gb2000 12 sari otak

Upload: kezzia-putri-wazane

Post on 13-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    1/80

    R.L. Stine

    Sari Otak

    (Goosebumps 2000 #12)

    Selamat Datang Di Abad Baru

    Dunia Horor

    Goosebumps Series 2000

    Dengan hati-hati makhluk hijau itu menuangkan cairan ungu tersebut ke dalam

    botol.

    Satu-satunya persediaan Cairan Pengaktif Otak milik kita. Mudah-mudahan

    berhasil.

    Cepat, Morggul, katanya sambil mendorong rekannya yang gemuk dengan ke

    empat sulurnya.

    Morggul menatap botol ungu tersebut. Mulut bawahnya mengerut, sementara

    mulut atasnya berkata, Belum pernah ada manusia yang meminum ramuan ini.

    Bagaimana kita efek sampingan yang akan terjadi pada mereka? Mungkin

    mereka akan mati setelah meminumnya.

    2000 Kali Lebih Syereeem

    Alih bahasa: Sutanty

    Penerbit:

    PT Gramedia Pustaka Utama

    Jl Palmerah Selatan 24-26 Lt. 6

    Jakarta

    Ebook by: Farid ZE

    Blog Pecinta Buku PP Assalam Cepu

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    2/80

    Prolog

    "KITA cuma buang-buang waktu saja di sini, Morggul, bisik makhluk asing

    yang tubuhnya lebih jangkung. Mulut sebelah bawahnya menekuk cemberut,

    sementara mulut sebelah atasnya mengucapkan kata-kata tersebut.

    Gobbul, kau selalu tidak sabaran, rekannya mengomeli.

    Kedua makhluk asing itu berwarna hijau, dengan kulit basah. Mereka tidak

    memakai pakaian. Di sisi-sisi tubuh mereka yang berbentuk lonceng menjulur

    empat sulur langsing. Telapak kaki mereka datar dan berselaput, dengandelapan jemari di setiap kaki, dan batang kakinya pendek gemuk.

    Kepala mereka berbentuk seperti kodok, dengan wajah jelek dan kejam

    Sepasang mata mereka yang kuning dan basah menonjol di atas dua buah mulut

    yang bergigi runcing. Di ujung sulur mereka yang meliuk-liuk ada empat buah

    katup ungu yang berdenyut membuka-menutup. Katup-katup itu tampak seperti

    luka dalam yang menimbulkan bunyi mengisap pelan ketika kedua makhluk

    asing itu bernapas melaluinya.

    Gobbul, yang lebih jangkung dan merupakan pemimpin, mempunyai gadingkeperakan yang melengkung di atas kedua mulutnya. Morggul lebih gemuk dan

    lebih lamban. Keempat sulurnya selalu meliuk pelan di udara, seolah ia sedang

    berenang.

    Kedua makhluk asing itu sudah hampir satu minggu bersembunyi di rumah Dr.

    Frank King di Maplewood, New Jersey. Kalau sedang tidak mengintai ilmuwan

    terkenal itu, Morggul tidur dan mendengkur dengan kedua mulutnya, sementara

    Gobbul selalu cemas.

    Kita tidak bisa tinggal lebih lama lagi di planet ini, bisik Gobbul kepada

    rekannya. Bisa-bisa ada orang yang menemukan pesawat kita. Nanti mereka

    akan mengambil pesawat itU untuk dipelajari, dan kita bakal terdampar di

    tempat mengerikan ini selamanya.

    Pesawat kita tersembunyi dengan baik di hutan lebat, Morggul mengingatkan

    rekannya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    3/80

    Aku tidak mau terdampar di sini, sahut Gobbul sambil menjilat gadingnya

    dengan kedua lidahnya - ciri khasnya kalau sedang cemas. Bisa kaubayangkan

    kita mesti tinggal di planet yang penghuninya membunuh makanan mereka

    sebelum memakannya?

    Mereka kan makhluk primitif, sahut Morggul. Kita tahu mereka tidak terlalupintar.

    Ya, ya, aku tahu. Itu sebabnya kita datang kemari, keluh Gobbul. Manusia

    bisa dijadikan budak yang bagus. Tapi sejauh ini kelihatannya mereka tidak

    cukup menjanjikan.

    Morggul menguap dan keempat katup di ujung sulurnya membuka bersamaan.

    Napas yang keluar dari tubuhnya membuat isi lemari kecil di dalam dapuritu

    berguncang semua. Di dalam lemari itulah mereka bersembunyi.

    Sst. Tutupi katupmu kalau kau menguap, Gobbul memarahinya Jangansampai Dr. Frank King memergoki kita di sini.

    Morggul tertawa sinis. Tubuhnya yang gemuk dan basah mengilap berguncang-

    guncang. Ia menyipitkan kedua matanya yang kuning. Aku tidak takut

    padanya. Kalau dia memergoki aku, akan kuhunjamkan satu sulurku ke

    dadanya, kutarik jantungnya, lalu kumakan.

    Gobbul mengerutkan kedua mulutnya Jangan bikin aku lapar.

    Kau yakin kita bersembunyi di rumah yang tepat? tanya Morggul.

    Ya, Gobbul menjawab tanpa ragu. Dialah yang paling pintar di antara semua

    manusia. Namanya saja King. Dr. Frank King-FrankRaja. Berarti dia raja dari

    semua ilmuwan.

    Aku tahu, sahut Morggul sambil melompat-lompat di atas kedua kakinya

    yang pendek. Itu sebabnya kita mengawasinya. Sebab dia raja ilmuwan. Tapi

    menurutku dia dan istrinya tidak terlalu pintar. Dan tidak terlalu muda lagi.

    Mungkin kita perlu menggunakan Cairan Pengaktif Otak, bisik Gobbul Kita

    mesti membawa dua manusia sebagai budak ke planet kita. Mereka mesti mudadan cerdas. Supaya bisa menjadi budak yang bagus."

    Tapi di mana kita bisa mencari sasaran yang tepat? tanya Morggul.

    Gobbul hendak menjawab, tapi urung karena mendengar bel pintu berbunyi.

    Sst. Ada tamu untuk Dr. King Cepat sembunyi lagi di lemari. Cepat.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    4/80

    1

    NATHAN NICHOLS memencet bel pintu, lalu mundur sedikit. Di dalam rumah

    terdengar bel itu bergema.

    Nathan menoleh pada saudara tirinya, Lindy. Kau yakin tindakan kita ini

    tepat?

    Lindy memilin-milin sehelai rambut panjangnya yang berwarna tembaga.Cuma Paman Frank yang bisa menolong kita, gumamnya. Lalu ia menatap

    pelat nama dari perunggu di pintu itu.

    DR. FRANK KING, LAB SAINS EKSPERIMENTAL.

    Bagaimana kalau Paman Frank menganggap kita memang bodoh? keluh

    Nathan.

    Orang-orang lain juga beranggapan begitu, desah Lindy.

    Tapi dia bisa apa untuk membantu kita? tanya Nathan. Kau dan aku kan...memang dari dulu tidak pintar.

    Paman Frank adalah orang paling pintar yang kita kenal, sahut Lindy yang

    masih memainkan rambutnya. Dia pasti mau membantu kita. Aku yakin.

    Dari dalam rumah terdengar suara langkah kaki mendekat.

    Lindy menyibakkan rambutnya, sementara Nathan berdeham dengan gugup,

    lalu memasukkan kedua tangannya dalam-dalam ke saku celana khaki-nya yang

    gombrong.

    Nathan dan Lindy sama-sama berumur dua belas tahun. Tapi Nathan tampak

    lebih tua karena ia memakai kacamata gagang hitam, rambutnya hitam keriting,sepasang matanya berwarna gelap, dan ekspresi wajahnya serius.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    5/80

    Lindy bertubuh kurus dan jangkung, bermata hijau, dengan rambut lurus

    berwarna kecokelatan yang selalu dimainkannya. Kata ibunya ia cantik, tapi ia

    merasa hidungnya terlalu pesek dan wajahnya terlalu bundar.

    Ibu Lindy menikah dengan ayah Nathan ketika kedua anak itu sama-sama baru

    kelas tiga. Sejak itu mereka akrab sekali, seperti saudara kandung saja layaknya.

    Kami terlalu akrab, pikir Lindy. Dan terlalu mirip.

    Kenapa salah satu di antara kami tidak ada yangpintar?

    Akhirnya pintu depan dibukakan. Paman Frank terperangah melihat mereka,

    pipinya yang bundar memerah. Wah, kejutan menyenangkan!

    Paman Frank berpenampilan seperti Santa Claus. Rambutnya putih acak-

    acakan, wajahnya selalu tersenyum, dan pipinya gemuk.

    Ia mempunyai bahu lebar, tangan besar, dan perut gendut yang berguncang-

    guncang kalau ia tertawa.

    Ia hampir selalu berpakaian serba putih Sweatshirtputih, celana lari putih,

    sepatu olahraga putih, dan jas lab putih kalau ia sedang bekerja.

    Hei, Jenny, coba lihat ini, siapa yang datang serunya pada istrinya. Lalu ia

    menepi agar kedua anak itu bisa masuk.

    Dari dapur tercium bau makanan. Seperti bau ayam panggang.

    Paman sedang makan malam, ya? tanya Nathan.

    Tidak, Baru saja selesai. Bibi Jen sedang membereskan meja. Lalu ia berseru

    lagi memanggil istrinya, Jenny? Jen!

    Kemudian dibawanya kedua anak itu masuk ke ruang tamu yang berantakan.

    Nathan? Lindy? Ada apa? tanyanya. Kenapa kalian datang jauh-jauhkemari?

    Kami... Nathan ragu-ragu. Ia menatap Lindy.

    Lindy mendesah. Ceritanya panjang, katanya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    6/80

    2

    KEKESALAN mereka bermula ketika Mr. Tyssling, guru mereka, minta agar

    kedua anak itu jangan pulang dulu seusai jam pelajaran terakhir.

    Tapi kami kan tidak berbuat salah, protes Lindy.

    Memang, Mr. Tyssling menjawab dengan senyum misterius.

    John Tyssling, guru mereka itu, adalah seorang pria muda bertubuh jangkung

    dan kurus. Ia sepertinya perlu bercukur setiap saat. Ia selalu memakaijeans dan

    sweater yang robek di bagian leher. Banyak anak menganggap ia sangat

    menarik.

    Nathan dan Lindy juga menyukainya, tapi sepertinya ia selalu jengkel padamereka.

    Mr. Tyssling menyuruh Nathan dan Lindy duduk di depan mejanya, sementara

    ia membolak-balik tumpukan kertas ulangan. Ini dia, gerutunya sambil

    menarik dua helai kertas.

    Ia menggaruk-garuk rambutnya yang gelap dan menyipitkan mata pada mereka

    sambil memegang kedua helai kertas itu. Kalian berdua dapat nilai jelek untukulangan matematika, katanya.

    Nathan menelan ludah Lindy. mengeluh dan menunduk memandangi ranselnya

    yang ia taruh di kakinya.

    Heran, kenapa kalian bisa dapat nilai begini jelek, kata guru itu sambil

    geleng-geleng kepala Maksudku, kalian pasti nyontek kalau sampai dapat nilai

    sejelek ini. Tak mungkin ini hasil kerja kalian sendiri.

    Nathan dan Lindy tidak bersuara sepatah Pun.

    Mr. Tyssling tertawa kecil. Aku cuma bercanda, anak-anak, katanya. Supaya

    kalian tidak tegang. Aku tahu kalian tidak nyontek.

    Oh, gumam Nathan pelan.

    Lindy memainkan sehelai rambutnya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    7/80

    Mr. Tyssling melambaikan kertas-kertas ulangan itu di depan mereka. Nah,kenapa bisa begini?

    Kami... kami memang tidak pintar dalam matematika, kata Lindy.

    Ulangannya terlalu sulit, Nathan menimpali.

    Aku kan sudah memberi bahan latihan, kata Mr. Tyssling. Kalian baca,tidak, untuk dipelajari?

    Ya, sahut Nathan dan Lindy bersamaan.

    Kami sudah belajar lama sekali, Lindy menekankan.

    Tapi ulangannya memang terlalu susah, kata Nathan lagi.

    Mr. Tyssling menatap Nathan dan Lindy bergantian. Apa kalian perlupelajaran ekstra? tanyanya. "Pernah, tidak, kalian minta ikut les matematika

    pada orangtua kalian? Apa itu bisa menolong?

    Mungkin, kata Lindy pelan sambil memainkan rambutnya.

    Kami memang tidak pintar, sih, desah Nathan.

    Apa katamu? seru Mr. Tyssling. Ia mencondongkan tubuh di mejanya.

    Nathan, jangan suka berkata begitu. Kalian cukuppintar. Jangan meremehkah

    dirimu seperti itu. Kau cuma perlu belajar dan berusaha lebih keras.

    Yeah, baiklah, kata Nathan yang merasa kaget melihat reaksi gurunya.

    Tak lama kemudian ia dan Lindy berjalan pulang ke rumah. Hari itu hari musim

    dingin yang berangin. Embusan angin dingin yang keras menerbangkan topi

    Nathan yang hijau-putih, hingga ia mesti mengejarnya ke seberang jalan.

