referat gerak involunter.docx

Upload: fidelaff

Post on 08-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    1/25

    REFERAT

    GERAK INVOLUNTER

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian

    Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit

    Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

    Diajukan Kepada :

    dr. R. Yoseph Budiman Sp. S

    Disusun oleh :

    Rizka Nurul Firdaus

    20080310075

    SMF ILMU PENYAKIT SARAF

    RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2013

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    2/25

    2

    HALAMAN PENGESAHAN

    REFERAT

    GERAK INVOLUNTER

    Disusun oleh:

    Rizka Nurul Firdaus

    20080310075

    Telah dipresentasikan pada:

    21 Desember 2013

    Bantul, 21 Desember 2013

    Menyetujui dan mengesahkan,

    Pembimbing

    dr. R. Yoseph Budiman Sp.S

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    3/25

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    4/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Gerakan involunter (GI) ialah suatu gerakan spontan yang tidak disadari,

    tidak bertujuan, tidak dapat diramalkan dan dikendalikan oleh kemauan,

    bertambah jelas waktu melakukan gerakan volunter atau dalam keadaan emosi

    dan menghilang waktu tidur.

    GI yang sering dijumpai pada anak akibat gangguan ganglia basalis

    dan/atau serebelum mencakup tremor, korea, atetosis, distonia dan hemibalismus.

    GI yang timbul bukan karena gangguan pada inti-inti organ tersebut, misalnya tic,

    spasmus dan mioklonia tidak dibicarakan.

    PATOFISIOLOGI

    Suatu fungsi motorik yang sempurna pada otot rangka memerlukan

    kerjasama yang terpadu antara sistem piramidal (P) dan ekstrapiramidal (EP).

    Sistem P terutama untuk gerakan volunter sedang sistem EP menentukan landasan

    untuk dapat terlaksananya suatu gerakan volunter yang-trampii dan mahir.

    Dengan kata lain, sistem EP mengadakan persiapan bagi setiap gerakan volunter

    berupa pengolahan, pengaturan dan pengendalian impuls motorik yang

    menyangkut tonus otot dan sikap tubuh yang sesuai dengan gerakan yang akan

    diwujudkan.

    Sistem EP terdiri atas: 1). Inti-inti korteks serebri area 4S, 6 & 8; 2). Inti-

    inti subkortikal ganglia- basalis yang meliputi inti kaudatus, putamen, globus

    palidus, substansi nigra, korpus subtalamikum dan inti talamus ventrolateralis; 3).

    Inti ruber dan formasio retikularis batang otak dan 4). Serebelum. Inti-inti tersebut

    saling berhubungan melalui jalur jalur khusus yang membentuk tiga lintasan

    lingkaran (sirkuit). Sedangkan sistem P, dari korteks serebri area 4 melalui jalur-

    jalur kortikobulbar dan kortikospinal (lintasan piramidal) menuju Ice "lower

    motor neuron (LMN).

    Untuk mengetahui mekanisme terjadinya GI, terlebih dahulu dijelaskan

    pengertian perihal jalannya impuls motorik yang digunakan 'untuk

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    5/25

    1

    mempersiapkan dan membangkitkan gerakan volunter. Impuls motor& EP

    sebelum diteruskan ke LMN akan mengalami pengolahan di berbagai inti ganglia

    basalis dan korteks serebelum sehingga telah siap sebagai impuls

    motorik/pengendali bagi setiap gerakan yang akin diwujudkan impuls motoric P.

    Keduanya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam

    membangkitkan setiap gerakan volunter yang sempuma.

    Ada 3 jalur sirkuit untuk pengolahan impuls motorik tersebut :

    1) Sirkuit pertama

    Lintasan sirkuit pertama akan dilalui oleh impuls motorik yang dicetuskan

    di area 4 dan 6, lalu dihantarkan ke inti basal pons, korteks serebelum, inti

    dentatus, inti ruber dan inti ventro-lateralis dan akhimya kembali ke korteks

    motorik P dan EP area tersebut.

    2). Sirkuit kedua

    Merupakan lintasan yang akan dilalui oleh impuls motorik dari korteks

    serebri area 4, 4S dan 6, menuju ke substansi nigra, putamen, globus palidus, inti

    ventrolateralis talami dan kembali ke korteks motorik P & EP area 4, 4S dan 6.

    3) Sirkuit ketiga

    Impuls motorik dan area 4S dan 8 akan melalui sirkuit ini menuju ke inti

    kaudatus, globus palidus dan inti ventrolateralis talami dan selanjutnya kembali ke

    korteks motorik area P dan EP area 6. Sebagian impuls tersebut akan diteruskan

    ke inti Luys sebelum kembali ke korteks yang bersangkutan.

