laporan gueh.docx

Upload: ageng-warasta

Post on 07-Feb-2018

262 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    1/31

    LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI DAERAH

    WATURANDA, KECATAMAN KARANGSAMBUNG,

    KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Lapangan

    Disusun Oleh:

    Nida Muthia Lamis

    1200052

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2014

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    2/31

    ABSTRAK

    Daerah penelitian terletak di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten

    Kebumen, Jawa Tengah. Secara geografis, penelitian ini terletak pada daerah

    Waturanda dengan koordinat UTM (Zona 49), 353000-359000 E, 9158000-

    9166000 S. Penelitian dilakukan selama 12 hari, dari tanggal 09 Juni hinggal

    tanggal 21 Juni 2014 dengan melakukan studi geomorfologi dan dilanjutkan

    dengan observasi dan pengambilan data di lapangan. Selanjutnya, data tersebut

    dianalisis untuk mengetahui aspek stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi ,

    dan potensi daerah penelitian.

    Daerah penelitian dibagi menjadi delapan satuan geomorfologi yaitu

    satuan perbukitan kompleks, satuan lembah antiklin, satuan lembah homoklin,

    satuan punggungan homoklin, satuan perbukitan lipatan, satuan dataran alluvial,

    dan satuan bukit terisolasi, satuan perbukitan sinklin. Stratigrafi daerah penelitian

    terdiri dari tujuh satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda, yaitu satuan

    batulempung,satuan batuan beku,satuan breksi, satuanbatupasir-batulempung,

    satuan kalkarenit dan satuan endapan aluvial. Struktur geologi yang berkembangdi daerah penelitian berupa lipatan (antiklin Karangsambung dan sinklin

    Kedungbener) dan sesar (sesar menganan Luk Ulo, sesar naik Krembeng, sesar

    mengiri Kali Jaya,sesar menganan Kali Soka dan sesar mengiri Kali mendek).

    Sejarah Geologi dimulai pada Oligosen dengan pengendapan satuan

    batulempung, kemudian diintrusi oleh satuan batuan beku Gunung Bujil dengan

    bukti terdapat efek bakar, kemudian pengendapan secara selaras satuan breksi

    pada kala Miosen Awal. Setelah itu pada Miosen Tengah diendapkan secara

    selaras satuan batulempung-batupasir, satuan batugamping-batulempung dan

    satuan kalkarenit. Kemudian terjadi aktivitas tektonik yang menyebabkan

    pensesaran dan perlipatan dan pada kala resen diendapakan satuan endapan

    aluvial secara tidak selaras. Potensi daerah berupa pertambangan, seperti

    penambangan breksi, penanambangan alluvial, pemanfaatan soil, serta daerah

    geowisata.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    3/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Kuliah Geologi Lapangan GL-3204 merupakan salah satu mata kuliah wajib

    bagi mahasiswa Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung. Kuliah lapangan

    ini dilaksanakan selama 35 hari di Karangsambung, Kabupaten Kebumen,

    Provinsi Jawa Tengah untuk mempelajari ilmu geologi lapangan khusunya

    mengenai pemetaan. Ilmu pemetaan geologi adalah syarat mutlak yang harus

    dimiliki oleh mahasiswa program studi teknik geologi sebagai dasar untuk

    melakukan jenis pemetaan-pemetaan lainnya.

    Daerah Karangsambung merupakan salah satu daerah di Indonesia yang

    memiliki keanekaragaman bentuk fenomena geologi, berupa kelengkapan jenis

    batuan, kekayaan bentukan geomorfologi, sejarah geologi, hingga keterdapatan

    ratusan bukti struktur geologi menjadi alasan yang tepat untuk menjadikan

    Karangsambung sebagai model pertama untuk mempelajari geologi lapangan .

    Selain itu, Karangsambung merupakan daerah yang sangat menarik ditinjau dari

    sejarah geologi.

    Laporan ini ditulis dengan latar belakang untuk mengumpulkan data-data dan

    menganalisis secara detail hasil pemetaan daerah Karangsambung yang telah

    dilakukan oleh penulis.

    1.2

    Maksud dan Tujuan

    Maksud penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Geologi Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2014 - 27 Juni 2014

    oleh Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,

    Institut Teknologi Bandung.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    4/31

    Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memberikan informasi

    atau gambaran mengenai geomorfologi, stratigrafi, kondisi struktur geologi ,

    sejarah geologi, potensi di dareah pemetaan penulis khususnya yaitu Daerah

    Waturanda.

    1.3Lokasi Daerah Penelitian

    Daerah penelitian terletak di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten

    Kebumen, Jawa Tengah. Secara geografis, daerah penelitian terletak khususnya

    Daerah Waturanda, dengan koordinat UTM 353000-359000 E, 9158000-9166000

    S. Lokasi penelitian berada berada 18 kilometer di bagian Utara Kota Kebumen.

    Luas wilayah pemetaan seluas 6x8 kilometer dengan batas daerah bagian Utara

    merupakan Desa Watutumpang, Desa Banjarsari, Desa Watulawang, dan desa

    Kalikemang dan hulu sungai Kali Desa, Kali Mendek, Kali Sana, Kali Jirek, Kali

    Pelikon,dan Kali Wuluh. Bagian Selatan dibatasi oleh Gunung Jampes, Desa

    Larangan, Desa Krakal, Desa Delisen, Desa Cantel, Desa Widoropayung Timur

    dan Hulu Kali Gupit. Bagian Barat dibatasi oleh Gunung Jampes, Desa Gua,

    Desa Erasiwaru, Kali Kedungbener, Gunung Dliwang, dan Kalikemong. Bagian

    Timur dibatasi oleh Desa Pasanggrahan, Desa Karanggude, Kali Waju, Kali

    Terus, Desa Sembada, Kalipenggung, Desa Gayam, Desa Rawajambe, Desa

    Seprih, Kaliwadas, Desa Sambeng, dan Kali Prekuh.