    Ia mendengar suara tawa beberapa orang anak. Ketika menoleh, dilihatnya Ellen

    Hassler, Wardell Greene, dan Stan Garcia sedang berseru-seru sambil

    menunjuk-nunjuk. Ketiga anak itu sekelas dengannya.

    Kelompok Anak Pintar, pikirnya dengan getir.

    Dibenamkannya topinya kuat-kuat di kepala dan dipeganginya dengan tangan

    sementara ia lari kembali ke arah Lindy di seberang jalan.

    Ellen, Wardell, dan Stan selalu dapat nilai A. Mr. Tyssling juga selalu minta

    mereka maju ke papan tulis untuk mengerjakan soal.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    8/80

    Mereka bertiga selalu bersama-sama, pikir Nathan. Seakan-akan mereka ingin

    menunjukkan bahwa yang bisa bergabung dengan kelompok mereka hanyalah

    anak-anak pintar.

    Kenapa aku dan Lindy tidak pintar seperti mereka? gerutu Nathan. Lagi-lagi

    angin menerbangkan topinya ke jalanan.

    Lindy menyipitkan mata kepadanya. Apa kaubilang?

    Apa yang kukatakan pada Mr. Tyssling tadi memang benar, kata Nathan.

    Kita tidak cukup pintar. Kenapa kita tidak bisa seperti mereka, ya?

    Ia menunjuk ketiga anak di seberang jalan itu. Mereka jenius.

    Lindy angkat bahu, lalu menarik ritsleting jaketnya. Aku tidak mau jadi jenius.

    Aku cuma tidak ingin dapat nilai jelek untuk ulangan matematikaku

    ***

    Di rumah, mereka sudah ditunggu oleh Brenda, adik perempuan Lindy yang

    berusia lima tahun Brenda persis Lindy, punya mata hijau yang sama, kulit

    pucat yang sama, dan rambut berwarna tembaga yang sama.

    Kok lama sekali? tanyanya galak sambil melipat kedua lengannya di depan

    dada. Ia sedang berlutut di karpet, dikelilingi potongan-potongan plastik warna-

    warni.

    Kami tidak boleh langsung pulang, desah Lindy sambil melemparkan

    ranselnya ke kursi.

    Kau sedang apa, sih? tanya Nathan. Sampah apa itu yang ada di dekatmu?

    Ini bukan sampah, sanggah Brenda. Ini rumah bonekaku yang baru. Aku

    menunggu Lindy pulang untuk membantuku memasangnya.

    Hah? Lindy? Nathan merasa tersinggung. Kenapa kau ingin dibantu Lindy?

    Kenapa tidak minta aku saja?

    Soalnya kau tolol, sahut Brenda tanpa ragu.

    Hei! protes Nathan dengan marah.

    Lindy tertawa.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    9/80

    Kau tidak bisa membuat apa-apa, kata Brenda, masih sambil menyilangkanlengan. Ingat mobil rakitan yang coba kaupasang itu?

    Bagian-bagiannya terlalu banyak, gerutu Nathan.

    Ya, dan sebagian besar kautempelkan ke mejamu,Lindy ikut-ikutan. Ia danBrenda tertawa.

    Habis mesti bagaimana lagi? Wadah lemnya bolong! seru Nathan.

    Pokoknya aku ingin dibantu Lindy, kata Brenda; lalu menambahkan, Mom

    bilang kau pasti mau.

    Oke, oke, desah Lindy. Ia duduk di karpet, di samping adiknya itu. Coba kitalihat dulu. Wow. Banyak sekali bagian-bagiannya.

    Nathan duduk di salah satu kursi dan mengawasi mereka, sambil menyampirkankaki di lengan kursi.

    Oke, jenius, katanya pada Lindy, aku ingin lihat kau beraksi.

    Diam! kata Brenda padanya.

    Kau saja yang diam! - bentak Nathan. Ia sangat kesal dikatakan tolol oleh

    Brenda. Ia mengira anak itu mengaguminya.

    Lindy membuka lembar petunjuk membuat rumah boneka dan mempelajarinya

    sekilas, membolak-baliknya sambil memandangi gambar-gambarnya yang rumit

    Banyak amat sih bagian-bagiannya , gumamnya. Brenda, kau yakin ini cumauntuk satu rumah?

    Cepat bikin, dong! desak Brenda tak sabar sambil menonjok-nonjok pahanya.

    Cepat!

    Lindy mempelajari lembaran itu lagi. Ia membentangkannya hingga lembaran

    itu lebih besar daripada peta jalanan. Aku... aku tidak tahu mesti mulai dari

    mana, serunya.

    Kayaknya ini bagian lantainya, kata Brenda. Ia mengulurkan sebuah kotak

    persegi panjang yang datar.

    Oke, kita mulai dengan lantainya Lindy berusaha mencari bagian itu di

    lembar petunjuk. Lalu ia melihat dua tembok kuning. Ini pasti cocok untuk

    lantainya. Tapi bagaimana memasangnya?

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    10/80

    Dicobanya menyelipkan kedua tembok itu di celah sempit di tepi-tepi bagianlantai. Tapi tidak pas.

    Lalu ia mencoba memasang dua bagian lain.

    Jangan... itu bagian langit-langitnya! protes Brenda.

    Nathan tertawa senang sambil memukul-mukul isi kursi tempat duduknya.

    "Oke, Mr. Sok Pintar, kata Lindy. Aku menyerah. Bantu kami dong.

    Nathan berdiri dan menghampiri mereka pelan-pelan. Kelihatannya gampang,

    kok, ia menyombong. "Bukan masalah.

    Ia duduk di karpet dan mengambil bagian lantai itu dari tangan Lindy. Lalu

    mereka berusaha menemukan tembok yang pas untuk lantai itu. Akhirnya Lindy

    mengusulkan mereka mulai dari atap saja.

    Tapi atapnya terdiri atas tiga potongan plastik berwarna merah dan mereka tidaktahu bagaimana menggabungkan ketiganya.

    Agak susah, ya, kata Nathan sambil menggaruk-garuk rambutnya yang ikal.

    Ia membuka kacamatanya dan meniup debu yang menempel di salah satu

    lensanya. Lalu ia kembali mengalihkan perhatian ke bagian lantai itu.

    Lihat, di tembok-temboknya ada tonjolan-tonjolan kecil, katanya. Kurasa

    kalau kita dorong keras keras . .

    Lindy dan Brenda sama-sama menjerit mendengar suara KRAAAK.

    Yaah,patah! Kau mematahkannya! ratap Brenda.

    Nathan terpaku memandangi bagian lantai yang patah menjadi dua itu.

    Dasar kau tolol! jerit Brenda sambil melompat bangkit. Aku mau bilang

    Mom! Kalian berdua memang tolol! Tolol! Tolol! Tolol!

    Ia lari keluar sambil menangis.

    Nathan menjatuhkan bagian lantai yang patah itu dari tangannya, lalu menoleh

    sedih pada Lindy. Dia jadi kecewa pada kita.

    Aku tidak mengerti instruksi di lembaran ini, kata Lindy. Terlalu sulit

    dimengerti. Lalu dengan marah diremas-remasnya lembar instruksi itu dan

    dilemparkannya ke seberang ruangan. Dan kita memang terlalu tolol.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    11/80

    ***

    Itu sebabnya kalian datang kemari? tanya Paman Frank sambil memandangiNathan dan Lindy berganti-ganti. Karena kalian merasa bodoh.

    Ya, kata Nathan sambil mendorong kacamatanya lebih ke atas.

    Ia dan Lindy sama sekali tidak menyentuh brownies dan susu yang dihidangkan

    Bibi Jenny. Mereka duduk kaku di seberang Paman Frank, dengan kedua tangan

    terkatup rapat di pangkuan.

    Mungkin sebenarnya kami tidak tolol-tolol sekali, kata Lindy Tapi kami juga

    tidak pintar.

    Kami tidak cukup pintar, kata Nathan.

    Paman Frank berdeham dan menyipitkan matanya dengan serius. Lalu kalianingin minta bantuan apa dariku?

    Kami... Nathan ragu-ragu.

    Paman kan paling pintar di antara seluruh keluarga kita, kata Lindy. Dan

    Paman kan ilmuwan.

    Paman Frank mengangguk.

    Selain itu, Paman juga sedang mengerjakan ekspenmen tentang otak, kan?

    tanya Nathan.

    Paman Frank mengangguk lagi.

    Jadi... kami pikir mungkin Paman punya cara untuk membuat Lindy dan aku

    lebih pintar.

    Paman bisa mengusahakan, tidak? tanya Lindy penuh harap. Cara apa saja,

    supaya kami lebih pintar?

    Paman Frank menggosok-gosok dagunya. Ya, katanya akhirnya. Ya, akupunya sesuatu untuk kalian. Mungkin bisa dicoba.

    Apa itu? tanya Nathan dan Lindy berbarengan.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    12/80

    3

    PAMAN FRANK mencondongkan tubuh di kursinya, hendak menjawab,. tapi

    mendadak Ia menoleh ke ambang pintu dapur.

    Ada apa? tanya Nathan.

    Paman Frank kembali menoleh pada mereka. Kalian dengar, tidak? Sepertinya

    ada suara. Tapi mungkin cuma bibi kalian. Ia menggeleng-gelengkan kepala.

    Aneh, aku kok punya perasaan seperti sedang diawasi!

    Aneh, ya, gumam Lindy sambil memandangi ambang pintu. Ia tidak melihat

    ada yang tidak biasa di situ.

    Paman Frank angkat bahu. Kurasa semua ilmuwan suka punya perasaan begini

    kalau sedang mengerjakan proyek yang sangat rahasia. Ia menarik-narik

    lengan sweatshirt-nya yang putih, seperti sedang berpikir keras.

    Paman... Paman benar-benar bisa menolong kami? tanya Lindy penuh harap.

    Ya, ya, bisa, sahut Paman Frank setelah lama berpikir.

    Nathan memukul-mukul lengan kursinya dengan gembira. Sungguh? Ada cara

    supaya kami lebih pintar? tanyanya.

    Paman Frank mengangguk. Ya. Aku memang sedang menggarap sesuatu,

    tapi... Ia menoleh ke ambang pintu lagi. Ini rahasia sekali. Dan sangat

    berbahaya.

    Nathan tercekat. Lindy menelan ludah.

    Aku agak ragu. Mungkin ini terlalu berbahaya, kata Paman Frank pelan.

    Tapi... kalau bisa berhasil..., desak Nathan.

    Oh, pasti berhasil, sahut Paman Frank. Pasti berhasil. Aku sudah

    mencobanya. Aku tentu tidak akan menawarkan pada kalian kalau belumkucoba.

    Nah... bisa kami mencobanya? tanya Lindy.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    13/80

    Boleh, ya? seru Nathan

    Paman Frank mengerutkan kening, seperti berpikir keras lagi.

    Lalu mendadak ia melompat bangkit, hingga mengejutkan kedua anak itu.

    Oke! katanya dengan antusias. Oke. Mari kita coba!

    ***

    Paman Frank masuk ke lab-nya sambil bersenandung sendiri. Beberapa saat

    kemudian,masih sambil bersenandung, ia beranjak ke dapur.

    Bibi Jenny, yang sedang menulis daftar belanjaan - di meja dapur, menoleh

    padanya.

    Ia cantik, berambut pirang, dengan mata cokelat lembut dan senyum hangat.

    Ada apa, Frank? Sudah selesai dengan pembicaraan rahasia kahan? Boleh akumenemui anak-anak itu sekarang?

    Paman Frank menyuruh istrinya tetap duduk.

    "Kasihan mereka, katanya. Ia membuka lemari makanan dan mulai mencari-

    cari di antara botol-botol dan stoples-stoples.

    Bibi Jenny menghampirinya. Ada apa? Ada perlu apa mereka menemuimu?

    Paman Frank menggumam puas ketika menemukan apa yang dicarinya. Ia

    mengambil sebuah botol kecil berisi sari buah anggur berwarna ungu.

    Nathan dan Lindy merasa mereka tidak cukup pintar, katanya pada istrinya.

    Bibi Jenny menatap suaminya dengan heran. "Apa? Tidak cukup pintar?

    Paman Frank mengangguk. Diperiksanya botol ungu itu. Mereka sedih sekali.

    Mereka bertanya, apa aku punya sesuatu yang bisa membuat mereka lebih

    pintar.

    Bibi Jenny ternganga. Lalu kau bilang apa pada mereka? Kuharap kaumengatakan bahwa mereka berdua sangatpintar dan tidak perlu khawatir

    tentang..."

    Paman Frank mengangkat satu jari ke bibirnya. "Aku ingin membangkitkan rasa

    percaya diri mereka, bisiknya Itulah masalahnya. Mereka tidak punya rasapercaya diri.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    14/80

    "Kau mau apa? tanya istrinya curiga.

    Kurasa ini bisa berhasil, sahut Paman Frank. "Aku sudah membuat labelsendiri di komputerku.

    Lalu ia memasang label itu di botol jus anggur tersebut. Bunyinya SARI OTAK.

    Bibi Jenny memandangi label itu. Apa maksudnya Sari Otak?

