its undergraduate 17325 4206100032 paper 2

Upload: sidikprabowo

Post on 26-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    1/7

    Analisa Keselamatan Awak Kapal Berdasarkan Konsep The Maritime Labour Convention (MLC) 2006

    di Rute Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk

    Ivan Nathanael*, Raja Oloan Saut Gurning**, Trika Pitana***Department of Marine Engineering, Faculty of Marine Technology, Sepuluh Nopember Institute of Technology

    *email :[email protected]

    **email :[email protected]

    ***email :[email protected]

    ABSTRACT

    There are so many accidents in sea,one of location is in

    Ketapang Gilimanuk, especially ferry ships. Ferry ship accidents

    are caused by bad weather, traffic crossing, crew fatigue, and age

    of ship. In this study, Interviews and questionnaires for crew who

    have experience to navigate from BP2IP and Ketapang

    Gilimanuk ferry crews are used. Slovin method is used to

    determined minimum sample. Questionnaire that have been

    developed is used to determine the factors that affect safety and

    performance of ferry crew. AHP is used to get the highest criteria

    and subcriteria that cause low safety performance of crew. The

    highest criteria is crews fatigue. Result of research purpose for

    new plan of shift work,by considering MLC and STCW95. The

    provisions of a new shift work design are three-day shift rotation,

    shift work for 12 hours, and the addition of holiday being of a

    six-day holiday.

    KEY WORDS:AHP,Shift Work,MLC

    PENDAHULUAN

    Kapal Ferry adalah Kapal laut yang digunakan sebagai sarana

    transportasi angkutan laut.Saat ini cukup banyak kapal yang mengalami

    kecelakaan di laut. Cuaca yang buruk,lalu lintas penyeberangan yang

    begitu padat,visibilitas yang sangat kurang di malam hari, serta umurkapal yang sangat tua berkontribusi untuk kecelakaan kapal sehingga

    pekerjaan menjadi pelaut merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi

    dan sangat berbahaya. Selain itu, faktor kebisingan dan getaran juga

    sangatlah berpengaruh menjadi penyebab bahaya pada awak kapal,

    karena kapal adalah tempat untuk bekerja dalam waktu yang tidak

    sebentar (Tomaszunas,1999). Menurut laporan yang ada, kecelakaan

    kerja pada pelaut lebih banyak daripada orang yang ada di darat

    (Roberts dan Hansen, 2002 )

    Tingginya kasus kecelakaan transportasi laut yang ada di Indonesia

    yang terjadi selama ini harus menjadi perhatian semua pihak yang

    terkait, baik pemilik kapal, pemerintah, instansi yang terkait dan

    masyarakat yang berperan aktif dalam menanggulangi hal tersebut.

    Berdasarkan laporan akhir antara Pejabat Pembuat Komite Nasional

    Keselamatan Transportasi dengan Direktur PT. Trans Asia Consultans

    Nomor 002/STD/KNTR/KNKT/IV/09 tanggal 16 April 2009 tentang

    Pekerjaan Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun

    2003 2008, Jumlah kecelakaan kapal pelayaran di Indonesia cukup

    memprihatinkan, terutama selama periode 2003-2008, dengan

    terjadinya 691 kasus kecelakaan. Pada tahun 2003 tercatat 71 peristiwa

    kecelakaan, tahun 2004: 79 kecelakaan, 2005: 125 kecelakaan, Laporan

    Akhir Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun

    2003 200842 2006: 119 kecelakaan, 2007: 159 kecelakaan dan pada

    tahun 2008 terjadi 138 kasus kecelakaan, rata-rata kenaikan selama 6

    tahun terakhir adalah 17%. Jenis kecelakaan yang terjadi rata-rata

    selama 6 tahun (2003-2008) adalah tenggelam (37%), kandas (13%),

    tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya (17%).

    Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23%kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya.

    Gambar 1 Persentase Kecelakaan Laut berdasarkan faktor penyebab (2003-2008)

    PT X merupakan salah satu perusahaan ternama yang bergerak di bidang

    transportasi laut di Indonesia. Dengan menyandang nama besarnya serta

    pengalaman berpuluh tahun, Perusahaan ini ingin selalu memberikan

    pelayanan yang terbaik bagi customer. Mereka melayani jalur laut

    penyeberangan dalam negeri. Berdasarkan Konvensi International STCW

    (Standard TrainningCertification Watchkeeping for Seafarer) Code78

    Amendemen95 yang ingin mengoptimalkan keselamatan pada awak kapal di

    laut, Perusahaan ini harus memberikan perhatian yang lebih besar pada

    potensi bahaya yang mengancam kelancaran kerja yang sedang berlangsung,

    yaitu gangguan kesehatan pada awak kapal dan rawannya tingkat stress dan

    kelelahan yang ditimbulkan yang bisa memperbesar resiko terjadinya

    kecelakaan dilaut. Sangat banyak faktor-faktor psikologi yang menyebabkan

    kecelakaan manusia. Pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendesain shift

    kerja dan mencari penyebab faktor apa yang memiliki dampak cukup tinggipada awak kapal dengan menggunakan kuesioner dan metode analytical

    hierarchy process (AHP) untuk mengetahui faktor yang berpotensi

    mempengaruhi kinerja awak kapal dimana hal ini akan berpengaruh dalam

    dasar untuk merancang shift kerja yang baru. Shift kerja ini diharapkan

    mampu mengoptimalkan keselamatan awak kapal.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Untuk Kapal ferry penyeberangan di Gilimanuk bila memiliki GT 500, makaawak kapal yang di butuhkan untuk 1 kapal nya adalah : 1 orang Nahkoda(ANT IV),2 orang mualim (ANT V),1 orang operator radio (sertifikat ORU),1orang juru mudi,dan 1 orang koki,sedangkan untuk kamar mesin denganpenggerak kurang dari 750 KW adalah 7( tujuh ) orang dengan rincian sebagaiberikut : 1 orang Kepala Kamar Mesin (ATT V), 1 orang masinis II (ATT V), 1orang masinis (ATT V),1 orang mandor mesin dan 3 orang juru minyak.

