distribusi zat terlarut

Upload: anggitaa

Post on 19-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    1/12

    ABSTRAK

    Pemisahan suatu zat dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunyaadalah ekstraksi. Ekstraksi pelarut melibatkan distribusi dari zat terlarut (zat terlarut)

    di antara dua fasa cair yang tidak dicampur dengan satu sama lain. Prinsip percobaan

    ini adalah menganalisis kelarutan suatu zat terlarut dalam dua pelarut yang tidaksaling campur dan menentukan harga konstanta distribusinya. Percobaan ini

    didasarkan pada prinsip titrasi netralisasi yaitu titrasi asam basa yang melibatkan

    asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Pada percobaan ini dilakukanekstraksi asam asetat 0,5 M0,!5M dan 0,"!5M dengan menggunakan pelarut #a$%

    sebagai titranya maka akan dihasilkan #atrium &setat dan % !$ yang terdistribusi

    kemudian menghasilkan '%'$$% dalam toluena yang telah terpisah oleh %!$.alam percobaan ini digunakan larutan asam asetat dengan konsentrasi yang

    berbeda yaitu 0,5 M, 0,!5M,dan 0,"!5M. *ebanyak !0 m+ asam asetat dicampurdengan !0 m+ dietil eter, dan dilakukan pengocokan secara selama "5 menit. Pada

    percobaan standarisasi larutan #a$%, -olume #a$h yang didapat adalah !0, m+dan pada titrasi pada larutan asam asetat konsentrasi 0,5 M 0,!5 M dan 0,"!5 M

    -olume #a$% yang didapat adalah !!,/ m+ "",5 m+ dan5,! m+. er1adi

    perubahan 2arna merah mudah pada masing masing konsentrasi. Pada percobaantitrasi pada larutan '!%!$3pada konsentrasi yang sama dengan '%'$$%, -olume

    #a$% yang dihasilkan adalah 3/,4 m+!5,4 m+ "3,3 m+. er1adi perubahan 2arna

    merah muda pada masingmasing konsentrasi. %arga konstanta ratarata distribusiyang didapat dari '!%!$3 adalah dan '%'$$% adalah

    6ata kunci 7Distribusi, ekstraksi, zat terlarut, pelarut, titrasi, disosiasi zat, titrimetri

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    2/12

    I. DATA PENGAMATAN

    ". *tandarisasi larutan standar natrium hidroksida (#a$%)

    #$ +arutan

    %!'!$3.!%!$ 0,5 M

    8 #a$%

    " ! m+ !0, m+

    !. itrasi pada asam asetat ('%'$$%)

    #$ +arutan yang digunakan 8olume #a$%

    yang digunakan

    Perubahan 9arna

    " &sam &setat 0,5 M !!,/ m+ Merah Muda

    ! &sam &setat 0,!5 M "",5 m+ Merah Muda

    &sam &setat 0,"!5 M 5,! m+ Merah Muda

    . itrasi pada asam oksalat ('!%!$3)

    #$ +arutan yang digunakan 8olume #a$%

    yang digunakan

    Perubahan 9arna

    " &sam &setat 0,5 M 3/,4 m+ Merah Muda

    ! &sam &setat 0,!5 M !5,4 m+ Merah Muda

    &sam &setat 0,"!5 M "3,3 m+ Merah Muda

    II. HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    3/12

    Pada praktikum ini telah dilakukan percobaan distribusi zat terlarut antara dua

    pelarut yang tidak saling campur. Percobaan ini bertu1uan untuk mempela1ari

    kelarutan suatu zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling campur dan

    menentukan harga konstanta distribusinya. Prinsip percobaan ini adalah menganalisis

    kelarutan suatu zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling campur dan

    menentukan harga konstanta distribusi masingmasing zat yang akan dianalisis.

