case 1 polip .doc

Upload: debby-mariane

Post on 22-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    1/38

    Polip Nasi ec Sinusitis Kronikdan

    Tonsilitis Kronik

    Pembimbing :Dr. Daneswarry Sp.THT-KL

    Disusun oleh :Novitalia

    11 !1" #$

    K%P&N'T%(&&N KL'N'K THT (S)D T&(&K&NP%('*D% + S%PT%,%( #1 *KT*%( !1/

    0&K)LT&S K%D*KT%(&N )N'%(S'T&S )K('D&2&K&(T&

    0

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    2/38

    KASUS

    Pada perempuan berusia 62 tahun mengeluhkan hidung bagian kanan terasa

    tersumbat dan disertai nyeri kepala hebat di bagian frontal. Selain itu pasien juga

    mengeluhkan selalu flu yang tidak ternah sembuh dengan sekret yang jernih. Pasien

    mudah bersin jika terkena debu atau asap. Tidak ada demam, batuk, nyeri telan, suara

    serak dan gangguan pendengaran.

    Pada pemeriksaan fisik hidung menggunakan spekulum dan nasoendoskopi

    ditemukan massa di meatus medius nasi kanan berwarna putih keabu-abuan dengan

    permukaan liin, tidak nyeri tekan dan tidak mudah berdarah dan didapatkannya sekret

    purulen. Terdapat de!iasi septum nasi ke arah kanan.

    Pada pemeriksaan laring didapatkan detritus di kanan dan kiri tonsil, dengan

    ukuran tonsil T2-T2. Tidak terdapat nyeri tekan sinus frontalis dan maksilaris.

    Pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior tidak dilakukan. Pemeriksaan telinga

    tidak bermakna.

    PENDAHULUAN

    Polip nasi merupakan salah satu penyakit yang ukup sering ditemukan di bagian

    T"T. #eluhan pasien yang datang dapat berupa sumbatan pada hidung yang makin

    lama semakin berat. #emudian pasien juga mengeluhkan adanya gangguan peniuman

    dan sakit kepala. $ntuk mengetahui massa di rongga hidung merupakan polip atau

    bukan selain perlu dikuasai anatomi hidung juga perlu dikuasai ara pemeriksaan yang

    dapat menyingkirkan kemungkinan diagnosa lain. %i dalam referat ini akan dijelaskan

    mengenai anatomi, fisiologi hidung serta patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan dan

    penatalaksanaan pada polip nasi.

    &

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    3/38

    ANATOMI DAN FISIOLOGI

    "idung 'uar

    "idung luar berbentuk piramid dengan bagian ( bagiannya dari atas ke bawah )

    &. Pangkal hidung *bridge+

    2. %orsum nasi

    . Punak hidung

    . la nasi

    /. #olumela

    6. 'ubang hidung *nares anterior+

    "idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit,

    jaringan ikat dan beberapa otot keil yaitu . 1asalis pars trans!ersa dan . 1asalis

    pars allaris. #erja otot ( otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan

    menyempit. atas atas nasi eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks *akar+,

    antara radiks sampai apeks *punak+ disebut dorsum nasi. 'ubang yang terdapat pada

    bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh )

    - Superior ) os frontal, os nasal, os maksila

    - 3nferior ) kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan

    kartilago alaris minor.

    %engan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi

    fleksibel.

    Perdarahan )

    &. . 1asalis anterior *abang . 4tmoidalis yang merupakan abang dari .

    5ftalmika, abang dari a. #arotis interna+.

    2. . 1asalis posterior *abang .Sfenopalatinum, abang dari . aksilaris interna,

    abang dari . #arotis interna+

    . . ngularis *abang dari . asialis+

    2

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    4/38

    Persarafan )

    &. 7abang dari 1. 5ftalmikus *1. Supratroklearis, 1. 3nfratroklearis+

    2. 7abang dari 1. aksilaris *ramus eksternus 1. 4tmoidalis anterior+

    #a!um 1asi

    %engan adanya septum nasi maka ka!um nasi dibagi menjadi dua ruangan yang

    membentang dari nares sampai koana *apertura posterior+. #a!um nasi ini berhubungan

    dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media. atas

    ( batas ka!um nasi )

    Posterior ) berhubungan dengan nasofaring

    tap ) os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan

    sebagian os !omer

    'antai ) merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal,

    bentuknya konkaf dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap.

    agian ini dipisahnkan dengan ka!um oris oleh palatum durum.

    edial ) septum nasi yang membagi ka!um nasi menjadi dua ruangan *dekstra

    dan sinistra+, pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh

    kulit, jaringan subkutan dan kartilago alaris mayor. agian dari septum

    yang terdiri dari kartilago ini disebut sebagai septum pars membranosa 8

    kolumna 8 kolumela.

    'ateral ) dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid,

    konka nasalis inferior, palatum dan os sfenoid.

    #onka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang

    etmoid. Sedangkan konka nasalis inferior merupakan tulang yang terpisah. 9uangan di

    atas dan belakang konka nasalis superior adalah resesus sfeno-etmoid yang

    berhubungan dengan sinis sfenoid. #adang ( kadang konka nasalis suprema dan meatus

    nasi suprema terletak di bagian ini.

    Perdarahan )

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    5/38

    rteri yang paling penting pada perdarahan ka!um nasi adalah .sfenopalatina

    yang merupakan abang dari .maksilaris dan . 4tmoidale anterior yang merupakan

    abang dari . 5ftalmika. :ena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang

    berjalan bersama ( sama arteri.

    Persarafan )

    &. nterior ka!um nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari 1. Trigeminus yaitu 1.

