jurnal cooperatif tipe stad ,tps n jigsaw

Upload: firmansyah

Post on 10-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    1/206

    PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD, TGT,

    DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

    SMPN 26 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

    SKRIPSI

    Oleh

    Khoirotun Nisa

    NPM 09330236

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    SEMARANG

    2013

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    2/206

    ii

    PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD, TGT, DAN JIGSAW

    TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 26 SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2012-2013

    Skripsi

    Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang

    untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

    Program Sarjana Pendidikan Fisika

    Oleh

    Khoirotun Nisa

    NPM 09330236

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    SEMARANG

    2013

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    3/206

    iii

    Halaman Persetujuan

    Skripsi berjudul

    PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD, TGT, DAN

    JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 26

    SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

    yang disusun oleh

    Khoirotun Nisa

    NPM 09330236

    telah disetujui dan siap untuk diujikan.

    Semarang,

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dra. Ngurah Ayu Nyoman M., M.Pd Susilawati, M.Pd

    NPP. 936901098 NPP. 108601305

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    4/206

    iv

    Halaman Pengesahan

    Skripsi berjudul

    PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD, TGT, DAN

    JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 26

    SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

    yang dipersiapkan dan disusun oleh

    Khoirotun Nisa

    NPM 09330236

    telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    pada hari Sabtu, 6 Juli 2013

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan

    Panitia Ujian

    Ketua Sekretaris

    Drs. Nizaruddin, M.Si Dra. Ngurah Ayu N.M., M.Pd

    NIP. 196803251994031004 NPP. 93690198

    Anggota Penguji

    1. Dra. Ngurah Ayu N.M., M.Pd (.)NPP. 936901098

    2. Susilawati, M.Pd (.)NPP. 108601305

    3. Joko Siswanto, S.Pd, M.Pd (..)NPP. 098401225

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    5/206

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi berjudul pengaruh

    pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, dan jigsaw terhadap hasil belajar siswa

    kelas VII SMP N 26 Semarang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

    dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Fisika.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-

    pihak yang telah membimbing dan membantu penelitian ini, terutama kepada:

    1. Bapak Dr. Muhdi, SH., M.Hum. selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.2. Bapak Drs. Nizaruddin, M.Si selaku dekan FPMIPA IKIP PGRI

    Semarang.

    3. Ibu Dra. Ngurah Ayu Nyoman M., M.Pd selaku ketua program studipendidikan fisika dan sekaligus pembimbing I.

    4. Ibu Susilawati, M.Pd selaku pembimbing II.5. Bapak Eko Suwanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 26 Semarang.6. Ibu Sri Hartati, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPA dan sekaligus guru

    pendamping penelitian di SMPN 26 Semarang.

    7. Seluruh keluarga, sahabat, serta semua pihak yang telah membantu penulisdalam penyusunan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi guru

    maupun calon guru dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil

    belajar siswa.

    Semarang, 19 Mei 2013

    Penulis

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    6/206

    vi

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Khoirotun Nisa

    NPM : 09330236

    Program studi : Pendidikan Fisika

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya

    sendiri, bukan jiplakan atau duplikasi dari karya ilmiah orang lain. Pendapat yang

    terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, 9 Juni 2013

    Yang membuat pernyataan

    Khoirotun Nisa

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    7/206

    vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Janganlah kamu melihat kepada orang yang banyak harta, lihatlah kepadaorang yang banyak ilmu (nasihat orang tua).

    Jadilah kamu orang pandai, atau pelajar, atau pendengar, atau pencinta, danjanganlah kamu jadi orang kelima sebab kamu akan binasa (HR. Al-Baihaqi).

    Barang siapa yang menghendaki dunia maka baginya dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki akhirat maka baginya dengan ilmu, dan barang siapa

    menginginkan keduanya maka baginya dengan ilmu (HR. Al-Baihaqi).

    Barang siapa yang sungguh-sungguh pasti akan sukses. Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah.

    PERSEMBAHAN

    Dengan kerendahan hati penulis persembahkan skripsi ini untuk:

    1. Bapak dan ibu tercinta. Terima kasih atas dukungan dan doanya.2. Seluruh keluarga besar. Terima kasih atas pengorbanan, dukungan, dan

    doanya.

    3. Si kembar adikku yang cantik-cantik (Hidayah & Maghfiroh). Semogabahagia di surga.

    4. Temen-temen pendidikan fisika angkatan tahun 2009 terutama kelas C, D, E,dan F. Terima kasih atas kenangan dan cerita indahnya. Jangan mudah

    menyerah. Terus semangat untuk meraih cita-cita.

    5. Temen-temen asrama Kartini khususnya kamar E. Terima kasih atasdukungan dan bantuannya. Semoga menjadi orang yang sukses!

    6. Almamaterku, semoga tambah jaya!

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    8/206

    viii

    PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD, TGT, DAN

    JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 26

    SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

    Khoirotun Nisa

    Progdi Pendidikan Fisika

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil belajar siswa

    yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe STAD,TGT, dan jigsaw dengan

    kooperatif di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-2013. Populasi dalam

    penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 26 Semarang. Sedangkan

    sampel penelitian sebanyak 4 kelas yang diambil menggunakan teknik cluster

    random sampling. Penelitian ini merupakan true experimentdenganposttest only

    control design. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, observasi, dan tes.

    Data tes hasil belajar dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil belajar siswa

    pada kelas eksperimen 1 mencapai rata-rata 80.09, kelas eksperimen 2 mencapai

    rata-rata 80.06, kelas eksperimen 3 mencapai rata-rata 74.73, dan kelas kontrol

    mencapai rata-rata 69.36. Setelah dilakukan analisis, pada kelas eksperimen 1dengan kelas kontrol diperoleh thitung= 4.457, sedangkan ttabel= 1.998. Pada kelas

    eksperimen 2 dengan kelas kontrol diperoleh thitung = 4.442, sedangkan ttabel =

    1.998. Pada kelas eksperimen 3 dengan kelas kontrol diperoleh thitung = 2.437,

    sedangkan ttabel= 1.995. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka diketahui bahwa

    thitung > ttabel. Pada taraf nyata 5% maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang

    mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, dan jigsaw terhadap hasil

    belajar dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif. Hal ini ditunjukkan dengan

    adanya peningkatan skor rata-rataposttest, ketuntasan individu dan klasikal.

    Kata kunci: pembelajaran kooperatif, STAD, TGT, jigsaw, dan hasil belajar.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    9/206

    ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ..................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

    BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A. Latar Belakang .................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5E. Definisi Istilah ..................................................................................... 6

    BAB II. TELAAH PUSTAKA ....................................................................... 9

    A. Landasan Teori .................................................................................... 91. Belajar ........................................................................................... 92. Hasil belajar ................................................................................... 133. Pembelajaran kooperatif ................................................................ 164. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ............................................. 215. Pembelajaran kooperatif tipe TGT ................................................ 236. Jigsaw ............................................................................................ 26

    B. Kajian Materi Tentang Gerak .............................................................. 27C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 31D. Hipotesis .............................................................................................. 33

    BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 35

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 35B. Subjek (Populasi dan Sampel) ............................................................ 35C. Teknik Sampling ................................................................................. 35D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 36

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    10/206

    x

    E. Variabel Penelitian .............................................................................. 41F. Desain Eksperimen ............................................................................. 42G. Prosedur atau Cara Kerja .................................................................... 43H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 44I. Analisis dan Interpretasi Data .............................................................. 45

    BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 51

    A. Hasil tes uji coba instrumen ................................................................ 51B. Analisis data awal ............................................................................... 52C. Analisis data akhir ............................................................................... 54D.Nilai rata-rata (posttes) akhhir .......................................................... 54E. Data hasil observasi ............................................................................. 56

    BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................... 59

    A. Analisis data awal ............................................................................... 59B. Analisis data akhir ............................................................................... 59C.Nilai rata-rata akhir (posttes) siswa .................................................... 60D. Aktifitas guru dan siswa ...................................................................... 66

    KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 73

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    11/206

    xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1. Posisi-posisi mobil pada dua titik ketika perjalanan.................................... 28

    2.2. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 32

    3.1. Cara kerja penelitian ................................................................................... 43

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    12/206

    xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1. Komponen pembelajaran STAD.................................................................. 21

    2.2. Kriteria untuk poin perbaikan ...................................................................... 22

    2.3. Kriteria untuk penghargaan tim ................................................................... 23

    2.4. Langkah-langkah pembelajaran TGT .......................................................... 24

    2.5. Kriteria untuk penghargaan tim ................................................................... 25

    2.6. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw ....................................................... 26

