document 2222222

Upload: dittarestiany

Post on 23-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Document 2222222

    1/17

    Unggas merupakan salah satu sumber protein hewani baik berupa telur maupun daging untuk

    menunjang kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Peternakan unggas, terutama ayam amat

    berperan dan perlu senantiasa ditingkatkan kinerjanya, agar dapat berproduksi secara optimal.

    Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah kesehatan ternak, karena produksi

    yang optimal hanya akan dapat dicapai bila keadaan ternaknya sehat. Namun demikian, untuk

    mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, karena masih terdapat kendala berupa penyakit, di

    antaranya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus seperti penyakit infectious

    bronchitis I!".

    Infectious !ronchitis I!" adalah penyakit saluran pernafasan pada ayam yang

    disebabkan oleh virus, bersifat akut dan sangat menular sehingga penyebarannya dalam

    kelompok ayam sangat cepat sekali, dan ditandai dengan sesak nafas pada ayam dan

    penurunan produksi yang tajam pada ayam petelur. Penyakit I! ini sangat merugikan. #ngka

    kematian pada ayam muda berkisar antara $ % &$', kematian yang tertinggi pada ayam

    berumur kurang dari ( minggu sedang derajat pertumbuhannya sangat terlambat, sehingga

    penyakit ini sangat merugikan peternakan ayam pedaging. Pada ayam dewasa angka

    kematiaanya berkisar antara $ % )', dan mengakibatkan penurunan produksi telur yang

    sangat cepat. Penurunan produksi telur ini dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama,

    bahkan ada kalanya kelompok ayam yang bersangkutan tidak dapat kembali berproduksi

    setingkat dengan produksi semula.

    ETIOLOGI

    Penyakit I! disebabkan oleh virus I! yang termasuk ke dalamfamili Coronaviridaedan hanya memiliki satu genus, yaitu Coronavirus. *irus I!

    berbentukpleomorphic, memiliki envelop selaput luar" dengan diameter +$ % $$ nm, serta

    memiliki asam inti berutas tunggal asam ribonukleat -N#" dengan berat molekul /

    0$(Basepair !p". *irus I! mudah tumbuh dalam embrio ayam, sedang dalam biakan

    jaringan hanya dapat tumbuh setelah mengalami adaptasi. !ila berada di luar tubuh ayam

    virus I! akan segera in aktif, terutama bila terkena panas atau sinar matahari.

    !erdasarkan sifat kimia dan fisiknya, virus I! sangat labil dan sensitif terhadap

    bahan1bahan yang bersifat lipolitik seperti ether dan chlorofrom", panas, dan berbagai bahan

    disinfektan 2tsuki et al., 0+3+". *irus I! umumnya dapat diinaktif dengan menempatkannya

    pada suhu )(45 selama 0) menit dan &)45 selama +$ menit. *irus lebih lama bertahan pada

    p6 00 daripada p6 7 #le/ander dan 5ollins, 0+3)". #yam yang terinfeksi virus dalam organ

    dapat terpelihara dengan baik dalam )$' glyserin Na5l physiologis. Sifat yang demikian

    memungkinkan pengiriman sampel ke laboratorium tanpa pendingin 6ofstad, 0+&". Isolat

    virus I! dapat bertahan selama beberapa tahun bila disimpan pada suhu 17$45 6ofstad,

    0+&".

    GEJALA KLINIK

  • 7/24/2019 Document 2222222

    2/17

    Pada ayam muda penyakit I! menyebar sangat cepat dan menulari semua ayam dalam

    kelompok. 8ari hidung keluar lendir, sesak nafas dan ngorok. 9ata terlihat selalu basah.

    Nafsu makan dan minum menurun. #nak ayam di bawah umur tiga minggu yang terinfeksi

    penyakit I! memperlihatkan gejala, kesulitan bernafas, ngorok, batuk batuk, bersin dan mata

    basah 6ofstad, 0+&", serta keterlambatan pertumbuhan bobot badan pada

    ayam broiler 8avelaar et al., 0+(". Pada ayam petelur dewasa penyakit I! menampakan

    gejala penurunan produksi telur hingga mencapai ($' dalam kurun waktu ( % 3 minggu dan

    selalu disertai dengan penurunan mutu telur, seperti bentuk telur tak teratur, kerabang telur

    lunak dan albumin telur cair.

    Patologi anatomi pada ayam yang diduga terserang virus I! terlihat adanya cairan

    encer, agak encer hingga kental di dalam trachea, saluran hidung dan sinus hidung, pada

    kantong udara berwarna keruh atau mengandung eksudat berwarna kuning dan sedikit

    peradangan di sekitar bronchi 6ofstad, 0+&". Sementara itu, perubahan anatomi pada ayam

    yang terserang virus I! yang bersifat nephrohepatic terlihat adanya pembengkakan dan

    berwarna pucat pada ginjal dengan tubulus dan ureter berisi asam urat 5umming, 0+3".

