case2 070914.doc

Upload: muhammad-ahmad-syammakh

Post on 26-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang sangat

    ditakuti saat ini karena infeksi HIV belum dapat disembuhkan. Ironisnya justru

    jumlah penderita HIV di dunia saat ini semakin bertambah. Secara global pada

    tahun 2!" diketahui bah#a $ juta orang menderita infeksi Human

    Immunodeficiency Virus(HIV)% &I'S" juta kasus baru HIV" dan ! juta penderita

    HIV-related death. enurut United Nations Programme on AIDS (*+&I'S)"

    pada akhir tahun 2$ terdapat !,"$ juta orang dengan HIV%&I'S di seluruh

    dunia" -"/ juta ($0) diantaranya adalah perempuan dan 2"2 juta anak1anak

    berusia kurang dari - tahun.-"2

    'i Indonesia sendiri pada akhir uni 2 tercatat .,3 kasus HIV%&I'S

    (!.$ kasus HIV dan !.!3 kasus &I'S)" dengan proporsi terbesar menurut

    golongan umur adalah kelompok usia muda. Selama tahun 2$ diperkirakan

    /$. anak1anak hidup dengan HIV%&I'S dan lebih dari ,0 diantaranya

    terinfeksi HIV melalui jalur Mother to Child ransmission (454). 'i negara

    maju" risiko seorang bayi tertular HIV dari ibunya hanya sekitar 20 karena

    tersedia layanan yang optimal untuk pencegahan penularan HIV" sedangkan di

    negara berkembang atau miskin" risikonya antara 201$0.-"2

    454 merupakan sumber utama penularan infeksi HIV kepada anak1anak

    diba#ah umur - tahun" #alaupun demikian percobaan klinis telah mampu untuk

    mengidentifikasi sejumlah intervensi yang dapat mengurangi transmisi HIV

    sampai kurang dari 20 (6H7" 2$)" karena itu" intervensi mutlak diperlukan

    untuk mengurangi risiko transmisi dan angka kematian anak. Intervensi ini

    meliputi penggunaan obat &8V" pemilihan operasi sesar pada kehamilan minggu

    ke1!3 dan menghindari pemberian air susu ibu (&SI) HIV positif kepada bayinya.

    Intervensi tersebut sangat kompleks dan mahal" sehingga tingkat keberhasilannya

    cukup rendah di negara1negara berkembang.!

    1

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    2/28

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. Identitas Penderita

    +ama 9 +y. I. I.

    *mur 9 2 tahun

    enis :elamin 9 ;erempuan

    4< 9 -/! cm

    " dilakukan *S>" dan

    diberitahu bah#a keadaan dan denyut jantung janinnya baik.

    ;asien menyangkal pernah terkena penyakit ataupun demam

    selama kehamilan" namun mengaku mendapat obat dari dr. Sp7> yakni

    @olavitA

    " :aldeceA

    " dan HystolanA

    saat kontrol -- hari yang lalu.

    2

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    3/28

    8i#ayat berobat 9 dua hari yang lalu pasien memeriksakan diri ke

    poliklinik kandungan 8SHS" dilakukan pemeriksaan

    *S> dan laboratorium (hasil tidak diba#a)" dan

    didiagnosa kematian janin dalam rahim. ;asien

    diberitahu saat itu untuk menunggu selama 2 minggu

    sampai janin lahir sendiri? namun pasien tidak ingin

    menunggu lama sehingga pasien berobat ke poliklinik

    8SI.

    8;' 9 tidak ada" ' tidak pernah diperiksakan

    8;: 9 ayah pasien menderita '.

    8i#ayat operasi 9 disangkal.

    8i#ayat penyakit ginekologi 9 pasien didiagnosa kista ovarium kiri saat

    kontrol kehamilannya yang pertama kali"

    namun saat itu dinyatakan kista tersebut

    tidak mengganggu kehamilan maupun

    menghalangi jalan lahir. ;asien

    menyangkal pernah keputihan maupun

    memiliki gangguan menstruasi.

