paper htata

16
LAJU INFILTRASI DAN PERMEABILITAS TANAH PADA BEBERAPA MODEL TANAMAN OLEH DEWI FLORIANTI 05111002012 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2014

Upload: dewiflorianti

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 1/16

LAJU INFILTRASI DAN PERMEABILITAS TANAH

PADA BEBERAPA MODEL TANAMAN

OLEH

DEWI FLORIANTI

05111002012

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2014

Page 2: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 2/16

I.  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air terdapat di dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh masa tanah, tertahan oleh

lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Kelebihan air atau kekurangan

air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, karena air berperan penting bagi pertumbuhan

tanaman (Hardjowigeno, 1993).

Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam

tanah. Dengan kata lain infiltrasi adalah aliran air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya

kapiler (gerakan air ke arah vertical). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air

tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi yang dikenal

sebagai proses perkolasi (Asdak, 2002).

Laju infiltrasi yang tinggi tidak hanya meningkatkan jumlah air yang tersimpan dalam

tanah untuk pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengurangi banjir dan erosi yang disebabkan oleh

run off (Hakim, 1986).

Dalam bidang konservasi tanah, infiltrasi merupakan komponen yang sangat penting

karena masalah konservasi tanah pada azasnya adalah pengaturan hubungan antara intensitas

hujan dan kapasitas infiltrasi, serta pengaturan aliran permukaan. Aliran permukaan hanya dapat

diatur dengan memperbesar kemampuan tanah menyimpan air, utamanya dapat ditempuh

melalui perbaikan atau peningkatan kapasitas infiltrasi. Kapasitas infiltrasi merupakan laju

maksimum air yang dapat masuk ke dalam tanah pada suatu saat (Kurnia et al., 2006). Apabila

kapasitas infiltrasi lebih kecil dari intensitas hujan, dapat menyebabkan terjadinya banjir dan

erosi.

Berkurangnya infiltrasi air kedalam tanah, terutama pada kawasan resapan air (recharge

area), dapat mengurangi kembalian air bawah tanah ( ground water ), sehingga banjir dan

kekeringan merupakan akibat dari peristiwa tersebut. Air hujan yang jatuh dipermukaan tanah

akan mengalami evaporasi, infiltrasi, perkolasi, dan air yang mengalir diatas permukaan tanah

sebagai limpasan permukaan. Sejumlah air hujan disimpan dalam tanah sebagai air tanah

(ground water storage) dan air bumi ( ground water ) yang pada suatu saat dapat dimanfaatkan

oleh tumbuhan. (Arief, 2001).

Page 3: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 3/16

Permeabilitas didefinisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas , cairan-cairan

atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah

Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan

yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya

suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.

Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media porus.

Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti

telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. Permeabilitas

intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan

ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi

ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi

karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akuifer yang berkembang

dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zona, dan mungkin bervariasi

cukup besar tergantung pada arah gerakan air.

Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kepentingan di bidang

 pertanian, misalnya masuknya air ke dalam tanah, gerak air ke akar tanaman,aliran air drainase,

evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya itu dapat dipengaruhi oleh permeabilitas tanah

yang mana berkaitan pula dengan peranan konduktifitas hidroliknya.

B. 

Tujuan

Untuk mengetahui laju infiltrasi dan permeabilitas tanah pada beberapa model tanaman

 pada beberapa model penanaman.

Page 4: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 4/16

II.  TINJAUAN PUSTAKA

A.  Laju Infiltrasi

Infiltrasi adalah masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal.

Sedangkan banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah dikenal sebagai

laju infiltrasi (infiltration rate). Nilai laju infiltrasi sangat bergantung pada kapasitas infiltrasi

tanah. Kapasitas infiltrasi tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk melalukan air dari

 permukaan ke dalam tanah secara vertikal. Infiltrasi ke dalam tanah pada mulanya tidak jenuh,

karena pengaruh tarikan hisapan matrik dan gravitasi. Infiltrasi yang efektif akan menurunkan

run off, sebaliknya infiltrasi yang tidak efektif akan memperbesar ( Arsyad, 2006).

