presentasi pusat studi kebudayaan jepang_final
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
1/64
PUSAT STUDI KEBUDAYAAN JEPANG
DI YOGYAKARTA
Penerapan Selubung Bangunan Hijau di Kawasan Urban denganPrinsip Arsitektur Tropis
Disusun Oleh : Tri Hesti Milaningrum | 09 512 006
Dosen Pembimbing : Noor Cholis Idham. ST., M.Arch., Ph.D. 1
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
2/64
a. Hubungan Negara Indonesia dan Jepang
- Bidang Politik
- Bidang Ekonomi
- Bidang Pertahanan Negara
- Bidang Industri dan Teknologi
- Bidang Pendidikan
b. Minat Masyarakat Indonesia terhadap Budaya Jepang
- Banyaknya Lembaga Pendidikan bahasa dan budaya Jepang
yang berdiri di Yogyakarta
- Festival Budaya Jepang sering di selenggarakan
- Minat studi ke Jepang meningkat
c. Pengaruh Iklim Tropis di Yogyakarta
d. Kondisi Area Urban Yogyakarta
2
Latar Belakang
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
3/64
Rumusan Masalah
- Permasalahan Umum
Bagaimana merancang Pusat Budaya Jepang di area urban Yogyakarta yang memiliki fasilitas yang
dapat menunjang aktivitas dan kreativitas pengguna bangunan?
- Permasalahan Khusus
Bagaimana merancang Pusat Budaya Jepang yang mengeksplorasi Green Building Envelope berupa
Green Facade sebagai penghijau bangunan?
Tujuan
Merancang Pusat Budaya Jepang yang dapat menampung aktivitas pembelajaran kebudayaan dan
bahasa, pertukaran intelektual dan pengembangan studi Jepang, serta kegiatan lain yang menunjang.
Sasaran
Merancang Pusat Budaya Jepang yang menekankan Green Building Envelope sebagai penghijau
bangunan dengan prinsip Arsitektur Tropis yang menunjang kegiatan pembelajaran.
Lingkup Pembahasan
- Membahas tentang Arsitektur Tropis yang menyesuaikan iklim di Yogyakarta
- Membahas tentang pengelolaan Building Envelope yang berupa Green Facade sebagai penghijauan
bangunan dalam lingkungan urban
-Membahas tentang sistem penggunaan tanaman yang akan digunakan dalam sistem Green Facade
dalam bangunan
-Membahas mengenai macam tanaman yang dipakai dalam Green Facade yang sesuai dengan iklim
tropis.
3
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
4/64
Metode Perancangan
1. Metode Pengumpulan Data
Pengungkapan masalah dilakukan dengan menarik kesimpulan berdasarkan fenomena yang ada, sehingga permasalahandapat ditemukan dan kemudian dicari solusinya dalam tugas akhir. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan carasebagai berikut :
a. Observasi Langsung (Data Primer)
- Interview
Interview dilakukan oleh dengan atau pengajar Pusat Studi Budaya Jepang yang ada di Yogyakarta mengenai
jumlah peminat, macam kegiatan belajar maupun non belajar, dan kebutuhan ruang.
- Obesrvasi Lapangan
Melakukan survey pada Pusat Studi Budaya Jepang di Yogyakarta ditinjau dari segi fisik bangunan sebagaipembanding.
b. Observasi Tidak Langsung (Data Sekunder)- Pengumpulan data yang berkaitan dengan Pusat Studi Budaya Jepang, baik dari kebutuhan ruang, danorganisasi ruang.
- Studi Literatur mengenai prinsip Arsitektur Jepang yang pada perancangan ditekankan pada prinsip RuangSemi Terbuka.
- Studi Literatur mengenai sistem Building Envelope yang pada perancangan ditekankan pada Green Facadetanaman rambat dan Green Roof yang sesuai dengan prinsip Ruang Semi Terbuka.
2. Metode Analisis (Pendekatan Rancangan)
a. Analisis Pusat Studi Budaya Jepang
Karakteristik Lingkup Kegiatan Pusat Studi Budaya Jepang
b. Analisis Arsitektur Tropis terhadap Iklim
Sistem Green Facade dan Green Roof yang sesuai dengan iklim
c. Sistem Green Faade dan Green Roof yang sesuai dengan iklim.
4
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
5/64
3. Metode Pengujian
Pengujian dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif yaitu :
5
NO VARIABEL INDIKATOR METODE PENGUJIAN
1 Orientasi bangunan
Arah edar matahari,
Arah dan besar angin, undang-undang
atau peraturan setempat,
Bentuk dan ukuran tampak, jaringan
pembuangan dan utilitas,
Perbandingan jarak antar bangunan,
Kondisi lingkungan sekitar tapak
Menggunakan sunchart
untuk menganalisa indicator
orientasi bangunan,Menggunakan tampilan
visual
melalui gambar 3D dari
desain yang telah
dirancang
2 Iklim setempat
Penggunaan tumbuhan dan air
sebagai pengatur iklim,
Orientasi terhadap sinar matahari dan
angin dan
Penyesuaian pada perubahan suhu
siang-malam
Menggunakan tampilan
visual
melalui gambar 3D dari
desain yang telah
dirancang
3 Bahan bangunan
Bahan kontruksi yang dapat digunakan
kembali,
Bahan bangunan yang terdapat
dilingkungan sekitar (local)
Menggunakan tampilan
visual
melalui gambar 3D dari
desain yang telah
dirancang
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
6/646
4 Penggunaan teknologi tepat guna
Memanfaatkan/ mengguanakan bahan
bangunan bekas pakai, Menghemat hasil produk bahan bangunan,
Mudah dirawat dan dipelihara
Menggunakan tampilan visual
melalui gambar 3D dari desain
yang telah
dirancang
5 Pencahayaan
Menggunakan pencahayaan alami,
menggunakan bukaan-bukaan yang mampu
menangkap pencahayaan alami secara
maksimal
Menggunakan tampilan visual
melalui gambar 3D dari desain
yang telah
dirancang
6 Penghijauan
Menggunakan tanaman yang sesuai dengan
iklim setempat
Pemilihan tanaman berdasarkan ketersedian
di daerah sekitar
Uji desain menggunakan
tanaman rambat yang ditanam
sesuai dengan banyaknya
cahaya matahari yang
diperlukan
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
7/64
7
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
8/64
Pusat Studi Kebudayaan Jepang
Studi Bahasa
Kurikulum pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia pada
umumnya sudah disesuaikan dengan standar sekolah bahasa di Jepang
sendiri. Kurikulum yang secara umum digunakan adalah :
o Kelas Umum yang sasarannya adalah pelajar yang ingin
mengenal bahasa dan budaya Jepang maupun yang
akan melanjutkan studi ke Jepang. Tingkatannya mulaidari b e g i n n e r (dasar) hingga tingkat a d v a n c e d (mahir).
