konsep dasar kelompok.docx

Upload: vriskakusmalasari

Post on 09-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    1/28

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangSetiap individu di dalam kehidupannya memiliki kepentingan dan

    tujuan tertentu yang berbeda antar individu yang satu dengan individu yang

    lain, dan dari ini tercipta juga perbedaan status hanya merupakan salah satu

    dari sejumlah tindakan yang terjadi secara alamiah di dalam kelompok.

    Sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda

    itu, tentunya akan memiliki potensi yang besar pula jika diwujudkan ke dalam

    suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.

    Dalam kehidupan suatu kelompok sudah tentu tidak terlepas dari

    adanya perilaku setiap individu yang tidak sesuai dengan fitrahnya sebagai

    manusia. Akan tetapi justru di balik perbedaan itu tersimpan suatu kekuatan

    besar ketika terakumulasi ke dalam dinamika kelompok. Setelah setiap

    individu masuk ke dalam kepentingan dan tujuan kelompok maka perilaku

    mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan.

    Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

    saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

    dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

    yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

    sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

    yang mempunyai interestyang sama (Riyadi, 2007).

    Pengelompkokan manusia ke dalam wadah-wadah tertentu, merupakan

    bentuk kehidupan bersama, yang dilandasi oleh criteria tertentu seperti usia,jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kepentinga-

    kepentingan tertentu dalam bidang kesehatan atau keperawatan karena adanya

    kebutuhan yang sama untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan.

    Soerjono Soekanto ( 1982 ), menyebutnya sebagai kelompok sosial

    (social group), yang merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia

    yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    2/28

    2

    tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling

    mempengaruhi dan juga satu kesadaran untuk saling tolong menolong.

    1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum

    Menerapkan konsep dasar kelompok untuk meningkatkan kemampuan

    mahasiswa dalam memahami pengertian konsep dasar kelompok,

    proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok khusus di

    komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.

    1.2.2 Tujuan Khususa. Memahami pengertian konsep dasar kelompok.

    b. Mengetahui proses pembentukan kelompok.c. Mengetahui klasifikasi kelompok khusus di komunitas.d. Memperoleh dan mengetahui masalah kesehatan pada kelompok

    di komunitas.

    1.3 Manfaat

    Menambah pengetahuan dan memberikan gambaran dalam pengertian

    konsep dasar kelompok, proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok

    khusus di komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini

    sebagai berikut :

    Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaatdan sistematika penulisan.

    Bab II : Pembahasan terdiri dari pengertian konsep dasar kelompok,

    proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok khusus di

    komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.

    Bab III : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    3/28

    3

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi Konsep Dasar KelompokKelompok merupakan berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk

    suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan

    karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka

    sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih

    jauh, kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-

    orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang

    tersebut. Kerumunan dapat menjadi kelompok, yaitu kalau unsure-unsur

    hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya.

    Prayitno (1995:11) mengemukakan bahwa kelompok pada dasarnya

    didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan-

    kumpulan orang tersebut kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas

    tertentu, sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah

    kelompok.

    Kelompok merupakan unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih

    yang saling berinteraksi secara intensif sehingga terdapat pembagian tugas

    dalam bentuk struktur kelompok. Kelompok ini dapat berupa organisasi yang

    terdiri dari beberapa individu yang tergantung oleh ikatan yang disetujui oleh

    semua anggota. Pengertian Beberapa kelompok:

    a. Kelompok FormalKelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan

    pembagian kerja. Contohnya, pengelompokan kegiatan-kegiatanpekerjaan yang relatif serupa ke dalam satu kelompok. Kelompok ini

    merupakan hasil dari sifat teknologi yang diterapkan perusahaan dan

    berhubungan dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan.

    Kelompok juga terjadi tatkala sejumlah orang pada tingkat atau status

    yang sama dalam organisasi memandang diri mereka sebagai satu

    kelompok. Contoh, kepala-kepala departemen suatu perusahaan industri

    baja, atau kepala-kepala dinas suatu kabupaten, atau guru-guru.

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    4/28

    4

    Kelompok formal tercipta untuk mencapai tujuan organisasi. Kelompok

    ini sangat memperhatikan aspek kegiatan kerja yang terkoordinasi.