    Pengukuhan diagnosis I! dengan pemeriksaan sampel ayam atau organ, trachea, ginjal, dan

    ovarium yang diduga terserang I!, dikirim ke laboratorium dalam keadaan segar untuk

    pemeriksaan immuno-fluorescent 5hubb, 0+( dan 6awkes et al., 0+7"

    atauimmunoperoxidase Nagi, 0++$". Selain cara di atas pemeriksaan patologik anatomi dan

    histopatologik, dikukuhkan dengan isolasi virus dan bila memungkinkan penentuan serotipe

    virus I! 5avanagh dan Nagi, 0++3".CARA PENULARAN

    Penyakit ini cepat menular diantara ayam dalam satu kelompok. Umumnya penularan

    terjadi melalui pernafasan. *irus terutama dikeluarkan dari saluran pernafasan dan ginjal.

    DIAGNOSA BANDING

    0. #vian Influen:a

    . Infectious 5ory:a

    7. Infectious ;aryngotracheitis

    &. Newcastle 8isease

    5atatan< =anda1tanda klinis penyakit #vian Infeksious !ronchitis I!" dapat

    menyerupai penyakit pernapasan akut lainnya pada ayam, seperti penyakit Newcastle 8isease

    N8", Infeksius ;aringotrakeitis I;=", flu burung >#vian Infuen:a 6P#I" dan infeksius

    cory:a >Snot. Pengujian laboratorium diperlukan untuk membedakan infeksi ini. Pada

    penyakit I!, cairan allantoic dari embrio terinokulasi tidak menghemagglutinasi eritrosit.

    Untuk virus penyakit Newcastle 8isease N8", dan virus flu burung >#vian Influen:a 6P#I",

    cairan allantoic dari embrio terinokulasi akan positif untuk hemaglutinasi.

    DIAGNOSA LABORATORIUM

  • 7/24/2019 Document 2222222

    3/17

    8i laboratorium dilakukan isolasi virus dengan jalan membiakkannyadi dalam embrio

    ayam. Pada embrio ini perlu diadakan pasase seri sebanyak & atau ) kali sampai ditemukan

    kelainan pada embrio, yaitu kekerdilan dan kemerahan. Sediaan guna pemeriksaan

    ?luorescent #ntibody =est ?#=" disiapkan dari embrio yang kerdil tersebut. Sediaan inidilihat di bawah mikroskop flueresen. Sediaan guna pemeriksaan ?#= dapat langsung dibuat

    dari tralhea atau paru1paru tersangka. 6asil diagnose akan segera didapat pada hari itu juga.

    Untuk pemeriksaan ?#= material dapat dikirim ke ?@61IP!, !PP6 9edan, !PP6 Ujung

    Pandang, !PP6 8enpasar dll. Uji netralisasi serum dalam telur tertunas atau dalam biakan

    jaringan dapat dilakukan guna identifikasi virus. 8engan cara ini hasil diagnose akan

    memakan waktu yang lebih lama.

    PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

    8alam upaya pencegahan penyakit I! perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti

    sanitasi, imunitas, aplikasi vaksinasi dan pemantauan terhadap kekebalan ayam, sehingga

    ayam terhindar dari serangan penyakit I! yang merugikan. #yam yang sakit atau mati

    disingkirkan dan dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur dalam1dalam. 5ara efektif

    adalah melakukan vaksinasi dengan vaksin aktif atau inaktif. *aksin aktif digunakan sebagai

    vaksin primer pada ayam broiler dan petelur, sedangkan vaksin mati dalam emulsi minyak

    digunakan sebagai vaksin ulangan booster". #plikasi vaksin dapat diberikan melalui tetes

    mata, intratrachea atau intranasal. *aksinasi pada umur 0 atau hari dilaporkan memberikan

    respon kekebalan pada ayam. Aadwal vaksinasi berikutnya dilakukan pada umur 310 atau (1

    0( minggu.

    Pendahuluan

    I! Infectious !ronchitis" merupakan suatu penyakit viral pada saluran pernapasan ayam

    yang bersifat akut dan sangat mudah..

  • 7/24/2019 Document 2222222

    4/17

    Penyebab penyakit ini adalah virus corona yang tergolong single stranded ss" -N#, family

    5oronaviridae dan genus 5oronavirus. *irus I! umumnya berbentuk bulat, walaupun dapat

    berbentuk pleomorfik. *irus ini mempunyai envelope dan diameter +$1$$ nm. Sejumlah

    serotipe I! mempunyai struktur antigenik yang berbeda dapat dievaluasi dengan uji

    netralisasi virus. 9eskipun demikian, uji immunofluorecence berbagai serotipe I! tersebutmempunyai suatu grup antigen yang sama.

    !erbagai strain virus I! akan menimbulkan efek patologik yang berbeda pada ayam.

    *irulensi virus I! terhadap saluran reproduksi dan selanjutnya pada produksi telur juga

    bervariasi, berkisar dari perubahan kerabang tanpa penurunan produksi sampai penuruna

    produksi 0$1)$'. Pada umumnya virus I! akan inaktif pada temperatur )($5 selama 0)

    menit dan temperatur &)$5 selama +$ menit. *irus I! akan mati dengan capat di luar tubuh

    ayam dan sensitif terhadap berbagai jenis desinfektan =abbu, $$$".

    5ara Penularan

    *irus I! dapat menyebar secara cepat dari ayam yang satu ke ayam yang lainya dalam satu

    flok atau kandang. #yam peka yang ditempatkan dalam satu kandang dengan ayam yang

    terinfeksi akan menunjukkan gejala sakit dalam waktu & jam. *irus I! dapat diisolasi dari

    trakea, peru, ginjal, dan bursa ?abricius dalam waktu 013 hari pasca1 infeksi melalui udara.

