document3

7
3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam  Uji ini bertujuan untuk mengetahui larutan garam alkali dan garam divalent konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein. Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-  beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein.  Bahan uji yang digunakan adalah albumin telur yang akan direaksikan dengan beberapa garam alkali seperti NaCl 5%, BaCl 2  5%, dan CaCl 2  5% serta garam divalen seperti MgSO 4 dan (NH 4 ) 2 SO 4  jenuh. Setiap garam yang direaksikan den gan garam berpotensi memiliki endapan tergantung pada konsentrasi, bilangan oksidasi dan muatan ionnya.  Ketika albumin direaksikan dengan larutan (NH 4 ) 2 SO 4 hanya butuh kurang dari 50 tetes sudah  banyak yang terbentuk endapan. Sedangkan untuk keempat garam lainnya, butuh lebih dari 50 tetes dan hasil endapan yang terbentuk bervariasi. Untuk BaCl 2 ada sedikit endapan dan untuk CaCl 2  hanya sedikit sekali yang terbentuk. Untuk MgSO 4 dan NaCl tidak terbentuk endapan. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan hal ini terjadi, salah satunya konsentrasi yang masih perlu ditingkatkan.  4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik  Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein. Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam sulfosalisilat yang akan menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut. Konsentrasi mempengaruhi pengendapan.  Saat albumin direksikan dengan TCA 10% terbentuk banyak endapan, hal ini dikarenakan konsentrasi TCA juga lebih tinggi atau dinaikkan. Begitupun saat asam sulfosalisilat direaksikan, juga terbentuk banyak endapan. Ketika CuSO4 direaksikan, air yang terdapat pada protein (albumin) diikat sehingga juga terdapat banyak endapan. Untuk HgCl2 banyak terbentuk endapan. Dan untuk Pb-Asetat hanya sedikit terbentuk endapan. Banyak sedikitnya endapan tergantung dari bilangan oksidasi senyawa, jika bilangan oksidasi sama, maka penentuannya kemudian dilanjutkan dengan melihat kedudukannya dalam sistem periodik.  Saat melakukan uji ini, sangat disarankan untuk menggunakan salah satu alat keselamatan laboratorium, yakni masker. Hal ini guna menghindari terhirupnya logam-logam ke dalam tubuh kita, karena logam yang terhirup dapat bersifat radikal bebas di dalam tubuh.  5. Uji Biuret Uji ini bertujuan untuk membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein. Ion CU2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet).  Adapun bahan uji yang digunakan adalah albumin, gelatin, kasein, dan glisin. Saat albumin direaksikan dengan NaOH dan CuSO4 terjadi perubahan warna. Warna ungu yang dibentuk menandakan albumin sebagai protein kompleks dimana ia mempunyai lebih dari dua ikatan peptide. Hasil yang sama (terjadi perubahan warna ungu) juga ditunjukkan oleh gelatin dan kasein. Untuk glisin, ketika direaksikan tidak terjadi perubahan warna (larutan tetap bening). Hal ini menunjukkan  bahwa glisin hanya mengandun g dua ikatan peptida (dipeptida).  6. Uji Ninhidrin 

Upload: elissa-sarwohono

Post on 15-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

???

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 3

    1/6

    3. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam

    Uji ini bertujuan untuk mengetahui larutan garam alkali dan garam divalent konsentrasi tinggi

    terhadap sifat kelarutan protein. Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-

    beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi

    konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein.Bahan uji yang digunakan adalah albumin telur yang akan direaksikan dengan beberapa garam

    alkali seperti NaCl 5%, BaCl25%, dan CaCl25% serta garam divalen seperti MgSO4 dan

    (NH4)2SO4jenuh. Setiap garam yang direaksikan dengan garam berpotensi memiliki endapan

    tergantung pada konsentrasi, bilangan oksidasi dan muatan ionnya.

    Ketika albumin direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4 hanya butuh kurang dari 50 tetes sudah

    banyak yang terbentuk endapan. Sedangkan untuk keempat garam lainnya, butuh lebih dari 50 tetes

    dan hasil endapan yang terbentuk bervariasi. Untuk BaCl2 ada sedikit endapan dan untuk CaCl2hanya

    sedikit sekali yang terbentuk. Untuk MgSO4 dan NaCl tidak terbentuk endapan. Ada beberapa faktor

    yang mengakibatkan hal ini terjadi, salah satunya konsentrasi yang masih perlu ditingkatkan.

    4. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik

    Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat

    kelarutan protein. Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam organik

    seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam sulfosalisilat yang akan menyebabkan terbentuknya

    garam proteinat yang tidak larut. Konsentrasi mempengaruhi pengendapan.

