partisipasi dan pemilu

Upload: madya

Post on 17-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Partisipasi Dan Pemilu

    1/2

    Partisipasi dan Pemilu

    Dalam setiap pemilihan umum (pemilu), angka partisipasi masih dipakai sebagai indikator

    terpenting keberhasilan penyelenggaraan pemilihan umum. Pada masa Orde Baru, angkapartisipasi warga negara dalam memilih jauh lebih tinggi dibanding pemilu era reformasi yang

    akan segera terlaksana untuk ketiga kalinya (2!, 2", dan 2#!).

    Pada era Orba yang hanya diikuti oleh tiga parpol$PPP, %olkar, dan PD&$angka partisipasi

    hampir men'apai # persen karena doktrin penguasa kepada warga negara bahwa memilihadalah kewajiban. ang tidak memilih dianggap telah melawan negara (subersi) dan

    dikriminalkan. *ebagian besar suara digiring lari ke %olkar sebagai penguasa tunggal waktu itu.

    Dua parpol lain hanya sebagai +pelengkap penderita+.

    *edangkan di era reformasi, yang ditandai dengan perombakan struktur dan pelaksanaan pemilu

    serta membaiknya kesadaran hak asasi manusia dan politik warga, angka partisipasi menurunse'ara drastis. Pada Pemilu 2", angka partisipasi sebanyak - persen, sebelumnya pada 2!

    sebanyak kuranglebih -- persen. emilih dimaknai sebagai hak asasi warga, sehinggamempunyai kebebasan untuk memilih ataupun tidak. Bagaimana dengan angka partisipasi pada

    pemilu " /pril ini0 emakai angka partisipasi sebagai indikator keberhasilan pemilu bisa

    menjebak. Dalam pemerintahan yang otoriter semasa Orba, partisipasi adalah hasil darimobilisasi dan indoktrinasi penguasa dengan mempergunakan kekuatan militer untuk memaksa

    warga mempergunakan hak pilihnya.

    1ingginya angka partisipasi adalah ukuran yang semu, tidak bisa dipergunakan sebagai indikator

    keberhasilan pelaksanaan pemilu pada waktu itu.

    ang terjadi adalah sebaliknya, terjadi pelanggaran hak politik, yaitu hak pilih, karena seseorangmempergunakan hak pilihnya bukan atas dasar kesadaran, melainkan karena dipaksa. obilisasi

    partisipasi terjadi dari tingkatan penguasa di tingkat desa hingga pemerintah pusat untuk

    mengukuhkan kekuasaan partai penguasa. Pada masa reformasi, turunnya angka partisipasibukan semata kegagalan dalam penyelenggaraan pemilu. ustru yang terjadi sebaliknya, yaitu

    tumbuhnya kebebasan sipil dan politik bagi warga atas hak pilihnya. emilih bukan merupakan

    kewajiban, melainkan hak asasi manusia.

    Dengan begitu, angka partisipasi bisa merefleksikan beragam makna. Pertama, bentuk dariketidakper'ayaan masyarakat terhadap partai politik. eskipun orde reformasi adalah era

    multipartai, partai politik masih gagal dalam mengekspresikan kedaulatan rakyat. Parpol hanyamenjadi alat bagi elite politik untuk memobilisasi suara rakyat guna ikut berebut kue kekuasaan.3endahnya angka partisipasi dengan demikian bukan semata kegagalan penyelenggaraan pemilu,

    tapi juga kegagalan partai politik dalam mendapatkan keper'ayaan rakyat.

    4edua, angka partisipasi yang beragam dari satu daerah ke daerah lain menunjukkan tingkat

    kedewasaan demokrasi dalam konteks sosial yang berbeda5beda. ika angka partisipasi warga dikota lebih rendah daripada di pedesaan, bukan berarti kedewasaan politik di desa lebih baik.

  • 7/23/2019 Partisipasi Dan Pemilu

    2/2

    1api, bisa berarti bahwa minim atau dibatasinya akses informasi di desa, sehingga tidak ada

    banyak pilihan bagi warga untuk tidak memilih.

    4ehidupan di desa yang lebih kuat kohesi sosialnya dan dekat se'ara kultur sering menjadihambatan bagi warga dalam merefleksikan kebebasan hak pilihnya. *edangkan di kota,

    masyarakat lebih bebas untuk mengekspresikan hak pilihnya tanpa dibebani oleh emosi danpersoalan kultur. Dengan demikian, angka partisipasi harus dimaknai se'ara beragam,

    bergantung pada konteks sosial dan budaya setempat.

    enurut *herry /rnstein (#"6"), ada berbagai tingkatan kualitas partisipasi. Dari manipulasi,

    mobilisasi, konsultasi, hingga keterlibatan masyarakat se'ara seutuhnya (partisipasi sejati).

    *ampai saat ini, partisipasi masih sebatas pada konsultasi, yang tentunya lebih baik daripada eraOrba, di mana partisipasi sebenarnya adalah mobilisasi dan manipulasi.

    &dealnya, untuk mewujudkan pemilu yang kredibel dan berkualitas, harus di'iptakan ruang dan

    mekanisme partisipasi yang seutuhnya, di mana warga menyusun mekanisme demokrasi dan

    mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang mengikat partai politik dan negara.4onteks majunya okowi sebagai 'alon presiden bisa menjadi 'ontoh bahwa partisipasi yang

    seutuhnya mulai tampak dan tumbuh. 4ekuatan dan suara rakyat yang direfleksikan melalui

    berbagai media, baik polling, diskusi, maupun gerakan dukungan di daerah5daerah, telah berhasil

    menjadi kekuatan penekan dari atas ke bawah, sehingga akhirnya egawati *oekarnoputrisebagai 4etua 7mum PD&P menunjuk okowi sebagai 'apres.

    *emoga hal tersebut menjadi awal yang baik bagi semakin tumbuhnya partisipasi yang utuh

    untuk men'iptakan penyelenggaraan pemilu yang berkualitas. Partisipasi yang utuh bisamembentuk pemerintahan yang kuat dan efektif, serta warga negara yang aktif terlibat dalam

    mengontrol pemerintahan se'ara berkelanjutan. *emoga pemilu " /pril 2#! menjadi

    tonggaknya.