    Percobaan ini dilakukan berdasarkan adanya suatu sistem yang terdiri dari dua larutan

    asam asetat dan asam oksalat dimana keduanya dicampur dalam corong pisah dan

    dikocok hingga ter1adi kesetimbangan, setelah itu didiamkan hingga ter1adi

    pemisahan antara air dan pelarut organik yang ditambah indikator pp dan dititrasi

    dengan #a$%. :eaksi yang ter1adi pada percobaan ini adalah 7

    C2H

    2O

    4.2 H

    2O+2 NaOHNa

    2C

    2O

    4+4 H

    2O

    C H3

    COOH+NaOH C H3

    COONa+H2

    O

    %ukum distribusi atau partisi adalah suatu zat terlarut terdistribusi antara dua

    pelarut yang tak dapat tercampur dan tiap spesi molekul terdapat angka banding

    distribusi yang konstan antara dua pelarut pada keadaan -olume yang konstan. &ngka

    banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin

    ada (s-ehla,"4/5).

    ;erbagai zatzat kimia tertentu lebih mudah larut dalam pelarutpelarut

    tertentu pula dibandingkan dengan pelarutpelarut yang lain. #amun, cairancairan

    tertentu seperti eter dan air bila dikocok bersamasama dalam satu be1ana dan

    campuran tersebut kemudian dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah men1adi

    dua lapisan. 'airancairan seperti itu dikatakan sebagai tak dapat campur (karbon

    disulfida dan air) atau setengah campur antar larutan eter dan akuades (8ogel,"4/

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    4/12

    dan dikatakan homogen karena susunannya seragam, sehingga tidak dapat diamati

    perbedaan antara campuran tersebut. 'ampuran heterogen dapat terdeteksi antara

    beberapa fase yang terpisah, larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan (%ard1ono,

    !00").

    Perlarut dapat didefenisikan sebagai medium bagi zat terlarut yang dapat

    berperan sebagai media ikut serta dalam reaksi kimia pada larutan atau untuk

    meninggalkan larutan karena proses pengendapan atau penguraian. +arutan terbentuk

    dengan melalui percampuran antar dua atau lebih zat murni yang molekulnya

    berintraksi secara langsung dalam keadaan bercampur (*astromid1o1o, !00").

    *enya2asenya2a organik yang terdapat dalam percobaan ini adalah

    '%'$$%. &sam asetat umumnya relatif lebih sukar larut ke dalam pelarutpelarut

    organik daripada ke dalam air, sehingga senya2asenya2a organik mudah dipisahkan

    dari campurannya yang mengandung air atau larutannya. Metode penentuan koefisien

    distribusi asam asetat dilakukan dengan penentuan konsentrasi asam asetat baik yang

    ada dalam fasa air maupun fasa organik. Pelarut organik yang digunakan dalam

    percobaan ini adalah dietil eter. ietil eter menurut ;asri (!00) adalah suatu

    senya2a organik yang sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia.

    =ugus eter merupakan gugus penghubung senya2a karbohidrat dan lignin.

    ahap pertama yang dilakukan sebelum dilakukan pemisahan dua adalah

    melakukan standarisasi larutan #a$% dengan asam oksalat dimana standarisasi ini

    digunakan sebagai titer yang akan mentitrasi larutan hasil ekstraksi. +arutan #a$%

    distandarisasikan karena sifat #a$% yang higroskopis dapat membuat konsentrasi

    #a$% tidak konstan atau selalu berubahubah konsentrasinya. Maka dari itu, larutan

    #a$% distandarisasikan oleh larutan asam oksalat dimana larutan oksalat ini

    memiliki sifat tidak higroskopis dan memiliki titik ekui-alen yang lebih tinggi

    sehigga dapat mengurangi kesalahan dalam penimbangan zat. +arutan oksalat yang

    dipipet adalah ! m+.

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    5/12

    Pada proses titrasi digunakan indikator fenolftalein. >ndikator fenolftalein

    merupakan salah satu indikator yang sering dipakai dalam titrasi asambasa.