    8i#ayat kebiasaan 9 pasien seorang pemakai narkoba suntik sejak S*?

    pasien menyangkal pernah minum alkohol maupun

    merokok. Suami pasien juga seorang pemakai

    narkoba sejak S* dan sudah didiagnosis HIV B

    8i#ayat menstruasi 9 teratur" siklus 23 hari C hari

    H;H4 9 $ aret 2

    44; 9 -- 'esember 2

    8i#ayat ;+5 9 dr. Sp7> (!D)

    8i#ayat pernikahan 9 -D (2 tahun)

    8i#ayat :< 9 belum pernah memakai :-;&

    3

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    4/28

    III. Pemeriksaan Fisik

    Status Generalis

    :* 9

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    5/28

    ;emeriksaan 'alam9 V49 v%v 9 tidak ada kelainan

    ;ortio 9 tidak ada kelainan

    ;embukaan 9 1

    :etuban 9 utuh

    =etak terendah9 tidak dapat dinilai

    I!. Dia"n#sis $asuk

    >-;& gravida preterm 2212$ minggu dengan kematian janin dalam

    kandungan dan suspek HIV B

    !. F#ll#% U&

    a. Keadaan Pasien dan Ad'is D#kter

    4anggal @ollo# *p 7rder

    21312 'iagnosis I*@' 1 infus '0" guyur - labu cc"

    selanjutnya B pethidine mg B

    induDin * mulai 2 tts%mnt

    dinaikkan sampai maksimal /

    tts%mnt

    1 observasi" pro partus spontan

    -,.! 'rip fls I mau habis sisa cc lagi"

    his B jarang

    &dvis dr. & drip habis"

    advis9

    1 lanjutkan fls II

    221312 His B J amniotomi J cairan

    kemerahan

    1 terapi amniotomi

    1 drip ulang induDin - amp untuk

    cc '0 mulai ! tts%mnt

    5

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    6/28

    V4 -cm

    'rip habis

    1 lapor dr. & advis9

    1 beri Nyla9'ella 29- I

    :eluhan utama B demam 1 infus habis lanjutkan

    1 drip ulang setelah 2 jam istirahat

    untuk 2 tts%mnt

    2$1312

    -.

    =apor keadaan pasien9 suhu

    !3"$E5" 4'9 --%/ mmHg" nadi9

    , D%mnt" respirasi 2 D%mnt"

    kontraksi B !1! LM

    1 dokter mau datang

    6

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    7/28

    sk

    - cm

    -.- 1 dr. telpon" beri

    Nylanidon9'elladryl 29-

    -.$ 1 dr. &

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    8/28

    +ap%ri"

    (parac,tamol) 500 mg

    tab 3 - - - -laamo#

    (amo#icilli"*claula"ic

    aci) 500/125 mg tab

    3 - - - -

    Obat

    24/07/200

    7 25/07/2007 26/07/2007 27/07/2007Gastrul (misoprostol)

    200 mcg tab - - - -$agtral (a"tasia)

    s%r 3ct&' - - - -

    %lo"io" * +,llar%l

    21 cc i.m.

    10.25-

    15.00 - - -,!tria#o", 1gr i..

    12& 15.00 03.00-15.00 03.00 -

    ramal (tramaol) 50

    mg cap p.r.". - - - -+ap%ri"

    (parac,tamol) 500 mg

    tab 3

    13.00-

    1.00

    .00-13.00-

    1.00

    .00-13.00-

    1.00

    .00-13.00-

    1.00

    laamo#(amo#icilli"*claula"ic

    aci) 500/125 mg tab

    3 - -

    .00-15.00-

    22.00 0.00

    !I. Laran O&erasi

    'iagnosis pra bedah 9 >- ;&gravida 2 minggu B I*@' B susp. HIV(B)

    'iagnosis pasca bedah 9 ;-&partus I*@' dengan S5 a%i drip gagal B kistacoklat sinistra B susp. HIV (B)

    4indakan 9 S54; B kistektomi

    4eknik operasi9

    -. pasien dibaringkan terlentang di meja operasi dan dilakukan anestesi.