    Populasi adalah kumpulan atau keseluruhan anggota dari obyek penelitian danmemenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Padapopulasi ini,kelebihan dari penelitian yang melibatkan keseluruhan membuatdata dijamin lebih lengkap dan pengambilan kesimpulan lebih akurat .Akantetapi,membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu). Sampeladalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Ronald (1995)mendefinisikan sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi. Bilapopulasi besar dan tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,maka dapat digunakan sampel. Pengambilan sampel ini sangat berguna karenalebih hemat waktu,tenaga, dan biaya.Pada penelitian ini, penulis menentukan jumlah sampel berdasarkan Slovin,yaitu :

    (2.1)

    (Sumber : Umar,2004)

    Dimana,

    n = Jumlah sampel yang akan digunakan

    N = Jumlah populasie = nilai error

    Teknis

    23%

    Lain-lain

    2%

    Manusia

    37%

    Alam

    38%

    Persentase kecelakaan lautTeknis

    Lain-lain

    Manusia

    Alam

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    2/7

    Penelitian ini menggunakan metode kuesioner.Kuesioner disebarkan

    kepada awak kapal,maka akan diperoleh faktor apa saja yang menjadi

    penyebab turunnya performance pada awak kapal.Berdasarkan datadiatas,di gunakan AHP untuk mencari kriteria dan subkriteria.Analitic

    Hierarchy Process (AHP) ini diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty

    pada periode 1971-1975.AHP merupakan suatu metode untuk

    membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan denganmenggunakan beberapa kriteria (multi kriteria).Menurut Latifah (2005)

    Pada dasarnya,AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran

    Karena sifatnya yang multi kriteria, AHP banyak digunakan dalam

    penyusunan prioritas. Hierarki masalah disusun untuk membantuproses pengambilan keputusan yang memperhatikan seluruh elemen

    keputusan yang terlibat dalam sistem. Sebagian besar masalah menjadisulit untuk diselesaikan karena proses pemecahannya dilakukan tanpa

    melihat masalah tersebut sebagai suatu sistem dengan suatu struktur

    tertentu. Suatu hierarki dalam AHP merupakan kumpulan

    elemen-elemen yang tersusun dalam beberapa tingkat, dimana tiaptingkat mencakup beberapa elemen yang homogen. Sebuah elemen

    menjadi kriteria dan patokan pembentukan elemen-elemen yang berada

    dibawah menunjukan sebuah hierarki keputusan.Expert Choiceadalah

    sebuah aplikasi yang khusus digunakan sebagai alat bantuimplementasi model-model dalamDecision Support System(DSS) atau

    lebih dikenal dengan sebutan sistem penunjang keputusan. Perhitungan

    matrik perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix)

    dilakukan dengan menggunakan programExpert Choice, dimana inputdata berdasarkan responden dengan cara memberikan penilaian antar

    kriteria. Pengukuran utama yang diambil oleh industri terhadap

    kelelahan antara awak kapal telah mengenalkan regulasi tentang

    batasan jam kerja dan waktu istirahat.Indonesia sendiri kurang dalampendekatan holistik dalam menangani penyebab kelelahan.Pada

    konvensi internasional pertama yang berhubungan dengan jam kerja

    dari pelaut adalah ILO konvensi 109 (1958) tentang Upah,Jam

    kerja,dan awak kapal (laut).Tetapi hasilnya nihil karena hanya ada 15negara yang meratifikasi peraturan tersebut ( Reyner ,2000).ILO adalah

    badan yang mengatur standar kerja yang juga membawahi MLC

    sebagai badan yang mengatur standar kerja di dunia kemaritiman.Pada

    MLC ada ketentuan-ketentuan yang sangat penting diantaranya:

    1. Usia minimum

    pada konvensi ini usia minimum adalah 16 tahun,Jika dibawahitu tidak ada orang yang dipekerjakan pada sebuah

    kapal.Untuk jam malam,kerja awak kapal di bawah usia 18

    tahun tidak diperbolehkan.2. Sertifikat Kesehatan

    Daftar sertifikat kesehatan harus menyatakan secara khususbahwa pendengaran dan penglihatan dari awak kapal yang

    bersangkutan dan penglihatan warna.Sertifikat ini berlakuselama 2 tahun kecuali pada awak kapal yang berusia 18 tahun

    maksimum berlaku harus satu tahun.Untuk sertifikasi

    penglihatan warna berlaku untuk jangka waktu maksimum

    enam tahun.3. Jam lembur dalam satu minggu tidak diperbolehkan melebihi

    48 jam.

    4. Jam Kerja

    Jam kerja artinya waktu dimana awak kapal melakukanpekerjaan di kapal.Maksimum kerja tidak boleh melebihi 14

    jam dalam periode 24 jam, sedangkan jam minimum istirahat

    tersebut tidak kurang dari 10 jam dalam periode 24 jam.

    METODOLOGI

    MULAI

    Identifikasi dan

    perumusan masalah

    Menentukan Tujuan

    Studi Literatur

    Internet

    Tugas Akhir

    Paper

    Jurnal

    Buku

    Desain Shift Kerja berdasar

    standar MLC 2006

    Kesimpulan dan Saran

    Selesai

    Distribusi Kuesioner (awakkapal)

    Analisa Data dan Interpre tasi

    Variabel kuesioner(wawancara dengan orang

    yang berkompeten)

    MenghasilkanKuesioner

    Variabel Kuesioner

    untuk AHP(Interviewdan hasil kuesioner

    PengujianKonsistensi

    Uji Validasi danRealibilitas

    Cr >0,1No

    Yes

    Tidak Valid

    Valid

    Gambar 2 . Flow Chart Penelitian

    Pada tahapan ini dilakukan proses identifikasi terhadap permasalahan yang ada

    khususnya pada awak kapal. Dari kondisi tersebut tentunya akan didapatkriteria yang berpengaruh pada kinerja awak kapal,selain itu mengidentifikasi

    tingkat keluhan awak kapal selama bekerja shift kemudian merumuskan

    masalah mengenai perancangan sistem shift kerja untuk mengurangi tingkat

    keluhan dan keselamatan dari awak kapal.Tahapan awal dari pembuatan kuesioner ini didapatkan dari interview pada

    pihak terkait yang berkompeten dalam bidangnya terhadap penentuan variabel

    yang berpengaruh terhadap kinerja awak kapal. Dari hasil interviewtersebutkemudian diolah menjadi sebuah kuesioner perbandingan berdasarkan variabel

    yang telah didapatkan dari pihak yang telah di lakukan interview. Kuesioner

    akan didistribusikan pada awak kapal.Dari variabel yang telah diperoleh dari kuesioner tersebut maka langkah

    berikutnya yaitu penentuan nilai tiap variabel meggunakan metode AHP

    (Analytical Hierarchy Process) dengan software Expert Choice.Pertanyaan

    dalam kuesioner mempunyai beberapa opsi jawaban dengan skala tertentu. Dari

    masing-masing pertanyaan yang memiliki opsi jawaban tersebut kemudian

    diproses lagi menggunakan rataangeometrickarena penilaian disini melibatkan

    banyak orang

    AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui

    suatu rasio konsistensi. Nilai rasio konsistensi harus kurang atau sama dengan

    0,1 , dimana 0,2 adalah nilai maksimum yang dapat ditoleransi

    Pada penelitian ini digunakan validitas konstruk untuk mengukur validitas

    dengan menggunakan nilai korelasi pearson product moment,dimana

    perhitungan menggunakan excel untuk memvalidasi,kemudian menghitung

    nilai realibilitasnya menggunakan software SPSS. Dari hasil kuesioner yangkemudian telah validasi dan digunakan untuk AHP,selanjutnya adalah

    menganalisa data dan menginterpretasikan isi kuesioner yang telah di validasi

    Pada Tahap ini akan dilakukan perancangan shift kerja yang didasarkan pada

    UU tentang pelaut no 7 tahun 2000 dan berdasarkan MLC 2006,

    sertakeluhan-keluhan dari isi kuesioner.

