laporan entomologi.docx

Upload: auwardani

Post on 06-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    1/17

    ORDO HEMIPTERA

    LAPORAN PRAKTIKUM

    Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Entomologi

    yang dibina oleh Dr. Fatchur Rohman, M.Si dan Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

    Oleh:

    Kelompok 4/ Offering G-H

    Aulia Fitri Wardani (120342422492)

    Hatta Fauzia (109341422685)

    Tiara Aldezia (120342422466)

    Yuslinda Annisa (120342400166)

    Yuswo Purwodarminto (120342422453)

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN BIOLOGI

    September 2014

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    2/17

    Ordo Hempitera

    A.Tujuan

    1.

    Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi serangga anggota ordo Hemiptera

    2.

    Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi serangga anggota subordo Heteroptera

    3. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi serangga anggota subordo Homoptera

    4.

    Untuk mengetahui perbedaan ciri-ciri morfologi serangga anggota subordo

    Heteroptera dan Homoptera

    B.Alat Bahan

    Alat : Bahan :

    Mikroskop stereo Walang sangit

    Jarum pentul Kutu busuk

    Jarum kasur Gareng Po

    Silet Anggang-anggang

    Papan perentang Serangga lain ordo Hemiptera

    Ether

    C.Cara Kerja

    Diamati gareng po : antena, mata, mulut, sayap, thorax, kaki, abdomen

    Diamati pada walang sangit dan anggang-anggang : antena, mata, mulut,sayap depan, thorax, kaki, sayap belakang, abdomen

    Diamat ciri-ciri morfologi secara umum yang dimiliki dalam ordo

    hemiptera

    Ditangkap serangga-serangga bahan, lalu dimasukkan ke dalam kantongplastik yang telah diisi kapas (telah ditetesi ether)

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    3/17

    D.DASAR TEORI

    HEMIPTERA

    1. Karakteristik Ordo

    Salah satu dari sifat homoptera, dan salah satu dirinya di mana ordo

    memperoleh namanya yaitu struktur sayap-sayap depan. Pada kebanyakan

    Hemiptera bagian dasar sayap depan menebal dan seperti kulit, dan bagian ujung

    berselaput tipis. Tipe saya ini disebut hemelytron. Sayap-sayap belakang

    seluruhnya berselaput tipis dan agak lebih pendek daripada sayap-sayap depan.

    Sayap sayap pada waktu istirahat terletak datar di atas abdomen, dengan ujung

    yang berselaput tipis . sayap-sayap depan tumpang tindih (Borror, 2005)

    Bentuk mulut hemiptera adalah tipe menusuk-penghisap dan dalam bentuk

    paruh (proboscis), yang biasanya beruas, dan ramping yang timbul dari bagian

    depan kepala dan umumnya menjulur ke belakang sepanjang sisi ventral tubunh

    kadang-kadang tepat dibelakang dasar tungkai belakang.bagian yang beruas dari

    proboscis itu adalah labium, yang bertindak sebagai suatu selubung bagi tempat

    stilet penusuk. Tidak ada palpus meskipun struktur kecil seperti gelambir yang

    jelas pada prombosis. (Borror, 2005).

    a.

    Kepik Pejalan Air

    Kepik pejalan air ini adalah serangga yang bertungkai panjang. Dan hidup

    dipermukaan air, laria atau meluncur diatas permukaan air. Tungkai-tungkai

    depan pendek dan dipakai untuk menangkap makanan, tungkai-tungkai tengah

    dan belakang panjang dan dipakai untuk berjalan. Kebanyakan jenis gelap atau

    hitam, dan tubuhnya panjang dan sempit. (Borror, 2005).

    Tarsi kepik pejalan air dilapisi oleh rambut-rambut yang halus dan sulit basah.

