peran perwakilan parlemen
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
1/310
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
bekerjasama denganProyek PROPER - United Nations Development Programme Indonesia
Fraksi-fraksi di DPR-RI
Peraturan Tata Tertib DPR-RI:
Peran Perwakilan Anggota dan Kelembagaan DPR
Penguatan Prinsip Representasi
dalam Fungsi Pokok Parlemen
Peran PerwakilanParlemen
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
2/310
Hak Cipta 2008
United Nations Development Programme(UNDP)
Parliamentary Reform and Public Engagement Revitalization(PROPER)
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lt 7
Komplek Gedung DPR, DPD, MPR RI,
Jl. Jenderal Gatot Subroto No 6
Jakarta 10270
Penulis:
Frank Feulner Ph.D
Dra. Siti Nur Solechah, MSi & Haryadi, SIP,MPA
Nurul Hilaliah, SHI
Sekretariat Jenderal DPR RI:
Dra. Nining Indra Shaleh, MSi
Untung Djumadi, SH
PROPER UNDP:
Pheni Chalid, MA, Ph.D
Umar Zulkarnain Aziz, MIR
Bachtiar Kurniawan, MA
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
3/310
iiiPeran Perwakilan Parlemen
KATA SAMBUTAN ................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 2
B. Penelitian tentang Perwakilan Parlemen ............................................... 4
C. Focus Group Discussion ............................................................................... 6
BAB II : FRAKSIFRAKSI DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Tujuan dan Metodologi ...................................................................................... 10
Mengatur Faksi di DPR dan Praktek Terbaik ................................................. 18
Fraksi-fraksi di DPR RI .......................................................................................... 19
Mekanisme Kerja Fraksi di DPR ......................................................................... 24
Rekomendasi Mengenai Bagaimana Fraksi
Bisa Meningkatkan Perwakilan ........................................................................ 35
BAB III : PERATURAN TATA TERTIB DPR RI: PERAN PERWAKILAN ANGGOTA DAN
KELEMBAGAAN DPR
Pendahuluan ........................................................................................................... 42
Peran Perwakilan Anggota DPR dalam
Peraturan Tata Tertib Komparatif ..................................................................... 56
Peran Permasalahan Peran Perwakilan Tatib DPR RI ................................. 69
Analisis............ ........................................................................................................... 84
Penutup .................................................................................................................... 113
DAFTAR ISI
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
4/310
iv Peran Perwakilan Parlemen
DAFTAR ISI
BAB IV : KOMPILASI HASIL FGD 16, PENGUATAN PRINSIP
REPRESENTASI/PERWAKILAN DALAM
FUNGSI POKOK PARLEMEN
FGD 1 Definisi dan Prinsip Representasi di Parlemen .............................. 124
FGD 2 Strategi Memasukkan Prinsip Representasi dalam
UU Susduk MPR, DPR, DPRD, DPRD, dan Tata Tertib DPR RI ................... 145
FGD 3 Tata Hubungan Anggota Parlemen
dengan Konstituennya ........................................................................................ 167
FGD 4 Penjaringan Aspirasi Masyarakat dan Pengaruhnya
terhadap Kebijakan Fraksi .................................................................................. 202
FGD 5 Peran Fraksi dalam Mengelola Aspirasi Masyarakat dan
Menjadikannya sebagai Basis Keberpihakan................ .............................. 235
FGD 6 Peran Media dalam Mendorong Peningkatan Kinerja
Anggota DPR dan Partispasi Politik Masyarakat........... .............................. 268
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
5/310
vPeran Perwakilan Parlemen
Pada tahun 1998 Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia mengalami perubahan peranan dan fungsi yang
besar dibandingkan dengan masa orde baru. Anggota Dewan
mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam menjalankan
fungsi legislasi, penganggaran (budgeting) dan monitoring.
Dalam kewenangan fungsi legislasi DPR mempunyai
kewenangan yang melebihi Presiden dalam pembuatan undang-
undang. Sedangkan dalam fungsi penganggaran, Dewan
Perwakilan Rakyat memiliki kewenangan yang menentukan
dalam proses penyusunan anggaran. Meskipun proses persiapan
penyusunan anggaran lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,
DPR memiliki peran penting dalam menentukan arah danprioritas alokasi. Demikian pula halnya, DPR melakukan fungsi
pengawasan terhadap seluruh kebijakan pemerintah yang
berlaku.
Selain tuntutan menjalankan fungsi-fungsi legislasi,
penganggaran dan pengawasan, anggota DPR harus menjalankan
fungsi representasi. Semenjak tahun 2004, dilakukan beberapa
perubahan undang-undang dan kebijakan mengenai system
politik untuk meningkatkan kualitas representasi. Sama halnya
dengan Presiden, anggota Dewan dipilih langsung oleh
rakyat melalui partai untuk duduk di Dewan. Pengaturan ini
bertujuan untuk mewujudkan, lembaga perwakilan sebagai
lembaga representasi. Anggota yang ada merupakan Anggota
yang secara langsung dipilih oleh konstituennya dan bekerja
menyalurkan dan mengolah aspirasi untuk kepentingan rakyat.
KATA SAMBUTAN
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
6/310
vi Peran Perwakilan Parlemen
Dalam menjalankan peran dan fungsi anggota Dewan,
perangkat Sekretariat Jenderal DPR RI memegang peranan
kunci dalam mendukung kerja-kerja anggota Dewan.
Menghadapi tuntutan yang semakin besar seiring dengan
meningkatnya tuntunan peranan dan fungsi anggota Dewan,
Sekretariat Jenderal DPR RI perlu bekerja lebih keras memberikandukungan tehnis, administratif dan keahlian kepada DPR RI.
Peningkatan kualitas bantuan tehnis, adminitratif dan keahlian
perlu dilakukan secara terus menerus.
Dalam usaha peningkatan dukungan tersebut, Sekertariat
Jenderal DPR RI melakukan kerjasama antara lain dengan
UNDP (United Nations Development Programme) melalui
proyek PROPER (Parliamentary Reform and Public Engagement
Revitalization). Satu bentuk kerjasama tersebut, menghasilkan
beberapa buku untuk anggota Dewan, antara lain buku
panduan Fungsi Representasi; Sistem Pelaporan Anggota
Dewan; Pengarusutamaan Gender dalam Fungsi legislatif;
Panduan Kode Etik Parlemen; serta buku kompilasi hasil
penelitian dan hasil diskusi terfokus (FGD). Buku buku tersebut
diharapkan dapat membantu dalam memaksimalkan kinerjaanggota Dewan dalam bidang legislasi, penganggaran, dan
pengawasan, serta fungsi representasi.
Dra. Nining Indra Saleh, MSi
Sekretariat JenderalDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
7/310
viiPeran Perwakilan Parlemen
Demokrasi mempunyai arti kekuatan rakyat. Pemerintahan
adalah wujud dari kekuatan rakyat untuk implementasi
kebijakan. Meskipun demikian, kekuasaaan mutlak terletak di
tangan rakyat yang dapat dipergunakan langsung oleh rakyat
atau melalui perwakilan. Sejalan dengan Abraham Lincoln,
bahwa demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat,
dan untuk rakyat. Demokrasi tidaklah sama dengan kebebasan,
tetapi demokrasi merupakan wujud dari kebebasan yang
terlembaga melalui aturan-aturan atau prosedural-prosedural
yang telah terbentuk melalui kurun waktu yang lama.
Indonesia telah mengalami beberapa bentuk demokrasi,dan tahun 1998 pada khususnya merupakan titik sejarah
terhadap perubahan peran politik dari Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dari lembaga rubber stamp kemauan eksekutif
menjadi lembaga yang independen dalam sistem presidensial.
Pemilu 1999 merupakan penanda atas pengakuan atau
kepercayaan publik terhadap pemerintahan dan lembaga-
lembaga negara lainnya. DPR tidak lagi hanya berfungsi
sekedar menstempel keinginan eksekutif seperti di masa order
baru, tetapi sebagai institusi paling menentukan didalam
membuat undang-undang dan perencanaan anggaran dan
pengawasan. Tetapi dalam menjalankan fungsi yang seolah-
olah baru tersebut, sebagian anggota DPR belum menyadari
fungsi konstitusionalnya dan kurang berpengalaman dalam
menjalankan fungsi representasi, yaitu mewakili rakyat.
KATA PENGANTAR
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
8/310
viii Peran Perwakilan Parlemen
Sejak tahun 2000, Sekretariat Jenderal bekerjasama
dengan United Nations Development Programme (UNDP) telah
melakukan fasilitasi terhadap DPR di dalam memaksimalkan
fungsi fungsinya melalui bantuan teknis terhadap anggota,
alat kelengkapan dan Sekretariat Jenderal DPR. Bantuan
teknis dari UNDP ditujukan untuk lebih memaksimalkan
fungsi-fungsi legislasi, budgeting dan monitoring. Melaluibantuan teknis tersebut serangkaian kegiatan dan beberapa
buku-buku panduan telah tersusun untuk dipergunakan oleh
anggota Dewan dan para staf ahli. Dengan keberadaan buku-
buku panduan ini diharapkan DPR sebagai lembaga dapat
menjalankan fungsi-fungsinya secara maksimal.
Buku kompilasi Peran Perwakilan Parlemen ini mencobamemberikan gambaran tentang pentingnya aspek-aspek
prinsip dan peran perwakilan/representasi dalam konteks
perkembangan dinamika tuntutan peran, tugas maupun
fungsi partai politik dalam memenuhi aspirasi dan kepentingan
masyarakat dimana hal ini dilakukan oleh fraksi di parlemen.
Disamping itu, buku kompilasi ini juga akan mencoba
memberikan rumusan, masukan dan rekomendasi untuk
melihat kembali apakah prinsip perwakilan perlu dipertegas
melalui peraturan-peraturan seperti Peraturan Tata Tertib.
Buku kompilasi ini juga akan melihat apakah rumusan prinsip
perwakilan yang ada sekarang ini sudah mencerminkan prinsip
perwakilan/representasi.
Pheni Chalid, MA, Ph.D
Manager ProyekProyek PROPER - UNDPIndonesia
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
9/310
1Peran Perwakilan Parlemen
PENDAHULUAN
BAB I
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
10/310
2 Peran Perwakilan Parlemen
Di negara demokrasi yang telah berhasil mengaplikasikan praktik
terbaik dan ideal dalam tata pelaksanaan pemerintahan yang baik,
pengimplentasian peran dan prinsip perwakilan parlemen mempunyai
peran kunci dalam memberikan kontribusi tercapainya tujuan tersebut.
Indonesia sebagai negara yang menganut dan melaksanakan sistem
pemerintahan yang demokratis melalui lembaga DPR yang mempunyaiperan, tanggungjawab dengan fungsi-fungsinya harus secara optimal
memberikan kontribusinya dalam mencapai tujuan pembangunan
nasional sebagaimana yang dimandatkan dan diamanatkan oleh
konstitusi negara.