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah

melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan

tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan

sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah

laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk

lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju

infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas

hujan dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap : (1) proses limpasan;

(2) pengisian lengas tanah ( soil moisture) dan air tanah.

Laju infiltrasi (infiltration rate) adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk

melalui permukaan tanah, dinyatakan dalam mm per jam atau cm per jam. Pada saat tanah masih

kering, laju infiltrasi tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air, maka laju infiltrasi akan menurun

dan menjadi konstan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain jenis

 permukaan tanah, cara pengolahan lahan, kepadatan tanah, dan sifat serta jenis tanaman

Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada suatu saat dinamai kapasitas infiltrasi

(infiltration capacity) tanah (Arsyad, 2006).

Balai besar litbang sumber daya pertanian (2006) menyatakan bahwa infiltrasi merupakan

 peristiwa atau proses masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tidak mesti) melalui permukaan

tanah dan secara vertikal. Pada beberapa kasus, air dapat masuk melalui jalur atau rekahan tanah

atau gerakan horizontal dari sampimg. Infiltrasi merupakan kompleks antara intensitas hujan

Page 5: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 5/16

karakteristik dan kondisi permukaan tanah. Intensitas hujan berpengaruh terhadap kesempatan

air untuk masuk ke dalam tanah. Bila intensitas hujan lebih kecil dibandingkan kapasitas

infiltrasi, maka semua air mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah. Sebaliknya bila

intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas infiltrasi, maka sebagian air yang

 jatuh ke permukaan tanah tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah, dan

 bagian ini akan mengalir sebagai aliran permukaan. Menurut Horton (1940) laju infiltrasi adalah

volume air yang mengalir kedalam profil persatuan luas dikenal dengan laju infiltrasi. Pengaliran

yang memiliki satuan kecepatan juga dikenal dengan kecepatan infiltrasi. Pada kondisi laju hujan

melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air dan infiltrasi akan berlarut dengan laju

maksimal. Kemampuan tanah menyerap air akan semakin berkurang dengan makin

 bertambahnya waktu. Pada tingkat awal kecepatan penyerapan air cukup tinggi dan pada tingkat

waktu tertentu kecepatan penyerapan air ini akan menjadi konstan.

Kapasitas infiltrasi pada fraksi pasir lebih besar dibandingkan dengan fraksi liat, hal ini

karena liat memang kaya akan pori halus sedangkan pasir kaya akan pori yang besar. Kapasitas

infiltrasi pada berbagai jenis tanah berbeda-beda, jenis tanah berpasir lebih besar kapasitas

infiltrasinya daripada tanah liat. Tanah liat aliran permukaannya lebih besar sehingga

kemampuan mengikis dan mengangkut partikel-partikel tanah jauh lebih banyak bila

dibandingkan dengan aliran permukaan pada tanah pasir (Kartasapoetra,1990).

Laju infiltrasi tanah sangat dipengaruhi oleh macam penggunaan lahan atau kerapatan

vegetasi penutup tanah yang berhubungan dengan ketebalan lapisan serasah tanah, intensitas

hujan, intersepsi hujan oleh kanopi tanaman dan dinamika struktur tanah. Dinamika struktur

tanah merupakan proses pembentukan dan penurunan pori makro yang sangat tergantung pada

tersedianya makanan (bahan organik) bagi cacing tanah berupa lapisan serasah tanah dan akar

yang mati. Kapasitas tanah dalam menyimpan air tergantung pada konduktifitas hidraulik jenuh

dan aliran lateral (Saidi, 2006).

Komposisi fisik tanah yang terdiri dari komponen padat, cair dan gas dalam tanah yang

menjadi dasar dalam membentuk sistem tiga fase yang kompleks. Mengukur jumlah setiap

komponen tanah dan parameter yang menggambarkan hubungan antar komponen : tekstur,

agregat dan struktur tanah, ruang pori, kerapatan isi, kadar air dan kapasitas menahan air. Konsep

dan pengertian dasar tentang reaksi permukaan, permukaan ganda, potensial air, dan kurva

karakteristik air tanah. Pemahaman dasar tentang proses-proses fisik dalam tanah seperti agregasi

Page 6: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 6/16

dan deformasi tanah, aliran air jenuh dan tidak jenuh (kasus-kasus infiltrasi, penguapan atau

evaporasi dan drainase), difusi gas dalam tanah serta perambatan suhu (Campbell, 1985).