    Struktur tarsus memungkinkan seekor kepik pejalan air melluncur sekitarpermukaan air. Bila tarsi menjadi basah maka serangga tidak dapat lebih lama lagi

    tingal diatas permukaan air, dan serangga akan tengelam kecuali dia bisa merayap

    ke atas pada suatu permukaan yang kering. Bila tarsi mulai kering maka ia bisa

    kembali hidup diatas permukaan air. (Borror, 2005)

    b. Kutu Busuk

    Kutu busuk adalah Serangga dengan penampakan gepeng, bulat telur

    melebar, serangga yang tidak bersayap kira-kira panjangnya 6 mm yang makan

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    4/17

    dengan menghisap darah dari unggas dan mamalia. Kelompok tersebut adalah

    serangga yang kecil, tetapi beberapa jenis sangat luas tersebar dan terkenal. Kutu

    busuk yang umum menyerang orang adalah Cimex lectularius L. Jenis ini kadang-

    kadang merupakan hama di rumah , hotel, barak-barak dan tempat-tempat hidup

    lainnya. Kutu busuk juga menyerang hewan-hewan selain manusia. Satu jenis

    derah tropika, Cimex Hemipterius (Fabricius) juga menggigit orang. Jenis lain

    pada family ini menyerang kelelawar dan berbagai burung (Borror, 2005).

    Kutu Busuk atau Bed bug, Cimex hemipterus, adalah serangga yang amat

    mengganggu manusia karena menghisap darah (umumnya di tempat tidur, kursi

    atau sofa). Darah diperlukan untuk kehidupan kutu busuk sejak menetas, menjadi

    nimfa, berganti kulit beberapa kali (setiap berganti kulit harus menghisap darah)

    dan menjadi dewasa. Setiap ekor kutu busuk betina akan bertelur sekitar 200 butir

    (3-4 butir telur setiap harinya). Dalam 5 bulan kutu busuk mencapai dewasa

    (dengan ukuran 6-10 mm) dan dapat hidup sampai 10 bulan. (Andrew et. al.,

    2008).

    Di Indonesia, sampai akhir tahun 1970an, permasalahan kutu busuk

    banyak ditemukan di rumah, gedung pertunjukan, hotel atau tempat lainnya

    dimana manusia tidur atau duduk. Tetapi karena keberhasilan pengendalian

    dengan insektisida berbasis organoklorin (al. DDT), kutu busuk praktis hampir

    dapat dikendalikan secara penuh, dan hampir tidak ada informasi tentang serangan

    kutu busuk dalam kurun waktu 1980-2000. Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam

    3-5 tahun terakhir, kutu busuk mulai menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel

    berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah tinggal. (Andrew et. al., 2008).

    c. Gareng pong

    Gareng pong merupakan serangga yang tergolong homoptera.Borrorr etal., (2005)Pada serangga yang tergolong dalam subordo Homoptera memiliki ciri-

    ciri alat mulut yang mirip dengan Hemiptera yang tergolong serangga penghisap

    dengan empat stylet penusuk (mandibel dan maksila). Probosis muncul dari

    bagian belakang kepala.

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    5/17

    HOMOPTERA

    1. Karakteristik Ordo

    Homoptera yang bersayap biasanya memiliki empat sayap. Sayap-sayap

    depan mempunyai sifat yang seragam seluruhnya, baik berselaput tipis atau agak

    menebal dan sayap belakang berselaput tipis. Sayap-sayap pada waktu istirahat

    biasanya diletakkan seperti atap di atas tubuh, dengan tepi bagian dalam yang

    agak tumpang tindih di bagian ujungnya. Pada beberapa kelompok satu atau

    kedua jenis kelamin mungkin tidak bersayap atau individu-individu yang bersayap

    dan tidak bersayap dapat terjadi pada jenis kelamin yang sama.

    Borrorr et al., (2005) Antena dari Homoptera sangat pendek dan seperti

    rambut-rambut duri, ada spesies yang memiliki mata ocelli dan adapula yang tidak

    sedangkan mata majemuk biasanya berkembang dengan bagus.

    a. Semut

    Price (2007) menyatakan bahwa Semut (Hymenoptera: Formicidae)

    merupakan serangga yang dominan dan dapat digunakan sebagai indikator kondisi

    lingkungan. Elzinga, (1987) dalam Riyanto (2007)Semut termasuk ordo

    Hymenoptera dan famili Formicidae. Semut sangat mudah dikenali, walaupun

    terdapat beberapa serangga lain yang sangat menyerupai dan meniru semut-

    semut. Bentuk sayap semut menyerupai tabuhan-tabuhan. Salah satu sifat-

    sifat struktural yang jelas dari semut adalah sungut-sungut biasanya menyiku

    dan ruas pertama seringkali sangat panjang. Koloni mengandung tiga kasta:

    ratu, jantan dan pekerja. Ratu lebih besar dari pada anggota kasta lainnya,

    biasanya bersayap, walaupun sayap-sayap yang dijatuhkan setelah

    penerbangan perkawinan.

