pekerjaan sosial smk juda damanik - jilid 1

Upload: ruli-insani-adhitya

Post on 10-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    1/181

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    2/181

    Juda Damanik, MSW

    PEKERJ NSOSI LJILID 1

    SMK

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    3/181

    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

    PEKERJ NSOSI LJILID 1

    Untuk SMK

    Penulis : Juda Damanik

    Perancang Kulit : TIM

    Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm

    Diterbitkan oleh

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

    Tahun 2008

    DAM DAMANIK, Judap Pekerjaan Sosial Jilid 1 untuk SMK/oleh Juda Damanik ----

    Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

    Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

    iii. 165 hlmDaftar Pustaka : A1-A3Glosarium : B1-B3ISBN : 978-602-8320-89-4

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    4/181

    KATA SAMBUTAN

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah

    Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008,telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaranini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melaluiwebsite bagi siswa SMK.

    Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh BadanStandar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMKyang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam prosespembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12tahun 2008.

    Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

    Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkannya softcopy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakatuntuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat

    memanfaatkan sumber belajar ini.

    Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajardan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kamimenyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Olehkarena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

    Jakarta,Direktur Pembinaan SMK

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    5/181

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA SAMBUTAN iDAFTAR ISI ii

    Bagian I Profesi Pekerjaan Sosial 1Bab 1 Pekerjaan Sosial: Suatu Pemberian Bantuan 2Bab 2 Suatu profesi yang Sedang Berkembang 48Bab 3 Pekerjaan Sosial dan Sistem Sosial 89Bab 4 Sistem Penyelenggaraan Pelayanan Sosial 121

    Bagian II Perspektif Pekerjaan Sosial 166Bab 5 Nilai-nilai dan Etika dalam Pekerjaan Sosial 167Bab 6 Pekerjaan Sosial dan Keadilan Sosial 202Bab 7 Keberagaman dan Pekerjaan Sosial 228

    Bagian III Pekerjaan Sosial Generalis 247Bab 8 Proses-proses Pemberdayaan bagi Praktek Pekerjaan

    Sosial 248Bab 9 Fungsi-fungsi dan Peran-peran Pekerjaan Sosial 277Bab 10 Pekerjaan Sosial dan Kebijakan Sosial 310

    Bagian IV Isu-isu Kontemporer dalam Bidang-bidang Praktek329

    Bab 11 Pekerjaan Sosial di Ranah Publik 330Bab 12 Pekerjaan Sosial di Bidang Kesehatan, Rehabilitasi ...

    380Bab 13 Pekerjaan Sosial dengan Keluarga dan Pemuda 448Bab 14 Pelayanan-pelayanan Orang Dewasa dan Lanjut Usia 498

    LAMPIRAN A Daftar PustakaLAMPIRAN B Daftar Istilah

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    6/181

    1

    BAGIAN I

    PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

    Pekerjaan sosial lahir sebagai suatu profesi pada awal abadkeduapuluh dan dewasa ini profesi ini dituntut untuk memenuhimandat kesejahteraan sosial dalam mempromosikan kesejahteraandan kualitas kehidupan. Dengan demikian, pekerjaan sosial meliputikegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk memperbaiki kondisi-kondisi manusia dan sosial serta mengurangi kesulitan-kesulitanmanusia dan masalah-masalah sosial. Para pekerja sosial, sebagaikaum profesional yang peduli, bekerja dengan orang-orang untukmeningkatkan kompetensi dan keberfungsian mereka, untuk

    mengakses dukungan-dukungan dan sumber-sumber sosial, untukmenciptakan pelayanan-pelayanan sosial yang manusiawi dantanggap, serta untuk memperluas struktur masyarakat yangmenyediakan kesempatan-kesempatan bagi semua anggotamasyarakat.

    Bab ini menguji tujuan kontemporer pekerjaan sosial, yangbersumber dari sejarah perkembangan kesejahteraan sosial danevolusi ideologi, identitas, dan intervensi profesional. Bab ini jugamembahas relasi antara masyarakat, badan sosial, dan profesipekerjaan sosial. Bab-bab dalam bagian ini mendeskripsikan konsep

    manusia dan lingkungan sebagai sasaran perubahan yang dipengaruhioleh pekerjaan sosial; memperkenalkan landasan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan pekerja sosial;mengidentifikasikan sistem-sistem klien sebagai individu, keluarga,kelompok, organisasi, komunitas, dan masyarakat; menyajikanmetode-metode case work, group work, dan community organization;dan mengingatkan kompleksitas jaringan penyelenggaraanpelayanan-pelayanan sosial.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    7/181

    2

    Bab 1

    Pekerjaan Sosial: Suatu Profesi Bantuan

    Coba bayangkan suatu masyarakat tanpa penderitaan. Apakah andamengimpikan suatu masyarakat yakni semua anggotanya memenuhikebutuhan-kebutuhan dasar kehidupan, sumber-sumber yangmemadai, dan kesempatan-kesempatan untuk meraih impianpendidikan dan aspirasi karir mereka? Apakah anda membayangkanorang-orang yang sehat dan berkompeten yang memiliki aksesterhadap perawatan kesehatan dan bantuan-bantuan sosial lainnyayang dibutuhkan untuk meningkatkan kehidupan mereka? Inikahsuatu masyarakat yakni rasisme dan diskriminasi tidak ada dankeberagaman budaya dan ras dihormati? Dapatkah anda melihat

    suatu kesesuaian antara sumber-sumber dan kebutuhan-kebutuhanmasyarakat yang tersedia pada satu sisi dan sumber-sumber dankebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan pada sisi lain? Kalaudemikian, anda telah membayangkan suatu masyarakat yang tidakmembutuhkan para pekerja sosial.

    Masyarakat manusia tidak sempurna. Masalah-masalah sosialmuncul yang menuntut solusi, dan kebutuhan-kebutuhan manusiamuncul yang harus dipenuhi. Apakah anda mau menghadapi realitasmasalah-masalah sosial dan kebutuhan-kebutuhan manusia ini?Apakah anda peduli dengan nasib buruk banyak orang yang

    mengalami beratnya kemiskinan dan ketunawismaan serta air matakelaparan dan penderitaan? Apakah anda mempertanyakan suatumasyarakat yakni anak-anak memiliki bayi dan anak-anak terlahirdengan kecanduan obat-obatan? Apakah anda dipersalahkan ketikapenyakit anda tidak ditangani karena biaya perawatan kesehatan tidakterjangkau? Apakah anda menantang ketidaksetaraan personal dandiskriminasi institusional yang menolak populasi tertentu, yangdidasarkan hanya atas keyakinan dan agama, realisasi potensi merekasepenuhnya dan hak untuk berpartisipasi dalam arus utamakehidupan? Apakah anda ingin terlibat dalam membentuk suatumasyarakat yang berusaha menjamin suatu kualitas kehidupan yangtinggi dan keadilan sosial bagi seluruh anggota masyarakat? Jikajawabannya ya, maka kepada anda diucapkan selamat datang keprofesi pekerjaan sosial!

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    8/181

    3

    Semua anggota dari suatu masyarakat seharusnya menikmati manfaatsepenuhnya dari pelayanan-pelayananan yang diberikan olehmasyarakat itu. Sebaliknya, suatu masyarakat berkembang apabilawarganya menyumbangkan potensi mereka sepenuhnya. Gangguanterhadap proses perkembangan normal oleh krisis-krisis pribadi,

    kemiskinan, pengangguran, kesehatan yang buruk, dan pendidikanyang tidak memadai membahayakan kesejahteraan anggotamasyarakat. Terjadinya ketidaksetaraan, diskriminasi, dan bentuk-bentuk lain dari ketidakadilan sosial menghambat kesejahteraanmasyarakat.

    Para pekerja sosial menanggapi tuntutan-tuntutan kehidupan dalamsuatu masyarakat yang berubah dan panggilan bagi keadilan sosialuntuk mempromosikan hak-hak anggota masyarakat. Dalam praktek,para pekerja sosial menangani masalah-masaah sosial yangmengancam struktur-struktur masyarakat dan memperbaiki kondisi-

    kondisi sosial yang menghambat terwujudnya kesejahteraanmasyarakat. Definisi pekerjaan sosial yang baru dan berskalainternasional yang dibuat oleh Federasi Internasional Pekerja Sosial(International Federation of Social Workers, IFSW) dan didukungoleh Ikatan Pekerja Sosial Amerika Serikat (National Association ofSocial Workers, NASW) pada tahun 2000 serta diterima oleh IkatanPekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) pada Kongres II IPSPI2003, menyatakan:

    The social work profession promotes social change, problemsolving in human relationships and the empowerment and

    liberation of people to enhance well-being. Utilising theoriesof human behavior and social systems, social work intervenesat the points where people interact with their environments.Principles of human rights and social justice are fundamentalto social work (DuBois & Miley, 2005: 4).

    Artinya, profesi pekerjaan sosial mempromosikan perubahan sosial,pemecahan masalah pada relasi manusia dan pemberdayaan sertapembebasan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan.Penggunaan teori-teori perilaku manusia dan sistem sosial, intervensipekerjaan sosial pada titik dimana manusia berinteraksi denganlingkungannya. Prinsip-prinsip hak azasi manusia dan keadilansosial adalah fundamental bagi pekerjaan sosial.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    9/181

    4

    Pada dasarnya, kegiatan-kegiatan pekerjaan sosial memberdayakansistem klien untuk meningkatkan kompetensi mereka danmempermudah struktur-struktur sosial untuk meringankanpenderitaan manusia dan mengatasi masalah-masalah sosial.Menurut IFSW, fokus holistik pekerjaan sosial ialah universal, tetapi

    prioritas-prioritas praktek pekerjaan sosial bervariasi dari negara kenegara dan dari waktu ke waktu bergantung pada kondisi-kondisibudaya, sejarah, dan sosial ekonomi (DuBois & Miley, 2005: 4).

    Bab ini memfokuskan kepada beberapa pertanyaan yang memberikansuatu orientasi terhadap pekerjaan sosial yang meliputi: Siapakahpara pekerja sosial itu? Apa yang mereka lakukan dalam kegiatan-kegiatan pekerjaan sosial sehari-hari? Apakah tujuan pekerjaansosial? Bagaimana kaitan antara pekerjaan sosial dan kesejahteraansosial? Bagaimana pekerjaan sosial sebagai suatu profesi yangmemberdayakan?

    A. Siapakah para pekerja sosial itu?Apa yang mendorong anda untuk memilih pekerjaan sosialsebagai profesi anda? Kalau anda seperti kebanyakan pekerjasosial, ingin bekerja dengan orang, ingin melakukan sesuatuyang bermakna, ingin meniti karir yang membuat suatuperbedaan. Apa kualitas pribadi yang mendorong anda untukbekerja secara erat dengan orang lain? Kalau anda sepertikebanyakan pekerja sosial, anda memiliki kualitas pribadi yangakan meningkatkan kompetensi anda sebagai seorangprofesional.

    Seseorang memasuki profesi bantuan seperti pekerjaan sosialkarena banyak alasan yang berbeda. Bagi banyak orang,motivasi mereka ialah penghormatan yang tidak mementingkandiri sendiri terhadap orang lain. Ada yang ingin membuatperbedaan dengan memperbaiki kondisi-kondisi manusia danmempromosikan keadilan sosial. Ada yang memasuki bidangini untuk membayar utang atas bantuan yang ia pernah terima.Walaupun mempertimbangkan alasan-alasan yang berbeda iniuntuk memasuki profesi ini, hampir tanpa kecuali, paraprofesional pekerjaan sosial memperlihatkan kepedulian.

    Para pekerja sosial sering mendeskripsikan diri mereka sebagaipemberi bantuan profesionalyang membantu orang lainmemecahkan masalah-masalah dan memperoleh sumberdaya-

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    10/181

    5

    sumberdaya, yang memberikan dukungan selama krisis, danyang memfasilitasi respons sosial terhadap kebutuhan-kebutuhan. Mereka adalah kaum profesional dalam arti merekatelah memiliki landasan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang disyaratkan, serta menganut nilai-nilai dan

    etika profesi pekerjaan sosial.