    Orang-orang disatukan bersama berdasar peran yang telah ditentukan di

    dalam struktur organisasi. Sifat pekerjaan adalah aspek dominan dari

    kelompok formal. Sasaran pekerjaan kelompok tersebut diidentifikasi

    oleh manajemen. Setelah sasaran ini dibentuk, segera menyusul

    pembentuk aturan-aturan, hubungan, dan norma perilaku di kelompok

    tersebut. Kelompok formal cenderung permanen, kendati terdapat

    perubahan keanggotaan aktualnya. Kendati demikian, kelompok formal

    temporer ini juga diciptakan oleh manajemen, misalnya pembentukan

    tim-tim berorientasi proyek dalam organisasi yang bercorak matriks.

    Kelompok kerja formal dapat dibedakan lewat sejumlah cara, semisal

    berdasar keanggotaan, tugas yang dilakukan, sifat teknologi, atau posisi

    di dalam struktur organisasi.

    b. Kelompok InformalDi dalam struktur organisasi formal, selalu terdapat struktur informal.

    Setiap struktur organisasi formal, khususnya seputar sistem hubungan

    peran, peraturan, dan prosedur di antara para anggotanya, akan

    ditanggapi oleh penafsiran dan pengembangan para pekerja di tingkat

    informal. Kelompok informal pembentukannya lebih didasarkan pada

    hubungan dan persetujuan informal di antara para anggota kelompok

    ketimbang hubungan peran yang telah ditentukan manajemen.

    Hubungan informal tersebut dibentuk untuk memuaskan kebutuhan

    sosial dan psikologis para anggota kelompok, sehingga tidak mesti

    berhubungan dengan tugas-tugas organisasi yang harus merekalaksanakan. Kelompok mungkin saja menggunakan aneka cara demi

    memuaskan afiliasi anggota dan motivasi sosial lainnya yang dianggap

    kurang tersedia di dalam situasi kerja organisatoris. Kelompok informal

    ini utamanya banyak terentuk dalam organisasi industri. Keanggotaan

    dalam kelompok informal dapat bersifat lintas struktur formal. Mereka

    terdiri atas individu yang berasal bagian organisasi yang berbeda

    ataupun tingkatan yang berbeda pula, baik vertikal, diagonal, maupun

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    5/28

    5

    horisontal. Kelompok informal dapat bercorak serupa dengan kelompok

    formal, ataupun bisa pula terdiri atas sebagian kelompok formal.

    Anggota kelompok informal mengangkat pemimpin informalnya

    sendiri yang nantinya menjalankan otoritas dengan persetujuan dari

    para anggota. Pemimpin informal biasanya dipilih berdasarkan kriteria

    kemampuan seseorang dalam mewakili nilai dan sikap para anggota,

    membantu menyelesaikan konflik, memimpin kelompok untuk

    memuaskan kebutuhannya, atau bernegosiasi dengan manajemen atau

    orang lain di luar kelompoknya

    c. Kelompok KomandoKelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individu-

    individu yang melapor langsung kepada manajer tertentu, atau dengan

    kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua bawahannya.

    d. Kelompok TugasKelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama

    menyelesaikan tugas.

    e. Kelompok KepentinganKelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk

    mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing

    orang.

    f. Kelompok PersahabatanKelompok persahabatan adalah persekutuan social yang sering

    dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama karena

    memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    6/28

    6

    2.2 Proses Pembentukan Kelompok2.2.1 Tahap Pembentukan Kelompok

    Menurut Solita Sarwono (1992) proses terbentuknya kelompok

    mengikuti tahap-tahap tertentu, sebagai berikut :

    PEMBENTUKAN

    PERUBAHAN PERPECAHAN

    PENYESUAIAN

    a. Tahap PembentukanKelompok mengatur diri sendiri dan menetukan kedudukan tiap-tiap

    anggotanya, siapa yang memimpin dan siapa yang menjadi

    anggotanya. Setelah menjadi mapan mulailah orang menjadi lebih

    saling kenal mengenalakrab dan terbuka.

    b. Tahap PerpecahanKeakrapan dapat mengundang konflik dan menimbulkan masalah,

    karena tiap-tiap individu lebih berani mengemukakan pendapatnya

    secara jujur, terbuka. Sehingga akan mengundang perpecahan, karena

    ada diantara anggota kelompok tidak/kurang setuju dengan pendapat

    yang dilontarkan.

    c. Tahap Penyesuaian.Perpecahan anggota kelompok biasanya bersifat sementara, makin

    akrab hubungan anggota kelompok makin mudah masing-masingindividu untuk menyesuaikan diri dengan sifat, kehendak, gaya dan

    kepribadian anggota-anggota lainnya, sehingga terjadinya perpecahan

    dan pertentangan dapat dibatasi dan dihindari. Dan pada tahap inilah

    kelompk dapat berfungsi secara efektif dan para anggotanya mau

    saling membantu dan bekerjasama untuk kepentingan-kepentingan

    kelompok.