    4tmoidalis anterior

    2. Posterior ka!um nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion

    pterigopalatinum masuk melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi 1. Palatina

    mayor menjadi 1. Sfenopalatinus.

    ukosa "idung

    9ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang seara histologik dan fungsional dibagi

    atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. ukosa pernafasan terdapat pada

    sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis

    semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel ( sel goblet. Pada bagian yang

    lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang ( kadang terjadi

    metaplasia menjadi sel epital skuamosa. %alam keadaan normal mukosa berwarna

    merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir *mucous blanket+ pada

    permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

    Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting.

    %engan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam ka!um nasi akan didorong ke

    arah nasofaring. %engan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan

    dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga

    hidung. ;angguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan

    menimbulkan keluhan hidung tersumbat. ;angguan gerakan silia dapat disebabkan oleh

    pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat ( obatan.

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    6/38

    ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga

    bagian atas septum. ukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia

    *pseudostratified columnar non ciliated epithelium+. 4pitelnya dibentuk oleh tiga

    maam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. %aerah mukosa

    penghidu berwarna oklat kekuningan.

    isiologi hidung

    &. Sebagai jalan nafas

    Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka

    media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini

    berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan

    kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. kan tetapi di bagian

    depan aliran udara memeah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran

    dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

    2. Pengatur kondisi udara *air conditioning+

    ungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang

    akan masuk ke dalam al!eolus. ungsi ini dilakukan dengan ara )

    a. engatur kelembaban udara. ungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim

    panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan

    pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.

    b. engatur suhu. ungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di

    bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi

    dapat berlangsung seara optimal. %engan demikian suhu udara setelah melalui hidung

    kurang lebih "5

    3nitiati!e 93 *llergi 9hinitis and 3ts 3mpat on sthma+ tahun 200&, yaitu

    berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi)

    &. 3ntermiten *kadang-kadang+, yaitu bila gejala kurang dari hari?minggu atau

    kurang dari minggu.

    2. Persisten? menetap, yaitu bila gejala lebih dari hari?minggu dan lebih dari

    minggu.&

    Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi)

    &. 9ingan, yaitu bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan akti!itas harian,

    bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.

    2. Sedang atau berat, yaitu bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di

    atas.&

    Diagnosis rinitis alergi ditegakkan berdasarkan: 1

    &. namnesis

    namnesis sangat penting, karena seringkali serangan tidak terjadi dihadapan

    pemeriksa. "ampir /0B diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. ;ejala

    rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya

    bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat

    kontak dengan sejumlah besar debu. "al ini merupakan mekanisme fisiologik,

    yaitu proses membersihkan sendiri *self cleaning process+. ersin ini terutama

    merupakan gejala pada 97 dan kadang-kadang pada 9' sebagai akibat

    dilepaskannya histamine. #arena itu perlu ditanyakan adanya riwayat atopi pada

    pasien. ;ejala lain ialah keluar ingus *rinore+ yang ener dan banyak, hidung

    tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air

    mata keluar *lakrimasi+. Sering kali gejala yang timbul tidak lengkap, terutama

    pada anak-anak. #adang-kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan

    utama atau satu-satunya gejala yang diutarakan oleh pasien.&

    2. Pemeriksaan isik

    Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna puat

    atau li!id disertai adanya seret ener yang banyak. ila gejala persisten, mukosa

    &&

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    13/38

    inferior tampak hipertrofi. Pemeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan bila

    fasilitas tersedia. ;ejala spesifik lain pada anak ialah terdapatnya bayangan gelap

    di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis !ena sekunder akibat obstruksi

    hidung. ;ejala ini disebut allergic shiner. Selain dari itu sering juga tampak anak

    menggosok-gosok hidung karena gatal, dengan punggung tangan. #eadaan ini

    disebut allergic salute. #eadaan menggosok hidung ini lama kelamaan akan

    mengakibatkan timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah,

    yang disebut allergic crease. ulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit

    yang tinggi, sehingga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi geligi

    *facies adenoid+. %inding posterior faring tampak granuler dan edema

    *cobblestone appearance+, serta dinding lateral faring menebal. 'idah tampak

    seperti gambaran peta *geographic tongue+.&

    . Pemeriksaan Penunjang

    3n !itro )

    "itung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. %emikian

    pula pemeriksaan 3g4 total *prist,paper radio imunosorbent test+ seringkali

    menunjukkan nilai normal, keuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu

    maam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronhial atau

    urtikaria. Pemeriksaan ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi

    atau anak keil dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. 'ebih

    bermakna adalah pemeriksaan 3g4 spesifik dengan 9ST *Radio Imuno &orbent

    -est+ atau 4'3S *'nzyme Linked Immuno &orbent Assay -est+. Pemeriksaan

    sitologi hidung, walaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna

    sebagai pemeriksaan pelengkap. %itemukannya eosinofil dalam jumlah banyak

    menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Cika basofil *D/sel?lap+ mungkin

    disebabkan alergi makanan, sedangkan jika ditemukan sel P1 menunjukkan

    adanya infeksi bakteri.&

    3n :i!o )

    llergen penyebab dapat diari dengan ara pemeriksaan tes ukit kulit, uji

    intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri *&kin 'nd,point

    -itration?S4T+, S4T dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan

    &2

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    14/38

    allergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. #euntungan

    S4T, selain alergen penyebab juga derajat tinggi serta dosis inisial untuk

    desensitisasi dapat diketahui.&

    $ntuk alergi makanan, uji kulit yang akhir-akhir ini banyak dilakukan adalah

    Intracutaneus Provocative (ilutional $ood -est *3P%T+, namun sebagai baku

    emas dapat dilakukan dengan diet eliminasi dan pro!okasi *EChallenge -estF+. &

    lergen ingestan seara tuntas lenyap dari tubuh dalam waktu / hari. #arena itu

    pada EChallenge -estF, makanan yang diurigai diberikan pada pasien setelah

    berpantang selama / hari, selanjutnya diamati reaksinya. Pada diet eliminasi, jenis

    makanan setiap kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala

    menghilang dengan meniadakan suatu jenis makanan.&

    Penatalaksanaan

    Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak dengan alergen

    penyebabnya dan eliminasi.

