bab i, ii, iii tumor otak

Upload: fauzi-rahman

Post on 10-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    1/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangTumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses

    desak ruang (space occupying lession atau space taking lession) yang timbul di

    dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun

    infratentorial. Jika dilihat dari jenis tumornya, baik tumor otak ganas maupun

    tumor jinak akan memberikan masalah yang sama beratnya karena otak terletak

    dalam rongga tengkorak yang luasnya terbatas.1,2

    Berdasarkan data statistik, angka insidensi tahunan tumor intrakranial di

    Amerika adalah 16,5 per 100.000 populasi per tahun, dimana separuhnya (17.030)

    adalah kasus tumor primer yang baru dan separuh sisanya (17.380) merupakan

    lesi-lesi metastasis. Di Indonesia masih belum ada data registrasi terperinci yang

    berkaitan dengan hal ini, namun dari pengalaman RSPP dijumpai frekuensi tumor

    otak sebanyak 200-220 kasus/tahun dimana 10% darinya adalah lesi metastasis.

    Insidensi tumor otak primer bervariasi sehubungan dengan kelompok umur

    penderita. Angka insidens ini mulai cenderung meningkat sejak kelompok usia

    dekade pertama yaitu dari 2/100.000 populasi/tahun pada kelompok umur 10

    tahun menjadi 8/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia 40 tahun; dan

    kemudian meningkat tajam menjadi 20/100.000 populasi/tahun pada kelompok

    usia 70 tahun untuk selanjutnya menurun lagi. 1,2,3

    Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan

    pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.

    Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi

    membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang

    ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan

    cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor ke

    jaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari

    jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang mempunyai

    predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak.

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    2/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 2

    Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan

    tumor benigna dan maligna.3

    Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding

    perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun

    (31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi

    dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100

    penderita (74,1 persen) yang dioperasi dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan

    operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase

    (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen),

    sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar,

    medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple.

    Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang

    dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis

    tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan. 4

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    3/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi OtakOtak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai agar

    dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang, yaitu cranium

    (tengkorak), yang secara absolut tidak dapat bertambah volumenya, terutama pada

    orang dewasa. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang

    lebih 100 triliun neuron atau dapat diibaratkan sejumlah bintang di langit. Masing-

    masing neuron mempunyai 1000 sampai 10.000 korteks sinaps dengan sel saraf

    lainnya, sehingga mungkin jumlah keseluruhan sinaps di dalam otak dapat

    mencapai 100 triliun.1 Gambar penampang otak dapat dilihat pada gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Gambaran Penampang Otak

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    4/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 4

    Jaringan otak dillindungi oleh beberapa pelindung, mulai dari permukaan

    luar adalah kulit kepala, tulang tengkorak, meningens (selaput otak), dan likuor

    serebrospinal. Meningens terdiri dari tiga lapisan, yaitu : Duramater(meningens

    cranial terluar), arakhnoid (lapisan tengah antara duramater dan piamater), dan

    piamater (lapisan selaput otak yang paling dalam). Di tempat-tempat tertentu

    duramater membentuk sekat-sekat rongga cranium dan membaginya menjadi tiga

    kompartemen. Tentorium merupakan sekat yang membagi rongga cranium

    menjadi supratentorial dan infratentorial, memisahkan bagian posterior-inferior

    hemisfer serebri dari serebelum.1

    Korteks serebrum mempunyai pola individual (yang berbeda antara

    manusia satu dan lainnya) yang ditandai dengan celah-celah yang disebut sulkus

    dan birai-birai yang dikenal dengan nama girus. Dengan adanya sulkus di atas,

    serebrum dapat dibagi menjadi beberapa lobus ; (1) Lobus frontalis di fosa

    anterior; pusat fungsi perilaku, pengambilan keputusan, dan control emosi; (2)

    Lobus temporalis di fosa media; pusat pendengaran, keseimbangan, dan emosi-

    memori; (3)Lobus oksipitalis di belakang dan di atas tentorium; pusat penglihatan

    dan asosiasi; (4) Lobus parietalis di antara ketiganya; pusat evaluasi sensorik

    umum dan rasa kecap.1

    2.2 Definisi Tumor OtakTumor otak merupakan suatu lesi ekspansifyang bersifat jinak (benigna)

    ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra

    cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada

    jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase.

    Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak

    primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru,

    payudara, prostat, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder. 1

    Penegakkan diagnosis pasti tumor otak adalah berdasarkan hasil

    pemeriksaan patologi anatomi. Klasifikasi tumor otak primer dan sekunder

    berdasarkan patologi anatomi dapat dilihat pada tabel 2.2

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    5/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 5

    2.3 Etiologi Tumor OtakPenyebab tumor otak hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,

    walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang

    perlu ditinjau sebagai penyebab tumor otak, sebagai berikut:2

    1. HerediterRiwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali

    pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada

    anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-

    Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru,

    memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma

    tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-

    faktor herediter yang kuat pada neoplasma.2

    2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan

    yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh.

    Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam

    tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan

    abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial

    dan kordoma.

    2

    Gambar 2.2 Klasifikasi Tumor Otak PrimerTumor Otak Sekunder

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    6/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 6

    3. RadiasiJaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat

    mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat

    memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma

    terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.2

    4. VirusBanyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar

    yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus

    dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan

    hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem

    saraf pusat.2

    5. Substansi-substansi KarsinogenikPenyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.

    Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti

    methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang

    dilakukan pada hewan.2

    2.4 Klasifikasi Tumor OtakKlasifikasi tumor otak diawali oleh konsep Virchow berdasarkan tampilan

    sitologinya, dan dalam perkembangan selanjutnya dikemukakan berbagai variasi

    modifikasi peneliti-peneliti lain dari berbagai negara. Klasifikasi universal awal

    dipelopori oleh Bailey dan Cushing (1926) berdasarkan histogenesis sel tumor

    dari sel embrional yang dikaitkan dengan diferensia-sinya pada berbagai

    tingkatan. Korelasi klasifikasi ini dengan klinis penderita diperankan oleh faktor-

    faktor seperti: lokasi tumor, efek radiasi, usia penderita, dan tindakan operasi yang

    dilakukan. Tumor-tumor yang diferensiasinya buruk dan struktur sel condong ke

    tahap yang lebih primitif, tumbuh lebih cepat daripada tumor yang sel-selnya

    lebih matang. 1

    Tahap perkembangan selanjutnya klasifikasi ini juga mengalami

    modifikasi seperti oleh Tokoro dari Jepang, Zulch dari Jerman, Russel-Rubinstein

    (1959), dan lainnya. Klasifikasi yang berkaitan dengan gradasi keganasan

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    7/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 7

    berkembang secara luas seperti konsep pembagian dari Borders (1915) yang

    mengelompokkan tumor otak (yang struktur selulernya sejenis) menjadi empat

    tingkat anaplasia seluler.1

    Grade I : diferensiasi sel 75100% Grade II : diferensiasi sel 5075% Grade III : diferensiasi sel 2550% Grade IV : diferensiasi sel 025%

