obat ga opium
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Obat GA Opium
1/3
OBAT GENERAL ANESTESI
OPIUM
Analgetik opium seoerti morfin (alami) dan petidin (sintetis) sering digunakan untuk
premedikasi. Juga berguna untuk mencegah respon refleks terhadap rangsangan sakit selama
anastesi (pada pasien yang paralise gejala berupa takikardia, berkeringat atau peningkatantekanan darah), khususnya pada anestesi dangkal dengan nitrogen oksida (anastesi tambahan
jaran dibutuhkan selama anestesi dengan eter). Sebagai tambahan bagi anestesi, berikan dosis
kecil opium intravena (misalnya morfin 0, mg!kg"" atau petidin 0,#$ mg!kg""). Jangan
memberikan tambahan opium pada setengah jam terakhir operasi, karena kita akan menmui
kesulitan untuk membuat pasien bernapas. %pium mendepresi pernapasan, biasanya dengan
jalan mengurangi frekuensi pernapasan, dengan sedikit efek pernapasan dalam. &asca bedah
dianjurkan pemberian sekurang'kurangnya opium dosis aal secara intravena, bila pasien
memberi respon, yaitu analgesia dan kadang'kadang depresi pernapasan, dapat diaasi
dengan teliti dan mudah dengan pemberian secara intravena daripada intramuskuler. Sebagai
contoh, opium yang disuntikan intramuskuler tidak menghasilkan analgesia yang adekuat,oleh karna itu diberikan dosis selanjutnya ketika sirkulasi membaik, perfusi pada tempat
penyuntikan juga membaik, semua obat akan diabsorpsi sekaligus, yang akan menimbulkan
kolaps akibat kelebihan dosis opium.
Jika terjadi pemberian opium dalam dosis yang berlebihan, maka permasalahan utama adalah
depresi pernapasan maka terapi yang pertama harus selalu pernapasan buatan, jika
diperlukan, menggunakan alat apa saja yang tersedia. Sebagai antagonis opium dapat
diberikan nalokson secara intravena atau intramuskuler yang dapat memulihkan kembali efek
depresi pernapasan. *fek ini lebih singkat daripada morfin, terutama bila diberikan secara
intravena, dan dosis tambahan lebih baik diberikan secara intramuskuler. +alorfin lebih
murah daripada nalokson, tapi dapat menimbulkan depresi pernapasan jika diberikan dalam
dosis berlebihan.
Relaksan Otot
%bat ini bekerja pada neuromuskular junction, yaitu dengan menghambat transmisi impuls
saraf dan menyebabkan relaksi otot dan paralisis. etapi tidak mempunyai efek terhadap
kesadaran dan perasaan, sehingga jangan diberikan pada pasien yang sadar atau semua pasien
lain, kecuali bila anda yakin dapat melakukan ventilasi paru dengan masker ajah dan
tersedia pipa endotrakea. -elaksasi otot selama anestesi dibutuhkan untuk
/aringoskopi dan intubasi selama anestesi ringan.
embantu ahli bedah untuk mengatasi organ dan jaringan tertentu.
1isiologi transmisi neuromuskular
Jika saraf motorik dirangsang, maka gelombang listrik depolarisasi akan dialirkan sepanjang
saraf sampai ujung saraf pada otot (motor and plate). &ada tempat ini aliran listrik akan
mencetuskan pelepasan asetilkolin, yang menyebar menyebrangi celah sinaptik dan
berinteraksi dengan reseptor otot, menghasilkan depolarisasi listrik yang mengakibatkan
terjadinya kontraksi mekanis pada otot. Asetilkolin ini kemudian dipecah oleh en2im
asetilkolinesterase, atau diserap kembali oleh ujung saraf.
-
7/24/2019 Obat GA Opium
2/3
-elaksan otot mempunyai sifat yang mirip dengan asetilkolin dan berikatan dengan reseptor
asetilkolin, tetapi efeknya setelah berikatan berbeda dari asetilkolin.
Suksametonium (suksinilkolin)
Suksametonium mengandung dua molekul aseltikolin yang bersatu. Suksametonium
menyebabkan depolarisasi serat otot, yang tampak sebagai fasikulasi otot setelah pemberianintravena dengan dosis mg!kgbb, kemudian diikuti oleh relaksasi dalam, biasanya 3$ detik
setelah penyuntikan. Setelah aksi aal ini, motor end plate tetap terdepolarisasi dan otot akan
parilis sampai suksametonium dipecah oleh en2im kolinesterase, biasanya setelah 4'$ menit.
