kebijakan akuntansi rumah sakit umum daerah raden mattaher
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
1/125
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN
MATTAHER
PROVINSI JAMBI
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
2/125
KERJASAMA RSUD RADEN MATTAHER BPKP PERWAKILAN
PROVINSI JAMBI
DAFTAR ISIKEBIJAKAN AKUNTANSI
HALAMAN
BAB I PENDAHULUAN 1A
.
LATAR BELAKANG 1
B.
DASAR HUKUM 2
C.
TUJUAN 3
D.
DAFTAR ISTILAH 3
BAB II KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI 6A.
SISTEM AKUNTANSI RSUD 6
B.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN 7
C.
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 8
D.
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORANKEUANGAN
8
E.
ASUMSI DASAR AKUNTANSI 11
F.
CIRI DASAR AKUNTANSI 12
G.
PERIODESASI PELAPORAN 13
H.
LAPORAN KEUANGAN PERIODIK 13
I. KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN RSUD KEDALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHPROVINSI JAMBI
15
BABIII
KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET 19
A
.
ASET LANCAR 19
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
3/125
B.
ASET TIDAK LANCAR 32
BAB
IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN 48
A.
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 49
B.
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 52
BAB V KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS 54A.
EKUITAS TIDAK TERIKAT 54
B.
EKUITAS TERIKAT TEMPORER 55
C.
EKUITAS TERIKAT PERMANEN 57
BABVI
KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN 59
BABVII
KEBIJAKAN AKUNTANSI BIAYA 62
BABVIII
KEBIJAKAN AKUNTANSI HIBAH 64
BABIX
KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSIKESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA
67
BABX PELAPORAN 70
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
4/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam rangka melaksanakan pasal 116 ayat (4)
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun
2007, serta dalam rangka meningkatkan pelayanan
Pemerintah khususnya pelayanan di bidang
kesehatan, RSUD yang menerapkan pola pengeloaan
keuangan BLUD, selanjutnya disebut RSUD, sebagai
satuan kerja yang bertugas memberikan pelayanan
kesehatan secara langsung kepada masyarakat,
dituntut untuk meningkatkan akuntabilitasnya baik
akuntabilitas kinerja maupun akuntabilitas keuangan.
Sehubungan dengan peningkatan akuntabilitas
keuangan tersebut, maka RSUD Raden Mattahermembutuhkan suatu kebijakan akuntansi yang dapat
digunakan sebagai pedoman/acuan untuk
membukukan transaksi keuangan dan menyusun
Laporan Keuangan.
Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna apabila informasi yang disajikandalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami,
relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Namun
demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan
tersebut tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Secara umum laporan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
5/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian
masa lalu dan tidak diharuskan untuk menyediakan
informasi non keuangan.Dalam rangka penyusunan dan peningkatan kualitas
dan transparansi informasi dalam laporan keuangan
tersebut dan untuk memenuhi ekspektasi para
pengguna laporan keuangan, maka RSUD
memerlukan kebijakan akuntansi yang merupakan
acuan penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan tersebut yang diformalkan dalam suatu
Keputusan Direktur RSUD.
B.Dasar Hukum
Pelaporan keuangan RSUD Raden Mattaher,
diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang mengatur keuangan pemerintah,
yaitu:
a. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
b. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
c. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Badan Layanan Umum;
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 2
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
6/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;
k. Keputusan Gubernur nomor 80/2010 tanggal 23
Februari 2010 tentang Penetapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum
Daerah Raden Mattaher.
C.Tujuan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 3
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
7/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Penetapan Kebijakan Akuntansi BLUD RSUD
bertujuan untuk :
a. Menjadi acuan dalam pengembangan danpenerapan sistem akuntansi keuangan BLUD
RSUD.
b. Kebijakan akuntansi RSUD dimaksudkan untuk
digunakan sebagai pedoman bagi penyelenggara
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan,
sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara
wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia.
c. Kebijakan akuntansi yang disusun meliputi pilihan
prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan
dan prosedur yang digunakan, berlaku bagi RSUD
yang menerangkan pola pengelolaan keuangan
BLUD. Kebijakan akuntansi tersebut disajikan
meliputi; kebijakan umum akuntansi, pengertian,
pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan dari rekening yang digunakan.
D.Daftar Istilah
Dalam pedoman Akuntansi Keuangan ini yang
dimaksud dengan :
1. Badan Layanan Umum Daerah, yang
selanjutnya disingkat BLUD adalah instansi di
lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 4
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
8/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dandalam melakukan kegiatannya, didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
2. BLUD RSUD Mattaher Provinsi Jambi, yang
untuk selanjutnya disingkat RSUD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jambi
yang membidani Pelayanan Kesehatan
Masyarakat.
3. Standar Akuntansi Keuangan, yang selanjutnya
disingkat SAK adalah prinsip akuntansi yang
ditetapkan oleh ikatan profesi akuntansi Indonesia
dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan suatu entitas usaha.
4. Sistem Akuntansi RSUD adalah serangkaian
prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran dan pelaporan keuangan RSUD.
5. Standar Akuntansi Pemerintah yang
selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan Pemerintah.
6. Laporan Keuangan adalah bentuk
pertanggungjawaban RSUD berupa Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Operasional/Aktivitas,
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 5
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
9/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
7. Laporan Realisasi Anggaran adalah laporanyang menyajikan informasi tentang anggaran dan
realisasi anggaran RSUD secara tersanding yang
menunjukkan tingkat capaian target-target yang
telah disepakati dalam DPA.
8. Operasional/Aktivitas adalah laporan yang
menyajikan informasi tentang operasi RSUD
mengenai sumber, alokasi dan pemakaian sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh RSUD.
9. Laporan Arus Kas adalah laporan yang
menyajika informasi arus masuk dan keluar kas
selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pembiayaan.
10. Neraca adalah laporan yang
menyajikan informasi posisi keuangan BLUD yaitu
aset, utang dan ekuitas pada tanggal tertentu.
11. Catatan atas Laporan Keuangan
adalah laporan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca,
dan Laporan Arus Kas dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 6
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
10/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
12. Bagan Rekening Standar adalah
daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkanperencanaan dan pelaksanaan anggaran, beserta
pembukuan dan pelaporan keuangan pemerintah.
13. Rekonsiliasi adalah proses
pencocokan data transaksi keuangan yang
diproses dengan beberapa sistem/sub sistem yang
berbeda berdasarkan dokumen sumber yang
sama.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 7
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
11/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 8
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
12/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
BAB IIKEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI RSUD
A.Sistem Akuntansi RSUD
Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik
manual maupun terkomputerisasi mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan. Pengembangan sistem akuntansi pada
RSUD setidak-tidaknya meliputi tiga sub sistem
akuntansi, yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem
akuntansi aset tetap, dan sistem akuntansi biaya.
1. Sistem Akuntansi Keuangan
Sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem
akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan
pokok dengan tujuan umum (general purpose),sebagai berikut :
a. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan
pengelolaan sumber daaya serta pelaksanaan
kebijakan pelayanan kesehatan yang
dipercayakan kepada RSUD dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.b. Manajemen; membantuk para pengguna untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan RSUD
dalam periode pelaporan sehingga
memudahkan fungsi perencanan, pengelolaan
dan pengendalian atas seluruh penerimaan,
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 9
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
13/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas untuk
kepentingan stakeholders.
c. Transparansi; memberikan informasi keuanganyang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat
memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
RSUD dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
Sistem Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan
keuangan pokok berupa Laporan Realisasi
Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntansi
Indonesia/standar akuntansi industri spesifik dan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan
untuk kepentingan pelaporan kepada pengguna
umum laporan keuangan RSUD dalam hal ini adalah
stakeholders, yaitu pihak-pihak yang berhubungan
dan memiliki kepentingan dengan RSUD. Sedangkan
laporan keuangan yang sesuai dengan SAP
digunakan untuk kepentingan konsolidasi laporan
keuangan RSUD dengan laporan keuangan
Pemerintah Provinsi Jambi.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 10
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
14/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap
Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan
laporan tentang aset tetap untuk keperluanmanajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi
tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi
aset tetap milik ataupun bukan milik RSUD tetapi
berada dalam pengelolaan RSUD.