    enggunakan antihistamin antagonis antihistamin "-&, yang bekerja seara

    inhibitor kompetitif pada respon "-& sel target dan dapat dikombinasi dengan pemberian

    dekongestan seara peroral.

    Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai sebagai

    dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau topikal.

    1amnun pemberian topikal hanya boleh untuk beberapa hari saja untuk menghindari

    terjadinya rhinitis medika mentosa.

    Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala utama adalah sumbatan hidung akibat

    respon fase lambat tidak berhasil diatasi dengan obat jenis lain. Gang sering dipakai

    adalah kortikosteroid topikal.

    Tindakan operasi akan dilakukan jika konka inferior hipertrofi berat dan tidak

    dapat dikeilkan dengan menggunakan g15 2/B atau triklor asetat.

    Ko!likasi

    #omplikasi rinitis alergi yang sering ialah)

    &

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    15/38

    &. Polip hidungeberapa peneliti mendapatkan, bahwa alergi hidung merupakan salah satu faktor

    penyebab terbentuknya polip hidung dan kekambuhan polip hidung.2. 5titis media efusi yang sering residif, terutama pada anak-anak.

    . Sinusitis paranasal.&

    SINUSITIS

    Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan, bahkan dianggap sebagai

    salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di dunia.

    Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. $mumnya

    disertai atau dipiu oleh rhinitis sehingga sering disebut rhinosinusitis. Penyebab utama

    ialah ommon old yang merupakan infeksi !irus yang selanjutnya dapat diikuti infeksi

    bakteri.

    ila mengenai beberapa sinus disebut multi sinusitis, sedangkan nbila mengenai

    semua sinus paranasal disebut pan sinusitis.

    Gang paling sering terkena ialah sinus ethmoid dan maksilla sedangkan sinus

    frontal dan sinus sfenoid lebih jarang lagi.

    Sinusitis dapat menjadi berbahaya karena menyebabkan komplikasi orbita dan

    intrakranial, serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati.

    Etiologi dan faktor !redis!osisi

    eberapa faktor etiologi dan predisposisi antara lain adalah 3SP akibat !irus,

    bermaam rhinitis terutama rhinitis alergi, rhinitis hormonal pada wanita hamil, polip

    hidung, kelainan anatomi seperti de!iasi septum atau hipertrofi konka, sumbatan

    kompleks osteomiatal, infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan immunologik, diskinesia

    sillia seperti pada syndroma #artagenner.

    &

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    16/38

    Pada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor paling penting penyebab sinusitis

    sehingga perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan

    menyembuhkian rhinosinusitisnya. "ipertrofi adenoid dapaty didiagnosis dengan foto

    polos leher posisi lateral.

    aktor lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan

    kering, serta kebiasaan merokok. #eadaan ini lama-lama menyebabkan perubahan

    mukosa dan merusak silia.

    Patofisiologi

    #esehatan sinus dipengaruhi oleh potensi osteum-osteum sinus dan lanarnya

    learene mukosiliar. %idalam #5 mukus juga mengandung substansi anti mikrobial

    dan =at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuhyang masuk bersama udara

    pernapasan.

    5rgan-organ yang membentuk #5 letaknya berdekatan dan jika terjadi edema,

    mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga sillia tidak dapat bergerak dan

    ostium tersumbat. kibatnya terjadi tekanan negatif di dalam rongga sinus yang

    menyebabkan terjadinya transudasi mula-mula serous. #ondisi ini bisa dianggap

    sebagai rhinosinusitis nin bakterial dan biasanya sembuh tanpa pengobatan.

    ila kondisi ini menetap, sekret yang terkumpulk dalam sinus merupakan media

    baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Sekret menjadi purulen. #eadaan ini

    disebut sebagi rhinosinusitis akut bakterial dan memerlukan terapi antibiotik.

    Cika terapi tidak berhasil karena faktor predisposisi, inflamasi berlanjut, terjadi

    hipoksia dan bakteri anaerob berkembang. ukosa makin membengkak dan ini

    merupakan rantai siklus yang terus berputat sampai akhirnya perubahan mukosa

    menjadii kronik yaitu hipertrofi, polip atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan

    ini mungkin diperlukan tindakan operasi.

    Sinusitis akut

    &/

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    17/38

    3nfeksi sinusitis akut dapat disebabkan berbagai organisme, termasuk !irus,

    bakteri, dan jamur. Sinusitis maksilaris dapat terjadi dalam bentuk akut ? kronis.

