pengembangan teknik bioretention dalam mengatasi limpasan air hujan_ug

Upload: bonongx

Post on 20-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pengembangan Teknik Bioretention Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan_UG

    1/6

    ProceedingPESAT Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur Sipil)

    UniversitasGunadarmaDepok18- 19Oktober2011

    Vol.4 Oktober2011

    ISSN:1858-2559

    PENGEMBANGAN TEKNIK BIORETENTION

    DALAM MENGATASI LIMPASAN AIR HUJAN

    ~

    Kartini Haliej

    Ratih Dwi Prasetya Ningsih2

    Nuryanto3

    SA

    ~

    1 2 3Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan Universitas Gunadarma

    Jl. Margonda Raya No. 100 Depok Jawa Barat Indonesia

    [email protected]

    Abstrak

    Peningkatan curah hujan yang tidak menentu mengakibatkan tidak terkontrolnya jumlah

    limpahan air hujan. Akibatnya banjir besar yang kerap kali terjadi. Salah satu solusi yang dapat

    dipertimbangkan untuk mengatasi permasalahan banjir yang tergolong sederhana namun

    manfaatnya sangat bisa dirasakan adalah Bioretention atau disebut juga rain garden yang

    artinya adalah taman hujan. Bioretention dikategorikan sebagai cara pengolahan dengan teknik

    Low Impact Development yailu cara untuk mengurangi dampak negatif akibatpembangunan.

    Kata Kunci: low impact development rain garden bioretention banjir limpasan air hujan.

    PEN HULU N

    Pesatnya pertumbuhan kota berakibat

    langsung pada makin terbatasnya ruang

    terbuka yang sedianya digunakan sebagai

    lahan resapan air hujan. Hal ini menyebabkan

    air hujan yang jatuh mengalir langsung ke su-

    ngai. Volume air hujan yang semakin tinggi

    akibat meningkatnya curah hujan menga-

    kibatkan terjadinya banjir. Hal ini merupakan

    salah satu dampak dari berbagai aktivitas

    kota metropolitan yang semakin meningkat.

    Pembahasan masalah solusi banjir

    perkotaan pun telah banyak dilakukan oleh

    tim ahli dari berbagai kalangan dan aka-

    demisi. Salah satunya yang dilakukan oleh

    Dinas Pekerjaan Umum PU Bina Marga

    dengan membangun box culvert yang dapat

    berfungsi sebagai long storage sebelum air

    menuju ke saluran primer.

    Pembangunan box culvert ini meru-

    pakan salah satu upaya untuk mengatasi

    masalah banjir perkotaan. Masih banyak lagi

    upaya yang dapat kita lakukan untuk

    memperbaiki sistem drainase perkotaan

    dalam rangka mengatasi masalah banjir.

    Namun dalam pelaksanaannya masih ditemui

    Ha/iefdkk Pengembangan TeknikBioretention..

    beberapa kendala diantaranya banyak kelu-

    han dari masyarakat tentang pembuatan box

    culvert ini. Oleh karena itu, penulis akan

    memaparkan suatu sistem untuk mengatasi

    masalah banjir akibat dari besarnya jumlah

    limpasan air hujan dengan melakukan

    pemanenan air hujan, atau yang lebih dikenal

    dengan sebutan Bioretention .

    METODE PENELITIAN

    Penelitian-penelitian yang mendukung

    penulisan ini diantaranya adalah penelitian

    yang dilakukan oleh Suseno Darseno 2007

    yang membahas tentang sistem pengolahan

    air hujan lokal yang ramah lingkungan. Ugro

    Hari Murtino membahas tentang kajian mo-

    del estimasi volume limpasan permukaan,

    debit puncak aliran, dan erosi tanah dengan

    model soil conversation service ESC , rasio-

    nal dan modified universal soil loss equation

    MUSLE , peraturan daerah kota Surabaya

    no 7 tahun 2002, P.E. Hehanussa dan Gadis

    Sri Haryani membahas tentang air untuk

    pembangunan berkelanjutan. Bagan alir pene-

    litian ini terlihat pada Gambar 1.

    AT- 51

  • 7/24/2019 Pengembangan Teknik Bioretention Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan_UG

    2/6

    Perkerasan Lulus ir

    Perkerasan permukaan jalan adalah

    penyebab meningkatnya volume limpasan

    permukaan dari suatu wilayah yang dikem-

    bangkan. Selain volume air hujan yang men-

    jadi limpasan permukaan, jalan dan lapangan

    parkir yang dibangun akan menyebabkan pe-

    Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur Sipil)

    Universitas Gunadarma - Depok 18

    -

    19Oktober2011

    Gambar 1.