Pembelajaran berupa pengenalan tulisan, pengucapan,
huruf, dan percakapan
o Kelas Bisnis biasanya disediakan untuk mereka yang akan
bekerja maupun magang di Jepang.
o Kelas Budaya, untuk mendukung pengenalan budaya dantradisi Jepang.
Dalam desain ini, kelas bahasa dan budaya di bedakan. Sehingga
kelas bahasa dibagi menjadi 3 berdasarkan tingkat kebutuhan
pendidikan siswa, yaitu :
o SMP SMA
o Universitas
o Kerja / Magang
1. Arsitektur Jepang
2. Arsitektur Tropis
8
Data dan Teori
Standar Ruang Kelas dan Laboratorium Bahasa Jepang
Kenyamanan ruang kelas sangat diperhatikan agar kegiatan
belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan baik dan
terjadi interaksi antar guru dan siswa.
Laboratorium Bahasa sebaiknya diletakkan berdekatan dengan Ruang Kelas Umum, Ruang Media, dan
Perpustakaan. Apabila menggunakan booth, maka dimensi yang di rekomendasikan 1 x 2 meter.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
9/64
Studi Budaya
o Kelas Manga
Kelas Manga dibagi menjadi 2 level, level anak anak dan dewasa. Pada ruang kelas anak anak menggunakan ruang
kelas standar dengan posisi duduk di lantai tidak menggunakan kursi. Sedangkan untuk level dewasa dibagi menjadi 3
kelas, yaitu kelas teori, studio gambar, dan lab komputer.
Meja gambar diperlukan untuk melakukan proses menggambar sketsa dan panel panel pada storyboard. Komputer
digunakan ketika mengedit gambar sketsa dalam pewarnaan.
o Kelas Bonsai, Ikebana, Origami, Kaligrafi, dan Cha no Yu
Ruang Kelas menggunakan sistem duduk di lantai dengan
meja pendek sebagai area kerja. Sistem duduk di lantai
mengikuti sistem yang berlaku di Jepang. Lantai ruangan
menggunakan tatami, dan pengguna duduk secara
bersimpuh
9
Standar Dimensi Meja Gambar
Sumber : Data Arsitek
Standar Dimesi Meja Pendek dan Manusia dalam keadaan bersimpuh
Sumber : Data Arsitek
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
10/64
10
o Dojo Kendo
Kendo memiliki ruang latihan bernama Dojo. Dojo umumnya memiliki space yang luas tanpa terhalang kolom, karena
latihan Kendo menggunakan peralatan pedang dengan pergerakan yang membutuhkan space cukup luas untuk setiap
individu. Dojo Kendo hampir sama dengan Dojo Karate dan Dojo Judo. Yang membedakan hanya pada teknik
permainannya.
o Perpustakaan
Perpustakaan harus mempertimbangkan kenyamanan kegiatan pengunjung. Pengaturan sirkulasi pengunjung,
pengaturan rak buku, layout ruang baca, dan lainnya. Pada buku Time Saver Standard, perpustakaan harus dapat
menampung 20% dari jumlah target pengguna. Dalam luas rak buku 1 m2 dapat menampung 164 buku dengan panjang
rak 1,28 m2 1,52 m2 berdasarkan buku Data Arsitek. Pencahayaan juga perlu diperhatikan pada perpustakaan.
Pencahayaan disesuaikan dengan fungsi wilayah pemakaian. Pada pencahayaan banyak menguntungkan untuk
tempat membaca, namun untuk daerah buku harus dilindungi dari cahaya karena dapat merusak kualitas buku. Suhu
yang baik pada ruang baca adalah 20-22C pada musim panas, dan 20C pada musim dingin. Kelembapan sekitar 50-60%.
Standar Dimesi Arena Latihan Judo dan Karate
Sumber : Data Arsitek
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
11/64
11
Standar Jarak Rak Buku dengan Pengunjung yang sedang Duduk dan Berdiri
Sumber : Data Arsitek
Standar Pencapaian Manusia dengan Rak Buku
Sumber : Data Arsitek
Standar Dimensi Rak Buku
Sumber : Data Arsitek
o Ruang AuditoriumRuang Audio Visual sebagai sarana penunjang
kegiatan belajar harus memperhatikan kenyamanan audio dan
visual pengguna sehingga penonton merasa nyamanketika
melakukan kegiatan seperti menonton film, workshop, dan lain
sebagainya.
