sop aktiv rom _13

Upload: chandra-fitriya

Post on 11-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

STANDART OPERATING PROSEDUR

STANDART OPERATING PROSEDUR

AKTIVITAS ROM

Jenis Ketrampilan :

JURUSAN

KEPERAWATAN POLTEKKES MALANGLATIHAN ROM PASIF

No. Dokumen : No. Revisi :

PROTAPTanggal Ditetapkan Ditetapkan Oleh :

Pengertianmerupakan latihan gerak sendi yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.

IndikasiPasien yang bedrest lama dan beresiko untuk terjadi kontraktur persendian

TujuanMemperbaiki tingkat mobilitas fungsional ekstremitas klien, mencegah kontraktur dan pengecilan otot dan tendon, serta meningkatkan sirkulasi darah pada ekstremitas, menurunkan komplikasi vaskular immobilisasi dan meningkatkan kenyamanan klien

PetugasPerawat, Pembimbing mahasiswa, Fsilitator lab.

PengkajianTanda-tanda Vital, Persendian dan otot.

Persiapan Tempat & AlatTempat tidur, bantal , balok drop food, Hanskoon.

Persiapan PasienMenjelaskan tujuan pelaksanaan, mengatur posisi lateral lurus (terlentang biasa)

Pelaksanaan1. Fleksi, ekstensi, Hipereksteni, Rotasi Tulang Cervikal (Leher);

1. Letakkan tangan kiri perawat di bawah kepala pasien dan tangan kanan pada pipi/wajah pasien.

2. Lakukan gerakan

- Rotasi : tundukkan kepala, putar ke kiri dan ke kanan

- Fleksi dan ekstensi : gerakkan kepala menyentuh dada kemudian kepala sedikit ditengadahkan

- Fleksi lateral : gerakkan kepala ke samping kanan dan kiri hingga telinga dan bahu hampir bersentuhan

3. Observasi perubahan yang terjadi.

2. Fleksi /Ekstensi Bahu

1. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.

2. Angkat lengan pasien pada posisi awal.

3. Lakukan gerakan mendekati tubuh

4. Lakukan observasi perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang gerak bahu dan kekakuan.

3. Abduksi dan Adduksi Bahu

Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.

Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat. (ke arah samping)

Kembalikan ke posisi semula.

Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak bahu, adanya kekakuan, dan adanya nyeri.

4. Rotasi Bahu

Atur posisi lengan pasien menjauhi dari tubuh (ke samping) dengan siku menekuk.

Letakkan satu tangan perawat di lengan atas dekat siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.

Lakukan rotasi bahu dengan lengan ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah.

Kembalikan lengan ke posisi awal.

Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas.

Kembalikan ke posisi awal.

Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak bahu, adanya kekakuan, dan adanya nyeri.

5. Fleksi dan Ekstensi Siku

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan telapak mengarah ke tubuh pasien.

Letakkan tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.

Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat ke bahu.

Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang gerak pada siku, kekakuan sendi, dan adanya nyeri.

6. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

Atur posisi lengan pasien dengan siku menekuk/lurus.

Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan tangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.

Putar lengan bawah pasien ke arah kanan atau kiri.

Kembalikan ke posisi awal sebelum dilakukan pronasi dan supinasi.

Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak lengan bawah dan kekakuan.

7. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk.

Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien.

Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, rentang gerak pergelangan dan kekakuan sendi.

8. Cara Fleksi dan Ekstensi Jari-jari

Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang pergelangan

Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-jari ke bawah.

Luruskan jari-jari (ekstensikan) kemudian dorong ke belakang (hiperekstensikan).

Gerakan kesamping kiri-kanan (Abduksi-adduksikan)

Kembalikan ke posisi awal.

Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan sendi.

9. Cara Rotasi Pangkal Paha

Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas lutut pasien

Putar kaki kearah pasien

Putar kaki kearah pelaksana

Kembalikan ke posisi semula.

Observasi perubahan yang terjadi.