    Bagan Alir Penelitian

    H SIL D N PEM H S N

    Saluran Rumput

    Saluran rumput dapat dimanfaatkan

    sebagai saluran pembawa air hujan pada

    berbagai lokasi dan kondisi, tleksibel dan

    relative murah (USDOT, 1996). Umumnya

    saluran terbuka rumput sangat cocok seba-

    gai saluran pematusan daerah tangkapan air

    yang kedl dengan kemiringan yang landai

    Center for Watershed Protection, 1998 .

    Contoh denah saluran rumput diperlihatkan

    pada Gambar 2 sementara potongan melin-

    tangnya ditampilkan pada Gambar 3.

    Penggunaan saluran rumput ini bia-

    sanya sebagai saluran sepanjang jalan ling-

    kungan dan jalan tol. Fungsinya untuk me-

    ngurangi kecepatan aliran permukaan dan

    sebagai filter dan tempat infiltrasi. Selain

    fungsi tersebut di atas, pengendapan sedi-

    men merupakan mekanisme utama dari upa-

    ya pengurangan polutan. Saluran rumput sa-

    ngat efektif kerjanya jika kedalaman aliran

    minimum dan waktu tinggalnya maksimum.

    Stabilitas saluran rumput dan kemampuan

    pengurangan polutan sangat dipengaruhi

    oleh erodibilitas tanahnya, kemiringan salu-

    ran dan kerapatan tanaman.

    AT- 52

    Vol. 4 Oktober 2011

    ISSN: 858 2559

    rBahu Jalan

    JalanRaya

    Gambar 2.

    Denah Saluran Rumput

    Iit J....

    Gambar3.

    PotonganMelintangSaluranRumput

    Ha/iefdkk PengembanganeknikBioretention

  • 7/24/2019 Pengembangan Teknik Bioretention Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan_UG

    3/6

    ProceedingPESATPsikologi,Ekonomi,Sastra,ArsitekturSipil)

    UniversitasGunadarmaDepok18- 19Oktober2011

    Vol.4Oktober2011

    ISSN:1858-2559

    ningkatan

    polusi. Penggunaanperkerasan

    yang lulus air adalahsalahsatu teknik LID

    yang efektif. untuk mengurangi persentase

    daerahyang kedap air. Berbagai studi me-

    nyimpulkanbahwakualitasair sungai,danau

    dan rawa menurun drastis akibat daerah kedap

    air dari daerah tangkapan air hujan lebih dari

    10 .

    Perkerasan yang lulus air sangat cocok

    sebagai perkerasan jalan yang lalu lintasnya

    rendah seperti lapangan parkir ataujalan seta-

    pak. Penggunaan perkerasan lulus air yang

    paling berhasil adalah perkerasan lulus air di

    daerah pesisir yang mempunyai tanah pasiran

    dengan kemiringan yang landai (EPA, 2000).

    Diagram yang menjelaskan skema perkerasan

    lulus air terlihat pada Gambar 4.

    Untuk memanfaatkan teknik LID pada

    sistem drainase kota, peningkatan partisipasi

    masyarakat pada peran serta untuk mem-

    bangun dan memelihara sarana dan pra-

    sarana sistem drainase sangat diperlukan.

    Peningkatan peran serta masyarakat ini di-

    usahakan dengan sosialisasi pada masya-

    rakat. Teknik bioretensi merupakan usaha

    untuk melakukan penampungan air hujan,

    menambah kekasaran agar aliran melambat

    dan memperbesar infiltrasi. Teknik tersebut

    diatas merupakan teknologi LID yang sangat

    sering dimanfaatkan untuk mengelola air hu-

    jan wilayah yang dikembangkan untuk

    mempertahankan daya dukung, daya tam-

    pung lingkungan hidup dan merupakan usa-

    ha untuk mempertahankan ruang terbuka

    yang sesuai dengan UUNo. 26 Tahun 2007.

    knik Bioretention

    Sebuah bioretention atau taman hujan

    adalah fitur lanskap yang mengumpulkan

    limpasan air hujan dari atap, jalan masuk

    dan permukaan aspal di daerah taman.

    Desain

    bioretention

    sederhana pada dasarnya

    lebih dangkal atau bentuk mangkuk dike-

    lilingi oleh daerah yang ditanami tumbuhan.

    Dalam bioretention air hujan akan kembali

    ke tanah dalam beberapa jam, sehingga

    mereka tidak menciptakan area perkembang-

    biakan nyamuk. Pada bioretention kolam

    penahanan dan pemanen air hujan dirancang

    untuk kering setelah hujan.

    Bioretention dapat dibuat dengan ber-

    bagai macam ukuran dan berkisar dari kebun

    bioretensi besar untuk kawasan komersial,

    bisnis dan taman-taman kota untuk kebun

    pemilik rumah sederhana dan meter ping-

    giran kota. Semua jenis kebun bioretensi me-

    nguntungkan lingkungan sementara mereka

    menambah keindahan pemandangan. Mereka

    membuat solusi yang sederhana mengelola

    diri untuk melindungi daerah aliran sungai

    dan mereka meningkatkan daerah di mana

    mereka diciptakan. Penampang bioretention

    diperlihatkan pada Gambar 5.

    ~

    Pasir dipadatkan

    /.r--

    Agregat yang dipadatkan

    Sub-Grade yang dipadatkan

    '

    Geotekstil jika diperlukan

    Gambar 4.

    Perkerasan Lulus Air

    Halief kkPengembangan Teknik Bioretention

    AT- 53

  • 7/24/2019 Pengembangan Teknik Bioretention Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan_UG

    4/6

    ProceedingESAT Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur Sipil)

    UniversitasGunadarmaDepok18- 19Oktober2011

    ~

    Vol.4Oktober2011

    ISSN:1858-2559

    -.

    A) Planood with

    s:hrlll:s. rail imu;es,

    ferns. and pereAllals

    ~

    B)Dryc k h

    pebb H, I1\Ier s tone.

    bou ld er s and p luU: :

    ~

    ~

    ~I optIOnSO'fffs~ to loam sOilwith orpltc:: rmuer.lrllltratlOn

    bell IIdw thellrfD astltown'In optionAapp,, to ai, 0ptI0ni.

    s

    ~ 2:=o'::~=:;~ SIde

    ond.bonnoothe_1IiIe

    Gambar5.

    Penampang Bioretention

    Proses Pembuatan Taman

    Bioretention

    Pertimbangan tanah menjadi salah

    satu faktor yang harus diperhatikan dalam

    pembuatan

    bioretention.

    Tanah berpasir,

    cepat mengering sehingga tanah ini sangat

    ideal untuk taman hujan, tapi dapat pula

    mengubah jenis tanah lain untuk bekerja

    dengan baik dan menyerap air. Tujuannya

    adalah untuk mengumpulkan air hujan da-

    lam mangkuk, lalu biarkan perlahan-Iahan

    mengalir ke tanah dalam waktu sehari

    atau lebih. Jika tanah dengan kandungan liat

    tinggi, kita perlu meningkatkan dimensi dan

    tambahkan pasir dan bahan organik untuk

    meringankan atau melemaskan tekstur tanah

    dan membuatnya lebih serap. Taman hu-

    jan tidak boleh menahan air selama lebih

    dari beberapa hari idealnya, mereka harus

    kering dalam waktu 24 hingga 48 jam

    setelah berakhimya hujan.

    Pada taman hujan dibuat daerah ce-

    kungan atau depresi dari taman hujan sekitar

    8 inci di bawah tingkat daerah rumput atau

    taman yang menyediakan air limpasan. Jika

    memiliki luas kebun atau rumput dimana

    air sudah cenderung ke kolam setelah hu-

    jan. Area ini adalah pilihan yang baik.

    Alam mencoba untuk mengurus dirinya sen-

    diri, sehingga kita dapat mengambil keun-

    tungan dari itu dengan menggunakan kontur

    alam dan menciptakan area pengumpulan di-

    rencanakan untuk limpasan air hujan untuk

    menyaring dan meng-hilang secara alami.

    AT- 54

    Proses yang Terjadi Dalam Bioretention

    Agar pengelolaan air hujan di

    bio

    retention dapat dioptimalkan, maka proses

    yang terjadi perlu dipahami. Proses utama

    yang ada pada

    bioretention

    untuk air

    hujan lokal diawali dengan intersepsi, yaitu

    proses tertangkapnya air hujan oleh daun

    tanaman serta lapisan penutup, sehingga

    memperlambat atau mengurangi terjadinya

    aliran permukaan. Proses kedua adalah infil-

    trasi. Ini adalah proses utama yang ada di

    bioretention baik yang mempunyai saluran

    underdrain maupun yang tidak. Pengendap-

    an akan teIjadi akibat aliran lambat yang ada

    di

    bioretention

    akibatnya partikel yang ada

    di air akan tertinggal di permukaan

    bioreten

    tion. Absorpsi adalah proses penahanan air

    di ruang antara partikel tanah yang kemu-

    dian akan diserap oleh akar tanaman. Proses

    selanjutnya adalah evapotranspirasi yang

    terjadi di bioretention dan akan mengubah

    sebagian air limpasan menjadi uap air.

    Terakhir, absorsi yang terjadi adalah pro-

    ses penyerapan kandungan kimia seperti

    metal dan nitrat yang terlarut di air oleh hu-

    mus dan tanah (Winogradoff, 2001).

    Hujan awal yang turun akan mencuci

    jalan sehingga aliran permukaannya akan

    membawa partikel sedimen, kandungan

    kimia dan oli yang tertetes di muka jalan,

    dan mengalir masuk kedalam bioretention.

    Aliran permukaan dari hujan awal ini

    akan menjalani proses permunianyangada

    Halierdkk PengembanganeknikBioretention

  • 7/24/2019 Pengembangan Teknik Bioretention Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan_UG

    5/6

    ProceedingESAT Psikologi,Ekonomi,Sastra,ArsitekturSipil)

    UniversitasGunadarmaDepok18- 19Oktober2011

    Vol.4Oktober2011

    ISSN:1858-2559

    di

    bioretention

    Jika

    hujan masih turun terus sehingga

    kapasitas tampungan bioretention sudah ter

    lampaui air kan mengalir langsung ke sistem

    saluran drainase melalui pelimpah yang te

    lah disediakan. Hujan awal sudah mencuci

    permukaan jalan sehingga kualitas air lim

    pasan permukaan dari hujan berikutnya di

    harapkan sudah baik dan boleh mengalir

    langsung ke badan air.

    Wilayah Surabaya merupakan kota

    yang sering dilanda banjir yang terbilang

    cukup besar. Banjir tersebut diakibatkan

    oleh sistem drainase yang buruk serta bebe

    rapa titik disebabkan oleh efek dari pem

    bangunan box culvert. Di sisi lain faktor cu

    rah hujan yang tidak menentu juga turut ber

    partisipasi menyumbang terjadinya banjir.

    Sistem pengolahan air hujan yang

    dapat dipertimbangkan untuk mengatasi per

    malasahan banjir yang terjadi di Surabaya

    yang termasuk dalam sustainable concept

    adalah dengan teknologi LID Low Impact

    Development . Pengelolaan air hujan di tem

    patnya dapat mempertahankan ukuran sa

    luran pengendali banjir regional. Sistem

    pengelolaan air hujan lokal yang meman

    faatkan teknologi LID dikembangkan de

    ngan memanfaatkan teknologi yang telah

    ada adalah merupakan sistem pengelolaan

    air hujan yang murah tetapi dapat memperta

    hankan kelestarian lingkungan. Teknologi

    LID diharapkan mampu untuk mengurangi

    dampak negatif terhadap lingkungan akibat

    pengembangan suatu daerah dengan menca

    pai keseimbangan antara konservasi per

    kembangan proteksi ekosistem dan kualitas

    hidup.

    Mempertahankan kondisi hidrologi

    dari wilayah atau daerah yang dikem

    bangkan dengan mempertahankan dan me

    ningkatkan intensitas infiltrasi penyaringan

    penampungan penguapan danpeningkatan

    kekasaran permukaan adalah usaha yang

    digunakan teknologi LID dalam sistem

    pengelolaan air hujan lokal. Meskipun sudah

    banyak penggunaan teknologi di berbagai

    wilayah dunia tetapi teknologi tersebut

    perlu dan hams dikaji efektifitasnya serta

    disesuaikan teknologinya dalam penggu

    naannya di Indonesia. Pemanfaatan teknolo

    gi LID ini akan membantu meningkatkan

    usaha pengembangan wilayah dan perkem

    bangan ekonomi. Meminimumkan dampak

    Halierdkk PengembanganeknikBioretention

    pengembangan wilayah dengan mengurangi

    daerah kedap air mengkonservasi sumber

    daya alam dan ekosistem mempertahankan

    sistem drainase alam dan meminimalkan

    penggunaan saluran pasangan memaksimal

    kan usaha penampungan air mempertahan

    kan atau memperlama waktu konsentrasi

    serta melaksanakan pendidikan pada masya

    rakat merupakan usaha teknologi LID untuk

    meminimumkan dampak negatif dari pe

    ngembangan suatu wilayah.

    Salah satu dari teknologi LID adalah

    dengan bioretention atau taman hujan yang

    dapat dilakukan oleh masyarakat dengan

    unit kecil dan juga masyarakat dalam unit

    yang besar. Bioretention sebuah sistem

    yang dapat diterapkan pada bangunan untuk

    mereduksi dampak lingkungan dibidang

    sumber daya air. Bioretention adalah sistem

    hidup yang dirancang untuk menyaring lim

    pasan air hujan dengan media perentara

    berupa tanaman asli. Sistem kerja dari

    sebuah bioretention adalah mengumpulkan

    limpasan air menyimpannya kemudian

    akan disaring dan diserap oleh tanah. Perlu

    diperhatikan pada sebuah kebun yang akan

    dibangun adalah keseimbangan volume air

    kondisi tanah dan ruang yang tersedia.

    Sebuah Bioretention dapat dianggap

    sebagai suatu sistem kualitas air pribadi

    karena filter limpasan dari atap rumput dan

    mengisi kembali air tanah. Sebuah bio-

    retention juga menghemat sumber daya air

    kota dengan mengurangi kebutuhan untuk

    irigasi. Bioretention adalah cara yang in

    dah dan tepat untuk pemilik rumah bisnis

    dan kota dalam membantu meringankan

    masalah darurat. Ada tren yang berkem

    bang dengan kota dan pemilik rumah untuk

    memasukkan proses proses alami untuk

    membantu meringankan banjir dan polusi.

    Meski sederhana namun manfaatnya dalam

    mengurangi jumlah limpahan air hujan yang

    dapat menyebabkan banjir dapat dirasakan.

    Dan cara ini cocok diterapkan dengan curah

    hujan yang tak menentu dan suhu udara

    yang sejuk dengan bermacam macam jenis

    vegetasi agar dapat membantu menyukses

    kan teknik bioretention.

    AT- 55

  • 7/24/2019 Pengembangan Teknik Bioretention Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan_UG

    6/6

    ProceedingESATPsikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur Sipil)

    UniversitasGunadarmaDepok18- 19Oktober2011

    SIMPULAN

    Bioretention

    dapat dikategorikan seba-

    gai cara pengolahan dengan teknik Low

    Impact Development, yaitu cara untuk

    mengurangi dampak negatif akibat pem-

    bangunan. Oleh karena itu, sangat sesuai un-

    tuk dipergunakan sebagai suatu sistem untuk

    mengatasi masalah banjir pada daerah per-

    kotaan. Bioretention merupakan sistem pe-

    nanganan limpasan air hujan yang tergolong

    sangat sederhana dan melibatkan peran serta

    masyarakat. Sehingga dalam pelaksanaannya

    masyarakat akan merasakan sendiri usaha

    yang telah mereka lakukan dan tentu saja

    keluhan akan semakin berkurang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2004, Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor

    7

    Tahun 2004 Tentang

    Sumber Daya Air

    Anonim, 2007,

    Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

    Penataan Ruang

    Anonim, 1995,

    Stormwater Managementfor

    Maine: Best management practices,

    www.state.me.us/dep/blwqltraininglnpsp

    u b1.htm

    AT- 56

    Vol.4Oktober2011

    ISSN:1858-2559

    Coffman, Larry. 2000.

    Low-Impact

    Development Design Strategies, An

    Integrated Design Approach. EPA

    841-B-00-003. Prince George s County,

    Maryland. Department of

    Environmental Resources, Programs and

    Planning Division

    EPA, 2000,

    Low Impact Development LID

    A Literature Review, EPA-841-B-00-

    005, Washington, DC 20460

    October

    Winogradoff, A. Derek, 2001, The

    Bioretention Manual, Programs

    Planning Division Department of

    Environmental Resources Prince

    George s County, Maryland

    Oktopianto, Yogi. 2011. Rain Garden. Karya

    Tulis tidak diterbitkan. Depok

    Suseno, Darsono, Jurusan Teknik Sipil

    FT. UNDIP J1. Prof. Soedarto SH,

    Tembalang Semarang. Berkala llimiah

    Teknik Keairan Vol. 13, No.4-

    Desember 2007, ISSN 0854-4549

    Akreditasi No.23a/DIKTI/KEP/2004

    Halierdkk PengembanganTeknikBioretention