paper htata
TRANSCRIPT
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 1/16
LAJU INFILTRASI DAN PERMEABILITAS TANAH
PADA BEBERAPA MODEL TANAMAN
OLEH
DEWI FLORIANTI
05111002012
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 2/16
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh masa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Kelebihan air atau kekurangan
air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, karena air berperan penting bagi pertumbuhan
tanaman (Hardjowigeno, 1993).
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam
tanah. Dengan kata lain infiltrasi adalah aliran air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya
kapiler (gerakan air ke arah vertical). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air
tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi yang dikenal
sebagai proses perkolasi (Asdak, 2002).
Laju infiltrasi yang tinggi tidak hanya meningkatkan jumlah air yang tersimpan dalam
tanah untuk pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengurangi banjir dan erosi yang disebabkan oleh
run off (Hakim, 1986).
Dalam bidang konservasi tanah, infiltrasi merupakan komponen yang sangat penting
karena masalah konservasi tanah pada azasnya adalah pengaturan hubungan antara intensitas
hujan dan kapasitas infiltrasi, serta pengaturan aliran permukaan. Aliran permukaan hanya dapat
diatur dengan memperbesar kemampuan tanah menyimpan air, utamanya dapat ditempuh
melalui perbaikan atau peningkatan kapasitas infiltrasi. Kapasitas infiltrasi merupakan laju
maksimum air yang dapat masuk ke dalam tanah pada suatu saat (Kurnia et al., 2006). Apabila
kapasitas infiltrasi lebih kecil dari intensitas hujan, dapat menyebabkan terjadinya banjir dan
erosi.
Berkurangnya infiltrasi air kedalam tanah, terutama pada kawasan resapan air (recharge
area), dapat mengurangi kembalian air bawah tanah ( ground water ), sehingga banjir dan
kekeringan merupakan akibat dari peristiwa tersebut. Air hujan yang jatuh dipermukaan tanah
akan mengalami evaporasi, infiltrasi, perkolasi, dan air yang mengalir diatas permukaan tanah
sebagai limpasan permukaan. Sejumlah air hujan disimpan dalam tanah sebagai air tanah
(ground water storage) dan air bumi ( ground water ) yang pada suatu saat dapat dimanfaatkan
oleh tumbuhan. (Arief, 2001).
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 3/16
Permeabilitas didefinisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas , cairan-cairan
atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah
Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan
yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya
suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media porus.
Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti
telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. Permeabilitas
intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan
ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi
ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi
karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akuifer yang berkembang
dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zona, dan mungkin bervariasi
cukup besar tergantung pada arah gerakan air.
Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kepentingan di bidang
pertanian, misalnya masuknya air ke dalam tanah, gerak air ke akar tanaman,aliran air drainase,
evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya itu dapat dipengaruhi oleh permeabilitas tanah
yang mana berkaitan pula dengan peranan konduktifitas hidroliknya.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui laju infiltrasi dan permeabilitas tanah pada beberapa model tanaman
pada beberapa model penanaman.
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 4/16
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Laju Infiltrasi
Infiltrasi adalah masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal.
Sedangkan banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah dikenal sebagai
laju infiltrasi (infiltration rate). Nilai laju infiltrasi sangat bergantung pada kapasitas infiltrasi
tanah. Kapasitas infiltrasi tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk melalukan air dari
permukaan ke dalam tanah secara vertikal. Infiltrasi ke dalam tanah pada mulanya tidak jenuh,
karena pengaruh tarikan hisapan matrik dan gravitasi. Infiltrasi yang efektif akan menurunkan
run off, sebaliknya infiltrasi yang tidak efektif akan memperbesar ( Arsyad, 2006).
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah
melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan
tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan
sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah
laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk
lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju
infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas
hujan dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap : (1) proses limpasan;
(2) pengisian lengas tanah ( soil moisture) dan air tanah.