Standar Dimensi Kursi Penonton
dan Hitungan Pembagian Stage dan
Area Penonton
Sumber : Data Arsitek
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
12/64
12
Standar Layout Kursi Penonton
Sumber : Data Arsitek
Standar Dimensi Pandangan Penonton dari Area Duduk
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
13/64
13
o Amphiteatre
Sebuah theater outdoor dirancang dengan dapat menampung
3.000 orang tanpa menggunakan amplifikasi pada suara artis
di panggung. Namun yang direkomendasikan adalah 2.500
orang dengan garis - garis sebagai kursi dapat menampung
1.500 2.000 orang setiap garis.
o Ruang Pameran
Ruang Pameran harus terlindung dari pengrusakan, pencurian, kebakaran, kelembaban, kekeringan, dan penyinaran
cahaya matahari secara langsung. Benda yang dipamerkan harus dapat dilihat tanpa menglamai kesulitan sehingga
penataan ruang harus jelas, dan urutan benda yang dipamerkan harus sesuai.
Luasan yang diperlukan barang yang akan dipamerkan :
- Lukisan : 3-5m2 luas dinding
- Patung : 6-10 m2 luas lantai
- 400 buah berupa kepingan
: 1 m2 ruang lemari kabinet
Ukuran dan Jarak PandanganSumber : Data Arsitek
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
14/64
14
o Foodcourt
Foodcourt berupa stand stand makanan yang memiliki dapur bersih dan dapur kotor di masing masing stand makanan.
Area makan diletakkan jadi satu, tidak dibedakan berdasarkan stand. Pengunjung memesan makanan datang ke stand dan
langsung membayarnya (self service).
o Kantor
Pada bangunan ini membutuhkan 5 ruangan privat dan 8 ruang kerja semi privat (hanya dibatasi partisi). 3 ruangan privat
untuk Manager, Sekretaris, dan Supervisor. 1 ruangan privat untuk 4 Kepala Bagian, dan 1 ruang privat untuk 2 Karyawan Administrasi.
Sedangkan untuk 14 Guru menggunakan ruang semi privat. Seluruh ruangan menggunakan komputer kecuali untuk Guru. Juga
terdapat 1 ruangan untuk menerima tamu dan 1 ruang rapat.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
15/64
Arsitektur Jepang
Sifat dari Arsitektur Jepang :
- Memiliki sifat ringan dan halus
- Konstruksi kayu lebih menonjol dan diolah sangat halus dengan bentuk-bentuk lengkung dan kesederhanaan.
- Bentuk bangunan diatur dalam simetris yang seimbang.
- Arsitektur tanaman, naturalis dan tidak dapat dipisahkan dengan design bangunan (satu kesatuan)
- Terlihat kesederhanaan bentuk dan garis.
- Tidak memiliki kesan megah (kesan horizontal)
- Pada pengolahan taman lebih wajar, dan tidak banyak pengolahan tangan manusia (lebih wajar)
- Penghematan terhadap ruang lebih terlihat
- Sedikit penggunaan warna, kecendrungan menggunakan warna alami material.
Arsitektur Jepang juga merespon terhadap iklim yang ada di Jepang, yaitu iklim sub tropis. Ciri ciri iklim sub tropis adalah :
- Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
- Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlaludingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
- Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
- Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklimMediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
15
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
16/64
Arsitektur Tropis
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada
di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yaitu kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara
sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk
menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi
penghuninya.
Persyaratan bangunan tropis antara lain :
1. Harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis
2. Menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan tropis, seperti sunprotection, sunshading, sunlouvre
3. Memperhatikan standar bukaan yang disesuaikan dengan lingkungan tropis
4. Memiliki karakter khas bangunan tropis
Pada iklim tropis lembab seperti Yogyakarta, sasaran utama desain bangunannya antara lain:
1. Meminimalkan panas pada bangunan.
2. Memaksimalkan pendinginan.
3. Menyediakan ventilasi alami yang efektif.
4. Mencegah masuknya/perembesan air hujan.
5. Mencegah masuknya serangga ketika jendela terbuka untuk ventilasi.
6. Menyediakan ruang untuk aktivitas semi outdoor sebagai bagian dari living space.
16
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
17/64
Elemen Pembentuk Arsitektur Tropis
1. Site
- Pemilihan Site
- Orientasi bentuk site
- Vegetasi sekitar site
- Water bodies
- Lebar dan orientasi jalan
- Ketersediaan Open Space
- Karakter Lahan
1. Bangunan
- Orientasi
- Bukaan
- Tipe dinding
- Material (tekstur dan warna)
17
Radiasi matahari diserap oleh air dan
menghasilkan penguapan yang akan
meningkatkan kelembaban udara di sekitarnya
Lebar jalan dan ketinggian bangunan yang dapat menciptakan
pembayangan
Perbandingan luas permukaan bangunan
Posisi bukaan yang baik untuk Pencahayaan dan
Penghawaan
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
18/64
4. Building Envelope (Selubung Bangunan)
Merupakan pemisah fisik antara interior dan eksterior dari sebuah bangunan. Selubung
bangunan berfungsi sebagai kulit terluar untuk membantu menjaga keadaan lingkungan
indoor (dibantu sistem pendingin ruangan) dan memfasilitasi nya kontrol iklim.
Desain selubung bangunan merupakan daerah khusus yang dapat membuat bangunan
menjadi menarik baik dari segi arsitektur maupun teknik.