    Para profesional pekerjaan sosial memiliki orientasi yang samaterhadap nilai-nilai. Mereka memandang orang lain denganpandangan yang positif dan mendemonstrasikan suatukepedulian yang sejati atas kesejahteraan orang lain. Lagi pulakaum pemberi bantuan profesional yang efektif optimistik akanpotensi perubahan dan kehidupan pada umumnya. Harapanyang realistik memotivasi proses-proses perubahan. Di atas itusemua, mereka memiliki suatu visi masa depan yang didasarkanatas cita-cita keadilan sosial.

    1. Kualitas pribadi yang berhargaDengan siapa anda ingin bekerja? Pada umumnya andaakan mendaftarkan ciri-ciri seperti bersahabat, menghargaiperasaan orang lain, jujur, pendengar yang baik, koperatif,dan benar-benar tertarik. Anda barangkali juga akanmencatat pengaruh yang dari orang-orang yangmenghormati anda, mendukung usaha-usaha anda, danmenaruh kepercayaan atas kemampuan anda dalammelaksanakan tugas-tugas. Kualitas pribadi kita membuatsuatu perbedaan dalam kemampuan kita untuk bekerja

    secara efektif dengan orang lain.

    Demikian pula, ciri-ciri pribadi para pekerja sosialmemperkaya kemampuan mereka untuk berfungsi secaraprofesional. Kualitas pribadi ini antara lain ialahkehangatan, kejujuran, kesejatian, keterbukaan, keteguhanhati, harapan, kerendahan hati, kepedulian, dan kepekaan.Dalam bukunya, Learning from Clients, Maluccio (1979)menyatakan bahwa klien lebih responsif terhadap kualitasmanusiawi para pekerja sosial daripada terhadapketerampilan-keterampilan teknis mereka. Kualitas

    semacam ini sangat dibutuhkan dalam mengembangkanrapport dan membangun relasi dengan rekan sekerja danklien.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    11/181

    6

    2. Bekerja dalam kemitraanDalam keadaan seperti apakah anda melakukan usaha-usahaterbaik anda? Mungkin anda tidak akan melakukan usaha-usaha terbaik anda apabila anda merasa seperti gigi dalamsuatu roda, yang berpikir seolah-olah apa yang anda sedang

    lakukan adalah hal yang benar. Mungkin anda tidak akanmenyumbang sepenuhnya apabila anda merasa patuh, yangberpikir seolah-olah apa yang sedang anda lakukan akandicap sebagai rendah. Mungkin anda akan melakukanusaha-usaha terbaik anda apabila anda merasa dihargai dandidukung oleh orang-orang dengan siapa anda bekerja.Mungkin anda akan berpartisipasi secara aktif apabila andamerasa seolah-olah suatu bagian dari proses, yangmemberikan suatu sumbangan yang bernilai. Mungkin andaakan memperlihatkan suatu komitmen kepada suatu proyekapabila anda memandang diri anda sebagai seorang mitra

    dalam proses itu.

    Para pekerja sosial menghargai bekerja dalam kemitraandengan klien dan rekan-rekan mereka sepekerjaan. Praktekpekerjaan sosial mencakup fasilitasi perubahandengankata lain, bekerja dengan orang lain, bukan melakukansesuatu kepada mereka atau bagi mereka. Para praktisioneryang memberdayakan menghargai perbedaan-perbedaan,menghormati keberagaman, dan menghargai orang karenakeunikan mereka sendiri. Para pekerja sosial yang efektifdapat dipercaya, bertanggung jawab, memperlihatkan

    pertimbangan yang sehat, dan , memperlihatkanakuntabilitas atas tindakan-tindakan mereka.

    B. Apa yang dilakukan oleh pekerja sosial sehari-

    hari?Pekerjaan sosial memberikan kesempatan-kesempatan untukbekerja dalam banyak bidang pelayanan yang berbeda denganorang-orang yang memiliki masalah, isu, dan kebutuhan yangberbeda. Seperti yang anda akan lihat dalam contoh-contohberikut ini, ada kesamaan-kesamaan umum dan ciri-ciri yangmembedakan apa yang para pekerja sosial lakukan dalam

    praktek pekerjan sosial mereka sehari-hari.

    1. Suara dari lapangan

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    12/181

    7

    Profesor George Johnston mengundang beberapamahasiswa pascasarjana pekerjaan sosial untukberpartisipasi dalam suatu presentasi panel bagi mahasiswabaru pekerjaan sosial. Ia menugaskan para praktisioner ituuntuk menceritakan sesuatu tentang apa yang mereka

    kerjakan dalam kegiatan pekerjaan sosial mereka sehari-hari. Para pekerja sosial yang berpartisipasi itu ialahJoannie Devereaux dari Panti Asuhan dan Pensiunan; KarenOstlund dari kantor DPRD Kota; Mike Nicolas dari UnitHospice Rumah Sakit Umum; dan Mary Ann Grant dariProgram Krisis Pemerkosaan.

    Joannie Devereaux menceritakan pengalaman prakteknya disuatu Panti Asuhan dan Pensiunan:

    Panti asuhan dan pensiunan ialah suatu fasilitas

    pengasuhan berjangka panjang yang baru-baru inimelayani lebih dari 200 residen dan kebanyakan lanjutusia. Tetapi baru-baru ini panti menambahkan suatuprogram bagi anak-anak muda yang cacat yang tidakdapat hidup secara mandiri. Salah satu sayap daripanti ialah program bagi residen yang mengalamipenyakit Alzheimer.

    Sebagai satu dari tiga pekerja sosial di panti, akubekerja utamanya dengan lanjut usia. Satu daribanyak alasan yang aku sukai dari pekerjaanku ialah

    keberagamannya. Aku terlibat dalam banyak kegiatanyang berbeda seperti menerima para residen baru,mengkonsel residen dan keluarganya, menyiapkansejarah psikososial residen, berpartisipasi dalampembahasan rencana pengasuhan tim antardisiplin,dan memimpin workshop pengembangan staf. Baru-baru ini kami memulai suatu kelompok dukungan bagianggota keluarga residen yang menderita penyakitAlzheimer. Aku membantu memfasilitasi pertemuan-pertemuan dengan anggota keluarga yangberpartisipasi dalam proses perencanaan bagikelompok.

    Aku juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan profesionaldi masyarakat. Aku mengepalai sekelompok

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    13/181

    8

    profesional pekerja sosial panti asuhan yang bertemusetiap bulan untuk membahas isu-isu penting dalampengasuhan jangka panjang. Tetapi kelompok kamimelakukan lebih daripada itu. Kami berusahamelakukan banyak tindakan. Misalnya, kami peduli

    akan nasib para residen di panti asuhan yangmembayar pajak. Pemerintah kota membayarsebagian biaya aktual. Bahkan yang palingbermasalah, pembayaran biasanya 6 hingga 9 bulan dibelakang. Baru-baru ini kami berkonsultasi denganDPRD Kota tentang kebutuhan yang mendesak ini.

    Baru-baru ini juga aku terlibat dalam evaluasi suatuteknik baru yang meningkatkan partisipasi pararesiden untuk tinggal di panti asuhan. Kami berharapdapat memperlihatkan bahwa para residen yang

    terlibat lebih aktif dalam membuat keputusan akanmembuat suatu transisi yang lebih positif untuktinggal di suatu panti asuhan.

    Karen Ostlund menceritakan perannya sebagai pekerjasosial legislastif di suatu kantor DPRD Kota:

    Aku benar-benar tidak tahu bahwa para praktisionerpekerjaan sosial dapat bekerja di kantor DPRD Kotasebelum aku kuliah di universitas ini. Ternyata, halpertama yang aku dengar tentang jenis pekerjaan bagi

    seorang pekerja sosial ialah pada suatu presentasipanel seperti yang kita lakukan hari ini. Tetapi ketikaaku mendengar Elaina Conteros menceritakanpekerjaannya, aku suka apa yang aku dengar.Sekarang aku adalah rekan kerjanya sebagai seorangpekerja sosial legislatif.

    Banyak di antara kegiatan-kegiatan yang aku lakukansehari-hari melibatkan advokasi bagi para konstituen.Orang-orang menelefon dengan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai badan-badan peemrintahpusat. Aku seringkali merujuk mereka kepadasumber-sumber lokal dan regional yang tepat.Menurut pendapatku, birokrasi sering memperparahkrisis. Menggunakan teknik-teknik respons yang

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    14/181

    9

    menenangkan orang-orang dan mengklarifikasi situasiyang mereka hadapi, aku dapat membantu merekamenemukan solusi. Sebenarnya aku menemukanbahwa keterampilan-keterampilan komunikasi yangbaik adalah sangat penting, apakah aku sedang

    berbicara dengan klien atau sedang menemukan carauntuk keluar dari jejaring birokrasi yang rumit.Para konstituen yang meminta bantuan DPRDmencakup sejumlah besar para veteran. Aku bertugassebagai perantara dengan suatu konsorsium badan-badan sosial yang memberikan pelayanan-pelayananbagi para veteran dan keluarga mereka. Ini berartibahwa aku harus menghadiri pertemuan-pertemuanbulanan dengan para wakil dari berbagai badan sosial.Ini memberi kami suatu kesempatan untukmemperbarui program-program dan pelayanan-

    pelayanan, dan ini merupakan forum untuk mengatasikesulitan-kesulitan dalam penyelenggaraan pelayananyang kami hadapi.

    Aku juga menggunakan keterampilan-keterampilanpenelitian, tetapi aku menggunakan penelitian agakberbeda dengan Joannie. Elaina dan aku seringmengumpulkan informasi latar belakang bagipenyusunan perundangan-undangan yang baru. Baru-baru ini aku melakukan penelitian di suatu kecamatantentang dampak reformasi kesejahteraan.

    Mike Nicolas menceritakan pengalamannya sebagai pekerjasosial di suatu Unit Hospice Rumah Sakit Umum Daerah:

    Terima kasih atas undangan untuk berbicara di panelini. Ini memberikan kepadaku suatu kesempatanuntuk bercerita tentang sesuatu yang berarti banyakbagikupekerjaanku sebagai seorang pekerja sosialmedis.

    Perawatan hospice ialah suatu program perawatankesehatan antardisiplin di RSUD. Anggota timantardisiplin meliputi dokter, perawat, terapis fisik,dietisi, rohaniawan, dan akupekerja sosial. Programhospice kami mengkoordinasikan pelayanan-

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    15/181

    10

    pelayanan medis, emosional, sosial, dan spiritual bagipasien yang sakit parah dan keluarganya. Inibertujuan untuk memungkinkan pasien dankeluarganya melatihkan opsi hidup dan mati dikalangan keluarga dan teman-teman. Program kami

    memberikan berbagai perawatan kesehatan dandukungan sosial serta psikologis.

    Sebagai pekerja sosial di program hospice, aku bekerjadengan pasien dan keluarganya dalam banyak carayang berbeda. Misalnya, mereka berpartisipasi dalamperencanaan sebagai anggota tim. Aku memberikanpelayanan-pelayanan konseling danmengkoordinasikan pelayanan-pelayanan yang dipilihsendiri oleh pasien dan keluarganya. Anggotakeluarga sering terus menggunakan pelayanan-

    pelayanan pendukung dari program kami setelahpasien meninggal dunia. Aku memfasilitasi kelompokorang-orang yang berdukacita atas sponsor programhospice kami. Konseling penghiburan sebelum dansesudah kematian seorang pasien adalah suatu bagianyang sangat penting dari program kami.

    Kami di unit hospice sadar akan dampak AIDS. Akuadalah wakil pekerjaan sosial dalam satuan tugasAIDS di masyarakat kami. Kami memiliki dua proyeksaat ini. Satu adalah usaha pendidikan masyarakat.