Menurut Suryatmojo (2006) Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain:

1.  Karakteristik permukaan lahan

Karakteristik permukaan tanah yang mempengaruhi proses infiltrasi adalah kepadatan

tanah (curah hujan, debu dan liat yang terbawa aliran vertikal, kandungan liat, lalu lintas hewan).

Sifat dan jenis tanaman penutup tanah (tumbuhan mengurangi efek curah hujan, akar tumbuhan

akan menyebabkan struktur tanah gembur, dan diatas permukaan tanah mengurangi laju aliran.

2.  Transmisi lapisan tanah

Sifat transmisi lapisan tanah tergantung pada lapisan-lapisan dalam tanah. Lapisan tanah

dibedakan atas 4 horizon adalah:

a) 

Horizon A yang teratas sebagai bahan organik tanah

 b)  Horizon B merupakan akumulasi dari bahan koloidal A ketebalan permeabilitas sangat

meneguhkan laju infiltrasi

c)  Horizon C kadang-kadang disebut sub soil terbentuk dari pelapukan bahan induk

d)  Horizon D merupakan bahan induk (beb rock ).

Laju infiltrasi umumnya tergantung dari horizon A dan B, karena kapasitas infiltrasi C

tidak akan terpenuhi oleh laju infiltrasi, sedangkan D tidak tertembus air, sehingga sifat trasmisi

lapisan tanah dikelompokkan menjadi 2 fenomena yaitu: Jika kapasitas perkolasi lebih besar dari

kapasitas infiltrasi maka lapisan di bawah lapisan permukaan tidak akan jenuh dan laju infiltrasi

ditentukan oleh infiltrasi. Jika kapasitas perkolasi lebih kecil dari kapasitas infiltrasi maka

lapisan bawah akan jenuh air dan laju infiltrasi ditentukan oleh laju perkolasi.

3.  Pengatusan dari kapasitas penampungan

Pengatusan kapasitas penampungan porositas tanah akan menentukan kapasitas

 penampungan untuk air infiltrasi, juga menahan aliran permukaan. Semakin besar porositas

maka kapasitas menampung air infiltrasi semakin besar. Proses infiltrasi akan meningkatkan

kadar air pada kondisi kapasitas lapang, dimana kandungan air dalam tanah maksimum yang

dapat ditahan oleh partikel tanah terhadap gaya tarik bumi.

Page 7: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 7/16

B. Permeabilitas Tanah

Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air ke lapisan

 bawah profil. Struktur dan tekstur serta unsure organik lainya berperan dalam menaikkan laju

 permeabilitas tanah (Anonim, 2010). Lubis (2007) menyatakan bahwa pada ilmu tanah

 permeabilitas didefinisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau

 penetrasi akar tanaman atau lewat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah.

Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan

tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah.

Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan

laju air larian. Air larian inilah yang akan merusak permukaan tanah.

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhioleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil

ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.

Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga

koefisien permeabilitas yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan

fungsi angka pori. Tinggi rendahnya permeabilitas ditentukan oleh ukuran pori. Koefisien

 permeabilitas (k) untuk macam-macam tanah adalah sebagai berikut:

  Pasir :10-102 cm/det

  Debu :102-105 cm/det

  Lempung :<150 cm/det

Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat

sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede, 2009) permeabilitas tanah memiliki lapisan

atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20  –  9,46 cm jam-1),

sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1)

( Suharta, 2008). Permeabilitas tanah dilapisan bawah lebih lambat dari pada dilapisan atas.

Keadaan seperti ini dapat disebabkan oleh pengaruh pengolahan tanah, perakaran tanaman, atau

 pemadatan pedogenesis karena ada penimbunan liat seperti terjadi pada tanah yang mempunyai

horizon argilik. Hasil penetapan menunjukkan permeabilitas lapisan tanah berkisar antara lambat

sampai agak cepat, sedangkan dilapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang.