    Klasifikasi tumor otak berdasarkan World Health Organization (WHO):1

    1. TUMOR NEUROEPITHELIAL1. Tumor Glial

    a. Astrositomai. Astrositoma Pilositikii.Astrositoma Difusiii.Astrositoma Anaplastikiv.Glioblastomav.Xantoastrositoma Pleomorfikvi.Astrositoma Subependimal Sel Raksasa

    b. Tumor Oligodendrogliali. Oligodendrogliomaii.Oligodendroglioma Anaplastik

    c.

    Glioma campuran (Mixed Glioma

    )i. Oligoastrositomaii.Oligoastrositoma Anaplastik

    d. Tumor Ependimali. Ependimoma Myxopapilariii.Subependimomaiii.Ependimomaiv.Ependimoma Anaplastik

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    8/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 8

    e. Tumor Neuroepithelial lainnyai.

    Astroblastomaii.Glioma Koroid dan ventrikel IIIiii.Gliomatomosis serebri

    2.Tumor Neuronal dan campuran neuronalglial

    a. Ganglisitomab. Gangligliomac. Astrositoma desoplastik Infantiled. Tumor Disembrioplastik Neuroepithelial (BNET)e. Neurositoma operasif. Liponeurositoma Serebelarg. Paraganglioma

    3.Tumor Non-glial

    a. Tumor Embrionali. Ependimoblastomaii. Meduloblastomaiii. Tumor Primitif Neuroektodermal Supratentorial (PNET)

    b. Tumor Pleksus Khoroideusi. Papiloma Pleksus Khoroideusii. Karsinoma Pleksus Khoroideus

    c. Tumor Parenkim Pineali. Pineoblastomaii. Pineositomaiii. Tumor Parenkim Pineal dengan Diferensiasi Intermediet

    2. TUMOR MENINGEAL1.Meningioma2.Hemangoperisitoma3.Lesi Melanositik

    3. TUMOR GERM CELL1. Germinoma

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    9/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 9

    2. Karsinoma Embrional3.

    Tumor Sinus Endodermal (Yolk sac)

    4. Khoriokarsinoma5. Teratoma6. Tumor Germ cell bercamputan

    4. TUMOR SELLAi. Adenoma hiposififii. Karsinoma Prostatiii. Kraningofaringoma

    5. Tumor dengan Histogenesis yang Tidak Jelasi. Hemangioblastoma Kapiler

    6. Limfoma Sistem Saraf Pusat Primer7. Tumor Nervus Perifer yang mempengaruhi SSP8. Tumor Metastasis

    1. TUMOR EPITHELIAL1. Tumor Glial

    a. AstrositomaAstrositoma merupakan tumor susunan saraf pusat otak primer

    nomor dua terbanyak setelah glioblastoma, dengan frekuensi kasus 17-

    30% dari semua glioma dan 11-13% dari seluruh tumor otak. Tumor ini

    berasal dari sel astrosit yang merupakan bagian dari jaringan penunjang

    otak. Sel ini dinamakan astrosit karena bentuknya yang menyerupai

    bintang.

    Tumor jenis ini mulai dikenal pada awal tahun 1860 (Virchow) dan

    selanjutnya diperinci lebih lanjut oleh Bailey dan Cushing (1926) menjadi

    beberapa sub tipe. Elvidge dan kawan-kawan membagi astrositoma

    menjadi tipe-tipe: piloid, gemistositik dan difusl; namun system gradai

    yang popular adalah pembagian atas Grade I sampai IV (bukan

    berdasarkan tipe di atas). Kernohan dan kawan-kawan menggabungkan

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    10/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 10

    Grade III dan IV dan menamakannya menjadi astrositoma anaplastik atau

    glioblastoma (sesuai dengan derajat anaplasianya). WHO membagi

    astrositoma atas subtype:fibriler, protoplasmic, dangemistositik, dan tipe-

    tipepilositik, subependymal giant cell, astroblastoma, anaplastik.

    Astrositoma serebri dapat terjadi pada semua golongan umur

    dengan usia kasus rata-rata berkisar antara 35-40 tahun. Astrositoma yang

    diferensiasinya baik cenderung pada kelompok usia yang lebih muda;

    sedangkan yang anaplastik lebih sering kelompok usia menengah.

    Predileksi jenis kelamin kasus usia dewasa didominasi oleh laki-laki.

    Durasi gejala astrositoma Grade I rata-rata: 21 bulan sedangkan

    Grade II: 11 bulan. Walaupun sakit kepala dan muntah bukanlah

    merupakan keluhan yang tersering, namun 72% astrositoma serebrum

    mempunyai keluhan ini, dimana 11% diantaranya cenderung melibatkan

    nyeri sebelah saja (75% darinya ipsilateral terhadap tumor). Muntah

    dijumpai pada kira-kira 31% kasus. Gejala awal yang sering adalah kejang

    (40-75%), baik kejang umum maupun fokal. Kejang ini merupakan akibat

    insufisiensi aliran darah yang sesaat menimbulkan elektrik yang

    berlebihan. 19% penderita menunjukkan gejala paresis atau paralisa, 55%

    parese fasial dan 41% parese tungkai.

    Gambaran histopatologi pada low grade astrocytoma adalah

    memiliki gambaran sel multipolar dan multinuklear yang atipik (Gambar

    2.2). Sedangkan, gambaran CT-Scan yang merupakan suatu revolusi

    dalam mendiagnosis astrositoma dengan akurasi 100% pada low grade

    astrocytoma tergambar lesi yang hipodens dengan sedikit atau bahkan

    tidak terdapat massa tumor (Gambar 2.3).

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    11/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 11

    Gradasi Astrositoma :

    GradeI (Astrositoma Pilositik)Tumor ini tumbuh secara lambat dan sering berkista.

    Tumor ini sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda.

    Tumor ini merupakan tumor glial yang tersering pada anak, sekitar

    10% melibatkan bagian serebral dan 85% mengenai serebellum.