    Sinusitis maksilaris akut sering terjadi setelah rinitis alergik ? infeksi !irus pada

    saluran pernapasan bagian atas. lergi hidung yang kronis, adanya benda asing, dan

    de!iasi septi nasi dianggap sebagai faktor predisposisi yang paling umum. Pasien

    yang terserang umumnya mengeluh mengenai demam, lemas, sakit kepala samar (

    samar *sakit dirasa mulai dari pipi dan menjalar ke dahi atau gigi. Sakit bertambah

    saat menunduk+, rasa bengkak pada wajah dan terasa penuh, nyeri pipi yang khas )

    tumpul dan menusuk, serta sakit pada palpasi dan perkusi, kadang ada batuk iritatif

    non-produktif, sekret mukopurulen yang dapat keluar dari hidung dan kadang berbau

    busuk, penurunan atau gangguan peniuman *decreased or altered sense of smell+,

    dan sakit pada gigi ( gigi posterior atas. Perubahan posisi dapat mengurangi atau

    menambah rasa tidak enak. embungkukkan kepala biasanya akan memperhebat rasa

    sakit, sedangkan mendongakkan kepala, mengurangi rasa sakit tersebut dan

    melanarkan drainase unilateral. %ari pemeriksaan sering terlihat adanya sekresi

    mukopurulen di dalam hidung dan nasofaring. Terdapat nyeri palpasi dan tekan pada

    sinus serta gigi ( gigi yang berkaitan dengannya. Pemeriksaan roentgen mulanya

    memperlihatkan penebalan mukosa sinus, yang sering digantikan dengan opasifikasi

    karena meningkatnya pembengkakan mukosa atau adanya timbunan airan di dalam

    sinus, atau keduanya.

    Sinusitis kronis

    Perubahan ( perubahan patologis pada sinusitis kronis biasanya bersifat

    irre!ersibel, yang ditandai dengan penebalan mukosa dan pembentukan pseudo polip

    &6

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    18/38

    dengan mikroabses, granulasi, dan jaringan parut. >alaupun, sinusitis akut terjadi

    dalam hitungan harian, sinusitis maksilaris kronis biasanya dapat bertahan dalam

    hitungan bulan ataupun tahun. Perawatan sinusitis akut atau sinusitis kambuhan yang

    tidak memadai dapat menyebabkan kegagalan regenerasi permukaan epitel bersilia.

    Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan kerusakan lebih jauh dari pembuangan

    sekret sinus, yang mendorong terjadinya infeksi ulang. Penyumbatan oleh berbagai

    sebab seperti polip hidung, atau tumor juga berperan dalam etiologi sinusitis kronis.

    ;ejala dari sinusitis kornis ini biasanya agak kurang jelas, namun seringkali meliputi

    sakit kepala, rasa FpenuhF *bengkak+ pada muka, rasa tidak nyaman dan gatal di

    tenggorok, pendengaran terganggu karena oklusi tuba eustahii, dan hipersekresi

    mukopurulen. ila telah menjadi kronik dapat juga terdapat komplikasi sinusitis di

    paru-paru berupa bronhitis atau bronkiektasis atau asma bronkiale sehingga terjadi

    penyakit sinobronkitis. Pada kasus eksaserbasi akut, gejala yang timbul menyerupai

    sinusitis akut.

    &

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    19/38

    POLIP NASI

    De!inisi "#"$

    Polip nasi adalah massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung. #ebanyakan

    polip berwarna putih bening atau keabu ( abuan, mengkilat, lunak karena banyak

    mengandung airan *polip edematosa+. Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi

    kekuning ( kuningan atau kemerah ( merahan, suram dan lebih kenyal *polip fibrosa+.

    Polip kebanyakan berasal dari mukosa sinus etmoid, biasanya multipel dan dapat

    bilateral. Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan tumbuh ke arah

    belakang, jika munul di nasofaring dan disebut polip koanal.

    Etiolo%i "#"$

    Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi

    alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung belum

    diketahui dengan pasti tetapi ada keragu ( raguan bahwa infeksi dalam hidung atau

    sinus paranasal seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya polip. Polip berasal

    dari pembengkakan lapisan permukaan mukosa hidung atau sinus, yang kemudian

    menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip banyak

    &@

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    20/38

    mengandung airan interseluler dan sel radang *neutrofil dan eosinofil+ dan tidak

    mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah. Polip biasanya ditemukan pada orang

    dewasa dan jarang pada anak ( anak. Pada anak ( anak, polip mungkin merupakan

    gejala dari kistik fibrosis.

    Gang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain )

    &. lergi terutama rinitis alergi.

    2. Sinusitis kronik.

    . 3ritasi.

    . Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti de!iasi septum dan hipertrofi

    konka.

    Pato!isiolo%i

    Pada tingkat permulaan ditemukan edema mukosa yang kebanyakan terdapat di

    daerah meatus medius. #emudian stroma akan terisi oleh airan interseluler, sehingga

    mukosa yang sembab menjadi polipoid. ila proses terus berlanjut, mukosa yang

    sembab makin membesar dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil

    membentuk tangkai, sehingga terbentuk polip.

    Polip di ka!um nasi terbentuk akibat proses radang yang lama. Penyebab tersering

    adalah sinusitis kronik dan rinitis alergi. %alam jangka waktu yang lama, !asodilatasi

    lama dari pembuluh darah submukosa menyebabkan edema mukosa. ukosa akan

    menjadi ireguler dan terdorong ke sinus dan pada akhirnya membentuk suatu struktur

    bernama polip. iasanya terjadi di sinus maksila, kemudian sinus etmoid. Setelah polip

    terrus membesar di antrum, akan turun ke ka!um nasi. "al ini terjadi karena bersin dan

    pengeluaran sekret yang berulang yang sering dialami oleh orang yang mempunyai

    riwayat rinitis alergi karena pada rinitis alergi terutama rinitis alergi perennial yang

    banyak terdapat di 3ndonesia karena tidak adanya !ariasi musim sehingga alergen

    &A

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    21/38

    terdapat sepanjang tahun. egitu sampai dalam ka!um nasi, polip akan terus membesar

    dan bisa menyebabkan obstruksi di meatus media.