    Borrorr et al., (2005).Semut dapat membuat sarang di sekitar tempattinggal kita misalnya di atas gundukan tanah, sampah, pot bunga, pohon,

    sudut rumah dan lain-lain. Semut adalah serangga yang dapat memakan

    bunga tanah atau tumbuhan yang membusuk. Semut dapat pula memakan

    tamanan dan hewan di atas lahan dan menjadikan tanah tempat bersarang

    dan menyimpan makanan.

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    6/17

    E.DATA DAN ANALISIS DATA

    Data Pengamatan

    Gambar Keterangan

    Anggang-anggang

    1. Kaki

    2. Abdomen

    3. Kepala

    4. Thorax

    5. Mata Majemuk

    6. Mulut

    proboscis

    (terdapat

    fimbriae)

    Cimexsp. (Kutu Busuk) 1. Kaki

    2. Mata

    3. Kaki

    4. Abdomen

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    7/17

    Gambar Keterangan

    Cicadasp. (Gareng Po) 1. Pronotum

    2. Mata majemuk

    3. Antena

    4. Sayap

    5. Kaki

    6. Mulut

    7 Abdomen

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    8/17

    Anggang-anggang

    Antena: filiform

    Mata: mata majemuk

    Mulut: penghisap (proboscis)

    Sayap depan: tidak punya sayap

    Thorax: terdapat pronotum

    Kaki: kaki 3 pasang, tiap kaki 5 segmen

    Sayap belakang: tidak punya sayap

    Abdomen: 10 segmen

    Cimexsp. (Kutu Busuk)

    Antena: filiform, 4 segmen (distal 2 segmen)

    Mata: mata majemuk dan mata tunggal (oseli)

    Mulut: penggigit dan pengunyah

    Sayap depan: tidak punya sayap

    Thorax: pada segmen 1 terdapat pronotum, pada ventral thorax ke tiga

    terdapat kelenjar bau

    Kaki: kaki 3 pasang, untuk berjalan cepat

    Sayap belakang: tidak punya sayap

    Abdomen: 10 segmen

    Cicada sp. (Gareng po)

    Antena: filiform

    Mata: mata majemuk

    Mulut: penghisap

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    9/17

    Sayap: bermembran

    Thorax: terdapat pronotum

    Kaki: kaki 3 pasang

    Abdomen: 10 segmen

    Analisis Data

    1. Anggang-anggang

    Pada bagian kepala anggang-anggang terdapat sepasang antena yang

    bertipe filiformis. Matanya merupakan sepasang mata majemuk berukuran cukup

    besar. Bagian mulutnya bertipe penghisap dan mempunyai proboscis yang

    dilengkapi dengan fimbria panjang. Pada bagian thorax terdapat pronotum. Tidak

    dijumpai adanya sayap depan maupun sayap belakang. Mempunyai 3 pasang kaki

    dan tiap kaki mempunyai 5 segmen. Abdomennya memanjang, berjumlah 10

    segmen.

    2. Cimexsp. (Kutu Busuk)

    Pada bagian kepala kutu busuk terdapat sepasang antena yang bertipe

    filiformis. Antena mempunyai 4 segmen, pada bagian distal terdapat 2 segmen.

    Terdapat sepasang mata majemuk dan mata tunggal (oselli). Bagian mulutnya

    bertipe penggigit dan pengunyah. Pada bagian thorax terdapat pronotum tepatnya

    pada segmen pertama. Pada bagian ventral thorax pada segmen ke tiga terdapat

    kelenjar bau. Tidak dijumpai adanya sayap pada bagian thorax maupun abdomen.