    Lokasi yang paling sering dijumpai, pada: nervus optikus, kiasma

    optikum, hipotalamus, ganglia basalis, hemisfer serebri,

    serebellum, dan batang otak. Gambaran histologinya: berupa sel-

    sel bipolar dengan serat Rosenthal dan sel-sel multipolar yang

    Gambar 2.4 Gambaran CT-ScanLow

    Grade Astrocytoma 11

    Gambar 2.3 Gambaran HistopatologiLow Grade Astrocytoma11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    12/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 12

    tampak kehilangan teksturnya dengan mikro kista dan granular

    bodies.

    GradeII (Astrositoma Difus)Karakteristik tumor ini adalah tumbuhnya lambat dan

    menginfiltrasi struktur otak di dekatnya. Sekitar 35% tumor otak

    astrositik adalah jenis ini. Biasanya mengenai orang-orang usia

    dewasa muda dan cenderung untuk menjadi ganas ke arah

    astrositoma anaplastik da glioblastoma. Lokasi tumor ini bisa di

    mana saja, namun paling sering di daerah serebelar.

    Gambaran histopatologis tumor ini berupa fibrilasi yang

    berdiferensiasi baik atau gemistositik neoplastik astrosit. Terdapat

    varian histologis: astrositoma fibrilari, astrositoma gemistositik.

    Grade III (Astrositoma Anaplastik) dan Grade IV(Glioblastoma Multiforme)

    Termasuk astrositoma maligna. Biasanya muncul secara

    sporadik tanpa kecenderungan familial maupun keterlibatan faktor

    lingkungan. Akan tetapi, keduanya dapat menjadi faktor penyulit

    pada beberapa kelainan genetic seperti neurofibromatosis tipe 1

    dan 2, syndrome Li-Fraumeni, dan syndrome Turcot. Gambaran

    mikroskopis tumor ini; tampak adanya peningkatan selularitas,

    nukleus atipik, dan aktifitas mitosis yang meningkat dibandingkan

    dengan astrositoma difus (Grade II). Sedangkan pada glioblastoma

    multiforme, secara mikroskopik akan tampak bersifat anaplastik,

    seluler glioma berdiferensiasi buruk, dan juiga seringkali terlihat

    sel tumor astrosit pleomorfik dengan nukleus atipik dan aktifitas

    mitosis yang tinggi.

    Penanganan astrositoma ditujukan untuk menegakkan diagnose

    pasti dan perbaikan prognosa, mengurangi-pemulihan gejala serta

    memperpanjang harapan hidup. Radioterapi tampaknya cukup berperan

    bagi tumor-tumor ini, dimana banyak peneliti yang mengemukakan

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    13/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 13

    adanya harapan hidup yang lebih panjang pada penderita-penderita tumor

    yang pascabedahnya diberikan radiasi . 1

    Five Year Survival Astrositoma

    Peneliti (+) Radioth/ (-) Radioth/

    Bloom dkk 49% 36%

    Leibel dkk 35% 23%

    Levy & Elvige 36% 26%

    Uihlein dkk 54% 65%

    Contoh kasus: Gambar 2.5 Pasien laki-laki 43 tahun datang dengan

    gejala klinis berupa kejang fokal. Tumor ini sulit direseksi, namun total

    reseksi pun dapat berhasil dilakukan pada pasien ini. Histopatologi tumor

    adalah Astrositoma Grade II. Follow up pasien ini dilakukan dengan

    melihat kemungkinan gejala klinis yang timbul kembali, dan saat itu pula

    radioterapi dapat langsung direncanakan untuk dilaksanakan. 11

    Gambar 2.5 Gambaran MRI T1Axial. Preoperatif dan postoperatif

    pasien Laki-laki, 43 tahun. 11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    14/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 14

    b. Tumor OligodendrogliomaTumor ini banyak ditemukan pada usia dewasa dengan puncak

    insiden antara dekade ke empat dan keenam. Derajat rendah muncul pada

    usia yang sedikit lebih muda. Pada laki-laki sedikit lebih dominan

    dibandingkan wanita. Oligondendroglioma merupakan tumor yang

    pertumbuhan nya lambat dan mungkin hanya menyebabkan kejang. Jika

    lebih ganas (astrositoma anaplastik dan oligodendroglioma anaplastik).

    Bisa menyebabkan kelainan fungsi otak, seperti kelemahan, hilangnya rasa

    dan langkah yang goyah.

    Contoh kasus : Gambar 2.6 Pasien perempuan, 28 tahun. Pasien

    datang dengan keluhan kejang yang sifatnyagrand mal seizure. Dari hasil

    gambaran MRI menunjukkan adanya tumor pada lobus temporal kiri.

    Pasien ini berhasil dilakukan pengangkatan total tumor. Dari hasil

    histopatologi didapatkan gambaran oligodendroglioma. 11

    Gambar 2.6 Gambaran MRI T1Axial. Preoperatif dan postoperatif

    pasien Perempuan, 28 tahun. 11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    15/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 15

    c. Tumor EpendimomaTumor ini merupakan neoplasma glial yang susunannya

    didominasi oleh sel-sel ependim dan mempunyai frekuensi kira-kira 5%

    dari seluruh glioma. Pada ependimoma klasik, secara makroskopisnya

    tumor tampak padat dengan batas yang tegas dan berasal dari lantai

    ventrikel IV. Tumor dapat meluas hingga sudut serebro pontin melalui

    foramen Luscka, sisterna magna, dan foramen magendi.serta dapat

    mencapai batang otak jika sudah melalui foramen magnum. Secara

    histologis akan tampak sel kolumnar uniform dan sel astrosyte like fibriler

    yang membentuk barisan ependimal roossete. Gejala yang ditemukan

    mual, muntah, dan nyeri kepala dengan intensitas yang terasa lebih berat

    di pagi hari, diplopia, ataksia, hemiparesis dan paresis nervus kranialis.

    Pada Gambar 2.7 Dari hasil pemeriksaan CT-Scan dan MRI akan

    tampak kontras mengisi daerah tumor di ventrikel lateral. Pasien didapati

    mengalami hidrosefalus. 12

    Gambar 2.7 Gambaran

    Penumpukan zat Kontras pada

    Tumor di Ventrikel Lateral

    Ependimoma12

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    16/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 16

    2. Tumor Non-Glial Tumor Primitive Neuroektodermal Suratentorial (PNET)

    Tumor embrional maligna yang memiliki diferensiasi yang

    divergen dengan derejat yang bervariasi yang berasal dari matriks

    germinal dariprimitive neural tube.