    A. Hasil Analisa Pengamatan di Kapal

    Perusahaan x memiliki beberapa ketentuan bagi para awak kapal saat

    menjalankan shift kerja di kapal.Ketentuan ini meliputi panjang jam

    kerja,ketentuan libur/cuti,uang premi, dan jumlah awak kapal yang bekerja di

    setiap shift. Ketentuan yang berlaku ini diperoleh dari hasil wawancara denganpihak Kapten kapal dan SDM. Keterangan-keterangan yang berhasil

    dikumpulkan dapat digunakan sebagai informasi awal mengenai pengaturan

    shift kerja yang ditetapkan perusahaan tersebut. Di bawah ini merupakanbeberapa ketentuan yang diberlakukan oleh PT x :

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    3/7

    1. Kapal beroperasi selama 24jam dalam sehari,7 hari dalam

    seminggu termasuk hari libur umum.

    2. Setiap awak kapal dapat mengambil cuti tahunan selama 12

    hari kerja.

    3. Pembagian awak kapal ke dalam 2 grup shift kerja dimanapada tiap grup mengikuti telah mengikuti pengaturan

    tentang pengawakan kapal menurut Undang-Undang yang

    berlaku.Untuk Keseluruhan kapal (Jumlahnya 3) per shift

    kerja nya 18 jam4. Pemberian uang makan kepada masing-masing awak kapal

    sebesar Rp.10.000 per hari.Dengan jalan ini pihakperusahaan tidak terlalu repot menyediakan makanan

    tambahan,para awak kapal juga bebas dalam menentukan

    penggunaan uang penggantifooding intake tersebut.

    5. Dalam satu bulan hanya terdapat 5 hari libur yang kurangmemadai untuk para awak kapal yang dikarenakan cukup

    banyak mereka yang berasal dari Surabaya.Sistem kerja

    dengan 25 hari kerja dengan durasi 18 jam per shift dan

    5hari libur dirasa cukup berat.

    Hal ini terlihat dengan keluhan-keluhan yang didapat dari kuesioner.Untuk jam-jam yang kebagian malam pun sangat tidakmenguntungkan.Konsekuensi yang dihadapi oleh awak kapal adalahterganggunya pola tidur sehingga nantinya mempengaruhi kemampuanawak kapal untuk beradaptasi dengan shift malam.Hal ini terjadi karenaadanya gangguan pada circadian rhythm terutama ketika bekerjadimalam hari sehingga otomatis kondisi tubuh akan berubah danberusaha untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru.Dapat kita lihatjuga perusahaan memberlakukan 8jam normatif dan 10 jam lemburrutin.Hal ini tidak sesuai dengan Maritime Labour Convention (MLC2006) MLC adalah standar untuk keselamatan awak kapal yangnantinya akan di terapkan di Indonesia.Dimana dalam salah satubutirnya adalah setiap awak kapal harus memiliki jam istirahat minimal10jam sehari.Dimana jika pada kapal lintas panjang biasanyaditerapkan sistem 4+6jam istirahat.Sehingga jumlah kerja maksimaluntuk 1 hari adalah 14 jam.Hal ini juga tidak sesuai denganUndang-Undang RI no13 tentang ketenagakerjaan pasal 78 ayat 1 yangmenyatakan bahwa waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan palingbanyak 3(tiga)jam dalam sehari dan 14 (empat belas) jam dalam 1(satu) minggu.jam lembur yang terlalu berlebihan walaupunmenguntungkan awak kapal dari sisi finansial karena uang lembur yangdihitung berdasarkan jam sebenarnya justru merugikan awak kapalkarena mengganggu kondisi kesehatan fisik maupun psikis merekayang nantinya akan mempengaruhi mereka ketika bekerja.

    B. Pembahasan Analisa rekap hasil Kuesioner Bagian I

    Rekap hasil kuesioner merupakan pengelompokan data kuesionerberdasarkan pertanyaan yang diberikan sehingga diperoleh suatu

    bentuk tabel rangkuman dari hasil kuesioner yang telah dibagikan

    untuk memudahkan pengumpulan data.Pada tabel rangkuman hasil

    kuesioner dapat dilihat pada lampiran bagian C. Responden yangmerupakan awak kapal yang bekerja pada shift pagi dan shift malam

    dalam satu bulan yang terdiri dari 64 orang laki-laki dan 1 perempuan

    memberikan informasi penting melalui hasil kuesioner bahwa sebagian

    besar dari mereka yaitu 90,77 % menyatakan lebih memilih bekerja dishift pagi.Hampir semua responden mengatakan bahwa mereka lebihnyaman bekerja di pagi hari karena bisa lebih menjaga kesehatan badandengan bekerja di shift malam sehingga kondisi badan tetap fit

    walaupun ditambah dengan jam lembur.Selain itu responden yang

    sebagian besar telah berkeluarga ini (93,84% ) menjadi lebih memiliki

    banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga (khusus orangbanyuwangi asli) sehingga komunikasi dengan anggota keluarga tidak

    akan terganggu dan bekerja pun menjadi lebih tenang.

    Sedangkan mereka yang perantau(dari Surabaya,Madura dan

    Semarang) memiliki waktu luang untuk mencari hiburan di kotaBanyuwangi.Sisa responden sebesar 10,77% menyatakan lebih

    memilih bekerja di shift yang dimulai malam karena mereka bisa

    melakukan pekerjaan lain di pagi harinya untuk penghasilan

    tambahan.Hal ini bisa terjadi karena besarnya gaji yang diterima darihasil bekerja sebagai awak kapal(serang dan kelasi) dirasa kurang

    cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga bekerja di shift

    malam yang memiliki banyak dampak negatif menjadi pilihan mereka

    karena alasan ekonomi.Pada kuesioner I ini sebanyak 66,15%responden menyatakan perlu dilakukan perubahan terhadap sistem shift

    kerja yang diberlakukan oleh perusahaan.Sedangkan sisanya sebanyak

    33,85% responden mengaku bahwa sistem shift yang ada saat ini sudah

    bagus kecuali dalam hal intensif yang mestinya mereka terima.