Laju infiltrasi (infiltration rate) adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk
melalui permukaan tanah, dinyatakan dalam mm per jam atau cm per jam. Pada saat tanah masih
kering, laju infiltrasi tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air, maka laju infiltrasi akan menurun
dan menjadi konstan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain jenis
permukaan tanah, cara pengolahan lahan, kepadatan tanah, dan sifat serta jenis tanaman
Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada suatu saat dinamai kapasitas infiltrasi
(infiltration capacity) tanah (Arsyad, 2006).
Balai besar litbang sumber daya pertanian (2006) menyatakan bahwa infiltrasi merupakan
peristiwa atau proses masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tidak mesti) melalui permukaan
tanah dan secara vertikal. Pada beberapa kasus, air dapat masuk melalui jalur atau rekahan tanah
atau gerakan horizontal dari sampimg. Infiltrasi merupakan kompleks antara intensitas hujan
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 5/16
karakteristik dan kondisi permukaan tanah. Intensitas hujan berpengaruh terhadap kesempatan
air untuk masuk ke dalam tanah. Bila intensitas hujan lebih kecil dibandingkan kapasitas
infiltrasi, maka semua air mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah. Sebaliknya bila
intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas infiltrasi, maka sebagian air yang
jatuh ke permukaan tanah tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah, dan
bagian ini akan mengalir sebagai aliran permukaan. Menurut Horton (1940) laju infiltrasi adalah
volume air yang mengalir kedalam profil persatuan luas dikenal dengan laju infiltrasi. Pengaliran
yang memiliki satuan kecepatan juga dikenal dengan kecepatan infiltrasi. Pada kondisi laju hujan
melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air dan infiltrasi akan berlarut dengan laju
maksimal. Kemampuan tanah menyerap air akan semakin berkurang dengan makin
bertambahnya waktu. Pada tingkat awal kecepatan penyerapan air cukup tinggi dan pada tingkat
waktu tertentu kecepatan penyerapan air ini akan menjadi konstan.
Kapasitas infiltrasi pada fraksi pasir lebih besar dibandingkan dengan fraksi liat, hal ini
karena liat memang kaya akan pori halus sedangkan pasir kaya akan pori yang besar. Kapasitas
infiltrasi pada berbagai jenis tanah berbeda-beda, jenis tanah berpasir lebih besar kapasitas
infiltrasinya daripada tanah liat. Tanah liat aliran permukaannya lebih besar sehingga
kemampuan mengikis dan mengangkut partikel-partikel tanah jauh lebih banyak bila
dibandingkan dengan aliran permukaan pada tanah pasir (Kartasapoetra,1990).
Laju infiltrasi tanah sangat dipengaruhi oleh macam penggunaan lahan atau kerapatan
vegetasi penutup tanah yang berhubungan dengan ketebalan lapisan serasah tanah, intensitas
hujan, intersepsi hujan oleh kanopi tanaman dan dinamika struktur tanah. Dinamika struktur
tanah merupakan proses pembentukan dan penurunan pori makro yang sangat tergantung pada
tersedianya makanan (bahan organik) bagi cacing tanah berupa lapisan serasah tanah dan akar
yang mati. Kapasitas tanah dalam menyimpan air tergantung pada konduktifitas hidraulik jenuh
dan aliran lateral (Saidi, 2006).
Komposisi fisik tanah yang terdiri dari komponen padat, cair dan gas dalam tanah yang
menjadi dasar dalam membentuk sistem tiga fase yang kompleks. Mengukur jumlah setiap
komponen tanah dan parameter yang menggambarkan hubungan antar komponen : tekstur,
agregat dan struktur tanah, ruang pori, kerapatan isi, kadar air dan kapasitas menahan air. Konsep
dan pengertian dasar tentang reaksi permukaan, permukaan ganda, potensial air, dan kurva
karakteristik air tanah. Pemahaman dasar tentang proses-proses fisik dalam tanah seperti agregasi
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 6/16
dan deformasi tanah, aliran air jenuh dan tidak jenuh (kasus-kasus infiltrasi, penguapan atau
evaporasi dan drainase), difusi gas dalam tanah serta perambatan suhu (Campbell, 1985).