    1.4Geografi Daerah Penelitian

    Keadaan geografi dari Karangsambung ini mencakup:

    1.4.1 Gambaran Umum Situasi Setempat

    Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari

    Lajur Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas

    dataran rendah hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak teratur

    yang mencapai ketinggian hingga 520 m. Musim hujan di daerah ini

    berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    5/31

    hingga September. Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-

    April dan September-Oktober. Pada saat kuliah lapangan dilaksanakan, cuaca

    di daerah penelitian masih tidak menentu pada saat hari-hari terakhir

    pemetaan, cuaca hujan. Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang,

    karena di beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau

    dijadikan hutan produksi .

    1.4.1 Penduduk

    Sebagian besar penduduk di daerah Karangsambung beragama islam. Pada

    umumnya penduduk bekerja sebagai petani seperti mengolah sawah,

    berkebun, berladang, menyadap getah pinus. Mereka biasa menyelingi

    pekerjaan bertani dengan menambang kerikil dan pasir di sungai, atau

    membuat batu bata. Sebagian kecil bekerja sebagai pedagang, pegawai

    pemerintahan atau merantau ke luar daerah. Hasil pertanian selain padi adalah,

    tembakau, ubi kayu, petai, kelapa, jagung, pisang dan sedikit sayur-mayur.

    Sebagian penduduk memelihara ternak seperti ayam, kambing atau sapi.

    Makanan utama penduduk adalah nasi dan sebagian kecil lainnya

    mengkonsumsi oyek yang terbuat dari ubi kayu. Berdasarkan sensus penduduk

    tahun 2008, Penduduk Kecamatan berjumlah 44.122 jiwa.

    1.4.2 Musim

    Musim di daerah penelitian terdiri dari 2 musim, yaitu musim hujan dan

    musim kemarau. Musim penghujan di daerah ini berlangsung selama Oktober-

    Maret dan musim kemarau selama April - September.

    1.4.3 Flora dan Fauna

    Flora yang terdapat di daerah ini umumnya terdiri dari tanaman industri

    (pinus, jati), padi, tanaman palawija (pisang, nanas, pepaya) dan rumput liar.

    Namun, pada Daerah BuluKuning dan Pagerrori jalan menuju puncaknya

    ditutupi oleh tanaman rambat yang lebat dan tanaman berduri, hendaknya

    memakai sarungtangan ketika melewati daerah tersebut.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    6/31

    Fauna yang berbahaya di daerah Karangsambung berupa ular

    kalajengking,dan tawon. Perlu pencegahan yang baik untuk mengantisipasi

    serangan hewan-hewan berbahaya seperti memakai pakaian panjang dan

    sepatu tertutup.

    1.4.4 Tingkat Pendidikan

    Fasilitas pendidikan formal yang ada di daerah Karangsambung dan

    sekitarnya terbatas hanya sampai pada jenjang setingkat SLTP. Di daerah ini

    terdapat 7 sekolah setingkat SLTP yang setiap tahunnya meluluskan sekitar

    600 siswa. Dari jumlah itu sebagian kecil saja yang melanjutkan ke jenjang

    SLTA di kota Kebumen. Bagi siswa yang tinggal di desa-desa di Kecamatan

    Sadang, mereka sedikitnya menempuh perjalanan sejauh 30 km ke Kebumen.

    Walaupun pendidikan adalah salah satu masalah di daerah Karangsambung,

    bagi mereka yang berkesempatan melanjutkan pendidikan hingga ke

    perguruan tinggi, tercatat beberapa oang putra daerah Karangsambung

    berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana S1.

    1.5Metode Penelitian

    Penelitian menggunakan beberapa metoda, diantaranya :.

    Pemetaan geomorfologi, pemetaan ini berguna untuk menduga litologi dan

    struktur yang ada di daerah penelitian.

    Pengamatan data litologi.

    Pemetaan data struktur.

    Studi literatur, diperlukan untuk mengetahui umur dari satuan batuan yang

    ada di lokasi penelitian

    Analisis dan pengolahan data, tahap ini dilakukan setelah semua data

    lapangan diambil. Hal ini dilakukan untuk menafsirkan sejarah geologi

    daerah penelitian.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    7/31

    1.6Sistematika Pembahasan

    Sistematika pembahasan pada makalah ini akan dibagi menjadi beberapa bagian

    yang diterangkan sebagai berikut :

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah, lingkup kajian,

    lokasi daerah penelitian, gambaran situasi setempat, metode penelitian dan

    sistematika pembahasan.

    BAB 2 GEOMORFOLOGI

    Berisi pembahasan mengenai geomorfologi daerah pemetaan penulis, yaitu daerah

    Waturanda seperti uraian tentang bentang alam, pengaruh struktur dan litologi

    serta proses erosi, sungai dan pola aliran, dan satuan geomorfologi.

    BAB 3 STRATIGRAFI

    Berisi pembahasan mengenai stratigrafi daerah pemetaan penulis, seperti uraian

    masing masing satuan batuan (dengan mengacu Kolom stratigrafi umum, peta dan

    penampang geologi), deskripsi satuan batuan, jenis batuan, struktur sedimen,

    interpretasi lingkungan pengendapan penyebaran batuan, dan hubungan stratigrafi

    antar satuan.

    BAB 4 STRUKTUR GEOLOGI

    Berisi pembahasan mengenai stratigrafi daerah pemetaan penulis,seperti struktur

    geologi yang berupa arah umum lapisan, penjelasan tentang struktur yang ada,

    struktur lipatan, perubahan jurus/kemiringan, dan arah sumbu. Struktur Sesar,

    yang berupa rekahan , bukti di lapangan ,dan hasil pengukuran.