    Paman Frank tertawa. Aku akan bilang pada mereka botol ini berisi formula

    rahasia yang bisa membuat mereka lebih pintar. Kaulihat saja nanti. Padahal ini

    isinya cuma sari anggur. Tapi taktik ini akan sangat membantu. Kalau mereka

    percayabahwa mereka pintar, mereka akan benar-benar pintar.

    Bibi Jenny mendesah. Yah, bolehlah dicoba. Lalu ia bergegas ke ruang tamu

    untuk mengobrol dengan anak-anak itu.

    Paman Frank memandangi botol tersebut. Label SARI OTAK sudah dipasang

    dengan hati-hati di atas label sari anggur. Bagus. Tidak kelihatan sedikit pun

    bahwa label itu buatan sendiri.

    Ia tersenyum senang dengan gagasannya sendiri, lalu dibawanya botol itu ke

    ruang tamu.

    Tapi mendadak telepon di lab-nya berbunyi.

    Ia meletakkan botol itu di meja, di samping pintu dapur, lalu bergegas ke labuntuk mengangkat telepon.

    Begitu dapur kosong, kedua makhluk asing itu keluar dari tempat

    persembunyian mereka, melompat-lompat dan meninggalkan jejak basah di

    lantai di belakang mereka.

    Cepat, kita mesti memakai kesempatan ini, bisik Gobbul sambil mengamati

    ambang pintu.

    Kau lihat manusia-manusia di ruang satunya itu? sahut Morggul dengan

    penuh semangat. Mereka kelihatannya muda dan kuat. Kalau mereka bisadibuat cukup pintar, mereka cocok untuk dijadikan budak.

    Mungkin, sahut Gobbul. Ia mengambil botol sari angguritu dengan sulurnya

    yang hijau. Kita lihat saja. Kita lihat....

    Dibukanya tutup botol itu.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    15/80

    Tubuh Morggul menimbulkan bunyi ceplok-ceplok basah di lantai ketika ia

    bergerak menghampiri Gobbul. Kalau anak-anak itu kita jadikan budak, si

    ilmuwan kita makan saja. Sekalian dengan pasangannya. Aku ingin makan

    mereka hidup-hidup, selagi masih segar. Makanan yang masih menjerit-jerit

    rasanya jauh lebih enak.

    Gobbul mendorong rekannya. Jangan memikirkan perutmu terus, ia memarahi

    Kita punya tugas yang mesti dikerjakan.

    Morggul mengeluarkan bunyi meludah melalui katup-katup di ujung sulurnya

    Gobbul membuang isi botol sari anggur ke wastafel, lalu mengambil botol lain

    berisi cairan ungu dari kantong di perut bagian atasnya

    Dengan hati-hati dituangkannya isibotolnya ke botol sari anggur yang kosong.

    Satu-satunya persediaan Cairan Pengaktif Otak milik kita, katanya. "Mudah-

    mudahan berhasil Lalu ia menutup kembali botol itu dan menaruhnya di meja.

    Cepat, Morggul. Didorongnya rekannya yang gemuk dengan keempat

    sulurnya. Masuk lagi ke lemari sebelum raja ilmuwan itu kembali.

    Morggul memandangi botol ungu tersebut. Mulut bawahnya cemberut,

    sementara mulut atasnya berkata, Belum pernah ada manusia yang meminum

    formula itu. Bagaimana kita bisa tahu efek sampingannya? Jangan-janganmereka malah mati.

    Gobbul mendorong lagi rekannya Mungkin, sahutnya Kita lihat saja...

    4

    PAMAN FRANK kembali ke dapur, mengambil botol tadi, dan hendak

    membawanya pada Nathan dan Lindy di ruang tamu.

    Hei , katanya heran ketika sepatunya menginjak sesuatu yang licin di lantai.

    Ada beberapa genangan kecil di bawah situ.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    16/80

    Ia membungkuk dan menyapukan dua jari di genangan tersebut. Lengket,gumamnya Agak licin. Jenny pasti menumpahkan sesuatu.

    Ia mendengar istrinya tertawa dengan kedua anak itu di ruang tamu Paman

    Frank berdiri dan keluar dari dapur.

    Ini, katanya pada anak-anak itu Kurasa ini bisa membantu kalian Ia

    menyerahkan botol di tangannya pada Lindy.

    Lindy membaca label di botol. Sari Otak? Ia menyipitkan mata dengan curiga

    pada pamannya

    Paman Frank mengangguk. Formula ciptaanku. Sudah bertahun-tahun aku

    menyempurnakannya.

    Nathan mengambil botol itu dan Lindy Isi botol ini bisa membuat kami lebih

    pintar? tanyanya. Bagaimana cara kerjanya?

    Paman Frank duduk di samping istrinya di sofa. Terlalu rumit untuk

    dijelaskan, katanya pada mereka. Ada hubungannya dengan neuron dan

    proton, dan impuls-impuls listrik di otak.

    Ini... ini bisa mengubah otak kami? tanya Nathan sambil memandangi botol di

    tangannya.

    Tidak, sahut Paman Frank. Ia bertukar pandang dengan Bibi Jenny. Kedua

    anak itu tidak melihat ia mengedipkan mata pada istrinya. Singkatnya, unsur-unsur kimia dalam formula Sari Otak itu akan menghancurkan penghalang-

    penghalang di otak kalian. Kita kan ingin membuka jalan ke memori kalian SariOtak itu membuat impuls-impuls listrik di dalam otak mengalir lebih bebas.

    Nathan dan Lindy sama-sama memandangi cairan ungu di dalam botol.

    Jadi, kami mesti bagaimana? tanya Lindy. Berapa banyak yang mesti

    diminum?

    Seluruhnya, sahut Paman Frank. Begitu kalian tiba di rumah. Masing-masing

    minum setengah botol.

    Lalu apa? tanya Lindy.

    Lalu lupakan saja, kata Paman Frank. Jangan dipikirkan lagi. Belajar saja

    segiat mungkin.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    17/80

    Lalu ia tersenyum lebar Nanti kalian akan lihat hasilnya. Kurasa kalian akansangat senang.

    Kami.. kami bakal jadi pintar? tanya Nathan terbata-bata.

    Terdengar, bunyi klakson di luar. Dua kall bunyi pendek, lalu satu bunyipanjang.

    Itu pasti orangtua kalian, kata Bibi Jenny. Menjemput kalian. Ia pergi ke

    jendela dan melambai dari dalam.

    Lindy dan Nathan memakai mantel mereka, lalu Nathan mengambil botol Sari

    Otak yang disodorkan Paman Frank.

    Laporkan hasilnya padaku," kata Paman Frank dengan serius. Dan ingat, ini

    eksperimen yang sangat rahasia. Jangan bilang siapa-siapa.

    Nathan dan Lindy mengiyakan. Setelah mengucapkan terima kasih, mereka

    bergegas ke mobil.

    Nathan memasukkan botol itu di saku mantelnya. Sebenarnya ia dan Lindy

    ingin sekali menceritakan hal ini pada orangtua mereka. Tapi karena sudah

    berjanji, mereka terpaksa tutup mulut.

    Begitu sampai di rumah, Lindy mengambil dua buah gelas dan membawanya ke

    kamar Nathan. Dengan hati-hati mereka menuang cairan ungu itu ke dalam

    kedua gelas tersebut.

    Nathan tampak tegang. Rasanya aku tak percaya, katanya. Pintu kamar sudah

    dikunci, tapi ia masih juga bicara dengan berbisik. Apa menurutmu formula inibenar-benar bisa membuat kita menjadi jenius?

    Lindy memandangi gelas di tangannya Paman Frank kan jenius, bisiknya

    Dia tidak akan membohongi kita.

    Nathan tertawa terbahak-bahak. Pasti... pastihebat sekali! serunya. Kita

    akan menjadi anak-anak pintar! Semua orang di sekolah akan menganggap kita

    anak pintar. Asyik, kan?

    Asyik, Lindy sependapat.

    Mereka mengangkat gelas masing-masing, lalu bersulang, meniru orangtua

    mereka.

    Cairan ungu itu bergoyang kental dalam cahaya lampu meja.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    18/80

    Mudah-mudahan rasanya enak, kata Nathan yang tampak ragu-ragu.

    Minum sajalah, kata Lindy.

    Mereka minum bersama-sama.

    Nathan tidak menghabiskan seluruh isi gelasnya. Kental sekali, gumamnya

    sambil mengernyit.

    Habiskan, desak Lindy. Didorongnya gelas itu ke dekat wajah Nathan

    Minum semuanya, Nathan Kau ingin pintar, kan?

    Nathan menahan napas, lalu menghabiskan isi gelas itu.

    Selesai minum, Lindy menjilat sisa cairan ungu di bibirnya. Rasanya kayak

    permen yang hitam itu, lho, katanya.

    Kayak obat, gerutu Nathan. Iiih. Ia menelan beberapa kali, mencoba

    menghilangkan rasa yang tidak enak itu. Aku mesti makan permen karet nih.

    Kau merasa lebih pintar, tidak? tanya Lindy.

    Duhhh... yeah, sahut Nathan.

    Coba eja Mississippi, suruh Lindy. "Eja Mississippi, Nathan, Ayo.

    Mereka sama-sama tahu bahwa Nathan payah sekali dalam mengeja.

    Nathan berpikir keras. Eh... M-I-S-I... Bukah, deh... MICI...

    Stop, kata Lindy sambil geleng-geleng kepala. "Ramuan itu belum berfungsi

    rupanya.

    Kan memang bukan ramuan instan! kata Nathan.

    Mudah-mudahan hari Rabu sudah bekerja, desah Lindy.

    Hah? Kenapa hari Rabu?

    Hari itu ada ulangan matematika

    Nathan menguap keras. Wow Kok mendadak aku jadi ngantuk.

    Aku juga, kata Lindy Ngantuk sekali, sampai mataku tidak bisa dibuka lagi.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    19/80

    Sambil menguap Lindy mengucapkan selamat malam, lalu beranjak pergi ke

    kamarnya di seberang lorong. Rasa ramuan yang aneh itu masih tersisa di

    lidahnya.

    ***

    Kedua makhluk asing itu melompat-lompat turun tangga, meninggalkan jejak

    basah di karpet di belakang mereka. Tiba di lantai dua rumah keluarga Nichols,

    mereka sudah terengah-engah, katup di ujung sulur mereka membuka-menutup

    seperti mulut ikan.

    Ini gara-gara atmosfer di planet yang mengerikan ini, bisik Gobbul Kita jadi

    lima kali lebih berat.

    Sulur-sulur Morggul bergerak-gerak. Butir-butir keringat yang besar meluncur

    di tubuhnya yang gemuk. Mungkin mestinya kita tidak mendarat di New

    Jersey. Siapa tahu ada tempat lain yang lebih nyaman.

    Sudah terlambat sekarang, sahut Gobbul dengan mulut atasnya. Mulut

    bawahnya membentuk senyum mengejek.

    Perlu waktu lama sekali untuk mencapai rumah ini, keluh Morggul. Mesti

    tinggal dalam gelap, bersembunyi setiap ada kendaraan manusia yang lewat.

    Sekarang sudah hampir pagi, Gobbul.

    Ssst. Jangan bikin mereka terbangun. Gobbul meleletkan lidah di taringnya.

    Kita mesti masuk ke rumah mereka. Untuk memastikan mereka sudah minumramuan itu.

    Kedua makhluk itu melompat-lompat di lorong yang gelap. Mereka berhenti di

    depan kamar Nathan dan melongok ke dalam.

    Anak lelaki itu, bisik Gobbu. Ia memberi isyarat dengan sulur-sulurnya pada

    Morggul supaya mengikutinya.

    Mereka berhenti di samping meja Nathan. Gobbul memandangi kedua gelasyang kosong di meja itu. Ia mengendus keduanya dengan sulurnya.

    Ya, bisiknya, lalu tersenyum dengan kedua mulutnya. Ya. Dua-duanyakosong.

    Ketika menoleh, ia melihat Morggul sudah naik ke ranjang dan sedang

    mengamati anak lelaki itu.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    20/80

    Si anak lelaki tidur nyenyak, hanya memakai celana piama. Kedua lengannyatersilang di dadanya yang telanjang.

    Morggul. .. turun, panggil Gobbul dengan bisikan keras. Jangan sampai dia

    bangun. Turun. Kita sudah tahu dia minum ramuan itu.

    Tapi, Gobbul..., protes Morggul. Ada yang tidak beres! Sangat tidak beres!

    Ia melambai panik pada Gobbul.

    Sssh, desis Gobbul. Ada apa?

    Anak ini... Morggul tercekat, wajahnya tampak ngeri. Dia... tidak

    bernapas..

    5

    GOBBUL ternganga kaget. Cepat-cepat ia menghampiri tempat tidur. "Apaanak ini mati gara-gara ramuan itu?

    Morggul membungkuk di atas tubuh Nathan, memandangi kedua lengannyayang telanjang. Kaulihat? bisiknya Dia tidak bernapas.

    Gobbul membungkuk lebih dekat dan mengamati Nathan lama-lama, lalu

    memejamkan mata.

    Ketika membuka mata lagi, ia tampak marah. Dasar kau tolol, Morggul,

    bentaknya. Manusia tidak bernapas melalui sulur seperti kita.

