2010-1-00599-sp bab 2
TRANSCRIPT
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 1/17
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus
batubara yang menghubungkan antara lokasi tambang di Tanjung Enim Sumatra
Selatan, dengan terminal batubara di Srengsem, Lampung. Keseluruhan sistem
angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi
tambang, sistem kereta api yang terdiri atas sarana dan prasarana, sistem bongkar
(unloading system) di terminal dan sistem ban berjalan (conveyor ) dari terminal
hingga jetty untuk pengapalan lebih lanjut. Obyek dalam penelitian ini dibatasi
hanya pada sistem kereta api berupa sarana, yaitu lokomoti dan gerbong, serta
prasarana berupa jalan kereta api dan stasiun pada rencana jalan kereta api
sepanjang !"# km. $encana jalan kereta api yang baru menggunakan rel standard
( standard track gauge) dengan lebar %.&!' mm. enggunaan rel standard ini
sesuai dengan peraturan dari epartemen erhubungan untuk pembangunan rel
baru diluar pulau *a+a. $el lama adalah jenis rel sempit (narrow track gauge)
dengan jarak antar kepala rel %.#- mm. $el baru yang menyusur terpisah sejajar
dengan rel lama diperuntukkan khusus angkutan batubara tanpa ada kereta api
umum.
Keadaan rel eksisting kurang memuaskan, karena selain kapasitasnya
terbatas akibat penggunaan jalur kereta bersamaan dengan angkutan penumpang
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 2/17
2
Tanjung Karang / Kertapati, juga menggunakan rel sempit yang karena
karakteristik geometrinya membuat kecepatan terbatas. *alur kereta api eksisting
antara Tanjung Enim dan Tarahan mempunyai karakteristik utama sebagai
berikut 0
Tabel 2. 1 Karakteristik Jalan Kereta Api Eksistin
Karakteristik 1esaran
*arak (Tanjung Enim / Tarahan) &%% km
*enis $el 2arro+ gauge (%.#- mm), 345 '&
1eban 6andar 7aksimum % ton
Kecepatan 7aksimum Kereta '# km8jam*ari9jari kelengkungan minimum !## m
( Sumber0 $ail+ay :easibilty Study, T ardela ; 4ng $ail 1< )
*umlah kereta api batubara yang ada sebanyak %" perjalanan per hari
dengan headway %"# menit dimana tiap rangkaian terdiri atas &# / && gerbong
berkapasitas masing9masing '# ton yang ditarik oleh " buah lokomoti diesel
elektrik jenis 55 "#" buatan 6eneral 7otor 5anada dengan kekuatan "."'#
tenaga kuda seperti gambar berikut.
Gambar 2.1 !"k"m"ti# $iesel Elektrik
( Sumber0 T K= (ersero) )
Salah satu solusi adalah dengan membangun jalur jalan kereta api baru.
embangunan tersebut termasuk sistem muat (loading system) baru yang sudah
ditentukan kapasitasnya dan sudah ditentukan jenisnya yaitu jenis continuous
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 3/17
(menerus) di 1anko Tengah, Sumatra Selatan, serta sistem bongkar (unloading )
baru dari jenis bottom dump yang juga sudah ditentukan lengkap dengan jalur
track memutar (balloon loops) di Srengsem, Lampung. *arak perjalanan antara
Tanjung Enim dan Tarahan rel eksisting adalah &%% km, karena memutar melalui
1aturaja. 3ntuk mengurangi jarak tersebut maka jalur kereta api yang baru
memotong ( shortcut ) Tanjung Enim / 1aturaja yang akan menjadi panjang
keseluruhan !"# km sehingga +aktu perjalanan berkurang. embuatan short cut
ini juga sudah sesuai dengan Master Plan perkeretaapian Sumatera Selatan.
eta jalur kereta api yang lama maupun rencana jalur baru dapat dilihat
dalam peta terlampir.
