analisis laporan kuangan kabupaten pemalang

Upload: dyan-rachelia-g-saragih

Post on 10-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    1/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    KATA PENGANTAR

    Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhanyang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat

    diselesaikan dengan tepat waktu. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi

    seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan

    berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data informasi dan fakta pada

    makalah kami ini.

    Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai

    keterbatasan dalam berbagai hal, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat

    diselesaikan dengan sangat sempurna, begitu pula dengan makalah yang telah

    kami selesaikan ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna

    dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan

    kemampuan yang kami miliki.

    Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki

    keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari

    pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut

    sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang.

    Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan makalah lain dapat diselesaikan

    dengan hasil yang lebih baik.

    Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat

    yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya makalah ini

    dapat membangun rasa nasionalisme dan kesadaran hukum di Indonesia.

    Penyusun

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    2/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

    BAB I

    PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

    BAB II

    PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2

    Analisis Laporan KEuangan Daerah ................................................................ 2

    Pendapatan dan Belanja .................................................................................... 8

    Persediaan dan Investasi ................................................................................... 16

    Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian ............................................. 17

    Lampiran Data .................................................................................................. 22

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN ................................................................................................ 25

    SARAN ............................................................................................................ 25

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    3/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam literatur akuntansi, keuangan, dan pemeriksaan akuntan, kalau kita coba

    bandingkan antara buku-buku yang mengulas tentang sektor public dan sektor

    bisnis, terlihat bahwa literatur untuk sektor publik relatif lebih sedikit.

    Lebih jauh lagi, kalau kita coba untuk mencari lliteratur mengenai analisis

    laporan keuangan sektor publik, maka akan sangat sulit kita memperolehnya atau

    bahkan tidak akan mendapatkannya, karena memang sampai saat ini belum ada.

    Tentang analisis laporan keuangan, memang telah lama banyak dilakukan oleh

    pengguna laporan keuangan, tetapi terbatas pada sektor bisnis. Manajemen

    perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti investor, kreditor,

    analis keuangan, telah banyak menerapkan metode-metode analisis laporan

    keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang telah dicapai dan

    untuk memprediksikan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jadi,

    pelaku bisnis dan pihak-pihak terkait lainnya telah banyak memanfaatkan hasil

    analisis laporan keuangan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan ekonomis

    yang mereka buat.

    Di sisi lain, analisis laporan keuangan di sektor pemerintahan hamper tidak

    pernah dilakukan. Kalaupun dilakukan perhitungan-perhitungan melalui

    pembandingan beberapa pos laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah

    daerah, itu pun dengan perhitungan sederhana dengan penggunaan yang terbatas.

    Misalnya, bila kita ingin mengetahui kinerja pencapaian pendapatan daerah, kita

    bandingkan antara realisasi pendapatan asli daerah dengan target/ anggarannya,

    atau menghitung perbandingan antara realisasi pendapatan pajak daerah dengantotal realisasi pendapatan asli daerah. Untuk menilai pelaksanaan belanja modal

    misalnya, kita dapat membandingkan realisasi belanja modal dengan pagunya,

    atau membandingkan realisasi belanja modal dengan realisasi total belanja.

    Seiring dengan makin majunya penerapan prinsip akuntabilitas dan

    transparansi, yang ditandai dengan perkembangan peraturan perundangundangan

    dalam bidang keuangan negara/daerah, maka dengan sendirinya terjadi perubahan

    kebutuhan atas teknik analisis laporan keuangan pemerintah daerah.

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    4/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara, maka setiap pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan

    pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya tidak saja dalam bentuk Laporan

    Realisasi Anggaran, tetapi juga meliputi Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan

    atas Laporan Keuangan Daerah. Dengan bertambahnya komponen laporan

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tersebut, seyogyanya terdapat pula

    perkembangan teknik analisis laporan keuangan pemerintah daerah, agar

    pengguna laporan keuangan memiliki dasar yang memadai dalam mengevaluasi

    kondisi dan kinerja keuangan pemerintah daerah, yang pada akhirnya hasil

    analisis laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam

    perumusan kebijakan anggaran daerah di masa mendatang.