    Morggul menegakkan tubuh dan menoleh pada pemimpinnya. Ia mengeluarkan

    suara menelan yang basah. Hah? Masa?"

    Manusia bernapas melalui dua lubang di wajah mereka, Gobbul menjelaskan

    Coba lihat dengan saksama. Anak itu bernapas dengan teratur.

    Morggul kembali mendekat ke ranjang dan memandangi Nathan.Memuakkan, gumamnya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    21/80

    Dengan sulur-sulurnya ia menghirup udara banyak-banyak melalui katup-katupnya yang ungu. "Manusia sangat memuakkan dan menjijikkan.

    Gobbul mengangguk setuju. Tapi kalau kita bisa membuat pintar kedua anak di

    rumah ini, mereka bisa kita jadikan budak. Mereka masih muda, kuat, dan

    pintar. Cocok sekali menjadi budak pemimpin kita, bisiknya.

    Tapi bagaimana kalau ramuan itu tidak bekerja? tanya Morggul. Bagaimana

    kalau mereka tidak menjadi lebih pintar?

    Dua ulas senyum bermain-main di wajah Gobbul. "Kalau begitu, kau bisa

    membunuh mereka, Morggul, dan bisa kau makan jantung mereka, bisiknya.

    "Silakan saja."

    Air liur Morggul langsung menetes mendengar hal ini. Berapa lama akan kita

    beri waktu? tanyanya dengan lapar. Sampai mereka jadi cukup pintar?

    Tidak lama, bisik Gobbul Kita beri waktu seminggu. Atau mungkin dua

    minggu. Kalau mereka belum pintar juga... mereka jadi makan malam kita.

    6

    "NATHAN! Lindy! Ayo bangun! Bangun! Suara Mrs. Nichols terdengar

    lantang di rumah itu, seperti biasanya setiap pagi.

    Nathan menguap dan meregangkan kedua lengannya di atas kepala. Ia

    menggigil. Dingin di sini, gumamnya. Mulutnya terasa kering karena barubangun tidur.

    Ia membuka mata dan teringat bahwa kemarin ia tidak menemukan bagian ataspiamanya di tumpukan pakaian yang ia masukkan ke lemari. Jadi, ia tidur

    bertelanjang dada.

    Ayo bangun! Bangun kalian berdua!

    Kenapa Mom bisa selalu ceria setiap pagi? pikir Nathan. Ia meregangkan kedua

    lengannya lagi, lalu turun dari tempat tidur.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    22/80

    Iiih

    Ia menginjak apa ini?

    Dipandanginya lendir kuning di bawah kaki kanannya. Rasanya hangat dan

    basah. Nathan menengadah ke langit-langit. Apa ada sesuatu yang menetes dariloteng?

    Tidak ada.

    Ia mengangkat kakinya dan memeriksanya. Cairan kuning yang kental

    menempel di situ.

    Mungkin aku menginjak serangga, gumamnya. Tapi apa ada serangga di

    tengah musim dingin? Ia melompat-lompat di atas satu kaki ke arah meja rias

    dan mengambil tisu untuk membersihkan lendir itu.

    Bagaimana kabarmu pagi ini? seru Lindy yang lewat hendak ke kamar mandi.

    Bukan awal yang bagus, sahut Nathan.

    ***

    Di bus sekolah keadaan tidak menjadi lebih baik. Nathan duduk sendirian di

    dekat bagian depan bus. Lindy berjalan ke bagian belakang, untuk bergabungdengan Gail Matthews, Erika Jones, dan beberapa temannya yang lain.

    Nathan menaruh ranselnya di pangkuan, lalu menatap ke luar jendela. Hari itu

    hari musim dengan yang kelabu. Selaput-selaput kabut bergantung di

    pepohonan dan semak-semak. Awan hitam di langit menandakan bakal turunsalju.

    Ketika menoleh, Nathan melihat Ellen dan Wardell di kursi yang berseberangan

    darinya. Ia mengeluh dalam hati. Seperti biasa kedua anak itu sedang pamer,

    mengisi TTS The New York Times.

    Mereka bergantian membaca setiap pertanyaan dengan suara keras, supaya seisi

    bus tahu mereka sedang mengisi TTS.

    Tak ada anak lain di kelas yang bisa mengerjakan TTS itu, pikir Nathan dengan

    getir. Terlalu susah. Itu sebabnya Ellen dan Wardell sengaja pamer setiap pagi

    di bus, supaya yang lainnya merasa seperti orang tolol.

    Hei, Nathan! Wardell berseru keras, membuyarkan lamunan Nathan. Kau

    bisa bantu kami mengisi yang satu ini, tidak?

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    23/80

    Ellen nyengir lebar padanya. Kami bingung nih, katanya.

    Nathan memandangi mereka dengan curiga. Mereka butuh bantuanku? Masasih?

    Kata dengan enam huruf, kata Wardell sambil menatap kotak-kotak TTS.Pertanyaannya: kata lain untuk bloon dan telmi.

    Telmi? Mi apa itu? tanya Nathan.

    Ellen dan Wardell tertawa.

    Wajah Nathan merah padam. Aku cuma bercanda, katanya cepat-cepat.

    Yeah. Percaya; sahut Ellen sambil memutar-mutar bola matanya.

    Bloon dan telmi, ulang Wardell. Bisa, tidak? Enam huruf. Kami tidak tahujawabannya.

    Mereka sama-sama geleng-geleng kepala dan mengerutkan kening ke kotak

    TTS itu.

    Nathan berpikir keras. Enam huruf... Enam huruf...

    Ini kesempatan besarku untuk unjuk gigi, pikirnya. Baru kali ini kedua anak ituminta bantuanku.

    Mendadak ia ingat Sari Otak itu. Berapa lama ramuan itu baru akan bekerja?

    Aku perlu kecerdasan saat ini, pikirnya Ia berpikir keras lagi. Kalau saja ramuanPaman Frank bekerja saat ini juga.

    Bloon dan telmi, ulang Wardell sambil memandangi Nathan

    Eh apa ya ? Nathan tidak tahu jawabannya.

    Hei, tunggu. Aku tahu deh seru Wardell. Ia mulai mengisi di kotak-kotak itu.

    Jawabannya adalahNathan.N-A-T-H-A-N.

    Lalu ia dan Ellen geleng-geleng kepala lagi sambil tertawa. Beberapa anak lain

    ikut terbahak-bahak.

    Sambil mendesah marah Nathan merosot di kursinya. Ia memandangi halaman-

    halaman rumput yang tersaput kabut dan langit yang gelap kelabu.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    24/80

    Aku bloon sekali, ya? pikirnya. Amat sangat bloon. Aku bahkan tidak bisalangsung menyadari kalau sedang dijadikan bahan tertawaan.

    Lalu ia mendengar seruan Lindy dan bagian belakang bus. Aduh! Aduh!

    Aduh!

    Nathan menoleh dan melihat Lindy lari di lorong dengan kedua tangan

    ditempelkan di pipi, matanya melotot kebingungan. Lindy? Ada apa?

    tanyanya.

    Ranselku. Ketinggalan di rumah. Semua buku dan perlengkapanku ketinggalan

    di rumah. Lindy menghampiri sopir. Bisa kita kembali? Bisa, ya? Ranselku

    ketinggalan.

    Maaf, tidak bisa, sahut si sopir, seorang wanita gemuk berseragam kelabu,

    dengan tusuk gigi mencuat di antara kedua bibirnya. Ia tidak menoleh sedikit

    pun.

    Tapi aku perlu barang-barangku. Nanti aku lompat nih! Aku lompat! teriak

    Lindy keras-keras.

    Tidak bisa.

    Kami berdua tolol sekali, pikir Nathan dengan sedih. Sungguh ajaib kami bisa

    melewati setiap hari.

    Tapi setidaknya hari ini tidak mungkin lebih buruk lagi, pikirnya.

    Namun lagi-lagi ia salah.

    7

    "NATHAN, bisa kauberitahukan pada teman-temanmu, apa yang lucu? Mr.

    Tyssling berhenti menulis di papan tulis dan memandangi Nathan dengan tajam.

    Anak-anak lainnya ikut menoleh.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    25/80

    Nathan mencoba berhenti tertawa, tapi ia tidak bisa menahan rasa gelinya

    melihat gambar yang dibuat temannya, Eddie Frinkes. Eddie menggambar Mr.

    Tyssling. Lucu sekali. Dari hidungnya keluar cacing-cacing hitam panjang.

    AMBIL AKU, begitulah tulisan di bawah gambar itu. Eddie pintar sekali

    menggambar, pikir Nathan.

    Tapi kenapa ia bodoh sekali, tertawa keras seperti hyena sementara kelas sedang

    sunyi senyap begini?

    Bodoh sekali.

    Sekarang Mr. Tyssling menghampirinya, matanya tertuju pada gambar di

    tangan Nathan.

    Diambilnya kertas itu dari tangan Nathan dan dipandanginya isinya dari dekat.

    Nathan menelan ludah dan menatap Mr. Tyssling. Guru itu sama sekali tidak

    tersenyum.

    Seisi kelas diam tak bersuara sedikit pun.

    Kau yang membuat gambar ini? tanya Mr. Tyssling, suaranya seperti

    berbisik.

    Bukan, sahut Nathan dengan susah payah. Wajahnya bagai terbakar. Pasti

    merah padam, pikirnya.

    Lalu siapa yang menggambar ini? tanya Mr. Tyssling pelan.

    Eh... Nathan tidak mau mengadukan Eddie. "Entah ya.

    Orang di gambar ini aku? tanya Mr. Tyssling.

    Aku tidak tahu, sahut Nathan. Lalu ia tertawa terbahak-bahak. Tidak tahan.

    Bodoh. Bodoh sekali.

    Seisi kelas ikut tertawa. Semuanya. Kecuali Mr. Tyssling.

    Ia menunggu sampai tawa mereka reda, lalu dikembalikannya gambar itu pada

    Nathan. Tidak terlalu bagus, katanya Rambutku lebih panjang dari itu dan

    hidungku jauh lebih pendek.

    Wow, dia tidak akan marah padaku, pikir Nathan. Ia mendesah lega.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    26/80

    Tapi dugaannya salah.

    Berhubung kau dapat perhatian besar hari ini, Nathan, kata Mr. Tyssling,

    bagaimana kalau kau maju ke papan tulis dan mengerjakan soal persamaan di

    depan sana."

    Hah? Aku?

    Dengan berdebar-debar Nathan maju ke papan, tulis. Ia langsung pusing begitu

    membaca persamaan itu. Panjang sekali.

    Ia menggaruk-garuk kepala dan mulai membaca lagi persamaan itu dari awal

    x= a-c+ 125(x +y)...

    Sekali lagi Nathan teringat akan Sari Otak itu. Mestinya ramuan itu sudah mulai

    bekerja sekarang.

    Hebat sekali kalau ia bisa menyelesaikan soal itu. Apalagi di depan Mr Tysslingdan anak-anak yang menganggap ia bodoh.

    Sari Otak itu. Kalau saja...

    Kalau saja...

    Ketika sedang memandangi soal itu, mendadak Nathan merasa ada perubahan

    dalam dirinya.

    Seolah-olah ada gelombang listrik yang mengalir di tubuhnya.

    Ia merasa rambut-rambut di kedua lengannya berdiri.

    Mendadak semuanya tampak begitu jelas. Amat sangat jelas. Angka-angka di

    papan itu seperti melompat ke arahnya. Melompat bersamaan sebagai satu

    kesatuan.

    Aku bisa mengerjakan soal ini, pikirnya Aku bisa!

    Bagaimana, Nathan? ia mendengar suara Mr. Tyssling yang bernada tak sabar

    di belakangnya.

    Nathan menatap angka-angka yang tampak bersinar-sinar itu. Anda ingin aku

    memecahkan untuk x atau y? tanyanya pada gurunya.

    Seisi kelas langsung tertawa mengejek.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    27/80

    Nathan tidak peduli. Akan kukerjakan untuk x dulu, katanya.

    Ia mengambil kapur dan mulai menulis. Menuliskan huruf dan angka denganpenuh semangat di papan tulis.

    Baris demi baris. Angka demi angka.

    Saking bersemangatnya ia menulis, kapumya sampai patah. Setengahnyamelayang ke seberang ruangan, tapi Nathan terus menulis.

    Jantungnya berdebar kencang. Belum pernah ia merasa seperti ini dalam

    hidupnya.

    Akhimya ia selesai juga. Sambil nyengir lebar ia menoleh pada Mr. Tyssling.

    Bagaimana? tanyanya sambil menunjuk hasil kerjanya Bagaimana menurut

    Anda?

    Mr. Tyssling ternganga memandangi hasil hitungan Nathan yang memenuhi

    seisi papan tulis.

    8

    MR. TYSSLING menyapukan kedua tangannya di rambutnya yang gelap dan

    tebal. Matanya memandangi papan tulis.

    Aku takjub, gumamnya Benar-benar takjub.

    Nathan nyengir lebar padanya.

    Mr. Tyssling menelan ludah dan menyipitkan mata pada Nathan. Tidak adasatu pun yang benar katanya Tidak ada satu pun.

    Apa? Nathan tercekat.

