peran perwakilan parlemen

Upload: ryanarinurfitrahtruno

Post on 26-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    1/310

    Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

    bekerjasama denganProyek PROPER - United Nations Development Programme Indonesia

    Fraksi-fraksi di DPR-RI

    Peraturan Tata Tertib DPR-RI:

    Peran Perwakilan Anggota dan Kelembagaan DPR

    Penguatan Prinsip Representasi

    dalam Fungsi Pokok Parlemen

    Peran PerwakilanParlemen

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    2/310

    Hak Cipta 2008

    United Nations Development Programme(UNDP)

    Parliamentary Reform and Public Engagement Revitalization(PROPER)

    Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lt 7

    Komplek Gedung DPR, DPD, MPR RI,

    Jl. Jenderal Gatot Subroto No 6

    Jakarta 10270

    Penulis:

    Frank Feulner Ph.D

    Dra. Siti Nur Solechah, MSi & Haryadi, SIP,MPA

    Nurul Hilaliah, SHI

    Sekretariat Jenderal DPR RI:

    Dra. Nining Indra Shaleh, MSi

    Untung Djumadi, SH

    PROPER UNDP:

    Pheni Chalid, MA, Ph.D

    Umar Zulkarnain Aziz, MIR

    Bachtiar Kurniawan, MA

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    3/310

    iiiPeran Perwakilan Parlemen

    KATA SAMBUTAN ................................................................................................................ v

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................................. 2

    B. Penelitian tentang Perwakilan Parlemen ............................................... 4

    C. Focus Group Discussion ............................................................................... 6

    BAB II : FRAKSIFRAKSI DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    Tujuan dan Metodologi ...................................................................................... 10

    Mengatur Faksi di DPR dan Praktek Terbaik ................................................. 18

    Fraksi-fraksi di DPR RI .......................................................................................... 19

    Mekanisme Kerja Fraksi di DPR ......................................................................... 24

    Rekomendasi Mengenai Bagaimana Fraksi

    Bisa Meningkatkan Perwakilan ........................................................................ 35

    BAB III : PERATURAN TATA TERTIB DPR RI: PERAN PERWAKILAN ANGGOTA DAN

    KELEMBAGAAN DPR

    Pendahuluan ........................................................................................................... 42

    Peran Perwakilan Anggota DPR dalam

    Peraturan Tata Tertib Komparatif ..................................................................... 56

    Peran Permasalahan Peran Perwakilan Tatib DPR RI ................................. 69

    Analisis............ ........................................................................................................... 84

    Penutup .................................................................................................................... 113

    DAFTAR ISI

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    4/310

    iv Peran Perwakilan Parlemen

    DAFTAR ISI

    BAB IV : KOMPILASI HASIL FGD 16, PENGUATAN PRINSIP

    REPRESENTASI/PERWAKILAN DALAM

    FUNGSI POKOK PARLEMEN

    FGD 1 Definisi dan Prinsip Representasi di Parlemen .............................. 124

    FGD 2 Strategi Memasukkan Prinsip Representasi dalam

    UU Susduk MPR, DPR, DPRD, DPRD, dan Tata Tertib DPR RI ................... 145

    FGD 3 Tata Hubungan Anggota Parlemen

    dengan Konstituennya ........................................................................................ 167

    FGD 4 Penjaringan Aspirasi Masyarakat dan Pengaruhnya

    terhadap Kebijakan Fraksi .................................................................................. 202

    FGD 5 Peran Fraksi dalam Mengelola Aspirasi Masyarakat dan

    Menjadikannya sebagai Basis Keberpihakan................ .............................. 235

    FGD 6 Peran Media dalam Mendorong Peningkatan Kinerja

    Anggota DPR dan Partispasi Politik Masyarakat........... .............................. 268

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    5/310

    vPeran Perwakilan Parlemen

    Pada tahun 1998 Dewan Perwakilan Rakyat Republik

    Indonesia mengalami perubahan peranan dan fungsi yang

    besar dibandingkan dengan masa orde baru. Anggota Dewan

    mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam menjalankan

    fungsi legislasi, penganggaran (budgeting) dan monitoring.

    Dalam kewenangan fungsi legislasi DPR mempunyai

    kewenangan yang melebihi Presiden dalam pembuatan undang-

    undang. Sedangkan dalam fungsi penganggaran, Dewan

    Perwakilan Rakyat memiliki kewenangan yang menentukan

    dalam proses penyusunan anggaran. Meskipun proses persiapan

    penyusunan anggaran lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,

    DPR memiliki peran penting dalam menentukan arah danprioritas alokasi. Demikian pula halnya, DPR melakukan fungsi

    pengawasan terhadap seluruh kebijakan pemerintah yang

    berlaku.

    Selain tuntutan menjalankan fungsi-fungsi legislasi,

    penganggaran dan pengawasan, anggota DPR harus menjalankan

    fungsi representasi. Semenjak tahun 2004, dilakukan beberapa

    perubahan undang-undang dan kebijakan mengenai system

    politik untuk meningkatkan kualitas representasi. Sama halnya

    dengan Presiden, anggota Dewan dipilih langsung oleh

    rakyat melalui partai untuk duduk di Dewan. Pengaturan ini

    bertujuan untuk mewujudkan, lembaga perwakilan sebagai

    lembaga representasi. Anggota yang ada merupakan Anggota

    yang secara langsung dipilih oleh konstituennya dan bekerja

    menyalurkan dan mengolah aspirasi untuk kepentingan rakyat.

    KATA SAMBUTAN

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    6/310

    vi Peran Perwakilan Parlemen

    Dalam menjalankan peran dan fungsi anggota Dewan,

    perangkat Sekretariat Jenderal DPR RI memegang peranan

    kunci dalam mendukung kerja-kerja anggota Dewan.

    Menghadapi tuntutan yang semakin besar seiring dengan

    meningkatnya tuntunan peranan dan fungsi anggota Dewan,

    Sekretariat Jenderal DPR RI perlu bekerja lebih keras memberikandukungan tehnis, administratif dan keahlian kepada DPR RI.

    Peningkatan kualitas bantuan tehnis, adminitratif dan keahlian

    perlu dilakukan secara terus menerus.

    Dalam usaha peningkatan dukungan tersebut, Sekertariat

    Jenderal DPR RI melakukan kerjasama antara lain dengan

    UNDP (United Nations Development Programme) melalui

    proyek PROPER (Parliamentary Reform and Public Engagement

    Revitalization). Satu bentuk kerjasama tersebut, menghasilkan

    beberapa buku untuk anggota Dewan, antara lain buku

    panduan Fungsi Representasi; Sistem Pelaporan Anggota

    Dewan; Pengarusutamaan Gender dalam Fungsi legislatif;

    Panduan Kode Etik Parlemen; serta buku kompilasi hasil

    penelitian dan hasil diskusi terfokus (FGD). Buku buku tersebut

    diharapkan dapat membantu dalam memaksimalkan kinerjaanggota Dewan dalam bidang legislasi, penganggaran, dan

    pengawasan, serta fungsi representasi.

    Dra. Nining Indra Saleh, MSi

    Sekretariat JenderalDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    7/310

    viiPeran Perwakilan Parlemen

    Demokrasi mempunyai arti kekuatan rakyat. Pemerintahan

    adalah wujud dari kekuatan rakyat untuk implementasi

    kebijakan. Meskipun demikian, kekuasaaan mutlak terletak di

    tangan rakyat yang dapat dipergunakan langsung oleh rakyat

    atau melalui perwakilan. Sejalan dengan Abraham Lincoln,

    bahwa demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat,

    dan untuk rakyat. Demokrasi tidaklah sama dengan kebebasan,

    tetapi demokrasi merupakan wujud dari kebebasan yang

    terlembaga melalui aturan-aturan atau prosedural-prosedural

    yang telah terbentuk melalui kurun waktu yang lama.

    Indonesia telah mengalami beberapa bentuk demokrasi,dan tahun 1998 pada khususnya merupakan titik sejarah

    terhadap perubahan peran politik dari Dewan Perwakilan

    Rakyat (DPR) dari lembaga rubber stamp kemauan eksekutif

    menjadi lembaga yang independen dalam sistem presidensial.

    Pemilu 1999 merupakan penanda atas pengakuan atau

    kepercayaan publik terhadap pemerintahan dan lembaga-

    lembaga negara lainnya. DPR tidak lagi hanya berfungsi

    sekedar menstempel keinginan eksekutif seperti di masa order

    baru, tetapi sebagai institusi paling menentukan didalam

    membuat undang-undang dan perencanaan anggaran dan

    pengawasan. Tetapi dalam menjalankan fungsi yang seolah-

    olah baru tersebut, sebagian anggota DPR belum menyadari

    fungsi konstitusionalnya dan kurang berpengalaman dalam

    menjalankan fungsi representasi, yaitu mewakili rakyat.

    KATA PENGANTAR

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    8/310

    viii Peran Perwakilan Parlemen

    Sejak tahun 2000, Sekretariat Jenderal bekerjasama

    dengan United Nations Development Programme (UNDP) telah

    melakukan fasilitasi terhadap DPR di dalam memaksimalkan

    fungsi fungsinya melalui bantuan teknis terhadap anggota,

    alat kelengkapan dan Sekretariat Jenderal DPR. Bantuan

    teknis dari UNDP ditujukan untuk lebih memaksimalkan

    fungsi-fungsi legislasi, budgeting dan monitoring. Melaluibantuan teknis tersebut serangkaian kegiatan dan beberapa

    buku-buku panduan telah tersusun untuk dipergunakan oleh

    anggota Dewan dan para staf ahli. Dengan keberadaan buku-

    buku panduan ini diharapkan DPR sebagai lembaga dapat

    menjalankan fungsi-fungsinya secara maksimal.

    Buku kompilasi Peran Perwakilan Parlemen ini mencobamemberikan gambaran tentang pentingnya aspek-aspek

    prinsip dan peran perwakilan/representasi dalam konteks

    perkembangan dinamika tuntutan peran, tugas maupun

    fungsi partai politik dalam memenuhi aspirasi dan kepentingan

    masyarakat dimana hal ini dilakukan oleh fraksi di parlemen.

    Disamping itu, buku kompilasi ini juga akan mencoba

    memberikan rumusan, masukan dan rekomendasi untuk

    melihat kembali apakah prinsip perwakilan perlu dipertegas

    melalui peraturan-peraturan seperti Peraturan Tata Tertib.

    Buku kompilasi ini juga akan melihat apakah rumusan prinsip

    perwakilan yang ada sekarang ini sudah mencerminkan prinsip

    perwakilan/representasi.

    Pheni Chalid, MA, Ph.D

    Manager ProyekProyek PROPER - UNDPIndonesia

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    9/310

    1Peran Perwakilan Parlemen

    PENDAHULUAN

    BAB I

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    10/310

    2 Peran Perwakilan Parlemen

    Di negara demokrasi yang telah berhasil mengaplikasikan praktik

    terbaik dan ideal dalam tata pelaksanaan pemerintahan yang baik,

    pengimplentasian peran dan prinsip perwakilan parlemen mempunyai

    peran kunci dalam memberikan kontribusi tercapainya tujuan tersebut.

    Indonesia sebagai negara yang menganut dan melaksanakan sistem

    pemerintahan yang demokratis melalui lembaga DPR yang mempunyaiperan, tanggungjawab dengan fungsi-fungsinya harus secara optimal

    memberikan kontribusinya dalam mencapai tujuan pembangunan

    nasional sebagaimana yang dimandatkan dan diamanatkan oleh

    konstitusi negara.