    Bila ada gangguan pada salah satu jalur sirkuit atau inti ganglia basalis

    atau serebelum, maka gangguan umpan balik ke korteks motorik P dan EP akan

    timbul. Hal ini disebabkan karena impuls motorik yang semula dicetuskan di

    korteks motorik area bersangkutan tidak dapat diteruskan melalui jalur sirkuit atau

    tidak dapat dikelola oleh inti-inti ganglia basalis dan serebelum yang terganggu.

    Dengan demikian akan bangkit gerakan yang tidak terkendali sistem EP berupa

    gerakan involunter. Bergantung pada lokalisasi lesi maka GI thpat berbentuk

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    6/25

    2

    tremor bila lesi pada serebelum atau substansi nigra, korea pada inti kauthtus dan

    globus palidus, atetosis path bagian luar putamen dan globus palidus, distonia

    path bagian dalam putamen dan inti kaudatus dan hemibalismus pada inti Luys .

    Pada suatu penyakit tertentu dapat dijumpai satu atau beberapa jenis GI.

    Seperti pada kelumpuhan otak tipe subkortikal, dapat ditemukan semua jenis GI

    tersebut di atas.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    7/25

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. PENGERTIANGerakan involunter merupakan gerakan yang tidak sesuai dengan

    kemauan, tidak diketehendaki, dan tidak bertujuan.

    B. PATOFISIOLOGISuatu fungsi motorik yang sempuma pada otot rangka memerlukan

    kerjasama yang terpadu antara sistem piramidal (P) dan ekstrapiramidal (EP).

    Sistem piramidal terutama untuk gerakan volunter sedang sistem ekstrapiramidal

    menentukan landasan untuk dapat terlaksananya suatu gerakan volunter yang

    terampil dan mahir.

    Dengan kata lain, sistem ekstrapiramidal mengadakan persiapan bagi

    setiap gerakan volunter berupa pengolahan, pengaturan dan pengendalian impuls

    motorik yang menyangkut tonus otot dan sikap tubuh yang sesuai dengan gerakan

    yang akan diwujudkan.

    Sistem ekstrapiramidal terdiri atas:1. Inti-inti korteks serebri area 4S, 6 & 8;2. Inti-inti subkortikal ganglia basalis yang meliputi inti kaudatus, putamen,

    globus palidus, substansi nigra, korpus subtalamikum dan inti talamus

    ventrolateralis;

    3. Inti ruber dan formasio retikularis batang otak dan4. Serebelum. Inti-inti tersebut saling berhubungan melalui jalur jalur khusus

    yang membentuk tiga lintasan lingkaran (sirkuit).

    Sedangkan sistem piramidal, dari korteks serebri area 4 melalui jalur-jalur

    kortikobulbar dan kortikospinal (lintasan piramidal) menuju Ice "lower motor

    neuron (LMN). Untuk mengetahui mekanisme terjadinya gerakan involunter,

    terlebih dahulu dijelaskan pengertian perihal jalannya impuls motorik yang

    digunakan 'untuk mempersiapkan dan membangkitkan gerakan volunter. Impuls

    motor dan ekstrapiramidal sebelum diteruskan kae LMN akan mengalami

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    8/25

    4

    pengolahan di berbagai inti ganglia basalis dan korteks serebelum sehingga telah

    siap sebagai impuls motorik/pengendali bagi setiap gerakan yang akin diwujudkan

    impuls motoric P. Keduanya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan

    dalam membangkitkan setiap gerakan volunter yang sempuma.

    Ada 3 jalur sirkuit untuk pengolahan impuls motorik tersebut:

    1) Sirkuit pertama

    Lingkaran yang disusun oleh jaras jaras penghubung berbagai inti

    melewati korteks piramidalis (area 4 ) , area 6, oliva inferior, inti inti pontis,

    korteks serebelli, nucleus dentatus, nucleus rubber, nucleus ventrolateralis talami,

    korteks pyramidalis & ekstrapiramidalis. Peranan sirkuit ini memberikan

    FEEDBACK kepada korteks piramidalis & ekstrapiramidalis yang berasal dari

    korteks serebellum.

    Gangguan feedback lintasan ini timbul :

    Ataksia

    Dismetria

    Tremor sewaktu gerakan volunteer berlangsung.

    2). Sirkuit kedua

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    9/25

    5

    Menghubungkan korteks area 4S & area 6 dengan korteks motorik

    piramidalis & ekstrapiramidalis melalui substansia nigra, globus pallidus, nucleus

    ventrolateralis talami. Tujuan pengelolaan impuls piramidalis & ekstrapiramidalis

    untuk mengadakan INHIBISI terhadap korteks piramidalis & ekstrapiramidakis,

    agar gerakan volunteer yang bangkit memiliki ketangkasan yang sesuai.