Pasca Orde Baru mempunyai makna penting bagi lembaga
parlemen Indonesia atau DPR dengan adanya transisi pembagian
kekuasaan dimana DPR menjadi salah satu bagian terpenting dari
pelaksana pemerintahan. DPR dengan tiga fungsinya: legislasi,
penyusunan dan pengalokasian anggaran serta pengawasan
mempunyai kekuatan dalam menentukan arah suksesnya tercapainya
pembangunan nasional. Memasuki 10 tahun masa reformasi,
masyarakat masih mempunyai persepsi bahwa kinerja DPR belum
mampu memberikan peningkatan dibanding era sebelumnya,
meskipun pada era reformasi kebebasan berekspresi mendapatapresiasi dan pengakuan dari salah satu pencapaian keberhasilan
dari kinerja DPR. Pencapaian daripada tujuan utama pembangunan
nasional adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana
tujuan utama ini masih belum terakomodir dan tercapai sesuai dengan
harapan dan tuntutan aspirasi dan kepentingan prioritas masyarakat.
DPR adalah lembaga yang mewakili kepentingan rakyat sebagai
wujud yang merupakan esensi dari kekuatan rakyat, perwakilan rakyat
ini mempunyai tanggungjawab dalam menampung, menyalurkan,
membela dan memperjuangkan tercapainya kepentingan rakyat.
Latar Belakang
A.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
11/310
3Peran Perwakilan Parlemen
Berawal dari tanggungjawab menampung aspirasi masyarakat,
anggota DPR dan lembaga DPR melalui tiga fungsinya yakni legislasi,
fungsi anggaran dan pengawasan mempunyai kewajiban dalam
memenuhi aspirasi dan kepentingan rakyat, namun dari tiga fungsitersebut ada fungsi utama lain yang merupakan landasan dari ketiga
fungsi DPR tersebut, yaitu fungsi perwakilan. Fungsi perwakilan
atau representasi inilah yang seharusnya menjadi dasar landasan
dari ketiga fungsi anggota dan lembaga DPR ini dalam memenuhi
tuntutan aspirasi dan kepentingan rakyat.
Penyaluran aspirasi masyarakat oleh anggota DPR maupun secara
kelembagaan merupakan manifestasi dari pelaksanaan prinsip peranperwakilan atau representasi dari anggota DPR sebagai wakil rakyat,
serta institusi yang mewakili rakyat. Namun sampai saat ini belum ada
perangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur secara
eksplisit tentang prinsip dan pelaksanaan peran perwakilan DPR dan
anggota DPR. Pelaksanaan peran perwakilan/representasi anggota
dan lembaga DPR hanya dipersepsikan sebagai asumsi.
Buku kompilasi Peran Perwakilan Parlemen ini mencoba
memberikan gambaran tentang pentingnya aspek-aspek prinsip
dan peran perwakilan/representasi dalam konteks perkembangan
dinamika tuntutan peran, tugas maupun fungsi partai politik dalam
memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat dimana hal ini
dilakukan oleh fraksi di parlemen. Disamping itu, buku kompilasi ini
juga akan mencoba memberikan rumusan, masukan dan rekomendasi
untuk melihat kembali apakah prinsip perwakilan perlu dipertegas
dan diatur dalam RUU Susduk dan Peraturan Tata Tertib DPR pada
periode masa kerja anggota dewan dimasa yang akan datang, dan
apakah rumusan prinsip perwakilan yang ada pada UU Susduk dan
Peraturan Tata Tertib yang ada sekarang ini sudah mencerminkan
prinsip perwakilan/representasi.
Berdasarkan pengamatan dan pandangan masyarakat tentangfakta perkembangan dinamika tuntunan peran, tugas serta fungsi
partai politik yang diwakili oleh fraksi di DPR dalam merumuskan
dan menentukan keputusan politik yang menyangkut aspirasi dan
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
12/310
4 Peran Perwakilan Parlemen
kepentingan rakyat, sementara ini aspek dan peran perwakilan dalam
parlemen belum menjadi heart and soul atau roh ketiga fungsi
dewan dimana pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat
menjadi prioritas utama.
Penelitian tentang
Perwakilan Parlemen
B.
Konteks akuntabilitas politik, efektifitas dan efisiensi kinerja
parlemen yang responsif dalam mengantisipasi dan menghadapi
dinamika perkembangan tuntuntan peran, tugas dan fungsinya
dengan menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi
masyarakatnya merupakan refleksi dari pelaksanaan tata pemerintahan
yang didasari praktik demokrasi yang terbaik dan ideal. Praktik yangterbaik dan ideal ini merupakan keberhasilan dari penjiwaan prinsip
perwakilan yang dijadikan sebagai landasan utama dalam mencapai
peningkatan tingkat kesejahteraan rakyatnya sebagai prinsip
fundamental.
Sebagaimana di negara demokrasi lainnya yang telah sukses
mengimplentasikan prinsip dan peran perwakilan/representasi, aspek
peran dan prinsip perwakilan diatur secara eksplisit di dalam Tata
Tertib parlemen mereka. Dalam konteks pelaksanaan dan penguatan
sistem demokrasi di Indonesia, penegasan prinsip dan perwakilan/
representasi dalam UU Susduk dan Tata Tertib DPR dimasa yang
akan datang akan memberikan dampak positif pada konsekuensi
bagi kualitas kehidupan masyarakat atau stabilitas sistem politik dan
masyarakat secara umum. Partai-partai politik dan fraksi mereka bisa
memainkan peran penting untuk meningkatkan perwakilan denganmenyuarakan kebutuhan dan kepentingan konstituen mereka
dengan lebih jelas. Secara positif, penyampaian ini akan memperkuat
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
13/310
5Peran Perwakilan Parlemen
sistem perwakilan serta memberikan kontribusi positif terhadap
partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan melalui wakil yang
mereka pilih. Fraksi bisa memperbaiki fungsi perwakilan dengan
mendukung hubungan konstituen para anggotanya dan juga denganberkomunikasi secara langsung dengan publik.
Anggota DPR selain wakil rakyat juga merupakan representasi
dari Partai Politik yang menghantarkannya. Mendengar, menyalurkan,
maupun memperjuangkan aspirasi rakyat sejatinya merupakan
bagian dari kewajiban anggota DPR yang juga kader partai politik
dalam rangka menjalankan fungsi maupun tanggung-jawabnya.
Dinamika dan perkembangan masyarakat menuntut peningkatan
peran, fungsi, dan tanggung jawab Partai Politik dalam kehidupan
demokrasi secara konstitusional, sebagai sarana partisipasi politik
masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional bangsa
Indonesia.
Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai peran Partai Politik yang dalam hal ini diwakili oleh Fraksi di
DPR dalam menentukan keputusan politik dengan mengedepankan
dan mengutamakan pelaksanaan prinsip peran perwakilan sebagai
landasan dalam melaksanakan ketiga fungsi anggota dewan dalam
memenuhi tanggungjawab agar aspirasi dan kepentingan masyarakat
bisa terserap, tersalurkan dan dapat diperjuangkan secara efektif dan
optimal. Hasil penelitian ini juga menjabarkan rumusan-rumusan
prinsip-prinsip dasar demokrasi yang terfokus pada pelaksanaanprinsip representasi secara jelas yang diatur di dalam Peraturan Tata
Tertib DPR dengan memberikan perbandingan-perbandingan pada
pelaksanaan sistem demokrasi dari masa Orde lama sampai dengan
masa Reformasi. Disamping juga memberikan gambaran tentang
pelaksanaan praktik sistem demokrasi yang sukses, terbaik dan ideal
di parlemen di negara lain.
Rekomendasi dan masukan-masukan dari pimpinan fraksi, anggota
DPR, staf ahli fraksi maupun pakar turut memberikan kontribusi atas
hasil kajian ini dengan harapan agar rumusan-rumusan yang telah
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
14/310
6 Peran Perwakilan Parlemen
disampaikan secara kolektif ini dapat membantu memperkuat peran
perwakilan parlemen dengan dimasukannya rekomendasi serta
masukan-masukan tentang pengaturan Peran Perwakilan Parlemen
secara eksplisit dalam Tata Tertib DPR di masa yang akan datang dandi RUU Susduk yang sedang dibahas dan dalam tahap penyelesaian.
Penguatan prinsip peran perwakilan/representasi parlemen
belum menjadi permasalahan yang dianggap penting sebagai
elemen akuntabilitas sebuah lembaga perwakilan. Mengingat belum
ada aturan tegas terhadap pelaksanaan jaring aspirasi dan dialog
kebijakan antara anggota parlemen dan konstituennya. Disamping
itu, kegiatan kunjungan ke konstituen juga belum merefleksikan
mekanisme adanya aspirasi masyarakat yang dibahas, didialogkandan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam Fraksi-fraksi
di DPR. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab Fraksi-fraksi di
DPR untuk menyediakan sistem dukungan dalam melaksanakannya.
Pada akhirnya konstituen/masyarakat memiliki informasi dan akses
tentang bagaimana kebijakan fraksi dihasilkan, atau bagaimana
cara berpartisipasi dalam mencurahkan aspirasinya kepada DPR
menyangkut kepentingan mereka.
Kelompok-kelompok yang memiliki peran penting dalam
mendorong representasi melatari tiga fungsi pokok anggota
DPR RI, seperti Partai Politik yang terkait langsung dengan Fraksi
dan organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesional dan
akademisi merupakan kelompok strategis yang dapat dilibatkan dalam
memberikan masukan-masukan terhadap permasalahan representasi
dan isu-isu terkait dengan kepentingan masyarakat dan bagaimanaparlemen dapat mengaktualisasikannya.
Focus Group DiscussionC.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
15/310
7Peran Perwakilan Parlemen
Forum diskusi untuk membahas penguatan peran prinsip /
perwakilan representasi dalam parlemen dimaksudkan untuk,
pertama, mengukur sejauhmana DPR RI secara kelembagaan dan
anggota DPR RI telah melakukan fungsi pokoknya dan memenuhiprinsip representasi dalam proses kerjanya, kedua, mengambil lesson
learned dari pelaksanaan serap aspirasi yang selama ini dilakukan,
ketiga, memberikan masukan dalam mengintegrasikan penguatan
peran prinsip perwakilan/representasi parlemen melalui usulan
pembentukan aturan dalam UU Susduk dan Tata Tertib DPR RI,
mekanisme/aturan main internal fraksi, forum dialog kebijakan,
penyusunan anggaran, dan lain-lain.
Adapun dukungan terhadap penguatan fungsi representasi di
DPR dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan; i) Melakukan kajian
tentang Pelembagaan Fungsi Representasi dalam Tatib DPR RI dan
ii) Focus Group Discussions (FGD) yang akan dilaksanakan pada Mei
hingga September 2008. Akan melibatkan Anggota DPR RI, Staf
Ahli Fraksi-fraksi di DPR RI, Pakar, Akademisi, Pemerhati parlemen/
politik dan Media. FGD akan menghimpun masukan dan mengambillesson learned terhadap pelaksanaan fungsi representasi yang sudah
dilakukan dan bagaimana idealitas pelaksanaannya.
Enam (6) serial FGD telah dilaksanakan dengan tema antara
lain: (1). Definisi dan Prinsip Representasi di Parlemen, (2). Strategi
Memasukkan Fungsi Representasi Dalam UU Susduk dan Tata Tertib
DPR RI, (3). Tata Hubungan Anggota DPR RI dengan Konstituennya, (4).