    E. Analisa Rekap Hasil Kuesioner Bagian II.1

    Bagian kedua adalah yaitu perbandingan antara shift pagi dan shift

    malam. Hasil Kuesioner bagian II dapat dilihat pada Lampiran C hasilkuesioner bagian II.1.

    Untuk pertanyaan kelompok pertama memberikan hasil sebagai

    berikut :

    Untuk kondisi mengantuk,dirasakan oleh karyawan shift pagi pada selang

    waktu antara pukul 12.00-14.00 untuk jam normatif.Hal ini bisa terjadi karena

    pada jam-jam tersebut terjadi akumulasi kelelahan sehingga kantuk punmenyerang.Selain itu secara alamiah tubuh kita mengalami circadian rhythm

    yang akan membuat rasa kantuk akan terjadi pada saat-saat lelah dan saat suhu

    tubuh meningkat.Sedangkan awak kapal pada shift malam mengaku merasa

    mengantuk pada selang waktu antara pukul 01.00-04.00 karena akumulasikelelahan terjadi pada saat-saat tersebut.

    Untuk kondisi paling bersemangat dirasakan oleh awak kapal shift pagi padaselang waktu pukul 08.00-10.00 dan pada shift malam pada selang waktu pukul

    19.00-21.00.Pada waktu tersebut energi masih maksimal dan belum

    dihadapkan pada suasana maupun lingkungan kerja yang monoton sehingga

    semangat kerja masih tinggi.Untuk kondisi lelah dirasakan pada selang waktu13.00-14.00.Sedangkan pada shift malam mengaku mengalami lelah pada

    selang waktu pukul 02.00-04.00.Hal ini bisa terjadi karena pada jam-jam

    tersebut terjadi akumulasi kelelahan dan terkurasnya energi setelah bekerja

    selama lebih kurang 4-5jam.Untuk Kebisingan,pada Kamar Mesin,rata-ratamelebihi dari 100dB.

    C. Analisa Rekap Hasil Kuesioner Bagian II.2

    Data Hasil kuesioner bagian II kelompok pertanyaan kedua adalah mengenai

    responden saat bekerja dan persepsi mereka tentang karakteristik shift kerja

    yang dinyatakan hal-hal seperti berikut ini :

    1. Prioritas jenis shift kerja yang paling diinginkan adalah

    pagi.Sebanyak 58 orang responden atau 89,2% dari

    keseluruhan populasi data memilih prioritas ini.2. Persepsi responden saat bekerja shift malam 3hari

    berturut-turut adalah 58,46% menyatakan biasa-biasa saja,27,69 % merasa terganggu 13,84% merasa nyaman

    3. Jenis shift kerja yang lebih baik menurut responden adalah

    shift yang berputar sebanyak 75,38% ,shift yang

    tetap(permanen) sebanyak 6,15% dan18,46% memilihkombinasi dari keduanya.

    4. Responden paling menyukai waktu pergantian shift pada

    pukul 07.00 dengan jumlah responden 67,69%5. Reaponden memilih waktu istirahat selama 2 hari tiap

    minggunya dengan prosentase sebanyak 78,46%

    6. Kriteria yang paling diinginkan responden terhadap suatu

    shift kerja adalah mudah dipahami sebesar 52,30%Sebagian responden menyatakan bahwa penyediaan fasilitas khusus

    sangatlah penting ( 89,23%)

    D. Analisa Uji Validitas Kuesioner Bagian III

    Penelitian ini merupakan penelitian survai, dimana informasi dikumpulkan dari

    responden dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner penelitian dibuat

    mengacu terhadap variabel-variabel penelitian yang telah ditentukanberdasarkan kerangka dari suatu konsep, agar variabel-variabel tersebut

    menghasilkan data yang tepat maka diperlukan suatu alat ukur yang

    tepat.Pengujian validitas ini dilakukkan pada kuesioner bagian III yang berhasil

    mengetahui level frekuensi beberapa jenis keluhan yang pernah di alami olehawak kapal pada shift pagi dan shift malam.Uji validitas dilakukan dengan

    mencari r hitung dengan menggunakan rumus :

    rxy=

    2

    11

    2

    2

    11

    2

    1 11

    YYnXXn

    YXYXn

    n

    i

    i

    n

    i

    i

    n

    i

    i

    n

    i

    i

    n

    i

    n

    i

    ii

    n

    i

    ii

    (4.3)

    Keterangan.

    rxy : Korelasipearson product moment

    Xi : Skor pertanyaan ke-iyang diberikan oleh masing-masing responden

    Yi: Skor total seluruh pertanyaan untuk masing-masing responden

    n : Banyak responden

    Hasil dari r hitung ini kemudian dibandingkan dengan r tabel.Data dikatakan

    valid apabila r hitung lebih besar daripada r tabel.Dengan N = 65,derajat

    kebebasan = N-65=63,dan = 5%,maka nilai r tabel adalah 0,244 dimana r

    tabel ini menurut standar Tabel Statistik Untuk Korelasi Product Moment

    Pearson..Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel ,maka atribut tersebutdikatakan valid,berarti responden dalam menilai kriteria variabel tidak

    mengalami bias yang besar dalam memahami isi kuesioner sehingga persepsi

    terhadap kuesioner tersebut tidaklah berbeda.Dari hasil pengolahan data dapatkita lihat bahwa semua jenis keluhan pada shift pagi memiliki nilai r hitung

    yang lebih besar dari r tabel (r hitung > 0,244),tetapi ada satu soal yang tidakvalid,yaitu pada pertanyaan menyangkut responden apakah menderita penyakit

    akibat kerja shift(paru-paru,jantung,sesak nafas).

