analisis routing dan scheduling
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
1/12
1
ANALISIS ROUTING DAN SCHEDULING DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX
UNTUK PENGIRIMAN AREA MODERN TRADE (MT) DI DESC-KIMBERLY INDONESIA
Abstract
By: I Wayan Kemara Giri, S.Sos., M.Si
Each shipment will certainly consider several aspects that affect the sending, among others,
the number of fleet to be used, the type of fleet that are used are loaded into the cargo fleet,
route to be taken, and others. Kimberly DESC in each delivery products using routing and
scheduling deliveries by tracking monitoring. DESC course, must consider such aspects as the
number of fleets that are used and the route to efficiency is achieved. Tracking Monitoring
(determination of routing and scheduling manually DESC) DESC made by using many
transporters that result in high costs and long subcontracting transporter route (trip) taken
by the fleet. To determine the routing and scheduling as well as minimizing the distance
traveled, then saving matrix method is used. This method can be used to establish which
route will be pursued and how the smallest distance that can be taken by a fleet of delivery.Fleet used in the method of saving first matrix evaluated its performance based on the
criteria on time delivery and on-time POD to DHL. The results of calculations with saving
matrix can be seen that the route can be traveled by the fleet that is there are 4 routes with
a number of stores that will be visited as many as nine stores. Fleet which is used by 4 fleet
with two types of fleets. The total distance traveled is 330 scale map (be known map scale is
1: 70,000). Subcontract costs incurred amounted to Rp. 1.760.000,- with an efficiency level of
Rp. 1.237.500, -.
Key Words: Supply Chain, Transportation, Saving Matrix Method
I. PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang
Logistik menurut Pusat Pengembangan Manajemen Pengadaan Indonesia (PPMPI) merupakan
ilmu dan manajemen praktis yang berkaitan dengan barang yang secara umum bertujuan dan
meliputi pemilihan jenis yang tepat, penetapan jumlah yang tepat, pengiriman ke lokasi yang
tepat. Dahulu logistik hanya dikenal sebagai pertukaran material yang satu dengan material
yang lain yang dilakukan oleh 2 (dua) orang yang berdekatan. Namun sekarang logistik bisa
dilakukan dengan 2 (dua) pihak atau lebih yang saling berkepentingan sekalipun dengan jarak
yang sangat jauh. Begitu pula dengan sistem management logistik yang telah berkembangan
dengan pesat. Sekarang ini logistik telah mencakup banyak aspek antara lain : Pergudangan,
Ekspor-impor, Transportasi, dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut akan saling berhubungan dan
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Supply Chain sendiri semakin berkembang
bisnisnya di Indonesia. Perusahaan-perusahaan besar seperti DHL, TIKI, RPX, FEDEX, MSA
CARGO, PANDU SIWI dan beberapa perusahaan lainnya yang bergerak di bidang supply chain
banyak mendapatkan tawaran dari beberapa perusahaan manufaktur besar yang
membutuhkan jasa pengiriman barang. Banyaknya tawaran ini membuat persaingan antar
perusahaan supply chain dalam mendapatkan customer menjadi lebih ketat. Harga kontrak
menjadi faktor utama bagi perusahaan manufaktur dalam menggunakan jasa supply chain ini.
Selain itu, peranan kecepatan informasi dan teknologi juga sangat berpengaruh bagi
perusahaan manufaktur dalam menggunakan jasa supply chain.
Semakin berkembangnya bisnis logistik di Indonesia, membuat banyak investor tertarik untuk
mengambil peluang bisnis ini. DHL Exel Supply Chain (DESC) Indonesia merupakan salah satu
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
2/12
2
perusahaan internasional yang bergerak di bidang logistik terutama di bidang supply chain
(rantai pasok). DESC menjadi salah satu provider kelas atas di Indonesia yang bergerak di
bidang logistik karena pengalaman dan kinerja mereka yang begitu baik, baik di Indonesia
maupun di dunia. DESC Indonesia berperan sebagai 4PL atau Fourth Party Logistic. Tugas 4PL
sendiri yaitu menangani pergerakan material dari satu divisi ke divisi lain dalam suatu rantai
pasok atau dalam bahasa logistiknya menangani suatu aliran material dari supplier sampai kecustomer akhir dengan pelayanan ekstra (packaging, customer care, return product)setelah
material diterima oleh customer.
