilnya tanaman Thubergia tetap tumbuh cepat di sisi Timur. Dan

    tanaman Passiflora serta Nona Makan Sirih dapat beradaptasi di sisi Selatan dan Utara dengan menunjukkan tunas dan

    sulur baru pada ketiak batangnya.

    Kesimpulan akhir

    Permasalahan bukan pada sinar matahari yang berlebih pada sis Timur, namun pada pemilihan tanaman. Pembuktian respontanaman terhadap matahari tidak cukup hanya dilakukan dengan asumsi penjual tanaman, namun harus di uji denganmodelling.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    47/64

    47

    Analisis Aplikasi Tanaman ke Shading dan Sirip

    Pada analisis desain shading dan sirip menggunakan pembagian berdasarkan jenis tanaman. Setiap satu

    alternatif desain shading atau sirip dapat di aplikasikan di berbagai sisi, yang membedakan hanya kemiringansudut cahaya datang dan dimensi shading atau siripnya dan jarak antar bukaannya. Untuk sisi Timur Laut dan

    Barat Daya dapat menggunakan alternatif desain yang sama karena hasil perhitungan shading menunjukkan

    angka yang hampir sama.

    A. Timur Laut dan Barat Daya

    Desain 1

    Gambar Potongan dan Denah Shading

    Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Juni 09.00

    Shading difungsikan sebagai media tanam tanamanrambat. Tanaman tumbuh menjuntai kebawah

    dengan diberi penegak berupa rangka hollow agar

    tanaman juga dapat merambat di rangka tersebut

    sehingga tanaman bisa tumbuh lebih rapat sebagai

    shading.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    48/64

    48

    Desain 2

    Gambar Potongan dan Denah Shading

    Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Juni 09.00

    Shading difungsikan sebagai media tanam.Panjang shading dibagi menjadi 3 agar tidak

    terjadi overhang. Selain itu keuntungannya

    adalah tanaman yang di pakai juga lebih

    banyak. Tanaman yang digunakan adalah

    tanaman yang memiliki batang keras dan tidak

    menjuntai agar dinding tidak lembab karena

    bersentuhan langsung dengan tanaman.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    49/64

    49

    B. Tenggara

    Desain 1

    Pada sisi Tenggara perlindungan yang

    digunakan berupa shading dan sirip. Namun

    sirip yang digunakan hanya pada salah satu sisi

    saja untuk menghalangi cahaya pada

    Desember jam 9. Sedangkan cahaya pada

    Desember jam 15.00 terhalangi oleh ketebalan

    dinding bangunan sendiri. Tanaman yang

    digunakan berupa tanaman rambat . shading

    digunakan juga sebagai media tanam

    tanaman.

    Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Desember 09.00

    Gambar Potongan dan Denah Shading

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    50/64

    50

    Desain 2

    Pada desain 2 perlindungan yang digunakan

    juga berupa shading dan sirip. Namun siripdigunakan di kedua sisi menghalangi cahaya

    pada Desember jam 9 dan Desember jam 15.00

    terhalangi oleh ketebalan dinding bangunan

    sendiri. Tanaman yang digunakan berupa

    tanaman pot. Shading digunakan juga sebagai

    media tanam tanaman.

    Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Desember 09.00

    Gambar Potongan dan Denah Shading

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    51/64

    51

    c. Barat Laut

    Desain 1

    Pada sisi Barat Laut juga menggunakan

    perlindungan berupa shading dan sirip. Sirip

    digunakan pada kedua tepi namun dengan

    dimensi yang berbeda. Pada perhitungan dasar

    panjang shading yang diperoleh 1,2 meter

    sedangkan sirip terpanjang hanya 0,6 meter.

    Sehingga sirip yang terpanjang dimiringkan sampai

    menyentuh ujung sirip lainnya. Dan shading

    sepanjang 1,2 meter diganti dengan rangka hollow

    sebagai media penyangga pot dan dipasang

    sampai menutupi bukaan.

    Gambar Potongan dan Denah Shading

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    52/64

    52

    Desain 2

    Pada desain 2 juga menggunakan perlindungan

    berupa shading dan sirip. Sirip digunakan tegak lurus

    dengan shading, kemudian dimiringkan tegak lurus

    dengan sudut azimuth terendah yaitu pada bulan

    Juni pukul 9. Panjang shading yang digunakan

    menggunakan ukuran perhitungan dasar, yaitu 1,2

    meter sehingga dapat dijadikan juga sebagai

    selasar. Sirip yang dipakai lebih panjang dan

    dipasang pada plat lantai sehingga menutupi

    hampir sebagian lantai 1 dan sebagian lantai

    atasnya. Tanaman menggunakan tanaman rambat

    yang menggunakan media rambat berupa

    wiremesh.