Gambar 2.2 Peta !"kasi Ob%ek Penelitian
Kajian operasi perjalanan kereta api memerlukan rangkaian analisis untuk
mengkaji pola operasi dan rangkaian kereta yang optimum sehingga tercapai
kapasitas angkut rencana sesuai dengan target produksi. ata dari angkutan
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 4/17
batubara eksisting sangat bermanaat dalam mengkaji pelaksanaan operasi kereta
api dimana kelemahan yang ada dapat dihindari dan diperbaiki dalam
membangun jalur kereta yang baru sesuai kapasitas angkut yang direncanakan.
Kajian diatas akan dilakukan berdasarkan landasan teori pada uraian berikut.
2.2. !an&asan Te"ri
2.2.1. Umum
Kereta api merupakan jenis kendaraan yang spesiik dan memiliki
karakteristik tersendiri, yaitu 0
− Melekatnya pada jalur dan hanya dapat beralih ke jalur lain melalui
wesel.
− Jarak pengereman relatif panjang dibandingkan dengan jenis kendaraanlainnya terutama dengan jenis kendaraan jalan raya, sehingga setiap gerakan
perjalanan dua kereta api beriringan harus memiliki jarak minimal dalam
bentuk blok dilengkapi dengan peralatan sinyal untuk membatasinya.
− Memiliki jadwal yang pasti ditiap-tiap stasiun, mulai stasiun pemberangkatan, stasiun antara yang dile+atinya dan sampai dengan stasiun
tujuan. *ad+al tersebut dapat dinyatakan dalam diagram +aktu ruang8graik
perjalanan kereta api (6=EK=)
− Produk jasa angkutannya bersifat
massal.
− Perjalanan kereta api pada umumnya tidak memerlukan banyak berhenti dan jalan kembali karena gangguan jalan atau interaksi dengan kendaraan lain
seperti kendaraan jalan raya, kecuali untuk keperluan operasi kereta api
(bersilang8disusul) dan keperluan pelayanan jasa angkutan.
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 5/17
− Dengan karakteristik di atas dapat diperhitungkan jumlah maksimum keretaapi yang dapat mele+ati lintas tertentu atau kapasitasnya serta pengaruhnya
terhadap perjalanan beragam jenis dan siat kereta api lainnya pada lintas
tersebut.
2.2.2. Asas $eman& Supply
erencanaan suatu sistem transportasi selalu berusaha memenuhi asas
keseimbangan kebutuhan dan pena+aran (demand / supply). Keseimbangan
tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.
=pabila0
= > =lokasi kegiatan dalam ruang
> Demand (kebutuhan)
4 > 4n?estasi
7 > engelolaan angkutan kereta
@ > Kapasitas operasional
S > Supply (pena+aran), dinyatakan dalam satu set kecepatan yang
merupakan indikator derajat pelayanan
< > <olume pergerakan pada suatu jaringan
7aka0
S=
f (Q,V , M ) ( Pers. ".%)
Q = f ( I , M ) ( Pers.".")
D f !" , #$
( Pers.".!)
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 6/17
Arus V
Gambar 2.' Supply &an Demand ( Sumber0 erancangan dan erencanaan Transportasi )
enggabungan antara Supply (S) dan Demand () pada suatu sistem
kegiatan tetap akan mencapai satu pasang titik keseimbangan antara kebutuhan
dan pergerakan dengan prasarana transportasi yang optimum. Kedudukan
keseimbangan optimum tersebut ditunjukkan dalam kur?a diatas. Tujuan
perencanaan transportasi adalah untuk menentukan dan mengelola agar tercapai
titik keseimbangan tersebut sepanjang +aktu. Aal yang sulit dilakukan bila
dinamika kebutuhan () begitu tinggi.
1egitu pula dalam perencanaan pola operasi angkutan kereta api khusus
batubara yang menjadi objek penulisan dalam skripsi ini. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan keseimbangan antara target produksi batubara tahunan
terbesar yang merupakan kebutuhan (demand ) angkutan dengan jumlah
perjalanan kereta api, jumlah rangkaian kereta dan daya angkut sebagai
pena+aran ( supply).
remise dasar yang digunakan dalam optimasi pola operasi perjalanan
kereta api khusus batubara ini adalah0
S at u
a nW a
k
t
u
Pe
r ja la n
an
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 7/17
%. *alur kereta api batubara yang baru hanya dipergunakan khusus untuk
angkutan batubara, tidak ada kereta lain yang berjalan pada jalur ini.
