04130029 (1)

Upload: eonni-flores-frigindus

Post on 13-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wra

TRANSCRIPT

Skripsi In'am Khumaidi (04130029)

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SARANA PRASARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI MAN MALANG 1 TLOGOMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh : Inam Khumaidi 04130029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Mei, 2009 LEMBAR PERSETUJUAN PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SARANA PRASARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI MAN MALANG 1 TLOGOMAS SKRIPSI Oleh: Inam Khumaidi NIM. 04130029 Telah Disetujui oleh: Dosen Pembimbing Drs. Muhammad Yunus, M. Si NIP. 150 276 940 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Drs. Muhammad Yunus, M. Si NIP. 150 276 940 HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SARANA PRASARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI MAN MALANG 1 TLOGOMAS SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Inam Khumaidi (04130029) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 24 oktober 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dewan Penguji Skripsi Tanda Tangan 1. Dr. Wahidmurni M. Pd.,Ak (________________) NIP. 150 303 049 Penguji Utama 2. Drs. Muh. Yunus, M. Si (________________) NIP. 150 276 940 Pembimbing/Ketua Penguji 3. Nimatuzzahro M. Si (________________) NIP. 150 377 251 Sekretaris Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Dr. M. Zainuddin, M.A NIP. 150 275 502 Drs. Muhammad Yunus, M. Si Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Inam Khumaidi Malang, 26 Mei 2009 Lamp. : 4 Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di Malang Assalamualaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Inam Khumaidi Nim : 04130029 Jurusan : Pendidikan IPS Judul Skripsi : PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SARANA PRASARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI MAN MALANG 1 TLOGOMAS Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb. Pembimbing, Drs. Muhammad Yunus, M. Si NIP. 150 276 940 HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 26 Mei 2009 Inam Khumaidi LEMBAR PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan kepada segenap keluargaku, Bapak dan Ibu yang telah melindungi, merawat dan mmeras keringat demi kebahagiaan dan kesuksesanku serta atas jasa yang begitu besar yang tak mungkin dapat ku balas sekalipun dengan segunung emas . Kakak kakakku yang telah memberikan motivasi, kasih sayang dan perhatian yang begitu besar sehingga aku bisa menyelesaikan studi S1. Aku juga mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang tak bisa kusebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan motivasi kepadaku sehingga terselesaikanlah skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Amiiin. . . . MOTTO $pn=t u$yft:$#u $9$# $y%u #Y$t /3=r&u /3| r& (#% (#t#u t%!$# $pr't ts $t t=y tu ttr& !$t !$# tt #y s3n=t Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At Tahriim, 6) KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di MAN MALANG I Tlogomas . Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS di Universitas Islam Negeri Malang. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, saran serta motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas tarbiyah yang selalu memberikan semangat selama masa studi. 2. Bapak Drs. Muhammad Yunus, M.Si selaku pembimbing dan Ketua Jurusan IPS Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang yang selalu memberikan saran dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi 3. Kepala sekolah dan segenap Guru serta karyawan MAN Malang 1 Tlogomas yang telah memberikan ijin dan kerjasamanya selama penelitian. 4. Ayahanda tercinta Bapak Asad dan Ibunda tersayang Ibu Umi Kulsum, beserta kakak - kakakku, terima kasih atas doa dan semangat yang tiada hentinya. Semoga penulis selalu bisa memberikan yang terbaik buat kalian. 5. Teman-teman IPS Angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu, yang telah memberikan dorongan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Teman-teman kontrak yang senantiasa memberikan motivasi, dan bersedia menerima curhat penulis selama penyusunan skripsi ini. 7. Teman-teman desaku, terima kasih atas dukungannya selama ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dengan segala kelapangan hati. Malang, 26 Mei 2009 Inam Khumaidi 04130029 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................ iv HALAMAN SURAT PERNYATAAN ................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi HALAMAN MOTTO ........................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv ABSTRAK ........................................................................................... xv BAB I: PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 7 E. Kegunaan Penelitian .................................................................. 8 F. Asumsi Penelitian...................................................................... 10 G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian .............................. 11 H. Definisi Operasional .................................................................. 11 I. Sistematika Pembahasan ........................................................... 12 BAB II: KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 14 A. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................ 14 B. Lingkungan Keluarga ................................................................ 15 C. Sarana Prasarana Belajar di Rumah ........................................... 26 D. Prestasi Belajar .......................................................................... 33 E. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa ................................ 42 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 45 A. Rancangan Penelitian ................................................................ 45 B. Populasi dan Sampel ................................................................. 47 C. Instrumen Penelitian .................................................................. 47 D. Pengumpulan Data .................................................................... 48 E. Analisis Data ............................................................................. 51 F. Uji Hipotesis ............................................................................. 56 BAB IV: HASIL PENELITIAN ........................................................... 58 A. Gambaran Umum Lembaga ....................................................... 58 B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 68 C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 73 BAB V: PEMBAHASAN ..................................................................... 79 Pengaruh Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Y ......................... 79 1. Pengaruh Lingkungan Keluarga (X1) Secara Parsial Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Pada Mata Pelajaran Ekonomi.......... 79 2. Pengaruh Sarana Prasarana Belajar di Rumah (X2) Secara Parsial Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Pada Mata Pelajaran Ekonomi .................................................................... 82 3. Pengaruh Lingkungan Keluarga (X1) dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah (X2) Secara Simultan Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Pada Mata Pelajaran Ekonomi ................................................... 85 BAB VI PENUTUP .............................................................................. 89 A. Kesimpulan ............................................................................... 89 B. Saran ......................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 91 LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR TABEL 3.1 Kisi kisi Instrumen .................................................................... 48 3.2 Skor Pertanyaan ........................................................................... 50 3.3 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 52 3.4 Uji Reliabilitas ............................................................................. 54 4.1 Jumlah Guru Man Malang 1 ......................................................... 62 4.2 Sasaran Unggulan Madrasah ........................................................ 64 4.3 Tabel Nama Siswa Yang Diterima di PTN Melalui PMDK .......... 67 4.4 Pembagian Jam Mengajar ............................................................. 68 4.5 Distrubusi Frekuensi Lingkungan Keluarga .................................. 69 4.6 Distribusi Frekuensi Sarana Prasarana Belajar di Rumah .............. 70 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa .................................. 72 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 73 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 73 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Hubungan Pengaruh Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel terikat (Y) ............................................. 46 Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Lingkungan Keluarga ........ 69 Gambar 4.2 Histogram distribusi Frekuensi Sarana Prasarana Belajar di Rumah ................................................................ 71 Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ....... 72 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Kuesioner ...................................................................... 93 Lampiran II Struktur Organisasi MAN Malang 1 Tlogomas .............. 97 Lampiran III Uji Validitas Lingkungan Keluarga ................................ 98 Lampiran IV Uji Validitas Sarana Prasarana Belajar di Rumah ........... 99 Lampiran V Uji Reliabilitas Lingkuangan Keluarga........................... 100 Lampiran VI Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................... 101 Lampiran VII Distribusi Frekuensi Lingkungan Keluarga .................... 102 Lampiran VIII Distribusi Frekuensi Sarana Prasarana Belajar di Rumah ........................................................... 103 Lampiran IX Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa .................... 104 Lampiran X Data Mentah Penelitian .................................................. 105 Lampiran XI Bukti Konsultasi ............................................................ 