1188-2358-1-sm

Upload: kurnia-zandy

Post on 21-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    1/7

    KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI

    KELURAHAN KARAN AUR KECAMATAN PARIAMAN

    TENGAH KOTA PERIAMAN (2000-2010)

    Oleh

    IntanChindriAyu1

    Ahmad Nurhuda2

    RefniYulia3

    Program StudiPendidikanSejarah

    STKIP PGRI Sumatera Barat

    ABSTRACT

    The background of this research is to see the fishermen Karan Aur doing business inmeeting the needs of family and economic life Economic life is limited so that the needs

    of fishing communities less accomplished family. The lives of the fishermen who are

    always categorized as poor. Based on this, the focus of the research problem posed was

    "How Social Life Aur Karan Economic Community 2000-2010 . Objective: T'o

    describe the socio-economic life of the fishing community in the Village of Karan Aur

    Pariaman 2000-2010. Historical research methods: (l) heuristic, (2) Kritik Sumber, (3)

    interpretation, (4) Historiography. Family needs of fishing communities have not been

    fulfilled bias, home form is still made of wood and thatch roofs, family lifestyle unmet

    by other electronic equipment as well as vehicles. Further education of children at the

    time of first fisherman has not done well, and even public health fishermen still treated

    to smart people. But with the help of the government can change the lives of fishermen

    in the fishing communities already met his family life, his lifestyle has undergone a

    change, education fishermen no longer drop out of school, health services are obtained

    from the fishermen community health centers services in Karan Aur.

    Keywords : Social, economic, fishing, lifestyle,

    1Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat PendidikanSaejarah2

    StafPengajarSejarah STKIP PGRI Sumatera Barat3StafPengajarSejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    2/7

    PENDAHULUAN

    Kota Pariaman merupakan

    wilayah pemekaran dari Kabupaten

    Padang Pariaman. Secara geografis,

    Kota Pariaman terletak di pantai barat

    pulau Sumatera dan berhadapan

    langsung dengan Samudera Hindia.

    Kota Pariaman memiliki luas wilayah

    daratan 73,36 Km2. Kota Pariaman

    terbagi atas 4 (empat) Kecamatan yaitu

    Kecamatan Pariaman Utara, Kecamatan

    Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman

    Timur, dan Kecamatan Pariaman

    Selatan. Jadi Pariaman salah satu kota

    yang terletak dipantai Sumatera dan

    berhadapan langsung dengan Samudera

    Hindia.4

    Salah satu daerah yang terletak

    di pinggir pantai Kota Pariaman yaitu

    Kelurahan Karan Aur. Kelurahan Karan

    Aur ini terletak di Kecamatan Pariaman

    Tengah Kota Pariaman. Dengan luas

    wilayah kurang lebih 2 km2 (85 ha).5

    Daerah ini merupakan daerah penghasil

    ikan di Pariaman Tengah. Meskipun ada

    Kelurahan dan Desa yang lainnya di

    Pariaman Tengah yang berada di

    pinggir pantai yaitu Kelurahan Lohong,

    Kelurahan Pasir dan Desa Pauh Barat,

    4Bappeda, Profil Kota Pariaman 2012, (KotaPariaman: Bapedda, 2007), Hal.16.5

    Bappeda, Profil Kota Pariaman 2012, (KotaPariaman: Bapedda, 2007), Hal. 20.

    namun Kelurahan Karan Aur ini

    merupakan Kelurahan penghasil ikan di

    Pariaman Tengah dibandingkan dengan

    Kelurahan dan Desa lainnya yang

    berada satu wilayah dengannya, karena

    daerah Karan Aur merupakan tempat

    pelelangan ikan di Pariaman. Kelurahan

    Karan Aur merupakan Kelurahan

    dengan masyarakat bermata pencarian

    nelayan.6

    Masalah kehidupan sosial

    ekonomi suatu kelompok masyarakat,

    maka pembicaraan tidak akan terlepas

    dari masalah yang berkaitan dengan

    kehidupan sosial lain seperti taraf

    hidup masyarakat, tergantung pada

    potensi sumber daya yang dapat

    mendukung kesejahteraan masyarakat.