Salah satu proyek yang ditangani oleh DESC yaitu Kimberly Lever Indonesia. DESC
memfokuskan diri pada jasa pergudangan dan pendistribusian produk-produk Kimberly
sampai ke customer akhir. Kimberly, perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods
bekerja sama dengan DESC Indonesia dengan tujuan untuk mengirimkan produk-produk
mereka ke seluruh wilayah di Indonesia. Produk-produk Kimberly sendiri antara lain kleenex,
kotex, huggies, shampoo bayi (huggies), dan lain-lain. Proses pengiriman barang Kimberly
dimulai dengan beberapa proses. Diawali dengan masuknya order dari toko ke Kimberly,
kemudian diteruskan order tersebut ke DESC Indonesia. Order diterima melalui fax, email, dankiriman kilat (karena ada beberapa toko/distributor yang mengirimkan Purchase Order asli).
Setelah DESC Indonesia menerima order yang dikirimkan oleh Kimberly, maka DESC akan
melakukan routing PO (Purchase Order).Routing ini dilakukan untuk membagi PO yang telah
diterima menurut daerah tujuannya masing-masing. Setelah dilakukan routing PO, maka akan
dilakukan pemetaan pengiriman produk ke daerah tujuan (toko). Pemetaan pengiriman
sendiri masih dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan pengetahuan umum tim
transport mengenai suatu daerah.
Terkadang terjadi kesalahan analisis dalam pemetaan toko tersebut. Biasanya kesalahan ini
terjadi untuk pengiriman ke 2 (dua) toko yaitu daerah Jakarta Timur dan Tangerang. Kesalahan
yang dimaksud dalam hal ini yaitu jarak antara 2 (dua) toko tersebut yang terlalu jauh danbiaya lead timeyang bertambah. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap waktu bongkar
di masing-masing toko tersebut. Apabila di toko pertama mobil lama dibongkar oleh pihak
toko maka mobil tidak dapat bongkar di toko 2 (dua) pada hari yang sama.Hal ini tentunya
akan mempengaruhi kinerja DESC karena ada beberapa toko yang memiliki lead time yang
pendek (satu hari).
1.2 Identifikasi Maslah.
Peranan penting saluran distribusi dalam penentuan rute terpendek mendorong DHL ESC
untuk mengelola saluran distribusinya dengan baik untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Cara yang dilakukan adalah dengan menyeleksi saluran distribusi, memotivasi saluran
distribusi dan mengevaluasi saluran distribusi sehingga dapat memberikan kontribusi yang
optimal bagi perkembangan dan peningkatan keuntungan perusahan. Untuk itu perlu
diadakan kajian secara ilmiah, apakah ada kaitan maupun pengaruhnya jika perusahaan dapat
mengoptimalkan rute terpendek dalam mendistribusikan barang dan hal itu akan memberikan
efisiensi biaya operasional pengantaran pada alternatif rute terpendek kepada perusahaan.
Dari uraian latar belakang masalah penelitian tersebut di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan atau di identifikasikan sebagai berikut :
1 Bagaimana menentukan routing dan scheduling dengan menggunakan metode savings
matrix agar kinerja dalam pengiriman produk lebih baik?
2. Bagaimana meminimalkan total jarak yang ditempuh untuk pengiriman produk ke lebih
dari satu toko dengan menggunakan metode savings matrix?
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
3/12
3
3. Seberapa besar efisiensi rute (trip) dan biaya dalam pengiriman yang dilakukan oleh DHL
ESC Indonesia?
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Umum Supply ChainRantai Pasok atau jaringan logistik merupakan sistem sebuah organisasi, manusia, teknologi,
aktifitas, informasi dan sumber daya-sumber daya yang terlibat dalam pergerakan sebuah
produk atau layanan dari pemasok ke pelanggan. Aktifitas rantai pasok mengubah sumber
daya alam, bahan baku dan komponen-komponen menjadi produk jadi yang dikirimkan ke
pelanggan akhir. Dalam sistem rantai pasok yang berpengalaman, produk yang digunakan
mungkin akan masuk kembali ke titik manapun yang mana nilai sisa dapat didaur ulang
(Bowersox, 1996 : 12).
2.1.1 Supply Chain Management
Pada tahun 1980-an Manajemen Rantai Pasok (SCM) dikembangkan untuk mempercepat
kebutuhan menyatukan pemrosesan bisnis kunci, dari pengguna akhir sampai ke pemasokawal. Pemasok awal merupakan penyedia produk-produk, layanan dan informasi yang
menjadi nilai tambah bagi pelanggan dan stakeholder lainnya. Pemikiran dasar dibalik SCM
yaitu perusahaan dan korporasi terlibat dalam rantai pasok dengan bertukar informasi seperti
fluktuasi pasar, kapabilitas produksi. Tujuan utama manajemen rantai pasok yaitu (Chopra,
2001 : 263):
a) Memenuhi permintaan pelanggan
b) Penggunaan sumber daya yang paling efisien
c) Distribusi kapasitas
d) Persediaan
e) Penelitian
2.1.2 Vendor (Supply Chain)
Vendor atau pemasok merupakan manajemen rantai pasok yang berarti bahwa siapapun yang
menyediakan barang atau layanan bagi perusahaan. Pemasok sering bersifat inventoriable
bagi barang-barang milik perusahaan manufaktur, dan menjual barang tersebut kepada
pelanggan (Chopra & Meindl, 2001 : 175). Ciri khas pemasok dapat ditemukan pada sistem
keuangan lainnya atau pada sistem manajemen pergudangan. Pemasok sering diatur dengan
audit kualitas pemasok. Purchase Order sering digunakan sebagai perjanjian/kontrak dengan
pemasok untuk membeli barang atau layanan. Pemasok dapat berfungsi sebagai distributor
barang. Pemasok dapat berfungsi sebagai manufaktur barang. Jika pemasok juga sebagai
manufaktur, mereka akan membuat stock dibandingkan dengan membuat order.
