1188-2358-1-sm
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
1/7
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI
KELURAHAN KARAN AUR KECAMATAN PARIAMAN
TENGAH KOTA PERIAMAN (2000-2010)
Oleh
IntanChindriAyu1
Ahmad Nurhuda2
RefniYulia3
Program StudiPendidikanSejarah
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this research is to see the fishermen Karan Aur doing business inmeeting the needs of family and economic life Economic life is limited so that the needs
of fishing communities less accomplished family. The lives of the fishermen who are
always categorized as poor. Based on this, the focus of the research problem posed was
"How Social Life Aur Karan Economic Community 2000-2010 . Objective: T'o
describe the socio-economic life of the fishing community in the Village of Karan Aur
Pariaman 2000-2010. Historical research methods: (l) heuristic, (2) Kritik Sumber, (3)
interpretation, (4) Historiography. Family needs of fishing communities have not been
fulfilled bias, home form is still made of wood and thatch roofs, family lifestyle unmet
by other electronic equipment as well as vehicles. Further education of children at the
time of first fisherman has not done well, and even public health fishermen still treated
to smart people. But with the help of the government can change the lives of fishermen
in the fishing communities already met his family life, his lifestyle has undergone a
change, education fishermen no longer drop out of school, health services are obtained
from the fishermen community health centers services in Karan Aur.
Keywords : Social, economic, fishing, lifestyle,
1Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat PendidikanSaejarah2
StafPengajarSejarah STKIP PGRI Sumatera Barat3StafPengajarSejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
2/7
PENDAHULUAN
Kota Pariaman merupakan
wilayah pemekaran dari Kabupaten
Padang Pariaman. Secara geografis,
Kota Pariaman terletak di pantai barat
pulau Sumatera dan berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia.
Kota Pariaman memiliki luas wilayah
daratan 73,36 Km2. Kota Pariaman
terbagi atas 4 (empat) Kecamatan yaitu
Kecamatan Pariaman Utara, Kecamatan
Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman
Timur, dan Kecamatan Pariaman
Selatan. Jadi Pariaman salah satu kota
yang terletak dipantai Sumatera dan
berhadapan langsung dengan Samudera
Hindia.4
Salah satu daerah yang terletak
di pinggir pantai Kota Pariaman yaitu
Kelurahan Karan Aur. Kelurahan Karan
Aur ini terletak di Kecamatan Pariaman
Tengah Kota Pariaman. Dengan luas
wilayah kurang lebih 2 km2 (85 ha).5
Daerah ini merupakan daerah penghasil
ikan di Pariaman Tengah. Meskipun ada
Kelurahan dan Desa yang lainnya di
Pariaman Tengah yang berada di
pinggir pantai yaitu Kelurahan Lohong,
Kelurahan Pasir dan Desa Pauh Barat,
4Bappeda, Profil Kota Pariaman 2012, (KotaPariaman: Bapedda, 2007), Hal.16.5
Bappeda, Profil Kota Pariaman 2012, (KotaPariaman: Bapedda, 2007), Hal. 20.
namun Kelurahan Karan Aur ini
merupakan Kelurahan penghasil ikan di
Pariaman Tengah dibandingkan dengan
Kelurahan dan Desa lainnya yang
berada satu wilayah dengannya, karena
daerah Karan Aur merupakan tempat
pelelangan ikan di Pariaman. Kelurahan
Karan Aur merupakan Kelurahan
dengan masyarakat bermata pencarian
nelayan.6
Masalah kehidupan sosial
ekonomi suatu kelompok masyarakat,
maka pembicaraan tidak akan terlepas
dari masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sosial lain seperti taraf
hidup masyarakat, tergantung pada
potensi sumber daya yang dapat
mendukung kesejahteraan masyarakat.