Menurut Suryatmojo (2006) Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain:
1. Karakteristik permukaan lahan
Karakteristik permukaan tanah yang mempengaruhi proses infiltrasi adalah kepadatan
tanah (curah hujan, debu dan liat yang terbawa aliran vertikal, kandungan liat, lalu lintas hewan).
Sifat dan jenis tanaman penutup tanah (tumbuhan mengurangi efek curah hujan, akar tumbuhan
akan menyebabkan struktur tanah gembur, dan diatas permukaan tanah mengurangi laju aliran.
2. Transmisi lapisan tanah
Sifat transmisi lapisan tanah tergantung pada lapisan-lapisan dalam tanah. Lapisan tanah
dibedakan atas 4 horizon adalah:
a)
Horizon A yang teratas sebagai bahan organik tanah
b) Horizon B merupakan akumulasi dari bahan koloidal A ketebalan permeabilitas sangat
meneguhkan laju infiltrasi
c) Horizon C kadang-kadang disebut sub soil terbentuk dari pelapukan bahan induk
d) Horizon D merupakan bahan induk (beb rock ).
Laju infiltrasi umumnya tergantung dari horizon A dan B, karena kapasitas infiltrasi C
tidak akan terpenuhi oleh laju infiltrasi, sedangkan D tidak tertembus air, sehingga sifat trasmisi
lapisan tanah dikelompokkan menjadi 2 fenomena yaitu: Jika kapasitas perkolasi lebih besar dari
kapasitas infiltrasi maka lapisan di bawah lapisan permukaan tidak akan jenuh dan laju infiltrasi
ditentukan oleh infiltrasi. Jika kapasitas perkolasi lebih kecil dari kapasitas infiltrasi maka
lapisan bawah akan jenuh air dan laju infiltrasi ditentukan oleh laju perkolasi.
3. Pengatusan dari kapasitas penampungan
Pengatusan kapasitas penampungan porositas tanah akan menentukan kapasitas
penampungan untuk air infiltrasi, juga menahan aliran permukaan. Semakin besar porositas
maka kapasitas menampung air infiltrasi semakin besar. Proses infiltrasi akan meningkatkan
kadar air pada kondisi kapasitas lapang, dimana kandungan air dalam tanah maksimum yang
dapat ditahan oleh partikel tanah terhadap gaya tarik bumi.
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 7/16
B. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air ke lapisan
bawah profil. Struktur dan tekstur serta unsure organik lainya berperan dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah (Anonim, 2010). Lubis (2007) menyatakan bahwa pada ilmu tanah
permeabilitas didefinisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau
penetrasi akar tanaman atau lewat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan
tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah.
Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan
laju air larian. Air larian inilah yang akan merusak permukaan tanah.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhioleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil
ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.
Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga
koefisien permeabilitas yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan
fungsi angka pori. Tinggi rendahnya permeabilitas ditentukan oleh ukuran pori. Koefisien
permeabilitas (k) untuk macam-macam tanah adalah sebagai berikut:
Pasir :10-102 cm/det
Debu :102-105 cm/det
Lempung :<150 cm/det
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat
sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede, 2009) permeabilitas tanah memiliki lapisan
atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1),
sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1)
( Suharta, 2008). Permeabilitas tanah dilapisan bawah lebih lambat dari pada dilapisan atas.
Keadaan seperti ini dapat disebabkan oleh pengaruh pengolahan tanah, perakaran tanaman, atau
pemadatan pedogenesis karena ada penimbunan liat seperti terjadi pada tanah yang mempunyai
horizon argilik. Hasil penetapan menunjukkan permeabilitas lapisan tanah berkisar antara lambat
sampai agak cepat, sedangkan dilapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang.