    Ge&ala Klinis

    ;ejala utama yang ditimbulkan oleh polip hidung adalah rasa sumbatan di hidung.

    Sumbatan ini tidak hilang ( timbul dan makin lama semakin berat keluhannya. Pada

    sumbatan yang hebat dapat menyebabkan gejala hiposmia atau anosmia. ila polip ini

    menyumbat sinus paranasal, maka sebagai komplikasinya akan terjadi sinusitis dengan

    keluhan nyeri kepala dan rinore.

    ila penyebabnya adalah alergi, maka gejala yang utama ialah bersin dan iritasi di

    hidung.

    Pada rinoskopi anterior polip hidung seringkali harus dibedakan dari konka

    hidung yang menyerupai polip *konka polipoid+.

    Polip )

    - ertangkai

    - udah digerakkan

    - #onsistensi lunak

    - Tidak nyeri bila ditekan

    - Tidak mudah berdarah

    - Pada pemakaian !asokonstriktor *kapas adrenalin+ tidak mengeil.

    Dia%nosis 'andin%"#"$

    Konka Polipoid

    Polip didiagnosa bandingkan dengan konka polipoid, yang iri ( irinya sebagai

    berikut)

    - Tidak bertangkai

    - Sukar digerakkan

    - 1yeri bila ditekan dengan pinset

    - udah berdarah

    - %apat mengeil pada pemakaian !asokonstriktor *kapas adrenalin+.

    20

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    22/38

    Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ukup mudah untuk membedakan polip dan

    konka polipoid, terutama dengan pemberian !asokonstriktor yang juga harus hati ( hati

    pemberiannya pada pasien dengan penyakit kardio!askuler karena bisa menyebabkan

    !asokonstriksi sistemik, maningkatkan tekanan darah yang berbahaya pada pasien

    dengan hipertensi dan dengan penyakit jantung lainnya.

    T"or Hid"ng

    ;ejala dan tanda tergantung dari tumor primer serta arah perluasannya.

    ;ejala nasal ) obstruksi hidung unilateral dan rinorea. Sekretnya sering berampur

    darah dan epistaksis. #alau tumor besar bisa mendesak hidung sehingga terjadi

    deformitas hidung. Pada tumor ganas khas dengan adanya sekret yang berbau busuk. ;ejala orbita ) diplopia, ptosiss dan gangguan !isus.

    ;ejala oral ) penonjolan atau ulkus di palatum, pasien mengeluhkan gigi palsu

    sering lepas atau gigi geligi mudah goyah.

    ;ejala fasial ) terdapat menonjolan pipi disertai rasa nyeri atau baal.

    ;ejala intrakranial ) sakit kepala hebat.

    Peeriksaan fisik dan !en"n#ang&. 3nspeksi

    Polip yang masif sering sudah menyebabkan deformitas hidung luar. %apat

    dijumpai pelebaran ka!um nasi terutama polip yang berasal dari sel-sel etmoid.

    2. 9inoskopi nterior

    emperlihatkan massa translusen pada rongga hidung. %eformitas septum

    membuat pemeriksaan menjadi lebih sulit. Tampak sekret mukus dan polip multipel

    atau soliter. Polip kadang perlu dibedakan dengan konka nasi inferior, yakni dengan

    ara memasukan kapas yang dibasahi dengan larutan efedrin &B *!asokonstriktor+,

    konka nasi yang berisi banyak pembuluh darah akan mengeil, sedangkan polip tidak

    mengeil. Polip dapat diobser!asi berasal dari daerah sinus etmoidalis, ostium sinus

    maksilaris atau dari septum.

    2&

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    23/38

    . 9inoskopi Posterior

    #adang-kadang dapat dijumpai polip koanal. Sekret mukopurulen ada kalanya

    berasal dari daerah etmoid atau rongga hidung bagian superior, yang menandakan

    adanya rinosinusitis.

    . 1aso endoskopi

    danya fasilitas nasoendoskopi akan sangat membantu diagnosis kasus baru.

    Polip stadium awal tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak

    dengan pemeriksaan nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga sering dapat terlihat

    tangkai polip yang berasal dari ostium assesorius sinus maksila.

    /. Pemeriksaan 7T San

    Sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus

    paranasal apakah ada proses peradangan, kelainana anatomi, polip atau sumbatan

    kompleks ostiomeatal.

    6. iopsi

    Pada polip akan ditemukan ) Pseudostratified iliated olumnar epithelium,

    4pithelial basement membrane yang menebal, 5edematous stroma

    22

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    24/38

    T$NSILITIS

    . Pengertian

    Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari inin >aldeyer.

    7inin >aldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut

    yaitu ) tonsil faringeal * adenoid +, tonsil palatina * tosil fauial+, tonsil lingual * tosil

    pangkal lidah +, tonsil tuba 4ustahius * lateral band dinding faring ? ;erlahHs tonsil +

    Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptoous beta

    2

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    25/38

    hemolytius, streptoous !iridans dan streptoous pyogenes, dapat juga disebabkan

    oleh !irus.

    aam-maam tonsillitis menurut yaitu )

    &. Tonsilitis kut

    a. Tonsilis !iral

    Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai ommond old yang disertai rasa

    nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering adalah !irus 'pstein )arr. "emofilus

    influen=ae merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. Cika terjadi infeksi !irus

    co!schakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-luka keil pada

    palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien.

    b. Tonsilitis bakterial

    9adang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup Streptokokus, I hemolitikus

    yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus, Streptokokus !iridan, Streptokokus

    piogenes.