    3.1. Desain penelitian eksperimen ...................................................................... 42

    3.2. Contoh data pengamatan.............................................................................. 47

    3.3. Harga-harga yang Diperlukan Untuk UjiBartlett....................................... 47

    3.4. Kriteria penskoran aktivitas siswa ............................................................... 49

    4.1. Hasil analisis validitas soal .......................................................................... 51

    4.2. Hasil analisis tingkat kesukaran................................................................... 52

    4.3. Hasil uji normalitas sampel ......................................................................... 53

    4.4. Hasil analisis uji-t data hasil belajar ............................................................ 54

    4.5. Rata-rata nilai akhir (posttest) siswa............................................................ 55

    4.6. Hasil analisis aktivitas guru di kelas eksperimen dan kelas kontrol ............ 56

    4.7. Hasil analisis aktivitas siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol .......... 57

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    13/206

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Kode, nilai awal, dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen 1(STAD) ...................................................................................................... 73

    2 Kode, nilai awal, dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen 2(TGT) ......................................................................................................... 74

    3 Kode, nilai awal, dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen 3(Jigsaw) ...................................................................................................... 75

    4 Kode, nilai awal, dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas kontrol(kooperatif) ................................................................................................ 76

    5 Kisi-kisi soal uji coba evaluasi pembelajaran ............................................ 776 Soal uji coba evaluasi pembelajaran .......................................................... 817 Kunci jawaban, pedoman penskoran, dan pedoman penilaian .................. 858 Analisis hasil uji coba instrumen .............................................................. 909 Analisis validitas soal uji coba ................................................................. 9210 Analisis reliabilitas soal uji coba .............................................................. 9311 Analisis daya pembeda soal uji coba ........................................................ 9412 Cara menentukan soal evaluasi pembelajaran .......................................... 9513 Uji normalitas kelas eksperimen 1 (STAD)............................................... 9614 Uji normalitas kelas eksperimen 2 (TGT) ................................................. 9715 Uji normalitas kelas eksperimen 3 (Jigsaw) .............................................. 9816 Uji normalitas kelas kontrol (Kooperatif).................................................. 9917 Uji homogenitas sampel ............................................................................ 10018 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran STAD ............. 10119 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran TGT ................ 11020 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran jigsaw ............. 11921 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran kooperatif ....... 12822 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) .................................................................. 13623 Kunci jawaban Lembar Kegiatan Siswa (LKS)......................................... 13924 Daftar pertanyaangames tournament........................................................ 140

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    14/206

    xiv

    25 Kunci jawaban pertanyaangames tournament.......................................... 14226 Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran STAD ................... 14327 Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran TGT ...................... 14528 Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran jigsaw ................... 14729 Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran kooperatif ............. 14930 Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran STAD .................. 15131 Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran TGT .................... 15332 Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran jigsaw.................. 15533 Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif ............ 15734 Petunjuk penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran STAD ................ 15935 Petunjuk penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran TGT ................... 16236 Petunjuk penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran jigsaw ................ 16537 Petunjuk penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif .......... 16838 Daftar nilai dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen 1 ....... 17139 Daftar nilai dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen 2 ....... 17240 Daftar nilai dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen 3 ....... 17341 Daftar nilai dan analisis ketuntasan hasil belajar kelas kontrol ................. 17442 Perhitungan uji-t ........................................................................................ 17543 Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran (STAD) ................... 17744 Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran (TGT) ...................... 17945 Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran (Jigsaw) ................... 18146 Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran (Kooperatif) ............. 18347 Hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen 1 .................................. 18548 Hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen 2 .................................. 18649 Hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen 3 .................................. 18750 Hasil observasi aktivitas siswa kelas kontrol ........................................... 18851 Dokumentasi ............................................................................................. 18952 Lembar usulan tema dan pembimbing skripsi FPMIPA ........................... 19353 Surat permohonan ijin penelitian dari IKIP PGRI Semarang ................... 19454 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ...................................... 19555 Rekapitulasi bimbingan skripsi ................................................................. 196

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    15/206

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangIPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai

    oleh siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pelajaran ini tidak

    hanya memuat pengertian konsep saja melainkan prinsip-prinsip matematika

    juga. Artinya bahwa ketika mempelajari IPA siswa tidak hanya mempelajari

    konsep fisisnya saja yang berupa pengetahuan-pengetahuan, melainkan

    terdapat perhitungan matematis. Hal ini menyebabkan siswa beranggapan

    bahwa pelajaran IPA merupakan sesuatu yang menakutkan. Sebagai akibatnya

    banyak siswa tidak berminat atau tertarik dengan mata pelajaran IPA fisika

    sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.

    Hasil belajar siswa yang masih rendah ini dapat ditunjukkan dari hasil

    Ulangan Harian Terpadu (UHT) ke 1 semester genap tahun pelajaran

    2012/2013. Nilai rata-rata yang mereka peroleh masih di bawah KKM baik

    secara individu maupun klasikal. Secara individu, siswa tuntas belajar jika

    telah mencapai nilai minimal 70. Sedangkan secara klasikal minimal 75%

    siswa yang tuntas belajar dari jumlah siswa di kelas yang bersangkutan. Nilai

    rata-rata yang diperoleh siswa dari kelas A sampai G secara berurutan sebesar

    55.8, 60.1, 65.6, 65.9, 68.1, 56.2, 66.11, dan 66.06. Sedangkan siswa yang

    tuntas secara klasikal dari kelas A sampai H adalah 30%, 33%, 36%, 33%,

    44%, 25%, 37%, dan 47% dari jumlah siswa di kelas tersebut.

    Pembelajaran IPA di SMP N 26 Semarang dilaksanakan

    menggunakan metode pembelajaran ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan

    praktikum tetapi hasil belajar yang diperoleh masih rendah. Meskipun metode

    yang digunakan telah bervariasi tetapi siswa merasa jenuh, bosan, bahkan tidak

    tertarik untuk belajar IPA. Banyak siswa yang berbicara ketika diberi pelajaran,

    bermain dengan teman sebangkunya. Bahkan ada yang mengganggu temannya

    lebih-lebih jika menggunakan metode ceramah. Siswa dianggap sebagai botol

    kosong. Jika diisi dengan air dalam jumlah berapapun maka botol tersebut akan

    1

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    16/206

    2

    menampungnya. Siswa hanya disuruh untuk mendengarkan, mengingat, serta

    menghafal saja.

    Begitu juga dengan metode demonstrasi dan tanya jawab.

    Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi ini menitik beratkan pada

    peran guru (teacher center) yang paling dominan. Guru menyampaikan materi

    pelajaran kepada siswa kemudian melakukan demonstrasi, siswa hanya sebagai

    pendengar dan penonton (siswa pasif). Sedangkan pembelajaran melalui tanya

    jawab hanya terjadi interaksi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Lain halnya

    dengan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum. Meskipun guru

    melatih siswa untuk menemukan hal yang baru (teori belajar Ausubel)

    sehingga pembelajaran lebih bermakna. Akan tetapi siswa kurang mengerti

    bagaimana cara melakukan praktikum secara tepat dan benar. Pelaksanaan

    praktikum juga terkendala dengan kurang lengkapnya peralatan laboratorium.

    Selain itu peralatan laboratorium banyak yang sudah rusak.

    Meskipun pelaksanaan praktikum secara berkelompok, interaksi dan

    kerja sama antar siswa belum bisa muncul. Hal ini dapat terlihat dari cara

    mereka bekerja sama. Jika mengalami kesulitan, mereka tidak mendiskusikan

    dengan anggota kelompok mereka. Mereka tidak meminta saran maupun solusi

    dari anggota kelompok mereka. Pembagian tugas dalam kelompokpun tidak

    ada. Mereka hanya membebankan tugas mereka pada beberapa orang saja.

    Sebagai akibatnya hasil belajar siswa kelas VII SMP N 26 Semarang kurang

    maksimal.

    Agar pembelajaran mencapai hasil yang maksimal maka proses

    tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan keadaan siswa, melibatkan peran

    aktif siswa, serta merangsang rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu,

    pembelajaran juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

    menyampaikan ide-ide kreatif sehingga pembelajaran aktif dapat terwujud.

    Siswa tidak hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru saja.

    Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru harus mengetahui

    bagaimana cara siswa belajar dan bagaimana cara membelajarkan siswa.

    Bagaimana cara belajar siswa ditentukan oleh penerapan model pembelajaran

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    17/206

    3

    yang sesuai dengan karakter siswa. Sedangkan cara membelajarkan siswa

    dengan berbagai variasi sehingga siswa tidak merasa bosan, jenuh, serta

    tercipta suasana belajar yang aman dan menyenangkan ditentukan dengan

    ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran.