Koefisien permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor yaitu:
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 8/16
1. Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin kecil.
2. Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
3. Disrtibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
4. Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin besar.
5. Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin tinggi.
6. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin tinggi.
Hubungan antara permeabilitas dengan erosi adalah apabilapermeabiltas dalam tanah
terlalu tinggi sehingga menutupi seluruh pori tanah dapat terjadi berkurangnya kekuatan dalam
tanah sehingga bila mendapatkan tekanan terhadap tanah tersebut dapat mengakibatkan
mudahnya tanah itu terjadi longsoran atau erosi.
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 9/16
III. PEMBAHASAN
A. Pengaruh Model Tanaman Terhadap Variabel Pengamatan
Model A : tanaman jati, mangga, dan mete
Model B : tanaman jati, mangga, dan pete
Model C : tanaman jati, mangga, mete, dan peteSetiap model disisipkan tanaman semusim seperti ketela pohon, jagung, dan kacang
tanah.
Gambar 1 Model Tanaman (sumber : BPK Solo, 2008)
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 10/16
Tabel 2 Pengaruh Perlakuan Model Tanaman Terhadap Sifat-Sifat Tanah
Sumber : Maro’ah 2011
Kelengasan tanah adalah keadaan yang memberikan volume air (cairan) yang tertahan di
dalam pori – pori sistem tanah sebagai akibat adanya saling tindak antara massa air dengan
berbagai zarah tanah (adhesi) dan sesama massa air (kohesi). Adanya berbagai aras saling tindak
ini menjadikan di dalam suatu sistem tanah ditemui aneka keadaan lengas tanah (Poerwowidodo,
1992). Kadar lengas ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tersedia dalam tanah. Salah
satu ditentukan oleh distribusi ukuran partikel atau tekstur. Pada tanah Inceptisols yang diamati
distribusi partikel berukuran besar berupa pasir mendominasi. Hal ini telah dibuktikan dengan pengamatan di laboratorium yang menunjukan hasil bahwa partikel pasir sangat dominan. Oleh
karena itu air tersedia atau kandungan lengas yang diikat rendah.
Model tanaman berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap BO. Hal ini berarti bahwa
model tanaman memberikan kontribusi yang baik dan penting terhadap ketersediaan bahan
organik dalam tanah. Bahan organik mempunyai peran yang sangat penting pada tanah seperti
memperbaiki sifat-sifat tanah, meningkatkan kemampuan menahan air dan pelapukan mineral.
Tanah Inceptisols memiliki kadar bahan organik yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
pengamatan dilaboratorium bahwa kandungan bahan organik pada lokasi rendah yaitu hanya
berkisar 1 % untuk semua model tanaman. Untuk itu penambahan bahan organik lewat model
tanaman yang telah dibuat penting untuk diperhatikan. Di dalam model tanaman terdapat
kombinasi antara tanaman tahunan dan tanaman semusim. Hal ini dapat meningkatkan
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 11/16
kandungan bahan organik dalam tanah. Seresah dan sisa hasil panen yang dihasilkan dapat
menjadi sumber bahan organik yang baik untuk tanah.
B. Laju Infiltrasi pada Model Tanaman
Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan
tanah. Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada suatu saat disebut kapasitas
infiltrasi. Pada saat tanah keadaan kering maka laju infiltrasi tinggi. Sebaliknya saat tanah jenuh
air, laju infiltrasi menjadi menurun dan akhirnya konstan. Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya
kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama laju penyediaan air (hujan) lebih kecil
dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan
melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2006).
