air mata kejujuran ka'ab bin malik
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
1/7
Bismillahirrahmanirrahim...
Matahari gurun kala itu sangat tidak ramah. Seakan begitu dekat di ubun-ubun kepala yang
berada di bawahnya. Dan hari itu, Rasulullah mengumumkan perang kepada segenap kaummuslimin. Perjalanan yang panas dan teramat jauh, serta lawan yang benar-benar tangguh
membuat beliau berupaya untuk mempersiapkan pasukannya jauh-jauh hari dengan rencana
yang sangat matang. Padahal sebelumnya dalam setiap peperangan beliau selalu
merahasiakannya.
Adalah seorang sahabat bernama a!ab bin Malik. Dia salah seorang sahabat yang tidak
pernah absen pada setiap peperangan bersama Rasulullah SA", kecuali dalam peperangan
yang justru telah terencana ini. ala orang-orang menuju #abuk, kala seluruh kaum
muslimin menyambut seruan mulia ini, a!ab bin Malik tertinggal karena kemalasannya
sendiri.
"Ketidakikutsertann-ku dalam perang Tabuk itu memang kelalaianku sendiri karena urusan
dunia,"ujarnya. "Padahal ketika itu keadaan ekonomiku jauh lebih baik daripada hari-hari
sebelumnya. Demi Allah, aku tidak pernah memiliki barang dagangan lebih dari dua
muatan unta. Akan tetapi pada waktu peperangan itu aku memilikinya,"terangnya.
Ka'ab bin Malik bercerita :
Rasulullah SA" mempersiapkan pasukan yang akan berangkat. Aku pun mempersiapkan
diri untuk ikut serta. $amun tiba-tiba timbul pikiran ingin membatalkannya, lalu aku berkata
dalam hati, 'Aku bisa melakukannya kalau aku mau.'
Akhirnya, aku terhanyut oleh berbagai niatan yang berujung pada satu keragu-raguan.
%ingga aku melihat para pasukan kaum muslimin mulai meninggalkan Madinah. #imbul
niatku untuk mengejar mereka, toh mereka belum jauh. $amun aku tidak melakukannya,
rasa malas telah menghampiri bahkan menguasai diriku.
#ampaknya aku ditakdirkan untuk tidak ikut dalam peperangan itu. Akan tetapi, aku benar-
benar merasakan penderitaan batin sejak Rasulullah SA" meninggalkan Madinah. &ila aku
keluar rumah, aku seolah dikucilkan. arena aku hanya melihat orang-orang yang diragukan
keislamannya. &aik orang-orang yang sudah mendapat i'in Allah karena u'ur. alau tidak,
mereka orang-orang muna(ik. Padahal, aku merasa aku tidak termasuk dalam keduanya.
-
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
2/7
onon, Rasulullah SA" tidak pernah menyebut-nyebut namaku kecuali saat sampai ke
#abuk.
Setiba di sana, ketika beliau sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, beliau bertanya,
"Apa yang dilakukan Ka'ab bin !alik."
Seorang dari &ani Salamah menjawab, "#a $asulullah, ia ujub pada keadaan dan dirinya."
Mu!a' bin )abal menyangkal, "%uruk benar u&apanmu itu. Demi Allah, wahai $asulullah,
aku tidak pernah mengerti melainkan kebaikannya saja." Rasulullah SA" pun hanya
terdiam.
"aktu pun berlalu. Aku mendengar Rasulullah SA" hendak kembali dari kancah #abuk.
Pikiranku sibuk dengan berbagai alasan palsu untuk diajukan ke hadapan Rasulullah SA".
Aku terus bertanya pada diriku sendiri, bagaimana caranya supaya tidak terkena marahnya.
Aku pun meminta pendapat dari bebrapa anggota keluargaku yang terkenal berpikiran bijak.Akan tetapi, ketika aku mendengar $abi Muhammad SA" tiba di Madinah, lenyaplah semua
pikiran jahat itu. Aku merasa yakin, aku tidak akan pernah mampu menyelamatkan diri
dengan kebatilan. Sama sekali. Maka aku bertekad akan menemui Rasulullah SA" dan
mengatakan yang sebenarnya.