3. Sistem Akuntansi Biaya
Pengembangan Sistem Akuntansi Biaya ditujukan
untuk dapat menghasilkan informasi tentang
harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost) per
unit layanan, dan evaluasi varian. Sistem
Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan
pengendalian, pengambilan keputusan, dan
perhitungan tarif layanan.
B.Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, operasional
keuangan, arus kas RSUD yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan keuangan dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan ekonomi.
Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu
memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar
pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 11
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
15/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporankeuangan RSUD menyajikan informasi tentang :
(a) Aset;
(b) Kewajiban;
(c) Ekuitas;
(d) Pendapatan dan biaya; dan
(e) Arus kas.
C.Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
Pimpinan RSUD bertanggungjawab atas penyusunan
dan penyajian laporan keuangan RSUD yang disertai
dengan surat pernyataan tanggung jawab yang
berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran
telah dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian
intern yang memadai, akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan
merupakan tanggung jawab pimpinan RSUD.
D.Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan
dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut
ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 12
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
16/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
agar laporan keuangan rumah sakit dapat memenuhi
kualitas yang dikehendaki :
Relevan; Andal;
Dapat dibandingkan; dan
Dapat dipahami.
Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila
informasi yang termuat di dalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,
dan memprediksi masa depan, serta menegaskan
atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevan
dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan harus :
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value),
artinya bahwa laporan keuangan harus memuat
informasi yang memungkinkan pengguna laporan
untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi
mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value),
artinya bahwa laporan keuangan harus memuat
informasi yang dapat membantu pengguna untuk
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 13
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
17/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
memprediksi masa yang akan datang berdasarkan
hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu, artinya bahwa laporan keuanganharus disajikan tepat waktu sehingga dapat
berpengaruh dan berguna dalam pengambilan
keputusan.
d. Lengkap, artinya bahwa laporan keuangan RSUD
harus memuat informasi yang selengkap mungkin,
yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang
dapat mempengaruhi pembuatan keptusan
pengguna laporan. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama
yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
Andal
Informasi dalam laporan keuangan RSUD bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi
jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan, maka pengguna informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
andal memenuhi karakteristik :
a. Penyajian Jujur, artinya bahwa laporan keuangan
harus memuat informasi yang menggambarkan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 14
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
18/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan.b. Dapat Diverifikasi (verifiability), artinya bahwa
laporan keuangan harus memuat informasi yang
dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih
baik dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya
tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
jauh.
c. Netralitas, artinya bahwa laporan keuangan harus
memuat informasi yang diarahkan pada
kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
pihak tertentu, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak lain.
Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan
akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan enitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 15
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
19/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah
akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebihbaik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang
ditetapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada
periode terjadinya perubahan.
Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi
entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
E. Asumsi Dasar Akuntansi
Asumsi dasar akuntansi yang diterapkan pada sistem
akuntansi RSUD adalah :
1)Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti bahwa
RSUD sebagai entitas pelaporan dan entitas
akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 16
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
20/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar
unit intansi pemerintah dalam pelaporan
keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinyaasumsi ini adalah kewenangan RSUD untuk
menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh. RSUD
bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan
sumber daya di luar neraca untuk kepentingan
yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas
kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat
putusan entitas, serta terlaksana tidaknya
program yang telah ditetapkan.
2)Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun atas dasar asumsi
RSUD terus melakukan usahanya secara
berkesinambungan tanpa maksud untuk
dibubarkan atau mengurangi secara material skala
usahanya.
3)Keterukuran dalam Satuan Uang
Laporan keuangan harus menyajikan setiap
kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan
satuan uang. Hal ini diperlukan agar
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 17
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
21/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi.
4)Dasar Akuntansi AkrualLaporan keuangan pada prinsipnya disusun atas
dasar akrual, yaitu mengakui transaksi pada saat
kejadian bukan pada saat kasa atau setara kas
diterima atau dibayar dan dicatat dalam periode
bersangkutan. Hal ini memberikan informasi
kepada pembaca laporan keuangan tidak hanya
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan
kas dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa mendatang serta sumber
daya yang mempresentasikan kas yang akan
diterima di masa yang akan datang.
5)Substance over form (Substansi
mengungguli bentuk)
Laporan keuangan disusun menggunakan prinsip
Substance over form (Subtansi mengungguli
bentuk) yang berarti laporan keuangan mencatat
suatu peristiwa lebih berdasarkan substansinya
daripada legal formalnya.
Misalnya, terdapat aset yang berasal dari dropping
APBDN atau hibah yang belum ada berita acara
serah terima (kepemilikan), tetapi secara de facto
dipergunakan dalam operasional pelayanan maka
aset tersebut dimasukkan ke dalam laporan
keuangan sebagai aset tetap.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 18
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
22/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
F. Ciri Dasar Akuntansi
Akuntansi keuangan RSUD merupakan bagian dariakuntansi keuangan Pemerintah Provinsi Jambi,
karena bukan merupakan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Pengelolaan keuangan RSUD
menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dengan ciri yang
berbeda dengan akuntansi satuan kerja lainnya di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, yaitu :
1) Dalam rangka pengelolaan kas, RSUD dapat
langsung menggunakan pendapatannya tanpa
menyetorkan terlebih dahulu ke kas daerah.
Rumah sakit juga dapat menyimpan dan
mengelola rekening bank, mendapatkan sumber
dana untuk menutup defisit dan memanfaatkan
surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
dana tambahan.
2) RSUD diperbolehkan memberikan piutang
sehubungan dengan penyerahan barang, jasa
dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan kegiatan
rumah sakit.
3) RSUD dapat memiliki utang sehubungan dengan
kegiatan operasional dan/atau perikatan
peminjaman dengan pihak lain.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 19
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
23/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
4) Akuntansi dan Laporan Keuangan RSUD
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku umum.5) Konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Jambi, disusun menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
6) RSUD dapat mengalihkan dan/atau menghapus
aset tetap dengan/melalui persetujuan pejabat
berwenang.
G.Periodesasi pelaporan
Periode pelaporan keuangan adalah untuk masa 1
Januari sampai dengan 31 Desember.
H.Laporan Keuangan Pokok
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, operasional
keuangan, arus kas RSUD yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan keuangan dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan ekonomi.
Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna. Namun demikian laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Komponen laporan keuangan RSUD meliputi :
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 20
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
24/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
1. Laporan Realisasi Laporan Operasional
a. Laporan Operasional menyajikan informasi
tentang operasi RSUD mengenai sumber,alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi
yang dikelola oleh RSUD. Laporan operasional
antara lain dapat berupa laporan aktivitas atau
laporan surplus/defisit.
b. Informasi dalam laporan operasional, digunakan
bersama-sama dengan informasi yang
diungkapkan dalam komponen laporan
keuangan lainnya sehingga dapat membantu
para pengguna laporan keuangan untuk :
i. Mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya ekonomi.
ii. Menyediakan informasi mengenai sumber,
alokasi dan penggunaan sumber daya
ekonomi.
iii.Menyediakan informasi mengenai realisasi
anggaran secara menyeluruh yang berguna
dalam mengevaluasi kinerja RSUD dalam hal
efisiensi dan efektivitas pengguna anggaran.