10. Cara abduksi dan adduksi pangkal paha

Letakkan satu tangan perawat dbawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit

Angkat kaki pasien kurang lebih 8 cm dari tempat tidur dan pertahankan posisi tetap lurus.gerakan kaki menjauhi badan pasien atau kesamping ke arah perawat

Gerakkan kaki mendekati dan menjauhi badan pasien

Kembalikan ke posisi semula

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Observasi peruahan yang terjad. Misal, rentang gerak dan adanya kekakuan sendi

11. Cara Fleksi dan ekstensi lutut

Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengn tangan yang lain

Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha

Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh mungkin dan semampu pasien

Turunkan dan luruskan lutut dngan tetap mengangkat kaki ke atas

Kembalikan ke posisi semula

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Observasi peruahan yang terjad. Misal, rentang gerak dan adanya kekakuan sendi

12. Cara Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki

Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.

Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada atau ke bagian atas tubuh pasien.

Kembalikan ke posisi awal.

Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan telapak kaki diarahkan ke bawah.

Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan kekakuan.

13. Cara Infersi dan Efersi Kaki

Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita (pelaksana) dan pegang pergelangan kaki pasien dengan tangan satunya.

Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.

Kembalikan ke posisi semula.

Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.

Kembalikan ke posisi awal.

Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan sendi.

14. Cara Fleksi dan Ekstensi Jari-jari

Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang kaki.

Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah.

Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.

Gerakan kesamping kiri-kanan (Abduksi-adduksikan)

Kembalikan ke posisi awal.

Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan sendi.

15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

16. Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan adanya kekakuan sendi.

EvaluasiTidak terjadi cidera

Pasien merasa nyaman

Terjadi Peningkatan rentang gerak sendi

PenutupMemberi salam ke pasien.

BUKU PETUNJUK

1. Pengantar

(berisi kerangka pelatihan klinik dan hal-hal penting tentang ketrampilan tang akan dilakukan )

2. Dasar-dasar

Berisi teori dan pengetahuan yang menjadi dasar pelatihan/ketrampilan tersebut

Tujuan

4. Strategi dan Cara

Berisi protokol dan langkah-langkah melaksanakan ketrampilan.

5. Evaluasi

Berisi alat penilaian yang berupa check list

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE MENGATUR POSISI KLIEN DI TEMPAT TIDUR

POSISI FOWLER (posisi duduk atau setengah duduk)

Tujuan :

Mempertahankan kenyamanan

Memfasilitasi fungsi pernafasan

Alat dan bahan :

Penopang atau bantal

Prosedur kerja :

Cuci tangan

Perawat perlu mengkaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan pasien.

Menyiapkan alat dan bahan (bantal, papan kaki, bantal pasir, restrein, pagar tempat tidur, dll)

Tinggikan kepala tempat tidur 45-60

Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal kecil.

Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.

Tempatkan bantal tipis di punggung bawah.

Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki

Tempatkan papan kaki didasar telapak kaki pasien

Turunkan tempat tidur

Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi tekanan

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Catat prosedur termasuk : posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.

POSISI SIM (berbaring miring ke kanan atau ke kiri)

Tujuan :

Memberi kenyamanan

Melakukan huknah

Memberikan obat per anus (supositoria)

Melakukan pemeriksaan daerah anus

Alat dan bahan :

Bantal

Prosedur kerja :

Cuci tangan

Perawat perlu mengkaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan pasien.

Menyiapkan alat dan bahan (bantal, papan kaki, bantal pasir, restrein, pagar tempat tidur, dll)

Tempatkan kepala datar di tempat tidur

Tempatkan pasien dalam posisi telentang

Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen.

Tempatkan bantal kecil dibawah kepala

Tempatkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan, yang menyokong lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain diatas tempat tidur.

Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang difleksikan, yang menyokong tungkai setinggi panggul

Tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki

Turunkan tempat tidur

Obsevasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik potensi tekanan

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Catat prosedu termasuk : posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.