18
BuildingEnvelope
GreenFaade
Green Wall
Teralis PanelModular
Sistem Kabeldan Wire Rope-
Net
Living WallSistem Vertical
GreeningModule
Green Roof
Ekstensive
Intensive
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
19/64
Analisis Kegiatan
Studi Bahasa
Studi Budaya
o Seni Merangkai Bonsai
o Seni Merangkai Bunga (Ikebana)
o Seni Menulis Kaligrafi
19
Analisis
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
20/64
20
o Upacara Minum The (Cha no Yu)
o Seni Melipat Kertas (Origami)
o Membuat Komik Jepang (Manga)
o Seni Beladiri Kendo
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
21/64
21
Festival Budaya Jepang
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
22/64
22
Analisis Pengguna
A. Pengelola
1. Manager : 1 orang
2. Supervisor : 1 orang
3. Sekretaris : 1 orang
4. KepalaBagianAdministrasi : 1 orang
5. KepalaBagianPengajaran : 1 orang
6. KepalaBagianPerpustakaan : 1 orang
7. KepalaBagianPengelolaan : 1 orang
8. Pengajar (Sensei) :
a. Bahasa : 3 orang
b. Bonsai : 1 orang
c. Ikebana : 1 orang
d. Kaligrafi : 1 orang
e. Minumteh : 1 orang
f. Origami : 1 orang
g. Manga : 4 orang
h. Kendo : 2 orang
9. Karyawan
a. Lobby : 2 orang
b. Administrasi : 2 orang
10. Cleaning Service : 12 orang
11. Security : 4 orang
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
23/64
23
Analisis Pengguna
B. Siswa
1. Bahasa :
- Level SMP SMA : 30 orang
- Level PerguruanTinggi : 30 orang
- Level Kerja / Magang : 30 orang
2. Budaya :
- Bonsai : 20 orang
- Ikebana : 20 orang
- Kaligrafi : 20 orang
- Minumteh : 20 orang
- Origami : 20 orang
- Manga : 40 orang
- Kendo : 50 orang
C. Pengunjung
1. Area Outdoor : 2000 orang
2. Auditorium : 200 orang
3. Perpustakaan : 200 orang
4. Foodcourt : 200 orang
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
24/64
24
Analisis Kebutuhan Ruang
Pendidikan
Ruangan Sub Ruangan Kapasitas Standar Luas Total (m2)
R. Kelas Bahasa R. Kelas SMP - SMA 30 1,8 54
R. Kelas Mahasiswa 30 1,8 54
R. Kelas Kerja - Magang 30 1,8 54
Lab Bahasa SMP - SMA 30 2,5 75
Lab Bahasa Mahasiswa 30 2,5 75
Lab Bahasa Kerja - Magang 30 2,5 75
R. Kontrol 2 6 12
Gudang 12
Toilet 8 1,5 12
423
R. Pelatihan Budaya Bonsai 20 1,8 36Ikebana 20 1,8 36
Origami 20 1,8 36
Manga 40 5,8 232
Kaligrafi 20 1,8 36
Cha no Yu 20 1,8 36
Gudang 12
Toilet 8 1,5 12516
Dojo Kendo Area Latihan 50 4 200
R. Ganti 10 1,5 15
Gudang 12
Toilet 8 1,5 12
239
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
25/64
25
Komersial
Ruangan Sub Ruangan Kapasitas Standar Luas Total (m2)
Outdoor Amplitheater 2000 1,4 2800
R. Ganti 10 1 10
Auditorium Area Duduk 300 0,405 121,5
Panggung 1 6 32
R. Kontrol 2 6 12Gudang 12
Toilet 8 1,5 12
Foodcourt Kios + Dapur 10 16 160
Area Makan 200 1,2 240
Gudang 1 16 16
Toilet 8 1,5 12Perpustakaan Receptionist 2 1,8 3,6
Ruang Buku 10000 buku
164
buku/m2 60,97560976
Area Baca 200 1,2 240
Area Photocopy 6
Area Komputer 10 2,5 25
Loker 5
3742,07561
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
26/64
26
Pendukung
LUAS = 5151,86 m2SIRKULASI = 30 % x 5151,86m2 = 1545,56 m2
LUAS TOTAL = 5151,86m2 + 1545,56 m2 = 6697,44 m2
Ruangan Sub Ruangan Kapasitas Standar Luas Total (m2)
Lobby Lobby 50 0,6 30
Receptionist 2 1,8 3,6
Mushola Area Sholat 40 0,6 24
Area Wudhu 10 0,8 8
Toilet 2 1,5 3
Kantor R. Manager 1 12R. Supervisor 1 12
R. Sekretaris 1 12
R. Kepala Bagian Pengajaran 1 12
R. Kepala Bagian Administrasi 1 12
R. Kepala Bagian Perpustakaan 1 12
R. Kepala Bagian Pengelolaan 1 12
R. Guru 12 6
R. Karyawan 2 2 4
R. Rapat 10 1,8 18R. Tamu 4 1,8 7,2
Gudang 12
R. Cleaning Service 12 2 24
R. Security 4 2 8
231,8
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
27/64
Analisis Hubungan Ruang
27
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
28/64
Hubungan Ruang Pengunjung
Hubungan Ruang Pengelola
28
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
29/64
29
Analisis Site
a. Lokasi Site
Lokasi Site : Jalan Pangeran Mangkubumi
Luas Site : 4805 m2
Koordinat : 778LS 11036BT
Tinggi Bangunan Maksimum : 32 meter
KDB : 80% x 4805 m2 = 3844 m2
KLB : 6,4 x 3844 m2 = 24.601,6 m2
KDH : 10% x 4805 m2 = 480,5 m2
KDH : 10%
GSB : 4-224
Batas Site :
- Utara : Lahan kosong dan Kantor PLN Yogyakarta
- Timur : Pemukiman
- Selatan : Hotel Toegoe / Kedaung
- Barat : Jalan Pangeran Mangkubumi
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
30/64
b. Pencapaian ke Site
30
Site terletak di tepi jalan utama, yaitu Jalan P. Mangkubumi yang
jalurnya merupakan jalur o n e w a y . Jalan dapat diakses dengan
menggunakan kendaraan bermotor, becak, dan bus kota. Di
sebelah barat site terdapat Halte Bus Trans Jogja yang dapat
mempermudah menuju site.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
31/64
31
c. View ke Site
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
32/64
32
d. Keadaan Site
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya dan suhu tertinggi diterima di sebelah Timur, tepatnya di
titik B karena posisi matahari hampir diatas ubun ubun dan terletak di sebelah Utara karena survey dilakukan disaat
bulan Mei.