2. Neraca
a. Tujuan utama neraca adalah menyediakan
informasi tentang posisi keuangan RSUD
meliputi aset, kewajiban dan ekuitas pada
tanggal tertentu.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 21
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
25/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
b. Informasi dalam neraca digunakan bersama-
sama dengan informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan lainnya sehinggadapat membantu para pengguna laporan
keuangan untuk menilai :
i. Kemampuan RSUD dalam memberikan jasa
layanan secara berkelanjutan.
ii. Likuiditas dan Solvabilitas.
iii.Kebutuhan pendanaan eksternal.
3. Laporan Arus Kas
a. Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi mengenai sumber
penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama periode akuntansi serta saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas
dikelompokkan dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
b. Informasi dalam laporan arus kas digunakan
bersama-sama dengan informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya
sehingga dapat membantu para pengguna
laporan keuangan untuk menilai :
i. Kemampuan RSUD dalam menghasilkan kas
dan setara kas.
ii. Sumber dana RSUD.
iii.Penggunaan dana RSUD.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 22
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
26/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
iv.Prediksi kemampuan RSUD untuk
memperoleh sumber dana serta
penggunannya untuk masa yang akandatang.
Komponen pelaporan Arus Kas terdiri dari tiga
komponen yaitu :
Arus Kas dari Aktivitas Operasi;
Arus Kas dari Aktivasi Investasi;
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan.
I. Konsolidasi Laporan Keuangan RSUD ke dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi
RSUD menyusun laporan keuangan berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). RSUD
merupakan satker pemerintah daerah, oleh karena
itu laporan keuangan RSUD dikonsolidasikan dengan
laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jambi.
Konsolidasi laporan keuangan dapat dilakukan jika
digunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama.
RSUD menggunakan SAK sedangkan laporan
keuangan Pemerintah Provinsi Jambi menggunakanSAP, karena itu akan digunakan mapping atau
konversi kode rekening SAK ke SAP untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Komponen Laporan Keuangan RSUD yang
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Pemerintah Provinsi Jambi meliputi :
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 23
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
27/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
(a) Laporan Realisasi Anggaran;
(b) Neraca;
Sistem akuntansi RSUD memproses semuapendapatan dan belanja RSUD, baik yang bersumber
dari pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah,
pendapatan APBD/N, dan pendapatan usaha lainnya.
Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dari
sistem akuntansi tersebut mencakup seluruh
transaksi keuangan pada RSUD.
Transaksi keuangan RSUD yang bersumber dari
pendapatna usaha dari jasa layanan, hibah,
pendapatan APBD/N, dan pendapatan usaha lainnya
wajib dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah Provinsi Jambi. Oleh karena itu transaksi
tersebut harus disahkan oleh PPKD dengan
mekanisme SPM Pengesahan setiap triwulan.
Pos-pos neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan
ekuitas juga dikonsolidasikan ke neraca Pemerintah
Provinsi Jambi. Untuk tujuan ini perlu dilakukan
reklasifikasi atau konversi pos-pos neraca agar
sesuai dengan SAP dengan menggunakan BAS yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Proses konversinya mencakup pengertian, klasifikasi,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan atas
akun-akun neraca dan laporan aktivitas/operasi.
1. Pengertian
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 24
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
28/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Pada umumnya, pengertian akun-akun menurut
SAK tidak jauh berbeda dengan SAP. Apabila ada
pengertian yang berbeda, maka untuk tujuankonsolidasi pengertian akun menurut SAP, yaitu
berdasarkan PP No. 24 tahun 2005.
2. Klasifikasi
Klasifikasi aset,, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
dan biaya perlu disesuaikan dengan klasifikasi
aset sesuai dengan Bagan Akun Standar yang
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri.
a. Mapping klasifikasi neraca pendapatan dan
belanja ke dalam perkiraan pendapatan dan
belanja berbasis SAK berpedoman kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait.
b. Mapping klasifikasi neraca, yaitu aset,
kewajiban, dan ekuitas RSUD menjadi aset,
kewajiban, dan ekuitas dana sesuai dengan
Bagan Akun Standar. Akun penyisihan piutang
tak tertagih, akumulasi penyusutan dan
akumulasi amortisasi tidak perlu disajikan di
neraca berdasarkan SAP, sepanjang aplikasi
SAK belum menerapkan penyisihan piutang tak
tertagih, penyusutan dan amortisasi.
3. Pengakuan dan pengukuran
SAK menggunakan basis akrual dalam pengakuan
aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya.
Pendapatan diakui pada saat diterima atau hak
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 25
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
29/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
untuk menagih timbul sehubungan dengan
adanya barang/jasa yang diserahkan kepada
masyarakat. Biaya diakui jika penurunan manfaatekonomi masa depan yang berkaitan dengan
penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan biaya terjadi bersamaan dengan
pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan
aset misalnya, akrual hak karyawan atau
penyusutan aset tetap.
SAP menggunakan basis akrual dalam pengakuan
aset, kewajiban, dan ekuitas serta basis kas
dalam pengakuan pendapatan dan belanja.
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada
rekening Kas Umum Daerah.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran
dari rekening Kas Umum Negara dan
dipertanggungjawabkan.
Pendapatan (tidak termasuk pendapatan yang
ditransfer dari APBD/N) dan belanja RSUD diakui
jika pendapatan dan belanja tersebut dilaporkan
dengan mekanisme SPM Pengesahan atas
pendapatan dan belanja tersebut. Belanja yang
didanai dari pendapatan RSUD diakui sebagai
belanja oleh Bendahara Umum Negara jika
belanja tersebut telah dilaporkan dengan
mekanisme SPM Pengesahan.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 26
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
30/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Untuk kepentingan konsolidasi dengan laporan
keuangan kementerian/lembaga, perlu dilakukan
penyesuaian atas akun pendapatan dan belanjayang berbasis akrual menjadi akun pendapatan
dan belanja berbasis kas.
Formula penyesuaian pendapatan dan belanja
berbasis akrual menjadi berbasis kas adalah
sebagai berikut :
Pendapatan Berbasis Kas = Pendapatan RSUD+ pendapatan diterima di muka pendapatan
yang masih harus diterima.
Belanja Berbasis Kas = Biaya RSUD Biaya
yang dibayar tidak tunai termasuk Penyusutan
+ utang biaya yang dibayar + biaya dibayar di
muka.4. Pengungkapan
Pengungkapan laporan keuangan sesuai dengan
SAP harus mengikuti persyaratan sesuai dengan
PP No. 24 tahun 2005.
Konsolidasi LK RSUD ke dalam LK Pemerintah
Provinsi Jambi dilakukan secara berkala setiap
semester dan tahunan. Laporan keuangan yang
dikonsolidasikan terdiri dari neraca, laporan
realisasi anggaran.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 27
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
31/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 28
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
32/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
BAB IIIKEBIJAKAN AKUNTANSI ASET
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki oleh RSUD, sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh RSUD maupun masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan
jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam
aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan
sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung bagi
kegiatan operasional RSUD, berupa aliran pendapatanatau penghematan belanja bagi RSUD.
Aset diklasifkasikan menjadi 2 (dua) kelompok besar
yaitu menjadi Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar
dengan uraian seperti di bawah ini.