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, dan jigsaw diharapkan

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 26 Semarang.

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD dipilih karena adanya kesadaran bahwa

    dalam melaksanakan pembelajaran guru hanya bersifat sebagai fasilitator dan

    motivator yang membantu pembelajaran itu berlangsung. Selain itu

    pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat meningkatkan pemahaman dan

    melatih siswa untuk belajar secara berkelompok. Kelebihan dari pembelajaran

    kooperatif tipe STAD adalah dapat melatih siswa untuk bekerja dan berdiskusi

    secara berkelompok serta merumuskan pengetahuan yang diperoleh sehingga

    pembelajaran terpusat pada siswa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho, dkk (2009: 112)

    menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

    berorientasi ketrampilan proses dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas

    XI SMA Negeri 7 Semarang dalam mata pelajaran fisika. Referensi lain yang

    mendasari penelitian ini adalah hasil penelitian Purwanti (2011: 89)

    menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan metode STAD mampu

    meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Batuwarno

    semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

    Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran secara

    berkelompok dengan mengajak siswa belajar sambil bermain sehingga siswa

    akan merasa senang dan tertarik. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif TGT,

    sangat cocok untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, juga sekaligus

    melatih siswa menyelesaikan soal-soal dengan tepat. Pada saat diskusi

    kelompok akan tercipta semangat kerjasama dan saling tutor antar teman dalam

    satu kelompok. Suasana turnamen akan menumbuhkan berbagai karakter

    positif, diantaranya sportifitas, kejujuran, ketelitian, dan semangat mencapai

    hasil terbaik.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    18/206

    4

    Penelitian yang dilakukan oleh Suranto (2011: 90) menyatakan bahwa

    pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki dampak positif dalam penguasaan

    materi, meningkatkan prestasi belajar, mengaktifkan, serta meningkatkan

    motivasi siswa kelas 7F SMP Negeri 2 Kendal semester II tahun pelajaran

    2010/2011. Sedangkan penelitian yang dilkaukan oleh Rahayu (2011: 63)

    menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

    meningkatkan pemahaman menghitung keliling dan luas segi empat pada siswa

    kelas VII SMP N 2 Klaten tahun 2010/2011.

    Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran secara

    berkelompok yang heterogen yang menitik beratkan pada kelompok ahli dan

    kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini terjadi interaksi

    dari guru_siswa, siswa_guru, serta siswa_siswa. Kelebihan dari pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw ini adalah dapat melatih siswa untuk mengungkapkan

    pemikiran-pemikiran, ide-ide, dan dapat meningkatkan kemampuan siswa

    dalam memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

    oleh Herviati, et al. (2010: 56), yang menyimpulkan bahwa penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah siswa kelas VII A SMP Negeri 38 Semarang tahun

    pelajaran 2008/2009.

    Nurhaeni (2011: 12) menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep listrik pelajaran

    fisika di kelas IX SMP N 43 Bandung. Sedangkan hasil penelitian Watminah

    (2011: 145) menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model

    jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pokok bahasan sifat-sifat zat siswa

    kelas VIIC SMP 7 Tegal semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan

    uraian di atas maka penelitian ini berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif

    Tipe STAD, TGT, dan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N

    26 Semarang.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    19/206

    5

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah:

    1. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadaphasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013?

    2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadaphasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013?

    3. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadaphasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013?

    C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadaphasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran

    2012-2013.

    2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadaphasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran

    2012-2013.

    3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadaphasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran

    2012-2013.

    D. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    teori maupun praktis.

    1. Manfaat teoritika. Menerapkan teori yang telah ada secara tepat dan benar.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    20/206

    6

    b. Memberikan paradigma baru terhadap pembelajaran sehingga siswadapat belajar secara aktif dan menyenangkan.

    2. Manfaat praktis.a. Bagi guru

    1) Untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dapatdikuasai oleh siswa.

    2) Untuk memberikan umpan balik apakah dalam materi tertentuperlu diadakan program pengayaan atau remedial kepada siswa.

    3) Untuk memberikan umpan balik kepada guru apakahpembelajaran dapat dilaksanakan telah sesuai dengan karakter

    siswa atau belum.

    b. Bagi siswa.Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana

    tujuan pembelajaran dikuasai oleh siswa serta belajar dengan

    menyenangkan, melatih siswa bekerja sama, dan merangsang siswa

    untuk aktif dalam pembelajaran.

    c. Bagi sekolahBagi sekolah penelitian ini bermanfaat memberikan masukan tentang

    kemajuan siswa sekolah tersebut dalam belajar, guru dalam

    membelajarkan siswa, serta hasil belajar yang telah dicapai siswa.

    E. Definisi IstilahUntuk menyamakan pandangan tentang penelitian ini maka diberikan

    definisi sebagai berikut.

    1. PengaruhPengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)

    yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang

    (Poerwadarminta, 2008: 1045). Dalam penelitian ini pengaruh berarti

    daya yang timbul akibat adanya pembelajaran dengan menggunakan

    model kooperatif tipe STAD, TGT, dan jigsaw.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    21/206

    7

    2. Model pembelajaranModel pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

    prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

    untuk mecapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

    bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan

    aktivitas belajar mengajar (Indrawati dan setiawan, 2009: 27).

    3. Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang berusaha

    memanfaatkan teman (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping guru

    maupun sumber belajar yang lain (Weda, 2011: 190). Pembelajaran

    kooperatif merupakan pembelajaran secara tim, dimana setiap anggota

    tim harus saling membantu untuk mencapai proses pembelajaran sehingga

    kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.

    4. Student Teams Achievement Devision(STAD)Model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu cara pembelajaran

    yang bertujuan memotivasi peserta didik agar saling mendukung dan

    membantu dalam menguasai kompetensi yang diajarkan dan diakhiridengan pemberian kuis secara individu. Hasil dari kuis ini akan

    berpengaruh pada skor kelompok mereka (Slavin, 2005: 12).

    5. Team Games Tournament(TGT)TGT adalah suatu pembelajaran secara berkelompok dengan

    menggunakan permainan dan turnamen sebagai pengganti kuis diakhir

    pembelajaran (Slavin, 2005: 163-165).

    6.

    JigsawJigsaw merupakan pembelajaran secara berkelompok/tim yang menitik

    beratkan pada kelompok asal dan kelompok ahli (Suprijono, 2011: 89-91).

    7. Hasil belajarHasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

    pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011: 5).

    Hasil belajar ini dapat digolongkan ke dalam tiga ranah, yaitu ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksud dalam

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    22/206

    8

    penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa kelas VII mata pelajaran

    IPA fisika di SMP N 26 Semarang.

    Berdasarkan uraian di atas, maka arti keseluruhan dari pengaruh

    pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, dan jigsaw terhadap hasil belajar

    siswa kelas VII SMP N 26 semarang adalah dengan menggunakan model

    pembelajaran yang melibatkan pada kelompok-kelompok kecil, tim ahli,

    pemberian game tournament, pembagian tugas, kerja sama, serta saling

    membantu dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran

    secara maksimal siswa kelas VII SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    23/206

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    A. Landasan Teori1. Belajar

    a. Pengertian belajarMenurut Gagne dalam Suprijono (2011: 2), belajar adalah

    perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui

    aktivitas. Perubahan disposisi ini bukan diperoleh langsung dari dari

    proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Travers, belajar adalah

    proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku (dalam Suprijono, 2011: 2).

    Sedangkan menurut Skinner, belajar merupakan suatu perilaku yang akan

    menyebabkan respon seseorang akan lebih baik. Sebaliknya jika tidak

    belajar maka responnya akan menurun (dalam Dimyati dan Mujiono,

    2006: 9).

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

    suatu proses yang dialami oleh seseorang secara langsung yang dapat

    merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Perubahan yang terjadi

    bukan perubahan fisik seseorang

    b. Prinsip-prinsip belajarPrinsip belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan

    sebagai batasan dalam suatu pembelajaran. Prinsip-prinsip belajar inilah

    yang dijadikan dasar dalam melaksanakan pembelajaran. Prinsip-prinsip

    tersebut adalah perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan

    langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,

    serta perbedaan individu.

    1) Perhatian dan motivasiMenurut Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2006: 42) menyatakan

    bahwa pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian

    tak mungkin terjadi belajar. Perhatian dalam belajar ini akan muncul

    jika sesuai dengan kebutuhan siswa. Perhatian inilah yang akan

    9

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    24/206

    10

    membangkitkan motivasi. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan

    dan mengarahkan aktivitas sesorang. Motivasi ini dapat berasal dari

    dalam maupun luar siswa itu sendiri.