    Mempunyai tiga pasang kaki untuk berjalan cepat. Abdomennya cukup lebar,

    berjumlah 10 segmen.

    3. Cicadasp. (Gareng Po)

    Pada bagian kepala gareng po terdapat sepasang antena yang bertipe

    filiformis. Terdapat sepasang mata majemuk. Bagian mulutnya bertipe penghisap.

    Pada bagian thorax terdapat pronotum. Mempunyai sayap yang bermembran.

    Mempunyai 3 pasang kaki. Mempunyai abdomen dengan 10 segmen.

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    10/17

    F.PEMBAHASAN

    Anggang-anggang

    Dari pengamatan yang dilakukan pada anggang-anggang didapatkan hasil

    pada pembagian tubuh anggang-anggang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala,

    thorax, dan abdomen seperti pada serangga lain yang terlihat jelas.

    Pada bagian kepala terdapat beberapa organ luar seperti sepasang antena

    yang bertipe filiformis, sepasang mata majemuk (mata facet), kadang-kadang

    ditemukan juga mata tunggal (ocellus), dan mulut. Sedangkan mulut tersusun dari

    sepasang mandibula, tiga pasang maksila, bibir atas (labrum), bibir bawah

    (labium) yang berbeda-beda tergantung dari bentuk mulutnya, serta organ perasa

    (palpus) yang memiliki tipe penghisap dan mempunyai proboscis yang dilengkapi

    dengan fimbria panjang. Tetapi pada pengamatan yang dilakukan kurang jeli

    sehingga belum menemukan bagian mulutnya secara lengkap.

    Pada bagian thorax yang memiliki ukuran panjang 1.6 mm sampai 36 mm

    terdiri dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks,

    mesothoraks, dan metathorak,pada segmen prothoraks terdapat sepasang kaki

    kecil yang mamiliki fungsi sebagai pemegang dan penangkap mangsa, pada

    segmen mesothoraks terdapat sepasang kaki panjang yang berfunsi sebagai alat

    pendayung, pada bagian metathoraks terdapat sepasang kaki yang berfunsi

    sebagai pengatur arah. Tubuh anggang-anggang diperkuat dengan rangka luar atau

    eksoskelet dari chitine. Selain itu fungsi ke-tiga pasang kaki anggang-anggang

    memiliki rambut-rambut yang sangat kecil (microsetae) dan menempel pada

    bagian kaki anggang-anggang tersusun dengan arah tertentu dengan lekukan

    lekukan dalam ukuran nanometer pada ujung tungkainya dan dilengkapi dengan

    lapisan malam (lilin), tetapi efek hidrofobik lebih disebabkan oleh struktur fisik

    tungkai daripada lapisan malam yang ada. Karena rapatnya rambut-rambut kecil

    serta lekukan-lekukan yang ada, udara terperangkap pada struktur itu dan

    berfungsi sebagai bantalan-bantalan pada permukaan air, dan mengambang di

    permukaan air. Anggang-anggang juga mampu bergerak hingga 1,5 m/s (Erniwati,

    2001).

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    11/17

    Pada pengamatan bagian abdomen, didapati hasil anggang-anggang

    memiliki 10 segmen berbeda dengan kajian Erniwati tahun 2001 yang

    menyatakan bahwa abdomen pada anggang-anggang memiliki sebelas segmen,

    pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap, tetapi pada bentuk dewasa

    segmen dibagian posterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk

    dewasa tidak berkaki. Pada abdomen terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan

    yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa sistem organ yang

    kompleks, yaitu sistem pencernaan, system pernapasan, system sirkulasi, system

    pengeluaran zat, dan sistem saraf.