Gambar 3 Rerata Laju Infiltrasi semua Model Tanaman
Sumber : Maro’ah 2011
Terlihat pada grafik ada salah satu laju infiltrasi yang nilainya sangat tinggi dibandingkan
yang lain yaitu pada model B4. Pada lokasi ini tanaman utamanya berupa jati dan tanaman
sisipan berupa mangga serta pete. Semuanya adalah tanaman yang bisa bertahan hidup di daerah
yang beriklim ekstrim. Selain itu juga mempunyai perakaran yang kuat dengan penutupan tajuk
cukup rapat. Hal tersebut dapat berfungsi mengurangi laju aliran permukaan (run off)karena air
hujan tidak akan langsung jatuh mengenai permukaan tanah. Namun, tertahan sementara di
batang dan tajuk tanaman disebut air intersepsi. Arsyad (2006) menyatakan bahwa bagian air
hujan yang diintersepsi vegetasi akan menguap ke udara, yang berarti mengurangi banyaknya air
hujan yang jatuh ke permukaan tanah. Sehingga mengurangi aliran permukaan dan mengurangi
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 12/16
kekuatan perusak butir-butir air hujan terhadap tanah. Oleh karena itu dapat meningkatkan laju
infiltrasi.
Laju infiltrasi berkorelasi positif dengan BO. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
kandungan bahan organik, laju infiltrasi semakin besar. Pengaruh bahan organik terhadap tanah
sangat besar yaitu sifatsifat tanah yang berhubungan dengan laju infiltrasi. Bahan organik
mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biologi pada tanah. Bahan organic memperbaiki sifat-sifat
tanah tersebut sehingga nantinya akan meningkatkan laju infiltrasi pada tanah. Bahan organik
akan mendorong agregasi dan memantapkan pori tanah karena membentuk koloid lambat balik
yang berperan sebagai perekat. Tanah tersebut akan menjadi lebih mantap dan stabil. Sehingga
laju infiltrasi akan tetap terjaga. Hal ini sesuai dengan penyataan Arsyad (2006) yang
menyatakan bahwa kapasitas infiltrasi hanya dapat dipelihara jika porositas semula tidak
terganggu selama berlangsungnya hujan. Tanah-tanah yang mudah terdispersi akan tertutup pori-
porinya sehingga kapasitas infiltrasi cepat menurun. Tanah-tanah yang agregatmya stabil akan
menjaga kapasitas infiltrasi tetap tinggi.
Bahan organik akan meningkatkan daya jerap dan KTK. Hal ini berhubungan dengan
koloid tanah yang merupakan indikasi tanah mengandung liat (lempung) dan senyawa organik.
Inilah yang merupakan bahan perekat tanah untuk memantapkan agregat. Bahan organik juga
meningkatkan jumlah dan aktivitas organisme makro dan mikro dalam tanah. Aktivitas
organisme ini akan menyebabkan terbentuknya lubang atau celah pada tanah. Sehingga jumlah
air yang meresap dalam tanah meningkat.
Laju infiltrasi berkorelasi negatif dengan BV, BJ, dan kadar lengas. Artinya semakin
tinggi nilai BV, BJ, dan kadar lengas maka laju infiltrasi akan semakin kecil. Sebaliknya
semakin rendah nilai BV, BJ, dan kadar lengas maka laju infiltrasi akan semakin besar. Bobot
jenis (BJ), bobot volume (BV) dan kadar lengas akan berpengaruh terhadap porositas. Bobot
jenis dan bobot volume memiliki pengertian yang sama, yaitu perbandingan antara bobot
dengan volume partikel tanah, hanya saja perbedaannya ada pada saat pengukuran volume.
Berat volume tanah ditentukan sebagai massa atau berat suatu kesatuan volume tanah
kering yang dinyatakan dalam gram per cm3. Volume tanah ini menyangkut benda padat dan
pori tanah. Sedangkan berat jenis tanah didasarkan suatu kesatuan volume tanah dimana volume
tanah ini hanya menyangkut padatan saja. Berdasarkan hal ini, maka berat jenis tanah suatu tanah
mempunyai nilai yang lebih besar dari berat volume tananhmya. Hal ini dikarenakan berat
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 13/16
volume ditentukan dari suatu massa tanah atau dari berat suatu kesatuan volume tanah kering
yang mencakup benda padatan atau pori, sedangkan berat jenis tanah merupakan suatu ukuran
berat yang hanya memperhitungkan butir-butir padatan tanah saja.