    2) KeaktifanMenurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif

    dalam mengolah informasi, bukan sekedar menyimpannya. Menurut

    teori ini anak atau siswa memiliki sifat aktif dan mampu

    merencanakan sesuatu.

    3) Keterlibatan langsung/berpengalamanMaksud dari keterlibatan langsung/berpengalaman dalam belajar

    adalah bahwa belajar itu dialami oleh siswa itu sendiri dan tidak bisa

    diwakilkan kepada orang lain. Guru bertindak sebagai fasilitator dan

    pembimbing.

    4) PengulanganDalam belajar, prinsip pengulangan ini sangat penting. Hal ini

    bertujuan untuk melatih daya ingat sehingga mengalami

    perkembangan.

    5) TantanganTantangan dalam belajar merupakan suatu masalah-masalah yang

    perlu dipecahkan sehingga dapat membuat siswa itu merasa tertantang

    untuk mempelajarinya.

    6) Balikan dan penguatanMenurut teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner yang

    diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori ini adalah low effect-nya.

    Bagi siswa yang berhasil maka mendapatkan penghargaan dan bagi

    siswa yang tidak berhasil maka akan mendapatkan hukuman.

    7) Perbedaan individuSiswa merupakan individu yang masing-masing memiliki karakteristik

    yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut terkait dengan psikis,

    kepribadian, dan sifat-sifatnya.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    25/206

    11

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.Menurut Slameto (2010: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar digolongkan dalam dua jenis, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

    1) Faktor internFaktor intern merupakan faktor yang ada dalam individu yang sedang

    belajar. Faktor intern meliputi:

    a) Faktor kesehatanSehat berarti dalam keadaan baik dalam segenap badan beserta

    bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Proses belajar mengajar

    akan terganggu jika kesehatannya terganggu.

    b) Cacat tubuhCacat tubuh merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik

    atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Siswa yang cacat

    proses belajarnya juga terganggu. Seharusnya ia belajar pada

    lembaga khusus atau menggunakan alat bantu.

    c) IntelegensiIntelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

    kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan dengan situasi

    yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ mengggunakan

    konsep-konsep yang abstrak secara efektif, serta mengetahui

    hubungan dan mempelajari dengan cepat. Siswa yang memiliki

    intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang

    memiliki intelegensi yang rendah.

    d) PerhatianUntuk menjamin hasil yang baik siswa harus memiliki perhatian

    terhadap bahan yang dipelajarinya sehingga ia tidak merasa bosan

    dan merasa tertarik untuk belajar.

    e) MinatMinat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

    dan mengenang beberapa kegiatan. Minat yang besar

    pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena bila bahan yang

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    26/206

    12

    dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan

    belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik

    baginya. Sebaliknya bila bahan yang dipelajari sesuai dengan

    minat siswa, maka siswa akan belajar dengan sebaik-baiknya

    karena ada daya tarik baginya.

    f) BakatBakat adalah kemampuan untuk belajar. Bila bahan yang

    dipelajari sesuai dengan bakat siswa, maka hasil belajarnya akan

    lebih baik. Sebaliknya, bila bahan yang dipelajari tidak sesuai

    dengan bakat siswa, maka hasil belajarnya akan lebih buruk.

    g) MotivasiMotivasi adalah daya penggerak atau pendorong yang

    menyebabkan seseorang itu melakukan sesuatu. Motivasi ini

    dapat berasal dari dalam diri siswa (motivasi internal) dan

    motivasi dari luar diri siswa (motivasi eksternal). Motivasi erat

    kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai. Karena dalam

    mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi

    penyebab berbuat adalah motivasi.

    h) KematanganKematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

    seseorang, dimana alat-alat tubuhnya telah siap untuk

    melaksanakan kecakapan baru.

    i) KesiapanKesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi.

    Jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya

    akan lebih baik.

    j) KelelahanKelelahan adalah kecenderungan seseorang untuk beristirahat

    baik secara fisik maupun psikis.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    27/206

    13

    2) Faktor eksternFaktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang,

    meliputi:

    a) Faktor keluargaSiswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

    cara orang tua mendidik anaknya, hubungan antar anggota

    keluarga, suasana rumah, serta masalah ekonomi keluarga.

    b) Faktor sekolahFaktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa meliputi

    metode mengajar, kurikulum, interaksi di sekolah, dan saran

    prasarana di sekolah.

    c) Faktor masyarakatMasyarakat juga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa.

    Banyak kegiatan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

    belajar siswa, seperti keberadaan siswa dalam masyarakat, mass

    media, teman bergaul, serta kehidupan masyarakat.

    2. Hasil BelajarBelajar merupakan proses internal yang komplek. Proses internal

    merupakan suatu proses yang melibatkan seluruh mental yang dimiliki

    oleh siswa. Dalam pembelajaran, siswa menggunakan kemampuan-

    kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan ajar. Keberhasilan dalam

    pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya.

    Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki

    oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2011: 22).

    Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

    sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011: 5). Jadi, hasil

    belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh siswa setelah mengikuti

    pembelajaran.

    Benyamin S. Bloom menggolongkan hasil belajar ke dalam tiga

    ranah, yaitu:

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    28/206

    14

    a. Ranah kognitifRanah kognitif ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Ranah

    kognitif terdiri dari enam perilaku, yaitu:

    1) Pengetahuan.Pengetahuan merupakan kemampuan ingatan tentang hal yang

    telah dipelajari dan menyimpannya dalam ingatan. Pengetahuan

    berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori,

    prinsip, atau metode.

    2) Pemahaman.Pemahaman merupakan kemampuan menangkap arti dan makna

    tentang hal yang telah dipelajari.

    3) Aplikasi.Aplikasi atau penerapan merupakan kemampuan menerapkan

    metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan

    baru.

    4) Analisis.Analisis merupakan kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

    bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami

    dengan baik. Misalnya kemampuan mengurangi masalah menjadi

    bagian yang kecil.

    5) Sintesis.Sintesis mencakup pada kemampuan membentuk pola baru.

    Misalnya kemampuan menyusun program.

    6) Evaluasi.Penilaian mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

    beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan

    menilai hasil karangan.

    b. Ranah afektifRanah afektif berkenaan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.

    Ranah afektif ini terdiri dari lima perilaku, yaitu:

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    29/206

    15

    1) Penerimaan.Penerimaan mencakup pada kepekaan terhadap hal tertentu dan

    kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan

    mengakui adanya perbedaan.

    2) Partisipasi.Partisipasi mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan

    berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya mematuhi peraturan

    dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

    3) Penilaian dan penentuan sikap.Penilaian dan penentuan sikap mencakup menerima suatu nilai,

    menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima

    pendapat orang lain.

    4) Organisasi.Organisasi mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai

    sebagai pedoman dan pengalaman hidup. Misalnya menempatkan

    nilai dalam skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara

    bertanggung jawab.

    5) Pembentukan pola hidup.Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan menghayati nilai

    dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya

    kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang

    disiplin.

    c. Ranah psikomotorikRanah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

    kemampuan bertindak. Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh jenis

    perilaku, yaitu:

    1) Persepsi.Persepsi mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendes-

    kriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya

    perbedaan yang khas tersebut.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    30/206

    16

    2) Kesiapan.Kesiapan mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan

    dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

    Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.

    3) Gerakan terbimbing.Gerakan terbimbing mencakup kemampuan melakukan gerkan

    sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru gerak lari,

    membuat lingkaran di atas pola.

    4) Gerakan yang terbiasa.Gerakan yang terbiasa mencakup kemampuan melakukan gerakan-

    gerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lompat dengan tepat.

    5) Gerakan kompleks.Gerakan komplek mencakup kemampuan melakukan gerakan atau

    ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar dan tepat.

    6) Penyesuaian pola gerakan.Penyesuaian pola gerakan mencakup kemampuan mengadakan

    perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan

    khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan bertanding.

    7) Kreativitas.Kreativitas mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerik

    yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

    (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2011: 26-31).

    3. Pembelajaran kooperatifa. Pengertian pembelajaran kooperatif

    Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

    menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai

    enam orang yang memiliki kemampuan latar belakang kemampuan

    akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)

    (Sanjaya. 2009: 242). Menurut Johnson (2010: 4), pembelajaran

    kooperatif (cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang

    melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    31/206

    17

    siswa untuk bekerja bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan

    pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain. Jadi,

    pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara berkelompok dengan

    anggota yang heterogen, dimana antara anggota satu dengan yang lain

    dalam satu kelompok saling bekerja sama demi tercapainya tujuan

    pembelajaran secara maksimal.