    BAB 5 SEJARAH GEOLOGI

    Uraian tentang urutan kejadian keologi berdasarkan data stratigrafi dan struktur

    (diatas) dan bagan/diagram yang menggambarkan perkembangan geolog

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    8/31

    1.7Ucapan Terimakasih

    Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada para dosen Program Studi

    Teknik Geologi ITB yang telah mengajarkan ilmu geologi selama kuliah

    lapangan di kampus lapangan LIPI Karangsambung. Kamudian terimakasih juga

    kepada petugas asrama dan petugas penyedia makanan yang telah sigap melayani

    para mahasiswa. Dan terakhir ucapan terimakasih diucapkan kepada semua pihak

    yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    9/31

    BAB II

    GEOMORFOLOGI

    Daerah Karangsambung dapat dianalisis melalui foto udara dan peta

    topografi. Dari hasil analisis foto udara, terdapat rona gelap pada foto udara yang

    memperlihatkan relief tinggi dan terjal yang merupakan bagian scarp slope,

    terdapat rona gelap pada foto udara yang memperlihtkan rona terang yang

    menunjukkan relief rendah, merupakan dip slope dan lembahan. Pada daerah

    Karangsambung di bagian Selatan terlihat umumnya memiliki tona yang halus,

    yang mencirikan batuan yang lunak seperti batugamping, kalkarenit, batupasir,

    tuff, dan batulempung. Sedangkan pada Daerah Karangsambung di bagian Utara

    terlihatmemiliki tona yang kasar, yang mencirikan batuan yang keras seperti

    breksi, batu metamorf, dan batuan beku

    Dari hasil analisis peta topografi, terlihat adanya morfologi berupa

    punggungan yang berelief tinggi yang ditunjukkan oleh kontur-kontur yang rapat

    yang berarah barat-timur, yang membatasi suatu lembahan yang memiliki arah

    serupa punggungan tersebut dipisahkan oleh sungai luk ulo berarah utara-selatan.

    Dari pola aliran sungai daerah Karangsambung terdiri dari beberapa pola

    yaitu:

    Pola trelis, terjadi pada daerah yang mengalami perlipatan sehingga arah

    aliran mengikuti strike

    Pola dendritik, terdapat pada daerah berelief rendah

    Pola radial, terdapat di daerah pegunungan, mencirikan pola adanya

    pegunungan, arah aliran mengikuti dipslope/scarpslope suatu gunung

    Pola rectangular, terjadi di daerah yang dilalui sesar

    Terlihat pula adanya gejala pembelokan sungai sebagai indikasi adanya

    sesar.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    10/31

    Gemorfologi merefleksikan kondisi litologi dan struktur geologi yang

    berkaitan dengan tahapan proses geomorfik yang memberikan gambaran bentuk

    bentang alam yang khas. Bentang alam di permukaan bumi sangat dipengaruhi

    oleh proses eksogen dan proses endogen yang terjadi. Bentuk bentang alam yang

    terlihat sekarang merupakan cerminan proses-proses geologi yang berperan dalam

    kurun waktu tertentu. Dalam perkembangan bentuk muka bumi dikontrol oleh

    beberapa faktor utama, antara lain: struktur, proses dan tahapan (Lobeck, 1939).

    Bentuk bentang alam daerah penelitian berupa lembah memanjang berarah

    Barat-Timur yang dibatasi oleh perbukitan di bagian Utara dan Selatan. Morfologi

    ini dikontrol oleh kondisi litologi dan struktur geologi berupa lipatan yang

    menunjam dan sesar-sesar sehingga memberikan gambararan bentang alam yang

    karakteristik dengan bentuk amphiteater yang membuka ke arah Barat. Sungai

    utama yang mengalir di daerah penelitian yaitu sungai Luk Ulo dengan aliran

    berarah Utara-Selatan.

    Daerah pemetaan

    Gambar 3.1Fotoudara daerah Karangsambung (Slide kuliah geomorfologi, 2012)

    Dari hasil pengamatan dan analisa peta topografi berdasarkan bentuk,

    tekstur, dan pola yang ada dengan dasar klasifikasi satuan geomorfologi menurut

    Lobeck (1939), daerah penelitian Waturanda dibagi menjadi 6 satuan

    geomorfologi :

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    11/31

    1. Satuan Punggungan Sinklin

    2.

    Satuan Lembah Antiklin

    3. Satuan Punggungan Homoklin

    4. Satuan Perbukitan Lipatan

    5.

    Satuan Bukit Terisolir

    6. Satuan Dataran Aluvial

    3.1.1 Satuan Punggungan Sinklin

    Satuan ini menempati 8% daerah penelitian terdapat di bagian Utara

    daereah pemetaan dengan kelurusan Barat - Timur. Satuan ini dicirikan oleh pola

    kontur yang rapat dan relief kasar. Litologi penyusun satuan ini memiliki tingkat

    ketahanan yang tinggi terhadap erosi yaitu breksi dan batupasir. Kemiringan

    lapisan umum Utara dan Selatan di daerah ini saling berlawanan membentuk

    sinklin seperti yang dapat diamati pada lereng Gunung Paras. Pola aliran sungai di

    daerah ini umumnya radial. Sungai-sungai yang mengalir pada satuan ini

    memiliki lembah yang sempit dan dalam berbentuk V yang menunjukkan tahapan

    geomorfik muda.

    Foto 3.1 Geomorfologi punggungan sinklin (foto diambil dari Bedahan

    menghadap Baratlaut)

    3.1.2 Satuan Lembah Antiklin

    Satuan ini menempati 30% daerah penelitian terletak di bagian Utara

    daerah penelitian yang memanjang dari Barat ke Timur. Satuan ini dicirikan oleh

    Punggungan

    sinklin

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    12/31

    daerah yang landai dengan pola kontur yang renggang dan memiliki relief yang

    halus dikontrol oleh struktur geologi berupa lipatan, sesar dan kekar serta proses

    sedimentasi dan erosi yang terus berlangsung. Litologi penyusun satuan ini yaitu

    batulempung dan batupasir. Satuan ini didominasi oleh batuan lunak yang mudah

    tererosi yang memiliki tingkat ketahanan yang relatif sama terhadap erosi

    sehingga membentuk morfologi yang landai.