Kelembapan tertinggi terdapat pada titik D karena terdapat vegetasi yang cukup banyak serta pemukiman yangpadat. Selain itu cahaya matahari yang diterima tidak sebanyak titik B.
Untuk kebisingan, nilai tertinggi terletak pada titik C karena sumber kebisingan tidak hanya dari suara kendaraan namun
juga suara yang ditimbulkan dari kegiatan Stasiun Tugu.
Kemudian kecepatan angin rata rata 1 m/s dan mengalir dari Selatan ke Utara karena mengalami Angin Muson Timur
yang mengalir dari Benua Australia ke Asia.
Tanggal
SurveyRabu, 1 Mei 2013
Jam 11.00 WIB
Titik A B C D
Intensitas
Cahaya (LUX)
1111 1534 1004 1213
Suhu (C) 35,2 37,2 36,8 36,8
Kelembapan
(%Rh)36,3 37,3 33,3 41,7
Kebisingan
(dB)78,7 47,4 79,6 64,2
Kecepatan
Angin (m/s)1,06 1,02 0,98 0,97
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
33/64
33
Site terletak di Indonesia yang dekat dengan garis khatulistiwa sehingga menerima cahaya matahari berlebih. Memiliki 2
musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau mengalami siang yang lebih pendek daripada
malam hari, dan sebaliknya dengan musim penghujan.
Berdasarkan posisi geografisnya, Indonesia mengalami 4 kali perpindahan matahari tiap tahunnya, dengan titik terjauh
pada yaitu pada tanggal 21 Juni, dan 22 Desember.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
34/64
34
Analisis terhadap Elemen Pembentuk Arsitektur Tropis
1. Orientasi Site
Daerah Penyinaran Matahari terhadap Site
Sum be r : Sun too ls So ftw a re
Site menghadap ke barat timur sehingga menerima cahaya matahari banyak
yang menguntungkan untuk penyinaran sepanjang hari. Namun radiasi yang di terima juga
semakin banyak.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
35/64
35
Analisis Gubahan Massa berdasarkan Orientasi Site
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
36/64
36
Kesimpulan
Dari analisis diatas maka disimpulkan alternatif yang digunakan adalah alternatif nomor 3.
Dengan mempertimbangkan musim yang dialami di Indonesia pada bulan Juni (titik terjauh
matahari disebelah utara) adalah musim kemarau dengan suhu lingkungan yang tinggi,
sehingga radiasi matahari yang diterima bangunan di sisi utara - timur harus diminimalisir agar
suhu ruangan dalam bangunan lebih rendah.
Sedangkan pertimbangan untuk bulan Desember (titik terjauh matahari disebelah
selatan), musim yang dialami adalah musim penghujan dengan suhu lingkungan relatif lebih
rendah, sehingga ruangan membutuhkan radiasi yang cukup banyak. Maka sisi timur selatan
diletakkan sisi dengan luas penampang yang besar.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
37/64
37
Analisis Shading dan Sirip Bangunan terhadap Orientasi Bangunan
Pada analisis shading dan sirip, menggunakan asumsi lebar bukaan (Y) = 1 meterdan panjang bukaan (L) =
0,5 meter. Pencarian data sudut VSA ()dan HSA ()menggunakan Sunchart Lippsmeier dengan kemiringan
orientasi bangunan sesuai dengan alternatif desain pada analisis. Dan dengan prinsip dasar penggunaan
shading pada sisi Timur dan Barat karena menghadapi sinar matahari pada jam jam tertentu, dan
kombinasi shading dan sirip pada sisi Utara Selatan karena menghadapi sinar matahari sepanjang tahun
tergantung pada posisi matahari di belahan bumi Utara atau Selatan. Pada kasus site ini dengan kemiringan
bangunan 17 maka sisi Timur Laut dianggap sebagai sisi Timur, Tenggara dianggap sebagai sisi Selatan.
Sedangkan sisi Barat Daya sebagai sisi Barat, dan Barat Laut sebagai sisi Utara. Berdasarkan penentuan sudut
jatuh cahaya matahari menggunakan busur, maka perhitungan dilakukan pada sudut jatuh cahaya
matahari yang paling rendah
V = sudut cahaya matahari paling rendah
SisiJuni
09.00
Juni
15.00
Desember
09.00
Desember
15.00
Timur Laut V - V -
Tenggara - - V V
Barat Daya - V - V
Barat Laut V V - -
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
38/64
38
Perhitungan pada Timur Laut (Horizontal)
JUNI JAM 9
= 43
= 24
DESEMBER JAM 9
= 59
= 43
SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 43
= 1 / 0,93
= 1,075 ~ 1,1 m
- SIRIP
Z = L / tg
= 0,5 / tg 24
= 0,5 / 0,45
= 1,1 m
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 59
= 1 / 1,66
= 0,6 m
- SIRIP
Z = L / tg
= 0,5 / tg 43
= 0,5 / 0,93
= 0,54 ~ 0,6 m
Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Timur, cahaya paling banyak
diterima pada saat bulan Juni pukul 09.00 dan Desember pukul 09.00dan diketahui VSA pada bulan Juni lebih rendah dibandingkan dengan
VSA bulan Desember. Sehingga di dapat panjang shading di bulan Juni
lebih panjang daripada bulan Desember yang apabila matahari
berada di posisi bulan Desember, shading dengan perhitungan bulan
Juni, bukaan otomatis akan terlindungi.
