laporan transkonjugasi

Upload: agnes-jauw

Post on 20-Feb-2018

276 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    1/15

    MUTAGENESIS DENGAN TRANSPOSON KONJUGASI

    PENDAHULUAN

    Transfer gen atau rekombinasi genetik adalah proses mencampurkan gen dari satu

    organisme ke organisme lain sehingga organisme mengalami perubahan pada materi

    genetiknya. Perubahan materi genetik tersebut disebut mutasi, dimana mutasi tersebut dapat

    menyebabkan perubahan yang permanen pada suatu organisme (Pommerville 2015.

    !erdasarkan prosesnya, transfer gen dapat dibedakan men"adi transfer gen vertikal dan

    transfer gen hori#ontal. Transfer gen vertikal adalah proses perpindahan materi genetik secara

    aseksual, contohnya adalah melalui pembelahan biner. $ementara itu, transfer gen hori#ontal

    melibatkan perpindahan materi genetik dari sel donor menu"u sel resipien secara lateral.%ontoh transfer gen hori#ontal adalah melalui transformasi, transduksi, dan kon"ugasi.

    Transformasi adalah pengambilan &' telan"ang dari lingkungan, transduksi merupakan

    proses transfer materi genetik dengan perantara virus, sementara kon"ugasi adalah proses

    transfer materi genetik yang membutuhkan kontak antar sel (Pommerville 2015.

    )on"ugasi merupakan mekanisme transfer materi genetik pada dua sel bakteri dan sel

    donor akan memberikan &', biasanya plasmid, kepada sel resipien. $el resipien yang

    menerima materi genetik dari sel donor akan memiliki sifat yang sama dari sel donor setelah

    proses matingberhasil. Proses ini di"embatani dengan pilus yang dibentuk oleh bakteri untuk

    men"adi perantara le*atnya &' plasmid dari sel donor ke sel resipien sehingga "arak kedua

    sel men"adi memendek dan sitoplasma kedua sel dapat terhubung(Pommerville 2015.

    $elain plasmid, proses kon"ugasi "uga dapat mentransfer materi genetik berupa

    transposon. Transposon merupakan sekuens &' yang dapat bereplikasi dan memasukkan

    satu buah kopi &' tersebut pada lokasi yang baru pada genom. Transposon ditemukan di

    "agung oleh !arbara +c%lintock pada tahun 150 dan di bakteri oleh -oshua ederberg.

    Transposon dapat memba*a gen pada genom di satu organisme atau dapat "uga memba*a

    gen ke genom organisme lain melalui kon"ugasi. &engan kon"ugasi, transposon dapat

    memba*a gen ke genom sehingga sifat fenotipnya "uga berubah ('ill 2005.

    Tu"uan praktikum +utagenesis dengan Transposon )on"ugasi adalah memindahkan

    plasmid p/TminiTn5 )mr dari Escherichia coli $11 pir ke Rhodobacter sphaeroides

    2..1 dan Chromobacterium violaceum, dan mendapatkan transkon"ugan yang resisten

    terhadap antibiotik kanamisin dan rifampisin.

    gnes

    2013040001

    )elompok 2

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    2/15

    BAHAN DAN METODE

    !ahan yang dibutuhkan pada praktikum +utagenesis dengan Transposon )on"ugasi

    adalahEscherichia coli $11 pir yang memba*a plasmid p/TminiTn5 )mr,Rhodobacter

    sphaeroides 2..1, Chromobacterium violaceum, media !, media , antibiotik rifampisin

    dan kanamisin, dan garam fisiologis.

    Pada praktikum +utagenesis dengan Transposon )on"ugasi, kultur ditumbuhkan pada

    media ! )m maksimal 16 "am. )emudian, kultur Rhodobacter sphaeroides 2..1 dan

    Chromobacterium violaceum "uga ditumbuhkan pada media ! 7if selama overnight. alu,

    sebanyak 1 m kultur diambil dan dipindahkan ke tabung vial steril dan diberi label. )edua

    vial kemudian disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 2 menit. $etelah itu, supernatan

    hasil sentrifugasi dibuang dan pelet diresuspensi dengan 500 garam fisiologis. !iakan laludisentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 2 menit. Tahap selan"utnya, supernatan

    hasil sentrifugasi dibuang dan pelet diresuspensi dengan 100 !. )ultur yang sudah

    diresuspensi tersebut lalu dipindahkan ke dengan aturan sebagai berikut8

    Tabel 1 Perlakuan

    )ultur &onor resipien mating

    (9% 7$

    mating (9%

    %:

    E.coli 50 25 25 R.sphaeroides 2..1 50 25 ; 50

    C.violaceum 50 25 )emudian, berisi donor diinkubasi pada suhu 3 % selama overnight, dan berisi

    resipien dan mating diinkubasi pada suhu 30% selama overnight. $etelah semalaman,

    diresuspensi dengan 200 garam fisiologis dan dipindahkan ke tabung vial steril berisi 400

    garam fisiologis. alu, sebanyak 100 kultur disebar pada antibiotik dengan

    ketentuan sebagai berikut8

    Tabel 2 Perlakuan antibiotik

    )ontrol ( )ontrol (

    &onor )m (10, 104 7if (1007esipien 7if (10 )m (100

    Mating )m 7if (100

    berisi donor kemudian diinkubasi pada suhu 3% selama 2 hari, dan berisi resipien

    dan mating diinkubasi pada suhu 30% selama 2 hari. Terakhir, dilakukan pengamatan dan

    perhitungan "umlah bakteri.

    $el ditumbuhkan pada media ! )m selama 16 "am agar plasmid tetap berada

    dalam donor karena plasmid hanya muncul apabila keadaan tidak menguntungkan, seperti

    adanya antibiotik dan agar sel aktif membelah pada fase log (+assey et al.2011. 7esipien

    ditumbuhkan pada media ! 7if agar kontaminan yang tidak resisten antibiotik tersebut

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    3/15

    tidak tumbuh (Passarge 200. )ultur diresuspensi dengan garam fisiologi untuk mencuci

    kultur dari sisa media (

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    4/15

    ?ambar 2 )ontrol

    positif (kiri dan

    negatif (kanan resipien.

    ?ambar 3 Mating transkon"ugan 1 (kiri dan 2 (kanan.

    PEMBAHASAN

    !erdasarkan hasil pada praktikum, terdapat kontrol positif yang tidak tumbuh dan

    kontrol negatif yang tumbuh pada donor. >asil yang seharusnya ter"adi adalah kontrol positif

    yang tumbuh dan kontrol negatif yang tidak tumbuh. +enurut literatur, kontrol positif

    seharusnya tumbuh karena pada sel donor, yaituEscherichia coli $11 pir yang memba*a

    plasmid p/T miniTn5 )mr karena plasmid yang diba*a resisten terhadap antibiotik

    kanamisin. $ementara itu, kontrol negatif seharusnya tidak tumbuh karena bakteri donor serta

    plasmid yang diba*a tidak ada gen yang mengatur resistensi terhadap rifampisin (7ice =

    !onomo 2005.

    Pada kontrol positif resipien, semua bakteri tumbuh dimana hal tersebut sudah sesuai

    dengan literatur yang mengatakan bah*a bakteri resipien Chromobacterium violaceum

    bersifat resisten terhadap rifampisin (7ashid et al. 2013. !egitu "uga dengan resipien

    Rhodobacter sphaeroides 2..1 yang memiliki resistensi terhadap rifampisin sehingga tetap

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    5/15

    tumbuh pada kontrol positif yang mengandung rifampisin ()im et al. 2004. )ontrol negatif

    resipien pada percobaan mayoritas tidak tumbuh sehingga sesuai dengan literatur yang

    mengatakan bah*a C.violaceum danR.sphaeroides 2..1 sensitif terhadap kanamisin karena

    merupakan antibiotik aminoglikosida sehingga tidak dapat tumbuh pada kontrol negatif

    ()umar 2012@ )och et al. 2011. +eski demikian, terdapat "uga kontrol negatif resipien yang

    tumbuh sehingga tidak sesuai dengan literatur.

    Perbedaan volume "uga mempengaruhi efisiensi kon"ugasi. Pada percobaan, mayoritas

    resipien R.sphaeroides 2..1 dengan volume 25 tidak tumbuh, sementara yang 50

    tumbuh. >al ini disebabkan pada kon"ugasi, dibutuhkan bakteri dalam konsentrasi yang besar

    untuk memastikan kontak antar bakteri ter"adi. $emakin besar konsentrasi, semakin besar pula

    kemungkinan ter"adinya kontak bakteri donor dengan resipien sehingga bakteri dengan

    konsentrasi lebih besar akan menghasilkan efisiensi kon"ugasi yang lebih besar pula (in etal. 2011.