A.ASET LANCAR
Aset lancar adalah sumber daya ekonomis yangdiharapkan dapat diperkirakan akan direalisasi
atau dimiliki untuk dijual atau digunakna dalam
jangka waktu 12 bulan atau dimiliki untuk
diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka
waktu 12 bulan dari tanggal neraca atau berupa
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 29
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
33/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
kas atau setara kas yang penggunaannya tidak
dibatasi.
Aset lancar terdiri atas : kas dan bank, deposito,piutang, persediaan, uang muka, biaya dibayar di
muka, dan sebagainya.
1. Kas dan Setara Kas
1)Pengertian
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di
bank yang setiap saat dapat digunakan untukmembiaya kegiatan RSUD.
Setara kas adalah investasi jangka pendek yang
sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas
serta bebas dari risiko perubahan nilai yang
signifikan. Instrumen yang dapat
diklasifikasikan sebagai setara kas meliputi :
Deposito berjangka yang akan jatuh tempo
dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari
tanggal penempatan serta tidak dijaminkan.
Instrumen pasar uang yang diperoleh dan
akan dicairkan dalam jangka waktu tidak
lebih dari 3 (tiga) bulan. Kas dan setara kas meliputi antara lain :
Kas RSUD di Bank dalam bentuk Giro.
Kas RSUD di Bendahara Penerimaan.
Kas RSUD di Bendahara Pengeluaran.
Kas RSUD di Bendahara Gaji.
Kas Kecil.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 30
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
34/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Kas Deposito.
Cek
Kas RSUD adalah uang tunai dan setara kasyang berada di bendahara pengeluaran RSUD
yang berasal dari penerimaan RSUD dan setiap
saat dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan RSUD.
Kas Kecil adalah kas yang masih dikelola
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantudi masig-masing instalasi yang berasal dari Kas
RSUD yang belum dipertanggungjawabkan per
tanggal neraca.
Kas RSUD di Bank dalam bentuk Giro
adalah sejumlah dana yang disimpan oleh RSUD
pada rekening koran Bank dan setiap saat dapatdigunakan.
Deposito adalah deposito berjangka yang
kurang dari 3 bulan yang dimiliki RSUD.
Cek adalah cek yang baru dapat diuangkan
dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
2)Pengakuan dan PencatatanKas dan setara kas diakui pada saat diterima
oleh RSUD dan berkurang pada saat digunakan
sebesar nilai yang digunakan. Kas dicatat pada
saat diterima atau dikeluarkan.
3)Pengukuran
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 31
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
35/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal
pada saat diterima atau dikeluarkan. Kas dan
setara kas dinyatakan dalam nilai rupiah, jikaada kas dan setara kas dalam valuta asing
maka harus dikonversi berdasarkan nilai kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
Pada akhir tahun, kas dan setara kas dalam
valuta asing dikonversi berdasarkan nilai kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
4)Penyajian dan Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan
dengan kas dan setara kas di Neraca maupun
catatan atas laporan keuangan adalah :
Kebijakan yang diterapkan dalam
menentukan komponen kas dan setara kas.
Rincian jumlah kas dan setara kas.
Klasifikasi kas dan setara kas dan jumlah
masing-masing.
5)Saldo Normal
Saldo normal rekening kas dan setara kas
adalah di sebelah debet, penambahan kas dansetara kas di sebelah debet dan pengurangan
kas dan setara kas dicatat di sebelah kredit.
2. Investasi Jangka Pendek
1)Pengertian
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 32
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
36/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Investasi jangka pendek adalah aset yang
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, deviden, royalti, ataumanfaat sosial dan atau manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan
RSUD dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Investasi jangka pendek dapat
segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 3 sampai 12 bulan.
Investasi jangka pendek harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut :
Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan.
Investasi tersebut ditujukan dalam rangka
manajemen kas, artinya RSUD dapat menjual
investasi tersebut apabila timbul kebutuhankas.
Berisiko rendah
Investasi yang dapat digolongkan sebagai
investasi jangka pendek antara lain terdiri atas :
Deposito berjangka waktu 3 sampai 12 bulan.
Pembelian obligasi/Surat Utang Negara (SUN)
pemerintah jangka pendek oleh RSUD.
Investasi jangka pendek lainnya.
2)Pengakuan dan Pencatatan
Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat
sosial atau jasa potensial di masa yang akan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 33
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
37/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
datang atas suatu investasi tersebut dapat
diperoleh oleh RSUD.
Nilai perolehan atau nilai wajar investasidapat diukur secara memadai (reliable).
Investasi jangka pendek diakui pada saat
pengeluaran kas atau aset.
Pengeluaran untuk perolehan investasi
jangka pendek diakui/dicatat sebagai
pengeluaran kas RSUD dan tidak dilaporkansebagai belanja dalam realisasi anggaran.
Penerimaan dari penjualan investasi jangka
pendek diakui/dicatat sebagai penerimaan
kas RSUD dan tidak dilaporkan sebagai
pendapatan dalam laporan realisasi
anggaran.
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi
jangka pendek, antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi dan deviden tunai
(cash dividend) dicatat sebagai pendapatan.
3)Pengukuran
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat
berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek, dicatat sebesar biaya
perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi
harga transaksi investasi itu sendiri ditambah
komisi perantara jual beli, jasa bank dan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 34
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
38/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
biaya lainnya yang timbul dalam rangka
perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk suratberharga diperoleh tanpa biaya perolehan,
maka investasi dinilai berdasar nilai wajar
investasi pada tanggal perolehannya yaitu
sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai
wajar, biaya perolehan setara kas yang
diserahkan atau nilai wajar aset lain yangdiserahkan untuk memperoleh investasi
tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non
saham, misalnya dalam bentuk deposito
jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing
harus dinyatakan dalam rupiah dengan
menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank
sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
4)Penyajian dan Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitandengan investasi jangka pendek di Neraca
maupun Catatan atas Laporan Keuangan adalah
:
Rincian jenis dan jumlah Investasi Jangka
Pendek.
Jenis mata uang.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 35
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
39/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Jumlah penempatan pada pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilaitercatat dari investasi.
Kebijakan akuntansi untuk perlakuan
perubahan dalam nilai pasar investasi lancar
yang dicatat pada nilai pasar, dan jumlah
signifikan yang dilaporkan sebagai
penghasilan investasi untuk bunga, royalti,dividen dan sewa pada investasi jangka
panjang dan lancar, dan keuntungan dan
kerugian pada pelepasan investasi lancar dan
perubahan dalam nilai investasi tersebut.
5)Saldo Normal
Saldo normal rekening Investasi Jangka Pendekadalah di sebelah debet, penambahan dicatat di
sebelah debet dan pengurangan dicatat
disebelah kredit.
3. Piutang Usaha
1)PengertianPiutang usaha adalah hak yang timbul dari
penyerahan barang atau jasa dalam rangka
kegiatan operasional RSUD.
Transaksi piutang usaha memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 36
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
40/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Terdapat penyerahan barang, jasa atau
timbulnya hak untuk menagih berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak
terkait.
Jangka waktu pelunasan.
2)Pengakuan dan Pencatatan
Piutang usaha diakui dan dicatat pada saat
barang atau jasa diserahkan, tetapi belum
menerima pembayaran dari penyerahan
tersebut.
Piutang usaha berkurang pada saat dilakukan
pembayaran dan dilakukan penghapusan.
Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar
dari penyisihan kerugian piutang yang
dibentuk, maka selisihnya diakui sebagai
biaya penyisihan kerugian periode
bersangkutan.
Apabila terjadi pembayaran setelah piutang
dihapuskan maka piutang tersebut
dimunculkan kembali dan pengurangannya
dilakukan sebagaimana pelunasan piutang.