    ?rekuensi keberhasilan isolasi virus akan menurun sesuai dengan lamanya infeksi dan galur

    virus I!. meskipun demikian, virus I! dapat diisolasi dari tonsil sekalis dalam waktu 0&minggu dan dari feses dalam waktu $ minggu pasca1infeksi. Produksi kembali virus I!

    dapat terjadi dalam tubuh ayam yang telah dinyatakan negative terhadap virus tersebut

    selama beberapa minggu setelah ayam tersebut sembuh dari infeksi buatan pada umur

    sehari". *irus Ib dapat diisolasi dari swab trakea dan kloaka yang dikumpulkan pada ayam

    umur 0+ minggu =abbu, $$$".

    #koso, 0++7". =abbu, $$$".

    Bejala klinis

    Proses penyakit biasanya berlangsung cepat, demikian juga penularannya. Infeksi dapat

    bersifak asimptopmatik ataupun menunjukkan gejala gangguan pernapasan atau gejala yang

    berhubungan dengan abnormalitas pada sistem reproduksi. 8i samping itu, dapat juga

    ditemukan adanya penurunanberat badan yang disertai oleh depresi dan gangguan

    pertumbuhan yang dapat dihubungkan dengan lesi pada saluran pernapasan ataupun ginjal.

    9asa inkubasi virus I! sekitar 017( jam, tergantung pada dosis virus dan rute infeksi.

    Infeksi alami biasanya membutuhkan waktu sekitar 7( jam atau lebih.

  • 7/24/2019 Document 2222222

    5/17

    0. #nak ayam

    Bejala klinis yang paling sering muncul pada anak ayam adalah gangguan pernapasan yang

    ditandai oleh adanya pernapasan melalui mulut mengih1mengih", batuk, ngorok basah,

    bersin, dan leleran dari hidung. 9ungkin akan terlihat adanya mata yang berair dan kadang1

    kadang diikuti oleh pembengkakan daerah sinus. #nak ayam akan terlihat lesu dan mungkin

    bergerombol di bawah pemanas. @onsumsi pakan dan pertambahan berat badan akan

    menurun drastis.

    . #yam umur lebih dari ( minggu dan ayam dewasa

    Bejala yang terlihat mirip dengan gejala pada anak ayam walaupun leleran dari hidung lebih

    jarang ditemukan. Penyakit ini dapat berlangsung tanpa terdiagnosis, kecuali jika ayam dalam

    kandang diperiksa secara teliti atau diperiksa pada malam hari pada saat ayam tenang

    sehingga suara ngorok ayam sakit dapat didengar. #yam pedaging yang terinfeksi dengan

    virus I! yang bersifat nefropatik dapat terlihat sembuh dari respiratorik, tetapi kan

    menunjukan gejal kelesuan, bulu berdiri, diare dan peningkatan konsumsi air. Pada kasus I!

    yang tidak mengalami komplikasi, maka penyakit tersebut dapat berlangsung selama 0$10&

    hari. Infeksi yang bersifat menyela dapat meningkatkan derajat keparahan dan lama dari

    penyakit mortalitas, terutama pada ayam pedaging yang dipelihara secara intensif. Pada ayam

    petelur yang menunjukkan adanya urolitiasis akibat I!, maka biasanya akan terjadi

    peningkatan angka kematian. Sebaliknya jika urolitiasis tidak disebabkan oleh I!, maka

    kelompok tersebut akan terlihat sehat.

    7. #yam petelur pada ?ase Produksi

    Pada ayam petelur dapat diamati adanya macam gejala yang berhubungan dengan gangguan

    pada system produksi. 8erajat penurunan produksi telur biasanya berhubungan dengan

    periode produksi pada saat serangan virus I! dan galur virus I! yang menyerang ayam. Suatu

    flok yang terserang virus I! pada awal produksi atau pada saat produksi sedang meningkat

    atau pada puncak produksi akan mengalami penurunan produksi, yang kadang1kadang dapat

    lebih dari )$ '. Produksi akan meningkat lagi secara lambat sekitar (1 minggu setelah

    infeksi dan biasanya produksi tidak akan normal lagi seperti yang diharapkan sebelumnya.

    #bnormalitas pada kualitas telur, dapat meliputi bagian eksternal maupun internalnya. Carna

    kerabang pada telur cokelat dapat berubah menjadi pucat, ukurannya dapt lebih kecil dari

    normal, kerabang menjadi tipis dan mudah pecah. =elur biasanya berbentuk abnormal dapat

    berbentuk lonjong, asimetrik, kerabang menjadi kasar akibat kalsifikasi yang tidak merata.

    Pada bagian internal telur dapat diamati adanya albumin tipis menjadi

    hilang. 5hala:ae kerapkali sobek sehingga kuning telur terapung bebas dalam putih telur.

    Perdarahan ukuran kecil dapat ditemukan di dalam albumin atau kuning telur.

    Infeksi dengan galur tertentu dari virus I! pada anak ayam umur sehari dapat menghasilkan

    kerusakan yang permanen pada oviduk sehingga produksi telur akan sangat menurun jika

    ayam tersebut mencapai fase produksi. 8erajat keparahan lesi pada oviduk akan berkurang

  • 7/24/2019 Document 2222222

    6/17

    jika infeksi terjadi pada ayam yang lebih tua dan beberapa galur virus I! bahkan tidak selalu

    menghasilkan kerusakan pada oviduk walaupun infeksi terjadi pada umur satu hari.