    Tumor Plexus KhoroideusPleksus khoroid secara embriologis berasal dari lapisan ependimal

    tabung neural. Tumor ini dapat terjadi pada semua kelompok usia

    termasuk bayi. 35-45% usia < 20 tahun dan kasus tertua 74 tahun. Rasio

    pria dan wanita seimbang. Persentasi gejala tumor pleksus khoroid

    biasanya hanya berupa tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial tanpa

    disertai gejala neurologis fokal. Gambar 2.7 Gambaran MRI, pasien

    dengan Keluhan nyeri kepala dan menunjukkan pasien mengalami

    hidrosefalus. Tumor intraventikel IV kadang juga menimbulkan gejala

    nistagmus dan ataksia. Secara makroskopis, permukaan tumor plexus

    khoroideus berwarna kuning kecoklatan, dengan struktur yang tampak

    seperti brokoli dengan batas tegas pada ventrikel, dan disertai adanya

    kalsifikasi. Penanganan tumor ini berupa operasi pengangkatan tumor.

    Gambar 2.8 Gambaran MRIT1Sagital. Postkontras.

    Tumor Plexus Khoroideus. 11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    17/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 17

    MeduloblastomaTumor ini sering terjadi pada anak, dan bahkan merupakan tumor

    primer maligna yang solid dan paling banyak pada anak 30%. Sekitar 75%

    kasus tumor ini terjadi pada anak usia kurang 15 tahun. Sedangkan pada

    orang dewasa, meduloblastoma sangat jarang yaitu sekitar 1%. Di

    Amerika Serikat, insiden tahunan dari tumor ini diperkirakan sekitar 0,5

    setiap 100.000 anak. Tumor ini sebagian besar berasal dari vermis

    serebelar (75%) yang meluas hingga ventrikel IV dan dapat mengisi

    seluruh ventrikel. Sedangkan sekitar 25% terjadi pada bagian lateral

    serebelum. Pada pemeriksaan fisik, dapat dijumpai papiledema, nistagmus,

    dan diplopia akibat paresis nervus IV dan VI. Selain itu, dapat terjadi

    ataksia, disdiadukokinesia, hipotonia, dismetria. Pada bayi, keluhan klinis

    dapat berupa letargi, irritable, dan dapat terjadi makrosefali yang progresif

    dengan fontanella anterior yang membonjol. Durasi rata-rata gejala

    sebelum operasi adalah 4-5 bulan yang kemudian akan secara progresif

    memburuk setelah onset. Penanganan pada tumor ini dapat berupa operasi

    yang dikombinasikan dengan radiasi. Tindakan operasi pengangkatan

    diharapkan minimal dilakukan sampai sumbatan saluran likuor dapat

    lancer kembali. Radioterapi secara bermakna dapat meningkatkan five

    years survivalpenderita.

    Gambar 2.9 Gambaran MRI

    Meduloblastoma di

    Cerebellum 13

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    18/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 18

    2. TUMOR MENINGEAL1. Meningioma

    Tumor jinak yang berasal dari selaput yang membungkus otak

    (meningen), bisa menyebabkan berbagai gejala yang tergantung kepada

    lokasi pertumbuhannya. Para ahli masih belum memastikan apa penyebab

    meningioma, namun beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar

    menyetujui bahwa kromoson yang jelek yang meyebabkan timbulnya

    meningioma. Di antara 40% dan 80% dari meningioma berisi kromosom 22

    yang abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2).

    Tumor ini tumbuhnya lambat sehingga sering gejala klinisnya tidak

    begitu menonjol. Bisa terjadi kelemahan atau mati rasa, kejang, gangguan

    penciuman, penonjolan mata dan gangguan penglihatan. Pada penderita

    lanjut usia bisa menyebabkan hilang ingatan dan kesulitan dalam berfikir,

    mirip dengan yang terjadi pada penyakit Alzheimer.

    Gejala pada pasien meningioma dapat pula spesifik terhadap lokasi tumor :1

    Meningioma falx dan parasagittal : nyeri tungkaiMeningioma Convexitas : kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal,perubahan status mental

    Gambar 2.10 Gambaran Histopatologik Sel Rosettepseudorosette pada pasien

    dengan Meduloblastoma13

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    19/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 19

    Meningioma Sphenoid : kurangnya sensibilitas wajah, gangguanlapangan pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.

    Meningioma Olfactorius : kurangnya kepekaan penciuman, masalahvisus.

    Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, danspasme otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan,

    gangguan gaya berjalan,

    Meningioma suprasellar : pembengkakan diskus optikus, masalah visusSpinal meningioma : nyeri punggung, nyeri dada dan lenganMeningioma Intraorbital : penurunan visus, penonjolan bola mataMeningioma Intraventrikular : perubahan mental, sakit kepala, pusing

    Terapi operatif radikal yang maksimal merupakan penanganan

    terpilih untuk tumor ini, peranan radiasi untuk meningioma yang tidak

    berhasil diangkat seluruhnya masih belum terlalu jelas, mengingat secara

    umum meningioma merupakan tumor yang relatif radioresisten. Pada

    umumnya prognosa meningioma adalah baik, karena pengangkatan tumor

    yang sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen. Pada

    orang dewasa snrvivalnya relatif lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak,

    dilaporkan survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih

    agresif, perubahan menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi

    sangat besar. Pada penyelidikan pengarang-pengarang barat lebih dari 10%

    meningioma akan mengalami keganasan dan kekambuhannya tinggi.1

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    20/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 20

    2. HemangioperisitomaTumor ini termasuk golongan tumor yang vaskuler, dengan terapi

    definitifnya adalah reseksi. Seperti pada meningioma, peranan angiografi

    dan embolisasi juga diharapkan akan meningatkan efektifitas dankeamanann dari reseksi yang dilakukan.

    3. TUMOR SELLA1. Kraniofaringioma

    Termasuk jenis tumor yang tumbuh lambat dan merupakan tumor

    epithelial jinak region sellar. Secara embriologi, tumor ini berasal dari sisa

    Gambar 2.11 Gambaran CT-

    Scan venogrampotongan

    koronal Meningioma di Sinus

    Sagitalis Superior11

    Gambar 2.12 Gambaran

    Tekhnik pengangkatan

    Meningioma11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    21/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 21

    sel epitel squamosa duktus kraniofaringeal. Pada minggu keempat gestasi,

    divertikulum stomadeum yang berasal dari atap kavum oral akan

    membentuk kantung rathke (Rathke Pouche) yang akan bermigrasi kea rah

    cranial membentuk vesikel Rathke dan bersatu dengan infundibulum.