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    7/28

    7

    d. Tahap PerubahanMerupakan suatu hal yang lumrah dalam kehidupan kelompok terjadi

    perubahan karena penggantian posisi orang yang dipimpin dan yang

    memimpin, perubahan jumlah keanggotaan, perubahan lingkungan

    fisik dan aktifitas kelompok dan setiap perubahan akan menimbulkan

    dampak terhadap kehidupan kelompok. Setiap perybahan akan

    menimbulkan permasalahan dalam kelompok, sehingga memerlukan

    pengaturan kembali yang berkaitan dengan struktur organisasi,

    prosedur kerja, kegiatan, hubungan antara tiap anggota dan

    sebagainya.

    Selama kelompok masih ada dan berproses, siklus diatas masih akan

    terus berulang sampai mencapai suatu kematangan kearah kelompok yang

    mandiri dan mampu mengatur interaksi dan interelasi diantara sesame

    anggotanya dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

    Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi

    yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul

    motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang

    sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok.

    Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan

    masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi

    anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota

    yang memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini

    biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka

    anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu

    perubahan kelompok akan mudah terjadi.Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses

    pembentukan kelompok:

    a. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuanintelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat

    satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki

    kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    8/28

    8

    anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota

    lainnya.

    b. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasianggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai

    tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap

    kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan

    demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan

    agar bisa memotivasi diri unuk maju.

    c. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapatmenyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.

    d. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudahkoordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah

    kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.

    e. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamikakelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota

    untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.

    Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang

    disepakati kelompok.

    f. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok,karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan

    secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi

    tentang pengetahuan tersebut.

    2.2.2 Teori Pembentukan Kelompok

    Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan denganpembentukan kelompok. yaitu:

    1. Teori Kedekatan (Propinquity)Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah

    menjelaskan adanya afiliasi di antara orang orang tertentu.

    2. Teori Interaksi (Geome Homans)Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu

    teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    9/28

    9

    aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan

    atau emosi).

    3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive)penjelasannya

    tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a

    balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh

    Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik

    pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap di dalam

    menanggapi suatu tujuan.

    4. Teori PertukaranTeori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di

    dalam memahami terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran

    (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori

    motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan,

    semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.

    2.2.3 Faktor Kepemimpinan Kelompok Yang Efektif

    Untuk mencapai kepemimpinan kelompok yang efektif, ditentukan

    oleh beberapa faktor, yaitu :

    a. Fungsi kelompokJika kelompok berorientasi kepada tugas untuk melaksanakan fungsinya

    dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,maka

    kepemimpinan yang otoriterlah yang lebih efektif,misalnya dalam

    pencapai target-target tertentu dalam pemberian immunisasi terhadap

    kelompok anak balita, pemakaian kontrasepsi terhadap kelompokpasangan usia subur. Dimana pimpinan kelompok dipaksakan oleh

    pimpinan yang lebih tinggi dala mencapai tujuan tersebut.

    b. Kematangan kelompokKelompok yang baru terbentuk dan strukturnya masih sederhana dengan

    anggota kelompoknya sebagian besar masih bersifat pasif, diperlukan

    pimpinan yang otoriter untuk mencapai tujuan yang diinginkan

    kelompok. Tetapi bagi kelompok-kelompok yang sudah mapan dan dapat

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    10/28

    10

    berfungsi dengan baik diperlukan pimpinan yang demokratik.

    Pengawasan ketat tidak diperlukan lagi,dan menghambat proses kerja.

    Sehingga pimpinan tinggal mendelegasikan wewenang kepada anggota

    kelompok untuk diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas.

    c. Kepribadian individuDisamping yang dijelaskan dua diatas, yang ikut juga mempengaruhi

    efektifitas kepemimpinan kelompok adalah Type Kepribadian individu,

    baik pimpinan maupun anggotanya. Bila kebanyakan anggota

    kepribadian pasif, kurang kreatif dan berinisiatif maka kepimimpinan

    kelompok yang sesuai adalah kepimimpinan otoriter sdangkan anggota

    mempunyai inisiatif yang besar, terbuka, mempunyai keinginan yang

    maju, maka memerlukan pimpinan yang demokratis. Dan sebaliknya

    pimpinan yang berkepribadian otoriter, suka memerintah dan tidak suka

    dibantah sebaiknya memilih anggota yang pasif, patuh agar tidak selalu

    menimbulkan konflik dalam kelompok. Demikian pula halnya pimpinan

    yang demokratis, dapat menerima saran dan kritik bawahan, maka

    sebaiknya memilih orang-orang yang berinisiatif, kreatif, mempunyai visi

    kedepan dan ada keinginan untuk mengembangkan diri dalam mencapai

    tujuan-tujuan kelompok.