    2. dilakukan teknik aseptik dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya.

    !. abdomen ditutup dengan doek steril" kecuali lapangan operasi.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    9/28

    $. dilakukan insisi!fannenstielsepanjang P3cm" insisi diperdalam lapis demi

    lapis sampai peritoneum. ika ada perdarahan dikontrol dengan dep %

    kauter1koagulasi.

    . peritoneum dibuka" tampak uterus gravidarum dengan ukuran P-/D2cm

    (kehamilan P 2 minggu).

    /. identifikasi !lica "esicouterina" digunting dan diperlebar ke kiri dan ke

    kanan.

    . dilakukan insisi semilunaris di bagian S

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    10/28

    !II. Dia"n#sis Keluar

    'iagnosis :eluar9 ;-& partus I*@' dengan S5 a%i drip gagal B kista

    coklat ovarium sinistra B suspek HIV (B). =ahir bayi perempuan" tunggal"

    meninggal" dengan maserasi grade II?

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    11/28

    BAB III

    PE$BAHASAN

    A&a *an" dimaksud IUFD+

    enurut 6H7 maupun American College of #$stetricians and

    %ynecologistyang termasuk kematian janin dalam uterus adalah kematian janin

    dalam uterus atau neonatus dengan berat gram atau lebih. American College

    of %ynecologist juga menyebutkan kematian janin dalam uterus adalah kematian

    hasil konsepsi yang berlangsung pada umur kehamilan 22 minggu atau lebih.

    A&a sa,a *an" da&at men*ebabkan IUFD+

    :ematian janin dapat disebabkan oleh beberapa sebab. 'apat dibagi menjadi 9

    aternal

    -. :ehamilan serotinus (lebih dari $2 minggu)

    berkaitan dengan infark plasenta yang menyebabkan insufisiensi

    plasenta.

    2. 'iabetes (tidak dikontrol dengan baik)

    !. Sistemik lupus eritematosus

    S=G dapat menyebabkan arteriolitis (vaskulitis desidual). &danya

    antikardiolipin yang yang dikeluarkan oleh ibu hamil dengan S=G

    dapat menyebabkan adanya blok jantung janin dan fibrosis

    endomiokardial.

    $. Infeksi

    . 4ekanan darah tinggi.

    /. ;reeklampsia

    . Hemoglobinopati

    5ontohnya pasien dengan penyakit sic&le cell anemiadapat menjadi

    memburuk diikuti dengan oklusi dari pembuluh darah yang dapat

    menyebabkan mortalitas dari ibu dan kematian janin.

    11

    11

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    12/28

    3. *mur lanjut ibu.

    Sesuai pertambahan usia ibu" kemungkinan menderita penyakit

    degenerasi dan frekuensi anak mempunyai kelainan congenital

    semakin tinggi.

    ,. ;enyakit1penyakit yang berhubungan dengan'h incom!ati$ility

    -. 8uptur uterine

    4erjadi hipoksia karena lepasnya plasenta dan hipovolemi ibu. Satu1

    satunya cara untuk mempertahankan janin adalah dengan laparotomi

    segera.

    --. &ntifosfolipid antibodi.

    &danya antifosfolipid antibodi contohnya anti kardiolipin dan lupus

    antikoagulan secara langsung menyerang trombosit dan endothelium

    pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan vaskular" trombosis"

    kematian janin" dan kerusakan plasenta.

    -2. hipotensi

    -!. :ematian ibu

    @etal

    -. :ehamilan ganda

    ;ada kehamilan ganda dapat terjadi t(in-to-t(in transfusion syndrome

    )S*.