106 Lampiran XII Surat Ijin Penelitian ....................................................... 107 Lampiran XIII Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............... 108 ABSTRAK Khumaidi, Inam. 2009. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS I Pada Mata Pelajaran Ekonomi di MAN Malang 1 Tlogomas. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Prodi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Tarbiyah. Universitas Islam Negeri Malang. Pembimbing: Drs. Muhammad Yunus, M. Si. Kata Kunci: Lingkungan Keluarga, Sarana Prasarana Belajar di Rumah, Prestasi Belajar siswa. Perhatian orang tua sangat dibutuhkan oleh siswa demi motivasi belajar agar dapat mendapatkan prestasi yang baik, begitu juga dengan keadaan rumah seperti fasilitas belajar, sarana dan prasarana belajar yang mendukung di rumah. Apabila kedua hal tersebut dapat melengkapi satu sama lain maka aka sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini membahas tentang: Pertama, seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga secara parsial terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi; Kedua, seberapa besar pengaruh sarana prasarana belajar di rumah secara parsial terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi; Ketiga, seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah secara simultan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data berupa metode kuesioner dan metode dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik regresi linier berganda dan untujk menguji seberapa besar pengaruhnya menggunakan uji t dan uji F. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan uji t bahwa nilai t hitung > t tabel (2,998 > 2,026) dan ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan uji t bahwa nilai t hitung > t tabel (2,370 > 2,026 ). Sedangkan secara simultan, ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan uji F bahwa nilai F hitung > F tabel (18,06 > 3,252). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan bermaksud membentuk peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat mencapai tujuan yang diharapkan bangsa. Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan dan menyelenggarakan pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, akan tetapi semua pihak, baik lembaga pendidikan, keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab melalui Departemen Pendidikan Nasional. Pada penyelenggaraan di sekolah pendidikan merupakan tanggung jawab sekolah dan hasil dari pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab keluarga. Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sering disebut dengan tripusat pendidikan. selain itu, sehingga disebutkan bahwa fungsi keluarga saat dulu adalah sebagai fungsi produksi dan fungsi konsumsi. Kehidupan masa depan anak pada masa tradisional umumnya tidak jauh beda dengan kehidupan orang tuanya.1 Akan tetapi saat ini sudah berbeda, dimana perkembangan IPTEK sudah sangat cepat dan era globalisasi menuntut peran keluarga sudah banyak yang diambil alih oleh lembaga sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Meskipun peran orang tua sebagian besar sudah diambil alih oleh lembaga lain, namun orang tua juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Dalam Al-quran Allah SWT. berfirman : x !$s ]i 7s% e. tx t n=s 4 Z!$2 (# u9 t9$# %x. $tu * xts =ys9 s9) (#y_u #s) ts% (#9u e$!$# (#)x tGuj9 Artinya:Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Surat At Taubah 122 )2 Ayat di atas menerangkan bahwa mencari ilmu itu hukumnya fardhu kifayah bagi setiap orang islam. Dan sekolah merupakan tempat pembelajaran dalam proses mendidik siswa, dengan kata lain sekolah merupakan tempat pendidikan formal dalam proses belajar untuk mencari ilmu. Karena pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan proses budaya yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk itu saat ini sangat dibutuhkan kompetensi di segala bidang baik dibidang ekonomi, sosial maupun budaya, agar bisa tetap 1 Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),hlm 171. 2 Al-Quran terjemah Indonesia (Jakarta: Sari Agung, 2000), hlm.378. bersaing dan bertahan di era globalisasi. Dalam upaya meningkatkan kompetensi manusia atau sumber daya manusia, salah satu faktor penting adalah mutu pendidikan, terutama pada mutu pendidikan sekolah. Dengan adanya peningkatan mutu pendidikan akan tercipta masyarakat yang mampu bersaing di zaman sekarang ini. Untuk memperlancar peningkatan mutu pendidikan itu, sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang efektif dan sarana prasarana belajar yang memadai. Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang dirancang atau di bangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka, sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang di harapkan. Di dalam sebuah lingkungan belajar yang efektif, pelajar akan bisa menjadi lebih produktif, hal ini di gambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berpikir, berkreasi juga mampu belajar secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang sangat mendukung sehingga timbul ketertarikan dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sebagaimana diketahui, bahwa keberhasilan pendidikan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bakat anak, kecerdasan anak, kegiatan belajar disekolah dan lingkungan yang mempengaruhi anak baik dari lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. Lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan berbagai sifat, sikap, perasaan dan pemikiran anak, sehingga diharapkan pada nantinya lingkungan tersebut dapat menciptakan atau memberikan pendidikan yang baik terhadap perkembangan anak. Selain pendidikan formal yang dilakukan di sekolah, pendidikan juga perlu diberikan sejak dini. Pendidikan ini dilakukan dalam keluarga, karena keluarga merupakan tempat belajar yang utama. Pendidikan keluarga dikatakan pendidikan yang utama karena didalam keluarga anak mulai belajar pengetahuan dan kecerdasannya. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anak, karena orang tua harus membina anaknya agar dapat menjadi manusia yang utuh. Selain itu, sarana dan prasarana di rumah juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak seperti yang dinyatakan oleh Djamarah dan Zain bahwa Siapapun akan sependapat bahwa sarana dan prasarana belajar ikut menentukan keberhasilan seseorang.3 Orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar. fasilitas dan perabot yang dimaksud tentu saja berhubungan dengan masalah materil berupa kertas, pensil, buku catatan, meja dan kursi belajar. Menurut Cece wijaya dkk. mengemukakan bahwa proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang oleh sarana yang lengkap.4 Suatu proses belajar dimanapun lingkungannya atau tempatnya akan berjalan dengan 3 Saiful Bahri Djamarah & Aswar Zain, Strategi belajar mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Hal. 40. 4 Cece Wijaya, dkk. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran (Bandung: remaja Karya, 1988), hlm 73 lancar bila diimbangi dengan sarana belajar yang lengkap dan memadai sehingga akan mempengaruhi hasil dari proses belajar tersebut. Menurut Purwanto Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan.5 Dengan belajar sesuatu diharapkan siswa dapat berubah, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang jelek menjadi baik. Purwanto juga menyebutkan ada dua golongan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (a) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual, dan (b) faktor yang ada dari luar individu yang kita sebut faktor sosial. 6 Prestasi belajar membutuhkan partisipasi dari berbagai pihak dan tidak hanya bergantung pada guru atau siswa itu sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor keluarga dan sarana prasarana belajar. Perhatian orang tua sangat dibutuhkan oleh siswa demi motivasi belajar agar dapat mendapatkan prestasi yang baik, begitu juga dengan keadaan rumah seperti fasilitas belajar, sarana dan prasarana belajar yang mendukung di rumah. Kedua hal tersebut akan dapat berjalan dengan baik jika terjadi keserasian antara motivasi belajar yang diberikan oleh orang tua ke anak dengan lengkap dan memadainya sarana prasarana belajar yang ada di rumah. Maka dari itu kedua hal ini harus diperhatikan oleh pelaksana pendidikan. Masyarakat di daerah malang untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari- hari memiliki beraneka ragam mata pencaharian, ada yang menjadi petani, 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000). Hal. 102. 6 Ibid.. pegawai negeri/swasta, pedagang, buruh, anggota TNI dan wiraswasta. Bahkan ada juga yang bekerja di perantauan dan harus meninggalkan anggota keluarganya di rumah tanpa pengawasan dan bimbingan secara langsung. Kondisi inilah yang berdampak pada kondisi lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di rumah sehingga hal tersebut mempengaruhi prestasi belajar siswa MAN Malang 1 Tlogomas. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh apakah ada pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar. Sehingga peneliti mengambil judul Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran ekonomi di MAN Malang 1 Tlogomas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga secara parsial terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi? 2. Seberapa besar pengaruh sarana prasarana belajar di rumah secara parsial terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi? 3. Seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah secara simultan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan keluarga secara parsial terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh sarana prasarana belajar di rumah secara parsial terhadap terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah secara simultan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Togomas pada mata pelajaran ekonomi. D. Hipotesis Penelitian Menurut Arikunto, hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.7 Sedangkan menurut Sugiyono, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ). Hal. 64. jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empirik yang diperoleh melalui pengumpulan data.8 Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas pada mata pelajaran ekonomi. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Universitas Islam Negeri Malang

a. Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi Universitas Islam Negeri Malang khususnya Fakultas Tarbiyah untuk menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan keluarga siswa dan sarana prasarana di rumah. b. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan juga berfungsi sebagai bahan acuan bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih lanjut tentang permasalahan sejenis. 8 Sugiyono, Metode Penelitian bisnis ( Jakarta: CV Alfabeta, 2006 ). Hal. 51. 2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan program yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswanya. 3. Bagi Orang Tua Siswa

a. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan pada orang tua untuk lebih memperhatikan anak khususnya dalam pengawasan serta pemenuhan kondisi belajar di rumah. b. Dapat mengembangkan sifat positif bagi orang tua siswa dilingkungan keluarga, maupun di masyarakat untuk memotivasi dan menciptakan kondisi belajar yang baik. 4. Bagi Peneliti

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti dalam memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan bidang kajian yang ditekuni selama perkuliahan. b. Sebagai sarana untuk memberikan pemahaman mengenai hubungan antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan permasalahan yang ada di lingkungan nyata. c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan penelitian dalam memecahkan masalah di lapangan, meningkatkan sikap kritis dan mengembangkan daya pikir. F. Asumsi Penelitian Dalam Pedoman Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang dinyatakan bahwa asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.9 Sedangkan dalam Arikunto dinyatakan bahwa asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.10 Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Di dalam penelitian ini terdapat asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan penulis berkaitan dengan penelitian, yaitu: 1. Setiap siswa mempunyai prestasi belajar yang berbeda-beda. 2. Nilai siswa pada mata pelajaran ekonomi yang terdapat dalam raport kelas di kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas dianggap mewakili prestasi belajar siswa. 3. Variabel selain lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar dianggap konstan. 4. Siswa sebagai responden jujur, mengerti dan memahami isi angket yang diajukan oleh peneliti. 9 Universitas Negeri Malang , Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, edisi kempat ( Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2000). Hal. 13 10 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 61 G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Untuk menghindarkan dari salah interpretasi dalam pemahaman skripsi ini dan mendapatkan gambaran umum serta mempertimbangkan kompetensi penulis, baik waktu, tenaga, materi, fasilitas, ilmu yang relatif terbatas, maka penulis akan memberikan batasan pada skripsi ini yaitu: a. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2008/2009 yang memberikan gambaran mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran ekonomi di MAN Malang 1 Tlogomas. b. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS I MAN Malang 1 Tlogomas di jalan Baiduri Bulan 40 malang. H. Definisi Operasional Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Untuk menghindari salah pengertian antara penelitian dengan pembaca perlu dijelaskan pengertian operasionalnya sebagai berikut: 1. Lingkungan keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Termasuk sanak keluarga dan kerabat dekat yang ada dalam satu rumah yang memberikan dorongan motivasi terhadap anak/siswa pada saat belajar, yang meliputi; cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayan. 2. Sarana dan prasarana belajar di rumah adalah suatu alat atau bahan belajar yang berada di rumah yang digunakan untuk membantu tercapainya prestasi belajar yang ingin dicapai. 3. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa kelas XI MAN Malang 1 Tlogomas setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar diperoleh dari nilai raport siswa kelas XI MAN Malang 1 Tlogomas tahun ajaran 2008/2009. I. Sistematika Pembahasan Bab I : Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatar belakangi penulisan penelitian ini, yaitu terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Asumsi Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Definisi Operasional, dan SistEmatika Pembahasan. Bab II : Kajian Pustaka, berisi tinjauan pustaka yang dibagi menjadi 5 bagian. Pertama, Hasil penelitian terdahulu. Kedua, pembahasan tentang Lingkungan Keluarga. Ketiga, Pembahasan tentang Sarana Prasarana Belajar di Rumah. Keempat, Pembahasan tentang Prestasi Belajar . Kelima, Pembahasan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Siswa. Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi: Rancangan Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data. Bab IV: Pemaparan Hasil Penelitian, yakni memaparkan data-data yang akurat tentang gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum identitas atau deskripsi responden, dan deskripsi hasil penelitian pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa, baik secara parsial maupun simultan. Bab V : Pembahasan analisis hasil penelitian meliputi; interpretasi data tentang pengaruh lingkungan keluarga secara parsial terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, pengaruh sarana prasarana belajar di rumah secara parsial terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, dan pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah secara simultan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Bab VI: Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran Daftar Pustaka Lampiran BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bagian ini akan dikemukakakan beberapa teori yang dapat digunakan sebagai dasar menerapkan dan menganalisis berbagai macam masalah yang yang berkaitan dengan judul. Teori-teori dan hasil penelitian yang mendasari penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut: A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Kusvrianti tentang pengaruh lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMPN 3 Pasuruan. Rancangan penelitian yang digunkan adalah penelitian deskriptif koresional dengan metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik proposional random sampling. Untuk membuktikan hipotesis digunakan analisis regresi berganda dengan uji t dan uji f. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara signifikan lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.11 Penelitian yang lain adalah Lia Marliana tentang Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Kepenjualan SMK Negeri 2 Blitar. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif koresional . Dalam peneilitian Marlina, metode deskriptif digunakan untuk 11 Rita Kusvrianti, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata pelaJaran IPS SMP Negeri 3 Pasuruan (Malang 2005). Hal: Abstrak memaparkan, menganalisis data dari variabel lingkungan belajar. Sedangkan koresional digunakan untuk mengetahui sejauh mana variasi-variasi pada variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian Marlina adalah tekhnik pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menentukan kuantitas sampel. Untuk membuktikan hipotesis digunakan analisis uji t dan uji f sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang terdiri dari; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.12 B. Lingkungan Keluarga Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi disekitar kita. Dalam lapangan pendidikan, arti luas lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar diri anak, dalam alam semesta. Antara lingkungan dan manusia disekitarnya mempunyai pengaruh timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia mempengaruhi lingkungan sekitar. Setani dalam Purwanto mendefinisikan lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhui tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan kecuali gen-gen.13 Manusia memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman yang dialaminya. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Tempat berlangsungnya pendidikan tersebut disebut dengan lingkungan pendidikan atau 12 Lia Marliana, Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Penjualan SMK Negeri 2 Blitar (Malang 2008). Hal Absrak 13 Ngalim. Purwanto, op.cit., hlm 28. lingkungan belajar yang terdiri dari tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan belajar tersebut sering disebut dengan Tripusat Pendidikan. Ketiga lingkungan tersebut sering dibedakan sebagai pendidikan informal, pendidikan formal, dan nonformal. Pendidikan keluarga disebut dengan pendidikan informal karena bersifat alamiah dan wajar, sedangkan pendidikan sekolah dikatakan sebagai pendidikan formal karena pendidikan disekolah sengaja dirancang dan terdapat aturan-aturan. Lingkungan masyarakat dikatakan pendidikan nonformal karena tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan serta aturan yang ada bersifat longgar. Anshari mengelompokkan macam-macam lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap proses belajar, yaitu:14 a. Lingkungan tempat dimana anak itu tinggal, ini menyangkut daerah di mana anak bertempat tinggal, misalnya di Kota, Desa, Pesisir, Pedalaman, daerah yang maju atau tidak dan sebagainya. b. Lingkungan tempat dimana pendidikan berlangsung (Tri Pusat Pendidikan), yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. c. Teman bermain dan orang-orang ada di sekitarnya, misalnya; tetangga, teman bermain dan sebagainya. d. Buku-buku bacaan seperti; majalah, koran, komik dan lain-lainnya. e. Macam-macam kesenian, seperti; bioskop, wayang, dan bermacam-macam pertunjukan yang lain. 14 H. Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1990), hlm. 92. Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar atau pendidikan adalah lingkungan yang ada disekitar siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa . Menurut Tirtarahardja keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah.15 Keluarga dapat berbentuk keluarga inti ataupun keluarga yang diperluas. Sedangkan Ahmadi & Uhbiyati menyatakan bahwa keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak yang masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, melayani seorang dan seorang melayani semua.16 Seorang anak membutuhkan makanan, pakaian, bimbingan dan lain sebagainya dari orang tua, sedangkan orang tua membutuhkan rasa kebahagian dari kelahiran seorang anak. Indrakusuma juga menyebutkan bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian besar kehidupan adalah didalam keluarga.17 Selama anak belum dewasa, orang tua mempunyai peran utama dan paling utama bagi anak-anaknya. Agar anak dapat berkembang dengan baik, maka peran orang tua dalam mendidik anak sangat menentukan. Orang tua akan memberikan contoh yang baik kepada anaknya agar anak dapat berkembang dengan baik. Seorang anak akan berinteraksi dengan saudara-saudaranya. Dengan banyaknya saudara makan anak akan mempunyai pengalaman yang banyak pula. Dengan adanya pergaulan antara orang tua dan anaknya dalam usaha mendewasakan, 15 Umar Tirtaraharja , op.cit., hlm 173. 16 A. Achmadi dan N. Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 25 17 A. Indrakusuma , Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm. 109. menunjukkan bahwa interaksi dalam keluarga mengandung kegiatan belajar atau pendidikan. Sedangkan menurut pendapat Tirtarahadja sebagaimana dikutip oleh Tarmidzi Ramadan, keluarga mempunyai pengaruh besar dalam proses pendidikan pada umumnya.18 Fungsi dan peranan orang tua tidak sebatas menyediakan dana pendidikan saja, tetapi ikut serta di dalam merencanakan program pendidikan, dan mengolah program pendidikan demi tercapainya mutu pendidikan. Dalam Al-Quran Allah SWT. berfirman: uy969$# x8y t=7t $) 4 $|m) t$!u9$$/u $) H) (#7s? r& y7/u 4|s%u * $V2 Zs% $y9 %u $yp]s? u 7e& !$y; )s? s $y. r& !$ytnr& #Z| $u/u $yx. $yxq$# b> %u ym9$# z e%!$# yy$uy_ $ys9 z$#u Artinya:Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Surat Al Israa: 23-24)19 18 Tarmidzi Ramadan, Perbuatan dan Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (http: tarmizi.wordpress.com/perbuatan-dan-hasil-belajar-dan-faktor-faktor-yang- mempengaruhinya, diakses 9 november 2008) 19 Al-Quran Terjemah Indonesia (Jakarta: Sari Agung, 2000), hlm. 531. Ayat diatas menerangkan bahwa sebagai umat islam, kita diwajibkan menghormati dan menyayangi orang tua dengan cara patuh semua nasehat mereka. Sehingga disini orang tua mempunyai andil yang sangat besar terhadap perkembangan anak. Dalam proses pendidikan setiap orang tua wajib dalam proses pendidikan mengembangkan potensi anak didiknya, dan banyak tergantung dari suasana bagaimana tugas tersebut diwujudkan. Untuk itulah orang tua harus menanamkan kebiasaan belajar anak sedini mungkin agar anak menjadi terbiasa belajar mandiri. Kebiasaan belajar yang baik harus ditumbuhkan sejak dini pada diri siswa. Hal ini harus dimulai dari lingkungan rumah, sebab lingkungan rumah merupakan yang pertama dan utama yang dominan berpengaruh terhadap kebiasaan belajar anak. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar, istirahat yang tidak cukup, dan kurang tidur. Setiap anak dalam proses belajar di lingkungan keluarga akan menerima pengaruh dari keluarganya. Slameto mengemukakan faktor-faktor lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi belajar anak adalah:20 a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang acuh terhadap belajar anak, tidak memperhatikan sama 20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 60 sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar, tidak mau tahu akan kesulitan-kesulitan yang dialami anak dan lain sebagainya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajar. Meskipun anak itu pandai, jika kurang mendapat perhatian dari orang tua terhadap kegiatan belajar dapat menyebabkan anak kurang maksimal dalam pencapaian hasil belajar. Mendidik anak dengan cara memanjakan atau berlebihan juga akan membuat anak tidak baik. Misalkan orang tua merasa kasihan terhadap anak hingga tak sampai untuk memaksakan anaknya belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar merupakan pendidikan yang salah. Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut anak akan menjadi nakal, berbuat seenaknya saja dan pada akhirnya nanti akan membuat anak malas belajar. Mendidik dengan cara memperlakukan terlalu keras, memaksa dan mengerjar anaknya untuk belajar juga merupakan cara mendidik yang salah. Dengan pendidikan yang seperti ini anak akan merasa ketakutan dan tertekan dan akan menyebabkan anak benci terhadap belajar dan bahkan jika ketakutan tersebut terus berlanjut maka akan menyebabkan ganguan terhadap kejiwaan anak. Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan penting, anak atau siswa yang mengalami kesukaran belajar dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar yang baik. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar anak. b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau keluarga yang lain juga turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi itu adalah hubungan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian sikap yang terlalu keras, atau sikap yang acuh. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarganya yang lain tidak baik, hal ini akan menyebabkan masalah. Relasi semacam itu akan menyebabkan perkembangan anak terhambat, belajar terganggu dan bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah psikologi yang lain. Agar anak dapat berkembang dengan baik, maka relasi atau hubungan yang baik antar anggota keluarga harus diciptakan dengan serasi. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh dengan pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hubungan-hubungan untuk mensukseskan belajar anak sendiri. c. Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan tidak tertata rapi tidak akan memberikan ketenagan kepada anak untuk belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga menyebabkan anak tidak betah ada dirumah. Rumah yang bising dengan suara radio atau tipe pada waktu belajar juga mengganggu belajar anak untuk berkonsentrasi. Suasana seperti ini akan memberikan dampak yang negatif terhadap anak. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, sehingga anak akan betah untuk dirumah dan dapat belajar dengan baik. d. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar. Anak yang belajar membutuhkan fasilitas belajar yang memenuhi seperti alat tulis-menulis, buku pelajaranan lain dan sebagainya. Semua fasilitas belajar tersebut akan terpenuhi jika orang tua memunyai pendapatan yang cukup. Jika anak hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, kebutuhan anak akan kurang terpenuhi, akibatnya kesehatatan terganggu dan akan menganggu kegiatan belajar. Akibat lain adalah anak akan minder dengan temanya, karena teman sebayanya mempunyai fasilitas belajar yang cukup, atau mungkin juga anak akan mencari nafkah untuk membantu orang tua, padahal ia belum waktunya untuk bekerja. Sedangkan dari kalangan orang yang kaya, anak akan dimanjakan dengan pemberian fasilitas yang cukup, sehingga anak bersenang-senang dan berfoya- foya dan pada akhirnya anak akan malas untuk belajar. e. Pengertian dari orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Jika anak sedang belajar orang tua diharapkan jangan menganggu dengan tugas-tugas di rumah. Apabila anak malas untuk belajar orang tua harus memberikan pengertian dan semangat kepada anaknya untuk belajar dan berusaha untuk membantu sedapat mungkin kesulitan yang dihadapai anak. Kalau perlu menghubungi guru untuk mengetahui perkembangan anaknya dalam belajar. f. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan orang tua, kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. Sedangkan menurut Indrakusuma mengemukakan ada beberapa faktor dari lingkungan keluarga yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu;21 a. Perhatian orang tua Kegiatan pendidikan anak perlu diberikan perhatian dari orang tua. Ketika anak sedang belajar janganlah orang tua mengganggu. Sebaiknya orang tua memberikan dorongan kepada anaknya untuk belajar. Memberikan dorongan dan perhatian kepada anak merupakan kewajiban orang tua, karena dengan memberikan dorongan dan perhatian anak akan termotivasi untuk belajar dengan maksimal. b. Keadaan ekonomi keluarga Ada dua argumentasi bagaimana faktor status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa. Pertama orang tua dengan status sosial tinggi dan berpendapatan tinggi akan memperhatikan pendidikan anak lebih tinggi. Kedua oleh karena itu mereka akan berupaya untuk menyediakan berbagai kebutuhan belajar anak dirumah dan berusaha mencari sekolah yang terbaik untuk anaknya. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi cenderung mempunyai kesadaran yang lebih tinggi dalam menciptakan keadaan belajar anaknya dari ada orang tua dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah. 21 A. Indrakusuma, op.cit., hlm 124. c. Pendidikan orang tua Secara psikologis orang tua yang pendidikan tinggi, pada umumnya akan berusaha sekuat tenaga agar anaknya nanti minimal harus sama dengan pendidkan orang tuanya. Oleh sebab itu timbul dorongan dan motivasi dari orang tua agar anaknya mau mencontoh pendidikan yang dialaminya. Motivasi eksternal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar baik di sekolah maupun dirumah dan masyarakat. d. Suasana lingkungan keluarga Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar siswa memerlukan suasana yang tenang dan nyaman sehingga siswa tidak akan merasa terganggu dalam konsentrasi belajarnya. Suasana keluarga yang harmonis, tenag dan bahasia sangatlah baik bagi perkembangan keberhasilan anak dalam belajar dan begitu juga sebaliknya, jika suasana belajar dirumah tidak menyenangkan maka anak akan malas belajar dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Ahmadi mengemukakan bahwa keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya.22 Berdasarkan jabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah segala sesuatu disekitar anak didik baik berupa benda-benda, orang-orang, maupun segala kejadian yang ada dan terjadi serta masih dalam lingkungan keluarga. 22 A. Achmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm 108. Dalam mengukur variabel lingkungan keluarga penelitian ini menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Slameto, yaitu:23 1. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap semangat siswa untuk belajar. Orang tua yang memperhatikan anaknya dan selalu memberi dorongan kepada anak untuk belajar maka akan membuat akan merasa nyaman dalam belajar dan akan menambah semangat belajar anak. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar perhatian orang tua terhadap anaknya dalam belajar. 2. Suasana rumah