    Kemiringan lapisan umum Utara dan Selatan di daerah ini saling

    berlawanan membentuk antiklin. Daerah ini sebelumnya diyakini merupakan

    suatu antiklin yang besar, namun oleh proses erosi yang terjadi membuat daerah

    ini membentuk suatu lembah antiklin. Tingkat erosi yang kuat cenderung terjadi

    pada puncak antiklin yang kemungkinan dikontrol oleh kekar-kekar pada daerah

    tersebut yang menjadi bidang lemah bagi air yang melewatinya. Pola aliran sungai

    pada satuan ini yaitu trelis. Lembah sungai lebar dan dangkal berbentuk U yang

    digolongkan tahap geomorfik dewasa.

    Foto 3.2 Geomorfologi lembah antiklin (foto diambil dari lereng Gunung Prahu

    menghadap arah Selatan)

    3.1.3 Satuan Punggungan Homoklin

    Satuan ini menempati 25% daerah penelitian terdapat di tengah daerah

    pemetaan yang memanjang dari Barat ke Timur. Satuan ini dicirikan oleh

    perbukitan dengan pola kontur yang rapat dan arah kemiringan lereng yang

    Lembah antiklin

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    13/31

    seragam. Litologi penyusun satuan ini relatif resisten terhadap pelapukan dan

    erosi terdiri dari breksi, batupasir breksian, dan batupasir. Bagian Barat dan Timur

    satuan ini dipisahkan oleh sungai Luk Ulo yang kemungkinan dikontrol oleh

    struktur geologi. Pola aliran sungai pada satuan ini umumnya radial. Sungai-

    sungai yang mengalir memiliki lembah yang sempit dan dalam berbentuk V yang

    mencerminkan erosi vertikal lebih dominan dibandingkan dengan erosi lateral.

    Selain itu proses erosi lebih dominan dibandingkan dengan proses sedimentasi.

    Berdasarkan karakteristik tersebut maka satuan ini tergolong tahapan geomorfik

    muda. Satuan perbukitan homoklin ini meliputi daerah Gunnung Waturanda,

    Bukit Selaranda, Bukit Bulukuning, Gunung Gedog, dan lain-lain.

    Foto 3.3 Geomorfologi punggungan homoklin (foto diambil dari lereng G Prahu

    menghadap arah tenggara)

    3.1.4 Satuan Perbukitan Lipatan

    Satuan ini menempati 25% daerah penelitian terdapat di bagian Selatan

    daerah penelitian. Satuan ini dicirikan oleh perbukitan dengan kontur rapat danarah dip slopesaling berlawanan yang membentuk sinklin dan antiklin. Litologi

    penyusun satuan ini memiliki tingkat ketahanan yang relatif tinggi terhadap erosi.

    Dari pengamatan di lapangan, litologi yang terdapat pada satuan ini terdiri dari

    perselingan tuf dengan batupasir tufan.

    3.1.5 Satuan Bukit Terisolir

    Satuan ini menempati 2% daerah penelitian. Satuan ini dicirikan oleh pola

    kontur rapat dan relatif melingkar yang terletak di antara pola kontur yang

    Punggungan

    homoklin

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    14/31

    renggang. Topografi bukit yang menonjol tersebut mencerminkan litologi

    penyusunnya berbeda dengan litologi di sekitarnya. Satuan ini disusun oleh

    litologi yang memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap pelapukan dan

    erosi. Satuan ini meliputi Gunung Bujil yang merupakan fragmen batuan beku dan

    Bukit Jatibungkus yang merupakan fragmen batugamping.

    Foto 3.4 Geomorfologi bukit terisolir (foto diambil dari lereng Utara G. Brujul

    menghadap ke arah Timurlaut)

    3.1.6 Satuan Dataran Aluvial

    Satuan ini menempati 10% daerah penelitian yang sebagian besar terletak

    di Sungai Luk Ulo dan sekitarnya. Litologi penyusun satuan ini terdiri dari

    material-material lepas yang merupakan hasil rombakan dibawa oleh aliran

    sungai, berukuran mulai dari pasir halus hingga bongkah. Material tersebut terdiri

    dari batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sungai Luk Ulo

    memiliki karakteristik antara lain sungai yang berkelok-kelok (meandering),

    dataran banjir yang cukup luas dan percepatan aliran yang rendah

    mengindikasikan satuan ini berada pada tahap geomorfik tua.

    Bukit

    Terisolir

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    15/31

    Foto 3.5 Geomorfologi dataran aluvial (foto diambil di pinggir sungai Luk Ulosebelah Barat Jatibungkus menghadap Selatan)

    3.1.7 Pola Aliran Sungai

    Secara genetik sungai di daerah penelitian teridiri atas 3 tipe yaitu

    konsekuen, obsekuen, dan subsekuen. Tipe konsekuen merupakan tipe sungai

    yang arah alirannya relatif searah dengan arah umum kemiringan lapisan seperti

    Sungai Luk Ulo. Tipe obsekuen mempunyai arah aliran yang berlawanan dengan

    kemiringan lapisan seperti Kali Sadang dan Kali Klepoh. Tipe subsekuenmerupakan tipe sungai yang arah alirannya relatif sejajar dengan jurus dari

    lapisan seperti Kali Welaran.

    Pola aliran sungai yang umum di daerah pemetaan yaitu radial dan trelis.

    Pola radial dapat dikenali dari aliran-aliran sungai yang berasal dari suatu puncak

    dengan cabang-cabang sungai mengikuti lereng misalnya Kali Gumorang yang

    pusatnya di Bukit sebelah Barat Gunung Bulukuning. Pola trelis yang dikontrol

    oleh lipatan berarah relatif sejajar dengan jurus lapisan seperti kali Welaran.

