analisis laporan keuangan_pt xl_kel 3_ 5y.pdf
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
1/40
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Analisis Laporan Keuangan PT XL AXIATA
Diajukan Oleh:
Kelompok 3
1. Gema Azhdi Kumara (21)
2. Hariz Muftie Hidayat (22)
3. Ichsan Atmaja (23)
4. Inesia Nur Ifada (24)5. Lasria Kartika Handayani S (25)
6. Latifa Rahmi (26)
7. M Zarsih Akbar Maulana (27)
8. Madita Pakaryugi Klesra (28)
9. Muhammad Aulia Rahman C (29)
10. Muhammad Fudhail (30)
Mahasiswa Program Diploma III Keuangan
Spesialisasi Akuntansi PKN STAN Bintaro
Untuk Memenuhi Tugas Aktivitas Semester 5 Mata Kuliah Analisis LaporanKeuangan
Politeknik Keuangan Negara STAN
2 0 1 5
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
2/40
Analisis Laporan Keuangan | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi
keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil
keputusan bisnis. Setiap akhir periode biasanya akuntan menyiapakan dan menyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal,
dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi
adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting
yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan
Keuangan.
Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos
yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan
agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Tujuan utama
analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi
keuangan dimasa yang akan datang.
2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen,
operasional maupun, keuangan.
3.
Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
Analisis laporan keuangan diperlukan dalam beberapa hal lain sebagi berikut:
1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja, kompensasi, risiko perusahaan
2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
3.
Bagi kreditor: mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang serta bunganya.
4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
6.
Bagi supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya: mengetahui kemampuan
perusahaan membayar hutang jangka pendeknya
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
3/40
Analisis Laporan Keuangan | 3
7.
Pelanggan: memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan
perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang.
Laporan keuangan adalah sumber informasi yang dijadikan landasan pengambilan
keputusan oleh karena itu biasanya mereka mengadakan analisis atau interpretasi terhadap
data data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dalam paper ini kami akan
membahas tentang analisis laporan keuangan PT XL AXIATA
B. Profil Perusahaan
PT XL Axiata Tbk atau lebih dikenal dengan nama XL adalah salah satu operator
telekomunikasi seluler yang ada di Indonesia. XL dulunya didirikan pada tanggal 8 Oktober
1996 dengan nama PT Excelcomindo Pratama Tbk sebelum akhirnya mengganti namanya
pada 23 Desember 2009 lalu. Saat perusahaan ini pertama berdiri, kepemilikannya masih
berada dalam kekuasaan PT Grahametropolitan Lestari yang merupakan perusahaan
dagang dan pelayanan umum. XL adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang
memberikan layanan telepon seluler. Visi PT XL Axiata Menjadi Juara Seluler Indonesia-
Memuaskan Pelanggan, Pemegang Saham dan Karyawan
Awalnya XL menyediakan layanan telekomunikasi handphone seluler dengan
menggunakan teknologi GSM 900 kemudian merintis jaringan GSM 1800. Beberapa tahun
kemudian, perusahaan ini dianugerahi lisensi untuk mengimplementasikan jaringan DCS
1800 dan mengoperasikan layanan ISP dan VoIP. Pada tahun 2006, XL mengantongi ijin
untuk memberikan layanan 3G yang kemudian diluncurkan pada bulan September 2006.
Pada akhir tahun 2010, jumlah pelanggan XL telah mencapai angka 40 juta dengan lebih dari
22.000 menara pemancar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada 26 September 2013, XL mencapai kesepakatan untuk mengakuisi PT Axis
Telekom Indonesia (Axis). Perusahaan ini mengambil alih 95 persen saham Saudi Telecom di
Axis.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi perusahaan dilihat dari analisis likuiditas?
2.
Bagaimana kondisi perusahaan dilihat dari analisis finansial?
3. Bagaimana kondisi perusahaan dilihat dari analisis investasi
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
4/40
Analisis Laporan Keuangan | 4
BAB II
ANALISIS LIKUIDITAS
Likuiditas adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Masalah likuiditas dapat dihitung
dengan dua cara, yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio (quick ratio, current
ratio, dan cash ratio dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average
collection period).
A.Current Ratio
Current ratio adalah ratio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan dengan hutang jangka pendek
Current Ratio =
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan laba perusahaan.
Nama Perusahaan 2012 2013 2014
PT XL AXIATA 3658985 5844114 13309762
8739996 7931046 15398292
0.42 0.74 0.86
PT TELKOM 27973 33075 33762
24107 28437 31786
1.16 1.16 1.06
PT INDOSAT 8308810 7169017 859168411015751 13494437 21147849
0.75 0.53 0.41
Analisis Perubahan Ratio Lancar PT XL Axiata
Padatahun 2012, perusahaanmemilikinilai ratio lancar 0,42.
Artinya, perusahaan hanya punya Rp 0,42 untuk membayar setiap Rp 1 utang
lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
Padatahun 2013, perusahaanmemilikinilai ratio lancar 0,74.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
5/40
Analisis Laporan Keuangan | 5
Artinya, perusahaan hanya punya Rp 0,74 untuk membayar setiap Rp1 utang
lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
Pada tahun 2014, perusahaan memiliki nilai ratio lancar 0,86.
Artinya, perusahaan hanya punya Rp0,86 untuk membayar setiap Rp1 utang
lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
GrafikPerubahan Current Ratio
Nilai ratio lancar perusahaan PT XL Axiata mengalami peningkatan 76,19% dari tahun 2012
ketahun 2013 dan peningkatan 16,21% dari tahun 2013 ketahun 2014. Dari tahun 2012
hingga 2014, nilai ratio lancar perusahaan PT XL Axiata mengalami peningkatan. Walaupun
ratio perusahaan XL Axiata berada di bawah 1, PT XL Axiata mengalami peningkatan ratio
lancar setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki peningkatan
kemampuan untuk memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
Pada tahun 2014, nilai ratio dari PT XL Axiata hamper mendekati satu.
B. Cash Ratio
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga. Cash ratio
menunjukan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat
berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio
sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
PT Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
6/40
Analisis Laporan Keuangan | 6
Cash Ratio juga merupakan perbandingan daripada kas dan saldo giro/tabungan bank yang
dimiliki oleh perusahaan dengan hutang lancar yang ada, semakin tinggi nilai ini tentunya
akan semakin baik.
Cash Ratio = Total Kas dan Bank
Total Hutang Lancar
Perhitungan Ratio PT. XL Axiata
o Cash Ratio 2012 = = 0,09
o Cash Ratio 2013 = = 0,17
o Cash Ratio 2014 = = 0,45
Perbandingan dengan perusahaan sejenis
2012 2013 2014
PT XL 0.09 0.17 0.45
PT Telkom 0.54 0.52 0.56
PT Indosat 0.36 0.17 0.16
Padatahun 2012 ke 2013, cash ratio naiksebesar 88,9%
Padatahun 2013 ke 2014, cash ratio naiksebesar 164,7%
Grafik Cash Ratio PT. XL Axiata
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
PT Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
7/40
Analisis Laporan Keuangan | 7
C. Acid Test Ratio / Quick Ratio
Quick Ratio atau Acid Test Ratio adalah rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Aktiva lancar dalam acid test ratio berupa kas, setara kas,
surat berharga, piutang, dll. Persediaan dikeluarkan dalam menghitung Acid Test Ratio
karena persediaan dianggap masih terlalu sulit untuk dirubah kedalam bentuk kas
Perhitungan Acid test ratio dapat dilihat dari rumus dibawah ini:
Acid Test Ratio =
Acid Test Ratio PT XL Axiata dan perusahaan sejenis :
2012 2013 2014
PT XL 0.41 0.73 0.86
PT Telkom 1.14 1.15 1.05
PT Indosat 0.75 0.53 0.4
Padatahun 2012, perusahaan memiliki nilai quick ratio 0,41.
Padatahun 2013, perusahaan memiliki nilai quick ratio 0,73.
Padatahun 2014, perusahaan memiliki nilai quick ratio 0,86.
Grafik
Quick ratio pada suatu perusahaan dikatakan baik apabila berada dalam posisi 0,8
sampai 1. Apabila kurang dari 0,8 dapat dikatakan suatu perusahaan mengalami masalah
dalam keuangannya. Melihat data Quick Ratio PT XL Axiata diatas menunjukan perubahaan
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
PT Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
8/40
Analisis Laporan Keuangan | 8
yang positif karena selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar hampir 90%
kemudian 20%.
Berdasarkan kurva Rasio Lancar dapat kita ketahui bahwa RasioLancar PT XL Axiata
tidak mencapai 100% yang berarti jumlah hutang lebih besar daripada jumlah aktiva. Jika
dibandingkan dengan Industri yang sama PT XL Axiata jauh lebih baik karena dari tahun
ketahun terjadi kenaikan walaupun belum mencapai 100% seperti PT Telkom.
D. Cash Collection period
Merupakan lama waktu yang diambil perusahaan untuk menerima pembayaran
selama jangka waktu pembayaran piutang dari customer. Rasio ini biasa digunakan sebagai
tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka
pendek.
Perhitungan Cash Collection PT XL AXIATA
2012 2013 2014
PT XL 9.06 15.74 19.34
PT Telkom 25.24 25.86 26.79PT Indosat 33.1 32.74 32.78
Dalam tabel di atas tampak bahwa periode perubahan piutang menjadi kas selalu
mengalami kenaikan, dengan kata lain semakin lama. Ada dua pandangan dalam hal ini.
Pertama, kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas jangka pendek semakin
berkurang. Kedua, kita tidak hanya melihat dari sisi persentase atau angka saja, peningkatan
persentase ini juga disebabkan karena bertambahnya jumlah piutang perusahaan karena
pada tahun 2013 melakukan akuisisi terhadap perusahaan AXIS. Oleh karena itu,
peningkatan angka ini tidak berarti selalu menunjukkan bahwa perusahaan mengalami
kesulitan dalam hal menagih piutangnya
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
9/40
Analisis Laporan Keuangan | 9
Grafik Perbandingan
Cash Collection Bagian Terpisah
Sama seperti pengertian cash collection sebelumnya, namun perhitungan piutang
usaha danp iutang lain-lain disini dilakukan secara terpisah. Perhitungan ini dilakukan untuk
mengetahui manakah yang lebih efektif antara piutang usaha dan piutang lain-lain. Berikut
adalah perhitungan Cash Collection (terpisah) dari 3 perusahaan :
PT XL Axiata
2012 2013 2014
Piutang Usaha 8.6814 15.405 18.756
Piutang Lain-lain 0.3766 0.3401 0.5802
PT Telkom
2012 2013 2014
Piutang Usaha 8.6814 15.405 18.756
Piutang Lain-lain 0.3766 0.3401 0.5802
PT Indosat
2012 2013 2014
Piutang Usaha 8.6814 15.405 18.756
Piutang Lain-lain 0.3766 0.3401 0.5802
ANALISIS UNTUK PT XL AXIATA
1. Pada tahun 2012, cash collection untuk piutang usaha adalah 8,68 hari dan untuk
piutang lain-lain adalah 0,37 hari
0
5
10
15
20
25
30
35
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
PT Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
10/40
Analisis Laporan Keuangan | 10
2.
Pada tahun 2013, cash collection untuk piutang usaha adalah 15,4 hari dan untuk
piutang lain-lain adalah 0,34 hari
3. Pada tahun 2014, cash collection untuk piutang usaha adalah 18,75 hari dan untuk
piutang lain-lain adalah 0,58 hari
Jika dilihat dari data, PT XL Axiata menunjukkan hasil yang bagus karena periode
penagihan piutang relatif lebih cepat dibandingkan perusahaan lain. Namun juga
disayangkan karena semakin tahun, semakin lama penagihan piutangnya.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
11/40
Analisis Laporan Keuangan | 11
BAB III
ANALISIS SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan
yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka
pendek maupu jangka panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuidasi. Perusahaan
yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih besar
daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah.
A. Total debt to equity ratio
Adalah perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya.
Total Debt to Equity Ratio:
Debt to Equity Ratio PT XL dan perusahaan dalam industri sejenis
2012 2013 2014
PT XL AXIATA 1,3 1,63 3,65
PT INDOSAT 1,84 2,3 2,75
PT TELKOM 0,66 0,65 0,63
Pada tahun 2013, perusahaan yang memiliki DER dari yang terkecil sampai yang terbesar
adalah Telkom, XL, Indosat. DER dengan angka di bawah 1,00 mengindikasikan bahwa
perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya.
Di tahun 2014, XL mengalami kenaikkan DER yang tinggi dan Indosat juga mengalami
kenaikkan sedikit dibandingkan XL, sedangkan Telkomsel mengalami penurunan DER. DER
yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat
hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan bertambah besar yang berarti juga
bisa mengurangi keuntungan.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
12/40
Analisis Laporan Keuangan | 12
Grafik perbandingan
B. Long Term Debt to Equity Ratio
Adalah perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan khususnya hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan
Rumus Long Term Debt to Equity =
Dapat dilihat bahwa, bahwa PT. XL dari tahun 2012 ke tahun 2014, LTD to Equity
bertambah sebesar 1,7203 yang menunjukkan kinerja perusahaan memburuk karena
perusahaan menanggung resiko finansial yang semakin besar seiring bertambahnya
hutang/kewajiban. Sedangkan PT. INDOSAT mengalami fluktuasi dalam rasio ini, yaitu
meningkat ditahun 2013, namun kembali bergerak menurun ke posisi 1,26 pada akhir tahun
2014, yang mengisyaratkan adanya perbaikan kinerja dari PT. INDOSAT ditahun tersebut.
0
0.5
1
1.5
2
2.53
3.5
4
2012 2013 2014
PT XL AXIATA
PT INDOSAT
PT TELKOM
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
2012 2013 2014
Long Term Debt to Equity Ratio
XL INDOSAT TELKOM
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
13/40
Analisis Laporan Keuangan | 13
Untuk PT. TELKOM, LTDE Ratio mengalami penurunan yang pelan namun pasti dari
tahun 2012 ke 2014 dan berhenti diangka 0,266. Dari gambaran besar ini dapat disimpulkan
bahwa PT. TELKOM lah yang paling sedikit menanggung resiko finansial dalam hal Hutang
jangka panjang yang ditanggung perusahan.
PT. XL memiliki rasio yang bertambah dikarenakan adanya kenaikan pinjaman jangka
panjang dari tahun 2013 ke 2014 sebesar hampir 102% (101,49%), sedangkan PT TELKOM
pinjaman jangka panjangnya naik hanya sebesar 4% (4,1886%) dan PT INDOSAT turun
sebesar 27% (26,92%). Pinjaman jangka panjang ini melonjak secara signifikan dikarenakan
juga adanya akuisi PT Axis.
C. Times Interest Earned
Time interest earned merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan
pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan
keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur
kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan
mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari
pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.
Times Interest Earned =
Perhitungan Times Interest Earned
Tahun Nama
Perusahaan
LabaSebelumPajak BebanBunga Times Interest
Earned
2012 PT XL AXIATA 3751421 690283 5,43
PT INDOSAT 461618 5455925 0,085
PT TELKOM 24228 1111 21,81
2013 PT XL AXIATA 1389667 859765 2.62
PT INDOSAT -3333837 3366200 -0,99
PT TELKOM 27149 1476 19.39
2014 PT XL AXIATA 1069786 1390029 1.77
PT INDOSAT -1935901 2166164 -0,89
PT TELKOM 28784 1911 16.06
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
14/40
Analisis Laporan Keuangan | 14
Grafik Time Interest Earned
Analisis Perubahan Times Interest Earned Ratio
Times Interest Earned Ratio tahun 2012 adalah 5,43 (6 kali)
Artinya,biaya bunga dapat ditutup 6 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.
Times Interest Earned Ratio tahun 2013 adalah 2.62 (3 kali)
Artinya,biaya bunga dapat ditutup 3 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.
Times Interest Earned Ratio tahun 2014 adalah1.77 (2 kali)
Artinya,biayabunga dapat ditutup 2 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.
Times Interest Earned Ratio Perusahaan PT XL Axiata mengalami penurunan dari
tahun 2012 hingga tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kemungkinan
mendapat bunga pinjaman lebih kecil tambahan pinjaman dari kreditor.
-5
0
5
10
15
20
25
2012 2013 2014
PT XL
Indosat
Telkom
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
15/40
Analisis Laporan Keuangan | 15
BAB IV
ANALISIS FINANSIAL
A. Manfaat pascapensiun
Terdapat dua manfaat pascapensiun:
1. Manfaat pensiun; pemberi kerja menjajikan manfaat moneter kepada pekerja
pascapensiun.
2.
Manfaat lain pascapensiun pekerja; pemberi kerja menjanjikan manfaat
nonmoneter berupa asuransi jiwa dan pemeliharaan kesehatan.
Terdapat lima langkah untuk analisis manfaat pascapensiun:
1.
Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban manfaat ekonomis dan yang
dilaporkan.
2. Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan.
Biaya manfaat yang dilaporkan berbeda dengan biaya ekonomis karena dampak
sementara, seperti keuntungan dan kerugian aktuaria, biaya jasa lalu, dan
pengembalian aset abnormal; ditangguhkan dan diamortisasi melalui proses perataan.
3. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.
Tugas penting dalam menganalisis manfaat pascapensiun adalah mengevaluasi asumsi
aktuarial yang digunakan pemberi kerja. Hal ini termasuk memeriksa sekuritas
perubahan asumsi pada angka ekonomi maupun angka yang dilaporkan.
4. Memeriksa paparan risiko pensiun.
Risiko yang timbul dalam hal aset program mempunyai profil risiko yang berbeda
dengan kewajiban pensiun . nilai kewajiban pensiun sensitif terhadap tingkat diskonto
yang merefleksikan hasil obligasi perusahaan. Sehingga perubahan nilai kewajiban
pensiun berkorelasi dengan harga pasar obligasi.
5.
Mempertibangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun.
Arus kas keluar sama dengan kontribusi yang disiapkan perusahaan untuk program
pensiun. Perusahaan dengan program membutuhkan dana banyak sering kali tidak
membuat kontribusi apapun.
PT XL Axiata menggunakan metode nilai pasti (Defined Benefit) untuk para
karyawannya yang pensiun, cacat atau meninggal dunia yang diselenggarakan oleh PT.
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sejak april 2002. Program ini disediakan untuk seluruh
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
16/40
Analisis Laporan Keuangan | 16
pegawai tetap berusia di bawah 50 tahun pada saat dimulainya program ini pada april 2002.
besaran nilai yang diberikan kepada pegawai adalah 10% dari gaji pokok bersih, terdiri dari
7% berasal dari perseroan dan 3% dari karyawan. Sesuai dengan UU 13/2003, perseroan
berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang sekarang
belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU 13/2003 .
Dapat dilihat pada akun
kerugian/keuntungan actuarial yang
diakui pada laba rugi komprehensif
lainnya. Terdapat kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan prediksi atau
penilaian yang dilakukan aktuaris,
sehingga menyebabkan adanya beban
tambahan yang mengharuskan
perusahaan membayar iuran imbalan
pasca kerja tambahan sebesar 35,003
untuk menutupi kerugian tersebut.
Pada gambar ini juga terdapat iuran imbalan pasca kerja yang sudah dibayar oleh
perusahaan selama periode berjalan pada akun pembayaran selama periode berjalan
sebesar 17,182
Pada gambar ini di jelaskan bahwa
aktuaris memperhitungkan dan
memperkirakan bahwa iuran pasti untuk
periode selanjutnya tidak berbeda secara
material dibandingkan dengan
pembayaran sebelumnya, yaitu sebesar
17,182.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
17/40
Analisis Laporan Keuangan | 17
B. Kewajiban Kontijensi
Kewajiban Kontijensi merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.
Kewajiban kontijensi timbul dari perkara hukum, ancaman pengambil alihan, penagihan
piutang, klaim atau garansi produk, atau kerusakan produk, garansi kinerja, penghitungan
pajak, risiko yang diasuransikan sendiri, dan kerugian property akibat bencana.
Kerugian Kontijensi harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai kerugian,
keriteria tersebut yaitu :
1. Probable, besar kemungkinan bahwa asset akan turun nilainyaatau kewajiban
akan timbul
2.
Jumlah kerugian harus dapat diestimasikan dengan memadai reasonably
Jika perusahaan tidak menugkapkan kontijensi karena satu atau dua kondisi tidak
terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontijensi dalam catatan atas laporan
keuangan jika kerugian mungkin terjadi possible
PT XL Axiata sendiri memiliki kewajiban kontijensi yang dilaporkan dalam laporan
keuangannya. Perusahaan mendapat tuntutan hukum dari Komisi Pengawasan Persaingan
Usaha (KPPU) karena tuduhan melakukan kartel, kesepakatan penetapan tarif SMS yang
melanggar Pasal 5 UndangUndang Anti Monopoli. Pada tanggal 18 Juli 2008, KPPUdalam
salah satu putusannya memutuskan menghukum perseroan untuk membayar denda sebesa
Rp 25.000.000.000. Atas putusan KPPU tersebut, pada 9 Juli 2008 perseroan mengajukan
keberatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang kemudian dilanjutkan ke Mahkamah
Agung. Namun, sampai dengan tanggal penyelesaia lapran keuangan, perseroan belum
menerima putusan dari kedua institusi tersebut. Dengan ini menunjukkan PT XL memiliki
kewajiban atas tuntutan hukum dimasa depan dan berilai cukup signifikan mempengaruhi
kondisi perusahaan
C. Modal Saham
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.
Ekuitas dipandang klaim pemilik atas asset bersih perusahaan. Pemegang saham
dihadapkan pada risiko tertinggi perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
18/40
Analisis Laporan Keuangan | 18
memiliki kemungkinan pengembalian maksimum karena mereka memiliki kemungkinan
atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi.
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan tentang perubahan jumlah saham baik
peningkatan maupun penurunan jumlah saham. Klasifikasi modal saham yaitu saham
preferen dan saham biasa.
Analisis:
Jumlah saham perusahaan di tahun 2013 dan 2014 tetap, tidak terjadi perubahan.
Dimungkinkan perusahaan menggunakan cara lain dalam upaya mencari pendanaan
perusahaan.
D. Pinjaman Jangka Panjang/ Long Term Loans
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu
siklus atau periode mana yang lebih panjang. Kewajiban tidak lancar beragam bentuknya,
dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengukuran atas seluruh batasan dan
ketentuan.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
19/40
Analisis Laporan Keuangan | 19
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa PT XL menggunakan pinjaman
jangka panjang sebagai alternatif pendanaan. Tambahan pinjaman jangka panjang yang
diperoleh sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 4.789.952. Terlihat pula perusahaan mencoba
menarik pinjaman luar negeri. Meningkatnya pendanaan dikarenakan kebutuhan
perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya.
Meningkatnya pinjaman jangka panjang ini akan menimbulkan efek antara lain:
1. Meningkatkan arus kas masuk dalam laporan arus kas
2. Menurunkan laba pada laporan laba rugi karena bagian lancar pembayaran hutang
ataupun beban bunga
3. Menurunkan rasio liquiditas masa depan
Fleksibilitas
Grup memiliki fasilitas bank garansi dengan berbagai institusi keuangan sejumlah ekuivalen
Rp 287.080. Fasilitas ini tersedia dalam beberapa periode sampai dengan 2 Agustus 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2014, porsi yang belum digunakana dalah Rp 128.788
Pola Pembayaran
Pola pembayaran seperti perjanjian pinjaman pada umumnya, yaitu dengan
melakukan pembayaran saat utang tersebut telah jatuh tempo. Kemampuan perusahaan
membayar utang baik jangka pendek maupun jangka panjang sangat dipengaruhi oleh
sumber likuiditas perusahaan.
Per 31 Desember 2014
Pinjaman Jatuh
Tempo Kurang dari
1 Tahun
Pinjaman Jatuh
Tempo antara 1
dan 2 Tahun
Pinjaman Jatuh
Tempo lebih dari
2 Tahun
Hutang Usaha dan HutangLain-lain
4,444,464 - -
Beban yang masih harus
dibayar
817,207 - -
Arus kas masuk 879,197 1,075,320 4,283,884
Arus kas keluar (796,165) (1,132,926) (4,378,742)
Liabilitas sewa 357,696 357,696 2,495,218
Pinjaman ke Pemegang
Saham
149,902 149,902 6,257,476
Pinjaman Jangka Panjang 5,064,724 4,904,670 16,235,572
Jumlah 10,917,025 5,354,662 24,893,408
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
20/40
Analisis Laporan Keuangan | 20
Transaksi dengan pihak yang berelasi
Keterbatasan Setelah Utang
Perseroan diharuskan untuk mematuhi beberapa persyaratan, seperti;
aktivitas lindung nilai,
pembatasan atas penjualan atau pengalihan aset,
mempertahankan Axiata Group Berhad baik langsung maupun tidak
langsung sebagai pemegang saham mayoritas dan
Mempertahankan rasio hutang terhadap EBITDA tidak melebihi 4,5.
Fasilitas kredit di atas ditujukan untuk pembiayaan kembali pinjaman, modal kerja,
pembelian aset tetap dan akuisisi AXIS.Pada setiap tanggal pelaporan, Perseroan memenuhi
seluruh persyaratan pinjaman jangka panjang.
E. Sewa/ Leasing
Sewa dimana seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan
aset secara signifikan berada pada lessor
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi
dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian secara garis
lurus selama masa sewa.
Sewa dimana Perseroan memiliki
secara substansial seluruh risiko dan manfaat
terkait dengan pemilikan aset diklasifikasikan
sebagai sewa pembiayaan. Sewa
2013 2014
Hutang Usaha Jumlah % thdp
jumlahliquiditas
Jumlah % terhadap
jumlahlikuiditas
Entitas sepengendali
M1 Limited 3.410 0,0430 % 9.205 0,0598 %
Lain-lain 319 0,0040 % 22 0,0001 %
Jumlah 3.729 0,0470 % 9.227 0,0599 %
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
21/40
Analisis Laporan Keuangan | 21
pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar aset sewaan dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Aset sewa berupa peralatan dan jaringan senilai Rp. 2.442.471 diperoleh sebagian
besar dengan Capital Lease / Sewa Pembiayaan yaitu senilai Rp. 2.076.121 dan sisanya
diperoleh dengan menggunakan Sewa Operasi biasa.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
22/40
Analisis Laporan Keuangan | 22
BAB V
ANALISI INVESTASI
A. Kas Dan Setara KasKas dan setara kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22) Kas terdiri dari saldo kas (cash
on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan.
Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di dalam neraca,
karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir semua transaksi yang
terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas. Dalam Standar Akuntansi
Keuangan (IAI) 2009 : 1.7), Aset lancar dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai
aset lancar jika aset tersebut :
1.
Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka
waktu siklus operasi normal perusahaaan
2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan kan
direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca
3.
Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi
Dari definisi kas dan setara di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga saldo rekening giro
di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan surat-surat berharga yang dapat ditarik
dengan segera menjadi kas sehingga risikonya kecil akibat pengaruh terjadinya
perubahan nilai dari perubahan tingkat suku bunga.
2. Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan,
sehingga kas dan setara kas secara langsung atau tidak langsung hampir mempengaruhi
semua transaksi bisnis perusahaan.
3. Perkiraan kas dan setara kas di Neraca disajikan pada urutan pertama golongan aktiva
lancar karena merupakan aktiva yang paling likuid
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
23/40
Analisis Laporan Keuangan | 23
Analisis: Sumber diambil dari contoh laporan arus kas PT.XL AXIATA Tbk Tahun 2014
1.Total arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp8.540.116 (dalam jutaan
rupiah)
2.Total arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar (Rp16.677.612)
3.Total arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp13.769.335
Diketahui:
Kas dan setara kas awal tahun = Rp1.317.996
Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas = 1.481
Sehingga
kas dan setara kas akhir tahun =
Rp8.540.116 + (Rp16.677.612) + Rp13.769.335 + RP1.481 = Rp6.951.316
Aktivitas operasi:
Perusahaan ini dapat menghasilkan arus kas yang mampu untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan dan tidak termasuk setara kas.
Aktivitas Investasi:
Dalam aktivitas ini perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya daripada penerimaannya.
Aktivitas Pendanaan:
Aktivitas pendanaan PT.XL AXIATA menunjukkan lebih banyak komposisi modalnya
dibandingkan dengan pendanaannya.
B. Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa,atau dari pinjaman uang. Terdapat 2 Jenis Piutang yaitu Piutang Usaha dan Wesel Tagih.
Contoh perbandingan piutang PT XL dan PT INDOSAT :
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
24/40
Analisis Laporan Keuangan | 24
Mengapa harus ada analisis Piutang?Piutang merupakan aset lancar, yang liquidasinya
berada selevel dibawah kas dan setara kas. Apa Dampaknya? Piutang akan berpengaruh
pada penilaian kualitas laba, yang akhirnya di tampilkan dalam Laporan Keuangan
Perusahaan.
Persentase Penyisihan
Dari pengamatan dan analisis kami, kami
menemukan bahwa persentase penyisihan
piutang tak tertagih adalah sebagai berikut.
1. Untuk umur piutang dibawah 30 hari,
penyisihan dilakukan sebesar 1%
2.
Untuk umur piutang diantara 31 sampai
60 hari, penyisihan dilakukan sebesar
8%
3. Untuk umur piutang diatas 60 hari,
penyisihan adalah sebesar 40%.
60 hari 40%
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
25/40
Analisis Laporan Keuangan | 25
Ratarata umur piutang, Cash Collection
Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa
lamawaktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas.
Rata-rataumur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan
penjualan perhari.Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.Rata-
rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Days Sales Outstanding =
Nama Perusahaan Tahun Piutang Penjualan Day's Sales Outstanding
PT XL Axiata 2012 527,621 20,969,806 9.06
2013 1,332,444 21,265,060 11.282014 1,187,665 23,460,015 9.11
PT Telkom 2012 5,409 77,143 25.24
2013 6,510 82,967 25.86
2014 6,842 89,696 26.79
PT Indosat 2012 2,061,130 22,418,812 33.10
2013 2,277,354 23,855,272 32.74
2014 2,108,406 24,085,101 32.78
Kami berpendapat, bahwa dalam Collection Receivables, tidak ada yang bisa
mengalahkan PT XL dalam mengumpulkan kembali piutang, dalam hal penjualan khususnya.
Maka apabila hanya ditinjau dari Collection period, kami dengan bangga
merekomendasikan para investor untuk berinvestasi di PT XL.
0
5
10
15
20
25
30
35
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
26/40
Analisis Laporan Keuangan | 26
Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan
volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai d
engan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu.
Perputaran Piutang =
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam
piutangrendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam
piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan
penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan
pemberian kredit.
Nama Perusahaan TahunPenjualan
Kredit
Piutang Rata-
rataPerputaran Piutang
PT XL Axiata
2012 20,969,806 527,621 39.74
2013 21,265,060 930,033 22.86
2014 23,460,015 1,260,055 18.62
PT Telkom
2012 77,143 5,409 14.26
2013 82,967 5,960 13.92
2014 89,696 6,676 13.44
PT Indosat
2012 22,418,812 2,061,130 10.88
2013 23,855,272 2,169,242 11.00
2014 24,085,101 2,192,880 10.98
Grafik Perbandingan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
27/40
Analisis Laporan Keuangan | 27
C. Prepaid Expense
Prepaid expenses merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang yang belum
diterima. Prepaid expenses biasanya dikelompokkan dalam asset lancar karena
mencerminkan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan penggunaan
asset lancar lain. Contoh :Sewa, utilitas, pajak bangunan, dana suransi.
Prepaid Expense PT XL AXIATA
Prepaid Expense 2014 2013 2012
BagianLancar 3.473.573 2.120.364 1.905.088
BagianTidakLancar 1.309.654 1.357.346 1.279.063
Jumlah Prepaid
Expense
4.783.197 3.477.710 3.184.151
Prepaid expense PT XL AXIATA tiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan yang berarti
baik karena asset lancar XL AXIATA semakinbesar.
D. Inventory
Inventory adalah sejumlah barang yang dimiliki oleh perusahaan sebagai operasi bisnis dari
perusahaan.
Inventory Method atau metode perhitunga inventory
FIFO : First in First out, pertama kali dibeli maka pertama kali dijual
LIFO: Last in First out, terakhir kali dibeli maka pertama kali dijual
AVERAGE : rata-rata dari seluruh barang
Inventory PT XL Axiata
PT XL Axiata bergerak di bidang jasa, namun sebagai perusahaan telekomunikasi,
mereka juga memiliki inventory yang dapat dijual dalam bentuk voucher dan kartu perdana.
PT XL Axiata menggunakan sistem Average Method untuk mengukur COGS dari inventory
tersebut.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
28/40
Analisis Laporan Keuangan | 28
Inventory Costing Effect on Profitability
Perhatikan akun Paket
Perdana dan Voucher pada poin ini
karena menggunakan metode Average
maka efek yang ditimbulkan tidak
terlalu terlalu signifikan karena metode
Average berasal dari rata-rata seluruh
persediaan. Bagaimana kalau
menggunakan metode FIFO atau LIFO ?
Jika menggunakan FIFO maka yang terjadi adalah Profit yang didapat oleh PT XL akan
menjadi lebih besar, disebabkan oleh COGS yang kecil. Sedangkan dengan LIFO maka
sebaliknya
Inventory Costing Effect on The Balance Sheet
Perhatikan akun Persediaan pada gambar di atas. Average metode menunjukkan
nilai Current Asset yang akurat karena berasal dari rata-rata seluruh persediaan. Bagaimana
jika menggunakan FIFO atau LIFO ?
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
29/40
Analisis Laporan Keuangan | 29
FIFO menunjukkan nilai Current Asset yang paling akurat dikarenakan CoGS yang
digunakan adalah nilai barang yang pertama kali dibeli, sehingga barang yang diakui dijual
adalah barang yang harganya masih murah dibandingkan dengan harga sekarang.
Sedangkan LIFO justru kebalikannya, sama sekali tidak akurat dalam menunjukkan
nilai Current Asset yang sebenarnya, karena nilai CoGS yang digunakannya berasal dari
harga barang sekarang yang cenderung semakin mahal, sehingga CoGS yang ditampilkan
terlalu besar.
Inventory Costing Effect on CashFlow
Perhatikan akun pembayaran PPh
badan dan PPh Final. Average metode
menyebabkan pajak yang harus dibayarkan
oleh perusahaan cenderung stabil dan normal
karena profitnya tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu kecil. Apa yang terjadi jika
menggunakan metode FIFO atau LIFO ?
FIFO menyebabkan Profit yang besar
sehingga Pajak yang harus dibayarkan juga
semakin besar. Hal itu bisa menyebabkan
masalah pada perusahaan dalam hal likuiditas.
LIFO menyebabkan Profit yang kecil sehingga pajak yang harus dibayar juga kecil. Metode
ini sering digunakan oleh perusahaan untuk menekan beban pajak mereka.
Rasio Perputaran Inventory/ Inventory Turnover Ratio
Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory
berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock (Riyanto, 2008). Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular
untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
30/40
Analisis Laporan Keuangan | 30
Inventory Turnover =
Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran
persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan
dinilai menurutharga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran
persediaan (at cost ) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan
rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran
persediaan dalam kas (Sawir, 2003).
Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputar
an persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri
rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi
sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh
karena itu, lebih baik menggunakan rata- rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah
persediaan akhir dibagi dua.
E. Aset Jangka Panjang
Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
penghasilan operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari satu periode.
A.
Aset tak berwujud
Sehubungan dengan penggabungan usaha dengan AXIS yang efektif pada tanggal 8
April 2014. Perseroan mendapat Goodwill dari penggabungannya dengan AXIS
sehingga terdapat kenaikan yang signifikanterhadap Aset tak berwujud.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
31/40
Analisis Laporan Keuangan | 31
B.
Investasi pada pengendalian bersama entitas
Pada tanggal 16 Mei 2013 PT XL (sekarang XL Axiata) dan SK Planet Co. Ltd telah
menandatangani Joint Venture Agreement(JVA) untuk pembentukan dan pendirian
perusahaan patungan. Kedua belah pihak akan menyetorkan modal awal sebesar
USD18,300,000,- (delapan belas juta tiga ratus Dollar Amerika Serikat) dan
mendapatkan porsi kepemilikan saham sebesar 50% (lima puluhpersen).
C.
Beban dibayar dimuka
Terdiri dari transaksi sewa, asuransi, pemeliharaan, dan beban frekuensi tahunan.
Beban frekuensi tahunan mencakup beban pemakaian spectrum 2G dan 3G.
Analisis :
Berdasarkan grafik dan data laporan keuangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
total asset jangka panjang PT XL Axiata tidak lebih besardari PT Telkom namun asset jangka
0
20000000
40000000
60000000
80000000
10000000
12000000
2013 2014
Total Aset Jangka Panjang
XL Axiata Indosat Telkom
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
32/40
Analisis Laporan Keuangan | 32
panjang perusahaan mengalami kenaikan sedangkan disisi lain PT Indosat mengalami
penurunan.
Dengan adanya kenaikan asset jangka panjang ini perusahaan dapat memaksimalkan
pendapatan dengan naiknya pendapatan pada tahun 2014 namun laba usaha menurun
karena beban yang dihasilkan meningkat seperti, beban amortisasi yang kenaikannya lebih
besar dari yang lain. Hal ini disebabkan perusahaan diwajibkan membayar3G upfront fee
yang jumlahnya cukup besar sehingga besaran yang diamortisasi juga besar.
F. Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Aset tetap yang dimiliki oleh PT XL terdiri dari tiga jenis:
1. Aset Kepemilikan Langsung ; diperoleh dengan cara pembelian, aukuisisi ataupun
pembangunan bertahap
2.
Aset Sewa ; didapatkan dapi proses sewa operasi maupun capital lease
3. Aset dalam Penyelesaian ; mengklasifikasikan asset yang masih dalam proses
pembangunan
Kebijakan Perusahaan
Aset tetap dinyatakan berdasarkan nilai perolehan beserta biaya biaya saat
perolehannya
Penyusutan dimulai sejak aset mulai atau siap digunakan, dengan menggunakan
metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan.
Estimasi penyusustan masa manfaat asset tetap
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
33/40
Analisis Laporan Keuangan | 33
Bagian Aset Tetap Tahun 2013
Bagian Aset Tetap Tahun 2014
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
34/40
Analisis Laporan Keuangan | 34
Analisis
Aset tepat kepemilikan langsung yang dimiliki PT XL Axiata meningkat secara
signifikan karena mendapat tambahan dari adanya akuisisi PT Axis. Selain itu PT XL juga
melakukan penambahan asset tetap pada 2014 sebesar 3.981.660. PT XL juga mulai
menggunakan asset sewa, asset sewa ini diperoleh melalui operating lease maupun
financial lease
Aset dalam penyelesaian PT XL AXIATA
Akumulasi biaya perolehan peralatan jaringan mula-mula dikapitalisasi sebagai Aset
Dalam Penyelesaian. Biaya perolehan ini akan direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat
aset tersebut siap digunakan. Biayabiaya setelah perolehan awal dimasukkan dalam nilai
tercatat aset dan diakui secara terpisah, hanya jika terdapat kemungkinan besar biaya yang
dikapitalisasi tersebut memiliki manfaat ekonomis bagi perseroan dan dapat diukur dengan
andal.
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva
tetap.Fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
harta tetap seperti pabrikdan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa
rupiah penjualan bersihyang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva
tetap (Sawir, 2003).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan
aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat
(rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau banyak aktiva tetap namun
kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal lain seperti investasi pada aktiva tetap ya
ng berlebihan dibandingkan dengan output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasioini
berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
35/40
Analisis Laporan Keuangan | 35
Nama Perusahaan Tahun Penjualan Aktiva Tetap Perputaran Aktiva
Tetap
PT XL Axiata 2012 20,969,806 29,643,274 0.71
2013 21,265,060 30,928,452 0.69
2014 23,460,015 35,859,030 0.65
PT Telkom 2012 77,143 77,047 1.00
2013 82,967 86,761 0.96
2014 89,696 47,910 1.87
PT Indosat 2012 22,418,812 42,190,111 0.53
2013 23,855,272 40,775,907 0.59
2014 24,085,101 42,190,111 0.57
Grafik Perbandingan
Analisis Aset dengan Produktifitas
Secara rasio jika terjadi penurunan memberikan sinyal buruk pada kemampuan
perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Tampak penurunan ratio yang semakin menurun yang terjadi pada PT XL yang mencapai
titik 0.65 di tahun 2014 padahal di tahun 2012 masih berada pada titik 0.71. Hal ini
menandakan kemungkinan kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun
kurang bermanfaat dalam produktivitas.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2012 2013 2014
PT XL
PT Telkom
PT Indosat
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
36/40
Analisis Laporan Keuangan | 36
Namun perlu dilihat kembali bahwa pada 2013 PT XL mulai mengakuisisi PT Axis dan
meningkatkan asset secara signifikan. Tetapi peningkatan nilai asset ini tidak sebanding
dengan output yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan rasio terlihat menurun.
Tantangan Analisis Penyusutan
Tantangan lain bagi analis berasal dari perbedaan metode alokasi yang digunakan untuk
pelaporan keuangan dan tujuan pajak.
Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak.
Metode garis lurus memperkirakan penyusutan masa depan.
Penggunaan garis lurus untuk pelaporan keuangan dan metode dipercepat untuk
tujuan pajak.
Penggunaan metode dipercepat baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan
pajak. Metode dipercepat membuat perkiraan yang lebih tidak andal,kecuali ada
informasi tambahan yang sering tidak diungkapkan.
G. Aset Tak Berwujud
Intangible asset merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau
pengendalian. Dua karakteristik umum aset tak berwujud adalah tingginya ketidakpastian
masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik.
Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau
jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak
berwujud diakui jika dan hanya jika:
Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari
aktiva tersebut, dan
Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.
Karakteristik Aset Tak Berwujud
Kurang/tidak memiliki eksistensi fisik
Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege
yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
Bukan merupakan instrumen keuangan
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
37/40
Analisis Laporan Keuangan | 37
Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari
hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi
dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban
amortisasi periodik.
Akuntansi Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi (identifiable intangible) merupakan aset
tak berwujud yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau
keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas.
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi (unidentifiable intangible)
merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga.
Amortisasi Aset Tak Berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasi,
biaya ini selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jangka waktu
masa manfaat tergantung dari jenis aset tak berwujud; kondisi permintaan; situasi
kompetitif; dan hukum, kontrak, aturan atau batasan ekonomis lainnya.
Menganalisis Aset Tak Berwujud
Analisis goodwill memperlihatkan beberapa kasus yang menarik. Oleh karena goodwill
dicatat hanya pada saat akuisisi, sebagian besar goodwill mungkin terdapat pada neraca.
Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tak Tercatat
Pembahasan aset tidak lengkap tanpa membahas aset tak berwujud dan kontinjensi
yang tak tercatat pada neraca. Aset dalam kategori ini adalah goodwill yang diciptakan
secara internal. Salah satu kategori aset tak tercatat terkait dengan elemen jasa atau ide.
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
38/40
Analisis Laporan Keuangan | 38
Penyajian Neraca Aset Tak Berwujud PT XL Axiata
Grafik Nilai Aset Tak Berwujud PT XL Axiata Tahun 2013-2014
0
2000000
4000000
6000000
8000000
20132014
Nilai Aset Tak Berwujud
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
39/40
Analisis Laporan Keuangan | 39
Pengaruh Nilai Aset Tidak Berwujud terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Pengaruh Nilai Aset Tidak Berwujud terhadap Nilai Pasar Perusahaan Aset tidak
berwujud memiliki peran penting dalam mencapai tujuan dan strategi perusahaan serta
dalam menentukan nilai pasar perusahaan. Semakin tinggi nilai aset tidak berwujud, maka
semakin tinggi pula nilai pasar perusahaan.
Nilai aset tak berwujud PT XL Axiata mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai
aset tak berwujud tahun 2013 adalah 774.626 dan tahun 2014 adalah 6.159.394.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan semakin tinggi.
0
2000000
4000000
6000000
8000000
2013
2014
Nilai Goodwill
-
7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf
40/40
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Likuiditas PT XL Axiata memang bukan yang paling baik dari semua perusahaan yang
bergerak di jasa telekomunikasi. Namun PT XL Axiata punya potensi untuk itu, bisa dilihat
dari beberapa grafik-grafik yang berhubungan dengan likuiditas di atas, membuktikan kalau
PT XL Axiata masih terus berbenah dan memberikan inovasi-inovasi baru untuk memberikan
pelayanan yang terbaik untuk seluruh customer.
Solvabilitas PT XL juga mengalami trend yang kurang baik tapi harus dipahami bahwa
trend tersebut bukan hanya berasal dari factor perusahaan saja tapi karena PT XL baru
mengakuisisi PT Axis yang berakibat pada meningkatnya liabilitas perusahaan karena
perusahaan banyak mencari pendanaan dengan hutang. Namun kedepannya dapat
diprediksi bahwa perusahaan akan tetap bertumbuh.
Tujuan Grup dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan
Grup dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga entitas dapat tetap
memberikan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan
lainnya dan untuk mengelola struktur modal yang optimal untuk meminimalisasi biaya
modal yang efektif. Dalam rangka mengelola struktur modal, Grup mungkin menyesuaikan
jumlah dividen, menerbitkan saham baru atau menambah/ mengurangi jumlah hutang.
Dalam hal investasi perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. PT XL
sendiri adalah perusahaan jasa sehingga asset tetap sangat berpengaruh dalam
produktivitas perusahaan. Hal ini sangat erat pula kaitannya dengan adanya akuisisi PT Axis
karena perusahaan juga harus menerima asset yang dimiliki PT Axis sebelumnya.
Secara keseluruhan PT XL AXIATA memang belum menjadi jawara dalam industri
telekomunikasi di Indonesia. Tapi melihat perbandingan dan analisis yang dilakukan
perusahaan memiliki peluang untuk terus berkembang dan maju.