    Perbedaan antara anggang-anggang jantan dan betina dapat dibedakan

    dengan melihat atena dan bentuk tubuh dari anggang-anggang. Anggang-anggang

    betina memiliki anten yang lurus dan badan yang lebih besar, sedangkan anggang-

    anggang jantan memiliki atena yang lebih melengkung. (De la Rosa , 2001)

    KUTU BUSUK

    Pengamatan yang dilakukan untuk kutu busuk ini tidak bisa dilakukan

    karena keterbatasan bahan amatan sehingga dilakukan studi literatur yaitu

    ditemukan data bahwa morfologi cimex dewasa berukuran 4-5,5 mm. Bentuk

    badanya oval, pipih. bersegmen terdiri atas kepala, thorak dan abdomen, berwarna

    kuning coklat pada larva dan merah pada imago. Cimexbetina lebih sedikit besar

    dari pada cimex jantan dan tidak memiliki sayap. Hidupnya pada sela-sela

    paerabot rumah tangga seperti kursi, tempat tidur, juga terdapat pada sela-sela

    dinding rumah. Penyebaranya sangat luas banyak di daerah tropis. Cimex

    menghisap darah pada malam hari dan memiliki bau yang khas (busuk) bau

    tersebut berasal dari atau di keluarkan oleh Stink Gland (Prianto, 1995).

    Pada cimex di bagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian torax dan

    bagian abdomen yaitu (Natadisatra, 2005):

    Bagian Kepala, Pada bagian kepala terdapat

    sepasang antena bersegmen empat buah yang

    bertipe filiformis, sepasang mata faset dan

    proboscis berbentuk penusuk dan penghisap,

    jika tidak di gunakan bisa dilipat ke bagian

    ventral. Terdiri atas segmen-segmen, terdapat

    http://4.bp.blogspot.com/-csYini23MSQ/U8OB4sa6h5I/AAAAAAAAAKo/c5gFSuB7o4o/s1600/capture-20140714-140714.png
  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    12/17

    alat-alat mandibula, maxilla, labial groove, labium, labrum epifaring, akar

    mandible dan maxilla.

    Bagian Thorax. Pada bagian thorax terdiri dari prosternum, mesosternum,

    metasternum, mesopleuron dan hemelktra. Terdapat tiga pasang kaki,

    terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus, kuku. Thorax sagmen

    terahir terdapat stink glands yang bermuara pada coxa kaki terakhir. Stink

    glands adalah ciri khas bau kutu busuk.

    Pada bagian abdomen bentuknya pipih dan melebar. Cimex jantan dan

    betina dibedakan pada segmen paling ujung, pada cimex betina segmen

    nya berbentuk bilateral simetris (ada organ berlase) pada segmen ke-8

    terdapat gonopoida, sedangkan pada jantan segmen abdomen terkhir (ke-9)

    asimetris, karena ada adeagus.

    http://3.bp.blogspot.com/-7w8T0lt6o-8/U8OD0KP9i-I/AAAAAAAAAK0/ra04x5aYcYo/s1600/capture-20140714-141531.png
  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    13/17

    GARENG PO/Tonggaret

    Klasifikasi ilmiah

    Kerajaan: Animalia

    Filum: Arthropoda

    Kelas: Serangga

    Ordo: Hemiptera

    Upaordo: Auchenorrhyncha

    Infraordo: Cicadomorpha

    Superfamili: Cicadoidea

    Famili: Cicadidae

    Westwood, 1840

    Subfamilia

    Tettigadinae

    Cicadinae

    Cicadettinae

    Tonggeret adalah sebutan untuk segala jenis serangga dari ordo

    Hemiptera, subordo Cicadomorpha.

    Serangga ini mempunyai mata yang kecil dan terpisah jauh di kepalanya

    dan biasanya juga memiliki sayap yang tembus pandang. Tonggeret hidup di

    daerah beriklim sedang hingga tropis dan sangat mudah dikenali di antara

    serangga lainnya, terutama karena tubuhnya yang besar dan bakat akustiknya yang

    luar biasa (dan seringkali sangat mudah dikenali). Di Indonesia, suara tonggeret

    yang nyaring akan muncul di akhir musim penghujan, saat serangga ini mencapai

    tahap dewasa, keluar dari bawah permukaan tanah untuk melakukan ritual musim

    kawin. Seusai kawin, betina meletakkan telur di tanah, serangga ini mati.

    Tonggeret kadang-kadang dikira belalang atau lalat besar, meskipun mereka tidak

    mempunyai pertalian keluarga yang dekat. Tonggeret mempunyai hubungan dekat

    secara taksonomi dengan wereng dan spittlebugs.