    3.2 Stratigrafi

    Klasifikasi penamaan satuan stratigrafi daerah penelitian menggunakan

    sistem penamaan stratigrafi tidak resmi yang didasarkan atas ciri litologi dominan

    yang diamati dilapangan. Berikut adalah satuan stratigrafi berdasarkan dari yang

    paling tua hingga muda.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    16/31

    3.2.1 Satuan Batulempung

    Satuan batulempung merupakan satuan yang memiliki umur paling tua di

    daerah penelitian. Berdasarkan analisa penampang geologi, satuan ini memiliki

    ketabalan 937,5 m. Satuan ini memiliki paenyebaran pada satuan dataran lembah

    antiklin. Secara umum satuan ini terdiri dari litologi batulempung, batupasir,

    batugamping, dan batuan beku. Batulempung merupakan litologi yang sangat

    dominan yang secara umum dicirikan dengan warna abu-abu kehijauan sampai

    abu-abu gelap, dan bidang belah memperlihatkan slicken side di permukaannya

    yang menunjukkan adanya penggerusan yang kuat. Batugamping dan batuan beku

    hadir sebagai fragmen dalam satuan batulempung ini dengan bentuk membundar

    tanggung.

    Foto 3.6 Kenampakan batulempung bersisik (scaly clay) di Kali Jebug

    Kemiringan lapisan satuan ini secara umum dapat dibagi menjadi dua

    yaitu pada bagian Utara kemiringan lapisan berarah ke Utara sedangkan bagian

    Selatan satuan ini memiliki kemiringan lapisan ke arah Selatan dengan jurus

    relatif Barat - Timur. Apabila direkonstruksi pada penampang maka terlihat

    bentuk antiklin. Beberapa singkapan yang dijumpai pada satuan ini sulit diamati

    bidang perlapisannya karena kenampakan permukaan yang menyerpih dan lapuk.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    17/31

    Foto 3.7 Singkapan batulempung lapuk dengan kenampakan menyerpih

    Ciri Litologi

    - Batulempung, warna abu-abu kehijauan sampai abu-abu gelap, beberapa

    bersifat karbonatan dan berstruktur sisik (scaly clay), kompak.

    - Batupasir, warna abu-abu, ukuran butir pasir halus - pasir sedang,

    pemilihan baik, bentuk butir menyudut tanggung, kemas tertutup,

    porositas baik, tersusun oleh kuarsa, felspar, litik, beberapa bersifat

    karbonatan, kompak.

    Bedasarkan ciri litologi di atas maka umur satuan batulempung ini dapat

    disetarakan dengan umur Formasi Karangasambung yaitu berumur Eosen.

    Kehadiran batulempung yang sangat tebal mengindikasikan sistem pengendapan

    satuan ini secara umum yaitu suspensi, pergerakan vertikal sangat dominan

    dibandingkan dengan pergerakan lateral. Selain itu fragmen-fragmen batuan

    berukuran bongkah seperti Bukit Jatibungkus dan Gunung Bujil menunjukkan

    adanya proses geologi khusus yang terjadi. Berdasarkan karakteristik litologi dan

    sistem pengendapan maka lingkungan pengendapan satuan ini yaitu laut dalam

    yang merupakan olistostrom atau dikenal juga dengan sedimentary melange.

    Olistostrom merupakan gejala pencampuran di bawah permukaan air akibat gaya

    gravitasi di lingkungan cekungan tektonik yang aktif. Kehadiran fragmen-fragmen

    berukuran bongkah yang besar menyebabkan penggerusan yang kuat sehingga

    menghasilkan kenampakan gores garis pada permukaan batulempung yang

    dikenal sebagaiscaly clay.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    18/31

    3.2.2 Satuan Breksi A

    Satuan Breksi A merupakan satuan tertua kedua di daerah penelitian.

    Satuan ini diendapakan secara selaras di atas satuan batulempung. Berdasarkan

    analisa penampang geologi diperoleh ketebalan satuan ini yaitu 112,5 m. Satuan

    ini memiliki penyebaran pada zona batas antara lembah antiklin dengan scarp

    slope punggungan homoklin. Pada satuan ini sulit diamati bidang perlapisan

    sehingga sulit untuk menentukan kedudukan lapisan.

    Ciri Litologi

    - Breksi, warna abu-abu gelap, kerikil - kerakal, pemilihan buruk, menyudut

    - menyudut tanggung, kemas terbuka, porositas buruk, terdiri dari fragmen

    batuan beku basaltik, andesitik; batupasir, matriks berukuran lempung,

    kompak.

    Dari karakteristik litologi, satuan breksi ini diendapkan dengan mekanismeyang sama dengan pengendapan satuan batulempung yaitu olistostrom.

    Pengendapan klastik halus berukuran lempung secara suspensi kemudian

    menerima fragmen-fragmen batuan beku dan batupasir yang berukuran kerikil -

    kerakal. Fragmen-fragmen tersebut diperkirakan bersumber dari tepi cekungan

    yang aktif secara tektonik. Banyaknya fragmen batuan beku menunjukkan hasil

    dari vulkanisme aktif. Berdasarkan ciri litologi di atas maka umur satuan breksi A

    dapat disetarakan dengan umur Formasi Totogan yaitu berumur Oligosen.

    3.2.3 Satuan Breksi B

    Satuan breksi B diendapkan secara selaras di atas satuan breksi A. Hal ini

    terlihat dari kontak tegas antara satuan breksi A dan satuan breksi B, kesamaan

    bidang, dan kemiringan lapisan. Satuan breksi B dibedakan dari satuan Breksi A

    karena perbedaan ukuran matriks. Satuan breksi B memiliki matriks berukuran

    pasir sedang - pasir kasar sedangkan satuan breksi A memiliki matriks berukuran

    lempung. Perbedaan ukuran matriks tersebut menunjukkan perbedaan sistem

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    19/31

    pengendapan. Dari analisis penampang geologi, ketebalan satuan ini yaitu 837,5

    m. Satuan ini memiliki penyebaran pada satuan berbukitan homoklin dan satuan

    perbukitan sinklin. Kemiringan lapisan breksi ini pada punggungan homoklin

    umumnya memiliki arah ke Selatan dengan jurus relatif Barat - Timur sedangkan

    pada punggungan sinklin sulit dijumpai bidang perlapisan sehingga kedudukan

    lapisan sulit ditentukan. Satuan ini terdiri dari litologi, breksi, batupasir, dan

    batupasir breksian dengan kontak antara breksi dengan batupasir breksian yaitu

    berangsur. Satuan ini memiliki struktur sedimen gradded bedding dan laminasi

    sejajar.

