kajian batas wilayah pengelolaan laut kabupaten tangerang
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
1/19
Penetapan Batas
Sesuai Pe
(Studi K
Kajian
eklamasi Pengolaan Wilaya
rmendagri no 1 tahun 2006
sus Kabupaten Tangerang)
2012
Laut
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
2/19
2
I. PENDAHULUAN
I.1 Kebijakan Otonomi Daerah Terkait Batas Daerah
Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal 1
ayat 6, menyebutkan Daerah Otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat 1 menyebutkan: Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-
masing mempunyai pemerintahan daerah. Pasal 4 ayat 2 menyebutkan: Undang-Undang
pembentukan daerah antara lain mencakup nama, cakupan wilayah, batas, ibukota,
kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan, penunjukan pejabat kepala daerah,pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan kepegawaian, pendanaan, dan dokumen serta
perangkat daerah. Sementara Pasal 7 ayat 2 menyebutkan: perubahan batas suatu daerah,
perubahan nama daerah, pemberian nama bagian rupa bumi serta perubahan nama, atau
pemindahan ibukota yang tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan dan Penggabungan Daerah, pasal 1 ayat 6 menyebutkan: Daerah otonom,
selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, Pasal 1 ayat 4 menyebutkan: Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, pada pasal 28 ayat 1, kebutuhan fiskal daerah
merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum,
dan ayat 2 menyebutkan bahwa setiap kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud pada
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
3/19
3
ayat 1 diatur secara berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan
konstruksi, produk domestik regional bruto per kapita, dan indeks pembangunan manusia.
Sementara itu terkait dengan wilayah pengelolaan laut kabupaten adalah berdasarkan
UU no 32 tahun 2004, pasal 18 ayat (4) Kewenangan untuk mengelola sumber daya di
wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan
1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/kota.
pasal 18 ayat (5) Apabila wilayah laut antara 2 (dua) provinsi kurang dari 24 (dua puluh
empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya. Di wilayah laut dibagi sama jarak
atau diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan
untuk kabupaten/kota memperoleh 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi
dimaksud.
Dalam kaitannya pengelolaan wilayah laut Kabupaten Tangerang disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait penegasan wilayah pengelolaan di laut, tercantum
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2006 tentang Pedoman penegasan batas
daerah, yaitu, pasal 15 ayat (2) Pengukuran dan penentuan batas daerah di wilayah laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Batas antara dua daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota yang
berdampingan, diukur mulai dari titik batas sekutu pada garis pantai antara kedua
daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota kearah laut yang ditetapkan
berdasarkan prinsip sama jarak;
b. Batas antara dua daerah provinsi yang saling berhadapan dengan jarak kurang dari
24 mil laut diukur berdasarkan prinsip garis tengah;
c. Batas antara dua daerah kabupaten dan daerah kota dalam satu daerah provinsi
yang saling berhadapan dengan jarak kurang dari 8 mil laut, diukur berdasarkan
prinsip garis tengah;
d. Batas wilayah laut pulau kecil yang berada dalam satu daerah provinsi dan jaraknya
lebih dari dua kali 12 mil laut, diukur secara melingkar dengan lebar 12 mil laut;
Hasil pengukuran dan penentuan batas daerah di wilayah laut sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan daftar koordinat titik batas daerah di
wilayah laut
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
4/19
4
I.2 Nilai Strategis Penentuan Wilayah Pengelolaan Laut
Penentuan wilayah pengelolaan laut daerah menjadi penting karena sesuai fungsi dan
implementasinya adalah : meminimalisir terjadinya konflik batas, data dasar dalam
melakukan pekerjaan tematik di masa yang akan datang, tertib administrasi pemerintahan,
perhitungan fiskal daerah, kepastian hukum dan yurisdiksi pemerintah daerah, rencana tata
ruang tepat sasaran, memberi keyakinan (nilai tambah) kepada investor, dan implementasi
good & clean governance.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan peraturan menteri dalam negeri mengenai
penataan batas (Permendagri No. 1 tahun 2006) dan wilayah pengelolaan laut daerah (UU
tentang pemerintahan daerah no 32 tahun 2004) maka diperlukan adanya kegiatan verifikasi
daerah pengelolaan laut oleh pemerintah Kabupaten Tangerang. Kegiatan yang dilakukan ini
adalah verifikasi terhadap peta Rencana Tata Ruang Kabupaten Tangerang khususnya
wilayah pengelolaan laut di sepanjang utara garis pantai.
Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan verifikasi batas wilayah pengelolaan laut
di kabupaten Tangerang.
Tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka untuk menyediakan informasi dan data
geospasial wilayah pengelolaan laut Kabupaten Tangerang terkait dengan Batas Kawasan
Reklamasi dalam mendukung penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1) Persiapan
2) Pelaksanaan
a. Koordinasi dan konsultansi
b. Pertemuan teknis
c. Kajian teknis wilayah pengelolaan laut
d. Verifikasi di lapangan
3) Pelaporan.
III.1 Persiapan
Tahap persiapan merupakan pekerjaan awal yang perlu dilakukan sebelum pekerjaan utama
dilaksanakan. Tahap persiapan dapat dirinci sebagai berikut:
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
5/19
5
1.Koordinasi pendahuluan dengan Badan Informasi Geospasial
2.Pengumpulan data utama dan pendukung batas daerah;
3.Persiapan personil dan perencanaan pembagian tugas.
III.2 PelaksanaanKoordinasi dan Konsultansi
Koordinasi teknis antara pemerintah Kabupaten Tangerang dan Badan Informasi Geospasial
dilakukan dalam rangka pembahasan daerah pengelolaan wilayah laut secara kartometris dan
kemudian dan konsultasi mengenai pengambilan sample titik verifikasi jika diperlukan.
Pelaksanaan dilakukan di dalam kantor dengan peserta dari Pemerintah Kabupaten Tangerang
dan tim teknis.
Pertemuan Teknis
Pertemuan teknis dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai daerahpengelolaan laut daerah oleh Badan Informasi Geospasial kepada Pemkab khususnya yang
berbatasan dengan kabupaten/kota tetangga. Pada peremuan teknis ini juga dilakukan
identifikasi batas secara kartometris dan mengenai pembahasan teknis pembuatan batas
pengelolaan laut darah.
Verifikasi Lapangan
Setelah dilakukan kajian kartometris kemudian dilakukan pengambilan titik verifikasi ke
lokasi batas pengelolaan laut daerah yang dapat dijangkau oleh kapal laut dengan
menggunakan GPS navigasi dan klarifikasi nama unsur rupabumi yang terdapat pada lokasi
dengan peta RBI.
III.3 Pelaporan
Laporan akhir kegiatan verifikasi batas daerah dibuat oleh masing-masing tim teknis dengan
melampirkan data batas yang dimiliki daerah (softcopy/hardcopy)
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
6/19
6
IV. LOKASI PEKERJAAN
Gambar 1. Lokasi Pekerjaan di Utara Kabupaten Tangerang
Lokasi pekerjaan berada di wilayah utara perairan Kabupaten Tangerang yang termasuk di
wilayah Kecamatan sebagai berikut:
1. Kecamatan Kronjo
2. Kecamatan Mauk
3. Kecamatan Pakuhaji
4. Kecamatan Teluknaga
5. Kecamatan Kosambi
V. PERALATAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Software Arcgis 10, Global Mapper, Autocad Map 2012
2. Laptop
3. GPS GIS Trimble Juno SC
4. GPS Garmin
5. Echosounder Handheld
6. Kamera
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
7/19
7
V.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut:
a. Alat Tulis Kantor
b. Peta RTRW Kabupaten Tangerang
c. Peta Rupabumi Indonesia
d. Bahan Komputer
VI. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini dikerjakan dengan sistem swakelola oleh Kabupaten Tangerang bekerjasama
dengan Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial. Secara garis besar
metodologi yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan ini meliputi tahapan sebagai
berikut :
1) Pengumpulan data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang
Dalam Pelaksanaan pengumpulan data ini didapatkan hasil peta sebagai berikut :
Gambar 2. Peta RTRW Kabupaten Tangerang
Pada peta RTRW Kabupaten Tangerang ini terdapat cluster-cluster kawasan reklamasi
yang sudah terdapat pada peta. Akan tetapi kawasan reklamasi tersebut tidak
mempunyai dasar hukum dalam proses delineasi garis batas pengelolaan wilayah laut
sesuai UU no 32 tahun 2004 dan Permendagri no 1 tahun 2006.
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
8/19
2) Proses delineasi garis b
Gambar 3.