    ?enolftalein umumnya dipakai sebagai indikator dalam menentukan titik akhir

    titrasiasam kuat dengan basa kuat. ?enolftalein mempunyai trayek p% /,"0,0

    (;assett, et al,"443). ?enolftalein kembali men1adi tidak ber2arna apabila berada

    dalam suasana basa pekatatau penambahan basa yang berlebih. %al ini didukung

    dengan hasil percobaan menun1ukkanbah2a dalam konsentrasi #a$% yang semakin

    pekat, 2arna fenolftalein semakin pudar (Petru@e-ski dan :isteska, !00). 8olume

    #a$% yang didapatkan adalah !0, m+ setelah ter1adinya titrasi.

    >ndikator PP ini berfungsi sebagai indikator perubahan 2arna pada saat ter1adi

    titik akhir titrasi. >ndikator PP ini mempunyai trayek p% sebesar /,! A "0,0 dengan

    2arna asam yang tidak ber2arna dan ber2arna merah muda pada larutan asam. Pada

    saat proses titrasi ter1adi perubahan 2arna larutan dari tak ber2arna men1adi merah

    muda. %al ini menun1ukkan proses titrasi telah mencapai titik ekui-alen atau titik

    akhir titrasi dimana larutan pada tahap ini berada di lingukungan basa.

    Pada percobaan ini dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan

    satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau

    dapat pula dikatakan ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih

    komponen dari suatu campuran homogeny menggunakan pelarut cair sebagai

    separating gen, pemisahan ter1adi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari

    komponenekomponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut caircair merupakan satu

    komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang dipisahkan dengan bantuan

    pelarut, ektraksi caircair tidak dapat digunakan apabila pemisahan campuran dengan

    cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis. *eperti pada

    ekstraksi padatcair, ekstraksi caircair selalu terdiri dari pencampuran secara intensif

    bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair sempurna (9iba2ads,

    !0"!). Proses ekstraksi yang dilakukan menggunakan -ariasi konsentrasi pada

    larutan asam asetat dan asam oksalat. 8ariasi masingmasing yang digunakan yaitu

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    6/12

    0,5 M 0,!5 M dan 0,"!5 M. %al ini dilakukan dengan tu1uan untuk mengetahui

    besar konstanta distribusi yang ter1adi apabila dilakukan -ariasi -olume pada suatu

    larutan dalam campuran.

    Percobaan ini dilakukan pengenceran terhadap larutan asam asetat dan asam

    oksalat masingmasing dengan -ariasi konsentrasi 0,5 M, dimana pengenceran ini

    dilakukan dengan cara dipipet asam asetat 0,5 M. u1uan pengenceran adalah untuk

    mengurangi kepekatan larutan. ahan selan1utnya kemudian dimasukkan kedalam

    labu ukur 50 m+ yang telah diisi dengan sedikit dengan akuades agar tidak ter1adi

    bumping di dalam labu ukur. *etelah dimasukkan, ditepatkan larutan asam asetat

    dengan akuades sampai tanda batas.u1uan penepatan menggunakan akuades ini

    sendiri karena akuades merupakan pelarut uni-ersal dan cukup aman dalam

    melarutkan senya2a serta terionisasi lemah men1adi %Bdan $%. &kuades menurut

    aintith ("443) adalah cairan tak ber2arna yang memiliki densitas ",045 gramCm+.

    ahapan ini dilakukan triplo dengan -ariasi konsentrasi 0,50,!5 dan 0,"!5 M.

    ahap selan1utnya yaitu proses ekstraksi. Proses ini dilakukan dengan cara

    memasukkan larutan asam asetat dan dietil eter masing masing !0 m+ ke dalam

    corong pemisah dan dikocok. *etelah dimasukkan larutan men1adi berasa dingin

    (ter1adinya penurunan temperatur larutan) dan saat pengocokan dilakukan, larutan

    sering menghasilkan gas dimana gas yang terbentuk itu berasal dari larutan dietil eter

    yang bersifat mudah menguap. $leh sebab itu ketika pengocokan dilakukan, sesekali

    gas harus dikeluarkan melalui kran.Pengeluaran gas dilakukan saat gas memberikan

    tekanan yang kuat pada tutup corong pemisah. Dika gas tidak dikeluarkan, dapat

    menyebabkan ter1adinya ledakan pada corong pemisah. ?ungsi pengocokan disini

    untuk membesarluas permukaan untuk membantu proses distribusi asam asetat pada

    kedua fasa. *etelah tercapai kesetimbangan pada corong pisah, campuran kemudian

    didiamkan dan terbentuk dua lapisan fasa atas dan fasa ba2ah. ari kedua fasa

    tersebut yang diambil adalah fasa ba2ah karena pada fasa tersebut dicurigai terdapat

    asam asetat. Pada pelarut eter, asam asetat yang larut dalam air akan berada di lapisan