    Foto 3.8 Singkapan breksi vulkanik di pinggir jalan daerah Gunung Waturanda

    (foto diambil dari pinggir jalan menghadap arah Selatan)

    Ciri Litologi

    - Breksi, warna abu-abu gelap, kerikil - berangkal, pemilihan buruk - sangat

    buruk, menyudut - menyudut tanggung, kemas terbuka, porositas baik,

    fragmen batuan beku basaltik, andesitik; skoria, matriks pasir sedang -

    pasir kasar, sangat kompak.

    - Batupasir breksian, warna abu-abu gelap, pasir sedang - pasir kasar,

    pemilihan sedang, menyudut tanggung, kemas terbuka, porositas baik,

    terdiri dari kuarsa, fragmen basaltik, andesitik; kompak.

    -

    Batupasir, warna abu-abu, pasir halus - pasir sedang, menyudut tanggung,

    kemas tertutup, porositas baik, terdiri dari kuarsa, litik; kompak.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    20/31

    Foto 3.9 Fragmen basalt bertekstur amygdaloidaldi dalam matriks pasir sedang

    kasar pada singkapan breksi vulkanik (foto diambil di lokasi penambangan daerahClebok sebelah Barat sungai Luk Ulo)

    (Foto oleh : Muhamad Yusuf Abdul Madjid)

    Foto 3.10 Batupasir breksian pada satuan breksi B

    Bentuk butir yang menyudut sampai menyudut tanggung menunjukkan

    transportasi yang tidak jauh. Pemilahan buruk menunjukkan pengendapan oleh

    longsoran dengan sumber yang memiliki keanekaragaman ukuran butir.Berdasarkan ciri litologi dan struktur sedimen yang ada, maka satuan ini

    diendapkan dengan mekanisme gravity mass flow oleh rezim arus turbidit.

    Gerakan massa pada arus turbidit disebabkan oleh gaya gravitasi, sehingga

    material-material yang berukuran yang besar terendapkan terlebih dahulu

    kemudian diikuti oleh material-material yang berukuran relatif lebih kecil dan

    membentuk struktur gradded bedding. Berdasarkan keterangan tersebut

    lingkungan pengendapan pada satuan ini berada padasubmarin fan di lingkungan

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    21/31

    laut dalam. Berdasarkan ciri litologi, umur satuan breksi ini dapat disetarakan

    dengan Formasi Waturanda yang berumur Miosen Awal.

    3.2.4Satuan Batulempung-Batupasir

    Satuan batulempung-batupasir ini diendapkan secara selaras di atas satuan

    breksi B. Hal ini terlihat dari kontak tegas, bidang perlapisan, dan kesamaan

    kemiringan lapisan antara satuan ini dengan satuan breksi B. Berdasarkan analisa

    penampang geologi, satuan ini memiliki ketebalan 787,5 m. Satuan ini memiliki

    penyebaran pada bagian Utara satuan perbukitan lipatan. Kemiringan lapisan

    secara umum berarah ke Selatan. Satuan ini merupakan perselingan batulempung

    dan batupasir dengan sisipan kalkarenit. Batulempung lebih dominan pada satuan

    ini sehingga dinamakan satuan batulempung-batupasir.

    Foto 3.11 Singkapan perselingan batulempung dengan batupasir dengan sisipan

    kalkarenit di Kali Jaya

    Ciri Litologi

    -

    Batulempung, warna abu-abu, umumnya karbonatan, getas.

    - Batupasir, warna abu-abu, ukuran butir pasir halus - pasir sedang, bentuk

    butir menyudut tanggung, kemas tertutup, umumnya karbonatan, terdiri

    dari kuarsa, litik, kalsit; kompak.

    - Kalkarenit, warna putih keabuan, pasir halus pasir sedang, pemilihan

    baik, menyudut tanggung, kemas tertutup, tersusun oleh kalsit, kuarsa;

    sangat kompak.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    22/31

    Foto 3.12 Kalkarenit pada singkapan perselingan batulempung-batupasir di KaliJaya

    Dalam satuan ini dijumpai struktur sedimen berupa laminasi sejajar

    (parallel lamination), laminasi silang siur (cross lamination), convolute, ripple,

    dan gradded bedding. Di Kaligending dijumpai mineral glukonit pada batupasir

    dan susunan struktur sedimen yang menunjukkan Sekuen Bouma.

    Struktur laminasi sejajar menunjukkan adanya arus traksi pada saat

    pengendapan batupasir yang secara bersamaan dengan pengendapan sedimen

    klastik halus berukuran lempung yang diendapkan dengan suspensi dalam satu

    fase pengendapan. Sistem pengendapan seperti ini terjadi dengan mekanisme arus

    turbidit. Pada arus turbidit, fase awal merupakan arus traksi kemudian diikuti oleh

    suspensi pada fase akhir.

    Foto 3.13 Struktur sedimen laminasi silang siur pada litologi batupasir di Kali

    Gending

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    23/31

    Di beberapa lokasi seperti di Kali Jaya, Kali Gending dan Kali Krembeng

    dijumpai struktur sedimen slump yang terbentuk akibat endapan yang belum

    terkompaksi dengan baik kemudian bergerak ke bawah oleh gaya gravitasi karena

    adanya kemiringan lereng sehingga menghasilkan bentuk seperti lipatan-lipatan

    minor. Slump biasanya dicirikan oleh perubahan cepat arah kemiringan lapisan.

    Seringkali kedudukan lapisan yang dijumpai sangat beragam dengan bentuk

    bergelombang.

    Foto 3.14 Struktur sedimenslumppada litologi kalkarenit di Kali Jaya

    Berdasarkan data lapangan yang diperoleh maka satuan ini diendapkan

    dengan mekanisme arus turbidit pada submarine fan di lingkungan laut dalam.

    Berdasarkan ciri litologi maka umur satuan ini dapat di setarakan dengan Formasi

    Penosogan yang berumur Miosen Tengah Miosen Atas.