    Vesikel Rathke ini akan membentuk adenohipofisis yang terdiri dari pars

    distalasis, tuberalis, dan intermedia pada jalur sepanjang lintasan

    migrasinya akan terbentuk duktus kraniofaringeal.

    2. Adenoma HipofisisTumor ini cukup banyak ditemukan. Bahkan ada yang menyatakan

    sebagai jenis tumor ketiga terbanyak setelah glioma dan mengioma.

    Beberapa literature menyebutkan tumor ini merupakan 10-15% dari tumor

    primer intrakranial. Insiden pertahunnya sekitar 0,5-8,2% per 100.000

    individu dengan perbandingan kejadian pada pria dan wanita yang tidak

    berbeda.

    Kelenjar hipofisis merupakan organ yang berada dalam fossa

    hiposfisis atau sela tursika, dan mempunyai berat sekitar 0,5 gr. Organ ini

    terdiri dari dua bagian yang berasal dari sel embrional yang berbeda, yaitu

    Gambar 2.13 Gambaran MRI T1Postkontras Potongan Koronal (A) dan

    Sagital (B) Tumor Kistik Selar dan Supraselar Kraniofaringioma. Pasien

    mengalami penurunan penglihatan 11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    22/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 22

    adenohipofisis yang merupakan lobus anterior kelenjar hipofisis, yang

    berasal dari kantung Rathke; lobus posteriornya, neurohipofisis yang

    berasal dari hipothalamus ventral.

    Tanda dan gejala klinis yang tampil pada penderita adenoma hipofise

    diakibatkan oleh hipersekresi atau hiposekresi satu atau beberapa hormone

    hipofise. Keluhan gangguan penglihatan perlahan dan nyeri kepala pada

    20% penderita. Penanganan adenoma pituitari mempunyai tujuan: (1)

    dekompresi struktur saraf khususnya traktus penglihatan dan (2) restorasi

    sekresi hormonal yang normal.

    Contoh kasus : Perempuan, 54 tahun dengan multinodular goiter.

    Pasien didapati mengalami akromegali karena terjadi peningkatan IGF

    level 1 (Insulin like Growth Factor). Gambaran MRI postkontras Potongan

    Koronal pada sella tursika menunjukkan area hipointensitas dengan

    adenoma ptuitari, yang mana dapat dilakukan operatif trans sphenoid.11

    Gambar 2.14 Gambaran Adenoma HipofisePasien Perempuan 54

    tahun dengan multinodular goiter11

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    23/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 23

    Gambar 2.16 Gigantisme pada

    Seorang Penderita Tumor

    Adenoma Hipofise

    Gambar 2.15 Akromegali pada Seorang Penderita Tumor

    Adenoma Hipofise

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    24/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 24

    2.5 Tingkah Laku Biologis dan Keganasan Tumor OtakKeganasan tumor otak yang memberikan implikasi pada prognosisnya

    didasari oleh morfologi sitologi tumor dan konsekuensi klinis yang berkaitan

    dengan tingkah laku biologis. Sifat-sifat keganasan otak secara klasik didasari

    oleh hasil evaluasi morfologi makroskopis dan histologis neoplasma,

    dikelompokan atas kategori-kategori:

    1. Benigna (jinak) dimana morfologi tumor tersebut makroskopismenunjukkan batas yang jelas, tidak infiltratif dan hanya mendesak organ-

    organ sekitarnya. Di samping itu, biasanya juga dijumpai adanya

    pembentukan kapsul serta tidak adanya metastasis maupun rekurensi

    setelah dilakukan pengangkatan total. Tampilan histologisnya

    menunjukkan struktur sel yang regular, pertumbuhan lambat tanpa mitosis,

    densitas sel yang rendah dengan diferensiasi struktur yang jelas

    parenkhim, stroma yang tersusun teratur tanpa adanya formasi yang baru.

    2. Maligna (ganas), ditandai oleh tampilan makroskopis yang infiltrativeatau ekspansi destruktif tanpa batas yang jelas, tumbuh cepat serta

    cenderung membentuk metastasis dan rekurensi pasca-pengangkatan total.

    Gambaran histologis menunjukkan meningkatnya selularitas,

    pleomorfisme walaupun susunan sel dan jaringannya masih baik,

    diferensiasi sel kurang begitu jelas , disporporsi rasio nukleus terhadap

    sitoplasma, multinukleus, formasi sel-sel raksasa, tumbuh cepat dengan

    mitosis yang banyak, area nekrosis, pertumbuhan patologis dan

    neoformasi terutama seperti bentuk-bentuk fistula atau sinusoidal (pintas

    arteri-vena). 1

    2.6 Manifestasi Klinis Tumor OtakPerubahan pada parenkhim intrakranial baik difus maupun regional akan

    menampilkan gejala dan tanda gangguan neurologis sehubungan dengan

    gangguan pada nukleus spesifik tertentu atau serabut traktus pada tingkat

    neurofisiologi dan neuroanatomi tertentu seperti gejala-gejala: kelumpuhan,

    gangguan mental, gangguan endokrin, dan sebagainya. Persentasi klinis sering

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    25/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 25

    kali dapat mengarahkan perkiraan kemungkinan lokasi tumor otak. Secara umum

    persentasi klinis pada kebanyakan kasus tumor otak merupakan manifestasi dari

    peninggian tekanan intrakranial; namun sebaliknya gejala neurologis yang bersifat

    progresif, walaupun tidak jelas ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial,

    perlu dicurigai adanya tumor otak. 1,2

    Tekanan Tinggi Intrakranial

    Trias gejala klasik dari sindroma tekanan tinggi intrakranial adalah: nyeri

    kepala, muntah proyekil, danpapiledema. Keluhan nyeri kepala disini cenderung

    bersifat intermittent, tumpul, berdenyut dan tidak begitu hebat terutama di pagi

    hari karena selama tidur malam PCO2 serebral meningkat sehingga

    mengakibatkan peningkatan CBF (Cerebral Blood Flow) dan dengan demikian

    mempertinggi tekanan intrakranial. Juga lonjakan sejenak seperti karena batuk,

    mengejan atau berbangkis memperberat nyeri kepala. Nyeri dirasa berlokasi di

    sekitar daerah frontal atau oksipital. Penderita sering kali disertai muntah yang

    menyemprot (proyektil) dan tidak didahului oleh mual. Hal ini terjadi oleh

    karena tekanan Intrakranial yang menjadi lebih tinggi selama tidur malam, akibat

    PCO2 serebral meningkat. Tumor otak pada bayi yang menyumbat aliran likuor

    serebrospinal sering kali ditampilkan dengan pembesaran lingkar kepala yang

    progresif dan ubun-ubun besar yang menonjol; sedangkan pada anak-anak yang

    lebih besar di mana suturanya relative sudah merapat, biasanya gejala papiledema

    terjadi lebih menonjol. Papiledema dapat timbul pada tekanan intrakranial yang

    meninggi atau akibat penekanan pada nervus optikus oleh tumor secara langsung.

