acs translate (anggy)
TRANSCRIPT
Heparin
Heparin adalah inhibitor indirect dari thrombin yang telah lama digunakan pada ACS
sebagai tarapi fibrinolisis dan dikombinasikan dengan aspirin serta inhibitor platelet lainnya
untuk terapi NSTEMI ACS. UFH (Unfractionated Heparin) memilik beberapa kerugian, seperti
(1) diperlukan untuk IV kali pemberian (2) ketentuannnya yaitu selalu memonitoring frekuensi
waktu pengaktivasian thromboplastin (3) diluar dugaan, antikoagulan dapat berespon pada
individual (4) heparin dapat juga menstimulasi aktifasi platelet yang disebabkan oleh
trombositopenia. Karena keterbatasan heparin, persiapan yg lebih baru dari LMWH (Low
Molecular Weight Heparin) telah dikembangkan.
Unfractionated Heparin Versus Low Molecular Weight Heparin pada UA/ NSTEMI
Enoxaparin
Percobaan klinis pada sebelas Rumah Sakit yang dipilih secara acak serta adanya
penambahan data penelitian yang serupa (termasuk 7 meta-analisis) atau meningkatnya hasil
(kematian, infar miokard, dan angina berulang atau iskemia berulang) malahan saat enoxaparin
telah diberikan dari UFH pada pasien dengan non ST segmen elevasi ACS dengan peningkatan
proporsi pada pasien dengan komplikasi perdarahan minor.
Fondaparinux
Terdapat kesamaan atau peningkatan hasil (kematian, revaskularisasi mendesak) tanpa
adanya peningkatan perdarahan, ketika fondaparinux diberikan di Rumah Sakit daripada UFH
pada pasien dengan non ST segmen elevasi ACS. Fondaparinux berhubungan dengan resiko
peningkatan thrombosis kateter pada PCI.
Bivalirudin
Tidak ada keuntungan pada hasil yang telah diobservasi di Rumah Sakit yang sebanding
dengan UFH pada pasien dengan non ST segmen elevasi ACS, namun pendarahan dapat
berkurang ketika diobservasi dengan bivalirudin dan tidak ada dosis ginjal yang diperlukan.
Rekomendasi Terapi untuk UA/ NSTEMI
Pada pasien Rumah Sakit dengan NSTEMI diatur dengan perencanaan awal pendekatan
konservatif, baik fondaparinux (kelas IIa, LOE B) ataupun enoxaparin (kelas IIa, LOE A)
merupakan alternative yang pantas untuk UFH atau placebo. Untuk pasien rumah sakit dengan
NSTEMI diatur dengan sebuah perencanaan dan pendekatan invasif, enoxaparin atau UFH
meruapakan pilihan yang tepat (kelas IIa, LOE A). Fondaparinux dapat digunakan pada keadaan
PCI, tetapi dengan syarat pemberian UFH terlebih dulu, dan hasilnya tidak dapat terlihat lebih
jika hanya pemberian UFH saja (kelas IIb, LOE A). Pada pasien Rumah Sakit dengan NSTEMI
dan insufisiensi renal, bivalirudin atau UFH dapat digunakan. Untuk pasien Rumah Sakit dengan
NSTEMI dan peningkatan resiko pendarahan, dimana terapi antikoagulan tidak merupakan
kontraindikasi, fondaparinux (kelas IIa, LOE B) atau bivalirudin(kelas IIa, LOE A) sangat pantas
digunakan, UFH jg dapat digunakan dengan baik (kelas IIb, LOE C). Tidak ada kejadian spesifik
untuk melanggar penggunaan antikoagulan pada pasien NSTEMI di keadaan prehospital.
Unfractionated Heparin Versus Low Molecular Weight Heparin dengan Fibrinolisis pada
STEMI
Percobaan klinis pada sembilan Rumah Sakit yang dipilih secara acak serta adanya
penambahan data penelitian yang serupa (termasuk 1 meta-analisis) atau meningkatnya hasil
(kematian, infar miokard, dan angina berulang atau iskemia berulang) malahan saat enoxaparin
telah diberikan dari UFH pada pasien dengan STEMI yang mengalami fibrinolisis. Hal ini harus
seimbang dengan peningkatan di dalam pendarahan intracranial pada pasien dengan usia >75
tahun dimana data enoxaparin didapatkan pada satu dari pemilihan acak ini pada percobaaan
yang dikontrol.
