modul sementara pab 2016

Upload: praditya-wisnu-dewanto

Post on 23-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    1/40

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

    (A)

    TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui prinsip kerja termometer berisi zat alir dan thermocouple digital.

    2. Mengetahui cara menera alat ukur suhu.

    3. Menerapkan hasil peneraan untuk pengukuran kenaikan titik didih larutan.

    4. Menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut elektrolit atau non elektrolit terhadap

    kenaikan titik didih air.

    CARA KERJA

    Percobaan yang dilakukan meliputi peneraan alat ukur suhu dan pengukuran kenaikan titik didih

    larutan.

    1. Peneraan Alat Ukur Suhu (Menggunakan Termomemeter Raksa)

    a. Pengukuran Suhu Udara

    Catat suhu udara yang ditunjukkan termometer raksa, termometer alkohol dan

    thermocouplepada udara terbuka setelah suhu yang ditunjukkan alat ukur konstan.

    b.

    Pengukuran Suhu Air Ledeng

    1. Masukkan air ledeng secukupnya ke dalam gelas beker 250 mL.

    2. Celupkan termometer raksa dalam air ledeng tersebut.

    3. Catat suhu termometer raksa setelah nilainya konstan.

    4. Ulangi percobaan dengan memakai termometer alkohol dan thermocouple.

    c. Pengukuran Suhu Air Mendidih

    1. Didihkan air ledeng secukupnya dalam water heater(skala water heater = 4).

    2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple dalam air

    pada water heateryang sedang mendidih.

    3. Catat suhu tiap alat ukur setelah suhunya konstan.

    d. Pengukuran Suhu Es Melebur

    1. Masukkan es batu ke dalam vacuum flasksampai mencair.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    2/40

    2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple dalam

    leburan es melalui lubang pada tutup vacuum flask.

    3. Catat suhu yang di tunjukkan tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    e. Pengukuran Suhu Udara Panas

    1. Pasang termometer raksa, termometer alkohol, dan probe thermocouplepada lubang

    yang tersedia pada pipa blower.

    2. Hidupkan blowerdengan menekan tombol on.

    3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    f. Pengukuran Suhu Es+Garam

    1. Masukkan es batu ke vacuum flask dan menambah garam dapur secukupnya, lalu

    membiarkan es batu mencair.

    2.

    Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, danprobe thermocoupleke dalam

    campuran garam dan leburan es melalui lubang pada vacuum flask.

    3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih

    a. Pengukuran titik didih aquadest.

    1. Ambil 150 mL aquadestdengan gelas beker PYREX 250 mL.

    2. Panaskan gelas beker PYREX 250 mL berisi aquadest tersebut di atas kompor

    sampai mendidih.

    3. Catat suhu didih aquadestyang ditunjukkan termometer alkohol dan thermocouple.

    b. Pengukuran titik didih larutan gula

    1. Timbang gula pasir sebanyak 85,5 gram pada gelas beker 250 mL menggunakan

    neraca analitis digital.

    2. Masukkan aquadestke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.

    3. Larutkan 85,5 gram gula pasir dengan aquadest dari labu ukur 250 mL tersebut

    dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan gula 1 molal.

    4.

    Tuang sebagian larutan gula tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher tiga 500

    mL dengan bantuan corong gelas.

    5. Panaskan larutan gula dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola di atas

    pemanas mantel pada skala 8.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    3/40

    6. Sisa larutan gula yang belum dimasukkan ke labu leher tiga, dipanaskan di atas

    kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai suhunya sekitar

    80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).

    7. Masukkan larutan gula dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.

    8. Panaskan larutan gula di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai dengan

    suhu yang konstan.

    9. Catat suhu didih larutan gula yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    10. Tuang larutan gula ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 171 gram gula

    pasir dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.

    11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.

    c.

    Pengukuran titik didih larutan garam

    1.

    Timbang garam dapur (NaCl) sebanyak 14,625 gram pada gelas beker 250 mL

    menggunakan neraca analitis digital.

    2. Masukkan aquadestke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.

    3. Larutkan 14,625 gram NaCl dengan dari labu ukur 250 mL tersebut dalam gelas

    beker 600 mL. Akan diperoleh larutan garam 1 molal.

    4. Tuang sebagian larutan garam tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher tiga 500

    mL dengan bantuan corong gelas.

    5. Panaskan larutan garam dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola di atas

    pemanas mantel pada skala 8.

    6. Sisa larutan garam yang belum dimasukkan ke pemanas mantel dipanaskan di atas

    kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai suhunya sekitar

    80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).

    7. Masukkan larutan garam dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.

    8. Panaskan larutan garam di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai dengan

    suhu yang konstan.

    9. Catat suhu didih larutan garam yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    10. Tuang larutan garam ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 29,25 gram

    garam dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    4/40

    11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    5/40

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

    (A)

    Nama : 1. NIM :

    : 2. NIM :3. NIM :

    Asisten : Farida Arisa /Astrid Ellyana

    Data Percobaan

    1. Peneraan Alat Ukur Suhu

    Media Terukur Termometer Raksa (C) Termometer Alkohol (C) Thermocouple (C)

    Air mendidih

    Udara blower

    Udara

    Air

    Es Melebur

    Air es + garam

    2. PengukuranKenaikan Titik Didih LarutanTekanan : 1 atmTitik didih aquadest (pelarut) : Thermocouple :

    :Termometer alkohol :

    Massa pelarut : 250 gram

    No. Larutan Massa (gram)Titik didih (oC)

    Termometer alkohol Thermocouple

    1. Garam +

    + +

    2. Gula +

    + +

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    6/40

    3.

    PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

    (B)

    TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan dari percobaan ini adalah membuat kurva standar hubungan antara tinggi

    pelampung dalam rotameter cairan dengan laju alir air dan kurva standar hubungan antara tinggi

    pelampung dalam rotameter gas dengan laju alir udara.

    CARA KERJA

    Peneraan Laju Alir Zat Cair

    1.

    Suhu air ledeng diukur di gelas ukur dengan termometer alkohol 110 o C.

    2. Kran pemasukan dibuka untuk mengisi bak penampungan air hingga penuh dan terjadi aliran

    overflow.

    3. Ketinggianfloatdiatur pada ketinggian 6,0 cm.

    4. Debit cairan yang mengalir dalam rotameter diukur pada selang waktu 5 0,20 detik dengan

    menggunakanstopwatchdan gelas ukur 50 mL atau 100 mL.

    5. Volume air tertampung dan waktustopwatch dicatat.

    6.

    Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali berurutan untuk ketinggalanfloatyang sama.7. Debit untuk ketinggianfloatyang lain 5,5; 5,0; 4,5; 4,0; 3,5; 3,0; 2,5; 2,0; 1,5 cm.

    Peneraan Laju Alir Zat Gas

    1. Suhu udara diukur dengan termometer ruangan.

    2. Rangkaian alat disiapkan dan semua kran pada rangkaian alat ditutup.

    3. Botol penampung diisi air hingga tanda batas.

    4. Ketinggian cairan pada selang pengeluaran akhir dengan tinggi cairan pada botol penampung

    diatur agar sejajar.

    5. Kompresor dinyalakan dan diisi udara hingga tekanan 5 kg/cm.

    6. Kran penghubung tabung pengaman dan kompresor dibuka, tabung gas pengaman diisi.

    7. Tekanan udara di kompresor dicatat, kran penghubung tabung gas dan rotameter dibuka.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    7/40

    8. Ketinggianfloatrotameter diatur 10,0 cm dengan menggunakan kran pada tabung pengaman,

    dijaga konstan.

    9. Debit aliran yang keluar diukur pada selang waktu 3 0,20 detik dengan bantuan stopwatch

    dan gelas ukur 50 mL.

    10.Volumer air tertampung dan waktu di stopwatch dicatat. Pengambilan data dilakukan

    sebanyak 5 kali untuk ketinggianfloatyang sama.

    11.Debit untuk ketinggianfloatyang lain 8,0 ; 6,0 ; 4,0 ; 2,0 cm.

    12.Tekanan akhir udara yang tersisa di kompresor dicatat.

    13.Udara yang tersisa di dalam kompresor dan tabung pengaman dikeluarkan secara perlahan.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    8/40

    LAPORAN SEMENTARA

    PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

    (B)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari/tanggal :

    Asisten : Dwi Reinaldy Gunawan / Muhammad Naufal Fakhry

    DATA PERCOBAAN

    1. Peneraan Laju Alir Zat Cair

    h (cm) 6,0 5,5 5,0

    T (C) C C C

    Q=V/t

    (cm3/s)

    4,5 4,0 3,5

    C C C

    3,0 2,5 2,0

    C C C

    1,5

    C

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    9/40

    2. Peneraan Laju Alir Gas

    P awal : kg/cm

    P akhir : kg/cm

    T udara : C

    h (cm) 10,0 8,0

    Q =V/t

    (cm3/s)

    6,0 4,0

    2,0

    Yogyakarta, 2016

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    10/40

    PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI

    (C)

    TUJUAN PERCOBAANTujuan dari praktikum ini adalah :

    1. Memahami dan mempraktikkan cara pengukuran rapat massa dan konduktansi dengan alat

    ukur.

    2. Menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengukur rapat massa dan konduktansinya

    dengan bantuan kurva standar.

    CARA KERJA

    1.

    Pembuatan Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi

    a. Timbang NaCl sebanyak X gram dengan bantuan gelas arloji dan menggunakan neraca

    analitis digital.

    b. Larutkan NaCl dengan aquadest sebanyak 300 mL di dalam gelas beker 500 mL dan

    aduk hingga homogen.

    c. Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 500 mL dengan bantuan corong gelas dan

    tambahkan aquadesthingga tanda batas, kemudian gojog larutan hingga homogen.

    d.

    Tuangkan larutan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.e. Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah dibuat dengan menggunakan gelas ukur 100 mL,

    kemudian masukkan ke dalam labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest hingga tanda

    batas dan gojog larutan hingga homogen.

    f. Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    g. Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah diencerkan, kemudian masukkan ke dalam labu

    ukur 500 mL. Tambahkan aquadest hingga anda batas dan gojog larutan hingga

    homogen.

    h. Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    11/40

    2. Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Piknometer pada Suhu

    Percobaan

    a. Ukur suhu percobaan (lingkungan) dengan menggunakan termometer dan catat hasil

    pengukurannya.

    b. Timbang piknometer kosong dengan neraca analitis digital dan catat hasil

    pengukurannya.

    c. Isi piknometer dengan aquadest hingga penuh dengan bantuan pipet tetes, kemudian

    tutup piknometer hingga tidak ada udara di dalamnya. Timbang piknometer tersebut dan

    catat hasil pengukurannya.

    d. Keluarkan aquadestpada piknometer, kemudian cuci dan keringkan piknometer tersebut.

    e. Ulangi langkah percobaan c dan d untuk pengukuran rapat massa air ledeng, larutan NaCl

    berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.