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    4/7

    Soal ini memiliki nilai r hitung yang kurang dari nilai r tabel,sehingga

    atribut soal ini dihilangkan pada pertanyaan shift pagi.Untuk shift

    malam dapat dilihat bahwa semua jenis keluhan memiliki nilai r hitung

    yang lebih besar dari r tabel (r hitung > 0,244).Hal ini berarti semua

    jenis keluhan pada shift malam bisa dikatakan atribut yang valid.Jikanilai r hitung lebih besar dari r tabel,maka atribut tersebut dikatakan

    valid,berarti responden dalam menilai kriteria variabel tidak

    mengalami bias yang besar dalam memahami isi kuesioner sehingga

    persepsi terhadap kuesioner tidaklah berbeda.Tetapi bila r hitung lebihkecil dari r tabel,maka atribut tersebut dikatakan tidak valid,berarti

    responden mengalami bias pada atribut soal yang ditanyakan.Dengandemikian atribut-atribut soal diatas yang diajukan lewat kuesioner yang

    mengukur keluhan yang dikumpulkan cukup menggambarkan keadaan

    yang ingin diukur,dalam hal ini jenis keluhan dalam bekerja shift kapal

    pada kondisi pagi dan malam.Pengujian realibilitas ini juga dilakukan pada kuesioner bagian III

    dengan menggunakanRealibility Analysispada software SPSS.Analisis

    ini bertujuan untuk menguji apakah alat ukur yang digunakan dapat

    dipercaya atau dapat diandalkan.Yang dimasukkan dalam pengujiansebagai input data hanyalah atribut yang valid saja(hasil dari uji

    validitas di atas).Dari hasil perhitungan untuk input data shift pagi

    diperoleh nilai alpha 0,3844(Output SPSS dibawah ini).Dengan nilai r

    tabel = 0,244 (derajat kebebasan =n-2=63 dan =5%),berarti nilai alpha> nilai r tabel dan kuesioner shift pagi dapat dikatakan reliabel.Untuk

    Shift malam,diperoleh nilai alpha sebesar 0,4672(Output SPSS

    dibawah ini).Dengan nilai r tabel = 0,244 (derajat kebebasan =n-2=63

    dan =5%),berarti nilai alpha > nilai r tabel dan kuesioner shift pagidapat dikatakan reliabel. Pada uji realibilitas ini memiliki tujuan untuk

    menguji apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan .Untuk

    atribut yang dimasukkan dalam pengujian sebagai input data hanyalah

    atribut yang valid saja(hasil dari uji validitas).Kuesioner dianggapreliabel jika nilai alpha pada output lebih besar dari nilai r tabel.Dari

    hasil perhitungan untuk input data shift pagi diperoleh nilai alpha

    =0,3844.Dengan nilai r tabel = 0,244 ,derajat kebebasan n-2=63 dan =

    5%,maka nilai alpha > nilai r tabel dan kuesioner shift pagi dikatakanreliabel (atribut yang tidak valid tidak dimasukkan).Kemudian untuk

    shift malam,hasil perhitungan untuk input data shift malam diperolehnilai alpha = 0,4672. Dengan nilai r tabel = 0,244 derajat kebebasan

    n-2=63 dan = 5%,maka nilai alpha > nilai r tabel dan shift malam

    dapat dikatakan reliabel atau dapat diandalkan.Artinya berapa kalipun

    pertanyaan kuesioner diulang pada responden yang berbeda untukmengukur hal yang sama dalam hal ini jenis keluhan akan

    menunjukkan hasil yang relatif konsisten karena kuesioner yang

    dibagikan telah menjadi alat ukur yang layak

    F. Identifikasi Faktor jenis keluhan yang Mempengaruhi kinerja

    awak kapal

    Pada proses identifikasi faktor jenis keluhan ini,telah kita

    dapatkan kriteria dan subkriteria yang ditentukan,dimana hasilidentifikasi didapat dari hasil kuesioner yang di sebar dan melakukan

    wawancara dengan awak kapal ferry yang berpengalaman. di BP2IP.

    Analytic Hierarchy Process (AHP) juga dapat digunakan dalam suatu

    kelompok. Sumbang saran dan saling berbagi ide dan wawasan seringmenghasilkan pengertian dan pemahaman yang lebih baik tentang

    masalah, dari pada seorang pengambil keputusan tunggal. Dengan

    menggunakan model ini dalam suatu pertemuan kelompok, anggota

    kelompok menstruktur persoalannya, memberi penilaian(pertimbangan), memperdebatkan penilaian itu dan memberi

    argumentasi untuk nilai-nilai tertentu sampai tercapai konsesus atau

    kompromi. Perdebatan boleh ditiadakan dan pendapat perseorangandiambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada tiap-tiap anggota

    sebagai responden. Nilai akhirnya diperoleh dari rata-rata geometrik

    penilaian (geometric mean).

    Gambar 3 .Faktor yang paling berpengaruh padaperformanceawak kapal

    Perhitungan Global Weight

    Dalam skripsi ini metode yang digunakan adalah analytichierarchy process (AHP).

    Faktor

    Fisik

    Faktor

    Psikis

    Faktor

    Lingkungan

    Faktor

    Sosial

    Faktor Fisik 1,00 0,22 0,23 0,22

    Faktor Psikis 4,75 1,00 0,48 0,45

    Faktor

    Lingkungan4,39 2,16 1,00 1,28

    Faktor Sosial 4,65 2,29 0,85 1,00

    Kelelahan Mengantuk Menderita Penyakit

    Kelelahan 1,00 0,22 0,14

    Mengantuk 4,65 1,00 0,37

    Menderita Penyakit 7,06 2,74 1,00

    Bosan Tidak bersemangat Stress

    Bosan 1,00 0,36 0,32

    Tidak Bersemangat 2,86 1,00 0,51

    Stress 3,09 2,03 1,00

    Kebisingan

    yang tinggi

    Suhu

    Udara

    Panas

    Suhu

    Udara

    dingin

    Kurangnya

    cahaya

    Kebisingan

    yang tinggi1,00 0,88 1,40 0,49

    Suhu Udara

    Panas1,19 1,00 0,96 0,42

    Suhu Udara

    dingin0,72 1,04 1,00 0,53

    Kurangnya

    cahaya2,04 2,40 1,90 1,00

    Keluhan

    FaktorFisik

    Lelah

    Mengantuk

    Menderitapenyakit

    Faktor Psikis

    Stress

    Tidakbersemangat

    Bosan

    FaktorLingkungan

    Kebisingantinggi

    Suhu udarapanas

    Suhu udarayang dingin

    Pencahayaanyang kurang

    Faktor Sosial

    Perubahanaktivitas sosial

    berkurangnyawaktu dengan

    keluarga

    kurang waktuuntuk hobi.