    Kondisi kehidupan masyarakat nelayan

    Karan Aur jika dibandingkan dengan

    masyarakat nelayan yang ada di Kota

    Pariaman seperti Kelurahan Lohong,

    Kelurahan Pasir dan Desa Pauh Barat

    maka Kelurahan Karan Aur sudah mulai

    berkembang, dapat dilihat dari kondisiperumahan serta sarana dan prasarana

    yang sudah mulai ada. Pada kehidupan

    masyarakat nelayan di Karan Aur ini

    masih ada juga yang menggunakan alat

    penangkapan ikan tradisional seperti

    pukat tepi, pukat payang, jarring dan

    6

    Bappeda, Profil Daerah Kota Pariaman,(Pariaman: Bapedda, 2012), Hal. 81.

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    3/7

    pancing. Sebagian ada yang

    menggunakan alat penangkapan ikan

    yang tergolong modern seperti kapal

    motor (bagan) dan mesin tempel.

    Secara umum tujuan penelitian

    ini adalah untuk mengetahui kehidupan

    sosial ekonomi Masyarakat Nelayan,

    secara khusus tujuan penelitian ini

    adalah : Bagaimana kehidupan sosial

    ekonomi masyarakat nelayan di

    Kelurahan Karan Aur Pariaman tahun

    2000-2010.

    Tulisan terdahulu yang relevan

    diantaranya tulisan Ernawati berjudul

    Nelayan Kanagarian Tarusan Studi

    Sosial ekonomi 1980-1995. Berisikan

    tentang Memberikan tanggapan pada

    bentuk perubahan status ekonomi

    masyarakat nelayan. Bentuk

    peningkatan ekonomi masyarakat

    nelayan.7

    Selanjutnya tulisan yang

    membahas sosial ekonomi masyarakat

    nelayan adalah Syafitri Dahsam (2000)

    Kehidupan Sosial Ekonomi NelayanPainan 1997-2001 menyimpulkan

    Mengetahui bagaimana sistem ekonomi

    masyarakat nelayan di painan.

    Memberikan tanggapan bagaimana

    kehidupan masyarakat nelayan painan.8

    7Ernawati, (Mahasiswa Universitas Andalas)

    8

    Syafitri Dahsam, (Mahasiswa STKIP PGRIPadang)

    Tulisan Yesma wendra (2006)

    Nelayan Sasak: Studi Tentang Sosial-

    Ekonomi 1998-2004 menyimpulkan

    Memberi tanggapan bagaimana

    pemerintahan menangani permasalahan

    sosial ekonomi masyarakat nelayan.

    Bagaimana sosial ekonomi kehidupan

    masyarakat nelayan.9

    Dengan melihat beberapa

    perbedaan tulisan diatas, maka judul

    penulis yaitu Kehidupan Sosial

    Ekonomi Masyarakat Nelayan di

    Kelurahan Karan Aur Kecamatan

    Pariaman Tengah Kota Pariaman (2000-

    2010). Dilihat dari latar belakang

    masalah penulis mengangkat judul ini

    adanya perubahan terhadap kehidupan

    masyarakat nelayan di Karan Aur.10

    METODE

    Metode yang dipakai dalam

    penulisan ini adalah metode sejarah

    dengan melalui empat tahap : Heuristik

    (Pengumpulan data) yaitu Kegiatan

    mengumpulkan sumber, dokumen, arsipdan wawancara. Kritik sumber adalah

    pengujian terhadap keaslian dan

    kesahan informasi atau untuk menguji

    informasi yang terdapat dalam sumber.

    9 Yesma Wendra (Mahasiswa STKIP PGRIPadang)10

    Intan Chindri Ayu (Mahasiswa STKIP PGRIPadang)

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    4/7

    Interpretasi adalah menafsirkan antara

    fakta satu dengan yang lain.

    Historiografi (mengkaji hasil penelitian)

    penyajian hasil penelitian dalam

    skripsi.11

    PEMBAHASAN

    Kehidupan sosial ekonomi

    masyarakat nelayan Karan Aur sebelum

    tahun 2000, terhadap kehidupan

    keluarga belum terpenuhi dengan baik.

    Banyak rumah nelayan yang tidak layak

    huni, bentuk rumah yang masih terbuat

    dari kayu dan atap rumbia serta lantai

    yang masih berdasarkan pasir.