    Mr. Tyssling geleng-geleng kepala. Kau menulis seperti kesetanan. Kau benar-

    benar berhasil menipuku, Nathan. Kupikir kau tahu jawaban soal itu. Tapi...Suaranya makin pelan.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    28/80

    Jawabanku salah? Nathan tercekat. Suaranya gemetar.

    Salah total, kata Mr Tyssling dengan sedih. "Salah mulai dari awal sampaiakhir.

    Nathan menjadi lemas, seperti balon yang kempes. Setidaknya tidak ada yangmenertawakan aku, pikirnya Semuanya merasa kasihan padaku.

    Kasihan pada si anak tolol.

    Ada yang bisa membantu Nathan? tanya Mr. Tyssling. Lindy, kau bisa

    membantu kakakmu menyelesaikan soal itu?

    Tidak... tidak bisa, sahut Lindy pelan. Aku... bukuku ketinggalan di rumah.Aku belum membaca bab ini.

    ***

    Tersembunyi di antara semak-semak hijau yang tinggi, kedua makhlukberwarna hijau itu mengintip melalui jendela ruang kelas:

    Dengan mulut cemberut kesal Gobbul berkata pada rekannya, Mereka berdua

    tolol, tolol, tolol."

    Kurasa ramuan itu tidak efektif untuk manusia, sahut Morggul. Iamemandangi dari kaca yang berdebu ketika Nathan berjalan lemas ke kursinya.

    Manusia memang spesies rendah, gerutu Gobbul.

    Yah karena ramuan itu tidak bekerja, apa kita mesti menunggu lebih lama lagi?

    Boleh aku membunuh mereka dan makan jantung mereka sekarang? tanya

    Morggul dengan mata berbinar-binar.

    Gobbul mendesah Ya, silakan, katanya Nikmatilah.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    29/80

    9

    "RAMUAN itu tidak bekerja, Paman Frank, ratap Lindy.

    Kami sama sekali tidak menjadi lebih pintar, Nathan menambahkan.

    Mereka menelepon dari kamar Nathan. Lindy memakai telepon portabel yang

    diambil dari bawah.

    Kan kubilang kalian mesti sabar, sahut Paman Frank. Ia mesti berteriak,

    karena lab-nya bising oleh suara mesin.

    Tapi kami sudah minum semuanya, dan tidak terjadi apa-apa, kata Nathan

    dengan suara nyaring. "Aku sial terus di sekolah, dan...

    Kupikir kami malah jadi lebih bodoh, kata Lindy. Ia merengut pada Nathan di

    seberang ruangan.

    Ramuan itu tidak langsung muncul efeknya, teriak Paman Frank. Perluwaktu untuk masuk ke aliran darah kalian. Kan kubilang.. .

    Bunyi bising di lab Paman Frank berhenti.

    Suara apa itu? Sedang eksperimen? tanya Lindy.

    Tidak. Itu suara blender, sahut Paman Frank. "Aku sedang membuat sari

    wortel.

    Yah lalu kapan kami jadi pintar? tuntut Lindy. Besok ada ulangan

    matematika. Kami ingin dapat nilai bagus.

    Atau setidaknya nilai yang lumayanlah, kata Nathan.

    Kalian pasti dapat nilai bagus, sahut Paman Frank Ingat, kan, instruksiku?

    Kahan mesti belajar lebih giat lagi. Dan jangan pikirkan Sari Otak itu. Kalian

    lihat saja. Pasti bekerja juga. Besok kalian pasti bisa mengerjakan ulangan itu

    dengan baik.

    Tapi... mestinya ramuan itu sudah masuk ke aliran darah kami, kan? tanya

    Nathan sambil menggaruk-garuk rambutnya yang ikal.

    Lupakan tentang Sari Otak itu. Belajar saja yang rajin, kata paman mereka.

    Telepon aku besok. Aku yakin akan mendapat kabar bagus dari kalian.

    Mereka mengucapkan terima kasih, lalu menutup telepon.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    30/80

    Kabar bagus, gerutu Nathan dengan getir. Ditendangnya ranselnya di lantai.

    Mana mungkin kita punya kabar bagus? Kita tidak ngerti apa-apa tentang

    persamaan matematika.

    Lindy mendesah Aku malah tidak tahu mesti belajar bab yang mana

    Mungkin kita mesti menelepon salah satu anak pintar itu, usul Nathan.

    Mungkin Ellen atau Wardell atau siapalah bersedia belajar bersama kita.

    Yang benar saja, kata Lindy Mereka tidak bakal mau. Mereka takut

    ketularan bodoh seperti kita.

    Iya ya..., sahut Nathan sedih. Ditendangnya lagi ranselnya. Aduh! Kakiku

    sakit nih.

    Lindy merapikan bagian bawah sweater-nya. Ayo, katanya. Kau dengar kata

    Paman Frank tadi, kan? Kita mesti belajar.

    Kau yang ambil buku matematika, sahut Nathan. Sekalian lembar

    latihannya. Aku akan ambil minuman di bawah.

    Lindy mengambil ransel Nathan dan mulai membukanya. Nathan berjalan

    melewatinya ke lorong.

    Ia berbelok di sudut yang menuju tangga... dan menjerit ketika rasa sakit yang

    amat sangat menghantam dadanya.

    Aduhhh! Jantungku!

    10

    NATHAN mencengkeram jantungnya dan terenyak ke dinding. Ia melotot pada

    adiknya. Brenda kau menancapku dengan dart itu!

    (dart: anak panah yang dilemparkan ke papan permainan berbentuk lingkaran-editor)

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    31/80

    Brenda mengangguk dan tertawa senang.

    Darimana kau mendapatkan dart-dart itu? Kau kan tidak boleh main denganbenda itu! seru Nathan dengan marah. Aku bisa mati, tahu?

    Ini kan cuma mainan, sahut Brenda.

    Tapi sakitnya sungguhan. Dadaku kena! keluh Nathan.

    Aku dapat angka lima puluh, kata Brenda sambil mengambil dart itu dari

    lantai lorong. Kalau kena kepala, angkanya seratus, perut lima puluh, lengan

    dan kaki sepuluh.

    Sudah, pergi sana! kata Nathan sambil menggosok-gosok dadanya Kau tidaklucu. Kau menyebalkan.

    Kau tidak mau main? tanya Brenda sambil mengangkat satu dart-nya.

    Tidak? sahut Nathan dengan marah. Pergi sana, Brenda. Aku mesti belajaruntuk ulangan matematika.

    Lalu ia pergi meninggalkan adiknya.

    Dan menjerit keras ketika sebuah dart menghantam punggungnya.

    Lima puluh! kata Brenda.

    ***

    Keesokan harinya Lindy mendatangi Nathan, setelah ulangan matematika.

    Ulangannya tidak terlalu sulit, ya, katanya.

    Nathan angkat bahu. Setidaknya aku bisa menyelesaikan semua soalnya.

    Pertanda bagus.

    Beberapa kali aku mesti menebak-nebak, Lindy mengakui. Dan aku benar-

    benar bingung dengan soal persamaan nomor tiga. Tapi kucoba juga

    menyesaikannya.

    Kayaknya aku bisa membuat soal itu, kata Nathan. Mungkin. Aku tidak

    yakin.

    Di belakang mereka, Wardell sedang bicara dengan Stan. Terlalu gampang,

    katanya.

    "Ya, gampang sekali, sahut Stan.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    32/80

    Mereka saling ber-high five.

    "Apa tidak bisa kasih soal yang lebih susah? tanya Wardell pada Mr. Tyssling.

    "Mungkin lain kali, sahut guru itu.

    "Kau bagaimana, Nathan? tanya Wardell sambil nyengir lebar.

    "Hebat, Nathan menyahut cepat. Menakjubkan. mengangkat kedua ibu

    jarinya pada mereka.

    Wardell dan Stan pergi sambil tertawa.

    ***

    Aku akan membagikan hasil ulangan matematika kalian, kata Mr. Tyssling

    keesokan harinya. Ia berjalan di antara barisan meja, membagikan kertas-kertashasil ulangan.

    Secara keseluruhan, aku sangat senang, katanya. Ulangan itu sangat sulit dan

    sebagian besar dari kalian mendapat nilai sangat bagus.

    Ia berhenti di meja Stan. Bagus, Stan, katanya Mengesankan. Dan aku suka

    dengan kerja tambahan yang kaulakukan untuk mendapat nilai ekstra.

    Aku bagaimana, ya? pikir Nathan sambil mengatupkan dan membuka kedua

    tangannya di atas meja. Apa aku dapat nilai bagus? Cuma itu yang kuinginkan.Mendapat nilai bagus kali ini.

    Ia menoleh kepada Lindy di seberang ruangan. Lindy sedang memainkanrambutnya dengan gugup.

    Semoga bagus, semoga bagus, Nathan berdoa.

    Mr. Tyssling selesai membagikan kertas ulangan.

    Aku.. aku kok belum dapat," kata Nathan dengan suara gemetar.

    Mr. Tyssling menoleh padanya dan senyumnya memudar. Ya, aku tahu

    Nathan, sahutnya dengan tajam. Aku ingin bicara dengan kau dan Lindy

    seusai sekolah.

    Aduhhh, pikir Nathan. Tidak lagiiii....

    Ini berita buruk. Sangat buruk.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    33/80

    Sepulang sekolah Mr. Tyssling menunggu sampai anak-anak lainnya pulang.

    Lalu ia memanggil Nathan dan Lindy. Ia merengut pada mereka, sambil

    memegangi kertas ulangan kedua anak itu.

    "Aku sangat kecewa pada kalian berdua, katanya.

    11

    NATHAN mendesah. Lindy menunduk ke lantai.

    Kami kami dapat nilai jelek lagi? tanya Nathan dengan suara pelan.

    Mr. Tyssling tidak menjawab. Ia berjalan dengan marah ke jendela dan

    memandang ke langit berawan yang kelabu.

    Kurasa aku ikut bersalah dalam hal ini, katanya sambil membelakangi

    mereka. Aku terlalu memaksa kalian untuk mendapat nilai bagus.

    Lalu ia memutar tubuh ke arah mereka Tapi tak kusangka kalian akan nekat

    menyontek, katanya.

    Ha?

    Menyontek? -

    Kalian berdua dapat nilai sepuluh, kata Mr. Tyssling sambil mengangkat

    kertas-kertas ulangan itu. Kalian bisa menjawab semua soal dengan benar.

    Dilemparkannya kertas itu pada mereka Kenapa kalian nyontek? Apa kalian

    pikir dengan cara itu aku akan terkesan?

    Tapi.. tapi kami tidak nyontek seru Nathan

    Kami belajar giat, Lindy menjelaskan.

    Dan kami minum Sari Otak, pikirnya. Tapi ia tidak mengatakan itu pada

    gurunya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    34/80

    Wow, pikir Lindy sambil memeriksa kertas ulangngnya. Wow. Wow. Apa Sari

    Otak itu akhirnya bekerja juga? Apa sekarang aku dan Nathan sudah jadi anak

    pintar?

    Ia menatap Mr. Tyssling lagi. Aku menyukai kalian, kata guru itu. Jadi, aku

    tidak akan mengadukan kalian pada Kepala Sekolah. Kalian kuberi kesempatanuntuk ulangan lagi.

    "Tapi.. tapi.. tapi... , Nathan terbata-bata.

    "Kami tidak nyontek. Sungguh, protes Lindy.

    Mr. Tyssling memutar-mutar bola matanya dan naikkan satu jarinya ke bibir.

    Ssst. Tidak apa. Aku mengerti kenapa kalian melakukannya. Begini. Kertas-kertas ini akan kurobek dan kalian kuberi ulangan lagi besok.

    "Tapi...tapi..."

    "Belajarlah yang giat malam ini, anak-anak, katanya. Aku yakin kalian bisa

    dapat nilai bagus dengan hasil usaha kalian sendiri. Dan kita lupakan saja

    peristiwa ini pernah terjadi.

    ***

    Nathan dan Lindy melompat-lompat kegirangan dalam perjalanan pulang.

    "Kita jenius! Jenius! seru Nathan gembira.

    "Paman Frank yang jenius, kata Lindy. Dia membuat kita jadi pintar.

    Bayangkan, Nathan, dia bisa menjual Sari Otak itu dan membuat semua orangdi dunia jadi pintar.

    Masa bodoh dengan orang lain, kata Nathan. Aku cuma peduli tentang kita.

    Kau sadar, tidak, senang sekali bisa dapat nilai A terus?

    Wah. Senyum Lindy memudar. Mungkin terlalu awal membayangkan dapat

    nilai A terus. Siapa tahu kita cuma kebetulan beruntung dalam ulangan itu?

    Ingat, besok kita mesti ikut ulangan lagi.

    Kita pasti dapat nilai bagus lagi, seru Nathan Kita bahkan tidak perlu

    belajar. Ia melompat gembira dan melontarkan ranselnya tinggi-tinggi di udara,

    lalu menangkapnya lagi. Kemudian mereka adu lari dalam perjalanan pulang ke

    rumah.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    35/80

    Brenda sedang bermain di ruang tamu ketika mereka masuk. Ia ada di lantai,sedang mengotak-atik potongan-potongan plastik rumah bonekanya

    Kau masih penasaran juga, ya? tahya Lindy

    Tidak ada yang mau memasangkan buatku, kata Brenda kesal Mom dan Dadterlalu sibuk. Kau dan Nathan terlalu bodoh.