Suasana rumah merupakan keadaan yang dialami siswa saat berada dirumah. Apakah keadaan rumah nyaman atau tidak. Jika keadaan rumah tenang dan damai maka anak akan dapat belajar dengan tenang dan nyaman. 3. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga dimaksudkan apakah orang tua siswa tersebut berpendapatan tinggi atau rendah. Orang tua yang berpendapatan tinggi akan berusaha memenuhi kebutuhan anaknya dalam pendidikan. 4. Pengertian orang tua

Pengertian orang tua disini dimaksudkan jika seorang anak sedang belajar maka orang tua diharapkan tidak menganggu anak untuk belajar. Orang tua harus lebih memperhatian anaknya jika malas untuk belajar. Orang tua berusaha membantu anak jika anak mempunyai masalah dalam belajar. 23 Slameto , op.cit., hlm. 60. 5. Latar belakang kebudayaan

Latar belakang kebudayaan merupakan tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga untuk mempengaruhi anak dalam belajar. Orang tua memberikan dorongan kepada anak agar dapat belajar dengan baik dengan cara memberikan kebiasaan baik dalam belajar. C. Sarana Prasarana Belajar di Rumah Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dalam komponen-komponen lainnya yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah prasarana. Menurut Sudjana sebagaimana dikutip dalam Tarmidzi berpendapat bahwa fasilitas belajar merupakan bagian dari sarana belajar yang termasuk dalam variabel lingkungan. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas belajar ini dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.24 Menurut Dimyati & Mudjiono menyatakan bahwa lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.25 Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan alat- alat tulis dan gambar serta penerangan. Menurut Slameto, penerangan yang dipakai dalam melakukan kegiatan belajar di rumah diperlukan penerangan yang cukup terang, tidak gelap sehingga dapat mengganggu mata.26 Bila siang hari 24 Tarmidzi, loc.it. 25 Dimyati & Mudjiono, belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 249 26 Slameto, op.cit., hlm. 76. penerangan dalam belajar tidak menjadi kendala karena mendapatkan penerangan dari cahaya matahari, sedangkan untuk belajar malam hari pada ruangan tertutup. Maka diperlukan penerangan yang tidak mengganggu kesehatan mata bagi siswa yang sedang belajar. Sarana belajar juga merupakan masalah yang penting dan juga sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar. Secara garis besar fasilitas belajar yang seharusnya dimiliki oleh siswa di rumah antara lain:27 a. Benda yang berhubungan dengan keperluan belajar misalnya: meja belajar, ruang belajar, penerangan dalam belajar, buku-buku acuan, buku untuk mencatat, kalkulator, pensil tas, dan penghapus. b. Benda yang dilihat dan disentuh berdasrkan kontak dengan lingkungan kehidupan siswa antara lain dengan melihat dan mendengar, merasakan benda yang berbunyi, benda yang mengalami pemanasan dan pendinginan. Upaya orang tua untuk mendorong semangat belajar siswanya sangatlah diperlukan. Dalam hal ini orang tua kiranya dapat melengkapi sarana dan fasilitas belajar siswa, sebab akan membantu siswa dalam proses belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Dalyono sebagaimana dikutip dalam Tarmidzi menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.28 Slameto juga berpendapat, Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan 27 Tarmidzi, loc.it. 28 Ibid.. lingkungan fisik yang baik dan teratur. Lingkungan fisik tersebut berkaitan erat dengan penyediaan fasilitas belajar bagi siswa, misalnya:29 a. Ruang belajar yang harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentarasi pikiran. b. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata. c. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya. Djamarah juga mengungkapkan kesulitan siswa dalam belajar dapat disebabkan siswa tidak mempunyai tempat belajar yang khusus di rumah. Alasan ini diungkapkan pada kutipan berikut ini.30 Karena tidak mempunyai ruang belajar, maka siswa belajar ke mana-mana; bisa di ruang dapur, di ruang tamu, atau belajar di tempat tidur. Siswa yang tidak punya tempat belajar berupa meja dan kursi terpaksa memanfaatkan meja dan kursi tamu untuk belajar. Bila ada tamu yang datang dia menjauhkan diri entah ke mana, mungkin ke ruang dapur karena tidak ada pilihan lain. Djamarah dan Zain juga berpendapat dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar dan Mengajar, menyatakan bahwa: Siapapun akan sependapat bahwa sarana prasarana belajar ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar.31 Semua sarana dan prasarana tentu sangat membantu proses belajar bagi siswa, setidak-tidaknya akan memperkecil tingkat kesulitan yang dialami siswa 29 Slameto. loc.it. 30 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 208 31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswar Zain, loc. cit. dalam belajar. sering kita dapati dimana seorang siswa yang kesulitan dalam belajar karena tidak ada tempat khusus untu belajar di rumah seperti meja dan kursi. Ada pula siswa yang sebenarnya mempunyai minat belajar yang tinggi tetapi tidak mempunyai bahan bacaan, baik itu yang wajib maupun anjuran. Memang perlu disadari tidak semua siswa berasal dari keluarga yang mampu, sehingga tidak mungkin memaksakan diri untuk memenuhi semua kebutuhan sarana prasarana belajar. siswa yang mempunyai keluarga sederhana saja harus benar-benar pandai dalam memilih mana sarana prasarana belajar yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu alat belajar yang mana hal tersebut sangat erat hubungannya dengan cara belajar yang dilakukan oleh siswa. Alat belajar yang digunakan oleh guru sebagian besar juga digunakan oleh siswa dalam belajar ataupun menerima pelajaran di kelas. bila alat belajar yang digunakan oleh siswa tepat dan memadai maka siswa akan dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga siswa akan lebih giat dalam belajar dan selalu ingin maju. Selama belajar dirumah siswa yang memiliki ruang belajar akan mudah dalam menyerap pelajaran yang sedang atau akan dipelajari. Dengan adanya ruang belajar siswa tidak akan terganggu oleh kegiatan lain yang terjadi di rumah. Buku- buku cetak yang merupakan buku wajib dari sekolah juga berpengaruh dalam belajar. adanya buku-buku cetak, tidak lagi merepotkan siswa untuk meminjam pada temanya atau menfotokopi, yang mana itu semua membutuhkan waktu dan tenaga yang sebaiknya digunakan untuk belajar. Demikian halnya dengan buku- buku tulis dan alat-alat tulis. Ketersedian alat-alat ini akan membantu usaha siswa dalam mencapai prestasi yang maksimal. Peralatan audio visual seperti tape, radio, TV, VCD player merupakan sarana penunjang dalam proses belajar sebagai sarana untuk mengetahui perkembangan situasi serta kejadian-kejadian teraktual yang mana berkaitan dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam dan sebagainya. Agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai diharapkan maka dari itu pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tugas mendidik dan membelajari siswa, diberikan tugas untuk dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa secara maksimal. Selama siswa berada di rumah diharapkan sarana prasarana yang ada juga mendukung siswa dalam belajar sehingga nantinya prestasi belajar yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Sarana dan prasarana belajar menggambarkan berbagai sumber belajar dari tingkat kongkret sampai ke tingkat yang paling abstrak. Sebagaimana yang disebutkan oleh Sudjana dan Rifai yang mengklasifikasikan sumber belajar sebagai berikut:32 1. Sumber belajar tercetak, misalnya; buku, majalah , brosur, koran, poster, denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dan lain-lain. 2. Sumber belajar non cetak, misalnya; film, slide, video, audio cassete, transparasi, dan lain-lain. 32 Nana Sudjana dan A.Rifai, Teknologi Pengajaran (Bandung: sinar Baru, 1996), hlm. 80 3. Sumber belajar yang berbentuk fasilitas, misalnya; kepustakaan, ruangan belajar, carrel, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain. 4. Sumber belajar berupa kegiatan, misalnya; wawancara, kegiatan kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan lain-lain. Rohani menyatakan bahwa AECT (association of Education Communication Technology) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1997), megklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam yaitu:33 1. Message (pesan), yaitu informasi atau anjuran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah atau bahan ajaran yang diajarkan kepada peserta didik dan sebagainya. 