    2.2.4 Persyaratan Kelompok

    Soerjono Soekanto (1982), menetapkan beberapa persyaratan dalam

    kelompok, meliputi :

    a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagiandari kelompok yang bersangkutan.

    b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggotayang lain.

    c. Terdapat suatu factor yang memiliki bersama oleh anggota-anggotakelompok itu, sehingga hubungan diantara mereka bertambah erat, dan

    factor tersebut adalah :

    1.Nasib yang sama2. Kepentingan yang sama

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    11/28

    11

    3. Dan lain-lain4. Berstruktur berkaedah dan mempunyai pola perilaku.

    2.2.5 Kriteria Kelompok

    Soerjono soekanto (1982) menyusun berbagai klasifikasi

    kriteria/ukuran kelompok dalam masyarakat sebagai berikut :

    a. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok tersebut.b. Derajat interaksi dalam kelomok sosial tersebut.c. Kepentingan dan wilayah.d. Berlangsungnya suatu kepentingan.e. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sasial dan tujuan.

    Dengan memahami kondisi kelompok, perawat kesehatan masyarakat dalam

    menjalankan tugasnya dapat mengidentifikasi tipe-tipe kepemimpinan yang

    sesuai untuk diterapkan kedalam kelompok-kelompok biasanya dalam

    mengatasi berbagai macam masalah kelompok, pakah itu kelompok ibu

    hamil, ibu menyusui, kelompok usia lanjut, kelompok kusta, tbc, dan

    sebagainya.

    2.3Klasifikasi Kelompok Khusus di KomunitasKelompok khusus dapat diartikan sebagai sekelompok masyarakat atau

    individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan

    ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan

    dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka

    dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

    Perawatan kelompok khusus adalah suatu upaya dibidang kesehatanmasyarakat yang ditujukan kepada kelompok-kelompok individu yang

    mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan

    kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara

    terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat

    kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak

    elupakan upaya kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang

    tinggal dipanti dan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat,

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    12/28

    12

    diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah

    melalui proses keperawatan.

    a. Pelayanan Kelompok Khusus Di InstitusiPelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang

    menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok- kelompok

    khusus tertentu, diantaranya:

    1. Panti Werdha2. Panti Asuhan3. Pusat Rehabilitas Anak Cacat (fisik, mental, sosial)4. Penitipan Balita

    Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus

    di institusi adalah meliputi :

    1. Penghuni pantiPenghuni panti merupakan proiritas pertama dalam memberikan

    pelayanan dan asuhan perawatan kelompok khusus di institusi, karena

    meraka yang rawan terhadap masalah kesehatan, dan umumnya

    merekalah yang bermasalah, apakah masalah tersebut dapat

    mengancam kesehatan dan kehidupan mereka secara individu,

    maupun secara kelompok. Oleh karena itu penanganan kelompok ini

    harus mendapat perhatian sungguh-sungguh oleh tenaga keperawatan.

    Dalam mengatasi masalah kelompok ini deperlukan kolaborasi dengan

    profesi kesehatan lain maupun dengan petugas-petugas terkait lainnya.2. Petugas panti

    Petugas panti adalah orang yang setiap hari berhubungan

    langsung dengan pelayanan penghuni panti dalam mengatasipermasalahan yang dihadapi. Dan merekalah yang paling mengetahui

    permasalahan anggota setiap panti yang mendapat perawatabn dan

    pelayanan di panti tersebut. Oleh karena itu sudah seharusnya

    pengetahuan dan keterampilan petugas panti terus ditingkatkan melaui

    penddikan dan pelatihan. Tugas dan tangguang jawab perawat

    kesehatan adalah bagaimana mengadakan kolaborasi dan alih

    teknologi yang mungkin dilakukan dalam bidang keperawatan dan

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    13/28

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    14/28

    14

    hamil, bayi dan anak balita, dan kelompok- kelompok lainnya yang

    mungkin dapat dilakukan.

    c. KlasifikasiKelompok khusus yang ada dimasyarakat dan diinstitusi dapat

    diklasifikasikan berdasarkan pemasalahan dan kebutuhan yang mereka

    hadapi, diantaranya adalah:

    1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya.

    a. Kelompok ibu hamilb. Kelompok ibu bersalinc. Kelompok ibu nifasd. Kelompok bayi dan anak balitae. Kelompok anak usia sekolahf. Kelompok usia lanjut

    2. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan dan bimbingan, diantaranya adalah:

    a. Penderita Penyakit Menular1. Kelompok Penderita Penyakit Kusta2. Kelompok Penderita Penyakit TBC3. Kelompok Penderita Penyakit Aids4. Kelompok Penderita Penyakit Kelamin (GO, Sypilis)

    b. Penderita Penyakit Tidak Menular1. Kelompok Penderita Penyakit Diabetus Militus2. Kelompok Penderita Penyakit Jantung3.