Koefisien permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor yaitu:

Page 8: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 8/16

1.  Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan

semakin kecil.

2.  Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien

 permeabilitasnya cenderung semakin kecil.

3.  Disrtibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya, koefesien

 permeabilitasnya cenderung semakin kecil.

4.  Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien permeabilitas

tanahnya akan semakin besar.

5.  Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien permeabilitas

tanahnya akan semakin tinggi.

6.  Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan

semakin tinggi.

Hubungan antara permeabilitas dengan erosi adalah apabilapermeabiltas dalam tanah

terlalu tinggi sehingga menutupi seluruh pori tanah dapat terjadi berkurangnya kekuatan dalam

tanah sehingga bila mendapatkan tekanan terhadap tanah tersebut dapat mengakibatkan

mudahnya tanah itu terjadi longsoran atau erosi.

Page 9: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 9/16

III. PEMBAHASAN

A. Pengaruh Model Tanaman Terhadap Variabel Pengamatan

  Model A : tanaman jati, mangga, dan mete

  Model B : tanaman jati, mangga, dan pete

  Model C : tanaman jati, mangga, mete, dan peteSetiap model disisipkan tanaman semusim seperti ketela pohon, jagung, dan kacang

tanah.

Gambar 1 Model Tanaman (sumber : BPK Solo, 2008)

Page 10: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 10/16

Tabel 2 Pengaruh Perlakuan Model Tanaman Terhadap Sifat-Sifat Tanah

Sumber : Maro’ah 2011 

Kelengasan tanah adalah keadaan yang memberikan volume air (cairan) yang tertahan di

dalam pori  –   pori sistem tanah sebagai akibat adanya saling tindak antara massa air dengan

 berbagai zarah tanah (adhesi) dan sesama massa air (kohesi). Adanya berbagai aras saling tindak

ini menjadikan di dalam suatu sistem tanah ditemui aneka keadaan lengas tanah (Poerwowidodo,

1992). Kadar lengas ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tersedia dalam tanah. Salah

satu ditentukan oleh distribusi ukuran partikel atau tekstur. Pada tanah Inceptisols yang diamati

distribusi partikel berukuran besar berupa pasir mendominasi. Hal ini telah dibuktikan dengan pengamatan di laboratorium yang menunjukan hasil bahwa partikel pasir sangat dominan. Oleh

karena itu air tersedia atau kandungan lengas yang diikat rendah.

Model tanaman berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap BO. Hal ini berarti bahwa

model tanaman memberikan kontribusi yang baik dan penting terhadap ketersediaan bahan

organik dalam tanah. Bahan organik mempunyai peran yang sangat penting pada tanah seperti

memperbaiki sifat-sifat tanah, meningkatkan kemampuan menahan air dan pelapukan mineral.

Tanah Inceptisols memiliki kadar bahan organik yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan

 pengamatan dilaboratorium bahwa kandungan bahan organik pada lokasi rendah yaitu hanya

 berkisar 1 % untuk semua model tanaman. Untuk itu penambahan bahan organik lewat model

tanaman yang telah dibuat penting untuk diperhatikan. Di dalam model tanaman terdapat

kombinasi antara tanaman tahunan dan tanaman semusim. Hal ini dapat meningkatkan

Page 11: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 11/16

kandungan bahan organik dalam tanah. Seresah dan sisa hasil panen yang dihasilkan dapat

menjadi sumber bahan organik yang baik untuk tanah.

B. Laju Infiltrasi pada Model Tanaman

Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan

tanah. Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada suatu saat disebut kapasitas

infiltrasi. Pada saat tanah keadaan kering maka laju infiltrasi tinggi. Sebaliknya saat tanah jenuh

air, laju infiltrasi menjadi menurun dan akhirnya konstan. Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya

kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama laju penyediaan air (hujan) lebih kecil

dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan

melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2006).