Standar teknis Penyerapan Aspirasi dan pengaruh masukan masyarakat
terhadap kebijakan fraksi, (5). Peran Fraksi dalam mengelola aspirasi
agar menjadi input/masukan anggota fraksi di komisi-komisi dan alat
kelengkapan, dan (6). Peran media dalam melaporkan kinerja anggota
DPR untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberikan
masukan kepada anggota DPR.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
16/310
8 Peran Perwakilan Parlemen
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
17/310
9Peran Perwakilan Parlemen
FRAKSI-FRAKSI
DIDEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
BAB II
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
18/310
10 Peran Perwakilan Parlemen
Makalah ini bertujuan membahas pentingnya fraksi-fraksi di
parlemen.1 Fraksi-fraksi di DPR mengelompokkan anggota DPR
dan mengijinkan mereka menyuarakan kepentingan secara lebih
baik. Makalah ini dibuat cukup langsung ke sasarannya. Apabila
dikelola dengan baik, fraksi-fraksi bisa menjadi saluran penting untuk
meningkatkan fungsi perwakilan. Fraksi-fraksi biasanya memilikistruktur manajemen serta tata tertib bagi para anggotanya. Semakin
baik fraksi disusun, semakin baik pula fraksi mengelola informasi dari
masyarakat dan memberitahukan proses permusyawaratan di DPR.
Makalah ini pertama-tama membahas tujuan fraksi serta
prinsip pererwakilan, yang diikuti dengan pembahasan mengenai
bagaimana fraksi diatur dalam sistem perwakilan dan praktek terbaik
yang dijalankan. Untuk mempelajari lebih banyak mengenai fraksi
di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia, makalah ini akan
menganalisa pembentukan berbagai fraksi yang ada pada periode
DPR 2004-2009. Akhirnya, makalah ini memberikan rekomendasi
mengenai bagaimana fraksi-fraksi ini bisa meningkatkan fungsi serta
memperkuat prinsip perwakilan.
Makalah ini menggunakan metode komparatif dan analitik.Makalah ini memberikan gambaran umum dan contoh-contoh
pembanding serta praktek bagaimana fraksi berfungsi di tempat lain.
Selanjutnya, berdasarkan studi undang-undang yang relevan dan Tatib
DPR, makalah ini menganalisa kerangka kerja fraksi yang ada di DPR-
RI. Terakhir, penulis menggunakan wawancara dengan anggota DPR
serta staf ahli fraksi untuk mengetahui pandangan khusus mengenai
struktur dan mekanisme kerja fraksi-fraksi di DPR.
1 Penulis sadar bahwa istilah fraksi untuk partai politik di DPR tidak digunakan secara sama di semua spektrum
demokrasi liberal. Untuk praktisnya, istilah parliamentary party groups, parliamentary partiesdan parties in
parliament, serta fraksi digunakan dengan pengertian yang sama dalam makalah ini.
Tujuan dan Metodologi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
19/310
11Peran Perwakilan Parlemen
Versi awal dari makalah ini telah dibahas selama sesi masukan
internal dan eksternal yang dilakukan Program Dukungan Parlemen
UNDP. Masukan-masukan yang terkumpul dalam sesi tersebut telah
dimasukan dalam kajian ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasihkepada para anggota DPR serta staf ahli yang telah menyediakan
waktu untuk wawancara dan berbagi pandangan mengenai kerja
fraksi di DPR.
Sebuah pemahaman yang jelas atas berbagai jenis fraksi menjadi
penting, paling tidak bukan karena seringnya penggunaan berbagai
istilah yang membingungkan. Karena itu, bagian ini menjelaskan
tujuan dan perbedaan yang ada antara Parliamentary Party Group,
Caucus, dan Faction.
Istilah Parliamentary Party Group atau Parliamentary Party
digunakan untuk menjelaskan sebuah partai politik atau gabungan
partai politik di badan legislatif, seperti parlemen atau dewan. Fraksi
dipimpin oleh ketua fraksi. Di beberapa negara, jabatan ini disebut
dengan whip. Ketergantungan fraksi dari partai politik mereka
berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya dan dari satu negara ke
negara lainnya. Pelemahan atau penguatan fraksi dalam kaitannya
dengan partai politik mereka bergantung kepada sejumlah faktor.
Posisi yang lebih lemah bisa terjadi pada saat elit partai menjadilebih profesional dan pada saat partai politik menerima bantuan dari
pemerintah. Posisi yang lebih kuat bisa tercipta melalui reformasi
parlemen yang membuat tugas fraksi menjadi lebih efektif, atau
pada saat kondisi keuangan fraksi menjadi lebih baik karena bantuan
keuangan dari pemerintah diberikan langsung kepada partai-partai
di parlemen. Sebagai tambahan, fokus yang beralih dari persaingan
ideologis menuju pragmatisme juga memperlemah posisi partai
politik terhadap partai-partai di parlemen.2
2 Untuk pembahasan mendalam mengenai hal ini, lihat Helms, Ludger, Parliamentary Party Groups and their Parties:
A Comparative Assessment, The Journal of Legislative Studies, Vol. 6, No. 2, Summer 2000, halaman 104-120.
Fraksi serta Prinsip Perwakilan
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
20/310
12 Peran Perwakilan Parlemen
Fraksi adalah lazim di banyak negara-negara Eropa yang menganut
sistem banyak partai serta disiplin partai yang kuat, seperti Austria
(di mana digunakan istilah Club, Belgia fractie/fraction, Finlandia
(eduskuntaryhm/riksdagsgrupp), Jerman (Fraktion), Italia (gruppo),Belanda (fractie), dan Swiss (fraction/fraction/ frazione). Fraksi di
Parlemen Eropa terdiri dari sekurang-kurangnya 19 anggota legislatif
dari paling sedikit lima negara anggota Uni Eropa yang berbeda.
Di Asia, fraksi-fraksi dengan keputusan tertinggi organisasi ada di
Jepang. Di parlemen ini dan banyak parlemen negara lain, cara satu-
satunya anggota DPR dan partai bisa menerima dukungan keuangan
dan bergabung dengan komisi di DPR adalah dengan membentuk
fraksi-fraksi. Pemimpin atau ketua fraksi sering menjadi tokoh penting
di DPR, dan partai-partai politik sering memilih pemimpin mereka
sendiri menjadi ketua. Disiplin dalam fraksi DPR sering diatur Tatib
atau prosedur internal, dan cenderung menjadi kuat dalam sistem
Westminsterseperti Inggris, Kanada atau Australia.
Dalam sistem kongres di Amerika Serikat, istilah Caucus
digunakan untuk merujuk kelompok-kelompok dengan anggotatidak hanya dari satu partai politik, tetapi juga kelompok-kelompok
dengan anggota dari lebih dari satu partai. Kaukus-kaukus banyak
partai tersebut juga lazim di banyak parlemen di tempat lain. Para
anggota bergabung dalam kaukus-kaukus tersebut untuk membahas
atau membincangkan panjang lebar isu lintas bidang, atau isu-isu
yang sangat penting. Berbagai kelompok yang mirip di Inggris disebut
dengan All-Party Parliamentary Groups.
Istilah Faksi digunakan untuk sub-kelompok fraksi atau unit intra-
partai.3 Di dunia politik, agenda utama sebuah partai dapat ditafsirkan
dan selanjutnya dijalankan berbeda oleh berbagai kelompok
anggotanya. Sering berbagai kata sifat digunakan untuk menjelaskan
berbagai fraksi, seperti fraksi konservatif , atau fraksi liberal. Sebuah
contoh fraksi-isme adalah Jepang di mana politik partai pasca-perang
3 Untuk pembahasan fraksi sebagai unit intra-partai, lihat Frank P. Belloni and Dennis C. Beller, The Study of
Party Factions as Competitive Political Organizations, The Western Political Quarterly, Vol. 29, No. 4, (Dec. 1976),
halaman 531-549.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
21/310
13Peran Perwakilan Parlemen
telah diperintah satu partai secara berkesinambungan dan fraksi-isme
yang ekstrem dalam partai pemerintah yang dominan.4
Inter-Parliamentary Union melalui panduan untuk praktek yang
baik tahun 2006 menjelaskan kriteria prinsip perwakilan memiliki
dua aspek utama.5 Aspek pertama berarti bahwa parlemen harus
mencerminkan kehendak rakyat seperti yang disuarakan selama
pemilihan umum (pemilu) secara demokratis dan pilihan pemilih untukwakil-wakil mereka dan partai politik. Dalam demokrasi perwakilan,
fakta bahwa masyarakat memilih anggota legislatif secara periodik
dan berhak untuk memberhentikan mereka secara periodik berarti
bahwa kekuasaan tertinggi berada pada rakyat tetapi dijalankan
melalui sistem perwakilan.6
Walaupun demikian, apa yang sama pentingnya, adalah aspek
kedua yang merupakan perwakilan dari keanekaragaman sosial
masyarakat dari segi jender, bahasa, agama, etnisitas, minoritas, atau
karakteristik politis yang signifikan lainnya. Jika suatu parlemen tidak
representatif dalam makna yang kedua, hal ini akan membiarkan
beberapa kelompok sosial dan bagian dari masyarakat tidak tersentuh
proses politik. Fakta ini bisa menimbulkan konsekuensi bagi kualitas
kehidupan masyarakat atau stabilitas sistem politik dan masyarakat
secara umum. Partai-partai politik dan fraksi mereka bisa memainkanperan penting untuk meningkatkan perwakilan dengan menyuarakan
kebutuhan dan kepentingan konstituen mereka dengan lebih
jelas. Secara positif, penyampaian ini akan memperkuat sistem
perwakilan serta berkontribusi positif terhadap partisipasi publik
dalam pembuatan kebijakan melalui wakil yang mereka pilih. Fraksi
4 Lihat Crespo, J.A., The Liberal Democratic Party in Japan: Conservative Domination, International Political
Science Review, No. 16, 1995.5 Lihat, Parliament and Democracy in the Twenty-first Century: A guide to good practice, Inter-Parliamentary Union,
Geneva, 2006.
6 Lihat, McHugh, Declan and Philip Parvin, Neglecting Democracy: Participation and representation in 21stCentury
Britain, The Hansard Society, London, 2005, hal.5.
Prinsip Perwakilan
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
22/310
14 Peran Perwakilan Parlemen
bisa memperbaiki fungsi perwakilan dengan mendukung hubungan
konstituen para anggotanya dan juga dengan berkomunikasi secara
langsung dengan publik.
Di parlemen yang sangat demokratis, fraksi di DPR diatur
dalam Tatib DPR. Tujuan keseluruhan pembentukan fraksi adalah
membagi DPR yang besar menjadi beberapa kelompok agar bisa
menyuarakan gagasan kebijakan dengan lebih baik. Tatib DPR secara
langsung mengatur pembentukan fraksi, dan secara tidak langsung,
menyeimbangkan minoritas and mayoritas di DPR. Beberapa Tatib DPR
mensyaratkan jumlah minimum anggota untuk membentuk sebuah
fraksi, sedangkan Tatib lainnya memberikan persyaratan persentaseminimum jumlah kursi DPR secara keseluruhan.