    9ordibitas dapat mencapai 0$$ ' dalam waktu beberapa hari setelah infeksi virus I! olehkarena virus tersebut daapat menyebar secara cepat. 9ortalitas bervariasi menurut virulensi

    dari virus tersebut, umur ayam, status kekebalan ayam dan adanya stress, misalnya cuaca atau

    infeksi sekunder oleh bakteri. 9ortalitas yang tinggi biassanya berhubungan dengan galur

    virus I! yang bersifat nefropatik. !eberapa laporan mengemukakan bahwa kerusakan pada

    ginjal juga dipengaruhi oleh seks, breed dan keadaan nutrisi pada ayam.

    9ortalitas dapat menccapai )' atau lebih pada anak ayam yang berumur kurang dari (

    minggu. Pada ayam dara ataupun dewasa kematian biasanya tidak ada>sangat kecil.

    9ortalitas pada anak ayam yang terserang virus I! yang bersifat nefropatik biasanya berkisar

    antara $,)10' per minggu dan mortalitas komulatif dapat mencapai 7$'.

    #yam yang baru sembuh dari infeksi alami akan resisten terhadap tantangan strain virus I!

    yang sama perlindungan yang bersifat homolog", sedangkan tingkat perlindungan terhadap

    tantangan galur virus I! yang berbeda perlindungan yang bersifat heterolog" bervariasi.

    ?actor1faktor yang berpengaruh terhadap mekanisme dan lamanya kekebalan terhadap I!

    adalah serotype virus I!, virulensi berbagai virus I! dan manifestasi kasus I! yang berbeda,

    yang membutuhkan suatu tingkat perlindungan yang sesuai dengan kasus tertentu.

    =ingkat perlindungan terhadap gejala gangguan pernapasan akibat I! biasanya dievaluasi

    dalam waktu 71& minggu setelah infeksi dengan virus I! atau setelah vaksinasi. =ingkat

    perlindungan terhadap kematian akibat nefritis juga dipakai sebagai parameter untuk

    mengetahui adanya perlindungan dari vaksin I! pada peternakan yang mempunyai masalah

    dengan I! bentuk nefritik. #ntibodi asal induk dapat menekan reaksi vaksin dan tingkat

    keberhasilan vaksinasi jika jenis vaksin vaksin yang dipakai pada ayam komersial sama

    dengan vaksin yang digunakan pada induk ayam di breeding farm. #ntibodi asal induk dapat

    memberikan perlindungan terhadap tantangan virus I! pada umur 0 hari atau 0 minggu tetapitidak melindungi jika uji tantang dilakukan pada umur minggu.

    Penanggulangan

    0. Pengendalian dan Pencegahan

    Pengamanan biologis yang ketat dan pelaksanaan aspek manajemen lainnya secara optimal

    diperlukan untuk menghilangkan factor pendukung>sumber infeksi virus I!. praktek

    memelihara ayam dari berbagai umur pada satu lokasi perlu diatur sedemikian rupa agar

  • 7/24/2019 Document 2222222

    7/17

    kandang 825 terpisah dari kandang ayam produksi ataupun perbedaan umur satu

    kekelompok umur lainnya.

    8isamping praktek manajemen yang kuat, I! dapat juga dicegah dengan melakukanvaksinasi secara teratur menggunakan gabungan vaksin aktif dan inaktif, vaksin aktif

    digunakan pada ayam pedaging dan vaksinasi awal pada ayam petelur ataupun ayam

    pembibit. *aksin inaktif diberikan pada saat periode 71& minggu sebelum periode bertelur.

    *irus I! dalam vaksin aktif dapat dapat meningkat dalam virulensinya akibat adanya suatu

    siklus infeksi dalam kelompok ayam tertentu.

    Balur vaksin biasanya dipilih dari isolat virus yang dapat mewakili spectrum

    antigenic dari virus I! yang dapat diisolasi dari suatu daerah atau negara. Babungan antara

    vaksin I! aktif dan N8 aktif yang banyak digunakan dilapangan akan kurang efektif jika

    komponen dari virus I! lebih banyak dari virus N8. 6al ini akan menyebabkan adanya

    hambatan adlam respon terhadap virus I!. Sehubungan dengan perkembangan teknologi

    pembuatan vaksin yang sangat pesat, maka masalah vaksin aktif gabungan tersebut

    seharusnya dapat diatur oleh para produsen vaksin. Sebaliknya, hambatan dalam resppon

    terhadap virus I! belum dilaporkan secara terperinci.

    . Pengobatan

    Infeksi dengan virus I! tidak dapat diobati. Pemberian antibiotic>antibakteri hanya ditujukan

    untuk mengobati infeksi sekunder akibat bakteri atau 9ycoplasma, yang kerapkali

    menyebabkab airsacculitis. Aenis obat yang diberikan biasanya dihubungkan dengan jenisbakteri yang menyebabkan infeksi sekunder yang apat diperkirakan>ditentukan berdasarkan

    pemeriksaan patologik atau pemeriksaan bakteriologik.