    Pada percobaan, mayoritas transkon"ugan tidak tumbuh pada media )m 7if,

    meskipun terdapat "uga transkon"ugan yang tumbuh pada media tersebut. >al ini kurang

    sesuai dengan literatur yang mengatakan bah*a seharusnya ketika kon"ugasi ter"adi, mating

    akan menghasilkan sifat yang sesuai dengan donor dan plasmid yang diba*anya karena

    ter"adi transfer materi genetik. $eharusnya, karena donor memba*a plasmid dengan

    transposon resisten kanamisin, maka resipien yang dihasilkan men"adi resisten kanamisin dan

    rifampisin karena sebelumnya resipien sudah memiliki sifat resisten rifampisin lalu ditambah

    sifat resisten kanamisin dari donor (Pommerville 2015.

    Tidak tumbuhnya bakteri donor pada kontrol positif dapat disebabkan oleh terlalu

    tingginya konsentrasi antibiotik pada media sehingga plasmid mengalami kerusakkan dan

    instabilitas. Plasmid yang rusak dapat menyebabkan hilangnya terminator pada proses

    transkripsi dan plasmid men"adi defektif, sehingga tidak dapat mengekspresikan gen tertentu,

    khususnya gen penyandi resistensi antibiotik dan membuat sel men"adi tidak tumbuh pada

    kontrol positif (%edric et al. 2005. $ementara itu, tumbuhnya bakteri donor pada kontrol

    negatif donor disebabkan oleh kontaminasi bakteri lain yang resisten rifampisin. >al tersebut

    menun"ukkan bakteri donor sebenarnya tidak tumbuh pada media kontrol negatif. Tumbuhnya

    bakteri pada kontrol negatif "uga dapat ter"adi karena bakteri donor mengalami mutasi titik

    pada gen rpoB yang mengkodekan subunit pada &' polimerase sehingga &'

    polimerase tidak bisa mengikat rifampisin dan men"adi resisten (7oy 200. $ementara itu,

    tumbuhnya bakteri resipien pada kontrol negatif resipien dapat disebabkan oleh tekanan dari

    lingkungan luar yang menyebabkan mutasi dan reorganisasi genomik, khususnya pada

    ribosom, sehingga ter"adi resistensi terhadap antibiotik tertentu misalnya kanamisin

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    6/15

    (+c+ahon et al. 200. ?agalnya proses kon"ugasi pada bakteri dapat disebabkan oleh

    mutasi pada gen trapada bakteri donor sehingga tidak dapat melangsungkan kon"ugasi. ?en

    traberperan penting dalam kon"ugasi sebagai gen yang mengatur pembentukkan "embatan

    pilus. +utasi tersebut kemungkinan ter"adi saat melakukan perema"aan bakteri (+origuchi et

    al. 2013. $elain itu, Rhodobacter sphaeroides 2..1 "uga diketahui memiliki sistem 7'i

    (7' interference dan memiliki en#im argonaut yang berfungsi untuk melindungi bakteri,

    sehingga dapat memotong &' yang dikon"ugasikan karena bakteri menganggapnya sebagai

    benda asing (:an der Aost et al. 201. $elain itu, banyaknya plasmid pada R.sphaeroides

    2..1 "uga dapat menyebabkan transposon menyisip pada plasmid yang berbeda dan tidak

    memiliki regulasi gen sehingga meski kon"ugasi sudah ter"adi, tapi tetap tidak tumbuh pada

    media ()ontur et al. 2012. ?agalnya kon"ugasi "uga dapat disebabkan konsentrasi bakteri

    yang terlalu rendah akibat pengenceran, dimana seharusnya proses kon"ugasi membutuhkankonsentrasi dalam "umlah yang cukup tinggi agar berhasil (in et al. 2011. )ontaminasi

    dapat disebabkan oleh cenda*an yang tumbuh pada media. >al tersebut karena spora

    cenda*an dapat beterbangan dan dapat menular secara aerosol. $elain itu, suhu optimum

    cenda*an untuk tumbuh adalah 30%, sama seperti suhu untuk inkubasi petri mating ($tarr et

    al. 2011. $elain itu, cenda*an "uga dapat tumbuh di ($chuck 201. )ontaminasi "uga

    dapat ter"adi karena bakteri lain yang resisten terhadap antibiotik yang diberikan. ntibiotik

    hanya beker"a pada spektrum tertentu sehingga tidak semua bakteri dapat dicegah

    pertumbuhannya (+addison et al. 2004.

    Pada kon"ugasi, bakteri memiliki elemen yang dapat menularkan diri (self-

    transmissible element dan elemen yang dapat berpindah sendiri (mobilizable element.