    Anda akan segera melihat publisitas tentang AIDSyang akan dipamerkan di pusat masyarakat bulandepan. Kami berharap pameran itu sendiri dantayangan media terkait akan menambah kesadaranakan kebutuhan-kebutuhan yang kami miliki dimasyarakat kami. Kami juga sedang melembagakansuatu program relawan yang bersahabat. Baru-baru iniaku juga menjadi panitia yang mengumpulkaninformasi demografis dan data lain untuk menyiapkandata statistik bagi pengajuan permohonan grant untukmembiayai program ini.

    Pendekatan holistik dari pelayanan hospice berartibahwa aku memiliki kesempatan bekerja dengan paraprofesional dari disiplin lain dalam memberikan suatu

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    16/181

    11

    pendekatan alternatif untuk mengasuh pasien yangsakit parah. Banyak orang bertanya kepadaku,Bagaimana anda dapat membenamkan diri andasendiri dalam kematian? Anda juga dapatmengajukan pertanyaan seperti itu. Secara paradoks,

    bekerja dengan isu kematian, aku membenamkandiriku dalam kehidupan. Aku belajar banyak tentangkehidupan dari orang-orang yang hampir meninggal.Dan aku menghargai pentingnya bekerja dalam suatuatmosfir dukungan rekan sekerja.

    Mary Ann Grant, seorang pekerja sosial pada pelayanankrisis pemerkosaan, meringkaskan pengalaman prakteknya:

    Aku bekerja di pusat konseling krisis pemerkosan.Program ini memberikan dukungan bagi orang-orang

    yang diperkosa secara seksual. Program perlakuanserangan seksual memiliki tiga komponen, dan akuberpartisipasi pada ketiga-tiganya. Pertama, akumemberikan pelayanan-pelayanan konseling kepadapara korban perkosaan dan keluarga mereka atauorang-orang kunci. Hingga tahun lalu, semuapelayanan-pelayanan konseling kami diberikan secaraindividual. Saat ini kami menambahkan sesikelompok dan nampaknya hasilnya sangat baik.

    Kedua, tanggung jawabku juga meliputi advokasi bagi

    para klien di rumah sakit dan kantor polisi sertaselama proses hukum berlangsung. Advokasi tentumenggunakan bentuk-bentuk yang berbeda yangbergantung pada situasi. Sering aku membantu klienmengantisipasi prosedur medis dan proses-proseshukum. Advokasi juga meliputi peninjauan opsi-opsidan menemani para klien ketika mereka memulaisaluran-saluran hukum.

    Ketiga, adalah komponen pendidikan masyarakat dariprogram kami. Rekan-rekanku dan aku memberikanbanyak program pendidikan masyarakat tentangserangan seksual dan pencegahan pemerkosaan. Kamimelakukan presentasi ke sekolah-sekolah, rumah sakit,aparat penegakan hukum, dan kelompok-kelompok

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    17/181

    12

    minat lainnya. Kami menyadari bahwa kami harusmemperluas pelayanan-pelayanan kami ke seluruhlapisan masyarakat. Baru-baru ini kami memperluasperwakilan etnis ke dalam dewan penasehat dan pararelawan.

    Salah satu jenis pemerkosaan yang kami sering bacaialah pemerkosaan ketika sedang berkencan. Baru-baru ini beberapa klien kami mengungkapkanserangan terhadap mereka adalah suatu pemerkosaanyang dilakukan oleh teman kencan. Tetapi firasatkami menyatakan bahwa ini lebih luas daripada datayang diperlihatkan oleh program kami. Pada saat inikami berpartisipasi dalam suatu studi di suatuuniversitas tentang pemerkosaan yang dilakukan olehteman kencan. Sebagai bagian dari tahap awal proyek,

    kami mengujicobakan ke lapangan suatu kuesioneryang berfokus pada insidensi dan dinamikapemerkosaan yang dilakukan oleh teman kencan(DuBois & Miley, 2005: 6-9).

    2. Pekerjaan sosial generalisJoannie Devereaux, Karen Ostlund, Mike Nicolas, danMary Ann Grant semuanya bekerja di bidang-bidangpraktek yang sangat berbeda: panti asuhan, kantor DPRD,hospice berbasis masyarakat, dan program advokasi krisispemerkosaan. Setiap bidang praktek memberikan program-

    program dan pelayanan-pelayanan yang berbeda, melayanipara klien yang berbeda, dan menghadapi isu-isu yang khas.Namun demikian, ketika para pekerja sosial itumendeskripsikan kegiatan-kegiatan mereka sehari-hari, adakesamaan-kesamaan dalam apa yang mereka kerjakan.Mereka memfasilitasi resolusi masalah klien, membantuklien memperoleh sumber-sumber yang kasat mata,memberikan pendidikan, dan mempengaruhi pengembangankebijakan sosial. Mereka bekerja dengan para klien secaraindividual dan dalam kelompok. Mereka menggunakanketerampilan-keterampilan profesional mereka sebagai

    anggota kelompok masyarakat dan tim profesional. Merekamengembangkan pengetahuan mereka tentang sumber-sumber masyarakat. Mereka juga melakukan evaluasipraktek dan penelitian.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    18/181

    13

    Contoh-contoh ini mendeskripsikan kaum profesionalsebagai pekerja sosial generalis. Sebagai generalis, merekamenggunakan suatu proses yang umum untuk bekerjadengan klien dan pengetahuan serta keterampilan-

    keterampilan spesialis untuk memusatkan perhatian padaciri-ciri yang khas dari setiap situasi. Para praktisionergeneralis mengakui pertautan antara isu-isu pribadi dankolektif, yang mendorong mereka untuk bekerja denganberagam sistem manusiamasyarakat, komunitas, rukuntetangga/warga, organisasi-organisasi yang kompleks,kelompok-kelompok formal, keluarga, dan individuuntukmenciptakan perubahan-perubahan yang memaksimisasikeberfungsian sistem manusia. Ini berarti bahwa parapekerja sosial generalis bekerja secara langsung dengansistem klien pada semua level, mengaitkan klien dengan

    sumber-sumber, berintervensi dengan organisasi-organisasiuntuk meningkatkan daya tanggap sistem-sistem sumber,mengadvokasi kebijakan-kebijakan sosial yang adil untukmenjamin pendistribusian sumber-sumber secara merata,dan meneliti semua aspek praktek pekerjaan sosial.

    Praktek pekerjaan sosial generalisa. Menggunakan proses-proses praktek generik untuk

    mengorganisasikan pekerjaan dengan sistem klien.b. Mengakui potensi perubahan pada level sistem ganda

    dalam sistem manusia, di antara sistem-sistem, dan

    antarsistem lingkungan.c. Memandang perilaku manusia dalam kontekslingkungan sosial.

    d. Mengintegrasikan praktek langsung dengan kebijakansosial dan kegiatan-kegitan penelitian pekerjaan sosial.

    C. Misi dan tujuan pekerjaan sosialSebagai pekerja sosial, Joannie Devereaux, Karen Ostlund,Mike Nicolas, dan Mary Ann Grant memiliki lebih dari sekedarkesamaan-kesamaan perspektif generalis mereka. Dalamkenyataan, misi pekerjaan sosial memberikan visi kepada karya

    mereka dan memberikan arah bagi tujuan-tujuan profesionalmereka. Tujuan pekerjaan sosial mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka ketika mereka bekerja dengan klien untuk

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    19/181

    14

    mengembangkan solusi dalam konteks suatu kontinumkekuatan-kekuatan dan kebutuhan-kebutuhan.

    1. Misi pekerjaan sosialIkatan Pekerja Sosial Amerika Serikat mendefinisikan misi

    pekerjaan sosial yaitu mempromosikan atau memulihkaninteraksi yang saling menguntungkan antara individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kualitaskehidupan bagi setiap orang. Pekerjaan sosial dikenalkarena pandangannya yang terintegrasi, yang berfokus padamanusia dalam konteks lingkungan fisik dan sosialnya.

    Dalam respons kepada misi profesi, pekerja sosialmemperkuat keberfungsian manusia dan meningkatkanefektivitas struktur-struktur yang ada di dalam masyarakatyang menyediakan sumber-sumber dan kesempatan-

    kesempatan kepada anggota masyarakat. Pekerja sosialberusaha membebaskan kekuatan manusia sehinggaindividu-individu dapat mewujudkan potensi mereka danmenyumbang bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu,pekerja sosial memprakarsai kegiatan-kegiatan yangmembebaskan kekuatan sosial yang menciptakanperubahan-perubahan dalam masyarakat yang padagilirannya menciptakan perubahan-perubahan dalamkebijakan-kebijakan sosial, badan-badan sosial, danstrutkur-struktur sosial lain di dalam masyarakat (Smalley,1967).

    Fokus ganda pekerjaan sosial pada manusia dan lingkungansosialnya melahirkan pertanyaan tentang keterkaitan antaramasalah-masalah pribadi (private troubles) dan isu-isuumum(public issues). C. Wright Mills (1959) pertama kalimembedakan antara masalah-masalah pribadi dan isu-isuumum dari struktur-struktur social. Dalam bukunya,Sociological Imagination dalam dari DuBois & Miley(2005: 11), Mills menyampaikan suatu pandangan yangkritis tentang lokasi masalah-masalah dan solusinya. Iamenyatakan bahwa

    Masalah-masalah terjadi di dalam karakter individudan di dalam rentang relasi-relasi dekatnya denganorang lain; masalah-masalah itu berkaitan dengan

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    20/181

    15

    dirinya dan dengan bidang-bidang kehidupan sosialyang terbatas yang ia sadari secara langsung dansecara pribadi. Dengan demikian, pernyataan danresolusi masalah-masalah terdapat di dalam diriindividu sebagai suatu entitas biologis dan di dalam

    lingkungan dekatnyasetting sosial yang secaralangsung membuka pengalaman pribadinya dankegiatan yang ia ingin lakukan. Masalah ialah suatupersoalan pribadi: nilai-nilai yang dianut oleh individuyang dirasakan mengancam.

    Isu-isu berkaitan dengan hal-hal yang melampauilingkungan lokal individu-individu ini dan rentangkehidupannya. Isu-isu berkaitan denganpengorganisasian lingkungan sedemikian rupa kedalam lembaga-lembaga dari suatu masyarakat secara

    keseluruhan, dengan cara yakni berbagai lingkunganbertumpang tindih dan saling mempengaruhi untukmembentuk struktur sosial dan kehidupan historisyang lebih luas. Isu ialah suatu persoalan publik:nilai-nilai yang dianut oleh publik yang dirasakanmengancam.

    Perspektif Mills memisahkan masalah-masalah pribadi dariisu-isu publik dan menganjurkan bahwa solusi bagi setiapfokus berdasarkan ciri-ciri yang berbeda. Sebaliknya,perspektif pekerjaan sosial menganut bahwa masalah-

    masalah pribadi dan isu-isu publik saling berkaitan. Efek-efek kumulatif dari masalah-masalah pribadi adalah isu-isupublik. Sebaliknya, individu-individu merasa akibat dariisu-isu publik secara pribadi ialah masalah-masalah pribadi.Lebih-lebih dalam dunia global dewasa ini, dimensi-dimensiglobal dari masalah-masalah pribadi dan isu-isu publikbergema di seluruh dunia. Tidak hanya masalah-masalahpribadi yang berubah menjadi isu-isu publik, tetapi isu-isuinternasional juga berubah menjadi masalah-masalahpribadi (Staub-Berasconi, 1991).

    2. Tujuan pekerjaan sosialTujuan-tujuan profesi pekerjaan sosial mengubah misinyayang umum ke arah tindakan yang lebih spesifik (Bagan1.1). Tujuan-tujuan ini mengarahkan pekerja sosial untuk

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    21/181

    16

    meningkatkan rasa berkemampuan klien, menghubungkanmereka dengan sumber-sumber, dan mengusahakanperubahan-perubahan yang mendorong organisasi-organisasi dan badan-badan sosial agar lebih responsifterhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat (NASW, 1981,

    dalam DuBois & Miley, 2005, 11-12).