    3nfiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi

    radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. entuk

    tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. ila berak-berak

    detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.

    2

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    26/38

    2. Tonsilitis embranosa

    a. Tonsilitis difteri

    Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman Coryne bacterium

    diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak-anak berusia kurang dari &0

    tahunan frekuensi tertinggi pada usia 2-/ tahun.

    b. Tonsilitis septik

    Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus yang terdapat dalam

    susu sapi.

    . ngina Plaut :inent * stomatitis ulsero membranosa +

    Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirohaeta atau triponema yang

    didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi !itamin 7.

    d. Penyakit kelainan darah

    Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan infeksi

    mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membran semu. ;ejala pertama

    sering berupa epistaksis, perdarahan di mukosa mulut, gusi dan di bawah kulit sehingga

    kulit tampak berak kebiruan.

    . Tonsilis #ronik

    2/

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    27/38

    Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa

    jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh uaa, kelelahan fisik, dan

    pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

    . natomi isiologi

    mandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak

    mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil terletak pada

    kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. 3a juga bagian dari

    struktur yang disebut 9ing of >aldeyer * inin waldeyer +. #edua tonsil terdiri juga atas

    jaringan limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat persediaan

    limfosit yang melimpah di dalam airan yang ada pada permukaan dalam sel-sel tonsil.

    Tonsil terdiri atas)

    &. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di belakang koana

    2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.

    . Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

    Tonsil berfungsi menegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan

    ara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh

    karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut

    dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan Telinga "idung J

    Tenggorokan * T"T +. #uman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid

    terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang

    26

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    28/38

    kronis dan berulang *Tonsilitis kronis+. 3nfeksi yang berulang ini akan menyebabkan

    tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga

    ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan epat melebihi ukuran yang normal.

    7. 4tiologi

    Penyebab tonsilitis menurut adalah infeksi kuman &treptococcus beta

    hemolyticus* &treptococcus viridans, dan &treptococcus pyogenes. %apatjuga disebabkan

    oleh infeksi !irus.

    %. Patofisiologi

    akteri atau !irus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. mandel atau

    tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut. "al ini

    akan memiu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan

    tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau !irus. #uman

    menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfiial

    mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli

    morfonuklear. Proses ini seara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi berak

    kuning yang disebut detritus. %etritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel

    yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis falikularis, bila

    berak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakunaris. Tonsilitis

    dimulai dengan gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah. Pasien hanya

    mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat

    menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah bening melemah

    2

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    29/38

    didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot, kedinginan, seluruh tubuh

    sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien

    mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa mengental. "al-hal yang

    tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    30/38

    PENATALAKSANAAN "#

    $ntuk polip edematosa, dapat diberikan pengobatan kortikosteroid )

    5ral, misalnya prednison /0 mg?hari atau deksametason selama &0 hari, kemudian

    dosis diturunkan perlahan ( lahan *tappering off+.

    5bat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, merupakan obat untuk

    rinitis alergi, sering digunakan bersama atau sebagai lanjutan pengobatn kortikosteroid

    per oral. 4fek sistemik obat ini sangat keil, sehingga lebih aman.

    $ntuk polip yang ukurannya sudah besar dilakukan ektraksi polip *polipektomi+

    dengan menggunakan senar polip. Selain itu bila terdapat sinusitis, perlu dilakukandrenase sinus. 5leh karena itu sebelum operasi polipektomi perlu dibuat foto sinus

    paranasal untuk melihat adanya sinusitis yang menyertai polip ini atau tidak. Selain itu,

    pada pasien polip dengan keluhan sakit kepala, nyeri di daerah sinus dan adanya

    perdarahan pembuatan foto sinus paranasal tidak boleh dilupakan.

    Prosedur polipektomi dapat mudah dilakukan dengan senar polip setelah

    pemberian dekongestan dan anestesi lokal.

    $ntuk tonsilitis kronik ) pemberian obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

    Cika pasien merasa terganjal di tenggorok dan terdapat infeksi maka dianjurkan untuk

    tonsilektomi.

    P(OGNOSIS

    Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pengobatannya juga perlu

    ditujukan kepada penyebabnya, misalnya alergi. Terapi yang paling ideal pada rinitis

    alergi adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.

    Seara medikamentosa, dapat diberikan antihistamin dengan atau tanpa

    dekongestan yang berbentuk tetes hidung yang bisa mengandung kortikosteroid atau

    tidak. %an untuk alergi inhalan dengan gejala yang berat dan sudah berlangsung lama

    2A

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    31/38

    dapat dilakukan imunoterapi dengan ara desensitisasi dan hiposensitisasi, yang menjadi

    pilihan apabila pengobatan ara lain tidak memberikan hasil yang memuaskan.

    $ntuk tonsilitis kronik akan sulit disembuhkan dengan pengobatan antiobiotika

    biasa, maka jika memang mengganggu piihan utamanya adalah melakukan tonsilektomi.

    KESIMPULAN

    Sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan nasoendoskopi pasien ini

    didiagnosis suspek polip nasi deKtra e sinusitis kronik dan tonsilitis kronik.

    Suspek polip nasi karena ditemukannya massa berwarna putih keabuan di meatus

    medius deKtra dengan permukaan liin dan disertai sekret purulen, tidak mudah berdarah

    dan tidak rapuh, riwayat alergi dan pilek sepanjang hidup dan juga pasien merasakan

    nyeri hebat di bagian frontal.

    Tonsilitis kronik karena ditemukannya detritus dan pelebaran kriptus tanpa

    disertai gejala yangg dirasakan pasien.

    Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan polip dengan memberikan

    kortikosteroid oral atau topikal dan obat semprot hidung mengandung steroid sambil

    menunggu hasil pemeriksaan t san dan biopsi selesai.

    $ntuk pengobatan tonsilitis kronik diberikan obat kumur dan edukasi untuk

    menjaga kebersihan mulut.

    LAP$RAN KAS%S

    1& Identitas Pasien

    1ama ) 1y. L

    $mur ) 62 tahun

    Cenis kelamin ) Perempuan

    gama ) 3slam

    Pekerjaan ) 3bu rumah tangga

    0

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    32/38

    lamat ) -

    '& Ananesis

    namnesis dilakukan seara autoanamnesis pada tanggal &2 5ktober 20&/ pukul

    &0.00 >3

    Kel"han %taa :

    "idung kanan terasa tersumbat

    Kel"han Tabahan :

    #epala sangat sakit, pilek yang tidak pernah sembuh, sering bersin dan keluar

    sekret bening.

    Ri(a)at Pen)akit Sekarang :

    Pasien datang ke Poli T"T 9S$% Tarakan dengan keluhan tersumbat padahidung kanan sejak dua bulan pemeriksaan. Pasien juga mengeluh rasa sakit

    kepala dan flu yang tidak pernah sembuh disertai bersin dan keluar sekret bening.

    Sejak muda pasien memang sering bersin apabila terkena debu ataupun asap.

    Pasien sudah pernah ke dokter T"T dan dinyatakan memiliki alergi debu dan

    de!iasi septum nasi ke arah kanan.

    Ri(a)at Pen)akit Dah"l" :

    Pasien memiliki alergi debu dan asap sehingga mudah bersin. Pasien juga

    selalu pilek yang tidak pernah sembuh.

    Ri(a)at Pen)akit Kel"arga :

    Tidak ada anggota keluarga yang memiliki alergi.

    *& Peeriksaan +isik

    TELINGA

    De,tra Sinistra

    entuk daun telinga 1ormotia 1ormotia

    #elainan kongenital mikrotia *-+, makrotia *-+, atresia

    *-+, fistula *-+, kelainan bentuk *-+,

    batHs ear *-+, stenosis analis *-+,

    mikrotia *-+, makrotia *-+, atresia

    *-+, fistula *-+, kelainan bentuk *-+,

    batHs ear *-+, stenosis analis *-+,

    &

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    33/38

    loopHs ear *-+, mo=art ear *-+,

    yptotia *-+, Muestion mark ear *-+,

    satyr ear *-+

    loopHs ear *-+, mo=art ear *-+,

    yptotia *-+, Muestion mark ear *-+,

    satyr ear *-+

    9adang, tumor 1yeri *-+, massa *-+, hiperemis *-+,sekret *-+, edema *-+

    1yeri *-+, massa *-+, hiperemis *-+,sekret *-+, edema *-+

    1yeri tekan tragus 1yeri *-+ 1yeri *-+Penarikan daun telinga 1yeri *-+ 1yeri *-+

    #elainan pre-, infra,

    retroaurikulermassa *-+, hiperemis *-+, oedem*-+

    nyeri *-+, fistula *-+,ulkus *-+,

    ekimosis *-+, hematoma *-+,

    sikatrik *-+

    massa *-+, hiperemis *-+, oedem*-+

    nyeri *-+, fistula *-+,ulkus *-+,

    ekimosis *-+, hematoma *-+,

    sikatrik *-+

    9egion mastoid assa *-+, hiperemis *-+,oedem *-+

    nyeri *-+

    assa *-+, hiperemis *-+,oedem *-+

    nyeri *-+

    'iang telinga 'apang , furunkel *-+, serumen

    *-+, oedem *-+, sekret -./ 0air

    kek"ningan, darah *-+, hiperemis

    *-+

    'apang, furunkel *-+, jar.

    ;ranulasi *-+, serumen *-+, oedem

    *-+, sekret *-+, darah *-+, hiperemis

    *-+

    embrane timpani T intak, hiperemis *-+, edema

    *-+, refleks ahaya *N+ jam /

    T intak, hiperemis *-+, edema

    *-+, refleks ahaya *N+ jam eber Tidak ada lateralisasi

    Swabah Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

    .esan /

    - sekret cair kekuningan pada telinga kanan+

    - -elinga kanan dan kiri dalam batas normal+

    2

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    34/38

    HID%NG

    Rhinosko!i Anterior

    De,tra Sinistraentuk 1ormal, tidak ada

    deformitas

    1ormal, tidak ada

    deformitas%aerah sinus frontalis dan

    maKillaries

    1yeri tekan *-+,nyeri ketuk

    *-+, deformitas *-+

    1yeri tekan *-+, nyeri

    ketuk*-+, deformitas *-+

    :estibulum Tampak bulu hidung,

    laserasi *-+, sekret -./,

    furunkel *-+, krusta *-+

    Tampak bulu hidung,

    laserasi *-+, sekret *-+,

    furunkel *-+, krusta *-+

    7a!um nasi 'apang, sekret -./ 'apang, sekret *-+

    #onka inferior "iperemis *-+, hipertrofi

    *-+, li!ide *-+

    "iperemis *-+, hipertrofi

    *-+, li!ide *-+eatus nasi inferior Terbuka, sekret *-+ Terbuka, sekret *-+

    #onka medius "iperemis *-+, hipertrofi

    *-+

    "iperemis *-+, hipertrofi

    *-+eatus nasi medius Terbuka, sekret -./ assa

    -./

    Terbuka, sekret *-+

    Septum nasi Ada de2iasi Tidak ada de!iasi

    Rhinosko!i Posterior

    Tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif

    #oana ) -

    Septum nasi ) -

    uara tuba eustahius ) -

    Torus tubarius ) -

    #onka inferior dan media ) -

    %inding posterior ) -

    PE3ERIKSAAN TRANSIL%3INASI

    Sinus frontalis kanan, kiri ) tidak dilakukan

    Sinus maKilaris kanan, kiri ) tidak dilakukan

    TENGG$R$K

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    35/38

    +aring

    %inding pharynK ) merah muda, hiperemis *-+, granular *-+

    rkus pharynK ) simetris, hiperemis *-+, edema *-+

    Tonsil )

    - $kuran T2?T2 tenang- "iperemis -?-

    - Kri!ta elebar .4.- Detrit"s .4.