    9lemen yang dapat menularkan diri akan mengkodekan seluruh fungsi kon"ugasi yang

    dibutuhkan untuk memediasi transfer dari donor menu"u resipien. 9lemen tersebut adalah

    oriT, &tr, dan +pf. 9lemen yang dapat berpindahpindah dapat ditransfer secara kon"ugasi,

    namun tidak mengkodekan seluruh fungsi yang dibutuhkan untuk transmisi. !iasanya, elemen

    yang dapat berpindahpindah tersebut mengandung oriT dan &tr, namun tidak ada sistem +pf

    disana. 9lemen yang dapat berpindah tersebut bergantung pada fungsi +pf dari elemen yang

    dapat menularkan diri lain untuk transfer dari donor ke resipien. )on"ugasi memiliki tiga

    komponen utama, yaitu situs &' yang berperan secara cisyang dinamakan a*al transfer

    atau oriT@ protein &' transfer dan replikasi (&tr yang mengenal oriT dan membuat

    potongan utas tunggal pada situs tersebut. Protein yang mengikat pada oriT dan menciptakan

    potongan kecil dinamakan protein relaksase. )emudian, pada &tr terdapat "uga protein yang

    menggabungkan kompleks oriT yang terpotong dan relaksase ke sistem pembentukkan

    pasangan mating(+pf yang dinamakan coupling protein.Bungsi &tr disebut "uga gen mob@

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    7/15

    lalu ada protein +pf yang membentuk struktur pili atau fimbria yang berasosiasi dengan

    kon"ugasi, "uga membentuk poripori kon"ugasi yang berperan sebagai kanal pada transfer

    &'. )omponen +pf pada hampir seluruh sistem kon"ugasi terdapat pada keluarga sekresi

    tipe C: pada mekanisme sekresi protein di bakteri. $istem sekresi ini telah berkembang untuk

    transpor &' dan substrat protein dan telah tersebar luas di antara spesies bakteri, termasuk

    patogen. Bungsi +pf disebut "uga gen tra. +ekanisme rolling-circle replication pada

    kon"ugasi adalah sebagai berikut. Protein relaksase mengikat oriT pada substrat &' dan

    memotong salah satu utas &' untuk menghasilkan potongan utas tunggal. 7eaksi

    pemotongan menghasilkan relaksase yang terikat secara kovalen pada u"ung 5D pada &'

    yang dipotong pada residu tirosin yang ter"aga pada daerah u"ungpada protein. )emudian,

    protein coupling, yang membentuk homoheksamer dan berasosiasi dengan bagian +pf pada

    membran sitoplasma akan memfasilitasi interaksi antara oriT!relaksase dengan pori kon"ugasi.Protein coupling dapat melaksanakan transfer kompleks oriT!relaksase melalui poripori +pf

    dan ke dalam sel resipien. $etelah transfer a*al dari kompleks ori;relaksase, &' utas

    tunggal yang tersisa akan dipompa menu"u poripori +pf menu"u resipien. $etelah transfer

    selesai, u"ung dari molekul utas tunggal akan digabungkan kembali oleh aktivitas ligase dari

    protein relaksase, yang dihasilkan dari reaksi ini (Eilson 2006.

    &onor yang digunakan adalah Escherichia coli $11 pir. !akteri ini merupakan

    bakteri donor ?ram negatif dan bersifat anaerob fakultatif. !akteri ini dapat memobilisasi

    plasmid yang mengandung oriT menu"u galur resipien dalam "angkauan luas melalui transfer

    kon"ugasi yang bergantung pada 7P. )emudian, profage pir diintroduksi pada bakteri ini

    untuk mengaktifkan replikasi vektor bunuh diri yang bergantung pada protein . !akteri ini

    memba*a turunan 7P, 7P2Tc88+u pada lokasi kromosom yang berbeda, dimana gen

    resisten tetrasiklin diganggu oleh profage temperate +u yang berfungsi secara penuh

    sehingga dapat mengalami perkembangan men"adi partikel fage yang litik dan bebas.E.coli

    $11 pir bersifat sensitif kanamisin dan resisten streptomisin;trimethoprim. Protein pir

    yang mengkodekan terdapat pada transbakteri ini. Tanpa adanya protein pada resipien,

    plasmid tidak dapat bereplikasi (Berrieres et al. 2010. $elain itu, bakteri ini tidak hanya

    memobilisasi plasmid yang memba*a oriT, tapi "uga &' kromosomnya sendiri ke galur

    resipien pada frekuensi 10per sel donor ($trand et al. 201.