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    14/17

    Di dunia ada sekitar 3.000 spesies tonggeret, meskipun banyak yang

    belum dideskripsikan. Tonggeret dikelompokkan dalam dua familia:

    Tettigarctidae (di bahas di tempat lain) dan Cicadidae. Ada dua spesies

    Tettigarctidae yang telah punah, satu di Australia selatan, dan yang lainnya di

    Tasmania. Familia Cicadidae dibagi lebih jauh ke dalam subfamilia Tettigadinae,

    Cicadinae dan Cicadettinae. Mereka terdapat di semua benua kecuali Antarktika.

    Kegiatan praktikum yang dilakukan untuk mengamati gareng

    po/cicada/tonggaret hanya dilakukan dengan studi literatur karena belum

    menemukan bahan amatan asli dan melakukan amatan melalui awetan kering dan

    eksoskeleton sisa ekdisis hewan tersebut yang ditemukan. Tubuh gareng po

    terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Pada bagian kepala

    gareng po terdapat sepasang antena yang bertipe filiformis. Terdapat sepasang

    mata majemuk. Bagian mulutnya bertipe penghisap. Pada bagian thorax terdapat

    pronotum. Mempunyai sayap yang bermembran. Mempunyai 3 pasang kaki.

    Mempunyai abdomen dengan 10 segmen.

    G.KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Serangga-serangga ordo Hemiptera memiliki ciri morfologi, yaitu:

    memiliki sungut, memiliki antena dengan tipe filiform, memiliki probosis (mulut

    penusuk-penghisap) yang beruas-ruas dan ramping, tungkai-tungkai depan

    bersifat pemangsa yang dimodifikasi menjadi struktur-struktur pendekap dan

    dikatakan sebagai tungkai perenggut, memiliki 2 pasang sayap dengan tipe sayap

    hemelytron, struktur sayap depan menebal dan seperti kulit dan bagian ujung

    berselaput tipis, struktur sayap belakang lebih tipis dan lebih pendek, memiliki 3

    pasang kaki, pada bagian thorax terdapat protonum dan abdomennya 10 ruas.

    Saran

    1. Seharusnya pengamatan dilakukan secara terstruktur agar semua bahan

    amatan dapat diamati secara spesifik

    2. Seharusnya tiap-tiap kelompok membawa bahan amatan yang telah

    ditentukan

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    15/17

    H.HASIL DISKUSI

    1. Apakah ciri-ciri morfologi secara umum yang dimiliki serangga-serangga

    yang termasuk dalam ordo Hemiptera?

    Ciri-ciri morfologi yang dimiliki serangga-serangga ordo

    Hemiptera, yaitu: memiliki sungut, probosis (mulut penusuk-penghisap)

    yang beruas-ruas dan ramping, tungkai-tungkai depan bersifat pemangsa

    yang dimodifikasi menjadi struktur-struktur pendekap dan dikatakan

    sebagai tungkai perenggut, memiliki tipe sayap hemelytron, struktur sayap

    depan menebal dan seperti kulit dan bagian ujung berselaput tipis, struktur

    sayap belakang lebih tipis dan lebih pendek.

    2.

    Bagaimanakah posisi sayap walang sangit dan anggang-anggang pada saat

    terlipat?

    - Posisi sayap walang sangi dan anggang-anggang pada saat terlipat

    yaitu sayap-sayap terletak datar diatas abdomen dan sayap-sayap

    depan yang memiliki ujung berselaput tipis pada posisi tumpang

    tindih, dan sayap belakang terlipat dibawah syap depan.

    - Berdasarkan hasil pengamatan anggang-anggang yang diamati tidak

    memiliki sayap.

    Saat dalam posisi diam anggang-anggang biasa melipat kaki depannya

    dan menempatkan kaki tengah serta belakangnya dalam bentuk

    menyerupai trapesium sama kaki. Dengan posisi tersebut, berat tubuh

    dari anggang-anggang aka terdistribusi secara merata diatas permukaan

    air. Saat akan bergerak, anggang-anggang hanya akan menggerakkan

    kaki tengahnya seperti dayung, sementara kaki depan dan kaki

    belakang tidak digerakkan karena berfungsi sebagai semacamserangga. Gerakan kaki tengah dari anggang-anggang tersebut

    selanjutnya akan menciptakan semacam gelombang di permukaan air

    yang akan mendorong anggang-anggang kedepan.