    Bagan 1.1

    Tujuan Pekerjaan Sosial

    a. Meningkatkan kemampuan manusia untuk memecahkanmasalah-masalah, menghadapi kesulitan-kesulitan, danmelaksanakan tugas-tugas kehidupannya secara efektif.Untuk mencapai tujuan ini, para praktisioner mengaseshambatan-hambatan yang membatasi kemampuan klien

    untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Parapraktisioner juga mengidentifikasikan sumber-sumberdan kekuatan-kekuatan, meningkatkan keterampilan-keterampilan untuk menghadapi masalah-masalah dalamkehidupan, mengembangkan rencana-rencanapemecahan masalah, dan mendukung usaha-usaha klienuntuk menciptakan perubahan-perubahan di dalamkehidupan dan situasi-situasi mereka.

    b. Menghubungkan klien dengan sumber-sumber yangdibutuhkan. Pada satu sisi, pencapaian tujuan ini berartimembantu klien melokasikan sumber-sumber yangmereka butuhkan untuk menghadapi situasi-situasimereka secara lebih efektif. Pada sisi lain, ini berartibahwa pekerja sosial mengadvokasikan kebijakan-

    Meningkatkat keberfungsian sosial individu,keluarga, organisasi, dan masyarakat

    Menghubungkan klien dengan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan

    Memperbaiki jaringan penyelenggaraan

    pelayanan sosial

    Mempromosikan keadilan sosial melaluipengembangan kebijakan sosial

    Tujuan Pekerja Sosial

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    22/181

    17

    kebijakan dan pelayanan-pelayanan yang memberikanmanfaat-manfaat yang optimal, memperbaikikomunikasi di antara karyawan badan-badan sosial yangmewakili berbagai program dan pelayanan, danmengidentifikasikan jurang-jurang dan kendala-kendala

    dalam pelayanan-pelayanan sosial yang harusdialamatkan.

    c. Memperbaiki jaringan penyelenggaran pelayanan sosial.Tujuan ini berarti bahwa para pekerja sosial harusmenjamin agar sistem yang menyelenggarakanpelayanan-pelayanan social manusiawi dan memberikansecara memadai sumber-sumber dan pelayanan-pelayanan kepada klien. Untuk mecapai tujuan ini, parapekerja sosial mendorong perencanaan yang berpusatpada klien, mendemonstrasikan efektivitas dan efisiensi,

    dan menggabungkan ukuran-ukuran akuntabilitas.

    d. Mempromosikan keadilan sosial melalui pengembangankebijakan sosial. Dalam rangka pengembangankebijakan-kebijakan sosial, para pekerja sosial mengujiisu-isu sosial yang berimplikasi kebijakan sosial. Parapekerja sosial mengajukan saran-saran bagi kebijakan-kebijakan baru dan bagi pencabutan kebijakan-kebijakanyang tidak lagi produktif. Selain itu, para pekerja sosialmenerjemahkan kebijakan-kebijakan umum ke dalamprogram-program dan pelayanan-pelayanan yang

    tanggap secara efektif terhadap kebutuhan-kebutuhanklien.

    Ingat kembali kegiatan-kegiatan profesional yangdiceritakan oleh Joannie Devereaux, Karen Ostlund, MikeNicolas, dan Mary Ann Grant dalam kuliah pengantarpekerjaan sosial. Bagaimana kegiatan-kegiatan mereka itumencerminkan tujuan profesi pekerjaan sosial?

    Pekerjaan Joannie di panti asuhan meliputi kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan manusia untukberkembang. Konselingnya dengan para residen dankeluarga mereka bertujuan untuk membantu transisi pararesiden ke dalam kehidupan di panti asuhan. Melaluirelasinya dengan suatu kelompok masyarakat, ia mendorong

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    23/181

    18

    perubahan-perubahan dalam kebijakan-kebijakan danprosedur-prosedur pemerintah untuk membiayai pantiasuhan.

    Cerita Karen tentang pekerjaannya sebagai seorang pekerja

    sosial legislatif menekankan kegiatan-kegiatan yangmenghubungkan klien dengan sumber-sumber yangdibutuhkan dan menelusuri liku-liku birokrasi dalam rangkamemperbaiki penyelenggaraan pelayanan sosial. Ia jugamenggunakan keterampilan-keterampilan penelitian yangdikuasainya untuk mengumpulkan data latar belakang bagipengembangan kebijakan-kebijakan sosial yang baru.

    Mike membuat suatu perbedaan dengan banyak cara, tetapisecara khusus melalui pekerjaannya dengan satuan tugasAIDS. Satuan tugas ini mengembangkan program-program

    dan pelayanan-pelayanan yang memfokuskan perhatianpada isu-isu dalam masyarakatmempromosikanpendidikan masyarakat tentang AIDS, memperolehdukungan masyarakat, dan mengembangkan jejaringdukungan bagi orang-orang di dalam masyarakat yangbanyak terdapat masalah AIDS.

    Akhirnya, presentasi Mary Ann tentang pekerjaannya diprogram krisis pemerkosaan memperlihatkan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan tujuan-tujuan profesipekerjaan sosial. Intervensi krisis, menurut definisi,

    mendukung orang-orang selama krisis dalam kehidupanmereka. Dalam program krisis pemerkosaan, Mary Annmemberi konseling kepada korban pemerkosaan secaraindividual dan dalam kelompok-kelompok kecil. Iamemberi semangat kepada mereka dalam menghadapiakibat buruk dari pemerkosaan melalui advokasi di ruanggawat darurat rumah sakit, kantor polisi, dan dengarpendapat di pengadilan. Ia dan rekan-rekan sekerjanya jugamengusahakan cara-cara untuk membuat pelayanan-pelayanan yang diberikan lebih sensitif secara etnis.

    3. Kekuatan-kekuatan dan kebutuhan-kebutuhan

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    24/181

    19

    Misi profesi pekerjaan sosial dan pernyataan tujuan profesipekerjaan sosial berkaitan secara jelas dengan kebutuhan-kebutuhan manusia dan kekuatan-kekuatan manusia.Kebutuhan-kebutuhan manusia adalah inti dari profesipekerjaan sosialdaya dorong bagi kegiatan-kegiatan

    pekerjaan sosial. Kekuatan-kekuatan manusia adalah blok-blok yang membangun praktek pekerjaan sosialsumberenerji bagi pengembangan solusi-solusi. Pembahasanberikut ini tentang sumber-sumber kekuatan dan kebutuhan-kebutuhan memberikan suatu konteks bagi pemahamandimensi-dimensi pekerjaan sosial yang berfokus padainteraksi antara manusia dan lingkungan fisik dan sosialnya.

    Kebutuhan-kebutuhan dasar universal. Kebutuhan-kebutuhan dasar universal ialah kebutuhan-kebutuhan yangdialami oleh semua manusia, yang termasuk kebutuhan-

    kebutuhan akan pertumbuhan fisik, intelektual, emosional,sosial, dan spiritual (Brill & Levine, 2002). Kebutuhan-kebutuhan fisik meliputi persediaan-persediaan kehidupandasar seperti makanan, perumahan, dan pakaian;kesempatan-kesempatan bagi perkembangan fisik; danperawatan kesehatan yang sangat penting. Perkembanganintelektual berkembang ketika kesempatan-kesempatanberkesesusaian dengan kemampuan individu. Relasi denganorang-orang kunci dan penerimaan diri membantuperkembangan emosi. Pertumbuhan sosial meliputikebutuhan-kebutuhan sosialisasi dan pengembangan relasi-

    relasi yang berguna dengan orang lain. Akhirnya,pertumbuhan spiritual berpusat pada penemuan suatumakna kehidupan yang memberikan tujuan dan melampauipengalaman sehari-hari.

    Para pakar membuat beberapa asumsi tentang kebutuhan-kebutuhan dasar universal ini (Brill & Levine, 2002).Pertama, mereka mengasumsikan bahwa semua manusiamemiliki kebutuhan-kebutuhan akan keamanan danketerikatan (dependensi) serta akan pertumbuhan dankebebasan (independensi). Kedua, mereka mengasumsikanbahwa semua manusia adalah unik dan memiliki potensiuntuk mengembangkan kemampuan pada setiap aspekkehidupan mereka. Dan ketiga, mereka berkeyakinanbahwa manusia mewujudkan potensi mereka bagi

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    25/181

    20

    pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, sosial, danspiritual hanya melalui interaksi yang dinamis dari aspek-aspek pertumbuhan ini. Tidak ada satu aspek pertumbuhanpun yang terwujud secara terpisah dari aspek-aspek yanglain.

    Kebutuhan-kebutuhan dasar dipenuhi secara berbeda. Bagibeberapa orang, kekuatan-kekuatan pribadi dan sumber-sumber lingkungan memungkinkan mereka mencapaikeberfungsian yang optimal. Bagi beberapa orang yanglain, kemampuan-kemampuan dan hambatan-hambatanlingkungan mereka membatasi dan mereka mengalamikekurangan.

    Kebutuhan-kebutuhan motivasional. Pola hierarkhikebutuhan Abraham Maslow menggambarkan kebutuhan-

    kebutuhan motivasional ini, yang mendasari semuaperilaku manusia. Maslow berpendapat bahwa manusiaharus memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar fundamentalmereka sebelum mulai mencapai kebutuhan-kebutuhanpertumbuhan tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar berkisar pada kebutuhan-kebutuhan fiosiologis seperti makanan, air, dan tidur.Tingkat kedua, meliputi kebutuhan akan keamanan, yangdipuaskan oleh lingkungan fisik dan psikologis yang amandan nyaman. Tingkat ketiga, meliputi pemenuhankebutuhan-kebutuhan akan kepemilikan dan cinta kasih

    melalui relasi yang intim dan memuaskan. Tingkatkeempat, ialah kebutuhan-kebutuhan harga diri yangmeliputi perasaan berkompeten dan rasa berharga secarapribadi yang berasal dari pengakuan akan prestasi..Dantingkat kelima, aktualisasi diri berada pada puncakhierarkhi. Aktualisasi diri ialah proses mewujudkan potensimaksimum seseorang, yang ditandai oleh suatu visi yangmencakup keseluruhan manusia itu. Dalam perspektifMaslow, kekurangan-kekurangan menunjukkan kebutuhandan pertumbuhan berkaitan dengan aktualisasi diri.

    Pengembangan pribadi. Faktor-faktor biologis, psikologis,interpersonal, social, dan budaya mempengaruhiperkembangan pribadi. Charlotte Towle, seoran tokohsenior dalam pendidikan pekerjaan sosial, memberikan

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    26/181

    21

    suatu rencana untuk emmahami kebutuhan-kebutuhanperkembangan dalam buku klasiknya, Common HumanNeeds, yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1945.Menurut Towle (1957), kebutuhan-kebutuhanperkembangan meliputi kebutuhan-kebutuhan yang

    berkaitan dengan kesejahteraan fisik, kesejahteraanpsikologis, perkembangan intelektual, relasi-relasiinterpersonal, dan pertumbuhn spiritual. Semua faktor-faktor ini mempengaruhi penyesuaian pribadi. Suatukonfigurasi yang unik dari kebutuhan-kebutuhanperkembangan terjadi pada setiap tahap masa hidupmanusia. Semua kebutuhan perkembangan ini berinteraksidengan kebutuhan-kebutuhan lain dalam memberikansumber-sumber yang menyumbang bagi pertumbuhan danpenyesuaian perkembangan.

    Tugas-tugas kehidupan Manusia harus menghadapituntutan-tuntutan dari berbagai situasibeberapa dapatdiramalkan dan beberapa tidak dapat diramalkansepanjang hidup mereka. Tugas-tugas kehidupan inimemiliki implikasi yang signifikan bagi keberfungsianpribadi dan bagi pengembangan relasi-relasi sosial. Konseptugas kehidupan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,seperti bertumbuh di dalam keluarga, belajar di sekolah,memasuki dunia kerja, menikah dan mengurus suatukeluarga, dan juga dengan situasi-situasi traumatikkehidupan yang umum seperti berduka atau kehilangan,

    perpisahan, sakit, atau kesulitan-kesulitan keuangan(Barlett, 1970, h. 96, dalam DuBois & Miley, 2005: 14).