    Kelompok Penderita Penyakit Stroke

    c. Kelompok Cacat yang Memerlukan Rehabilitas1. Kelompok Cacat Fisik2. Kelompok Cacat Mental3. Kelompok Cacat Sosial

    d. Kelompok Khusus yang Mempunyai Resiko Terserang Penyakit1. Kelompok Wanita Tuna Susila2. Kelompok Penyalahgunaan Obat dan Narkotika

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    15/28

    15

    3. Kelompok- kelompok Pekerja tertentu.d. Ruang Lingkup Kegiatan

    Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya-upaya

    promotif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif, melalui kegiatan-

    kegiatan yang terorganisasi, sebagi berikut :

    1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.2. Penyuluhan kesehatan.3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,

    kader kesehatan dan petugas panti.

    4. Penemuan kasus secara dini.5. Melakukan rujukan medik dan kesehatan.6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dan

    petugas panti atau pusat-pusat rehabilitasi kelompok khusus.

    7. Alih teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepadapetugas panti, kader kesehatan.

    e. Prinsip DasarYang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah :

    1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok dalammeningkatkan kesehatan mereka sendiri.

    2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidakmelupakan upay kuratif dan rehabilitative.

    3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatansecara konsisten dan berkesinambungan.

    4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dankelompok sebagai subyek maupun obyek yang sama.

    5. Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanankesehatan kelompok husus di masyarakat terhadap kelompok khusus

    yangmempunyai masalah yang sama.

    6. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang

    mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    16/28

    16

    f. Tahap-Tahap Perawatan Kelompok Khusus1. Tahap persiapan

    a. Mengidentifikasi jumlah kelompok yang ada dimasyarakat danjumlah panti atau pusat-pusat rehabilitative yang ada disuatu

    wilayah binaan.

    b. Mengadakan pendekatan sebagai penjagaan awal pembinaankelompok khusus terhadap institusi yang menyelenggarakan

    pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan kelompok

    yang ada di masyarakat.

    c. Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan dipanti / institusi, melalui pengumpulan data.

    d. Menganalisa data kelompok khusus di masyarakat dan diintitusi.

    e. Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dankeperawatan kelompok khusus di masyarakat dan di institusi.

    f. Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data,perumusan masalah dan prioritas masalah kesehatan.

    Keperawatan kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan

    petugas panti.

    2. Tahap perencanaana. Menyusun perencanaan penanggungan masalah kesehatan

    keperawatan bersama petugas panti dan kader kesehatan :

    - Jadwal kegiatan (tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya,criteria hasil)

    -

    Jadwal kunjungan- Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.

    3. Tahap pelaksanaanPelaksana didasarkan atas rencana kerja yang telah di sepakati

    bersama yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan

    kegiatan dapat berupa :

    a. Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.b. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    17/28

    17

    c. Penyuluhan kesehatan.d. Imunisasi.e. Penemuan kasus dini.f. Rujukan dianggap perlu.g. Pencatatan dan pelaporan kegiatan.

    4. Tahap penilaianPenilaian atas keberhasilan kegiatan di dasarkan atas criteria yang

    telah disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan

    berlangsung dan setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.

    Apakah itu penilaian terhadap program jangka pendek, jangka

    menengah maupun jangka panjang.

    2.4Masalah-Masalah Kesehatan Pada Kelompok di Komunitas2.4.1 Tujuan

    Tujuan keperawatan komunitas untuk mencegah dan peningkatan

    kesehatan masyarakat melalui upaya :

    1. Yankep secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga

    dan kelompok dalam konteks komunitas.

    2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (healt

    general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah

    issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga,

    individu dan kelompok. Secara spesifik diharapkan individu,

    kelompok, keluarga dan masyarakat mempunyai kemampuan

    untuk :

    a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan

    masalah tersebut.

    c. Merumuskan serta memutuskan.

    d. Menanggulangi kesehatan yang mereka hadapi.

    e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan massalah yang

    mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    18/28

    18

    kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri

    (self care).