    +. Intrauterine gro(th restriction

    !. :elainan kongenital

    $. :elainan genetik

    . Infeksi (ie" parvovirus

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    13/28

    Ba"aimana ara mendia"n#sis IUFD+

    &namnesis dan pemeriksaan fisik tidak terlalu bermanfaat. :eluhan utamanya

    adalah hanya tidak adanya gerakan janin. ;ada pemeriksaan fisik" tidak adanya

    detak jantung janin ini harus dikonfirmasikan dengan menggunakan pemeriksaan

    ultrasonografi" didapatkan kematian embrio dimana fetal !ole R mm namun

    tidak ada aktifitas jantung.

    as dalam sistem kardiovaskuler (tanda 8obert) (terjadi dalam ! atau $

    hari).

    4umpang1tindih tulang tengkorak janin (tanda Spalding) akibat pencairan

    otak.

    ;erlengkungan atau angulasi yang nyata dari tulang belakang (setelah

    maserasi ligamentum spinosum).

    13

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    14/28

    Ba"aimana Penatalaksanaan IUFD+

    ;enatalaksanaan 9

    14

    'iagnosis I*@'

    Informasi kepada

    asien

    engerti dan memberi #aktu kepada

    asien

    enunggu dengan

    ke#as adaan

    Induksi persalinan

    *mur kehamilan -2123 *mur kehamilan R23

    minggu

    ;rostaglandin G2 %G-

    va inalsu ositoria

    Serviks baik Serviks jelek

    7ksitosin drip =aminaria B

    oksitosin dri

    I% S5 tidak ada I% S5 ada

    Segera terminasi

    kehamilan

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    15/28

    A&a *an" dimaksud den"an -ara&an den"an ke%as&adaan+

    Sekitar 3 0 pasien akan mengalami permulaan persalinan yang spontan dalam 21

    ! minggu kematian janin" dan hanya - 0 janin mati yang bertahan dalam

    uterus lebih dari ! minggu.

    $en"a&a dilakukan induksi &ersalinan+

    &lasan bagi induksi persalinan dibenarkan adalah beban emosional pasien yang

    berhubungan dengan mengandung janin yang meninggal" kemungkinan infeksi

    dalam rahim #alaupun kejadiannya jarang" serta - 0 resiko pembekuan

    intravaskuler diseminata ('I5) bila janin yang mati dipertahankan lebih dari

    minggu.

    ;ilihan terapi yang tersedia adalah larutan hipertonik yang diberikan intraamnion

    oksitosin atau prostaglandin yang dapat diberikan dalam beberapa rute.

    A&a &en"aru- IUFD ter-ada& ibu+

    :ematian janin dalam kandungan !1$ minggu biasanya tidak membahayakan ibu.

    Setelah le#at $ minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah

    (hipofibrinogenemia) akan lebih besar" karena itu pemeriksaan pembekuan darah

    harus dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    16/28

    c. 8i#ayat S5 klasik

    d. 8i#ayat telah dilakukan 2 atau lebih tindakan S5

    e. &ncaman ruptur uteri

    f. &danya ruptur uteri

    Indikasi relatif

    a. 8i#ayat dilakukan S5 kurang dari 2 kali

    b. =etak lintang

    ;ada pasien ini mulai terlihat tanda1tanda infeksi (terjadinya demam) yang

    ditakutkan dapat menjadi sepsis" oleh karena itu harus segera dilakukan

    terminasi kehamilan.

    ;ada pasien ini" kami berpendapat bah#a indikasi seksio sesarea adalah

    karena setelah diberikan induksi dengan drip oksitosin * sebanyak -- kali"

    disertai dengan pemberian mcg misoprostol sebanyak / kali" $ mcg

    sebanyak satu kali" dan / mcg sebanyak - kali" dilatasi serviks tetap pada

    pembukaan - cm. Hal ini dapat terjadi karena pada usia kehamilan 2$ minggu"

    reseptor oksitosin belum terbentuk secara optimal sehingga pemberian

    oksitosin dan analog prostaglandin untuk meningkatkan reseptor oksitosin

    tidak begitu berpengaruh.