    Papiledema memperlihatkan kongesti venosa yang jelas, dengan papil yang

    berwarna merah tua dan perdarahan-perdarahan di sekitarnya. 1,2

    Teori mekanisme peninggian tekanan intrakranial, pada tumor otak:

    1. Karena adanya obstruksi pada system ventrikel sehingga menghalangiliquor cerebrospinalis,

    2. Adanya massa tumor yang membesar, padahal kapasitas tengkorakterbatas untuk otak dan liquor saja,

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    26/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 26

    3. Tenaga penyerapan terhadap liquor cerebrospinal terganggu,4. Karena adanya obstruksi pada system vena, sehingga aliran darah yang

    kembali ke vena terhalang,

    5. Karena tumor sendiri merupakan stimulasi produksi liquorcerebrospinalis, sehingga terjadi produksi yang berlebihan, seperti

    pada papiloma plexus.

    Kejang

    Gejala kejang pada tumor otak khususnya di daerah supratentorial dapat

    berupa kejang umum, psikomotor ataupun kejang fokal. Kejang dapat merupakan

    gejala awal yang tunggal dari neoplasma hemisfer otak dan menetap untuk

    beberapa lama sampai gejala lainnya timbul. 1,2

    Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

    Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun Mengalami post iktal paralisis Mengalami status epilepsi Resisten terhadap obat-obat epilepsi Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien

    dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada

    glioblastoma.

    Perdarahan Intrakranial

    Bukanlah suatu hal yang jarang bahwa tumor otak diawali dengan

    perdarahan intrakranial-subarakhnoid, intraventrikuler atau intraserebral. 1,2

    Gejala Disfungsi Umum

    Abnormalitas umum dari fungsi serebrum bervariasi mulai dari gangguan

    fungsi intelektual yang tak begitu hebat sampai dengan koma. Penyebab umum

    dari disfungsi serebral ini adalah tekanan intrakranial yang meninggi dan

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    27/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 27

    pergeseran otak akibat gumpalan tumor dan edema perifokal di sekitarnya atau

    hidrosefalus sekunder yang terjadi. 1,2

    Gejala Neurologis Fokal

    Perubahan personalitas atau gangguan mentalbiasanya menyertai tumor-

    tumor yang terletak di daerah frontal, temporal, dan hipotalamus, sehingga sering

    kali penderiita-penderita tersebut diduga sebagai penyakit nonorganik atau

    fungsionil. Gejala afasia agak jarang dijumpai, terutama pada tumor yang berada

    di hemisfer kiri (dominan). Tumor-tumor daerah supraselar, nervus optikus dan

    hpotalamus dapat mengganggu akuitas visus. Kelumpuhan saraf okulomotorius

    merupakan tampilan khas dari tumor-tumor paraselar, dan dengan adanya tekanan

    intracranial yang meninggi kerap disertai dengan kelumpuhan saraf abdusens.

    Nistagmus biasanya timbul pada tumor-tumor fosa posterior; sedangkan tumor-

    tumor supraselar atau paraselar kadang (jarang sekali) menyebabkan

    gejalapatognomonik berupa nistagmus gergaji (seesaw nystagmus); gerakan

    mata diskonjugat, ventrikal dan rotasional di mana masing-masing mata geraknya

    saling berlawanan. Kelemahan wajah dan hemiparesis yang berkaitan dengan

    gangguan sensorik serta kadang ada efek visual merupakan refleksi kerusakan

    yang melibatkan kapsula interna atau korteks yang terkait. Ataksia trukaladalah

    pertanda suatu tumor fosa posterior yang terletak di garis tengah. Gangguan

    endokrin menunjukkan adanya kelainan pada hipotalamus-hipofise. 1,2

    2.7 Pemeriksaan Penunjang Tumor OtakPemeriksaan sken magnet (MRI) dan sken tomografi computer merupakan

    pemeriksaan terpilih untuk mendeteksi adanya tumor-tumor intrakranial. Dalam

    hal ini dapat diketahuisecara terperinci letak lokasi tumor dan pengaruhnya

    terhadap jaringan sekitarnya, bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat pula diduga

    jenisnya dengan akurasi yang hamper tepat. Pemeriksaan konvensional seperti:

    foto polos kepala, EEG, ekhoensefalografi, dan pemeriksaan penunjang diagnostic

    yang invasive seperti: angiografi serebral, pneumoensefalografi sudah jarang

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    28/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 28

    diterapkan, kecuali pada keadaan-keadaan darurat dengan Kendala fasilitas

    pemeriksaan mutakhir di atas tidak ada atau sebagai pembantu perencanaan teknik

    pembedahan otak. 1,2

    2.8 Jenis Tumor Otak pada Lokasi Spesifik1,7,8 Tumor pada Sistem Ventrikel

    Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan

    kepalamenimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi

    peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasien dapat tiba-tiba nyeri

    kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran.

    Masing-masing ventrikel mempunyai kecenderungan sebagai

    predileksi tumor jenis tertentu. Jenis tumor yang sering dijumpai pada

    ventrikel lateral adalah Ependimoma (berasal dari ependim), Papiloma

    (berasal dari pleksus khoroideus) dan tumor-tumor kongenital/embrional

    (epidermoid, teratoma, oligodendroglioma). Ventrikel III (diensefalon)

    biasanya merupakan predileksi lokasi bagi tumor-tumor: ependimoma,

    kraniofaringioma, dan kista koloid; sedangkan di bagian belakang

    ventrikel III kerap merupakan predileksi bagi pinealoma, ependimoma,

    papiloma atau meningioma. Tumor ventrikel IV umumnya melibatkan

    usia anak-anak dengan jenis tumor: ependimoma, papiloma,

    medulloblastoma, menigioma, atau epidermoid.

    Tumor pada Daerah TalamusTumor di lokasi ini berjumlah sekitar 1-2% dari seluruh tumor otak.

    Jenis yang sering dijumpai adalah astrositoma, glioblastoma, dan

    ependimoma, yang presentasi klinisnya merupakan gejala peninggian

    tekanan intracranial yang disertai dengan gejala thalamus. Tindakan

    operatif umumnya hanya dilakukan dekompresi, kecuali untuk kista

    koloid atau tumor noninfiltratif.