3)Pengukuran
Piutang diukur sebesar nilai yang dapat
direalisasikan (net realizable value) setelah
memperhitungkan nilai penyisihan piutang
tak tertagih.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 37
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
41/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Penyisihan kerugian piutang tak tertagih
dibentuk sebesar nilai piutang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkandaftar umur piutang.
Penghapusan piutang tak tertagih dilakukan
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
4)Penyajian dan Pengungkapan
Piutang usaha yang jatuh tempo dalam waktu
kurang dari 1 (satu) tahun disajikan padakelompok aset lancar dalam neraca.
Sedangkan piutang usaha yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun disajikan dalam
kelompok aset non lancar.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah
bersih, yaitu jumlah seluruh tagihan piutangdikurangi dengan penyisihan kerugian
piutang.
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan
laporan keuangan :
i. Rincian jenis dan jumlah piutang.
ii. Jumlah piutang dengan pihak-pihak yangmemiliki hubungan istimewa.
iii.Jumlah penyisihan kerugian piutang yang
dibentuk disertai daftar umum piutang.
iv.Kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam pembentukan penyisihan kerugian
piutang.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 38
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
42/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
v. Jumlah piutang yang dijadikan agunan.
vi.Jumlah piutang yang dijual (anjak piutang).
6)Saldo NormalSaldo normal rekening piutang usaha adalah di
sebelah debet, penambahan piutang dicatat di
sebelah debet, pengurangan piutang dicatat di
sebelah kredit.
4. Piutang Lain-lain
1)Pengertian
Piutang lain-lain adalah hak yang timbul dari
penyerahan barang atau jasa serta uang di luar
kegiatan operasional RSUD. Yang termasuk
dalam kelompok piutang lain-lain antara lain
adalah piutang pegawai, piutang kerjasama
operasi, piutang bunga dan piutang sewa.
Transaksi piutang lain-lain memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Terdapat penyerahan barang/jasa atau uang
di luar kegiatan operasional perusahaan.
Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak
terkait.
Jangka waktu pelunasan.
2)Pengukuran dan Pencatatan
Piutang lain-lain diakui/dicatat pada saat
barang, jasa atau uang diserahkan, atas
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 39
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
43/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
penyerahan tersebut belum diterima
pembayarannya.
Piutang lain-lain berkurang pada saatdilakukan pembayaran atau dilakukan
penghapusan.
Apabila piutang lain-lain yang dihapuskan
lebih besar dari penyisihan kerugian yang
dibentuk, maka selisihnya diakui sebagai
biaya penyisihan kerugian periodebersangkutan.
Apabila terjadi pembayaran setelah piutang
dihapuskan maka piutang tersebut
dimunculkan kembali dan pengurangannya
dilakukan sebagaimana pelunasan piutang.
3)Pengukuran Piutang lain-lain diukur sebesar nilai yang
dapat direalisasikan (net realizable value)
setelah memperhitungkan nilai penyisihan
piutang tak tertagih.
Penyisihan kerugian piutang tak tertagih
dibentuk sebesar nilai piutang yangdiperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan
daftar umur piutang.
4)Penyajian dan Pengungkapan
Piutang lain-lain disajikan pada kelompok
aset lancar dalam neraca. Sedangkan piutang
lain-lain yang jatuh tempo lebih dari satu
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 40
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
44/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
tahun disajikan dalam kelompok aset non
lancar.
5. Persediaan
1)Pengertian
Persediaan adalah aset yang diperoleh dengan
maksud untuk :
Digunakan dalam proses pemberian
pelayanan; atau Dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses
pemberian pelayanan dan kegiatan
pendukung dalam memberikan pelayanan.
Persediaan terdiri atas obat-obatan dan alat
kesehatan, bahan makanan kering, bahan danalat kesehatan laboratorium, bahan dan alat
kesehatan radiologi, gas medik, alat listrik, alat
kebersihan, karcis retribusi dan barang cetakan,
bahan habis pakai kantor dan lain-lain.
Persediaan bahan/barang yang dimiliki dan
akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan
fisik yang dikerjakan secara swakelola, tidak
termasuk sebagai persediaan dalam kelompok
aset lancar melainkan digolongkan sebagai aset
lainnya.
2)Pengakuan dan Pencatatan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 41
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
45/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Pengukuran diakui/dicatat pada saat diterima
atau hak kepemilikannya dan atau
penguasaannya berpindah dan berkurang padasaat dipakai, dijual, kadaluarsa dan rusak.
3)Pengukuran
Persediaan diukur berdasarkan biaya atau
nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah
(the lower of cost and net realizable value).
Biaya perolehan persediaan meliputi semuabiaya pembelian dan biaya lain yang timbul
sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk digunakan atau
dijual.
Biaya pembelian persediaan harga
pembelian, bea masuk dan pajak, biayapengangkutan dan biaya lainnya yagn secara
langsung dapat didistribusikan pada
perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Diskon dagang (trade discount), rabat dan
pos lain yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian. Biaya perolehan persediaan tidak termasuk :
i. Jumlah pemborosan bahan, upah, atau
biaya produksi lainnya yang tidak normal.
ii. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut
diperlukan dalam proses produksi sebelum
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 42
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
46/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dilanjutkan pada tahap produksi
berikutnya.
iii. Biaya administrasi dan umum yang tidakmemberikan sumbangan untuk membuat
persediaan berada dalam lokasi dan
kondisi sekarang.
iv. Biaya penjualan.
Penurunan nilai persediaan pada periode
pelorang di bawah biaya perolehannya diakuisebagai biaya pada periode berjalan.
Dasar penilaian yang dianut terhadap biaya
persediaan adalah menggunakan metode
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP
atau FIFD).
Metode pencatatan yang dianut terhadappersediaan menggunakan perpetual
method, yaitu pembelian/penerimaan
barang dicatat ke dalam persediaan. Setiap
penambahan dan pengurangan persediaan
dicatat dalam kartu mutasi persediaan. Saldo
persediaan pada tanggal neraca dihitungberdasarkan saldo dari jumlah persediaan
yang tercatat pada kartu mutasi persediaan.
Jika barang dalam persediaan dijual atau
digunakan dalam pemberian jasa pelayanan,
maka nilai tercatat persediaan tersebut harus
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 43
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
47/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
diakui sebagai biaya pada periode dimana
pendapatan atas penjualan tersebut diakui.
Setiap penurunan nilai persediaan di bawahbiaya menjadi nilai realisasi bersih dan
seluruh kerugian persediaan diakui sebagai
biaya pada periode terjadinya penurunan
atau kerugian tersebut.
Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilairealisasi bersih, harus diakui sebagai
pengurang terhadap jumlah biaya persediaan
pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
4)Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam laporan
keuangan antara lain : Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
pengukuran persediaan.
Jenis persediaan, harga perolehan, nilai
realisasi bersih, dan nilai tercatat di neraca.
Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap
penurunan nilai yang diakui sebagaipenghasilan periode.
Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya
pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan
sebagai jaminan kewajiban.
5)Saldo Normal
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 44
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
48/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Saldo normal rekening persediaan adalah di
sebelah debet. Penambahan persediaan dicatat
di sebelah debet sedangkan penguranganpersediaan dicatat di sebelah kredit.
6. Uang Muka
1)Pengertian
Uang muka menurut tujuan penggunaannya
dibagi menjadi dua jenis, yaitu uang muka
kegiatan dan uang muka
pembelian/pembayaran barang/jasa. Uang
muka kegiatan adalah pembayaran di muka
untuk kegiatan RSUD yang belum diketahui
secara pasti jumlah biaya/pengeluaran
sebenarnya dan harus dipertanggungjawabkan
setelah kegiatan tersebut selesai. Uang muka
pembelian/pembayaran barang/jasa kepada
pemasok/rekanan atas pembelian barang dan
jasa yang saat pembayaran tersebut dilakukan,
pembelian barang/jasa belum diterima.