    Ba"aimana menentukan eti#l#"i dari IUFD+

    enurut alogaritma yang telah dimodifikasi dari 6isconsin Stillbirth Service

    (6SS" -,,$) dan draf dokumen &lberta yang berjudulIn"estigation of Still$irths

    Protocol (-,,3)" terdapat suatu panduan penatalaksanaan kematian janin untuk

    pencarian penyebab kematian yang terdiri dari / langkah.

    Gnam langkah dalam mencari etiologi dari kematian janin 9

    (disesuaikan menurut the Al$erta In"estigation of Still$irths Protocol" -,,3)

    ang dilakukan saat diagnosis kematian janin ditegakkan 9

    16

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    17/28

    -. 8i#ayat penyakit ibu dan ri#ayat keluarga

    a. evaluasi ri#ayat obstetrik terdahulu

    b. evaluasi ri#ayat kehamilan

    c. evaluasi pemeriksaan antenatal

    d. evaluasi ri#ayat keluarga

    2. ;emeriksaan ibu

    a. pemeriksaan darah rutin" termasuk hitung trombosit

    b. ;emeriksaan golongan darah atau pemeriksaan adanya antibodi

    c. Hb&-5

    d. ;emeriksaan mikrobiologi yang dipertimbangan apabila

    dicurigai adanya infeksi

    kematian janin masih belum jelas

    ;emeriksaan tersebut antara lain 9

    ;emeriksaan serologi ibu (Ig> dan Ig) untuk9 ;arvovirus"

    4oDoplasmosis" 5ytomegalovirus

    ;emeriksaan HIV" sifilis" dan serologi rubella

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    18/28

    @oto yang lebih merinci berguna bagi janin mati yang

    pendek termasuk foto &;" lateral pinggang dan foto &;tangan.

    d.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    19/28

    2. :ematian janin terdahulu yang tidak jelas

    sebabnya

    !. :ematian neonatal terdahulu yang tidak

    jelas sebabnya

    $. &nak terdahulu mempunyai kelainan

    kongenital

    c. :ultur untuk mencari =isteria dan untuk memastikan

    infeksi adalah penyebab kematian janin.

    . ;emeriksaan plasenta

    &pusan ba#ah selaput amnion

    :egunaan dari pemeriksaan plasenta adalah 9

    -. Infeksi bakteri intrauterin

    2. ;enurunan aliran darah pada plasenta

    !. ;enolakan system immum ibu terhadap janin

    Ba"aimana &r#"n#sis &asien den"an ri%a*at IUFD+

    :emungkinan untuk kehamilan normal setelah ! kali kehilangan kehamilan

    adalah ! 0" 2 0 setelah $ kali kehilangan kehamilan serta 0 setelah kali

    kehilangan kehamilan.

    $en"a&a amni#t#mi &ada &asien ini dida&atkan airan ketuban ber%arna

    mera-+

    5airan amnion ber#arna merah menunjukkan stadium maserasi janin" dimana

    adanya cairan ber#arna merah ini menunjukkan bah#a kematian janin telah

    berada pada stadium maserasi II atau lebih" yang berarti juga I*@' telah terjadi

    lebih dari $3 jam. (8igor mortis sekitar 2" jam" yang diikuti maserasi I sekitar $3

    jam pertama).

    19

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    20/28

    A&a sa,a *an" mun"kin ter,adi &ada %anita HI! /01 *an" sedan"

    men"andun" dan ,aninn*a+

    HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab &I'S

    (Acuired Immuno Deficiency Syndrome). Virus ini tergolong dalam jenis

    retrovirus. ;enularannya dapat melalui darah" cairan sperma" cairan vagina dan air

    susu ibu. ;enularan HIV pada bayi terjadi secara utero pada minggu1minggu

    terakhir trimester ketiga. Hal ini dikarenakan plasenta menjadi sedikit terbuka

    sehingga virus tersebut dapat memasuki aliran darah janin. Sedangkan pada saat

    trimester pertama dan kedua masih ada barrier plasenta yang mencegah hal ini

    terjadi. 'i Gropa dan &S" diperkirakan - sampai 2 0 bayi yang dilahirkan oleh

    ibu dengan HIV positif terinfeksi oleh HIV" terutama bila bayi itu tidak

    mendapatkan obat antiretrovirus.