    3.2.5 Satuan Tuf-Batupasir Tufan

    Satuan ini diendapkan secara selaras di atas satuan batupasir-batulempung.

    Berdasarkan analisa penampang, satuan ini memiliki ketebalan 250 m. Satuan ini

    memiliki penyebaran pada satuan perbukitan lipatan. Kemiringan lapisan satuan

    ini secara umum berarah ke Selatan. Satuan ini terdiri dari perselingan tuf dengan

    batupasir tufan dengan sisipan batulempung. Semakin ke atas, litologi tuf semakin

    dominan yang terlihat pada lereng bukit 224 sehingga dinamakan satuan tuf-

    batupasir tufan. Perselingan tuf dengan batupasir tufan juga terdapat di Gunung

    Wurung yang terletak di sebelah Timur bukit 224.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    24/31

    Foto 3.15 Singkapan perselingan tuf dengan batupasir tufan di lereng Utara

    Gunung Wurung

    Ciri Litologi

    - Tuf halus, putih, ukuran butir debu halus, tersusun oleh gelas; choncoidal.

    - Batupasir tufan, warna putih kecoklatan, ukuran butir pasir halus - pasir

    sedang, pemilihan baik, menyudut tanggung, kemas tertutup, porositas

    baik, terdiri dari kuarsa, litik, gelas (?); kompak.

    - Batulempung, abu-abu, bersifat karbonatan, getas.

    Kehadiran batulempung yang bersifat karbonatan menunjukkan

    lingkungan pengendapan berada di atas zona CCD yang diinterpretasi di

    lingkungan laut dangkal. Perubahan lingkungan pengendapan dari laut dalam

    menjadi laut dangkal diperkirakan terjadi oleh aktivitas tektonik. Litologi tuf yang

    dominan menunjukkan kegiatan vulkanisme aktif yang mengeluarkan material

    vulkanik terendapkan sebagai batuan piroklastik. Berdasarkan ciri litologi makaumur satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Halang yang berumur Miosen

    Atas - Pliosen.

    3.2.6 Satuan Aluvial

    Satuan aluvial merupakan satuan termuda yang terdapat di daerah

    pemetaan. Satuan ini diendapkan secara tidak selaras dengan kontak erosional dan

    tektonik. Satuan ini tersebar di sungai Luk Ulo dan sekitarnya terdiri dari

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    25/31

    material-material lepas berbentuk membundar tanggung-membundar dengan

    ukuran mulai dari pasir halus hingga berangkal. Material-material lepas tersebut

    berupa batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Fragmen batuan yang

    umum dijumpai yaitu basalt, dasit, andesit, batupasir, filit, sekis, dan kuarsit.

    Foto 3.16 Endapan aluvial pada teras sungai Luk Ulo

    3.2 Struktur Geologi

    3.3.1 Lipatan

    Pada daerah Karangsambung terdapat antiklin raksasa yang memilikikemiringan sayap-sayap mengarah ke Utara dan Selatan. Hal ini terlihat dari

    kemiringan lapisan pada lereng Gunung Paras bagian Selatan yang memilki

    kemiringan mengarah ke Utara dan kemiringan lapisan di bagian Utara Gunung

    Waturanda yang mengarah ke arah Selatan. Dari hasil observasi lapangan di

    daerah penelitian juga menunjukkan batulempung di bagian Utara secara umum

    memiliki kemiringan lapisan mengarah ke Utara seperti yang dijumpai di kali

    Pelikon dan Dukuh Wetan, namun beberapa singkapan di daerah Utara sulit

    diamati bidang perlapisannya. Sedangkan litologi batulempung dan breksi di

    bagian Selatan daerah penelitian secara umum memiliki arah kemiringan relatif ke

    Selatan. Dari hasil rekonstruksi penampang, sumbu antiklin diperkirakan berada

    di sekitar Kali Welaran. Apabila diamati dari morfologi yang berbentuk seperti

    tapal kuda, antiklin raksasa ini merupakan lipatan menunjam dengan penunjaman

    mengarah ke Timur.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    26/31

    Pada daerah pemetaan Waturanda dijumpai beberapa lipatan minor seperti

    di Kali Jaya dan Kali Krembeng. Lipatan minor yang dijumpai di Kali Jaya

    memiliki kedudukan sayap-sayap N 2 E/32 SE dan N 74 E/23 SE. Lipatan

    minor di Kali Krembeng memiliki kedudukan sayap-sayap N 260 E/16 NW dan

    N119 E/42 SW. Kehadiran lipatan-lipatan minor ini diperkirakan bagian dari

    struktur penyerta sesar utama.

    Foto 3.17 Lipatan minor yang sumbunya tererosi oleh Kali Krembeng

    Foto 3.18 Lipatan minor berupa sinklin di Kali Jaya

    3.3.2 Sesar

    Selain struktur geologi berupa lipatan, struktur geologi seperti sesar juga

    berkembang di daerah penelitian. Jenis sesar yang ada di daerah penelitian yaitu

    sesar mendatar menganan dan sesar naik. Sesar mendatar menganan terdapat di

    sungai Luk Ulo dan sesar naik terdapat di daerah Krembeng. Keberadaan sesar-

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    27/31

    sesar utama ini ditentukan dari struktur-struktur penyerta yang ada di zona sesar

    seperti lipatan minor, sesar minor.shear fracturedan tension fracture.

    a. Sesar Luk Ulo

    Sesar Luk Ulo merupakan sesar mendatar menganan yang terdapat di

    sungai Luk Ulo yang memotong punggungan Homoklin. Hal ini terlihat dari

    topografi punggungan homoklin bagian Barat dan Timur sungai Luk Ulo yang

    menunjukkan adanya pergeseran (displacement). Keberadaan sesar ini ditentukan

    dari struktur penyerta sesar seperti sesar minor dengan kedudukan N 345 E/65

    NE dan banyaknya shear fractureyang ditemukan pada singkapan perselingan

    batulempung dengan batupasir di pinggir sungai Luk Ulo sebelah Selatan bendung

    Kaligending (Lintasan KGD 4.5). Struktur penyerta sesar juga dijumpai di daerah

    Sembada berupa gores garis dengan kedudukan N 84 E/42 SE dan kedudukan

    striasi 39 SW, N 132 E dan di Kali Waju berupashear fracture.