    Pengembangan identitas. Banyak teoritisi perkembangan,termasuk Erikson (1963), Kohlberg (1973), dan Levinson(1978), beranggapan bahwa laki-laki dan perempuanmemiliki kebutuhan-kebutuhan perkembangan yang sama.Akan tetapi para teoritisi ini menggunakan sifat-sifatmaskulin seperti otonomi, independensi, dan prestasisebagai standard bagi perkembangan normal (Gilligan,1982). Mereka menyamakan identitas kedewasaan dengankeberfungsian yang otonom, prestasi kerja, dan individuasiatau terpisah dari orang lain. Sebaliknya, keprihatinantentang relasi dilihat sebagai suatu kelemahan kaum

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    27/181

    22

    perempuan (dan kaum laki-laki) daripada sebagai suatukekuatan manusia (McGoldrick, 1989: 203).

    Prespektif ini menciptakan suatu kekosongan antara kaumlaki-laki dan kaum perempuan. Bagi kaum laki-laki,

    kebutuhan-kebutuhan relasi dipenuhi dalam harapan-harapan peran maskulin. Kualitas-kualitas maskulin yangmenonjol ialah kualitas-kualitas yang dianggap pentingbagi masa dewasakemampuan untuk berpikir otonom,membuat keputusan yang jernih, dan tindakan yangbertanggung jawab (Gilligan, 1982: 17). MenurutGilligan, para teoritisi perkembangan mendefinisikanperkembangan kaum perempuan dalam kerangka tempatkaum perempuan di dalam siklus kehidupan kaum laki-laki,bukan mempertimbangkan keunikan pengalaman kaumperempuan.

    Untuk lebih memahami perkembangan identitas kaumperempuan sepenuhnya, seseorang harus memahami relasi-relasi intim dan yang generatif yang merupakan bagian dariperkembangan kaum perempuan. Dalam konteks relasimanusia, peran kaum perempuan mencerminkanpengayoman, pengasuhan, dan pemberian bantuan. Bagikaum perempuan, konteks relasi mendefinisikan identitasmereka. Kaum perempuan mendefinisikan diri merekadalam rangka relasi mereka dengan orang lain. Bagi kaumperempuan, interdependensi dan kedekatan berlangsung

    terus menerus sepanjang siklus perkembangan kehidupanmereka. Perspektif Gilligan menantang kita untukmemahami perbedaan-perbedaan dalam perkembanganidentitas antara kaum perempuan dan kaum laki-laki.

    Kekuatan-kekuatan budaya. Nilai-nilai, adat istiadat, dansimbol-simbol yang diasosiasikan dengan setiap masyarakatmencerminkan keberagaman dalam warisan budaya danmendefinisikan identitas budaya. Banyak orang mewarisipola-pola budaya para leluhur mereka. Kelompok-kelompok etnis memiliki sifat-sifat, adat istiadat, nilai-nilai,dan simbol-simbol yang sama. Sebagai suatu sumberkebanggaan dan harga diri, identitas budaya memberikansuatu rasa memiliki kepada kelompok-kelompok etnis danras.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    28/181

    23

    Etnisitas mempengaruhi semua tugas-tugas yang berkaitandengan berbagai tahap siklus kehidupan. Sebagai contoh,pola-pola sosialisasi anak-anak dan orang dewasa berbedakarena kelas sosial, etnisitas, dan status kelompok minoritas

    (Devore & Schleisinger, 1999). Identitas budayamenentukan peran-peran orangtua dalam pengasuhan anakdan menentukan norma-norma bagi otoritas orangtua dalampengasuhan anak. Asumsi-asumsi budaya tentangindependensi atau dependensi anak dan pengalaman-pengalaman seks tertentu serta tugas-tugas peran anggota-anggota keluarga mempengaruhi sosialisasi anggota-anggota keluarga.

    Faktor-faktor budaya yang penting lainnya menvakuppengaruh-pengaruh bilingualisme dan bikulturalisme.

    Bergantung pada asal-usul etnis mereka, keluarga-keluargamengalami perbedaan-perbedaan dalam jejaringkekerabatan antargenerasi dan kekuatan-kekuatan budaya.Orang-orang juga berbeda dalam sejauh mana merekaberidentifikasi dengan suatu kelompok etnis dan dalamrespons mereka terhadap penstereotipikan. Efek-efekrasisme, diskriminasi, dan segregasi dapat mempengaruhipelaksanaan tugas-tugas perkembangan.

    Lingkungan fisik Lingkungan fisik, termasuk duniaalamiah dan yang dibangun oleh manusia serta tata waktu

    dan ruangnya, mempengaruhi bagaimana orang-orangmemandang kemungkinan-kemungkinan, memenuhi tujuan-tujuan, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Germain,1981). Komponen-komponen fisik dari lingkunganmanusia mencakup hal-hal seperti kebutuhan-kebutuhanekologis (air bersih, tanah yang tidak tercemar, dan udarabersih), ruang untuk kehidupan, tata perumahan, danbantuan transportasi. Kelangsungan hidup manusiabergantung pada pengurangan polusi lingkungan yangmeluas dan konservasi sumber-sumber alam. Ruangmendefinisikan identitas. Dalam budaya Barat, lingkunganyang berdesak-desakan dan kurangnya privasi menggangguperkembangan pribadi. Interpretasi-interpretasi budayamempengaruhi bagaimana orang-orang merasakan interaksimereka dengan lingkungan fisik.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    29/181

    24

    Kompetensi lingkungan berasal dari kesesuaian antarabantuan-bantuan dan kebutuhan-kebutuhan serta daripersepsi orang-orang bahwa mereka mampu mempengaruhiperubahan-perubahan lingkungan (Germain, 1981).

    Kompetensi lingkungan meningkat ketika konfigurasilingkungan fisik memberi kenyamanan, merangsang, danmelindungi. Sebaliknya, lingkungan fisik cacat ketika iamelemahkan rasa diri seseorang, meningkatkan ketakutanakan bahaya, dan mengganggu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan siklus kehidupan.

    Keadilan sosial. Idealnya, semua anggota dari suatumasyarakat memiliki hak-hak yang sama atas partisipasi didalam masyarakat, perlindungan oleh hukum, kesempatan-kesempatan untuk berkembang, tanggung jawab bagi

    keteraturan sosial, dan akses kepada manfaat-manfaatsosial. Keadilan sosial berlaku apabila semua anggota darisuatu masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama didalam keteraturan sosial, memperoleh jaminan sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan yang sama, danmenikmati manfaat kebebasan sipil mereka sepenuhnya.

    Masalah-masalah sosial timbul ketika masyarakat tidakmemperlakukan anggota masyarakat secara adil dan merataserta ketika masyarakat melanggar hak-hak sipil danmanusiawi anggotanya. Sikap-sikap prasangka buruk,

    praktek-praktek diskriminasi, penekanan, dan pengucilananggota masyarakat dari partisipasi penuh dalammasyarakat menghambat akses yang sama dari masyarakatatas kesempatan-kesempatan dan sumber-sumber yangdibutuhkan bagi keberfungsian sosial yang optimum.Pembangunan hak-hak manusia dan sipil dalam masyarakatmana pun menentukan batas-batas keadilan yangdidefinisikan oleh masyarakat. Sebagai contoh, walaupunundang-undang di beberapa negara membatasi kebebasanpribadi, beberapa warnanegara mempertahankan undang-undang ini sebagai sesuatu yang penting bagi keteraturansosial; akan tetapi, anggota-anggota dari masyarakat globallainnya mengecam praktek-praktek ini dan menuduhmereka melanggar hak-hak manusia.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    30/181

    25

    Kehidupan dunia. Kita hidup di dalam suatu masyarakatglobal yang interdependen. Oleh karena itu kita harusprihatin dengan isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan dunia dandengan bagaimana solusi-solusi digerakkan di dalam suatumasyarakat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lain.

    Kebutuhan-kebutuhan diciptakan oleh kekurangan-kekurangan makanan, masalah-masalah ekonomi,pergolakan-pergolakan politik, bencana-bencana alam,polusi, dan perang yang mengancam keberfungsianmasyarakat dan berdampak terhadap semua warga dunia.

    4. Hubungan antara kekuatan-kekuatan dan

    kebutuhan-kebutuhanKita semua memiliki kebutuhan-kebutuhan biologis,perkembangan, sosial, dan budaya umum yang sama. Padasaat yang sama, setiap orang mengembangkan suatu

    spektrum kekuatan-kekuatan dan kebutuhan-kebutuhanyang unik yang dipengaruhi oleh perkembangan fisik,kognitif, psikososial, dan budaya khusus kita sendiri.Interaksi kita dengan lingkungan sosial juga mempengaruhikemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan satu samalain. Biasanya kita menggunakan sumber-sumber yangterhadap di dalam lingkungan kita sehari-hari untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial pribadi kita.Apabila tuntutan-tuntutan dan kebutuhan-kebutuhanlingkungan kita sesuai dengan syarat-syarat yang kitamiliki, kita mengalami suatu syukur karena sesuai dan rasa

    berkompeten. Apabila suatu ketidaksesuaian terjadi, kitamengalami masalah-masalah dalam kehidupan.

    D. Hubungan antara pekerjaan sosial dan

    kesejahteraan sosial?Apa yang ada di pikiran anda ketika anda mendengar istilahkesejahteraan sosial? Apakah anda memandang kesejahteraansosial sama dengan program-program bantuan publik ataupakah anda memandangnya kesejahteraan sosial sebagai salahsatu dari institusi-institusi sosial yang terdapat di dalammasyarakat? Pokok bahasan ini akan mengklarifikasikan

    hubungan antara pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.Untuk melakukannya, pokok bahasan ini mendefinisikankesejahteraan sosial dalam konteks institusi sosial, menguji

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    31/181

    26

    fungsi-fungsi kesejahteraan sosial, mendaftarkan bidang-bidang praktek pekerjaan sosial, dan menjelajahi hubunganantara pekerjaan sosial dan masyarakat.

    1. Institusi sosialInstitusi-institusi sosial yang memusatkan perhatian padakebutuhan-kebutuhan fisik, ekonomi, pendidikan,keagamaan, dan politik warga negara memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia dan mengatasi masalah-masalah sosial.Institusi-institusi sosial semacam keluarga, pendidikan,pemerintah, agama, ekonomi, dan kesejahteraan sosialmuncul sebagai respons terhadap kebutuhan-kebutuhanindividual dan kolektif di dalam masyarakat (Tabel.1.1)..Keluarga mengurus kesehatan, pertumbuhan, danperkembangan anak-anak; menyediakan makanan,

    perumahan, dan pakaian; dan mensosialisasikan anak-anakbagi kehdiupan yang efektif. Melalui institusi pendidikan,orang-orang secara formal memperoleh pengetahuan,keterampilan-keterampilan, keyakinan-keyakinan, sikap-sikap, dan norma-norma suatu masyarakat. Institusiekonomi menyediakan suatu wahana bagi produksi dandistribusi barang-barang dan pelayanan-pelayanan.Institusi-institusi politik berfungsi sebagai struktur-strukturyang melatihkan kekuasaan dan melindungi hukum danketertiban. Arah dan makna bagi makhluk manusia dalammemahami tujuan akhir kehidupan ialah persoalan sentral

    dari institusi-institusi keagamaan. Akhirnya, institusikesejahteraan sosialmemberikan peayanan-pelayanan yangdibutuhkan oleh semua warganegara pada suatu waktu ataupada waktu lain untuk mempertahankan atau melaksanakanperan-peran mereka sebagai anggota masyarakat yangproduktif secara sosial.

    Tabel 1.1. Fungsi-fungsi institusi sosial

    Institusi sosial Fungsi

    Institusi keluarga Melakukan pengasuhan pribadiprimer dan sistem saling bantu

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    32/181

    27

    Institusi pendidikan

    Institusi ekonomi

    Institusi politik

    Institusi keagamaan

    Institusi kesejahteraansosial

    antara anak-anak denganorangtua dan antara keluargadan masyarakat

    Mensosialisasikan danmempersiapkan menjadi

    warganegara yang produktifdan partisipatorisMengalokasikan dan

    mendistribusikan sumber-sumber

    Mengalokasikan tujuan-tujuandan nilai-nilai sosial publikyang otoritatif

    Mempromosikan makna danpemahaman pribadi tentangtujuan akhir

    Menyediakan dukungan-dukungan untukmempertahankan ataumelaksanakan keberfungsiansosial

    2. Institusi kesejahteraan sosialInstitusi kesejahteraan sosial merespons kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan anggota-anggotanya ataskesejahteraan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial.

