modul pembelajaran statistik deskriptif

Upload: vivien-patrikha

Post on 06-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    1/59

    STATISTIK DESKRIPTIF

    Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

    Menjelaskan arti dari data, statistik dan statistika

    Menjelaskan syarat-syarat data yang baik dan jenis-jenis data

    Menguraikan peranan statistik dalam kehidupan sehari-hari

    Statistik deskriptif pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian

    dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi

    menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan

    grafik. Statistik deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistik untuk

    mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif.

    A. Fungsi Statistik Deskriptif

    Fungsi statistik deskriptif menurut Budiyuwono dalam Subana dkk (2000:13) adalah:

    a) Menggambarkan data dalam bentuk tertentu, sehingga jelas

    b) Menyerdehanakan data yang kompleks menjadi data yang mudah dimengerti

    (tabel, grafik, diagram, dll)

    c) Sebagai teknik untuk membuat perbandingan

    d) Dapat memperluas pengalaman individual (dengan mempelajari kesimpulan-

    kesimpulan berdasarkan data yang dianalisis)

    e) Dapat mengukurbesaran dari gejala (sosial, ekonomi) dan dapat menentukan

    hubungan sebab akibat (untuk prediksi)

    B. Jenis statistika:

    1) Statistik Deskriptif, adalah metode-metode statistika yang digunakan untuk

    menggambarkan data yang telah dikumpulkan

    Tujuan:

    1. PENGERTIAN

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    2/59

    2) Statistik Inferensial

    mengetahui tentan

    Menurut Websters New World Dictionary

    dianggap. Dengan demiki

    persoalan. Data tentang

    Misalnya, harga per-kilodan waktu ini sangat pen

    ubah dari wAktu ke watu,

    Data dapat berguna, bila d

    1) Dasar suatu perencanaan

    sehingga dapat men

    Kemampuan yang di(keuangan), serta kem

    2. DATA

    Statistik Inferensial, adalah metode-metode statistika ya

    sebuah populasi berdasarkan suatu sampe

    Websters New World Dictionary , data berarti sesuat

    n, data dapat memberikan gambaran tenta

    sesutau pada umumnya dikaitkan denga

    ayam di Kota Malang adalah Rp 30.000,0ting, sebab selain data itu (harga per-kilo

    data juga berbeda-beda menurut tempatny

    ikaitkan dengan masalah manajemen, sebag

    Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan k

    cegah perencanaan yang ambisius dan

    maksud ialah kemampuan personil, kemampuan material.

    2. DATA

    Statistik Inferensial g digunakan untuk

    l.

    Websters New World Dictionary u yang diketahui atau

    g suatu keadaan atau

    tempat dan waktu.

    0. Penyebutan tempat ayam) akan berubah-

    .

    ai:

    Dasar suatu perencanaan mampuan yang ada,

    susah dilaksanakan.

    ampuan pembiayaan

    2. DATA

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    3/59

    2) Alat pengendalian, terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar

    bisa diketahui dengan segera kesalahan atau penyimpangan yang terjadi sehingga

    dapat segera dilakukan perbaikan atau koreksi.

    3) Dasar evaluasi, hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja telah ditargetkan bisa dicapai

    100%, 90%, atau kurang dari itu? Apabila target tidak tercapai, faktor-faktor apa yang

    menyebabkannya? Semua ini memerlukan data

    Data statistik adalah data yang berwujud angka, namun tidak semua angka disebut

    data statistik. Angka 1, 2, 3, 4, 5100, 700,10000 bukan merupakan data. Angka atau

    bilangan disebut sebagai data statistik bila angka menunjukkan suatu ciri dari suatu

    penelitian yang bersifat agregatif. Ciri penelitian yang agregatif ialah jika pencatatan yang

    dilakukan lebih dari 1 (satu) kali pada satu individu serta mencerminkan suatu kegiatan di

    dalam bidang tertentu.

    a. Tipe data statistik

    Qualitative data, data yang bukan dalam bentuk angka (misal: jenis pekerjaan,

    tingkat pendidikan)

    Quantitative data, data yang dinyatakan alam bentuk angka (misal: berat badan,tinggi badan, kecepatan berlari, dll)

    b. Skala pengukuran:

    Skala nominal, mempunyai sifat membedakan

    Misal: angka 1 menyatakan mobil merk Honda, angka 2 menyatakan mobil merk

    Toyota, angka 3 menyatakan mobilk merk Suzuki, angka 4 menyatakan merk

    daihatsu. Skala ordinal, mempunyai sifat membedakan dan mengurutkan

    Misal: angka 1 menyatakan sangat tidak puas, angka 2 menyatakan tidak puas,

    angka 3 menyatakan cukup puas, angka 4 menyatakan puas, dan angka 5

    menyatakan sangat puas.

    Skala interval, mempunyai sifat membedakan, mengurutkan, jarak antar nilai

    bernilai tetap, dan mempunyai nilai nol yang tidak mutlak

    Misal: suhu ruangan 28 derajat Celcius, suhu di luar rumah 0 derajat Celcius, waktumenunjukkan pukul 13.00, tengah malam menunjukkan pukul 00.00

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    4/59

    Skala rasio, memp

    tetap dan mempun

    Misal: jumlah pese

    150.000,-, berat ba

    c. Pengumpulan data

    Sebelum pengump

    data itu dikumpulkan. Ap

    jenis elemen atau obyek Elemen

    penelitian, yang disebut ju

    pedagang, dll), organisasi

    Selain untuk me

    karakteristik dari elemen t

    yang dimiliki oleh eleme

    perlu diketahui antara laiNilai karakteristik

    ialah sesuatu yang dapat

    barang akan berusbah-ub

    Populasi adalah ku

    sama lain karena karakte

    nilai karakteristik yang b

    suatu populasi. Disini elesecara keseluruhan akan b

    Skala rasio, nyai sifat membedakan, mengurutkan, jar

    ai nilai nol yang mutlak

    rta yang hadir 100 orang, jumlah uang y

    dan bayi lahir normal 3,1 kg

    c. Pengumpulan data

    lan data dilakukan, terlebih dahulu harus

    pun tujuan pengumpulan data, terlebih d

    yang akan diselidiki. Elemen adalah uni

    ga sebagai unit analisis. Elemen dapat beru

    tau badan usaha (perusahaan, sekolah, dll),

    etahui elemen, tujuan penelitian juga

    karakteristik ersebut. Karakteristik adalah sifat-sifat atau

    . Misal jika elemennya adalah orang, ma

    jenis kelamin, pendidikan, agama, umur, usuatu elemen merupakan nilai variabel.

    berubah atau berbeda, misal harga (kar

    h menurut tempat dan waktu.

    mpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi

    ristiknya. Perbedaan-perbedaan itu diseb

    erlainan. Misalnya, seluruh karyawan per

    mennya orang, walaupun jenisnya sama terlainan, misal umur, pendidikan dll.

    Skala rasio, ak antar niai bernilai

    ng ada di dompet Rp

    c. Pengumpulan data

    diketahui untuk apa

    hulu harus diketahui

    Elemen t terkecil dari obyek

    pa orang (mahasiswa,

    atau barang.

    untuk mengetahui

    karakteristik ciri-ciri atau hak-hal

    ka karakteristik yang

    ur, pekerjaan dll. ariabel atau peubah

    kteristik harga suatu

    dapat dibedakan satu

    bkan karena adanya

    usahaan merupaakan

    etapi karakteristiknya

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    5/59

    Sampel adalah sebagian dari populasi jika n adalah jumlah elemen sampel dan N

    adalah jumlah elemen populasi, maka n < N (n lebih kecil dari N).

    d. Metode pengumpulan data

    Didalam satatistik dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu secara sensus dan

    sampling.

    1) Sensus

    Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi

    diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh sebagai hasil pengolahan sensus disebut

    data yang sebenarnya (true value), atau sering disebut parameter. Perlu diperhatikan

    disini adalah bahwa cara sensus biayanya mahal serta memerlukan banyak tenaga

    dan waktu, dan kurang efisien.

    2) Sampling

    Sampling adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki adalah

    elemen sampel dari suatu populasi. Data yang diperoleh dari hasil samplingmerupakan data perkiraan (estimated value). Jika nilai yang dihitung berdasarkan

    seluruh elemen populasi disebut parameter, maka data yang dihitung berdasarkan

    sampel disebut statistik.

    Dibandingkan dengan sensus, pengumpulan data dengan cara sampling

    membutuhkan biaya yang jauh lebih sedikit, memerlukan waktu yang lebih cepat,

    tenaga yang tidak terlalu bayak dan dapat menghasilkan cakupan data yang lebih

    luas serta terperinci.

    2.1 Beberapa jenis sampling

    Sampling acak (random or probability sampling), ialah sampling yang

    pemilihan elemen-lelmen (populasinya dilakukan secara acak/ random).

    i) Simple random sampling ialah sampling dimana pemiihan elemen populasi

    dialkukan sedemikian ruap sehingga setiap elemen tersebut mempunyai

    kesempatan yang sama untuk terpilih. Metode ini tepat dipergunakan apabilapopulasi homogen atau relatif homogen.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    6/59

    ii) Stratified random sampling ialah sampling diamna pemilihan elemen enggota

    sampel dilakukan sebagai berikut, misalanya penelitian untuk mengetahui

    rata-rata upah karyawan restoran padang di seluruh ibu kota propinsi

    Tahap 1. Memilih sampel kota

    Tahap 2. Memilih sampel restoran, dari kota yang terpilih

    Tahap 3. Memilih sampel karyawan dari restoran yang terpilih

    iii)Cluster random sampling ialah sampling dimana elemen terdiri dari elemen-

    elemen yang lebih kecil yang disebut cluster. Misal suatu penelitian untuk

    mengetahui rata-rata kebutuhan modal pemiik toko di senayan Jakarta Pusat

    perbelanjaan seperti Mangga Dua, Plaza Senayan dll, dianggap sebagai

    cluster. Apabila Mangga Dua terpilih sebagai sample, maka semua toko

    diteliti, pemiliknya ditanya jumlah modal yang dibutuhkan.

    iv)Systematic random sampling , ialah sampling dimana pemilihan elemen

    pertama dipilih secara acak (random) sedangkan elemen berikutnya dipilih

    secara sistmatis berjarak k, dimana k = N/n. Misalnya N = 100 perusahaan.

    Diambil sampel sebanyak n = 10, k = 100/10= 10. Misalnya dipilih sampel

    dengan akhiran 5 angka 5, maka sampelnya X5, X15, X25, X35, X45

    A. PENGOLAHAN DATA

    Agar data mentah yang telah dikumpulkan tersebut lebih berguna, maka perlu

    diolah. Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data/

    angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah. Dapat berupa jumlah, proporsi,

    presentase, rata-rata dan sebagainya. Data statistik pada dasarnya merupakan angka-angka

    ringkasan dari hasil pengolahan berdasrakan data mentah, seperti toal, rata-rata,

    presentase, angka indeks, simpangan baku (deviasi standar), koefisien korelasi, koefisien

    regresi.

    Untuk menentukan metode pengolahan data yang lebih baik, jawabannya

    tergantung pada seberapa besar ukuran datanya. Jika hasil observasi yang dikumpulkan

    jumlahnya sedikit, maka dapat dilakukan pengolahan secara manual. Akan tetapi, jika

    jumlah observasi sangat besar, maka pengolahan data secara elektronik (dengan komputer)

    merupakan cara yang efektif.

    a. Distribusi Frekuensi

    1. Pengertian

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    7/59

    Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelas dan

    kemudian dihitung banyaknya pengamatan yang masuk ke dalam tiap kelas

    sehingga informasi penting dari data dapat diperoleh dengan jelas. Frekuensi sendiri

    berarti banyaknya permunculan data.

    Bentuk umum tabel Distribusi Frekuensi (TDF)

    Kelas

    (kategori)

    Frekuensi

    (fi)

    Kelas ke-1 f 1

    Kelas ke-2 f 2

    Kelas ke-3 f 3

    : :

    : :

    Kleas ke-k f kJumlah () n

    Contoh:

    Hasil Penjualan ayam potong (dalam kg) di 50 kios

    19

    23

    18

    43

    30

    20

    37

    42

    30

    26

    40

    16

    27

    56

    17

    27

    26

    27

    37

    28

    38

    26

    33

    45

    50

    22

    28

    38

    31

    39

    31

    30

    31

    41

    62

    37

    51

    42

    25

    42

    42

    41

    27

    26

    29

    42

    63

    16

    18

    55

    sehingga, =

    n = banyaknya data

    fi = frekuensi pada kelas ke-i

    i = 1, 2, 3,k

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    8/59

    2. Prinsipyang diperlukan dalam pembuatan tabel distribusi frekuensi adalah:

    a) Tentukan banyaknya kelas

    Menentukan jumlah/banyaknya interval kelas yang diperlukan, atau dapat juga

    dengan menggunakan rumus Sturges :

    = 1 + 3,3 ( . 1)

    keterangan :

    k = banyaknya interval kelas

    n = jumlah data

    b) Tentukan interval/ selang kelas: semua data harus bisa dimasukkan dalam kelas-kelas TDF

    c) Shorting data, umumnya mulai dari nilai terkecil

    d) Komponen distribusi frekuensi terdiri dari :

    1) Interval Kelas, adalah sejumlah nilai variabel yang ada dalam batas kelas

    tertentu. Contoh : 7 9

    2) Batas Kelas, adalah suatu nilai yang membatasi kelas pertama dengan kelas

    yang lain.

    3) Titik Tengah Kelas, adalah nilai yang terdapat di tengah interval kelas.

    Contohnya :

    untuk interval kelas 7 9 titik tengah kelasnya :

    =(7 + 9)

    2 = 8

    e) Menentukan rentang/ wilayah data (R) dengan rumus:

    = ( . 2)

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    9/59

    f) Membagi wilayah tersebut dengan banyaknya kelas untuk menduga lebar

    interval ( c) dengan rumus:

    = ( )

    ( ) ( . 3)

    Contoh:

    Dari hasil pengukuran diameter pipa-pipa yang dibuat oleh sebuah mesin

    (dalam mm terdekat), diperoleh data sebagai berikut :

    78 72 74 79 74 71 75 74 72 68

    72 73 72 74 75 74 73 74 65 72

    66 75 80 69 82 73 74 72 79 71

    70 75 71 70 70 70 75 76 77 67

    Buatlah distribusi frekuensi dari data tersebut!

    Penyelesaian :

    a. Urutan data:

    65 67 68 69 70 70 70 70 71

    71 72 72 72 72 72 72 73 73

    73 74 74 74 74 74 74 75 75

    75 75 76 77 78 79 79 80 82

    b. Jangkauan (R) = 82 65 =17

    c. Banyaknya kelas (k) adalah k = 1 + 3.3 log 40

    = 1 + 5.3 = 6.3 6

    Distribusi frekuensi menunjukkan jumlah atau banyaknya item dalam setiap

    kategori atau kelas. Meskipun demikian, kita sering tertarik untuk mengetahui

    proporsi atau presentase item dalam setiap kelas. Distribusi frekuensi relatif.

    Membandingkan frekuensi masing-masing kelas dengan jumlah frekuensi total

    dikalikan 100 %. Distribusi frekuensi kumulatif ada 2, yaitu distribusi frekuensi

    kumulatif kurang dari dan lebih dari.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    10/59

    1) Frekuensi Relatif

    Frekuensi relatif dapat dinyatakan dalam bentuk perbandingan, desimal atau

    persen.

    Kelas f Frekuensi Relatif

    (cm)

    (Banyak

    Murid) Perbandingan Desimal Persen

    140-144 2 2/50 0.04 4

    145-149 4 4/50 0.08 8

    150-154 10 10/50 0.2 20

    155-159 14 14/50 0.28 28

    160-164 12 12/50 0.24 24

    165-169 5 5/50 0.1 10

    170-174 3 3/50 0.06 6

    Jumlah 50 1 1 100

    - Data Kualitatif

    Tamu yang menginap di Hotel Marada Inn ditanya pendapat mereka tentang

    akomodasi yang tersedia. Jawaban dikategorikan menjadi baik sekali (E),

    diatas rata-rata (AA), rata-rata (A), di bawah rata-rata (BA), dan buruk (P).

    Data dari 20 tamu yang menginap diperoleh sebagai berikut:

    BA

    AA

    P

    A

    A

    AA

    P

    AA

    AA

    BA

    AA

    A

    AA

    BA

    E

    AA

    AA

    A

    AA

    A

    Rating Pendapat Frekuensi

    Frekuensi

    Relatif

    Frekuensi

    relatif ( )

    Baik Sekali (E) 2 0,10 10

    Di atas Rata-rata (AA) 3 0,15 15

    Rata-rata (A) 5 0,25 25

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    11/59

    Di Bawah Rata-rata (BA) 9 0,45 45

    Buruk (P) 1 0,05 5

    Total 20 1,00 100

    Grafik Batang (Contoh: Hotel Marada Inn)

    2) Distribusi Frekuensi Kumulatif (TDFK)

    Adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif. Frekuensi

    kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.

    - Jenis TDFK

    a. Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari, adalah distribusi frekuensi

    yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nilai

    batas kelas suatu interval tertentu.

    b. Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari, adalah distribusi frekuensi

    yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai batas

    kelas suatu interval tertentu.

    Contoh;

    Diketahui jumlah anggota keluarga di kampung Marem

    adalah sebagai berikut:

    1 5 6 4 1 2 2 3 4 6

    9 4 11 6 10 4 3 3 5 6

    8 7 3 5 1 5 7 4 6 7

    10 6 12 11 2 6 5 2 4 3

    4 5 4 4 4 3 6 4 5 5

    11

    22

    33

    44

    55

    66

    77

    88

    99

    BurukBuruk Di BawahRata-rata

    Di BawahRata-rata

    Rata-rata

    Rata-rata

    Di AtasRata-rataDi Atas

    Rata-rataBaik

    SekaliBaik

    Sekali

    Frekuensi

    Frekuensi

    RatingPendapat

    RatingPendapat

    11

    22

    33

    44

    55

    66

    77

    88

    99

    BurukBuruk Di BawahRata-rata

    Di BawahRata-rata

    Rata-rata

    Rata-rata

    Di AtasRata-rataDi Atas

    Rata-rataBaik

    SekaliBaik

    Sekali

    Frekuensi

    Frekuensi

    RatingPendapat

    RatingPendapat

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    12/59

    Perkiraan jumlah kelas dengan rumus Sturges, yaitu:

    k = 1 + 3.3 log n

    = 1 + 3.3 log 50

    = 6,6 6

    Maka, perkiraan panjang kelas adalah: =12 1

    6 = 1,8 2

    Interval Kelas Frekuensi Relatif Kumulatif

    Relatif

    Kumulatif

    1 -2 7 14% 7 14%

    3 - 4 17 34% 24 48%

    5 - 6 16 32% 40 80%

    7 - 8 4 8% 44 88%

    9 - 10 3 6% 47 94%

    11 - 12 3 6% 50 100%

    50 100%

    kurang dari lebih dari

    kelas f. kum

    kelas f. kum

    kurang dari 2.5 7 lebih dari 0.5 50

    kurang dari 4.5 24 lebih dari 2.5 47

    kurang dari 6.5 40 lebih dari 4.5 44

    kurang dari 8.5 44 lebih dari 6.5 40

    kurang dari 10.5 47 lebih dari 8.5 24

    kurang dari 12.5 50 lebih dari 10.5 7

    3) Ogive

    Merupakan grafik dari distribusi frekuensi kumulatif. Nilai data disajikan pada

    garis horisontal (sumbu-x). Pada sumbu vertikal dapat disajikan:o Frekuensi kumulatif, atau

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    13/59

    o Frekuensi relatif kumulatif, atau

    o Persen frekuensi kumulatif

    Frekuensi yang digunakan (salah satu diatas) masing-masing kelas digambarkan

    sebagai titik. Setiap titik dihubungkan oleh garis lurus.

    B. TENDENCY CENTRAL/ KECENDERUNGAN PUSAT

    1. Mean/ Rata-rata

    Rata-rata (average) adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok

    data. Nilai rata-rata cenderung terletak di tengah-tengah suatu kelompok data (yang

    disusun menurut besar/ kecilnya nilai), engan kata lain nilai rata-rata cenderung

    memusat, maka sering disebut dengan ukuran kecenderungan pusat. Untuk

    mengukur rata-rata digunakan rumus:

    ( )dapat dihitung dengan rumus:

    =( + + + ) ( . 1)

    Atau dapat dirumuskan sbb:

    =1

    ( . 2)

    Rata-rata sampel (data tidak berkelompok) dapat dihitung dengan rumus:

    7

    24

    4044

    47 5050

    4744

    40

    24

    7

    00

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0.5 2.5 4.5 6.5 8.5 10.5 12.5

    kurang dari

    Lebih dari

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    14/59

    =( + + + )

    ( . 3)

    Atau dapat dirumuskan sbb:

    =1

    ( . 4)

    Contoh:

    1) Berikut disajikan data penjualan suatu perusahaan selama 10 tahun hasil

    penjualan selama 10 tahun dalam jutaan rupiah.

    Tahun pertama = 50

    Tahun kedua = 60

    ketiga = 40

    keempat = 70

    kelima = 80keenam = 90

    ketujuh = 100

    kedelapan = 65

    kesembilan = 75

    kesepuluh = 85

    Hitung rata-rata hasil penjualan!Penyelesaian

    =1

    =(10 + 60 + 40 + 70 + 80 + 90 + 100 + 65 + 75 + 85)

    10= 67,5

    2) Apabila data sudah disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    15/59

    X

    f X f

    8 2

    6 3

    4 4

    5 3

    7 2

    9 1

    Jumlah 15 88

    Jika suatu kelo

    mewakili masin

    hitung hanya

    kelompok data

    heterogen datan

    2. Median

    Apabila ada

    X1, sampai dengan

    DATA TIDAK BERKELOMPOK

    Untuk n ganjil

    Jika k adalah suatu

    12

    ( . 5

    Contoh:

    Jika ada 7 k

    80.000, Rp 7

    median upah

    X

    f X f

    16

    18

    16

    15

    14

    9

    Jumlah 15 88

    pok data sangat heterogen, maka rata-ra

    g-masing nilai dari kelompok tersebut de

    apat mewakili dengan sempurna atau n

    ya homogen (semua nilai dalam kelom

    ya maka semakin tidak tepat.

    Median

    ekelompok nilai sebanyak n diurutkan m

    yang terbesar Xn, maka nilai yang ada di ten

    DATA TIDAK BERKELOMPOK

    Untuk n ganjil

    bilangan konstan dan n ganjil, maka selalu

    = 2 1 =

    Contoh:

    ryawan dengan upah per bulan masing-

    5.000, Rp 60.000, Rp 50.000, Rp85.000, da

    karyawan tersebut!

    X

    f X f

    Jumlah 15 88

    ta hitung tidak dapat

    ngan baik. Rata-rata

    ilainya tepat apabila

    pok sama). Semakin

    Median

    lai dari yang terkecil

    gah disebut median

    DATA TIDAK BERKELOMPOK

    Untuk n ganjil

    dapat ditulis sbb:

    Contoh:

    asing Rp 20.000, Rp

    Rp45.000. Tentukan

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    16/59

    Pertama : Urutkan dahulu dari nilai yang terkecil sampai dengan yang

    terbesar.

    Kedua : Tentukan nilai kdari 7 = 2k + l

    Untuk n Genap

    Kalau kadalah suatu bilangan konstan dan ngenap, maka selalu dapat ditulis:

    = 2

    =2

    ( . 6)

    DATA BERKEL0MP0K

    Untuk data yang berkelompok median dapat dicari dengan rumus sebagai berikut

    = + 2( )

    ( . 7)

    Keterangan:

    = Bilai batas bawah dari kelas yang mengandung atau memuat nilai median= jumlah frekuensi

    ( )=jumlah frekuensi dari semua kelas di bawah kelas yang mengandung

    median (kelas yang mengandung median tidak termasuk)

    = besarnya kelas interval, jarak antara kelas yang satu dengan lainnya

    Contoh:

    Kelas f

    30 - 39 4

    40 - 49 6

    50-59 8

    60 - 69 1270 - 79 9

    + + = 18

    Setengah dari observasi = 25

    untuk mencapai 25 masih kurang 7, sehingga

    perlu ditambah dengan frekuensi kelas

    keempat.

    Jadi, median terletak pada kelas ke-4, yaitu

    kelas 60 69

    Batas kelasnya 59,5 69,5

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    17/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    18/59

    Xn fn

    Modus (Data Berkelompok)

    Apabila data sudah dikelompokkan dan disajikan dalam tabel frekuensi, maka dalam

    mencari modusnya harus dipergunakan rumus:

    = + ( )( ) +( )

    ( . 8)

    = Nilai batas bawah, kelas yang memuat modus= frekuensi kelas modus

    ( )= ( )selisih frekuensi kelas modus dgn frekuensi kelas sebelumnya( )= ( )selisih frekuensi kelas modus dgn frekuensi kelas sesudahnya

    = besarnya kelas interval

    contoh;

    Kelas f

    50,00 - 59,99 8

    60,00 - 69,99 10

    70,00 - 79,99 16

    80,00 - 89,99 14

    90,00 - 99,99 10

    100,00 - 109,99 5

    110,00 - 119,99 2

    Jumlah 65

    4. KUARTIL, DESIL, DAN PERSENTIL

    A. (DATA TAK BERKELOMPOK)

    Ingat bahwa nilai median merupakan salah satu dari nilai observasi

    /pengamatan. Apabila kita berbicara tentang median, maka nilai ini seolah-olah

    membagi kelompok data menjadi 2 bagian yang sama.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    19/59

    Untuk kelompok data di mana n4, kita tentukan tiga nilai, katakanlah Q1

    Q2, Q3yang membagi kelompok data tersebut menjadi 4 bagian yang sama, yaitu

    setiap bagian memuat data yang sama atau jumlah observasinya sama. Nilai-nilai

    tersebut dinamakan kuartil pertama, kedua, dan ketiga.

    = ( + 1)

    4 , = 1, 2, 3 ( . 9)

    Contoh:

    Data upah bulanan dari 13 karyawan dalam ribuan rupiah, yaitu 40, 30, 50, 65, 45,

    55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100, (n = 13). Cari nilai Q1dan Q3.

    Penyelesaian:

    Urutan data

    30 35 40 45 50 55 60 65 70 80 85 95 100

    =1(13 + 1)4

    = 3,5 ; berarti nilai Q berada pada data ke 3,5 (antara data 3 dan 4)

    =( + )

    2

    =(40 + 45)

    2 = 47,5

    =3(13 + 1)

    4 = 10,5 ;

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    20/59

    berarti nilai Q berada pada data ke 10,5 (antara data 10 dan 11)

    =( + )

    2

    =(80 + 85)

    2 = 82,5

    Untuk kelompok data di mana n 10, dapat ditentukan 9 nilai yang membagi

    kelompok data tersebut menjadi 10 bagian yang sama, misalnya, D1 D2, . . ., D9,

    artinya setiap bagian mempunyai jumlah observasi yang sama, sedemikian rupa

    sehingga nilai 10% observasi sama atau lebih kecil dari D1 , nilai 20% observasi sama

    atau lebih kecil dari D2, dan seterusnya. Nilai tersebut dinamakan desil.

    =

    ( + 1)

    10 ,= 1, 2, 3 .9 ( . 10)

    untuk kelompok data, di mana n 100, dapat ditentukan 99 nilai, P1, P2, .., P99

    yang disebut persentil pertama, kedua, dan ke-99, yang membagi kelompok data

    tersebut menjadi 100 bagian; masing-masing mempunyai bagian dengan jumlah

    observasi yang sama.

    = ( + 1)

    100 ,

    = 1, 2, 3 99 ( . 11)

    B. (DATA BERKEL0MP0K)

    Untuk data berkelompok, yaitu data yang sudah dibuat tabel frekuensinya, maka

    rumus-rumus kuartil, desil, dan persentil adalah sebagai berikut:

    = + 4 ( )

    ,

    = 1, 2, 3 ( . 12)

    = + 10( )

    ( . 13)

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    21/59

    = + 100( )

    ( . 14)

    Dimana

    = Nilai batas bawah dari kelas yang memuat kuartil ke i= Banyaknya observasi / jumlah frekuensi

    ( ) = jumlah frekuensi dari semua kelas sebelum kelas yang mengandung

    kuartil ke i ( kelas yang mengandung kuartil ke i tidak termasuk)

    = frekuensi dari kelas yang mengandung kuartil ke i

    = frekuensi dari kelas yang mengandung desil ke i

    = frekuensi dari kelas yang mengandung persentil ke i= besarnya kelas interval= 1 ,2 ,3

    = i kali n

    Contoh

    Berdasarkan data.berikut, hitunglah Q1Q3, D6, dan P50

    Nilai Kelas

    f

    (1) (2)

    72,2 - 72,4 2

    72,5 - 72,7 5

    72,8 - 73,0 10

    73,1 - 73,3 13

    73,4 - 73,6 27

    73,7 - 73,9 23

    74,0 - 74,2 16

    74,3 - 74,5 4

    Jumlah fi= n

    = 100

    = 73,05 + 0,30

    1.1004 17

    13

    = 73,23

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    22/59

    = 73,65 + 0,30

    3.1004 57

    23

    = 73,89

    = 73,65 + 0,30

    6.10010 57

    23

    = 73,69, artinya nilai 60% dari observasi sama atau lebih kecil dari 73,69

    = 73,35 + 0,30

    50.100100 30

    27

    = 73,57, artinya 50% dari observasi mempunyai nilai sama atau lebih kecil dari 73,57

    C. UKURAN DIPERSI

    1. Pengertian

    Yang dimaksud dengan ukuran variasi (Measures of Variation) adalah ukuran yang

    menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data berbeda atau menyimpang dari nilai pusatnya.

    Karena nilai mean atau median hanya menitik beratkan pada pusat data, tapi tidak

    memberikan informasi tentang sebaran nilai pada data tersebut. Maka ukuran variasi sering

    disebut sebagai ukuran peyimpangan atau sebaran (measures of dispersion).

    Kita mengenal tiga kelompok nilai, yaitu kelompok nilai homogen (tidak bervariasi),kelompok nilai relatif homogen (tidak begitu bervariasi) dankelompok nilai heterogen

    (sangat bervariasi).

    X Kel I

    (Homogen)

    Kel II

    (Relatif Homogen)

    Kel III

    (Heterogen)

    (1) (2) (3) (4)

    X1 50 60 100

    X2 50 30 10

    X3 50 50 40

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    23/59

    X4 50 40 80

    X5 50 70 20

    Jumlah 250 250 250

    Rata-rata 50 50 50

    Jika di gambarkan ke dalam grafik

    2.Kegunaan Ukuran Dispersi

    a. Ukuran penyebaran dapat digunakan untuk menentukan apakah nilai rata-ratanya

    benar-benar representatif atau tidak.

    Apabila suatu kelompok data mempunyai penyebaran yang tidak sama terhadap

    nilai rata-ratanya, maka dikatakan bahwa nilai rata-rata tersebut tidak

    representatif.

    b. Ukuran penyebaran dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan terhadap

    variabilitas data.c. Ukuran penyebaran dapat membantu penggunaan ukuran statistika, misalnya

    dalam pengujian hipotesis, apakah dua sampel berasal dari populasi yang sama

    atau tidak.

    3. Pengukuran dispersi data didasarkan pada 2 pertimbangan :

    a. Pengukuran tendensi sentral (mean, median dan modus) hanya memberikan

    informasi yang terbatas.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    24/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    25/59

    Median didefi

    dua bagian yang sam

    rentang nilai menjad

    Ketiga nilai tersebut

    Q1 = kuartil per

    Q3 = kuartil keti

    Rentang antar kuarti

    terbawah (Q1). Nilai

    RAK = Q3 - Q1

    7. Rentang Semi Interkuartil / Simpangan Kuartil / Deviasi Kuartil :

    Nilai setengah dari s

    Rumus : SK = (Q3 - Q1)

    Simpangan kuartil (S

    data pencilan atau d

    i. lebih kecil dari

    ii. lebih besar dari

    ( karena salah c

    Contoh :

    Sekelompok data : 1

    isikan sebagai nilai yang membagi seluruh

    a. Kuartil didefinisikan sebagai nilai yang m

    i empat bagian yang sama.

    dinamakan nilai-nilai kuartil dan dilamban

    ama Q2 = kuartil kedua

    ga

    l didapat dari selisih antara nilai kuartil ter

    ya tidak terpengaruh oleh nilai ekstrim.

    RAK = Q3 - Q1

    Rentang Semi Interkuartil / Simpangan Kuartil / Deviasi Kuartil :

    elisih antara kuartil teratas dan terbawah

    Rumus : SK = (Q3 - Q1)

    K) digunakan untuk melihat lokasi dari dat

    ta yang menyimpang, yaitu data Q yang nil

    agar luar (Q1 SK)

    pagar dalam (Q3 + SK)

    atat atau salah ukur ).

    Contoh :

    13 15 17 18 22 24

    entang nilai menjadi

    embagi seluruh

    kan dengan :

    tas (Q3) dan kuartil

    RAK = Q3 - Q1 (rumus E.1)

    Rentang Semi Interkuartil / Simpangan Kuartil / Deviasi Kuartil :

    Rumus : SK = (Q3 - Q1) (rumus E.2)

    a, melihat apakah ada

    ainya :

    Contoh :

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    26/59

    Ditanya :

    a. Rentang, Rentang Antar Kuartil , dan Simpang Kuartil ?

    b. Apakah ada data pencilan ?

    Jawab :

    R = Xt Xr = 24 12 = 12

    RAK = Q3 - Q1 = 22 13 = 9

    SK = (Q3 - Q1) = (22 13) = 4,5

    = (Q3 + Q1) = (22 + 13) = 17,5

    Artinya lokasi 50% data terletak dalam interval 17,5 4,5 Jadi di antara 13 22

    Simpang kuartil (SK) juga digunakan untuk melihat apakah ada data pencilan (data

    yang nilainya lebih kecil dari nilai pagar luar atau lebih besar dari nilai pagar dalam)

    Pagar luar = 13 4,5 = 9,5

    Pagar dalam = 22 + 4,5 = 26,5

    Artinya kelompok data diatas tidak ada data pencilan/ menyimpang karena:

    12>9,5 dan 24

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    27/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    28/59

    = ( )

    ( . 5)

    atau

    = ( )

    1 ( . 6)

    Bisa ditunjukkan secara statistik matematis bahwa jika pembaginya (penyebutnya) n-

    1, E( ) = , artinya ( ) unbiased estimator dari , sehingga dalam

    prakteknya rumus E.6 lebih banyak digunakan.

    Rumus varians untuk data berkelompok

    =

    ( . 7)

    Dan

    =

    Dengan kata lain rumus E. 7 dapat ditulis:

    =

    ( . 8)

    Dapat juga dirumuskan sbb:

    =1

    ( . 9)

    atau

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    29/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    30/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    31/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    32/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    33/59

    Ukuran tingkat kemencengan (TK) menurut Pearson adalah sebagai berikut:

    Ukuran tingkat kemencengan dapat juga dihitung berdasarkan momen ketiga.

    Yang dimaksud dengan momen adalah:Jika kita memiliki sekelompok data sebanyak n: X1,X2, X3,.Xn, Maka yang disebut momen ke-r adalah (Mr) yang dicari menggunakan

    rumus:

    Untuk data tidak berkelompok

    =1

    Untuk data berkelompok

    =1

    (rumus E.13)

    (rumus E.14)

    (rumus E.15)

    (rumus E.16)

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    34/59

    Untuk r = 1, maka M1 (momen pertama) merupakan rata-rata hitung. Momen

    tersebut merupakan momen terhadap titik asal, sedangkan momen terhadap rata-

    rata hitung adalah sebagai berikut:

    Untuk data tidak berkelompok =1 ( ) ( . 17)

    Untuk data berkelompok =1

    ( ) ( . 18)

    Untuk r = 2, maka M2 (momen kedua) merupakan varians. Momen ketiga dankeempat yaitu M3 dan M4 masing-masing berguna untuk mengukur skewness dan

    kurtosis dari suatu distribusi frekuensi.

    Ukuran tingkat kemencengan yang dihitung berdasarkan momen ketiga dengan

    rumus:

    Dimana:

    ==

    13. Kurtosis

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    35/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    36/59

    ANGKA INDEKS

    Tujuan Pembelajaran:

    Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan untuk mampu:

    Menjelaskan pengertian angka indeks

    Menyebutkan berbagai macam angka indeks

    Menghitung berbagai macam angka indeks, dan menginterpretasikannya

    Menguji angka indeks dan mendeflasikan data berkala

    A. Pengertian Angka Indeks

    Untuk mengetahui maju-mundurnya suatu usaha (perusahaan ingin mengetahui

    menju-mundurnya hasil penjualan, pemerintah ingin mengetahui maju-mundurnya

    penerimaan negara, penerimaan devisa, dan lain sebagainya) diperlukan angka indeks.

    Angka indeks atau sering disebut indeks saja, pada dasarnya merupakan suatu angka yang

    dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan

    antara kegiatan yang sama (produksi, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dan

    lain sebagainya) dalam dua waktu yang berbeda. Dengan demikian, angka indeks sangat

    diperlukan oleh siapa saja yang ingin mengetahui maju-mundurnya kegiatan atau usahayang dilaksanakan, seperti pemilik perusahaan, para pejabat pemerintah, para ahli ekonomi

    dan sosial (untuk melihat perkembangan ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat)

    para pendidik, ahli agama, penegak hukum (untuk melihat naik-turunnya pelanggaran

    hukum yang terjadi) dan lain sebagainya.

    Di dalam membuat angka indeks diperlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar

    (base period) dan waktu yang bersangkutan atau sedang berjalan (current period). Waktu

    dasar adalah waktu dimana suatu kegiatan (kejadian) dipergunakan sebagai dasarperbandingan, sedangkan waktu bersangkutan ialah waktu dimana suatu kegiatan

    (kejadian) dipergunakan sebagai dasar perbandingan terhadap kegiatan (kejadian) pada

    waktu dasar.

    Contoh:

    Jumlah produksi barang A yang dihasilkan oleh PT. Sarla selama tahun 2006 dan 2007

    masing-masing adalah 150 ton dan 225 ton. Hitunglah indeks produksi masing-masingtahun.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    37/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    38/59

    , = indeks produksi pada waktu tdengan waktu dasar 0

    = produksi pada waktu t

    = produksi pada waktu 0

    Contoh:

    Tabel berikut menyajikan data rata-rata perdagangan hasil pertanian di Jakarta dari tahun

    1992-1997. Hitunglah indeks harga beras pada tahun 1995, 1996 dan 1997 dengan waktu

    dasar 1992.

    Jenis pertanian 1992 1993 1994 1995 1996 1997

    Beras 66.368 67.337 81.522 100.209 101.382 111.183

    Jagung kuning 34.877 39.829 45.850 50.000 62.740 66.208

    Kacang kedelai 110.505 116.458 121.542 115.052 114.800 125.733

    Kacang hijau 111.528 111.063 127.108 128.750 163.043 192.771

    Kacang tanah 161.243 198.271 209.542 200.000 228.792 223.250

    Ketela pohon 15.433 13.853 20.538 26.944 26.079 243.119

    Ketela rambat 22.033 22.273 29.831 36.698 35.688 35.131

    Kentang 46.984 55.110 85.183 82.404 93.713 121.920

    Penyelesaian;

    Untuk tahun 1995

    / = 100%

    =100.209

    66.368 100%

    = 150,99%

    Untuk tahun 1996

    / = 100%

    =101.382

    66.368 100%

    = 152,76%

    Untuk tahun 1997

    / = 100%

    =111.183

    66.368 100%

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    39/59

    = 167,52%

    Jadi dibandingkan dengan harga beras tahun 1992, harga beras tahun 1995 naik

    150,99% - 100%=50,99%, pada tahun 1996 52,76%, dan pada tahun 1997 naik 67,52%.

    Contoh:

    Menyajikan data produksi Tanaman Bahan Makanan menurut jenis dari tahun 1993-1998.

    Hitunglah indeks produksi kacang tanah tahun 1996, 1997, dan 1998 dengan waktu dasar

    tahun 1993

    Jenis barang 1993 1994 1995 1996 1997 1998

    Padi sawah 45.559 43.959 46.806 48.188 46.592 45.711

    Padi lading 2.622 2.682 2.938 2.913 2.785 2.761

    Jagung 6.460 6.869 8.246 9.307 8.711 10.059

    Ubi kayu 17.285 15.729 15.441 17.002 15.134 14.728

    Ubi jalar 2.088 1.845 2.171 2.017 1.847 1.928

    Kacang tanah 639 632 760 738 688 691

    kedelai 1.709 1.565 1.680 1.517 1.357 1.306

    Penyelesaian;

    Untuk tahun 1996

    / = 100%

    =48.18845.559

    100%

    = 115,49%

    Untuk tahun 1997

    / = 100%

    =46.59245.559

    100%

    = 107,66%

    Untuk tahun 1998

    / = 100%

    =45.71145.559 100%

    = 108,13%

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    40/59

    Produksi kacang tanah tahun 1996 jika dibandingkan dengan produksi tahun 1993

    mengalami kenaikan sebesar (115,49% - 100%) = 15,49%

    INDEKS AGREGATIF TIDAK TERTIMBANG

    Indeks agregatif tidak tertimbang digunakan untuk unit-unit yang mempunyai satuan yang

    sama. Indeks ini diperoleh dengan jalan membagi hasil penjumlahan harga pada waktu

    yang bersangkutan dengan hasil penjumlahan harga pada waktu dasar.

    , =

    100%

    Rumus ini dapat dipergunakan untuk menghitung indeks produksi agregatif asalkan

    barang-barang mempunyai satuan yang sama

    Contoh:

    Tabel berikut menyajikan harga barang berdasarkan jenis tahun 2005 2007.

    Jenis barang

    Harga (Rp)

    2005 2006 2007

    A 100 150 200

    B 200 250 300

    C 500 600 700

    D 400 500 600

    Jumlah 1.200 1.500 1.800

    Hitunglah indeks harga agregatif tidak tertimbang untuk tahun 2006 dan 2007 denganwaktu dasar tahun 2005.

    Penyelesaian:

    / =

    100%

    =1.500

    1.200 100%

    = 125%

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    41/59

    =

    100%

    =1.8001.200

    100%

    = 150%(dari tabel dapat dilihat bahwa angka indeks pada waktu dasar, tahun 2005 = 100%)

    INDEKS AGREGATIF TERTIMBANG

    Indeks agregatif tertimbang ialah indeks yang dalam pembuatannya telah dipertimbangkan

    faktor-faktor yang akan mempengaruhi naik-turunnya angka indeks tersebut. Timbangan

    yang akan dipergunakan untuk pembuatan indeks biasanya:1) Kepentingan relatif (relative importance)

    Suatu barang dapat dianggap penting bagi seseorang, namun juga dapat dianggap

    tidak penting bagi orang lain. Misalnya kentang, dianggap penting bagi masyarakat

    Eropa, dan tidak penting bagi orang Indonesia yang menganggap beras lebih penting

    dari kentang.

    2) Dalam pembuatan indeks harga, produksi dipergunakan sebagai timbanagan.

    Sebaliknya harga juga mempengaruhi produksi, apabila harga suatu barang merosotterus atau menunjukkan trend yang menurun, maka produsen kurang ingin

    meningkatkan produksinya, akan tetapi jika harga menunjukkan tren yang naik, hal

    ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksinya.

    Badan Pusat Satatistik selalu mengeluargan indeks biaya hidup setiap bulan untuk

    keperluan mengukur tingkat inflasi, sedangkan perusahaan menggunakan indeks biaya

    hidup untuk dasar penyesuaian gaji. Secara psikologis, gairah kerja para karyawan akanmenurun jika indeks biaya hidup naik tetapi gajinya tidak dinaikkan.

    Kelemahan dari indeks harga agregatif tidak tertimbang ini adalah:

    a) Satuan atau unit harga barang sangat mempengaruhi indeks harga

    b) Tidak mempengaruhi kepentingan relatif (relative importance) barang-barang yang

    tercakup dalam pembuatan indeks.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    42/59

    INDEKS RATA-RATA HARGA RELATIF

    Indeks rata-rata harga relatif dinyatakan oleh persamaan berikut:

    , =1

    100%

    Dimana, nadalah banyaknya jenis barang

    Contoh:

    Tahun

    Jenis barang

    Karet Kopi Lada Coklat

    1994 131,69 120,06 2,84 1,40

    1995 181,50 120,38 3,26 1,33

    1996 160,66 80,06 2,90 1,36

    1997 143,20 65,83 5,35 1,53

    Buatlah indeks rata-rata harga relatif untuk tahun 1996 dan 1997 dengan waktu dasar

    1994

    Penyelesaian:

    / =

    1

    4 100%

    =14

    (121,99 + 66,68 + 102,11 + 97,14)

    = 96,98

    / =14

    100%

    =14 (108,74 + 54,83 + 188,38 + 109,28)

    = 115,31

    Jika dibandingkan dengan tahun 1994, harga perdagangan besar bahan ekspor utama

    untuk tahun tahun 1996 mengalami penurunan sebesar 3,02%. Sedangkan untuk tahun

    1997 mengalami kenaikan sebesar 15,31%.

    Ada beberapa rumus angka indeks tertimbang, yaitu rumus Laspeyres dan rumus Paasche,yaitu nama dari penemunya.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    43/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    44/59

    Kedua rumus tersebut menggunakan timbangan atau bobot yang sangat berbeda. Laspeyres

    menggunakan produksi pada waktu dasar, sedangkan Paasche menggunakan produksi pada

    waktu t (waktu yang bersangkutan).

    Dilihat dari segi praktis, Laspeyres lebih baik karena timbangan tidak berusah-ubah tetapi

    secara teoritis kurang baik, sebab yang mempengaruhi harga sebetulnya adalah produksi

    pada waktu yang bersangkutan. Sebaliknya, dilihat dari segi teoritis rumus Paasche sangat

    baik. Perubahan produksi selalu diperhitungkan pengaruhnya terhadap peruabahan harga,

    tetapi dari segi praktis, susah sekali untuk diterapkan, khususnya di negara yang sedang

    berkembang seperti Indonesia, untuk mendapatkan data produksi beras dengan harga beras

    yang sama up to date-nya akan susah sekali. Data harga beras dapat diperoleh di pasar,

    tetapi produksi padi/ beras harus menunggu laporan dari mantri tani dan mantri statistik di

    tingkat kecamatan. Badan Pusat Statistik sendiri lebih banyak menggunakan rumus

    Laspeyres. Perhitungan indeks biaya hidup juga menggunakan rumus Laspeyres.

    Contoh;

    Hitunglah indeks harga agregatif tertimbang dengan menggunakan rumus Laspeyres dan

    Paasche, pada tahun 1996, tahun dasar 1995 dari data berikut

    Jenis barang

    Harga Rp per satuan Produks dalam satuan

    1995 1996 1995 1996

    A 691 2.020 741 937

    B 310 661 958 1.499

    C 439 1.000 39 30

    D 405 989 278 400

    E 568 1.300 2.341 3.242

    / =

    100%

    =(2.020)(741)+(661)(958)+(1.000)(39)+ (989)(278)+(1.300)(2.341)

    (691)(741)+(310)(958)+(439)(39)+(405)(278)+(568)(2.341) 100%

    = 241,90%

    / =

    100%

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    45/59

    =(2.020)(937)+(661)(1.499)+(1.000)(30)+(989)(400)+(1.300)(3.242)

    (691)(937)+(310)(1.499)+(439)(30)+(405)(400)+(568)(3.242) 100%

    = 240,47%

    Kesimpulan: hasil dari kedua rumus diatas tidak jauh berbeda

    VARIASI DARI INDEKS HARGA TERTIMBANG

    Jika diperhatikan indeks harga tertimbang baik dari Laspeyres dan Paasche, masing-masing

    mempunyai kebaikan dan kelemahan. Rumus Laspeyres baik dalam praktek, lemah dalam

    teori. Sedangkan rumus Paasche baik dalam toeri namun sulit penggunaannya dalam

    praktek. Akan tetapi, kedua orang tersebut tidak ada yang mau mengalah, masing-masing

    mengatakan rumusnyalah yang paling baik. Sampai akhirnya muncul Irving Fisher dengan

    rumus yang baru yaitu:

    =

    =

    100%

    Rumus lainnya dibuat oleh Drobisch. Irving Fisher mengalikan L dan P kemudian manrik

    akar dari hasilkali tersebut, maka Drobisch mengambil rata-rata dari hasil perhitungan

    dengan rumus Laspeyres dan Paasche. Rumus Drobisch adalah sebagai berikut:

    = +

    2

    =1

    2

    +

    100%

    Hitunglah indeks harga agregat tertimbang (pada perhitungan sebelumnya L=241,90% dan

    P= 240,47%)

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    46/59

    Jenis barang

    Harga Rp per satuan Produks dalam satuan

    1995 1996 1995 1996

    A 691 2.020 741 937

    B 310 661 958 1.499

    C 439 1.000 39 30

    D 405 989 278 400

    E 568 1.300 2.341 3.242

    Penyelesaian:

    Dengan menggunakan rumus Fisher

    = = 241,90% + 240,47%= 241,18%

    Dengan menggunakan rumus dari Drobisch

    = +

    2

    =12

    (241,90% + 240,47%)

    = 241,18

    Kesimpulan: ternyata rumus Fisher dan Drobisch memberikan hasil yang sama.

    Selain rumus-rumus diatas, ada juga rumus Marshal-Edgeworth.

    = ( + ) ( + )

    100%

    Dengan menggunakan tabel sebelumnya.lah indeks tahun 1996 dengan rumus Marshal-

    Edgeworth

    =

    ( + )

    ( + ) 100%

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    47/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    48/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    49/59

    (dari waktu ke waktu). Sering kali dalam praktek seorang pimpinan, baik pejabat

    pemerintah atau swasta menghendaki agar waktu dasarnya selalu berubah setiap tahun,

    setiap 2 tahun, atau lebih dari 2 tahun, misalnya jika waktu dasarnya satu satuan waktu

    sebelumnya (1 bulan, 1 tahun) dll.

    Jadi, jika membuat indeks berantai, maka harus ditentukan terlebih dahulu berapa

    satuan waktu sebelumnya yang akan dipergunakan sebagai waktu dasar. Kita hanya

    mengganti p0 menjadi pt-1, q0 menjadi qt-1 dan seterusnya. Maka rumus yang dipergunakan

    untuk mencari indeks berantai adalah:

    , = %

    Contoh:

    Tahun 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994

    Ekspor karet (1000 ton) 392,1 447,6 450,0 469,2 475,4 480,9 489,2

    Penyelesaian:

    , = %

    , = %

    = ,

    , %

    = , %

    , = 100%

    =450,0447,6

    100%

    = 100,54%

    Keuntungan dalam menggunakan angka indeks berantai ialah:

    a) Memungkinkan kita untuk memasukkan komoditi-komoditi baru yang diperlukan

    sebagai timbangan, misalnya dalam pembuatan indeks biaya hidup, dipergunakan

    beberapa macam barang yang dikonsumsi oleh kelompok masyarakat berpendapatan

    rendah (Low income group), komposisi barang-barang tersebut akan beruabh-uabah.

    Misalnya, ada barang-barang yang sudah tidak dikonsumsi lagi dan harus diganti

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    50/59

    dengan barang-barang baru yang muncul, misalnya pengeluaran untuk bepergian

    seperti biaya taksi, becak, dll.

    b) Apabila sudah dibuat indeks berantai dengan waktu dasar yang berubah-ubah, kita

    dapat menurunkan dari indeks berantai tersebut suatu indeks pada tahun-tahun

    tertentu dengan waktu dasar yang tetap. Rumus untuk menghitung angka indeks

    berantai dengan waktu dasar tetap adalah:

    , = , ,

    Sebab:

    , , = 1

    =

    Perlu ditekankan sekali lagi bahwa untuk semua rumus angka indeks yang telah

    diuraikan diatas dapat dibuat indeks berantai, yaitu dengan mengubah waktu dasar 0,

    menjadi t 1 atau t 2, tergantung berapa unit waktu sebelumnya yang akan kita

    pergunakan sebagai dasar perbandingan.

    PENENTUAN DAN PENGGESERAN WAKTU DASAR

    Tujuan utama pembuatan angka indeks adalah untuk melakukan perbandingan

    mengenai suatu kegiatan pada dua waktu yang berbeda (kegiatan produksi, penjualan,

    konsumsi perkembangan harga dan lain sebagainya). Di dalam pembuatan angka indeks

    pada suatu waktu tertentu (minggu tertentu, bulan tertentu, triwulan tertentu, tahun

    tertentu), harus ditentukan terlebih dahulu waktu dasar (base period) yaitu waktu dimana

    suatu kegiatan akan dipergunakan sebagai dasar perbandingan. Waktu dasar dapt berupa

    waktu tertentu (at a point of time), misalnya selama Pelita Pertama (1968 1973).

    Apabila kita hanya membandingkan sautu kegiatan dari dua waktu saja (2 bulan, 2

    tahun misalnya), maka hal ini tidak sukar, sebab tinggal memilih satu diantara dua,

    misalnya untuk indeks harga 9 macam bahan pokok pada bulan Agustus 1977 dengan

    waktu dasar Juli 1977, atau produksi padi tahun 1977 dengan waktu dasar 1976. Hal ini

    dinakan binary comparison. Akan tetapi, dalam prakteknya kita harus membuat angka

    1960 1977, antara 1970 1877 atau antara 1997 2007.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    51/59

    Untuk ini ita harus memilih salah satu tahun tertentu, atau suatu periode tertent,

    katakanlah 1968 1973, yaitu periode dimana pemerintah melaksanakan Rencana

    Pembangunan Lima Tahun Pertama.

    Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam menentukan atau memilih waktu

    dasar tersebut:

    a) Waktu sebaiknya menunjukkan keadaan pereknomian yang stabil, dimana harga

    tidak berubah dengan cepat sekali.

    b) Waktu jangan terlalu jauh di belakang, usahakan paling lama 10 tahun atau lebih

    baik kurang dari 5 tahun

    c) Waktu dimana terjadi peristiwa penitng, misalnya saja jika suatu perusahaan dalam

    membuat indeks produksi atau hasil penjualan menggunakan waktu dasar pada saat

    Direktur Produksi/ Pemasaran yang baru diangkat.

    d) Waktu dimana tersedia data untuk keperluan timbangan

    Jika waktu dasar dari angka indeks dianggap sudah out of date, karena sudah terlalu lama

    atau terlalu jauh ketinggalan, maka perlu diadakan penggeseran waktu dasar (shifting the

    base period). Ada dua cara untuk melakukan penggeseran, yaitu sebagai berikut:

    a) Apabila data asli masih tersedia, maka angka pada waktu atau tahun tertentu yang akan

    dipakai sebagai tahun dasar yang baru itu diberi nilai 100%, sedangkan angka-angkalainnya dibagi dengan angka dari waktu tersebut, kemudian dikalikan dengan 100%.

    Misalnya kita mempunyai data rata-rata harga perdangangan besar kentang tahun

    19787 1995 sebagai berikut:

    Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

    Harga

    Rp/100kg9.366 11.578 22.284 8.339 27.874 27.237 35.805 30.142 39.402

    Berdasarkan data tersebut, dibuat angka indeks pada tahun 1988 sampai dengan 1995

    dengan 1987 sebagai tahun dasar. Kemudian karena sesuatu hal akan dibuat angka

    indeks dengan tahun 1990 sebagai waktu dasar. Karena data aslinya masih ada, maka

    caranya sederhana sekali, yaitu kalau indeks yang lama tahun 1987 = 100% dan semua

    angka pada tahun tahun lainnya dibagi dengan angka tahun 1987 kemudian

    dikalikan dengan 100%. Misalnya:

    , =

    .

    . %= , %

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    52/59

    , = .

    . %

    = , %

    Sedangkan indeks baru dengan tahun 1990 sebagai waktu dasar menghasilkan

    perhitungan, misalnya sebagai berikut:

    , = .. %

    = , %

    , = .

    . %

    = , %

    Contoh:

    Tahun

    Harga Kentang

    (Rp/100kg)

    Indeks Lama

    (1987 = 100 )

    Indeks Baru

    (1990 = 100 )

    1987 9.366 100% 112,32%

    1988 11.578 123,62% 138,84%

    1989 22.284 237,92% 267,23%

    1990 8.339 89,03% 100,00%

    1991 27.847 297,32% 333,94%

    1992 27.237 290,32% 326,62%

    1993 35.805 382,29% 429,37%

    1994 30.142 321,82% 361,46%

    1995 39.402 420,69% 472,53%

    b) Indeks pada tahun yang akan dipilih sebagai waktu dasar diberi nilai 100%, kemudian

    angka indeks pada tahun-tahun lainnya dibagi dengan indeks dari tahun dasar baru,

    dan mengalikannya dengan 100%. Cara ini sering digunakan apabila data aslinya

    sudah tidak ada lagi. Sebaiknya cara ini dipergunakan bila angka indeks memenuhipengujian sirkuler (circular test), atau kalau terpaksa harus menggeser waktu dasar

    tetapi data aslinya sudah tidak ada lagi, seperti telah diuraikan diatas. Jika cara ini

    diterapkan pada contoh diatas, misalnya sudah ada indeks dengan 1987 = 100%,

    kemudian akan digeser menjadi 1990 =100% (data asli sudah tidak ada), maka

    , = , % = , % dan , = ,

    , 100% = 472,53%

    Hasilnya adalah sebagai berikut;

    Tahun

    Indeks Lama

    (1987 = 100 )

    Indeks Baru

    (1990 = 100 )

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    53/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    54/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    55/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    56/59

    Hasil perhitungannya menunjukkan upah riil sebagai berikut:

    Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996

    Rata-rata upah

    riil harian(ribuan Rp)

    1,19 1,24 1,35 1,46 1,51 1,55 1,58 1,61 1,64 1,75 1,81 1,89

    Apabila kita ingin mendapatkan daya beli rupiah untuk berbagai tahun, dengan anggapan

    bahwa satu rupiah pada tahun tertentu (1985 misalnya) benar-benar bernilai satu rupiah

    (berdaya beli Rp 1), maka caranya ialah dengan jalan membagi Rp 1, dengan angka indeks

    yang waktu dasarnya sudah digeser ke tahun 1985 tersebut. Misalkan, daya beli rupiah (Rp

    1) untuk tahun 1985=%

    = ; untuk tahun 1986=, %

    =,

    ; dan seterusnya.

    Daya beli rupiah dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:

    Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996

    Rata-rata upah

    riil harian

    (ribuan Rp)

    1,00 0,93 0,94 0,93 0,86 0,84 0,83 0,83 0,83 0,82 0,79 0,77

    INFLASIInflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus

    (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

    antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi

    barang. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya

    dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama.

    Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secarakontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

    Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi

    dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling

    pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan

    persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

    Dampak Sosial Dari Inflasi

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    57/59

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    58/59

    Data statistik harga-harga pada umumnya dan data statistik harga konsumen pada

    khususnya terutama yang telah disusun dalam bentuk indeks dapat digunakan sebagai

    indikator atas terjadinya perubahan harga. Selain itu dapat digunakan sebagai alat untuk

    melihat seberapa besar tingkat kestabilan harga yang terjadi di suatu negara/daerah. Hal ini

    menjadi wajar apabila pemerintah baik pusat maupun daerah dan konsumen data lainnya

    akan selalu memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi atas harga-harga

    konsumen dan indeksnya.

    Adapun secara garis besarnya kegunaan tersebut adalah sebagai berikut :

    1) Sebagai petunjuk dalam penyusunan kebijaksanaan ekonomi secara umum oleh

    pemerintah, yaitu dalam merumuskan kebijaksanaan pengambilan keputusan dan

    penetapan peraturan yang menyangkut harga, tarip, subsidi, rencana

    produksi/pengadaan barang dan lain sebagainya.

    2) Digunakan untuk indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wage indexation).

    3) Digunakan untuk penyesuaian upah buruh oleh pimpinan perusahaan, karena

    dengan tersedianya data tersebut merupakan bantuan yang besar dalam penetapan

    atau penyesuaian upah yang riil, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

    4) Untuk beberapa analisa ekonometri seperti: analisa pasar, analisa penjualan atasbarang-barang konsumen dan lain-lain.

    5) Sebagai indikator maka indeks harga ini juga dipakai untuk mengambil keputusan

    dalam kebijaksanaan fiskal dan moneter, penyesuaian nilai kontrak (contractual

    payment), dan ekskalasi nilai proyek (project escalation), penentuan target inflasi

    (inflation targeting), dan indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah

    (budgeting indexation).

    6) Digunakan sebagai proxi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living).7) Digunakan sebagai indikator dini tingkat bunga, valuta asing(valas), dan indeks

    harga saham.

  • 7/21/2019 Modul Pembelajaran Statistik Deskriptif

    59/59