    3. Bagaimana posisi sayap gareng po pada saat terlipat?

    - Posisi sayap gareng po pada saat terlipat yaitu Sayap depan dilipat di

    atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis

    dan transparan,

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    16/17

    4. Carilah keterangan dari bahan-bahan pustaka mengenai letak kelenjar yang

    menghasilkan bau tidak sedap pada walang sangit dan kutu busuk!

    Pada walang sangit dan kutu busuk, kelenjar yang menghasilkan

    bau tidak sedap terletak di sisi thorax pada kebanyakan golongan

    Hemiptera dewasa. Sedangkan pada nimfa kelenjar yang menghasilkan

    bau tidak sedap terletak pada permukaan dorsal abdomen.

    5. Jelaskan perbedaan ciri-ciri morfologi antara serangga-serangga yang

    termasuk dalam subordo Heteroptera dan ordo Homoptera!

    - Heteroptera:

    Memiliki antena yang terdiri empat atau lima ruas, probosis biasanya

    tiga atau empat ruas. Beberapa memiliki pronotum yang kurang lebih

    terbagi dua bagian atau dibagi menjadi sebuah gelambir anterior dan

    sebuah gelambir posterior. Bagian tungkai memiliki sifat sebagai

    pemangsa dan termodifikasi sebagai penangkap, biasanya memiliki

    femur yang besar pada batas ventro posterior. Tipe sayap Hemelytra

    yang mengalami modifikasi dengan bagian dasar yang menebal dan

    terdiri dari dua bagian, korium dan klavus, yang dipisahkan oleh sutura

    clavus. Bagian ujung yang tipis dari sayap depan adalah selaput tipis.

    - Homoptera:

    memiliki mulut bertipe penghisap (probosis) yang muncul dari bagian

    belakang kepala dan memiliki empat sayap. Sayap-sayap depan

    mempunyai sifat yang seragam seluruhnya, baik berselaput tipis atau

    agak menebal dan sayap belakang berselaput tipis. Sayap-sayap pada

    saat terlipat sayap biasanya diletakkan seperti atap di atas tubuh,

    dengan tepi bagian dalam yang agak tumpang tindih di bagianujungnya. Pada beberapa kelompok satu atau kedua jenis kelamin

    mungkin tidak bersayap atau individu-individu yang bersayap dan

    tidak bersayap dapat terjadi pada jenis kelamin yang sama. Antenanya

    sangat pendek dan seperti rambut-rambut duri.

  • 7/21/2019 laporan entomologi.docx

    17/17

    Daftar Rujukan

    Borrorr , J.Donald. Triplehorn, A.Charles. Johson,F.Norman. 2005.An

    Introduction to the study of Insect. Yogyakarta : UGM Press

    De la Rosa, Carlos L., De la Rosa, Carlos A., 2001. The Guide to The Common

    Aquatic invertebrates of The Loxahatches Basin.Project Oseanography.

    Erniwati, 2001.Keanekaragaman Serangga Di Lahan Pertanian Bekas

    Penambangan Emas.Laporan Teknik 2001: Proyek Pengkajian dan

    Pemanfaatan Sumberdaya hayati. Bogor: PUSLIT-LIPI.

    Natadisatra, Djaenudin. 2005.Parasitologi Kedokteran Dituju Dari Orang Tubuh

    Yang Di Serang. EGC : Jakarta.

    Price, P.W., 1997.Insect Ecology. Third Edition. Jhon Wiley & Sons Inc. New

    York. Chichester, Weinkeim, Brisbane, Singapore, Toronto

    Prianto, juni. Dkk.1995.Parasitologi Kedokteran. Gramedia pustaka utama :

    Jakarta.

    Riyanto. 2007.Kepadatan, Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di

    Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal.JURNAL PENELITIAN SAINS: VOL

    10( 2). HAL 241-253