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    7/12

    ba2ah, sedangkan larutan asam asetat yang larut dalam pelarut petroleum eter berada

    dilapisan ba2ah. %al ini ter1adi karena perbedaan berat 1enis pelarut organik dengan

    berat 1enis air (massa 1enis air lebih besar di banding masa 1enis petroleum eter

    dimana massa 1enis petroleum eter sebesar 0,

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    8/12

    u1uan titrasi ini, adalah untuk mengetahui -olume #a$% yang diperlukan

    pada konsentrasi %!$ hasil ekstraksi dimana berdasarkan -olume ini akan diketahui

    perhitungan konstanta distribusi. :eaksi yang ter1adi adalah sebagai berikut 7

    '%'$$% B #a$% '%'$$#a B %!$

    C2H

    2O

    4.2 H

    2O+2 NaOHNa

    2C

    2O

    4+4 H

    2O

    ahapan yang dilakukan sebelum melakukan titrasi yaitu larutan titran diberi

    indikator PP sebanyak "0 tetes, dimana penggunaan indikator berguna untuk

    mendeteksi titik akhir titrasi, dimana akan ter1adi perubahan 2arna dari bening

    men1adi merah muda. >ndikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah indikator

    fenolftalein (pp). >ndikator ini merupakan asam diprotik dan tidak ber2arna. *aat

    direkasikan, fenolftalein terurai dahulu men1adi bentuk tidak ber2arnanya dan

    kemudian, dengan menghilangnya proton kedua dari indikator ini men1adi ion

    terkon1ugat maka akan dihasilkan 2arna merah muda, pada titik akhir titrasi ter1adi

    perubahan 2arna dari bening men1adi merah muda. 8olume #a$% yang dihasilkan

    pada proses titrasi pada larutan '%'$$% secara triplo yaitu 8"G !!,/ m+ pada

    konsentrasi 0,5 M, 8!G "",5 m+ pada konsentrasi 0,!5 M, dan 8G 5,! m+. 8olume#a$% yang dihasilkan pada proses titrasi pada larutan '!%!$3secara triplo yaitu 8"

    G 3/,4 m+ pada konsentrasi 0,5 M, 8!G !5,4 m+ pada konsentrasi 0,!5 M, dan 8G

    "3,3 m+. %asil yang diperoleh ini menun1ukkan bah2a antara konsentrasi asam asetat

    dengan -olume #a$% yang diperlukan dalam titrasi memiliki hubungan yang

    sebanding begitupula dengan hasil yang dihasilkan dengan larutan asam oksalat yang

    dititrasi dengan larutan #a$%, 2alaupun ada -olume yang sangat sedikit dan ada

    agat naik drastis, itu dikarenakan, kurangnya distribusi saat pengocokan, kemudian

    ada zat yang tumpahCkeluar saat pengocokan, sehingga berpengaruh pada saat proses

    titrasi yaitu pada -olumenya.

    Pada dasarnya, *emakin besar konsentrasi asam asetat dan larutan oksalat

    yang digunakan, maka -olume larutan #a$% yang diperlukan untuk menetralkan

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    9/12

    asam asetat dan larutan oksalat tersebut 1uga akan semakin banyak. *ecara teknik,

    faktor pengocokan sangat penting dan mempengaruhi proses distribusi suatu larutan

    organik pada pelarut organik dan air yang tidak saling campur. *elain itu, temperatur

    1uga mempengaruhi proses ekstraksi, karena ekstraksi harus dilakukan pada

    temperatur konstan.

    ari percobaan ini , diperoleh konstanta distribusi asam asetat M M

    M masingmasing adalah M M M dengan 6 rataratanya

    adalah M. ari percobaan ini 1uga diperoleh konstanta distribusi asam oksalat

    M M M masingmasing adalah M M M dengan 6

    rataratanya adalah M. ;erdasarkan hasil ini,dapat diketahui dimana suatu

    konsentrasi dapat mempengaruhi konstanta distribusi suatu larutan dimana semakin

    besar konsentrasi suatu larutan maka konstanta distribusinya 1uga akan semakin besar.