Kondisi kehidupan masyarakat nelayan
Karan Aur jika dibandingkan dengan
masyarakat nelayan yang ada di Kota
Pariaman seperti Kelurahan Lohong,
Kelurahan Pasir dan Desa Pauh Barat
maka Kelurahan Karan Aur sudah mulai
berkembang, dapat dilihat dari kondisiperumahan serta sarana dan prasarana
yang sudah mulai ada. Pada kehidupan
masyarakat nelayan di Karan Aur ini
masih ada juga yang menggunakan alat
penangkapan ikan tradisional seperti
pukat tepi, pukat payang, jarring dan
6
Bappeda, Profil Daerah Kota Pariaman,(Pariaman: Bapedda, 2012), Hal. 81.
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
3/7
pancing. Sebagian ada yang
menggunakan alat penangkapan ikan
yang tergolong modern seperti kapal
motor (bagan) dan mesin tempel.
Secara umum tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kehidupan
sosial ekonomi Masyarakat Nelayan,
secara khusus tujuan penelitian ini
adalah : Bagaimana kehidupan sosial
ekonomi masyarakat nelayan di
Kelurahan Karan Aur Pariaman tahun
2000-2010.
Tulisan terdahulu yang relevan
diantaranya tulisan Ernawati berjudul
Nelayan Kanagarian Tarusan Studi
Sosial ekonomi 1980-1995. Berisikan
tentang Memberikan tanggapan pada
bentuk perubahan status ekonomi
masyarakat nelayan. Bentuk
peningkatan ekonomi masyarakat
nelayan.7
Selanjutnya tulisan yang
membahas sosial ekonomi masyarakat
nelayan adalah Syafitri Dahsam (2000)
Kehidupan Sosial Ekonomi NelayanPainan 1997-2001 menyimpulkan
Mengetahui bagaimana sistem ekonomi
masyarakat nelayan di painan.
Memberikan tanggapan bagaimana
kehidupan masyarakat nelayan painan.8
7Ernawati, (Mahasiswa Universitas Andalas)
8
Syafitri Dahsam, (Mahasiswa STKIP PGRIPadang)
Tulisan Yesma wendra (2006)
Nelayan Sasak: Studi Tentang Sosial-
Ekonomi 1998-2004 menyimpulkan
Memberi tanggapan bagaimana
pemerintahan menangani permasalahan
sosial ekonomi masyarakat nelayan.
Bagaimana sosial ekonomi kehidupan
masyarakat nelayan.9
Dengan melihat beberapa
perbedaan tulisan diatas, maka judul
penulis yaitu Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Nelayan di
Kelurahan Karan Aur Kecamatan
Pariaman Tengah Kota Pariaman (2000-
2010). Dilihat dari latar belakang
masalah penulis mengangkat judul ini
adanya perubahan terhadap kehidupan
masyarakat nelayan di Karan Aur.10
METODE
Metode yang dipakai dalam
penulisan ini adalah metode sejarah
dengan melalui empat tahap : Heuristik
(Pengumpulan data) yaitu Kegiatan
mengumpulkan sumber, dokumen, arsipdan wawancara. Kritik sumber adalah
pengujian terhadap keaslian dan
kesahan informasi atau untuk menguji
informasi yang terdapat dalam sumber.
9 Yesma Wendra (Mahasiswa STKIP PGRIPadang)10
Intan Chindri Ayu (Mahasiswa STKIP PGRIPadang)
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
4/7
Interpretasi adalah menafsirkan antara
fakta satu dengan yang lain.
Historiografi (mengkaji hasil penelitian)
penyajian hasil penelitian dalam
skripsi.11
PEMBAHASAN
Kehidupan sosial ekonomi
masyarakat nelayan Karan Aur sebelum
tahun 2000, terhadap kehidupan
keluarga belum terpenuhi dengan baik.
Banyak rumah nelayan yang tidak layak
huni, bentuk rumah yang masih terbuat
dari kayu dan atap rumbia serta lantai
yang masih berdasarkan pasir.