    Saat albumin direksikan dengan TCA 10% terbentuk banyak endapan, hal ini dikarenakan

    konsentrasi TCA juga lebih tinggi atau dinaikkan. Begitupun saat asam sulfosalisilat direaksikan, juga

    terbentuk banyak endapan. Ketika CuSO4 direaksikan, air yang terdapat pada protein (albumin) diikat

    sehingga juga terdapat banyak endapan. Untuk HgCl2 banyak terbentuk endapan. Dan untuk Pb-Asetat

    hanya sedikit terbentuk endapan. Banyak sedikitnya endapan tergantung dari bilangan oksidasi

    senyawa, jika bilangan oksidasi sama, maka penentuannya kemudian dilanjutkan dengan melihat

    kedudukannya dalam sistem periodik.

    Saat melakukan uji ini, sangat disarankan untuk menggunakan salah satu alat keselamatan

    laboratorium, yakni masker. Hal ini guna menghindari terhirupnya logam-logam ke dalam tubuh kita,

    karena logam yang terhirup dapat bersifat radikal bebas di dalam tubuh.

    5. Uji Biuret

    Uji ini bertujuan untuk membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein. Ion CU2+

    (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida

    yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet).

    Adapun bahan uji yang digunakan adalah albumin, gelatin, kasein, dan glisin. Saat albumin

    direaksikan dengan NaOH dan CuSO4 terjadi perubahan warna. Warna ungu yang dibentuk

    menandakan albumin sebagai protein kompleks dimana ia mempunyai lebih dari dua ikatan peptide.

    Hasil yang sama (terjadi perubahan warna ungu) juga ditunjukkan oleh gelatin dan kasein. Untuk

    glisin, ketika direaksikan tidak terjadi perubahan warna (larutan tetap bening). Hal ini menunjukkan

    bahwa glisin hanya mengandung dua ikatan peptida (dipeptida).

    6. Uji Ninhidrin

  • 5/26/2018 3

    2/6

    Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein. Semua asam

    amino atau peptida yang mengandung asam alfa-amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin

    membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Dalam uji ini, digunakan pereaksi Ninhidrin 0,1% yang

    berfungsi sebagai oksidator yang mereduksi asam amino.

    Adapun bahan yang diujikan adalah albumin 2%, gelatin 2%, kasein 0,5%, dan pepton 0,5%.Albumin dan gelatin memiliki perbedaan pada unsur S (belerang) yang terkandung di dalamnya. Untuk

    albumin dan pepton menunjukkan hasil yang positif dengan perubahan warna biru kehitaman untuk

    albumin dan ungu kehitaman untuk pepton. Sebelum mengalami perubahan warna, sebelumnya

    terbentuk hasil antara hidridantin. Setelah mengalami oksidasi, gugus amino terpecah menjadi

    NH3dan asam karboksilat. Hidridantin dan amonia yang bereaksi membentuk warna biru dan

    melepasakan CO2dan asam karboksilat. Sedangkan untuk gelatin dan kasein menunjukkan hasil

    negatif dengan tidak adanya perubahan warna (bening). Ada kesalahan dalam uji ini, disebabkan

    gelatin yang seharusnya menunjukkan hasil yang positif ternyata setelah diujikan menunjukkan hasil

    yang negatif. Hal ini dimungkinkan terjadi karena gelatin sudah mengalami denaturasi sehingga sulit

    diidentifikasi.

    7. Uji Xantroprotein

    Uji xantroprotein bertujuan untuk membuktikan adanya cincin benzena pada protein. Tidak

    semua protein mengandung asam amino yang mengandung cincin benzena. Reaksi pada uji

    xantroprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jika protein

    yang mengandung cincin benzene ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih

    yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana

    basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.

    Albumin, gelatin, dan kasein adalah bahan yang diujikan. Pada saat albumin dicampur dengan

    HNO3pekat dan dipanaskan terbentuk warna kuning dan setelah didinginkan kemudian ditambahkan

    NaOH terbentuk warna jingga serta terdapat endapan. Hal ini menunjukkan hasil yang positif dimana

    albumin mengandung cincin benzena.

    Untuk gelatin ketika direaksikan menunjukkan hasil yang negatif, ini mengindikasikan bahwa

    gelatin tidak punya ikatan rangkap dua yang bisa beresonansi dalam cincin benzenanya. Sedangkan

    untuk kasein, juga menunjukkan hasil yang negatif. Pada saat bahan uji kasein yang direaksikan ada

    kemungkinan terjadi kesalahan, sebab kasein mempunyai cincin benzene yang ikatan rangkapnya bisa

    beresonansi. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya, konsentrasi yang rendah dan

    melakukan pengocokan yang dimana pada prosedur kerja tidak dilakukan bisa menjadi penyebabnya.

    8. Uji Titik Isoelektrik

    Pada uji penentuan titik isoelektrik, larutan kasein netral yang dicampurkan dengan larutan buffer

    asetat yang pH-nya berbeda-beda, menghasilkan endapan yang banyaknya berbeda-beda pula, yaitu

    pada larutan buffer yang memiliki pH 3,8 membentuk banyak endapan, larutan buffer yang memiliki

    pH 4,7 tidak menghasilkan endapan, larutan buffer yang memiliki pH 5,0 dan 5,3 membentuk sedikit

    endapan, dan larutan buffer yang memiliki pH 5,9 tidak menghasilkan endapan.

    Larutan buffer adalah larutan yang dibuat dari campuran asam lemah dengan garamnya yang

    berasal dari basa kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat. Pada percobaan

    ini, kita menggunakan kasein netral agar mudah membawa larutan ke-pH yang diinginkan. Larutan

  • 5/26/2018 3

    3/6

    buffer yang digunakan dalam hal ini adalah larutan buffer asam, karena salah satu faktor yang

    mempengaruhi denaturasi adalah penambahan asam, jika yang ditambahkan buffer basa, maka tidak

    akan terjadi denaturasi. Endapan paling banyak terdapat pada pH 3,8 karena pH inilah yang paling

    asam diantara larutan buffer yang digunakan dan pH 3,8 inilah yang menjadi titik isoelektrik pada

    percobaan ini. Semakin mendekati titik isoelektrik, maka endapannya semakin banyak, karena sisipositif dan negatifnya sama, sehingga ketika bertemu akan mengendap. Pada pH 4,7 seharusnya

    terbentuk endapan yang banyak setelah pH 3,8, tetapi pada pecobaan ini tidak terbentuk endapan yang

    mungkin terjadi karena adanya kontaminasi pada bahan.

  • 5/26/2018 3

    4/6

    BAB V

    PENUTUP

    V. 1 KESIMPULAN

    1. Albumin mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan belerang

    (S). Sedangkan gelatin hanya mengandung hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N).

    2. Albumin bersifat larut dalam air suling (aquades), HCl, NaOH, dan alkohol, sedangkan albumin

    bersifat tidak larut pada kloroform.

    3. Reaksi albumin dengan NaCl 5 %, albumin dengan MgSO4 5 %, semuanya tidak membentuk

    endapan. Sedangkan reaksi albumin dengan (NH4)2SO4jenuh membentuk banyak endapan. Untuk

    BaCl25% dan CaCl25% membentuk sedikit endapan.

    4. Reaksi albumin dengan larutan asam trikloroasetat 10 %, reaksi albumin dengan HgCl 2 5 %, reaksiantara albumin dengan asam sulfosalisilat 5 %, reaksi albumin dengan CuSO45 % membentuk banyak

    endapan. Pada reaksi antara albumin dengan Pb-Asetat 5 % terbentuk sedikit endapan.

    5. Albumin dan gelatin positif mengandung ikatan polipeptida, sedangkan glisin tidak mengandung

    ikatan polipeptida.

    6. Albumin dan pepton mengandung asam amino bebas, sedangkan gelatin tidak mengandung asam

    amino bebas.

    7. Albumin positif mengandung tirosin, triptofan dan fenilalanin, sedangkan gelatin tidak mengandung

    tirosin, triptofan dan fenilalanin.

    8. Semakin mendekati titik isoelektrik, maka endapannya semakin banyak, karena sisi positif dan

    negatifnya sama, sehingga ketika bertemu akan mengendap. pH ini berada pada angka 3,8.

    V. 2 SARAN

    Untuk laboratorium sebaiknya laboratorium lebih melengkapkan sarana dan prasarananya, agar

    praktikan dapat melakukan praktikum dengan semestinya, tanpa ada hambatan. Sebab dengan tidak

    diujikannya salah satu percobaan dapat menghalangi praktikan dalam memperoleh pengetahuan yang

    seharusnya menjadi hak praktikan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier. S. 2010.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

    Martoharsono, S. 2006.Biokimia 2. Yogyakarta : Gadjah Mada University PressMurray, R. K. dkk. 2009.Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

    EGC.

    Sandjaja. dkk. 2010.Kamus Gizi. Jakarta : Kompas.Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011.Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar :

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

  • 5/26/2018 3

    5/6

    Sloane, E. 2004.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Tim Dosen Kimia. 2010.Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU.

    Tim Dosen Kimia. 2010.Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU.

  • 5/26/2018 3

    6/6

    Diposkan 29th November 2011 olehKim Azil Aprilio

    Label:Laporan Praktikum

    http://www.blogger.com/profile/15211057303597616047http://www.blogger.com/profile/15211057303597616047http://www.blogger.com/profile/15211057303597616047http://kim-azil.blogspot.com/search/label/Laporan%20Praktikumhttp://kim-azil.blogspot.com/search/label/Laporan%20Praktikumhttp://kim-azil.blogspot.com/search/label/Laporan%20Praktikumhttp://kim-azil.blogspot.com/search/label/Laporan%20Praktikumhttp://www.blogger.com/profile/15211057303597616047