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    10/12

    IV. JAWABAN PERTANYAAN

    ". Hang akan ter1adi ketika lapisan ba2ah langsung diambil setelah pengocokanadalah belum terbentuk adanya dua fase antara air dengan eter, kedua larutan

    masih tercampur sehinggga kita tidak bisa melakukan pemisahan kedua zat

    tersebut.

    V. SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 SIMPULAN

    6esimpulan dari percobaan ini adalah 7

    ". ua buah zat pelarut yang tidak saling campur dapat didistribusikan dengan suatu

    zat yang sesuai dengan tingkat kepolarannya. Pemisahan suatu zat dapat

    dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah ekstraksi. Ekstraksi

    pelarut melibatkan distribusi dari zat terlarut (zat terlarut) di antara dua fasa cair

    yang tidak dicampur dengan satu sama lain.

    !. %arga konstanta ratarata distribusi yang didapat dari '!%!$3 adalah dan

    '%'$$% adalah

    5.2 SARAN

    *aran yang diberikan dalam percobaan kali ini adalah untuk praktikum lain

    2aktu dapat digunakan larutan asam kuat %!*$3 dengan asam lemah '%'$$%

    untuk melihat pengaruh fase yang terbentuk pada kondisi p% yang 1auh berbeda,

    sehingga dapat dilihat apakah p% mempengaruhi pembentukan ?ase atau tidak pada

    percobaan ini.

    Daftar Pustaa

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    11/12

    &isyah .*, &sri &. !0"!. Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut Coklat

    Sargassum Duplicatum Menggunakan erbagai !elarut dan Metode

    Ekstraksi."urnal ?akultas pertanian program studi 6imia ?akultas *ains dan

    eknik Ini-ersitas *oedirman. Pur2okerto -ol < (")

    ;asset, D., :., enny dan =., %., Deffrey. "443.Fuku #jar $ogel Kimia Kuantitatif

    #norganik%&Edisi ke3, Pener1emah7 &., %., Pud1atmaka dan +, *etrono. ;uku

    6edokteran E='. Dakarta.

    ;asri. !00. Kamus Lengkap Kimia%. Erlangga. Dakarta

    aintith, D. ("443).FKamus Lengkap Kimia '(portF. Erlangga. Dakarta

    %ard1ono. !00". Kimia Fisika%&:hineka 'ipta. Dakarta

    %ar1adi, 9. "44. )lmu Kimia #nalitik DasarF.=ramedia Pustaka Itama. Dakarta

    M8 Pur2ani,Prayitno. !0" & Ekstraksi Konsentrat *eodimium Memakai +ri 'til

    #min. Durnal >ptek #uklir =anendra. Hogyakarta -ol "0 (")

    Petru@e-ski, 8ladimir M. dan :isteska, 6eti. !00. e-a.iour of !-enolp-t-alein in

    Strongl/ asic Media%. 'hemistry, 8ol."**.

    Pud1aatmaka. "444. Kamus Kimia%&;alai Pustaka. Dakarta

    *astrohamid1o1o, %. !00"& Dasar 0 dasar Spektroskopi%&+iberty. Hogyakarta

    *arso1oni. "44. ;andung

    *utresna, #ana. !00. Kimia%. Penerbit =rafindo. ;andung

  • 7/23/2019 Distribusi Zat Terlarut

    12/12

    *-ehla, =. "4/5.uku +eks #nalisis #norganik Kualitatif Mikro dan Semimikro. P.

    6alman Media Pustaka. Dakarta

    8ogel. "4/