    #yam yang sakit dapat dipotong dan dagingnya boleh dikonsumsi. Sisa pemotongan

    harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur. =elurnya jjuga dapat dikonsumsi atau

    diperdagangkan =abbu, $$$". Perbaikan mamajemen untuk menghilangkan fackor

    pendukung terjadinya I! untuk mengurangi efek penyakit ini perlu dilakukan, misalnya

    temperatur pemanas yang optimal pada saat brooding, kurangi kepadatan kandang dan

    kualitas pakan yang ketat. Pengobatan suportif dengan cara pemberian multivitamin atau

    campuran multivitamin dan elektrolit juga perlu dilakukan untuk mempercepat proses

    kesembuhan jaringan yang rusak akibat virus I!.

    8#?=#- PUS=#@#

    =abbu, 5. -. $$$. Penyakit #yam dan Penanggulangannya. Penyakit !akterial, 9ikal, dan

    *iral. *olume 0. @anisius. Dogyakarta.

    #koso, !. =. 0++7. 9anual @esehatan Unggas. Panduan bagi petugas teknis, Penyuluh dan

    Peternak. @anisius. Dogyakarta.

  • 7/24/2019 Document 2222222

    8/17

    1 See more at< http>:ackhoes.blogspot.co.id>$0>$0>penyakit1ib1infectious1bronchitis1

    pada.htmlEsthash.FB)NF8(h.dpuf

    Infectious !ronchitis

    Infectious !ronchitis I!" merupakan penyakit akut pada ayam petelur yang menyerang

    saluran pernafasan ayam dan sangat mudah menular pada ayam dalam satu kelompok atau

    antar kelompok lainnya. Penyakit ini tersifat oleh adanya ngorok basah akibat adanya cairan

    dalam trachea, batuk dan bersin.

    8isamping itu, penurunan produksi telur dalam jumlah dan mutu sering terjadi, serta biaya

    penanggulangan penyakit yang tinggi dan kompleks menjadikan I! sebagai penyakit strategis

    pada ayam petelur. ;alu, bagaimana cara penularannyaG

    http://zackhoes.blogspot.co.id/2012/01/penyakit-ib-infectious-bronchitis-pada.html#sthash.ZG5NZD6h.dpufhttp://zackhoes.blogspot.co.id/2012/01/penyakit-ib-infectious-bronchitis-pada.html#sthash.ZG5NZD6h.dpufhttp://zackhoes.blogspot.co.id/2012/01/penyakit-ib-infectious-bronchitis-pada.html#sthash.ZG5NZD6h.dpufhttp://zackhoes.blogspot.co.id/2012/01/penyakit-ib-infectious-bronchitis-pada.html#sthash.ZG5NZD6h.dpuf
  • 7/24/2019 Document 2222222

    9/17

    Bejala sakit pada ayam yang terinfeksi dapat dilihat dalam waktu & jam. Penularan virus I!

    dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Penularan secara langsung

    terjadi melalui leleran tubuh ataupun feses ayam yang sakit kepada ayam yang peka dengan

    virus ini.

    Bejala penyakit I! berbeda pada setiap tingkatan umur. Pada anak ayam gejala klinik yang

    sering muncul adalah 0" batuk, sesak nafas, ngorok dan keluar lendir dari hidung, " mata

    berair yang diikuti dengan pembengkakan sinus, 7" anak ayam yang terpapar menunjukkan

    lemah dan lesu serta cenderung berkerumun di bawah pemanas, &" lendir dan eksudat yang

    menyerupai keju terkumpul dalam trakea bagian bawah dan bronki, kondisi ini dapat

    menimbulkan kematian, )" penyakit dapat berlangsung selama )10 hari dengan angka

    kematian $1&$'.

    Sementara itu, kasus pada ayam dewasa dicirikan dengan 0" tingkat produksi telur akan

    menurun yang diikuti dengan perubahan bentuk kerabang telur, yakni kasar dan lembek, "

    kualitas telur yang dihasilkan jelek, 7" ayam yang tertular pada bagian akhir dari tahunproduksi biasanya memperlihatkan produksi telur yang sangat menurun, biasanya berlanjut

    ke peristiwa ganti bulu, &" membutuhkan waktu yang panjang untuk proses penyembuhan

    recovery", )" pada pemeriksaan patologi, ditemukan saluran telur yang mengeras atau

    sebagian menutup yang menunjukkan petelur palsu, (" jalan penyakit berkisar antara &10$

    hari dengan angka kematian $,)'.

    Pencegahan I! dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengamanan biologis dan

    pelaksanaan aspek manajemen lainnya secara optimal. 6al ini ditujukan untuk

    menghilangkan faktor pendukung atau sumber infeksi virus I!. Pembatasan umur dalam satu

    flok pemeliharaan diperlukan untuk menghindari kemungkinan penularan virus I! dari

    kelompok umur yang satu ke kelompok umur lainnya.

    Pencegahan yang efektif adalah dengan program vaksinasi. Program vaksinasi harus

    mempertimbangkan 7 titik kritis yakni type vaksin, waktu dan cara vaksinasi. Dang terpenting

    dari ketiganya adalah waktu yang tepat untuk melakukan vaksinasi. Penentuan kapan

    vaksinasi itu dilakukan adalah penting karena campur tangan yang kuat antara maternal

    antibodi dan virus vaksin. #rtinya, jika vaksin diberikan dimana level maternal antibodi

    masih tinggi, virus vaksin akan dinetralisir dan konsekuensinya flok tersebut tidak dilindungi.