    2.4.2 Sasaran

    Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

    kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai

    masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998) sasaran ini terdiri dari :

    1. IndividuIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

    dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

    individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

    mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya

    kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan

    menuju kemandirian pasien/klien.

    2. KeluargaKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

    secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

    perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri

    atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

    mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

    Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

    dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

    3. Kelompok khususKelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

    kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasiyang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, permasalahan (problem)

    keluarga yang berorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah

    kesehatan antara lain :

    a. Kelompok khusus yang butuh kesehatan sebagai akibatpengembangan dan pertumbuhan (growth dan development) seperti:

    ibu hamil, BBL, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia/lanjut

    usia.

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    19/28

    19

    b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasandan bimbingan, antara lain khusus penyakit kelamin, TBC, kusta, dll.

    4. Tingkat KomunitasPelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

    dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk

    kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat

    komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang

    komunitas sebagai klien.

    2.4.3 Konsep Masalah Kesehatan Pada Kelompok Khusus Di Komunitas

    a.Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya.

    1. Kelompok ibu hamilMasalah yang sering muncul pada kelompok ibu hamil antara

    lain sebagai berikut: Anemia pada kehamilan Hiperemesis

    gravidarum, kehamilan ganda, kehamilan ektopik , kehamilan

    dengan diabetes melitus, kehamilan dengan penyakit jantung, ,

    hipertensi dalam kehamilan, kehamilan lewat waktu, plasenta

    previa, solutio plasenta, dll.

    2. Kelompok ibu bersalinMasalah yang sering muncul pada kelompok ibu bersalin

    antara lain sebagai berikut:. distortia bahu, inversi uteri,

    persalinan letak sungsang, persalinan dan kelahiran prematur,

    persalinan Sektio Caesaria, Shock haemoragic

    3.

    Kelompok ibu nifasMasalah yang sering muncul pada kelompok ibu nifas antara

    lain sebagai berikut: infeksi perineum dan vulva, endometritis,

    selulitis panggul dan peritonitis, infeksi setelah pelahiran

    Sectio Caesaria, mastitis, infeksi salurankemih, perdarahan

    pasca partum, depresi pasca partum.

    http://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.htmlhttp://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.html
  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    20/28

    20

    4. Kelompok bayi dan anak balitaMasalah yang sering muncul pada kelompok bayi dan anak

    balita antara lain sebagai berikut: bayi prematur, hidrocepalus,

    anensefalus, mikrocepalus, makrosomia, hipospadia,

    omphalokel, meningcocel, gastroskisis, atresia ani, atresia

    esophagus, hepatitis,dll

    5. Kelompok anak usia sekolahMasalah yang sering muncul pada kelompok kanak usia

    sekolah antara lain sebagai berikut: diare, diphteri, tetanus,

    campak, DHF, thypus abdominalis, aleregi, dll.

    6. Kelompok Usia lanjutMasalah yang sering muncul pada kelompok usia lanjut antara

    lain sebagai berikut: gangguan ketajaman penglihatan,

    gangguan pendengaran, gangguan defekasi, gangguan pada

    tungkai, gangguan pada sendi, bronkitis kronis, anemia,

    dementia, delirium, ansietas, osteophorosis, hipertensi,diabetes

    melitus, asam urat, reumatik, stroke, katrak, hemoroid, dll.

    b.Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukanpengawasan dan bimbingan, diantaranya adalah:

    1. Penderita Penyakit Menulara. Kelompok Penderita Penyakit Kusta

    b. Kelompok Penderita Penyakit TBCc. Kelompok Penderita Penyakit Aidsd.

    Kelompok Penderita Penyakit Kelamin (Go, Sifilis)

    e. Dan sebagainya.2. Penderita Penyakit Tidak Menular

    a. Kelompok Penderita Penyakit Diabetes Melitusb. Kelompok Penderita Penyakit Jantungc. Kelompok Penderita Penyakit Stroke

    3. Kelompok Cacat yang Memerlukan Rehabilitasia. Kelompok Cacat Fisik

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    21/28

    21

    b. Kelompok Cacat Mentalc. Kelompok Cacat Sosial

    4. Kelompok Khusus yang Mempunyai Resiko Terserang Penyakita. Kelompok Wanita Tuna Susila

    b. Kelompok Penyalahgunaan Obat Dan Narkotikac. Kelompok-kelompok Pekerta tertentu