Ilustrasi Hitungan Dasar Shading
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
39/64
39
Perhitungan pada Tenggara (Horizontal & Vertikal)
Sunchart 8 LS Timur Laut
DESEMBER JAM 9
= 60= 50
DESEMBER JAM 3
= 80= 82
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 60
= 1 / 1,73
= 0,578 ~ 0,6 m
- SIRIPZ = L / tg
= 0,5 / tg 50
= 0,5 / 1,2
= 0,42 ~ 0,5 m
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 80
= 1 / 5,67
= 0,17 ~ 0,2 m
- SIRIPZ = L / tg
= 0,5 / tg 82
= 0,5 / 7,11
= 0,07~ 0,1 m
Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Timur, cahaya paling
banyak diterima pada saat bulan Juni pukul 09.00 dan
Desember pukul 09.00 dan diketahui VSA pada bulan Juni
lebih rendah dibandingkan dengan VSA bulan Desember.
Sehingga di dapat panjang shading di bulan Juni lebih
panjang daripada bulan Desember yang apabila matahari
berada di posisi bulan Desember, shading dengan
perhitungan bulan Juni, bukaan otomatis akan terlindungi.
Ilustrasi Hitungan Dasar Shading
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
40/64
40
Perhitungan pada Barat Daya (Horizontal)
Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Barat Daya, cahaya paling
banyak diterima pada saat bulan Juni pukul 15.00 dan Desember pukul15.00 dan diketahui VSA pada bulan Desember lebih rendah
dibandingkan dengan VSA bulan Juni. Sehingga di dapat panjang
shading di bulan Desember lebih panjang daripada bulan Juni yang
apabila matahari berada di posisi bulan Juni, shading dengan
perhitungan bulan Desember, bukaan otomatis akan terlindungi.
Ilustrasi Hitungan Dasar Shading
JUNI JAM 3
= 43= 49
DESEMBER JAM 3
= 40= 9
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 43
= 1 / 0,93
= 1,075 ~ 1,1 m
- SIRIP
Z = L / tg
= 0,5 / tg 49
= 0,5 / 1,15
= 0,43 ~ 0,5 m
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 40
= 1 / 0,83
= 1,2 m
- SIRIP
Z = L / tg
= 0,5 / tg 9
= 0,5 / 0,15
= 3,3 m
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
41/64
41
Perhitungan pada Barat Laut (Horizontal & Vertikal)
Sunchart 8 LS Timur Laut
Sunchart menunjukkan bahwa pada sisi Barat Laut, cahaya
paling banyak diterima pada saat bulan Juni pukul 09.00 dan
Juni pukul 15.00 dan diketahui VSA dan HSA pada bulan Juni
pukul 15.00 lebih rendah dibandingkan dengan VSA dan
HSAbulan Juni pukul 09.00. Sehingga di dapat panjang shading
dan sirip di bulan Juni pukul 15.00 lebih panjang daripada bulan
Juni pukul 09.00 yang apabila matahari berada di posisi bulan
Juni pukul 09.00, shading dengan perhitungan bulan Juni pukul
15.00, bukaan otomatis akan terlindungi. Ilustrasi Hitungan Dasar Shading
JUNI JAM 9
= 66= 67
JUNI JAM 3
= 40= 42
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 66
= 1 / 2,24
= 0,446 ~ 0,5 m
- SIRIP
Z = L / tg
= 0,5 / tg 67
= 0,5 / 2,35
= 0,2 m
- SHADING
X = Y / tg
= 1 / tg 40
= 1 / 0,84
= 1,2 m
- SIRIP
Z = L / tg
= 0,5 / tg 42
= 0,5 / 0,9
= 0,56 ~ 0,6 m
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
42/64
42
Kesimpulan
Perhitungan dimensi shading dan sirip di setiap sisi menggunakan ukuran yang terpanjang.
Pada sisi
Timur Laut = 1,1 m ;
Tenggara = 0,6 m (shading) dan 0,5 m (sirip) ;
Barat Daya = 1,2 m ;
Barat Laut = 1,2 m (shading) dan 0,6 m (sirip).
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
43/64
43
Analisis Tanaman terhadap Orientasi Bangunan
Analisis tanaman menggunakan modeling dengan skala 1:1 sebagai pengujian. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana respon tanaman terhadap banyaknya sinar matahari yang diterima dari sisi Utara, Timur, Selatan, dan Barat.Berdasarkan survey site yang dilakukan, sisi Timur Laut menerima cahaya matahari paling tinggi.
Dari data tersebut, penulis melakukan pengujian dengan menggunakan tanaman yang telah dikelompokkan dalam 3 macam
yaitu menerima cahaya banyak ; menerima cukup cahaya ; menerima sedikit cahaya. Berdasarkan referensi Selubung Bangunan
Hijau yang sudah ada, penulis menggunakan 2 macam tanaman yaitu tanaman pot dan tanaman rambat. Namun dalam
pengujian ini penulis menggunakan jenis tanaman rambat dengan pertimbangan pertumbuhan tanaman rambat relatif lebih
cepat daripada tanaman yang ditanam di pot, selain itu media tanam dan rambat tanaman rambat juga mudah dibuat sebagai
uji modeling.