    Sini kubuatkan, Nathan menawarkan, lalu duduk di samping Brenda.

    Biar aku saja, kata Lindy.

    Kita buat sama-sama, kata Nathan Diambilnya lembar petunjuk pembuatan,

    lalu dirobek-robeknya

    Stop! Kenapa dirobek? teriak Brenda sambil mencoba merebut lembaran itu

    darinya.

    Nathan tertawa Kita tidak memerlukan lembar petunjuk itu.

    Lalu ia dan Lindy mulai bekerja dengan cepat. Sangat cepat. Memasang dan

    menyambung bagian-bagian rumah boneka itu.

    Beberapa menit kemudian rumah boneka itu sudah berdiri. Brenda ternganga

    takjub. Kok bisa? serunya.

    "Gampang, kata Lindy.

    "Kami kan jenius, Nathan menimpali.

    Lalu ia dan Lindy tertawa terbahak-bahak dengan gembira.

    ***

    Selesai makan malam, Nathan dan Lindy berbaring di lantai ruang santai,

    menontonJeopardy. Mr. dan Mrs. Nichols duduk di sofa di belakang mereka,

    membaca majalah.

    "Siapakah Ratu Victoria? seru Lindy.

    "Siapakah Isabella dari Spanyol? kata Nathan beberapa saat kemudian.

    Disusul lagi oleh Lindy, Siapakah George Ketiga dari Inggris?

    Ibu mereka bertanya, Kalian menyebutkan jawaban-jawabannya, ya?

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    36/80

    "Ssst. sahut Lindy sambil maju lebih dekat ke TV. Kategorinya adalah Rajadan Ratu dalam Sejarah."

    Tapi bagaimana kalian bisa tahu semua itu? tanya ibu mereka.

    Unsur apakah seng itu? seru Nathan.

    "Apakah besi itu? Lindy menjawab yang berikutnya.

    Mereka mengganti kategorinya, katanya pada ibunya.

    Tapi bagaimana kalian tahu tentang unsur-unsur kimia? tanya Mrs. Nichols.

    Dan... dan kalian menyebutkan jawabannya sebelum pertanyaannya

    disebutkan.

    Mereka mempermainkanmu, kata Mr. Nichols sambil menurunkan

    majalahnya. Mereka sudah pernah melihat acara ini. Ini kan tayangan ulangan.Makanya mereka tahu semua jawabannya.

    Benar begitu? tanya ibu Lindy, Kalian sudah pernah nonton acara ini?

    Tidak, belum pernah, sahut Lindy tanpa menoleh Ssst

    Apakah Armada Spanyol itu? seru Nathan lagi.

    ApakahLusitania? ia dan Lindy berseru bersamaan.

    Kita berhasil, seru Nathan Kita tahu semua jawabannya.

    Mereka ber-high five, sementara orangtua mereka terheran-heran.

    Kita siap untuk Final Jeopardy, kata Lindy.

    ***

    Final Jeopardy, gumam Gobbul sambil mengamati kedua anak itu dari luar

    jendela. Kedua makhluk itu tersembunyi dalam kegelapan malam musim dingin

    yang pekat. Final Jeopardy. Ya nanti mereka juga akan mengalami FinalJeopardyBahaya Terakhir.

    Morggul melompat-lompat dengan tubuhnya yang gemuk dan basah, sambilmengintip di jendela yang berkabut.

    "Untung aku berubah pikiran, kata Gobbul. "Untung aku tidak membiarkan

    kau memakan mereka."

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    37/80

    Dua senyum licik terbentuk di kedua mulut Gobbul. Ya. Mereka masih muda,

    kuat, dan sekarang mereka sudah cukup pintar, Morggul, bisiknya. "Kurasa

    kita sudah menemukan budak-budak yang tepat.

    12

    "PAMAN FRANK, Paman pasti tidak percaya mendengar ini! seru Lindy di

    telepon.

    Ia mendengar pamannya tertawa kecil di ujung sana. Tidak percaya apa?

    Nathan dan aku dapat nilai bagus untuk ulangan matematika, kata Lindy

    dengan gembira. Ramuan dari Paman ternyata berhasil!

    Paman Frank tertawa keras. Mungkin kalian dapat nilai bagus karena belajar

    giat, katanya.

    Tidak. Kami benar-benar jadi jenius, kata Nathan yang menyambar telepon

    itu dari Lindy. Sari Otak itu membuat kami jadi jenius Paman Frank, jual sajaramuan itu di toko-toko Paman bisa dapat uang banyak.

    Hmm aku senang kalian tertolong oleh ramuan itu, sahut Paman Frank Tapjangan lupa, kalian mesti terus belajar giat. Itu yang paling penting

    Ia mengobrol beberapa saat dengan kedua anak itu, lalu menutup telepon dan

    berkata pada istrinya, Mereka dapat nilai bagus untuk ulangan matematika

    Lihat, kan, pengaruh rasa percaya diri itu besar sekali. Aku cuma memberimereka sebotol sari anggur, dan sekarang mereka merasa menjadi jenius."

    ***

    Keesokan paginya Lindy mengingatkan Nathan, sebelum naik ke bus sekolah.

    Jangan pamer, katanya. "Aku serius. Kau biasa-biasa saja. Jangan sampai adayang tahu apa yang terjadi pada kita.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    38/80

    Tapi Nathan tidak bisa menahan diri. Ia sudah begitu lama menunggu ingin

    menjadi anak pintar. Ia melihat Wardell dan Ellen sedang pamer, seperti

    biasa,mengisi TTS The New York Times. Ia menunggu sampai mereka menolehpadanya.

    "Hei, Nathan, panggil Wardell sambil tersenyum sombong. Apa kata enamhuruf untuk orang yang lamban? Huruf awalnya N.

    Ellen terkikik. Beberapa anak lain tertawa.

    "Coba kulihat, kata Nathan. Disambarnya koran itu dari tangan Wardell, lalu ia

    membaca TTS itu.

    "Apa-apaan sih kau ini? kata Ellen. Kembalikan!

    "Kurasa aku bisa membantu kalian, sahut Nathan mengambil bolpoin dan

    dengan cepat mengisi semua pertanyaan TTS itu.

    "Ha? Coba lihat! seru Wardell. Disambarnya koran itu. Ia dan Ellen ternganga

    kaget ketika membaca TTS tersebut.

    Ellen memandangi Nathan dengan curiga. Bagaiana kau bisa melakukannya?

    Nathan angkat bahu. TTS kan gampang kalau punya kosakata yang banyak.

    ***

    Hari itu Mr. Tyssling memberikan ulangan matematika lagi pada Nathan dan

    Lindy, sementara anak-ahak lainnya disuruh membaca. Santai saja, katanya.

    Lewatkan saja soal-soal yang kalian anggap susah.

    Nathan dan Lindy membawa lembar ulangan itu ke meja mereka.

    Jangan lupa tunjukkan hasilnya nanti, kata Mr Tyssling. Aku ingin tahu, apa-

    apa yang kalian pahami dan apa yang tidak. Lalu kita bisa membahas soal-soalyang belum kalian mengerti.

    Nathan dan Lindy mengangguk.

    Sepuluh menit kemudian Lindy menyerahkan lembar kerjanya pada Mr.

    Tyssling. Nathan menyusul dua menit kemudian.

    Mr. Tyssling ternganga kaget. Ada apa? tanyanya. Apa soal-soalnya terlalusulit?

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    39/80

    Ia memeriksa kertas mereka sekilas dan ekspresinya langsung berubah.Sekali lagi ia memeriksa jawaban mereka, kali ini dengan lebih pelan.

    B-benar semua! katanya terbata-bata Aku benar-benar terkesan. Kalian pasti

    sudah belajar keras sekali.

    Kami sama sekali tidak belajar, Nathan menyombong Matematika kan

    gampang.

    ***

    Sepulang sekolah Nathan dan Lindy main tangkap bola dengan Brenda di

    pekarangan belakang. Matahari keluar juga akhirnya, setelah berminggu-

    minggu langit selalu tampak kelabu. Udara terasa hangat, lebih seperti musimsemi daripada musim dingin.

    "Aku sudah menyelesaikan semua PR-ku sebelum jam sekolah selesai, kataLindy pada Nathan. Dilemparkannya bola karet di tangannya kepada Brenda.

    Brenda tidak berhasil menangkapnya. Ia mengejar bola itu ke semak-semak di

    depan.

    "Aku juga sudah menyelesaikan PR untuk besok, sahut Nathan. Aku

    menghafalkan Pidato Gettysburg.

    "Aku sudah menyelesaikan semua soal matematika untuk sisa tahun ini, kata

    Lindy sambil menangkap bola yang dilemparkan Brenda. Lalu dilemparkannyalagi bola itu pada Brenda.

    "Aku juga," kata Nathan. "Kita mesti minta PR lebih banyak pada Mr. Tyssling.

    Mungkin kita boleh mengerjakan soal matematika untuk tahun depan.

    Brenda melemparkan bola dengan keras ke arahnya. Nathan tidak melihat dan

    bola itu menghantam dadanya. Brenda terkikik melihatnya.

    Lindy mengambil bola itu dan menggulirkannya pada Brenda. Kau jangan

    terus-terusan mengoreksi Mr. Tyssling, katanya pada Nathan. "Kau selalu

    nengangkat tangan setiap kali dia membuat kesalahan.

    "Soalnya dia terlalu banyak membuat kesalahan, :grutu Nathan. Dia salahmengeja Massachusetts di papan tulis. Kan mesti ada yang memberitahu dia."

    Tapi, Nathan...

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    40/80

    Dan Pasal-pasal Konfederasi ditandatangani tahun 1781, bukan 1778, lanjutNathan. Masa dia membuat kesalahan seperti itu?

    Anak-anak mulai kesal kalau kau mengangkat tangan, Lincly

    mengingatkannya. Jangan terus- terusan mengoreksi, deh. Mr. Tyssling juga

    kelihatannya mulai jengkel.

    Ambil bolanya! Teriakan Brenda membuat Lindy menghentikan kuliahnya.

    Ambil bolanya! teriak Brenda sambil menunjuk-nunjuk. Masuk ke semak-

    semak.

    Nathan melihat bola itu tergeletak di bawah. Segerumbulan semak yang tumbuh

    di sepanjang tembok rumah. Ia hendak lari ke sana... tapi berhenti mendadak.

    Hei, Lindy lihat. Ia menunjuk ke tanah di depannya.

    Lindy bergegas mendekatinya. Apa?

    Ada jejak-jejak kaki aneh, kata Nathan.

    Ambil bolanya! Ambil bolanya! seru Brenda tak sabar.

    Sebentar, balas Nathan. Ia berjongkok untuk memeriksa jejak-jejak yang

    dalam itu di tanah yang keras oleh udara musim dingin.

    Wow, gumam Lindy di sampingnya. Jejak-jejak kaki ini besar sekali. Dan

    sangat bundar. Binatang apa yang punya jejak kaki seperti ini?

    Nathan menggelengkan kepala, lalu pindah ke jejak berikutnya, dan berikutnya

    lagi. Ada delapan jari kaki, katanya. Lihat. Lebih dari satu set jejak. Dantampaknya mereka mengarah ke rumah.

    "Ini bukan jejak kaki anjing atau kucing, kata Lindy. Pasti sesuatu yang

    sangat besar dan berat. Lihat, dalam sekali.

    "Delapan jari, kata Nathan. Delapan. Aneh Sekali."

    Mereka mengikuti jejak kaki itu hingga ke rumah. Tampaknya jejak-jejak itumengarah ke jendela ruang santai.

    Semak-semak..., seru Nathan. "Semak-semaknya semua diinjak-injak.

    "Lihat bolanya, tidak? seru Brenda yang melompat-lompat tak sabar.Lemparkan bolanya padaku."

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    41/80

    Nathan mengambil bola itu di bawah semak-semak yang sudah terinjak-injak.Iiih. Ia cepat-cepat menarik tangannya.

    "Apa itu yang lengket-lengket? tanya Lindy.

    Nathan mengangkat tangannya. Lendir kuning yang kental menetes dijemarinya. Iiih, baunya minta ampun, erangnya.

    Ia berlutut dan melihat genangan-genangan lendir basah di bawah jendela ruang

    santai. Bola Brenda bergulir ke salah satu genangan itu.

    "Ada bekas-bekas yang menempel di jendela, kata Lindy. Lihat. Dua bekas.

    Seperti ada dua makhluk yang menempelkan wajah mereka di kaca."

    Nathan berdiri dan memeriksa lendir lengket di jemarinya, lalu ia menatap

    bekas-bekas di jendela itu. Menurutmu apa ada binatang yang mengawasi

    kita?

    Tapi binatang apa? seru Lindy. Kenapa mereka ada di sini? Di luar jendela

    kita?

    Ia merinding. Aku takut, Nathan. Benar-benar takut.

    13

    Seminggu kemudian Nathan sedang berdiri di depan lokernya, mengisi ransel,

    siap-siap untuk pulang.. Hei, bagaimana kabarnya? ia berseru pada temannya,

    Eddie Frinkes, yang berdiri di loker seberang.

    Eddie cuma mengangguk.