    Gambar Potongan dan Denah Shading

    Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan

    pada Juni 15.00

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    53/64

    53

    Indikator Pemilihan Alternatif Desain Shading dan Sirip

    V = cukup baik, VV = baik, VVV = sangat baik

    Kesimpulan

    Dari analisis diatas maka disimpulkan alternatif yang digunakan adalah :

    - Sisi Timur Laut dan Barat Daya : Desain 2, dengan pertimbangan pada desain 1 cahaya masih bisa lolos dari

    sela sela shading.

    - Sisi Tenggara : Desain 2,dengan pertimbangan yang sama dengan pemilihan alternatif desain di sisi Timur

    Laut.

    - Sisi Barat Laut : Desain 2, dengan pertimbangan shading bisa juga digunakan sebagai selasar sehingga

    dapat menghemat ruangan.

    Sisi Desain Fungsi Shading Greenery Estetika

    Timur Laut &Barat Daya

    1 VV VVV VV

    2 VVV VV VVV

    Tenggara 1 VV VVV VV

    2 VVV VV VVV

    Barat Laut 1 VV VVV VV

    2 VV VVV VVV

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    54/64

    54

    Konsep RancanganZoning

    A. Area PendidikanDiletakkan di dalam karena area pendidikan memerlukan minim kebisingan namun menerima cahaya cukup untuk

    melakukan aktivitas. Di sisi timur menerima cahaya cukup banyak, untuk mengatasinya menggunakan shading hijau untuk

    mengurangi banyaknya cahaya yang masuk serta menurunkan suhu udara dan orientasi peletakkan massa bangunan.

    B. Area Pendukung

    Area ini diletakkan di dalam karena merupakan area privat. Dekat dengan A, B, dan C agar dapat mengontrol semuakegiatan yang ada disana.

    C. Area KomersialDiletakkan di dekat area parkir agar pengunjung mudah dalam pencapaiannya. Selain itu area komersial terdapat

    perpustakaan yang tidak boleh terkena banyak sinar matahari karena dapat merusak kualitas buku.

    D. Area ParkirTerdiri dari area parkir untuk mobil dan motor. Kendaraan pengunjung, siswa, dan pengelola diletakkan jadi satu.

    AC

    B

    U

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    55/64

    55

    U

    Berdasarkan analisis yang sudah dibuat

    orientasi bangunan diletakkan miring

    17 dari Utara dengan pertimbangan

    menyesuaikan bentuk site. Selain itu luas

    penampang yang kecil di bangunan di

    hadapkan ke Timur Tenggara untukmeminimalkan cahaya yang di dapat.

    17U

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    56/64

    56

    Transformasi Bentuk

    Arsitektur JepangTidak memiliki kesan megah

    (kesan horizontal)

    Bentuk bangunan diadaptasi dari bentuk umum dan ciri - ciri arsitektur kuno yang ada di

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    57/64

    57

    Bentuk bangunan diadaptasi dari bentuk umum dan ciri - ciri arsitektur kuno yang ada di

    Jepang. Ciri - ciri yang aplikasikan pada bangunan adalah :

    1. Memiliki sifat ringan dan halusMenggunakan sedikit ornamen pada fasad kecuali pada fasad yang menggunakan

    tanaman

    2. Bentuk bangunan diatur dalam simetris yang seimbangPada bangunan memiliki sumbu yang melintang dari timur ke barat. Pada bentuk

    awal bangunan dibuat simetris, namun terjadi perubahan bentuk setelahmenyesuaikan dengan bentuk site dan peletakan ruang.

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    58/64

    58

    3. Arsitektur tanaman, naturalis dan tidak dapat dipisahkan dengan designbangunan (satu kesatuan)Penggunaan fasad hijau sebagai selubung bangunan

    4. Terlihat kesederhanaan bentuk dan garis

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    59/64

    59

    5. Penghematan terhadap ruang lebih terlihat

    Pada stage amphiteatre, dapat digunakan multifungsi sebagai doujo. apabila digunakan separuh(perbatasan atap gantung) akan menjadi panggung, dan penggunaan secara keseluruhan dapatdigunakan sebagai doujo, karena doujo memerlukan ruang yang luas dengan sedikit kolom. Selainitu, ramp bangunan selain digunakan untuk akses jalan, juga untuk area pameran.

    Pendukung

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    60/64

    60

    Komersial

    Pendidikan

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    61/64

    61

    or

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    62/64

    62

    Ekste

    rio

    r

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    63/64

    63

    Inte

    rior

  • 7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final

    64/64

    SEKIAN

    DAN

    TERIMAKASIH