Pada proses delineasi i
Permendagri no 1 tahun
berdasar garis pantai. Da
skala terbesar yang dimil
Gambar 4. Penet
tas pengelolaan wilayah laut Kabupaten Ta
roses delineasi batas pengelolaan wilayah laut
ni dilakukan sesuai dengan UU no 32 tah
2006. Acuan penarikan batas pengelolaan wi
lam hal ini data yang digunakan adalah data t
iki oleh Kabupaten Tangerang.
pan garis pantai sesuai Permendagri no 1 tahun 200
Kabupaten Tangerang
gerang
n 2004 dan
layah lautnya
rbaik dengan
6
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
9/19
Batas pengelolaan wila
pengelolaan wilayah Pr
langsung dengan Pulau
Jakarta maka dampaknya
berdasar median line / pe
Gambar 5. Metode
Dari metode penarikan b
diatas, hasil yang didapa
menyesuaikan bentuk g
Sehingga panjang batas
1/3 dari panjang batas pe
ah laut Kabupaten Tangerang merupakan 1
ovinsi Banten. Dikarenakan Provinsi Bante
Seribu yang merupakan wilayah administrasi
adalah metode penarikan batas pengelolaan wi
narikan garis tengah pada wilayah yang saling b
enarikan garis batas menggunakan metode garis te
pada daerah yang berhadapan
atas pengelolaan laut provinsi dengan menggu
kan untuk panjangnya tidak mutlak 12 mil lau
aris pantai wilayah administrasi masing-mas
pengelolaan wilayah laut Kabupaten Tangeran
gelolaan wilayah Provinsi Banten
/3 dari batas
berhadapan
Provinsi DKI
layah lautnya
erhadapan.
gah
akan metode
t, akan tetapi
ing Provinsi.
g merupakan
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
10/19
Gambar 6. Metode
3) Proses overlay dan per
dan Peta Batas Pengelo
Gambar 7. H
enarikan garis batas menggunakan metode garis te
pada daerah yang berdampingan
itungan luas antara Peta RTRW Kabupate
aan Wilayah Laut hasil delineasi
sil kajian penetapan area kawasan reklamasi
gah
Tangerang
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
11/19
11
Dari hasil overlay peta RTRW Kabupaten Tangerang dengan peta Delineasi Batas
Pengelolaan Wilayah Laut, didapatkan area yang melebihi batas Pengelolaan Wilayah
Laut Kabupaten Tangerang (gambar x). Setelah dilakukan proses pengurangan data
RTRW dengan batas hasil delineasi didapatkan luas area reklamasi yang berubah,
yaitu :
- Area Reklamasi berdasar Peta RTRW :
No Rencana Lahan Luas_Ha
1 Hunian 1500.467
2 Hunian 1019.804
3 Hunian 1271.104
4 Hunian 719.931
5 Hunian 735.176
6 Industri 1586.4357 Pelabuhan 1622.704
8 Hunian 552.358
Total 9007.980
- Area Reklamasi Kabupaten Tangerang berdasar hasil kajian penetapan batas
pengelolaan wilayah laut :
No Rencana Lahan Luas_Ha
1 Hunian 1047.608
2 Hunian 483.042
3 Hunian 462.781
4 Hunian 64.969
5 Hunian 92.425
6 Industri 796.361
7 Pelabuhan 695.670
8 Hunian 539.642
Total 4182.498
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
12/19
12
- Area Reklamasi Provinsi Banten berdasar hasil kajian penetapan batas pengelolaan
wilayah laut :
No Rencana Lahan Luas_Ha
1 Hunian 443.427
2 Hunian 536.762
3 Hunian 716.309
4 Hunian 356.902
5 Hunian 504.162
6 Industri 790.074
7 Pelabuhan 927.034
8 Hunian 12.716
Total 4287.387
- Area Reklamasi Provinsi Banten berdasar hasil kajian penetapan batas pengelolaan
wilayah laut :
No PERUNTUKAN Luas_Ha
1 Hunian 92.014
2 Hunian 298.059
3 Hunian 137.833
Total 527.907
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
13/19
13
4) Verifikasi survei area reklamasi berdasar hasil kajian
Gambar 8. Hasil Survei dan Verifikasi Lapangan
Dari hasil kajian proses overlay diatas, didapatkan area kawasan reklamasi RTRW
yang terkoreksi oleh batas pengelolaan wilayah laut Kabupaten. Pada area yang sudah
terkoreksi ini akan dilakukan verifikasi dalam bentuk survei lokasi dan cek kedalaman
(depth). Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang, no 8 tahun 2006,
pada pasal (8) bahwa Reklamasi meliputi bagian perairan laut sepanjang pantai
secara tegak lurus ke arah laut yang diukur mulai 200 meter dari garis pantai utara
Kabupaten Tangerang sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang
menunjukkan kedalaman laut maksimal 8 meter dari muka air laut rata-rata.