POSISI TRENDELENBURG (posisi kepala lebih rendah dari bagian kaki)

Tujuan :

Melancarkan peredaran darah ke otak

Alat dan bahan :

Bantal

Tempat tidur khusus

Balok penopang kaki tempat tidur (k/p)

Prosedur kerja :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Cuci tangan

Pasien dalam keadaan berbaring telentang

Tempatkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien

Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut

Tempatkan balok penopang di bagian kaki tempat tidur

Atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

Cuci tangan

POSISI DORSAL RECUMBENT (posisi telentang dengan dua lutut fleksi diatas tempat tidur)

Tujuan :

Perawatan daerah genitalia

Pemeriksaan genitalia

Posisi dalam proses persalinan

Alat dan bahan :

Bantal

Tempat tidur khusus

Selimut

Prosedur kerja :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Cuci tangan

Pasien dalam keadaan berbaring (telentang)

Pakaian bawah dibuka

Tekuk lutut dan diregangkan

Pasang selimut untuk menutupi area genitalia

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

POSISI LITOTOMI (posisi telentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen)

Tujuan :

Pemeriksaan genitalia

Proses persalinan

Pemasangan alat kontrasepsi

Alat dan bahan :

Bantal

Tempat tidur khusus

Selimut atau kain penutup

Prosedur kerja :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Cuci tangan

Pasien dalam keadaan berbaring ( telentang )

angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen

Tungkai bawah membentuk sudut 90 terhadap paha

Letakkan bagian lutut atau kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi litotomi

Pasang selimut

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

POSISI GENU PECTORAL / KNEE-CHEST (posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur)

Tujuan :

Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid

Alat dan bahan :

Tempat tidur

Selimut

Prosedur kerja :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Cuci tangan

Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur

Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

Aktifitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untukberpindah dari tempat tidur ke kursi roda.Beberapa persiapan untuk memindahkn pasien adalah : Kaji kekuatan otot pasien, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi: siapkan alat yang diperlukan ( misal, sabuk pemindah ( bila diperlukan ), kursi roda ( posisi kursi pada sudut 45o terhadap tempat tidur, dikunci, ngkat penyokng kaki, dan kunci kaki tempat tidur), jelaskan prosedur pada pasien, tutup pintu atau pasang tirai, dan cuci tangan.

TujuanMelatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse.

Mempertahankan kenyamanan pasien.

Mempertahankan kontrol diri pasien

Memindahkan pasien untuk pemeriksaan ( diagnostik, fisik, dll)

Alat dan Bahan

Kursi roda

Prosedur kerjaCuci tangan.Lakukan persiapan yang telah disebutkan diatas.Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur. Siapkan kursi roda dalam posisi 45o teradap tempat tidur.Pasang sabuk pemindah bila perlu.

Pastikan bahwa pasien menggunakn sepatu / sandal yang stabil dan tidak licin.

Renggangkan kedua kaki anda.

Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan lutut klien.

Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pesien dan tempatkan tangan anda di skapula pasien.

Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke tiga sambil meluruskan panggul dan tungkai anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.Pertahankan stbilitas tungkai yang lemah atau paralis dengan lutut.

Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi.

Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk menyokong.

Fleksikan panggul dan lutut anda sambil menurunkan pasien ke kursi.

Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk.

Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.

Cucu tangan setelah prosedur dilakukan.Catat posedur dalam catatan keperawatan.

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE MEMINDAHKAN PASIEN OLEH DUA ATAU TIGA ORANG PERAWAT

Pada tindakan ini pemindahan pasien dilakukan oleh dua sampai tiga orang perawat. Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke brankar atau dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain. Pemindahan ini biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh melakukan pemindahan sendiri. Hal yang perlu disiapkan sama dengan pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.

Tujuan

Memindahkan pasien dari ruangan ke ruangan lain untuk tujuan tertentu (pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll)

Alat dan bahan

Brankar atau tempat tidur

Bantal ( bila perlu )

Prosedur kerjaCuci tangan.Lakukan persiapan seperti disebutkan diatas.Dua atau tiga orang perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri berdampingan menghadap tempat tidur pasien.

Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien ( kepala dan bahu, panggul, paha, dan pergelangan kaki ).

Masing masing pasien membentuk dsar pijakan yang luas yang mendekat ke tempat tidur di depan lutut agak fleksi.

Lengan pengangkat ditempatkan dibawah kepala dan bahu, panggul, paha, dan pergelangan kaki pasien, dengan jari jemari mereka menggenggam sisi tubuh pasien.

Pengangkat menggulingkan pasien ke arah dada mereka.

Pada hitungan ke-3, pasien diangkat dan digendong ke dada perawat.