    Gangguan pada substansia nigra menimbulkan:

    Tremor sewaktu istrahat

    Gejala-gejala motorik lain

    Sering ditemukan pada sindroma Parkinson

    3)Sirkuit ketiga

    Merupakan lintasan bagi impuls yang dicetuskan di area 8 & area 4S untuk

    diolah secara berturut-turut oleh nucleus kaudatus, globus palidus & nucleus

    ventrolateralis talami. Hasil pengolahan ini dengan dicetuskan impuls oleh

    nucleus ventrolateralis talami yang dipancarkannya ke korteks piramidalis &

    ekstrapiramidalis (area 6). Impuls terakhir ini melakukan tugas INHIBISI.

    sebagian impuls ini disampaikan oleh globus pallidus kepada nucleus Luysii.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    10/25

    6

    Bila area 4S & 6 tidak dikelola oleh impuls tersebut maka timbul gerakan

    involunter (gerakan spontan yang tidak dapat dikendalikan) seperti Khorea dan

    Atetosis .Keduanya akibat lesi di nucleus kaudatus & globus pallidus. Balismus

    akibat lesi di Nukleus Luysii.

    C. JENIS-JENIS GERAKAN INVOLUNTER1. Tremor

    Tremor adalah gerakan osilatorik (repetitif dalam suatu ekuilibrium) ritmis

    yang involunter, dihasilkan oleh otot-otot yang kerjanya berlawanan satu sama

    lain (resiprokal). Keterlibatan otot agonis dan antagonis membedakan tremor dari

    klonus (klonik). Secara umum tremor dibagi menjadi tremor normal (fisiologis)

    dan tremor abnormal (patologis).

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    11/25

    7

    a) Tremor fisiologis merupakan fenomena normal yang dapat terjadi dalamkeadaan terjaga atau selama fase tertentu selama tidur. Frekuensinya berkisar

    8-13 Hz (10 Hz), dan lebih rendah pada orang tua dan anak-anak. Tremor ini

    dihasilkan oleh getaran pasif akibat aktivitas mekanik jantung

    (balistocardiogram). Sifat tremor sangat halus dan tidak dapat dilihat secara

    kasat mata. Tremor fisiologis dapat ditingkatkan oleh kondisi emosi (takut,

    cemas) dan latihan fisik.

    b) Tremor patologis (secara klinis kadang disebut tremor saja) memiliki ciri:disebabkan oleh hal-hal yang bersifat patologis, paling sering melibatkan otot-

    otot distal ekstremitas (khususnya jari dan telapak tangan), lalu otot-otot

    proksimal, kepala, lidah, rahang dan korda vokalis. Frekuensiya 4-7 Hz.

    Dengan bantuan EMG, tremor patologis dapat diklasifikasikan berdasarkan

    kekerapannya, hubungan dengan postur dan gerakan volunter, pola bacaan

    EMG pada otot yang bekerja berlawanan, serta respons terhadap pemberian

    obat tertentu.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    12/25

    8

    Tremor Postural dan Aksi (Postural and Action tremor)

    Tremor Postural dan Aksi (kedua istilah ini sering dipertukarkan) terjadi

    ketika tubuh dan ekstremitas dipelihara (dipertahankan) dalam posisi tertentu

    terutama untuk menjaga postural dan melawan gravitasi (misal: merentangkan

    kedua lengan di depan dada). Karena untuk mempertahankan posisi tersebut

    dibutuhkan kerja sejumlah otot ekstensor. Tremor ini dapat muncul pada gerakan

    aktif dan meningkat apabila kebutuhan gerakan semakin tinggi. Tremor

    menghilang apabila ekstremitas direlaksasi namun muncul kembali bila otot yang

    bekerja diaktifkan. Karakteristik tremor postural/aksi yakni adanya ledakan ritmis

    pada neuron motorik yang terjadi tidak secara sinkron dan simultan pada otot

    yang berlawanan, tidak seimbang dalam hal kekuatan dan periodenya.

    Tremor postural/aksi ini terbagi lagi menjadi beberapa tipe:

    Tremor fisiologis yang meningkat (enhanced physiological tremor).Frekuensi sama dengan tremor fisiologis (10 Hz) dengan amplitudo lebih

    besar. Timbul apabila dalam keadaan takut, cemas (ansietas), gangguan

    metabolik (hipertiroid, hiperkortisol, hipoglikemik), feokromositoma,

    latihan fisik berlebih, penarikan alkohol/sedatif lainnya, efek toksik

    lithium, asam nikotinat, xantin (kopi, teh, aminofilin, cola), dan

    kortikosteroid. Bersifat transien dan dapat dipicul oleh injeksi epinefrin

    atau obat -adrenergik (isoproterenol). Diduga akibat aktifitas reseptor -

    adrenergik tremorgenik

    Tremor pada alkoholik. Tremor ini terjadi pada penarikan alkohol dan obatsedatif (benzodiazepin, barbiturat) setelah penggunaan yg cukup lama.

    Tremor esensial/familial. Ini adalah tremor tersering, frekuensi 4-8 Hzdengan amplitudo bervariasi dan tidak berhubungan dengan masalah

    neurologis (esensial). Tremor ini sering muncul pada anggota keluarga

    tertentu, mengisyaratkan adanya karakteristik familial. Muncul pada usia

    akhir dekade kedua (walaupun juga dapat muncul sejak anak-anak).