Titik A B C D
Intensitas
Cahaya (LUX)1111 1534 1004 1213
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
44/64
44
Uji Tanaman
Tanaman yang digunakan :
1. Pa ssiflo ra sp(memerlukan cahaya banyak)
2.Thunb e rg ia g ra nd iflora(memerlukan cahaya cukup)
3.Clerod end rum thom sona e/Nona Makan Sirih
(memerlukan cahaya sedikit)
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
45/64
45
uji pembuktian dengan merambatkan tanaman
tersebut pada wiremesh 1 x 1 cm dengan ukuran 0,5
x 1 meter yang dibingkai dengan batang kayu dan
meletakkan tanaman di 4 sisi, sisi Utara, Timur,
Selatan, dan Barat. Tanaman Passiflora diletakkan di
sebelah Timur dan Barat yang menerima banyak
cahaya pada pagi dan sore hari. Nona Makan Sirih
diletakkan di sisi Selatan yang menerima cahayacukup, dan Thunbergia diletakkan di sisi Utara yang
sedikit menerima cahaya matahari. Penentuan
banyak sedikitnya cahaya matahari dilakukan
dengan menggunakan sunchart.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
46/64
46
Pada uji ini diketahui bahwa tanaman Passiflora sebelah timur mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, sehingga
tanaman ini tidak cocok diletakkan disebelah timur yang menerima sinar matahari sangat banyak. Maka dari itu
dilakukan rotasi tanaman, dan bagian timur digantikan oleh tanaman Nona Makan Sirih, sedangkan tanaman Passiflora
sebelah timur dipindahkan ke sebelah selatan yang menerima cahaya sedang. Hasilnya tanaman Nona Makan
Sirihjuga mengalami kekeringan dan pengguguran pada daun. Pada kesimpulan awal ditemukan permasalahan bukan
ada pada pemilihan tanaman, namun intensitas cahaya yang berlebih pada sisi timur sehingga tidak cocok pada
tanaman. Penulis melakukan rotasi tanaman kembali dengan meletakkan tanaman Thunbergia di sisi Timur, Nona
Makan Sirih di Utara, dan Passiflora di Selatan. Hasilnya tanaman Thubergia tetap tumbuh cepat di sisi Timur. Dan
tanaman Passiflora serta Nona Makan Sirih dapat beradaptasi di sisi Selatan dan Utara dengan menunjukkan tunas dan
sulur baru pada ketiak batangnya.
Kesimpulan akhir
Permasalahan bukan pada sinar matahari yang berlebih pada sis Timur, namun pada pemilihan tanaman. Pembuktian respontanaman terhadap matahari tidak cukup hanya dilakukan dengan asumsi penjual tanaman, namun harus di uji denganmodelling.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
47/64
47
Analisis Aplikasi Tanaman ke Shading dan Sirip
Pada analisis desain shading dan sirip menggunakan pembagian berdasarkan jenis tanaman. Setiap satu
alternatif desain shading atau sirip dapat di aplikasikan di berbagai sisi, yang membedakan hanya kemiringansudut cahaya datang dan dimensi shading atau siripnya dan jarak antar bukaannya. Untuk sisi Timur Laut dan
Barat Daya dapat menggunakan alternatif desain yang sama karena hasil perhitungan shading menunjukkan
angka yang hampir sama.
A. Timur Laut dan Barat Daya
Desain 1
Gambar Potongan dan Denah Shading
Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Juni 09.00
Shading difungsikan sebagai media tanam tanamanrambat. Tanaman tumbuh menjuntai kebawah
dengan diberi penegak berupa rangka hollow agar
tanaman juga dapat merambat di rangka tersebut
sehingga tanaman bisa tumbuh lebih rapat sebagai
shading.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
48/64
48
Desain 2
Gambar Potongan dan Denah Shading
Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Juni 09.00
Shading difungsikan sebagai media tanam.Panjang shading dibagi menjadi 3 agar tidak
terjadi overhang. Selain itu keuntungannya
adalah tanaman yang di pakai juga lebih
banyak. Tanaman yang digunakan adalah
tanaman yang memiliki batang keras dan tidak
menjuntai agar dinding tidak lembab karena
bersentuhan langsung dengan tanaman.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
49/64
49
B. Tenggara
Desain 1
Pada sisi Tenggara perlindungan yang
digunakan berupa shading dan sirip. Namun
sirip yang digunakan hanya pada salah satu sisi
saja untuk menghalangi cahaya pada
Desember jam 9. Sedangkan cahaya pada
Desember jam 15.00 terhalangi oleh ketebalan
dinding bangunan sendiri. Tanaman yang
digunakan berupa tanaman rambat . shading
digunakan juga sebagai media tanam
tanaman.
Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Desember 09.00
Gambar Potongan dan Denah Shading
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
50/64
50
Desain 2
Pada desain 2 perlindungan yang digunakan
juga berupa shading dan sirip. Namun siripdigunakan di kedua sisi menghalangi cahaya
pada Desember jam 9 dan Desember jam 15.00
terhalangi oleh ketebalan dinding bangunan
sendiri. Tanaman yang digunakan berupa
tanaman pot. Shading digunakan juga sebagai
media tanam tanaman.
Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan pada Desember 09.00
Gambar Potongan dan Denah Shading
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
51/64
51
c. Barat Laut
Desain 1
Pada sisi Barat Laut juga menggunakan
perlindungan berupa shading dan sirip. Sirip
digunakan pada kedua tepi namun dengan
dimensi yang berbeda. Pada perhitungan dasar
panjang shading yang diperoleh 1,2 meter
sedangkan sirip terpanjang hanya 0,6 meter.