    3. Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Hidrometer pada Suhu

    Percobaan

    a. Tuang aquadestke dalam gelas ukur 250 mL.

    b. Ukur rapat massa aquadest dengan memasukkan hidrometer 0,900 1,000 gr/mL atau

    1,0001,200 gr/mL dengan perlahan-lahan.

    c. Baca skala hidrometer dan catat hasil pengukuran.

    d. Ulangi langkah percobaan a sampai c untuk pengukuran rapat massa air ledeng, larutan

    NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.

    4. Pengukuran Rapat Massa Larutan NaCl dengan Menggunakan Hidrometer pada berbagai

    Suhu

    a. Siapkan baskom plastik berisi air dan es batu.

    b. Tuang larutan NaCl hasil pengenceran 25x sebanyak 300 mL ke dalam gelas beker 500

    mL, kemudian dinginkan larutan tersebut hingga suhu larutan 20C.

    c. Setelah suhu larutan mencapai 20C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur 250 mL

    dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900 1,000 gr/mL atau

    1,0001,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil pengukurannya.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    12/40

    d. Tuang kembali larutan NaCl tersebut ke dalam gelas beker 500 mL, lalu panaskan larutan

    dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan 40C.

    e. Setelah suhu larutan mencapai 40C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur 250 mL

    dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900 1,000 gr/mL atau

    1,0001,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil pengukurannya.

    f. Ulangi langkah percobaan b sampai e untuk larutan NaCl hasil pengenceran 5x dan

    larutan NaCl hasil pengenceran 1x.

    5. Pengukuran Konduktansi Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi pada Berbagai Suhu

    a. Tuang aquadestsebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.

    b. Letakkan gelas beker 50 mL yang berisi aquadestke dalam baskom plastik yang berisi

    air es dan dinginkan larutan hingga suhu larutan 20C.

    c.

    Ukur konduktansi aquadest pada suhu 20C tersebut dengan menggunakan

    konduktometer dan catat hasil pengukurannya.

    d. Cuciprobepada konduktometer dengan aquadestdalam gelas beker 50 mL.

    e. Panaskan aquadest tersebut dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan

    40C.

    f. Ukur konduktansi aquadest pada suhu 40C tersebut dengan konduktometer dan catat

    hasil pengukurannya.

    g. Cuciprobepada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.

    h. Ulangi langkah percobaan a sampai g untuk air ledeng, larutan NaCl berbagai

    konsentrasi.

    6. Pengukuran Konduktansi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan

    a. Tuang larutan sampel sebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.

    b. Ukur konduktansi larutan sampel tersebut dengan konduktometer dan catat hasil

    pengukurannya.

    c. Cuciprobepada konduktometer dengan aquadestdalam gelas beker 50 mL.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    13/40

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI

    (C)

    Nama Praktikan :1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari/Tanggal :

    Asisten : Ayu Dwi Lestari Widianingrum / Bill Rich

    DATA PERCOBAAN

    A. Pengukuran Rapat Massa

    Suhu percobaan = ...................oC

    Massa NaCl = ................... gram

    Volume larutan NaCl = ................... mL

    Massa piknometer kosong = ................... gram

    Pengukuran rapat massa berbagai cairan dengan piknometer dan hidrometer pada

    suhu percobaan.

    No CairanBerat piknometer +

    cairan, gram

    Densitas cairan dengan

    hidrometer, gram/ml

    1 Aquadest

    2 Air Ledeng

    3 Larutan NaCl Pengenceran 1 x

    4 Larutan NaCl Pengenceran 5 x

    5 Larutan NaCl Pengenceran 25 x

    6 Larutan Sampel

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    14/40

    Pengukuran rapat massa larutan NaCl dengan hidrometer pada berbagai suhu dan

    konsentrasi.

    No Suhu, oCDensitas larutan NaCl, gram/mL

    Pengenceran 1x Pengenceran 5 x Pengenceran 25 x

    1

    2

    3

    B. Pengukuran Konduktivitas

    Pembuatan Kurva Standar

    No. Cairan Konduktansi

    pada .oC, S

    Konduktansi

    pada .oC, S

    Konduktansi

    pada .oC, S

    1. Larutan NaCl pengenceran 1 x

    2. Larutan NaCl pengenceran 5 x

    3. Larutan NaCl pengenceran 25 x

    4. Aquadest

    5. Air Ledeng

    Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan

    Konduktansi = ...................S

    Yogyakarta, 2016

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    15/40

    MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT

    (D)

    TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk :

    1. Mengukur modulus patah dan kuat desak bahan padat berupa plester yang merupakan

    campuran semen dan pasir.

    2. Mencari hubungan antara komposisi campuran dengan kuat mekanik bahan.

    CARA KERJA

    1. Modulus Patah

    a.

    Persiapkan alat uji modulus patah dengan memasang tuas pengungkit pada dongkrak

    hidrolik dan memastikan valvepelepas tekanan tertutup rapat.

    b. Ukur dimensi sampel A, yakni lebar sampel (w) dan tebal sampel (t) menggunakan

    jangka sorong.

    c. Ukur jarak kedua ujung pisau penumpu (L) menggunakan penggaris dan diameter piston

    (d) menggunakan jangka sorong.

    d. Letakkan sampel di atas kedua pisau penumpu sedemikian sehingga posisi pisau pematah

    tepat berada di atas sampel.e. Naikkan posisi sampel dengan cara mengungkit tuas sampai permukaan atas sampel

    menyentuh pisau pematah.

    f. Amati indikator tekanan dan lanjutkan pengungkitan secara perlahan sampai sampel

    patah.

    g. Catat angka yang ditunjukkan indikator pada saat sampel patah.

    h. Turunkan posisi pisau penumpu dengan membuka valvepelepas tekanan.

    i. Lakukan lagi percobaan untuk sampel A sebanyak 2 kali.

    j. Lakukan hal yang sama untuk sampel B, C dan D (masing-masing 3 kali).