Pada hitungan ke-3 yang kedua, perawat melangkah ke belakang dan menumpu salah satu kaki untuk mengarah ke brankar/tempat tidur lain, dengan bergerak ke depan bila perlu.

Perawat dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah brankar/tempat tidur dengan memfleksikan lutut dan panggul mereka sampai siku mereka setinggi tepi brankar atau tempat tidur.

Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, tempatkan pagar tempat tidur pada posisi terpasang.

Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.

Observasi pasien untuk menentukan respon terhadap pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Catat prosedur dalam catatan keperawatan.

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE MEMBANTU PASIEN BERJALAN

Seperti halnya tindakan lain, membantu pasien berjalan memerlukan persiapan. Perawat mengkaji toleransi pasien terhadap aktivitas, kekuatan, adanya nyeri, koordinasi, dan keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan pasien. Aktivitas ini mungkin memerlukan alat seperti kruk, tongkat, dan walker. Namun pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini tanpa menggunakan alat.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien.

Prosedur kerja

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

Cuci tangan.

Minta pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan perawat.

Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien.

Bantu pasien untuk berjalan.

Observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur (frekwensi nadi dan tanda hipotensi ortostatik).

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Catat tindakan dan respon pasien.

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE PENGGUNAAN ALAT BANTU UNTUK AMBULASI

Tujuan

Memudahkan mobilitas dan aktifitas klien

Meningkatkan harga diri dengan menurunkan ketergantungan

Menurunkan stres fisik pada sendi tumpuan berat badan dan cedera skelet yang tidak sembuh

Hasil yang diharapkan atau sampel

Klien tidak jatuh ketika menggunakan alat bantu

Klien menunjukkan tehnik menggunakan alat yang benar

Peralatan

Kruk atau walker dengan ukuran tepat

Sabuk pengaman (sabuk berjalan)

Sepatu yang pas / cocok

Kacamata atau lensa kontak, jika dipakaiProsedur Kerja

Cuci tangan.

Jelaskan prosedur pada klien dengan menekankan bahwa akan diperlukan waktu untuk belajar tehnik-tenik. Tekankan keamanan dan pentingnya berpindah dengan perlahan pada awalnya, ketika memberikan penjelasan lakukan juga demonstrasi.

Bantu klien memakai sepatu yang nyaman, tidak licin, sol keras, dan tumit rendah.

Bantu klien memakai atau melepaskan mantel atau pakaian yang nyaman.

Observasi kecocokan alat dengan klien :

Minta klien berdiri dengan siku agak difleksikan, perhatikan apakah klien dapat berdiri tegak saat memegang alat.

Pada saat menggunakan tempat tidur medis, turunkan tinggi tempat tidur, kemudian kunci rodanya.

Dengan perlahan bantu klien pada posisi duduk. Kaji adanya pusing, pingsan atau penurunan orientasi.

Gunakan sabuk pengaman.

Bantu klien dengan manuver yang tepat untuk tipe cara berjalan dan dengan tehnik penggunaan alat bantu lain. Sebelumnya, selalu minta seseorang untuk menemani klien tetapi berikan kemandirian lebih besar jika tehnik telah dilakukan lebih cakap dan klien menunjukkan kemampuan untuk berjalan dengan kruk pada semua area dengan aman (dorong klien untuk menggunakan pegangan dan berjalan dekat dinding ketika menaiki tangga).

Secara umum, demonstrasikan teknik yang benar untuk tipe cara berjalan yang digunakan sebelum klien turun dari tempat tidur : minta klien menunjukkan tehnik ini pada anada, kuatkan instruksi dan buat koreksi pada saat klien mendemonstrasikan cara berjalan dengan menggunakan alat.

Berjalan dengan kruk :

Mulai demonstrasikan teknik cara berjalan dari posisi tripod dengan alat yang berada 6 inci ke samping dan ke depan tempat berdiri.

Langkah titik empat :

Majukan kruk kanan-kemudian kaki kiri, majukan kruk kiri-kemudian kaki kanan.