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    29/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 29

    Tumor pada Khiasma/Sella TursikaLesi masa pada daerah sella dan parasellar dapat dicurigai sebagai

    tumor jenis: adenoma hipofise/pituitary, kraniofaringioma,

    meningioma, glioma optic, epidermoid, pinealoma ektopik, atau

    arakhnoiditis opto-khiasmatika.

    Tumor pada daerah Pineal/EpifiseTumor yang paling sering dijumpai pada daerah ini adalah pinealoma.

    Di samping itu jenis lainnya adalah: teratoma, ependimoma,astrositoma, glioblastoma, dan sebagainya. Gejala klinis yang menonjol

    adalh peninggian tekanan intrakranial, tanda Perinaud, fenomena Bell,

    fenomena Puppenkoft (Dolls eye test), pupil Argyl Robertson,pubertas

    prekoks, diabetes insipidus dan gejala-gejala serebelar lainnya.

    Tumor Batang OtakTumor yang terletak di daerah ganglia basalis ( korpus striatum,

    nukleus kaudatus, nucleus lentiformis, putamen dan globus palidus),

    mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Jenis-jenis tumor ini antara

    lain: astrositoma, glioblaastoma, ependimoma, metastasis, khordoma,

    dan sebagainya. Biasanya kasus tumor di daerah ini tampir dengan

    kesadaran menurun, gangguan N.III, sindrom Weber, Sindrome Benedict

    dan Sindrome Claude. Ekstensi tumoe ke daerah medulla oblongata akan

    menimbulkan hangguan menelan, gangguan bicara, paralisa lidah

    (sindrome Avelli, sindrome Jackson).

    Tumor Daerah SerebelumUmumnya tumor daerah ini menimbulkan suatu obstruksi langsung

    aliran likuor di akuaduktus sehingga gejala peninggian tekanan

    intrakranial menjadi amat prominen. Bahaya herniasi serebelar yang

    mengancam merupakan suatu indikasi tindakan operasi yang segera. Jenis

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    30/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 30

    tumor yang sering dijumpai adalah: meduloblastoma, astrositoma, dan

    hemangioblastoma.

    Tumor Sudut Serebelo-PontinBiasanya keluhan yang menonjol adalah gangguan N.V, N.VII, N. VI.

    Jenis yang tersering adalah neurinoma akustik (90%) disusul oleh jenis

    lainnya seperti: meningioma, epidermoid, glioma, dan papiloma.

    Tumor Kongenital

    Tumor ini merupakan tumor yang tumbuh dari sisa-sisa jaringan

    embrional, yaitu: kraniofaringioma, khordoma (berasal dari notochord),

    tumor pearly (Perlee/epidermoida/Kholesteatoma yang berasal dari

    ectoderm), dermoid, dan teratoma.

    Tumor Metastatik pada OtakBerjumlah 4,2%-10% dari seluruh tumor otak. Fokus primer yang

    tersering dari adalah tumor paru (karsinooma bronkhogenik), tiroid,

    payudara, ginjal, kulit, prostat, nasofaring, usus, leukemia, dan lainnya.

    Kebanyakan tumor metastasis ditampilkan sebagai lesi masa intrakranial

    yang multiple, dan merupakan suatu refleksi dari stadium terminal suatu

    keganasan.

    Gambar 2.17 Gambaran MRI

    Postkontras Potongan

    aksial Pasien dengan Tumor

    Metastasis dariRenal Cell

    Carcinoma

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    31/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 31

    2.9 Diagnosis Tumor OtakAnamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

    Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor otak

    adalah dengan mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya, lokasinya,

    batasnya, hubungannya dengan sistem ventrikel, dan hubungannya dengan

    struktur vital otak misalnya; sirrkulus willisi dan hipotalamus. Selain itu, juga

    diperlukan periksaan radiologis canggih yang invasive maupun non invasive.

    Pemeriksaan non invasive mencakup CT-Scan dan MRI bila perlu diberikan

    kontras agar dapat mengetahui batas-batas tumor. Pemeriksaan invasif seperti

    angiografi serebral yang dapat memberikan gambaran sistem pendarahan tumor,

    dan hubungannya dengan sistem pembuluh darah sirkulus willisi.

    -Penegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak

    yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti. Dari

    anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang

    mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya; ada

    tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik

    neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit

    lapangan pandang. 4,5

    Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang

    spesifik untuk memperkuat diagnosa dan mengetahui letak tumor.

    Elektroensefalografi (EEG) Foto polos kepala Arteriografi Magnetic Resonance Imaging (MRI) Computerized Tomografi (CT Scan)

    CT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi pasen

    yang diduga menderita tumor otak. Sensitifitas CT Scan untuk mendeteksi tumor

    yang berpenampang kurang dari 1 cm dan terletak pada basis kranil. Gambaran

    CT Scan pada tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa

    yang mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi

    jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    32/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 32

    kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya

    karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata

    bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras.

    Penilaian CT Scan pada tumor otak:

    Tanda proses desak ruang:

    Pendorongan struktur garis tengah otak Penekanan dan perubahan bentuk ventrikel Kelainan densitas pada lesi:

    Hipodens Hiperdens atau kombinasi

    Kalsifikasi, perdarahan Edema perifokal

    2.10 Diagnosis Banding Tumor Otak6Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan

    intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap

    proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar

    membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :

    Abses intraserebralAbses pada umumnya terjadi akibat masuknya organisme ke dalam

    susunan saraf pusat akibat trauma kepala, prosedur operasi, atau melalui

    proses penyebaran langsung atau metastasis dari fokus-fokus infeksi.1

    Gambar 2.18 Gambaran

    Abses Serebri

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    33/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 33

    Epidural hematom (EDH)Epidural Hematome merupakan salah satu perdarahan intrakranial akibat

    terjadinya trauma. Pada EDH ini terjadi disrupsi vaskuler duramater atau

    pembuluh-pembuluh darah tulang timbul oleh karena adanya fraktur

    tulang atau deformitas tengkorak yang diakibatkan oleh suatu benturan.