    Di dalam pembelajaran kooperatif ini siswa akan dibagi menjadi

    beberapa kelompok kecil dengan anggota kelompok maksimal enam orang

    yang heterogen. Kelompok yang heterogen artinya bahwa kelompok

    tersebut memiliki perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,

    agama, suku, dan lain-lain. Melalui pembelajaran kooperatif akan

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam tugas-

    tugas yang terstruktur. Melalui pembelajaran kooperatif pula siswa akan

    menjadi sumber belajar bagi teman yang lain. Setiap anggota harus dapat

    menerima dan menghargai perbedaan dalam kelompok mereka, bekerja

    sama, serta dapat menerima kekurangan dari tiap-tiap anggotanya.

    Menurut Sanjaya (2010: 244-246), karakteristik pembelajaran kooperatif:

    1) Pembelajaran secara timPembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran secara tim

    heterogen. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat

    saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, saling

    membantu sehingga setiap anggota dapat memberikan kontribusi

    terhadap keberhasilan kelompok.

    2) Didasarkan pada manajemen kooperatifSecara umum, manajemen memiliki fungsi pokok, yaitu fungsi

    perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi

    kontrol.

    a) Fungsi perencanaan berarti bahwa dalam pembelajaran kooperatifmemerlukan perencanaan yang matang agar pembelajaran dapat

    berjalan secara efektif guna mencapai tujuan pembelajaran yang

    maksimal.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    32/206

    18

    b) Fungsi organisasi berarti bahwa pembelajaran kooperatifmerupakan kegiatan bersama di dalam suatu kelompok sehingga

    perlu diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota

    kelompok.

    c) Fungsi pelaksanaan berarti bahwa dalam melaksanakanpembelajaran kooperatif ini harus sesuai dengan apa yang telah

    direncanakan atau ditentukan dan disepakati bersama.

    d) Fungsi kontrol berarti bahwa pembelajaran kooperatif ini perludiatur atau ditentukan kriteria keberhasilannya.

    3) Kemauan untuk bekerja samaDalam pembelajaran kooperatif ini tidak hanya diatur dalam tugas-

    tugas dan tanggung jawab melainkan memberikan serta menanamkan

    kesadaran untuk saling membantu dan bekerja sama dengan anggota

    dalam kelompok.

    4) Ketrampilan bekerja samaMelalui pembelajaran kooperatif ini siswa dapat belajar dari teman

    mereka disamping dari guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

    secara maksimal. Siswa akan terdorong untuk berinteraksi dan

    berkomunikasi dengan anggota lain.

    b. Unsur-unsur pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

    kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yang

    membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-

    asalan (Suprijono, 2011: 58). Menurut Roger dan David Johnson,

    sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2011: 58-61) agar tujuan

    pembelajaran tercapai terdapat lima unsur dalam pembelajaran

    kooperatif. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut.

    1) Saling ketergantungan positif (Positive Interdependence)Dalam pembelajaran kooperatif, unsur ini menunjukkan bahwa ada

    dua tanggung jawab dalam kelompok. Pertama, mempelajari bahan

    yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    33/206

    19

    kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan

    tersebut.

    Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu:

    a) Saling ketergantungan mencapai tujuanb) Saling ketergantungan memperoleh hadiahc) Saling ketergantungan menyelesaikan tugasd) Saling ketergantungan peran

    2) Tanggung jawab perseorangan (Personal Responsibility)Pertanggungjawaban personal muncul jika dilakukan pengukuran

    terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif ini

    membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.

    Tanggung jawab perseorangan inilah sebagai kunci dalam

    pembelajaran terkait dengan penyelesaian tugas anggota kelompok.

    Pertanggungjawaban perseorangan dapat dikacau melalui:

    a) Kelompok belajar tidak terlalu besarb) Memberikan tugas kepada siswa secara random untuk

    mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas

    c) Menugasi siswa sebagai pemeriksa dalam kelompoknyad) Menugasi siswa untuk mengajar temannyae) Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu

    dalam membantu kelompok.

    3) Interaksi promotif (Face to Face Promotive Interaction)Unsur ini dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri

    interaksi promotif yaitu:

    a) Saling membantu secara efektif dan efisien.b) Saling memberikan informasi dan saran yang diperlukan.c) Memproses informasi secara bersama.d) Saling mengingatkan.e) Saling membantu serta meningkatkan kemampuan wawasan

    terhadap masalah yang dihadapi.

    f) Saling percaya.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    34/206

    20

    g) Saling memotivasi.4) Ketrampilan antar anggota (Interpersonal Skill)

    Ketrampilan antar anggota merupakan suatu ketrampilan dimana

    kegiatan siswa dikoordinasi agar tujuan pembelajaran tercapai.

    Untuk mengkoordinasi kegiatan tersebut siswa harus:

    a) Saling mengenal dan mempercayai.b) Saling berkomunikasi.c) Saling menerima dan saling mendukung.d) Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

    5) Pemrosesan kelompok (Group Processing)Pemrosesan memiliki arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok

    dapat diidentifikasi tahapan kegiatan dari anggota kelompok.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas anggota dalam

    memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaborasi untuk mencapai

    tujuan kelompok.

    c. Manfaat pembelajaran kooperatifBeberapa alasan tentang pengembangan pembelajaran kooperatif,

    diantaranya:

    1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.2) Memungkinkan siswa belajar mengenai sikap, ketrampilan,

    informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

    3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

    komitmen.

    5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.6) Membangun persahabatan yang berlanjut hingga dewasa.7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

    hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

    8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

    berbagai perspektif.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    35/206

    21

    10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yangdirasakan lebih baik.

    11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaankemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis atau kelas sosial,

    agama, dan orientasi tugas.

    (Nurhadi, 2004: 116)

    4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STADPembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert

    Slavin dari universitas John Hopkins USA (Wena, 2011: 192).

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran

    yang bertujuan memotivasi peserta didik agar saling mendukung dan

    membantu satu dengan yang lain untuk menguasai kompetensi yang

    diajarkan (Slavin, 2005: 12). Teknik STAD dilaksanakan dengan

    membentuk kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggota 4 6

    orang. Pada tahap kerja kelompok dosen/guru memberi lembar kerja

    secara kelompok dan kuis yang harus diselesaikan secara individu. Kerja

    kelompok memiliki kelebihan, yaitu: menekankan pada penghargaan tim

    sehingga tiap anggota mengambil peran aktif dan mengembangkan rasa

    tanggung jawab individu (Sarwi dan Liliasari, 2009: 91).

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat siswa berinteraksi

    dan saling berdiskusi dalam memunculkan strategi-strategi pemecahan

    masalah yang efektif, menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir

    kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa (Nugroho, 2009: 108).

    Menurut Slavin (2005: 143-160), komponen dalam pembelajaran

    kooperatif tipe STAD yaitu:

    Tabel 2.1. Komponen pembelajaran STAD

    Komponen Kagiatan

    a. Presentasi dikelas

    Langkah pertama dalam pembelajaran kooperatif

    tipe STAD yaitu presentasi di kelas. Hal ini

    bertujuan untuk menyampaikan informasi pelajaran

    yang akan dilaksanakan.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    36/206

    22

    Komponen Kegiatan

    b. Tim Tim dalam pembelajaran ini beranggota 4 6orang dan dalam tim ini siswa berdiskusi tentang

    lembar kegiatan mereka untuk menguasai materi.

    c. Kuis Kuis digunakan untuk mengetahui kemajuanbelajar siswa secara individu.

    d. Skorperbaikan atau

    poin kemajuan

    Setiap siswa diberi skor kemajuan yang dihitung

    berdasarkan skor dasar dan menjadi sumbangan

    yang besar bagi skor tim mereka sehingga criteria

    tim dapat ditentukan. Adapun kriteria yang

    dijadikan sebagai patokan dalam pemberian poin

    kemajuan sesuai dengan tabel 2.2.

    e. Penghargaantim.

    Tim dapat memperoleh penghargaan apabila skor

    rata-rata mereka memenuhi kriteria. Adapun

    kriteria untuk menentukan penghargaan tim sesuai

    dengan tabel 2.3.

    Ciri dari pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu adanya skor

    perbaikan atau poin kemajuan bagi setiap siswa. Poin kemajuan ini

    menjadi kontribusi atau sumbangan yang besar bagi tim mereka. Para

    siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat dimana

    skor kuis mereka melampaui skor awal. Pemberian poin kemajuan ini

    sesuai dengan ketentuan sebagai berikut.