Bobot penting yang diberikan kepada partai politik oleh Tatib DPR
sangatlah tergantung pada jumlah partai yang diwakili di DPR. Jadi,
persyaratan yang dikenakan pada fraksi oleh Tatib dan hak istimewa
yang diberikan kepada mereka berbeda dari satu fraksi ke fraksi
lainnya.7 Salah satu tujuan yang lazim adalah membuat perbedaan
yang lebih jelas di antara mayoritas fraksi atau koalisi partai partai di
DPR, yang mendukung pemerintah (eksekutif) serta partai-partai lain
yang menentangnya. Tatib DPR membantu melembagakan perbedaan
ini, yang dianggap bernilai sebagai kontrol terhadap kemungkinan
penyalahgunaan kekuasaan, sebagai saluran bagi pendapat minoritas,
dan sebagai sarana untuk memastikan perubahan secara damai bagi
mayoritas di parlemen.8
7 Bagian ini merupakan versi yang diperluas dari hal mengenai fraksi sebagai bagian kajian tentang Tatib DPR.
Lihat, Frank Feulner, Standing Orders: Making Parliament Work, WBI Working Papers, World Bank Institute, 2007.
8 Lihat, Paul G. Thomas, The Role of House Leaders in the Canadian House of Commons, Canadian Journal of
Political Science, Vol. 15, No. 1, (Mar. 1982), hal. 125-144
Mengatur Faksi di DPRdan Praktek Terbaik
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
23/310
15Peran Perwakilan Parlemen
Sejumlah usulan bisa diberikan terkait dengan fraksi.9 Selama
beberapa dasawarsa belakangan ini, pengaruh mereka pada parlemen
dengan banyak partai telah tumbuh secara signifikan, dan memberikan
mereka kemampuan dan peluang. Demikian pula, fraksi telah menjadiforum penting bagi anggotanya untuk mewakili pandangan daerah
yang berbeda dalam menanggapi isu-isu politik dan memungkinkan
lebih banyak masukan daerah untuk pembahasan internal partai.
Lebih lanjut, fraksi berguna untuk menengahi perbedaan- perbedaan
internal dan isu-isu seperti mengalihkan cara berpikir ideologis.
Pada akhirnya, fraksi mayoritas yang terlalu kuat yang memaksakan
garis partai yang kaku bisa menyebabkan melemahnya kemandirian
parlemen dari eksektutif.
Banyak parlemen menerapkan Tatib yang mewajibkan para
anggotanya, setelah mereka terpilih, bergabung dengan fraksi dari
partai mereka dan tetap berada di sana sepanjang mereka masih
menjadi anggota DPR. Praktek ini memberikan fraksi tingkat stabilitas
yang tinggi. Di parlemen Jerman (Bundestag), anggota fraksi harus
merupakan asosiasi anggota DPR dari partai politik yang sama.10
Meskipun di beberapa sistem parlemen dengan banyak partai, para
anggotanya tidak terikat secara hukum pada fraksi karena mandat
tersebut bersifat pribadi, para anggota sering hanya bisa melalui
partai untuk mendapatkan kursi DPR dan menjalankan mandat
mereka secara efektif.11 Sebagai contoh, bisa diatur bahwa rancangan
undang-undang yang baru hanya bisa diusulkan melalui fraksi, dan
tidak melalui anggota secara pribadi, seperti kasus di beberapa sistem
kongres.
Di beberapa negara, Tatib DPR memberikan dukungan keuangan
kepada fraksi dengan subsidi bulanan serta penyediaan ruangan
kantor di parlemen. Sebagai contoh, di parlemen Rumania (Chamber
of Deputies), fraksi, tergantung pada jumlah kursi mereka di DPR,
9 Professor Paul Thomas (University of Manitoba) mengajukan empat pemikiran mengenai kaukus partai melalui
sambutan kuncinya pada Conference Party Caucuses: behind closed doors, yang diselenggarakan oleh
Canadian Study of Parliament Group, Ottawa, 21-22 Nopember 1997.
10 Sebagai contoh, lihat, Aturan 10, Tatib DPR Jerman, 2003.
11 Seperti dalam kasus di Jerman. lihat, Gerhard Loewenberg, Parliamentarism in Western Germany: The
Functioning of the Bundestag, The American Political Science Review, Vol. 55, No. 1, Maret 1961, hal. 87-102.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
24/310
16 Peran Perwakilan Parlemen
disediakan logistik untuk menjalankan kegiatan mereka, sekretariat,
serta personil khusus, sesuai dengan keputusan Tatib DPR.12 Di
beberapa badan legislatif, pengakuan bahwa fraksi lebih dari anggota
perorangan lebih jauh dicerminkan dengan cara bagaimana agendaDPR disiapkan dan jatah waktu bicara yang diberikan. Ketua fraksi
biasanya diberikan kesempatan berbicara terlebih dahulu. Dalam
beberapa kasus, meskipun jatah waktu bicara setiap anggota
perorangan adalah sama, tetapi jumlah anggota fraksi yang diberikan
kesempatan berbicara mencerminkan kekuatan setiap fraksi dalam
sidang paripurna.
Merupakan hal penting bahwa fraksi diberikan kebebasanmengatur urusan internal dan disiplin mereka. Mereka melakukan
ini dengan tatib internal mereka sendiri, secara lebih ketat atau
dengan fleksibilitas. Praktek yang lazim dilakukan dengan memilih
ketua dan sejumlah wakil ketua, komisi eksekutif, serta satu atau
sejumlah juru bicara.13 Secara khusus, pada fraksi yang telah mapan
dan besar, kelompok kerja internal atau kelompok pembahasan isu
dibentuk, mencakup anggota fraksi yang duduk dalam sebuah komisiDPR dengan fokus yang sama. Kelompok-kelompok ini diketuai
koordinator komisi yang mengadakan rapat secara rutin dengan
ketua fraksi. Tugas utama ketua fraksi yang menanggani masalah
dengan pemerintah adalah mengatur alur urusan pemerintah, yang
dilakukan dengan mengupayakan kerjasama di antara ketua partai
lainnya di parlemen.
Selama rapat rutin, para ketua atau para anggota yang ditunjuk
fraksi akan membahas, merundingkan, dan mengatur urusan legislatif
serta menjabarkan jadwal DPR. Rapat-rapat ini juga digunakan untuk
menyepakati kemajuan yang dicapai menyangkut isu-isu kebijakan.
Proses konsultasi di antara fraksi bisa diatur secara lebih resmi atau
kurang resmi dalam Tatib DPR. Beberapa Tatib mencantumkan All-
Party Business Committee (Kanada), Council of Elders (Jerman),
Standing Bureau (Rumania), atau Badan Musyawarah (Indonesia)
12 Lihat, Pasal 16, Tatib DPR Rumania keluaran 2003.
13 Lihat, Gerhard Loewenberg, Parliamentarism in Western Germany: The Functioning of the Bundestag, The
American Political Science Review, Vol. 55, No. 1, Maret 1961, hal. 87-102.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
25/310
17Peran Perwakilan Parlemen
dengan tujuan merencanakan urusan DPR dan menyediakan kepada
fraksi sebuah forum untuk mencapai konsensus.14 Sesuai dengan
tingkat demokrasi internal dalam fraksi serta kewenangan yang
diberikan kepada perwakilan kelompok, komisi yang beranggotakansemua unsur partai tersebut kadang-kadang disebut sebagai
parlemen mini yang memungkinkan terjadinya politik dagang sapi
di antara fraksi dengan kepentingan yang berbeda.
Kewenangan yang dijalankan pimpinan fraksi bisa sangat kuat.
Ketua fraksi bisa mengadakan rapat mingguan dan menentukan
agenda rapat-rapat rutin tersebut. Ketua fraksi dengan berkonsultasi
dengan pimpinan partai juga mengusulkan kepada fraksi berbagaisikap atas kebijakan dan isu fraksi, yang kemudian harus dipatuhi semua
anggotanya. Pimpinan fraksi juga mengembangkan strategi dan taktik
DPR serta menetapkan berbagai penugasan komisi DPR.15 Secara
khusus, pimpinan fraksi mengangkat ketua-ketua untuk melakukan
tugas komisi. Salah satu tugas ketua komisi adalah membahas
berbagai isu dengan para anggota komisi lainnya dari fraksinya dan
melaporkan kembali kepada ketua fraksi. Bisa disimpulkan, padakebanyakan parlemen, pimpinan fraksi memiliki pengaruh terbesar
terhadap kinerja secara keseluruhan badan legislatif. Namun,
bagaimana pimpinan fraksi membuat keputusannya? Idealnya, boleh
diargumentasikan, keputusan ketua fraksi dibuat berdasarkan suara
terbanyak dalam rapat paripurna fraksi, tetapi tidak semua Tatib
internal fraksi mengatur proses pengambilan keputusan melalui cara
ini. Lebih jauh lagi, setiap fraksi di DPR biasanya memiliki formulasi
atau aturannya sendiri mengenai disiplin internal fraksi.
14 Lihat juga, Donald Page, Streamlining the Procedures of the Canadian House of Commons, 1963-1966,
Canadian Journal of Economics and Political Science, Vol. 33, No. 1, (Feb. 1967), hal. 27-49.
15 Sebagai contoh, lihat, Paul G. Thomas, The Role of House Leaders in the Canadian House of Commons,
Canadian Journal of Political Science, Vol. 15, No. 1, (Mar. 1982), hal. 125-144.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
26/310
18 Peran Perwakilan Parlemen
Salah satu tantangan utama pembentukan fraksi adalah
penentuan ukuran jumlah anggota minimum yang optimal. Idealnya,
ukuran fraksi ditentukan berdasarkan jumlah seluruh anggota DPR
yang ada di parlemen dan berdasarkan persentase tertentu16. Isu
penting lainnya adalah perlunya memiliki kriteria yang jelas dalam
Tatib DPR mengenai pembentukan fraksi, termasuk hak dan tanggung
jawab dalam di DPR.17Terakhir, adalah masalah persaingan, yang bisa
terjadi karena tidak adanya peraturan khusus dalam pembentukan
komisi DPR melalui fraksi. Tatib DPR, karenanya, harus mengatur
secara rinci penunjukan anggota komisi DPR dan pemilihan ketua
komisi oleh fraksi.
Dalam kaitannya dengan keseluruhan komisi, media cenderung
menekankan secara berlebihan kepribadian perorangan pimpinan
fraksi dan pengaruh mereka dalam menggalang kompromi. Walaupun
demikian, keberhasilan wakil fraksi untuk mencapai konsensus padakomisi-komisi sangat tergantung kepada konteks politis pada waktu
itu. Pimpinan fraksi atau anggota DPR sangat bergantung pada
pendapat dalam fraksi mereka masing-masing di mana perbedaan
di antara fraksi bisa sangat lazim. Dalam kasus demikian, tidak ada
konsensus yang segera bisa dicapai, dan pimpinan fraksi tidak memiliki
pilihan lain selain merujuk isu kembali ke paripurna fraksi untuk
pembahasan internal lebih lanjut. Untuk memfasilitasi perundingan
yang lebih berhasil dan dapat membuat komitmen, para pimpinan
fraksi membutuhkan kebebasan dari fraksi mereka masing-masing.
Tetapi, hal ini bisa dicegah oleh peraturan internal fraksi yang bisa
menetapkan dan melaksanakan disiplin partai yang ketat.
16 Sebagai contoh di DPR Jerman, minimum 5 persen dari jumlah keseluruhan kursi yang ada dibutuhkan untuk
membentuk sebuah fraksi. Angka ini sama dengan thresholdDPR untuk partai-partai yang memasuki badan
legislatif.
17 Untuk isu ini, juga lihat, Benchmarks for Democratic Legislatures, laporan kelompok kajian, Commonwealth
Parliamentary Association, 2006, hal. 13.
Tantangan dan Praktek yang Baik
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
27/310
19Peran Perwakilan Parlemen
Idealnya, Tatib DPR mengenai fraksi mencakup hal-hal berikut:
zMenjelaskan kriteria yang pasti pembentukan fraksi.
zMenjelaskan hak dan tanggungjawab fraksi di DPR.
zMenjamin kebebasan fraksi untuk mengatur urusan internalmereka.
zMendefinisikan dengan jelas kriteria pendanaan fraksi dan
dukungan lain yang disediakan DPR.
zMenjelaskan layanan pendukung apa yang bisa dimiliki fraksi,bagaimana staf direkrut, dan kepada siapa staf fraksi bertanggungjawab.
zMenyediakan kesempatan kepada fraksi untuk berkonsultasidengan kelompok-kelompok dari seluruh komisi.
Ringkasan Praktek Terbaik yang Ideal
Fraksi-fraksi di DPR-RI
Fokus dari bagian makalah ini adalah pada fraksi-fraksi di DewanPerwakilan Rakyat Republik Indonesia, yang memiliki 550 anggota.
Selama pemilihan umum tahun 2004, 16 partai politik telah terpilih
untuk diwakili di DPR. Selanjutnya, 10 fraksi telah terbentuk. Pengaruh
dari fraksi-fraksi ini telah semakin meningkat dengan mantap
sejak itu, tampak selama pembahasan perubahan Tatib DPR tahun
2005. Kemudian, terutama, isu penunjukan ketua komisi sangat
diperebutkan. Isu-isu lainnya yang memperlihatkan kekuatan fraksi
yang kian meningkat adalah berbagai keputusan Badan Kehormatan
(BK) serta rapat pleno DPR mengenai hak angket dan hak interpelasi
terhadap pemerintah.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
28/310
20 Peran Perwakilan Parlemen
Daftar Fraksi di DPR-RI Tahun 2008
Fraksi
Fraksi Partai Golkar
(F-PG)
Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan
(F-PDIP)
Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan (F-PPP)
Fraksi Partai Demokrat
(F-PD)
Fraksi Partai Amanat Nasional
(F-PAN)
Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa
(F-PKB)
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
(F-PKS)
Fraksi Partai Bintang Reformasi
(F-PBR)
Fraksi Partai Damai Sejahtera
(F-PDS)
Fraksi Bintang Pelopor
Demokrasi
(F-BPD)
TOTAL
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Anggota
129
109
58
60
53
52
45
14
13
17
550
Partai Politik
Partai Golkar (127)
Partai Karya Peduli Bangsa (2)
Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan
Partai Persatuan Pembangunan
Partai Demokrat (56)
Partai Pelopor (3)
Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (1)
Partai Amanat Nasional
Partai Kebangkitan Bangsa
Partai Keadilan Sejahtera
Partai Bintang Reformasi
Partai Damai Sejahtera
Partai Bulan Bintang (11)
Partai Demokrasi Kebangsaan (4)
Partai Penegak Demokrasi
Indonesia (1)
Partai Nasional IndonesiaMarhaenisme(1)
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
29/310
21Peran Perwakilan Parlemen
Bertolak belakang dengan kian pentingnya fraksi di DPR-RI, Tatib
DPR hanya relatif sedikit mengatur pembentukan dan tugas-tugas
fraksi. Persyaratan pembentukan ini agak luas. Dalam ketentuan umum
Tatib DPR, fraksi didefinisikan sebagai Pengelompokan anggotaDPR berdasarkan konfigurasi partai politik hasil pemilihan umum.18
Dalam bagian yang sama dari Tatib tersebut, referensi tentang prinsip
perwakilan dibuat dengan menjelaskan tugas dan wewenang DPR
untuk menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat.19 Namun, dalam bagian-bagian berikutnya, versi
Tatib yang ada sekarang tidak membuat referensi lebih lanjut terhadap
prinsip keteerwakilan atau hubungan dengan konstituen. Walaupun
demikian, Tatib DPR telah memasukkan satu bab singkat dengan lima
pasal mengenai fraksi:
Bab VFraksi
Bagian PertamaKedudukan dan Susunan
Pasal 14
Fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Angka 6, bersifat
mandiri dan dibentuk dalam rangka meningkatkan kinerja dan
efektifitas pelaksaanaan tugas wewenang, serta hak dan kewajiban
DPR.
Pasal 15
Fraksi mempunyai jumlah anggota sekurang-kurangnya 13
(tigabelas) orang.
Pasal 16
(1) Fraksi dibentuk oleh anggota-anggota partai politik sebagai hasil
pemilihan umum.
18 Fraksi adalah pengelompokan Anggota berdasarkan konfigurasi partai politik hasil Pemilihan Umum, Bab I,
Pasal 1 (6), Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Sekretariat Jenderal DPRRI, 2005.
19 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, Bab I, Pasal 6, Ayat (l), Butir l,
Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Sekretariat Jenderal DPRRI, 2005.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
30/310
22 Peran Perwakilan Parlemen
(2) Fraksi dapat juga dibentuk oleh gabungan anggota dari 2 (dua)
atau lebih partai politik hasil pemilihan umum yang memperoleh
sekurang-kurangnya 13 (tigabelas) orang atau bergabung dengan
fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.(3) Setiap anggota harus menjadi anggota salah satu fraksi.
(4) Pimpinan fraksi ditetapkan oleh fraksinya masing-masing
Bagian Kedua
Tugas
Pasal 17
(1) Fraksi bertugas mengkoordinasikan kegiatan anggotanya dalam
melaksanakan tugas dan wewenang DPR.
(2) Fraksi bertugas meningkatkan kemampuan, disiplin, keefektifan
dan efisiensi kerja anggotanya dalam melaksanakan yang tercermin
dalam setiap kegiatan DPR.
Pasal 18
DPR menyediakan sarana dan anggaran guna kelancaran
pelaksanaan tugas fraksi menurut perimbangan jumlah anggota tiap-
tiap fraksi.
Referensi tambahan Tatib DPR tentang fraksi ditemukan pada
berbagai bagian menyangkut Badan Musyawarah (Pasal 28-33) dan
Komisi (Pasal 34-38), serta alat kelengkapan DPR lainnya seperti
Badan Legislatif, Panitia Anggaran, Badan Urusan Rumah Tangga, dan
Badan Kehormatan. Tetapi, referensi tentang fraksi hanya menyangkut
susunan alat kelengkapan yang harus berimbang dengan jumlah
kursi partai di DPR. Sebagai alternatif, usulan mengenai komposisi
berimbang sesuai dengan kekuatan fraksi ini bisa juga diringkas dalam
pasal-pasal Tatib DPR mengenai fraksi. Pada pasal-pasal Tatib mengenai
legislasi, anggaran, dan pengawasan, tugas fraksi disebutkan untukmemberikan pendapat dan pernyataan terhadap rancangan undang-
undang dan anggaran.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
31/310
23Peran Perwakilan Parlemen
Tidak adanya ketentuan ambang batas pembentukan fraksi pada
pemilu 2004 mengakibatkan beberapa partai politik dengan jumlah
kurang dari 13 anggota terpilih bisa masuk ke DPR. Karena persyaratan
terbentuknya fraksi memerlukan paling sedikit 13 anggota DPR, tujuhpartai politik terpaksa membentuk fraksi gabungan. Sekarang ini
terdapat 10 fraksi dalam 3 kelompok besar di DPR-RI: 2 fraksi besar
dengan masing-masing 109 dan 129 anggota; lima fraksi menengah
dengan masing-masing 45 sampai 60 anggota; dan tiga fraksi
kecil dengan masing masing 13 sampai 17 anggota. Tujuh fraksi
mempunyai anggota masing-masing dari sebuah partai, satu fraksi
mempunyai anggota dari dua partai, satu fraksi mempunyai anggota
dari tiga partai; dan satu fraksi mempunyai anggota dari empat partai.
Tidak ada ketentuan dalam tata tertib DPR yang mengatur tentang
lamanya, dan bertahannya, suatu fraksi gabungan yang anggotanya
lebih dari satu partai politik. Lebih jauh lagi, tidak ada ketentuan yang
mengharuskan fraksi untuk menyatakan apakah mereka mendukung
pemerintah (partai pendukung pemerintah) atau beroposisi
terhadapnya (partai oposisi).
Perbedaan besar-kecilnya fraksi mempunyai impliksi secara
langsung atas dukungan yang mereka peroleh dari DPR, dan terhadap
kebutuhan internal organisasi dan manajemen mereka. Sementara
struktur dasar fraksi sama, perbedaan akan terlihat apakah fraksi dapat
menjalankan tugasnya dan bagaimana mereka bisa mendukung kerja
anggotanya. Bagian selanjutnya akan menguraikan persamaan dan
perbedaan antara fraksi di Indonesia.
Bila diamati pengumpulan pendapat mengenai DPR dan partai
politik di Indonesia, tampak ketererwakilan politik masih menjadi
masalah. Meskipun penting bagi parlemen, namun penyebutan
secara eksplisit tentang prinsip ketererwakilan DPR hilang dari UUD,
dasar hukum yang mendefinisikan struktur dan fungsi badan legislatif,
serta Tatib DPR. Anggota DPR dan fraksi kurang tanggap mengakui
tidak ada pencantuman ini dan mulai mengembangkan panduanmengenai hubungan dengan konstituen, persyaratan membuat
laporan serta mekanisme kerja internal. Di samping itu, berbagai
upaya tengah dilakukan untuk merevisi undang-undang yang
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
32/310
24 Peran Perwakilan Parlemen
menjelaskan struktur dan fungsi badan legislatif serta memasukkan
referensi tentang prinsip ketererwakilan. Diharapkan keterwakilan
dan hubungan dengan konstituen juga akan dicakup dalam revisi di
masa mendatang terhadap Tatib DPR 2009-2013.
Bagian dari makalah ini dilandasi pada masukan yang dihimpun
dari berbagai wawancara dengan anggota DPR serta staf ahli fraksi.
Bagian ini memberikan penjelasan khusus mengenai struktur,
manajemen, dan mekanisme kerja fraksi-fraksi. Praktek terbaik
mengenai prosedur internal dikemukakan secara khusus. Bagian ini
juga memperlihatkan tantangan yang dihadapi fraksi yang besar-
kecilnya berbeda dan sumberdayanya berbeda pula. Ukuran fraksi
menimbulkan implikasi, terutama, pada jumlah staf ahli yang ada
dalam menopang tugas fraksi. Selanjutnya, bagian ini membahas
sejauh mana fraksi menyumbang pada perwakilan politik di DPR,
khususnya, melalui hubungan konstituen para anggotanya. Fraksi-
fraksi memiliki cara yang berbeda dalam berkomunikasi dengan
konstituen dan media.
Meskipun partai politik diwajibkan oleh Undang-undang
mengenai Partai Politik untuk memiliki Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sendiri, namun diserahkan kepada
masing-masing fraksi untuk mengatur urusannya sendiri dan paraanggotanya. Anggaran dasar dibatasi untuk mengatur tujuan,
keanggotaan, struktur dan manajemen partai. Referensi tentang
fraksi memperkenalkan nomenklatur dan eksistensi badan-badan
Mekanisme Kerja Fraksi
di DPR
Organisasi Fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
33/310
25Peran Perwakilan Parlemen
tersebut.20 Hak dan kewajiban anggota dan pimpinan partai diatur
lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga. Anggaran rumah tangga
juga mencakup ketentuan-ketentuan mengenai disiplin partai dan
sanksinya. Selanjutnya, anggaran rumah tangga tersebut mengaturhak Dewan Pimpinan Pusat Partai (DPP) untuk membentuk fraksi dan
menunjuk ketuanya.21Dominasi DPP yang terkait dengan fraksi di DPR
pusat, serta DPRD propinsi dan kota/kabupaten, tercermin dari fakta
bahwa mereka bisa melakukan recallterhadap anggota DPR mereka
berdasarkan hasil rapat pimpinan partai.22
Mekanisme kerja dan hubungan antara fraksi dan partai
politik tunduk pada peraturan terpisah, yakni Peraturan Partai atauPeraturan Organisasi. Peraturan tersebut biasanya dikeluarkan oleh
DPP. Semakin besar fraksinya, semakin penting pula tatib internal
mengatur keanggotaan fraksi, pembuatan keputusan, disiplin dan
etika. Peraturan yang dijabarkan dengan jelas bisa menengahi
berbagai faksi dalam suatu fraksi. Tetapi, meskipun merupakan
perangkat parlemen banyak partai di tempat lain, hanya sedikit fraksi
di DPR-RI yang telah membuat Peraturan Tata Tertib Fraksi atau Sistemdan Prosedur Kerja Fraksi atau Tata Kerja Fraksi.23 Sebagian besar
fraksi bertindak berdasarkan ketentuan tidak tertulis dan berdasarkan
keputusan yang dibuat selama rapat pimpinan atau rapat paripurna
fraksi. Bagaimana fraksi menjalankan urusan mereka masing-masing
didasarkan pada kebanyakan praktek tidak tertulis ini.
20 Sebagai contoh, lihat, Bab XXII, Pasal 27 (1), Anggaran Dasar Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004; Juga,
Bab IV, Bagian Dua, Pasal 11 (1)( j), Anggaran Dasar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Keputusan Kongres
II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005.
21 Untuk menetapkan pemilihan pimpinan fraksi, DPP mengeluarkan Surat Keputusan (SK). Lihat juga, Bab IX,
Pasal 23 (1), Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004; Juga, Bab III, Bagian Dua,
Pasal 18 (10), Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Keputusan Kongres II PDI
Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005.
22 Sebagai contoh, lihat, Bab III, Bagian Tiga, Pasal X (6), Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, Keputusan Kongres II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005. Hak untuk melakukan
recalldipersoalkan, dan amandemen atas Undang-undang mengenai Susunan dan Kedudukan MRR, DPR, DPD
dan DPRD (Undang-undang No.22 tahun 2003, atau Undang-undang Susduk) dimungkinkan.23 Sebagai contoh, lihat, Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
DPR RI, Jakarta, Februari 2007; juga, Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; serta Tata
Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
34/310
26 Peran Perwakilan Parlemen
Secara tertulis maupun tidak, fraksi-fraksi di DPR RI memiliki
struktur manajemen yang sangat mirip. Semua fraksi memiliki
pimpinan yang terdiri dari Ketua atau Pimpinan dan satu atau lebih
Wakil Ketua. Dalam fraksi yang besar, Wakil Ketua bertanggung jawab
atas sejumlah bidang yang terkait bidang komisi di DPR. Dengan
demikian, mereka sering disebut sebagai Koordinator Bidang.
Selanjutnya, pimpinan mencakup seorang Sekretaris dan Wakil
Sekretaris, Bendahara, dan Wakil Bendahara. Di samping pimpinan
inti, fraksi menunjuk sejumlah Ketua Kelompok Komisi (Kapoksi) atauKetua Kelompok Alat Kelengkapan yang mewakili anggota-anggota
yang duduk pada masing-masing komisi. Ketua komisi merupakan
perpanjangan tangan dari pimpinan fraksi. Masa kerja pimpinan fraksi
ditentukan DPP dan biasanya berlangsung satu tahun. Perpanjangan
masa kerja dimungkinkan setelah evaluasi tahunan.24
Menarik untuk diperhatikan bagaimana berbagai fraksi telah
memutuskan untuk memilih dan menunjuk pimpinannya. Meskipun
pada umumnya semua ketua fraksi ditunjuk DPP berdasarkan
pembicaraan sebelumnya di antara pimpinan partai dan anggota
fraksi, proses pemilihan wakil ketua, sekretaris, dan bendahara lebih
berada di tangan anggota fraksi, yang berhak mengusulkan nama-
nama untuk kedudukan-kedudukan ini kepada partai.25 Pimpinan
komisi semuanya diusulkan oleh rapat pleno fraksi dan ditunjuk oleh
ketua fraksi.26 Kriteria yang sering kali tidak tertulis untuk pemilihan
ketua fraksi, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara adalah senioritas
di partai serta perwakilan di daerah di cabang-cabang partai.
Diharapkan, pimpinan komisi memiliki pengalaman dengan isu-isu
24 Sebagai contoh, lihat, Bab V, Pasal 10, Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari 2007; juga Bab II, Pasal 2 (e), Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.
25 Sebagai contoh, panduan untuk sekretariat F-PDIP menyatakan bahwa Ketua fraksi adalah anggota DPR yang
telah ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan keputusan DPP; lihat Bab I, Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab
Sekretariat Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI, Jakarta, 9 Januari 2005.
26 Sebagai contoh, lihat, Bab VI, Pasal 13 (2), Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari 2007.
Struktur Fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
35/310
27Peran Perwakilan Parlemen
dimasing-masing komisi. Ketentuan tertulis atas susunan pimpinan
fraksi bisa cukup tidak spesifik. Sebagai contoh, jumlah wakil ketua,
wakil sekretaris, wakil bendahara tidak selalu dirumuskan dengan
tegas dan bisa berubah selama periode DPR.
27
Keputusan di fraksi dibuat selama rapat pimpinan fraksi atau rapat
pleno fraksi. Namun, nampaknya, semakin banyak keputusan internal
dibuat selama rapat pimpinan mingguan rutin daripada pada rapatpleno, yang menunjukkan pimpinan fraksi yang agak eksklusif. Fraksi
yang besar di DPR mengadakan rapat pleno hanya dua kali selama
masa persidangan, satu kali pada awal masa persidangan dan satu kali
lagi pada akhir masa persidangan. Tetapi, fraksi berukuran menengah
dan kecil mengadakan rapat pleno mingguan, terutama sebelum
rapat pleno DPR mingguan, untuk memantapkan keputusan pimpinan
dengan semua semua anggota fraksi.28 Berbeda dari badan legislatif
model Westminster dengan dominasi fraksi serta kewenangan yang
kuat dari rapat pleno fraksi, Indonesia menerapkan prinsip sistem
presidensial dengan dominasi partai politik di luar parlemen dan
fokus pada pimpinan fraksi. Di samping memimpin dan mewakili
fraksi secara internal dan eksternal, ketua fraksi bersama wakil ketua
memiliki kewenangan untuk menetapkan agenda rapat dan kebijakan
fraksi, menentukan dan menunjuk anggota komisi dan kelompok
kerja, serta memilih anggota fraksi yang akan ikut perjalanan ke luarnegeri.29
Proses pengambilan keputusan internal di fraksi pada umumnya
mengikuti ketentuan atau praktek tidak tertulis. Hanya ada sedikit
aturan tertulis dan aturan tertulis tersebut cukup membingungkan,
27 Lihat, Bab IV, Pasal 5 (1), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007.
28 Sebagai contoh, Fraksi PAN mengadakan rapat pimpinan mingguan pada hari Senin. Pada hari Selasa, fraksi inimengadakan rapat paripurna mingguan yang diikuti dengan rapat paripurna mingguan DPR.
29 Lihat, Bab IV, Pasal 7, Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; Juga, Bab V, Pasal 11,
Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari
2007.
Pengambilan Keputusan di Fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
36/310
28 Peran Perwakilan Parlemen
menekankan bahwa pimpinan fraksi bersifat kolektif, tanpa
menyebutkan secara eksplisit bagaimana keputusan dalam rapat
harus diambil.30 Sama seperti Tatib DPR yang tidak secara jelas
menyebutkan proses pengambilan keputusan selama rapat komisiserta rapat kerja DPR lainnya, proses pengambilan keputusan dalam
rapat paripurna fraksi diharapkan mengikuti tuntunan pembicaraan
ke arah tercapainya kesepakatan yang dapat diterima (musyawarah
dan mufakat). Beberapa fraksi menganjurkan voting untuk keadaan
di mana kesepakatan bersama tidak bisa dicapai.31 Fraksi yang lain
menyerahkan keputusan final selama terjadi jalan buntu kepada ketua
fraksi untuk memutuskan.
Sikap Fraksi isu-isu yang telah dibahas di DPR diputuskan dalam
rapat pimpinan dan paripurna. Karena lingkungan yang dinamis,
ketua fraksi harus membahasnya dengan partai pada saat pertemuan
rutin di kantor pusat partai. Yang menarik, tidak satupun dari dua
partai politik terbesar di Indonesia, Golkar dan PDI-P, ketua fraksinya
di parlemen diwakili oleh ketua partai. Ketua dari kedua partai politik
utama ini tidak menjadi anggota parlemen. Namun, pimpinan kedua
fraksi utama ini adalah anggota senior di DPP-nya masing-masing.
Sedangkan pimpinan fraksi menengah dan kecil adalah pimpinan
atau anggota eksekutif partai.
Walaupun faktanya beberapa fraksi tidak dipimpin ketua partainya,
komunikasi antara pimpinan fraksi dan organisasi partainya relatif
tetap lancar. Kebanyakan pimpinan fraksi juga punya kedudukan
pada DPP sehingga mereka secara rutin menghadiri rapat-rapat partai.
Sebagai tambahan penjelasan atas rapat-rapat di kantor pusat partai,
sekali dalam masa sidang, DPP bertemu secara pleno dengan fraksi
untuk menjelaskan dan membahas kebijakan partai pada umumnya.
30 Lihat Bab IV, Pasal 5 (2), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; juga Bab IV, Pasal 6 (2),
Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.
31 Sebagai contoh, lihat, Bab VIII, Pasal 28 (1), Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari 2007.
Pengembangan Agenda dan Disiplin Partaidalam Fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
37/310
29Peran Perwakilan Parlemen
Topik-topik yang lebih khusus dibicarakan selama rapat-rapat rutin
DPP dengan pimpinan fraksi.
Untuk menentukan sikap partai atas suatu isu, pimpinan fraksi
juga harus berkonsultasi dengan para koordinator bidang dan
ketua-ketua komisi. Ketua-ketua komisi secara teratur melaporkan
kepada pimpinan fraksi mengenai isu-isu yang dibahas selama rapat
kerja komisi dan isu-isu apa yang memerlukan sikap partai. Ketua-
ketua komisi selanjutnya menyampaikan keputusan yang telah
diambil dalam rapat pimpinan kepada anggota lainnya yang duduk
di komisi DPR yang sama. Sebagai aturan umum, para anggota
fraksi diharapkan mengikuti keputusan pimpinan dan rapat plenoserta tunduk kepada garis partai yang telah disepakati. Biasanya,
dalam sistem presidensial, disiplin partai tidak begitu ketat, karena
perbedaan garis partai para anggotanya tidak mudah menjatuhkan
pemerintah.32 Tetapi, di Indonesia, seperti halnya sistem presidensial
di Amerika Latin, kebanyakan keputusan dibuat pimpinan partai
politik dan pada rapat-rapat partai.33
Anggota fraksi pada umumnya mengikuti agenda yang telah
disepakati. Karena sistem daftar terbuka yang relatif tertutup di
Indonesia, mereka sangat tergantung pada partai mereka untuk
bisa mendapatkan kedudukan yang bagus di DPR dan daftar partai
untuk dipilih kembali. Jadi, ada harga yang sangat mahal yang harus
dibayar bila berani menentang garis partai. Ini boleh jadi merupakan
salah satu alasan mengapa sedikit partai politik di Indonesia yang
telah memasukkan kesetiaan pada garis partai dalam tatib internalmereka.34 Jika anggota fraksi ingin menggunakan haknya untuk
mengajukan petisi atau hak angket, ia diharapkan berkonsultasi
dengan pimpinan fraksi terlebih dahulu. Fraksi bisa memberikan
32 Dalam sistem parlementer, stabilitas pemerintahan sangat bergantung pada apakah pimpinan partai-partai
pemerintah bisa menjaga disiplin para anggota DPR mereka. Lihat juga, Arend Lijphart, Presidential versus
Parliamentary Government, Oxford University Press, Oxford, 1992.
33 Mengenai perbedaan fraksi dalam sistem parlementer dan sistem presidensial, lihat, Political Parties in the
Legislature, UNDP Technical Paper, http//:www.undp.org/governance/docs/Parl-Pub-political.htm.
34 Sebagai contoh, lihat, Bab VI, Pasal 17 (c), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; juga,
Bab VIII, Pasal 46 (2), Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Jakarta, Nopember 2005.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
38/310
30 Peran Perwakilan Parlemen
sanksi kepada anggota yang tidak mengikuti keputusan dan instruksi
internal. Sanksi, seperti peringatan, tetap merupakan kebijakan
pimpinan partai dan rapat pleno partai, contohnya, jika seorang
anggota memutuskan untuk menyimpang dari agenda yang telahdisepakati selama voting penentuan sikap partai pada rapat pleno
DPR.35 Beberapa fraksi di DPR telah mengeluarkan kode etik mereka
mengenai disiplin anggota, penyalahgunaan kekuasaan, kerahasiaan,
dan pembentukan badan kehormatan ad hoc.36
Hubungan konstituen fraksi bersifat ganda. Di satu pihak, fraksi
melalui anggota mereka secara aktif mengunjungi konstituen mereka
selama masa reses. Di pihak lain, fraksi menerima konstituen secara
perorangan atau delegasi di DPR untuk mendengar keluhan dan
menerima pernyataan tertulis mereka. Selama reses, anggota DPR
diharapkan mengunjungi daerah pemilihan (dapil) mereka dan
bertemu muka dengan konstituen mereka.37Kunjungan ini merupakan
kesempatan bagi anggota DPR dan fraksi untuk menjadi yang paling
dulu mengetahui mengenai isu-isu yang menjadi keluhan masyarakat.
Beberapa fraksi selama rapat paripurna mereka yang terakhir sebelum
reses memutuskan isu-isu apa yang harus dibahas dengan konstituen
mereka.
Setelah reses, kebanyakan fraksi mengharapkan paraanggotanya membuat laporan mengenai kunjungan kerja mereka,
mendokumentasikan isu-isu dan masalah-masalah yang mereka
temui dan mempertanggungjawaban biaya-biaya yang telah mereka
35 Golkar scolds MP over fuel policy inquiry, The Jakarta Post, 29 Juni 2008.
36 Sebagai contoh, lihat, Kode Etik Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR-RI, Bogor, 5 Mei 2001; Juga, Kode Etik Ang-
gota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, 2007. Fraksi Partai Golkar memiliki badan kehormatan tetap, lihat,
Bab VI, Pasal 25-29, Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,Jakarta, Nopember 2005.
37 Sebagai contoh, lihat, Bab XII, Pasal 40 (2), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007;
Juga Bab IX, Pasal 73 (2), Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Jakarta, Nopember 2005.
Hubungan Konstituen Fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
39/310
31Peran Perwakilan Parlemen
keluarkan.38 Selanjutnya, fraksi mengumpulkan informasi yang
telah dihimpun mengenai berbagai isu dan masalah. Wawasan
yang telah diperoleh digunakan untuk memberitahukan sikap dan
kebijakan fraksi. Untuk tujuan ini, sejumlah fraksi telah mewajibkanpara anggotanya melaporkan kunjungan konstituen mereka dan
membuat laporan dengan pola yang sama. Namun, tanpa panduan
mengenai bagaimana proses pelaporan harus dilakukan dan tanpa
sanksi khusus, sistem pelaporan tersebut tidak selalu berjalan
baik.39 Beberapa anggota fraksi tidak melaporkan kegiatan mereka
secara rinci dan sejauh ini hanya sedikit fraksi yang secara sistematis
mempublikasikan informasi yang telah dihimpun para anggotanya
melalui situs jaringan atau laporan tahunan mereka. Lebih jauh, fraksi-
fraksi sering kekurangan sumber daya manusia dan kemampuan
yang memadai untuk memproses dan mendokumentasikan laporan
serta data mengenai konstituen mereka. Kesiapan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan konstituen masih lemah.
Kebanyakan fraksi di DPR bersikap terbuka menerima delegasi
dan kelompok kepentingan di kantor-kantor mereka. Kunjungan-kunjugan ini sering disiapkan para anggota fraksi sendiri atau cabang
partai. Biasanya fraksi mengganti biaya yang dikeluarkan delegasi
yang mengunjungi mereka di DPR. Delegasi konstituen diberikan
kesempatan untuk menjelaskan masalah dan kepentingan mereka
kepada kelompok kerja internal yang relevan. Koordinator komisi
juga memiliki kesempatan menyarankan agar kelompok kepentingan
dan pakar diundang ke rapat-rapat kerja komisi. Seperti informasi
yang dihimpun selama kunjungan ke konstituen, keluhan delegasi
yang berkunjung dihimpun dan diteruskan ke pimpinan fraksi. Isu-
isu penting juga dikomunikasikan kepada DPP pada akhir setiap
masa persidangan DPR. Idealnya, semua keluhan masyarakat dicatat,
dibahas dan ditindaklanjuti. Walaupun demikian, meskipun fraksi
menghimpun dan sampai tingkat tertentu membahas keluhan,
namun tindak lanjut serta umpan balik ke konstituen belum memadai.
38 Sekretariat Jenderal DPR menyusun laporan keuangan atas penggunaan tunjangan selama masa reses yang
wajib dibuat semua anggota DPR. Namun, format laporan keuangan yang tersebut kurang rinci.
39 Lihat juga, Hasanuddin Wahid, Sistem Pelaporan Kegiatan Anggota DPR, Makalah Penelitiani, Parliamentary
Support Facility, UNDP, Jakarta, Juli 2008.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
40/310
32 Peran Perwakilan Parlemen
Sejumlah fraksi telah mulai menyiapkan informasi mengenai isu-isu
yang sedang diperjuangkan partai. Informasi tertulis ini bisa dibawa
anggota DPR saat kunjungan ke konstituen.
Sepuluh tahun setelah dimulainya era reformasi dan dengan banyak
partai politik baru yang ikut pemilihan umum, hubungan dengan
konstituen menjadi semakin penting bagi anggota DPR dan fraksi.
Undang-undang Pemilihan Umum tahun 2007 dengan keterwakilan
berimbang daftar terbuka yang telah diperbarui kini membuat lebih
mudah para caleg memenuhi jumlah suara yang dibutuhkan untuk
memenangkan kursi secara langsung daripada kursi yang diisi partai
politik. Kenyataan ini membuat anggota DPR yang berminat dipilihkembali untuk meraih lebih banyak konstituen di daerah pemilihan
mereka. Pelaporan dan perwakilan konstituen menjadi kepentingan
setiap anggota DPR, dan fraksi masih harus menyiapkan dirinya untuk
mendukung kebutuhan ini. Sebagai contoh, beberapa anggota DPR
telah berinisiatif menggunakan tunjangan komunikasi mereka untuk
membuka kantor konstituen dengan jam kantor secara teratur. Juga,
kebutuhan terhadap akuntabilitas ditanggapi lebih serius, denganbeberapa anggota DPR sedang menyusun laporan tahunan atas
pekerjaan dan kemajuan mereka. Sejak Mei 2008, Sekretariat Jenderal
DPR telah membiayai seorang staf ahli tambahan untuk melayani
setiap anggota DPR. Diharapkan penambahan kapasitas ini bisa
digunakan untuk lebih meningkatkan hubungan dengan konstituen.
Selama beberapa tahun belakangan, fraksi-fraksi di DPR juga
telah meningkatkan jangkauan mereka melalui pengembangan situs
jaringan, publikasi, serta hubungan dengan media. Pembuatan situs
jaringan khusus yang terpisah dari situs jaringan partai politik masih
dalam tahap awal.40 Sebagai contoh, tidak satupun dari dua fraksi
terbesar di DPR telah memiliki situs jaringan mereka sendiri. Situs
jaringan yang ada milik fraksi-fraksi yang lebih kecil menyediakan
informasi dasar untuk kontak dan berita mengenai fraksi. Namun,
situs jaringan ini hanya sedikit sekali memuat informasi lebih khususmengenai kebijakan dan keputusan partai yang telah diambil atas isu-
40 Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah fraksi yang pertama kali mengembangkan situs jaringan., yakni;
http://www.fkb-dpr.or.id, yang juga memuat kumpulan laporan para anggota yang dibuat setelah kunjungan ke
konstituen mereka selama masa reses. Situs jaringan lainnya termasuk: http://www.fpks-dpr.or.id.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
41/310
33Peran Perwakilan Parlemen
isu tertentu. Tidak ada ruang khusus yang disediakan untuk memuat
hasil kerja para anggota fraksi. Sejak tahun 2007, brosur dan laporan
tahunan tentang kebijakan dan kerja fraksi mulai bermunculan.41
Publikasi ini serta iklan di surat kabar nasional memberikan kepadapublik gambaran yang lebih jelas mengenai wakil-wakil mereka di
DPR, dan fraksi diharapkan melanjutkan upaya ini.
Kebutuhan untuk melakukan komunikasi dengan media
secara lebih terkordinasi telah mendorong beberapa fraksi
menyelenggarakan konferensi pers secara rutin dan mengeluarkan
pernyataan pers. Beberapa fraksi bahkan telah merekrut beberapa
wartawan terlatih untuk mengelola hubungan dengan pers. Anggotafraksi memanfaatkan konferensi pers untuk menyampaikan informasi
terkini mengenai sikap partai terhadap isu-isu serta kerja mereka
di berbagai komisi DPR.42 Meskipun praktek untuk menyiapkan
konferensi pers dan pernyataan pers secara teratur membutuhkan
kerja keras dan komitmen serta kerjasama para anggota fraksi, tetapi
hal ini disambut positif pihak media.
Kerja fraksi memerlukan sumberdaya. Dalam kasus Indonesia,
dukungan kepada fraksi oleh DPR masih kecil. Setiap fraksi yang
memenuhi persyaratan memperoleh sebuah ruangan sekretariat dan
ruangan kantor tambahan untuk staf ahli dan staf pendukung. Fasilitasuntuk fraksi terbatas pada perlengkapan kantor untuk para anggota,
asisten, staf sekretariat dan staf ahli mereka. Setiap ruangan kantor
anggota, sekretariat fraksi, dan staf ahli menerima satu komputer.
Peralatan tambahan harus dibeli sendiri oleh fraksi.
41 Sebagai contoh, pada tahun 2007 dan 2008, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah
membuat apa yang dinamakan Laporan kepada Rakyat yang menjelaskan sikap partai terhadap berbagai isu
kebijakan dan dengannya sekaligus memperkenalkan dirinya sebagai sebuah kelompok oposisi di parlemen
42 Sebagai contoh, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) telah memperkenalkan konferensi pers mingguan yang
fokus pada kerja para anggotanya di komisi tertentu. Kegiatan ini memampukan fraksi ini untuk menampilkan
laporan setiap komisi setiap dua belas minggu sekali.
Dukungan kepada Fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
42/310
34 Peran Perwakilan Parlemen
Sekretariat Jenderal DPR menyediakan pegawai negeri untuk
membantu setiap sekretariat fraksi dan menanggung gaji staf ahli.
Jumlah staf ahli untuk setiap fraksi berimbang dengan besarnya partai
di DPR. Sehingga, partai besar bisa mengandalkan lebih banyak stafahli dibandingkan dengan partai kecil. Hal ini memberikan fraksi yang
lebih besar keuntungan dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
Hanya fraksi besar memiliki staf ahli yang memadai untuk mendukung
kerja mereka di keseluruhan sebelas komisi DPR. Staf ahli pada fraksi
menengah dan kecil harus membagi perhatian mereka untuk sejumlah
tugas.
43
43 Tenaga Ahli Fraksi DPR-RI, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Mei
2008.
Jumlah Staf Ahli Fraksi DPR-RI
Jumlah Staf Ahli
14
11
6
7
6
6
5
3
3
4
65
Fraksi
Fraksi Partai Golkar
(F-PG)
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(F-PDIP)
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan(F-PPP)
Fraksi Partai Demokrat
(F-PD)
Fraksi Partai Amanat Nasional
(F-PAN)
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa
(F-PKB)
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
(F-PKS)
Fraksi Partai Bintang Reformasi
(F-PBR)
Fraksi Partai Damai Sejahtera
(F-PDS)
Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi
(F-BPD)
TOTAL
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
43/310
35Peran Perwakilan Parlemen
Tidak seperti parlemen di tempat lain, badan legislatif Indonesia
tidak memberikan dukungan kepada fraksi secara finansial. Selain
disediakan ruangan dan perlengkapan kantor, dan beberapa sumber
daya manusia, dalam rapat-rapat pimpinan dan rapat paripurnafraksi diberikan minuman dan kudapan. Fraksi membiayai kegiatan
mereka dari iuran para anggotanya. Iuran tetap dipotong dari gaji
dan tunjangan bulanan mereka untuk digunakan fraksi dan partai
politik.44
Bendahara fraksi bertanggungjawab atas pengelolaan akuntansi
dan keuangan fraksi. Laporan keuangan dilakukan secara teratur
dan laporan ini dibagikan kepada semua anggota fraksi.45
Beberapafraksi telah merancang panduan khusus untuk tugas-tugas sekretariat
mereka.46 Panduan ini merinci struktur sekretariat dan menjelaskan
uraian tugas berbagai sub-bagian sekretariat. Rekrutmen dan evaluasi
staf fraksi merupakan bidang lain di mana fraksi tidak memiliki panduan
maupun prosedur kerja standar yang terkonsolidasi.47Panduan yang
sama berlaku untuk keuangan dan audit anggaran fraksi.
Memajukan demokrasi perwakilan dapat dicapai melalui kerja
para anggota DPR dan dukungan fraksinya di DPR. Hal ini menuntut
44 Pada tahun 2007, iuran ini berjumlah Rp 5.000.000 per bulan untuk anggota fraksi PDI-P. Lihat, Brokerage
common in House, MPs say, The Jakarta Post, 3 Juli 2008.
45 Sebagai contoh, Fraksi Partai Golkar mewajibkan bendaharanya untuk menyusun laporan keuangan dan
membagikannya kepada semua anggota fraksi setiap tiga bulan sekali, lihat, Bab XI, Pasal 79, Tata Kerja FraksiPartai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.
46 Sebagai contoh, lihat, Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Sekretariat Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI, Jakarta, 9
Januari 2005.
47 Sebagai contoh, staf ahli Fraksi Partai Golkar dievaluasi setiap enam bulan oleh ketua fraksi.
Rekomendasi MengenaiBagaimana Fraksi Bisa
Meningkatkan Perwakilan
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
44/310
36 Peran Perwakilan Parlemen
Perbaikan Prosedur Internal
Perbaikan Hubungan Konstituen
komitmen dan prosedur kerja internal yang khusus. Sehingga,
rekomendasi yang diusulkan bagi fraksi difokuskan pada dua bidang,
yakni prosedur internal dan hubungan konstituen.
Karena tidak semua fraksi di DPR telah membuat prosedur
internal, upaya pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan
dan meloloskan berbagai peraturan itu. Fraksi dengan prosedur
yang sudah ada harus memperbaikinya dengan memfokuskan padasejumlah bab utama yang bisa mencakup prinsip perwakilan dan
hubungan konstituen. Struktur prosedur bisa disederhanakan dengan
mengikuti praktek-praktek terbaik.
Prosedur fraksi idealnya memiliki bagian-bagian utama berikut:
- Anggaran dasar fraksi
- Keanggotaan fraksi- Alat kelengkapan dan batang tubuh fraksi: keanggotaan dan
kewenangan
- Pengaturan tugas-tugas di fraksi
- Permufakatan, korum, pembuatan keputusan dan komunikasi
- Sekretariat fraksi
- Anggaran fraksi dan neraca
- Ketentuan final: asisten fraksi, perubahan prosedur
Rekomendasi kedua terhadap fraksi merujuk kepada peningkatan
hubungan konstituen. Hal ini harus mencakup perbaikan cara-cara
dan pendokumentasian isu-isu yang dihimpun selama reses dan
dari delegasi yang datang ke DPR, khususnya masukan terhadap
pertanyaan-pertanyaan dari konstituen. Karena tugas-tugas fraksi
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
45/310
37Peran Perwakilan Parlemen
sangat memerlukan sumber daya, Sekretariat Jenderal DPR harus
mengalokasikan lebih banyak dukungan bagi setiap fraksi. Dukungan
ini mencakup dana yang cukup untuk dialokasikan dan difokuskan
pada rekrutmen staf ahli yang lebih banyak dan perangkat penelitianyang dapat digunakan untuk melaporkan dan memperbaiki hubungan
konstituen.
Di pihak lain, fraksi-fraksi disarankan untuk:
1. memperbaiki panduan bagi anggota mengenai bagaimana
tugas-tugas selama masa reses harus dijalankan. Kunjungan
ke konstituen bukan sekedar menghimpun isu-isu selama
reses, tetapi harus dimanfaatkan untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya disampaikan
kepada fraksi dan para anggotanya;
2. memfasilitasi secara lebih baik para anggotanya dengan staf
ahli dan fasilitas penelitian dalam menjalankan hubungan
konstituennya;
3. membuat dan mengelola database mengenai kekhususan
demografis konstituen dan isu-isu penting di setiap daerah
pemilihan;
4. menerbitkan kode etik dan memperkenalkan sanksi bagi
para anggotanya yang tidak membuat laporan rutin dan rinci
mengenai hubungan konstituennya;
5. memperkuat interaksi dan komunikasi dengan konstituen
melalui pembuatan publikasi, situs jaringan yang di-update
secara teratur yang memuat kolom mengenai setiap anggota,
dan konferensi pers berkala dengan pernyataan pers.
6. mencatat sikap fraksi terhadap isu-isu kebijakan dan
kemajuan tugas mereka di parlemen, dan membuat informasi
ini tersedia untuk publik.
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
46/310
38 Peran Perwakilan Parlemen
Alliance of Liberals and Democrats for Europe, Rules of Procedure, yangdibuat pada rapat Kelompok pada tanggal 23 Februari 2005.
Anggaran Dasar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, KeputusanKongres II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005.
Anggaran Dasar Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004.
Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,Keputusan Kongres II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret2005.
Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004.
Arbeitsordnung der CDU/ CSU-Bundestagsfraktion der 16. Wahlperiodevom 28. November 2005.
Belloni, Frank P. and Dennis C. Beller, The Study of Party Factions asCompetitive Political Organizations, The Western Political Quarterly,Vol. 29, No. 4, (Dec. 1976), hal. 531-549.
Benchmarks for Democratic Legislatures, A Study Group Report,Commonwealth Parliamentary Association, 2006.
Brokerage common in House, MPs say, The Jakarta Post, 3 Juli 2008.
Buku Saku Anggota FPKS DPR RI, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DewanPerwakilan Rakyat Republik Indonesia, February 2007.
Crespo, J.A., The Liberal Democratic Party in Japan: ConservativeDomination, International Political Science Review, Number 16,1995.
DPR Setujui Angket BBM, Kompas, 25 June 2008.
Feulner, Frank, Standing Orders: Making Parliament Work, WBIWorking Papers, World Bank Institute, 2007.
Feulner, Frank, Andi Rahman Alamsyah, and Djayadi Hanan, Towardsa More Effective Indonesian House of representatives: Options forPositive Change by Legislators, National Democratic Institute forInternational Affairs, Jakarta, 2005.
Giannetti, Daniela and Michael Laver, Party Cohesion, Party Discipline,Party Factions in Italy, Draft Paper, October 2007. Rancangan yanglebih awal dipresentasikan pada Joint Workshop Session padaEuropean Consortium for political Research, Granada, 13-19 April2005.
Geschftsordnung der FDP-Fraktion im Deutschen Bundestag,Beschlossen am 12. Nopember 1991, zuletzt gendert durchFraktionsbeschluss vom 13.12.2005.
Kepustakaan
-
7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen
47/310
39Peran Perwakilan Parlemen
Golkar scolds MP over fuel policy inquiry, The Jakarta Post, 29 Juni2008.
Hamilton, Lee H., How Congress Works and Why You Should Care,Indiana University Press, Bloomington and Indianapolis, 2004.
Helms, Ludger, Parliamentary party Groups and their Parties: AComparative Assessment, The Journal of Legislative Studies, Vol.6, No. 2, Summer 2000, hal. 104-120.
House votes to review SBYs fuel price policy, The Jakarta Post, 25Juni 2008.
Tatib FraksiGreens/ European Free Alliance, BudgetItem 4000, yangdiputuskan oleh Kelompok Greens/EFA di Parlemen Eropa padatanggal 28 September 2005.