Selanjutnya pendidikan anak
mereka yang masih banyak putus
sekolah akibat keterbataskan faktor
ekonomi keluarganya. Banyak anak
nelayan yang tidak dapat menduduki
bangku pendidikan. Bahkan pendidikan
yang paling tinggi pada saat itu bangku
pendidikan SLTP.12
Gaya hidup masyarakat nelayan
yang belum mengalami perubahan,dulunya nelayan tidak dapat memenuhi
kebutuhan perabot rumah tangganya,
barang-barang elektronik serta
11 Mestika Zed, 1991. Metodologi Sejarah,Padang: hlm 39-4112
Wawancara dengan Ujang, tanggal 18 Juli2013, di Karan Aur.
kendaraan belum bisa terpenuhi oleh
masyarakat nelayan.
Sebelum tahun 2000 masyarakat
nelayan belum adanya rasa peduli
terhadap lingkungan tempat tinggal.
Lingkungan atau pemukiman tempat
nelayan tersebut kotor dan menjadi
sumber penyakit. Mereka yang
terserang penyakit tidak memeriksa
penyakitnya ke rumah sakit, sehingga
diantara mereka banyak yang
menggunakan pengobatan alternative
lain, seperti mereka lebih sering berobat
ke orang pintar atau dukun, bagi mereka
berobat ke orang pintar lebih relative
murah dibandingkan kedokter atau
kerumah sakit. Selain itu lebih percaya
kepada orang pintar karena bisa dengan
cepat menyembuhkan penyakit tersebut.
Kehidupan masyarakat nelayan juga
relative keterbatasan. Bagi nelayan yang
tidak memperoleh penghasilan mereka,
memilih mengutang terlebih dahulu ke
kedai untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari. Selain itu sifatmasyarakat nelayan yang tidak
memikirkan hari depannya untuk terus
berlangsung hidup. Selesai kelaut para
nelayan biasanya duduk di kedai tanpa
kegiatan apapun, mereka duduk di kedai
dengan bermain domino, koa serta
bercerita-cerita dikedai.
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
5/7
Alat tangkap nelayannya yang
tradisional yang terdiri dari jarring, jala,
dan pancingan membuat mereka
mengalami keterbatasan dalam
melakukan penangkapan ikan. Selain itu
kapal yang digunakan dulunya masih
tradisional menggunakan tenaga angin
sehingga membuat mereka mengalami
keterbatasan untuk berlayar. Selain itu
faktor lain yang menjadi kendala bagi
masyarakat nelayan yaitu iklim yang
tidak menentu. Kemudian faktor lainnya
yaitu terlambatnya bantuan serta
perhatian pemerintah terhadap
masyarakat nelayan.
Perkembangan zaman dan
perubahan hidup menuntut masyarakat
untuk dapat melakukan perubahan
terhadap hidupnya. Memasuki tahun
2000 kehidupan masyarakat nelayan
perlahan-lahan mengalami perubahan.
Kebutuhan keluarganya perlahan-lahan
mengalami perubahan dan kemajuan.
Rumah yang dulunya terdiri dari
bangunan berbahan kayu, berataprumbia serta berlantaikan pasir
perlahan-lahan sudah mulai diperbaiki
dan sudah mulai berubah. Rumah
nelayan sekarang terdiri dari struktur
dan segi rumah semi permanen.
Gaya hidup masyarakat nelayan
sudah mengalami kemajuan seperti,
perabotan rumahtangga, barang-barang
elektronik dan kendaraan sudah mulai
terbeli, oleh masyarakat nelayan.
Pendidikan anak mereka sudah maju
sehingga tidak ada lagi anak mereka
yang mengalami putus sekolah.
Perhatian dan peduli terhadap
lingkungan serta kesehatan sudah mulai
mengalami perubahan, masyarakat
sudah mulai menjaga dan
membersihkan lingkungan tempat
tinggalnya serta sudah mulai melakukan
pengobatan ke rumahsakit maupun ke
puskesmas yang ada ditempat tinggal
mereka.
Kehidupan masyarakatnya
sudah mulai relatif berfariasi,
masyarakat yang dulunya banyak
melakukan mengutang ke kedai untuk
memperoleh bahan kebutuhan sehari-
hari sekarang sudah mulai berkurang.
Sifat masyarakat nelayan yang tidak
memikirkan hari besoknya, sekarang
sudah mulai perubahan mereka sudah
mulai menabung untuk hari esoknya.Kegiatan masyarakat yang sering duduk
dikedai sekarang sudah mulai berkurang
perlahan-lahan, mereka ada yang
berkerja sampingan setelah usai kelaut..
Tidak sang suami saja yang bekerja para
istri turut membantu pendapatan
keluarganya.
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
6/7
Alat tangkap dan kapal nelayan
yang tradisional perlahan-lahan sudah
mulai mulai canggih. Nelayan sudah
mulai mengenal alat-alat modern. Alat
tangkap yang modern seperti adanya
alat tangkap jarring yang dibantu
dengan tenaga mesin membuat hasil
tangkapan banyak dan mudah untuk
diangkat. Kapal nelayan yang dulunya
menggunakan tenaga angin dan dayung
sekarang sudah mulai perlahan-lahan
tergantikan dengan tenaga mesin.
Awal tahun 2000 Pemerintah
Daerah sudah mulai memperhatikan dan
memberikan bantuan terhadap
masyarakat nelayan di Karan Aur.
Adanya bantuan serta perhatian
pemerintah terhadap nelayan dapat
membawa perubahan terhadap
kehidupan sosial ekonomi para nelayan.
Pemerintah Dinas Perikanan dan
Kelautan serta Pemerintah Daerah
sudah melakukan perkembangan kepada
para nelayan di Karan Aur.
Dinas Perikanan dan Kelautantelah memberikan bantuan kepada para
nelayan, berupa alat-alat nelayan
seperti jarring, jala, fiber, pancingan,
kapal, serta fasilitas para nelayan dan
pedagang ikan sudah dibantu oleh
Pemerintah Perikanan dan Kelautan.
Fasilitas yang sudah tersedia di Karan
Aur yaitu, Pasar Ikan atau Tempat
Pelelangan Ikan (TPI), Pertamina
khusus solar, dan gudang es yang dapat
di pakai oleh nelayan untuk menyimpan
ikan.
KESIMPULAN
Bantuan yang diberikan kepada
para nelayan dapat membawa
perubahan terhadap sosial ekonomi
masyarakat nelayan Karan Aur. Dengan
adanya bantuan mereka dapat
mengalami perubahan terhadap
kehidupan keluarganya, pendidikan,
gaya hidup kesahatan dan kehidupan
masyarakat mereka mengalami
perubahan. Perkembangan zaman dan
adanya bantuan membawa dampak
postif terhadap masyarakat nelayan,
semuanya megalami perubahan dan
peningkatan terhadap kehidupan
masyarakat nelayan.
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda, 2007, Profil Daerah KotaPariaman. Kota Pariaman.
Bappeda, 2012, Profil Kota Pariaman
2012. Kota Pariaman.
Kartodidrjo, Sartono. 1992. Pendekatan
Ilmu Sosial Dalam Metodologi
Sejarah. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Umum.
-
7/24/2019 1188-2358-1-SM
7/7
Kuntowijoyo, 1994. Metedologi
Sejarah. Yogyakarta : Tiara
Kencana.
Mubyarto, 1984. Nelayan danKemiskinan Studi Ekonomi
Antropologi di Dua DesaPantai.
Jakarta : CV. Rajawali.
Mansyur, M. Cholil. 1980. Sosiologi
Masyarakat Kota dan Desa.
Surabaya: Usaha Nasional.
Pollnac, Richard B. 1988. Karakter
Sosial Budaya Dalam
Pengembangan PerikananBerskala Kecil. Dalam Michael
M. Cernia.
Zed, Mestika. 1999.Metodologi
Sejarah. FIS UNP, Padang