    Tabel 2.2. Kriteria untuk poin perbaikan.

    Skor kuis Poin kemajuan

    Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)

    Lebih dari 10 poin di atas skor awal

    Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

    10-1 poin di bawah skor awal

    Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

    30

    30

    20

    10

    5

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    37/206

    23

    Setelah siswa diberi poin kemajuan maka perlu dilakukan

    perhitungan skor tim. Skor tim ini lebih tergantung pada poin kemajuan

    dari masing-masing anggotanya. Dengan adanya skor tim ini maka

    penghargaan dapat diberikan. Pemberian penghargaan ini didasarkan pada

    rata-rata skor tim. Ada tiga macam tingkatan penghargaan, yakni tim baik,

    tim sangat baik, dan tim super. Menurut Isjoni (2010: 77) kriteria yang

    digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok

    adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.3 Kriteria untuk penghargaan tim.

    Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan

    20

    25

    30

    Tim baik

    Tim sangat baik

    Tim super

    Kelebihan penerapan metode kooperatif tipe STAD berorientasi

    keterampilan proses adalah siswa berusaha mencari pengetahuannya

    sendiri dengan keterampilan proses yang dimiliki dan melatih siswa

    melaksanakan praktikum sehingga siswa mampu bekerja dan berdiskusi

    kelompok serta belajar merumuskan pengetahuan yang diperoleh sehingga

    pembelajaran terpusat pada siswa (Nugroho, 2009: 112).

    5. Pembelajaran kooperatif tipe TGTTGT merupakan pembelajaran yang dilakukan berkelompok

    dengan memberikan permainan dan turnamen akademik. Siswa akan

    memainkan permainan dalam bentuk pertanyaan akademik yang sesuai

    dengan materi yang telah diajarkan. Kadang-kadang pertanyaan diselingi

    dengan hal-hal yang berkaitan dengan kelompoknya (identitas kelompok

    mereka). Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan

    diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan

    menjelaskan masalah-masalah satu sama lain. Tetapi sewaktu siswa

    sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan

    telah terjadi tanggung jawab individu. Selanjutnya siswa melakukan

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    38/206

    24

    turnamen dengan kelompok lain di meja turnamen. Pada saat pelaksanaan

    turnamen tingkat kepandaian siswa harus seimbang sehingga semua siswa

    dapat menyumbangkan poin bagi kelompok mereka. Artinya siswa yang

    pandai bersaing dengan siswa yang pandai dan siswa kurang pandai

    bersaing dengan siswa yang kurang pandai. Soal sulit untuk siswa yang

    pandai dan soal yang mudah untuk siswa yang kurang pandai.

    Menurut Slavin (2005: 166-175), langkah-langkah pembelajaran

    kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.4. Langkah-langkah pembelajaran TGT

    Langkah Kegiatan

    a. Presentasi dikelas

    Presentasi bertujuan untuk menyampaikan

    informasi pelajaran yang akan dilaksanakan.

    b. Belajar tim Belajar tim dilakukan dengan cara siswa berdiskusitentang lembar kegiatan dalam tim mereka untuk

    menguasai materi.

    c. Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untukmenguji pengetahuan siswa yang dirancang dalam

    bentuk permainan.

    d. Turnamen Siswa melakukan turnamen akademik di mejaturnamen. Dalam turnamen ini siswa yang pandai

    akan bersaing dengan siswa yang pandai dan siswa

    yang kurang pandai bersaing dengan siswa yang

    kurang pandai. Hal ini bertujuan agar semua siswa

    dapat menyumbangkan poin kepada kelompoknya.

    e. Penghargaan tim. Tim dapat memperoleh penghargaan apabila skorrata-rata mereka memenuhi kriteria. Adapun

    kriteria untuk menentukan penghargaan tim sesuai

    dengan tabel di bawah ini.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    39/206

    25

    Seperti dalam STAD, TGT juga memberikan penghargaan terhadap

    tim yang didasarkan pada skor rata-rata tim. Adapun ketentuan pemberian

    penghargaan adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.5. Kriteria untuk penghargaan tim.

    Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan

    40

    45

    50

    Tim baik

    Tim sangat baik

    Tim super

    Pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan prosedur

    sebagai berikut.

    a. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa padameja turnamen (3 orang, kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1

    lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lbr skor

    permainan.

    b. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi)dan yang lain menjadi penantang I dan II.

    c. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.d. Pembaca I membaca soal yang tertulis pada kartu dan mencoba

    menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu

    dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.

    e. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapatmengajukan jawaban secara bergantian.

    f. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikankartu jawaban yang benar (jika ada).

    g. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan proseduryang sama.

    h. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dandiakumulasi dengan semua tim.

    i. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim SangatBaik (kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah)

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    40/206

    26

    j. Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeserantempat siswa berdasarkan prestasi pada meja turnamen.

    6. JigsawPembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikembangkan oleh Elliot

    Aronson dari universitas Texas USA (Wena, 2011: 193). Dalam

    pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Setiap

    anggota dalam satu kelompok membaca atau mempelajari topik yang

    berbeda. Setelah semua siswa selesai membaca, siswa yang mendapatkan

    topik yang sama dari tim yang berbeda bertemu dalam satu kelompok atau

    tim (tim/kelompok ahli) untuk membicarakan topik tersebut. Setelah

    selesai, para ahli kemudian kembali ke kelompok mereka masing-masing

    dan menjelaskan kepada tim mereka secara bergantian. Yang terakhir

    adalah siswa mendapat penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor

    kuis akan menjadi skor tim, seperti pada STAD. Prinsip pembelajaran tipe

    Jigsaw yang mengedepankan pengalaman siswa dan pada pelaksanaannya

    siswa harus berbagi pengalaman ataupun pendapat kepada siswa lain

    (Herviati, dkk, 2010: 55). Adapun ciri dari jigsaw ini setiap siswa

    bergantung kepada anggota timnya untuk mendapatkan informasi yang

    diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik saat penilaian (Slavin,

    2005: 236-237).

    Menurut Priyanto (2007 dalam Wena, 2011: 194-195) dalam

    penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ada beberapa langkah yang

    harus dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut ada;ah sebagai berikut.

    Tabel 2.6. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw.

    Langkah Kegiatan

    a. Pembentukankelompok asal

    Kelompok yang terbentuk ini disebut kelompok

    asal. Setiap kelompok asal terdiri atas 4-5 orang

    anggota dengan kemampuan yang heterogen.

    Kelompok yang terbentuk memiliki kemampuan

    yang berbeda-beda.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    41/206

    27

    Langkah Kegiatan

    b. Pembelajaran padakelompok asal

    Setiap anggota mempelajari submateri pelajaran

    yang menjadi keahliannya, kemudian masing-

    masing mengerjakan tugas secara individu.

    c. Pembelajarankelompok ahli

    Masing-masing ahli submateri yang sama dari

    kelompok yang berlainan bertemu membentuk

    tim baru yang disebut kelompok ahli.

    d. Diskusi kelompokahli

    Kelompok ahli mendiskusikan submateri serta

    masalah-masalah yang menjadi tanggung

    jawabnya.

    e. Diskusi kelompokasal (induk)

    Anggota kelompok tim ahli kambali ke

    kelompok asal untuk manyampaikan hasil

    diskusi dari kelompok ahli.

    f. Diskusi kelas Diskusi kelas dipandu oleh guru untukmendiskusikan materi.

    g. Pemberian kuis Kuis diberikan secara individu dan hasilnyadijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai

    kelompok.

    h. Pemberianpenghargaan

    kelompok

    Guru memberikan penghargaan kepada

    kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.

    Penghargaan diberikan bukan secara individu.

    B. Kajian Materi Tentang GerakBenda titik adalah benda-benda yang diabaikan ukuran, bentuk, rotasi,

    dan getarannya, tetapi massa tidak diabaikan (Sarojo, 2002: 34). Sebuah benda

    dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan kedudukan. Untuk

    menentukan kedudukan sebuah benda diperlukan koordinat tetap sebagai titik

    acuan. Titik acuan merupakan sembarang titik yang dijadikan sebagai patokan

    tetapi titik tersebut tidak bergerak terhadap benda lain. Benda yang bergerak

    lurus menempuh lintasan yang berbentuk garis lurus. Lintasan ialah tempat

    kedudukan benda titik pada setiap saat (Sarojo, 2002: 36).

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    42/206

    28

    1. Kedudukan dan perpindahan.Kedudukan merupakan letak suatu benda yang dinyatakan terhadap

    titik acuan tertentu. Biasanya kedudukan atau posisi atau letak suatu benda

    digambarkan dengan garis koordinat. Sebagai contoh amati gambar di

    bawah ini!