    Bertengkardengan pasangan

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    5/7

    Perub

    ahanaktifit

    as

    sosial

    Waktu

    dengankeluarga

    berkuran

    g

    Waktu

    untukhobi

    berkur

    ang

    Bertengkar

    denganpasangan

    Perubahan

    kegiatanibadah

    Perubaha

    n

    aktifitas

    sosial

    1 3,22 3,29 1,58 1,07

    Waktu

    dengan

    keluarga

    berkuran

    g

    0,36 1 0,49 0,42 0,43

    Waktu

    untuk

    hobiberkuran

    g

    0,31 2,03 1 0,31 0,78

    Bertengk

    ar dengan

    pasangan

    0,63 2,38 3,26 1 0,94

    Perubahan

    kegiatan

    ibadah

    0,93 2,31 1,30 1,05 1

    Pengolahan data dengan bantuan perangkat lunak expert

    choice digunakan untuk mengetahui tingkat prioritas dari masingkriteria dan subkriteria yang mempengaruhi kinerja performansi awak

    kapal saat berlayar. Struktur model AHP yang diterapkan expert choiceadalah model dari sebuah pohon terbalik. Ada suatu tujuan tunggal di

    puncak pohon yang mewakili tujuan dari masalah pengambilan

    keputusan. 100 % bobot keputusan ada pada titik ini. Tepat di bawah

    tujuan adalah semua kriteria-kriteria yang mempengaruhi kinerjatersebut. Bobot dari tujuan harus dibagi diantara titik kriteria

    berdasarkan ratingyang diperoleh. Ada beberapa metode dalam expert

    choice untuk melakukan hal tersebut. Semua didasarkan dengan

    membandingkan semua kriteria untuk menetapkan distribusi ataupenyebaran bobot kriteria tersebut. Hasil dari perbandingan dengan

    softwareini yaitu didapatkan kriteria dengan skala prioritas yang lebih

    diutamakan dan nilai konsistensi rasio yang menunjukkan bahwa

    apakah nilai pembobotan risiko ini masih cukup konsisten untukdipakai. Berikut ini langkah dalam menggunakan perangkat lunak

    expert choice:Langkah pertama adalah menentukan tujuan dari permasalahan

    yang akan di selesaikan, dalam hal ini adalah kinerja. Setelahmenentukan tujuan dari permasalahan yang akan diselesaikan,

    kemudian menentukan kriteria dan subkriteria yang telah didapatkan.

    Hasil dari proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

    Gambar 4 Kriteria dan Subkriteria padaExpert Choice

    Setelah dimasukkan data nilai inputAHP ke dalam perangkat simulasi

    expert choice, maka tiap pembandingan kriteria tersebut akan

    dikelompokkan berdasarkan nilai. Nilai tersebut akan dibuat menjadikata pembanding seperti moderat, equal, exteremedan yang lainnya.

    Hasil data dari kuesioner akan dilakukan analisa keputusan kriteria

    kinerja menggunakan expert choiceini, akan didapatkan sebuah nilai

    prioritas dari tahapan pembanding kriteria yang telah dilakukan.Penjumlahan nilai tersebut akan menghasilkan suatu nilai konsistensi

    rasio atau nilai akhir pembanding keputusan tersebut. Skala hasil yang

    digunakan yaitu apabila hasil konsistensi rasio lebih kecil dari 0,1 atau10%, maka hasil kriteria tersebut dapat diperbolehkan untuk dipakai,kalau nilai hasil melebihi nilai konsistensi rasio lebih dari 0,1 maka

    perhitungan nilai bobot pembanding kriteria harus diulang.Langkahselanjutnya adalah memberi nilai-nilai pada perbandingan berpasangan

    yang telah didapatkan dari kuesioner.

    Nilai-nilai dari perbandingan berpasangan tersebut dimasukkan

    kedalam tabel yang telah disediakan pada perangkat lunak ini.

    Berikut ini adalah tampilan dari tabel perbandingan berpasanganpada perangkat lunak Expert Choicedan pengisian tabelnya:

    Gambar 5 .Perbandingan Berpasangan faktor Fisik

    Gambar diatas memberikan sebuah perbandingan berpasangan dalamperangkat lunak Eexpert Choice, disini dijelaskan bahwa terdapat dua kondisi

    yang memiliki nilai kepentingan yang berbeda tingkat nilainya. Pengisian

    dalam Expert Choice ini dilakukan setelah mendapatkan nilai matrik

    perbandingan dari hasil kuesioner.Setelah mengisi semua nilai-nilai darikriteria dan subkriteria pada tabel tersebut maka langkah selanjutnya adalah

    menghitung bobot dari perbandingan berpasangan tersebut. Hasil dari

    perangkat lunak tersebut akan menghasilkan nilai masing-masing kriteria yang

    secara kumulatif membentuk urutan peringkat nilai dari yang tertinggi sampaiyang terendah dari semua kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil

    pembobotan dari perangkat lunak expert choice

    Gambar 1. Faktor kriteria yang paling berpengaruh

    Gambar 2. Faktor kriteria yang paling berpengaruh

    Gambar 3. Subkriteria yang paling berpengaruh

    Faktor Fisik;

    60%

    Faktor

    Psikis;

    19%

    Faktor

    Lingkungan;

    10%

    FaktorSosial;

    11%

    Kriteria

    Faktor Fisik

    Faktor Psikis

    Faktor Lingkungan

    FaktorSosial

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    6/7

    Gambar 4. Faktor yang paling mempengaruhi keselamatan awak kapal

    Dari hasil pengolahan data tersebut faktor jenis keluhan yang paling

    berpengaruh terhadap kinerja awak kapal adalah faktor fisik =0,459dengan sub kriteria Lelah = 0,435 Faktor kedua yang berpengaruh

    adalah Mengantuk 0,114

    Nilai konsistensi rasio yang didapatkan dari analisa perbandingan

    kriteria kondisi kapal yaitu untuk kriteria kondisi kapal 0.04, maka hasilini menunjukkan bahwa nilai pembobotan antar elemen berpasangan

    dengan elemen berpasangan lain yang ada di dalam matriksperbandingan tersebut cukup konsisten.

    Faktor Fisik Lingkungan kerja

    Menurut Wignjosoebroto,2000) lelah dipengaruhi oleh Kondisilingkungan yaitu suhu udara yang terlalu panas dan suasana kerja yang

    monoton.Hal ini dapat dilihat pada kamar mesin yang memiliki suhu

    37C ini mengakibatkan kondisi gerah dan mendukung naiknya

    temperatur tubuh sesuai dengan siklus circadian rythm

    manusia,sehingga badan akan cepat lelah.Sedangkan suasana kerjayang monoton akan mengakibatkan kelelahan monotonis yaitu jenis

    kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja yang bersifat rutin dan

    monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat menjemukan(Wignjosoebroto,2000).Sehingga keadaan seperti ini akan

    menyebabkan berkurangnya kekuatan dan ketahanan fisik tubuh

    Gambar 5. Foto Alat Pengukur Kebisingan pada ruang mesin I

    Gambar 6. Foto Alat Pengukur Kebisingan pada ruang mesin II

    produktivitas dan keselamatan.Pada awak kapal ,aspek kesehatan dankeselamatan sangat terkait.Hasil AHP menunjukkan bahwa pada awak

    kapal,keluhan yang paling mempengaruhi kinerja dan keselamatan awak kapal

    adalah kelelahan, yang kedua adalah mengantuk dan yang ketiga adalah

    bosan.Rasa bosan identik dengan stres yang dialami oleh awak kapal.Tiga halyang paling mempengaruhi ini,dapat mengakibatkan kecelakaan

    kapal.Menurut kuesioner yang telah di analisa,aspek kelelahan diakibatkan

    oleh jadwal kerja yang terlalu panjang,dimana efek kelelahan dapat

    mengakibatkan kesalahan,kecelakaan kerja,dan perilaku yang tidak aman.

