portofolio – apendisitis akut

Upload: evelyn-notag-hendrawan

Post on 15-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PORTOFOLIO

PORTOFOLIO Apendisitis AkutOlehdr. Evelyn P

Pembimbingdr. Sentot PriyambodoIDENTITASNama: An S (13-27-50-98)Usia: 13 thJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Sumber Agung, Tanjung AnomPekerjaan: PelajarSuku/Bangsa: Jawa, IndonesiaAgama : IslamStatus pernikahan: -Tanggal MRS: 5 September 2013Jam Datang: 17.00Tindakan Mulai: 17.01ANAMNESAKeluhan UtamaPanas dan nyeri perut bawahRiwayat Penyakit SekarangPasien datang rujukan dari Puskesmas dengan keluhan panas terus-menerus sejak kemarin, diberi obat penurun panas tapi panas tidak turun. Tadi pagi dibawa ke puskesmas kemudian diberi suntikan untuk penurun panasNyeri perut, awalnya pasien mengeluh nyeri perut ulu hati seperti maag tapi kemudian nyeri berpindah ke perut kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Jika dibuat berjalan dan duduk dan batuk nyeri bertambah parah.

Nyeri tidak menjalar ke bagian perut lainnya. Pasien mengeluh perut terasa mual tapi tidak bisa dimuntahkan. Makan dan minum sulit. Badan juga terasa lemas.Sudah dua hari ini pasien tidak bisa BAB. Pasien juga mengeluh BAK sulit sejak tadi pagi. Riwayat Penyakit Dahulu- Pasien tidak pernah sakit seperti ini

Riwayat Penyakit Keluarga:- Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti iniRiwayat PsikososialPendidikan: SMPPekerjaan: PelajarKebiasaanMakanan: penderita makan 3x sehari, pola makan masih teratur, porsi makanan cukup. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum (Tgl. 05/09/2013)Kesadaran: Compos mentis (GCS 456)Suhu badan: 37,5C (aksiler)Nadi: 96x/ menit teraturTekanan darah: 110/70mmHgRespiratory Rate: 18x/ menit, teraturKepala-Leher= DBNThorax= Inspeksi: Gerak nafas simetris Palpasi: Fremitus raba simetris, gerak napas simetrisPerkusi: SonorAuskultasi: Vesikuler/Vesikuler, Rhonkhi -/-, Wheezing -/-Abdomen=Inspeksi:Bentuk: FlatKulit: mengkilat(-) Auskultasi:Peristaltik usus (+) N

Palpasi:Hepar, Lien, Ginjal: tidak terabaUndulasi : (-)Murphys sign: (-)Nyeri tekan McBurney: (+)Rovsings sign: (+)Blumbergs sign: (+)Psoass sign: (+)Obturators sign: (+)Massa: (-)Perkusi: Timpani di semua kuadran Asites : Shifting dullness (-) Extremitas:Akral : HangatEdema: Tidak ada

Hasil Laboratorium (tgl 05/09/2013)Darah lengkapRBC = 4,86x106/lWBC = 22,17x103/lHb = 13,1 g/dlPlt = 368x103/l

Faal HemostatisPT= 15,0 dtkAPTT= 30,5 dtkAsssesment : Apendisitis AkutPlanning : Diagnosis : -Terapi : Konsul Sp.B:Infus D5 NS 16 tpmInj. Ceftriaxone 2x500mgInj. Ranitidine 2x1 ampMelakukan puasaKIEMonitoring: Keluhan Vital sign Apendiks Vermiformis2.1 AnatomiApendiks vermiformis merupakan organ berbentuk tabung dengan lumen sempit dan vermian (berbentuk seperti cacing) yang timbul dari dinding posteromedial caecum.

Panjang apendiks bervariasi antara 2 cm hingga 20 cm dengan panjang rata-rata 9 cm pada dewasa, diameter bagian luar apendiks bervariasi antara 3 -8 mm, dan diameter lumen bervariasi antara 1 -3 mm.

2.2Vaskularisasi dan InervasiVaskularisasi apendiks berasal dari arteri apendikluaris, cabang dari arteri iliokolika. Arteri ini merupakan arteri tanpa kolateral sehingga apabila arteri ini tersumbat, apendiks akan mengalami gangren.Persarafan simpatetik apendiks berasal dari pleksus mesenterika superior (Th10-L1), sedangkan persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus.

2.3FisiologiApendiks menghasilkan lendir sebanyak 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis.

Pengangkatan apendiks tidak memengaruhi system imun tubuh karena jumlah jaringan limfoid di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh.ApendisitisDefinisiApendisitis adalah inflamasi pada apendiks vermiformisEpidemiologiInsidens apendisitis akut di Negara maju lebih tinggi daripada di Negara berkembangInsidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insiden pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding

EtiologiApendisitis merupakan infeksi bakteri, dengan obstruksi lumen diyakini menjadi faktor pencetus utama apendisitis.

INFEKSIPATOGENESISPatogenesisApendisitis akut merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya. Obstruksi lumen diyakini sebagai penyebab utama dari apendisitis akut. Obstruksi juga dapat disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi jaringan limfoid, biji-bijian buah dan sayuran, parasit intestinal (cacing Askaris dan E. histolytica), sisa barium dari pemeriksan X-ray sebelumnya, dan neoplasmaPenelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiksApendisitis dapat dimulai di mukosa dan kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama. Upaya pertahanan tubuh berusaha membatasi proses radang ini dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa Terbentuk massa periapendikuler yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrat apendiksDi dalamnya, dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikuler akan menjadi tenang dan selanjutnya akan mengurai diri secara lambat.Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna tetapi membentuk jaringan parut yang melengket dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah. Suatu saat, organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan sebagai mengalami eksaserbasi akut.

Pembagian KlinisApendisitis akutApemdisitis akut adalah Apendisitis dengan onset akut, memerlukan tindakan pembedahan, dan biasanya ditandai oleh nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen, nyeri tekan dan nyeri lepas, spasme otot di atasnya, dan hiperestesi kulit. Apendisitis kronisApendisitis kronis adalah apendisitis yang dikarakteristikkan dengan adanya penebalan fibrotik pada dinding apendiks karena inflamasi akut sebelumnya.Jarang didapatkan muntah, tetapi didapatkan anoreksia, mual, nyeri saat bergerak dan malaise. Jumlah leukosit biasanya dalam batas normal.Diagnosis apendisitis kronik: Riwayat nyeri perut kanan bawah >/2 minggu, terbukti terjadi radang kronik apendiks baik secara makroskopik maupun mikroskopik, dan keluhan menghilang pasca apendektomi.Apendisitis rekurenDiagnosis apendisitis rekurens baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendektomi, dan hasil patologi menunjukkan peradangan akut. Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. Resiko terjadinya serangan berulang adalah sekitar 50%.Pada apendisitis rekurens, biasanya dilakukan apendektomi karena penderita seringkali datang dalam serangan akut.

DIAGNOSAAnamnesaApendisitis akut sering tampil dengan gejala khas. Gejala klasik apendisitis:1. Nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilicus (periumbilical pain).2. Mual dan Muntah3. Nafsu makan menurun. 4. Dalam beberapa jam, nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney. Nyeri dirasa lebih tajam dan lebih jelas letaknya Bila terdapat perangsangan peritoneum, biasanya pasien mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk (Dunphys sign).Pemeriksaan FisikDemam sekitar 37,5oC 38,5oC. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rectal sampai 1oC. Pada inspeksi perut, tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses periapendikuler.Pada palpasi, didapatkan nyeri yang terbatas pada region iliaka kanan (tersering pada titik Mc Burney), bisa disertai nyeri lepas. Defans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale. Pada penekanan perut kiri bawah, akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang disebut tanda Rovsing. Selain itu juga akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah apabila tekanan pada perut kiri bawah dilepaskan (Blumberg sign). Psoas Sign

Obturator Sign

LaboratoriumLeukositosis antara 10.000 18.000 sel/mm3 dengan 75% predominan neutrofil. Apabila terjadi leukositosis >20.000 sel/mm3 mengindikasikan terjadinya apendisitis dengan komplikasi (gangren atau perforasi). Pemeriksaan kadar serum -HCG (human chorionic gonadotropin) dapat dilakukan pada wanita usia subur untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.

Ultrasonography (USG)Ultrasonography memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas lebih dari 90% dalam diagnosa apendisitis akut. USG memiliki kelebihan karena bersifat non invasive, tidak memerlukan persiapan pasien, dan juga terhindar dari paparan radiasi ion. Oleh karena itu USG sering digunakan pada pasien anak-anak atau wanita hamil dengan gejala klinis yang diduga sebagai apendisitis akut.Dikenal juga system scoring Alvarado Scale untuk membantu diagnosa apendisitis.

- 9 atau 10: Hampir pasti menderita apendisitis, dan sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan. -7 atau 8 diduga kuat menderita apendisitis,-5 atau 6 gejalanya cocok dengan apendisitis, tetapi bukan sebagai diagnosa apendisitis

ManagementIndikasi OperasiApendisektomi atau Apendektomi ialah suatu tindakan pembedahan membuang apendiks. Indikasi apendektomi:1.Apendisitis akut.2.Apendisitis subakut.3.Apendisitis infiltrat (appendikular mass) yang sudah dalam stadium tenang (afroid).

Macam OperasiOpen appendectomyPada open appendectomy dapat dilakukan dengan beberapa macam irisan. Irisan kulit dengan arah oblique melalui titik Mc Burney tegak lurus garis antara S.I.A.S. dan umbilikus disebut juga irisan Gridiron.Laparoscopic appendectomyLaparoscopic appendectomy memberikan keuntungan diagnostik laparoskopik sekaligus waktu pemulihan dan insisi yang lebih minimal. Komplikasi Operasi1. Durante operasi:Perdarahan intra peritoneal yaitu dari arteria appendicularis atau dari omentum.Perdarahan pada dinding perut (dari otot-otot). Adanya robekan dari sekum atau usus lain.

2. Pasca Bedah dini:Perdarahan.Infeksi dinding perut.Hematom dinding perut. Peralitik ileus. Peritonitis.Fistel usus.Abses di dalam rongga peritoneum.3.Penyulit pasca bedah lanjut:Streng ileus oleh karena adanya band. Hernia sikatrikalis.

KOMPLIKASI1. Massa PeriapendikularMassa apendiks terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan/atau lekuk usus halus. Pada massa periapendikuler dengan pembentukan dinding yang belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus ke seluruh rongga peritoneum . Bila terjadi perforasi, akan terbentuk abses apendiks. Hal ini ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit.2.Apendisitis PerforataPerforasi apendiks akan mengakibatkan peritonitis yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat, nyeri tekan dan defans muskular, peristalsis usus dapat menurun sampai menghilang akibat adanya ileus paralitik. Adanya massa intraabdomen yang nyeri disertai demam harus dicurigai sebagai abses. Ultrasonografi dapat membantu mendeteksi adanya kantong nanah

Terima Kasih