Langkah titik tiga :

Majukan kedua kruk dan ekstrimitas yang sakit bersamaan; majukan ekstrimitas yang tidak sakit

Langkah titik dua :

Majukan kruk kanan dan kaki kiri bersamaan, kemudian kruk kiri dan kaki kanan bersamaan.

d. Langkah berayun ke atau melalui :

Majukan kedua kruk bersamaan dan ayunkan tubuh mendekati kruk atau melewatinya.

Demonstrasikan teknik duduk, berdiri, dan berjalan menaiki tangga yang benar dengan menggunakan kruk.

Penggunaan Walker :

Instruksikan klien untuk berdiri lurus, tetapi tidak membebankan semua berat badan pada walker.

Instruksikan untuk memajukan walker dahulu sepanjang lengan, kemudian tungkai kanan diikuti dengan tungkai kiri dan kaki, maju mendekati walker. Klien harus mempertahankan punggung lurus.

Observasi demonstrasi ulang dan bantu klien mempraktikkan penggunaan walker sampai mahir ( berikan pujian dan dorongan dengan sering ); anjurkan istirahat diantara periode aktivitas, bantu klien sesuai kebutuhan untuk posisi yang nyaman.

Cuci tangan dan simpan alat dengan tepat.

Teknik Umum tentang Manuver Berjalan Menggunakan Kruk

Berpindah dari Duduk ke Berdiri

Pegang kedua kruk di tangan pada sisi yang sakit ( pegang kruk bersamaan dan mendatar).

Bangkit berdiri dengan tangan menekan dasar penyokong stabil ( kunci tempat tidur, lengan atau dudukan kursi ), bebankan berat badan pada kaki yang lebih kuat, dan angkat tubuh.

Berdiri dengan punggung lurus, bebankan berat badan pada kaki yang lebih kuat dan kruk.Tempatkan kedua kruk setinggi kaki.Majukan kaki yang tidak sakit sambil bertumpu pada pegangan kruk.

Tarik kaki yang sehat dan kruk sambil membebankan berat badan pada kaki yang lebih kuat.

Berpindah dari Berdiri ke Duduk

Mundur sampai punggung kaki bawah menyentuh tempat tidur atau bagian tengah kursi.

Pegang kruk bersamaan di tangan pada sisi yang tidak sakit.

Mulai gerakan turun mendekati kursi atau tempat tidur dengan punggung lurus, dibantu oleh kruk dan kaki yang lebih kuat sebagai penyokong.

Ketika telah cukup dekat, dengan perlahan pegang lengan kursi dan selesaikan proses berpindah ini.

Berjalan Menaiki Tangga

Tempatkan kedua kruk setinggi kaki.

Majukan kaki yang tidak sakit ke langkah berikutnya sambil membebankan berat badan pada pegangan kruk.

Tarik kaki yang sakit dan kruk sampai melangkah sambil membebankan berat badan pada kaki yang lebih kuat.

Berjalan Menuruni Tangga

Tempatkan kedua kruk setinggi kaki.

Bebankan berat badan ke kaki yang lebih kuat.

Turunkan kaki yang sakit dan kruk sambil membebankan berat badan pada pegangan kruk.

Kemudian majukan kaki yang tidak sakit.

INCLUDEPICTURE "http://dc370.4shared.com/doc/F95We5zg/preview_html_m42f0cb13.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://dc370.4shared.com/doc/F95We5zg/preview_html_55b996dc.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://dc370.4shared.com/doc/F95We5zg/preview_html_m5c92a5d.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://dc370.4shared.com/doc/F95We5zg/preview_html_m21623d60.gif" \* MERGEFORMATINET

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE

PEMASANGAN INFUSE

Tujuan pelaksanaan :

Memberikan/menggatikan cairan tubuh: air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, kalori yg tidak dapat dipertahankan melalui oral.

Persiapan alat

Standart infuse

Cairan yang akan diberikan

Infuse set

Kapas steril/lidi wathen steril

Alkohol 70% dalam botol spray kecil

Kassa steril

Gunting

Plester

Pengalas

Bengkok

Torniquet

Povidone Iodine dalam botol spray steril

Korentang dalam tempatnya

Handscoen steril

Alat pencukur

IV Catheter

Persiapan Pasien

Penderita dan keluarga diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan.Persiapan Lingkungan

Pasang sketsel/sampiran.Pelaksanaan

Cuci tangan dengan air mengalir.Siapkan area yang akan dipasang infuse, cukur area bila perlu.Periksa ulang cairan yang akan diberikan, tusukkan selang infuse pada botol cairan dan keluarkan udara dari selang infuse, setelah siap pasang pada standart infuse.Pasang pengalas.Pasang tourniquet.Pasang handshcone steril.Pilih dan pastikan vena yang akan ditusuk (utamanya vena bagian distal / sesuai kondisi pasien).Lakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk dengan menggunakan kapas steril yang diberi povidone iodine, kemudian ulangi desinfeksi dengan menggunakan kapas yang sudah diberi alcohol. Kegiatan desinfeksi tersebut dilakukan dengan gerakan melingkar keluar sampai diameter 6 8 cm, bila daerah insersi kotor bisa diulangi 2 3 kali.Masukkan IV cateter pada vena yang telah ditentukan dengan sudut 10 - 30 dengan lubang jarum menghadap keatas.Setelah IV cateter masuk vena tourniquet dilepas, bila IV cateter telah masuk bagian mandrin ditarik pelan-pelan sambil IV catheter didorong masuk sampai pangkalnya.Sebelum melepas mandrin, tekan ujung vena catheter dengan jari, lepas mandrinnya, kemudian sambungkan pangkal IV catheter dengan infuse set.Pemasangan fiksasi:

IV catheter bersayap

Letakkan plester dibawah sayap kemudian lipatkan diatas sayap searah dan sejajar ujung IV catheter. Letakan plester kedua diatas pangkal IV catheter dan sayap dengan posisi melintang.IV catheter tanpa sayap

Letakkan plester dibawah pangkal IV catheter silangkan diatasnya (plester jangan sampai menutupi luka tusukan IV catheter). Lekatkan plester kedua dibelakang plester pertama diatas pangkal IVcatheter. Tutup dengan kassa steril dan lekatkan dengan plester sesuai kebutuhan.Tuliskan tanggal pemasangan IV catheter pada plester penutup kassa.Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan.Perhatikan reaksi pasien.Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan.Pasien dirapikan.Alat-alat dibereskan.Perawat mencuci tangan.STANDART OPERASIONAL PROSEDURE PEMERIKSAAN HB SAHLI

Tujuan Pelaksanaan :

Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah.

Persiapan alat

Haemometer yang terdiri dari:

Sepasang cylinder glass berisi larutan standart warna. Tabung pengukur (tabung pengencer) yang mempunyai garis-garis, skala yg menunjukan kadar Hb, dengan skala terendah adalah 2. Pipet darah kapiler (pipet hemoglobin) seukuran mempunyai volume 20 mm3 pada garis batasnya. Pipet Pasteur untuk aquades. Batang glass pengaduk.Kapas alcohol /alcohol swab.Kertas saring/tissue/ kassa kering.Reagen:

HCL 0,1 N. Aquadest.Persiapan Pasien

Penderita dan keluarga diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan.

Persiapan Lingkungan

Pasang sketsel/sampiran.

Pelaksanaan

Siapkan tabung dan isilah dengan HCL 0,1 N hingga garis yang terendah (pada angka 2).Desinfeksi daerah penusukan dengan kapas alcohol/alcohol swab.Kemudian buatlah luka kapiler pada jari sedemikian rupa hingga darah keluar.Hisaplah dengan pipet kapiler hemoglobin darah perifer tersebut.Hingga batas 20 mm3, jangan sampai ada udara.Bersihkan, disapu dengan kertas saring darah yang terdapat pada ujung pipet. Hati-hati jangan sampai darah dalam kapiler turut keluar.Masukkan pipet kapiler tersebut kedalam tabung pengukur hingga tercelup didalam HCL 0,1 N dan hembuskan perlahan-lahan. Isap dan hembuskan lagi supaya isi tabung tercampur dengan baik. Tunggu 3-5 menit untuk pembentukan asam hematin, terjadi warna coklat tua.Ambillah aquadest dengan Pasteur pipet dan teteskan tetes demi tetes kedalam larutan hematin chloride yang berwarna coklat tua itu dan aduk dengan batang gelas pengaduk dengan meletakkan tabung kedalam celah diantara cylinder warna standart kita samakan isi tabung pengukur tersebut. Bila warna terlalu tua tetesi lagi aquadest, bila terlampau banyak aquadest dan warna menjadi lebih muda maka pemeriksaan harus diulang dari awal.Setelah tercapai warna yang sama, perhatikan garis batas mana yang dicapai oleh permukaan larutan, menunjukkan skala atau kadar Hb dalam gr%.STANDART OPERASIONAL PROSEDURE PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Tujuan Pelaksanaan :

Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan.

Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat.

A. Persiapan AlatSet pemberian darah.Kateter besar (18 G atau 19 G).Cairan IV normal saline (NaCl 0,9 %).Set infus darah dengan filter.Produk darah yang tepat.Sarung tangan sekali pakai.Kapas alkohol.Plester dan gunting.Manset tekanan darah.Stetoskope.Termometer.Format persetujuan pemberian tranfusi yang ditandatangani.Bengkok.Penghangat darah (jika diperlukan).B. Prosedur kerjaBaca status dan data klien untuk memastikan program tranfusi darah.Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persertujuan tindakan.Cek alat-alat yang akan digunakan.Cuci tangan.Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya.Perkenalkan nama perawat.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien.Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan.Kaji pernah tidaknya klien menerima tranfusi sebelumnya dan catat reaksi yang timbul, apabila ada.Minta klien untuk melaporkan apabila menggigil, sakit kepala, gatal-gatal, atau ruam dengan segera.Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.Tanyakan keluhan klien saat ini.Jaga privasi klien.Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien.Periksa tanda vital klien sebelum memulai tranfusi.Kenakan sarung tangan sekali pakai.Lakukan pemasangan infuse, apabila belum terpasang dengan menggunakan kateter berukuran besar ( 18 atau 19 G), apabila sudah terpasang cek apakah set yang ada bisa digunakan untuk pemberian tranfusi dan cek kepatenan vena.Gunakan selang infus yang memiliki filter di dalam selang (apabila selang infus masih menggunakan selang infuse yang kecil, ganti dengan selang infus untuk tranfusi yang ukurannya lebih besar).Gantungkan botol normal saline untuk diberikan setelah pemberian darah selesai.Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah pada saat Anda siap menggunakannya.

Bersama seorang perawat lainnya yang telah memiliki lisensi, identifikasi produk darah yang akan dimasukkan (periksa etiket kompabilitas yang menempel pada kantong darah dan informasi pada kantong tersebut; untuk darah lengkap, periksa golongan darah ABO dan tipe Rh yang terdapat pada catatan klien; periksa kembali kesesuaian produk darah yang akan diberikan dengan resep dokter; periksa data kadaluarsa pada kantong darah; inspeksi darah untuk melihat adanya bekuan darah; tanyakan nama klien dan periksa tanda pengenal yang dimiliki klien).Mulai pemberian tranfusi darah (sebelum darah diberikan, berikan dahulu larutan normal saline; mulai berikan tranfusi secara perlahan diawali dengan pengisian filter di dalam selang; atur kecepatan sampai 2 ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah bersama klien. Apabila perawat menjumpai adanya reaksi, segera hentikan tranfusi, bilas selang dengan normal saline, laporkan pada dokter dan beritahu bank darah).Monitor tanda vital (ukur setiap 5 menit pada 15 menit pertama, selanjutnya disesuaikan dengan kebijakan lembaga).Observasi klien untuk melihat adanya reaksi tranfusi.Pertahankan kecepatan infus yang diprogramkan dengan menggunakanpompa, jika perlu.Apabila tranfusi sudah selesai, bilas dengan normal saline.Bereskan alat, lepas sarung tangan.Cuci tangan.Kaji respon klien setelah tranfusi diberikan.Berikan reinforceament positif pada klien.Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.Observasi timbulnya reaksi yang merugikan secara berkelanjutan.Catat pemberian darah atau produk darah yang diberikan dan respon klien terhadap terapi darah pada status kesehatan klien.Setelah tranfusi selesai, kembalikan kantong darah serta selang ke bank darah.