    2.4.4 Proses Keperawatan Kelompok Khusus

    Pada dasarnya langkah-langkah proses keperawatan kelompok

    khusus sama halnya dengan langkah-langkah proses keperawatan

    tingkat individu, keluarga maupun masyarakat, yang berbeda hanya

    sasarannya saja. Sedangkan permasalahan yang timbul adalah

    permasalahan dilihat dari segi kelompok, tetapi bila menyangkut

    permasalahan gangguan sistem tubuh penangganannya secara individu

    adalah sama dengan gangguan-gangguan sistem lainnya. Disamping itu

    yang perlu dikaji secara mendalam adalah latar belakang yang

    mendorong timbulnya masalah pada kelompok tersebut. Oleh karena itu

    pengkajiannya menekankan pada aspek kebiaasaan, adat istiadat dan

    budaya, pendidikan sosial ekonomi, kesehatan perorangan, lingkungan,

    perilaku dan pandangannya terhadap kesehatan umumnya.

    2.4.5 Pengkajian

    a. Pengumpulan DataPengumpulan data merupakan langkah awal untuk menentukan

    masalah dan kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan danasuhan keperawatan, oleh karena itu untuk mengkaji permasalahan

    kelompok diperlukan data-data sebagai berikut:

    1. Identitas Kelompok, yang mencakup:a) Besar dan kecilnya kelompok

    b) Latar belakang pendidikanc) Tingkat sosial ekonomid) Kebiasaan

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    22/28

    22

    e) Adat istiadatf) Pekerjaang) Agama yang dianuth) Kepercayaani) Lokasi tempat tinggal

    2. Masalah Kesehatan, yang mencakup:a) Masalah kesehatan yang sering terjadi

    b) Besarnya anggota kelompok yang mempunyai masalahc) Keadaan kesehatan anggota kelompok umumnyad) Sifat masalah pada kelompok, apakah mengancam

    kesehatan atau telah mengancam kehidupan

    3. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam PemeriksaanKesehatan, diantaranya:

    a) Puskesmasb) Pos Yanduc) Polindesd) Pos Obat Desa

    4. Keikutsertaan Dalam Upaya Pemeriksaan Kesehatan,diantaranya:

    a) Sebagai kader kesehatanb) Dana upaya kesehatan masyarakatc) Dasar wismad) KPKIA

    5. Status Kesehatan Kelompok, yang meliputi:a)

    Penyakit yang pernah di derita (akut, subakut, kronis danmenular)

    b) Keadaan gizi kelompok umumnya (anemia, marasmus,kwasiokor)

    c) Imunisasi (dasar-ulangan, lengkap-tidak lengkap)d) Kesehatan ibu dan anak (kehamilan-persalinan, nifas,

    perinatal, neonatus, bayi dan balita)

    e) Keluarga berencana (akseptor-non akseptor)

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    23/28

    23

    f) Keadaan personal hygene anggota kelompok6. Kondisi Sanitasi Lingkungan Tempat Tinggal Anggota

    Kelompok, meliputi:

    a) Perumahan (permanen, semi permanen, sementara,ventilasi, penerangan, kebersihan)

    b) Sumber air minumc) Pembuangan limbahd) Pembuangan sampahe) Tempat pembuangan tinja

    2.4.6Analisa DataSetelah data dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisa untuk

    melihat kesenjangan yang terjadi dalam kelompok tersebut yang

    dikaitkan dengan konsep, prinsip, teori yang relevan. Sehingga dapat

    ditarik suatu kesimpulan tentang permasalahan yang di alami kelompok

    serta kebutuhan-kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan

    keperawatan.

    2.4.7Perumusaan Masalah dan Prioritas MasalahBerdasarkan analisa data kelompok, dapat ditentukan

    permasalahan yang di alami kelompok tersebut. Masalah kesehatan

    yang muncul biasanya tidak hanya satu masalah saja, tetapi ada

    beberapa masalah yang sekaligus muncul. Oleh karena itu dilakukan

    prioritas masalah kesehatan kelompok dengan mempertimbangkan :

    1.

    Sifat masalah yang di hadapi kelompok2. Tingkat bahaya yang mengancam kelompok3. Kemungkinan maslah itu dapat diatasi4. Berat ringannya masalah yang dihadapi kelompok5. Sumber daya yang tersedia dalam kelompok

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    24/28

    24

    2.4.8Diagnosa Keperawatan KelompokPenetapan diagnosa keperawatan kelompok, didasarkan kepada:

    1. Masalah kesehatan yang di jumpai pada kelompok denganmempertimbangkan faktor resiko, dan potensial terjadinya masalah

    atau penyakit

    2. Kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah di lihat dari segisumber daya kelompok yang berkaitan dengan kemampuan

    finansial, pengetahuan, dukungan keluarga dari masing-masing

    anggota kelompok dan sebagainya

    Contoh diagnosa keperawatan pada tingkat kelompok:

    a. Tingginya angka kesakitan anak dengan tetanus neonatorumsehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kemampuan

    ibu dalam perawatan tali pusat, yang di tandai dengan 5 dari

    8 orang bayi usia kerang dari seminggu tali pusatnya kotor

    dan basah

    b. Potensial terjadinya peradangan payudara (mastitis) pada ibu-ibu nifas sehubungan dengan malas melakukan perawatan

    payudara seperti yang telah diajarkan

    2.4.9Perencanaan Asuhan KeperawatanDibuat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di susun dengan

    melibatkan anggota kelompok yang bersangkutan, rencana keperawatan

    kelompok mencakup:

    a. Tujuan keperawatan yang di capaib.

    Rencana tindakan keperawatan yan akan dilaksanakan

    c. Kriteria keberhasilanDalam menyusun rencana asuhan keperawatan kelompok, ada beberapa

    hal yang penting perlu diperhatikan, antara lain:

    a. Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok, dalam menyusunperencanaan keperwatan

    b. Keterpaduan dengan pelayanan kesehatn lainnya, baik tenaga,sarana, biaya, maupun waktu

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    25/28

    25

    c. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga programpelayanan bersifat menyeluruh

    2.4.10 PelaksanaanMerupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah

    diciptakan bersama dengan kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan

    dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang ditujukan kepada

    kelompok adalah:

    a. Tinadakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenagakeperawatan, petugas atau pengurus panti atau kader kesehatan

    sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan.

    b. Dilakukan dalam rangka alih tekhnologi dan ketrampilankeperawatan

    c. Di institusi lebih ditekankan kepada penghuni panti, pengelola ataupengurus panti dan lingkungan panti

    d. Di masyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kaderkesehatan, pengurus kelompok dan keluarga

    e. Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan medisdan rujukan kesehatan

    f. Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor laing. Di catat dalam catatan keperawatan (nursing role) yang telah

    ditetapkan

    2.4.11 PenilaianPenilaian terhadap hasil asuhan keperawatan dan kesehatan

    dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam

    perencanaan, melalui:

    a. Membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telahdilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

    b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahappengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan.

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    26/28

    26

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 KesimpulanKelompok merupakan berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk

    suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan

    karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka

    sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih

    jauh, kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-

    orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang

    tersebut. Kerumunan dapat menjadi kelompok, yaitu kalau unsure-unsur

    hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya.

    Menurut Solita Sarwono (1992) proses terbentuknya kelompok

    mengikuti tahap-tahap tertentu, sebagai berikut :

    a. Tahap Perpecahanb. Tahap Pembentukanc. Tahap Penyesuaian.d. Tahap PerubahanProses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi

    yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul

    motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang

    sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok.

    Kelompok khusus dapat diartikan sebagai sekelompok masyarakat atau

    individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan

    ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatandan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka

    dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

    Kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan diinstitusi dapat

    diklasifikasikan berdasarkan pemasalahan dan kebutuhan yang mereka

    hadapi.Masalah kesehatanpada kelompok khusus di komunitas:

    a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukanpengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya.

    http://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.htmlhttp://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.html
  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    27/28

    27

    b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukanpengawasan dan bimbingan

    3.2 SaranAdapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.

    1. Dalam membuat makalah, kelompok diharapkan dapat memahami danmenguasai teori tentang konsep dasar kelompok.

    2. Mahasiswa dapat lebih mengerti tentang pengertian konsep dasarkelompok, proses pembentukan kelompok, klasifikasi kelompok khusus di

    komunitas, dan masalah kesehatan pada kelompok di komunitas.

    3. Mahasiswa perlu meningkatkan keaktifannya dalam bertanya kepadapembimbing

  • 7/22/2019 konsep dasar kelompok.docx

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Kesehatan RI. 1993. Perawatan Kesehatan MasyarakatII.Petunjuk

    Pembinaan Kelompok Sosial/Khusus. Jakarta.

    F.J Bennet. 1987. Diagnosa Komunitas dan Program Kesehatan. Yayasan

    Essensia medika. Yogyakarta.

    Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Sosiologi Kelompok. Penerbit Remaja

    Karya CV. Bandung.

    Solita sarwono. 1993. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta

    Aplikasinya.gajah Mada University Press. Yogyakarta.

    Freeman B Ruth. 1981. Community Health Nursing Practice. Second Edition,

    WB, Saunders Co. London, Philadelphia, Sydney.

    Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta.

    Gosyen Publishing.