    7esipien yang digunakan adalah Chromobacterium violaceum dan Rhodobacter

    sphaeroides 2..1. C.violaceum merupakan bakteri ?ram negatif berbentuk batang, besar,

    motil, memiliki satu flagela polar dan satu atau dua flagela lateral, dan bersifat anaerob

    fakultatif. !akteri ini dapat hidup pada media dengan nutrisi sederhana, seperti agar

    +ac%onkey pada suhu 353%. !akteri ini positif pada reaksi katalase dan oksidase, dan

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    8/15

    biasanya hidup di tanah dan air daerah tropis dan subtropis. C.violaceum dapat berperan

    sebagai patogen oportunis pada he*an dan manusia. Arganisme ini menghasilkan pigmen

    tidak larut air ber*arna ungu yang bernama violacein, dan merupakan antibiotik alami.

    C.violaceum bersifat sensitif terhadap aminoglikosida, kloramfenikol, dan tetrasiklin tetapi

    resisten terhadap amfisilin, penisilin, dan sefalosporin ()umar 2012. $elain itu, C.violaceum

    "uga resisten terhadap rifampisin (7ashid et al. 2013.R.sphaeroides 2..1 merupakan bakteri

    ?ram negatif,purple nonsulfur photos"nthetic, dan terdapat dalam kelas lphaproteobacteria.

    !akteri ini dapat tumbuh secara kemoheterotrof maupun autotrof, dan dapat mengikat

    dinitrogen. R.sphaeroides 2..1 memiliki dua buah kromosom (C dan CC dan lima buah

    plasmid (, !, %, &, dan 9 ()ontur et al. 2012. !akteri ini memproduksi sebuah >, ,4

    cis--(tetradecenoyl homoserin lakton, dan memiliki gen cerR (homoloh lu#R dan cer$

    (homolog lu#$%. +utasi pada cer$menyebabkan agregasi sel karena produksi yang berlebihandari polisakarida ekstraseluler.R.sphaeroides 2..1 memiliki sistem &uorum sensing(Eon et

    al. 2004. !akteri ini tidak dapat melakukan denitrifikasi karena tidak memiliki en#im nitrit

    reduktase yang menghasilkan 'A dari nitrit. kan tetapi, bakteri ini memiliki gen norCB

    yang mengkodekan sitrokrom tipe bc 'A reduktase yang terikat pada membran, yang

    mereduksi 'A men"adi '2A. Pertumbuhan bakteri ini dihambat oleh keberadaan 'A yang

    dihasilkan oleh bakteri denitrifikasi lain. !akteri ini "uga memiliki regulator oksigen (Bnr,

    regulator 'A ('nr7, dan regulator besi (rai et al. 2013. $elain itu, R.sphaeroides 2..1

    "uga memiliki resistensi terhadap rifampisin ()im et al. 2004.

    p/T adalah vektor bunuh diri yang bersifat kon"ugatif dan hanya dapat dipertahankan

    pada galurE.coli yang mengekspresikan protein sepertiE.coli $11 pir. Plasmid ini biasa

    disisipkan miniTn5 yang ditransposisikan ke dalam kromosom bakteri resipien. p/T "uga

    dapat memba*a penanda antibiotik, seperti kanamisin sehingga turunannya yang resisten

    kanamisin dinamakan p/T miniTn5 )mr ()adurugamu*a = Brancis 2004. p/T biasanya

    didapat dari bakteri Bur'holderia mallei (Eaag = &e$ha#er 2005. Transposon pemba*a

    miniTn5 adalah transposon komposit yang resisten terhadap kanamisin, bleomisin, dan

    streptomisin, dan diapit oleh kopi dari C$(). 9lemen miniTn5 mengandung hanya sekuens

    terminal dari elemen sisipan dan mengapit satu atau lebih determinan resisten. +iniTn5 "uga

    mengandung situs restriksi internal otC untuk kloning gen yang diinginkan. +iniTn5

    terintegrasi pada vektor bunuh diri, p/T. $aat disisipkan ke dalam kromosom, miniTn5 akan

    tetap berada pada posisinya sebab transposase yang berperan dalam pergerakkannya berada di

    belakang bersama plasmid (7ice = !onomo 2005.