Pembayaran uang muka tersebut harus
diperhitungkan sebagai bagian pembayaran dari
barang dan jasa yang diberikan pada saat
penyelesaian.
2)Pengakuan dan pencatatan
Uang muka diakui/dicatat pada saat
pembayaran kas.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 45
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
49/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Uang muka kegiatan berkurang pada saat
pertanggungjawaban.
Uang muka pembelian barang/jasa berkurangpada saat barang/jasa diterima.
3)Pengukuran
Uang muka diukur berdasarkan jumlah nominal
uang muka pembelian barang/jasa yang
dibayarkan/belum dipertanggung-jawabkan.
4)Penyajian dan PengungkapanHal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan
dengan uang muka dilaporan keuangan maupun
catatan atas laporan keuangan, antara lain:
rincian uang muka berdasarkan klasifikasi
belanja dan jumlah masing-masing klasifikasi
serta batas waktu pertanggungjawaban.5)Saldo Normal
Saldo normal rekening uang muka adalah di
sebelah debet, penambahan uang muka dicatat
di sebelah debet dan di kredit sebesar
pertanggungjawabannya.
7. Biaya dibayar di muka
1)Pengertian
Biaya dibayar di muka adalah pembayaran di
muka yang manfaatnya akan diperoleh pada
masa yang akan datang. Biaya dibayar di muka
berfungsi untuk membiayai operasional jangka
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 46
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
50/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
panjang bagi kepentingan RSUD, misalnya
premi asuransi dan sewa dibayar di muka.
2)Pengakuan dan Pencatatan Biaya dibayar di muka diakui/dicatat sebagai
pos sementara pada saat pembayaran.
Biaya dibayar di muka diakui sebagai biaya
pada pada saat jasa diterima.
Biaya dibayar di muka berkurang pada saat
jasa diterima atau berlakunya waktu.3)Pengukuran
Biaya dibayar di muka diukur sebesar jumlah
uang yang dibayarkan atas prestasi atau jasa
yang belum diterima.
4)Penyajian dan Pengungkapan
Biaya dibayar di muka disajikan padakelompok aset lancar dalam neraca.
Biaya dibayar di muka disajikan secara netto.
5)Saldo Normal
Saldo normal rekening biaya dibayar dimuka
adalah di sebelah debet, penambahan biaya
dibayar di muka dicatat di sebelah debet dan
kredit sebesar prestasi atau jasa yang diterima.
B.ASET TIDAK LANCAR
Aset tidak lancar mencakup aset yang bersifat jangka
panjang dan aset tak berwujud, yang digunakan
secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 47
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
51/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
RSUD. Aset tidak lancar diklasifikasikan dalam
kelompok Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan
Aset Lainnya.1. Investasi Jangka Panjang
1)Pengertian
Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi dalam jangka waktu lebih dari 12
bulan. Investasi jangka panjang terdiri dari
investasi non-permanen dan investasi
permanen. Investasi non-permanen adalah
investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan seperti
pembelian saham, obligasi yang dimaksudkan
untuk dimiliki sampai tanggal jatuh tempo.
Investasi jangka panjang permanen adalah
investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada
niat untuk ditarik atau diperjualbelikan seperti
penanaman modal dalam rangka pembentukan
suatu unit usaha bersama dengan pihak ketiga.
2)Pengakuan dan Pencatatan
Investasi jangka panjang diakui/dicatat pada
saat keluarnya sumber daya ekonomi RSUD
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 48
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
52/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
untuk memperoleh investasi jangka panjang
dan dapat diukur dengan handal.
3)Pengukuran Investasi permanen dinilai berdasarkan biaya
perolehan, kecuali jika harga pasar investasi
jangka panjang menunjukkan penurunan nilai
di bawah biaya perolehan secara signifikan
dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian
atas nilai tersebut. Penilaian dilakukan untukmasing-masing investasi secara individual.
Investasi non permanen dinilai berdasarkan
harga perolehan atau nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh
dari pertukaran aset RSUD, maka nilaiinvestasi yang diperoleh RSUD adalah
sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehannya
tidak ada.
Biaya perolehan suatu investasi mencakup
harga transaksi investasi itu sendiri dan biayaperolehan lain di samping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh
bursa efek.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing
harus dinyatakan dalam rupiah dengan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 49
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
53/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank
sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
4)Metode Penilaian InvestasiPenilaian investasi RSUD dilakukan dengan tiga
metode yaitu :
a. Metode biaya;
Dengan menggunakan metode biaya,
investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya investasi pada
badan usaha/badan hukum yang terkait.
b. Metode ekuitas;
Dengan menggunakan metode ekuitas RSUD
mencatat investasi awal sebesar biaya
perolehan dan ditambah atau dikurangi
sebesar bagian laba atau rugi badan
usaha/badan hukum setelah tanggal
perolehan. Bagian laba keculai dividen dalam
bentuk saham yang diterima RSUD akan
mengurangi nilai investsai RSUD dan tidak
dilaporkan sebagai pendapatan.
c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Metode nilai bersih yagn dapat direalisasikan
digunakna terutama untuk kepemilikan yang
akan dilepas/dijual dalam jangka waktu
dekat.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 50
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
54/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Penggunaan metode di atas didasarkan pada
kriteria sebagai berikut :
i. Kepemilikan kurang dari 20%menggunakan metode biaya;
ii. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau
kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan
menggunakan metode ekuitas;
iii.Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan
metode ekuitas;
iv.Kepemilikan bersifat nonpermanen
menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.
5)Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan
dengan investasi jangka panjang di laporan
keuangan maupun catatan atas laporan
keuangan, antara lain rincian penyertaan dan
jumlah masing-masing klasifikasi, kebijakan
akuntansi penentuan nilai tercatat dari
investasi, pembatasan yang signifikan pada
kemampuan realisasi investasi atau pengiriman
uang dari penghasilan dan hasil pelepasan.
6)Saldo Normal
Saldo normal rekening investasi jangka panjang
adalah di sebelah debet, penambahannya
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 51
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
55/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dicatat di sebelah debet dan pengurangannya
dicatat di sebelah kredit.
2. Aset Tetap
1)Pengertian
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
oleh RSUD untuk digunakan dalam penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan kepada
pihak lain atau untuk tujuan administrasi yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.
Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang
bersumber dari sebagian atau seluruhnya
APBD/APBN melalui pembelian, pembangunan,
donasi, dan pertukaran dengan aset lainnya
(trade-in).
Aset Tetap antara lain terdiri dari :
(1) Tanah.
(2) Gedung
dan Bangunan.
(3) Peralata
n dan Mesin.
(4) Jalan,
Irigasi dan Jaringan.
(5) Aset
Tetap Lainnya.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 52
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
56/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
(6) Konstruk
si dalam Pengerjaan.
Definisi yang berkaitan dengan aset tetap :
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu aset selama
umur manfaat.
Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable
amount) adalah biaya perolehan suatu aset,atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk
biaya perolehan dalam laporan keuangan
dikurangi nilai sisanya.
Umur manfaat (useful life) adalah :
a. Suatu periode dimana aset diharapkan
akan digunakan oleh RSUD.b. Jumlah produksi atau unit serupa yang
diharapkan akan diperoleh dari aset
tersebut oleh RSUD.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari imbalan lain yang diserahkan untukmemperoleh suatu aset pada saat perolehan
atau konstruksi atau jika dapat diterapkan,
jumlah yang didistribusikan pada aset pada
saat pertama kali diakui.