". Tidak ada perjalanan kereta maupun jaringan jalan kereta lain yang
bersinggungan maupun mengganggu operasi kereta api khusus batubara.
!. $encana sistem angkutan kereta api khusus batubara ini adalah untuk
melayani perkiraan kebutuhan angkutan sebesar &## 7T= selama masa
konsesi "# tahun.
rinsip utama diatas akan menjadi dasar analisis pena+aran ( supply)
untuk perhitungan kebutuhan rangkaian kereta (train set ), lokomoti (rolling
stock ), stasiun, serta asilitas lain untuk operasi perjalanan kereta api.
2.2.'. Peren(anaan Operasi Kereta Api
roses perencanaan operasi kereta api yang menghasilkan pola operasi
tidak hanya merupakan rancangan komposisi untuk mengoperasikan sistem
kereta api tetapi juga mempengaruhi beberapa hal. 6ambar diba+ah
menunjukkan proses perencanaan operasi kereta api oleh suatu operator dan
urutan kegiatannya.
PerkiraanKebutuhan
Perancangan Armada
PerencanaanOperasi
PenjadwalanLokomotif
Penjadwalan Awak
Gambar 2.) Pr"ses Peren(anaan Operasi Kereta Api
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 8/17
− Perkiraan %ebutuhan !Demand$3ntuk kereta barang dihitung dari rencana produksi atau rencana kebutuhan
pengiriman barang. 3ntuk kereta penumpang perkiraan kebutuhan biasanya
dianalisis dari hasil sur?ey O9 atau sur?ey asal9tujuan
− Peran&angan #rmadaerancangan armada dilakukan untuk menentukan jumlah gerbong atau
jumlah kereta api dalam satu rangkaian dan jumlah rangkaian yang harus
disediakan. alam perancangan armada harus memperhitungkan agar semua
kebutuhan dan berbagai kepentingan lain dapat terpenuhi.
− Peren&anaan 'perasiKetika perancangan armada telah lengkap maka dapat disusun rencana pola
operasi yang mengatur jad+al dan rute perjalanan.
− Peran&angan (okomotif
Langkah selanjutnya adalah merancang jumlah lokomoti yang sesuai untuk
satu rangkaian kereta api. =pabila suatu perusahaan mempunyai berbagai
jenis kereta dan lokomoti maka dapat dihitung jumlah kereta dan lokomoti
pada suatu rangkaian.
− Peran&angan #wak %ereta !)rew$erancangan a+ak kereta api merupakan hal yang rumit karena menyangkut
berbagai hal diantaranya pengaturan giliran kerja, pengaturan penggajian,
serta peraturan ketenaga kerjaan yang berlaku. erusahaan operator kereta
api harus taat pada kaidah kepega+aian dan peraturan yang terkait agar
perancangan a+ak kereta dapat memenuhi tujuan tertentu, biasanya minimasi
jumlah penugasan a+ak atau maksimasi kepuasan karya+an.
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 9/17
2.2.). *ea&+ay &an Keselamatan Per%alanan Kereta Api
Keselamatan merupakan aktor utama dalam perjalanan kereta api.
rinsip keselamatan perjalanan kereta api adalah dengan membagi suatu ruas
jalan rel menjadi beberapa blok yang dibatasi oleh sinyal. Tiap blok hanya boleh
ditempati oleh satu kereta pada suatu selang +aktu tertentu. Sebelum kereta api
memasuki suatu blok sinyal, lampu maupun semaphore menunjukkan keadaan
blok yang akan dimasuki. ada sinyal lampu, +arna merah menunjukkan blok
didepan kereta sedang ditempati kereta lain, sehingga tidak diijinkan
memasukinya. Barna kuning menunjukkan bah+a blok didepannya bebas, tetapi
blok berikutnya ditempati kereta lain. ada sinyal kuning kereta dapat masuk
tetapi harus siap memperlambat karena blok berikutnya terisi atau sinyal merah.