    *uicide plasmid adalah vektor yang memiliki "angkauan inang yang sempit dan tidak

    dapat bereplikasi pada bakteri dengan "angkauan luas karena tidak adanya faktor atau protein

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    9/15

    spesifik pada inang. %ontoh suicide plasmid adalah p$/P202, p?$:3, dan p/T (Eaag =

    &e$ha#er 2005. Plasmid seperti ini biasanya memba*a transposon ke dalam sel tapi tidak

    dapat bereplikasi dalam sel yang tidak memiliki protein tertentu sehingga tidak ada gen dari

    plasmid tersebut yang terekspresi pada inang, hanya gen dari transposon. %ontoh transposon

    yang biasa disisipkan padasuicide plasmid adalah Tn5 (odge et al. 200.

    +erodiploid adalah peristi*a dimana suatu bakteri memba*a dua kopi dari suatu

    segmen kromosom tertentu dan dikenal sebagai diploid sebagian. !iasanya, satu kopi berada

    pada kromosom dan kopi kedua pada elemen genetik yang lain seperti plasmid atau

    bakteriofage (+adigan et al. 2012. $el mendapatkan kopi kedua setelah ter"adinya kon"ugasi

    dengan bakteri lain yang memiliki sel tersebut serta sedikit gen dari inang (%haudhuri 201.

    %ontoh merodiploid adalah pada peristi*a high fre&uenc" recombination (>fr pada plasmid

    B diE.coli. Plasmid B mengalami kon"ugasi secara >fr kepada sel E.coli B

    sehingga plasmidB akan masuk ke dalam sel E.coli B dengan memba*a sedikit kromosom sel E.coli B

    sehingga pada sel resipienE.coliBterdapat sebagian kromosomE.coli donor dan plasmid B.

    $el yang menerima sebagian plasmid B tersebut tidak men"adi Bkarena hanya sebagian

    plasmid dan sebagian kromosom yang ditransfer, sehingga sel yang seperti itu dinamakan sel

    BD (Bprime (?ubbins et al. 2005.

    Perbedaan biparental mating dengan triparental mating adalah biparental mating

    hanya melibatkan satu bakteri donor dan satu bakteri resipien dalam proses kon"ugasinya,

    sementara triparental mating membutuhkan satu bakteri donor, satu bakteri resipien, dan satu

    plasmid pembantu dalam proses kon"ugasinya. Pada biparental mating, galur khusus pada

    bakteri donor yang memiliki kopi &' tertentu pada kromosomnya diperlukan untuk

    melakukan fungsi transfer in trans. $ementara itu, pada triparental mating, fungsi transfer

    dilakukan oleh plasmid pembantu yang memiliki gen tra yang digunakan untuk transfer

    plasmid tu"uan dari bakteri donor yang terpisah menu"u bakteri resipien (%hoi et al. 2004.

    %ontoh dari biparental mating adalah ketika bakteri dari lingkungan dicampurkan oleh sel

    resipien langsung untuk melakukan mating lalu langsung disebar padaplate. $ementara itu,

    pada triparental mating, donor kedua yang memba*a plasmid CncF yang dapat berpindah

    pindah dan memediasi ter"adinya transfer materi genetik ($malla et al. 2015.

    ntibiotik yang digunakan pada praktikum adalah rifampisin dan kanamisin.

    7ifampisin atau rifampin adalah antibiotik yang diisolasi secara sintetis dari bakteri

    *treptom"ces mediterranei dan biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit T!% pada

    manusia. 7ifampin berperan dengan menghambat en#im 7' polimerase yang mengkatalisis

    transkripsi &' men"adi 7'. 7ifampisin biasanya tidak mempan terhadap bakteri ?ram

    negatif. !eberapa bakteri mengalami mutasi pada kromosomnya sehingga men"adi resisten

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    10/15

    rifampisin. +utasi tersebut antara lain menyebabkan perubahan stabil pada 7' polimerase

    yang mencegah ter"adinya pengikatan dengan rifampisin. 7ifampisin bersifat bakterisidal dan

    memiliki aktivitas dengan "angkauan luas, seperti membunuh bakteri ?ram positif aerob

    seperti *taph"lococcus dan Rhodococcus, membunuh Brucella, menghambat bakteri ?ram

    positif dan ?ram negatif pada konsentrasi rendah, membunuh M"cobacterium tuberculosis,

    beberapa "enis proto#oa, beberapa "enis cenda*an dan po#virus. 7ifampisin efektif pada

    bakteri intraseluler dan dapat melakukan diasetilasi di hati men"adi metabolit aktif (+addison

    et al. 2004. $ementara itu, kanamisin adalah antibiotik aminoglikosida yang diproduksi

    secara alami pada fermentasi bakteri *treptom"ces 'anam"ceticus. !iasanya, kanamisin

    digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri ?ram negatif dan bakteri ?ram

    positif. $elain itu, kanamisin "uga dapat digunakan untuk pengobatan T!% karena

    aktivitasnya terhadap M"cobacterium tuberculosis. )anamisin beker"a dengan menghambatsintesis protein pada sel bakteri. )anamisin akan mengikat secara irreversiblepada subunit

    ribosom 30$ dan 50$, sehingga sintesis protein terganggu. )anamisin mengandung kanamisin

    sebagai komponen aktif utamanya dan se"umlah kecil komponen yang mirip strukturnya,

    seperti kanamisin ! dan %. )anamisin memiliki empat gugus amino primer dan tu"uh gugus

    A> sekunder ()och et al. 2011.

    !akteri donor tidak dapat melakukan kon"ugasi dengan sesama bakteri donor karena

    terdapat eksklusi permukaan sehingga transfer antara keduanya tidak dapat dilakukan. Proses

    kon"ugasi keduanya dapat menyebabkan hilangnya salah satu donor sel dan peristi*a #igosis

    yang mematikan. Mating antara kedua bakteri donor dapat menyebabkan kematian karena

    rusaknya membran dan peptidoglikan, serta induksi respon $A$ yang menyebabkan besarnya

    arus &' utas tunggal. +ekanisme ekslusi permukaan melibatkan lipoprotein TraT dan Tra$

    yang membentuk struktur pentamerik dan menghalangi poripori sehingga kon"ugasi tidak

    dapat ter"adi atau bisa ter"adi namun dengan efisiensi yang sangat kecil (Brost 200.

    $alah satu aplikasi kon"ugasi adalah transfer molekul &' eksogen ke dalam

    mitokondria mamalia. +etode ini dilakukan dengan menyisipkan sekuens oriT ke konstruksi

    &', memasukkan konstruksi &' ke dalam E.coli, dan mengintroduksi &' yang dapat

    berpindahpindah melalui kon"ugasi. +etode ini dapat dilakukan untuk mengkonstruksi &'

    secara in vitro dan untuk mempela"ari ekspresi dari &' mitokondria pada mamalia. Transfer

    &' utas tunggal secara kon"ugasi merupakan substrat yang baik untuk rekombinasi ke

    dalam genom mitokondria endogen, untuk mengkarakterisasi sistem rekombinasi mitokondria

    dan kemungkinan "uga dapat memodifikasi genom tersebut sehingga merupakan aplikasi yang

    baik untuk penelitian dasar maupun aplikatif (

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    11/15

    regularl" interspaced short palindromic repeats yang ditransfer melalui kon"ugasi. $el akan

    direkayasa berbeda dari sel target untuk melakukan 'noc'do+n gen, sehingga manipulasi

    target populasi sel dapat dilakukan tanpa kontak langsung. Pada percobaan ini, sistem

    %7C$P7 ditransfer melalui kon"ugasi pada sel target E.coli untuk menekan ekspresi gen

    m7BP. 7egulasi gen oleh %7C$P7, represi atau aktivasi, diharapkan dapat membunuh sel

    dengan cara pemotongan &' dengan situs %as yang aktif, bahkan transmisi sirkuit

    %7C$P7 yang membuat respon seluler. Transfer sistem %7C$P7 melalui kon"ugasi ini

    memiliki peran besar dalam mengatur populasi bakteri di berbagai tempat (-i et al. 201.

    SIMPULAN

    )ontrol positif pada donor tumbuh karena E.coli $11 pir memba*a transposon

    miniTn5 )mryang resisten kanamisin sehingga dapat tumbuh di media. )ontrol negatif tidak

    tumbuh karena donor tidak ada resisten terhadap rifampin. $ebaliknya, kontrol positif resipien

    dapat tumbuh karena C.violaceum dan R.sphaeroides 2..1 memiliki resistensi terhadap

    rifampin, namun tidak ada resistensi terhadap kanamisin. Tumbuhnya transkon"ugan pada

    media yang berisi kedua antibiotik menun"ukkan kon"ugasi berhasil.

    Plasmid p/TminiTn5 )mr dariEscherichia coli $11 pirberhasil dipindahkan ke

    Rhodobacter sphaeroides 2..1 dan Chromobacterium violaceum. &engan demikian,

    transkon"ugan yang resisten kanamisin dan rifampisin "uga berhasil didapat, khususnya pada

    transkon"ugan C.violaceum. $ifat resisten kanamisin pada transkon"ugan didapat dari plasmid

    yang memba*a transposon, transposon tersebut mengkodekan gen yang resisten kanamisin.

