makalah kebidanan.docx

Upload: natalia

Post on 13-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakkan ternak yang diawali dengan

    bergabungnya sel telur dan sel mani sehingga terbentuk zygot, embrio, dan fetus dan diakhiri

    dengan kelahiran. Pada proses reproduksi menyangkut hewan jantan dan betina. Oleh karena

    itu, gangguan reproduksi juga menyangkut kedua jenis kelamin hewan tersebut.

    Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kemajiran atau penurunan

    kesuburan pada ternak adalah adanya ketidakseimbangan hormon reproduksi. Hormon

    reproduksi adalah hormon yang mempunyai sasaran akhir pada alat reproduksi dan dapat

    terjadi pada setiap periode dari suatu siklus reproduksi. Siklus reproduksi dapat dimulaisetelah hewan betina mencapai dewasa kelamin. Siklus reproduksi terdiri dari fase birahi,

    oulasi, fertilisasi, kebuntingan, dan diakhiri dengan kelahiran. Setelah kelahiran, hewan

    betina dapat memulai lagi dengan birahi bila tidak terjadi gangguan reproduksi.

    Pada umumnya gangguan keseimbangan hormonal yang menyebabkan menurunnya

    kesuburan ternak dan kemajiran dapat disebabkan oleh banyak faktor. Pada sapi perah,

    misalnya faktor!faktor seperti proses seleksi yang terlalu jauh, produksi susu yang tinggi,

    kurangnya pergerakan, adanya stress yang berat, kurangnya pakan atau sebaliknya pakan

    yang berlebihan, dan faktor genetik, dapat mempercepat terjadinya kemajiran. "angguan

    pelepasan hormon reproduksi pada sapi perah lebih sering dijumpai dibandingkan pada sapi

    potong atau ternak yang lain. Pemberian preparat hormon yang tidak mengikuti aturan, dapat

    pula menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon sehingga dapat menurunkan

    kesuburan ternak. "angguan reproduksi karena adanya ketidakseimbangan hormonal dapat

    terjadi pada setiap fase dari siklus reproduksi. Pada fase birahi, ditandai dengan

    ketidakmampuan ternak betina menunjukkan gejala birahi #anestrus$ atau sebaliknya birahi

    secara berlebihan #nimfomani$, artinya dalam satu siklus birahi menunjukkan gejala birahi

    lebih dari satu kali, serta gejala!gejala birahi tidak normal yang lain seperti birahi tenang

    #silent estrus$, birahi pendek #subestrus$.

    %erdapat beberapa jenis kista yang dapat ditemukan pada oarium sapi, yang berdampak

    signifikan pada efisiensi reproduksi sapi. &ista oarium merupakan keadaan dimana folikel

    tidak berkembang sampai pada tahapFolikel de Graafdan tidak beroulasi. Pembentukan

    folikel serupa akan semakin bertambah sehingga akan terbentuk folikel ganda pada salah satu

    atau kedua oarium. &eadaan ini diakibatkan karena kegagalan dari kelenjar hipofisa untuk

    1

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    2/16

    melepaskan hormon 'H yang cukup di dalam darah, namun (SH masih tetap dihasilkan

    dalam kadar yang normal.

    Struktur kista yang diteliti meliputi kista folikel, kista luteal, dan kista corpus luteum.

    %ujuannya adalah untuk mengetahui penyebab potensial dan faktor yang mempengaruhi

    timbulnya kista oarium pada sapi Pentingnya mempelajari kondisi kista adalah karena

    kejadian kista pada oarium dapat mengganggu siklus reproduksi hewan dan bahkan

    mengakibatkan infertilitas atau kemajiran yang akan berdampak akhir pada kerugian ekonomi

    masyarakat yang mengandalkan sapi sebagai sumber penghasilan dan peningkatan ekonomi.

    )akalah ini ditulis untuk memberikan informasi berkaitan dengan hal tersebut, sehingga

    kasus!kasus kista yang terjadi dan yang mungkin terjadi pada sapi dapat diminimalisir atau

    dipulihkan.

    1.2 Tujuan Penulisan*dapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

    +lmu &ebidanan dan &emajiran serta memberikan informasi tentang &ista Oarium termasuk

    didalamnya kista folikel, kista luteal dan kista corpus luteum baik berupa penyebab, gejala

    klinis yang ditimbulkan serta terapi atau penanganan yang dapat diberikan pada sapi perah.

    1.3 Manfaat Penulisan

    )anfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini baik untuk penulis maupun pembaca

    yaitu dapat mengetahui lebih jelas tentang kista oarium termasuk didalamnya &ista folikel,

    kista luteal dan kista corpus luteum baik berupa penyebab, gejala klinis yang ditimbulkan

    serta terapi atau penanganan yang dapat diberikan pada sapi perah.

    2

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    3/16

    BAB II

    TINJAUAN PUTA!A

    2.1 Definisi !ista "#ariu$

    &ista oarium merupakan adanya penimbunan cairan pada selubung organ oarium pada

    sapi atau dengan kata lain kista oarium merupakan keadaan dimana folikel tidak

    berkembang sampai pada tahap Folikel de Graafdan tidak beroulasi. &ista oarium pada

    sapi perah pada umumnya terjadi bila kelenjar hipofisis anterior gagal melepaskan hormon

    'H dalam darah dengan kadar yang cukup, tetapi hormon (SH dihasilkan dalam keadaan

    normal dan menyebabkan terjadi pertumbuhan folikel yang tidak normal. (olikel tidak

    tumbuh sampai mencapai folikel de graafdan oulasi. (olikel yang tidak mengalami oulasi

    akan bertambah banyak, dan terbentuknya folikel ganda pada permukaan oarium. apat

    terjadi pada salah satu oarium atau kedua oarium. apat terjadi proses luteunisasi pada sel

    folikel atau dapat pula tidak. &ista oarium merupakan penyebab infertilitas atau kemajiran

    pada induk hewan yang disebabkan oleh terganggunya pelepasan hormon 'H dari hipofisa

    anterior. &asus kista oarium banyak dijumpai pada sapi perah dan babi, dan jarang pada sapi

    potong atau ternak bangsa lain. Pada sapi perah, banyak terjadi beberapa hari atau minggu

    pasca melahirkan. )enurut -ounguist #/012$, ada tiga faktor penyebab kadar 'H menurun

    dalam darah antara lain 3a. Poros hipotalamus!hipofisa tidak responsif terhadap gertakan hormon estradiol /45, yang

    dihasilkan oleh folikel yang sedang berkembang pada minggu pertama setelah melahirkan

    pada sapi. *kibatnya terjadi kegagalan kelenjar hipofisa anterior untuk mengeluarkan 'H,

    diikuti oleh kegagalan oulasi.

    b. Program superoulasi pada sapi yang menderita kista oarium akan menghasilkan oulasi

    yang rendah jumlahnya.

    c. (aktor lain atau faktor eksternal yang meliputi 3

    Pemberian hormon estrogen dosis tinggi

    Pemberian dosis tinggi hormon estrogen secara intramuskuler misalnya 67 mm stilbestrol

    atau 6 mm estradiol /45 dapat menyebabkan perkembangan kista oarium pada induk sapi

    yang sebelumnya mempunyai siklus birahi yang normla. emikian juga pemberian estrogen

    dosis rendah tetapi diberikan berulang!ulang atau diberikan dalam bentuk repositol atau

    pellet, dapat juga menghasilkan kista oarium dengan tanda!tanda nimfomania pada induk

    hewan setelah pemberian. Sedangkan pemberian dosis tertentu hormon progesteron,

    walaupun dapat menyebabkan kista oarium pada induk babi, ternyata hormon tersebut tidak

    mampu menyebabkan pembentukan kista oarium pada induk sapi #Roberts, /04/$. 8mur

    3

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    4/16

    &ista oarium dapat dijumpai pada sapi khususnya sapi perah dari semua umur, tetapi

    yang terbanyak adalah umur antara 6!2 tahun. ata yang dikumpulkan oleh Roberts #/04/$

    menunjukkan /9,0: kasus kista oarium terjadi pada umur /!9 tahun yang /: diantaranya

    adalah sapi dara, ;6,< : terjadi pada umur antara 6!2 tahun,

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    5/16

    2.2 Eti%l%gi

    &adar (SH yang cukup, menyebabkan terjadi pertumbuhan folikel primer, folikel

    sekunder sampai folikel tertier. (olikel tersier tidak tumbuh menjadi folikel de graaf dan

    tidak mengalami oulasi karena hormon 'H dalam darah yang rendah kadarnya.

    Pertumbuhan folikel yang banyak, tanpa disusul oleh pembentukan folikel de graaf dan

    oulasi menyebabkan terbentuknya kista pada oarium. &ista oarium paling sering terjadi

    pada sapi perah, sedangkan sapi potong dan juga ternak yang lain lebih jarang menderita kista

    oarium. Pada sapi perah, kista oarium ini menjadi makin banyak kasusnya, hal ini

    disebabkan oleh proses seleksi dalam rangka peningkatan potensi untuk produksi air susu,

    atau juga karena intensifnya pemberian pakan dan sistem perawatan yang baik. &ejadian

    kista oarium pada sapi perah, merupakan 6,49: dari seluruh kasus gangguan reproduksi

    yang ada di +ndonesia #Hardjopranjoto, /011$.

    2.3 &ejala !linis

    "ejala klinis yang ditunjukkan induk yang menderita kista oarium adalah anestrus,

    nimfomani, rendahnya angka kebuntingan #Conception rate$. &asus kista oarium banyak

    terjadi pada periode pasca melahirkan terutama pada sapi perah.

    5

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    6/16

    2.' Pe$(agian !ista "#ariu$

    &ista oarium menurut bagian mana dari oarium yang mengalami kista dibagi menjadi 3

    /. &ista anoulatorik yaitu kista yang terjadi tanpa adanya oulasi yang meliputi kista folikel

    dan kista luteal.

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    7/16

    &adang!kadang penderita kista folikel disertai dengan mukometra, pneumoagina,

    atau prolapsus agina, dan induk tersebut memperlihatkan ambing yang membesar.

    Salah satu hal yang dapat dijelaskan yang mempengaruhi tumbuhnya kista folikel ini

    adalah terjadinya feedback positif dari hormon estradiol dalam meriliskan gonadotropin!

    releasing hormone #"nRH$. &ista folikel ini tidak akan mempengaruhi kemampuan kelenjar

    pituitary dalam meriliskan 'uteinizing Hormone #'H$ namun secara umum akan mengubah

    fungsi hypotahalamic!pituitary!oarian dan preoulatori 'H yang secara normal akan

    merangsang oulasi tidak akan terjadi.

    3. Tera*i

    >eberapa tindakan yang dianjurkan untuk pemulihan terhadap kista folikel adalah 3

    Pemberian "nRH

    %indakan yang paling umum sebagai pemulihan dari kondisi @O ini adalah

    pemberian "nRH yang menghasilkan peningkatan langsung dalam sekresi 'H sehingga kista

    menjadi responsie terhadap prostaglandin!(

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    8/16

    eksplorasi rektal. alam penampilannya, kista ini halus dan bulat, dengan rongga berisi

    cairan yang dilapisi oleh banyak jaringan fibrosa dan dikelilingi oleh sel!sel luteal. Sel!sel

    luteal pada dinding kista luteal memungkinkan untuk memproduksi progesterone dalam

    jumlah tinggi sehingga akan mengakibatkan anestrus. &ista luteal kadang!kadang dijumpai

    bersama!sama dengan korpus luteum yang normal, baik pada oarium yang sama maupun

    oarium yang lain.

    2. &ejala !linis

    "ejala klinis yang paling utama pada induk yang menderita kista luteal adalah

    anestrus.

    3. Diagn%sa

    Seperti pada kista folikel, kista luteal karena berasal dari folikel muda dan belum mengalami

    oulasi, di dalamnya mengandung sel telur yang masih muda. engan palpasi pada oarium

    melalui eksplorasi rektal, kista folikel agak sulit dibedakan dengan kista luteal, karena

    keduanya terasa hampir sama. Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosa yang lebih tepat,

    dilakukan pemeriksaan secara laboratorik yaitu dengan mengukur kadar progesteron dalam

    serum darah atau pada sapi perah, mengukur kadar progesteron yang dilakukan pada air susu.

    &ista luteal banyak ditemukan pada sapi perah yang produksi susunya tinggi dan dikelola

    secara intensif. &ista luteal banyak didiagnosa dalam jangka waktu 27 hari setelah

    melahirkan, produksi susunya sedang meningkat. 8ntuk daerah yang mempunyai empat

    musim, kista luteal banyak ditemukan pada musim dingin dimana sapi!sapinya diberi ransum

    yang mengandung konsentrat terlalu tinggi. Ealaupun kista luteal banyak ditemukan pada

    sapi induk, pernah juga dilaporkan terjadi pada sapi dara, bahkan pada anak sapi perah betina

    yang sedang tumbuh menjadi dara. &ista luteal menempati presentasi yang tinggi diantara

    sapi!sapi betina yang menderita anestrus.

    '. Tera*i

    >eberapa tindakan yang dianjurkan untuk pemulihan terhadap kista luteal adalah 3

    Pemberian hormon 'H

    Preparat 'H atau H@" dengan nama dagang Prolan F #>ayer$ atau chorulon

    #+nteret$, telah dipergunakan secara luas untuk menanggulangi kista luetal. Preparat 'H ini

    akan mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel de graaf dan dilanjutkan dengan

    oulasi dan pembentukan korpus luteum yang normal. osis yang dianjurkan untuk

    pemakaian preparat 'H atau H@" adalah

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    9/16

    pemakaian Prostaglandin (ayer$ atau chorulon

    #+nteret$, telah dipergunakan secara luas untuk menanggulangi kista luetal. Preparat 'H ini

    akan mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel de graaf dan dilanjutkan dengan

    oulasi dan pembentukan korpus luteum yang normal. osis yang dianjurkan untuk

    pemakaian preparat 'H atau H@" adalah

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    10/16

    %etapi perlu diperhatikan bahwa, pelepasan kista secara manual dapat mendorongnya terjadi

    birahi, tetapi cara ini dapat menimbulkan perdarahan pada oarium, sehingga dapat

    mendorong terjadinya radang pada oarium dan perlekatan oarium dengan alat tubuh

    disekitarnya. Oleh karena itu dapat mengganggu proses reproduksi pada induk penderita pada

    masa berikutnya.