2.1.3 Purchase Order
Purchase Order (PO) merupakan dokumen komersial yang dikeluarkan oleh pembeli kepada
penjual, yang mengindikasikan jenis, jumlah dan harga yang telah disetujui untuk produk-
produk atau layanan yang disediakan penjual bagi pembeli (Porter, 1996 :
http://www.fas.usda.gov/info/factsheets/china/distribution.html). Mengirimkan PO kepada
pemasok merupakan bukti legal untuk menawarkan pembelian produk atau layanan. PO
sudah dapat dijalankan apabila telah terjadi kesepakatan antar penjual dan pembeli. Biasanya,
PO menjelaskan mengenai cara pembayaran, persyaratan hukum dan tanggung jawab
pengiriman, permintaan tanggal pengiriman.
2.1.4 Invoice
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
4/12
4
Invoice merupakan dokumen komersial yang dikeluarkan oleh penjual kepada pembeli, yang
mengindikasikan produk, jumlah dan harga produk atau layanan yang telah disediakan oleh
penjual kepada pembeli. Invoice mengartikan bahwa pembeli harus membayar penjual,
berdasarkan persyaratan pembayaran (Porter, 1996 : http:// www.fas.usda.gov/ info/
factsheets/ china/distribution.html).Dari sudut pandang penjual, invoice merupakan invoice
penjualan. Sedangkan, dari sudut pandang pembeli, invoice merupakan invoice pembelian.Dokumen menjelaskan pembeli dan penjual, tetapi invoice menjelaskan uang berhutang atau
menghutangi.
2.2 Distributor
Distributor atau penyalur merupakan alat dalam sistem internal pemenuhan pesanan yang
dikirim oleh pelanggan. Penyalur juga merupakan rumah bagi layanan atau produk sebelum
dikirimkan ke pelanggan. Lebih jauh lagi dapat diartikan bahwa penyalur merupakan pihak
yang menyimpan dan menyalurkan produk atau layanan sesuai dengan kebutuhan dari
pelanggan (Porter, 1996 : http://www.fas.usda.gov /info/factsheets/china/distribution.html).
2.2.1 Distribution CenterPusat distribusi untuk menyusun produk yaitu sebuah gudang atau bangunan lain yang
khusus, menggunakan pendingin (AC), tempat menyimpan produk-produk untuk
didistribusikan kembali kepada pengecer atau pedagang besar (Wiliam Severini, 2002 :
http://www.raleighnc.gov/portal/server.pt/gateway). Pusat distribusi merupakan fondasi
dalam jaringan pengecer. Lokasi pusat distribusi harus tepat/lokasi yang aman bagi bisnis
pengecer agar tidak membuat biaya transportasi menjadi sangat besar. Pemasok akan
mengirimkan produk-produknya ke pusat distribusi. Pusat distribusi akan menyimpan produk
tersebut sampai produk tersebut dibutuhkan oleh pengecer dan akan mengirimkannya sesuai
dengan jumlah yang diinginkan.
2.2.2 StorageAturan utama dalam pusat distribusi yaitu menerima jumlah produk yang banyak dan
mengirimkan jumlah yang sedikit ke toko-toko, aturan penting kedua yaitu penyimpanan.
Banyak pengecer yang memprioritaskan untuk memiliki banyak item pada saat yang
memungkinkan. Dengan menjaga produk yang ada di pusat distribusi, pengecer dapat
mengirimkan penggantian yang cepat setelah produk terjual.
2.2.3 Distribution Center Organization
Pusat distribusi memiliki tiga area utama dan memiliki area tambahan khusus. Tiga area
utama tersebut yaitu receiving dock, storage area, dan shipping dock. Bagian lainnya yang
dimiliki pusat distribusi termasuk (Woodward, 1986 : 45) :
a. Transportasi, menyusun dan koordinasi pengiriman ke dalam dan keluar DC (Distribution
Center)
b. Dedicated Product Departments, divisi yang dapat menangani karakteristik penyimpanan.