    Sebaliknya, jika pemberian vaksin terlambat, virus lapangan akan menginfeksi ayam tersebut

    hingga terjadilah wabah.

  • 7/24/2019 Document 2222222

    10/17

    A. PENDAHULUAN

    Infectious Bronchitis (IB) adalah penyakit pernapasan akut dan sangat menular pada ayam. Penyakit

    ini ditandai dengan adanya gejala pernapasan, seperti terengah-engah, batuk, bersin, ngorok, dan

    keluarnya sekresi hidung. Pada ayam muda, gangguan pernapasan parah dapat terjadi, sedangkan

    pada layer, dapat terjadi gangguan pernapasan, penurunan produksi telur, dan penurunan kualitas

    telur. Beberapa strain dilaporkan menyebabkan kerusakan pada ginjal, saluran reproduksi dan

    saluran pencernaan.

    B. ETIOLOGI

    Virus IB tergolong genus coronavirusdari family orona!iridae. Virus IB termasuk !irus ss-"#$,

    berbentuk spherik atau pleomorfik dengan diameter %&-'&& nm, diselubungi kapsid bentuk simetri

    heliks dan beramplop yang terdiri dari lipoprotein.

    a b

    Gambar 1. truktur dan gambaran elektron mikroskop !irus IB.

    (Sumber : http://www.fipv.ugent.be/page2/page2.html)

    Virus IB dengan panjang genom ',* +b, yang tersusun atas /"-polymerase gen 0(-1-2-#)-/"3

    menyandi * protein, yakni (spike) glycoprotein, 2 (membrane4matri5), # (nucleocapsid) dan 1

    (en!elope). Protein merupakan protein penting yang memiliki banyak fungsi, antara lain mampu memicu

    timbulnya antibodi netralisasi dan hambatan hemaglutinasi, penentu serotipe spesifik dan mampu

    menimbulkan protekti!itas, serta dapat digunakan untuk mengklasifikasi !irus. Protein (terdiri &&-*&&

    asam amino) merupakan protein attachmentyang akan menempel ke reseptor seluler dan mengaktifkan

    fusi ke membran sel, serta melepas !iral genom ke dalam sel Protein 2 akan berinteraksi dengan protein

    dan # (6'& asam amino) membentuk !irion dan memainkan peran penting pada assembly, buddingdan

    maturation!irus. Protein 1 (7&& asam amino) hanya sedikit perannya, yakni sebagai titik kritis pada viral

    buddingdan apoptosis.

    C. EPIDEMIOLOGI

    1. Sifat Alami Agen

    Virus IB memliki banyak genotype, serotype, strain dan !arian yang berbeda secara antigenik,

  • 7/24/2019 Document 2222222

    11/17

    tetapi ada serotype !irus IB yang dapat melindungi terhadap beragai !arian yang ada. ifat ini

    disebut protectotype atau immnunotype. ontoh protectotype adalah serotype 2assachusetts.

    erotype 2assachusetts me8akili protectotype paling penting karena memiliki kemampuan untuk

    saling melindungi terhadap sejumlah !irus yang termasuk serotipe atau genotipe yang berbeda.

    Virus IB diketahui gampang bermutasi secara cepat. ampai saat ini telah diketahui terdapat

    genotype dan sekitar 7&& serotype. Perbedaan antar serotype dapat mencapai '&-'9,sedangkan di antara serotype perbedaan dapat mencapai &9. Perubahan genetik !irus IB dapat

    terjadi melalui mutasi titik, insersi, delesi ataupun rekombinasi. /iga penyebab utama mutasi

    menyebabkan terjadinya genetic drift, sedangkan rekombinasi menyebabkan terjadinya genetic

    shift.

    ontoh serotype !irus IB antara lain, 2assachusetts, onnecticut dan $rkansas yang banyak

    dijumpai di daratan $merika tara. ontoh Virus IB !ariant : 64%7 atau %6B atau ";;

    (ditemukan a8al 7%%&-an di Inggris, panyol, Perancis dan #etherland), !arian eorgia). Virus

    IB !arian >$%; mirip dengan serotype =ela8are@ >$&; mirip dengan $4&3@ tetapi !arian

    $?%% beda dengan $4&3. Belakangan dikenal IB Pinguin yang ditandai dengan caraberjalan ayam seperti Pinguin, yang disebabkan oleh !arian A (Aingdao, hina) atau =3;;

    (=utch, #etherland tahun '&&6). =i Indonesia banyak ditemukan !arian local, seperti I-76, I-3, I-

    7'*, I-'*% dan P/-III.

    2. Se!ie! "entan

    pesies rentan terhadap penyakit IB hanyalah ayam, baik broiler ataupun layer, tetapi pernah

    dilaporkan kejadian pada itik dan burung liar.

    #. Pengar$% ling&$ngan

    Virus IB sangat sensitif terhadap berbagai jenis desinfektan, seperti formalin

    79, kresol 79, alkohol &9 dan +2nC6 747&.&&&. Virus IB tetap infektif di dalam air pada p< ,6

    selama '6 jam pada suhu kamar, tetapi cepat inaktif pada suhu *D selama 7 menit dan suhu

    6D selama %& menit atau suhu 3D selama 3* jam. Virus Virus dapat disimpan pada -*&D di

    dalam cairan alantois dalam beberapa bulan.