    Pasca Orde Baru mempunyai makna penting bagi lembaga

    parlemen Indonesia atau DPR dengan adanya transisi pembagian

    kekuasaan dimana DPR menjadi salah satu bagian terpenting dari

    pelaksana pemerintahan. DPR dengan tiga fungsinya: legislasi,

    penyusunan dan pengalokasian anggaran serta pengawasan

    mempunyai kekuatan dalam menentukan arah suksesnya tercapainya

    pembangunan nasional. Memasuki 10 tahun masa reformasi,

    masyarakat masih mempunyai persepsi bahwa kinerja DPR belum

    mampu memberikan peningkatan dibanding era sebelumnya,

    meskipun pada era reformasi kebebasan berekspresi mendapatapresiasi dan pengakuan dari salah satu pencapaian keberhasilan

    dari kinerja DPR. Pencapaian daripada tujuan utama pembangunan

    nasional adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana

    tujuan utama ini masih belum terakomodir dan tercapai sesuai dengan

    harapan dan tuntutan aspirasi dan kepentingan prioritas masyarakat.

    DPR adalah lembaga yang mewakili kepentingan rakyat sebagai

    wujud yang merupakan esensi dari kekuatan rakyat, perwakilan rakyat

    ini mempunyai tanggungjawab dalam menampung, menyalurkan,

    membela dan memperjuangkan tercapainya kepentingan rakyat.

    Latar Belakang

    A.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    11/310

    3Peran Perwakilan Parlemen

    Berawal dari tanggungjawab menampung aspirasi masyarakat,

    anggota DPR dan lembaga DPR melalui tiga fungsinya yakni legislasi,

    fungsi anggaran dan pengawasan mempunyai kewajiban dalam

    memenuhi aspirasi dan kepentingan rakyat, namun dari tiga fungsitersebut ada fungsi utama lain yang merupakan landasan dari ketiga

    fungsi DPR tersebut, yaitu fungsi perwakilan. Fungsi perwakilan

    atau representasi inilah yang seharusnya menjadi dasar landasan

    dari ketiga fungsi anggota dan lembaga DPR ini dalam memenuhi

    tuntutan aspirasi dan kepentingan rakyat.

    Penyaluran aspirasi masyarakat oleh anggota DPR maupun secara

    kelembagaan merupakan manifestasi dari pelaksanaan prinsip peranperwakilan atau representasi dari anggota DPR sebagai wakil rakyat,

    serta institusi yang mewakili rakyat. Namun sampai saat ini belum ada

    perangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur secara

    eksplisit tentang prinsip dan pelaksanaan peran perwakilan DPR dan

    anggota DPR. Pelaksanaan peran perwakilan/representasi anggota

    dan lembaga DPR hanya dipersepsikan sebagai asumsi.

    Buku kompilasi Peran Perwakilan Parlemen ini mencoba

    memberikan gambaran tentang pentingnya aspek-aspek prinsip

    dan peran perwakilan/representasi dalam konteks perkembangan

    dinamika tuntutan peran, tugas maupun fungsi partai politik dalam

    memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat dimana hal ini

    dilakukan oleh fraksi di parlemen. Disamping itu, buku kompilasi ini

    juga akan mencoba memberikan rumusan, masukan dan rekomendasi

    untuk melihat kembali apakah prinsip perwakilan perlu dipertegas

    dan diatur dalam RUU Susduk dan Peraturan Tata Tertib DPR pada

    periode masa kerja anggota dewan dimasa yang akan datang, dan

    apakah rumusan prinsip perwakilan yang ada pada UU Susduk dan

    Peraturan Tata Tertib yang ada sekarang ini sudah mencerminkan

    prinsip perwakilan/representasi.

    Berdasarkan pengamatan dan pandangan masyarakat tentangfakta perkembangan dinamika tuntunan peran, tugas serta fungsi

    partai politik yang diwakili oleh fraksi di DPR dalam merumuskan

    dan menentukan keputusan politik yang menyangkut aspirasi dan

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    12/310

    4 Peran Perwakilan Parlemen

    kepentingan rakyat, sementara ini aspek dan peran perwakilan dalam

    parlemen belum menjadi heart and soul atau roh ketiga fungsi

    dewan dimana pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat

    menjadi prioritas utama.

    Penelitian tentang

    Perwakilan Parlemen

    B.

    Konteks akuntabilitas politik, efektifitas dan efisiensi kinerja

    parlemen yang responsif dalam mengantisipasi dan menghadapi

    dinamika perkembangan tuntuntan peran, tugas dan fungsinya

    dengan menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi

    masyarakatnya merupakan refleksi dari pelaksanaan tata pemerintahan

    yang didasari praktik demokrasi yang terbaik dan ideal. Praktik yangterbaik dan ideal ini merupakan keberhasilan dari penjiwaan prinsip

    perwakilan yang dijadikan sebagai landasan utama dalam mencapai

    peningkatan tingkat kesejahteraan rakyatnya sebagai prinsip

    fundamental.

    Sebagaimana di negara demokrasi lainnya yang telah sukses

    mengimplentasikan prinsip dan peran perwakilan/representasi, aspek

    peran dan prinsip perwakilan diatur secara eksplisit di dalam Tata

    Tertib parlemen mereka. Dalam konteks pelaksanaan dan penguatan

    sistem demokrasi di Indonesia, penegasan prinsip dan perwakilan/

    representasi dalam UU Susduk dan Tata Tertib DPR dimasa yang

    akan datang akan memberikan dampak positif pada konsekuensi

    bagi kualitas kehidupan masyarakat atau stabilitas sistem politik dan

    masyarakat secara umum. Partai-partai politik dan fraksi mereka bisa

    memainkan peran penting untuk meningkatkan perwakilan denganmenyuarakan kebutuhan dan kepentingan konstituen mereka

    dengan lebih jelas. Secara positif, penyampaian ini akan memperkuat

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    13/310

    5Peran Perwakilan Parlemen

    sistem perwakilan serta memberikan kontribusi positif terhadap

    partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan melalui wakil yang

    mereka pilih. Fraksi bisa memperbaiki fungsi perwakilan dengan

    mendukung hubungan konstituen para anggotanya dan juga denganberkomunikasi secara langsung dengan publik.

    Anggota DPR selain wakil rakyat juga merupakan representasi

    dari Partai Politik yang menghantarkannya. Mendengar, menyalurkan,

    maupun memperjuangkan aspirasi rakyat sejatinya merupakan

    bagian dari kewajiban anggota DPR yang juga kader partai politik

    dalam rangka menjalankan fungsi maupun tanggung-jawabnya.

    Dinamika dan perkembangan masyarakat menuntut peningkatan

    peran, fungsi, dan tanggung jawab Partai Politik dalam kehidupan

    demokrasi secara konstitusional, sebagai sarana partisipasi politik

    masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional bangsa

    Indonesia.

    Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

    mengenai peran Partai Politik yang dalam hal ini diwakili oleh Fraksi di

    DPR dalam menentukan keputusan politik dengan mengedepankan

    dan mengutamakan pelaksanaan prinsip peran perwakilan sebagai

    landasan dalam melaksanakan ketiga fungsi anggota dewan dalam

    memenuhi tanggungjawab agar aspirasi dan kepentingan masyarakat

    bisa terserap, tersalurkan dan dapat diperjuangkan secara efektif dan

    optimal. Hasil penelitian ini juga menjabarkan rumusan-rumusan

    prinsip-prinsip dasar demokrasi yang terfokus pada pelaksanaanprinsip representasi secara jelas yang diatur di dalam Peraturan Tata

    Tertib DPR dengan memberikan perbandingan-perbandingan pada

    pelaksanaan sistem demokrasi dari masa Orde lama sampai dengan

    masa Reformasi. Disamping juga memberikan gambaran tentang

    pelaksanaan praktik sistem demokrasi yang sukses, terbaik dan ideal

    di parlemen di negara lain.

    Rekomendasi dan masukan-masukan dari pimpinan fraksi, anggota

    DPR, staf ahli fraksi maupun pakar turut memberikan kontribusi atas

    hasil kajian ini dengan harapan agar rumusan-rumusan yang telah

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    14/310

    6 Peran Perwakilan Parlemen

    disampaikan secara kolektif ini dapat membantu memperkuat peran

    perwakilan parlemen dengan dimasukannya rekomendasi serta

    masukan-masukan tentang pengaturan Peran Perwakilan Parlemen

    secara eksplisit dalam Tata Tertib DPR di masa yang akan datang dandi RUU Susduk yang sedang dibahas dan dalam tahap penyelesaian.

    Penguatan prinsip peran perwakilan/representasi parlemen

    belum menjadi permasalahan yang dianggap penting sebagai

    elemen akuntabilitas sebuah lembaga perwakilan. Mengingat belum

    ada aturan tegas terhadap pelaksanaan jaring aspirasi dan dialog

    kebijakan antara anggota parlemen dan konstituennya. Disamping

    itu, kegiatan kunjungan ke konstituen juga belum merefleksikan

    mekanisme adanya aspirasi masyarakat yang dibahas, didialogkandan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam Fraksi-fraksi

    di DPR. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab Fraksi-fraksi di

    DPR untuk menyediakan sistem dukungan dalam melaksanakannya.

    Pada akhirnya konstituen/masyarakat memiliki informasi dan akses

    tentang bagaimana kebijakan fraksi dihasilkan, atau bagaimana

    cara berpartisipasi dalam mencurahkan aspirasinya kepada DPR

    menyangkut kepentingan mereka.

    Kelompok-kelompok yang memiliki peran penting dalam

    mendorong representasi melatari tiga fungsi pokok anggota

    DPR RI, seperti Partai Politik yang terkait langsung dengan Fraksi

    dan organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesional dan

    akademisi merupakan kelompok strategis yang dapat dilibatkan dalam

    memberikan masukan-masukan terhadap permasalahan representasi

    dan isu-isu terkait dengan kepentingan masyarakat dan bagaimanaparlemen dapat mengaktualisasikannya.

    Focus Group DiscussionC.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    15/310

    7Peran Perwakilan Parlemen

    Forum diskusi untuk membahas penguatan peran prinsip /

    perwakilan representasi dalam parlemen dimaksudkan untuk,

    pertama, mengukur sejauhmana DPR RI secara kelembagaan dan

    anggota DPR RI telah melakukan fungsi pokoknya dan memenuhiprinsip representasi dalam proses kerjanya, kedua, mengambil lesson

    learned dari pelaksanaan serap aspirasi yang selama ini dilakukan,

    ketiga, memberikan masukan dalam mengintegrasikan penguatan

    peran prinsip perwakilan/representasi parlemen melalui usulan

    pembentukan aturan dalam UU Susduk dan Tata Tertib DPR RI,

    mekanisme/aturan main internal fraksi, forum dialog kebijakan,

    penyusunan anggaran, dan lain-lain.

    Adapun dukungan terhadap penguatan fungsi representasi di

    DPR dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan; i) Melakukan kajian

    tentang Pelembagaan Fungsi Representasi dalam Tatib DPR RI dan

    ii) Focus Group Discussions (FGD) yang akan dilaksanakan pada Mei

    hingga September 2008. Akan melibatkan Anggota DPR RI, Staf

    Ahli Fraksi-fraksi di DPR RI, Pakar, Akademisi, Pemerhati parlemen/

    politik dan Media. FGD akan menghimpun masukan dan mengambillesson learned terhadap pelaksanaan fungsi representasi yang sudah

    dilakukan dan bagaimana idealitas pelaksanaannya.

    Enam (6) serial FGD telah dilaksanakan dengan tema antara

    lain: (1). Definisi dan Prinsip Representasi di Parlemen, (2). Strategi

    Memasukkan Fungsi Representasi Dalam UU Susduk dan Tata Tertib

    DPR RI, (3). Tata Hubungan Anggota DPR RI dengan Konstituennya, (4).