Pagi-pagi Rasulullah SA" memasuki kota Madinah. Sudah menjadi kebiasaan kalau beliau
kembali dari suatu perjalanan, pertama kali yang dilakukannya adalah menuju masjid dan
shalat dua rakaat. Demikian pula usai dari #abuk. Selesai shalat beliau duduk melayani
tamu-tamunya. *rang-orang yang tidak ikut perang #abuk pun berdatangan dengan
membawa alasan masing-masing diselingi sumpah palsu demi menguatkan alasan mereka.
)umlah mereka kurang lebih delapun puluh orang. Rasulullah SA" menerima alasan lahir
mereka dan mereka pun meperbaharui baiat setia mereka. &eliau memohonkan ampunan
bagi mereka dan menyerahkan soal batinnya kepada Allah. Sampai akhirnya tibalah
giliranku.
Aku datang mengucapkan salam kepada beliau. &eliau membalas dengan senyum pula.
$amun jelas terlihat, itu adalah senyum yang memendam amarah. &eliau memanggilku,
"Kemarilah.."
Aku pun menghampirinya, lalu duduk di hadapannya. &eliau tiba-tiba bertanya, "ahai
Ka'ab, mengapa dirimu tidak ikut berperang.. %ukankah engkau telah menyatakan baiatkesetiaanmu.."
Aku menjawab, "#a $asulullah. Demi Allah, kalau duduk di hadapan penduduk bumi yang
lain, tentu aku akan berhasil keluar dari amarah mereka dengan berbagai alasan dusta dan
dalil lainnya. (amun demi Allah aku sadar, kalau aku berbi&ara bohong kepadamu dan
engkaupun menerima alasan kebohonganku, aku khawatir Allah akan memben&iku, kalau
kini aku berbi&ara jujur, kemudian karena itu engkau marah kepadaku, sesungguhnya aku
berharap Allah akan mengampuni kesalahanku. ahai $asulullah )A demi Allah, aku tidak
punya u*ur. Demi Allah, keadaan ekonomiku tidak pernah stabil dibandingkan tatkala
pertama kali aku mengikutimu."
-
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
3/7
"Kalau begitu, tidak salah lagi. Kini, pergilah kau hingga Allah menurunkan keputusan-(ya
kepadamu."tegas Rasulullah SA".
Aku pun pergi diikuti oleh orang-orang &ani Salamah. "Demi Allah, kami belum pernah
melihatmu melakukan kesalahan sebelum ini. Kau tampaknya tidak mampu membuat-buat
alasan seperti yang lain, padahal dosamu telah terhapus oleh permohonan ampun$asulullah.." kata mereka keheranan.
Mereka terus saja menyalahkan tindakanku hingga ingin rasanya aku kembali menghadap
Rasulullah SA" untuk membawa alasan palsu. &ukankah orang lain juga melakukan hal
itu. Aku tanyai mereka, "Apakah ada orang yang bernasib sama denganku.."
Mereka menjawab, "#a.. ada dua orang yang menjawab sama denganmu. )ekarang mereka
berdua juga mendapat keputusan yang sama denganmu dari $asulullah.."
")iapa mereka.." tanyaku.
"!urarah bin $abi'ah Al-Amiri dan +ilal bin mayah Al-aii," jawab mereka.
Dua nama lelaki shalih yang pernah ikut dalam perang &adar. &egitu kudengar dua nama itu,
aku bergegas pergi menemui mereka.
#ak lama berselang, aku mendengar Rasulullah melarang kaum muslimin untuk berbicara
dengan kami bertiga. Pada saat itu ada delapan puluh orang yang tidak ikut dalam perang
tersebut.
ami pun mengucilkan diri dari masyarakat umum. Mereka bersikap lain kepada kami.
Pada waktu itu seakan aku hidup di suatu negeri yang berbeda dari negeri yang aku kenal
sebelumnya. Sedangkan kedua temanku tadi mendekam di rumah masing-masing. Mereka
menangisi nasib dirinya masing-masing. Aku termasuk orang yang paling kuat dan tabah di
antara mereka. Aku tetap keluar untuk shalat jamaah dan keluar masuk pasar meski tak
seorangpun yang mau berbicara denganku atau menanggapi ucapanku. Aku juga datang ke
majelis Rasulullah SA". Sesudah beliau shalat, aku mengucapkan salam sembari hati
kecilku terus bertanya dan memperhatikan bibir beliau. Apakah beliau mau menggerakkan
bibirnya untuk menjawab salamku atau tidak.
Aku juga shalat dekat sekali dengan beliau. Aku mencuri pandang melihat ke arah beliau.
alau aku bangkit hendak shalat, ia melihat kepadaku. $amun apabila aku melihatkepadanya, ia segera memalingkan wajahnya. &elum lagi sikap dingin masyarakat kepadaku
terasa lama sekali.
Pada suatu hari, aku mengetuk pintu pagar rumah Abu +atadah, saudara misanku. a saudara
yang paling aku cintai. Aku mengucapkan salam kepadanya, tetapi demi Allah, ia tidak
menjawab salamku. Aku menegurnya, "Abu /atadah.. Aku mohon dengan nama Allah,
apakah kau tahu bahwa aku men&intai Allah dan $asul-(ya.." Aku mengulangi
permohonanku itu, namun ia tetap diam. Aku mengulanginya sekali lagi, tetapi ia hanya
menjawab, "Allah dan $asul-(ya yang lebih mengetahui.."
Air mataku pun meleleh. Aku kembali dengan penuh rasa kecewa.
-
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
4/7
Pada suatu hari, aku berjalan-jalan ke pasar kota Madinah. #iba-tiba datang orang awam dari
negeri Syam. *rang itu biasanya mengantarkan dagangan pangan ke kota Madinah. a
bertanya, ")iapakah yang mau menolongku menemui Ka'ab bin !alik.." *rang-orang di
pasar menunjuk ke arahku. alu orang itu menemuiku dan menyerahkan sepucuk surat dari
raja hassan. Setelah kubuka, isinya sebagai berikut, "...)elain itu, sahabatmu telah
bersikap dingin terhadapmu. Allah tidak menjadikan kau hidup terhina dan sirna. !aka,ikutlah dengan kami di 0hassan. Kami akan menghiburmu.."
etika membaca surat itu hatiku berkata, '1ni juga salah satu ujian..' antas aku
memasukkan surat itu ke dalam tungku dan membakarnya.
Sampailah aku pada hari yang ke-/0, di pengasingan dalam kampung halamanku sendiri.
Aku terus menantikan turunnya wahyu dari Allah. $amun tiba-tiba datanglah seorang utusan
Rasulullah SA" menyampaikan pesannya, 1Rasulullah memerintahkan kamu untuk menjauhi
istrimu..21 kata utusan tadi.
Aku semakin sedih mendengar hal ini, namun aku tetap pasrah kepada Allah. Aku tanyautusan tadi, "Apakah aku harus men&eraikannya atau apa yang harus aku lakukan.." a
menjelaskan, "Tidak, tapi kamu harus menjauhinya dan mejauhkannya darimu.."
#ernyata Rasulullah juga mengirimkan pesan yang sama kepada dua sahabatku yang bernasib
sama denganku. Aku langsung memerintahkan istriku, "Pergilah kepada keluargamu sampai
Allah memutuskan hukum-(ya kepada kita.."
Adapun istri %ilal bin 3maiyah, ia datang menghadap Rasulullah SA" memohon
keringanan, "ahai $asulullah, sebenarnya +ilal bin maiyah sudah sangat tua dan ia tidak
memiliki seorang pembantu. Apakah engkau keberatan kalau aku melayaninya di rumah.."
tanyanya. "Tetapi ia tidak boleh mendekatimu.." jawab Rasulullah. stri %ilal menjelaskan,
"#a $asulullah.. 1a sudah tidak bersemangat pada yang itu lagi. Demi Allah, yang
dilakukannya hanya menangisi dosanya sejak saat itu hingga kini.."
Salah seorang saudaraku juga mengusulkan kepadaku, "2obalah minta i*in kepada
$asulullah supaya istrimu melayani dirimu seperti halnya istri +ilal bin mayah.." Aku
jawab dengan tegas, "Tidak, aku tidak akan meminta i*in kepada $asulullah. Apa yang akan
beliau katakan nanti, padaha aku masih muda."
%ari-hari pun berlalu. Aku hidup seorang diri di rumah. %ingga lengkaplah bilangan malam
sejak orang-orang dicegah berbicara denganku menjadi 40 hari 40 malam.
Subuh menjelang pada hari ke-40 pengasinganku. etika tengah ber'ikir memohon ampunan
dan mohon dilepaskan dari kesempitan hidup dalam alam yang luas ini, tiba-tiba terdengar
teriakan orang-orang memanggil namaku.
"ahai Ka'ab bin !alik, bergembiralah.. ahai Ka'ab bin !alik bergembiralah.."
Mendengar berita itu aku langsung bersujud memanjatkan syukur kepada Allah. Aku yakin
pembebasan hukuman telah dikeluarkan. Aku yakin, Allah telah menurunkan ampunan-$ya.
Rasulullah menyampaikan berita kepada para sahabatnya usai shalat Subuh bahwa Allahtelah mengampuni aku dan dua orang sahabatku. *rang-orang pun berlomba mendatangi
-
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
5/7
kami, hendak menceritakan berita gembira itu. Ada yang datang dengan berkuda, ada pula
yang datang dengan berlari mendahului yang berkuda. Sesudah keduanya sampai
dihadapanku, aku berikan kepada kedua orang itu dua setel pakaian yang aku miliki. Demi
Allah, saat itu aku tidak memiliki pakaian kecuali yang dua itu.
Aku segera mencari pinjaman pakaian untuk menghadap Rasulullah. #ernyata aku telahdisambut banyak orang dan mereka mengucapkan selamat kepadaku. Demi Allah, tidak
seorangpun dari Muhajirin yang berdiri memberi ucapan selamat selain #halhah. Sikap
#halhah itu tak mungkin aku lupakan. Sesudah aku mengucapkan salam kepada Rasulullah,
mukanya tampak cerah dan bergembira.
"%ergembiralah engkau atas hari ini.. 1nilah hari yang paling baik bagimu sejak engkau
dilahirkan oleh ibumu.." kata #halhah haru.
"Apakah dari Allah ataukah dari engkau ya $asulullah.."aku bertanya sambil berupaya
menyabarkan diri. "%ukan dariku.. Pengampunan itu datang dari Allah.." jawab
Rasulullah.
Demi Allah, belum pernah aku merasakan besarnya nikmat Allah kepadaku sesudah Dia
memberi hidayah slam kepadaku, lebih besar jiwaku daripada sikap jujurku kepada
Rasulullah SA".
a!ab bin Malik lalu membaca ayat pengampunannya itu dengan penuh haru dan syahdu.
Sementara air matanya terus berderai membasahi kedua pipinya.
"Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga
apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka
pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta telah mengetahui bahwa tidak ada
tempat lari dari (siksa) Allah melainkan kepada-Nya saja. Kemudian, Allah menerima
taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. esungguhnya Allah-lah !ang aha
enerima #aubat lagi aha $enyayang." (QS. At-Taubah : 118).
Alhamdulillah...
Dikutip dari buku "Ayat-Ayat $edang - Kisah Kisah $embangun emangat %uang"*leh: a!la TM
Related Posts 5
-
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
6/7
Perisai Rasulullah SAW
Dia Jujur Sekalipun Dia Pembohong
Pemuda yang Istiqamah Shalat Subuh
http://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/04/perisai-rasulullah-saw.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/03/dia-jujur-sekalipun-dia-pembohong.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/03/pemuda-yang-istiqamah-shalat-subuh.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/04/perisai-rasulullah-saw.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/03/dia-jujur-sekalipun-dia-pembohong.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/03/pemuda-yang-istiqamah-shalat-subuh.html -
7/24/2019 Air Mata Kejujuran Ka'Ab Bin Malik
7/7
Satria Bercadar Shahib An!"aqb#
abels5 Peristiwa, Sahabat Rasulullah
http://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/03/satria-bercadar-shahib-naqb.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/search/label/Peristiwa?max-results=7http://kisahkisahislami.blogspot.com/search/label/Sahabat%20Rasulullah?max-results=7http://kisahkisahislami.blogspot.com/search/label/Sahabat%20Rasulullah?max-results=7http://kisahkisahislami.blogspot.com/2013/03/satria-bercadar-shahib-naqb.htmlhttp://kisahkisahislami.blogspot.com/search/label/Peristiwa?max-results=7http://kisahkisahislami.blogspot.com/search/label/Sahabat%20Rasulullah?max-results=7