    '. Sifat Pen(a&it

    Virus IB pada a8al penularan menginfeksi dan bereplikasi di dalam saluran pernapasan atas

    menyebabkan hilangnya sel pelindung yang melapisi sinus dan trakea. etelah !iremia singkat,

    !irus dapat dideteksi pada ginjal, saluran reproduksi, dan jaringan imfoid (sekal tonsil). Beberapa

    strain IBV, yang disebut sebagai nephropathogenicdiketahui menyebabkan lesi pada ginjal.

    ). Cara Pen$laran

    Virus IB menyebar melalui rute pernapasan (droplet) yang dikeluarkan selama batuk atau bersindan juga dieksresi le8at feses. Penyebaran penyakit melalui ka8anan unggas dalam satu flock

    sangat cepat. 2asa inkubasi relatif pendek antara 7; 0 3* jam. ehari pasca infeksi, !irus dapatdideteksi pada trachea, ginjal dan o!iduct. ampai hari ke -73 !irus masih dapat dideteksi pada

    paru, trachea, o!arium dan o!iduct. ampai hari ke-'7 !irus masih dapat ditemukan pada ginjal,sedangkan pada sekal tonsil !irus masih dapat dideteksi sampai hari ke-3&. /ransmisi dari

    peternakan ke peternakan dihubungkan dengan mobilitas orang, peralatan, bahan organik, airminum dan kendaraan yang terkontaminasi. Penularan secara !ertikal belum terbukti, tetapi telur

    yang terkontaminasi !irus IB yang menempel pada kerabang telur dapat menjadi sumberpenularan di hactchery. etelah infeksi, ayam dapat bertindak sebagai carrier dan mengeluarkan!irus selama beberapa minggu.

    *. Di!trib$!i Pen(a&it

    Penyakit ini pertama kali dijelaskan pada 7%37 di seka8anan ayam muda di

  • 7/24/2019 Document 2222222

    12/17

    $merika erikat. ejak saat itu, penyakit ini telah diidentifikasi pada broiler, layer dan breeder di

    seluruh dunia. Vaksin untuk membantu mengurangi kerugian pada ayam pertama kali digunakan

    pada tahun 7%&. =i Indonesia, kejadian IB dilaporkan pada tahun 7%. Erekuensi kejadian IB di

    Indonesia lebih sering terjadi pada layer dibanding broiler, tetapi mortalitas, gangguan

    pertumbuhan dan jumlah ayam yang diafkir cukup tinggi pada broiler. 2eskipun !aksinasi sudah

    diterapkan secara teratur dan ketat, tetapi kasus IB masih sering muncul. ejala klinis pada anak ayam ditandai dengan batuk, bersin, ngorok, keluar leleran hidung dan

    eksudat berbuih di mata. $nak ayam yang terkena tampak tertekan dan akan cenderung meringkuk di

    dekat sumber panas. >ejala klinis muncul dalam 8aktu 3* sampai 6; jam. Penyakit klinis biasanya

    akan berlangsung selama hari. +ematian biasanya sangat rendah, kecuali adanya infeksi sekunder

    oleh Mycoplasma gallisepticum atau terkait faktor imunosupresi dan kualitas udara yang buruk.

    2ortalitas pada anak ayam biasanya '-3&9, tetapi pada beberapa kasus dapat mencapai 9.

    Pada ayam de8asa atau layer gejala klinis tampak seperti batuk, bersin dan ngorok dapat

    diamati. Penurunan produksi telur dari sampai 7&9 yang berlangsung selama 7& sampai 76

    hari umumnya dilaporkan. #amun, jika terkait faktor lain, penurunan produksi dapat mencapai

    &9.

    /elur yang dihasilkan memiliki kerabang tipis, dan bentuk telur tidak teratur, serta albumin encer. Padaumumnya kulit telur dapat kehilangan pigmen coklat. =alam kasus yang parah, ayam dapat

    menunjukkan airsacculitis. $yam yang mengalami reaksi post-!aksinasi setelah !aksinasi atau infeksi

    lapangan selama dua minggu pertama kehidupan mungkin akan mengalami kerusakan permanen

    pada saluran telur, sehingga produksi menjadi rendah. >ejala nephropathogenik menjadi lebih umum

    dalam kelompok layer. train ini dapat menyebabkan kematian tinggi selama infeksi atau lama setelah

    sebagai akibat dari kerusakan ginjal yang berkembang menjadi urolitiasis.

    Gambar 2. a dan b) IB Bentuk Pernafasan, c) IB Bentuk Penguin (Pencernaan), d) bentuk telurabnormal dengan kerabang tipis.(Sumber : http://www.infectious-bronchitis.com/ibv-netherlands-d!!.asp)

    2. Patlgi

    Patologis-anatomis terkait dengan IB bentuk pernafasan yakni adanya radang saluranpernapasan bagian atas. IB bentuk ginjal ditandai dengan kerusakan ginjal sebagai akibat infeksidengan strain nephropathogenic. >injal ayam yang terkena akan pucat dan bengkak.