    Seiring bertambahnya usia, frekuensi tremor berkurang namun amplitudo

    meningkat. Tremor terjadi pada lengan secara simetris, kepala, dan

    (jarang) rahang, bibir, lidah dan laring. Seperti yang lainnya, tremor ini

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    13/25

    9

    dipengaruhi oleh emosi, aktifitas fisik dan kelelahan. Penyebab tremor

    esensial belum diketahui, diduga cerebelum berperan melalui jaras

    kortiko-talamo-cerebellar.

    Tremor polineuropatik, tremor ini terjadi pada pasien dengan kelainandemielinisasi dan polineuropati paraproteinemik. Karakteristik berupa

    tremor esensial kasar dan memburuk jika pasien diminta memegang

    dengan jarinya. Namun tidak seperti tremor organik lainnya, tremor ini

    berkurang jika diberikan beban pada ekstremitas yang terkena.

    Tremor Parkinson

    Merupakan tremor kasar dengan frekuensi 3-5 Hz, pada EMG terlihatledakan aktifitas yang berganti-gantian (alternating) otot-otot yang bekerja

    berlawanan.Tremor pada awalnya hanya mengenai otot-otot distal asimetris. Pada

    penyakit Parkinson, tremor mungkin hanya satu-satunya gejala (tanpa disertai

    akinesia, rigiditas, dan mask-like facies), walaupun tremor dapat juga muncul

    belakangan setelah gejala lainnya. Ciri khas tremor terjadi pada salah satu/kedua

    lengan bawah dan sangat jarang pada kaki, rahang, bibir dan lidah, terjadi jika

    lengan dalam sikap istirahat (resting tremors)dan menghilang sejenak pada saat

    pindah sikap atau lengan ditopang dengan mantap.

    Bentuk dari tremor Parkinson ini adalah fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi

    jari tangan, pronasi-supinasi lengan bawah. Pada kaki terjadi gerakan fleksi-

    ekstensi lutut, pada rahang berupa gerakan membuka-menutup, pada kelopak

    terjadi gerakan berkedip-kedip dan pada lidah berupa gerakan keluar-masuk.

    Tremor Intention (Ataxic)

    Tremor Intention merupakan tremor yang timbul ketika pasien melakukan

    gerakan aktif, tertuju, dan presisi/fine (misalnya, menyentuh ujung hidung dengan

    jari telunjuk). Ciri khas tremor intention adalah tremor semakin jelas pada saat

    mendekati target yang dituju. Disebut ataxic karena disertai oleh ataxia

    cerebellar. Tremor menghilang pada saat tungkai tidak bekerja atau pada saat fase

    inisiasi memulai gerakan. Frekuensi 2-4 Hz. Penyebab tremor ini adalah kelainan

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    14/25

    10

    pada cerebelum (lesi di nukleus interpositus, nukleus dentatus) dan koneksinya,

    terutama pada pedunkulus cerebelar superior.

    Tremor lainnya:

    - Tremor Palatal merupakan merupakan gerakan involunter, cepat dan ritmis

    daripada palatum mole. Ada dua jenis tremor palatal: tremor palatal essensial dan

    tremor palatal simtomatis. Pada tremor palatal essensial terjadi aktivasi dari m.

    Tensor veli palatini tanpa ada penyebab patologis, menimbulkan bunyi klik dan

    berkurang pada saat tidur. Sedangkan tremor palatal simtomatis melibatkan m.

    Levator veli palatini dan terdapat lesi batang otak yang mempengaruhi jaras

    dentata-olivari. Frekuensi: 26-420 kali permenit (tremor essensial) dan 107-164

    kali permenit (tremor simtomatis).

    - Tremor histerikal, terjadi pada pasien dengan gangguan histeria. Selain

    tremor gejala lainnya: rasa berat di tungkai, kram, sulit bernapas, palpitasi, rasa

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    15/25

    11

    tercekik, berteriak seperti kesakitan, penurunan kesadaran, dll. Penyebabnya

    adalah stress.

    2. KhoreaKata khorea berasal dari Yunani yang berarti menari Chorea adalah

    gerakan di luar kesadaran yang cepat, menyentak, pendek dan berulang-ulang

    yang dimulai satu bagian tubuh dan bergerak dengan tiba-tiba, tak terduga, dan

    seringkali secara terus-menerus sampai bagian tubuh lainnya.

    Khorea biasanya melibatkan tangan, kaki, dan muka. Gerakan menyentak

    kelihatannya mengalir dari satu otot ke otot berikutnya dan mungkin kelihatannya

    seperti menari. Gerak-gerik mungkin bergabung secara tak terlihat ke dalam

    perbuatan dengan tujuan atau semi-tujuan, kadang-kadang membuat chorea sukar

    untuk dikenali.