Gambar 3 Rerata Laju Infiltrasi semua Model Tanaman

Sumber : Maro’ah 2011 

Terlihat pada grafik ada salah satu laju infiltrasi yang nilainya sangat tinggi dibandingkan

yang lain yaitu pada model B4. Pada lokasi ini tanaman utamanya berupa jati dan tanaman

sisipan berupa mangga serta pete. Semuanya adalah tanaman yang bisa bertahan hidup di daerah

yang beriklim ekstrim. Selain itu juga mempunyai perakaran yang kuat dengan penutupan tajuk

cukup rapat. Hal tersebut dapat berfungsi mengurangi laju aliran permukaan (run off)karena air

hujan tidak akan langsung jatuh mengenai permukaan tanah. Namun, tertahan sementara di

 batang dan tajuk tanaman disebut air intersepsi. Arsyad (2006) menyatakan bahwa bagian air

hujan yang diintersepsi vegetasi akan menguap ke udara, yang berarti mengurangi banyaknya air

hujan yang jatuh ke permukaan tanah. Sehingga mengurangi aliran permukaan dan mengurangi

Page 12: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 12/16

kekuatan perusak butir-butir air hujan terhadap tanah. Oleh karena itu dapat meningkatkan laju

infiltrasi.

Laju infiltrasi berkorelasi positif dengan BO. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

kandungan bahan organik, laju infiltrasi semakin besar. Pengaruh bahan organik terhadap tanah

sangat besar yaitu sifatsifat tanah yang berhubungan dengan laju infiltrasi. Bahan organik

mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biologi pada tanah. Bahan organic memperbaiki sifat-sifat

tanah tersebut sehingga nantinya akan meningkatkan laju infiltrasi pada tanah. Bahan organik

akan mendorong agregasi dan memantapkan pori tanah karena membentuk koloid lambat balik

yang berperan sebagai perekat. Tanah tersebut akan menjadi lebih mantap dan stabil. Sehingga

laju infiltrasi akan tetap terjaga. Hal ini sesuai dengan penyataan Arsyad (2006) yang

menyatakan bahwa kapasitas infiltrasi hanya dapat dipelihara jika porositas semula tidak

terganggu selama berlangsungnya hujan. Tanah-tanah yang mudah terdispersi akan tertutup pori-

 porinya sehingga kapasitas infiltrasi cepat menurun. Tanah-tanah yang agregatmya stabil akan

menjaga kapasitas infiltrasi tetap tinggi.

Bahan organik akan meningkatkan daya jerap dan KTK. Hal ini berhubungan dengan

koloid tanah yang merupakan indikasi tanah mengandung liat (lempung) dan senyawa organik.

Inilah yang merupakan bahan perekat tanah untuk memantapkan agregat. Bahan organik juga

meningkatkan jumlah dan aktivitas organisme makro dan mikro dalam tanah. Aktivitas

organisme ini akan menyebabkan terbentuknya lubang atau celah pada tanah. Sehingga jumlah

air yang meresap dalam tanah meningkat.

Laju infiltrasi berkorelasi negatif dengan BV, BJ, dan kadar lengas. Artinya semakin

tinggi nilai BV, BJ, dan kadar lengas maka laju infiltrasi akan semakin kecil. Sebaliknya

semakin rendah nilai BV, BJ, dan kadar lengas maka laju infiltrasi akan semakin besar. Bobot

 jenis (BJ), bobot volume (BV) dan kadar lengas akan berpengaruh terhadap porositas. Bobot

 jenis dan bobot volume memiliki pengertian yang sama, yaitu perbandingan antara bobot

dengan volume partikel tanah, hanya saja perbedaannya ada pada saat pengukuran volume.

Berat volume tanah ditentukan sebagai massa atau berat suatu kesatuan volume tanah

kering yang dinyatakan dalam gram per cm3. Volume tanah ini menyangkut benda padat dan

 pori tanah. Sedangkan berat jenis tanah didasarkan suatu kesatuan volume tanah dimana volume

tanah ini hanya menyangkut padatan saja. Berdasarkan hal ini, maka berat jenis tanah suatu tanah

mempunyai nilai yang lebih besar dari berat volume tananhmya. Hal ini dikarenakan berat

Page 13: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 13/16

volume ditentukan dari suatu massa tanah atau dari berat suatu kesatuan volume tanah kering

yang mencakup benda padatan atau pori, sedangkan berat jenis tanah merupakan suatu ukuran

 berat yang hanya memperhitungkan butir-butir padatan tanah saja.