    "Mau main komputer di rumahku? tanya Nathan.

    Eddie menyeringai. Tidak ah.

    "Ayolah kenapa tidak? Nathan memohon.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    42/80

    Eddie angkat bahu Aku tidak bisa main apa pun denganmu. Kau terlalu pintar.Kau selalu menang.

    "Tapi...

    Eddie menutup pintu lokernya dan cepat-cepat pergi.

    Sebelum Nathan sempat mengejarnya, Stan dan Wardell serta tiga anak lainnyamuncul dari belokan.

    Mereka berhenti ketika melihat Nathan dan mengepungnya.

    "Hei, Nathan coba ucapkan Pidato Gettysburg, kata Stan dengan nada

    mengejek.

    "Ceritakan beberapa mitos Yunani, tuntut Wardell.

    Beritahukan semua kesalahan yang kautemukan di buku matematika!

    Ceritakan bagaimana kau memprogram ulang semua komputer di lab.

    Sudahlah, kata Nathan.

    Apa kau benar-benar sudah hafal isi seluruh buku sejarah? tanya seorang

    anak.

    Hmm... ya. Nathan merasa wajahnya mulai panas. Aku membacanya, dan

    isinya langsung menempel di kepalaku.

    Apa kau benar-benar membuat laporan sepuluh buku untuk mendapat nilaiekstra? tanya Stan sambil mendekat dengan sikap mengancam.

    Yaa... mungkin. Nathan mencoba mundur, tapi tertumbuk loker. Hei... sini...

    kembalikan! serunya ketika Wardell menyambar ranselnya.

    Wardell lari sambil membawa ransel Nathan. Dengan tertawa-tawa yang

    lainnya ikut lari.

    Kau kan pintar, kata Wardell. Cari akal untuk mendapatkan ranselmu

    kembali.

    Nathan mendesah dan hendak mengejar mereka, tapi langkahnya terhenti ketika

    ia melihat Lindy berjalan lesu ke arahnya. Rambut Lindy tampak kusut danjatuh bergumpal di dahinya. Matanya merah.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    43/80

    Lindy, ada apa? Kau menangis? tanya Nathan sambil cepat-cepatmenghampirinya.

    Ya. Lindy membalikkan tubuh dengan malu. Dadanya turun-naik. Baru

    beberapa saat kemudian ia bisa menarik napas dengan tenang.

    "Ada apa? tanya Nathan pelan.

    "Oh... Gail dan Erika, kata Lindy yang masih terisak. "Mereka... mereka tidak

    mau main denganku lagi."

    "Ha?" Nathan tercekat. Mereka kan teman baikmu ada apa?

    "Kata mereka aku aneh, sahut Lindy dengan suara gemetar. Mereka bilangaku jadi aneh karena pintar. Mereka bilang... mereka bilang mereka itu padaku.

    "Tapi itu konyol sekali! protes Nathan. Masa kau pintar...

    Kalimatnya terhenti dan ia ternganga melihat ke lorong.

    Ia dan Lindy sama-sama terkejut ketika dua sosok melangkah cepat dari balik

    bayang-bayang.

    14

    "MOM! Dad! Kenapa datang kemari? seru Lindy.

    Orangtua mereka menyeberangi lorong, menghampiri mereka dengan ekspresi

    serius.

    Nathan merasa perutnya mulas oleh rasa cemas.

    Ada yang tidak beres?

    Mungkin kau bisa menjawab pertanyaanmu sendiri, sahut ayahnya sambil

    menatap tajam. Mr. Tyssling menelepon ibumu dan aku, meminta kamidatang.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    44/80

    Apa kalian mendapat masalah? tanya Mrs. Nichols.

    Masalah? Tidak, rasanya tidak, sahut Nathan sambil berpikir keras

    Kami tidak berbuat apa-apa! protes Lindy dengan suara nyaring

    Ayo ikut, kata Mr Nichols Kita mesti ke kantor Mrs. Lopez

    Mrs. Lopez? seru Nathan. Kenapa mesti ke kantor Kepala Sekolah? Ada

    apa?

    Tak lama kemudian mereka sudah masuk ke kantor bagian depan. Ruang depan

    kosong. Waktu itu hampir pukul empat dan semua sekretaris sudah pulang.

    Mrs. Lopez menyambut mereka di pintu kantor belakang. Ia seorang wanita

    bertubuh pendek gemuk, dengan rambut hitam yang disanggul tinggi. Anak-

    anak menyukainya, sebab ia memiliki senyum hangat dan ramah, dan ia tahunama setiap anak di sekolah.

    Tapi Nathan melihat Mrs. Nichols (yang benar adalah Mrs. Lopez-editor) tidak

    tersenyum saat ini. Ia mengajak mereka semua ke dalam dan menyilakan

    mereka duduk di depan meja kayu yang panjang di tengah ruangan.

    Mr. Tyssling sudah duduk di salah satu kursi. Ia berdiri dan menyapa Mr. dan

    Mrs. Nichols. Lalu ia memperkenalkan Mr. Haywood, guru pembimbing di

    sekolah itu.

    Mr. Haywood mengangguk serius pada Nathan dan Lindy. Ia berwajah pucat,

    hampir botak, tubahnya kurus seperti jarum, dan sepertinya ia selalu memakai

    setelan kelabu dan dasi biru tipis yang sama setiap hari.

    Setelah menutup pintu, Mrs. Lopez berdiri di belakang kursi di ujung meja.

    Terima kasih atas kedatangannya, Mr. dan Mrs. Nichols, katanya. Saya,

    meminta kedatangan Anda berdua karena kami punya masalah yang aneh.

    Masalah? tanya Mrs. Nichols. Ia mengerutkan kening pada Nathan dan Lindy.

    Apa mereka membuat ulah? tanya Mr. Nichols.

    Mrs. Lopez duduk di kursinya sambil mengatupkan kedua tangannya Tidak ini

    bukan masalah disiplin, sahutnya.

    Lalu ia menatap Nathan dan Lindy. Saya tidak tahu mesti mulai dari mana,

    katanya Tapi sebaiknya saya katakan saja.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    45/80

    Mr. Tyssling memainkan helai benang yang lepas di lengan sweater-nya. Mr.Haywood berdeham-deham dan bergerak-gerak gelisah di kursinya.

    Nathan dan Lindy membuat anak-anak lain merasa tidak nyaman, Mrs Lopez

    memulai. Dan saya khawatir mereka juga membuat guru-guru merasa

    demikian.

    Tunggu..., kata Nathan.

    Mrs. Lopes mengangkat tangan, menyuruhnya diam. Kedua anak Anda

    tampaknya jenius, ia melanjutkan. Entah kenapa kami terlambat menyadarihal ini. Tapi dalam dua minggu belakangan ini, hal itu menjadi sangat jelas.

    Jenius? Mr Nichols menggosok-gosok dagunya sambil memandangi keduaanaknya.

    Mrs. Lopez mengangguk Mereka selalu mendapat nilai sepuluh dalam .setiapulangan. Mereka sudah hafal isi seluruh buku pelajaran. Mereka membaca

    banyak sekali buku, dan menulis karangan dua puluh halaman untuk mendapatnilai ekstra.

    Tapi. . itu kan bagus sekali! kata Mrs. Nichols. Saya tahu mereka belajar

    sangat giat setiap malam

    Dengan menyesal saya mengatakan bahwa ini sama sekali tidak bagus, kata

    Mrs. Lopez pelan. Nathan dan Lindy terus-menerus mengoreksi guru- guru

    mereka. Mereka menemukan kesalahan-kesalahan di buku-buku pelajaran.Anak-anak lain sangat terganggu dengan ulah mereka. Mereka merasa tidak bisa

    bersaing dengan Nathan dan Lindy. Saya rasa anak-anak lain merasa adasesuatu yang aneh dan... tidak wajar.

    Nathan dan Lindy tidak bermaksud membuat masalah, kata Mr. Tyssling

    sambil membungkuk ke dekat meja Tapi mau bagaimana lagi? Mereka tahu

    terlalu banyak. Jauh lebih banyak daripada anak-anak dua belas tahun lainnya diplanet ini. Dan akibatnya anak-anak lain jadi terganggu.

    Saya perhatikan mereka dijauhi anak-anak lain, Mr Haywood menambahkan

    Saya tidak ingin mengatakannya... tapi saya rasa banyak murid kami yang

    merasa takutpada Nathan dan Lindy.

    Sekonyong-konyong Nathan menyadari bahwa semua mata tertuju pada dirinya

    dan Lindy. Jantungnya berdebar kencang. Benarkah ini sungguh-sungguhterjadi? Apa kami jadi mendapat masalah karena kami terlalu pintar?

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    46/80

    Ia merinding.

    Apa aku menjadi manusia aneh? pikirnya.

    Aku tidak punya teman. Semua anak membenciku.

    Dan kurasa guru-guru pun begitu.

    Apa yang akan terjadi padaku?

    Ia menoleh ke arah Lindy. Kepala Lindy tertunduk, kedua tangannya terkatup

    erat di pangkuan. Nathan tahu Lindy pasti merasa sedih dan takut juga, seperti

    dirinya.

    Kami bisa menjelaskan seru Lindy tiba-tiba. Kami bisa menjelaskan

    semuanya.

    Lindy tunggu Nathan mencengkeram lengan Lindy. Kita sudah janji pada

    Paman Frank, tidak akan cerita pada siapa pun.

    Kita mesti memberitahukannya!. Lindy bersikeras. Ditariknya lengannya

    Memberitahukan apa? tanya ibunya.

    Kami minum Sari Otak, kata Lindy

    Lindy, jangan , pinta Nathan.

    Tapi Lindy tak bisa dicegah lagi Paman Frank memberikan sebotol Sari Otak

    pada kami, untuk membuat kami lebih cerdas Kami meminumnyadan ternyata berhasil. Sari Otak itu membuat kami menjadi jenius.

    Mrs. Nichols ternganga Mr. Nichols menyipitkan mata pada Lindy,

    mengamatinya tanpa bicara.

    Lama semuanya berdiam diri.

    Lalu Mrs. Lopez memecahkan keheningan itu dengan mendesah Aku tidaktahu ramuan ajaib apa yang membuat kalian menjadi jenius, katanya pelan.

    Tapi satu hal sudah pasti. Kalian mesti keluar dari sekolah ini. Kalian tidak

    bisa tetap di sini.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    47/80

    15

    BEBERAPA hari kemudian, Nathan dan Lindy duduk dengan murung di ruang

    santai, menonton tayangan tentang mereka di siaran berita TV.

    Kedua anak ini sedang bersengketa dengan dewan sekolah, kata sang reporter.

    Apa benar mereka terlalu pintar untuk bersekolah? Pihak sekolah mengatakan

    ya, tapi orangtua mereka mengatakan tidak. Jadi, pertikaian ini terusberlanjut..."

    Di belakangnya Nathan mendengar ibu Lindy sedang menelepon. Kata

    pengacara kami, kami punya peluang bagus. Tapi kami juga sedang mencari

    sekolah swasta. Tidak. Tidak... Paman Frank mereka sedang berada di Swissbersama istrinya. Di hutan belantara. Tak bisa dihubungi.

    Bel pintu depan berbunyi.

    Nathan melompat untuk membukakan pintu tapi mengurungkannya.

    Mungkin yang datang itu reporter lagi, ingin mengajukan pertanyaan yang itu-

    itu juga. Sudah belasan kali ia dan Lindy dinterviu (diwawancarai-editor).

    Dulu ia mengira pasti menyenangkan diwawancara untuk TV dan radio. Tapi

    ternyata sama sekali tidak begitu. Apalagi kalau mereka dianggap aneh oleh

    orang-orang.

    Mereka terpaksa diam di rumah, karena pihak sekolah sudah menolak mereka.

    Dan mereka juga tidak punya teman untuk melihat mereka tampil di TV.

    Sari Otak itu merusak seluruh hidupku, pikir Nathan getir. Sekarang semua

    orang di dunia tahu tentang mereka.

    Ia pergi ke lorong depan, mendengarkan ibu tirinya yang sedang berdebat

    dengan wanita yang datang itu. Tidak. Tidak bisa, katanya pada wanita itu.Kami tidak tertarik dengan minuman buah Sari Otak. Ya. Ya. Aku yakin

    perusahaan Anda membuat minuman yang bagus dan sehat, tapi anak-anakkutidak berminat menjual minuman di iklan TV.

    Nathan kembali ke ruang santai Di tengah suara TV ia masih bisa mendengar

    ibu tirinya berdebat dengan wanita itu.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    48/80

    Siapa yang datang itu? tanya Lindy dengan lesu.

    Orang yang ingin kita menjual sesuatu, keluh Nathan.

    Kemarin seorang pria datang, mengatakan ingin menjadi agen mereka. Ia punya

    rencana-rencana besar - produk sepatu merek Anak Pintar, permen Anak-Cerdas, sereal Jagung Manis... mungkin malah film kartun untuk hari Sabtu

    pagi.

    Kita bisa kaya! seru Nathan kemarin. Dan terkenal.

    Iya, terkenal sebagai orang aneh, keluh Lindy Orang-orang akan mengenali

    kita dan mengejek kita. Kita tidak akan pernah menjadi anak-anak normal lagi.