    Penyebabnya antara lain: penyakit Huntington, koera Sydenham (komplikasi

    demam reumatik), SLE, pil kontrasepsi oral, hiperviskositas, tirotoksis=kosis,dan

    sindrom antifosfolipid. Korea kadang terjadi pada usia lanjut tanpa alasan yang

    jelas dan terutama mengenai otot di dalam dan di sekitar mulut. Khorea ini juga

    bisa menyerang wanita hamil pada 3 bulan pertama kehamilannya, tetapi akan

    menghilang tanpa pengobatan segera setelah persalinan.

    Dalam klinik dibedakan 3 jenis gerakan koreatik :

    1) Korea mayor (Korea Huntington)

    Merupakan salah satu gejala klinik penyakit Huntington. Penyakit ini

    bersifat herediter yang diturunkan secara autosom dominan, akibat degenerasi

    ganglia basalis terutama pada inti kaudatus yang bersifat menahun progresif.

    Lebih sering pada orang dewasa di atas umur 30 tahun, sangat jarang pada anak.

    Sekitar 15% terdapat pada anak di atas umur 3 tahun (juvenile type). Pada tipe

    juvenilis, 75% dengan riwayat keluarga positif yakni ayahnya. Manisfestasi klinik

    lain berupa kekakuan, bradikinesi, kejang dan retardasi intelektual. Tidak ada

    pengobatan khusus. Prognosis jelek. kematian biasanya terjadi 310 tahun

    sesudah timbul gejala klinik.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    16/25

    12

    2) Korea minor

    Sering disebut korea Sydenham, St Vitus dance atau korea akuisita.

    Patogenesisnya masih belum jelas, diduga berhubungan dengan infeksi reumasebab 75% kasus menunjukkan riwayat demam rematik. Sangat mungkin reaksi

    antigen-antibodi pasca infeksi streptokok betahemolitikus grup A yang berperan.

    Selain pada demam rematik, korea ini dapat juga bermanifestasi pada

    ensefalitis/ensefalopati dan intoksikasi obat. Kira-kira 80% kasus terdapat pada

    usia 515 tahun, perempuan: lelaki = 23 : 1. Gejala klinik berupa gerakan-

    gerakan koreatik pada tangan/lengan menyerupai gerakan tangan seorang

    penari/pemain piano, adakalanya pada kaki/tungkai dan muka. Perjalanan

    penyakit bervariasi, dapat sembuh spontan dalam 23 bulan tetapi dapat pula

    sampai setahun. Tidak ada pengobatan khusus selain sedativa.

    3)Korea Iatrogenik

    Jenis korea ini disebabkan karena penggunaan obat-obatan yang pada

    umunya obat yang digunakan untuk pasien sakit jiwa atau disebut obat

    antipsikosis seperti haloperidol dan fenotiazin. Korea dapat melibatkan sesisitubuh saja, sehingga disebut hemikorea. Bila hemikorea bangkit secara keras

    sehingga seperti membanting-bantingkan diri, maka istilahnya ialah

    hemibalismus.

    3. AtesosisAtetosis berasal dari Yunani yang berarti berubah. Pada atetose gerakan

    lebih lambat dan melibatkan otot bagian distal, namun cenderung menyebar keproksimal. Atetosis banyak dijumpai pada penyakit yang melibatkan ganglia

    basal. Athetosis adalah aliran gerakan yang lambat, mengalir, menggeliat di luar

    kesadaran. Biasanya pada kaki dan tangan.

    Khorea dan atetosis bisa terjadi secara bersamaan, dan disebut

    koreoatetosis. Korea dan atetosis bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan

    gejala yang bisa terjadi pada beberapa penyakit yang berbeda.

    Seseorang yang mengalami korea dan atetosis memiliki kelainan pada ganglia

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    17/25

    13

    basalisnya di otak. Penyakit yang seringkali menyebabkan korea dan atetosis

    adalah penyakitHuntington.

    Gerakan atetotik ditemukan pada beberapa penyakit:

    1) Kelumpuhan otak (cerebral palsy)

    Biasanya dijumpai pada anak terutama bayi baru lahir akibat kerusakan

    otak non-progresif yang terjadi intrauterin,waktu lahir atau segera sesudah lahir.

    Kelumpuhan otak yang disertai gerakan atetotik/koreo-atetotik termasuk

    kelumpuhan otak tipe subkortikal, akibat lesi pada komponen ganglia basalis.

    Tipe ini meliputi 515% kasus kelumpuhan otak.

    Terdapat 2 faktor perinatal sebagai penyebab utama kelumpuhan otak tipe

    subkortikal ialah hiperbilirubinemia (kern ikterus) dan asfiksi berat.

    Gejala klinik biasanya baru tampak sesudah umur 18 bulan. Dapat

    ditemukan gerakan atetotik, koreo-atetotik maupun jenis GI fainnya bergantung

    pada lokasi kerusakan. Pengobatan hanya simtomatik dan suportif.

    2) Sindrom Lesch-Nyhan

    Kelainan ini sangat jarang dijumpai,ditandai oleh gerakan koreoatetotik

    bilateral, retardasi mental, mutilasi diri dan hiperurikemia. Etiologi belum

    diketahui; dihubungkan dengan defisiensi ensim hipoksantin-guanin fosforibosil

    transferase pada eritrosit, fibroblast dan ganglia basalis. Merupakan penyakit

    herediter yang diturunkan secara sex-linked resesif_pada kromosom X sehingga

    hanya terdapat pada anak lelaki.

    Gerakan atetotik mulai timbul pada umur 68 bulan, kemudian diikuti

    gerakan koreo-atetotik dan pada usia di atas 2 tahun sudah dapat ditemukan

    sindrom yang lengkap. Pengobatan dengan alopurinol 8 mg/kgBB sehari dalam

    tiga kali pemberian. Prognosis jelek.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    18/25

    14

    3) Penyakit Hallervorden-Spatz

    Kelainan degeneratif pada substansi nigra dan globus palidus yang

    herediter dan diturunkan secara autosom resesif. Etiologi tidak diketahui, didugaada hubungan dengan deposisi pigmen yang mengandung zat besi pada kedua

    daerah tersebut. Namun tidak jelas adanya gangguan metabolisme zat besi yang

    menyertainya. Penyakit ini jarang dijumpai.

    Gejala klinik biasanya manifes pada umur 8-10 tahun berupa gerakan

    atetotik, kekakuan pada lengan/tungkai dan retardasi mental yang progresif.

    Kadang-kadang timbul kejang. Perjalanan penyakit lambat progresif. Tidak ada

    pengobatan, prognosis jelek, biasanya meninggal dalam 5-20 tahun.

    4. HemibalismusHemiballismus ialah sejenis chorea, biasanya menyebabkan gerakan

    melempar satu lengan di luar kemauan dengan keras. Hemiballismus

    mempengaruhi satu sisi badan. Lengan terkena lebih sering daripada kaki.

    Biasanya disebabkan oleh stroke yang mempengaruhi bidang kecil tepat di bawah

    basal ganglia yang disebut nukleus subthalamic. Hemiballismus untuk sementaramungkin melumpuhkan karena ketika penderita mencoba menggerakkan anggota

    badan, mungkin melayang secara tak terkendali.

    5. TicTic adalah istilah Prancis yang sesuai dengan standar internasional. Tic

    merupakan suatu gerakan otot involunter yang berupa kontraksi otot setempat,

    sejenak namun berkal-kali dan kadang kala selalu serupa atau berbentuk

    majemuk. Menurut gerakan otot involunter yang timbul, penggolongan tic diberi

    tambahan sesuai dengan lokasi kontraksi otot stempat. Dengan demikian dikenal

    istilah tic facals, yang mengenai otot-otot wajah, otot orbikularis oris, dan tic

    orbikularis okuli. Dalam hal ini, otot yang berkontarksi secara involunter adalah

    otot orbikularis oris, orbikularis okuli dan zigomatikus mayor atau otot fasial

    lainnya.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    19/25

    15

    Penyebab tic belum diketahui, tic merupakan suatu gerakan yang

    terkoordinir , berulang dan melibatkan sekelompok otot dalam hubungan yang

    sinergistik.

    Gerakan tik ini dibedakan menjadi 3 macam:

    a. Tik Fonik

    Gerakan otot penggerak pita suara yang mana suara yang diproduksi

    berubah-ubah karena pasien berusaha memindahkan udara nafasnya melalui

    mulut, kadang sengau karena melewati hidung sehingga gerakan tik ini disebut

    juga tik verbal.

    b. Tik motorik sederhana

    Tik ini biasanya terjadi tiba-tiba, singkat, gerakan berarti yang biasanya

    hanya melibatkan satu kelompok otot, seperti mata berkedip, kepala menyentak,

    atau mengangkat bahu. Selain itu, dapat beragam tak bertujuan dan mungkin

    termasuk gerakan-gerakan seperti tangan bertepuk tangan, leher peregangan,

    gerakan mulut, kepala, lengan atau kaki tersentak, dan meringis wajah.

    c. Tik motorik komplek

    Tik motor komplek biasanya lebih terarah-muncul dan yang bersifat lebih

    lama. Mereka mungkin melibatkan sekelompok gerakan dan muncul

    terkoordinasi. Contohnya menarik-narik baju, menyentuh orang, menyentuh

    benda-benda, ekopraksia/gerakan latah dan koprolalia/ngomong jorok.

    Tik fonik yang bersifat komplek dapat jatuh ke dalam gerakan tik motor

    komplek berbagai seri (kategori), termasuk echolalia (mengulangi kata-kata hanya

    diucapkan oleh orang lain), palilalia (mengulangi seseorang kata-kata sebelumnya

    diucapkan sendiri), lexilalia (mengulangi kata-kata setelah membaca mereka), dan

    coprolalia (ucapan spontan sosial pantas atau tabu kata atau frase).