    Gambaran EDH akut pada MRI berupa lesi berbentuk bikonveks atau

    lentiformis yang hipointens pada T1 dan hipointens pada T2 (sesuai

    gambaran bekuan darah segar), sedangkan EDH subakut dan kronik akan

    memberikan gambaran hiperintens T1 (karena adanya met Hb dan

    degradasi besi). 1

    2.11 Penanganan Tumor OtakPemilihan tindakan penanganan yang dapat dilakukan pada penderita

    tumor otak tergantung dari beberapa faktor, antara lain :9

    Kondisi umum penderita Tersedianya alat yang lengkap Pengertian penderita dan keluarga Luasnya metastasis

    Gambar 2.10 CT-ScanEpidural Hematome pada

    Anak Laki-laki 10 tahun

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    34/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 34

    Adapun terapi dan modalitas penanganan terhadap tumor otak mencakup

    tindakan-tindakan:

    Terapi KortikosteroidBiasanya deksametason diberikan 4 20 mg intravena setiap 6 jam untuk

    mengatasi edema vasogenik (akibat tumor) yang menyebabkan TTIK.

    Peranan nya masih kontroversial dalam terapi TTIK. Beberapa efek

    samping yang dapat timbul adalah berkaitan dengan penggunaan steroid

    lama seperti: penurunan kekebalan, supresi adrenal, hiperglikemia,

    hipokalemia, alkalosis metabolic, retensi cairan, penyembuhan luka yang

    terlambat, psikosis, miopatia, ulserasi lambung, dan hipertensi. 1

    Terapi operatifTindakan yang bertujuan untuk mendapatkan diagnosa pasti dan

    dekompresi internal, mengingat bahwa obat-obatan antiedema otak tidak

    dapat diberikan secara terus-menerus. Persiapan prabedah, penanganan

    pembiusan, teknik operasi dan penanganan pascabedah sangat berperan

    penting dalam menentukan keberhasilan penanganan operatif terhadap

    tumor otak.

    Terapi konservatifo Radioterapi

    Tindakan ini untuk tumor-tumor susunan saraf pusat kebanyakan

    menggunakan sinar X dan sinar Gamma, disamping juga radiasi

    lainnya seperti: proton, partikel alfa, neutron, dan pimeson.

    Keberhasilan terapi radiasi pada tumor ganas otak diperankan oleh

    beberapa faktor:

    1. Terapi yang baik dan tidak melukai struktur kritis lainnya2. Sensitivitas sel tumor dengan sel normal3. Tipe sel yang disinar4. Metastasis yang ada5. Kemampuan sel normal untuk repopulasi, dan6. Restrukturisasi dan reparasi sel kanker sewaktu interval

    antarfraksi radiasi.

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    35/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 35

    o KemoterapiPeranan kemoterapi tunggal untuk tumor ganas otak masih belum

    mempunyai nilai keberhasilan yang bermakna sekali. Saat ini yang

    menjadi titik pusat perhatian modalitas terapi ini adalah tumor-

    tumor otak jenis astrositoma (Grade III dan IV) glioblastoma dan

    astrositoma anaplastik beserta variannya. Ada beberapa obat

    kemoterapi untuk tumor ganas otak yang saat ini beredar di

    kalangan medis yaitu: HU (hidroksiurea), 5-FU (5-Fluorourasil),

    PCV (prokarbazin, CCNU, Vincristine), Nitrous Urea (PCNU,

    BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX (metotrksat), DAG

    (dianhidrogalaktitol) dan sebagainya. Potensi kemoterapi pada

    susunan saraf di samping didasarkan oleh farmakologi sendiri juga

    perlu dipertimbangkan aspek farmakokinetiknya (transportasi obat

    mencapai target) mengingat adanya sawar darah otak. Pemberian

    kemoterapi dapat dilakukan melalui intra-arterial (infuse, perfusi),

    melalui intratekal/intraventrikuler (punksi lumbal, punksi sisterna,

    via pudentz/omyama reservoir); atau intra tumoral.1

    o ImmunoterapiYang mendasari modalitas terapi ini adalah anggapan bahwa

    tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan fungsi

    immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan melakukan

    restorasi sistem imun dapat menekan dapat menekan pertumbuhan

    tumor. 1

    2.12 Prognosis Tumor OtakPrognosis tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-

    negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui

    pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5

    years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahaun (10 years

    survival) berkisar 30-40%.1,4

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    36/37

    *CRS 13* Tumor Otak* Keep Fighting!^_^ 36

    BAB III

    KESIMPULAN

    Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)

    ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra

    cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Penyebab tumor otak

    hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak

    penyelidikan yang dilakukan.

    Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara

    klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,

    karena gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan

    tumbuhnya, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke

    jaringan otak. Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan

    cerebral umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial

    dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan radiologi, dalam hal

    ini CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor

    otak benigna atau maligna dengan pemeriksaan patologi anatomi.

  • 7/22/2019 Bab i, II, III Tumor Otak

    37/37

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Satyanegara. Tumor Otak. Dalam: ilmu bedah saraf. Listiono, L.Djoko,editor. Edisi ke-tiga. Jakarta: Gramedia pustaka utama; 1980. hal. 115;

    126; 20749.

    2. Mardjono, Mahar. Proses neoplasmatik di susunan saraf. Dalam: neurologiklinis dasar. Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2008. hal. 390402.

    3. Berttolone SJ. Tumor of the central nervous system concepts in cancermedicine. 1982:64959.

    4. Hakim A.A. Tindakan Bedah pada Tumor Cerebellopontine Angle,Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No 3; 2005.

    5. Adams and Victors. Intracranial Neoplasms and Paraneoplastic Disordersin Manual of edisi 7, McGraw Hill, New York, 2002 : 25863.

    6. Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I. Yogyakarta; GajahMada University Press; 1999. hal: 2017.

    7. Lindsay, Kenneth W. Neurology and neurosurgery illustrated. Edinburgh2nd ed. London: Churchill Livingstone. 1991. p. 292340.

    8. Bernstein, Mark. Neuro-oncology the essentials. Thieme MedicalPublisher; 2000. p. 30299.

    9. Black PB. Brain tumor, review article. The NEJM. 1991 (324):1471-210.Snell, Richard S. Neuroanatomi klinik. Jakarta: EGC; 2007.11.Demonte Franco, dkk. Tumors of the brain and spine. Texas: The

    University of Texas M. D Anderson Cancer Center; 2007.

    12.Kaye, Andrew H. Essential Neurosurgery. Third Ed. Australia: BlackwellPublishing; 2005.

    13.MacDonal, Tobey. Pediatric Medulloblastoma (serial online) 2012 March1st (diakses 21 Juli 2012). Diunduh dari: URL :

    http://emedicine.medscape.com/article/987886-overview.

    http://emedicine.medscape.com/article/987886-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/987886-overview