    10

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    11/16

    BAB III

    PEMBAHAAN

    3.1 !ista "#ariu$

    &ista oarium adalah struktur pada oarium yang berisi cairan. &ista oarium terjadi

    karena gangguan pada hipofisa anterior dimana pelepasan (SH terjadi dengan kadar normal

    tetapi pelepasan 'H tidak dengan kadar normal. &ista oarium terdiri dari 9 macam yaitu 3

    1. !ista )%likel

    &ista folikel adalah sekelompok folikel di permukaan oarium yang tumbuh tetapi

    tidak mengalami oulasi. Hal ini terjadi karena kadar (SH yang dilepaskan oleh hipofisa

    anterior cukup untuk mendorong pertumbuhan folikel tetapi kadar 'H yang dilepaskan tidak

    cukup untuk menyebabkan oulasi pada folikel yang telah tumbuh.

    Pada pemeriksaan per rektal akan teraba pada permukaan oarium terdapat benjolan

    yang berdiameter

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    12/16

    siklus estrus. "ejala anestrus nampak pada penderita kista folikel yang terdiri dari sedikit

    folikel sehingga estrogen yang dihasilkan tidak mampu menyebabkan munculnya tanda

    estrus.

    Penanganan kasus kista folikel dilakukan dengan pemberian preparat 'H atau H@"

    untuk merangsang oulasi atau dilakukan pemecahan kista secara manual melalui palpasi

    rektal tetapi cara ini dapat menyebabkan terjadinya radang pada oarium.

    ista )%likuler -tin /alle0 ,st

    .

    2. !ista Luteal

    &ista luteal adalah kista yang terjadi karena pada saat terbentuk kista folikel dimana

    kadar 'H rendah tetapi pada saat yang bersamaan terjadi pelepasan '%H yang cukup banyak

    menyebabkan pada permukaan folikel akan terjadi proses luteinisasi sehingga terbentuk sel

    luteal pada permukaan folikel. &ista luteal sering terjadi pada sapi perah dengan produksi

    susu tinggi pasca melahirkan.

    Pada pemeriksaan per rektal akan sulit dibedakan antara kista folikel dengan kista

    luteal walaupun kista luteal mempunyai dinding yang lebih tebal karena dinding kista luteal

    terdiri dari sel yang telah mengalami lutenisasi. &arena dinding kista luteal terdiri dari sel

    luteal maka kista luteal mampu menghasilkan progesteron dalam jumlah yang cukup tinggi

    sehingga gejala klinis pada kasus kista luteal adalah terjadinya anestrus pada penderita. &ista

    luteal dapat ditemukan secara bersamaan dengan adanya korpus luteum yang normal baik

    pada oarium yang sama atau pada oarium yang berbeda.

    Penangan pada kasus kista luteal dapat dilakukan dengan cara pemijatan kista secara

    manual melalui palpasi rektal atau pemberian preparat P"(

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    13/16

    diikuti dengan pemberian 'H atau H@" untuk merangsang oulasi. Pemberian preparat

    "nRH dapat dilakukan pada kasus kista folikel atau kista luteal. Pada pemeriksaan per rektal

    teraba oarium berdiameter lebih dari

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    14/16

    14

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    15/16

    BAB I

    PENUTUP

    !esi$*ulan

    %erdapat beberapa jenis kista yang dapat ditemukan pada oarium sapi, yang berdampak

    signifikan pada efisiensi reproduksi sapi. &ista oarium merupakan keadaan dimana folikel

    tidak berkembang sampai pada tahapFolikel de Graafdan tidak beroulasi. Pembentukan

    folikel serupa akan semakin bertambah sehingga akan terbentuk folikel ganda pada salah satu

    atau kedua oarium. &eadaan ini diakibatkan karena kegagalan dari kelenjar hipofisa untuk

    melepaskan hormon 'H yang cukup di dalam darah, namun (SH masih tetap dihasilkan

    dalam kadar yang normal. &ista oarium menurut bagian mana dari oarium yang mengalami

    kista dibagi menjadi 3/. &ista anoulatorik yaitu kista yang terjadi tanpa adanya oulasi yang meliputi kista folikel

    dan kista luteal.

  • 7/24/2019 MAKALAH KEBIDANAN.docx

    16/16

    DA)TA+ PUTA!A

    Hardjopranjoto, H. Soehartojo. #/00;$. +')8 &F)*=+R*? P** %FR?*&. *irlangga

    8niersity Press Surabaya

    =ohnson, Ealter H. #