    Beberapa pakar memandang kesejahteraan sosial sebagaisuatu dukungan terdepan untuk memudahkan individu-individu menghadapi secara berhasil suatu lingkunganekonomi dan sosial yang berubah serta untuk menjaminstabilitas dan perkembangan institusi-institusi sosial(Romanyshyn & Romanyshyn, 1971: 34). Idealnya,masyarakat menggunakan institusi kesejahteraan sosialuntuk memberikan kepada semua warganegara kesempatan-kesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalammasyarakat dan untuk mencapai potensi maksimummereka.

    Kesejahteraan sosial memusatkan perhatian padakebutuhan-kebutuhan kesejahteraan umum dari individu-

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    33/181

    28

    individu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan universalsuatu populasi:

    Kesejahteraan sosial mencakup santunan (provisions)dan proses-proses yang berkaitn langsung dengan

    pemecahan dan pencegahan masalah-maslah sosial,pengembangan sumberdaya manusia, dan perbaikankualitas kehidupan. Ini meliputi pelayanan-pelayanansosial kepada individu dan keluarga serta usaha-usahauntuk memperkuat atau memperbaharui institusi-institusi sosial fungsi-fungsi kesejahteraan sosialuntuk memelihara sistem sosial dan untukmenyesuaikannya dengan kenyataan sosial yangberubah. ((Romanyshyn & Romanyshyn, 1971: 3).

    Santunan kesejahteraan sosial (social welfare provisions)

    meliputi beragam pelayanan-pelayanan sosial publik danprivat. Sebagai contoh, sistem kesejahteraan sosialmemberikan pelayanan-pelayanan kesejahteraan keluargadan anak, santunan medis dan kesehatan, pelayanan-pelayanan hukum, kegiatan-kegiatan peradilan kriminal, danbantuan-bantuan penghasilan. Kesejahteraan sosial dapatmemberikan pelayanan-pelayanan ini sebagai manfaat sosial(social utilities) yang tersedia bagi semua orang dankelompok sebagai hak warganegara. Atau pelayanan-pelayanan kesejahteraan sosial dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus atau memusatkan perhatian pada

    kebutuhan-kebutuhan khusus dari kelompok-kelompokorang tertentu.

    3. Fungsi kesejahteraan sosialBanyak pendapat yang berbeda tentang fungsi-fungsikesejahteraan sosial. Pada satu sisi, orang-orang yangmenganut suatu pandangan residual (residual view) yakinbahwa kesejahteraan diterapkan hanya ketika struktur-struktur keluarga, ekonomi, atau politik hancur.. Banyakmengecam pandangan residual tentang kesejahteraan sosialsebagai suatu cara memperkecil jurang (a stopgapmeasure)

    atau pendekatan perban(bandage approach)

    dalam pemberian pelayanan-pelayanan. Pada sisi lain,orang-orang yang menganut suatu pandangan institusional(institutional view)menyatakan kesejahteraan sebagai suatu

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    34/181

    29

    fungsi yang terintegrasi dari suatu masyarakat industrimodern yang memberikan pelayanan-pelayanan sebagaisuatu hak warganegara (Wilensky & Lebeaux, 1965).Walaupun bentuk institusional dari kesejahteraan sosial diAmerika Serikat memperoleh legitimasinya dari mandat

    konstitusional untuk mempromosikan kesejahteraan, banyakmengkritisinya karena merampas fungsi-fungsi yang sahdari institusi-institusi lain. Idealnya, kesejahteraan sosialmerespons segera kebutuhan-kebutuhan sosial yang dialamibersama dengan memberikan penghasilan, perumahan,pendidikan, perawatan kesehatan, dan keselamatan pribadiyang memadai.

    Orang-orang yang menerima santunan kesejahteraan socialbukanlah sekelompok orang. Dalam kenyataan,kesejahteraan sosial mencakup beragam santunan yang

    diterima oleh seluruh populasi. Beberapa kalanganmenyatakan bahwa pelayanan-pelayanan kesejahteraansosial merupakan bagian yang integral dari infrastrukturmasyarakat yang membeikan pelayanan-pelayanankebutuhan publik (public utility services), sepertitransportasi dan pendidikan. Kerangka referensi inimenganjurkan bahwa para pengguna pelayanan-pelayanankebutuhan publik, yang mencakup kesejahteraan sosial,adalah warganegara yang memiliki hak-hak, bukan orang-orang yang melanggar hukum, yang tidak dapat dibantu,dan yang terstigmatisasi.

    Secara khusus, kebutuhan-kebutuhan sosial tidakdiidentifikasikan hingga kebutuhan-kebutuhan itu menjadimasalah-masalah sosial yang semakin kritis dan kompleksyang menuntut intervensi berskala luas melalui perencanaansosial. Dengan fragmentasi dan/atau tiadanya perencanaansosial, besarnya tantangan dapat menjadi bencana besar.

    Fragmentasi selanjutnya terjadi sebagai konsekuensi darikegagalan institusi kesejahteraan sosial untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan semua orang secara merata. Pertama,orang-orang mengalami beragam derajat kebutuhan. Ketikatuntutan-tuntutan semakin besar, sumber-sumber sosial bisasaja tidak mencukupi. Juga, orang-orang yang memilikistatus dan kekuasaan berada dalam posisi untuk

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    35/181

    30

    mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan mana yang menekandan bagaimana kebutuhan-kebutuhan dialamatkan. Orang-orang yang tidak memiliki kekuasaanyaitu, orang-orangyang dibedakan oleh status social ekonomi, usia, jender,orientasi seksual, atau keberagaman ras atau etnis

    memiliki pengaruh yang kecil dan seringkali mengalamijurang dan hambatan dalam memperoleh santunan-santunaninstitusional.

    Ironisnya, daripada menjelaskan jurang dan hambatan inidalam kerangka faktor-faktor struktural yang menciptakankebutuhan-kebutuhan, orang-orang seringkali distigmatisasi,dihakimi, dan dipersalahkan atas kelemahan-kelemahanstruktur institusional. Seperti yang Pierce (1989)refleksikan:

    Terganggu oleh pertanyaan siapa yang menerimasantunan kesejahteraan sosial kehilangan poin darisuatu institusi sosial. Kebutuhan-kebutuhan yangsuatu institusi sosial penuhi dan orang-orang yangmengalami kebutuhan-kebutuhan itu bukanlah orang-orang baik atau jahat. Kebutuhan-kebutuhan daninstitusi yang berkembang untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan itu ialah suatu hasil interaksidari semua bagian dan orang-orang di dalam suatumasyarakat tertentu. Untuk menyalahkan orang-orangyang mengalami kebutuhan dan menaruh stigma di

    atas mereka ialah mempertahankan mereka akuntabelbagi hasil dari suatu proses terhadap mana merekasendiri tidak memiliki masukan. Bagian yangpekerjaan sosial mainkan dalam memenuhikebutuhan-kebutuhan orang didalam institusikesejahteraan sosial ialah suatu yang alamiah danberguna di dalam masyarakat. Makna dan nilai-nilaisemacam ini yang berkaitan dengan kesejahteraansosial harus diuji secara seksama. Para pekerja sosialharus beurusan secara terus menerus dengan orang-orang yang tidak ebrharga di mata masyarakat danberurusan dengan suatu masyarakat yang tidakmenghargai para pekerja sosial (h. 47, dalam DuBois& Miley, 2005: 19).

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    36/181

    31

    Para pekerja sosial dideskipsikan secara singkat sebagaipara pemberi bantuan profesional yang ditunjuk olehmasyarakat untuk membantu orang-orang yang mengalamistres, tidak beruntung, cacat, berperilaku menyimpang,gagal, atau hidupnya bergantung pada belas kasih orang

    lain. Mereka juga didaulat untuk membantu orang-orangdalam memperkecil kesempatan-kesempatan merekamenjadi miskin, bodoh, terlantar, dianiaya, diceraikan,nakal, kriminal, terasing, atau gila (Siporin, 1975: h. 4,dalam DuBois & Miley, 2005: 19). Sebenarnya mandatutama profesi pekerjaan sosial ialah bekerja dengan orang-orang yang hak-haknya dicabut dan tertekan. Daripadamemberi cap yang berkonotasi patologi, para pekerja sosialyang berbasis pemberdayaan berfokus pada kekuatan-kekuatan sistem manusia, dengan demikianmempromosikan kemampuan personal dan sosial.

    4. Bidang-bidang praktek pekerjaan sosialPara pekerja sosial menghadapi masalah-masalah sepertipenganiayaan dan penerlantaran anak, ketunawismaan,kemiskinan, kebutuhan-kebutuhan perawatan kesehatan,penurunan kepedulian bertetangga, apatisme masyarakat,penyalahgunaan obat-obatan, dan kekerasan dalamrumahtangga. Para pekerja sosial generalis bekerja denganorganisasi-organisasi masyarakat, kelompok-kelompokRT/RW, keluarga, dan orang-orang lanjut usia, berperilakunakal, pengangguran, atau sakit jiwa menahun, atau yang

    cacat. Bidang-bidang praktek mengorganisasikan jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh para pekerja sosial.Pelayanan-pelayanan dikelompokkan ke dalam sejumlahbidang-bidang praktek karena bidang-bidang pelayanan itumemfokuskan perhatian pada masalah sosial yang spesifik,memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok populasi klien,atau mencerminkan setting-setting khusus.

    Bidang-bidang praktek tradisional meliputi pelayanan-pelayanan kesejahteraan keluarga dan anak, kesehatan danrehabilitasi, kesehatan jiwa, pekerjaan sosial okupasional,

    perumahan, pengembangan masyarakat, informasi danrujukan, pemeliharaan penghasilan, pelayanan-pelayananlanjut usia atau gerontologi, pekerjaan sosial pendidikan

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    37/181

    32

    atau sekolah, dan pekerjaan sosial di bidang koreksi (Tabel1.2).

    a. Pelayanan-pelayanan keluarga. Para pekerja sosialmemberikan pelayanan-pelayanan dukungan kepada

    keluarga untuk meningkatkan keberfungsian keluarga.Contoh pelayanan-playanan meliputi konseling, terapikeluarga, dan pendidikan kehidupan keluarga.

    b. Pelayanan-pelayanan perlindungan anak. Padadasarnya diberikan oleh Dinas Sosial, pelayanan-pelayanan ini memusatkan perhatian pada isu-isupenganiayaan dan penerlantaran anak. Pelayanan-pelayanan mencakup pelayanan-pelayanan perlindungananak; penyelidikan, pencegahan, dan intervensipenganiayaan anak; dan pelayanan-pelayanan penguatan

    dan reunifikasi keluarga.

    c. Pengasuhan kesehatan. Dalam bidang pengasuhankesehatan, para praktisioner pekerjaan osial bekerja disetting medis seperti rumah sakit, panti asuhan,puskesmas, dan program hospice. Mereka jugamemberikan konseling rehabilitasi.

    d. Pekerjaan sosial okupasional. Biasanya di bawahnaungan suatu program bantuan karyawan, para pekerjasosial memberikan konseling, rujukan, dan pelaanan-

    pelayanan pendidikan bagi karyawan dan keluarganya.Isu-isu batrangkali berkaitan dengan pekerjaan sepertiketegangan kerja, atau pribadi, seperti krisis keluargaatau kecanduan obat-obatan.

    e. Pekerjaan sosial gerontologi. Para pekerja sosialgerontologi memberikan pelayanan-pelayanan kepadapara lanjut usia dan para pengasuhnya. Pelayanan-pelayanan yang komprehensif yang spesialis bagi lanjutusia pada asarnya masuk ke dalam naungan panti asuhanbagi lanjut usia. Akan tetapi pelayanan-pelayanan bagilanjut usia juga dapat menjadi komponen dari badansosial masyarakat yang memberikan pelayanan-pelayanan ganda.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    38/181