Total porositas tanah lempung lebih tinggi dibanding tanah berpasir. Pada lokasi
penelitian kandungan lempung masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena lokasi
dengan ordo tanah Inceptisol yang resisten terhadap pelapukan serta rentan dengan pencucian.
Sehingga membuat pori totalnya rendah karena tanahnya didominasi fraksi pasir yang komposisi
penyusunnya adalah pori berukuran besar.
C. Permeabilitas Tanah pada Model Tanaman
Permeabilitas tanah adalah sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair di dalamtanah melalui suatu media berpori-pori makro maupun mikro baik daerah vertikal maupun
horizontal. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Semua
jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong
(pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Gambar 4 Rerata Permeabilitas Tanah semua Model Tanaman
Sumber : Maro’ah 2011
Permeabilitas tanah berkorelasi positif dengan BO, BJ, kadar lengas bongkah dan laju
infiltrasi. Permeabilitas tanah berkorelasi negatif dengan BV, kadar lengas ctka ϕ 0.5 mm dan
kadar lengas ctka ϕ 2 mm. Semua itu menyangkut sifat-sifat tanah. Sehingga untuk
meningkatkan permeabilitas tanah adalah dengan cara memperbaiki sifat-sifat tanah.
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 14/16
Permeabilitas meningkat seiring peningkatan laju infiltrasi. Sehingga menunjukkan
bahwa peningkatan laju infiltrasi akan meningkatkan permeabilitas tanah. Model tanaman
diharapkan mampu meningkatkan laju infiltrasi dan permeabilitas tanah dengan memperbaiki
sifatsifat tanah terutama karena penambahan BO. Dengan kajian laju infiltrasi dan permeabilitas
tanah pada beberapa tanaman diharapkan mampu untuk meningkatkan upaya perbaikan sifat-
sifat tanah. Sehingga nantinya akan mampu mengurangi aliran permukaan tanah (run off) yang
menyebabkan erosi.
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 15/16
IV. KESIMPULAN
1. Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air.
2.
kapasitas infiltrasi hanya dapat dipelihara jika porositas semula tidak terganggu selama
berlangsungnya hujan.
3. Tanah-tanah yang mudah terdispersi akan tertutup pori-porinya sehingga kapasitas
infiltrasi cepat menurun sedangkan tanah-tanah yang agregatmya stabil akan menjaga
kapasitas infiltrasi tetap tinggi.
4. Berkurangnya infiltrasi air kedalam tanah, terutama pada kawasan resapan air ( recharge
area), dapat mengurangi kembalian air bawah tanah ( ground water ), sehingga banjir dan
kekeringan merupakan akibat dari peristiwa tersebut.5. Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
6. Permeabilitas meningkat seiring peningkatan laju infiltrasi.
7/21/2019 Paper Htata
http://slidepdf.com/reader/full/paper-htata 16/16
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada UniversityPress. YogyakartaCampbell, G.S. 1985. Soil Physics With Basic Transport Models For Soil – Plant System.
Department of Agronomy and Soils. Washington State University. Pullman, WA 99163,
USAHakim, N., M.Y. Nyakpa, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong, dan H.H. Balley, 1986. Dasar-
dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. Pt.Medyatama Sarana Persada. Jakarta
Kartosapoetra, A.G. 1990. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha untuk Merehabilitasinya. BinaAksara. Jakarta.
Saidi, H. A. 2006. Fisika Tanah dan Lingkungan. Andalas University Press. Padang
Suharto, E. 2006. Kapasitas Simpanan Air Tanah Pada Sistem Tataguna Lahan LPP Tahura RajaLelo Bengkulu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 8 No 1. Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu