analisis faktor kekumuhan pemukiman di kelurahan calaca kota manado

Upload: hery-setiawan-purnawali

Post on 26-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    1/7

    SabuaVol.5, No.1: 28-34, Mei 2013 ISSN 2085-7020

    HASIL PENELITIAN

    @Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

    Jurusan Arsitektur, Fakultas TeknikUniversitas Sam Ratulangi ManadoMei 2013

    ANALISIS FAKTOR KEKUMUHAN PEMUKIMAN DI KELURAHAN CALACA

    KOTA MANADO

    Mayolania Lantang1, Windy Mononimbar2, Sangkertadi3& Suryono41Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitetur Universitas Sam Ratulangi

    2.3.4Staf Pengajar Program Studi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

    Abstrak. Peningkatan jumlah penduduk terus meningkat sehingga kepadatan penduduk

    yang tinggi menjadi masalah permukiman, Kelurahan Calaca cenderung untuk memiliki

    kawasan permukiman kumuh karena kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi bangunan

    yang saling tumpang tindih, prasarana dan sarana yang kurang dan permasalahan lainnyasehingga perlu adanya penanganan masalah permukiman kumuh. Tujuan penelitian ini

    yaitu untuk menyusun strategi penanganan pada kawasan yang teridentifikasi sebagai

    kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Calaca. Data primer dikumpulkan melalui

    survai primer yang dilakukan melalui pengamatan dan pengukuran atau penghitungan

    langsung (observasi) di Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang dan penyebaran kuisioneratau daftar isian pertanyaan kepada resonden yang mengetahui keadaan dan kondisikawasan. Pengumpulan data dilakukan terhadap seluruh variabel kriteria sesuai dengan

    parameter yang telah ditetapkan seperti pada tabel dibawah ini. Analisis data

    menggunakan metode scoring (pembobotan) dengan menggunakan Parameter dan

    variable penilaian tingkat kekumuhan kawasan permukiman kumuh berdasarkan

    Pedoman Identifikasi Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Direktorat Pengembangan

    Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum tahun 2006. Waktu

    penelitian mulai proses persiapan, pelaksanaan dan penulisan memakan waktu 3 bulan

    (Januari 2013April 2013). Penyebab adanya kekumuhan pada pemukiman di Kelurahan

    Calaca adalah: (a) jarak antara bangunan satu dengan yang lain; (b) tingginya tingkat

    kepadatan penduduk; (c) rendahnya Tingkat Pendapatan; (d) rendahnya tingkat

    pendidikan masyarakat; (e) banyaknya penduduk yang bermata pencaharian informal; (f)

    keterbatasan lahan; dan (g) rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakatterhadap lingkungan dan kurangnya partisipasi masyarakat terhadap penataan pemukiman

    kumuh

    Kata Kunci: Pemukiman Kumuh, Kelurahan Calaca, Kota Manado

    PENDAHULUAN

    Perkembangan kawasan permukimandi daerah perkotaan tidak terlepas daripesatnya laju pertumbuhan pendudukperkotaan baik karena fakor pertumbuhan

    penduduk kota itu sendiri maupun karena

    faktor urbanisasi. Dampak negatif urbanisasiyang telah berlangsung selama ini lebihdisebabkan oleh tidak seimbangnya peluanguntuk mencari nafkah di perdesaan dan diperkotaan, sehingga memunculkan adanyadaya tarik kota yang dianggap mampumemberikan masa depan yang lebih baik bagimasyarakat perdesaan atau luar kota,sementara latar belakang kapasitas dankemampuan para pendatang sangat marjinal.

    Seiring dengan pertumbuhanpenduduk di perkotaan, maka kebutuhanpenyediaan akan prasarana dan saranapermukiman akan meningkat pula, baikmelalui peningkatan maupun pembangunan

    baru. Selanjutnya pemenuhan akan kebutuhan

    prasarana dan sarana permukiman baik darisegi perumahan maupun lingkunganpermukiman yang terjangkau dan layak hunibelum sepenuhnya dapat disediakan baik olehmasyarakat sendiri maupun pemerintah,sehingga kapasitas daya dukung prasaranadan sarana permukiman yang ada mulai tidakseimbang dengan kebutuhan yang padagilirannya memberikan kontribusi terjadinyakawasan permukiman kumuh.

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    2/7

    ANALISIS FAKTOR KEKUMUHAN PEMUKIMAN 29

    Pembangunan perumahan yang pesatdi perkotaan saat ini memicu pertumbuhanlokasi-lokasi perumahan baru yang mengarahdan tersebar ke pinggiran kota terutama pada

    kota-kota metropolitan. Hal ini lama-kelamaan akan menimbulkan masalahlingkungan yang cukup serius, karena parapenghuni perumahan tetap harus bekerja dipusat kota, yang akhirnya mengakibatkan

    terjadinya kemacetan lalu lintas yangberujung pada pencemaran udara perkotaan..

    Kondisi saat ini pun terjadi di KotaManado, dimana peningkatan dalam jumlahpenduduk terus meningkat sehingga

    kepadatan penduduk yang tinggi menjadimasalah permukiman, Kelurahan Calaca

    cenderung untuk memiliki kawasanpermukiman kumuh karena kepadatanpenduduk yang tinggi, kondisi bangunan yangsaling tumpang tindih, prasarana dan saranayang kurang dan permasalahan lainnya

    sehingga perlu adanya penanganan masalahpermukiman kumuh.

    Selain masalah adanya permukimankumuh, permasalahan lain adalah rendahnyapartisipasi masyarakat menjadi salah satu

    hambatan dalam mensukseskan program-program pemerintah. Di sisi lain setiap

    kegiatan pembangunan akan efektif bila adapartisipasi masyarakat terutama masyarakat.Untuk melihat penanganan kawasan

    permukiman kumuh dapat diukur tingkatpartisipasinya seberapa besar kesadaran

    masyarakat. Dapat diasumsikan bahwapartispasi terjadi karena adanya motivasikesadaran (Sastroputro, R.A Santoso, 2008).

    Untuk itu perlu dinilai tingkat kesadaranmasyarakat terhadap lingkungan permukiman

    kumuh dengan asumsi kesadaran dapatmemicu timbulnya partisipasi masyarakat

    sehingga dapat membantu mensukseskanprogram-program pemerintah di KelurahanCalaca.

    Tujuan penelitian ini adalah untukmenyusun strategi penanganan pada kawasanyang teridentifikasi sebagai kawasanpermukiman kumuh di Kelurahan Calaca.

    KAJIAN PUSTAKA

    Pemahaman tentang PermukimanKumuh Kumuh adalah kesan atau gambaransecara umum tentang sikap dan tingkah laku

    yang rendah dilihat dari standar hidup danpenghasilan kelas menengah. Dengan katalain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda ataucap yang diberikan golongan atas yang sudah

    mapan kepada golongan bawah yang belummapan. Menurut Undang-undang Nomor 1Tahun 2011, Permukiman kumuh adalahpermukiman yang tidak layak huni karenaketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan

    bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunanserta prasarana dan sarana yang tidakmemenuhi syarat .

    Ciri Permukiman Kumuh menurutParsudi Suparlan (1999) yaitu:(a)fasilitas

    umum yang kondisinya kurang atau tidakmemadai;(b)kondisi hunian rumah dan

    pemukiman serta penggunaan ruang-ruangmencerminkan penghuninya yang kurangmampu atau miskin; (c)adanya tingkatfrekuensi dan kepadatan volume yang tinggidalam penggunaan ruang-ruang yang ada di

    pemukiman kumuh sehingga mencerminkanadanya kesemrawutan tata ruang danketidakberdayaan ekonomi penghuninya;(d)pemukiman kumuh merupakan suatusatuan-satuan komuniti yang hidup secara

    tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dansosial yang jelas; (e)sebagian besar penghuni

    permukiman kumuh adalah mereka yangbekerja di sektor informal atau mempunyaimata pencaharian tambahan di sektor

    informal.Berdasarkan pada kajian dan

    pengamatan dilapangan, secara umumlingkungan permukiman kumuh dapatdiklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tipologi

    permukiman kumuh menurut DirjenPerumahan dan Permukiman (2002) yaitu: (a)

    permukiman kumuh nelayan; (b) permukimankumuh dekat pusat kota kegiatan sosial

    ekonomi; (c) permukiman kumuh pusat kota,;(e) permukiman kumuh dipinggiran kota; (f)permukiman kumuh didaerah pasang surut;

    (g) permukiman kumuh di daerah rawanbencana; dan (h) permukiman kumuh ditepisungai.

    Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh

    Untuk melakukan identifikasikawasan permukiman kumuh digunakankriteria. Penentuan kriteria kawasanpermukiman kumuh dilakukan dengan

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    3/7

    MEYOLANIA LANTANG, W.MONONIMBAR, SANGKERTADI & SURYONO

    30

    mempertimbangkan berbagai aspek ataudimensi seperti kesesuaian peruntukan lokasidengan rencana tata ruang, status(kepemilikan) tanah, letak/kedudukan lokasi,tingkat kepadatan penduduk, tingkat

    kepadatan bangunan, kondisi fisik, sosial,ekonomi dan budaya masyarakat lokal.

    Selain itu digunakan kriteria sebagaikawasan penyangga kota metropolitan sepertikawasan permukiman kumuh teridentifikasiyang berdekatan atau berbatasan langsungdengan kawasan yang menjadi bagian darikota metropolitan. Berdasarkan uraian diatasmaka untuk menetapkan lokasi kawasanpermukiman kumuh digunakan kriteria-kriteria yang dikelompok kedalam criteria

    Vitalitas Non Ekonomi, Vitalitas EkonomiKawasan, Status Kepemilikan Tanah,Keadaan Prasarana dan Sarana

    Pembangunan Permukiman Kumuh

    Pendekatan yang saat ini banyakdiadopsi dalam pembangunan pelaksanaanpeningkatan kualitas permukiman kumuhantara lain adalah locally based demand,pembangunan yang berkelanjutan denganpendekatan TRIDAYA, kesetaraan gender,dan penataan ruang yang partisipatif.

    Sebagaimana telah diatur didalam pasal 5 UUNo.1 Tahun 2011 tentang Perumahan danPermukiman, bahwa setiap warga negaramempunyai kewajiban dan tanggung jawabuntuk berperan serta di dalam pembangunanperumahan dan permukiman dan pada pasal29 juga dinyatakan bahwa setiap warganegara mempunyai hak dan kesempatan yangsama dan seluas-luasnya untuk berperandidalam pembangunan perumahan danpermukiman, pemberdayaan masyarakat danpara pelaku kunci lainnya didalam

    penyelenggaraannya merupakan hal pokokyang harus dijalankan guna mewujudkan visiperumahan dan permukiman tersebut.

    Konsep Penanganan Permukiman Kumuh

    Kondisi perumahan kampungdigolongkan sebagai perumahan marginal,tidak memenuhi standar yang berlaku. Namunpenghuninya, sesungguhnya, tidak bersifatpasif terhadap lingkungan perumahannya,

    Moris (1977:4). Secara sadar atau tidak,penghuni memberi tanggapan terhadap tempat

    tinggalnya dengan mengerahkan segenapsumber daya (fisik, sosial, ekonomi) gunamemenuhi kebutuhan rumah yang sesuainorma.

    Ada usaha yang dapat dilakukan

    penghuni terhadap rumahnya, yaitu (1)usahamemenuhi kebutuhan ketika penghunimerasakan kekurangan pada rumahnya.

    Bentuk tindakan dapat berupa pindahrumah juga dapat berupa perubahan ataupenambahan terhadap rumahnya. Jadipenghuni secara aktif menimbulkanperubahan terhadap keadaan rumahnya ataudiistilahkan sebagai housing adjustment.

    Moris (1977) mengatakan bahwausaha penghuni sebagai tanggapan atas

    tekanan akibat berbagai kekurangan padarumah, dengan cara melakukan perubahanpada dirinya tanpa merubah rumahnya. Dalamhal ini penghuni bersifat pasif ataudiistilahkan sebagai housing adaptation.

    Menurut UU No.1 Tahun 2011tentang Perumahan dan Permukiman,peningkatan kualitas permukiman dapatberupa kegiatan-kegiatan: perbaikan ataupemugaran; peremajaan dan pengelolaan/pemeliharaan yang berkelanjutan.

    Program peningkatan kualitas

    perumahan dan permukiman yang selama inimenjadi perhatian pemerintah adalah kawasanperumahan dan permukiman yang termasukkategori kawasan kumuh, yang ditandaiantara lain dengan kondisi prasarana dansarana yang tidak memadai baik secarakualitas dan kuantitas, kondisi sosial ekonomimasyarakat yang rendah, kondisi sosialbudaya masyarakat, dan kondisi lingkunganyang rawan bencana, penyakit dan keamanan.

    Bentuk-bentuk perbaikan lingkunganpermukiman berdasarkan PU. Cipta Karya,

    terdapat beberapa bentuk usaha pelaksanaanperbaikan permukiman, yaitu : (a)pemugaranrumah, diartikan pengembalian keadaan fisikseperti semula; (b)program PerbaikanKampung (KIP); KIP merupakan program

    yang bertujuan untuk meningkatkan kualitaskehidupan dan penghijauan masyarakatmelalui perbaikan lingkungan secara fisik.

    Tujuan utamanya adalah perbaikankesehatan lingkungan kampung. Komponen

    dasarnya adalah perbaikan infrastrukturkawasan seperti jalan kendaraan, jalan

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    4/7

    ANALISIS FAKTOR KEKUMUHAN PEMUKIMAN 31

    setapak, saluran drainase, MCK dansebagainya; (c)perbaikan lingkungan kawasanpasar (MIP); perbaikan lingkungan kawasanpasar adalah perbaikan permukiman di sekitar

    pasar, yang dilakukan sebagai akibat daritambahan beban yang diterima masyarakatsekitar pasar karena tidak memiliki saranapendukung seperti saluran drainase, tempatparkir, tempat sampah, los-los yang tidak

    teratur serta tidak memenuhi syarat/ kurangberfungsi.

    Pasar dan masyarakat pasar adalahsatu kesatuan yang saling membutuhkan baikyang positif maupun negatif; (d)pembangunan

    perumahan; merupakan salah atau bentukperemajaan kota dengan cara membangun

    perumahan melalui penataan kampung kumuhsecara fisik agar dapat menampung lebihbanyak penghuni atau pihak lain yangmembutuhkan.

    Keuntungan dari program ini adalah

    relatif cepat dan segera terlihat hasilnya;(e)konsolidasi lahan; merupakan kegiatanterpadu untuk menata kembali polakepemilikan tanah di suatu wilayah yangkurang/ tidak teratur; (f)pengembangan lahan

    terkendali; merupakan upaya penataan lanjutdalam rangka pengembangan tata ruang kota,

    khususnya bagian wilayah kota secara lebihimplementatif, bila perlu melalui pemindahan/pengembangan daerah pinggir kota. Secara

    umum pengembangan lahan terkendalibertujuan untuk mendorong iklim partisipasif

    dalam pembangunan dengan melibatkanpotensi dan keinginan masyarakat terutamaswasta, pengusaha kecil dan konsumen;

    (g)Pembangunan rumah susun; membangunlingkungan hunian secara keseluruhan dengan

    tujuan untuk menata kembali suatu kawasankota, baik secara fisik maupun fungsional dan

    keuntungan ekonomisnya.Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

    dan Kota (RTRW) Kota Manado penanganan

    masalah permukiman kumuh yaituPengembangan dan pengelolaan penggunaanruang di wilayah Kota Manado diutamakanpada kawasan-kawasan terbangun yang sudahada, dengan cara meningkatkan kepadatan

    bangunan dan optimalisasi fungsi bangunan,sekaligus melakukan penataan/peningkatankualitas ruang.

    METODOLOGI

    Data primer dikumpulkan melaluisurvai primer yang dilakukan melaluipengamatan dan pengukuran atau

    penghitungan langsung (observasi) diKelurahan Calaca Kecamatan Wenang danpenyebaran kuisioner atau daftar isianpertanyaan kepada resonden yang mengetahuikeadaan dan kondisi kawasan.

    Pengumpulan data dilakukan terhadapseluruh variabel kriteria sesuai denganparameter yang telah ditetapkan seperti padatabel dibawah ini. Analisis data menggunakanmetode scoring (pembobotan) dengan

    menggunakan Parameter dan variable (Tabel1) penilaian tingkat kekumuhan kawasan

    permukiman kumuh berdasarkan PedomanIdentifikasi Kawasan Kumuh yang diterbitkanoleh Direktorat Pengembangan Permukiman,Ditjen Cipta Karya, Departemen PekerjaanUmum tahun 2006.

    Metode pembobotan atau penilaiansecara manual dengan menggunakan bantuanprogram komputer, yaitu program MicrosoftExel (Spread Sheet Exel). Waktu penelitianmulai proses persiapan, pelaksanaan dan

    penulisan memakan waktu 3 bulan (Januari2013April 2013).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kelurahan Calaca

    Kegiatan pusat kota di KelurahanCalaca didominasi oleh kegiatan perdagangan

    dan jasa. Kegiatan ini berpusat denganbanyaknya fasilitas perdagangan dan jasa.Dengan adanya pemusatan kegiatan tersebut

    tentu akan mendorong penduduk untukbermukim disekitarnya. Hal ini ditandai

    dengan adanya wilayah lingkunganpermukiman padat yang keberadaannya di

    sekitar pusat kegiatan tersebut.Kelurahan Calaca memiliki kegiatan

    yang heterogen, di mana sebagian besar

    penduduk membuka usaha dan pedagang nonformal atau kaki lima di pusat kota. Dari hasilsurvei sekitar 60% fungsi dari bangunansudah berubah menjadi campuran antarahunian dan tempat usaha. Kegiatan

    masyarakat di kawasan ini sangat bervariasiada yang melakukan kegiatan industri dirumah, berjualan dengan membuka usahabesar maupun usaha kecil, pedagang kaki

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    5/7

    MEYOLANIA LANTANG, W.MONONIMBAR, SANGKERTADI & SURYONO

    32

    lima di pusat kota karena jarak yang tidakterlalu jauh dari tempat tinggal mereka.

    Jumlah penduduk Kelurahan Calacatahun 2013 sebesar 1.297 jiwa yang terdiridari 652 jiwa adalah laki-laki dan 718 jiwa

    adalah perempuan. Kepadatan pendudukterkait dengan jumlah penduduk dan luasdaerah, sedangkan jumlah penduduk itusendiri dipengaruhi oleh jumlah pendudukyang datang dan pergi dari suatu daerah,tingkat kelahiran dan kematian.

    Kelurahan Calaca dilalui oleh jalankelurahan, jalan kota yang melewatikelurahan dengan panjang jalan 1km,kemudian jalan provinsi yang melewatikelurahan panjang jalan aspal 300m dalam

    kondisi baik. Secara garis besar, pengolahanpersampahan dapat dilakukan melalui duasistem, yaitu sistem tradisional dengan caramenimbun atau membakar dan yang keduaadalah dengan sistem pengelolaan melaluilembaga yang ada, yang biasanya dikelola

    Tabel 1. Parameter dan variable penilaian tingkat kawasan permukiman kumuh

    Kriteria Variabel Parameter Nilai

    bobot

    Vitalitas

    Non

    Ekonomi

    Kesesuaian tataruangan

    Sesuain 25%

    Sesuai 25%-50%Sesuai 50%

    50

    3020

    Kondisi fisikbangunan

    Kepadatan

    bangunan

    >50% unit/Ha

    80100/Ha

    50%

    25-50%

    500 jiwa/ha

    400-500 jiwa/ha

    10km

    1-10 km

    70%

    Buruk 50-70%

    Bak50%

    Genangan 25-50%

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    6/7

    ANALISIS FAKTOR KEKUMUHAN PEMUKIMAN 33

    oleh Pemerintah Kota. Sistem pengolahanpersampahan diKelurahan Calaca sudahcukup baik.

    Berdasarkan observasi lapangan dan

    penyebaran kuisioner, kawasan permukimankumuh di Kelurahan Calaca berada dilingkungan 3 dengan hasil pembobotan ataupenilaian tingkat kekumuhan yangdikategorikan dalam tingkat kekumuhan

    sedang.

    Karakteristik Hunian

    Dengan pengertian nilai rumahseperti diatas, maka masalah perumahan

    bukan sekedar sejumlah kekurangan rumahdibawah standar, tetapi menyangkut juga nilai

    manusiawi dan nilai sosial budaya dari prosesbermukim. Nilai yang sesungguhnya darirumah terletak dalam hubungan antaraelemen-elemen kegiatan perumahan yakni :pelaku, aktifitasnya, dan prestasi atau

    hasilnya.Dalam Undang-undang Nomor 23

    Tahun 1992 tentang Kesehatan ditegaskan,bahwa kesehatan lingkungan untukmewujudkan derajat kesehatan masyarakat

    yang optimal, dilakukan antara lain melaluipeningkatan sanitasi lingkungan pada tempat

    tinggal maupun terhadap bentuk atau wujudsubstantifnya berupa fisik, kimia atau biologistermasuk perubahan perilaku yang

    diselenggarakan untuk mewujudkan kualitaslingkungan yang sehat, yaitu keadaan

    lingkungan yang bebas dari risiko yangmembahayakan kesehatan dan keselamatanhidup manusia, sehingga kondisi fisik

    lingkungan permukiman harus diperhatikan.Bangunan-bangunan hunian sebagian

    besar bersifat temporer yaitu dengan dindingyang terbuat dari triplex dan setengah lagi

    terbuat dari bahan kayu ataupun dari dindingbambu. Dengan kondisi dan lahan yangsangat terbatas maka antar bangunan hunian

    pun tidak memiliki jarak yang sesuai denganstandart yang dipersyaratkan.

    Berdasarkan data yang didapatkan,diketahui bahwa presentasi jenis bangunanpermanen hanya mencapai 15%, temporer

    55% dan dinding semi permamen 30%. Darikenyataannya selain jenis bangunan yangkurang serasi banyak terdapat juga bangunan-bangunan untuk usaha sektor informal yang

    hanya sekedarnya saja yang semakinmemperburuk kualitas lingkunganpermukiman ini.

    Karakteristik Penghuni

    Salah satu penyebab terjadinyakekumuhan suatu kawasan permukimankarena kondisi sosial ekonomi yang rendahdan kepadatan penduduk yang tinggi(Khomarudin 1997:83-112).

    Dari hasil survey terdapat 40%mayarakat memiliki usaha sampingan selainpekerjaan utamanya. Mereka membuka usahadi sektor informal dengan alasan usahatersebut tidak membutuhkan modal besar dan

    hasilnya dapat digunakan untuk menambahpenghasilan, karena mereka membutuhkan

    biaya tambahan untuk menunjang kebutuhanhidup mereka. Penghasilan mereka hanyacukup untuk mencukupi kebutuhan pokokmereka saja.

    Lingkungan kumuh dapat terjadi

    karena penghasilan masyarakat yang tidaktetap dan usaha non formal. Pada kawasan inibanyak sekali kita jumpai usaha non formalmilik masyarakat. Hal inilah yang menjadisalah satu sebab kekumuhan kawasan. Salah

    satu sebab lain yang mempunyai pengaruhterhadap kekumuhan suatu kawasan yaitu

    masalah status kependudukan darimasyarakat.

    Masyarakat pendatang biasanya tidak

    begitu peduli dan tidak memperhatikanmasalah kebersihan lingkungan karena

    mereka tidak merasa ikut memilikilingkungan tersebut. Maka kawasan akanmenjadi kumuh kalau tidak dijaga

    kebersihannya. Selain itu juga dipengaruhioleh lamanya penduduk tinggal di kawasan

    itu. Semakin lama orang tinggal di kawasanitu semakin memperhatikan dan peduli akan

    lingkungan karena mereka merasa memilikilingkungan tersebut.

    Karakteristik Prasarana dan Sarana

    Menurut Direktorat Jenderal CiptaKarya, lokasi kawasan perumahan yang layakadalah tidak terganggu oleh polusi (air, udara,suara), tersedia air bersih, memiliki

    kemungkinan untuk perkembanganpembangunannya, mempunyai aksesibilitasyang baik, mudah dan aman mencapai tempatkerja, tidak berada dibawah permukaan air

  • 7/25/2019 Analisis Faktor Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan Calaca Kota Manado

    7/7

    MEYOLANIA LANTANG, W.MONONIMBAR, SANGKERTADI & SURYONO

    34

    setempat dan mempunyai kemiringan rata-rata.

    Dari kaidah di atas, jikadibandingkan dengan lokasi KawasanPermukiman calaca, terdapat beberapa hal

    yang tidak terpenuhi kelayakannya.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Penyebab adanya kekumuhan padapemukiman di Kelurahan Calaca adalah: (a)jarak antara bangunan satu dengan yang lain;(b) tingginya tingkat kepadatan penduduk; (c)rendahnya Tingkat Pendapatan; (d)rendahnya tingkat pendidikan masyarakat; (e)banyaknya penduduk yang bermata

    pencaharian informal; (f) keterbatasan lahan;dan (g) rendahnya tingkat kepedulian dankesadaran masyarakat terhadap lingkungandan kurangnya partisipasi masyarakatterhadap penataan pemukiman kumuh.

    DAFTAR PUSTAKA

    Khomarudin. 1997, Menelusuri PembangunanPerumahan dan Permukiman, Jakarta

    Morris, 1977, Statistical Analysis for DecisionMaking. Second edition. New York:

    Harcourt Brace Joanoich, Inc.Suparlan, Parsudi, 1999. Gambaran Tentang

    Suatu Masyarakat Gelandangan yangsudah Menetap di Jakarta, SkripsiSarjana Muda Antropologi, FakultasSastra UI.

    Anonim. Departemen Pekerjaan UmumDirektorat Jenderal. 2006. PedomanIdentifikasi Kawasan PermukimanKumuh. Dirjen Cipta Karya.

    Anonim. Departemen Pekerjaan Umum

    Direktorat Jenderal. 2006. Panduanpelaksanaan Peremajaan KawasanPermukiman Kota. Dirjen Cipta Karya.

    Anonim. Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor: 05/Prt/M/2007 Tentangpedoman Teknis Pembangunan RumahSusun Sederhana Bertingkat Tinggi.