    33

    f. Pekerjaan sosial sekolah. Para pekerja sosial disekolah-sekolah adalah suatu bagian dari timantardisiplin yang seringkali mencakup konselorbimbingan, psikolog sekolah, dan guru. Pelayanan-pelayanan pekerjaan social sekolah tersedia bagi anak-

    anak usia sekolah dan keluarganya untuk mengatasimasalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan danperilaku.

    g. Peradilan kriminal. Para pekerja sosial dapat hadir dipengadilan remaja dan orang dewasa. Merekamemantau klien yang sedang menjalankan pelayananprobasi atau parole, memberikan konseling di penjaradan balai pemasyarakatan, dan bekerja dalam programperlindungan korban.

    h. Informasi dan rujukan. Para pakar informasi danrujukan memainkan suatu peran kunci dalammemberikan informasi penyelenggaraan pelayanan,melakukan rujukan-rujukan kepada sumber-sumbermasyarakat, dan memprakarsai program-programpenjangkauan masyarakat. Banyak badan-badan sosialmelibatkan komponen informasi dan rujukan dalamspektrum pelayanan-pelayanan mereka.

    i. Pengorganisasian masyarakat. Para pekerja sosial yangdipekerjakan oleh program aksi masyarakat terlibat di

    dalam pengembangan masyarakat dan RT/RW,perencanaan sosial, dan pengorganisasian aksi langsung.Para pekerja sosial memobilisasikan anggota-anggotamasyarakat atau masyarakat pemilih dalam reformasikegiatan-kegiatan.

    j. Kesehatan jiwa. Manajemen kasus, terapi, perlakuanobat-obatan dan alkohol, dan advokasi kesehatan jiwaadalah beberapa dari kegiatan-kegiatan para pekerjasosial yang dipekerjakan di setting kesehatan jiwa.Setting kesehatan jiwa meliputi pusat kesehatanmasyarakat, rumah sakit umum, program rehabilitasi,dan panti asuhan bagi orang-orang yang mengalamigangguan jiwa.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    39/181

    34

    Tabel 1.2 Bidang-bidang praktek pekerjaan sosial

    Bidang Cobtoh-contoh pelayanan

    Pelayanan-pelayanankeluarga dananak-anak

    Kesehatan danrehabilitasi

    Kesehatan jiwa

    Informasi danrujukan

    Pekerjaan sosialindustri

    Koreksi remaja dan

    Penguatan keluargaKonseling keluargaOrangtua asuh dan adopsiRawat siangPencegahan penganiayaan dan

    penerlantaran anakPencegahan kekerasan dalam

    rumah tangga

    Pekerjaan sosial sekolahPekerjaan sosial puskesmasPekerjaan sosial kesehatan ibuRehabilitasi kerjaPengasuhan hospice

    Klinik kesehatan jiwaRehabilitasi kecanduan obat-

    obatan dan alkoholPengintegrasian masyarakat

    Pemberian informasi tentangsumber-sumberPublikasi direktori masyarakatPelayanan-pelayanan cepat

    tanggapBantuan tanggap daruratManajemen krisis

    Program bantuan karyawanPerlakuan bagi stres yang

    berkaitan dengan pekerjaan

    Program relokasi kerjaPerencanaan pensiun

    Pelayanan probasi dan parole

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    40/181

    35

    orang dewasa

    Pelayanan-pelayanangerontologi

    Pekerjaan sosialsekolah

    Perumahan

    Pemeliharaanpenghasilan

    Pengembanganmasyarakat

    Pekerjaan sosial kepolisianBekerja di balai pemasyarakatan

    dan sekolah-sekolahpelatihan

    Pekerjaan sosial penjara

    Program penangguhanpenahanan

    Pelayanan dalam rumahPelayanan bagi para pengasuhPengasuhan siangPengasuhan jangka panjangPelayanan rawat rumah

    Konseling penyesuaians ekolahTes pendidikan

    Konseling keluargaManajemen perilaku

    SubsidiRumah singgah bagi para tuna

    wismaProgram akses bagi orang cacat

    Program asuransi sosialProgram bantuan publikKupon makanan

    Perencanaan sosialPengorganisasian masyarakatRevitalisasi RT/RW

    Kadang-kadang para pekerja sosial mengembangkanspesialisasi-spesialisasi dalam suatu bidang praktek sepertiadopsi anak, penyalahgunaan obat-obatan, perencanaan,probasi remaja, atau pekerjaan sosial rumah sakit.Spesialisasi-spesialisasi tambahan dikelompokkan sesuai

    dengan peran-peran praktek seperti para praktisionerpelayanan langsung, pengorganisasi masyarakat, analiskebijakan, spesialis orangtua asuh, pendidik kehidupankeluarga, dan administrator. Akan tetapi, bahkan apabila

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    41/181

    36

    para pekerja sosial mengembangkan spesialisasi, pandangangeneralis masih tetap berlaku, karena masalah-masalahharus dipahami di dalam konteks dan intervensi yangdikembangkan dengan mempertimbangkan implikasinyaterhadap semua level sistem.

    5. Pekerjaan sosial, kesejahteraan sosial, dan

    masyarakatUntuk memenuhi mandatnya dalam memberikan pelayanankesejahteraan sosial, pekerja sosial mengemban peran-peranyang berbeda dalam kaitan dengan masyarakat. Peran-peran ini mencerminkan model-model pekerjaan sosial yangberbeda. Hakekat masalah sosial yang pasti dan caramasyarakat mendefinisikan usaha-usaha kesejahteraansosial mempengaruhi peran pekerjaan sosial.

    a. Model-model konsensus dan konflikDua model masyarakat, konsensus dan konflik,mencerminkan perspektif sosiologis yang berbeda yaituperspektif struktural fungsional dan perspektif konflik(Leonard, 1976, dalam DuBois & Miley, 2005: 22).

    Suatu model konsensus atau struktural fungsionalmasyarakat menghargai pemeliharaan keseimbangandalam relasi antara masyarakat dan anggota-anggotanya.Dalam model ini, peran pekerjaan sosial ialah mengatasikonflik-konflik dan ketegangan-ketegangan,

    mensosialisasikan orang-orang yang dicapmenyimpang, dan menciptakan harmoni antara orang-orang dan lingkungan mereka melalui penyesuaiantimbal balik mereka. Dengan kata lain, peran parapekerja sosial ialah mengendalikan warnanegara yangmengganggu dan mereformasi struktur-struktur sosialyang disfungsional.

    Sebaliknya, model konflik berfokus pada isu-isukekuasaan dan memandang bahwa masalah-masalahsosial bersumber dari pendistribusian kekuasaan dan

    kewenangan yang tidak merata. Dari sudut pandangmodel konflik, para pekerja sosial memainkan suatuperan yang lebih langsung dalam menghadapiketidakadilan dan membela (mengadvokasikan)

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    42/181

    37

    kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompokorang yang tertekan dan rentan. Tujuan pekerjaan sosialialah mengubah kekuasaan dan kewenangan dalamaturan-aturan sosial.

    b. Pekerjaan sosial dan masyarakat: Empat kemungkinanrelasiRelasi antara pekerjaan sosial dan masyarakat dapatdipahami dalam kerangka empat kemungkinan pola:

    1) Pekerjaan sosial sebagai suatu agen pengendaliansosial atas nama masyarakat

    2) Pekerjaan sosial sebagai suatu pembaharumasyarakat

    3) Pekejaan sosial terpisah dari masyarakat4) Pekerjaan sosial sebagai suatu penengah antara

    individu-individu dan masyarakat (Cowger, 1977,dalam DuBois & Miley, 2005: 23).

    Sebagai agen masyarakat, para pekera sosialmeresosialisasikan klien dengan cara menggunakanpengendalian sosial. Klien cenderung tidak mau secarasukarelayaitu, dipaksa atau didorong untuk memintaatau menerima pelayanan. Contoh dari klien-klien yangtidak sukarela ialah orang-orang nakal yang diputuskanbersalah oleh pengadilan, orang-orang yangmemperoleh pelayanan bersyarat, dan orang-orang yang

    berada di lembaga pemasyarakatan. Sebagai agenmasyarakat, para pekerja sosial berusaha untukmereformasi individu-individu atas nama masyarakat.

    Ketika pekerja sosial dipandang beroposisi atauberkonflik dengan masyarakat, peran pekerja sosial ialahmengadvokasi perubahan sosial yang mereformasistruktur-struktur institusi politik, ekonomi, dan sosial.Orang-orang yang menganut perspektif ini yakin bahwamasalah-masalah sosial bersumber dari struktur-struktursosial yang timpang. Para pekerja sosial meresponsmasalah-masalah sosial dengan memperbaiki ataumereformasi kondisi-kondisi sosial melalui stratagei-strategi seperti aksi sosial dan reformasi politik.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    43/181

    38

    Ketika pekerjaan sosial dipandang terpisah darimasyarakat, ada sedikit atau tidak ada relasi interaktifantara para pekerja sosial dengan masyarakat. Suatucontoh dari perspektif ini ialah praktek klinis yang lebihberfokus pada penyembuhan individual daripada

    terhadap perubahan sosial. Bila mereka mengadopsiposisi netral ini terhadap masyarakat, para pekerja sosialtidak menggunakan strategi-strategi reformasi sosialatau perubahan sosial.

    Kemungkinan relasi terakhir menempatkan pekerjaansosial dalam suatu posisi penengah di antara sistemklien dan lingkungan sosial. Sudut pandang inimenekankan konteks keberfungsian sosial. Sebagaipenengah, para pekerja sosial menjadi penengah diantara sistem klien dan lingkungan sosial mereka.

    Masing-masing posisi ini memandang relasi antarapekerjaan sosial dan masyarakat secara berbeda.Masing-masing memberikan suatu makna yang berbedake dalam praktek pekerjaan sosial. Pekerjaan sosialsebagai suatu instrumen sosialisasi dari masyarakatmenekankan pengendalian sosial. Ini menganjurkanbahwa kebajikan publik (public good) diutamakan diatas kebutuhan-kebutuhan individu. Pada sisi lain,karena para pembaharu sosial sering memaksa profesipekerjaan sosial untuk merespons masalah-masalah

    sosial dalam mengusahakan perbaikan kondsi-kondisisosial, suatu posisi radikal dapat mengucilkan aliansi-aliansi (sekutu-sekutu) potensial dan menghambatusaha-usaha perubahan sosial. Selanjutnya, karenabeberapa pekerja sosial barangkali melibatkan dirisecara sendirian dalam intervensi teraputik danmengambil suatu posisi netral dalam relasi denganmasyarakat, posisi ini nampaknya tidak konsistendengan mandat keadilan sosial dari profesi ini. Peranpenengah nampaknya menjadi yang paling dekat dengangagasan pekerjaan sosial sebagai suatu proses yangmemberdayakan yang bekerja dalam kemitraan denganklien untuk menciptakan perubahan, perubahan yangdapat terjadi pada individu dan lingkungannya.Selanjutnya, suatu pemahaman akan prinsip-prinsip

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    44/181

    39

    yang mendasari kemitraan dan pemberdayaan ini dapatmentransformasikan cara pekerja sosialmengimplementasikan strategi-strategi yang berkaitandengan pengendalian sosial dan perubahan sosial.

    E. Bagaimana pekerjaan sosial sebagai suatu profesiyang memberdayakan?

    Apa yang terjadi ketika anda meutuskan untuk menciptakansuatu perubahan dan menyusun rencana pelaksanaan? Apayang mendorong anda untuk memutuskan melaksanakannyasegera? Apa yang mendorong anda untuk yakin dalamkemampuan anda melaksanakan rencana itu? Bagaimana andamenerjemahkan isu-isu pribadi menjadi isu-isu politik?

