case spinal cord injury-1
TRANSCRIPT
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 1/27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Cedera kolumna vertebralis, dengan atau tanpa defisit neurologis harus tetap
selalu dipikirkan pada pasien dengan trauma multipel. Kurang lebih dari 5%
pasien dengan cedera kepala juga mengalami cedera spinal, sementara 25% pasien
dengan cedera spinal mengalami setidaknya cedera kepala ringan. Kurang lebih
55% trauma spinal terjadi pada regio servikal, 15% pada regio torakal, 15% di
regio sendi torakalumbal, dan 15% di area lumbosakral.1,2
Spinal cord injury merupakan trauma pada medulla spinalis yang
merupakan susunan saraf pusat yang terletak di dalam kanalis vertebra dan
menjulur dari foramen magnum ke bagian atas region lumbalis, trauma dapat
bervariasi berupa trauma berupa jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan olah raga, luka tusuk dan sebagainya yang dapat menyebabkan
paralisis, uadriplegi hingga kematian. !rauma medulla spinalis diklasifikasikansebagai komplet " kehilangan sensasi fungsi motorik volunter total, dan tidak
komplet " campuran kehilangan sensasi dan fungsi motorik volunteer. 1,2
#okter dan petugas medis lain yang menangani pasien dengan cedera
spinal harus selalu berhati hati bah$a manipulasi yang berlebihan dan imobilisasi
yang tidak adekuat akan menyebabkan kerusakan neurologis tambahan dan
memperburuk kondisi pasien. 5% pasien mengalami gejala neurologis atau
perburukan kondisi setelah sampai di unit ga$at darurat. al ini disebabkan
iskemia atau terjadinya edema pada medulla spinalis, tetapi bisa juga disebabkan
akibat gagalnya pemasangan imobilisasi yang adekuat. &elama tulang belakang
pasien diproteksi dengan baik, pemeriksaan tulang belakang dan ekslusi trauma
spinal dapat ditunda dengan aman, terutama bila terjadi instabilitas sistemik
seperti hipotensi dan respirasi yang tidak adekuat.
1
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 2/27
BAB II
ILUSTRASI KASUS
3.1. Identitas Penderita
'ama " (n.)*
+enis kelamin " aki-laki
sia " 21 !ahun /01 +uli 13
(lamat " #esa 4adanng &ari, Kab.gan Komering
4endidikan " &!(
4ekerjaan " )elum bekerja
(gama " *slam
&uku " &umatera
)angsa " *ndonesia
'o. 6ekam medis " 1789
:6& " 18-10-2015
3.2. Anamnesis
Keluhan utama uka tusuk di leher dan bahu belakang
sebelah kiri
Keluhan tam!ahan !idak dapat berjalan
Ri"a#at $er%alanan $en#a&it
; 1,5 bulan yang lalu os datang diba$a keluarganya dengan
keluhan luka tusuk dileher dan bahu belakang kiri, os juga mengeluh
kakinya tidak dapat digerakkan, os diba$a ke 6& :uara dua lalu dirujuk
ke 6& )aturaja. s kemudian langsung di rujuk ke 6&: dan ditangani
oleh spesialis bedah thorak, os mengeluh sesak /<3, demam /-3, )(K dan
)() biasa. #ilakukan pemeriksaan dikatakan os mengalami
pneumothoraks dan dilakukan pemasangan chest tube, keluhan sesak
berkurang.
2
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 3/27
; 9 minggu yang lalu, os dira$at alih dari bagian bedah thorak ke
bagian bedah orthopedi, os mengeluh kesemutan pada kedua kakinya dan
terasa kebas dari ujung kaki hingga setengah badan, belum dapat berjalan,
nyeri luka post operasi /<3, demam /<3, )() dan )(K biasa.
; 2 minggu yang lalu, os mengatakan nyeri luka operasi berkurang,
mengeluh kesemutan hilang timbul pada kedua kakinya, terasa kebas dari
ujung kaki hingga setengah badan /<3, belum dapat berjalan, os tidak dapat
duduk mandiri, demam /-3, sulit )(), )(K biasa.
; 1 minggu yang lalu, os mengatakan nyeri luka operasi /-3,
mengeluh sering kesemutan pada kedua kakinya, terasa kebas dari ujung
kaki hingga setengah badan /<3, belum dapat berjalan, os tidak dapat
duduk mandiri, demam /-3, )() dan )(K biasa.
Ri"a#at $en#a&it dahulu
!uberkulosis " /-3
(lergi " /-3
Ri"a#at Pen#a&it Keluar'a#isangkal
3.3. Pemeri&saan (isi&
Primar# Sur)e# *1+,1-,2-1/
1. (ir$ay "
snoring /-3, gargling /-3, os dapat mengeluarkan suara dengan baik, tanpa
hambatan
0lear.
2. )reathing "
*nspeksi " jejas /<3 pada leher dan bahu belakang, deviasi trakea /-3,
pergerakan dinding dada kiritertinggal, 66" 2= >?menit
4alpasi " krepitasi /-3, nyeri tekan /-3, stemfremitus paru kiri menurun
4erkusi " sonor pada paru kanan dan hipersonor pada paru kiri
(uskultasi " @esikuler paru kiri menurun
3
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 4/27
0lear
4asang 4ulse oksimetri /saturasi 2100%3, dan beri 2sungkup
=?menit
9. Circulation "
4erdarahan aktif eksternal /<3, !# " 0?80 mmg, 'adi " =0 >?menit isi
cukup, kuat dan teratur, pucat pada $ajah dan ektremitas /-3
Sta!il
4asang *@ line dengan cairan 6inger aktat 90gtt?*, pasang kateter.
. #isability "
AC&B :5@8 B 15
4upil bulat D 9mm?9mm, isokor, 6C <?<,
Bai&
5. >posure "
&eluruh pakaian os dibuka, lalu os diselimuti.
Ree)aluasi AB0DE Sta!il
Sendar# sur)e#
Anamnesis
A (lergi " tidak ada
:edikasi tidak ada obat-obatan yang diminum saat ini
P 4ast *llness " tidak ada penyakit penyerta lainnya
L ast meal " sebelum kejadian os belum makan.
E vent?environment " os ditusuk pisau dari arah belakang
Pemeri&saan (isi& *21,11,2-1/
Keadaan mum " tampak sakit sedang
Kesadaran " Composmentis
AC& " @5:8 15
!anda @ital " !#" 0?80, 'adi" =0>?menit, 66"2=>?menit,!" 98,=EC
4
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 5/27
Kepala " normocephale, jejas /-3
:ata " C( -?-, sklera ikterik /-?-3, ukuran 4upil 9mm?9mm,
isokor, refle> cahaya <?<eher " deviasi trakea /-3, +@4 5;2cm2, scar /<3 v.
laceratum setinggi vertebra !h-2 dan v. laceratum di
bahu kiri
!horaks " 4ulmo "
• *nspeksi " jejas /<3 pada leher dan bahu kiri
belakang, deviasi trakea /-3, pergerakan dinding
dada kiri tertinggal, 66" 20 >?menit
• 4alpasi " krepitasi /-3, nyeri tekan /-3,
stemfremitus paru teraba sama kanan dan kiri
• 4erkusi " sonor pada paru kanan dan kiri
• (uskultasi " &uara napas vesikuler /<3 normal, $h
/-?-3, rh /-?-3
Cor "
- *nspeksi " ictus cordis tidak terlihat
- 4alpasi " ictus cordis tidak teraba
- 4erkusi " )atas jantung dalam batas normal
- (uskultasi " )+ *- ** reguler, murmur /-3, gallop
/-3
(bdomen "
- *nspeksi " jejas /-3, distensi /-3, lemas
- 4alpasi " soepel, 'yeri tekan /-3, defans muscular
/-3, datar
- 4erkusi " timpani /<3
- (uskultasi " )ising usus <?< 'ormal
kstremitas " akral hangat, edema /-3, deformitas /-3, krepitasi /-3Kekuatan motorik ekstremitas superisor 5?5, sensibilitas
<?<
6efeleks fisiologis /<3" 6efleks biceps /<3 refleks triceps
/<3, Kekuatan motorik ekstremitas inferior 0?0
sensibilitas -?-6efeleks fisiologis /-3" 6efleks patella /-3,
refle> achiles /-3, refle> )abinski /-3.
3.4. Pemeri&saan Penun%an'
a. Rnt'en
5
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 6/27
Se!elum $emasan'an hest tu!e
!. RI *15,11,2-1/
6
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 7/27
7
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 8/27
Kesan Fraktur pada middle dan posterior column !h 2 sisi kanan dengan
bone marro$ edema. Aambaran spinal cord injury pada setinggi korpus
vertebra !h 2
Pemeri&saan La!ratrium
#arah rutin
- eukosit " 10.109?mm9 /9500-10000 mm93
- ritrosit " ,8.109? mm9 /9,=-5,= > 108?mm93
- emoglobin " 19, gr?dl /11-18,5 gr?dl3
- ematokrit " 1,2 % /95-50 %3
- !rombosit " 171.109 mm9 /150.000-90.000 mm93
- A#& " 107 mg?dl
3. . Dia'nsis Ker%a
&pinal cord injury frankle ( e.c post luka tusuk posterior < lesi medulla
spinalis setinggi vertebra !h 2
1.+. Tatala&sana
• #iet ')• *@F# 6 gtt >>? menit
• *nj Ketorolac 2> 1 gr iv
• 4aracetamol tab 9>500 mg p.o
• 'eurode> tab 1>1
• 4asang kateter
8
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 9/27
BAB III
TIN6AUAN PUSTAKA
2.1 Anatmi
2.1.1 Anatmi 0lumna 7erte!ralis/1,2,93
Columna vertebralis terdiri dari 7 tulang servikal, 12 tulang torakal, dan 5
tulang lumbal serta terdiri juga dari 5 tulang sacrum dan tulang coccigys. !ulang
vertebra memiliki korpus yang terletak di anterior, yang membentuk bangunan
utama sebagai tumpuan beban. Korpus vertebrae dipisahkan oleh diskus
intervetebralis, dan disangga disebelah anterior dan posterior oleh ligamentum
longitudinal anterior dan posterior. #isebelah posterolateral, dua pedikel
membentuk pilar tempat atas kanalis vertebralis /lamina3 berada.
9
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 10/27
Aambar 1. anatomi collumna vertebralis /13
Fungsi dari columna vertebralis sebagai pendukung badan yang kokoh dan
sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantaraan tulang ra$an cakram
intervertebralis yang lengkungnya memberikan fleksibilitas dan memungkinkan
membungkuk tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap goncangan
yang terjadi bila menggerakkan berat badan seperti $aktu berlari dan meloncat,
dan dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap goncangan.
#isamping itu juga untuk memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk
otot dan membentuk tapal batas pasterior yang kukuh untuk rongga-rongga badan
dan memberi kaitan pada iga.
10
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 11/27
Aambar 2. @ertebrae !orakal dan collumna vertebralis proyeksi ateral/13
2.1.2 Anatmi medulla s$inalis /1,9,83
:edulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf yang berbentuk
silindris memanjang dan menempati G atas canalis vertebra yaitu dari batas
superior atlas /C13 sampai batas atas vertebra lumbalis kedua /23, kemudian
medulla spinalis akan berlanjut menjadi medulla oblongata. 4ada $aktu bayi lahir,
panjang medulla spinalis setinggi ; umbal ketiga /93. :edulla spinalis dari luar
kedalam dilindungi antara lainH dinding kanalis vertebralis, ekstradura, durameter,
arachnoid, ruangan subarachnoid yang berisi liquor cerebrospinalis, dan piameter
yang kaya dengan pembuluh-pembuluh darah.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengadakan komunikasi antara
otak dan semua bagian tubuh dan bergerak refleks.
Aambar .&egmen I segmen :edulla spinalis /93
11
Aambar 9. &usunan pelindung medulla spinalis
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 12/27
:edulla spinalis bera$al dari ujung ba$ah medulla oblongata di foramen
magnum. 4ada de$asa biasanya berakhir disekitar tulang 1 berakhir menjadi
konus medularis. &elanjutnya akan berlanjut menjadi kauda euina yang lebih
tahan terhadap cedera. :edula spinalis ditiap segmennya memiliki empat radi>,
sebuah radi> ventralis dan sebuah radi> posterior pada sisi kiri dan sepasang di
sisi kanan. 6adi> saraf ini keluar dari kolumna vertebralis melalui foramina
intervetebralis. 4ada spina servikalis, radi> keluar mele$ati bagian atas kolumna
vertebralis, sedangkan pada segmen ba$ah !1 radi> keluar mele$ati bagian
ba$ah korpus vertebralis. 6adi> ventralis berfungsi sebagai traktus motoris yang
keluar dari medula spinalis, sedangkan radi> posterior bersifat sensoris terhadap
struktur superfisial dan profunda tubuh.
#ari berbagai traktus di medulla spinalis, ada 9 traktus yang telah
dipelajari secara klinis, yaitu traktus kortikospinalis, traktus sphinotalamikus, dan
kolumna posterior. &etiap pasang traktus dapat cedera pada satu sisi atau kedua
sisinya.
!raktus kortikospinalis, yang terletak dibagian posterolateral medulla
spinalis, termasuk salah satu jalur desenden yang mengatur kekuatan motorik
tubuh ipsilateral dan diperiksa dengan melihat kontraksi otot volunter atau melihat
respon involunter dengan rangsangan nyeri. !raktus spinotalamikus, termasuk
salah satu jalur asenden yang terletak di anterolateral medula spinalis, memba$a
sensasi nyeri, suhu, getaran dan raba dari sisi kontralateral tubuh.
#iameter bilateral medulla spinalis selalu lebih panjang dibandingkan
diameter ventrodorsal. al ini terutama terdapat pada segmen medulla spinalis
yang melayani ekstremitas atas dan ba$ah. 4elebaran ke arah bilateral ini disebut
intumesens, yang terdapat pada segmen C-!1 dan segmen 2-&9 /intumesens
lumbosakral3. 4ada permukaan medulla spinalis dapat dijumpai fisura mediana
ventalis, dan empat buah sulkus, yaitu sulkus medianus dorsalis, sulkus
dorsolateralis, sulkus intermediodorsalis dan sulkus ventrolateralis.
12
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 13/27
4ada penampang transversal medulla spinalis, dapat dijumpai bagian
sentral yang ber$arna lebih gelap /abu-abu3 yang dikenal dengan istilah gray
matter . Gray matter adalah suatu area yang berbentuk seperti kupu-kupu atau
huruf . (rea ini mengandung badan sel neuron beserta percabangan dendritnya.
#i area ini terdapat banyak serat-serat saraf yang tidak berselubung myelin serta
banyak mengandung kapiler-kapiler darah. al inilah yang mengakibatkan area
ini ber$arna menjadi lebih gelap.
Gray matter dapat dibagi kedalam 10 lamina atau bagian, yaitu "
1. kornu anterior?dorsalis, yang mengandung serat saraf sensorik, terdiri atas
lamina @***, *J, dan bagian dari lamina @**.
13
Aambar 5. 4enampang trasversal medulla spinalis
Aambar 8. )agian-bagian gray matter
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 14/27
2. Kornu posterior?ventralis, yang memba$a serat serat saraf motorik, terdiri
atas lamina *-*@.
9. Kornu intermedium, yang memba$a serat-serat asosiasi, terdiri atas
lamina @**.
. Kornu lateral, merupakan bagian dari kornu intermedium yang terdapat
pada segmen torakal dan lumbal yang memba$a serat saraf simpatis.
3.1 S$inal 0rd In%ur#
3.1.1 De8inisi
Spinal cord injury /&C*3 merupakan trauma pada medulla spinalis yang
merupakan susunan saraf pusat yang terletak di dalam kanalis vertebra dan
menjulur dari foramen magnum ke bagian atas region lumbalis, trauma dapat
bervariasi berupa trauma berupa jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan olah raga, luka tusuk dan sebagainya yang dapat menyebabkan
paralisis, uadriplegi hingga kematian.1,2
3.1.1 Etil'i
4enyebab &C* menurut )atticaca, antara lainH
1. Kecelakaan di jalan raya
2. lahraga
3. :enyelam pada air yang dangkal
4. uka tembak atau luka tusuk
. Aangguan lain yang dapat menyebabkan cedera medulla spinalis seperti
spondiliosis sevikal dengan mielopati, yang menghasilkan saluran sempit
dan mengakibatkan cedera progresif terhadap medulla spinalis dan akar,
mielitis akibat proses inflamasi infeksi maupun non infeksi, osteoporosis
yang disebabkan oeh fraktur kompresi pada vertebra, tumor infiltrasi,
maupun kompresi.
3.1.3 Klasi8i&asi
Cedera medulla spinalis diklasifikasikan berdasarkan tipe trauma,
sindroma medulla spinalis, dan derajat keparahan.
Ti$e Trauma
Complete injury , !idak terdapat fungsi diba$ah level trauma, tidak
ada sensasi dan tidak ada pergerakan yang disadari.
Incomplete injury, :asih terdapat beberapa fungsi di ba$ah level
trauma primer.
14
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 15/27
Berdasar&an sindrm medulla s$inalis
4ola karakteristik cedera neurologis tertentu sering ditemukan pada pasien dengan cedera medulla spinalis. 4ola-pola ini harus dikenali
sehingga tidak membingungkan pemeriksa.
1. Central cord syndrome
#itandai dengan hilangnya kekuatan motorik lebih banyak pada
ekstremitas atas dibandingkan dengan ekstremitas ba$ah, dengan
kehilangan sensorik yang bervariasi. )iasanya sindrom ini terjadi
setelah adanya trauma hiperekstensi pada pasien yang telah mengalami
kanalis stenosis servikal sebelumnya. #ari anamnesis didapatkan
adanya ri$ayat jatuh kedepan dengan dampak pada daerah $ajah.
#apat terjadi dengan atau tanpa fraktur tulang servikal atau dislokasi.
Aambaran khas Central Cord &yndrome adalah kelemahan yang lebih
prominen pada ekstremitas atas dibanding ektremitas ba$ah.
4emulihan fungsi ekstremitas ba$ah biasanya lebih cepat, sementara
pada ekstremitas atas /terutama tangan dan jari3 sangat sering dijumpai
disabilitas neurologic permanen. al ini terutama disebabkan karena
pusat cedera paling sering adalah setinggi @C-@C5 dengan kerusakan
paling hebat di medulla spinalis C8 dengan lesi :'.
2. Anterior Cord Syndrome
&indrom ini ditandai dengan paraplegi dan kehilangan sensorik
disosiasi dengan hilangnya sensasi nyeri dan suhu. Fungsi kolumna
posterior /posisi, vibrasi, dan tekanan dalam3 tetap bertahan. )iasanya
anterior cord syndrome disebabkan infark pada daerah medulla spinalis
yang diperdarahi oleh arteri spinalis anterior. 4rognosis sindrom ini
paling buruk dibandingkan cedera lainnya.
9. Brown Sequard Syndrome
&indrome ini terjadi akibat hemiseksi medulla spinalis, biasanya akibat
luka tembus. 'amun variasi gambaran klasik tidak jarang terjadi. 4ada
kasus murni, sindrom ini terdiri dari kehilangan sistem motorik
ipsilateral /traktus kortikospinalis3 dan hilangnya sensasi posisi
/kolumna posterior3, disertai dengan hilangnya sensasi suhu serta nyeri
15
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 16/27
kontralateral mulai satu atau dua level di ba$ah level trauma /traktus
spinothalamikus3. alaupun sindrom ini disebabkan trauma tembus
langsung ke medulla spinalis, biasanya masih mungkin untuk terjadi
perbaikan.
Berdasar&an Dera%at Ke$arahan
!rauma neurologis digambarkan sebagai trauma lengkap /complete
injury3 jika tidak terdapat perbaikan fungsi neurologis distal ketika tahap
syok spinal telah berlalu. !he (merican &pinal *njury (sociation dan !he
*nternational :edical &ociety of 4araplegia menemukan klasifikasi
Frankel" /53
1. Klasifikasi Frankel
a. Arade ( " :otoris /-3, sensoris /-3
b. Arade ) " :otoris /-3, sensoris /<3
c. Arade C " :otoris /<3 dengan 6: 2?5 atau 9?5, sensoris /<3
d. Arade # " :otoris /<3 dengan 6: , sensoris /<3
e. Arade " :otoris /<3 5?5, sensoris /<3
2. Klasifikasi (&*( /(merican &pinal *njury (sociation3
Arade #escription
( :otoris /-3, sensoris /-3
) :otoris /<3 , sensoris /-3
C :otoris /<3 L9 , sensoris /<3
# :otorik /<3 M 9, sensoris /<3
Fungsi sensorik dan motorik normalTa!el (&*( impairment scale5
3.1.4 Pat8isil'i
!rauma pada permukaan medula spinalis dapat memperlihatkan
gejala dan tanda yang segera ataupun dapat timbul kemudian. !rauma
mekanik yang terjadi untuk pertama kalinya sama pentingnya dengan
traksi dan kompresi yang terjadi selanjutnya. Cedera spinal cord terjadi
16
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 17/27
akibat fraktur tulang belakang, dan kasus terbanyak mengenai cervical dan
lumbal. Cedera dapat terjadi akibat hiperfleksi, hiperekstensi, kompresi
atau rotasi pada tulang belakang.
Kompresi yang terjadi secara langsung pada bagian-bagian saraf
oleh fragmen-fragmen tulang, ataupun rusaknya ligamen-ligamen pada
sistem saraf pusat dan perifer. 4embuluh darah rusak dan dapat
menyebabkan iskemik. 6uptur a>on dan sel membran neuron bisa juga
terjadi. :ikrohemoragik terjadi dalam beberapa menit di substansia grisea
dan meluas beberapa jam kemudian sehingga perdarahan masif dapat
terjadi dalam beberapa menit kemudian.fek trauma terhadap tulang belakang bisa bisa berupa fraktur-
dislokasi, fraktur, dan dislokasi. Frekuensi relatif ketiga jenis tersebut
adalah 9"1"1 . Fraktur tidak mempunyai tempat predileksi, tetapi dislokasi
cenderung terjadi pada tempat-tempat antara bagian yang sangat mobil dan
bagian yang terfiksasi, seperti vertebra C1-2, C5-8 dan !11-12.
Aambar 7 " manifestasi plegi pada trauma medulla spinalis /83
#islokasi bisa ringan dan bersifat sementara atau berat dan
menetap. !anpa kerusakan yang nyata pada tulang belakang, efek
traumatiknya bisa mengakibatkan lesi yang nyata di medulla spinalis. fek
trauma yang tidak dapat langsung bersangkutan dengan fraktur dan
17
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 18/27
dislokasi, tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis dikenal
sebagai trauma tak langsung. !ergolong dalam trauma tak langsung ini
ialah $hiplash /lecutan3, jatuh terduduk atau dengan badan berdiri, atau
terlempar oleh gaya eksplosi bom.
Fraktur servikal suba>ial dan thorakolumbal diklasifikasikan ke dalam
:agerl dkk, ( dan Orthopedic rauma Asociation mengadopsi
klasifikasi berikut !
• !ipe (, Kompresi oleh tulang, ligamentum, herniasi diskus
intervertebralis dan hematom. Nang paling berat adalah kerusakan
akibat kompresi tulang dan kompresi oleh korpus vertebra yang
mengalami dislokasi tulang dan kompresi oleh korpus vertebra yang
mengalami dislokasi ke posterior dan trauma hiperekstensi.
• !ipe ), 6egangan jaringan yang berlebihan akan menyebabkan
gangguan pada jaringan, hal ini biasanya terjadi pada hiperfleksi.
!oleransi medulla spinalis terhadap regangan akan menurun dengan
bertambahnya usia.
• !rauma !ipe ( atau !ipe ) dengan rotasi, fraktur kompleks dan
dislokasi
Aambar =. :ekanisme Cedera
18
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 19/27
3.1. ani8estasi Klinis
Manifestasi Klinis bergantung pada lokasi yang
mengalami trauma dan apaka trauma ter!adi se"ara parsial
atau total# $erikut ini adala manifestasi berdasarkan lokasi
trauma%1# &1 sampai &5
'espiratori paralisis dan kuadriplegi( biasanya pasien
meninggal2# &5 sampai &6
)aralisis kaki( abduksi bau dan *eksi siku yang lema+
keilangan re*e, braioradialis
Aambar = " manifestasi klinis dan lokasi spinal injury /73
3# &6 sampai &7)aralisis kaki( pergelangan dan tangan( tapi pergerakan bau
dan *eksi siku masi bisa dilakukan4# &8 sampai -1
)aralisis kaki( tangan dan badan( ptosis( fa"ial anidrosis5# .ntara -2 sampai -4
)aralisis kaki dan badan( keilangan sensori ingga diba/a
putting susu
6# -5 sampai -8
19
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 20/27
Kaki dan diba/a badan mengalami paralisis( keilangan
sensasi di ba/a tulang rusuk
7# -9 sampai -11)aralisis kaki( keilangan sensasi diba/a umbilikus
8# -12 sampai 1)aralisis dan keilangan sensasi diba/a paa lutut
9# 2 sampai 5)erbedaan pola kelemaan pada kaki dan terdapat keluan
baal10#1 sampai 2
)erbedaan pola kelemaan pada kaki dan terdapat keluan
baal
11#3 sampai 5Keilangan kontrol bo/el dan bladder se"ara total( terdapat
mati rasa pada perineum
&elain hal di atas berdasarkan anamnesis, keluhan yang sering
muncul adalah nyeri akut pada belakang leher yang menyebar sepanjang
saraf yang terkena, kehilangan kontrol kandung kemih /retensi urine,
distensi kandung kemih3, penurunan keringat dan tonus vasomotor,
penurunan fungsi pernapasan hingga gagal nafas.
3.1.+ Pemeriksaan penunjang /8,=3
4emeriksaan penunjang yang sebaiknya dikerjakan meliputi
pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologis. #ianjurkan
melakukan pemeriksaan 9 posisi standar /anteroposterior, lateral,
odontoid3 untuk vertebra servikal, dan posisi (4 dan lateral untuk vertebra
thorakal dan lumbal. 4ada kasus-kasus yang tidak menunjukkan kelainan
radiologis, pemeriksaan lanjutan dengan C Scan dan :6* sangat
dianjurkan. "agnetic #esonance $maging merupakan alat diagnostik yang
paling baik untuk mendeteksi lesi di medulla spinalis akibat cedera?trauma
• 'adiologik
oto polos posisi anteroposterior dan lateral pada daera
yang diperkirakan mengalami trauma akan memperliatkan
adanya fraktur dan mungkin disertai dengan dislokasi#
20
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 21/27
4ada trauma daerah servikal foto dengan posisi mulut terbuka
dapat membantu dalam memeriksa adanya kemungkinan fraktur vertebra
C1-C2.
RI
4emeriksaan ini sudah menjadi metode imaging pilihan untuk
daerah servikal. :6* dapat mendeteksi kelainan ligament maupun diskus.
&eluruh daerah medulla spinalis, radiks saraf dan tulang vertebra dapat
divisualisasikan.
3.1.+ Penatala&sanaan/53/83/113
!ujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah cedera medulla
spinalis lebih lanjut dan untuk mengobservasi gejala perkembangan deficit
neurologis.
• (-)-C "4ada lesi servikal bagian atas, ventilasi spontan akan
hilang, sehingga perlu intubasi, atasi syok, bila dicurigai ada cedera
servikal dilakukan imobilisasi
• 4emeriksaan radiologi dia$ali dengan foto polos servikal,
kemudian dapat dilakukan C! scan? :6*.• )ila cedera terjadi sebelum = jam, metilprednisolon dosis tinggi 90
mg?kg) iv perlahan selama 15 menit disusul 5, mg?kg?jam selama
29 jam sesuai anjuran dalam studi '(&C*&-***.
• !onus kandung kencing mungkin menghilang pada pasien cedera
spinal sehingga digunakan kateter foley untuk mengeluarkan urin
dan memantau fungsi ginjal.
• *ndikasi operasi pada cedera medulla spinalis adalah"
- 4erburukan progresif karena retropulsi tulang diskus atauhematoma epidural
- ntuk restorasi dan realignment kolumna vertebralis
- #ekompresi struktur saraf
- @ertebra yang tidak stabil
• !indakan rehabilitasi medik, fisioterapi, terapi okupasi,
dan bladder training pada pasien ini dikerjakan sea$al mungkin.
!ujuan utama fisioterapi adalah untuk mempertahankan 6:
/ #ange o% "o&ement 3 dan kemampuan mobilitas, dengan
memperkuat fungsi otot-otot yang ada. 4asien dengan Central
21
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 22/27
Cord Syndrome ' C&& biasanya mengalami pemulihan kekuatan
otot ekstremitas ba$ah yang baik sehingga dapat berjalan dengan
bantuan ataupun tidak. !erapi okupasional terutama ditujukan
untuk memperkuat dan memperbaiki fungsi ekstremitas atas,
mempertahankan kemampuan aktivitas hidup sehari-hari? acti&ities
o% daily li&ing /(#3. 4embentukan kontraktur harus dicegah
seoptimal mungkin. 4enggunaan alat bantu disesuaikan dengan
profesi dan harapan pasien
3.1.9 Komplikasi/3
• 'eurogenik shock
asil dari kerusakan jalur simpatik yang descending pada medulla
spinalis. Kondisi ini mengakibatkan kehilangan persarafan simpatis
pada jantung sehingga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
visceral serta ekstremitas ba$ah maka terjadi penumpukan darah
dan konsekuensinya terjadi hipotensi.• &yok spinal
Keadaan flaksid dan hilangnya refle>, terlihat setelah terjadi cedera
medulla spinalis. 4ada syok mungkin akan tampak seperti lesi
komplit $alaupun tidak seluruh bagian rusak.
• ipoventilasi
4aralisis otot interkostal yang merupakan hasil dari cedera yang
mengenai medulla spinalis bagian daerah servikal ba$ah atautorakal atas
3.1.: Pr'nsis/53
&ebuah penelitian prospektif selama 27 tahun menunjukkan bah$a
rata-rata harapan hidup pasien cedera medula spinalis lebih rendah
dibanding populasi normal. 4enurunan rata-rata lama harapan hidup sesuai
dengan beratnya cedera. 10-20% pasien dengan &C* tidak dapat bertahan
22
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 23/27
untuk mencapai rumah sakit, sementara 9% pasien meninggal selama
pera$atan. )eberapa pasien yang berumur 20 tahun memiliki angka
harapan hidup dapat mencapai umur 99 tahun /pasien dengan tetraplegi3,
9 tahun /pasien dengan lo$ tetraplegi3, atau tahun /pasien dengan
paraplegi3. 4enyebab kematian utama yaitu " pneumonia, bunuh diri,
emboli paru, septikemia, dan gagal ginjal.
BAB I7
ANALISIS KASUS
23
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 24/27
!n. )*; usia 21 tahun, datang dengan keluhan luka tusuk dileher
dan bahu belakang sebelah kiri, os juga mengeluh kakinya tidak dapat
digerakkan, os diba$a ke 6& :uara dua lalu dirujuk ke 6& )aturaja. s
kemudian langsung di rujuk ke 6&: dan ditangani oleh spesialis bedah
thorak, os mengeluh sesak /<3, demam /-3, )(K dan )() biasa.
#ilakukan pemeriksaan dikatakan os mengalami pneumothoraks dan
dilakukan pemasangan chest tube, keluhan sesak berkurang. ; 9 minggu
yang lalu, os dira$at alih dari bagian bedah thorak ke bagian bedah
orthopedi, os mengeluh kesemutan pada kedua kakinya dan terasa kebas
dari ujung kaki hingga setengah badan, belum dapat berjalan, nyeri luka
post operasi /<3, demam /<3, )() dan )(K terpasang kateter ; 2 minggu
yang lalu, os mengatakan nyeri luka operasi berkurang, mengeluh
kesemutan hilang timbul pada kedua kakinya, terasa kebas dari ujung kaki
hingga setengah badan /<3, belum dapat berjalan, os tidak dapat duduk
mandiri, demam /-3, sulit )(), buang angin /<3, )(K terpasang kateter. ;
1 minggu yang lalu, os mengatakan nyeri luka operasi /-3, mengeluh sering
kesemutan pada kedua kakinya, terasa kebas dari ujung kaki hingga
setengah badan /<3, belum dapat berjalan, os tidak dapat duduk mandiri,
demam /-3, )() seminggu sekali, buang angin /<3, dan )(K terpasang
kateter.
uka tusuk di bahu belakang kiri menyebabkan udara lingkungan
luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk sehingga udara
dapat keluar masuk dengan bebas melalui rongga pleura selama proses
respirasi atau disebut penumotoraks spontaneous atau pneumohoraks
terbuka ini ditandai dengan keluhan sesak nafas. &edangkan luka tusuk di
leher belakang setinggi vertebra !2 dan keluhan pasien tidak dapat
berjalan, rasa kesemutan hingga mati rasa sampai setinggi nipple
kemungkinan telah terjadi trauma medulla spinalis dimana didapatkan
klinis defisit neurologi pada pasien ini berupa paraplegi, kesemutan
setinggi lutut hingga mati rasa dari ujung kaki sampai nipple. &eperti yang
telah di bahas pada bab tinjauan pustaka, manifestasi klinis yang terjadi
24
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 25/27
pada lesi !2 sampai ! adalah paralisis kaki dan badan, kehilangan sensori
hingga diba$ah putting susu. Keluhan sulit )(), flatus /<3, menandakan
bah$a fungsi otonom masih berfungsi dengan baik.
4ada pemeriksaan fisik, fungsi motorik dan sensorik didapatkan
kekuatan kedua ekstremitas inferior 0?0, sensiiblitas /-3, refleks fisiologis
/-3, refleks patologis /-3. bila dihubungkan dengan teori yakni lokasi
cedera medulla spinalis berada pada lesi !2-!, dimana pasien akan
mengalami paraplegi dan kehilangan fungsi sensorisnya.
)erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, cedera medulla
spinalis dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat keparahannya yaitu
Frankel Arade (, dimana tidak terdapat fungsi motoris dan fungsi sensoris.
)erdasarkan !ipe trauma kasus ini termasuk complete injury. )erdasarkan
sindrom medulla spinalis, kasus ini merupakan Brown Sequard Syndrom
yang terjadi akibat hemiseksi medulla spinalis akibat luka tembus atau
luka tusuk. 4ada kasus ini, terdiri dari kehilangan sistem motorik
ipsilateral /traktus kortikospinalis3 dan hilangnya sensasi posisi /kolumna posterior3, disertai dengan hilangnya sensasi suhu serta nyeri kontralateral
mulai satu atau dua level di ba$ah level trauma /traktus spinothalamikus3.
4ada pemeriksaan penunjang :6* didapatkan kesan fraktur pada
middle dan posterior columna !2 sisi kanan dengan bone marro$ edema
dan terdapat gambaran spinal cord injury pada setinggi korpus vertebra !2,
sehingga dapat disimpulkan lukua tusuk dari arah belakang mengenai
medulla spinalis setinggi !2 tembus ke posterior dan medial columna
vertebra, dimana terdapat traktus kortikospinalis, yang terletak dibagian
posterolateral medulla spinalis yang mengatur kekuatan motorik tubuh
ipsilateral dan traktus spinotalamikus yang terletak di anterolateral medula
spinalis yang memba$a sensasi nyeri, suhu, getaran dan raba dari sisi
kontralateral tubuh. #engan demikian diagnosis spinal cord injury Frankel
Arade ( e.c luka tusuk posterior dengan lesi medulla spinalis setinggi
vertebra !2 dapat ditegakkan.
25
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 26/27
!atalaksana berupa pemberian obat simptomatik dan suportif
sudah benar pada pasien ini berupa analgetik dan antipiretik, sedangkan
pemberian neurode> tidak terlalu berperan penting pada pasien ini. !erapi
operatif pada grade ( maupun ) tidak berpengaruh pada perbaikan defisit
neurologis pasien dikarenakan belum ada evidence based yang mumpuni
didunia kedokteran.
4rognosis pada pasien ini menunjukkan bah$a rata-rata harapan
hidup pasien cedera medula spinalis lebih rendah dibanding populasi
normal. 4enurunan rata-rata lama harapan hidup sesuai dengan beratnya
cedera. 10-20% pasien dengan &C* tidak dapat bertahan untuk mencapai
rumah sakit, sementara 9% pasien meninggal selama pera$atan. )eberapa
pasien yang berumur 20 tahun memiliki angka harapan hidup dapat
mencapai umur 99 tahun /pasien dengan tetraplegi3, 9 tahun /pasien
dengan lo$ tetraplegi3, atau tahun /pasien dengan paraplegi3. 4enyebab
kematian utama yaitu " pneumonia, bunuh diri, emboli paru, septikemia,
dan gagal ginjal.
DA(TAR PUSTAKA
1 (dvance !rauma ife &upport for #octor, (!& &tudent Course :anual,
ight dition. !rauma :edulla &pinalis
26
7/23/2019 Case Spinal Cord Injury-1
http://slidepdf.com/reader/full/case-spinal-cord-injury-1 27/27
2 Nork +. (pproach to !he 4atient $ith (cute 'ervous &ystem !rauma,
)est 4ractice of :edicine, &eptember 2000
9 A.) !jokorda. #iagnosis dan tatalaksana kega$atdaruratan tulang
belakang. +akarta 200.
&chreiber #. &pinal Cord *nuries, e:edicine +ournal, (pril, 2002
5 C. Colton, (. FernandeO #ellPca, . olO,dkk. ( 4rinciples of
Fracture :anagement. ( 4ublishing
8 &idharta 4, :ardjono :, (eurologi )linis *asar, #ian 6akyat, +akarta,
1=1
7 Auyton, (rthur, C. all, +ohn, . Bu+u Ajar isiologi )edo+teran. disi .
+akarta " ACH 17.= (dams 6#, @ictor :, 6opper (. #isease of &pinal Cord in 4rinciples of
'eurology, 7th ed. :cAra$-ill, 'e$ Nork, 2001.
(lpert :+. Central Cord &yndrome. e:edicine +ournal 2001H 2
10 urlbert 6+. :ethylprednisolone for (cute &pinal Cord *njury" (n
*nappropriate &tandard of Care. + 'eurosurg /&pine3. 2000H9" 1-7
11 )raken :). &teroid For (cute &pinal Cord *njury /Cochrane 6evie$3"
Cochrane ibrary, *ssue 9, 2002
12 http"??$$$.nutritionalsupplementproduct.com?19=1?spinal-cord-injury?
19 http"??$$$.maitrise-
orthop.com?corpusmaitri?orthopaedic?102Qduuennoy?pecQtraumaQmedQu
s.shtml
1 http"??$$$.physicaltherapy.med.ubc.ca?