Contoh, refrigerated dan non-refrigerated (Meat & Produce, Frozen, Dairy/Deli, Dry)
masing-masing dari tiga area memiliki baik shipping and receivingdepartments yang baik.
c. Pusat distribusi juga memiliki beragam bagian pendukung, termasuk Sumber Daya Manusia,
Perawatan/Fasilitas Operasi, Control Produksi, dan Keuangan.
2.2.4 Distribution Jobs
Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja gudang diantaranya :
a. Unloaderbongkar truk dan menurunkan pallet sesuai dengan yang dibutuhkan.
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
5/12
5
b. Receiver persediaan dan pemberian tag menggunakan mobile cart computer unit dan
printer.
c. Hauler - transport menerima pallet dengan peralatan dari receiving dock ke rak
penyimpanan.
d. Putaway Drivermenyimpan produk-produk ke rak dengan menggunakan forklift.
e. Replenishment Drivermenarik produk-produk dari rak dan menempat-kannya ke dalampick slot dengan menggunakan forklift.
f. Orderfillermengambil produk-produk dari pick slot secara manual (tenaga manusia)
g. Loader - menyelesaikan pesanan dengan memasukkan produk ke truk menggunakan
peralatan yang ada.
2.3 Transportasi Dalam Supply Chain Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan kurir
(Chopra & Meindl, 2001 : 263):
a. Vehicle-related cost. Biaya ini merupakan pembelian atau peminjaman kendaraan yang
digunakan untuk mengirimkan barang.
b. Fixed operating cost. Biaya ijin untuk masuk ke terminal, bandara, dan pengecakan yang
terjadi meskipun kendaraan digunakan atau tidak digunakan.c. Trip-related cost. Biaya ini merupakan biaya yang timbul sesuai dengan banyaknya trip yang
dilalui kendaran (bensin, pengecekan).
d. Quantity related cost.Biaya ini mengkategorikan biaya muat atau bongkar dan porsi bensin
dengan beragamnya jumlah yang dikirimkan.
e. Overhead cost. Biaya penggunaan software dalam perencanaan dan penjadwalan jaringan
transportasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengirim :
a. Transportation cost. Merupakan biaya yang harus dibayarkan pada banyaknya kurir yang
digunakan untuk mengirimkan barang ke pelanggan.
b. Inventory cost. Merupakan biaya yang terjadi selama barang belum dikeluarkan dari tempatpengirim dan tidak termasuk biaya fasilitas.
c. Facility cost. Merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan fasilitas pengirim.
d. Processing cost. Merupakan biaya yang terjadi selama muat atau bongkar pesanan.
e. Service level cost. Biaya ini harus mempertimbangkann strategi, perencanan dan keputusan
operasional.
2.3.1 Fungsi Transportasi
Transportasi berfungsi sebagai salah satu faktor penunjang, perangsang pembangunan dan
pemberi jasa bagi perkembangan ekonomi. Pembangunan fasilitas bagi transportasi harus
mendahului proyek-proyek pembangunan lainnya. Jalan harus dibangun mendahului
pembangunan proyek pertambangan batu bara atau proyek perkebunan kelapa sawit, begitu
juga dengan perusahaan distributor dan manufaktur guna melancarkan pengiriman peralatan
pabrik dan bahan baku serta penyaluran hasil produksi ke pasar setelah pabrik beroperasi.
2.3.2 Perencanaan Transportasi
Divisi transportasi suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pengelolaan transportasi
(pengiriman barang) agar barang dapat samapi ke tempat tujuan dengan kondisi yang tepat,
waktu yang tepat, dan tempat tujuan yang tepat. Keterlambatan ataupun lebih cepat dari
waktu yang ditentukan akan mengakibatkan biaya semakin besar. Beberapa faktor yang harus
enjadi pertimbangan dalam transportasi suatu perusahaan/industri yaitu sebagai berikut
(Bowersox & Donald, 1996 : 57) :
a. Jumlah barang yang akan diangkut, sifat barang dan persyaratan kemasan barang,
b. Total biaya angkutan dan penentuan besarnya tarif angkutan,
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
6/12
6
c. Penentuan jenis alat angkutan yang tepat,
d. Penentuan rute/trayek, bongkar muat dan transshipment,
e. Jarak tempuh dan waktu perjalanan,
f. Keamanan barang, risiko kerusakan barang dan asuransi,
g. Dokumentasi dan administrasi pengiriman barang.