    &da beberapa faktor resiko yang menyebabkan penularan pada janin yaitu

    bila ibu menderita infeksi HIV yang berat atau &I'S" ibu memiliki viral load yang

    tinggi (R-.) atau hitung 5'$ yang rendah" ketuban pecah sekurang1

    kurangnya $ jam sebelum persalinan" ibu melahirkan secara pervaginam"

    persalinan berlangsung sulit sehingga memerlukan tindakan episiotomi atau

    forceps" dan bila ibu juga menderita infeksi saluran genitalis. @aktor risiko juga

    meningkat bila selama kehamilan ibu menggunakan obat1obatan atau merokok.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    21/28

    5'$" hal ini terjadi karena pada a#al kehamilan bayi merupakan benda asing bagi

    tubuh ibu dan sel1sel imun dapat membahayakan hasil konsepsi" karenanya ibu

    mengadakan adaptasi dengan sedikit imunosupresi. ;ada #anita yang tidak

    terinfeksi HIV" sel 5'$ akan kembali meningkat mulai trimester ketiga kehamilan

    hingga -2 bulan setelah persalinan. ;ada #anita yang terinfeksi HIV" jumlah 5'$

    tidak meningkat kembali" tetapi juga tidak menurun lebih jauh. :ehamilan juga

    hanya sedikit meningkatkan viral load" namun hal ini tidak bermakna secara

    signifikan terhadap progresifitas penyakit HIV.

    A&aka- &en"aru- in2eksi HI! ter-ada& ke-amilan+

    ;enelitian menunjukkan bah#a di negara berkembang" infeksi HIV dalam

    kehamilan akan meningkatkan risiko terjadinya abortus spontan" prematuritas"

    pertumbuhan janin terhambat" kematian janin intrauterin" dan kematian neonatus.

    >angguan kehamilan pada ibu yang terinfeksi HIV juga ditentukan oleh

    presentase 5'$. enurut &merican 5enter for 'isease 5ontrol and ;revention"

    pada presentase 5'$ di ba#ah -$0" risiko terjadinya prematuritas meningkat

    menjadi 2 0 dan ganggunan pertumbuhan intrauterin meningkat menjadi 2$ 0.

    :elainan1kelainan dalam kehamilan dengan infeksi HIV disebabkan oleh HIV

    sendiri maupun oleh infeksi1infeksi oportunistik yang membahayakan janin

    terutama infeksi 4785H.

    A&aka- semua ba*i *an" la-ir dari ibu HI! siti2 &asti akan terin2eksi

    HI!+

    4idak" karena sirkulasi darah janin dan ibu dipisahkan oleh beberapa lapis

    plasenta. 7ksigen" makanan" antibodi dan obat1obatan memang dapat menembus

    plasenta" tetapi biasanya HIV tidak dapat menembusnya.

    21

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    22/28

    Ka&an se#ran" ba*i dari ibu HI! siti2 da&at terin2eksi+

    Hal ini dapat terjadi apabila terjadi gangguan pada plasenta seperti peradangan"

    infeksi" yang dapat menyebabkan kerusakan plasenta tersebut sehingga virus

    dapat menembus plasenta dan terjadi resiko penularan HIV ke bayi.

    Selain itu hal ini dapat pula terjadi selama proses kelahiran. Selama proses ini" -1

    20 akan terinfeksi jika tidak dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya

    penularan. Sebagian besar janin tertular HIV pada masa inpartu dan persalinan

    karena menghisap" meminum" atau aspirasi darah ibu atau cairan vagina yang

    mengandung HIV. / harus dianjurkan pada

    semua #anita hamil dengan HIV positif. 8egimen ini terdiri dari 9

    -. ;emberian &T4 dengan dosis standar pada usia kehamilan -$ minggu dan

    seterusnya.