Sehingga sirip yang terpanjang dimiringkan sampai
menyentuh ujung sirip lainnya. Dan shading
sepanjang 1,2 meter diganti dengan rangka hollow
sebagai media penyangga pot dan dipasang
sampai menutupi bukaan.
Gambar Potongan dan Denah Shading
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
52/64
52
Desain 2
Pada desain 2 juga menggunakan perlindungan
berupa shading dan sirip. Sirip digunakan tegak lurus
dengan shading, kemudian dimiringkan tegak lurus
dengan sudut azimuth terendah yaitu pada bulan
Juni pukul 9. Panjang shading yang digunakan
menggunakan ukuran perhitungan dasar, yaitu 1,2
meter sehingga dapat dijadikan juga sebagai
selasar. Sirip yang dipakai lebih panjang dan
dipasang pada plat lantai sehingga menutupi
hampir sebagian lantai 1 dan sebagian lantai
atasnya. Tanaman menggunakan tanaman rambat
yang menggunakan media rambat berupa
wiremesh.
Gambar Potongan dan Denah Shading
Gambar 3D Ekterior dan Interior Bukaan
pada Juni 15.00
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
53/64
53
Indikator Pemilihan Alternatif Desain Shading dan Sirip
V = cukup baik, VV = baik, VVV = sangat baik
Kesimpulan
Dari analisis diatas maka disimpulkan alternatif yang digunakan adalah :
- Sisi Timur Laut dan Barat Daya : Desain 2, dengan pertimbangan pada desain 1 cahaya masih bisa lolos dari
sela sela shading.
- Sisi Tenggara : Desain 2,dengan pertimbangan yang sama dengan pemilihan alternatif desain di sisi Timur
Laut.
- Sisi Barat Laut : Desain 2, dengan pertimbangan shading bisa juga digunakan sebagai selasar sehingga
dapat menghemat ruangan.
Sisi Desain Fungsi Shading Greenery Estetika
Timur Laut &Barat Daya
1 VV VVV VV
2 VVV VV VVV
Tenggara 1 VV VVV VV
2 VVV VV VVV
Barat Laut 1 VV VVV VV
2 VV VVV VVV
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
54/64
54
Konsep RancanganZoning
A. Area PendidikanDiletakkan di dalam karena area pendidikan memerlukan minim kebisingan namun menerima cahaya cukup untuk
melakukan aktivitas. Di sisi timur menerima cahaya cukup banyak, untuk mengatasinya menggunakan shading hijau untuk
mengurangi banyaknya cahaya yang masuk serta menurunkan suhu udara dan orientasi peletakkan massa bangunan.
B. Area Pendukung
Area ini diletakkan di dalam karena merupakan area privat. Dekat dengan A, B, dan C agar dapat mengontrol semuakegiatan yang ada disana.
C. Area KomersialDiletakkan di dekat area parkir agar pengunjung mudah dalam pencapaiannya. Selain itu area komersial terdapat
perpustakaan yang tidak boleh terkena banyak sinar matahari karena dapat merusak kualitas buku.
D. Area ParkirTerdiri dari area parkir untuk mobil dan motor. Kendaraan pengunjung, siswa, dan pengelola diletakkan jadi satu.
AC
B
U
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
55/64
55
U
Berdasarkan analisis yang sudah dibuat
orientasi bangunan diletakkan miring
17 dari Utara dengan pertimbangan
menyesuaikan bentuk site. Selain itu luas
penampang yang kecil di bangunan di
hadapkan ke Timur Tenggara untukmeminimalkan cahaya yang di dapat.
17U
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
56/64
56
Transformasi Bentuk
Arsitektur JepangTidak memiliki kesan megah
(kesan horizontal)
Bentuk bangunan diadaptasi dari bentuk umum dan ciri - ciri arsitektur kuno yang ada di
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
57/64
57
Bentuk bangunan diadaptasi dari bentuk umum dan ciri - ciri arsitektur kuno yang ada di
Jepang. Ciri - ciri yang aplikasikan pada bangunan adalah :
1. Memiliki sifat ringan dan halusMenggunakan sedikit ornamen pada fasad kecuali pada fasad yang menggunakan
tanaman
2. Bentuk bangunan diatur dalam simetris yang seimbangPada bangunan memiliki sumbu yang melintang dari timur ke barat. Pada bentuk
awal bangunan dibuat simetris, namun terjadi perubahan bentuk setelahmenyesuaikan dengan bentuk site dan peletakan ruang.
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
58/64
58
3. Arsitektur tanaman, naturalis dan tidak dapat dipisahkan dengan designbangunan (satu kesatuan)Penggunaan fasad hijau sebagai selubung bangunan
4. Terlihat kesederhanaan bentuk dan garis
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
59/64
59
5. Penghematan terhadap ruang lebih terlihat
Pada stage amphiteatre, dapat digunakan multifungsi sebagai doujo. apabila digunakan separuh(perbatasan atap gantung) akan menjadi panggung, dan penggunaan secara keseluruhan dapatdigunakan sebagai doujo, karena doujo memerlukan ruang yang luas dengan sedikit kolom. Selainitu, ramp bangunan selain digunakan untuk akses jalan, juga untuk area pameran.
Pendukung
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
60/64
60
Komersial
Pendidikan
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
61/64
61
or
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
62/64
62
Ekste
rio
r
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
63/64
63
Inte
rior
-
7/21/2019 Presentasi Pusat Studi Kebudayaan Jepang_final
64/64
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH