salter harris fracture(tugasan)

Upload: mimi-suhaini-sudin

Post on 10-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    1/9

    SALTER HARRIS FRACTURE

    PEMBIMBING:

    Dr Arsanto T,SpOT,FICS,K-Spine,MHKes

    OLEH:

    Nor Azlyza binti Ahmad Moin

    030.08.291

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    PERIODE 25 FEBRUARI-4 MEI 2013

    JAKARTA

    2013

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    2/9

    A. DEFINISI

    Piringan pertumbuhan, juga disebut sebagai piringan epiphyseal atau fisis adalah areajaringan pertumbuhan didekat ujung tulang panjang anak-anak atau remaja. Tiap tulang panjang

    mempunyai sedikitnya dua piringanan pertumbuhan yaitu pada masing-masing ujungnya.

    Piringan pertumbuhan menentukan panjang dan ukuran tulang dewasa pada masa yang akan

    datang. Jika pertumbuhan telah lengkap, kadang-kadang selama masa remaja piringan

    pertumbuhan tertutup dan digantikan oleh tulang padat.

    B. PATOFISIOLOGI

    Gambaran histologis dari fisis sangat penting untuk memahami prognosis patah physeal.

    Lapisan germinal tulang rawan berada diatas epiphisis dan menguraikan nutrisi dari bejana

    epiphyseal. Sel tulang rawan tumbuh dari epiphysis menuju metaphysis, yang kemudian terjadi

    degeneratif, fragmentasi dan mengalami hipertrofi. Fragmentasi sel kemudian termineralisasi. Ini

    merupakan zona pengerasan sementara yang membentuk pembatas metaphyseal, dan bukan

    tulang rawan.

    Neovaskularisasi terjadi dari metaphysic menuju epiphysis. Sel endothelial berubah menjadi

    osteoablast dan menggunakan puing-puing sel yang mengalami degeneratif untuk membentuk

    tulang muda primer. Tulang muda ini secara progresif dibentuk kembali menjadi tulang dewasa

    dan pembentukan ini kemudian menjadi tulang harversian dewasa. Kerusakan baik pada saluran

    vascular epiphyseal maupun metaphyseal menggangu pertumbuhan tulang, akan tetapi kerusakan

    lapisan tulang rawan munkin tidak signifikan jika permukaannya tidak terganggu dan saluran

    vascular ke tulang rawan tidak terganggu secara permanent. Jika kedua dasar vascular saling

    bersentuhan, fisis tersebut tertutup dan tidak ada lagi pertumbuhan tulang berikutnya yang

    terjadi.

    Daerah piringan epiphyseal merupakan bagian tulang rawan yang mengeras, dan jika terjadi

    fraktur yang melibatkan piringan epiphyseal, biasanya garis pemisah berjalan melintang melalui

    lapisan hipertrofik atau lapisan kapur pada lempeng pertumbuhan, dan sering masuk kedalam

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    3/9

    metafisis pada salah satu tepi dan mencakup bibir segitiga dari tulang. Ini tidak memberikan

    banyak efek terhadap pertumbuhan longitudinal yang terjadi dalam lapisan germinal fisis dan

    lapisan fisis yang sedang berkembang biak.1,5

    Tetapi kalau fraktur melintasi lapisan sel reproduksi pada lempeng dapat mengakibatkan

    penulangan premature pada bagian yang mengalami cidera dan menyebabkan gangguan

    pertumbuhan tulang. Selain itu suplai darah piringan epiphyseal yang masuk dari permukaan

    epiphyseal dapat kehilangan pasokan darahnya sehingga dapat mengakibatkan piringan tersebut

    menjadi nekrotis dan tidak tumbuh lagi. Pada beberapa tempat suplai darah pada epiphyseal tidak

    rusak pada saat terjadi luka karena pada epiphyseal femoral proximal dan epiphyseal radial

    proximal pembuluh darah mengalir melalui leher tulang dan memotong sekeliling epiphyseal.1,5

    C. KLASIFIKASI

    Klasifikasi fraktur piringan epiphyseal Salter Haris berdasarkan pada mekanisme fraktur dan

    juga hubungan garis patahan terhadap sel tumbuh piringan epiphyseal, selain itu, ini berkaitan

    dengan metode perawatan dan juga prognosis luka yang berhubungan dengan gangguan

    pertumbuhan.1,2,3,4,5,6

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    4/9

    1. Type I

    Terdapat pemisahan total epiphysis sepanjang tulang tanpa patah tulang, sel piringan

    epiphyseal yang tumbuh masih melekat pada epiphysis. Jenis luka ini akibat gaya gunting, lebih

    umum terjadi pada bayi yang baru lahir ( dari luka kelahiran ) dan pada anak-anak yang masih

    muda dimana piringan epiphyseal masih relative tebal.

    2. Type II

    Garis pemisah patah tulang memanjang sepanjang piringan epiphyseal hingga jarak

    tertentu dan kemudian keluar melalui bagian metaphysis sehingga mengakibatkan fragmentasi

    metaphyseal berbentuk triangular. Sel tumbuh pada piringan tersebut masih melekat pada

    epiphysis. Jenis fraktur ini, akibat dari gaya gunting dan tekuk, basanya terjadi pada anak-anak

    yang lebih besar dimana piringan epiphyseal relatif tipis. Periosteum tersobek pada sisi cembung

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    5/9

    angulasi tersebut tetapi melekat pada sisi cekung sehingga engsel periosteal utuh dan selalu

    berada pada sisi potongan mataphyseal.

    3. Type III

    Patah tulang tersebut adalah intra-articular, mamanjang dari permukaan sambungan

    hingga bagian dalam piringan epiphyseal dan kemudian sepanjang piringan tersebut hingga

    sekelilingnya. Jenis fraktur yang tidak umum ini disebabkan oleh gaya gunting intra artikular dan

    biasanya terbatas pada epiphysis tibia distal.

    4. Type IV

    Patah tulang yang intra-articular, mamanjang dari permukaan sambungan malaluiepiphysis memotong ketebalan piringan epiphyseal dan melalui bagian metaphysic. Contoh yang

    paling umum dari fraktur tipe IV ini adalah patah tulang condyle lateral tulang lengan bagian

    atas.

    5. Type V

    Fraktur yang relatif kurang umum ini diakibatkan oleh gaya tekan yang keras yang terjadi

    pada epiphysis menuju ke piringan epiphyseal. Tidak ada fraktur yang kelihatan tetapi lempengpertumbuhan remuk dan ini mungkin mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Seperti juga

    yang terjadi pada daerah lutut dan pergelangan kaki.

    A. GAMBARAN KLINIK

    Fraktur ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan

    biasanya ditemukan pada masa bayi atau diantara usia 10-12 tahun. Defomitas biasanya sedikit

    sekali, tetapi setiap cedera pada anak yang diikuti dengan rasa nyeri dan nyeri tekan di dekatsendi harus dicurigai, dan pemeriksaan dengan sinar X penting dilakukan.

    5

    Sinar X fisis sendiri bersifat radiolusen dan penulangn epipisis mungkin belum lengkap,

    ini membuat sulit mengatakan apakah ujung tulang telah rusak atau mengalami deformasi. Lebih

    muda si anak lebih kecil bagian epifisis yang kelihatan sehingga lebih sukar menegakkan

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    6/9

    diagnosis maka perbandingan dengan sisi yang normal dapat sangat membantu. Tanda-tanda

    yang memberi petunjuk adalah pelebaran dari celah fisis , ketidaksesuaian sendi atau miringnya

    poros epiphysis. Kalau terdapat pergeseran yang nyata diagnosinya jelas, tapi fraktur tipe IV

    sekalipun mula-mula dapat sedikit pergeserannya sehingga garis fraktur sulit dilihat dan kalau

    terdapat kecurigaan yang sedikitpun mengenai adanya fraktur fisis, pemeriksaan ulang sinar X

    setelah 4 atau 5 hari perlu dilakukan.3,5

    B. PENANGANAN

    Fraktur yang tidak bergeser dapat diterapi dengan membebat bagian itu dalam gips atau

    suatu slab gips yang ketat selama 2-4 minggu (tergantung tempat cedera dan anak umur itu).

    Tetapi pada fraktur tipe 3 dan tipe 4 yang tak bergeser, pemeriksaan sinar X setelah 4 hari dan

    sekali lagi sekitar 10 hari kemudian wajib dilakukan agar pergeseran yang terjadi belakangan

    tidak terlewatkan.

    Pada tipe I reduksi tertutup tidak sulit karena perlekatan periosteal utuh disekitar

    lingkarannya dan kemudian dibebat dengan erat selama 5-6 minggu. Prognosis untuk masa yang

    akan datang sangat dipengaruhi oleh suplai darah pada epiphysis, dimana biasanya pada tempat

    selain epiphysis femoral femoral proximal dan epiphysis radial proximal.1,5

    Pada tipe II reduksi tertutup relatif mudah didapatkan begitu juga dengan perawatannya

    karena engsel periosteal utuh dan potongan metaphysis terlindung selama reduksi. Prognosis

    selama perkembangan yang sempurna dengan suplai darah pada epiphisis adalah baik, yang

    hampir selalu berada pada tempat dimana fraktur type II terjadi.1,5

    Penanganan pada tipe III membutuhkan reduksi anatomis yang sempurna. Dapat

    dilakukan usaha untuk mencapai hasil ini dengan manipulasi secara pelan-pelan dibawah

    anestesi umum, kalau ini berhasil tungkai ditahan dengan gips selama 4-8 minggu. Kalau tidak

    dapat direduksi dengan tepat dengan manipulasi tertutup, reduksi terbuka biasanya dibutuhkan

    segera untuk mengembalikan permukaan sambungan normal yang sempurna. Tungkai kemudian

    dibebat selama 4-6 minggu, tetapi diperlukan waktu selama itu lagi sebelum anak siap untuk

    melanjutkan aktivitas tanpa batasan. Prognosis untuk pertumbuhan adalah suplai darah yang baik

    yang diberikan pada bagian epiphysis yang terpisah.1,5

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    7/9

    Penanganan tipe IV yaitu reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan kawat Kirschner

    diperlukan dimana tidak hanya untuk mengembalikan permukaan sambungan normal tetapi juga

    untuk mendapatkan pengembalian posisi piringan epiphyseal, kecuali jika permukaan patah

    piringan epiphyseal dibiarkan tereduksi maka penyembuhan patahan tulang terjadi sepanjang

    piringan tersebut dan selanjutnya memberikan pertumbuhan longitudinal yang tidak mungkin.

    Prognosis untuk pertumbuhan pada tipe IV ini jelek kecuali jika reduksi sempurna dicapai dan

    terjaga.1,5

    Karena epiphysis tersebut biasanya tidak tergeser, diagnosis fraktur tipe V sulit untuk

    dilakukan. Beban ringan harus diabaikan paling tidak tiga minggu dengan harapan untuk

    menjaga tekanan selanjutnya pada epiphyseal. Prognosis fraktur tipe V kurang diperhatikan

    karena gangguan pertumbuhan hampir tidak terlihat.

    1,5

    Dari penanganan diatas dapat dikatakan bahwa luka yang melibatkan piringan epiphyseal

    harus dirawat dengan hati-hati dan secepatnya. Fraktur tipe I dan II hampir dapat selalu dirawat

    dengan reduksi tertutup. Fraktur tipe III biasanya membutuhkan reduksi terbuka dan tipe IV

    selalu membutuhkan reduksi terbuka dan fiksasi internal. Periode immobilisasi yang dibutuhkan

    pada fraktur tipe I, II, dan III hanya setengah dari yang dibutuhkan untuk patah tulang

    mataphysis pada tulang yang sama pada anak dengan usia yang sama. Selanjutnya perlu diteliti

    secara klinis dan radiologi dengan cemat dalam interval yang teratur paling tidak satu tahun dan

    kadang lebih untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan.1,5

    C. PROGNOSIS

    Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memperkirakan prognosis fraktur piringan

    epiphyseal pada anak antara lain:1

    1. Tipe fraktur.

    Prognosis untuk masing-masing dari kelima tipe klasifikasi fraktur piringan epiphyseal

    telah dibahas diatas.

    2. Usia anak.

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    8/9

    Anak dengan usia yang lebih muda pada saat mengalami fraktur akan mempunyai

    gannguan pertumbuhan yang lebih besar.

    3. Suplai darah pada epiphysis

    Gangguan suplai darah pada epiphysis berhubungan dengan prognosis jelek.

    4. Metode Reduksi

    Manipulasi yang sangat besar pada epiphysis yang tergeser dapat merusakan piringan

    epiphyseal tersebut dan oleh karenanya dapat meningkatkan gangguan pertumbuhan.

    5. Luka terbuka atau tertutup

    Fraktur piringan epiphyseal terbuka dapat mengakibatkan infeksi yang pada akhirnya

    akan merusak piringan tersebut dan mengakibatkan berhentinya proses pertumbuhan sebelum

    waktunya.

    KESIMPULAN

    1. Salter Haris merupakan jenis patah tulang yang sering terjadi pada anak-anak yaitu patah

    tulang yang melibatkan cedera piringan epiphyseal.

    2. Fraktur piringan epiphyseal Salter Haris berdasarkan pada mekanisme fraktur dan juga

    hubungan garis patahan terhadap sel tumbuh piringan epiphyseal diklasifikasikan dalam 5 type.

    3. Penanganan tipe I dan II dengan reduksi tertutup, tipe III dengan reduksi terbuka dan tipe IV

    dengan reduksi terbuka dan fiksasi internal.

    4. Tipe V diagnosanya sulit ditegakkan karena epiphisis biasanya tidak bergeser. Penanganannya

    dengan mengurangi tekanan paling tidak selama tiga minggu.

  • 7/22/2019 Salter Harris Fracture(Tugasan)

    9/9

    5. Prognosis fraktur piringan epiphyseal pada anak tergantung pada tipe fraktur, usia, suplai

    darah pada epiphysis, metode reduksi, dan luka terbuka atau tertutup.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Apley G., Solomon L., 1993, apleys System of Orthopedies and Fractures, 7th

    edition: 432

    438, Butterworth-Heinemann Ltd., Oxford.

    2. De Jong W., Sjamsuhidajat R., 1997,Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi : 1140, Penerbit

    Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    3. Moore W., 2003, http//www. eMedicine - Salter-Harris Fractures Article,.htm

    4. National Institutes of Health, 2001, http//www. Epiphyseal Plate Injury Questions and

    Answers About Growth Plate Injuries. htm

    5. Nugroho E., 1995,Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, ED. 7, hal 281-282, Widya

    Medika, Indonesia.

    6. Terrell WD., 2001, What is a fracture?Fracture Description and Classification, Hughston

    Sport Medicine foundation, Auburn, Alabama