"eberapa orang mempunyai kolinesterase yang abnormal, sehingga efek suksametonium baru
berakihir setelah beberapa jam atau bahkan beberapa hari. &ada keadaan demikian
dibutuhkan 5&&6 terus menerus supaya pasien tetap hidup. Jika dilakukan tindakan ini, maka
pasien dapat pulih seperti semula. idak ada obat yang khusus untuk menghilangkan efek
suksametonium.
"ila dosis diulang, suksametonium dapat menyebabkan bradikardia dan dibutuhkan atropin
untuk mencegah terjadinya hal ini. &ada pasien yang mengalami kerusakan jaringan berat,
misalnya crush injury atau luka bakar hebat, maka suksametonium akan menyebabkan
kehilangan ion kalsium masif dari sel ke dalam sirkulasi, sehingga merupakan kontraindikasi.
1ormula yang la2im tersedia adalah suksametonium klorida cair yang ampul, harus
dimasukkan ke dalam lemari es selama transportasi dan penyimpanan. Juga terdapat formula
dalam bentuk bubuk garam suksametonium yang lebih stabil terhadap panas. "romida sedikit
lebih kuat daripada klorida.
-elaksan non'depolarisasi
%bat ini bersifat memblok reseptor asetilkolin pada otot, tetapi tidak menyebabkan
depolarisasi pada membran otot. /ama kerjanya sekitar 40 menit (lebih lama dari
suksametonium) dan mula kerjanya agak lambat ''' membutuhkan aktu 4 menit untuk
mencapai efek total. Setelah dosis permulaan, kemudian ditambahkan dosis kecil bila
diperlukan relaksasi dalam operasi.
+eostigmin digunakan sebagai antagonis terhadap efek residu pada relaksan non'depolarisasi
pada akhir operasi. erupakan inhibitor asetilkolinesterase dan oleh karena itu meningkatkan
konsentrasi asetilkolin pada ujung saraf. Asetilkolin menghambat efek relaksan otot dengan
cara berkompetisi dengan obat relaksan otot untuk menduduki reseptor. Jika digunakan
sebagai obat tunggal, neostigmin dapat menimbulkan bradikardia berat (bahkan sampai henti
jantung) dan menyebabkan peningkatan sekresi akibat stimulasi kolinergik ujung nervus
vagus. Sehingga harus diberikan hanya dengan atau segera setelah pemberian atropin
intravena. 7osis normal untuk atropin adalah 0,0#mg!kgbb dan neostigmin 0,03mg!kgbb.
*fek relaksan non'depolarisasi dapat hilang sempurna sekurang'kurangnya $ menit setelah
pemberian yang terakhir.
-
7/24/2019 Obat GA Opium
3/3
"anyak relaksan non'depolarisasi lain yang tersedia, tetapi kerjanya pada dasarnya adalah
sama. 7ua relaksan yang paling sering digunakan adalah gallamin dan alkuronium.
8allamin yang lebih sering digunakan, cenderung menimbulkan takikardia karena efek
vagolitiknya. 7iekskresikan melalui ginjal, sehingga jangan diberikan pada pasien dengangagal ginjal. 7osis permulaan adalah ',$mg!kgbb dengan dosis tambahan 0,$mg!kgbb.
Alkuronium hanya sedikit mempengaruhi sistem kardiovaskular 7an kerjanya dapat
dihilagkan tanpa kesukaran. 7osis biasa adalah 0,#mg!kgbb, dengan tambahan 0,9mg!kg.
-elaksan non'depolarisasi yang lain, dapat dipergunakan jika tersedia. :urare, yang biasa
dipergunakan dalam bentuk tubokurarin, harganya mahal dapat merangsang pelepasan
histamin dan cenderung menurunkan tekanan darah. &ankuronium merupakan 2at sintetikyang kuat, efek terhadap tekanan darah yang kecil, tapi membutuhkan lemari es untuk
penyimpanan. Atrakurium dan vekuronium mempunyai efek jangka pendek dan cepat
kembali. 6ekuronium tersedia dalam bentuk bubuk yang stabil terhadap panas.