    Tapi kita akan kaya, bantah Nathan.

    Mata Lindy berkaca-kaca. Aku.., aku cuma ingin bersekolah lagi, ratapnya,Aku ingin punya teman, lagi.

    Orangtua mereka memutuskan untuk menunggu dan berhati-hati, serta tidak

    menandatangani kontrak apa pun. Setidaknya sampai pertikaian dengan pihak

    sekolah bisa diselesaikan.

    Tapi orang-orang masih saja berdatangan. Reporter, agen, salesmen, anak-anak

    yang minta dibantu membuatkan PR, orang-orang tak dikenal yang mengatakan

    mereka perlu nasihat dari orang yang pintar.

    Sore itu Nathan dan Lindy sedang mengajak Brenda bermain di pekarangan

    belakang, ketika sebuah truk hitam berhenti di depan rumah. Dua pria jangkung

    bersetelan gelap melangkah ke pintu depan.

    Nathan menjatuhkan Frisbee-nya ke rumput dan mengikuti Lindy ke rumah,

    untuk melihat apa yang diinginkan orang-orang itu.

    Mrs. Nichols, kami sudah bicara pada suami Anda tentang masalah tes itu,

    kata salah seorang pria tersebut.

    Tes? Mrs. Nichols mengerutkan kening.

    Ya, sahut pria itu. Kami dari lab riset universitas di pusat kota. Kami perlu

    membawa kedua anak Anda ke lab, untuk mengikuti serangkaian tes. Tes

    kecerdasan dan lain-lain

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    49/80

    Pria satunya menatap Nathan dan Lindy. Kami cuma ingin tahu, seberapa

    cerdas anak-anak Anda. Mungkin mereka bisa berguna untuk pemerintah.

    Kalian ingin mengabdi pada negara, bukan?

    Nathan dan Lindy tidak menjawab, cuma memandangi kedua pria berwajah

    serius itu.

    Aku... entahlah. Ibu mereka ragu-ragu.

    Kami cuma meminjam mereka beberapa jam, kata salah satu pria itu. Kami

    akan memberikan tes tertulis, lalu mereka akan diwawancarai oleh beberapaorang dokter. Dan akan ada pembedahan juga.

    Pembedahan? seru Mrs. Nichols.

    Ya. Kami perlu mengambil sedikit contoh tisu otak.

    16

    "TIDAK mau! Nathan dan Lindy berteriak berbarengan. Lalu mereka larimelintasi pekarangan.

    Hei. Frisbee-nya dilempar dong, seru Brenda.

    Tapi Nathan dan Lindy tidak menoleh. Keduanya lari melompati pagar tanaman

    yang membatasi pekarangan mereka dan pekarangan tetangga. Terus berlari.

    Mereka melewati rumah-rumah tetangga, lalu berbelok tajam dan mengarah ke

    bagian belakang. Nathan mendengar kedua pria itu memanggil-manggil mereka.

    Ia merunduk dan menerobos sebuah lubang sempit di pagar tetangga.

    Tanpa memelankan laju lari dan tanpa berkata-kata, ia dan Lindy terus lari

    menerobos pekarangan-pekarangan belakang, melewati sebuah gang sempit,

    lalu menyeberangi jalan yang menuju jalan utama di kota. Terus melintasi

    pekarangan-pekarangan belakang lagi.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    50/80

    Akhirnya, empat-lima blok dari rumah, mereka berhenti dengan napas terengah-

    engah. Nathan membungkuk dan tangannya bertumpu di lututnya, sambil

    berusaha menarik napas.

    Di mana kita sekarang? tanya Lindy dengan megap-megap. Apa kedua orang

    itu masih mengejar kita?

    Nathan melayangkan pandang. Kurasa tidak. Ia merasa mengenali rumah

    kelabu di depan mereka. Hei... itu kan rumah Wardell.

    Mereka cepat-cepat lari ke pintu belakang rumah itu.

    Nathan menggedor-gedor jendelanya. Hei, ada orang di rumah?

    Tak lama kemudian Wardell membuka pintu. Ia tampak heran. Hei, ada apa?

    tanyanya.

    Boleh kami masuk? tanya Lindy terengah-engah. Ia menoleh ke belakang.

    Mungkin ada yang mengejar kami

    Yah... Wardell mundur memberi jalan. Ellen dan Stan sedang duduk di depan

    meja dapur yang penuh buku dan kertas. Keduanya juga tampak kaget.

    Kunci pintu! kata Lindy pada Wardell.

    Ada apa sih? tanya Wardell.

    Nathan angkat bahu. Ia membuka ritsleting jaketnya. Meski udara dingin,

    dahinya basah oleh keringat.

    Kami mesti mengungsi, kata Lindy. Keadaan di rumah kami agak kacau saat

    ini.

    Mereka berjalan ke meja.

    Sedang apa kalian? tanya Nathan sambil memandangi kertas-kertas dan buku-

    buku itu.

    Hening sejenak.

    Belajar untuk ulangan sejarah, sahut Ellen akhirnya. Susah sekali. Bahannya

    meliputi seluruh semester.

    Stan membuat balon dengan permen karetnya, lalu menelannya lagi. Kalian

    akan sekolah lagi? tanyanya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    51/80

    Mungkin, sahut Nathan.

    Entah ya, kata Lindy.

    Hening lagi.

    Nathan memasukkan kedua tanganriya ke saku. Eh... bagaimana kabar di

    sekolah? tanyanya.

    Biasa saja, kata Wardell. Ia masih juga memandangi mereka, seolah mereka

    orang planet.

    Begitu-begitu saja, gumam Ellen.

    Aku melihat kalian di siaran berita, kata Stan. Lumayan. Ia tampak malu.

    Sebenarnya... maksudku... menurutku kalian diperlakukan tidak adil.

    Yeah. Aku juga berpendapat begitu, kata Ellen pelan sambil menunduk

    memandangi meja.

    Kami benar-benar ingin sekolah lagi, kata Lindy pada mereka.

    Aku heran Mrs. Lopez berbuat begitu, kata Ellen sambil geleng-geleng

    kepala.

    Mau minum Coke? tanya Wardell sambil beranjak ke kulkas. Aku juga

    punya jus apel. Gatorade.

    Kami ingin pinjam telepon untuk menghubungi rumah, kata Nathan sambil

    memandang ke luar jendela dapur.

    Yeah. Boleh, sahut Wardell. Ia menunjuk telepon di tembok dapur. Aku...

    eh.. . Ia ragu-ragu.

    Lindy dan Nathan menunggu.

    Sori kalau aku suka iseng pada kalian di sekolah, gumam Wardell dengan

    nada cepat. Aku tidak bermaksud apa-apa. Sungguh. Aku cuma iseng.

    Tidak apa-apa, kata Nathan. Bukan salahmu kami dikeluarkan dari sekolah.

    Suaranya sedih.

    Mendadak ia merasa begitu tertekan dan sedih.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    52/80

    Senang rasanya bisa berada bersama teman-teman dan menjadi normal lagi,pikirnya.

    Bagaimana kalau kedua orang itu benar-benar membawa aku dan Lindy ke lab

    mereka dan membedah otak kami?

    Ia mengambil telepon dan menghubungi rumahnya. Ibu Lindy menjawab pada

    deringan kedua. Nathan, kau di mana? tanyanya. Apa Lindy ada

    bersamamu?

    Kami ada di rumah Wardell, sahut Nathan. Apa mereka sudah pergi? Orang-

    orang dari lab itu?

    Tehtu saja sudah, sahut ibu Lindy. Aku menyuruh mereka pergi.

    Jadi jadi mereka tidak akan membedah otak kami?

    Tidak. Tidak akan ada yang mengapa-apakan otak kalian, sahut ibu Lindy.

    Kenapa kalian kabur begitu? Kalian mestinya tahu, aku tidak akan membiarkan

    kalian dibawa pergi.

    Aku. .. kurasa kami cuma panik, kata Nathan terbata-bata. Lalu ia

    membalikkan tubuh. Wardell, Stan, dan Ellen sedang memandanginya

    Kami akan segera pulang, kata Nathan pada ibu tirinya.

    Ya.Cepatlah, sahut ibu Lindy. Aku ingin kalian menolong menjaga Brenda.Dad dan aku mesti bertemu dengan dewan sekolah.

    Oke. Sebentar lagi kami pulang. Nathan menutup telepon Semuanya beres,

    katanya pada Lindy Mereka sudah pergi. Ayo pulang.

    Ia beranjak ke pintu. Trims, Wardell.

    Sampai ketemu, sahut Wardell.

    Coba kami bisa belajar dengan kalian, kata Lindy dengan sedih.

    Sampai jumpa, seru Ellen.

    Yeah Sampai jumpa, Stan dan Wardell berkata berbarengan.

    Setelah memakai jaket, Nathan dan Lindy keluar dan berlari-lari kecil melewatigang-gang dan pekarangan-pekarangan belakang.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    53/80

    Setengah jalan ke rumah, mereka dihadang oleh dua makhluk asing yang

    muncul dari balik sebuah pagar tanaman.

    17

    NATHAN terenyak ketika kedua makhluk itu maju menghampirinya. Lindy

    hampir menabrak mereka, karena ia berlari sambil menunduk.

    Nathan menyambar lengannya dan menariknya supaya berhenti.

    Lindy mengangkat wajah... dan menjerit ngeri.

    Nathan juga ingin menjerit... tapi tak bisa.

    Mereka...jelek sekali! pikirnya. Belum pernah aku melihat makhluk sejelek itu.

    Kedua makhluk hijau besar itu mendekat. Mata mereka yang kuning bersinar

    basah. Mulut mereka mengerut-membuka karena senang. Tampak empat deret

    gigi yang tajam ketika mereka membuka mulut. Sulur mereka yang basah dan

    berkilauan membuka dengan cepat dan terjulur hendak menarik Nathan danLindy. Di ujung sulur-sulur itu ada katup berwarna ungu yang menjijikkan,

    membuka dan menutup seperti mulut.

    Makhluk yang lebih jangkung mempunyai gading melengkung. Ia menjilatnya

    dengan dua lidah ungu yang gemuk. Makhluk yang lebih gendut melompat-lompat di kakinya yang pendek, perutnya yang hijau menampar-nampar rumput.

    Si... siapa kalian? tanya Nathan akhirnya. Apa kalian... memakai kostum?

    Lindy merapat kepada Nathan, matanya terbelalak ketakutan. Keduanyamemandangi tetesan keringat yang meluncur di tubuh hijau kedua makhluk itu,

    jatuh ke rerumputan.

    Buat apa kami pakai kostum? tanya yang lebih gemuk sambil menoleh pada

    rekannya.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    54/80

    Makhluk yang mempunyai gading menggelengkan kepala. Kami bukan berasal

    dari planet kalian, katanya, mata kuningnya terarah pada Nathan. Jadi, bentuk

    kami beda dengan kalian.

    Untungnya begitu, gumam rekannya.

    Lindy ternganga. Ini cuma lelucon, kan? bisiknya pada Nathan. Tolong...

    Nathan memandang lurus ke depan. Dengan gemetar ia mengamati kedua

    makhluk yang melompat-lompat dan berkeringat itu. Ini bukan lelucon,

    bisiknya pada Lindy. Mereka... sungguhan.

    Nathan menarik napas panjang. Kami mesti pulang, katanya pada kedua

    makhluk itu. Dicobanya supaya terdengar berani. Tapi suaranya gemetar juga.

    Tidak. Kalian tidak boleh pulang, kata makhluk yang jangkung. Kedua

    lidahnya menjilati gading-gadingnya.

    Apa maksudmu? seru Lindy ketakutan. Kalian mau apa? Siapa kalian?

    "Kami adalah majikan kalian yang baru, sahut makhluk yang jangkung dengan

    mulut sebelah atasnya.

    Kalian akan menjadi budak bagi raja kami, kata makhluk yang lebih gemuk.

    Budak? Nathan melongo, sementara pikirannya berkecamuk. Ini cuma

    lelucon, kan? Benar?

    Kami tidak pernah bercanda, makhluk yang jangkung menjawab dingin.

    Kalau kalian datang dari planet lain, kenapa kalian bisa bahasa kami? tanya

    Lindy curiga.

    Bahasa kalian adalah bahasa primitif yang masih kasar, sahut makhluk yang

    jangkung dengan mengejek. Kami cuma perlu satu-dua jam untuk

    mempelajarinya. Bahasa kalian sederhana sekali. Dalam bahasa kami ada tujuh

    ratus huruf.

    Untuk halo saja kami punya empat ratus kata, si gemuk membual.

    Mereka pasti bercanda, ya? bisik Lindy.

    Nathan tidak menjawab. Jantungnya berdebar kencang. Perutnya mulas olehrasa takut.

  • 7/24/2019 Gb2000 12 Sari Otak

    55/80

    Aku tidak percaya, katanya kemudian. Pokoknya aku tidak percaya.

    Si gemuk menoleh pada rekannya.

    Buktikan saja, sahut rekannya. Buktikan pada mereka bahwa kita memang

    berasal dari planet lain.

    Nathan tercekat ketika si gemuk menjulurkan salah satu sulurnya ke pohon dibelakang mereka, mengambil seekor burung yang sedang bertengger d