    Dengan melakukan perubahan pada shift kerja diharapkan penyebab lelahmaupun mengantuk dapat diminimalkan.Selain itu identifikasi awal hasilkuesioner menunjukkan bahwa 66,15% pekerja setuju bila seandainya

    dilakukan perubahan pengaturan shift terutama dalam masalah diadakannya

    rotasi shift kerja.Dengan durasi shift lama 18 jam,awak kapal akan sangat cepat

    mengalami kelelahan.Hal itu dapat disebabkan oleh kurangnyaistirahat(tidur).Selain itu kelelahan dapat berakibat menurunkan kewaspadaan

    dalam bekerja.Meskipun shift lama memiliki waktu istirahat yang cukup lama

    (18 jam karena diganti oleh shift yang selanjutnya),akan tetapi menurutpenelitian yang dilakukan oleh Sanquist et al (2003) jika dalam 1 hari(24 jam)

    tidak beristirahat selama 8 jam, maka akan mengumpulkan utang tidur(kurang

    tidur). Kurang tidur kronis dapat berkontribusi untuk konsekuensi kesehatan

    termasuk obesitas,diabetes,dan tekanan darah tinggi.Bahkan orang orang muda

    yang mengalami utang tidur selama seminggu menunjukkan peningkatan efekstres.Akan sangat penting apabila awak kapal mendapatkan istirahat yang

    cukup untuk mempertahankan kewaspadaan terhadap pekerjaan. Oleh karena

    itu dilakukan perbaikan terhadap panjang rotasi kerja,durasi jam kerja,jumlahhari libur,serta adanya perlakuan tertentu untuk mengurangi terjadinyakelelahan seperti yang telah dikeluhkan pekerja sehingga diharapkan dengan

    melakukan perbaikan terhadap desain shift kerja yang ada sekarang semua jenis

    keluhan yang dialami dapat terakomodasi..terhadap perancangan shift kerja

    yang baru,dari segi rotasi,durasi shift dan hal lainnya untuk meminimalkantingkat keluhan dan mendapatkan optimasi keselamatan awak kapal

    Perbandingan Shift lama dan yang baru

    No Faktor Shift lama Shift baru

    1 Jenis Shift Tidak Berotasi

    2 Panjang rotasi Tidak ada 3 hari sekali

    3 Durasi Shift(lembur rutin) 18 jam 12 jam

    4 Waktu Libur 5hari perbulan 6hari perbulan

    5 Jam Kerja 07.00-01.00(18jam) 07.00-19.00(12jam)

    Keterangan tabel adalah :

    Untuk Shift yang baru menggunakan shift yang berotasi karena perusahaan ini

    menggunakan kebijakan untuk membagi shift menjadi dua grup untuk menjaga

    kelangsungan beroperasinya kapal ferry untuk penyeberangan yang beroperasiselama 24jam sehari dan 7 hari seminggu.

    Rotasi akan diberlakukan.Hal ini berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara

    dengan awak kapal yang mengeluhkan pola tidur yang cukup terganggu.Pada

    perancangan shift baru juga tidak dapat mengikuti pola kontinental atau polametropolitan karena kedua pola tersebut hanya berlaku untuk perusahaan yang

    menggunakan 3 shift kerja.Oleh karena itu rotasi shift per 3 hari dipilih untukmenjaga pola tidur

    Pada shift yang lama jam normatifnya adalah 8 jam dan lembur 10 jam

    sehingga total waktu durasi per shiftnya adalah 18 jam.Sedangkan pada shift

    yang baru,durasi tiap shift adalah 12 jam dimana 8 jam normatif dan 4 jam

    lembur rutin.Pada penelitian yang di lakukan oleh Spurgeon (2003) yangmembahas tentang waktu kerja yang berdampak pada keselamatan dan

    kesehatan berdasarkanInternational Labour Office,sistem shift 12 jam harus di

    perkenalkan kepada awak kapal dengan hati-hati,Kerja shift malam seharusnya

    dibatasi atau di hindari.Tetapi melihat perusahaan yang hanya menggunakan 2

    shift kerja,maka di lakukan rotasi cepat yaitu 3 hari sekali,hal ini berguna untuk

    mengurangi dampak yang terjadi saat kerja malam.

    44%

    11%

    5%

    11%

    3%

    3%

    3%

    3%

    1%

    2%

    1%

    3%

    4%

    1%

    Subkriteria

    Kelelahan

    Mengantuk

    Menderita Penyakit

    Bosan

    Tidak bersemangat

    Stres

    Kebisingan yang

    tinggiSuhu udara panas

    Suhu udara dingin

    Kurang cahaya

    perubahan kegiatan

    beribadahBertengkar dengan

    pasanganWaktu untuk hobi

    berkurangWaktu untuk

    keluarga berkurangPerubahan aktifitas

    sosial

  • 7/25/2019 ITS Undergraduate 17325 4206100032 Paper 2

    7/7

    Hanya saja berdasarkan ketentuan MLC 2006 dan IMO yang terbaru

    mengharuskan awak kapal harus memiliki jam istirahat minimal 10 jam

    dalam waktu 1 hari(24 jam).Sehingga shift lama yang menggunakan

    sistem 8jam normatif dan 10 jam lembur rutin tidak diperbolehkan.

    Waktu Libur

    Untuk waktu libur,sesuai dengan hasil kuesioner yang menginginkan

    libur selama 6 hari dalam sebulan sangat rasional.Hal itu berdasarkan

    awak kapal yang berasal dari Surabaya,Madura dan

    Banyuwangi.Banyak awak kapal yang mengeluhkan bahwa waktu

    istirahat selama 5 hari dirasa kurang.