Nilai residu aset adalah jumlah yang
diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 53
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
57/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dari pelepasan aset, setelah dikurangi
taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut
telah mencapai umur dan kondisi yangdiharapkan pada akhir umur manfaatnya.
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
dengan wajar. Jumlah tercatat (carrying amount) adalah
nilai yang disajikan dalam neraca setelah
dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah yang dapat diperoleh kembali
(recoverable amount) adalah nilai lebihantara harga jual neto dan nilai pakai suatu
aset.
Nilai khusus entitas (entity spesific value)
adalah nilai kini dari arus kas suatu entitas
yang diharapkan timbul dari penggunaan
aset dan dari pelepasannya pada akhir umurmanfaat atau yang diharapkan terjadi ketika
penyelesaian kewajiban.
Kerugian penurunan nilai (impariment loss)
adalah selisih dari jumlah tercatat suatu aset
dengan jumlah manfaat ekonomi yang dapat
diperoleh dari aset tersebut.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 54
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
58/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
2)Pengakuan dan Pencatatan
Pengeluaran untuk memperoleh suatu barang
diakui sebagai aset tetap bila memenuhi kriteriadi bawah ini :
- Biaya Perolehan minimal Rp. 500.000,00
- Digunakan untuk kegiatan pelayanan secara
berulang.
- Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
- Masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
3)Pengukuran
Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi
untuk diakui sebagai suatu aset dan
dikelompokkan sebagai aset tetap, diukur
berdasarkan biaya perolehan.
Apabila penilaian aset tetap dengan biayaperolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap tersebut didasarkan pada nilai
wajar pada saat perolehan.
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari
harga belinya atau konstruksinya, termasuk
bea impor dan setiap biaya yang dapatdiatribusikan secara langsung dalam
membawa aset tersebut ke kondisi yang
membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung adalah :
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 55
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
59/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
a. Biaya Persiapan tempat;
b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan
biaya simpai dan bongkar muat (handlingcost);
c. Biaya pemasangan (instalation cost);
d. Biaya profesional seperti arsitek dan
insiyur; dan
e. Biaya konstruksi.
Biaya perolehan dari masing-masing asettetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset
yang bersangkutan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melaluipertukaran atau pertukaran sebagai aset
tetap yang tidak serupa atau aset lainnya.
Biaya dari pos semacam itu diukur
berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh
yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset
yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan
jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer/diserahkan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui
pertukaran atas suatu aset yang serupa yang
memiliki manfaat yang serupa dan memiliki
nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 56
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
60/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dapat dilepas dalam pertukaran dengan
kepemilikian aset yang serupa. Dalam
keadaan tersebut tidak ada keuntungan dankerugian yang diakui dalam transaksi ini.
Biaya aset yang baru diperoleh dicatat
sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas
aset yang dilepas.
Nilai wajar atas aset yang diterima tersebut
dapat memberikan bukti adanya suatu
pengurangan (impairment) nilai atas aset
yang dilepas. Dalam kondisi seperti ini, aset
yang dilepas harus diturunkan nilai-bukukan
(written down) dan nilai setelah diturun-nilai
bukukan (written down) tersebut merupakan
nilai aset yang diterima. Contoh dari
pertukaran atas aset yang serupa termasuk
pertukaran bangunan, mesin, peralatan
khusus, dan kapal terbang. Apabila terdapat
aset lainnya dalam pertukaran, misalnya kas,
maka hal ini mengindisikasikan bahwa pos
yang dipertukarkan tidak mempunyai nilai
yang sama.
Aset tetap yang diperoleh dari
sumbangan/hibah dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan
mengkreditkan rekening Ekuitas.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 57
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
61/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu
aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besarmemberi manfaat keekonomian di masa yang
akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, peningkatan standar kinerja yang
jumlahnya minimal Rp. 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) diakui sebagai
tambahan nilai aset yang bersangkutan. Jikasumber dana pengeluaran setelah perolehan
awal tersebut berasal dari belanja modal,
maka langsung diakui sebagai tambahan nilai
aset yang bersangkutan tanpa menggunakan
kriteria tersebut di atas.
Pengeluaran untuk biaya perbaikan atauperawatan aset tetap untuk menjaga manfaat
keekomian masa yang akan datang atau
untuk mempertahankan standar kinerja
semula atas suatu aset, diakui sebagai biaya
pada saat terjadi. Salah satu contohnya
adalah biaya pemeliharaan untuk pengecatan
gedung.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap
tidak diperkenankan. Penilaian kembali aset
tetap dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah yang berlaku secara nasional.
Dalam hal menyimpang dari konsep harga
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 58
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
62/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
perolehan maka RSUD harus menjelaskan
penyimpangan tersebut serta pengaruhnya
terhadap informasi keuangan RSUD. Selisihantara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai
tercatat) aset dibukukan dalam rekening
ekuitas.
Apabila manfaat keekonomian suatu aset
tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatatnya
maka aset tersebut harus dinyatakan sebesarjumlah yang sepadan dengan nilai manfaat
keekonomian yang tersisa. Penurunan nilai
aset tetap dilaporkan dalam laporan
operasional/aktivitas.
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca
ketika dilepaskan atau bila aset secarapermanen ditarik dari penggunaannya dan
tidak ada manfaat keekonomian masa yang
akan datang diharapkan dari pelepasannya.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari
penghentian atau pelepasan suatu aset tetap
diakui sebagai keuntungan atau kerugiandalam laporan operasional/aktivitas.
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun
dengan cara swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset
yang dibeli.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 59
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
63/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Aset tetap berupa mesin, peralatan dan aset
berwujud lainnya yang tidak berfungsi (tidak
produktif), yaitu :- Rusak dan tidak berfungsi.
- Tidak rusak namun tidak berfungsi.
- Tidak rusak namun belum berfungsi.
- Aset tetap yang sudah tidak dapat
ditelusuri fisiknya, disajikan terpisah,
masuk ke dalam kelompok Aset Lain-lainsebesar nilai bukunya.
Pengadaan peralatan yang relatif kecil tidak
dikapitalisasi, tetapi langsung dibiayakan.
Jenis barang yang dimaksud, antara lain :
- Peralatan dapur yang kecil-kecil seperti
sendok, garpu, piring, gelas, dan lain-lain.- Linen seperti selimut, sprei, gordin,
celemek, kelambu, baju operasi, dan lain-
lain.
- Peralatan mandi dan kebersihan seperti
gayung, sapu, sikat, dan lain-lain.
Terhadap barang yang tidak dibukukan
sebagai aset tetap, dibuatkan daftar
inventaris sendiri sebagai alat kontrol
terhadap barang-barang tersebut.
4)Penyajian dan Pengungkapan
Aset tetap disajikan pada pos aset non lancar
pada neraca.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 60
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
64/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Aset tetap disajikan berdasarkan nilai
perolehan, akumulasi penyusutan disajikan
secara terpisah dari aset tetap. Nilai buku aset tetap disajikan di neraca
dengan mengurangi harga perolehan dengan
akumulasi penyusutan.
Aset yang diperoleh dengan cara sewa guna
usaha (leasing) disajikan sebagai bagian aset
tetap dalam kelompok sendiri.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam
laporan keuangan :
i. Dasar penilaian yang digunakan untuk
menentukan jumlah tercatat bruto. Jika
lebih dari satu dasar yang digunakan,
jumlah tercatat bruto untuk dasar dalamsetiap kategori harus diungkapkan.
ii. Metode penyusutan yang digunakan.
iii.Masa manfaat dan tarif penyusutan yang
digunakan.
iv.Jumlah tercatat bruto dan akumulasi
penyusuta pada awal dan akhir periode.v. Nilai tercatat pada awal dan akhir periode
yang memperlihatkan :
- Penambahan.