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
14/19
14
- Alat-alat yang digunakan dalam survei adalah sebagai berikut :
Gambar 9. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan survei
1. Garmin GXM Satellite receiver
2. GPS Garmin Montana dan GPS GIS Trimble Juno SC
3. Handheld echosounderDigital SONAR
4. Laptop dan Software Navigasi dan GIS
- Personil Survei
Gambar 10. Anggota survei menggunakan perlengkapan safety
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
15/19
15
- Penentuan survei kedalaman
Dalam penentuan kedalaman titik-titik yang akan
disurvei digunakan Handheld echosunder
Digital SONAR, dengan alat ini akan didapatkan
hasil informasi kedalaman (depth). Akan tetapi
sebelum dilakukan pengukuran kedalaman
dilakukan uji kalibrasi dengan menggunakan
metode manual yaitu tali yang ditandai setiap 1
meter, yang kemudian diberikan pemberat pada
ujungnya.
Pada posisi di titik tertentu kita gunakan kedua
alat tersebut untuk mengukur kedalaman (Gambar
11). Dari hasil ukuran akan didapatkan koreksi
antara kedua alat tersebut, yang kemudian
hasilnya digunakan untuk mengkoreksi hasil ukuran pada echosounder handheld.
- Prinsip Kerja Echosounder
Gambar 12. Prinsip kerja echosounder
Prinsip kerja echosounder handheld sama dengan singlebeam echosounder untuk
survei batimetri, menggunakan cara kerja pemantulan gelombang suara dan cepat
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
16/19
16
rambat gelombang setelah dipancarkan dan terpantul oleh dasar perairan hingga
diterima kembali oleh sensor alat.
- Penentuan Posisi Titik Survei
Gambar 13. Proses pengambilan data posisi dan kedalaman
Dalam penentuan posisi titik survei, terdapat 2 cara yaitu navigasi dan akusisi
data.
a. Navigasi : Dalam proses navigasi menuju titik-titik yang akan diukur
menggunakan Garmin GXM Sattelite Receiver, Software Global Mapper
kemudian citra satelit dan peta area reklamasi RTRW yang sudah dikoreksi
dari hasil kajian sebagai basemap
b. Akusisi data : Dalam proses akusisi data menggunakan GPS GIS Trimble Juno
SD, dengan atribut yang disurvei adalah #Nama titik, #Foto pengambilan data
kedalaman, #Waktu survei, #Data kedalaman (depth).
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
17/19
17
- Prinsip Kerja GPS
Gambar 14. Metode penentuan navigasi kapal survei
Dalam survei ini kita menggunakan metode absolute GPS kinematic positioning,
dengan stand alone GPS tanpa adanya koreksi diferensial dari base station GPS.
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
18/19
-
7/24/2019 Kajian Batas Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten Tangerang
19/19
VII. REKOMENDASI HASIL VERIFIKASI AREA REKLAMASI PENGELOLAAN
WILAYAH LAUT KABUPATEN TANGERANG
1. Perlu dipahami dan dimengerti tentang konsep penarikan batas pengelolaan wilayah
laut Kabupaten Tangerang sesuai dengan UU no 32 tahun 2004 dan Permendagri no 1
tahun 2006
2. Perlu dilakukan survei batimetri dan pemetaan garis pantai sebagai data dasar dalam
kelanjutan kegiatan reklamasi wilayah laut Kabupaten Tangerang
3. Perlu adanya re-design mengenai RTRW area kawasan reklamasi setelah data-data
dasar lengkap, hal ini berutujuan untuk validitas dan akurasi rencana kawasan
reklamasi.
4. Inventarisasi permasalahan yang akan timbul di lapangan apabila reklamasi akan
dilaksanakan melihat banyaknya faktor infrastruktur buatan (bagan ikan, dermaga
kapal, dll) yang terdapat di perairan laut Kabupaten Tangerang