    Foto 3.19 Gores garis pada litologi batupasir breksian di daerah Sembada

    b. Sesar Krembeng

    Sesar Krembeng merupakan sesar naik yang terdapat di kali Krembeng.

    Hal ini terlihat dari kelurusan mulai dari Duwet, Kraminan, Kali Krembeng,

    hingga Kali Jaya. Dari hasil pengamatan lapangan ditemukan adanya sesar minor

    dengan kedudukan N 55 E/36 SE dan lipatan dengan kedudukan sayap-sayap

    N 260 E/16 NW dan N119 E/42 SW. Pada daerah ini terdapat perubahan

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    28/31

    kedudukan lapisan yaitu lapisan yang memiliki arah kemiringan ke Selatan

    berubah menjadi ke Utara kemudian arah kemiringan kembali ke Selatan. Dari

    bentukan tersebut diperkirakan sesar ini merupakan sesar anjakan tipe fault

    propagation fold. Sesar ini memiliki arah jurus relatif Barat- Timur.

    Gambar 3.2 Sesar anjakan tipefault-propagation fold (slide kuliah Geologi

    Struktur, 2012)

    c. Sesar Kalijaya

    Sesar Kalijaya merupakan sesar naik berada di kali jaya. Keberadaan sesar

    ini ditentukan dari struktur penyerta sesar yang ditemukan di lapangan berupa

    lipatan minor dengan kedudukan sayap-sayap N 2 E/32 SE dan N 74 E/23 SE.

    Sesar Kalijaya ini diperkirakan merupakan terusan dari sesar Krembeng namun

    belum ditemukan bukti kemenerusan tersebut di lapangan. Sesar ini memiliki arah

    jurus relatif Barat- Timur.

    Sesar-sesar ini diperkirakan timbul pada saat pembentukan antiklin.

    Tegangan kompresif yang sangat kuat dengan arah Utara-Selatan menyebabkan

    pergeseran di beberapa titik yang merupakan bidang lemah menghasilkan sesarmendatar. Selain itu, tegangan yang kuat tersebut juga mengahasilkan sesar

    anjakan. Kehadiran sesar-sesar ini dapat dijelaskan dengan

    3.4 Potensi Daerah

    Daerah pemetaan waturanda memiliki morfologi perbukitan, lembah dan

    dataran yang mencerminkan kondisi litologi dan struktur geologi yang berkaitan

    proses-proses geologi yang terjadi. Morfologi tersebut memberikan dampak

    positif dari sudut pandang geologi karena berpotensi menjadi sumber penghasilan

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    29/31

    penduduk maupun daerah. Potensi daerah Waturanda dari sisi geologi yaitu

    sebagai sumber bahan konstruksi dan objek wisata.

    a. Bahan Konstruksi

    Bahan konstruksi terdiri dari material-material yang berukuran pasir halus

    hingga bongkah. Material-material tersebut banyak ditemukan di daerah pemetaan

    Waturanda yang merupakan endapan aluvial. Apabila dilihat dari morfologi,

    penyebaran endapan aluvial berada pada daerah yang relatif datar yaitu di sungai

    Luk Ulo dan sekitarnya. Material-material tersebut merupakan hasil rombakan

    yang dibawa oleh sungai kemudian diendapkan di point bardan dataran banjir.

    Sungai yang besar dan morfologi sungai berkelok-kelok menyebabkan dataran

    banjir dan penyebaran endapan aluvial yang luas. Di beberapa titik kelokan sungai

    diendapkan pasir halus hingga pasir kasar.

    Foto 3.20 Penambangan breksi vulkanik di daerah Clebok

    Material pasir lepas dan batuan berukuran kerikil hingga berangkal ini

    telah ditambang oleh warga setempat dengan cara kompensional dan juga dengan

    alat sedot. Material yang ditambang dikumpulkan di pinggir sungai kemudian

    diangkut ke dalam truk pengangkut. Truk ini biasanya langsung mengantarkan

    bahan konstruksi ini kepada konsumen yang membutuhkan. Selain itu breksi

    vulkanik juga dapat dijadikan bahan konstruksi. Penambangan breksi vulkanik

    Formasi Waturanda telah dilakukan oleh warga setempat yaitu di daerah Clebok

    sebelah Barat Sungai Luk Ulo. Penambangan juga dilakukan dengan cara

    kompensional. Material hasil tambang ini kemudian diangkut menggunakan truk.

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    30/31

    b. Objek Wisata

    Litologi yang relatif resisten terhadap erosi dan pelapukan menghasilkanmorfologi perbukitan di daerah pemetaan Waturanda. Litologi tersebut terdiri dari

    breksi, batupasir breksian, dan batupaisr. Di bagian scarp slope punggungan

    homoklin banyak terdapat air terjun yang bertingkat karena litologi yang keras.

    Keberadaan air terjun ini berpotensi sebagai objek geowisata yang menarik bagi

    wisatawan apabila dikelola dengan baik tertama akses jalan menuju lokasi. Selain

    itu perjalanan wisata alam juga bisa dilakukan melewati lereng menuju puncak

    bukit untuk melihat panorama alam Karangsambung yang menakjubkan. Dataran

    lembah yang terhampar sawah-sawah yang menghijau dilalui oleh sungai-sungai

    mengalir diantaranya dikelilingi oleh perbukitan berberntuk amphiteater

    menambah suasana alam yang menarik.

    Foto 3.21 Panorama alam Karangasambung (foto diambil dari puncak Gunung

    Brujul menghadap ke arah Timurlaut)

  • 7/21/2019 Laporan Gueh.docx

    31/31

    http://karangsambung.lipi.go.id/?page_id=211