    START FINISH

    Gambar 2.1. Posisi-posisi mobil pada dua titik ketika perjalanan.

    (Young dan Freedman, 2002: 32)

    Berdasarkan Gambar 2.1, dipilih sebagai koordinat dalammeletakkan mobil sepanjang garis lurus dengan titik asal 0. Ketika mobil

    bergerak posisi berubah terhadap waktu, maka untuk menerangkan gerak

    mobil tersebut adalah dengan mengamati perubahan nilai dalam suatuselang waktu. Misalnya, 1.0 detik setelah startujung depan mobil berada

    pada titik P1, 19 m dari itik asal, dan 4.0 detik setelah start mobil berada

    pada titik P2, 227 m dari titik awal. Jadi, setelah 1.0 detik mobil berada

    pada posisi 19.0 m dan setelah 4.0 detik berada di 227 m. Mobil telah

    menempuh jarak (227 m19 m) = 258 m selama selang waktu (4.0 s1.0

    s) = 3.0 s.

    Sedangkan perpindahan mobil tidak lain adalah perubahandalam koordinat , sehingga dapat ditulis singkat sebagai

    (Young & Freadman, 2002: 32)Dimana adalah perpindahan benda (m), adalah posisi awal benda(m), dan adalah posisi akhir benda (m). Huruf yunani (delta)menunjukkan perubahan besaran, dihitung dengan mengurangkan nilai

    awal dari nilai akhir.

    P1 P2

    0

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    43/206

    29

    2. Kelajuan dan kecepatan.Kalajuan adalah jarak yang ditempuh suatu benda dalam tiap satu

    satuan waktu. Kelajuan merupakan besaran skalar. Sedangkan kelajuan

    rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh

    terhadap waktu total yang dibutuhkan. Secara matematis, kelajuan rata-rata

    dapat dituliskan dengan:

    (Tipler, 1998: 23).

    Satuan kelajuan rata-rata adalah meter per sekon (m/s), satuan jarak total

    yang ditempuh benda adalah meter (m), dan satuan waktu total adalah

    detik (s).

    Kecepatan adalah laju perubahan posisi. Kecepatan merupakan

    besaran vektor. Sedangkan kecepatan rata-rata () didefinisikansebagai perbandingan antara perpindahan dengan selang waktu .Secara matematis, kecepata rata-rata dapat dituliskan dengan:

    (Tipler, 1998: 24).

    Dimana adalah kecepatan rata-rata benda (m/s), adalahperpindahan suatu benda (m), dan adalah selang waktu tempuh (s).

    3. Macam-macam gerak lurusa. Gerak Lurus Beraturan (GLB).

    Gerak lurus beraturan adalah gerak benda yang membuat lintasan

    berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu

    satuan waktu tetap, baik besar maupun arahnya (Sarojo, 2002: 37). Gerak

    lurus beraturan memiliki kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya saat

    benda menempuh perpindahan yang sama maka dibutuhkan selang waktu

    yang sama pula.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    44/206

    30

    Gerak lurus beraturan merupakan gerak satu dimensi, maka garis

    lurus yang merupakan lintasan ini dapat diberi nama lintasan

    . Adapun

    persamaan lintasannya adalah:

    (Sarojo, 2002: 38).

    Dengan adalah posisi pada saat t sekon (m),adalah posisi mula-mula(m), adalah kecepatan pada arah (m/s), dan adalah waktu tempuh(s). Jika sama dengan nol, maka

    b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak benda yang membuat

    lintasan berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap

    satu satuan waktu tidak sama, sedangkan arah gerak tetap (Sarojo, 2002:

    39). Jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu dapat makin besar atau

    makin kecil sehingga terjadi gerak dipercepat atau diperlambat.

    Gerak dikatakan dipercepat atau diperlambat tergantung pada arah

    dan a. Jika

    dan asearah maka geraknya dipercepat, sedangkan bila

    dan aberlawanan arah maka geraknya diperlambat. Sehingga persamaan

    lintasan dan kecepatan secara umum adalah:

    (Sarojo, 2002: 41).

    Dimana adalah posisi akhir (m), adalah posisi mula-mula (m),

    adalah kecepatan mula-mula (m/s), adalah waktu tempuh (s), dan aadalah percepatan benda (m/s2). Tanda positif berlaku untuk gerak lurus

    dipercepat beraturan sedangkan tanda negatif untuk gerak lurus

    diperlambat beraturan.

    Untuk gerak lurus vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah arah

    geraknya searah dengan sumbu y dan arah ke bawah diambil sebagai arah

    positif. Sehingga persamaan umumnya adalah:

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    45/206

    31

    a= g= tetap

    (Sarojo, 2002: 40).

    Dengan adalah ketinggian benda setelah t sekon (m), adalahketinggian mula-mula (m), g adalah percepatan gravitasi (m/s

    2), dan adalah waktu tempuh (s). Tanda positif berlaku untuk gerak vertikal ke ke

    bawah, sedangkan tanda negatif untuk gerak vertikal ke atas.

    C. Kerangka BerpikirPembelajaran yang cenderung pasif, dan tidak sesuai dengan karakter

    siswa, tidak menarik, membuat jenuh, serta membuat bosan. Siswa tidak

    terlibat dalam pembelajaran secara langsung dalam pembelajaran. Sebagai

    akibatnya hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal (rendah). Untuk

    memaksimalkan pencapaian hasil belajar diperlukan inovasi pembelajaran.

    Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan agar dapat melibatkan

    siswa secara aktif serta merangsang terjadinya interaksi dalam pembelajaran.

    oleh karena itu, guru harus mencoba menerapkan model yang mampu

    merangsang siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran

    tersebut adalah pembelajaran konstruktivisme.

    Pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksikan pemikiran,

    ide-ide, serta pendapat-pendapat mereka sesuai dengan pengalamannya.Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran konstruktivisme.

    Dalam pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan

    siswa yang lain, menyampaikan pemikiran, gagasan, atau ide-ide mereka untuk

    menemukan konsep atau memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

    Sesulit apapun masalah yang diberikan, mereka akan memecahkannya dengan

    menyatukan pendapat mereka.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    46/206

    32

    Melalui diskusi ini siswa akan melatih daya nalar mereka untuk

    mengeluarkan pendapat, menghargai orang lain, menerima kekurangan teman,

    serta menerima pendapat orang lain. Selain itu, mereka juga berusaha dan

    berlatih bekerja sama, belajar dari teman, serta berlatih tanggung jawab baik

    secara individu maupun kelompok. Mereka tidak malu untuk bertanya kepada

    teman mereka jika mengalami kesulitan belajar. Pembelajaran yang berpusat

    pada siswa ini melatih siswa untuk menjadi sumber belajar. Siswa akan lebih

    mudah untuk menerima penjelasan dari teman mereka. Guru hanya bersifat

    sebagai fasilitastor dan motivator.

    Pembelajaran akan lebih bermakna jika melibatkan peran siswa secara

    aktif, menyenangkan, serta sesuai dengan karakter siswa. Pembelajaran ini

    tidak hanya mengajak siswa berdiskusi saja, melainkan siswa diajak belajar

    sambil bermain Pembelajaran tersebut yaitu pembelajaran kooperatif tipe

    STAD, TGT, dan jigsaw. Melalui pembelajaran tersebut diharapkan mampu

    mencapai hasil belajar secara maksimal.

    Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berpikir dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    Gambar 2.2. Kerangka Berfikir.

    Hasil belajar

    kurang

    maksimal

    PBM

    pasif

    Inovasi pembelajaran

    (banyak ragam model pembelajaran)

    dll.TGT Jigsaw KooperatifSTAD

    Membutuhkan

    Memaksimalkan hasil belajar

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    47/206

    33

    D. HipotesisHipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

    pertanyaan (Sugiyono, 2010: 96). Hipotesis penelitian mempunyai fungsi

    memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau researche

    questions (Sukardi, 2007: 42). Hipotesis yang merupakan jawaban sementara

    terhadap rumusan masalah disebut hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah

    hipotesis nol (Sugiyono, 2010: 97). Berdasarkan uraian di atas, hipotesis

    merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang dinyatakan dalam

    bentuk kalimat.

    Adapun hipotesis penelitian (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut.

    Ha(1) = Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil

    belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe

    STAD lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

    kooperatif.

    Ha(2) = Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil

    belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe

    TGT lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif.

    Ha(3) = Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

    belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran 2012-

    2013. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe

    jigsaw lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

    kooperatif.