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    16/40

    2. Kuat Desak

    a. Persiapkan alat uji kuat desak dengan memasang tuas pengungkit pada dongkrak hidrolik,

    memastikan valve pelepas tekanan tertutup rapat, memastikan plat penekan atas dan

    bawah dalam kondisi bersih.

    b. Ukur panjang sisi-sisi permukaan sampel E yang akan menerima gaya menggunakan

    penggaris. Pilih permukaan penerima gaya dari sampel E yang paling halus, paling datar

    dan bentuknya beraturan.

    c. Ukur diameter piston (d) menggunakan jangka sorong.

    d. Letakkan sampel pada plat penekan bawah.

    e. Naikkan posisi sampel dengan cara mengungkit tuas sampai permukaan atas sampel

    menyentuh plat penekan atas.

    f.

    Amati indikator tekanan dan lanjutkan pengungkitan secara perlahan sampai sampel

    menunjukkan keretakan.

    g. Turunkan posisi plat penekan bawah dengan membuka valvepelepas tekanan.

    h. Catat angka yang ditunjukkan indikator pada saat sampel retak.

    i. Lakukan lagi percobaan untuk sampel E sebanyak 2 kali.

    j. Lakukan hal yang sama untuk sampel F, G dan H (masing-masing 3 kali).

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    17/40

    LAPORAN SEMENTARA

    MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT

    (D)

    NamaPraktikan : 1. NIM: 1.2. 2.3. 3.

    Hari/Tanggal :

    Asisten : Kanda Wiba Pratama / Mukmin Sapto Pamungkas

    Data Percobaan :

    Umur Sampel : hari

    1. Percobaan Modulus Patah

    Diameter silinder piston (d) = cm

    Jarak ujung-ujung pisau penumpu (L) = cm

    No. Sampel w, cm t, cm P, kg/cm2

    1A

    (O:P = 1:3)2

    3

    4B

    (O:P = 1:5)5

    6

    7C

    (O:P = 1:7)8

    9

    10D

    (O:P = 1:9)11

    12

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    18/40

    2. Percobaan Kuat Desak

    Diameter silinder piston (d) = cm

    No Sampel t, cm w, cm A, cm P, kg/cm2

    1E

    (O:P = 1:10)2

    3

    4F

    (O:P = 1:12)5

    6

    7G

    (O:P = 1:14)89

    10H

    (O:P = 1:16)11

    12

    Mengetahui Yogyakarta, 2016

    Asisten Jaga, Praktikan,

    1)

    2)

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    19/40

    PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN

    KEKENTALAN ZAT CAIR

    (E)

    TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan dari percobaan ini adalah :

    1. Memahami pengertian dasar tegangan muka.

    2. Memahami metode tekanan maksimum gelembung dan kenaikan pipa kapiler untuk

    penentuan tegangan muka.

    3. Menentukan besaran kental relatif dari suatu cairan dengan air sebagai zat pembanding

    berdasarkan hukum Hagen-Poiseuille.

    4. Menentukan pengaruh suhu terhadap kekentalan dinamik suatu zat cair.

    CARA KERJA

    1. Metode Tekanan Maksimum Gelembung

    a. Ukur diameter dalam pipa kapiler dengan penggaris.

    b. Isi gelas beker dengan aquadestdan ukur suhu aquadestdengan termometer.

    c. Tutup kran buret dan isi buret dengan air sampai hampir penuh.

    d.

    Seimbangkan tinggi cairan di kaki kanan dan kiri manometer.

    e. Ukur ho(tinggi cairan di kaki kanan dan kiri manometer saat seimbang).

    f. Masukkan pipa kapiler yang sudah dirangkai dengan selang dari manometer ke dalam

    gelas beker sedalam h2dari permukaan cairan.

    g. Buka kran buret perlahan-lahan.

    h.

    Baca hm(permukaan air dalam kaki terbuka) pada manometer tepat saat gelembung akan

    lepas pada ujung pipa kapiler (bentuk gelembung tepat bola).

    i.

    Ulangi percobaan hingga didapatkan 5 data dan lakukan hal yang sama dengan larutanNaCl.

    j. Kembalikan larutan NaCl ke botol penyimpanannya serta bersihkan alat-alat.

    2. Metode Kenaikan Kapiler

    a. Ukur diameter dalam dari 3 buah pipa kapiler dengan penggaris.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    20/40

    b. Isi gelas beker dengan aquadest dan ukur suhu aquadestdengan termometer.

    c. Masukkan pipa kapiler dan penggaris ke dalam gelas beker.

    d. Tarik pipa kapiler ke atas, sampai tinggi cairan dalam pipa kapiler konstan.

    e. Ukur tinggi kenaikan aquadestdalam pipa kapiler terhadap permukaan cairan aquadest

    di dalam gelas beker (meniskus cekung cairan).

    f. Ulangi percobaan sehingga didapatkan 5 data.

    g. Ulangi percobaan dengan 2 pipa yang lain.

    h. Lakukan percobaan yang sama dengan larutan NaCl.

    i. Kembalikan larutan NaCl ke botol penyimpanan serta bersihkan alat-alat.

    3. Kekentalan Zat Cair

    a.

    Hidupkan water bathdan atur knop suhu pada suhu 30 oC.

    b.

    Isi minyak ke dalam viskosimeter Ostwald berdiameter 1 mm dan aquadest ke dalam

    viskosimeter Ostwald berdiameter 0.6 mm.

    c. Isi gelas ukur 250 mL dengan minyak goreng dan masukkan hidrometer ke dalamnya.

    d. Letakkan viskosimeter (dengan bantuan penjepit kayu), gelas ukur, dan termometer

    alkohol 110oC ke dalam water bath. Tunggu 15 menit agar suhu fluida mendekati/sama

    dengan suhu water bath.

    e. Setelah suhu 30C tercapai pada termometer, catat suhu yang tertera pada termometer

    tersebut sebagai suhu awal (T0), kemudian zat cair dinaikkan lebih tinggi dari tanda

    paling atas pada viskosimeter Ostwald dengan bola penghisap.

    f. Lepaskan bola penghisap pada ujung viskosimeter Ostwald dan hidupkan stopwatch saat

    zat cair tersebut melewati tanda paling atas. Stopwatchkemudian dimatikan saat zat cair

    tersebut melewati tanda paling bawah. Catat waktu yang diperlukan oleh zat cair tersebut,

    catat pula suhu pada termometer sebagai suhu akhir (Ta).

    g. Ulangi langkah pada poin f sebanyak 3 kali, masing-masing untuk minyak dan aquadest.

    h.

    Catat rapat massa yang terbaca pada skala hidrometer.

    i. Naikkan suhu water bath menjadi 40oC (kira-kira 5 menit). Tunggu 5 menit agar suhu

    fluida sama dengan suhu water bath.

    j. Ulangi langkah pada poin e,f, dan g.

    k. Ulangi percobaan untuk suhu 50, 60, dan 70oC.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    21/40

    l. Matikan water bathsetelah semua percobaan selesai dan kembalikan minyak goreng ke

    botol penyimpannya serta bersihkan alat-alat.

    4. Penimbangan

    a. Bersihkan kemudian timbang kedua piknometer kosong 25 mL beserta tutupnya dengan

    neraca analitis digital dan catat hasilnya.

    b. Timbang piknometer 25 mL yang berisi aquadest sampai penuh dengan neraca analitis

    digital dan catat hasilnya.

    c. Keluarkan aquadestdari piknometer dan keringkan piknometer.

    d. Timbang piknometer 25 mL yang berisi larutan NaCl sampai penuh dengan neraca

    analitis digital dan catat hasilnya.

    e.

    Kembalikan larutan NaCl ke botol penyimpanan dan bersihkan piknometer.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    22/40

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN KEKENTALAN ZAT CAIR

    (E)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    Hari/Tanggal :

    Asisten : Polycarpus Kevin Dio Sinaga / Muhammad Aldian Astrayudha

    DATA PERCOBAAN

    A. Pengukuran Tegangan Muka

    1. Metode Tekanan Maksimum Gelembung

    No

    Aquadest, T =oC

    No

    NaCl ..%,T =oC

    Diameter Pipa = cm Diameter Pipa = cm

    ho, cm hm, cm h2, cm ho,cm hm,cm h2,cm

    1 1

    2 2

    3 3

    4 4

    5 5

    2. Metode Kenaikan Kapiler

    No.Aquadest, T = oC

    Pipa 1, d = cm Pipa 2, d = cm Pipa 3, d = cm

    1.

    2.3.

    4.

    5.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    23/40

    No.NaCl ....%, T =

    oC

    Pipa 1, d = cm Pipa 2, d = cm Pipa 3, d = cm

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    3. Penimbangan

    No Objek yang ditimbang Berat, gram

    1

    23

    4

    B. Pengukuran Kekentalan Zat Cair

    No

    Suhu (T)

    minyak,

    g/mL

    t minyak t aquadest

    To,oC Ta,

    oC 1 2 3 1 2 3

    1

    2

    3

    4

    5

    Yogyakarta,

    Asisten Jaga, Praktikan,

    1.

    2.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    24/40

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    25/40

    ANALISIS VOLUMETRI

    (F)

    TUJUAN PERCOBAANTujuan dari percobaan ini adalah :

    1. Menentukan konsentrasi larutan standar NaOH dengan titrasi asidimetri-alkalimetri.

    2. Menentukan konsentrasi larutan standar Na2S2O3dengan titrasi iodometri.

    CARA KERJA

    Asidimetri-Alkalimetri

    1. Standardisasi larutan standar HCl 0,1 N

    a.

    Timbang 0,2 gram boraks dalam gelas arloji dengan neraca analitis digital.

    b. Masukkan boraks ke dalam Erlenmeyer 250 mL dengan bantuan corong gelas.

    c. Semprot sisa-sisa boraks yang menempel pada gelas arloji sehingga semua boraks masuk

    ke dalam Erlenmeyer.

    d. Tambahkan aquadest hingga volumenya 30 mL.

    e. Gojog Erlenmeyer hingga larutan homogen.

    f. Tambahkan 3-5 tetes methyl orange.

    g.

    Isi buret dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai tanda batas nol.

    h. Titrasi larutan boraks hingga titik ekivalen tercapai.

    i. Catatlah volume larutan HCl yang diperlukan dan perubahan warna yang terjadi.

    j. Ulangi percobaan 2 kali.

    2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N

    a. Siapkan 10 mL aquadest dalam gelas beker 100 mL.

    b. Timbang 0,4 gram NaOH dengan botol timbang.

    c. Masukkan NaOH ke dalam gelas beker, lalu aduk hingga homogen.

    d. Pindahkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan aquadesthingga tanda

    batas dan gojog hingga homogen.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    26/40

    3. Penentuan konsentrasi larutan NaOH 0,1 N

    a. Ambil 10 mL larutan NaOH 0,1 N dengan pipet volume 10 mL lalu tuang ke dalam

    Erlenmeyer 125 mL.

    b. Tambahkan 3 tetes indikatorphenolphthalein.

    c. Isi buret dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai tanda batas nol.

    d. Titrasi larutan NaOH sampai titik ekivalen.

    e. Catat volume larutan HCl yang diperlukan dalam perubahan warna yang terjadi.

    f. Ulangi percobaan 2 kali lagi.

    4. Pembuatan larutan NaOH Y N

    a. Ambil sejumlah larutan NaOH 0,1 N dengan pipet volume 10 mL lalu tuang ke dalam

    labu ukur 100 mL.

    b.

    Ambil sejumlah larutan NaOH X N dengan pipet volume 10 mL lalu tuang ke dalam labu

    ukur berisi larutan NaOH 0,1 N.

    c. Gojog labu ukur hingga homogen.

    5. Penentuan konsentrasi larutan NaOH Y N

    a. Ambil 10 mL larutan NaOH Y N dengan pipet volume 10 mL lalu tuang ke dalam

    Erlenmeyer 125 mL.

    b. Tambahkan 3 tetes indikatorphenolphthalein.

    c. Isi buret dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai tanda batas nol.

    d. Titrasi larutan NaOH sampai titik ekivalen.

    e. Catat volume larutan HCl yang diperlukan dalam perubahan warna yang terjadi.

    f. Ulangi percobaan 2 kali lagi.

    Iodometri

    1.

    Pembuatan larutan standar Na2S2O3

    a. Timbang 2,5 gram Na2S2O3dalam gelas arloji menggunakan neraca analitis digital.

    b. Masukkan Na2S2O3ke dalam gelas beker 250 mL yang berisi aquadest 50 mL lalu aduk

    sampai larut.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    27/40

    c. Saring larutan menggunakan kertas saring dan tuangkan larutan ke dalam labu ukur 100

    mL.

    d. Tambahkan aquadesthingga tanda batas dan gojog hingga homogen.

    2. Pembuatan indikator pati

    a. Timbang 0,1 gram pati dalam gelas arloji dengan neraca analitis digital.

    b. Masukkan pati ke dalam gelas beker 250 mL.

    c. Tambahkan aquadest sampai volume 50 mL.

    d. Panaskan larutan pati sambil diaduk hingga mendidih.

    3. Peneraan larutan Na2S2O3

    a.

    Timbang 3 gram KI dan 1 gram Na2CO3dalam gelas arloji menggunakan neraca analitis

    digital.

    b. Masukkan KI dan Na2CO3ke dalam Erlenmeyer 250 mL bertutup berisi 50 mL aquadest.

    c. Gojog Erlenmeyer hingga larutan homogen.

    d. Tambahkan HCl pekat 1:1 sejumlah 5 mL ke dalam Erlenmeyer dengan pipet volume 5

    mL sambil digojog pelan.

    e. Tambahkan K2Cr2O7 yang telah disediakan dengan pipet volume 25 mL dan gojog

    hingga homogen.f. Tutup Erlenmeyer dengan gelas arloji dan simpan di tempat gelap 10 menit.

    g. Isi buret dengan larutan Na2S2O3sampai tanda batas nol.

    h. Titrasi larutan K2Cr2O7dalam Erlenmeyer bertutup tadi dengan larutan Na2S2O3 sampai

    berwarna coklat muda.

    i. Tambahkan indikator pati sampai larutan menjadi biru kehitaman.

    j. Lanjutkan titrasi hingga larutan berubah warna menjadi hijau kebiruan.

    k. Catat volume larutan Na2S2O3yang diperlukan dan perubahan warna yang terjadi.

    l.

    Ulangi percobaan 2 kali.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    28/40

    LAPORAN SEMENTARA

    ANALISIS VOLUMETRI

    (F)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari/Tanggal :

    Asisten : Rizky Putri Armandani / Annisa Amalia Ulfah

    DATA PERCOBAAN

    1. Alkalimetri dan Asidimetri

    Rapat massa HCl pekat = g/mL

    Kadar HCl pekat = %

    Volum HCl pekat = mL

    Volum HCl encer = mL

    a) Peneraan larutan HCl 0,1 N

    No. Berat Boraks, gram Volume HCl untuk titrasi, mL Perubahan Warna

    1

    2

    3

    b) Peneraan larutan NaOH 0,1 N

    Massa NaOH = gram

    Volum NaOH = mL

    No. Volume NaOH, mL Volume HCl untuk titrasi, mL Perubahan Warna

    1

    2

    3

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    29/40

    c) Peneraan larutan NaOH Y N

    Volume larutan NaOH 0,1 N = mL

    Volume larutan NaOH X N = mL

    Konsentrasi larutan NaOH X N = N

    No. Volume NaOH Y N, mLVolume HCl untuk

    titrasi, mLPerubahan Warna

    1

    2

    3

    Iodometri

    Massa Na2S2O3 = gram

    Volum larutan Na2S2O3 = mL

    Massa K2Cr2O7 = gram

    Volum larutan K2Cr2O7 = mL

    Peneraan larutan Na2S2O3:

    No. Massa KI, gramMassa Na2CO3,

    gram

    Volume

    K2Cr2O7, mL

    Volume

    Na2S2O3untuk

    titrasi, mL

    Perubahan

    Warna

    1

    2

    3

    Yogyakarta,

    Asisten Jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    30/40

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    31/40

    ANALISIS GRAVIMETRI

    (G)

    TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk menentukan kemurnian pupuk ZA dengan menggunakan

    metode analisis gravimetri.

    CARA KERJA

    1. Tahap Pengendapan

    a.

    Timbang pupuk ZA sebanyak 0,2 gram dengan gelas arloji menggunakan neraca analitis

    digital.

    b.

    Ambil 50 mL aquadestdengan gelas ukur 100 mL lalu tuangkan ke dalam gelas beker

    250 mL.

    c. Masukkan ZA ((NH4)2SO4) yang sudah ditimbang ke dalam gelas beker 250 mL yang

    berisi aquadestkemudian aduk hingga homogen.

    d. Panaskan gelas beker 250 mL yang berisi larutan ZA ((NH4)2SO4) di atas kompor listrik

    dalam keadaan tertutup oleh gelas arloji dan diberi gelas pengaduk hingga mendidih.

    e. Matikan kompor listrik setelah mendidih, turunkan gelas beker 250 mL dari kompor

    listrik dan tunggu hingga larutan agak dingin.

    f. Ambil 10 mL larutan BaCl2.2H2O 5% dengan pipet ukur 10 mL dan masukkan ke dalam

    gelas ukur 10 mL.

    g. Masukkan larutan BaCl2.2H2O 5% setetes demi setetes dengan pipet tetes ke dalam

    larutan ZA yang sudah agak dingin sambil diaduk dengan gelas pengaduk.

    h. Panaskan larutan lagi dengan kompor listrik hingga mendidih.

    i. Matikan kompor listrik dan turunkan gelas beker 250 mL.

    j. Dinginkan larutan hingga terbentuk endapan dan larutan bening.

    k. Lakukan pengetesan dengan cara mengambil 10 mL BaCl2.2H2O 5% dengan pipet ukur

    10 mL dan masukkan ke dalam gelas ukur 10 mL. Teteskan BaCl2.2H2O 5% tersebut ke

    dalam larutan ZA dengan pipet tetes, setetes demi setetes sampai tidak terjadi aliran

    endapan (seperti aliran minyak).

    l. Catat volume BaCl2.2H2O 5% yang digunakan selama pengetesan.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    32/40

    m. Lakukan percobaan sekali lagi dari langkah a sampai langkah m.

    2. Tahap Penyaringan

    a. Panaskan 400 mL aquadest dalam gelas beker 500 mL menggunakan kompor listrik

    sampai suhu 30oC40

    oC dan masukkan ke dalam botol semprot.

    b. Lipat kertas saring Whatman42 (kertas saring bebas abu) hingga seperempat lingkaran.

    c. Pasang ke dalam corong gelas.

    d. Basahi kertas saring menggunakan aquadest hangat sambil ditekan-tekan dengan gelas

    pengaduk hingga menempel sempurna di corong gelas (tidak ada rongga). Hati-hati saat

    menekan kertas saring.

    e. Tuangkan larutan ke corong gelas, sedikit demi sedikit dengan bantuan gelas pengaduk

    hingga semua larutan habis.

    3. Tahap Pencucian

    a. Lakukan pencucian dengan menyemprotkan aquadest hangat dari botol semprot pada

    gelas beker yang dipanaskan untuk larutan ZA berulang-ulang.

    b. Lakukan pengetesan terhadap filtrat terakhir dengan cara meneteskan larutan AgNO31%

    pada tetesan terakhir pada gelas arloji.

    c. Apabila larutan menjadi keruh, lakukan pencucian hingga filtrat terakhir hingga saat

    dilakukan pengetesan dengan larutan AgNO31% tidak keruh.

    4. Tahap Pemijaran

    a. Cuci krus porselen dengan air bersih kemudian keringkan di dalam oven 110 oC selama

    45 menit.

    b. Dinginkan krus porselen dalam eksikator selama 10 menit.

    c. Timbang krus porselen tersebut dan tutupnya dengan neraca analitis digital dan catat

    hasilnya.

    d. Masukkan kertas saring berisi endapan dalam krus porselen dan masukkan ke dalam

    muffle dengan tutup krus sedikit terbuka sampai suhu 350oC400

    oC (selama 20 menit,

    setelah muncul asap pada lubang muffle).

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    33/40

    e. Turunkan suhu mufflesampai di bawah suhu 200C kemudian buka tutup krus porselen

    lalu pijarkan kembali kedua krus sampai suhu 800oC (pemijaran kira-kira berlangsung

    selama 50 menit).

    f. Turunkan suhu muffle sampai di bawah 200oC, lalu ambil kedua krus dan dinginkan

    dalam eksikator sampai suhu lingkungan kira-kira selama 15 menit.

    g. Timbang krus beserta endapannya dengan neraca analitis digital dan catat hasilnya.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    34/40

    LAPORAN SEMENTARA

    ANALISIS GRAVIMETRI

    (G)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari / tanggal :

    Asisten : Pramesti Prihutami / Inasanti Pandan Wangi

    DATA PERCOBAAN

    Berat Pupuk ZA : 1.

    2.

    1. Penambahan Larutan BaCl2

    No. Tahap Pengendapan, mL Tahap Pengetesan, mL

    1

    2

    2.

    Berat Endapan

    No. Berat krus kosong, gram Berat krus + endapan, gram Berat endapan, gram

    1

    2

    Yogyakarta, 2016

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    35/40

    SPEKTROFOTOMETRI

    (H)

    TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk:

    1. Menentukan panjang gelombang optimum untuk menentukan konsentrasi larutan CuSO4dan

    Rhodamin B.

    2. Membuat kurva kalibrasi absorbansi versuskonsentrasi untuk larutan CuSO4dan Rhodamin B

    pada panjang gelombang optimum.