- Pelepasan.
- Revaluasi yang dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 61
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
65/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
- Penurunan nilai tercatat.
- Penyusutan.
- Setiap pengklasifikasian kembali.vi.Eksistensi dan batasan atas hak milik, dan
aset tetap yang dijaminkan untuk utang.
vii. Kebijakan akuntansi untuk biaya
perbaikan yang berkaitan dengan aset
tetap.
viii. Uraian rincian masing-masing aset
tetap.
ix.Jumlah komitmen untuk mengakuisisi aset
tetap.
5)Saldo Normal
Saldo normal rekening Aset Tetap adalah di
sebelah debet, penambahannya dicatat di
sebelah debet dan pengurangannya dicatat di
sebelah kredit.
3. Akumulasi Penyusutan dan Biaya Aset Tetap
1)Pengertian
Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu aset
sepanjang masa manfaat. Penyusutan untuk
setiap periode diakui sebagai biaya untuk
periode yang bersangkutan.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan,
seluruh aset tetap disusutkan dengan sifat dan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 62
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
66/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
karakteristik aset tersebut, dimana metode
penyusutan yang digunakan harus
mencerminkan pola pemanfaatannya olehRSUD.
2)Pengukuran
Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya
perolehan suatu aset, atau jumlah lain yang
disubtitusikan untuk biaya perolehan dalam
laporan keuangan dikurangi nilai sisanya. Metode penyusutan yang digunakan oleh
RSUD adalah metode garis lurus
(straight-line method) dengan rincian
sebagai berikut :
Tarif penyusutan :
Kelompok AsetMasa
Manfaat
TarifPenyusuta
n- Bukan Bangunan
- Kelompok I 4 tahun 25%- Kelompok II 8 tahun 12,5%
- Bangunan- Permanen 20 tahun 5%- Tidak Permanen 10 tahun 10%
Keterangan :
Bukan bangunan Kelompok I.
1) Meubel dan peralatan dari kayu atau rotan
termasuk meja, bangku, kursi lemari, dan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 63
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
67/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
sejenisnya yang bukan bagian dari
bangunan.
2) Mesin kantor seperti mesin ketik, mesinhitung, duplikator, mesin fotocopy,
accounting machine, komputer, printer,
scanner, dan sejenisnya.
3) Perlengkapan lainnya seperti TV, video
recorder, tape/cassete, amplifier, dan
sejenisnya.
a. Sepeda motor, sepeda.
b. Alat-alat dapur (yang relatif besar).
c. Peralatan medis (misal pisau bedah dan
sebagainya).
Bukan bangunan kelompok II.
1) Meubel dan peralatan dari logam termasuk
meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya
yang bukan bagian dari bangunan.
2) Alat pengatur udara seperti AC, kipas
angin, dan sejenisnya.
3) Mobil, bus, truk, dan sejenisnya.
4) Peralatan medis canggih (misal CT Scan,
MRI, Endoscopy, dan sebagainya).
Masa manfaat suatu aset tetap harus ditelaah
ulang secara periodik, jika terjadi perbedaan
yang signifikan antara estimasi penyusutan
dan hasil telaahan, biaya penyusutan periode
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 64
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
68/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
sekarang dan masa yang akan datang harus
disesuaikan.
Metode penyusutan yang digunakan untukaset tetap ditelaah ulang secara periodik dan
jika terdapat suatu perubahan signifikan
dalam pola pemanfaatan ekonomi yang
diharapkan dari aset tersebut dengan jumlah
biaya penyusutan untuk periode yang akan
datang kemungkinan berubah. Perubahanmetode penyusutan harus diperlakukan
sebagai suatu perubahan kebijakan
akuntansi.
3)Pengungkapan
Rekening Akumulasi Penyusutan disajikan di
Neraca di sisi Aset Tetap seabgai offset account
rekening Aset Tetap dan disajikan sebesar total
jumlah pengakuan biaya penyusutan yang telah
dialokasikan sepanjang umur aset tetap
tersebut.
4)Saldo Normal
Saldo normal rekening Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap adalah di sebelah kredit dengan
mendebet biaya penyusutan Aset Tetap.
4. Aset Lainnya
1)Pengertian
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 65
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
69/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Aset lainnya adalah aset RSUD selain aset
lancar, investasi jangka panjang dan aset tetap.
Aset lainnya antara lain terdiri ats :a. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud adalah aset non moneter
yang dapat diidentifkasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang/jasa, yang memiliki
manfaat lebih dari 12 bulan. Aset tak
berwujud antara lain :
i. Perangkat Lunak Komputer (software)
ii. Lisensi dan francise. Lisensi adalah izin
yang diberikan oleh pemegang paten
kepada pihak lain berdasarkan perjanjian
pemberian hak untuk menikmati mafnaat
ekonomi dari suatu paten yang diberi
perlindungan dalan jangka waktu dan
syarat tertentu.
iii.Hasil kajian/penelitian yang memberikan
manfaat jangka panjang.
iv.Hak cipta (copyright), paten, dan kekayaan
intelektual lainnya.
Hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta
atau penerima atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 66
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
70/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Patenadalah hak ekslusif yang diberikan oleh
negara kepada penemu (inventor) atas
hasil temuan (invention) di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
b. Aset Kerja Sama Operasi (KSO)
c. Aset Sewa Guna Usaha
d. Aset Lain-lain
Merupakan aset RSUD yang tidak dapat
dikelompokkan dalam aset lancar, investasi
jangka panjanga, aset tetap, aset tak
berwujud, aset KSO dan aset sewa guna
usaha.
2)Pengakuan dan Pencatatan
Aset lainnya diakui/dicatat apabila kemungkinan
RSUD akan memperoleh manfaat ekonomis
masa depan dari aset tersebut dan biaya
perolehan aset tersebut dapat diukur secara
handal serta aset lainnya diakui pada saat hak
kepemilikan dan/atau penguasaan aset tersebut
dapat berpindah kepada RSUD.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 67
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
71/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
3)Pengukuran
Aset tidak berwujud dicatat sebesar biaya
perolehan yaitu seluruh pengeluaran yangdapat dikaitkan langsung maupun tidak
langsung yang dapat dialokasikan atas dasar
yang rasional dan konsisten, yang dikeluarkan
untuk menghasilkan dan mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai
dengan tujuannya. Biaya perolehan aset
mencakup :
i. Pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang
digunakan atau dikonsumsi dalam
menghasilkan aset tidak berwujud.
ii. Gaji, upah, dan biaya-biaya kepegawaian
terkait lainnya dari pegawai yang langsung
terlibat dalam menghasilkan aset tersebut.
iii.Pengeluaran yang langsung terkait dengan
dihasilkannya aset tersebut, seperti biaya
pendaftaran hak hukum dan amortisasi paten
dan lisensi yang digunakan untuk
menghasilkan aset.
iv.Overhead yang dibutuhkan untuk
menghasilkan aset dan yang dapat
dialokasikan atas dasar yang rasional dan
konsisten kepada aset tersebut (misalnya
alokasi dari depresiasi aset tetap dan sewa).
4)Penyajian dan Pengungkapan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 68
-
7/23/2019 Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
72/125
KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Aset lainnya disajikan setelah aset tetap.
Amortisasi untuk aset tak berwujud disajikan
secara terpisah dari aset berwujud.
Pengamortisasian aset tak berwujud
dilakukan s