    - Perlengketan -?-

    $!ula ) letak di tengah, hiperemis *-+

    ;igi ) gigi geligi lengkap, aries *-+

    'ain-lain ) post nasal drip *-+

    Laring

    Tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif

    4piglotis ) -

    Plika aryepiglotis ) -

    rytenoid ) -

    :entrikular band ) -

    Pita suara asli ) -

    9ima glotis ) -

    7inin trakea ) -

    Sinus piriformis ) -

    Kelen#ar life s"bandib"la dan ser2i0al

    Pada inspeksi dan palpasi tidak ada pembesaran

    Res"e

    %ari anamnesa didapatkan 1y, L datang dengan keluhan tersumbat pada hidung

    sebelah kanan, disertai nyeri kepala hebat, mudah bersin saat ada debu dan asap, flu yang

    tidak pernah sembuh sejak dahulu dan disertai dengan sekret bening. Pasien mengaku

    dulu pernah berobat ke dokter dan dinyatakan memiliki alergi terhadap debu dan asap dan

    juga memiliki defiasi septum ke arah kanan.

    %ari pemeriksaan fisik didapatkan telinga kanan dan kiri normal, pada rhinoskopi

    anterior ditemukan massa putih keabu-abuan dengan sedikit sekret purulen, pemeriksaan

    faring ditemukan tonsil T2-T2 dengan pelebaran kriptus dan terdapatnya detritus.

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    36/38

    Pemeriksaan kelenjar limfe tidak bermakna. Pemeriksaan rhinoskopi posterior dan

    laringoskopi indirek tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif.

    5orking diagnosis

    Poli! nasi de,tra e0 sin"sitis kronik dan tonsillitis kronik

    %asar yang mendukung )

    namnesis )

    9asa tersumbat pada hidung kanan

    1yeri kepala hebat

    #eluar sekret air

    emiliki riwayat alergi dan de!iasi septum nasi kearah kanan

    udah bersin

    Pemeriksaan fisik )

    - Terdapat massa putih keabuan di meatus medius kanan dan terdapat sekret purulen

    - Terdapat pelebaran kripta dan detritus di tonsil dengan ukuran T2-T2

    Differential diagnosis

    1& Konka !oli!oid

    %asar yang mendukung )

    Terdapat sumbatan saat bernapas

    Terdapat massa berwarna putih keabuan

    %asar yang tidak mendukung )

    assa sukar digerakkan dan mudah berdarah

    1yeri pada penekanan hidung

    embesar kearah belakang yaitu nasofaring, bukan meatus.

    '& T"or hid"ng

    %asar yang mendukung )

    Terdapat massa di ka!um nasi

    %asar yang tidak mendukung )

    Terdapat gejala nasal, orbita, fasial, oral dan intraranial.

    /

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    37/38

    Penatalaksanaan

    edika mentosa

    &. ntibiotik sistemik

    2. #ortikosteroid oral atau dan topial. 5bat kumur

    1on medika mentosa

    Pasien diberitahu bahwa pasien menderita polip yang dikarenakan alergi sejak

    dulu yang menyebabkan terjadinya sinusitis dan juga menderita tonsillitis

    kronik karena pengobatan dahulu yang tidak adekuat atau pemaparan berulang

    terhadap allergen Pasien diberitahu bahwa jika dengan pengobatan polip tidak mengeil maka

    dianjurkan untuk melakukan tindakan pembedahan tetapi tetap ada

    kemungkinan polip kembali lagi munul. Sedangkan untuk tonsillitis

    kroniknya akan dilakukan pembedahan jika sudah mengganggu jalan napas

    ataupun terjadi infeksi.

    Prognosis

    d :itam ) ad bonam

    d ungsionam ) ad bonam

    6

  • 7/24/2019 case 1 polip .doc

    38/38

    DAFTA( PUSTAKA

    &. Soepardi, 4fiaty. 3skandar, 1urbaiti. uku jar 3lmu #esehatan Telinga

    "idung Tenggorok edisi 3: etakan 3. alai Penerbit #-$3, Cakarta 2000

    2. Soepardi, 4fiaty. "adjat, ahri. 3skandar, 1urbaiti. Penatalaksanaan dan#elainan Telinga "idung Tenggorok edisi 33. alai Penerbit #-$3, Cakarta

    2000

    . #apita Selekta #edokteran edisi 333 jilid 3 hal. && ( &&. Penerbit edia

    esulapius #-$3 2000

    . dams, ;eorge. oies, 'awrene. "igler, Peter. uku jar Penyakit Telinga

    "idung Tenggorok. >.. Saunders, Philadelphia &A@A

    /. allenger, Cohn Caob. %iseaes of The 1ose Throat 4ar "ead and 1ek. 'eaJ ebiger &th edition. Philadelphia &AA&