    Penimbunan asam urat dapat diamati dalam jaringan ginjal dan dalam ureter, yang mungkintersumbat. Pada bentuk reproduksi yang terjadai pada layer, material kuning telur dalam rongga

  • 7/24/2019 Document 2222222

    13/17

    tubuh akan berkembang menjadi encer di dalam o!arium. Infeksi pada anak ayam sangat mudadapat mengakibatkan perkembangan cysticdalam o!iduct. Pada IB bentuk Penguin ditunjukkanadanya sistik o!iduct yang bisa berisi cairan lebih dari 7 liter atau parsial atrofik dengan dilatasikistik yang besar. =inding o!iduct menjadi tipis dan transparan pada area sistik. C!arium terlihatnormal dan tetap berfungsi.

    Gambar #. Perubahan Patologi-anatomis ayam penderita IB. a) IB bentuk pernafasan, tracheaterlihat hyperemia dan ptechiae, b) IB bentuk nephropathogenic, ginjal tampak pucatdan membesar, serta tampak timbunan asam urat pada ureter, c) IB bentuk

    reproduksi, tampak kista di dalam o!iduct dan kuning telur dalam rongga abdomen,dan d) IB bentuk Pro!entriculus (Penguin), tampak rongga abdomen terisi cairansebagai akibat kista pada o!iduct.(Sumber : http://vla.defra.gov.u"/science/sci#ib.htm)

    #. Diagn!a

    =iagnosa secara serologis dapat dilakukan dengan menguji sepasang serum (paired sera) yangduiambil pada saat gejala klinis muncul (acute) dan pada fase penyembuhan (con!aslescens) 3,0 6 minggu kemudian. $ntibodi dapat dideteksi -76 hari pasca infeksi. ji yang umum dilakukanadalah en$yme immunosorbent assay (1?I$), agar gel precipitation test ($>P/), virusneutrali$ation (V#), fluorescence antibody techni%ue(E$/), haemagglutination inhibition (

  • 7/24/2019 Document 2222222

    14/17

    gejala pernafasan. Berdasarkan bentuk telur ada kemiripan dengan infeksi !irus 1=.

    ). Pengambilan /an Pengiriman Se!imen

    Faringan yang direkomendasikan untuk upaya isolasi !irus dari ayam yang sakit adalah trakea,

    paru, airsacs, ginjal, dan sekal tonsil. Fika sampel yang dikumpulkan lebih dari 7 minggu setelah

    infeksi, sekal tonsil dan ginjal adalah organ yang lebih disukai untuk usaha isolasi !irus.

    ntuk tujuan isolasi dan identifikasi !irus, pengambilan spesimen dilakukan dalam kondisi segar

    dan dingin, sedangkan untuk pengujian histopatologi dan I

  • 7/24/2019 Document 2222222

    15/17

    BRONKITIS AKUT PADA SAPI

    BRONKITIS AKUT

    DEFINISI

    Peradangan pada bronkus yang sifatnya reversibel dan perlangsungan

    sementara. Bronkitis akut ini kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus sinsisial

    pernafasan (Infeksi RSV) dan hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh bakteri.

    Angka kejadian infeksi R! tertinggi ditemukan pada bayi berumur "#$ bulan.

    ETIOLOGI

    Penyebabnya adalah R! (respiratory syncytial virus). R! adalah virus

    yang menyebabkan infeksi pada paru#paru dan saluran pernafasan. R! mudah

    ditularkan melalui kontak %sik& menyentuh' mencium dan berjabatan tangan

    dengan penderita bisa menularkan infeksi R!. Penularan biasanya terjadi

    melalui percikan ludah atau benda#benda yang terkontaminasi oleh ludah

    penderita' dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata maupun hidung. i

    tangan' R! bisa hidup selama setengah jam atau lebih.

    GEJALA

    http://jolaceh.blogspot.com/2013/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.htmlhttp://jolaceh.blogspot.com/2013/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
  • 7/24/2019 Document 2222222

    16/17

    ejalanya mulai timbul dalam *aktu "#+ hari setelah terinfeksi' yaitu berupa,

    # Bronkitis akut biasanya dimulai dengan batuk kering.

    # Batuk kemudian dapat menjadi berlendir yang *arnanya putih' kuning' atau

    hijau.

    # akit kepala' demam' menggigil' sesak napas.

    Pada anak#anak yang lebih besar dan pada orang de*asa' gejalanya

    cenderung lebih ringan seperti nyeri tenggorokan' sakit kepala ringan' batuk

    ringan' demam rendah dan merasa tidak enak badan) atau sama sekali tidak

    menimbulkan gejala.

    PATOGENESIS

    !irus sinsisial pernapasan berasal dari golongan paramy-ovirus yang

    mempunyai envelop / (hemagglutinin dan neurominidase) protein yang

    berfungsi untuk perlekatan dan fungsi lainnya yang berguna sebagai protein

    fusion.

    !irus yang terinhalasi bersama udara akan melekat pada epitel kolumnair

    bersilia dan selanjutnya akan melakukan replikasi. Replikasi virus dalam sel ini

    akan menimbulkan nekrosis sel' udem' dan radang pada epitel nasofaring

    sampai bronkiolus terminalis.

    Radang pada bronkus akan mengakibatkan puing#puing nekrotik yang

    berkelompok' sumbatan dari epitel yang mengelupas dan sel#sel radang.

    elanjutnya hal ini akan menmenutup saluran napas dan menimbulkan sesak

    napas. Respon imun tbuh bekerja dengan limfosit 0 sitotoksik (1+).

  • 7/24/2019 Document 2222222

    17/17