    Selanjutnya pendidikan anak

    mereka yang masih banyak putus

    sekolah akibat keterbataskan faktor

    ekonomi keluarganya. Banyak anak

    nelayan yang tidak dapat menduduki

    bangku pendidikan. Bahkan pendidikan

    yang paling tinggi pada saat itu bangku

    pendidikan SLTP.12

    Gaya hidup masyarakat nelayan

    yang belum mengalami perubahan,dulunya nelayan tidak dapat memenuhi

    kebutuhan perabot rumah tangganya,

    barang-barang elektronik serta

    11 Mestika Zed, 1991. Metodologi Sejarah,Padang: hlm 39-4112

    Wawancara dengan Ujang, tanggal 18 Juli2013, di Karan Aur.

    kendaraan belum bisa terpenuhi oleh

    masyarakat nelayan.

    Sebelum tahun 2000 masyarakat

    nelayan belum adanya rasa peduli

    terhadap lingkungan tempat tinggal.

    Lingkungan atau pemukiman tempat

    nelayan tersebut kotor dan menjadi

    sumber penyakit. Mereka yang

    terserang penyakit tidak memeriksa

    penyakitnya ke rumah sakit, sehingga

    diantara mereka banyak yang

    menggunakan pengobatan alternative

    lain, seperti mereka lebih sering berobat

    ke orang pintar atau dukun, bagi mereka

    berobat ke orang pintar lebih relative

    murah dibandingkan kedokter atau

    kerumah sakit. Selain itu lebih percaya

    kepada orang pintar karena bisa dengan

    cepat menyembuhkan penyakit tersebut.

    Kehidupan masyarakat nelayan juga

    relative keterbatasan. Bagi nelayan yang

    tidak memperoleh penghasilan mereka,

    memilih mengutang terlebih dahulu ke

    kedai untuk memenuhi kebutuhan

    makan sehari. Selain itu sifatmasyarakat nelayan yang tidak

    memikirkan hari depannya untuk terus

    berlangsung hidup. Selesai kelaut para

    nelayan biasanya duduk di kedai tanpa

    kegiatan apapun, mereka duduk di kedai

    dengan bermain domino, koa serta

    bercerita-cerita dikedai.

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    5/7

    Alat tangkap nelayannya yang

    tradisional yang terdiri dari jarring, jala,

    dan pancingan membuat mereka

    mengalami keterbatasan dalam

    melakukan penangkapan ikan. Selain itu

    kapal yang digunakan dulunya masih

    tradisional menggunakan tenaga angin

    sehingga membuat mereka mengalami

    keterbatasan untuk berlayar. Selain itu

    faktor lain yang menjadi kendala bagi

    masyarakat nelayan yaitu iklim yang

    tidak menentu. Kemudian faktor lainnya

    yaitu terlambatnya bantuan serta

    perhatian pemerintah terhadap

    masyarakat nelayan.

    Perkembangan zaman dan

    perubahan hidup menuntut masyarakat

    untuk dapat melakukan perubahan

    terhadap hidupnya. Memasuki tahun

    2000 kehidupan masyarakat nelayan

    perlahan-lahan mengalami perubahan.

    Kebutuhan keluarganya perlahan-lahan

    mengalami perubahan dan kemajuan.

    Rumah yang dulunya terdiri dari

    bangunan berbahan kayu, berataprumbia serta berlantaikan pasir

    perlahan-lahan sudah mulai diperbaiki

    dan sudah mulai berubah. Rumah

    nelayan sekarang terdiri dari struktur

    dan segi rumah semi permanen.

    Gaya hidup masyarakat nelayan

    sudah mengalami kemajuan seperti,

    perabotan rumahtangga, barang-barang

    elektronik dan kendaraan sudah mulai

    terbeli, oleh masyarakat nelayan.

    Pendidikan anak mereka sudah maju

    sehingga tidak ada lagi anak mereka

    yang mengalami putus sekolah.

    Perhatian dan peduli terhadap

    lingkungan serta kesehatan sudah mulai

    mengalami perubahan, masyarakat

    sudah mulai menjaga dan

    membersihkan lingkungan tempat

    tinggalnya serta sudah mulai melakukan

    pengobatan ke rumahsakit maupun ke

    puskesmas yang ada ditempat tinggal

    mereka.

    Kehidupan masyarakatnya

    sudah mulai relatif berfariasi,

    masyarakat yang dulunya banyak

    melakukan mengutang ke kedai untuk

    memperoleh bahan kebutuhan sehari-

    hari sekarang sudah mulai berkurang.

    Sifat masyarakat nelayan yang tidak

    memikirkan hari besoknya, sekarang

    sudah mulai perubahan mereka sudah

    mulai menabung untuk hari esoknya.Kegiatan masyarakat yang sering duduk

    dikedai sekarang sudah mulai berkurang

    perlahan-lahan, mereka ada yang

    berkerja sampingan setelah usai kelaut..

    Tidak sang suami saja yang bekerja para

    istri turut membantu pendapatan

    keluarganya.

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    6/7

    Alat tangkap dan kapal nelayan

    yang tradisional perlahan-lahan sudah

    mulai mulai canggih. Nelayan sudah

    mulai mengenal alat-alat modern. Alat

    tangkap yang modern seperti adanya

    alat tangkap jarring yang dibantu

    dengan tenaga mesin membuat hasil

    tangkapan banyak dan mudah untuk

    diangkat. Kapal nelayan yang dulunya

    menggunakan tenaga angin dan dayung

    sekarang sudah mulai perlahan-lahan

    tergantikan dengan tenaga mesin.

    Awal tahun 2000 Pemerintah

    Daerah sudah mulai memperhatikan dan

    memberikan bantuan terhadap

    masyarakat nelayan di Karan Aur.

    Adanya bantuan serta perhatian

    pemerintah terhadap nelayan dapat

    membawa perubahan terhadap

    kehidupan sosial ekonomi para nelayan.

    Pemerintah Dinas Perikanan dan

    Kelautan serta Pemerintah Daerah

    sudah melakukan perkembangan kepada

    para nelayan di Karan Aur.

    Dinas Perikanan dan Kelautantelah memberikan bantuan kepada para

    nelayan, berupa alat-alat nelayan

    seperti jarring, jala, fiber, pancingan,

    kapal, serta fasilitas para nelayan dan

    pedagang ikan sudah dibantu oleh

    Pemerintah Perikanan dan Kelautan.

    Fasilitas yang sudah tersedia di Karan

    Aur yaitu, Pasar Ikan atau Tempat

    Pelelangan Ikan (TPI), Pertamina

    khusus solar, dan gudang es yang dapat

    di pakai oleh nelayan untuk menyimpan

    ikan.

    KESIMPULAN

    Bantuan yang diberikan kepada

    para nelayan dapat membawa

    perubahan terhadap sosial ekonomi

    masyarakat nelayan Karan Aur. Dengan

    adanya bantuan mereka dapat

    mengalami perubahan terhadap

    kehidupan keluarganya, pendidikan,

    gaya hidup kesahatan dan kehidupan

    masyarakat mereka mengalami

    perubahan. Perkembangan zaman dan

    adanya bantuan membawa dampak

    postif terhadap masyarakat nelayan,

    semuanya megalami perubahan dan

    peningkatan terhadap kehidupan

    masyarakat nelayan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bappeda, 2007, Profil Daerah KotaPariaman. Kota Pariaman.

    Bappeda, 2012, Profil Kota Pariaman

    2012. Kota Pariaman.

    Kartodidrjo, Sartono. 1992. Pendekatan

    Ilmu Sosial Dalam Metodologi

    Sejarah. Jakarta: PT.Gramedia

    Pustaka Umum.

  • 7/24/2019 1188-2358-1-SM

    7/7

    Kuntowijoyo, 1994. Metedologi

    Sejarah. Yogyakarta : Tiara

    Kencana.

    Mubyarto, 1984. Nelayan danKemiskinan Studi Ekonomi

    Antropologi di Dua DesaPantai.

    Jakarta : CV. Rajawali.

    Mansyur, M. Cholil. 1980. Sosiologi

    Masyarakat Kota dan Desa.

    Surabaya: Usaha Nasional.

    Pollnac, Richard B. 1988. Karakter

    Sosial Budaya Dalam

    Pengembangan PerikananBerskala Kecil. Dalam Michael

    M. Cernia.

    Zed, Mestika. 1999.Metodologi

    Sejarah. FIS UNP, Padang