    Untuk keperluan uji empiris, Hadiubah menjadi H0sebagai berikut.

    H0(1)= Tidak terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

    hasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran

    2012-2013.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    48/206

    34

    H0(2)= Tidak terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

    hasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran

    2012-2013.

    H0(3)= Tidak terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

    hasil belajar siswa kelas VII di SMP N 26 Semarang tahun pelajaran

    2012-2013.

    Sedangkan hipotesis statistiknya adalah:

    1. Hipotesis 1H0:

    Ha: 2. Hipotesis 2

    H0: Ha:

    3. Hipotesis 3H0: Ha:

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    49/206

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMPN 26 Semarang yang berlokasi Jl.

    Mpu Sendok II Semarang. Waktu pelaksanaannya adalah semester genap tahun

    pelajaran 2012/2013, dimulai sejak tanggal 18 April sampai dengan 1 Mei

    2013.

    B. Subjek (Populasi dan Sampel)1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

    subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

    (Sugiyono. 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas

    VII SMPN 26 Semarang yang berjumlah 277 siswa.

    2. SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi (Sugiyono. 2010: 118). Sampel dalam penelitian ini sebanyak

    empat kelas yang terdiri dari 3 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.

    Adapun kelas eksperimen 1 adalah kelas VIIG yang berjumlah 35 siswa.

    Kelas eksperimen 2 adalah kelas VIIH yang berjumlah 34 siswa. Kelas

    eksperimen 3 adalah kelas VIIA yang berjumlah 33 siswa. Kelas kontrol

    adalah kelas VIIB yang berjumlah 33 siswa. Kelas eksperimen yaitu kelas

    yang diberikan perlakuan. Sedangkan kelas kontrol yaitu kelas yang tidak

    mendapatkan perlakuan. Untuk uji coba soal dilaksanakan di kelas VIIG

    yang berjumlah 34 siswa.

    C. Teknik SamplingTeknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang akan

    digunakan dalam penelitian (Sugiyono. 2010: 118-119). Dalam penelitian ini,

    35

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    50/206

    36

    pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

    Pertimbangan penggunaan teknik ini karena dalam populasi ini objek telah

    dikelompokkan ke dalam kelas-kelas secara acak, siswa mendapat materi

    berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk

    pada tingkat kelas yang sama, serta pembagian kelas tidak dibedakan

    berdasarkan tingkat kecerdasan (tidak ada kelas unggulan).

    D. Instrumen Penelitian1. Instrumen penelitian.

    Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh

    data dalam penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut.

    a. Tes.Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

    atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan

    yang sudah ditentukan (Arikunto. 2007: 53). Tes ini digunakan untuk

    mengukur hasil belajar pada ranah kognitif. Karena dalam penelitian

    ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi

    yang telah diajarkan dalam pembelajaran. Tes yang diberikan berupa

    soal uraian. Soal uraian diberikan pada akhir pembelajaran secara

    individu yang berfungsi untuk mengukur hasil belajar siswa.

    b. Observasi.Observasi atau pengamatan yaitu alat penilaian yang banyak digunakan

    untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu

    kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya

    maupun dalam situasi buatan (Sudjana. 2011: 84). Observasi dilakukan

    untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.

    Adapun aspek yang dinilai dari siswa adalah seperti yang terlampir.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    51/206

    37

    2. Uji instrumen penelitian.Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian maka perlu

    dilakukan uji terhadap instrumen tersebut. Adapun uji instrumen yang

    dilakukan adalah sebagai berikut.

    a. Uji validitas.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

    kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 210).

    Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

    mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

    tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

    Pengukuran validitas ini dilakukan pada setiap item dengan

    menggunakan rumus korelasi product moment atau metode Person

    yang diberi simbol r. Validitas item adalah demikian item dikatakan

    valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Rumus

    korelasiproduct momentdengan angka kasar:

    (Arikunto, 2007: 72).

    Dimana = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, duavariabel yang dikorelasikan. Nilai koefisien korelasi kemudian

    diinterpretasikan dengan nilai kritik r product moment di bawah ini

    guna mengetahui apakah item soal tersebut valid atau tidak.

    Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

    Antara 0,600 sampai dengan 0,80 : tinggi

    Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

    Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

    Antara 0, 00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

    Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r produk moment maka

    dapat diketahui signifikan atau tidak item soal tersebut. Jika harga r

    hitung lebih kecil daripada r tabel maka korelasi tersebut tidak

    signifikan (tidak valid).

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    52/206

    38

    b. Uji reliabilitas.Reliabilitas bagi sebuah tes berhubungan dengan masalah kepercayaan.

    Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

    jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dalam

    menghitung reliabilitas soal ini digunakan rumusAlpha:

    (Arikunto, 2007: 109).

    Dimana

    adalah reliabilitas yang dicari,

    adalah jumlah varians

    skor tiap-tiap item, dan adalah varians total.Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan

    rumusAlphayaitu:

    1) Menghitung skor tiap sampel.2) Menghitung kuadrat skor total tiap sampel.3) Menghitung jumlah kuadrat skor total tiap sampel.4) Menghitung jumlah skor tiap item soal sebagai X.5) Menghitung jumlah kuadrat skor tiap item soal sebagai X2.6) Mencari varians tiap-tiap item dengan menggunakan rumus:

    7) Menghitung jumlah varians semua item soal dengan cara

    dijumlahkan semua varians item.

    8) Menghitung varians total dengan rumus:

    9) Memasukkan ke rumusAlpha.

    Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai productmomentdengan taraf signifikansi 5%. Jika > maka instrumendikatakan reliabel.

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    53/206

    39

    c. Tingkat kesukaran.Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan siswa dalam

    menjawab. Dilakukan analisis terhadap tingkat kesukaran ini untuk

    menentukan kriteria soal, meliputi soal mudah, sedang, dan sulit.

    Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut

    indeks kesukaran (difficulty index). Analisis tingkat kesukaran soal ini

    dengan menggunakan rumus:

    (Arikunto, 2007: 208)

    Keterangan

    = indeks kesukaran tiap butir soal = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

    dimaksud.

    Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh,

    makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang

    diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu

    adalah sebagai berikut.

    00,30 = soal kategori sulit.

    0.300.70 = soal kategori sedang.

    0.701,00 = kategori soal mudah.

    (Arikunto. 2007: 207-210).

    d. Daya pembeda.Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

    antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

    bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto. 2007: 211). Analisis daya

    pembeda ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan

    soal dalam membedakan anak yang tergolong mampu (tinggi

    prestasinya) dengan anak yang tergolong lemah dalam prestasinya.

    Artinya jika soal tersebut diberikan pada anak yang mampu hasilnya

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    54/206

    40

    menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan pada anak yang

    kurang mampu (lemah), hasilnya rendah.

    Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

    diskriminasi, yang dilambangkan dengan D. indeks diskriminasi

    berkisar antara 0.00-1.00 yang dibagi kedalam tiga titik daya pembeda

    yaitu:

    Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika soal terbalik

    menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak yang pandai disebut bodoh

    dan anak bodoh disebut pandai. Rumus untuk menentukan indeks

    diskriminasi adalah:

    (Arikunto, 2007: 214)

    Keterangan

    = daya pembeda= jumlah peserta kelompok atas= jumlah peserta kelompok bawah= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benarKriteria daya pembeda:

    D : 0.00 - 0.20 : jelek (poor).

    D : 0.20 - 0.40 : cukup (satisfactory).

    D : 0.40 - 0.70 : baik (good).

    D : 0.70 - 1.00 : baik sekali (excellent).

    D : negatif, sangat tidak baik.

    0.00 1.00

    Daya pembeda

    negatif

    Daya pembeda

    rendah

    Daya pembeda

    tinggi (positif)

    -1.00

  • 7/22/2019 Jurnal Cooperatif Tipe Stad ,Tps n Jigsaw

    55/206

    41

    Adapun langkah-langkah dalam menghitung indeks diskriminasi yaitu:

    1) Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.2) Membuat daftar peringkat hasil tes berdasarkan skor yang

    dicapainya.

    3) Malakukan analisis butir soal.4) Membagi jumlah siswa ke dalam dua bagian yang sama sebagai

    kelompok atas dan kelompok bawah.

    5) Menentukan item soal yang akan ditentukan indeksdiskriminasinya.

    6) Menghitung selisih jumlah siswa yang benar menjawab padakelompok kurang maupun kelompok pandai.

    7) Menghitung proporsi pada kelompok kurang maupun kelompokpandai.

    8) Menghitung nilai D9) Konsultasikan nilai D ke kriteria daya beda.

    E. Variabel Peneli