    2. Infus &T4 kontinu selama proses persalinan

    !. ;emberian sirup &T4 kepada bayi selama / minggu kelahiran.

    ;emberian terapi antiviral pada ibu dengan hitung 5'$ tinggi dan viral

    load yang rendah" terapi dapat memberikan keuntungan yang signifikan

    22

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    23/28

    terhadap keadaan ibu namun tidak memberikan keuntungan dalam mencegah

    transmisi perinatal.

    ;emberian monoterapi &T4 dapat menimbulkan risiko terjadinya

    resistensi sehingga membatasi terapi ibu di masa mendatang. +amun

    bagaimanapun juga" keadaan ini sangat jarang terjadi pada terapi jangka

    pendek seperti yang ditemukan pada terapi HIV dalam kehamilan. 'alam

    kehamilan regimen terapi diberikan hanya pada trimester II dan III (durasi

    terapi maksimal /" bulan). ;emberian regimen terapi &T4 pada ibu ini

    ditunda sampai usia kehamilan minimal -1-2 minggu dengan pertimbangan

    bah#a pada usia kehamilan di ba#ah ini embrio paling rentan terhadap efek

    obat.

    ;emberian terapi tambahan dilakukan bila keadaan umum ibu terlihat

    memburuk secara lebih progresif.

    II. 6anita hamil dengan infeksi HIV yang sudah pernah mendapatkan terapi

    antiretroviral.

    ;ada #anita yang terinfeksi HIV kemudian baru diketahui hamil pada

    trimester II" terapi antiretroviral yang sebelumnya telah ia dapatkan harus

    diteruskan.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    24/28

    Sebagian kasus transmisi vertikal terjadi dalam proses persalinan" &T4

    direkomendasikan selama persalinan dan pada bayi yang baru lahir.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    25/28

    terinfeksi HIV" yang dicari adalah virus HIV secara langsung. Selain tes HIV"

    dimulai juga pemberian obat antiviral Tidovudin (T'V) sampai usia / minggu"

    dengan pemantauan laboratorium karena efek sampingnya adalah anemia. Setelah

    terapi T'V selesai" dilakukan tes HIV lagi.

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    26/28

    untuk defisiensi asam folat9 dosis a#al .2 K - mg% hari dilanjutkan dosis

    pemeliharaan .2 mg% hari" .3 mg% hari pada kehamilan dan laktasi

    suplemen kehamilan9 .- K - mg% hari

    peningkatan kebutuhan asam folat9 . K - mg% hari

    :ontraindikasi9

    &dministrasi jangka panjang pada pasien dengan defisiensi kobalamin

    yang tidak ditangani

    ;erhatian khusus9

    angan diberikan sebagai terapi tunggal pada anemia pernisiosa dan

    defisiensi vitamin

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    27/28

    Gfek Samping9

    lushing/ hipotensi" takikardi" rash pada kulit" gangguan pencernaan"

    pusing ( hipotensi ortostatik)

    27

  • 7/25/2019 Case2 070914.doc

    28/28

    BAB I!

    DAF(AR PUS(AKA

    -. 5unningham" @> et al. SeDually ransmitted Disease-Human

    Immunodeficiency Virus Infection in9 0illiams #$stetrics 22st edition.

    c>ra#1Hill 5ompanies" +e# ork" 2. p-!-1-.

    2. 6orld Health 7rganiUation. Pregnancy and HIV1AIDS"

    2.http9%%###.#ho.int%mediacentre%factsheets%en%indeD.html

    !. =ing 6" 'uff ;. HIV1 AIDS in9 #$stetric and %inecologyc Princi!les forPractice,thedition. c>ra#1Hill 5ompanies" +e# ork" 2-. p3-1-.

    2