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    5/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    BAB II

    PEMBAHASAN

    ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAERAH

    Landasan teori untuk analisis laporan keuangan pada sektor bisnis sudah lama

    menjadi pokok bahasan dalam literatur akuntansi dan keuangan. Dapat dikatakan

    bahwa penggunaan teknik-teknik analisis laporan keuangan di sektor bisnis

    memang sudah memiliki pijakan teori yang sudah mapan dengan nama dan kaidah

    pengukuran yang standar.

    Sedangkan pada sektor publik, khususnya pada lingkungan pemerintah daerah,

    adalah sebaliknya. Penggunaannya masih sangat terbatas, dengan fokus pada

    laporan realisasi anggaran, karena memang belum didukung dengan pembahasan

    teori analisis laporan keuangan pemerintah yang memadai. Oleh karena itu, belum

    ada nama dan kaidah pengukuran yang seragam.

    Mengenai terbatasnya penggunaan teknik analisis laporan keuangan pada

    pemerintah daerah, khususnya analisis perbandingan atau rasio, bila dibandingkan

    dengan sektor bisnis, Widodo (2007) mengemukakan penyebabnya adalah:

    Keterbatasan penyajian laporan keuangan pada lembaga pemerintah daerah

    yang sifat dan cakupannya berbeda dengan penyajian laporan keuangan oleh

    lembaga perusahaan yang bersifat komersial.

    Selama ini penyusunan APBD sebagian masih dilakukan berdasarkan

    pertimbangan incremental budget (seharusnya disusun berdasarkan pendekatan

    kinerja sebagaimana tersebut dalam pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 105

    Tahun 2000), yaitu besarnya masing-masing komponen pendapatan dan belanja

    dihitung dengan meningkatkan persentase tertentu (biasanya berdasarkan tingkatinflasi). Karena disusun dengan pendekatan secara incremental, maka sering kali

    mengabaikan rasio keuangan dalam APBD, seperti adanya prinsip yang penting

    pendapatan naik meskipun untuk menaikkannya itu diperlukan biaya yang tidak

    efisien.

    Penilaian keberhasilan APBD sebagai penilaian pertanggungjawaban

    pengelolaan keuangan daerah lebih ditekankan pada pencapaian target, sehingga

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    6/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    kurang memperhatikan bagaimana perubahan yang terjadi pada komposisi

    ataupun struktur APBD-nya.

    A. PengertianSecara singkat analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai upaya

    untuk mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan

    suatu entitas tertentu. Untuk itu, seseorang yang melakukan analisis atas

    laporan keuangan perlu menguraikan pos-pos laporan tersebut menjadi unit

    informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu dengan yang

    lainnya guna mengetahui kondisi keuangan entitas tersebut untuk dijadikan

    dasar dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan dilakukan

    dengan menggunakan metode dan teknik analisis tertentu dalam melihat

    ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan. Hasil dari analisis tersebut

    diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan penilaian yang

    bersifat dugaan semata, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain

    sebagainya. Bahkan melalui analisis laporan keuangan juga kemungkinan

    dapat diketahui adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan demikian akan

    menambah keyakinan pengguna laporan atas data atau informasi yang

    tersedia sehingga pengambilan keputusannya menjadi lebih akurat.

    Beberapa karakteristik dari analisis laporan keuangan dapat diringkas

    seperti di bawah ini.

    Fokus pada laporan keuangan utama

    Sesuai pembahasan dalam modul ini, maka fokusnya adalah pada

    Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatanatas Laporan Keuangan.

    Memuat analisis hubungan

    Dalam hal ini, analisis laporan keuangan menguraikan hubungan

    pos-pos dalam satu laporan keuangan, hubungan pos-pos antar

    laporan keuangan, serta perbandingan dan kecenderungan pos-pos

    tersebut.

    Memuat implikasi dan prediksi

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    7/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi

    dampak kejadian atau transaksi masa lalu sekaligus untuk

    meramalkan prospek keuangan di masa mendatang.

    Dipengaruhi oleh kemampuan analis

    Bila terdapat beberapa analis atas satu informasi yang sama,

    kemungkinan masing-masing analis dapat memberikan hasil analisis

    yang berbeda, tergantung pada kemampuan atau ketajaman masing-

    masing analis.

    Seperti yang disebutkan pada poin fokus analisis laporan keuangan di

    atas, maka kita akan menggunakan laporan keuangan pemerintah daerah

    sebagai bahan utama dalam melakukan analisis. Dengan demikian, akurasi

    hasil analisis laporan keuangannya sangat tergantung pada akurasi dan

    validitas angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

    daerah tersebut. Oleh karena itu, hasil analisis laporan keuangan akan lebih

    baik bila laporan keuangannya dihasilkan dari sistem akuntansi pemerintah

    daerah yang sudah berjalan dengan baik, dan laporan keuangan tersebut

    telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

    B. Tujuan dan ManfaatTelah kita bahas di bab sebelumnya, bahwa informasi yang disajikan

    dalam laporan keuangan adalah untuk tujuan umum, yang berarti bahwa

    laporan tersebut disajikan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi

    semua kelompok pengguna laporan keuangan. Oleh sebab itu, jika

    pengguna laporan keuangan menginginkan informasi tambahan darilaporan keuangan yang tersedia, maka perlu melakukan analisis atas

    laporan keuangan tersebut.

    Dalam laporan keuangan pemerintah daerah misalnya, tidak ada

    informasi yang menyebutkan derajat kemampuan pemda dalam membayar

    kembali pinjaman yang diterimanya. Bila kita ingin menilai seberapa besar

    tingkat kemampuan pemda membayar kewajibannya, maka kita perlu

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    8/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    melakukan analisis atas pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan

    pemda tersebut.

    Secara umum telah kita peroleh pemahaman bahwa tujuan analisis

    laporan keuangan adalah untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan dari

    suatu entitas. Adapun tujuan dari analisis laporan keuangan pemerintah

    daerah adalah untuk hal-hal berikut ini.

    Meyakini ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang

    berlaku.

    Mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah serta perubahan-

    perubahannya

    Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi

    kewajibannya.

    Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan

    dana untuk kegiatannya.

    Mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan

    programprogramnya.

    Mengetahui potensi pemerintah daerah dalam menghasilkan

    sumber daya.

    Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita formulasikan beberapa

    manfaat yang dapat kita peroleh dari kegiatan analisis laporan keuangan,

    antara lain sebagai berikut:

    Dapat menyediakan tambahan penjelasan atas data dan informasi

    yang memang sudah tersedia pada laporan keuangan.

    Dapat memberikan informasi yang tidak secara eksplisit disajikandi dalam laporan keuangan

    Dapat mengetahui terdapatnya kesalahan dan hal-hal yang bersifat

    tidak konsisten yang terkandung dalam laporan keuangan.

    Dapat mengetahui sifat-sifat dari hubungan baik antar-pos maupun

    antar laporan, yang dapat digunakan untuk prediksi, rating, dan lain

    sebagainya.

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    9/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Dapat menilai perkembangan dan pencapaian yang diperoleh oleh

    suatu entitas serta membuat proyeksi keuangan di masa mendatang.

    Dapat mengevaluasi kondisi keuangan entitas masa lalu, saat ini,

    dan perkiraan di masa yang akan datang.

    Dapat mengetahui komposisi struktur keuangan entitas, sehingga

    dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami oleh

    suatu entitas.

    Pada sub bab terakhir ini, yang sekaligus merupakan sub topik terakhir

    dari bagian kedua (Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan), akan

    dikemukakan teknik-teknik yang akan digunakan dalam pembahasan

    Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada bagian ketiga, yang

    merupakan bagian terakhir dari modul ini.

    Teknik-teknik yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

    a. Analisis hubungan pos-pos laporan keuanganTeknik analisis hubungan dilakukan dengan menguji hubungan

    logis antar pos, baik dalam satu laporan keuangan maupun antar

    laporan. Tujuan analisis ini adalah untuk menguji kebenaran angka-

    angka laporan keuangan yang disajikan. Misalnya, adanya belanja

    modal di laporan realisasi APBD, semestinya berkorelasi langsung

    dengan kenaikan aset tetap. Untuk itu, harus dilakukan analisis

    apakah kedua pos tersebut terbukti berhubungan.

    b.

    Analisis perbandingan pos-pos laporan keuanganTeknik analisis perbandingan dilakukan dengan membandingkan

    satu atau beberapa pos dengan satu atau beberapa pos lainnya

    dalam satu periode. Analisis ini dapat juga digunakan untuk

    membandingkan satu pos yang sama dalam laporan keuangan dua

    periode yang berurutan. Tujuan analisis ini antara lain untuk

    menilai kondisi atau kinerja keuangan pemerintah daerah.

    Misalnya, rasio realisasi pajak daerah, diperoleh dari perhitungan

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    10/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    atau perbandingan antara realisasi pajak daerah dengan

    anggarannya atau target pajak daerah. Bila hasil perbandingannya

    menunjukkan angka lebih besar dari 1, berarti mengindikasikan

    tingkat capaian yang baik. Semakin besar angka rasionya, maka

    semakin baik pula kinerja dari pencapaian pajak daerah tersebut.

    c. Analisis kecenderungan pos-pos laporan keuanganTeknik analisis kecenderungan dilakukan dengan membandingkan

    pos yang sama untuk periode lebih dari dua tahun, sehingga

    diperoleh gambaran mengenai kecenderungan dari suatu pos dalam

    laporan keuangan pemerintah daerah. Analisis kecenderungan ini

    umumnya digunakan dalam membuat prediksi keuangan. Misalnya

    prediksi pencapaian pajak daerah pada tahun yang akan datang,

    diperkirakan berdasarkan data atau informasi kecenderungan

    pencapaian pajak daerah beberapa periode yang lalu sampai saat

    dilakukannya analisis kecenderungan.

    C.Pendapatan dan Belanja

    Tabel 1.1. APBD dan LRA Kabupaten Pemalang 20092011

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    11/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    a. Analisis Hubungan / Kualitatif

    Tabel 1.2. Hubungan Pos Belanja dan Pembiayaan Kabupaten Pemalang 2009 2011

    Pengguna laporan keuangan harus memahami bahwa pos-posdidalam suatu laporan keuangan dapat mempunyai kaitan atau

    hubungan satu dengan lainnya. Contoh sederhana, jumlah ekuitas

    dana lancar, di dalam neraca, harus sama dengan aset lancar

    dikurangi kewajiban jangka pendek. Demikian halnya, beberapa

    pos antar laporan keuangan dapat mempunyai kaitan satu dengan

    lainnya, misalnya jumlah akhir kas di dalam laporan arus kas harus

    sama dengan jumlah akhir kas di dalam neraca. Contoh lain, jumlah

    arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan di dalam laporan arus

    kas, harus sama dengan jumlah pengeluaran pembiayaan di dalam

    laporan realisasi anggaran.

    Perbandingan pos-pos laporan keuangan sering disebut dengan

    istilah rasio keuangan. Oleh karena itu, jika seseorang atau lembaga

    melakukan perhitungan dengan membandingkan pos-pos laporan

    keuangan suatu entitas, dengan maksud untuk mengetahui capaian

    atau kinerja keuangan entitas dimaksud, dikatakan ia / mereka

    melakukan analisis rasio keuangan.

    Hubungan antar pos APBD dan LRA antara lain sebagai berikut:

    i. Bila anggaran direncanakan defisit (negatif), maka

    jumlah pembiayaan neto harus positif dengan jumlah

    minimal sama dengan jumlah defisit tersebut. Jumlah

    pembiayaan neto positif berarti jumlah penerimaan

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    12/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    pembiayaan lebih besar dari pada jumlah pengeluaran

    pembiayaan.

    ii. Pembiayaan neto yang jumlahnya negatif hanya

    diijinkan bila anggaran direncanakan surplus, dan jumlah

    surplusnya minimal sama dengan jumlah pembiayaan

    neto yang negatif tersebut. Jumlah pembiayaan neto

    negative berarti jumlah penerimaan pembiayaan lebih

    kecil dari jumlah pengeluaran pembiayaan.

    b. Analisis Komparatif / KualitatifPerbandingan pos-pos laporan keuangan sering disebut dengan

    istilah rasio keuangan. Oleh karena itu, jika seseorang atau lembaga

    melakukan perhitungan dengan membandingkan pos-pos laporan

    keuangan suatu entitas, dengan maksud untuk mengetahui capaian

    atau kinerja keuangan entitas dimaksud, dikatakan ia/mereka

    melakukan analisis rasio keuangan.

    Aggaran vs. Realisasi

    Tabel 1.3. Rasio Realisasi

    Realisasi anggaran dihitung secara sederhana yaitu dengan

    membandingkan realisasi pos-pos APBD (kolom 2) dengan

    anggarannya masing-masing (kolom 1). Perbandingan ini tidak

    hanya dihitung untuk mengetahui tingkat realisasi tahunan,

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    13/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    tetapi juga bisa dilakukan untuk melihat realisasi triwulanan dan

    semesteran.

    i. Realisasi Pendapatan

    Harus dicermati bahwa target pendapatan T.A.

    2010 (setelah perubahan anggaran) idealnya harus

    lebih besar atau paling tidak sama dengan realisasi

    pendapatan T.A. 2009.

    ii. Realisasi Belanja

    Realisasi belanja tidak diperkenankan melebihi

    plafonnya. Analisis rasio realisasi belanja di atas

    menunjukkan angka tertinggi 100%, hal ini

    menunjukkan ketaatan pada peraturan. Sementara

    rata-rata tingkat penyerapan adalah lebih dari 90%,

    hal ini menunjukkan tingkat penyerapan dana yang

    optimal.

    Harus dicermati bahwa persentase tingkat

    penyerapan dana idealnya selaras dengan tingkat

    104%

    117%125%

    80%

    100%

    120%

    140%

    2009 2010 2011

    Rasio Realisasi Pendapatan

    94%

    117% 126%

    0%

    50%

    100%

    150%

    2009 2010 2011

    Rasio Realisasi Belanja dan Transfer

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    14/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    penyelesaian kegiatannya (kinerja program/kegiatan).

    Sebagai contoh, realisasi belanja pembangunan

    gedung (belanja modal) adalah 100%, akan tetapi

    tingkat penyelesaian gedung tersebut baru 90%. Hal

    ini perlu mendapat jawaban tersendiri dari pihak

    pengelola kegiatannya kenapa hal tersebut terjadi.

    Sebaliknya bila tingkat penyelesaian gedung tersebut

    sudah 100% sementara penyerapan dananya adalah

    96%, berarti terdapat efisiensi 4% dari anggaran

    belanjanya.

    iii. Surplus (Defisit)

    Pemda yang mengalami defisit belum tentu

    kinerjanya lebih buruk dari pemda yang surplus,

    karena mungkin saja pemda yang defisit tersebut

    mempunyai anggaran belanja kegiatan yang jauh lebih

    besar dibanding dengan pemda yang surplus. Surplus

    (defisit) hakikatnya bukan merupakan anggaran, tetapi

    perhitungan yang menunjukan selisih dari anggaran

    pendapatan dan anggaran belanja. Dengan demikian,

    tidak ada larangan atau bukan hal yang salah bila

    realisasi defisit melebihi 100% dari yang

    direncanakan (misal karena anjloknya realisasi

    pendapatan pajak dari yang ditargetkan), sepanjang

    15%

    143%

    186%

    0%

    50%

    100%

    150%

    200%

    2009 2010 2011

    Rasio Realisasi Surplus / Defisit

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    15/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    jumlah pembiayaan netonya dapat menutup realisasi

    defisit tersebut.

    iv. Realisasi Pembiayaan

    Anggaran pengeluaran pembiayaan sifatnya seperti

    belanja di mana jumlah yang dianggarkan merupakan

    pagu yang tidak boleh dilewati. Sedangkan anggaran

    penerimaan pembiayaan sifatnya seperti pendapatan

    di mana jumlah yang dianggarkan adalah target yang

    boleh dilampaui, sepanjang tidak ada peraturan

    khusus yang melarangnya.

    Realisasi Sekarang vs. Tahun Lalu

    Rasio komparatif untuk pendapatan dapat diturunkan

    menjadi rasio pertumbuhan. Sebagai contoh pendapatan daerah

    TA. 2011 tumbuh 17% (117%-100%). Harus dicermati untuk

    pos pendapatan yang cenderung naik dan jumlahnya signifikan

    78%

    48%

    129%

    99%

    121%

    85%

    0%

    50%

    100%

    150%

    2009 2010 2011

    Rasio Realisasi Pembiayaan

    PENERIMA

    AN

    PEMBIAYA

    AN

    DAERAH

    PENGELUAR

    AN

    PEMBIAYAA

    N DAERAH

    100%

    117%

    48%

    100%117%

    46%

    100%

    29%

    -49%

    -100%

    -50%

    0%

    50%

    100%

    150%

    200%

    2009 (Tahun

    Dasar)

    2010 2011

    Rasio Realisasi Pembiayaan

    BELANJA

    PENDAPAT

    AN

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    16/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    seperti pajak daerah, retribusi daerah, dana alokasi umum

    (DAU). Bila rasio komparatif dari ketiga pos pendapatan ini

    turun signifikan, misal rasionya 90% (angka ini bukan hasil

    penelitian), maka perlu mendapat penjelasan dari pemda

    karena ketiga pos tersebut secara normal cenderung naik setiap

    tahunnya dan rasio komposisinya signifikan terhadap jumlah

    pendapatan daerah.

    c. Analisis Kecenderungan / TrenAnalisis kecenderungan (trend) adalah suatu teknik analisis yang

    mencoba untuk mengidentifikasi pola-pola dari kecenderungan

    (perubahanperubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang

    telah lalu) sebagai dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau

    perubahan di masa mendatang

    Analisis Tren dengan Tahun Dasar

    Analisis kecenderungan sederhana dimaksudkan hanya untuk

    mengetahui kecenderungan suatu pos (naik atau turun) dengan

    membandingkan angka-angka untuk pos yang sama dari laporan

    beberapa tahun yang berurutan, tanpa mengidentifikasi variabel-

    variabel yang mempengaruhi perubahan dari pos tersebut.

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    17/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Dengan demikian, kita dapat melihat besarnya kenaikan dari

    tahun ke tahun dengan membandingkan kecenderungan

    (persentase dari tahun dasarnya) tahun ke (n) dikurangi dengan

    kecenderungan tahun ke (n-1).

    Analisis Tren dengan Tahun Bergerak

    Metode ini dilakukan dengan penarikan garis kecenderungan

    yang mendekati (mengikuti) pola dari sebaran titik-titik yang

    ada dalam grafik. Penggambaran garis kecenderungan dapat

    dilakukan dengan tangan bebas atau dengan bantuan penggaris.

    Analisis kecenderungan mengidentifikasi pola-pola dari

    kecenderungan (perubahan-perubahan yang terjadi dalam

    beberapa periode yang telah lalu) sebagai dasar dari evaluasi dan

    prediksi keadaan atau perubahan di masa mendatang. Sifat-sifat

    analisis kecenderungan adalah:

    Bertujuan untuk mengetahui arah atau kecenderungan suatu

    pos laporan keuangan.

    Membutuhkan time series data selama beberapa tahun.

    Dilakukan dengan membandingkan (menghubungkan)

    angka-angka untuk pos yang sama dari laporan beberapa

    tahun yang berurutan.

    100%117%

    146%

    100%

    117%

    148%

    100%

    143%

    266%

    100%

    29%51%

    0%

    50%

    100%

    150%

    200%

    250%

    300%

    2009 (Tahun

    Dasar)

    2010 2011

    Analisis Tren Tahun Dasar

    PENDAP

    ATAN

    BELANJ

    A

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    18/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Analisis kecenderungan sederhana, baik dengan tahun dasar

    maupun dengan bergerak, membandingkan angka-angka untuk

    pos yang sama dari laporan beberapa tahun yang berurutan,

    tanpa mengidentifikasi variabelvariabel yang mempengaruhi

    perubahan dari pos tersebut. Sedangkan analisis kecenderungan

    dengan diagram pencar dilakukan dengan penarikan garis

    kecenderungan yang mendekati (mengikuti) pola dari sebaran

    titik-titik yang ada dalam grafik.

    D.Persediaan dan Investasi

    1. AsetAset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

    pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    19/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

    diperoleh, baikoleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur

    dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang

    diperlukan untukpenyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber

    daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Manfaat

    ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset

    tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak

    langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran

    pendapatanatau penghematan belanja bagi pemerintah.

    2. Aset LancarSuatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera

    untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual

    dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang

    tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai

    aset non-lancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi

    jangka pendek, piutang, dan persediaan.

    3. Aset Non-LancarAset non-lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan asset

    tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung

    untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.

    Aset non-lancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang,

    assettetap, dana cadangan, dan aset lainnya.

    4. Investasi Jangka PanjangInvestasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan

    maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial

    dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi

    E. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    20/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

    keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas

    pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi

    mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja

    keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna

    dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber

    daya.

    Pendapatan

    (a) Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/

    Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang

    menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang

    bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali

    oleh pemerintah.

    (b) Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai

    penambah nilai kekayaan bersih.

    (c) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan

    dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi

    hasil.

    (d) Unsur Pendapatan Daerah terdiri dari:

    Pendapatan Asli Daerah:

    Pajak Daerah,

    Retribusi Daerah,

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,

    Lain-lain PAD yang Sah. Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan:

    Dana Bagi Hasil,

    Dana Alokasi Umum, dan

    Dana Alokasi Khusus.

    Lain-lain Pendapatan yang Sah:

    Dana Darurat,

    Hibah

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    21/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Belanja

    (a) Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

    Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancer

    dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

    pembayarannya kembali oleh pemerintah.

    (b) Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai

    pengurang nilai kekayaan bersih.

    (c) Unsur Belanja Daerah terdiri dari:

    Belanja Operasi:

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Bunga

    Subsidi

    Hibah

    Bantuan Sosial

    Belanja Modal:

    Belanja Tanah

    Belanja Peralatan dan Mesin

    Belanja Gedung dan Bangunan

    Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

    Belanja Aset Tetap Lainnya

    Belanja Aset Lainnya

    Belanja Tak Terduga

    Pembiayaan

    (a) Pembiayaan (basis kas) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

    dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

    bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam

    penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

    memanfaatkan surplus anggaran.

    (b) Unsur Pembiayaan Daerah terdiri dari:

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    22/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Penerimaan Pembiayaan:

    Penggunaan SiLPA

    Pencairan Dana Cadangan

    Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

    Penerimaan Pinjaman

    Penerimaan Pembayaran Piutang

    Pengeluaran Pembiayaan:

    Pembentukan Dana Cadangan

    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

    Pembayaran Pokok Pinjaman

    Pemberian Pinjaman

    Pengukuran

    Hubungan antar pos-pos di dalam neraca adalah sebagai berikut:

    1) Total aset harus sama dengan total kewajiban dan ekuitas dana. Bila tidak,

    dapat dipastikan masih ada kesalahan dalam penyusunan neraca tersebut.

    2) Ekuitas dana menunjukkan jumlah aset bersih pemerintah daerah. Oleh

    karena itu, total ekuitas dana harus sama dengan selisih antara total asset

    dengan kewajiban.

    3) Jumlah Ekuitas Dana Lancar harus sama dengan jumlah aset lancar di

    kurangi kewajiban jangka pendek.

    4) Jumlah SiLPA di dalam ekuitas dana lancar adalah jumlah total kas

    dikurangi utang Perhitungan Fihak Ketiga (potongan taspen, askes, PPh

    dan PPn).5) Jumlah Ekuitas Dana Investasi diperoleh dengan perhitungan:

    Investasi Jangka Panjang + Aset Tetap + Aset LainnyaKewajiban

    Jangka Panjang

    6) Jumlah ekuitas dana cadangan menunjukkan jumlah aset berupa dana

    cadangan. Oleh karena itu, jumlah ekuitas dana cadangan sama dengan

    jumlah dana cadangan

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    23/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    Penyajian Laporan Neraca Saldo

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    24/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    LAMPIRAN

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    25/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    26/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    27/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    Page ii

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Kabupaten Pemalang masih perlu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari

    APBD untuk membangun kabupaten tersebut agar dapat mengimbangi

    kabupaten tetangganya yaitu Tegal dan Pekalongan. Sekalipun data grafik

    meunjukkan peningkatan pendapatan dan belanja Pemerintah Daerah, tapi

    efek secara nyatanya tidak begitu terasa.Investasi pada sektor riil perlu

    ditingkatkan seperti UKM Batik khas Pemalang. Pembangunan infrastuktur

    yang lambat sangat disayangkan mengingat tidak sedikit yang dianggarkan.

    B. Saran

    Investasi di bidang parawisata perlu ditingkatkan.

    Perlu diadakan transparansi laporan keuangan.

  • 7/22/2019 Analisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang

    28/28

    Akuntansi

    PemerintahAnalisis Laporan Kuangan Kabupaten Pemalang T/A 20092011

    DAFTAR PUSTAKA

    Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta:

    Penerbit BPFE Yogyakarta.

    Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah, edisi 3. Jakarta: Penerbit

    Salemba Empat.

    Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik.

    2007. Analisis Laporan Keuangan Daerah. Jakarta : STAN.