Sinyal hijau berarti blok bebas dan kereta boleh memasukinya. 4lustrasi tiga
keadaan sistem sinyal kereta api ditunjukkan dalam gambar diba+ah.
Gambar 2., Bl"k &an Sinyal Kereta Api
Sinyal +arna kuning untuk blok % menunjukkan bah+a kereta pertama
dapat masuk blok % tetapi sinyal berikutnya untuk blok " merah berarti sedang
terisi. 1lok ! dan blok berikutnya kosong sehingga +arna sinyal hijau.
3mumnya panjang suatu blok sekitar " km sehingga untuk keperluan
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 10/17
perencanaan pola operasi tidak diperlukan penggambaran hingga blok sinyal,
tetapi menggunakan headway yang memisahkan +aktu antara untuk dua kereta
berurutan dalam jalur rel yang sama. =pabila head+ay tercermin dalam diagram
+aktu9ruang maka semua operasi kereta dapat dilakukan secara aman dari segi
keselamatan.
Satuan headway adalah menit per kereta api (menit8kereta). Headway
minimum dalam suatu jarak dalam suatu petak jalan8blok dapat dihitung dengan
cara simulasi pada diagram +aktu9ruang atau graik berdasarkan data sarana dan
prasarana di lapangan. Headway sangat ditentukan oleh 0
− *aktu tempuh antara dua stasiun atau blok yang ditentukan, waktu tempuhini ditentukan oleh kecepatan dan jarak
− "elang waktu hasil penjumlahan blok dan
sinyal
− *aktu perjalanan mulai menjelang sinyal sampai dengan stasiun atau blokyang ditentukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kapasitas jalan rel
adalah dengan cara mempersingkat headway.
$umus umum headway untuk jalur tunggal adalah sebagai berikut 0
H = t − ! + t p
+
"
( Pers. ".&)
engan t −
!
=# # S −
!
V
( Pers.".')
imana0
A > Headway (menit8kereta)
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 11/17
t=91 > Baktu tempuh kereta api antara stasiun = dengan stasiun 1 (t=91)
5 > Baktu pelayanan blok dan sinyal (menit)
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 12/17
t p > Baktu perjalanan dari sebelumnya sinyal muka stasiun =
kereta api kedua (jarak ! km), dalam menit
S p
S=91
<
>
>
>
*arak antara stasiun bersebelahan (km)
*arak antara stasiun = dan stasiun 1 (km)
Kecepatan rata9rata (Km8jam)
Baktu minimun dalam proses persilangan antara dua kereta api di suatu
stasiun untuk jalur tunggal terdiri dari0
− *aktu pelayanan hubungan blok
− *aktu pelayanan sinyalalam persilangan, +aktu perjalanan kereta api la+an perlu ditambah dengan
+aktu pelayanan hubungan blok sinyal. Sehingga harga head+ay perlu ditambah
dengan 5 (+aktu pelayanan blok dan sinyal), menjadi sbb 0
# # S p+ "
H =
V
( Pers. ".)
imana0
A > Headway (menit8kereta)
Sp > *arak antara stasiun bersebelahan (km)
5 > Baktu pelayanan blok dan sinyal (menit)
< > Kecepatan rata9rata (Km8jam)
3raian diatas menjelaskan headway yang berkaitan dengan keselamatan
operasi kereta api. Headway juga dapat dipahami sebagai tingkat pelayanan bagi
pengguna pada suatu sistem angkutan. alam hal ini headway dapat ditentukan
nilainya sedangkan asilitas sarana dan prasarana menyesuaikan dengan headway
terpilih termasuk juga keperluan keselamatan. =nalisis yang akan dilakukan
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 13/17
menggunakan nilai headway yang terpilih dengan asumsi semua asilitas operasi,
sarana, prasarana dan keselamatan sudah terpenuhi.
2.2.,. Kapasitas !intas
Kapasitas jalur rel (lintas) adalah kemampuan suatu lintas jalan kereta api
untuk menampung operasi perjalanan kereta api dalam periode atau kurun +aktu
%.&&# menit ("& jam) di lintas yang bersangkuan. Satuan yang dipergunakan
untuk kapasitas lintas adalah jumlah kereta api per satuan +aktu (umumnya "&
jam).
Kapasitas untuk jalan rel ditentukan oleh beberapa hal, yaitu0
− +eadway, yaitu kerapatan minimun atau selang waktu minimun antara dua
kereta api
− %e&epatan kereta api, pun&ak ke&epatan kereta api ditentukan pun&ak
kecepatan terendah diantara puncak kecepatan sarana dengan prasarana
:aktor pelayanan perangkat persinyalan, yang terdri dari pelayanan hubungan
blok dan pelayanan sinyal. 1ila pada jalur tunggal berupa petak jalan, sedangkan
untuk jalur ganda adalah jarak petak blok.
$umus dasar kapasitas lintas yang memberikan hubungan antara jumlah
kereta api dan +aktu "& jam adalah0
$ =
%&&#
H ( Pers.".-)
engan 2 > kapasitas lintas (kereta8"& jam)
A > headway (menit)
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 14/17
$umus dasar diatas merupakan kapasitas suatu lintas jalur tunggal dalam satu
jarak antara dua stasiun yang merupakan petak jarak, dan perjalanan searah.
Tentunya keadaan diatas tidak atau jarang sekali ditemukan di lapangan karena
petak jarak umumnya lebih kecil daripada jarak antara dua stasiun dan tidak ada
lintas yang hanya melayani perjalanan searah saja. Oleh karena itu untuk
memungkinkan penggunaan praktis banyak sekali modiikasi atas rumus tersebut
yang dilakukan oleh berbagai kalangan perkeretaapian. Aampir tiap negara atau
penyelenggara perkeretaapian mempunyai rumus perhitungan kapasitas
diantaranya dari *erman, =merika, 4nggris, erancis, *epang dan 4ndonesia.
2amun semua modiikasi rumus diatas bersumber pada dasar pemahaman
kapasitas lintas yang membagi +aktu "& jam atau %.&&# menit dengan headway.
Karena besaran %.&&# menit adalah uni?ersal di seluruh dunia maka semua
modiikasi yang ada adalah pada ?ariabel headway (A).
Sesuai dengan keadaan jalan rel dalam penelitian ini yang berupa jalur
tunggal serta diperkirakan panjang satu rangkaian kereta yang cukup besar dan
lebih dari '# gerbong atau lebih dari '## m, maka digunakan rumus kapasitas
lintas0
$ =%&&#
⎡ % # ,# ⎤+-,'
( Pers.".)
⎢ ⎥⎣ ⎦
imana0
2 > kapasitas lintas (kereta8jam)
L > jarak terjauh antara dua stasiun yang berurutan (Km)
< > kecepatan operasi kereta (Km8jam)
V
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 15/17
2.2.-. $iaram aktu/0uan Per%alanan Kereta Api
3mumnya untuk menyusun pola perjalanan kereta digunakan diagram
+aktu9ruang yang secara grais me+akili pergerakan kereta pada jalur rel.
Sumbu mendatar adalah +aktu dan sumbu ?ertikal ruang. Setiap garis pada
diagram tersebut menggambarkan sebuah kereta. 6aris dengan kemiringan yang
besar mengindikasikan kereta dengan kecepatan tinggi karena menghubungkan
dua jarak dalam +aktu singkat, garis lebih datar adalah kereta lambat. 1ila
sebuah kereta berhenti beberapa +aktu pada suatu stasiun, ditunjukkan dengan
garis mendatar, karena +aktu tetap bergerak sedangkan posisi kereta tetap. 6aris
berpotongan menunjukkan bah+a dua kereta bertemu pada satu titik, yaitu di
suatu stasiun.
iagram +aktu9ruang pada praktek perkeretaapian di 4ndonesia disebut
6apeka, yang disebut 6raik erjalanan kereta. 6apeka (graik perjalanan kereta
api) merupakan diagram +aktu ruang yang merupakan alat untuk
menggambarkan ?ariabel kendaraan (kereta api) yaitu jarak, headway dan
kecepatan kereta api dengan ?ariabel arus (konsentrasi, arus dan kecepatan rata9
rata). iagram +aktu9ruang merupakan suatu penggambaran gerakan semua
kereta api pada suatu koridor dimana ditunjukkan lokasi setiap kereta api sebagai
ungsi dari +aktu. 6erakan setiap kereta api digambarkan sebagai graik atau
garis trayektori pada diagram tersebut. ada graik tersebut sumbu mendatar
menyatakan +aktu (biasanya "& jam) sedangkan sumbu ?ertikal menyatakan
jarak atau tempat atau stasiun kereta sepanjang koridor atau ruang, kemiringan
garis graik menyatakan kecepatan. *arak mendatar antara satu graik dengan
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 16/17
graik lainnya menyatakan headway antar kereta api. *arak ?ertikal antar graik
menyatakan jarak antara kereta api yang berurutan.
Balaupun diagram ini biasanya diterapkan pada jalur gerak tunggal untuk
arus kendaraan seperti jalan kereta api, namun ?ariasi dari diagram +aktu9ruang
ini dipergunakan pada hampir semua mode transportasi untuk menganalisa
enomena arus kendaraan.
Sebagai ilustrasi, digambarkan prinsip diagram +aktu9ruang sebagai
berikut0
*arak
(km)
5
%'# km K= "
K= %
1
%## km
=
##.## #".## #!.###&.&' #.&'
Baktu
(jam)
Gambar 2.- Prinsip $iaram aktu 0uan
6ambar diatas menunjukkan jalan kereta api pada koridor =5. *arak
antara kota = dan 1 adalah %## km dan antara 1 ke 5 adalah %'# km. ada
7/23/2019 2010-1-00599-sp bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00599-sp-bab-2 17/17
pukul ##.## kereta api % berangkat dari = menuju 5, dan kereta api " dari 5
menuju =. Kereta api % tiba di 1 pukul #".##, kecepatan perjalanan dari = ke 1
adalah kemiringan graik yaitu %## km 8 " jam atau '# km8jam. Kereta api " tiba
di = pukul #&.&' dengan kecepatan perjalanan "'# km 8 &.-' jam atau '".
km8jam. i stasiun 1, kereta api " harus berhenti selama % jam menunggu
le+atnya kereta api %. ada pukul #!.## kereta api % meneruskan perjalanan ke 5
dengan kecepatan %'# km 8 " jam atau -' km8jam dan tiba di 5 pukul #.&'.
2.2.. Optimasi &enan Te"ri Keputusan
Optimasi pola perjalanan kereta api dilakukan dengan teori keputusan
yang memperlakukan obyek penelitian sebagai rangkaian tindakan bertahap.
Tiap tindakan yang berupa pola operasi mempunyai nilai dampak tertentu
sehingga dapat dibandingkan dan dipilih yang paling optimum. ada umumnya
dampak yang menjadi ob&ective (tujuan) dalam optimasi adalah biaya, namun
sebagai tujuan dapat juga berupa hasil produksi atau hasil angkut yang dianggap
sebanding dengan revenue. rosedur yang digunakan mengikuti teori ohon
Keputusan ( Decision 'ree) untuk ungsi tujuan bertahap dimana keputusan tahap
sekarang beserta hasilnya akan mempunyai dampak terhadap keputusan yang
akan datang serta hasilnya. Oleh karena setiap tinjauan mempunyai hasil tertentu
(deterministic) maka secara lengkap proses optimasi yang digunakan adalah
ohon Keputusan eterministik Tahap 6anda ( Multi Stage Deterministic
Decision 'ree).