Satu pemilihan acak percobaan klinis, memperlihatkan keunggulan pada hasil klinis
ketika fondaparinux dibandingkan dengan UFH pada pasien yang ditreatment dengan
fibrinolisis.
Hal ini masih merupakan kejadian yang kurang untuk memberikan sebuah rekomendasi
pada bivalirudin, nadroparin, reviparin, atau parnaparin untuk digunakan pada pasien STEMI
yang menjalani fibrinolisis.
Enoxaparin
Untuk pasien degan STEMI, serta adanya fibrinolisis yang berada di Rumah Sakit, lebih
pantas diberikan enoxaparin daripada UFH (kelas IIa, LOE A). Tetapi, bagi pasien prehospital
dengan STEMI serta fibrinolisis, pemberian enoxaparin daripada UFH masih dapat
dipertimbangkan (kelas IIb, LOE A). pasien pada awalnya diterapi dengan enoxaparin, tidak
harus langsung diganti dengan UFH dan vice versa karena dapat terjadi resiko peningkatan
pendarahan. Pada pasien muda <75 tahun, dosis awal enoxaparin adalah 30 mg IV pil besar
diikuti 1mg/kg SC setiap 12 jam (dosis awal SC lebih kecil setelah IV pil besar). Pasien ≥75
tahun dapat diterapi dengan 0,75 mg/kg SC enoxaparin setiap 12 jam tanpa pemberian awal pil
besar. Pasien dengan kelemahan fungsi ginjal (creatinin clearance <30 ml / min) dapat diberikan
1 mg/kg enoxaparin SC satu kali sehari. Pasien yang sudah tau dengan kelemahan fungsi
ginjalnya dapat diberikan alternative terapi dengan menggunakan UFH (kelas IIb, LOE B).
Fondaparinux
Fondaparinux (awalnya 2,5 mg IV diikuti 2,5 mg SC satu kali sehari) dapat
dipertimbangkan di Rumah Sakit untuk pasien yang diterapi secara spesifik dengan non spesifik
fibrin trombolitik (ie, streptokinase), penyajian kreatinin <3 mg/dl.
Ada beberapa data yang tidak cukup untuk direkomendasikan seperti data LMWH atau
bivalirudin yang dapat melebihi UFH pada pasien yang diterapi dengan fibrinolisis pada STEMI.
Unfractionated Heparin Versus Low-Molecular-Weight Heparin dengan PPCI pada
STEMI
Dua daftar penelitian, dan penelitian lain yang memperlihatkan data yang mirip atau
meningkatnya hasil ketika enoxaparin dibandingkan dengan UFH pada pasien yang mengalami
kombinasi PPCI dengan GP IIb/ IIa antagonis dan inhibitor thienopyridine.
Salah satu percobaan klinis terbesar, memperlihatkan hasil yang lebih baik pada masa
kejadian kardiak akut dan adanya pendarahan dengan menggunakan fondaparinux dan PPCI.
Adanya perubahan thrombus pada bahan kateter pada pasien yang diberikan fondaparinux,
namun, diperlukan penambahan UFH Selama PCI.
Pada dua percobaan klinis besar, diperlihatkan adanya pengurangan perdarahan dan
pengurangan masa panjang pada kejadian kardiak dan secara keseluruhan adanya angka
kematian dengan bivalirudin dibandingkan UFH plus inhibitor glikoprotein pada pasien dengan
STEMI dan PPCI.
Pada pasien dengan STEMI yang mengalami PCI (ie, tambahan besar penggunaan
inhibitor glikoprotein IIb/ IIIa dan tienopiridin) enoxaparin dapat dipertimbangkan untuk
keselamatan dan alternative efektif untuk UFH. Pasien pada awalnya diterapi dengan enoxaparin
yang tidak mesti digunakan langsung dengan UFH dan vice versa untuk menghindari resiko
peningkatan perdarahan. Fondaparinux dapat dipertimbangkan sebagai alternative untuk UFH,
namun, ada resiko peningkatan trombin kateter dengan hanya pemberian fondaparinux saja.
Penambahan UFH (50-100 U/kg pil besar) dapat membantu menghindari komplikasi ini, tetapi
penggunaan dua agen ini tidak direkomendasikan melebihi penggunaan UFH tunggal. Untuk
fondaparinux dan enoxaparin diperlukan untuk mengatur dosis pasien dengan kelemahan fungsi
ginjal. Bivalirudin dapat dipertimbangkan sebagai alternative untuk UFH dan GP IIb/ IIa
inhibitor.