    Standar teknis Penyerapan Aspirasi dan pengaruh masukan masyarakat

    terhadap kebijakan fraksi, (5). Peran Fraksi dalam mengelola aspirasi

    agar menjadi input/masukan anggota fraksi di komisi-komisi dan alat

    kelengkapan, dan (6). Peran media dalam melaporkan kinerja anggota

    DPR untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberikan

    masukan kepada anggota DPR.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    16/310

    8 Peran Perwakilan Parlemen

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    17/310

    9Peran Perwakilan Parlemen

    FRAKSI-FRAKSI

    DIDEWAN PERWAKILAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    BAB II

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    18/310

    10 Peran Perwakilan Parlemen

    Makalah ini bertujuan membahas pentingnya fraksi-fraksi di

    parlemen.1 Fraksi-fraksi di DPR mengelompokkan anggota DPR

    dan mengijinkan mereka menyuarakan kepentingan secara lebih

    baik. Makalah ini dibuat cukup langsung ke sasarannya. Apabila

    dikelola dengan baik, fraksi-fraksi bisa menjadi saluran penting untuk

    meningkatkan fungsi perwakilan. Fraksi-fraksi biasanya memilikistruktur manajemen serta tata tertib bagi para anggotanya. Semakin

    baik fraksi disusun, semakin baik pula fraksi mengelola informasi dari

    masyarakat dan memberitahukan proses permusyawaratan di DPR.

    Makalah ini pertama-tama membahas tujuan fraksi serta

    prinsip pererwakilan, yang diikuti dengan pembahasan mengenai

    bagaimana fraksi diatur dalam sistem perwakilan dan praktek terbaik

    yang dijalankan. Untuk mempelajari lebih banyak mengenai fraksi

    di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia, makalah ini akan

    menganalisa pembentukan berbagai fraksi yang ada pada periode

    DPR 2004-2009. Akhirnya, makalah ini memberikan rekomendasi

    mengenai bagaimana fraksi-fraksi ini bisa meningkatkan fungsi serta

    memperkuat prinsip perwakilan.

    Makalah ini menggunakan metode komparatif dan analitik.Makalah ini memberikan gambaran umum dan contoh-contoh

    pembanding serta praktek bagaimana fraksi berfungsi di tempat lain.

    Selanjutnya, berdasarkan studi undang-undang yang relevan dan Tatib

    DPR, makalah ini menganalisa kerangka kerja fraksi yang ada di DPR-

    RI. Terakhir, penulis menggunakan wawancara dengan anggota DPR

    serta staf ahli fraksi untuk mengetahui pandangan khusus mengenai

    struktur dan mekanisme kerja fraksi-fraksi di DPR.

    1 Penulis sadar bahwa istilah fraksi untuk partai politik di DPR tidak digunakan secara sama di semua spektrum

    demokrasi liberal. Untuk praktisnya, istilah parliamentary party groups, parliamentary partiesdan parties in

    parliament, serta fraksi digunakan dengan pengertian yang sama dalam makalah ini.

    Tujuan dan Metodologi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    19/310

    11Peran Perwakilan Parlemen

    Versi awal dari makalah ini telah dibahas selama sesi masukan

    internal dan eksternal yang dilakukan Program Dukungan Parlemen

    UNDP. Masukan-masukan yang terkumpul dalam sesi tersebut telah

    dimasukan dalam kajian ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasihkepada para anggota DPR serta staf ahli yang telah menyediakan

    waktu untuk wawancara dan berbagi pandangan mengenai kerja

    fraksi di DPR.

    Sebuah pemahaman yang jelas atas berbagai jenis fraksi menjadi

    penting, paling tidak bukan karena seringnya penggunaan berbagai

    istilah yang membingungkan. Karena itu, bagian ini menjelaskan

    tujuan dan perbedaan yang ada antara Parliamentary Party Group,

    Caucus, dan Faction.

    Istilah Parliamentary Party Group atau Parliamentary Party

    digunakan untuk menjelaskan sebuah partai politik atau gabungan

    partai politik di badan legislatif, seperti parlemen atau dewan. Fraksi

    dipimpin oleh ketua fraksi. Di beberapa negara, jabatan ini disebut

    dengan whip. Ketergantungan fraksi dari partai politik mereka

    berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya dan dari satu negara ke

    negara lainnya. Pelemahan atau penguatan fraksi dalam kaitannya

    dengan partai politik mereka bergantung kepada sejumlah faktor.

    Posisi yang lebih lemah bisa terjadi pada saat elit partai menjadilebih profesional dan pada saat partai politik menerima bantuan dari

    pemerintah. Posisi yang lebih kuat bisa tercipta melalui reformasi

    parlemen yang membuat tugas fraksi menjadi lebih efektif, atau

    pada saat kondisi keuangan fraksi menjadi lebih baik karena bantuan

    keuangan dari pemerintah diberikan langsung kepada partai-partai

    di parlemen. Sebagai tambahan, fokus yang beralih dari persaingan

    ideologis menuju pragmatisme juga memperlemah posisi partai

    politik terhadap partai-partai di parlemen.2

    2 Untuk pembahasan mendalam mengenai hal ini, lihat Helms, Ludger, Parliamentary Party Groups and their Parties:

    A Comparative Assessment, The Journal of Legislative Studies, Vol. 6, No. 2, Summer 2000, halaman 104-120.

    Fraksi serta Prinsip Perwakilan

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    20/310

    12 Peran Perwakilan Parlemen

    Fraksi adalah lazim di banyak negara-negara Eropa yang menganut

    sistem banyak partai serta disiplin partai yang kuat, seperti Austria

    (di mana digunakan istilah Club, Belgia fractie/fraction, Finlandia

    (eduskuntaryhm/riksdagsgrupp), Jerman (Fraktion), Italia (gruppo),Belanda (fractie), dan Swiss (fraction/fraction/ frazione). Fraksi di

    Parlemen Eropa terdiri dari sekurang-kurangnya 19 anggota legislatif

    dari paling sedikit lima negara anggota Uni Eropa yang berbeda.

    Di Asia, fraksi-fraksi dengan keputusan tertinggi organisasi ada di

    Jepang. Di parlemen ini dan banyak parlemen negara lain, cara satu-

    satunya anggota DPR dan partai bisa menerima dukungan keuangan

    dan bergabung dengan komisi di DPR adalah dengan membentuk

    fraksi-fraksi. Pemimpin atau ketua fraksi sering menjadi tokoh penting

    di DPR, dan partai-partai politik sering memilih pemimpin mereka

    sendiri menjadi ketua. Disiplin dalam fraksi DPR sering diatur Tatib

    atau prosedur internal, dan cenderung menjadi kuat dalam sistem

    Westminsterseperti Inggris, Kanada atau Australia.

    Dalam sistem kongres di Amerika Serikat, istilah Caucus

    digunakan untuk merujuk kelompok-kelompok dengan anggotatidak hanya dari satu partai politik, tetapi juga kelompok-kelompok

    dengan anggota dari lebih dari satu partai. Kaukus-kaukus banyak

    partai tersebut juga lazim di banyak parlemen di tempat lain. Para

    anggota bergabung dalam kaukus-kaukus tersebut untuk membahas

    atau membincangkan panjang lebar isu lintas bidang, atau isu-isu

    yang sangat penting. Berbagai kelompok yang mirip di Inggris disebut

    dengan All-Party Parliamentary Groups.

    Istilah Faksi digunakan untuk sub-kelompok fraksi atau unit intra-

    partai.3 Di dunia politik, agenda utama sebuah partai dapat ditafsirkan

    dan selanjutnya dijalankan berbeda oleh berbagai kelompok

    anggotanya. Sering berbagai kata sifat digunakan untuk menjelaskan

    berbagai fraksi, seperti fraksi konservatif , atau fraksi liberal. Sebuah

    contoh fraksi-isme adalah Jepang di mana politik partai pasca-perang

    3 Untuk pembahasan fraksi sebagai unit intra-partai, lihat Frank P. Belloni and Dennis C. Beller, The Study of

    Party Factions as Competitive Political Organizations, The Western Political Quarterly, Vol. 29, No. 4, (Dec. 1976),

    halaman 531-549.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    21/310

    13Peran Perwakilan Parlemen

    telah diperintah satu partai secara berkesinambungan dan fraksi-isme

    yang ekstrem dalam partai pemerintah yang dominan.4

    Inter-Parliamentary Union melalui panduan untuk praktek yang

    baik tahun 2006 menjelaskan kriteria prinsip perwakilan memiliki

    dua aspek utama.5 Aspek pertama berarti bahwa parlemen harus

    mencerminkan kehendak rakyat seperti yang disuarakan selama

    pemilihan umum (pemilu) secara demokratis dan pilihan pemilih untukwakil-wakil mereka dan partai politik. Dalam demokrasi perwakilan,

    fakta bahwa masyarakat memilih anggota legislatif secara periodik

    dan berhak untuk memberhentikan mereka secara periodik berarti

    bahwa kekuasaan tertinggi berada pada rakyat tetapi dijalankan

    melalui sistem perwakilan.6

    Walaupun demikian, apa yang sama pentingnya, adalah aspek

    kedua yang merupakan perwakilan dari keanekaragaman sosial

    masyarakat dari segi jender, bahasa, agama, etnisitas, minoritas, atau

    karakteristik politis yang signifikan lainnya. Jika suatu parlemen tidak

    representatif dalam makna yang kedua, hal ini akan membiarkan

    beberapa kelompok sosial dan bagian dari masyarakat tidak tersentuh

    proses politik. Fakta ini bisa menimbulkan konsekuensi bagi kualitas

    kehidupan masyarakat atau stabilitas sistem politik dan masyarakat

    secara umum. Partai-partai politik dan fraksi mereka bisa memainkanperan penting untuk meningkatkan perwakilan dengan menyuarakan

    kebutuhan dan kepentingan konstituen mereka dengan lebih

    jelas. Secara positif, penyampaian ini akan memperkuat sistem

    perwakilan serta berkontribusi positif terhadap partisipasi publik

    dalam pembuatan kebijakan melalui wakil yang mereka pilih. Fraksi

    4 Lihat Crespo, J.A., The Liberal Democratic Party in Japan: Conservative Domination, International Political

    Science Review, No. 16, 1995.5 Lihat, Parliament and Democracy in the Twenty-first Century: A guide to good practice, Inter-Parliamentary Union,

    Geneva, 2006.

    6 Lihat, McHugh, Declan and Philip Parvin, Neglecting Democracy: Participation and representation in 21stCentury

    Britain, The Hansard Society, London, 2005, hal.5.

    Prinsip Perwakilan

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    22/310

    14 Peran Perwakilan Parlemen

    bisa memperbaiki fungsi perwakilan dengan mendukung hubungan

    konstituen para anggotanya dan juga dengan berkomunikasi secara

    langsung dengan publik.

    Di parlemen yang sangat demokratis, fraksi di DPR diatur

    dalam Tatib DPR. Tujuan keseluruhan pembentukan fraksi adalah

    membagi DPR yang besar menjadi beberapa kelompok agar bisa

    menyuarakan gagasan kebijakan dengan lebih baik. Tatib DPR secara

    langsung mengatur pembentukan fraksi, dan secara tidak langsung,

    menyeimbangkan minoritas and mayoritas di DPR. Beberapa Tatib DPR

    mensyaratkan jumlah minimum anggota untuk membentuk sebuah

    fraksi, sedangkan Tatib lainnya memberikan persyaratan persentaseminimum jumlah kursi DPR secara keseluruhan.

    Bobot penting yang diberikan kepada partai politik oleh Tatib DPR

    sangatlah tergantung pada jumlah partai yang diwakili di DPR. Jadi,

    persyaratan yang dikenakan pada fraksi oleh Tatib dan hak istimewa

    yang diberikan kepada mereka berbeda dari satu fraksi ke fraksi

    lainnya.7 Salah satu tujuan yang lazim adalah membuat perbedaan

    yang lebih jelas di antara mayoritas fraksi atau koalisi partai partai di

    DPR, yang mendukung pemerintah (eksekutif) serta partai-partai lain

    yang menentangnya. Tatib DPR membantu melembagakan perbedaan

    ini, yang dianggap bernilai sebagai kontrol terhadap kemungkinan

    penyalahgunaan kekuasaan, sebagai saluran bagi pendapat minoritas,

    dan sebagai sarana untuk memastikan perubahan secara damai bagi

    mayoritas di parlemen.8

    7 Bagian ini merupakan versi yang diperluas dari hal mengenai fraksi sebagai bagian kajian tentang Tatib DPR.

    Lihat, Frank Feulner, Standing Orders: Making Parliament Work, WBI Working Papers, World Bank Institute, 2007.

    8 Lihat, Paul G. Thomas, The Role of House Leaders in the Canadian House of Commons, Canadian Journal of

    Political Science, Vol. 15, No. 1, (Mar. 1982), hal. 125-144

    Mengatur Faksi di DPRdan Praktek Terbaik

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    23/310

    15Peran Perwakilan Parlemen

    Sejumlah usulan bisa diberikan terkait dengan fraksi.9 Selama

    beberapa dasawarsa belakangan ini, pengaruh mereka pada parlemen

    dengan banyak partai telah tumbuh secara signifikan, dan memberikan

    mereka kemampuan dan peluang. Demikian pula, fraksi telah menjadiforum penting bagi anggotanya untuk mewakili pandangan daerah

    yang berbeda dalam menanggapi isu-isu politik dan memungkinkan

    lebih banyak masukan daerah untuk pembahasan internal partai.

    Lebih lanjut, fraksi berguna untuk menengahi perbedaan- perbedaan

    internal dan isu-isu seperti mengalihkan cara berpikir ideologis.

    Pada akhirnya, fraksi mayoritas yang terlalu kuat yang memaksakan

    garis partai yang kaku bisa menyebabkan melemahnya kemandirian

    parlemen dari eksektutif.

    Banyak parlemen menerapkan Tatib yang mewajibkan para

    anggotanya, setelah mereka terpilih, bergabung dengan fraksi dari

    partai mereka dan tetap berada di sana sepanjang mereka masih

    menjadi anggota DPR. Praktek ini memberikan fraksi tingkat stabilitas

    yang tinggi. Di parlemen Jerman (Bundestag), anggota fraksi harus

    merupakan asosiasi anggota DPR dari partai politik yang sama.10

    Meskipun di beberapa sistem parlemen dengan banyak partai, para

    anggotanya tidak terikat secara hukum pada fraksi karena mandat

    tersebut bersifat pribadi, para anggota sering hanya bisa melalui

    partai untuk mendapatkan kursi DPR dan menjalankan mandat

    mereka secara efektif.11 Sebagai contoh, bisa diatur bahwa rancangan

    undang-undang yang baru hanya bisa diusulkan melalui fraksi, dan

    tidak melalui anggota secara pribadi, seperti kasus di beberapa sistem

    kongres.

    Di beberapa negara, Tatib DPR memberikan dukungan keuangan

    kepada fraksi dengan subsidi bulanan serta penyediaan ruangan

    kantor di parlemen. Sebagai contoh, di parlemen Rumania (Chamber

    of Deputies), fraksi, tergantung pada jumlah kursi mereka di DPR,

    9 Professor Paul Thomas (University of Manitoba) mengajukan empat pemikiran mengenai kaukus partai melalui

    sambutan kuncinya pada Conference Party Caucuses: behind closed doors, yang diselenggarakan oleh

    Canadian Study of Parliament Group, Ottawa, 21-22 Nopember 1997.

    10 Sebagai contoh, lihat, Aturan 10, Tatib DPR Jerman, 2003.

    11 Seperti dalam kasus di Jerman. lihat, Gerhard Loewenberg, Parliamentarism in Western Germany: The

    Functioning of the Bundestag, The American Political Science Review, Vol. 55, No. 1, Maret 1961, hal. 87-102.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    24/310

    16 Peran Perwakilan Parlemen

    disediakan logistik untuk menjalankan kegiatan mereka, sekretariat,

    serta personil khusus, sesuai dengan keputusan Tatib DPR.12 Di

    beberapa badan legislatif, pengakuan bahwa fraksi lebih dari anggota

    perorangan lebih jauh dicerminkan dengan cara bagaimana agendaDPR disiapkan dan jatah waktu bicara yang diberikan. Ketua fraksi

    biasanya diberikan kesempatan berbicara terlebih dahulu. Dalam

    beberapa kasus, meskipun jatah waktu bicara setiap anggota

    perorangan adalah sama, tetapi jumlah anggota fraksi yang diberikan

    kesempatan berbicara mencerminkan kekuatan setiap fraksi dalam

    sidang paripurna.

    Merupakan hal penting bahwa fraksi diberikan kebebasanmengatur urusan internal dan disiplin mereka. Mereka melakukan

    ini dengan tatib internal mereka sendiri, secara lebih ketat atau

    dengan fleksibilitas. Praktek yang lazim dilakukan dengan memilih

    ketua dan sejumlah wakil ketua, komisi eksekutif, serta satu atau

    sejumlah juru bicara.13 Secara khusus, pada fraksi yang telah mapan

    dan besar, kelompok kerja internal atau kelompok pembahasan isu

    dibentuk, mencakup anggota fraksi yang duduk dalam sebuah komisiDPR dengan fokus yang sama. Kelompok-kelompok ini diketuai

    koordinator komisi yang mengadakan rapat secara rutin dengan

    ketua fraksi. Tugas utama ketua fraksi yang menanggani masalah

    dengan pemerintah adalah mengatur alur urusan pemerintah, yang

    dilakukan dengan mengupayakan kerjasama di antara ketua partai

    lainnya di parlemen.

    Selama rapat rutin, para ketua atau para anggota yang ditunjuk

    fraksi akan membahas, merundingkan, dan mengatur urusan legislatif

    serta menjabarkan jadwal DPR. Rapat-rapat ini juga digunakan untuk

    menyepakati kemajuan yang dicapai menyangkut isu-isu kebijakan.

    Proses konsultasi di antara fraksi bisa diatur secara lebih resmi atau

    kurang resmi dalam Tatib DPR. Beberapa Tatib mencantumkan All-

    Party Business Committee (Kanada), Council of Elders (Jerman),

    Standing Bureau (Rumania), atau Badan Musyawarah (Indonesia)

    12 Lihat, Pasal 16, Tatib DPR Rumania keluaran 2003.

    13 Lihat, Gerhard Loewenberg, Parliamentarism in Western Germany: The Functioning of the Bundestag, The

    American Political Science Review, Vol. 55, No. 1, Maret 1961, hal. 87-102.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    25/310

    17Peran Perwakilan Parlemen

    dengan tujuan merencanakan urusan DPR dan menyediakan kepada

    fraksi sebuah forum untuk mencapai konsensus.14 Sesuai dengan

    tingkat demokrasi internal dalam fraksi serta kewenangan yang

    diberikan kepada perwakilan kelompok, komisi yang beranggotakansemua unsur partai tersebut kadang-kadang disebut sebagai

    parlemen mini yang memungkinkan terjadinya politik dagang sapi

    di antara fraksi dengan kepentingan yang berbeda.

    Kewenangan yang dijalankan pimpinan fraksi bisa sangat kuat.

    Ketua fraksi bisa mengadakan rapat mingguan dan menentukan

    agenda rapat-rapat rutin tersebut. Ketua fraksi dengan berkonsultasi

    dengan pimpinan partai juga mengusulkan kepada fraksi berbagaisikap atas kebijakan dan isu fraksi, yang kemudian harus dipatuhi semua

    anggotanya. Pimpinan fraksi juga mengembangkan strategi dan taktik

    DPR serta menetapkan berbagai penugasan komisi DPR.15 Secara

    khusus, pimpinan fraksi mengangkat ketua-ketua untuk melakukan

    tugas komisi. Salah satu tugas ketua komisi adalah membahas

    berbagai isu dengan para anggota komisi lainnya dari fraksinya dan

    melaporkan kembali kepada ketua fraksi. Bisa disimpulkan, padakebanyakan parlemen, pimpinan fraksi memiliki pengaruh terbesar

    terhadap kinerja secara keseluruhan badan legislatif. Namun,

    bagaimana pimpinan fraksi membuat keputusannya? Idealnya, boleh

    diargumentasikan, keputusan ketua fraksi dibuat berdasarkan suara

    terbanyak dalam rapat paripurna fraksi, tetapi tidak semua Tatib

    internal fraksi mengatur proses pengambilan keputusan melalui cara

    ini. Lebih jauh lagi, setiap fraksi di DPR biasanya memiliki formulasi

    atau aturannya sendiri mengenai disiplin internal fraksi.

    14 Lihat juga, Donald Page, Streamlining the Procedures of the Canadian House of Commons, 1963-1966,

    Canadian Journal of Economics and Political Science, Vol. 33, No. 1, (Feb. 1967), hal. 27-49.

    15 Sebagai contoh, lihat, Paul G. Thomas, The Role of House Leaders in the Canadian House of Commons,

    Canadian Journal of Political Science, Vol. 15, No. 1, (Mar. 1982), hal. 125-144.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    26/310

    18 Peran Perwakilan Parlemen

    Salah satu tantangan utama pembentukan fraksi adalah

    penentuan ukuran jumlah anggota minimum yang optimal. Idealnya,

    ukuran fraksi ditentukan berdasarkan jumlah seluruh anggota DPR

    yang ada di parlemen dan berdasarkan persentase tertentu16. Isu

    penting lainnya adalah perlunya memiliki kriteria yang jelas dalam

    Tatib DPR mengenai pembentukan fraksi, termasuk hak dan tanggung

    jawab dalam di DPR.17Terakhir, adalah masalah persaingan, yang bisa

    terjadi karena tidak adanya peraturan khusus dalam pembentukan

    komisi DPR melalui fraksi. Tatib DPR, karenanya, harus mengatur

    secara rinci penunjukan anggota komisi DPR dan pemilihan ketua

    komisi oleh fraksi.

    Dalam kaitannya dengan keseluruhan komisi, media cenderung

    menekankan secara berlebihan kepribadian perorangan pimpinan

    fraksi dan pengaruh mereka dalam menggalang kompromi. Walaupun

    demikian, keberhasilan wakil fraksi untuk mencapai konsensus padakomisi-komisi sangat tergantung kepada konteks politis pada waktu

    itu. Pimpinan fraksi atau anggota DPR sangat bergantung pada

    pendapat dalam fraksi mereka masing-masing di mana perbedaan

    di antara fraksi bisa sangat lazim. Dalam kasus demikian, tidak ada

    konsensus yang segera bisa dicapai, dan pimpinan fraksi tidak memiliki

    pilihan lain selain merujuk isu kembali ke paripurna fraksi untuk

    pembahasan internal lebih lanjut. Untuk memfasilitasi perundingan

    yang lebih berhasil dan dapat membuat komitmen, para pimpinan

    fraksi membutuhkan kebebasan dari fraksi mereka masing-masing.

    Tetapi, hal ini bisa dicegah oleh peraturan internal fraksi yang bisa

    menetapkan dan melaksanakan disiplin partai yang ketat.

    16 Sebagai contoh di DPR Jerman, minimum 5 persen dari jumlah keseluruhan kursi yang ada dibutuhkan untuk

    membentuk sebuah fraksi. Angka ini sama dengan thresholdDPR untuk partai-partai yang memasuki badan

    legislatif.

    17 Untuk isu ini, juga lihat, Benchmarks for Democratic Legislatures, laporan kelompok kajian, Commonwealth

    Parliamentary Association, 2006, hal. 13.

    Tantangan dan Praktek yang Baik

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    27/310

    19Peran Perwakilan Parlemen

    Idealnya, Tatib DPR mengenai fraksi mencakup hal-hal berikut:

    zMenjelaskan kriteria yang pasti pembentukan fraksi.

    zMenjelaskan hak dan tanggungjawab fraksi di DPR.

    zMenjamin kebebasan fraksi untuk mengatur urusan internalmereka.

    zMendefinisikan dengan jelas kriteria pendanaan fraksi dan

    dukungan lain yang disediakan DPR.

    zMenjelaskan layanan pendukung apa yang bisa dimiliki fraksi,bagaimana staf direkrut, dan kepada siapa staf fraksi bertanggungjawab.

    zMenyediakan kesempatan kepada fraksi untuk berkonsultasidengan kelompok-kelompok dari seluruh komisi.

    Ringkasan Praktek Terbaik yang Ideal

    Fraksi-fraksi di DPR-RI

    Fokus dari bagian makalah ini adalah pada fraksi-fraksi di DewanPerwakilan Rakyat Republik Indonesia, yang memiliki 550 anggota.

    Selama pemilihan umum tahun 2004, 16 partai politik telah terpilih

    untuk diwakili di DPR. Selanjutnya, 10 fraksi telah terbentuk. Pengaruh

    dari fraksi-fraksi ini telah semakin meningkat dengan mantap

    sejak itu, tampak selama pembahasan perubahan Tatib DPR tahun

    2005. Kemudian, terutama, isu penunjukan ketua komisi sangat

    diperebutkan. Isu-isu lainnya yang memperlihatkan kekuatan fraksi

    yang kian meningkat adalah berbagai keputusan Badan Kehormatan

    (BK) serta rapat pleno DPR mengenai hak angket dan hak interpelasi

    terhadap pemerintah.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    28/310

    20 Peran Perwakilan Parlemen

    Daftar Fraksi di DPR-RI Tahun 2008

    Fraksi

    Fraksi Partai Golkar

    (F-PG)

    Fraksi Partai Demokrasi

    Indonesia Perjuangan

    (F-PDIP)

    Fraksi Partai Persatuan

    Pembangunan (F-PPP)

    Fraksi Partai Demokrat

    (F-PD)

    Fraksi Partai Amanat Nasional

    (F-PAN)

    Fraksi Partai Kebangkitan

    Bangsa

    (F-PKB)

    Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

    (F-PKS)

    Fraksi Partai Bintang Reformasi

    (F-PBR)

    Fraksi Partai Damai Sejahtera

    (F-PDS)

    Fraksi Bintang Pelopor

    Demokrasi

    (F-BPD)

    TOTAL

    No.

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    Anggota

    129

    109

    58

    60

    53

    52

    45

    14

    13

    17

    550

    Partai Politik

    Partai Golkar (127)

    Partai Karya Peduli Bangsa (2)

    Partai Demokrasi Indonesia

    Perjuangan

    Partai Persatuan Pembangunan

    Partai Demokrat (56)

    Partai Pelopor (3)

    Partai Keadilan dan Persatuan

    Indonesia (1)

    Partai Amanat Nasional

    Partai Kebangkitan Bangsa

    Partai Keadilan Sejahtera

    Partai Bintang Reformasi

    Partai Damai Sejahtera

    Partai Bulan Bintang (11)

    Partai Demokrasi Kebangsaan (4)

    Partai Penegak Demokrasi

    Indonesia (1)

    Partai Nasional IndonesiaMarhaenisme(1)

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    29/310

    21Peran Perwakilan Parlemen

    Bertolak belakang dengan kian pentingnya fraksi di DPR-RI, Tatib

    DPR hanya relatif sedikit mengatur pembentukan dan tugas-tugas

    fraksi. Persyaratan pembentukan ini agak luas. Dalam ketentuan umum

    Tatib DPR, fraksi didefinisikan sebagai Pengelompokan anggotaDPR berdasarkan konfigurasi partai politik hasil pemilihan umum.18

    Dalam bagian yang sama dari Tatib tersebut, referensi tentang prinsip

    perwakilan dibuat dengan menjelaskan tugas dan wewenang DPR

    untuk menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti

    aspirasi masyarakat.19 Namun, dalam bagian-bagian berikutnya, versi

    Tatib yang ada sekarang tidak membuat referensi lebih lanjut terhadap

    prinsip keteerwakilan atau hubungan dengan konstituen. Walaupun

    demikian, Tatib DPR telah memasukkan satu bab singkat dengan lima

    pasal mengenai fraksi:

    Bab VFraksi

    Bagian PertamaKedudukan dan Susunan

    Pasal 14

    Fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Angka 6, bersifat

    mandiri dan dibentuk dalam rangka meningkatkan kinerja dan

    efektifitas pelaksaanaan tugas wewenang, serta hak dan kewajiban

    DPR.

    Pasal 15

    Fraksi mempunyai jumlah anggota sekurang-kurangnya 13

    (tigabelas) orang.

    Pasal 16

    (1) Fraksi dibentuk oleh anggota-anggota partai politik sebagai hasil

    pemilihan umum.

    18 Fraksi adalah pengelompokan Anggota berdasarkan konfigurasi partai politik hasil Pemilihan Umum, Bab I,

    Pasal 1 (6), Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Sekretariat Jenderal DPRRI, 2005.

    19 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, Bab I, Pasal 6, Ayat (l), Butir l,

    Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Sekretariat Jenderal DPRRI, 2005.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    30/310

    22 Peran Perwakilan Parlemen

    (2) Fraksi dapat juga dibentuk oleh gabungan anggota dari 2 (dua)

    atau lebih partai politik hasil pemilihan umum yang memperoleh

    sekurang-kurangnya 13 (tigabelas) orang atau bergabung dengan

    fraksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.(3) Setiap anggota harus menjadi anggota salah satu fraksi.

    (4) Pimpinan fraksi ditetapkan oleh fraksinya masing-masing

    Bagian Kedua

    Tugas

    Pasal 17

    (1) Fraksi bertugas mengkoordinasikan kegiatan anggotanya dalam

    melaksanakan tugas dan wewenang DPR.

    (2) Fraksi bertugas meningkatkan kemampuan, disiplin, keefektifan

    dan efisiensi kerja anggotanya dalam melaksanakan yang tercermin

    dalam setiap kegiatan DPR.

    Pasal 18

    DPR menyediakan sarana dan anggaran guna kelancaran

    pelaksanaan tugas fraksi menurut perimbangan jumlah anggota tiap-

    tiap fraksi.

    Referensi tambahan Tatib DPR tentang fraksi ditemukan pada

    berbagai bagian menyangkut Badan Musyawarah (Pasal 28-33) dan

    Komisi (Pasal 34-38), serta alat kelengkapan DPR lainnya seperti

    Badan Legislatif, Panitia Anggaran, Badan Urusan Rumah Tangga, dan

    Badan Kehormatan. Tetapi, referensi tentang fraksi hanya menyangkut

    susunan alat kelengkapan yang harus berimbang dengan jumlah

    kursi partai di DPR. Sebagai alternatif, usulan mengenai komposisi

    berimbang sesuai dengan kekuatan fraksi ini bisa juga diringkas dalam

    pasal-pasal Tatib DPR mengenai fraksi. Pada pasal-pasal Tatib mengenai

    legislasi, anggaran, dan pengawasan, tugas fraksi disebutkan untukmemberikan pendapat dan pernyataan terhadap rancangan undang-

    undang dan anggaran.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    31/310

    23Peran Perwakilan Parlemen

    Tidak adanya ketentuan ambang batas pembentukan fraksi pada

    pemilu 2004 mengakibatkan beberapa partai politik dengan jumlah

    kurang dari 13 anggota terpilih bisa masuk ke DPR. Karena persyaratan

    terbentuknya fraksi memerlukan paling sedikit 13 anggota DPR, tujuhpartai politik terpaksa membentuk fraksi gabungan. Sekarang ini

    terdapat 10 fraksi dalam 3 kelompok besar di DPR-RI: 2 fraksi besar

    dengan masing-masing 109 dan 129 anggota; lima fraksi menengah

    dengan masing-masing 45 sampai 60 anggota; dan tiga fraksi

    kecil dengan masing masing 13 sampai 17 anggota. Tujuh fraksi

    mempunyai anggota masing-masing dari sebuah partai, satu fraksi

    mempunyai anggota dari dua partai, satu fraksi mempunyai anggota

    dari tiga partai; dan satu fraksi mempunyai anggota dari empat partai.

    Tidak ada ketentuan dalam tata tertib DPR yang mengatur tentang

    lamanya, dan bertahannya, suatu fraksi gabungan yang anggotanya

    lebih dari satu partai politik. Lebih jauh lagi, tidak ada ketentuan yang

    mengharuskan fraksi untuk menyatakan apakah mereka mendukung

    pemerintah (partai pendukung pemerintah) atau beroposisi

    terhadapnya (partai oposisi).

    Perbedaan besar-kecilnya fraksi mempunyai impliksi secara

    langsung atas dukungan yang mereka peroleh dari DPR, dan terhadap

    kebutuhan internal organisasi dan manajemen mereka. Sementara

    struktur dasar fraksi sama, perbedaan akan terlihat apakah fraksi dapat

    menjalankan tugasnya dan bagaimana mereka bisa mendukung kerja

    anggotanya. Bagian selanjutnya akan menguraikan persamaan dan

    perbedaan antara fraksi di Indonesia.

    Bila diamati pengumpulan pendapat mengenai DPR dan partai

    politik di Indonesia, tampak ketererwakilan politik masih menjadi

    masalah. Meskipun penting bagi parlemen, namun penyebutan

    secara eksplisit tentang prinsip ketererwakilan DPR hilang dari UUD,

    dasar hukum yang mendefinisikan struktur dan fungsi badan legislatif,

    serta Tatib DPR. Anggota DPR dan fraksi kurang tanggap mengakui

    tidak ada pencantuman ini dan mulai mengembangkan panduanmengenai hubungan dengan konstituen, persyaratan membuat

    laporan serta mekanisme kerja internal. Di samping itu, berbagai

    upaya tengah dilakukan untuk merevisi undang-undang yang

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    32/310

    24 Peran Perwakilan Parlemen

    menjelaskan struktur dan fungsi badan legislatif serta memasukkan

    referensi tentang prinsip ketererwakilan. Diharapkan keterwakilan

    dan hubungan dengan konstituen juga akan dicakup dalam revisi di

    masa mendatang terhadap Tatib DPR 2009-2013.

    Bagian dari makalah ini dilandasi pada masukan yang dihimpun

    dari berbagai wawancara dengan anggota DPR serta staf ahli fraksi.

    Bagian ini memberikan penjelasan khusus mengenai struktur,

    manajemen, dan mekanisme kerja fraksi-fraksi. Praktek terbaik

    mengenai prosedur internal dikemukakan secara khusus. Bagian ini

    juga memperlihatkan tantangan yang dihadapi fraksi yang besar-

    kecilnya berbeda dan sumberdayanya berbeda pula. Ukuran fraksi

    menimbulkan implikasi, terutama, pada jumlah staf ahli yang ada

    dalam menopang tugas fraksi. Selanjutnya, bagian ini membahas

    sejauh mana fraksi menyumbang pada perwakilan politik di DPR,

    khususnya, melalui hubungan konstituen para anggotanya. Fraksi-

    fraksi memiliki cara yang berbeda dalam berkomunikasi dengan

    konstituen dan media.

    Meskipun partai politik diwajibkan oleh Undang-undang

    mengenai Partai Politik untuk memiliki Anggaran Dasar dan

    Anggaran Rumah Tangga sendiri, namun diserahkan kepada

    masing-masing fraksi untuk mengatur urusannya sendiri dan paraanggotanya. Anggaran dasar dibatasi untuk mengatur tujuan,

    keanggotaan, struktur dan manajemen partai. Referensi tentang

    fraksi memperkenalkan nomenklatur dan eksistensi badan-badan

    Mekanisme Kerja Fraksi

    di DPR

    Organisasi Fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    33/310

    25Peran Perwakilan Parlemen

    tersebut.20 Hak dan kewajiban anggota dan pimpinan partai diatur

    lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga. Anggaran rumah tangga

    juga mencakup ketentuan-ketentuan mengenai disiplin partai dan

    sanksinya. Selanjutnya, anggaran rumah tangga tersebut mengaturhak Dewan Pimpinan Pusat Partai (DPP) untuk membentuk fraksi dan

    menunjuk ketuanya.21Dominasi DPP yang terkait dengan fraksi di DPR

    pusat, serta DPRD propinsi dan kota/kabupaten, tercermin dari fakta

    bahwa mereka bisa melakukan recallterhadap anggota DPR mereka

    berdasarkan hasil rapat pimpinan partai.22

    Mekanisme kerja dan hubungan antara fraksi dan partai

    politik tunduk pada peraturan terpisah, yakni Peraturan Partai atauPeraturan Organisasi. Peraturan tersebut biasanya dikeluarkan oleh

    DPP. Semakin besar fraksinya, semakin penting pula tatib internal

    mengatur keanggotaan fraksi, pembuatan keputusan, disiplin dan

    etika. Peraturan yang dijabarkan dengan jelas bisa menengahi

    berbagai faksi dalam suatu fraksi. Tetapi, meskipun merupakan

    perangkat parlemen banyak partai di tempat lain, hanya sedikit fraksi

    di DPR-RI yang telah membuat Peraturan Tata Tertib Fraksi atau Sistemdan Prosedur Kerja Fraksi atau Tata Kerja Fraksi.23 Sebagian besar

    fraksi bertindak berdasarkan ketentuan tidak tertulis dan berdasarkan

    keputusan yang dibuat selama rapat pimpinan atau rapat paripurna

    fraksi. Bagaimana fraksi menjalankan urusan mereka masing-masing

    didasarkan pada kebanyakan praktek tidak tertulis ini.

    20 Sebagai contoh, lihat, Bab XXII, Pasal 27 (1), Anggaran Dasar Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004; Juga,

    Bab IV, Bagian Dua, Pasal 11 (1)( j), Anggaran Dasar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Keputusan Kongres

    II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005.

    21 Untuk menetapkan pemilihan pimpinan fraksi, DPP mengeluarkan Surat Keputusan (SK). Lihat juga, Bab IX,

    Pasal 23 (1), Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004; Juga, Bab III, Bagian Dua,

    Pasal 18 (10), Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Keputusan Kongres II PDI

    Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005.

    22 Sebagai contoh, lihat, Bab III, Bagian Tiga, Pasal X (6), Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia

    Perjuangan, Keputusan Kongres II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005. Hak untuk melakukan

    recalldipersoalkan, dan amandemen atas Undang-undang mengenai Susunan dan Kedudukan MRR, DPR, DPD

    dan DPRD (Undang-undang No.22 tahun 2003, atau Undang-undang Susduk) dimungkinkan.23 Sebagai contoh, lihat, Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

    DPR RI, Jakarta, Februari 2007; juga, Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; serta Tata

    Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    34/310

    26 Peran Perwakilan Parlemen

    Secara tertulis maupun tidak, fraksi-fraksi di DPR RI memiliki

    struktur manajemen yang sangat mirip. Semua fraksi memiliki

    pimpinan yang terdiri dari Ketua atau Pimpinan dan satu atau lebih

    Wakil Ketua. Dalam fraksi yang besar, Wakil Ketua bertanggung jawab

    atas sejumlah bidang yang terkait bidang komisi di DPR. Dengan

    demikian, mereka sering disebut sebagai Koordinator Bidang.

    Selanjutnya, pimpinan mencakup seorang Sekretaris dan Wakil

    Sekretaris, Bendahara, dan Wakil Bendahara. Di samping pimpinan

    inti, fraksi menunjuk sejumlah Ketua Kelompok Komisi (Kapoksi) atauKetua Kelompok Alat Kelengkapan yang mewakili anggota-anggota

    yang duduk pada masing-masing komisi. Ketua komisi merupakan

    perpanjangan tangan dari pimpinan fraksi. Masa kerja pimpinan fraksi

    ditentukan DPP dan biasanya berlangsung satu tahun. Perpanjangan

    masa kerja dimungkinkan setelah evaluasi tahunan.24

    Menarik untuk diperhatikan bagaimana berbagai fraksi telah

    memutuskan untuk memilih dan menunjuk pimpinannya. Meskipun

    pada umumnya semua ketua fraksi ditunjuk DPP berdasarkan

    pembicaraan sebelumnya di antara pimpinan partai dan anggota

    fraksi, proses pemilihan wakil ketua, sekretaris, dan bendahara lebih

    berada di tangan anggota fraksi, yang berhak mengusulkan nama-

    nama untuk kedudukan-kedudukan ini kepada partai.25 Pimpinan

    komisi semuanya diusulkan oleh rapat pleno fraksi dan ditunjuk oleh

    ketua fraksi.26 Kriteria yang sering kali tidak tertulis untuk pemilihan

    ketua fraksi, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara adalah senioritas

    di partai serta perwakilan di daerah di cabang-cabang partai.

    Diharapkan, pimpinan komisi memiliki pengalaman dengan isu-isu

    24 Sebagai contoh, lihat, Bab V, Pasal 10, Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

    Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari 2007; juga Bab II, Pasal 2 (e), Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya

    Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.

    25 Sebagai contoh, panduan untuk sekretariat F-PDIP menyatakan bahwa Ketua fraksi adalah anggota DPR yang

    telah ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan keputusan DPP; lihat Bab I, Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab

    Sekretariat Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI, Jakarta, 9 Januari 2005.

    26 Sebagai contoh, lihat, Bab VI, Pasal 13 (2), Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

    Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari 2007.

    Struktur Fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    35/310

    27Peran Perwakilan Parlemen

    dimasing-masing komisi. Ketentuan tertulis atas susunan pimpinan

    fraksi bisa cukup tidak spesifik. Sebagai contoh, jumlah wakil ketua,

    wakil sekretaris, wakil bendahara tidak selalu dirumuskan dengan

    tegas dan bisa berubah selama periode DPR.

    27

    Keputusan di fraksi dibuat selama rapat pimpinan fraksi atau rapat

    pleno fraksi. Namun, nampaknya, semakin banyak keputusan internal

    dibuat selama rapat pimpinan mingguan rutin daripada pada rapatpleno, yang menunjukkan pimpinan fraksi yang agak eksklusif. Fraksi

    yang besar di DPR mengadakan rapat pleno hanya dua kali selama

    masa persidangan, satu kali pada awal masa persidangan dan satu kali

    lagi pada akhir masa persidangan. Tetapi, fraksi berukuran menengah

    dan kecil mengadakan rapat pleno mingguan, terutama sebelum

    rapat pleno DPR mingguan, untuk memantapkan keputusan pimpinan

    dengan semua semua anggota fraksi.28 Berbeda dari badan legislatif

    model Westminster dengan dominasi fraksi serta kewenangan yang

    kuat dari rapat pleno fraksi, Indonesia menerapkan prinsip sistem

    presidensial dengan dominasi partai politik di luar parlemen dan

    fokus pada pimpinan fraksi. Di samping memimpin dan mewakili

    fraksi secara internal dan eksternal, ketua fraksi bersama wakil ketua

    memiliki kewenangan untuk menetapkan agenda rapat dan kebijakan

    fraksi, menentukan dan menunjuk anggota komisi dan kelompok

    kerja, serta memilih anggota fraksi yang akan ikut perjalanan ke luarnegeri.29

    Proses pengambilan keputusan internal di fraksi pada umumnya

    mengikuti ketentuan atau praktek tidak tertulis. Hanya ada sedikit

    aturan tertulis dan aturan tertulis tersebut cukup membingungkan,

    27 Lihat, Bab IV, Pasal 5 (1), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007.

    28 Sebagai contoh, Fraksi PAN mengadakan rapat pimpinan mingguan pada hari Senin. Pada hari Selasa, fraksi inimengadakan rapat paripurna mingguan yang diikuti dengan rapat paripurna mingguan DPR.

    29 Lihat, Bab IV, Pasal 7, Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; Juga, Bab V, Pasal 11,

    Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari

    2007.

    Pengambilan Keputusan di Fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    36/310

    28 Peran Perwakilan Parlemen

    menekankan bahwa pimpinan fraksi bersifat kolektif, tanpa

    menyebutkan secara eksplisit bagaimana keputusan dalam rapat

    harus diambil.30 Sama seperti Tatib DPR yang tidak secara jelas

    menyebutkan proses pengambilan keputusan selama rapat komisiserta rapat kerja DPR lainnya, proses pengambilan keputusan dalam

    rapat paripurna fraksi diharapkan mengikuti tuntunan pembicaraan

    ke arah tercapainya kesepakatan yang dapat diterima (musyawarah

    dan mufakat). Beberapa fraksi menganjurkan voting untuk keadaan

    di mana kesepakatan bersama tidak bisa dicapai.31 Fraksi yang lain

    menyerahkan keputusan final selama terjadi jalan buntu kepada ketua

    fraksi untuk memutuskan.

    Sikap Fraksi isu-isu yang telah dibahas di DPR diputuskan dalam

    rapat pimpinan dan paripurna. Karena lingkungan yang dinamis,

    ketua fraksi harus membahasnya dengan partai pada saat pertemuan

    rutin di kantor pusat partai. Yang menarik, tidak satupun dari dua

    partai politik terbesar di Indonesia, Golkar dan PDI-P, ketua fraksinya

    di parlemen diwakili oleh ketua partai. Ketua dari kedua partai politik

    utama ini tidak menjadi anggota parlemen. Namun, pimpinan kedua

    fraksi utama ini adalah anggota senior di DPP-nya masing-masing.

    Sedangkan pimpinan fraksi menengah dan kecil adalah pimpinan

    atau anggota eksekutif partai.

    Walaupun faktanya beberapa fraksi tidak dipimpin ketua partainya,

    komunikasi antara pimpinan fraksi dan organisasi partainya relatif

    tetap lancar. Kebanyakan pimpinan fraksi juga punya kedudukan

    pada DPP sehingga mereka secara rutin menghadiri rapat-rapat partai.

    Sebagai tambahan penjelasan atas rapat-rapat di kantor pusat partai,

    sekali dalam masa sidang, DPP bertemu secara pleno dengan fraksi

    untuk menjelaskan dan membahas kebijakan partai pada umumnya.

    30 Lihat Bab IV, Pasal 5 (2), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; juga Bab IV, Pasal 6 (2),

    Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.

    31 Sebagai contoh, lihat, Bab VIII, Pasal 28 (1), Peraturan Tata Tertib Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

    Keadilan Sejahtera DPR RI, Jakarta, Februari 2007.

    Pengembangan Agenda dan Disiplin Partaidalam Fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    37/310

    29Peran Perwakilan Parlemen

    Topik-topik yang lebih khusus dibicarakan selama rapat-rapat rutin

    DPP dengan pimpinan fraksi.

    Untuk menentukan sikap partai atas suatu isu, pimpinan fraksi

    juga harus berkonsultasi dengan para koordinator bidang dan

    ketua-ketua komisi. Ketua-ketua komisi secara teratur melaporkan

    kepada pimpinan fraksi mengenai isu-isu yang dibahas selama rapat

    kerja komisi dan isu-isu apa yang memerlukan sikap partai. Ketua-

    ketua komisi selanjutnya menyampaikan keputusan yang telah

    diambil dalam rapat pimpinan kepada anggota lainnya yang duduk

    di komisi DPR yang sama. Sebagai aturan umum, para anggota

    fraksi diharapkan mengikuti keputusan pimpinan dan rapat plenoserta tunduk kepada garis partai yang telah disepakati. Biasanya,

    dalam sistem presidensial, disiplin partai tidak begitu ketat, karena

    perbedaan garis partai para anggotanya tidak mudah menjatuhkan

    pemerintah.32 Tetapi, di Indonesia, seperti halnya sistem presidensial

    di Amerika Latin, kebanyakan keputusan dibuat pimpinan partai

    politik dan pada rapat-rapat partai.33

    Anggota fraksi pada umumnya mengikuti agenda yang telah

    disepakati. Karena sistem daftar terbuka yang relatif tertutup di

    Indonesia, mereka sangat tergantung pada partai mereka untuk

    bisa mendapatkan kedudukan yang bagus di DPR dan daftar partai

    untuk dipilih kembali. Jadi, ada harga yang sangat mahal yang harus

    dibayar bila berani menentang garis partai. Ini boleh jadi merupakan

    salah satu alasan mengapa sedikit partai politik di Indonesia yang

    telah memasukkan kesetiaan pada garis partai dalam tatib internalmereka.34 Jika anggota fraksi ingin menggunakan haknya untuk

    mengajukan petisi atau hak angket, ia diharapkan berkonsultasi

    dengan pimpinan fraksi terlebih dahulu. Fraksi bisa memberikan

    32 Dalam sistem parlementer, stabilitas pemerintahan sangat bergantung pada apakah pimpinan partai-partai

    pemerintah bisa menjaga disiplin para anggota DPR mereka. Lihat juga, Arend Lijphart, Presidential versus

    Parliamentary Government, Oxford University Press, Oxford, 1992.

    33 Mengenai perbedaan fraksi dalam sistem parlementer dan sistem presidensial, lihat, Political Parties in the

    Legislature, UNDP Technical Paper, http//:www.undp.org/governance/docs/Parl-Pub-political.htm.

    34 Sebagai contoh, lihat, Bab VI, Pasal 17 (c), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007; juga,

    Bab VIII, Pasal 46 (2), Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

    Jakarta, Nopember 2005.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    38/310

    30 Peran Perwakilan Parlemen

    sanksi kepada anggota yang tidak mengikuti keputusan dan instruksi

    internal. Sanksi, seperti peringatan, tetap merupakan kebijakan

    pimpinan partai dan rapat pleno partai, contohnya, jika seorang

    anggota memutuskan untuk menyimpang dari agenda yang telahdisepakati selama voting penentuan sikap partai pada rapat pleno

    DPR.35 Beberapa fraksi di DPR telah mengeluarkan kode etik mereka

    mengenai disiplin anggota, penyalahgunaan kekuasaan, kerahasiaan,

    dan pembentukan badan kehormatan ad hoc.36

    Hubungan konstituen fraksi bersifat ganda. Di satu pihak, fraksi

    melalui anggota mereka secara aktif mengunjungi konstituen mereka

    selama masa reses. Di pihak lain, fraksi menerima konstituen secara

    perorangan atau delegasi di DPR untuk mendengar keluhan dan

    menerima pernyataan tertulis mereka. Selama reses, anggota DPR

    diharapkan mengunjungi daerah pemilihan (dapil) mereka dan

    bertemu muka dengan konstituen mereka.37Kunjungan ini merupakan

    kesempatan bagi anggota DPR dan fraksi untuk menjadi yang paling

    dulu mengetahui mengenai isu-isu yang menjadi keluhan masyarakat.

    Beberapa fraksi selama rapat paripurna mereka yang terakhir sebelum

    reses memutuskan isu-isu apa yang harus dibahas dengan konstituen

    mereka.

    Setelah reses, kebanyakan fraksi mengharapkan paraanggotanya membuat laporan mengenai kunjungan kerja mereka,

    mendokumentasikan isu-isu dan masalah-masalah yang mereka

    temui dan mempertanggungjawaban biaya-biaya yang telah mereka

    35 Golkar scolds MP over fuel policy inquiry, The Jakarta Post, 29 Juni 2008.

    36 Sebagai contoh, lihat, Kode Etik Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR-RI, Bogor, 5 Mei 2001; Juga, Kode Etik Ang-

    gota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, 2007. Fraksi Partai Golkar memiliki badan kehormatan tetap, lihat,

    Bab VI, Pasal 25-29, Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,Jakarta, Nopember 2005.

    37 Sebagai contoh, lihat, Bab XII, Pasal 40 (2), Sistem dan Prosedur Kerja FKB DPR-RI, Jakarta, Desember, 2007;

    Juga Bab IX, Pasal 73 (2), Tata Kerja Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

    Jakarta, Nopember 2005.

    Hubungan Konstituen Fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    39/310

    31Peran Perwakilan Parlemen

    keluarkan.38 Selanjutnya, fraksi mengumpulkan informasi yang

    telah dihimpun mengenai berbagai isu dan masalah. Wawasan

    yang telah diperoleh digunakan untuk memberitahukan sikap dan

    kebijakan fraksi. Untuk tujuan ini, sejumlah fraksi telah mewajibkanpara anggotanya melaporkan kunjungan konstituen mereka dan

    membuat laporan dengan pola yang sama. Namun, tanpa panduan

    mengenai bagaimana proses pelaporan harus dilakukan dan tanpa

    sanksi khusus, sistem pelaporan tersebut tidak selalu berjalan

    baik.39 Beberapa anggota fraksi tidak melaporkan kegiatan mereka

    secara rinci dan sejauh ini hanya sedikit fraksi yang secara sistematis

    mempublikasikan informasi yang telah dihimpun para anggotanya

    melalui situs jaringan atau laporan tahunan mereka. Lebih jauh, fraksi-

    fraksi sering kekurangan sumber daya manusia dan kemampuan

    yang memadai untuk memproses dan mendokumentasikan laporan

    serta data mengenai konstituen mereka. Kesiapan untuk menjawab

    pertanyaan-pertanyaan yang diajukan konstituen masih lemah.

    Kebanyakan fraksi di DPR bersikap terbuka menerima delegasi

    dan kelompok kepentingan di kantor-kantor mereka. Kunjungan-kunjugan ini sering disiapkan para anggota fraksi sendiri atau cabang

    partai. Biasanya fraksi mengganti biaya yang dikeluarkan delegasi

    yang mengunjungi mereka di DPR. Delegasi konstituen diberikan

    kesempatan untuk menjelaskan masalah dan kepentingan mereka

    kepada kelompok kerja internal yang relevan. Koordinator komisi

    juga memiliki kesempatan menyarankan agar kelompok kepentingan

    dan pakar diundang ke rapat-rapat kerja komisi. Seperti informasi

    yang dihimpun selama kunjungan ke konstituen, keluhan delegasi

    yang berkunjung dihimpun dan diteruskan ke pimpinan fraksi. Isu-

    isu penting juga dikomunikasikan kepada DPP pada akhir setiap

    masa persidangan DPR. Idealnya, semua keluhan masyarakat dicatat,

    dibahas dan ditindaklanjuti. Walaupun demikian, meskipun fraksi

    menghimpun dan sampai tingkat tertentu membahas keluhan,

    namun tindak lanjut serta umpan balik ke konstituen belum memadai.

    38 Sekretariat Jenderal DPR menyusun laporan keuangan atas penggunaan tunjangan selama masa reses yang

    wajib dibuat semua anggota DPR. Namun, format laporan keuangan yang tersebut kurang rinci.

    39 Lihat juga, Hasanuddin Wahid, Sistem Pelaporan Kegiatan Anggota DPR, Makalah Penelitiani, Parliamentary

    Support Facility, UNDP, Jakarta, Juli 2008.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    40/310

    32 Peran Perwakilan Parlemen

    Sejumlah fraksi telah mulai menyiapkan informasi mengenai isu-isu

    yang sedang diperjuangkan partai. Informasi tertulis ini bisa dibawa

    anggota DPR saat kunjungan ke konstituen.

    Sepuluh tahun setelah dimulainya era reformasi dan dengan banyak

    partai politik baru yang ikut pemilihan umum, hubungan dengan

    konstituen menjadi semakin penting bagi anggota DPR dan fraksi.

    Undang-undang Pemilihan Umum tahun 2007 dengan keterwakilan

    berimbang daftar terbuka yang telah diperbarui kini membuat lebih

    mudah para caleg memenuhi jumlah suara yang dibutuhkan untuk

    memenangkan kursi secara langsung daripada kursi yang diisi partai

    politik. Kenyataan ini membuat anggota DPR yang berminat dipilihkembali untuk meraih lebih banyak konstituen di daerah pemilihan

    mereka. Pelaporan dan perwakilan konstituen menjadi kepentingan

    setiap anggota DPR, dan fraksi masih harus menyiapkan dirinya untuk

    mendukung kebutuhan ini. Sebagai contoh, beberapa anggota DPR

    telah berinisiatif menggunakan tunjangan komunikasi mereka untuk

    membuka kantor konstituen dengan jam kantor secara teratur. Juga,

    kebutuhan terhadap akuntabilitas ditanggapi lebih serius, denganbeberapa anggota DPR sedang menyusun laporan tahunan atas

    pekerjaan dan kemajuan mereka. Sejak Mei 2008, Sekretariat Jenderal

    DPR telah membiayai seorang staf ahli tambahan untuk melayani

    setiap anggota DPR. Diharapkan penambahan kapasitas ini bisa

    digunakan untuk lebih meningkatkan hubungan dengan konstituen.

    Selama beberapa tahun belakangan, fraksi-fraksi di DPR juga

    telah meningkatkan jangkauan mereka melalui pengembangan situs

    jaringan, publikasi, serta hubungan dengan media. Pembuatan situs

    jaringan khusus yang terpisah dari situs jaringan partai politik masih

    dalam tahap awal.40 Sebagai contoh, tidak satupun dari dua fraksi

    terbesar di DPR telah memiliki situs jaringan mereka sendiri. Situs

    jaringan yang ada milik fraksi-fraksi yang lebih kecil menyediakan

    informasi dasar untuk kontak dan berita mengenai fraksi. Namun,

    situs jaringan ini hanya sedikit sekali memuat informasi lebih khususmengenai kebijakan dan keputusan partai yang telah diambil atas isu-

    40 Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah fraksi yang pertama kali mengembangkan situs jaringan., yakni;

    http://www.fkb-dpr.or.id, yang juga memuat kumpulan laporan para anggota yang dibuat setelah kunjungan ke

    konstituen mereka selama masa reses. Situs jaringan lainnya termasuk: http://www.fpks-dpr.or.id.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    41/310

    33Peran Perwakilan Parlemen

    isu tertentu. Tidak ada ruang khusus yang disediakan untuk memuat

    hasil kerja para anggota fraksi. Sejak tahun 2007, brosur dan laporan

    tahunan tentang kebijakan dan kerja fraksi mulai bermunculan.41

    Publikasi ini serta iklan di surat kabar nasional memberikan kepadapublik gambaran yang lebih jelas mengenai wakil-wakil mereka di

    DPR, dan fraksi diharapkan melanjutkan upaya ini.

    Kebutuhan untuk melakukan komunikasi dengan media

    secara lebih terkordinasi telah mendorong beberapa fraksi

    menyelenggarakan konferensi pers secara rutin dan mengeluarkan

    pernyataan pers. Beberapa fraksi bahkan telah merekrut beberapa

    wartawan terlatih untuk mengelola hubungan dengan pers. Anggotafraksi memanfaatkan konferensi pers untuk menyampaikan informasi

    terkini mengenai sikap partai terhadap isu-isu serta kerja mereka

    di berbagai komisi DPR.42 Meskipun praktek untuk menyiapkan

    konferensi pers dan pernyataan pers secara teratur membutuhkan

    kerja keras dan komitmen serta kerjasama para anggota fraksi, tetapi

    hal ini disambut positif pihak media.

    Kerja fraksi memerlukan sumberdaya. Dalam kasus Indonesia,

    dukungan kepada fraksi oleh DPR masih kecil. Setiap fraksi yang

    memenuhi persyaratan memperoleh sebuah ruangan sekretariat dan

    ruangan kantor tambahan untuk staf ahli dan staf pendukung. Fasilitasuntuk fraksi terbatas pada perlengkapan kantor untuk para anggota,

    asisten, staf sekretariat dan staf ahli mereka. Setiap ruangan kantor

    anggota, sekretariat fraksi, dan staf ahli menerima satu komputer.

    Peralatan tambahan harus dibeli sendiri oleh fraksi.

    41 Sebagai contoh, pada tahun 2007 dan 2008, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah

    membuat apa yang dinamakan Laporan kepada Rakyat yang menjelaskan sikap partai terhadap berbagai isu

    kebijakan dan dengannya sekaligus memperkenalkan dirinya sebagai sebuah kelompok oposisi di parlemen

    42 Sebagai contoh, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) telah memperkenalkan konferensi pers mingguan yang

    fokus pada kerja para anggotanya di komisi tertentu. Kegiatan ini memampukan fraksi ini untuk menampilkan

    laporan setiap komisi setiap dua belas minggu sekali.

    Dukungan kepada Fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    42/310

    34 Peran Perwakilan Parlemen

    Sekretariat Jenderal DPR menyediakan pegawai negeri untuk

    membantu setiap sekretariat fraksi dan menanggung gaji staf ahli.

    Jumlah staf ahli untuk setiap fraksi berimbang dengan besarnya partai

    di DPR. Sehingga, partai besar bisa mengandalkan lebih banyak stafahli dibandingkan dengan partai kecil. Hal ini memberikan fraksi yang

    lebih besar keuntungan dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

    Hanya fraksi besar memiliki staf ahli yang memadai untuk mendukung

    kerja mereka di keseluruhan sebelas komisi DPR. Staf ahli pada fraksi

    menengah dan kecil harus membagi perhatian mereka untuk sejumlah

    tugas.

    43

    43 Tenaga Ahli Fraksi DPR-RI, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Mei

    2008.

    Jumlah Staf Ahli Fraksi DPR-RI

    Jumlah Staf Ahli

    14

    11

    6

    7

    6

    6

    5

    3

    3

    4

    65

    Fraksi

    Fraksi Partai Golkar

    (F-PG)

    Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

    (F-PDIP)

    Fraksi Partai Persatuan Pembangunan(F-PPP)

    Fraksi Partai Demokrat

    (F-PD)

    Fraksi Partai Amanat Nasional

    (F-PAN)

    Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa

    (F-PKB)

    Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

    (F-PKS)

    Fraksi Partai Bintang Reformasi

    (F-PBR)

    Fraksi Partai Damai Sejahtera

    (F-PDS)

    Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi

    (F-BPD)

    TOTAL

    No.

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    43/310

    35Peran Perwakilan Parlemen

    Tidak seperti parlemen di tempat lain, badan legislatif Indonesia

    tidak memberikan dukungan kepada fraksi secara finansial. Selain

    disediakan ruangan dan perlengkapan kantor, dan beberapa sumber

    daya manusia, dalam rapat-rapat pimpinan dan rapat paripurnafraksi diberikan minuman dan kudapan. Fraksi membiayai kegiatan

    mereka dari iuran para anggotanya. Iuran tetap dipotong dari gaji

    dan tunjangan bulanan mereka untuk digunakan fraksi dan partai

    politik.44

    Bendahara fraksi bertanggungjawab atas pengelolaan akuntansi

    dan keuangan fraksi. Laporan keuangan dilakukan secara teratur

    dan laporan ini dibagikan kepada semua anggota fraksi.45

    Beberapafraksi telah merancang panduan khusus untuk tugas-tugas sekretariat

    mereka.46 Panduan ini merinci struktur sekretariat dan menjelaskan

    uraian tugas berbagai sub-bagian sekretariat. Rekrutmen dan evaluasi

    staf fraksi merupakan bidang lain di mana fraksi tidak memiliki panduan

    maupun prosedur kerja standar yang terkonsolidasi.47Panduan yang

    sama berlaku untuk keuangan dan audit anggaran fraksi.

    Memajukan demokrasi perwakilan dapat dicapai melalui kerja

    para anggota DPR dan dukungan fraksinya di DPR. Hal ini menuntut

    44 Pada tahun 2007, iuran ini berjumlah Rp 5.000.000 per bulan untuk anggota fraksi PDI-P. Lihat, Brokerage

    common in House, MPs say, The Jakarta Post, 3 Juli 2008.

    45 Sebagai contoh, Fraksi Partai Golkar mewajibkan bendaharanya untuk menyusun laporan keuangan dan

    membagikannya kepada semua anggota fraksi setiap tiga bulan sekali, lihat, Bab XI, Pasal 79, Tata Kerja FraksiPartai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta, Nopember 2005.

    46 Sebagai contoh, lihat, Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Sekretariat Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI, Jakarta, 9

    Januari 2005.

    47 Sebagai contoh, staf ahli Fraksi Partai Golkar dievaluasi setiap enam bulan oleh ketua fraksi.

    Rekomendasi MengenaiBagaimana Fraksi Bisa

    Meningkatkan Perwakilan

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    44/310

    36 Peran Perwakilan Parlemen

    Perbaikan Prosedur Internal

    Perbaikan Hubungan Konstituen

    komitmen dan prosedur kerja internal yang khusus. Sehingga,

    rekomendasi yang diusulkan bagi fraksi difokuskan pada dua bidang,

    yakni prosedur internal dan hubungan konstituen.

    Karena tidak semua fraksi di DPR telah membuat prosedur

    internal, upaya pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan

    dan meloloskan berbagai peraturan itu. Fraksi dengan prosedur

    yang sudah ada harus memperbaikinya dengan memfokuskan padasejumlah bab utama yang bisa mencakup prinsip perwakilan dan

    hubungan konstituen. Struktur prosedur bisa disederhanakan dengan

    mengikuti praktek-praktek terbaik.

    Prosedur fraksi idealnya memiliki bagian-bagian utama berikut:

    - Anggaran dasar fraksi

    - Keanggotaan fraksi- Alat kelengkapan dan batang tubuh fraksi: keanggotaan dan

    kewenangan

    - Pengaturan tugas-tugas di fraksi

    - Permufakatan, korum, pembuatan keputusan dan komunikasi

    - Sekretariat fraksi

    - Anggaran fraksi dan neraca

    - Ketentuan final: asisten fraksi, perubahan prosedur

    Rekomendasi kedua terhadap fraksi merujuk kepada peningkatan

    hubungan konstituen. Hal ini harus mencakup perbaikan cara-cara

    dan pendokumentasian isu-isu yang dihimpun selama reses dan

    dari delegasi yang datang ke DPR, khususnya masukan terhadap

    pertanyaan-pertanyaan dari konstituen. Karena tugas-tugas fraksi

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    45/310

    37Peran Perwakilan Parlemen

    sangat memerlukan sumber daya, Sekretariat Jenderal DPR harus

    mengalokasikan lebih banyak dukungan bagi setiap fraksi. Dukungan

    ini mencakup dana yang cukup untuk dialokasikan dan difokuskan

    pada rekrutmen staf ahli yang lebih banyak dan perangkat penelitianyang dapat digunakan untuk melaporkan dan memperbaiki hubungan

    konstituen.

    Di pihak lain, fraksi-fraksi disarankan untuk:

    1. memperbaiki panduan bagi anggota mengenai bagaimana

    tugas-tugas selama masa reses harus dijalankan. Kunjungan

    ke konstituen bukan sekedar menghimpun isu-isu selama

    reses, tetapi harus dimanfaatkan untuk memberikan jawaban

    atas pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya disampaikan

    kepada fraksi dan para anggotanya;

    2. memfasilitasi secara lebih baik para anggotanya dengan staf

    ahli dan fasilitas penelitian dalam menjalankan hubungan

    konstituennya;

    3. membuat dan mengelola database mengenai kekhususan

    demografis konstituen dan isu-isu penting di setiap daerah

    pemilihan;

    4. menerbitkan kode etik dan memperkenalkan sanksi bagi

    para anggotanya yang tidak membuat laporan rutin dan rinci

    mengenai hubungan konstituennya;

    5. memperkuat interaksi dan komunikasi dengan konstituen

    melalui pembuatan publikasi, situs jaringan yang di-update

    secara teratur yang memuat kolom mengenai setiap anggota,

    dan konferensi pers berkala dengan pernyataan pers.

    6. mencatat sikap fraksi terhadap isu-isu kebijakan dan

    kemajuan tugas mereka di parlemen, dan membuat informasi

    ini tersedia untuk publik.

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    46/310

    38 Peran Perwakilan Parlemen

    Alliance of Liberals and Democrats for Europe, Rules of Procedure, yangdibuat pada rapat Kelompok pada tanggal 23 Februari 2005.

    Anggaran Dasar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, KeputusanKongres II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret 2005.

    Anggaran Dasar Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004.

    Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,Keputusan Kongres II PDI Perjuangan, Denpasar, Bali, 28-31 Maret2005.

    Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar, Denpasar, 19 Desember 2004.

    Arbeitsordnung der CDU/ CSU-Bundestagsfraktion der 16. Wahlperiodevom 28. November 2005.

    Belloni, Frank P. and Dennis C. Beller, The Study of Party Factions asCompetitive Political Organizations, The Western Political Quarterly,Vol. 29, No. 4, (Dec. 1976), hal. 531-549.

    Benchmarks for Democratic Legislatures, A Study Group Report,Commonwealth Parliamentary Association, 2006.

    Brokerage common in House, MPs say, The Jakarta Post, 3 Juli 2008.

    Buku Saku Anggota FPKS DPR RI, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DewanPerwakilan Rakyat Republik Indonesia, February 2007.

    Crespo, J.A., The Liberal Democratic Party in Japan: ConservativeDomination, International Political Science Review, Number 16,1995.

    DPR Setujui Angket BBM, Kompas, 25 June 2008.

    Feulner, Frank, Standing Orders: Making Parliament Work, WBIWorking Papers, World Bank Institute, 2007.

    Feulner, Frank, Andi Rahman Alamsyah, and Djayadi Hanan, Towardsa More Effective Indonesian House of representatives: Options forPositive Change by Legislators, National Democratic Institute forInternational Affairs, Jakarta, 2005.

    Giannetti, Daniela and Michael Laver, Party Cohesion, Party Discipline,Party Factions in Italy, Draft Paper, October 2007. Rancangan yanglebih awal dipresentasikan pada Joint Workshop Session padaEuropean Consortium for political Research, Granada, 13-19 April2005.

    Geschftsordnung der FDP-Fraktion im Deutschen Bundestag,Beschlossen am 12. Nopember 1991, zuletzt gendert durchFraktionsbeschluss vom 13.12.2005.

    Kepustakaan

  • 7/25/2019 Peran Perwakilan Parlemen

    47/310

    39Peran Perwakilan Parlemen

    Golkar scolds MP over fuel policy inquiry, The Jakarta Post, 29 Juni2008.

    Hamilton, Lee H., How Congress Works and Why You Should Care,Indiana University Press, Bloomington and Indianapolis, 2004.

    Helms, Ludger, Parliamentary party Groups and their Parties: AComparative Assessment, The Journal of Legislative Studies, Vol.6, No. 2, Summer 2000, hal. 104-120.

    House votes to review SBYs fuel price policy, The Jakarta Post, 25Juni 2008.

    Tatib FraksiGreens/ European Free Alliance, BudgetItem 4000, yangdiputuskan oleh Kelompok Greens/EFA di Parlemen Eropa padatanggal 28 September 2005.