    3. Menentukan konsentrasi larutan CuSO4 x ppm dan Rhodamin B y ppm menggunakan

    spektrofotometer UV-visible.

    CARA KERJA

    1. Pembuatan Larutan CuSO4 10.000 ppm

    a. Timbang 1 gram kristal CuSO4menggunakan gelas arloji dengan neraca analitis digital.

    b. Isi gelas beker 250 mL dengan 50 mL aquadest.

    c. Larutkan kristal CuSO4 ke dalam gelas beker berisi aquadest kemudian aduk dengan

    gelas pengaduk hingga semua kristal terlarut.

    d.

    Tuang larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 mL dengan menggunakan corong gelas.

    e. Isi labu ukur 100 mL dengan aquadest menggunakan botol semprot hingga tanda batas

    lalu gojog hingga homogen.

    2. Pembuatan Kurva Kalibrasi CuSO4

    a. Hubungkan USB spektrofotometer ke laptop dan bukasoftware Logger Lite.

    b. Isi cuvetdengan aquadest sampai batas pada tempat cuvet.

    c. Masukkan cuvetke dalam tempat cuvetpada spektrofotometer.

    d. Pada bagian toolbar, pilihExperimentCalibrateSpectrometer: 1.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    36/40

    e.

    Tunggu proses pengkalibrasian selesai (jangan klik skip warning). Kemudian klik

    Finish Calibration: ok apabila pengkalibrasian telah selesai.

    f. Keluarkan cuvetdan buang aquadest.

    g.

    Cuci cuvetdengan larutan CuSO4, kemudian masukkan larutan CuSO4.h. Masukkan cuvetke tempat cuvetpada spektrofotometer.

    i. Klik tombol Collect, lalu klik Stop, maka akan tampil tabel pada sebelah kiri windows.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    37/40

    j. Pilih panjang gelombang optimum dengan nilai absorbansi maksimum. Klik tombol

    Wave lalu pilih Absorbance vs Concentration dan lihat panjang gelombang yang ter-

    checklist.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    38/40

    k.

    Catat nilai absorbansi yang diperoleh dan ulangi percobaan dengan konsentrasi 7.500,

    5.000, 1.500, dan 300 ppm secara berurutan dari konsentrasi yang terendah.

    l. Buat plot data antara absorbansi versuskonsentrasi pada kertas milimeter blok.

    3. Penentuan Konsentrasi Larutan CuSO4x ppm

    a. Lakukan langkah a-f sama seperti pada tahap 2.

    b. Cuci cuvetdengan larutan CuSO4x ppm, kemudian masukkan larutan CuSO4x ppm.

    c.

    Masukkan cuvetke tempat cuvetpada spektrofotometer.d. Klik tombol Collect, lalu klik Stop, maka akan tampil nilai absorbansi larutan pada

    sebelah kiri windows.

    e. Catat nilai absorbansi yang diperoleh.

    4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Rhodamin B

    a. Buat larutan Rhodamin B dengan konsentrasi 5 ppm dari larutan Rhodamin B 100 ppm.

    b. Lakukan langkah a-f sama seperti pada tahap 2.

    c. Cuci cuvetdengan larutan Rhodamin B, kemudian masukkan larutan Rhodamin B.

    d. Masukkan cuvetke tempat cuvetpada spektrofotometer.

    e. Klik tombol Collect, lalu klik Stop, maka akan tampil tabel pada sebelah kiri windows.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    39/40

    f. Pilih panjang gelombang optimum dengan nilai absorbansi maksimum. Klik tombol

    Wave, lalu pilih Absorbation vs Concentration dan lihat panjang gelombang yang ter-

    checklist.

    g. Catat nilai absorbansi yang diperoleh dan ulangi percobaan dengan konsentrasi 2, 1, 0.25,

    dan 0.1 ppm secara berurutan dari konsentrasi yang terendah.

    h. Buat plot data antara absorbansi versuskonsentrasi pada kertas milimeter blok.

    5. Penentuan Konsentrasi Larutan Rhodamin B y ppm

    a. Lakukan langkah a-f sama seperti pada tahap 2.

    b. Cuci cuvetdengan larutan Rhodamin B y ppm, kemudian masukkan larutan Rhodamin B

    y ppm.

    c.

    Masukkan cuvetke tempat cuvetpada spektrofotometer.

    d.

    Klik tombol Collect, lalu klik Stop, maka akan tampil nilai absorbansi larutan pada

    sebelah kiri windows.

    e. Catat nilai absorbansi yang diperoleh.

  • 7/24/2019 Modul Sementara PAB 2016

    40/40

    LAPORAN SEMENTARA

    SPEKTROFOTOMETRI

    (H)

    Hari/Tanggal :Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    Asisten : Galuh Amalia Agata / Rifani Amanda

    1. Pembuatan larutan CuSO410.000 ppm

    Massa CuSO4 : gram

    Volume larutan : mL

    2. Pembuatan kurva kalibrasi larutan CuSO4

    Panjang gelombang optimum: nm

    No Konsentrasi, ppm Absorbansi

    1

    2

    3

    4

    5

    3. Penentuan konsentrasi larutan CuSO4 x ppm

    Absorbansi:

    4. Pembuatan kurva kalibrasi larutan Rhodamin B

    Konsentrasi larutan awal : ppmPanjang gelombang optimum : nm

    No Konsentrasi, ppm Absorbansi

    1

    2

    3

    4

    5

    5. Penentuan konsentrasi larutan Rhodamin B y ppm

    Pengenceran : kali

    Absorbansi :

    Yogyakarta,

    Asisten Jaga, Praktikan,

    1