    $ifat resisten rifampisin berasal dari sel resipien sendiri yang memiliki sifat tersebut.

    Transkon"ugan R.sphaeroides 2..1 cenderung sulit dikon"ugasi karena memiliki

    sistem 7'i dan lima buah plasmid. )on"ugasi cenderung berlangsung secara acak sehingga

    terdapat plasmid pada R.sphaeroides 2..1 ada yang tidak mengekspresikan sifat donor.

    Plasmid bunuh diri p/T dapat tinggal pada donor karena keberadaan protein yang

    dikodekan oleh genpirpada bakteri donor yang merupakan syarat bagi plasmid untuk dapat

    bereplikasi.

    $emakin banyak "umlah sel yang melakukan kon"ugasi, semakin besar kemungkinan

    kon"ugasi dapat ter"adi karena semakin banyak sel yang melakukan kontak, terlihat dari hasil

    pengamatan dimana resipien dengan volume 50 lebih berhasil melakukan kon"ugasi

    dibandingkan dengan resipien yang volumenya 25 .

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    12/15

    DAFTAR PUSTAKA

    %edric lm 22226.

    )im 9-, )im -$, ee C>, 7hee >-, ee -). 2004. $uperoGide generation by chlorophyllide a

    reductase ofRhodobacter sphaeroides.4 Biol Chem 2438314330.

    )limke E et al. 2005. The mating pair stabili#ation protein, Tra', of the B plasmid is an

    outermembrane protein *ith t*o regions that are important for its function in

    con"ugation.Microbiolog" 151(118352350.

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    13/15

    )och , !asar $, 7ichter 7. 2011. >P% of carbohydrates. &i dalam8 Eaksmund#ka>a"nos

    +, $herma -, editor. igh Performance 7i&uid Chromatograph" in Ph"tochemical

    6nal"sis. !oca 7aton8 %7%. >lm 32.

    )ontur E$ et al. 2012. 7evised seHuence and annotation of the Rhodobacter sphaeroides

    2..1 genome.4 Bacteriol 1(2801601.

    )umar +7. 2012. Chromobacterium violaceum8 rare bacterium isolated from a *ound over

    the scalp.$nt 4 6ppl Basic Med Res 2(1802.

    in et al. 2011. Cnhibition of bacterial con"ugation by phage +13 and its protein g3p8

    Huantitative analysis and model.P7o* 8E 6(58111.

    odge -, und P, +inchin $. 200. ene Cloning Principles and 6pplications. 'e* lm 1504.

    7oy P>. 200. ?enetic mechanisms of transfer of drug resistance. &i dalam8 +ayers &,

    editor.6ntimicrobial 5rug Resistance Mechanisms of 5rug Resistance. :olume ke1.

    'e* umana. >lm 523.

    $chuck $, Eeinhold , uu :T, !ald*in CT. 201. Csolating fungal pathogens from a

    dynamic disease outbreak in a native plant population to establish plantpathogenbioassays for the ecological model planticotiana attenuata.P7o* 8E (811.

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    14/15

    $malla ), -echalke $, Top 9+. 2015. Plasmid detection, characteri#ation, and ecology.

    Microbiol *pec 3(3811.

    $tarr %, 9vers %, $tarr . 2011.Biolog" Concepts and 6pplications +ithout Ph"siolog". 9d

    ke4. !elmont8 !rooks;%ole.

    $trand T, ale 7, &egnes )B, ando +, :alla $. 201. ne* and improved hostindependent plasmid system for 7)2based con"ugal transfer.P7o* 8E (3816.

    :an der Aost -, $*ast &%, -ore ++. 201. Prokaryotic argonautesvariation on the 7'

    interference theme.Microb Cell 1(5815415.

    Eaag &+, &e$ha#er &. 2005. ?landers8 ne* insights into an old disease. &i dalam8

    indler 9, ebeda B-, )orch ?E, editor. Biological 9eapons 5efense $nfectious

    5isease and Counterbioterrorism. Toto*a8 >umana. >lm 20234.

    Eilson -E. 2006. ?enetic eGchange in bacteria and the modular structure of mobile &'

    elements. &i dalam8 'ickerson %, $churr +-, editor. Molecular Paradigms of$nfectious 5isease 6 Bacterial Perspective. 'e* lm 35.

  • 7/24/2019 Laporan Transkonjugasi

    15/15

    LAMPIRAN

    (