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    20/25

    16

    Tik motor komplek jarang terlihat berdiri sendiri kadang dicetuskan

    denagn tik yang sederhana.

    6. MioklonusMerupakan aktivasi sekelompok otot yang menyebabkan gerak singkat,

    eksplosif seperti tersengat listrik, sering mengenai seluruh ekstremitas.

    Sentakan mioklonus sekali terjadi bisa mengenai seluruh otot, seperti yang sering

    terjadi ketika kita mulai tertidur. Mioklonus juga bisa terbatas pada satu tangan,

    sekumpulan otot di lengan bagian atas atau tungkai atau bahkan pada sekelompok

    otot wajah.

    Penyebabnya banyak sekali seperti dari penyakit vascular, obat-obatan dan

    ganguan metabolic, dan penyakit neurodegenerative seperti enselopati

    spongioform.

    7. DISKINESIA TARDIFDiskinesia sendiri ialah pergerakan yang tidak disadari. Tardif ialah efek

    dari pemakaian obat. Sehingga diskinesia tardif adalah gerakan berulang- ulang

    dan tidak disadari yang merupakan efek samping jangka panjang dari obat

    antipsikotik khususnya pada orang sakit jiwa.

    Gambaran klinis diskinesia tardif yaitu berulang-ulang, involunter dan

    gerakan yang tidak ada tujuannya. Selain menyeringai, menjulur-julurkani lidah,

    bergetar, melipat dan mengerutkan bibir serta mengedipkan mata secara cepat.

    Pergerakan cepat dari ekstremitras dan jari-jari juga muncul pada beberapa

    penderita. Hal yang membedakannya dengan parkonson disease ialah pergerakan

    dari ekstremitasnya. Pada parkinson disease, pasien kesulitan untuk bergerak

    tetapi pada pasien diskinesia tardif tidak ada kesulitan untuk bergerak.

    Mekanisme diskinesia tardif karena proses antagonisme dopamin di jalur

    antara lokasi substansia nigra dan korpus striatum. Terutama kalau yang terkena

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    21/25

    17

    proses antagonisasi dopaminpada reseptor D2 menyebabkan efek lepas obat dan

    menimbulkan gerakan ini.

    8. DistoniaDistonia adalah kelainan gerakan dimana kontraksi otot yang terus

    menerus menyebabkan gerakan berputar dan berulang atau menyebabkan sikap

    tubuh yang abnormal. Gerakan tersebut tidak disadari dan kadang menimbulkan

    nyeri, bisa mengenai satu otot, sekelompok otot (misalnya otot lengan, tungkai

    atau leher) atau seluruh tubuh. Pada beberapa penderita, gejala distonia muncul

    pada masa kanak-kanak (5-16 tahun), biasanya mengenai kaki atau tangan.

    Beberapa penderita lainnya baru menunjukkan gejala pada akhir masa remaja atau

    pada awal masa dewasa.

    Gejala awal adalah kemunduran dalam menulis (setelah menulis beberapa

    baris kalima), kram kaki dan kecenderunagn tertariknya satu kaki keatas atau

    kecenderungan menyeret kaki setelah berjalan atau berlari pada jarak tertentu.

    Leher berputar atau tertarik diluar kesadaran penderita, terutama ketika

    penderita merasa lelah. Gejala lainnya adalah tremor dan kesulitan berbicara atau

    mengeluarkan suara. Gejala awalnya bisa sangat ringan dan baru dirasakan hanya

    setelah olah raga berat, stres atau karena lelah. Lama-lama gejalanya menjadi

    semakin jelas dan menyebar serta tak tertahankan.

    Berdasarkan bagian tubuh yang terkena:

    Distonia generalisata, mengenai sebagian besar atau seluruh tubuhDistonia fokal, terbatas pada bagian tubuh tertentu

    Distonia multifokal, mengenai 2 atau lebih bagian tubuh yang tidakberhubungan.

    Distonia segmental, mengenai 2 atau lebih bagian tubuh yang berdekatan. Hemidistonia, melibatkan lengan dan tungkai pada sisi tubuh yang sama,

    seringkali merupakan akibat dari stroke.

    Beberapa pola distonia memiliki gejala yang khas:

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    22/25

    18

    Distonia torsi, sebelumnya dikenal sebagai dystonia musculorum deformansatau DMD. Merupakan distonia generalisata yang jarang terjadi dan bisa

    diturunkan, biasanya berawal pada masa kanak-kanak dan bertambah buruk

    secara progresif. Penderita bisa mengalami cacat yang serius dan harus duduk

    dalam kursi roda.

    Tortikolis spasmodik atau tortikolis merupakan distonia fokal yang palingsering ditemukan. Menyerang otot-otot di leher yang mengendalikan posisi

    kepala, sehingga kepala berputar dan berpaling ke satu sisi. Selain itu, kepala

    bisa tertarik ke depan atau ke belakang.

    Tortikolis bisa terjadi pada usia berapapun, meskipun sebagian besar

    penderita pertama kali mengalami gejalanya pada usia pertengahan.

    Seringkali mulai secara perlahan dan biasanya akan mencapai puncaknya.

    Sekitar 10-20% penderita mengalami remisi (periode bebas gejala) spontan,

    tetapi tidak berlangsung lama.

    Blefarospasme merupakan penutupan kelopak mata yang tidak disadari.Gejala awalnya bisa berupa hilangnya pengendalian terhadap pengedipan

    mata. Pada awalnya hanya menyerang satu mata, tetapi akhirnya kedua mata

    biasanya terkena. Kejang menyebabkan kelopak mata menutup total sehingga

    terjadi kebutaan fungsional, meskipun mata dan penglihatannya normal.

    Distonia kranial merupakan distonia yang mengenai otot-otot kepala, wajahdan leher.

    Distonia oromandibuler menyerang otot-otot rahang, bibir dan lidah.Rahang bisa terbuka atau tertutup dan penderita mengalami kesulitan

    berbicara dan menelan.

    Disfonia spasmodik melibatkanotot tenggorokan yang mengendalikan prosesberbicara. Juga disebut disfonia spastik atau distonia laringeal, yang

    menyebabkan kesulitan dalam berbicara atau bernafas.

    Sindroma Meige adalah gabungan dari blefarospasme dan distonia

    oromandibuler, kadang-kadang dengan disfonia spasmodik. Kram penulis

    merupakan distonia yang menyerang otot tangan dan kadang lengan bawah bagian

    depan, hanya terjadi selama tangan digunakan untuk menulis. Distonia yang sama

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    23/25

    19

    juga disebut kram pemain piano dan kram musisi. Distonia dopa-responsif

    merupakan distonia yang berhasil diatasi dengan obat-obatan. Salah satu

    variannya yang penting adalah distonia Segawa. Mulai timbul pada masa kanak-

    kanak atau remaja, berupa kesulitan dalam berjalan. Pada distonia Segawa,

    gejalanya turun-naik sepanjang hari, mulai dari kemampuan gerak di pagi hari

    menjadi ketidakmampuan di sore dan malam hari, juga setelah melakukan

    aktivitas.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    24/25

    20

    BAB III

    KESIMPULAN

    Gerakan involunter ialah suatu gerakan yang timbul spontan, tidak disadari,tidak bertujuan, tidak dapat diramalkan dan dikendalikan oleh kemauan sebagai

    akibat lesi pada ganglia basalis dan/atau serebelum.

    Dikenal beberapa jenis gerakan involunter, antara lain tremor, korea, atetosis,distonia dan hemibalismus bergantung pada lokasi lesi.

    Kelainan ini bukan suatu penyakit dalam arti sebenarnya, tetapi hanyamanifestasi klinik sesuatu penyakit dengan gangguan ganglia basalis dan/atau

    serebelum.

    Pengobatan bersifat konservatif atau pembedahan, bergantung jenis gerakaninvolunter dan penyakit dasar.

  • 7/22/2019 Referat Gerak Involunter.docx

    25/25

    KEPUSTAKAAN

    Fahmi. Chorea, Athetosis, dan Hemiballismus. Universitas negeri malang;

    2005.http://forum.um.ac.id/index.php?topic=6054.0

    Grace et Borley. Surgery at Glance Third Edition. Erlangga. 2006

    Houston H, Rowland L, Rowland R. Merrits Neurology. 10th ed. US: LWW;

    2000.

    Isselbacher dkk. Harison Prinsip-prinsip umum Ilmu penyakit dalam.Volume 1.Edisi 13. EGC: 1999.

    Muttaqin, A. hal 62-63,Pengantar Asuhan keperawatan Klien dengan

    gangguan system persarafan. Salemba medika

    Prof.DR.dr.S.M.Lumbantobing.Neuorologi Klinik,Pemeriksaan Fisik dan

    Mental.Jakarta : FKUI

    Rohkamm R. Color Atlas of Neurology. US: Thieme; 2004. p.62-3.

    Ropper A, Brown R.Adams and Victors Principles of Neurology. 8th ed. US:

    The McGraw-Hill Company; 2005. p.55-97

    Santens P, Boon P, Van Roost D, Caemaert J. The Pathophysiology of motor

    symptoms in Parkinsons disease. Acta neurol. Belg. 2003 [103];129-

    34

    http://forum.um.ac.id/index.php?PHPSESSID=08b0dd0de7b362a049a4e88bcc78b5f1&topic=6054.msg6215#msg6215http://forum.um.ac.id/index.php?topic=6054.0http://forum.um.ac.id/index.php?topic=6054.0http://forum.um.ac.id/index.php?PHPSESSID=08b0dd0de7b362a049a4e88bcc78b5f1&topic=6054.msg6215#msg6215