    Kalau anda yakin tugas ini mustahil, menganggap aksi-aksi

    anda tidak akan menghasilkan suatu perbedaan, ataumenyimpulkan kemampuan-kemampuan dan sumber-sumberanda tidak berkaitan, apakah anda akan nekad untuk tetapmelakukan sesuatu? Kemungkinan tidak! Nampaknya andaakan merasa tidak mampu, putus asa, dan tidak berdaya. Ketikaorang-orang merasa tidak berdaya, mereka cenderungmenyetujui saja tanpa bersikap krisis, dan kehilangan rasakendali mereka atas kehidupan mereka (Kiefer, 1984, dalamDuBois & Miley, 2005: 23-24).

    Untuk memprakarsai perubahan, anda harus yakin bahwa aksi-

    aksi anda adalah mungkin dan bahwa usaha-usaha anda akanmenghasilkan suatu perbedaan. Anda harus yakin bahwa andamampu melakukan tindakan dan mengumpulkan sumber-sumber untuk memperbesar kemampuan anda. Perspektif andatentang pengharapan melengkapi manfaat dari sumber-sumberanda untuk menambah enerji respons anda. Dalam kondisiseperti ini, nampaknya anda mengalami pemberdayaan. Ketikaorang-orang mengalami pemberdayaan, mereka merasa efektif,menyimpulkan bahwa mereka berkompeten, dan merasa bahwamereka memiliki kekuatan dan kendali atas kehidupan mereka.Mereka mengakui adanya saling pertautan antara arena-arena

    pemberdayaan personal, interpersonal, organisasional, danmasyarakat.

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    45/181

    40

    Kotak 1.2

    Renungan tentang Pemberdayaan

    Bagaimana anda berpikir menentukan apa yang anda lakukanPara pekerja sosial yang berorientasi pemberdayaan

    menerapkan gagasan-gagasan abstrak tentang pemberdayaanke dalam praktek mereka sehari-hari. Pemberdayaan memilikiimplikasi bagaimanha para pekerja sosial memandang klien,membangun relasi, dan memadukan sumber-sumber pribadidan politik.

    Sejumlah asumsi mendasari proses pemberdayaan dalampekerjaan sosial: Pemberdayaan ialah suatu proses kolaboratif yakni klien

    dan para praktisioner bekerja bersama-sama sebagai mitra. Proses pemerdayaan memandang klien sebagai sosok yang

    berkompeten dan mampu, yang diberikan akses kepadasumber-sumber dan kesempatan-kesempatan. Klien harus memandang dirinya sebagai agen yang

    menyebabkan, yang mampu mempengaruhi perubahan. Kompetensi diperoleh atau diperbaharui sepanjang

    pengalaman-pengalaman hidup, khususnya pengalaman-pengalaman yang menegaskan kemujaraban, daripada darikeadaan-keadaan yakni seseorang disuruh untukmelakukan sesuatu.

    Banyak faktor menyumbang kepada situasi tertentu, danoleh karena itu solusi-solusi yang efektif adalah yang

    pendekatannya seharusnya beragam. Jejaring sosial informal adalah suatu sumber dukungan

    yang signifikan untuk memediasi stres dan meningkatkankompetensi dan rasa kendali seseorang.

    Orang-orang harus berpartisipasi dalam pemberdayaannyasendiri; tujuan-tujuan, cara-cara, dan hasil-hasil harusdidefinisikan sendiri oleh orang-orang itu.

    Tingkat kesadaran ialah suatu isu kunci dalampemberdayaan; informasi adalah mutlak bagi terjadinyaperubahan.

    Pemberdayaan meliputi akses kepada sumber-sumber dan

    kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber itusecara efektif.

    Proses pemerdayaan ialah dinamis, sinergistik, terus

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    46/181

    41

    berubah, dan evolusioner. Pemberdayaan dicapai melalui pengembangan struktur-

    struktur personal, politik, dan sosioekonomi yang paralel.

    1. Pemberdayaan

    Pemberdayaan ialah proses menambah kekuatan personal,interpersonal, atau politik sehingga individu, keluarga, danmasyarakat dapat melakukan aksi untuk memperbaikisituasi-situasi mereka (Gutierrez, 1994, h. 202). Akarpemberdayaan terletak pada landasan politis dan filosofisbudaya kita sebagai konsep demokrasi danpengejawantahannya dalam institusi-institusi politik kitayang didasarkan atas prinsip pemberdayaan warganegarauntuk berpartisipasi dalam keputusan-keputusan yangmempengaruhi kesejahteraan mereka (Swift, 1984: xiii).Seperti yang Rappaport (1987: 121, dalam DuBois & Miley,

    2005: 25) katakan, pemberdayaan

    menegaskan determinasi individual atas kehidupanindividu itu sendiri dan partisipasi yang demokratisdalam kehidupan suatu masyarakat, yang seringmelalui struktur-struktu mediasi seperti sekolah,RT/RW, gereja, dan organisasi-organisasi swadayamasyarakat lainnya. Pemberdayaan mencakup suaturasa kendali atau pengaruh pribadi yang psikologisdan suatu kepedulian terhadap pengaruh sosial,kekuatan politik, dan hak-hak hukum aktual. Ini

    adalah suatu bangunan bertingkat yang dapatditerapkan kepada warganegara secara individual dankepada organisasi-organisasi serta RT/RW; inimenganjurkan studi manusia dalam konteks.

    Sebagai suatu hasil, pemberdayaan mendefinisikan tujuanakhir pencapaian kekuasaan. Pemberdayaan mengacukepada suatu pola pikir (state of mind), seperti perasaanberharga dan berkompeten atau merasakan kekuasaan dankendali; ini juga mengacu kepada suatu relokasi kekuasaanyang bersumber dari pembaharuan struktur-struktur sosial

    (Swift & Levin, 1987). Dengan kata lain, pemberdayaanmeliputi elemen-elemen subyektif dari persepsi dan elemen-yang lebih obyektif dari sumber-sumber kekuasaan didalam struktur-struktur sosial. Pemberdayaan berarti

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    47/181

    42

    pengunaan kendali psikologis atas urusan-urusan pribadi,dan suatu penggunaan pengaruh atas peristiwa-peristiwadalam arena sosial politik (Gutierrez, 1990, 1994, dalamDuBois & Miley, 2005: 25).

    2. Akses ke sumber-sumberMenganggap bahwa orang-orang akan dapat mengalamipemberdayaan tanpa memiliki opsi-opsi hanya menciptakansuatu olok-olok pemberdayaan (Breton, 1993, 1994, 2002,dalam Dubois & Miley, 2005: 25). Pemberdayaanbergantung pada akses yang dimiliki kepada sumber-sumber. Ini berarti bahwa orang-orang mengetahui pilihan-pilihan mereka dan memiliki kesempatan-kesempatan untukmemilih serangkaian tindakan dari opsi-opsi yang ada.Pemberdayaan berarti bahwa banyak kompetensi sudahada atau setidak-tidaknya memungkinkan, berdasarkan

    tempat dan kesempatan-kesempatan (dan) bahwa apayang anda lihat sebagai keberfungsian yang buruk adalahsuatu hasil dari struktur social dan kurangnya sumber-sumber yang membuat mustahil bagi kompetensi-kompetensi yang ada untuk beroperasi (Rappaport, 1981:16, dalam DuBois & Miley, 2005: 25). Dengan kata lain,dimensi personal, interpersonal, dan struktur politik daripemberdayaan saling berkaitan. Mengakses sumber-sumberpada satu dimensi mengarah kepada pengembangansumber-sumber pada dimensi lain.

    Individu-individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, dan masyarakat semuanya sama-sama dapatmengusahakan pemberdayaan. Seperti yang Anderson(1992) katakan:

    Konsep pemberdayaan mengaitkan kekuatan-kekuatandan kompetensi-kompetensi individu, sistem salingbantu alamiah, dan perilaku-perilaku yang proaktifterhadap aksi sosial, kebijakan sosial, perubahansosial, dan pengembangan masyarakat. Konsep inidapat diterapkan pada semua level praktek generalis.

    Sebagai contoh, organisasi dapat memerdayakankarena mereka mempengaruhi keputusan-keputusankebijakan atau karena mereka memberikan konteksbagi individu-individu untuk merasa mengendalikan

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    48/181

    43

    kehidupan mereka sendiri. Suatu masyarakat dapatdiberdayakan karena warganya melibatkan diri dalamkegiatan-kegiatan yang mempertahankan ataumeningkatkan kualitas kehidupan dan tanggapterhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat (h. 7,

    dalam DuBois & Miley, 2005: 25).

    Karena pemberdayaan berarti bahwa orang-orangmenambah kendali atau kekuasaan mereka atas kehidupanmereka, pemberdayaan tidak mesti mengakibatkan suatuperebutan kekuasaan atau pelepasan kekuasaan oleh satukelompok terhadap kelopok lain, karena tidak ada di dalamdefinisi pemberdayaan yang menuntut bahwa peningkatankekuasaan pada satu orang atau kelompok berartipengurangan kekuasaan pada orang atau kelompok lain(Swift & Levin, 1987: 75).

    3. Implikasi bagi pekerjaan sosialNilai-nilai profesi pekerjaan sosial mendukung suatulandasan pemberdayaan bagi praktek. Pekerjaan sosialmengadopsi suatu pandangan bahwa manusia adalahorganisme yang berusaha dan aktif yang mampumengorganisasikan kehidupan mereka dan mengembangkanpotensi mereka sepanjang mereka memiliki dukungan-dukungan lingkungan yang tepat (Maluccio, 1983: 136).Perhatikan bagaimana pandangan ini menekankankemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dan

    kesempatan-kesempatan untuk bertumbuh sepanjangseluruh siklus kehidupan. Pandangan ini berkaitan dengantujuan pekerjaan sosial sebagai suatu cara pelepasankekuasaan manusia dan sosial untuk mempromosikankompetensi personal, interpersonal, dan struktural.

    Orang-orang mencapai pemberdayaan melalui pengalaman-pengalaman yang memberdayakan. Akan tetapi parapekerja sosial tidak akan menemukan suatu manual yangdapat digunakan untuk memerdayakan klien, atau merekatidak akan menemukan suatu resep dengan pengukuran

    campuran yang pasti yang dikombinasikan untuk mencapaipemberdayaan. Proses pemberdayaan adalah berwajahbanyak dan multidimensional (Rappaport, 1984).Kombinasi-kombinasi dan perubahan faktor-faktor psiko-

  • 7/22/2019 Pekerjaan Sosial SMK Juda Damanik - Jilid 1

    49/181

    44

    sosial-budaya, manusia, situasi, sumber-sumber, dan solusi-solusi adalah kompleks. Karena setiap keadaan,sekelompok pelaku, atau kombinasi dari faktor-faktor yangmempengaruhi adalah khas, proses yang menyebabkanpemberdayaan sangat terindividualisasi dan tidak dapat

    direplikasikan. Klien dan pekerja sosial mengembangkansolusi-solusi yang mereka rangkaikan secara unik terhadapdinamika setiap situasi. Akan tetapi ada elemen-elemenumum yang mencirikan proses-proses ini.

    a. Berfokus pada kekuatan-kekuatanSuatu orientasi terhadap kekuatan-kekuatan dankemampuan kontras dengan kecenderungan untukberfokus kepada kelemahan-kelemahan dankeberfungsian yang maladaptif. Bahan kepustakaanprofesional sarat dengan informasi tentang masalah-

    masalah fungsional, maladaptasi, viktimisasi, danketidakberdayaan. Kaum profesional terlalu seringmengidentifikasikan kelemahan-kelemahan,ketidakmampuan-ketidakmampuan, atau keberfungsianyang maladaptif, namun gagal memperhatikankekuatan-kekuatan klien. Proses bantuan tidakmemfasilitasi perubahan apabila kita mendeskripsikanmasalah-masalah dalam arti kelemahan-kelemahan,ketidakmampuan-ketidakmampuan, atau maladaptif didalam diri klien; apabila para pakar berlandaskan padadefinisi masalah semata-mata; atau apabila para pekerja

    sosial melaksanakan rencana tindakan sebagai suatucara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan klien.Dalam kenyataan, tiga serangkai ini membantumenjamin agar pihak penerima ba