2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini adalah guru, dosen, tutor, peserta didik dan sebagainya. 3. Materials (bahan), yaiti perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori materials seperti transportasi, slide, film, audio, video, modul, majalah, buku, dan sebagainya. 4. Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya overhead 33 Achmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 164. projector, slide, video tap e, pesawat radio, TV, dan sebagainya. 5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya pengajaran berpogram atau modul, simulasi, demonstrasi, dan tanya jawab. 6. Setting (lingkungan), yakni situasi atau suasana sekitar dimana pesan yang disampaikan baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, dan sebagainya. Menurut Rohani, kita juga dapat mengklasifikasikan sumber belajar dari versi yang lain yaitu:34 1. Menurut sifat dasarnya sumber belajar ada 2 macam yaitu sumber insani ( human) dan sumber non-insani ( non-human). 2. Menurut segi pengembangannya, sumber belajar ada 2 macam: a. Learning resources by design. Sumber belajar ini dirancang atau sengaja dipergunakan untuk keperluan pengajaran. b. Learning resources by utilatarian yaitu segala sumber belajar (lingkungan) yang ada disekeliling sekolah dimanfaatkan guna memudahkan peserta didik yang sedang belajar. Jadi sifatnya insidental atau seketika. Misalnya toko pahlawan, masjid, pasar, dan sebagainya. Sumber belajar ini tidak dirancang untuk kepentingan tujuan belajar atau pengajaran. 34 Ibid. , hlm. 165. Berdasar beberapa klasifikasi sumber belajar diatas, pada dasarnya sumber belajar selalu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh pemakainya. Komponen pesan merupakan informasi yang sangat penting yang mudah membahas pada diri otak siswa yang akhirnya mengasah daya ingat seorang siswa. Dalam kegiatan belajar, fasilitas mempunyai peran yang sangat penting karena dengan adanya fasilitas ini, maka proses belajar akan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien, artinya dengan adanya fasilitas belajar ini maka proses belajar akan berjalan dengan lancar dan terarah. Untuk mewujudkan agar kegiatan belajar dapat berjalan seperti yang diharapkan sebagai lembaga pendidikan yang bertugas mendidik dan mengajar siswa, diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa secara optimal. Setelah siswa berada di rumah diharapkan fasilitas yang ada juga mendukung anak dalam belajar sehingga prestasi belajar dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. D. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam setiap proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dimana dengan berjalannya kegiatan belajar disekolah dapat mencerminkan berjalannya proses pendidikan. Penilaian merupakan salah satu cerminan dari hasil kegiatan belajar di sekolah yang dicapai siswa dalam menempuh proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat diukur dari pekerjaan siswa selama satu semester, yang pada akhirnya dituangkan dengan nilai yang berbentuk angka- angka. Angka tersebut merupakan cerminan atau ukuran dari hasil yang dicapai siswa dalam belajar. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman: t.F{$# y7/uu &t%$# @,n=t z|M}$# t,n=y{ t,n=y{ %!$# y7n/u $$/ &t%$# s>t s9 $t z|M}$# z=t n=s)9$$/ z=t %!$# Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Surat Al-alaq: 1-5). 35 Ayat diatas menerangkan bahwa allah telah menganjurkan dan memerintahkan manusia untuk senantiasa belajar. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk ciptaan Allah wajib untuk belajar dan menuntut ilmu sampai akhir hayat sebagai bekal di alam akhirat kelak. Hal ini menjadi bukti bahwa islam menuntun umatnya untuk senantiasa mencari ilmu selama hidup di dunia dan hal itu dapat diwujudkan dengan cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi belajar yang diharapkan. Menurut Syah belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan 35 Al-Quran Terjemah Indonesia, op.cit., hlm. 1256 lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam pengertian hasil ini belajar lebih ditekankan pada aspek kognitif.36 Purwanto mengemukakan elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:37 a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tatapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampaikan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Belajar selalu dikaitkan dengan suatu keaktifan yang membawa perubahan kepada setiap individu baik perubahan dari segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta beberapa aspek kebiasaan manusia yang tidak lepas dan kepribadian masing-masing. Tirtonegoro mendefinisikan;38 36 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005), hlm. 68. 37 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 85 38 S. Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Pendidikanya (Jakarta: Bina Aksara, 1998), hlm. 3 Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol dan pada tiap-tiap periode tertentu, misalnya tiap catur wulan atau semester, hasil prestasi belajar anak dinyatakan dalam bentuk rapor. Jadi yang dimaksud prestasi belajar ini adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang telah mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh semua anak dalam periode tertentu. Dari berbagai pendapat para ahli tentang pengertian prestasi dan belajar yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun suatu kalimat setelah melakukan sesuatu aktivitas belajar melalui pengalaman dan interaksi yang didalamnya meliputi pengetahuan ( kognitif), sikap ( afektif) dan ketrampilan ( psikomotorik). 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan untuk mengubah tingkal laku peserta didik yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syah mengungkapkan faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:39 a. Faktor internal merupakan faktor dari dalam siswa, yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal merupakan faktor luar siswa, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mepelajarai mater-materi pelajaran. 39 Muhibin Syah , op.cit., hlm. 144 Slameto menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Dengan demikian faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah meliputi:40 a. Faktor intern Faktor intern merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa atau peserta didik. Faktor interen meliputi: 1) Faktor jasmaniah Faktor ini merupakan bawaan maupun yang diperoleh seperti panca indra, alat tubuh dan lain-lain. Keadaan jasmaniah dapat melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmaniah yang segar akan berbeda dengan keadaan fisik yang letih. Panca indra sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar, karena bersentuhan langsung. 2) Faktor psikologis Dalam belajar faktor psikologis akan memberikan pengaruh penting karena berhubungan dengan kejiwaan anak. Faktor psikologis meliputi; a) Kecerdasan ( Inteligensi) Merupakan faktor yang amat besar pengaruhnya terhadap kemajuan anak, karena dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu yang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya. 40 Slameto, op.cit,. hlm. 54 b) Bakat Bakat merupakan pendorong alami untuk mampu melaksanakan suatu kegiatan dan merupakan bawaan dari lahir. Bakat antara individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. c) Sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku anak tidak lepas dari persoalan nilai-nilai yang diterapkan sejak dini. Dengan dilandasi nilai-nilai anak akan tumbuh kesadaran dan kemauannya. d) Motivasi Motivasi ialah segala kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau bertindak dengan cara yang khas yang terkadang kekuatan itu berpangkal pada naluri dan keputusan rasional. Seseorang akan berhasil dalam belajar apabila dalam dirinya ada motivasi yang tinggi untuk untuk belajar. e) Faktor kematangan Faktor ini terjasi akibat adanya perubahan-perubahan di dalam struktur jasmani dibarengi dengan berkembangnya fungsi otak dan sistem syaraf. b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal meliputi: 1) Lingkungan keluarga Keluarga adalah suatu kesatuan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki tempat tinggal yang memiliki tempat tinggal yang ditandai oleh kerjasama ekonomi, mendidik, melindungi, merawat dan sebagainya. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam akan menentukan keberhasilan belajar anak. 2) Lingkungan sekolah Kondisi dan situasi sekolah yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan atau sebaliknya, gedung yang bersih dan memadai, guru yang baik, hubungan yang akrap, sarana dan prasarana yang cukup akan memberikan dorongan untuk siswa untuk belajar dengan maksimal. 3) Lingkungan masyarakat Lingkungan dimana anak tidak berada dibawah naungan atau pengawasan orang tua atau keluarga, guru atau petugas lainnya. Pengaruh dari lingkungan masyarakat ada yang mendorong siswa untuk berkembang dalam hal positif dan ada juga yang berpengaruh pada hal yang negatif sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Purwanto mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:41 a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individul. Faktor ini meliputi faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. 41 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm 102. b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Faktor sosial meliputi faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar-mengajar dan motivasi sosial. Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak atau siswa. Faktor internal meliputi faktor bakat, motivasi, jasmani dan lain sebagainya. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini antara lain faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Penilaian Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik, apabila terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Kriteria keberhasilan dari proses belajar mengajar maka seseorang guru mengadakan penilaian belajar mengajar. Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan. Menurut Taufik sebagaimana dikutip oleh Syah, evaluasi berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.42 Dimyati & Mudjiono menyatakan bahwa: Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. 43 42 Syah, op.cit., hlm. 195. 43 Dimyati & Mudjino, op.cit., hal 200 Selain itu, hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini.44 a. Untuk diagnostik dan pengembangan. Maksudnya penggunaan hasil dari kegiatan evaluasi belajar sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab sebabnya. b. Untuk seleksi. Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar seringkali digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan tertentu. c. Untuk kenaikan kelas. Guru dapat dengan mudah membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku. d. Untuk penempatan. Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompoikm yang sesuai. Menurut Syah ada beragam macam evaluasi, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, antara lain:45 e. Pre-test dan Post-test Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan mulai penyajian materi baru. Sedangkan post-test kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. f. Evaluasi prayarat Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre-test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. g. Evaluasi diagnostik Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. h. Evaluasi formatif Evaluasi ini dapat dipandang sebagai ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. i. Evaluasi sumatif Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. j. Ujian Akhir Nasional (UAN) Ujian Akhir Nasional (UAN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentuan kenaikan status siswa. 44 Ibid., hal 200-2001. 45 Syah , op.cit.,, hal 95. Hasil belajar siswa menandakan mutu pendidikan yang telah diperolehnya, dengan indikator mutu hasil belajar siswa, yang merupakan gambaran dari tingkat ketercapaian tujuan dan penguasaan siswa atas isi dari apa yang dipelajari. Oleh karena itu hasil belajar yang berkualitas bukan sekedar ketercapaian menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan target kurikulum, tetapi dapat diukur dari perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terjadi pada siswa. Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor: Yaitu faktor internal yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani, keserdasan (intelegensia) daya ingat, kemauan, dan bakat; dan faktor eksternal yang terdapat di luar individu yang bersangkutan, seperti keadaan lingkungan rumah, masyarakat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut. Perbuatan belajar dan hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang saling berhubungan. Artinya, siswa tidak akan menghasilkan hasil belajar yang baik jika tidak disertai dengan perbuatan belajarnya. Jadi, hasil belajar siswa tercermin dari perbuatan belajarnya.. E. Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada umumnya setiap orang ingin meraih prestasi yang setinggi mungkin pada tiap kegiatan. Prestasi merupakan suatu yang bersifat penialaian dalam kehidupan manusia, karena sepanjang rentang hidupnya manusia selalu mengejar prestasi. Orang dikatakan berprestasi jika mereka telah mencapai keberhasilan pada tingkat tertentu dari usaha yang telah dilakukannya. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, lingkungan keluarga juga menunjang, karena sebagian waktu seorang siswa berada di rumah. Orang tua dan adik-kakak adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif dalam memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, membimbing dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. Selain itu, perlu suasana hubungan dan komunikasi yang lancar antara orng tua dan anak-anak serta keadaan ekonomi keluarga yang tidak kekurangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kelengkapan belajar anak (sarana dan prasarana belajar). Mengenai sarana prasarana belajar, upaya orang tua untuk mendorong semangat belajar siswanya sangatlah diperlukan. Dalam hal ini orang tua kiranya dapat melengkapi sarana dan fasilitas belajar siswa, sebab akan membantu siswa dalam proses belajar di rumah. Dalam kegiatan belajar, sarana prasarana mempunyai peran yang sangat penting karena dengan adanya saran prasarana ini, maka proses belajar akan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien, artinya dengan adanya saran prasarana belajar ini maka proses belajar akan berjalan dengan lancar dan terarah. Untuk mewujudkan agar kegiatan belajar dapat berjalan seperti yang diharapkan sebagai lembaga pendidikan yang bertugas mendidik dan mengajar siswa, diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa secara optimal. Setelah siswa berada di rumah diharapkan fasilitas yang ada juga mendukung anak dalam belajar sehingga prestasi belajar dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Jadi intinya, pengaruh saran prasarana belajar terhadap prestasi belajar sangat menunjang sehingga proses belajar siswa akan dapat berjalan lancar dan terarah. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan Permasalahan dan Tujuan Penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan mendalam mengenai Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sarana Prasarana Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran ekonomi di MAN Malang 1 Tlogomas. Terkait dengan hal tersebut, maka rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif korelasional. Metode deskriptif digunakan untuk memaparkan, menganalisis dan menafsirkan data dari variabel lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah. Sedangkan korelasional digunakan untuk mengetahui sejauh mana variasi-variasi pada variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Dengan demikian dalam penelitian ini rancangan penelitian deskriptif korelasional digunakan untuk mendeskripsikan pengaruh variabel bebas yaitu lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi MAN Malang 1 Tlogomas. Dari penjelasan tersebut, untuk korelasi antara variabel lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah sebagai variabel bebas (X), dan variabel prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y) disajikan seperti gambar dibawah ini: X 1 Y X2 Gambar 3.1 Hubungan Pengaruh Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y) Keterangan: X1 : Variabel bebas Lingkungan Keluarga X2 : Variabel bebas Sarana Prasarana belajar di Rumah Y : Variabel terikat Prestasi Belajar Siswa Pengaruh variabel X secara parsial terhadap Y Pengaruh variabel X secara simultan terhadap Y Dari keterangan gambar di atas yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga (X1) dan sarana prasarana belajar di rumah (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa (Y). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Arikunto menyebutkan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.46 Dapat disimpulkan, populasi merupakan keseluruhan karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 MAN Malang 1 Tlogomas jurusan IPS tahun ajaran 2008/2009 adalah sebesar 40 siswa. 2. Sampel

Dalam pengambilan sampel, apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semuanya saja. Sehingga merupakan penelitian populasi, dan jika subyek besar, bisa diambil antara 10%-15% atau 20% - 25%.47 Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 atau berjumlah 40 siswa. C. Instrumen Penelitian Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah dikembangkan menjadi subvariabel dan indikator. Dari indikator-indikator inilah dapat dibuat pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang akan diberikan kepada responden. Untuk lebih jelas pengembangan instrumen tersebut dapat dilihat dalam tabel kisi-kisi berikut: 46 Arikunto suharsimi, op.cit., hlm 108. 47 Sugiyon o, op.cit., hlm 112. Tabel 3.1 kisi-kisi Instrumen Variabel Sub variabel Indikator Sumber No Item Teknik Data pengumpulan Data Variabel 1. Lingkungan

a. Cara orang tua 1, 2, 3, 4, bebas: Keluarga mendidik Lingkungan (X1) b. Suasana rumah 5, 6, 7, keluarga dan c. Keadaan sarana ekonomi 8,9,10, prasarana(X) keluarga Siswa Kuesioner d. Pengertian 11,12, 13, orang tua e. Latar belakang 14, 15, 16, kebudayaan 17.

2. Sarana

a. Kelengkapan 18, 19, 20, prasarana buku pelajaran belajar di b. Kelengkapan Siswa 21, 22, 23, Kuesioner rumah (X2 ) alat tulis menulis. 24, 25, 26, c. Memiliki ruang belajar. 27, 28. d. Media cetak berlangganan e. Memiliki peralatan audio visual. Variabel Prestasi belajar Nilai rapor siswa Raport Dokumentasi terikat: siswa kelas XI kelas XI IPS 1 tahun (Wali Kelas) Prestasi IPS 1 Tahun Ajaran 2008/2009. Belajar Ajaran Siswa (Y) 2008/2009 D. Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam penelitian. Sebab kegiatan mengumpulkan data merupakan kegiatan mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode sebagai berikut: 1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Sugiyono menyatakan koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.48 Kuesioner merupaka tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cuup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat. Angket dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari data primer penelitian, yaitu untuk mengetahui lingkungan keluarga dan sarana prasarana belajar di rumah siswa kelas XI IPS 1 MAN Malang 1 Tlogomas. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert. Menurut Sugiyono, skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.49 Skala ini memungkinkan responden untuk mengekpresikan intensitas perasaan mereka berdasarkan pertanyaan kuesioner, maka dalam pemberian 48 Ibid. , hlm 135. 49 Ibid., hlm 8. jawaban akan berdasarkan perasaan mereka yang sesungguhnya pada objek tersebut. Dalam hal ini terdapat 28 pertanyaan dan masing masing pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban. Kriteria untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Pertanyaan Jawaban Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak setuju (TS) 2 Sangat Tidak setuju (STS) 1 2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian , dan sebagainya. Dalam pengertian yang luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda benda peninggalan. Arikunto mengemukakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat lengger, agenda dan sebagainya.50 Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mengetahui profil sekolah dan prestasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 MAN Malang 1 Tlogomas tahun ajaran 2008/2009. 50 Arikunto suharsimi, op.cit, hlm 206. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode utama apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi. Untuk penelitian dengan pendekatan lain pun metode dokumentasi juga mempunyai kedudukan penting. Jika peneliti memang cermat dan mencari bukti bukti dari landasan hukum dan peraturan atau ketentuan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi tidak terhindarkan atau dengan kata lain wajib untuk digunakan dalam penelitiannya. E. Analisis Data a. Uji Validitas dan Reabilitas 1) Uji Validitas Sugiyono menyatakan hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.51 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data ( mengukur ) itun valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 51 Sugiyono. Op.cit., hlm 109. Menurut Arikunto rumus yang digunakan untuk menguji validitas yaitu dengan menggunakan teknik korelasi product moment sebagai berikut:52 N XY ( X )( Y ) rxy = { N 2 X ( 2 X )}{ N 2 Y ( 2 Y )} Keterangan: rxy = Korelasi x = Skor X y = Skor Y N = Jumlah sampel Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu software SPSS versi 13.00 for Windows Tabel 3.3 Hasil uji validitas instrumen penelitian Sub variabel NO Item Pearson Correlation r Tabel Keterangan Lingkungan Keluarga 1 0,777 0,312 Valid (X1) 2 0,494 0,312 Valid 3 0,525 0,312 Valid 4 0,705 0,312 Valid 5 0,611 0,312 Valid 6 0,751 0,312 Valid 7 0,748 0,312 Valid 8