    Food Intake

    Untuk mengatasi rasa bosan dan lelah setelah beberapa jam

    bekerja,maka food intake adalah cara yang paling tepat untuk awak

    kapal.Makanan yang dapat diberikan bisa berupa snack ataupun

    minuman yang dapat menambah tenaga.Kopi atau teh merupakan

    contoh minuman yang memiliki efek stimulan (Grandjean,1986 )

    meskipun hanya sesaat.Stimulan ringan ini sangat tepat diberikan untuk

    mengurangi rasa penat akibat kerja yang monoton.Dibawah ini adalah

    contoh makanan dan minuman ringan beserta kandungan kalori yang

    dapat diberikan kepada karyawan sebagai rekomendasi

    (Grandjean,1986). Dari data kuesioner,dapat dilihat bahwa awak kapal

    mulai kurang bersemangat pukul 10.00-11.00.Oleh karena itu pada

    jam-jam tersebut perlu dilakukan treatment khusus untuk memotivasi

    kembali semangat awak kapal agar kembali bersemangat danmendapatkan energi.Durasi food intake yang diusulkan tidak lebih dari

    15 menit.Untuk Shift malam waktu food intake yang tepat adalah pada

    pukul 23.00 dan 02.00,dengan durasi masing-masing kurang dari 15

    menit.

    Uang makan perusahaan ini,per hari sebesar Rp 10.000,00.Untuk uang

    makan per hari di rasa cukup kurang.Dari hasil wawancara dengan

    Silaban G selaku Pimpinan ASDP Gilimanuk,untuk uang makan awak

    kapal ferry penyeberangan,rata-rata di atas Rp 20.000,00.Pada PT

    ASDP,uang makan per hari adalah Rp 60.000. Menurut survey yang

    dilakukan,untuk memenuhi makanan bergizi,untuk satu kali makan di

    daerah pelabuhan sebesar Rp 7.500.Maka uang makan per hari yang

    dianjurkan adalah Rp 15.000,dimana dalam satu shift selama 12 jam di

    estimasikan untuk makan 2x per shift.

    Faktor umur pada awak kapal cukup berpengaruh pada kinerja.Mereka

    yang beranjak tua akan menghadapi suatu permasalahan lebih baik

    dengan kerja shift.Karena mereka memiliki lebih banyak pengalaman

    mengatasi masalah.Tetapi untuk permasalahan tidur sangat perlu bagi

    orang yang beranjak tua.Pada penelitian yang dilakukan Harma(1995)dan Nachreiner (1998) menunjukkan bahwa di usia sekitar akhir empat

    puluhan dan awal lima puluhan menghasilkan penurunan kemampuan

    untuk mengatasi kerja shift.Alasan untuk hal ini tidak sepenuhnya

    dipahami,tetapi terkait dengan pola tidur yang berubah pada pekerja

    yang lebih tua.Hal ini mungkin terkait dengan pergeseran dari ritme

    circadian rhythms yang biasanya terjadi pada pertengahan usia,selain

    itu circadian rhythms orang tua lebih lambat untuk menyesuaikan

    daripada orang muda.

    Kesimpulan

    Setelah melaksanakan seluruh proses pengerjaan Skripsi ini, dan dari

    hasil pengolahan data yang diperoleh, maka dapat ditarik beberapa

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Kriteria-kriteria tertinggi berdasarkan faktor yang

    mempengaruhi kinerja awak kapal saat berlayar adalah

    Faktor Fisik (Lelah,mengantuk,dan menderita penyakit).

    Faktor Psikis (Stress,tidak bersemangat,dan bosan).

    Faktor Lingkungan(Kebisingan yang tinggi,suhu udara

    panas,suhu udara dingin,pencahayaan berkurang).

    Faktor sosial (perubahan aktifitas sosial,berkurangnya

    waktu dengan keluarga,kurang waktu untuk

    hobi,bertengkar dengan pasangan).

    2. Mendapatkan alternatif jadwal shift kerja terbaik yang

    bisa diterapkan perusahaan untuk mempertahankankinerja para pekerjanya berdasarkan standar InternasionalMLC 2006 dan departemen tenaga kerja dengan ketentuan

    satu shift selama 12 jam (8 jam normatif dan 4 jam lembur

    rutin),rotasi shift dengan durasi 3 hari,dan penambahan

    hari libur menjadi 6 hari.Untuk uang makan diberikantambahan menjadi Rp 15.000,dimana diestimasikan untuk

    2x sehari makan bergizi,dan diberikan food intake saat

    jam 10 pagi dan saat jam 3 sore.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Grandjean, E. 1986.Fitting the Task To the Man : An ergonomic Approach.

    Taylor and Francis,London and Philadelphia.

    [2] Grandjean, E. 1988. Fitting the Task to the Man 4th Edition. Taylor &Francis Publisher, London.

    [3] International Labour Organisation. 2006. Maritime Labour

    Convention(MLC) 2006.

    [4] Kurniawati, T. 2004. Manajemen Shift Kerja (Studi Kasus DepartemenHeavy Maintenance PT Merpati Maintenance Facility).Tugas Akhir

    Jurusan Teknik Industri,Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember,Surabaya

    [5] Kurniawan, Antara, I.G.W. 2004.Dampak Night and Shift Works terhadapkesehatan tubuh(studi kasus pada karyawan Hotel "KPH"

    Bali).Proceeding Seminar Nasional Ergonomi 2,buku 1 hal 86-92.[6] Pulat, M. B. 2002. The Fundamental Ergonomics. Prentice Hall Englewood

    Cliffs, New Jersey.

    [7] Saaty, T. L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses

    Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yangKompleks.Pustaka Binama Pressindo.

    [8] Sekretariat Negara. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

    7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan.[9] Sekretariat Negara. 20003. Undang-Undang Republik Indonesia no 13

    Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

    [10] Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai.PT

    Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

    [11] Spurgeon, A. 2003. Working time Its impact on safety and health.International Labour Office

    [12] Sudjana. 1989.Metoda Statistika. Cetakan ke-5. Bandung: Tarsito

    [13] Supranto, J. 1998. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta:

    Rineka Cipta.

    [14] Wignjosoebroto, S. 1998. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri,

    Edisi ke 1. Jakarta. Guna Widya.[15] Wignjosoebroto, S (2000). Ergonomi,Studi gerak dan wajtu.Penerbit Guna

    Widya,Surabaya.[16] Wijayanti, R.S, ( 2005). Shift Kerja dan Karakteristik Individu dengan

    Kinerja Perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Haji Medan Tahun

    2004.Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara

    [17] Williamson, A.M. And Feyer, A.M. (1995). Causes of accidents and the

    time of day. Work and Stress, 9: 158-164

    [18] Undang-Undang Republik Indonesia no 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan

    [19] Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 7

    [20] tahun 2000 tentang kepelautan[21]Maritime Labour Convention(MLC) 2006

    Tipe Snack Kandungankalori

    1 Cangkir kopi susudengan 2 sendok gula

    37

    1 gelas susu 66

    1 cangkir ovaltine dengansusu

    130

    Roti dan buah 240

    Roti dengan keju 300