2.4 Routing dan Scheduling Dalam Transportasi
Penjadwalan (scheduling)dan pemetaan (routing) jalan merupakan salah satu aktifitas yang
sangat penting dalam transportasi barang dari perusahaan ke konsumen. Divisi transportasi
dalam suatu perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal penting yang
mempengaruhi kinerja pengiriman. Hal-hal tersebut antara lain :
a) Lama waktu untuk pembuatan order
b) Lama waktu untuk penerimaan order
c) Lama waktu untuk pemesanan armada milik perusahaan rekanan
d) Lama waktu untuk pembuatan dokumen/administrasi pengiriman
e) Lama waktu untuk persiapan barang
f) Lama waktu untuk muat/bongkar barang
2.4.1 Fungsi Routing dan Scheduling
Pada aktifitas pengiriman barang yang dibutuhkan adalah bagaimana mengirimkan barang-
barang sesuai dengan pesanan, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan
kondisi yang diminta. Dengan pembuatan routing dan scheduling dalam pengiriman barang
dapat membuat pengiriman tersebut menjadi lebih terencana, fokus, penggunaan armada
menjadi lebih optimal, barang yang dimuat dalam truk tidak overloaded, optimalisasi rute
yang dilalui. Routing dan scheduling menjadi keputusan operasional terpenting dalam
transportasi (pengiriman) barang. Karena routing dan scheduling mampu mengingkatkan
kinerja transportasi dalam hal ketepatan pengiriman dengan menggunakan armada
transportasi yang dibatasi. Metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusanrouting dan scheduling ini ada dua yaitu (Chopra & Meindl, 2001 : 285) :
1. Metode Savings Matrix
2. Metode Generalized Assignment
2.4.2 Metode Saving Matrix
Merupakan metode sederhana yang dapat diimplementasikan dan digunakan untuk
pengiriman ke pelanggan. Langkah-langkah dalam menggunakan metode ini yaitu :
a) Identifikasi distance matrix
b) Identifikasi savings matrix
c) Memberikan pelanggan kendaraan atau rute
d) Merangkai pelanggan dalam rute
Identifikasi dimulai dengan memberikan koordinat untuk masing-masing lokasi pelanggan
yang akan dituju dalam rangka pengiriman barang (pemenuhan order). Pemberian koordinat
ini digunakan untuk menggambarkan posisi dari masing-masing pelanggan yang akan dituju.
Metode yang digunakan penulis dalam merumuskan dan memecahkan masalah routing dan
scheduling di DESC Indonesia adalah dengan menggunakan metode saving matrix. Tujuan
digunakannya metode ini adalah untuk menentukan rute (trip) terbaik dengan
mempertimbangkan jumlah jarak yang dilalui, menentukan jumlah truk yang akan digunakan,
dan jumlah produk yang dimuat truk dalam pengiriman produk ke pelanggan (Modern
Trade/MT). Sebelum menggunakan truk (armada) dalam pengiriman produk Kimberly,
dilakukan evaluasi kinerja transporter yang selama ini bekerja sama dengan DESC Indonesia.
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
7/12
7
Hasil dari evaluasi kinerja didapatkan dedicated transporter yang khusus untuk melayanai
pengiriman DESC Kimberly Project. Lalu dilakukan perhitungan dengan menggunakan saving
matrixyang dikembangkan oleh Sunil Chopra dan Peter Meindl (2001 : 285). Saving matrix
merupakan perhitungan dengan menggunakan matriks dengan melakukan beberapa kali
iterasi agar didapat hasil berupa trip yang akan dilalui oleh dedicated transporter. Saving
matrix menghitung trip yang akan ditempuh dengan menggunakan koordinat x dan y sertadigunakan peta Jabodetabek dengan skala 1 : 70.000.
2.4.2.1 Identifikasi Distance Matrix
Langkah pertama yang dilakukan dalam metode savings matrix ini yaitu dengan cara
identifikasi jarak antar titik/lokasi yang akan dikunjungi. Misal jarak antara titik A dengan titik
B (Dist(A, B) dengan koordinat A (Xa,Ya) dan titik B pada koordinat (Xb,Yb). diolah dengan
menggunakan rumus :
2.4.2.2 Identifikasi Savings Matrix
Trip DCpelanggan xDC, dimulai di DC, mengunjungi pelanggan x, dan kembali lagi ke DC.
SavingsS(x,y) merupakan jarak aman jika trip DC pelanggan x DC dan DC pelanggan y
DC dikombinasikan menjadi DC - xyDC, dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
2.4.2.3 Memberikan pelanggan kendaraan atau rute
Pada langkah ini dilakukan pemberian rute yang akan dilalui untuk pengiriman barang ke
pelanggan. Perusahaan harus memutuskan rute mana saja dan pelanggan mana saja yangakan terbagi ke dalam 4 kelompok (karena hanya ada 4 truk). Hasil dari pembagian rute ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Saving Matrix
Langkah pertama mengkombinasikan saving paling tinggi yaitu 34, kombinasi ini antara truk
rute 6 dan 11. Kombinasi ini feasible (dapat dikerjakan) Karena jumlah unit dari kombinasi ini
yaitu 16 + 91 = 107 yang mana kurang dari 200 (kapasitas maksimum setiap truk). Saving
tertinggi berikutnya yaitu 33 dengan menambahkan customer 7 pada rute dengan customer 6.
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
8/12
8
Kombinasi ini feasible karena barang yang dimuat sebanyak 107 + 56 = 163, yang mana lebih
rendah dari 200.
Saving tertinggi lainnya yaitu 32 dengan menambahkan customer 10 ke rute 6 (kita tidak perlu
mempertimbangkan saving 32 dengan mengkombinasikan customer 7 dengan customer 11
karena keduanya sudah ada di rute 6). Hal ini, bagaimanapun tidak bisa dilakukan karenapenambahan customer 10 dengan jumlah pengiriman 47 unit dan apabila dijumlahkan akan
membuat overload pada armada yang digunakan. Saving tertinggi lainnya yaitu 29 dengan
menambahkan baik customer 5 atau 10 pada rute 6. Masing-masing hal ini infeasiblekarena
kapasitas kurang. Saving tertinggi lainnya yaitu 28 pada kombinasi rute 3 dan 4, yang mana
feasible. Hasilnya seperti pada tabel berikut ini :
2.4.2.4 Merangkai pelanggan dalam rute
Prosedur rangkaian rute dalam pengiriman yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek-aspek seperti :
a) Farthest insert, evaluasi kenaikan minimum jarak antar pelanggan dengan pelanggan baru
yang akan dikunjungi (pelanggan yang jauh).b) Nearest insert, evaluasi kenaikan minimum jarak antar pelanggan dengan pelanggan baru
yang akan dikunjungi (pelanggan yang dekat).
c) Nearest neighbor, prosedur penambahan pelanggan terdekat dengan titik terakhir yang
dikunjungi sampai semua pelanggan dikunjungi.
d) Sweep, prosedur ini hampir sama dengan Farthest Insert dan Nearest Insert.
2.5.2 Evaluasi biaya insertion bagi masing-masing pelanggan
Pada tahap ini digunakan rumus :
2.6 Key Performance Indicator (KPI)
Key Performance Indicator merupakan pengukuran yang quantifiable, yang merefleksikan
faktor-faktor suksesnya sebuah organisasi. KPI digunakan sebagai alat ukur perusahaan untuk
melihat apakah tujuan perusahaan selama ini telah tercapai atau belum. KPI dapat dihitung
berdasarkan aspek-aspek yang dapat dihitung. Dalam transportasi, aspek-aspek yang dapat
dihitung antara lain on-time delivery, on-time document return, transport cost, goods quantity.
Pengolahan/penghitungan data KPI dapat menggunakan software berbentuk Microsoft Excel
atau softwarematematika lainnya.
2.7 Tracking Monitoring
Tracking Monitoring merupakan metode sederhana dalam menentukan routing dan
scheduling pengiriman produk Kimberly. Tracking Monitoring dikembangkan oleh tim
transport DESC-Kimberly untuk menyusun rute dan jadwal armada mana saja yang digunakan
dan berapa banyak armada yang digunakan. Metode ini hanya menggunakan pengetahuan
umum dari tim transport DESC - Kimberly. Tim transport menyusun jadwal pengiriman dengan
menggunakan Mirosoft Excel sebagai alat untuk menyimpan data pengiriman produk untuk
area MT (Modern Trade)ataupun General Trade(GT).
III. MODEL PEMECAHAN MASALAH
3.1 Model Pemecahan Masalah
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
9/12
9
Metode yang digunakan penulis dalam merumuskan dan memecahkan masalah routing dan
scheduling di DESC Indonesia adalah dengan menggunakan metode saving matrix. Tujuan
digunakannya metode ini adalah untuk menentukan rute (trip) terbaik dengan
mempertimbangkan jumlah jarak yang dilalui, menentukan jumlah truk yang akan digunakan,
dan jumlah produk yang dimuat truk dalam pengiriman produk ke pelanggan (Modern
Trade/MT).
Sebelum menggunakan truk (armada) dalam pengiriman produk Kimberly, dilakukan evaluasi
kinerja transporter yang selama ini bekerja sama dengan DESC Indonesia. Hasil dari evaluasi
kinerja didapatkan dedicated transporter yang khusus untuk melayanai pengiriman DESC
Kimberly Project. Lalu dilakukan perhitungan dengan menggunakan savings matrix yang
dikembangkan oleh Sunil Chopra dan Peter Meindl (2001 : 285). Savings matrixmerupakan
perhitungan dengan menggunakan matriks dengan melakukan beberapa kali iterasi agar
didapat hasil berupa trip yang akan dilalui oleh dedicated transporter. Saving matrix
menghitung trip yang akan ditempuh dengan menggunakan koordinat x dan y serta digunakan
peta Jabodetabek dengan skala 1 : 70.000.
Gambar 3.1
Model Pemecahan Masalah
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis dan Pembahasan
4.1.1 Meminimalkan Total Jarak Rute dan Efisiensi Biaya
Berdasarkan hasil akhir perhitungan rute, didapatkan 4 rute dengan 2 jenis armada yaitu CD 4
dan CD 6. Terdapat beberapa pilihan dalam menentukan rute mana saja yang akan ditempuh
oleh armada transporter. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Rute 1 merupakan jarak terkecil adalah 13 dengan rute DC-1-2-DC dan ini merupakan rute
terbaik
Tabel 4.1
Rute 1 Berdasarkan saving matrix (dalam cm)
Rute Total jarak
DC-1-2-DC 13
DC-2-1-DC 13
b) Rute 3
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
10/12
10
Rute yang dapat ditempuh seperti berikut : Jarak yang terkecil adalah 121 dengan rute DC-
5-3-9-DC sehingga penulis memilih rute tersebut sebagai rute terbaik.
Tabel 4.2
Rute berdasarkan saving matrix rute 3 (dalam cm)
Rute Total Jarak
DC-3-5-9-DC 155
DC-3-9-5-DC 162
DC-5-9-3-DC 136
DC-5-3-9-DC 121
DC-9-5-3-DC 155
DC-9-3-5-DC 121
c) Rute 4
Rute yang dapat ditempuh seperti berikut : Jarak yang terkecil adalah 170 dengan rute DC-4-
7-8-DC sehingga penulis memilih rute tersebut sebagai rute terbaik.
Tabel 4.3
Rute berdasarkan saving matrix rute 4 (dalam cm)
RUTE TOTAL JARAK
DC-4-7-8-DC 170
DC-4-8-7-DC 218
DC-7-4-8-DC 218
DC-7-8-4-DC 172
DC-8-7-4-DC 170
DC-8-4-7-DC 172
d) Rute 6
Jarak yang ditempuh sebesar 26. Sehingga total jarak yang ditempuh berdasarkan saving
matrix adalah sebesar 26 + 170 + 121 + 13 = 330. Sedangkan total jarak yang ditempuh
berdasarkan analisis tracking monitoring tim transport DESC Kimberly dengan penggunaan
7 armada adalah sebesar :
Tabel 4.4
Rute berdasarkan tracking monitoring (dalam cm)
Rute Total Jarak
DC-8-DC 114
DC-6-DC 52
DC-4-7-DC 164
DC-4-DC 154
DC-1-DC 12
DC-5-2-DC 60
DC-9-DC 41
TOTAL 597
Total jarak yang ditempuh berdasarkan analisis tim transport yaitu sebesar 114 +52 + 164
+ 154 + 12 + 60 + 41 = 597.
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
11/12
11
4.1.2 Efisiensi Biaya Subkontrak
Besarnya biaya subkontrak dengan menggunakan saving matrix adalah sebagai berikut : Biaya
subkontrak CD 4 = Rp. 412.500,-
Biaya subkontrak CD 6 = Rp. 467.500,-
Biaya total saving matrix = (2 * 412.500) + (2 * 467.500) = Rp. 1.760.000,-
Sedangkan besarnya biaya subkontrak dengan menggunakan tracking monitoring yaitu Rp.
2.997.500,-. Tabel 5.24 memperlihatkan perbedaan antara hasil routing dan scheduling antara
analisis saving matrix dan tracking monitoring seperti berikut :
Tabel 4.5
Perbedaan Saving Matrix dan Tracking Monitoring
Metode Armada yang digunakan Biaya Subkontrak Jarak Tempuh
Tracking Monitoring 5 CD 4 dan 2 CD 6 Rp.2.997.500,- 597
Saving matrix 2 CD 4 dan 2 CD 6 Rp.1.760.000,- 330
Berdasarkan perhitungan tersebut, DESC dapat meminimalkan biaya subkontrak apabila
menggunakan saving matrix. Perusahaan dapat menghemat sebesar 2.997.500 1.760.000 =
Rp. 1.237.500,- dan perusahaan pun dapat memperkecil jarak tempuh yaitu sebesar 597330
= 267 (dalam cm) atau sebesar 267 * 70.000 = 18.690.000 cm = 186,9 km. Angka 70.000
merupakan skala dalam peta yang digunakan oleh penulis yaitu 1 : 70.000. Metode Armada
yang digunakan Biaya Subkontrak Jarak Tempuh Tracking Monitoring 5 CD 4 dan 2 CD 6 Rp.
2.997.500,-. 597 Saving Matrix 2 CD 4 dan 2 CD 6 Rp. 1.760.000,- 330
Tabel 4.6
Efisiensi Rute dan Biaya Subkontrak
Efisiensi Rute Efisiensi Biaya
186,9 km Rp.1.237.500,-
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan pada bab
sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Routing dan Scheduling dengan menggunakan metode saving matrix yaitu
menggunakan 4 armada (2 unit CD 4 dan 2 unit CD 6) dengan terdiri dari 4 rute yaitu :
a) DC-Toko1-Toko2-DC
Jarak yang ditempuh adala 13 cm (dalam skala peta 1 : 70.000). Total produk yang
dimuat yaitu 8,62 + 0,76 = 9,38 m3 (jenis truk CD 6).
b) DC-Toko5-Toko3-Toko9-DC
Jarak yang ditempuh adala 121 cm (dalam skala peta 1 : 70.000). Total produk yang
dimuat yaitu 0,86 + 0,36 + 1,62 = 2,84 m3 (jenis truk CD 4).
c) DC-Toko4-Toko7-Toko8-DC
Jarak yang ditempuh adala 178 cm (dalam skala peta 1 : 70.000). Total produk yang
dimuat yaitu 4,36 + 0,83 + 0,14 = 5,33 m3 (jenis truk CD 4).
d) DC-Toko6-DC.
Jarak yang ditempuh adala 26 cm (dalam skala peta 1 : 70.000). Total produk yang
dimuat yaitu 6,09 m3 (jenis truk CD 6).
-
7/22/2019 Analisis Routing Dan Scheduling
12/12
12
2. Total jarak yang ditenpuh dengan menggunakan saving matrix adalah sebesar 330 dalam
cm atau 330 * 70.000 = 23.100.000 cm = 231 km. Lebih kecil dibandingkan dengan total
jarak yang ditempuh dengan menggunakan tracking monitoring yaitu sebesar 597 dalam
cm atau 597 * 70.000 = 41.790.000 cm = 417,9 km.
3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, saving matrix menghasilkan rute sebanyak
4 rute dengan efisiensi sebesar 186,9 km dan biaya subkontrak sebesar Rp. 1.760.000,-
lebih efisien dibandingkan dengan perhitungan dengan menggunakan tracking monitoring
yang menghasilkan 7 rute dan biaya subkontrak sebesar Rp. 2.997.500,-. Efisiensi biaya
subkontrak sebesar Rp. 1.237.500,-.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. DESC Indonesia melakukan inovasi secara terus menerus dan evaluasi dalam
mengoptimalkan penggunaan biaya transportasi. Salah satu caranya adalah denganmenggunakan saving matrix agar dapat menghemat biaya pengeluaran perusahaan,
sehingga perusahaan akan lebih banyak mendapatkan keuntungan untuk terus
mengembangkan bisnis rantai pasok.
2. Penggunaan armada milik transporter yang seefisien mungkin sehingga tidak terjadi
pembengkakan biaya transportasi perusahaan.
3. Perlunya dedicated transporter dalam setiapproject yang dilakukan oleh DESC Indonesia.
Hal ini berguna untuk meminimalisir kemungkinan transporter yang susah diatur, kinerja
buruk, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bowersox. Donald J. Dan Closs David J.(1996). Supply Chain Logistic Management. Second
Edition. Mc Graw-Hill (Education) Company Inc. New York
Bergmann, R dan Rawlings, C. (1998). Transport Management. Future direction: redefining the
role of transport. In Gattorna, et all. (Eds). Strategic Supply Chain Aligment: Best
Practice in Supply Chain Management. Gower, pp. 367380.
Chopra S dan Meindl, P. (2001). Supply Chain Management : Strategy, Planning, and
Operations. New Jersey: Prentice Hall.
Hiller, Frederick. S. & Lieberman, Gerald. J. 1990. Introduction To Operation Research.
McGraw-Hill International Education.
Nazir, Moh. 1983. Metodologi Penelitian. Darussalam:Balai Aksara dan Yudhistira
Salim, H.A. Abbas. 1997 Manajemen Transportasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pujawan Nyoman. I. (2005). Supply Chain Management. Cetakan Pertama. Guna Wijaya.
Surabaya.
Woodward, H. Frank. 1985. Manajemen Transpor. Terjemahan oleh P. Hadinoto. Jakarta: Bina
Print.
Porter, 1996:http://www.fas.usda.gov/info/factsheets/ china/distribution.html
Wiliam Severini, 2002 : http://www.raleighnc.gov/portal/server.pt/gateway
http://www.fas.usda.gov/info/http://www.fas.usda.gov/info/http://www.fas.usda.gov/info/