Total porositas tanah lempung lebih tinggi dibanding tanah berpasir. Pada lokasi

 penelitian kandungan lempung masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena lokasi

dengan ordo tanah Inceptisol yang resisten terhadap pelapukan serta rentan dengan pencucian.

Sehingga membuat pori totalnya rendah karena tanahnya didominasi fraksi pasir yang komposisi

 penyusunnya adalah pori berukuran besar.

C. Permeabilitas Tanah pada Model Tanaman

Permeabilitas tanah adalah sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair di dalamtanah melalui suatu media berpori-pori makro maupun mikro baik daerah vertikal maupun

horizontal. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Semua

 jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong

(pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.

Gambar 4 Rerata Permeabilitas Tanah semua Model Tanaman

Sumber : Maro’ah 2011 

Permeabilitas tanah berkorelasi positif dengan BO, BJ, kadar lengas bongkah dan laju

infiltrasi. Permeabilitas tanah berkorelasi negatif dengan BV, kadar lengas ctka ϕ 0.5 mm dan

kadar lengas ctka ϕ  2 mm. Semua itu menyangkut sifat-sifat tanah. Sehingga untuk

meningkatkan permeabilitas tanah adalah dengan cara memperbaiki sifat-sifat tanah.

Page 14: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 14/16

Permeabilitas meningkat seiring peningkatan laju infiltrasi. Sehingga menunjukkan

 bahwa peningkatan laju infiltrasi akan meningkatkan permeabilitas tanah. Model tanaman

diharapkan mampu meningkatkan laju infiltrasi dan permeabilitas tanah dengan memperbaiki

sifatsifat tanah terutama karena penambahan BO. Dengan kajian laju infiltrasi dan permeabilitas

tanah pada beberapa tanaman diharapkan mampu untuk meningkatkan upaya perbaikan sifat-

sifat tanah. Sehingga nantinya akan mampu mengurangi aliran permukaan tanah (run off) yang

menyebabkan erosi.

Page 15: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 15/16

IV. KESIMPULAN

1.  Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air.

2. 

kapasitas infiltrasi hanya dapat dipelihara jika porositas semula tidak terganggu selama

 berlangsungnya hujan.

3.  Tanah-tanah yang mudah terdispersi akan tertutup pori-porinya sehingga kapasitas

infiltrasi cepat menurun sedangkan tanah-tanah yang agregatmya stabil akan menjaga

kapasitas infiltrasi tetap tinggi.

4.  Berkurangnya infiltrasi air kedalam tanah, terutama pada kawasan resapan air ( recharge

area), dapat mengurangi kembalian air bawah tanah ( ground water ), sehingga banjir dan

kekeringan merupakan akibat dari peristiwa tersebut.5.  Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui

ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.

6.  Permeabilitas meningkat seiring peningkatan laju infiltrasi.

Page 16: Paper Htata

7/21/2019 Paper Htata

http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 16/16

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada UniversityPress. YogyakartaCampbell, G.S. 1985. Soil Physics With Basic Transport Models For Soil  –   Plant System.

Department of Agronomy and Soils. Washington State University. Pullman, WA 99163,

USAHakim, N., M.Y. Nyakpa, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong, dan H.H. Balley, 1986. Dasar-

dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.

Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. Pt.Medyatama Sarana Persada. Jakarta

Kartosapoetra, A.G. 1990. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha untuk Merehabilitasinya. BinaAksara. Jakarta.

Saidi, H. A. 2006. Fisika Tanah dan Lingkungan. Andalas University Press. Padang

Suharto, E. 2006. Kapasitas Simpanan Air Tanah Pada Sistem Tataguna Lahan LPP Tahura RajaLelo Bengkulu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 8 No 1. Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu